SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
Download to read offline
KUR 2013

OLEH : RAHMANU ALI JUWONO, SH., M.Si
SMK TARUNA BAKTI

1
Waktu : 6 x 45 Menit
(Keseluruhan KD)
Topik:

Memahami sistem
hukum dan
peradilan nasional
dalam lingkup NKRI

Kompetensi Dasar :
5.1. Mendeskripsikan pengertian sistem
hukum dan peradilan nasional.
5.2. Menganalisis peranan lembagalembaga peradilan.
5.3. Menunjukkan sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
5.4. Menganalisis upaya pemberantasan
korupsi di Indonesia
5.5. Menampilkan peran serta masyarakat
dalam penegakan hukum
2
Waktu : 4 x 45 Menit
Topik:

Memahami sistem hukum dan peradilan
nasional

Kopetensi Inti :
5.1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya
3
(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan :
Kompetensi Dasar :
5.1. Siswa memahami sistem hukum dan
peradilan nasional.
5.2. Siswa dapat menganalisis peranan lembagalembaga peradilan.
5.3. Siswa dapat menunjukkan sikap yang sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku
5.4. Siswa dapat menganalisis upaya pemberantasan
korupsi di Indonesia
5.5. Siswa dapat menampilkan peran serta masyarakat
dalam penegakan hukum
4
Sistem
Hukum

Sistem Hukum

1. Mr. E.M. Meyers
2. E. Utrecht, SH
3. S.M Amin, SH. dll

Tujuan Hukum
Sumber Hukum

SISTEM
HUKUM DAN
PERADILAN
NASIONAL

1.
2.
3.
4.
5.

Undang-undang
Kebiasaan
Yurisprudensi
Traktat
Doktrin

Penggolongan
Hukum

Peradilan Nasional

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Wujud
Ruang
Waktu
Pribadi
Isi
Tugas & Fungsi

1.
2.
3.
4.
5.

P. Umum
P. Agama
P. Militer
P. T. Ush Negara
M. Konstitusi
5
1. Sistem Hukum & Peradilan Internasional
a. Pengertian Sistem
Kata “sistem” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
mengandung arti susunan kesatuan-kesatuan yang masingmasing tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi berfungsi
membentuk kesatuan secara keseluruhan.

Unsur-unsur dalam sistem mencakup :
•
•
•
•
•

Seperangkat komponen, elemen, bagian.
Saling berkaitan dan tergantung.
Kesatuan yang terintergrasi.
Memiliki peranan dan tujuan tertentu.
Interaksi antar sistem membentuk sistem lain yang
lebih besar.
6
b. Pengertian Hukum
1. Prof. Mr. E.M. Meyers, hukum adalah semua aturan yang
mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah
laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi
penguasa negara dalam melaksanakan tugasnya.
2. Leon Duguit, hukum adalah aturan tingkah laku anggota
masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu
diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari
kepentingan bersama & yang pelanggaran terhadapnya akan
menimbulkan reaksi bersama terhadap pelakunya.
3. Drs. E. Utrecht, S.H., hukum adalah himpunan peraturan (perintah
dan larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan
karenya harus ditaati oleh masyarakat itu.

7
Lanjutan ……………….

Unsur-unsur Dalam Pengertian Hukum :
• Peraturan mengenai tingkah laku manusia
dalam pergaulan masyarakat ;
• Peraturan itu diadakan oleh badan-badan
resmi yang berwenang;
• Peraturan itu bersifat memaksa;dan
• Adanya sanksi yang tegas terhadap
pelanggaran peraturan tersebut.

Bertolak dari pengertian sistem & hukum yang telah
dikemukakan di atas, yang dimaksudkan dengan sistem hukum
adalah satu kesatuan hukum yang berlaku pada suatu negara
tertentu yang dipatuhi dan ditaati oleh setiap warganya.
8
c. Tujuan Hukum
Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Tujuan
dibuatnya hukum menurut sebagian pakar adalah sbb :
No

Tokoh/ Pakar

Pendapat Yang Dikemukakan

1.

Subekti, S.H.

Hukum itu mengabdi pada tujuan negara, yang
mendatangkan atau ingin mencapai kemakmu-ran dan
kebahagiaan pada rakyatnya.

2.

Van Apeeldoorn

Mengatur pergaulan oleh hukum dengan melin-dungi
kepentingan-kepentingan hukum manusia tertentu,
(kehormatan, kemerdekaan jiwa, harta benda) dari
pihak yang merugikan.

3.

Y. Van Kant

Tujuan hukum adalah untuk menjaga
kepentingan tiap-tiap manusia tidak diganggu.

4.

Geny

Hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai
keadilan. Sebagai unsur keadilan, ada kepenti-ngan
daya guna dan kemanfaatan.

agar

9
d. Sumber Hukum
Sumber hukum adalah segala yang menimbulkan aturan yang
mempu-nyai kekuatan memaksa, yakni aturan-aturan yang
pelanggarannya dikenai sanki yang tegas dan nyata. Sumber
hukum dibedakan antara sumber hukum “material” dan
sumber hukum “formal” .

Macam-macam Sumber Hukum :
1. Undang-undang,
2. Traktat,
3. Kebiasaan (hk tidak tertulis),
4. Doktrin, dan
5. Yurisprudensi,
10
Lanjutan ……………….

Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan
(TAP MPR No. III/MPR/2003)
Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan, merupakan
pedoman pembuatan aturan hukum di bawahnya. Tata
urutan peraturan perundang-undangan Indonesia adalah
sebagai berikut :
1. Undang-undang Dasar 1945 ;
2. Undang-undang (perpu);
3. Peraturan Pemerintah ;
4. Peraturan presiden ;
5. Peraturan Daerah; dan

11
Penugasan Praktik Kewarganegaraan

1

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Sistem Hukum,
dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan sbb :

1. Tuliskan pengertian hukum berdasarkan pendapat para ahli yang
anda ketahui dan berikan intisari pendapatnya !
No

Tokoh Hukum

Intisari Pendapat

1

…………………………………………………

……………………………………………………

2

…………………………………………………

……………………………………………………

3

…………………………………………………

……………………………………………………

2. Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa, oleh sebab itu
perlu dibuat tujuan hukum. Berikan pendapat dari tokoh ybs. !
Prof. Subekti, S.H.

Prov. Y. Van Kant

3. Berikan tanggapan penjelasan, mengapa setiap warga negara di
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara harus berpedoman
pada hukum/aturan ! ................................................................................
12
e. Penggolongan Hukum
Wujud

Tertilis
Tidak Tertulis

Tempat berlakunya
Ius Contitutum
Waktu

Nasional
Internasional

Asing
Gereja

Ius Contituendum
Satu Golongan

Hukum Alam

Hukum

Pribadi

Publik

Hk. Tata
Negara
Hk. Adm.
Negara
Hk. Pidana
Hk. Acara

Isi

Hk. Perorangn
Hk. Keluarga

Privat/Perdat
a
Tugas
dan
Fungsi

Semua
Golongan
Antar Gol.

Material

Hk. Kekayaan
Hk. Waris
Pidana Formal

Formal
Perdata Formal

13
f. Sanksi Hukum
Macam-macam sanksi Pidana (Pasal 10 KUHP) :
1. Hukuman Pokok, yang terdiri dari :
a. Hukuman Mati
b. Hukuman Penjara, yang terdiri dari :
1) Hukuman seumur hidup
2) Hukuman sementara waktu (setinggi-tingginya 20
tahun dan
sekurang-kurangnya 1 tahun)
c. Hukuman Kurungan (setinggi-tingginya 1 tahun dan
sekurangkurangnya 1 hari).
2. Hukuman Tambahan, yang terdiri dari :
a. Pencabutan hak-hak tertentu.
b. Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu.
c. Pengumuman keputusan hakim.
14
g. Perbedaan Hukum Pidana Dan Perdata
Hukum Pidana, pelanggar hukum pada umumnya
segera disikapi oleh pengadilan setelah menerima
berkas polisi yg mengadakan penyelidikan dan
penyidikan. Tindakan Pidana (delik) disengaja disebut
delik doloes, & yg tidak sengaja disebut delik coelpa.
BERDASARKAN
ISI

Hukum Perdata, pelanggar hukum perdata baru dapat
disikapi oleh pengadilan setelah ada pengaduan dari pihak
yang merasa dirugikan. Di sini, ada pihak yg mengadu
(penggugat) dan pihak yang diadukan (tergugat).
15
Penugasan Praktik Kewarganegaraan

1

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Penggolongan Hukum,
Sanksi Hukum dan Perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata,
dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan atau pernyataan
setelah menyimak wacana (hal 53 – 54) sebagai berikut :
1. Jelaskan, apa yang mendasari pemikiran penulis dengan judul
“Hukuman Mati Bukan Solusi Tapi Problem” !
2. Menurut pendapat anda, sudah benarkah negara Indonesia
menerapkan hukuman mati bagi mereka yang bersalah (seperti
terhadap kasus Tibo Cs. di Poso). Berikan alasan !
3. Tuliskan bagaimana proses peninjauan kembali (PK) oleh
Mahkamah Agung dan pemberian grasi oleh Presiden !
4. Berikan tanggapan, bagaimana yang seharusnya dilakukan oleh
Pengadilan di Indonesia dengan telah diratifikasinya penghormatan terhadap hak asasi manusia terhadap kasus Tibo Cs.
yang dihukum mati !.
16
h. Peradilan Nasional
Pasal 1 UU No. 4/2004, bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan
oleh MA dan badan peradilan di bawahnya dalam lingkungan ;
Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, Peradilan
Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
Mahkamah
Agung

Pengadilan Tinggi
Umum/Sipil

Pengadilan
Tinggi

Pengadilan Tinggi
Militer

Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara

Pengadilan Negeri
Umum/Sipil

Pengadilan
Negeri

Pengadilan
Militer

Pengadilan
Tata
Usaha Negara

17
Waktu : 2 x 45 Menit
Standar Kompetensi :
Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum
dan peradilan nasional
Kompetensi Dasar :
5.2. Menganalisis peranan
lembaga-lembaga
Peradilan
5.3. Menunjukkan sikap yg
sesuai dengan ketentuan hukum yg berlaku
18
(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan :






Menguraikan fungsi pengadilan negeri, tinggi dan MA.
Mendeskripsikan tugas dan kewenangan pengadilan
negeri, tinggi dan MA.
Menganalisis wewenang dan kewajiban Mahkamah
Konstitusi.
Mendeskripsikan dengan memberi contoh bentuk
sikap terbuka, objektif atau rasional, dan
mengutamakan kepentingan umum

19
Fungsi
Tugas

Pengadilan Negeri

Wewenang
Fungsi

Pengadilan Tinggi

Tugas
Wewenang

Peranan LembagaLembaga Peradilan

Fungsi/Tugas

Mahkamah Agung
Wewenang

Wewenang

Mahkamah Konstitusi
Kewajiban
20
Dasar Hukum Lembaga
Peradilan












Pancasila (sila ke 5)
UUD 1945 bab IX Ayat (2,3)
UU RI No.31 Th 1997 tentang peradilan militer
UU RI No 24 th 2003 tentang Mahkamah Konstitusi
UU RI No 4 Th 2004 tentang kekuasaan kehakiman
UU RI No.5 Th 2004 tentang Mahkamah Agung
UU RI No.8 Th 2004 tentang peradilan umum
UU RI No.9 Th 2004 tentang PTUN

21
2. Peranan Lembaga-lembaga Peradilan
a. Pengadilan Negeri (Tingkat Pertama)
Fungsi pengadilan negeri adalah memeriksa tentang sah atau
tidaknya suatu penangkapan atau penaha-nan yg diajukan
oleh tersangka, keluarga atau kuasanya kpd Ketua Pengadilan
dengan menyebutkan alasan-alasannya.
Tugas dan wewenang pengadilan negeri adalah
memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana
dan perdata di tingkat pertama.

Tindak pidana yg pemeriksaannya hrs didahulukan, yaitu :
Korupsi, Terorisme, Narkotika/psikotropika, Pencucian
uang, atau yang ditentukan oleh UU dan perkara yang
terdakwanya berada di dalam Rumah Tahanan Negara.

22
Lanjutan ……………….

Tugas dan kewenangannya, mencakup :
• Menyatakan sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian
penyelidikan, atau penghentian tuntutan.
• Tentang ganti kerugian dan/atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkaranya
dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan.
• Memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang hukum kepada
instansi Pemerintah di daerahnya, apabila diminta.
• Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim,
Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita di daerah hukumnya.
• Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan dan menjaga agar
peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.
• Memberikan teguran dan peringatan yg dipandang perlu dng tidak mengurangi
kebebasan Hakim dlm memeriksa & memutus perkara.
• Melakukan pengawasan atas pekerjaan notaris di daerah hukumnya, dan
melaporkan hasil pengawasannya kepada Ketua Pengadilan Tinggi, Ketua
Mahkamah Agung, dan Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya meliputi
jabatan notaris.
23
b. Pengadilan Tinggi (Tingkat Kedua)
Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibukota Provinsi, dan
daerah hukumnya meliputi wilayah Provinsi (Pengadilan
Tingkat Banding).

Fungsi Pengadilan Tinggi adalah.
• Menjadi pemimpin bagi pengadilan-pengadilan Negeri di
dalam daerah hukumnya.
• Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di
dalam daerah hukumnya dan menjaga supaya peradilan itu
diselesaikan dengan seksama dan sewajarnya.
• Mengawasi dan meneliti perbuatan para hakim pengadilan
negeri di daerah hukumnya.
• Untuk kepentingan negara dan keadilan, Pengadilan Tinggi
dpt memberi peringatan, teguran, & petunjuk yg dipandang
perlu kepada Pengadilan Negeri dalam daerah hukumnya.
24
Lanjutan ……………….

Wewenang Pengadilan Tinggi adalah :
• Mengadili perkara yang diputus oleh pengadilan
negeri dalam daerah hukumnya yang dimintakan
banding.
• Berwenang untuk memerintahkan pengiriman
berkas-berkas perkara dan surat-surat untuk
diteliti dan memberi penilaian tentang
kecakapan dan kerajinan para hakim.

25
3. Mahkamah Agung (Tingkat Kasasi)
Daerah hukum MA meliputi seluruh Indonesia dan kewajiban
utamanya adalah melakukan pengawasan tertinggi atas tindakantindakan segala pengadilan lainnya diseluruh Indonesia, dan
menjaga/menjamin agar hukum dilaksanakan dengan sepatutnya.

Tugas atau Fungsi Mahkamah Agung :
• Melakukan pengawasan tertinggi thd penyelenggaraan peradilan di
semua lingkungan peradilan dlm menjalankan kekuasaan kehakiman.
• Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim disemua lingkungan peradilan dalam menjalankan tugasnya.
• Mengawasi dengan cermat semua perbuatan-perbuatan para hakim
di semua lingkungan peradilan.
• Untuk kepentingan negara dan keadilan Mahkamah Agung memberi
peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu baik dengan
surat tersendiri, maupun dengan surat edaran.
26
Lanjutan ……………….

Wewenang Mahkamah Agung :
• Memeriksa dan memutus permohonan kasasi, (terhadap putusan
Pengadilan Tingkat Banding atau Tingkat Terakhir dari semua
Lingkungan Peradilan),
• Memeriksa dan memutus sengketa tentang kewenangan mengadili,
• Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali putusan
Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,
• Menguji secara materiil hanya terhadap peraturan perundangundangan di bawah undang-undang,
• Meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis
peradilan dari semua Lingkungan Peradilan,
• Memberi teguran, atau peringatan yang dipandang perlu kepada
Pengadilan di semua Lingkungan Peradilan, dengan tidak mengurangi
kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutus perkara.
• Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali pada tingkat
pertama dan terakhir atas putusan Pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.
27
Lanjutan ……………….

Dalam hal kasasi, yg menjadi wewenang MA,dikarenakan :
• Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang,
• Salah menerapkan atau karena melanggar hukum yang berlaku,
• Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya
putusan yang bersangkutan.

Permohonan kasasi, dapat
dilakukan dalam perkara :
• Perdata
• Pidana

Asas-asas penuntutan bagi
seseorang yang dianggap
bersalah,

• Asas Opportunitas

• Asas Legalitas
28
d. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi sesuai UU No. 24/2003, memiliki
wewenang dan kewajiban :
• Wewenang, mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final untuk menguji UU terhadap
UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus
pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan
Pemilihan Umum.
• Kewajiban, yaitu memberi putusan atas pendapat DPR
mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil
Presiden menurut UUD 1945.
29
e. Pengadilan Tata Usaha Negara
-

30
e. Sikap Sesuai Ketentuan Hukum


Sikap Terbuka
Contoh : Mau mengatakan benar atau salah, dan
berupaya selalu jujur dalam memahami ketentuan
hukum.



Sikap Obyektif/Rasional
Contoh : sanggup menyatakan ya atau tidak dalam
ketentuan hukum dengan segala konsekuensinya.



Sikap Mengutamakan Kepentingan Umum
Contoh : Merelakan tanah atau bangunan diambil
pemerintah untuk kepentingan sarana jalan atau
jembatan.
31
Penugasan Praktik Kewarganegaraan

2

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Peradilan
Nasional, lakukan Strategi Pembelajaran dengan Penugasan
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
atau Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis.
Langkah-langkah :
1. Bentuk kelompok dengan anggotanya antara 3 – 4 orang.
2. Diberikan “wacana” atau kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
3. Setiap kelompok bekerja sama saling membacakan &
menemukan ide pokok serta memberi tanggapan terhadap
wacana/kliping, dan ditulis pada lembar kertas.
4. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.
5. Buatlah kesimpulan bersama.
6. Penutup.
32
Waktu : 2 x 45 Menit
Standar Kompetensi :
Menampilkan sikap positif terhadap sistem
hukum dan peradilan nasional
Kompetensi Dasar :
2.4. Menganalisis upaya pemberantasan
korupsi di Indonesia
2.5. Menampilkan peran serta dalam
upaya pemberantasan korupsi di
Indonesia
33
(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan :






Menguraikan pengertian korupsi dan persepsi
masyarakat tentang korupsi.
Menganalisis fenomena korupsi di Indonesia.
Mendeskripsikan upaya pemberantasan korupsi di
Indonesia.
Menampilkan sikap peran serta masyarakat dalam
pemberantasan korupsi di Indonesia.

34
Pengertian Korupsi

Gambaran Umum Korupsi
Persepsi Masyarakat

Korupsi
DI
Indonesia

Fenomena Korupsi
Upaya Pencegahan

Upaya Penindakan

Peran Serta Upaya
Pemberantasan

Upaya Edukasi Masyarakat
Upaya Edukasi LSM
35
3. Upaya Pemberantasan Korupsi
a. Pengertian Korupsi
Kata “korupsi” mrp penyelewengan atau penggelapan (uang negara
atau perusahaan) dsb. untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
Perbuatan korupsi selalu mengandung unsur “penyelewengan” atau
“ketidak jujuran”.

Kolusi, adalah permufakatan

atau kerja sama secara melawan
hukum antar penyelenggaraan
negara atau antara
penyelenggara negara dan lain
yang merugikan orang lain,
masyarakat dan atau negara.

Nepotisme, adalah setiap

perbuatan penyelenggara
negara secara melawan hukum
yang menguntungkan
kepentingan keluarga dan atau
kroninya di atas kepentingan
masyarakat bangsa dan negara.

36
Lanjutan ……………….

Pengertian Gratifikasi Menurut Penjelasan
Pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001






Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian
uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa
bunga, tiket perjalanan,fasilitas penginapan, perjalanan
wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri
maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan
menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana
elektronik.
Pengecualian, yaitu sesuai Pasal 12 C ayat (1) :
 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12B
ayat (1) tidak berlaku, jika penerima melaporkan
gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
37
b. Gambaran Umum Korupsi
Tuntutan masyarakat untuk megakkan supremasi hukum dan pemberantasan KKN, dituangkan dalam TAP MPR No.IV/MPR/1999 dan UU
No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas
dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Beberapa
contoh
kasus :

 Beberapa perusahaan dan pejabat Indonesia
yang menerima suap dari perusahaan Jepang
sehingga mampu memenangkan proyek
milyaran yen (Media Indonesia, 15/10/1999),
 Berdasarkan audit Price Waterhouse Cooper
(PWC), terdapat in-efisiensi di Pertamina sejak
1 April 1996 s.d. 31 Maret 1998 sebesar US $
6,1 milyar (Kompas, 20/7/1999).
38
Lanjutan ……………….

Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2004
Transparency International
Rank

Negara

IPK

Rank

Negara

IPK

1

Finlandia

9,7

47

Korea Selatan

4,5

2

New Zealand

9,6

50

Suriname

4,3

3

Denmark

9,5

66

Thailand

3,6

4

Islandia

9,5

70

Srilanka

3,5

5

Singapura

9,3

71

China

3,4

6

Swedia

9,2

72

Saudi Arabia

3,4

7

Swiss

9,1

92

India

2,8

8

Norwegia

8,9

103

Papua N. Guinea

2,6

9

Australia

8,8

104

Philipina

2,6

16

Hongkong

8,0

106

Vietnam

2,6

24

Jepang

6,9

132

Pakistan

2,1

30

Uni Emirat Arab

6,1

137

Indonesia

2,0

35

Taiwan

5,6

143

Myanmar

1,7

39

Malaysia

5,0

145

Bangladesh

1,5
39
Lanjutan ……………….

Praktek-praktek Korupsi Dalam
Urusan Bisnis











Ijin-ijin usaha (ijin domisili, ijin usaha, ijin ekspor, angkut
barang, ijin bongkar muat barang, dll.).
Pajak (restitusi pajak, penghitungan pajak, dispensasi
pajak).
Pengadaan barang dan jasa pemerintah (prosedur tender,
penunjukan langsung, mark up dll.).
Proses pengeluaran dan pemasukan barang di pelabuhan
(bea cukai).
Pungutan liar oleh oknum polisi, imigrasi, tenaga kerja.
Proses pembayaran termin proyek dari KPPN.

40
Lanjutan ……………….

AKTOR PELAKU KORUPSI

Korupsi pada Januari - Agustus 2004

Tidak kurang
dari 2,7 triliun
rupiah uang
negara yang
dikorupsi pada
tahun 2004
(Lap. Cawu II
ICW).
41
c. Persepsi Masyarakat Tentang Korupsi
1. Kelompok mahasiswa sering menanggapi masalah
korupsi dengan protes-protes terbuka. Mereka sangat
sensitif terhadap perbuatan korup dan yang merugikan
negara dan masyarakat luas.
2. Pada umumnya, mereka masih memiliki idealisme tinggi
dan berfikir jauh kedepan.
3. Kritik-kritik mahasiswa, pada umumnya karena faktor
ketidak puasan dan kegelisahan psikologis (psychological
insecurity). Tema-tema demonstrasi sering mengangkat
permasalahan “penguasa yang korup” dan “derita
rakyat”.
42
d. Fenomena Korupsi di Indonesia
Pada kehidupan masyarakat yang mengalami proses
perubahan, selalu muncul kelompokkelompok sosial baru
yang ingin berpartisipasi dalam bidang politik, namun
sesungguhnya banyak diantara mereka yang tidak mampu.
Di lembaga-lembaga politik, mereka
(politikus instan) sering hanya ingin
memuaskan ambisi pribadinya
dengan dalih “kepentingan rakyat”.
Tapi tidak jarang diantara mereka
sering terjebak pada ambisi pribadi
dan kepentingan kelompok tertentu.
43
Lanjutan ……………….

Sebagai akibatnya, terjadilah hal-hal berikut :
• Munculnya “oknum” pemimpin yang lebih mengedepankan
kepentingan-kepentingan pribadi daripada kepentingan umum,
sehingga kesejahteraan umum mudah dikorbankan. Lembagalembaga politik cenderung dimanipulir oleh oknum-oknum
pemimpinnya.
• Pada sebagian oknum pemimpin politik, partisipan dan
kelompoknya, berlomba-lomba untuk mencapai “obyek politik”
dalam bentuk keuntungan materiil, sehingga terjadi
“kehampaan motivasi perjuangan”.
• Terjadilah erosi loyalitas kepada bangsa dan negara, karena
lebih menonjolkan dorongan pemupukan harta kekayaan dan
kekuasaan. Jadi, mulailah penampilan pola tingkah laku yang
korup.
44
Lanjutan ……………….

Penyebab Utama Korupsi di Indonesia










Lemahnya komitmen dan
konsistensi penegakan hukum;
Rendahnya integritas dan
profesio-nalisme ;
Adanya peluang di lingkungan
kerja, karena jabatan dan
lingkungan masyarakat;
Merasa selalu kurang dalam
memperoleh penghasilan (gaji
PNS);
Sikap yang tamak, lemah iman,
kejujuran dan rasa malu.

Segitiga Korupsi
Dorongan

Kesempatan

Rasionalisasi

45
e. Upaya Pemberantasan Korupsi

1) Upaya Pencegahan, antara lain :
 Para pemimpin dan pejabat selalu dihimbau untuk
memberikan keteladanan, dengan mematuhi pola hidup
sederhana, dan memiliki rasa tanggungjawab sosial yang
tinggi.
 Menanamkan aspirasi, semangat dan spirit nasional yang
positif dengan mengutamakan kepentingan nasional,
kejujuran serta pengabdian pada bangsa dan negara
melalui sistem pendidikan formal, non formal dan
pendidikan agama.
 Melakukan sistem penerimaan pegawai berdasarkan
prinsip achievement atau keterampilan teknis dan tidak
lagi berdasarkan norma ascription yang dapat membuka
peluang berkembangnya nepotisme.
46
Lanjutan ……………….

Rencana Aksi Nasional (RAN)
Pemberantasan Korupsi






Pencanangan sebuah Rencana Aksi Nasional yang efektif,
terpadu, dan menyeluruh (national integrity system) dalam
mencegah dan memberantas korupsi dengan melibatkan
seluruh komponen bangsa (masyarakat madani, swasta,
eksekutif, legislatif, yudikatif, media dan pemuka agama)
RAN diharapkan dapat mengidentifikasi gap antara
Konvensi PBB menentang Korupsi dan situasi dalam negeri
saat ini.
Dalam pencanangan RAN pada tanggal 9 Desember 2004,
Presiden mengeluarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2004
tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
47
2) Upaya Penindakan, antara lain :

UU No. 30/2002 merupakan amanat dari UU No.
31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi pasal 43 yang mengatakan perlu dibentuk
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
melalui Undang-Undang sehingga lahirlah …….

48
Lanjutan ……………….

Strategi Penindakan Kasus Ditangani Sendiri
Oleh KPK & Yang & Dilimpahkan
a. Tahap Putusan Pengadilan Tipikor dan Sekarang Kasasi
 Kasus pembelian tanah yang merugikan Keuangan
Negara Rp10M lebih, atas nama Tersangka M.H. (Kabag.
Keu Ditjend Hubla) dan T.W. (mantan Sekditjen Hubla,
masing-masing diputuskan 8 dan 7 tahun Penjara;
 Tahap Penuntutan

b.

c.
d.
e.
f.

 KPU (MWK)
Tahap Penyidikan
 Kasus PLCC Pertamina
 Kasus di KPU (Buku Panduan, Asuransi Kecelakaan)
 Penjualan aset negara (indosat)
Dilimpahkan ke Kepolisian dan Kejaksaan
Dihentikan Penyelidikannya
Pending
Tahap Penyelidikan – Pengumpulan alat bukti
49
Lanjutan ……………….

Beberapa contoh penanganan kasus & penindakan
yg sudah dilakukan oleh pemerintah melalui KPK :
• Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2
Merk Ple Rostov Rusia milik Pemda NAD (2004).
• Dugaan korupsi dalam pengadaan Buku dan Bacaan SD,
SLTP, yang dibiayai oleh Bank Dunia (2004),
• Dugaan penyalahgunaan jabatan oleh Kepala Bagian Keuangan Dirjen Perhubungan Laut dalam pembelian tanah yang
merugikan keuangan negara Rp10 milyar lebih. (2004),
• Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipment
dan placement deposito dari BI kepada PT Texmaco Group
melalui Bank BNI (2004).

50
Lanjutan ……………….
Kasus Pembelian Helikopter
MI-2 merk PLC (Rusia) dgn
terdakwa A.P. (Gub. NAD).
 Putusan
PN = divonis 10 tahun, denda
Rp 500 jt & membayar uang
pengganti Rp 3,683 M
PT = divonis 10 tahun, denda
Rp 500 jt & membayar uang
pengganti Rp 3,683M
MA = divonis 10 tahun, denda
Rp 500 jt & membayar uang
pengganti Rp 6,4 M


Contoh
Kasus
Korupsi
Yang telah
diputuskan
Pengadilan

51
3) Upaya Edukasi Masyarakat, antara lain :
1. Memiliki rasa tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik
dan kontrol sosial, terkait dengan kepentingan-kepentingan publik,
2. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh, karena hal ini justru
akan merugikan masyarakat itu sendiri,
3. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan, terutama yang
dilaksanakan oleh pemerintahan desa, kecamatan dan seterusnya
sampai tingkat pusat/nasional,
4. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang
penyeleng-garaan pemerintahan negara dan aspek-aspek
hukumnya,
5. Mampu memposisikan diri sebagai subyek pembangunan dan
berperan aktif dalam setiap pengambilan keputusan untuk
kepentingan masyarakat luas.
52
4) Upaya Edukasi Masyarakat, antara lain :
Indonesia Corruption Watch atau disingkat ICW adalah sebuah
organisasi non-pemerintah (NGO) yang mempunyai misi untuk
mengawasi dan melaporkan kepada publik mengenai aksi korupsi
yang terjadi di Indonesia. ICW memiliki komitmen untuk
memberantas korupsi melalui usaha-usaha pemberdayaan rakyat
untuk terlibat/berpartisipasi aktif melakukan perlawanan
terhadap praktek korupsi.
Transparency International (TI), adalah sebuah organisasi
internasional yang bertujuan memerangi korupsi politik. Publikasi
tahunan terkenal yang diluncurkan TI adalah Laporan Korupsi
Global. Survei Tahun 2005, IPK Indonesia adalah 2,2, sejajar dengan
Azerbaijan, Kamerun, Etiopia, Irak dan Uzbekistan, Menurut hasil
survei ini, Islandia adalah negara paling bebas korupsi.

53
Lanjutan ……………….



Dampak
Korupsi di
Indonesia





Makin meningkatnya beban
masyarakat akibat badan usaha
milik Negara kurang efisien
dalam mengelola kebutuhan
publik seperti telekomunikasi,
bahan bakar minyak, listrik dan
lain sebagainya.
Rendahnya kualitas pelayanan
publik;
Rendahnya kualitas sarana dan
prasarana yang dibangun
pemerintah,

54
SOAL ESSAY/URAIAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas !
1. Jelaskan perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata di tinjau
dari Proses Hukumnya !
2. Apakah yg dimaksud dengan Yurisprudensi. Mengapa keputusan
Hakim terdahulu dijadikan landasan hukum bagi Hakim dalam
memutuskan suatu perkara. Jelaskan Jawaban Anda !
3. Mengapa suatu Perkara dilanjukan ke Mahkamah Agung dan
Mahkamah Konstitusi. Hal apasajakah yang menyebabkan
seseorang melakukan proses Kasasi di Mahkamah Agung !

4. Identifikasikan faktor-faktor apasajakah yang menyebabkan
gejala korupsi tumbuh subur di dalam suatu negara !
5. Sebutkan upaya apasajakah yang dapat dilakukan baik oleh
pemerintah maupun masyarakat dalam meminimalisir dampak
korupsi di Indonesia !
55
INQUIRI
Bagilah kelas anda ke dalam 8 kelompok. Masing-masing kelompok
terdiri dari 4 atau 5 orang, kemudian kerjakan tugas-tugas sebagai
berikut !
1. Susunlah daftar pertanyaan terbuka (10 pertanyaan) dengan
topik bahasan sekitar perbuatan-perbuatan yang sesuai dan yang
bertentangan dengan ketentuan hukum !
2. Tentukan sendiri lokasi atau tempat yang akan dijadikan obyek
observasi dan wawancara (misalnya : sekitar pasar, sekolah,
terminal atau masyarakat sekitar anada) !
3. Setelah wawancara, identifikasikanlah perbuatan-perbuatan yang
sesuai dan yang bertentangan dengan hukum !
4. Buatlah kesimpulan dari hasil analisis kelompok anda, dan
berikan tanggapan dengan berpedoman pada dua hal berikut :
a. Cara meningkatkan kesadaran bagi masyarakat yang sudah
melaksanakan perbuatan yang sesuai dengan hukum !
b. Cara membina/menertibkannya bagi masyarakat yang masih
melaksanakan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum !
56
57

More Related Content

What's hot

5. negara hukum dan ham
5. negara hukum dan ham5. negara hukum dan ham
5. negara hukum dan hamMardiah Ahmad
 
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumAliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumDian Permata Sari
 
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organissistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organisNasria Ika
 
Struktur politik dan budaya politik
Struktur politik dan budaya politikStruktur politik dan budaya politik
Struktur politik dan budaya politikbedhess
 
Hierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganHierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganNailuredha Hermanto
 
Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...
Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...
Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...PT PINUS MERAH ABADI
 
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...Idik Saeful Bahri
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Fenti Anita Sari
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Idik Saeful Bahri
 
4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`HIMA KS FISIP UNPAD
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalVallen Hoven
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiKardoman Tumangger
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPuspa Bunga
 

What's hot (20)

Hukum konstitusi
Hukum konstitusiHukum konstitusi
Hukum konstitusi
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
5. negara hukum dan ham
5. negara hukum dan ham5. negara hukum dan ham
5. negara hukum dan ham
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumAliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
 
Materi kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi HukumMateri kuliah Antropologi Hukum
Materi kuliah Antropologi Hukum
 
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organissistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
 
Struktur politik dan budaya politik
Struktur politik dan budaya politikStruktur politik dan budaya politik
Struktur politik dan budaya politik
 
Hierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganHierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undangan
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...
Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...
Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...
 
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT
 
Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Dewan Perwakilan Daerah (DPD)Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
 
4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum Internasional
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power point
 

Similar to SISTEM HUKUM

Bab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nasBab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nasAndri Yulipan
 
Sistem Hukum di Indonesia.ppt
Sistem Hukum di Indonesia.pptSistem Hukum di Indonesia.ppt
Sistem Hukum di Indonesia.pptProfesorSaran
 
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nasBab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nasDzikri Fauzi
 
SISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_OK.pptx
SISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_OK.pptxSISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_OK.pptx
SISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_OK.pptxYovinaYulianaLeoLede
 
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
Sistem Hukum dan Peradilan NasionalSistem Hukum dan Peradilan Nasional
Sistem Hukum dan Peradilan NasionalSLS
 
Kd 3 sistem hukum dan peradilan
Kd 3 sistem hukum dan peradilanKd 3 sistem hukum dan peradilan
Kd 3 sistem hukum dan peradilanradar radius
 
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang MemengaruhinyaHakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang MemengaruhinyaFRANKLYN_SS
 
Babii.sis.hukumperad.nas
Babii.sis.hukumperad.nasBabii.sis.hukumperad.nas
Babii.sis.hukumperad.nasAwis Mirad
 
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesiaBab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesiaermisetyawati
 
Ketika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOLKetika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOLatuulll
 
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOLKetika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOLatuulll
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptxTSan4
 
Bab 6. sis. hukum & perad. nas
Bab 6. sis. hukum & perad. nas Bab 6. sis. hukum & perad. nas
Bab 6. sis. hukum & perad. nas Pyo Jihoon
 
Sistem hukum dan peradilan indonesia
Sistem hukum dan peradilan indonesiaSistem hukum dan peradilan indonesia
Sistem hukum dan peradilan indonesiaAisyahFatimah1
 
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdfArgumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdfZukét Printing
 
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docxArgumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docxZukét Printing
 

Similar to SISTEM HUKUM (20)

Bab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nasBab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
 
Sistem Hukum di Indonesia.ppt
Sistem Hukum di Indonesia.pptSistem Hukum di Indonesia.ppt
Sistem Hukum di Indonesia.ppt
 
Bab ii sis hukum & perad nas
Bab ii sis hukum & perad nasBab ii sis hukum & perad nas
Bab ii sis hukum & perad nas
 
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nasBab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
 
SISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_OK.pptx
SISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_OK.pptxSISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_OK.pptx
SISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_OK.pptx
 
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
Sistem Hukum dan Peradilan NasionalSistem Hukum dan Peradilan Nasional
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
 
Kd 3 sistem hukum dan peradilan
Kd 3 sistem hukum dan peradilanKd 3 sistem hukum dan peradilan
Kd 3 sistem hukum dan peradilan
 
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang MemengaruhinyaHakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
 
Babii.sis.hukumperad.nas
Babii.sis.hukumperad.nasBabii.sis.hukumperad.nas
Babii.sis.hukumperad.nas
 
Jenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan HukumJenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan Hukum
 
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesiaBab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
 
Ketika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOLKetika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOL
 
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOLKetika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptx
 
Bab 6. sis. hukum & perad. nas
Bab 6. sis. hukum & perad. nas Bab 6. sis. hukum & perad. nas
Bab 6. sis. hukum & perad. nas
 
KEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINER
KEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINERKEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINER
KEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINER
 
Sistem hukum dan peradilan indonesia
Sistem hukum dan peradilan indonesiaSistem hukum dan peradilan indonesia
Sistem hukum dan peradilan indonesia
 
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdfArgumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
 
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docxArgumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
 
Pkn
Pkn Pkn
Pkn
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 

SISTEM HUKUM

  • 1. KUR 2013 OLEH : RAHMANU ALI JUWONO, SH., M.Si SMK TARUNA BAKTI 1
  • 2. Waktu : 6 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Topik: Memahami sistem hukum dan peradilan nasional dalam lingkup NKRI Kompetensi Dasar : 5.1. Mendeskripsikan pengertian sistem hukum dan peradilan nasional. 5.2. Menganalisis peranan lembagalembaga peradilan. 5.3. Menunjukkan sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku 5.4. Menganalisis upaya pemberantasan korupsi di Indonesia 5.5. Menampilkan peran serta masyarakat dalam penegakan hukum 2
  • 3. Waktu : 4 x 45 Menit Topik: Memahami sistem hukum dan peradilan nasional Kopetensi Inti : 5.1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 3
  • 4. (Indikator) Hasil Yang Diharapkan : Kompetensi Dasar : 5.1. Siswa memahami sistem hukum dan peradilan nasional. 5.2. Siswa dapat menganalisis peranan lembagalembaga peradilan. 5.3. Siswa dapat menunjukkan sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku 5.4. Siswa dapat menganalisis upaya pemberantasan korupsi di Indonesia 5.5. Siswa dapat menampilkan peran serta masyarakat dalam penegakan hukum 4
  • 5. Sistem Hukum Sistem Hukum 1. Mr. E.M. Meyers 2. E. Utrecht, SH 3. S.M Amin, SH. dll Tujuan Hukum Sumber Hukum SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL 1. 2. 3. 4. 5. Undang-undang Kebiasaan Yurisprudensi Traktat Doktrin Penggolongan Hukum Peradilan Nasional 1. 2. 3. 4. 5. 6. Wujud Ruang Waktu Pribadi Isi Tugas & Fungsi 1. 2. 3. 4. 5. P. Umum P. Agama P. Militer P. T. Ush Negara M. Konstitusi 5
  • 6. 1. Sistem Hukum & Peradilan Internasional a. Pengertian Sistem Kata “sistem” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengandung arti susunan kesatuan-kesatuan yang masingmasing tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi berfungsi membentuk kesatuan secara keseluruhan. Unsur-unsur dalam sistem mencakup : • • • • • Seperangkat komponen, elemen, bagian. Saling berkaitan dan tergantung. Kesatuan yang terintergrasi. Memiliki peranan dan tujuan tertentu. Interaksi antar sistem membentuk sistem lain yang lebih besar. 6
  • 7. b. Pengertian Hukum 1. Prof. Mr. E.M. Meyers, hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa negara dalam melaksanakan tugasnya. 2. Leon Duguit, hukum adalah aturan tingkah laku anggota masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama & yang pelanggaran terhadapnya akan menimbulkan reaksi bersama terhadap pelakunya. 3. Drs. E. Utrecht, S.H., hukum adalah himpunan peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karenya harus ditaati oleh masyarakat itu. 7
  • 8. Lanjutan ………………. Unsur-unsur Dalam Pengertian Hukum : • Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat ; • Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwenang; • Peraturan itu bersifat memaksa;dan • Adanya sanksi yang tegas terhadap pelanggaran peraturan tersebut. Bertolak dari pengertian sistem & hukum yang telah dikemukakan di atas, yang dimaksudkan dengan sistem hukum adalah satu kesatuan hukum yang berlaku pada suatu negara tertentu yang dipatuhi dan ditaati oleh setiap warganya. 8
  • 9. c. Tujuan Hukum Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Tujuan dibuatnya hukum menurut sebagian pakar adalah sbb : No Tokoh/ Pakar Pendapat Yang Dikemukakan 1. Subekti, S.H. Hukum itu mengabdi pada tujuan negara, yang mendatangkan atau ingin mencapai kemakmu-ran dan kebahagiaan pada rakyatnya. 2. Van Apeeldoorn Mengatur pergaulan oleh hukum dengan melin-dungi kepentingan-kepentingan hukum manusia tertentu, (kehormatan, kemerdekaan jiwa, harta benda) dari pihak yang merugikan. 3. Y. Van Kant Tujuan hukum adalah untuk menjaga kepentingan tiap-tiap manusia tidak diganggu. 4. Geny Hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan. Sebagai unsur keadilan, ada kepenti-ngan daya guna dan kemanfaatan. agar 9
  • 10. d. Sumber Hukum Sumber hukum adalah segala yang menimbulkan aturan yang mempu-nyai kekuatan memaksa, yakni aturan-aturan yang pelanggarannya dikenai sanki yang tegas dan nyata. Sumber hukum dibedakan antara sumber hukum “material” dan sumber hukum “formal” . Macam-macam Sumber Hukum : 1. Undang-undang, 2. Traktat, 3. Kebiasaan (hk tidak tertulis), 4. Doktrin, dan 5. Yurisprudensi, 10
  • 11. Lanjutan ………………. Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan (TAP MPR No. III/MPR/2003) Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan, merupakan pedoman pembuatan aturan hukum di bawahnya. Tata urutan peraturan perundang-undangan Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Undang-undang Dasar 1945 ; 2. Undang-undang (perpu); 3. Peraturan Pemerintah ; 4. Peraturan presiden ; 5. Peraturan Daerah; dan 11
  • 12. Penugasan Praktik Kewarganegaraan 1 Setelah mempelajari materi-materi tentang : Sistem Hukum, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan sbb : 1. Tuliskan pengertian hukum berdasarkan pendapat para ahli yang anda ketahui dan berikan intisari pendapatnya ! No Tokoh Hukum Intisari Pendapat 1 ………………………………………………… …………………………………………………… 2 ………………………………………………… …………………………………………………… 3 ………………………………………………… …………………………………………………… 2. Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa, oleh sebab itu perlu dibuat tujuan hukum. Berikan pendapat dari tokoh ybs. ! Prof. Subekti, S.H. Prov. Y. Van Kant 3. Berikan tanggapan penjelasan, mengapa setiap warga negara di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara harus berpedoman pada hukum/aturan ! ................................................................................ 12
  • 13. e. Penggolongan Hukum Wujud Tertilis Tidak Tertulis Tempat berlakunya Ius Contitutum Waktu Nasional Internasional Asing Gereja Ius Contituendum Satu Golongan Hukum Alam Hukum Pribadi Publik Hk. Tata Negara Hk. Adm. Negara Hk. Pidana Hk. Acara Isi Hk. Perorangn Hk. Keluarga Privat/Perdat a Tugas dan Fungsi Semua Golongan Antar Gol. Material Hk. Kekayaan Hk. Waris Pidana Formal Formal Perdata Formal 13
  • 14. f. Sanksi Hukum Macam-macam sanksi Pidana (Pasal 10 KUHP) : 1. Hukuman Pokok, yang terdiri dari : a. Hukuman Mati b. Hukuman Penjara, yang terdiri dari : 1) Hukuman seumur hidup 2) Hukuman sementara waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan sekurang-kurangnya 1 tahun) c. Hukuman Kurungan (setinggi-tingginya 1 tahun dan sekurangkurangnya 1 hari). 2. Hukuman Tambahan, yang terdiri dari : a. Pencabutan hak-hak tertentu. b. Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu. c. Pengumuman keputusan hakim. 14
  • 15. g. Perbedaan Hukum Pidana Dan Perdata Hukum Pidana, pelanggar hukum pada umumnya segera disikapi oleh pengadilan setelah menerima berkas polisi yg mengadakan penyelidikan dan penyidikan. Tindakan Pidana (delik) disengaja disebut delik doloes, & yg tidak sengaja disebut delik coelpa. BERDASARKAN ISI Hukum Perdata, pelanggar hukum perdata baru dapat disikapi oleh pengadilan setelah ada pengaduan dari pihak yang merasa dirugikan. Di sini, ada pihak yg mengadu (penggugat) dan pihak yang diadukan (tergugat). 15
  • 16. Penugasan Praktik Kewarganegaraan 1 Setelah mempelajari materi-materi tentang : Penggolongan Hukum, Sanksi Hukum dan Perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan atau pernyataan setelah menyimak wacana (hal 53 – 54) sebagai berikut : 1. Jelaskan, apa yang mendasari pemikiran penulis dengan judul “Hukuman Mati Bukan Solusi Tapi Problem” ! 2. Menurut pendapat anda, sudah benarkah negara Indonesia menerapkan hukuman mati bagi mereka yang bersalah (seperti terhadap kasus Tibo Cs. di Poso). Berikan alasan ! 3. Tuliskan bagaimana proses peninjauan kembali (PK) oleh Mahkamah Agung dan pemberian grasi oleh Presiden ! 4. Berikan tanggapan, bagaimana yang seharusnya dilakukan oleh Pengadilan di Indonesia dengan telah diratifikasinya penghormatan terhadap hak asasi manusia terhadap kasus Tibo Cs. yang dihukum mati !. 16
  • 17. h. Peradilan Nasional Pasal 1 UU No. 4/2004, bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh MA dan badan peradilan di bawahnya dalam lingkungan ; Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Agung Pengadilan Tinggi Umum/Sipil Pengadilan Tinggi Pengadilan Tinggi Militer Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Pengadilan Negeri Umum/Sipil Pengadilan Negeri Pengadilan Militer Pengadilan Tata Usaha Negara 17
  • 18. Waktu : 2 x 45 Menit Standar Kompetensi : Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional Kompetensi Dasar : 5.2. Menganalisis peranan lembaga-lembaga Peradilan 5.3. Menunjukkan sikap yg sesuai dengan ketentuan hukum yg berlaku 18
  • 19. (Indikator) Hasil Yang Diharapkan :     Menguraikan fungsi pengadilan negeri, tinggi dan MA. Mendeskripsikan tugas dan kewenangan pengadilan negeri, tinggi dan MA. Menganalisis wewenang dan kewajiban Mahkamah Konstitusi. Mendeskripsikan dengan memberi contoh bentuk sikap terbuka, objektif atau rasional, dan mengutamakan kepentingan umum 19
  • 20. Fungsi Tugas Pengadilan Negeri Wewenang Fungsi Pengadilan Tinggi Tugas Wewenang Peranan LembagaLembaga Peradilan Fungsi/Tugas Mahkamah Agung Wewenang Wewenang Mahkamah Konstitusi Kewajiban 20
  • 21. Dasar Hukum Lembaga Peradilan         Pancasila (sila ke 5) UUD 1945 bab IX Ayat (2,3) UU RI No.31 Th 1997 tentang peradilan militer UU RI No 24 th 2003 tentang Mahkamah Konstitusi UU RI No 4 Th 2004 tentang kekuasaan kehakiman UU RI No.5 Th 2004 tentang Mahkamah Agung UU RI No.8 Th 2004 tentang peradilan umum UU RI No.9 Th 2004 tentang PTUN 21
  • 22. 2. Peranan Lembaga-lembaga Peradilan a. Pengadilan Negeri (Tingkat Pertama) Fungsi pengadilan negeri adalah memeriksa tentang sah atau tidaknya suatu penangkapan atau penaha-nan yg diajukan oleh tersangka, keluarga atau kuasanya kpd Ketua Pengadilan dengan menyebutkan alasan-alasannya. Tugas dan wewenang pengadilan negeri adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata di tingkat pertama. Tindak pidana yg pemeriksaannya hrs didahulukan, yaitu : Korupsi, Terorisme, Narkotika/psikotropika, Pencucian uang, atau yang ditentukan oleh UU dan perkara yang terdakwanya berada di dalam Rumah Tahanan Negara. 22
  • 23. Lanjutan ………………. Tugas dan kewenangannya, mencakup : • Menyatakan sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyelidikan, atau penghentian tuntutan. • Tentang ganti kerugian dan/atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkaranya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan. • Memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang hukum kepada instansi Pemerintah di daerahnya, apabila diminta. • Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita di daerah hukumnya. • Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan dan menjaga agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya. • Memberikan teguran dan peringatan yg dipandang perlu dng tidak mengurangi kebebasan Hakim dlm memeriksa & memutus perkara. • Melakukan pengawasan atas pekerjaan notaris di daerah hukumnya, dan melaporkan hasil pengawasannya kepada Ketua Pengadilan Tinggi, Ketua Mahkamah Agung, dan Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya meliputi jabatan notaris. 23
  • 24. b. Pengadilan Tinggi (Tingkat Kedua) Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibukota Provinsi, dan daerah hukumnya meliputi wilayah Provinsi (Pengadilan Tingkat Banding). Fungsi Pengadilan Tinggi adalah. • Menjadi pemimpin bagi pengadilan-pengadilan Negeri di dalam daerah hukumnya. • Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di dalam daerah hukumnya dan menjaga supaya peradilan itu diselesaikan dengan seksama dan sewajarnya. • Mengawasi dan meneliti perbuatan para hakim pengadilan negeri di daerah hukumnya. • Untuk kepentingan negara dan keadilan, Pengadilan Tinggi dpt memberi peringatan, teguran, & petunjuk yg dipandang perlu kepada Pengadilan Negeri dalam daerah hukumnya. 24
  • 25. Lanjutan ………………. Wewenang Pengadilan Tinggi adalah : • Mengadili perkara yang diputus oleh pengadilan negeri dalam daerah hukumnya yang dimintakan banding. • Berwenang untuk memerintahkan pengiriman berkas-berkas perkara dan surat-surat untuk diteliti dan memberi penilaian tentang kecakapan dan kerajinan para hakim. 25
  • 26. 3. Mahkamah Agung (Tingkat Kasasi) Daerah hukum MA meliputi seluruh Indonesia dan kewajiban utamanya adalah melakukan pengawasan tertinggi atas tindakantindakan segala pengadilan lainnya diseluruh Indonesia, dan menjaga/menjamin agar hukum dilaksanakan dengan sepatutnya. Tugas atau Fungsi Mahkamah Agung : • Melakukan pengawasan tertinggi thd penyelenggaraan peradilan di semua lingkungan peradilan dlm menjalankan kekuasaan kehakiman. • Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim disemua lingkungan peradilan dalam menjalankan tugasnya. • Mengawasi dengan cermat semua perbuatan-perbuatan para hakim di semua lingkungan peradilan. • Untuk kepentingan negara dan keadilan Mahkamah Agung memberi peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu baik dengan surat tersendiri, maupun dengan surat edaran. 26
  • 27. Lanjutan ………………. Wewenang Mahkamah Agung : • Memeriksa dan memutus permohonan kasasi, (terhadap putusan Pengadilan Tingkat Banding atau Tingkat Terakhir dari semua Lingkungan Peradilan), • Memeriksa dan memutus sengketa tentang kewenangan mengadili, • Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, • Menguji secara materiil hanya terhadap peraturan perundangundangan di bawah undang-undang, • Meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan dari semua Lingkungan Peradilan, • Memberi teguran, atau peringatan yang dipandang perlu kepada Pengadilan di semua Lingkungan Peradilan, dengan tidak mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutus perkara. • Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali pada tingkat pertama dan terakhir atas putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. 27
  • 28. Lanjutan ………………. Dalam hal kasasi, yg menjadi wewenang MA,dikarenakan : • Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang, • Salah menerapkan atau karena melanggar hukum yang berlaku, • Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan. Permohonan kasasi, dapat dilakukan dalam perkara : • Perdata • Pidana Asas-asas penuntutan bagi seseorang yang dianggap bersalah, • Asas Opportunitas • Asas Legalitas 28
  • 29. d. Mahkamah Konstitusi Mahkamah Konstitusi sesuai UU No. 24/2003, memiliki wewenang dan kewajiban : • Wewenang, mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji UU terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan Pemilihan Umum. • Kewajiban, yaitu memberi putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945. 29
  • 30. e. Pengadilan Tata Usaha Negara - 30
  • 31. e. Sikap Sesuai Ketentuan Hukum  Sikap Terbuka Contoh : Mau mengatakan benar atau salah, dan berupaya selalu jujur dalam memahami ketentuan hukum.  Sikap Obyektif/Rasional Contoh : sanggup menyatakan ya atau tidak dalam ketentuan hukum dengan segala konsekuensinya.  Sikap Mengutamakan Kepentingan Umum Contoh : Merelakan tanah atau bangunan diambil pemerintah untuk kepentingan sarana jalan atau jembatan. 31
  • 32. Penugasan Praktik Kewarganegaraan 2 Setelah mempelajari materi-materi tentang : Peradilan Nasional, lakukan Strategi Pembelajaran dengan Penugasan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) atau Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis. Langkah-langkah : 1. Bentuk kelompok dengan anggotanya antara 3 – 4 orang. 2. Diberikan “wacana” atau kliping sesuai dengan topik pembelajaran. 3. Setiap kelompok bekerja sama saling membacakan & menemukan ide pokok serta memberi tanggapan terhadap wacana/kliping, dan ditulis pada lembar kertas. 4. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok. 5. Buatlah kesimpulan bersama. 6. Penutup. 32
  • 33. Waktu : 2 x 45 Menit Standar Kompetensi : Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional Kompetensi Dasar : 2.4. Menganalisis upaya pemberantasan korupsi di Indonesia 2.5. Menampilkan peran serta dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia 33
  • 34. (Indikator) Hasil Yang Diharapkan :     Menguraikan pengertian korupsi dan persepsi masyarakat tentang korupsi. Menganalisis fenomena korupsi di Indonesia. Mendeskripsikan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Menampilkan sikap peran serta masyarakat dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. 34
  • 35. Pengertian Korupsi Gambaran Umum Korupsi Persepsi Masyarakat Korupsi DI Indonesia Fenomena Korupsi Upaya Pencegahan Upaya Penindakan Peran Serta Upaya Pemberantasan Upaya Edukasi Masyarakat Upaya Edukasi LSM 35
  • 36. 3. Upaya Pemberantasan Korupsi a. Pengertian Korupsi Kata “korupsi” mrp penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaan) dsb. untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Perbuatan korupsi selalu mengandung unsur “penyelewengan” atau “ketidak jujuran”. Kolusi, adalah permufakatan atau kerja sama secara melawan hukum antar penyelenggaraan negara atau antara penyelenggara negara dan lain yang merugikan orang lain, masyarakat dan atau negara. Nepotisme, adalah setiap perbuatan penyelenggara negara secara melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarga dan atau kroninya di atas kepentingan masyarakat bangsa dan negara. 36
  • 37. Lanjutan ………………. Pengertian Gratifikasi Menurut Penjelasan Pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001    Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan,fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. Pengecualian, yaitu sesuai Pasal 12 C ayat (1) :  Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12B ayat (1) tidak berlaku, jika penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 37
  • 38. b. Gambaran Umum Korupsi Tuntutan masyarakat untuk megakkan supremasi hukum dan pemberantasan KKN, dituangkan dalam TAP MPR No.IV/MPR/1999 dan UU No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Beberapa contoh kasus :  Beberapa perusahaan dan pejabat Indonesia yang menerima suap dari perusahaan Jepang sehingga mampu memenangkan proyek milyaran yen (Media Indonesia, 15/10/1999),  Berdasarkan audit Price Waterhouse Cooper (PWC), terdapat in-efisiensi di Pertamina sejak 1 April 1996 s.d. 31 Maret 1998 sebesar US $ 6,1 milyar (Kompas, 20/7/1999). 38
  • 39. Lanjutan ………………. Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2004 Transparency International Rank Negara IPK Rank Negara IPK 1 Finlandia 9,7 47 Korea Selatan 4,5 2 New Zealand 9,6 50 Suriname 4,3 3 Denmark 9,5 66 Thailand 3,6 4 Islandia 9,5 70 Srilanka 3,5 5 Singapura 9,3 71 China 3,4 6 Swedia 9,2 72 Saudi Arabia 3,4 7 Swiss 9,1 92 India 2,8 8 Norwegia 8,9 103 Papua N. Guinea 2,6 9 Australia 8,8 104 Philipina 2,6 16 Hongkong 8,0 106 Vietnam 2,6 24 Jepang 6,9 132 Pakistan 2,1 30 Uni Emirat Arab 6,1 137 Indonesia 2,0 35 Taiwan 5,6 143 Myanmar 1,7 39 Malaysia 5,0 145 Bangladesh 1,5 39
  • 40. Lanjutan ………………. Praktek-praktek Korupsi Dalam Urusan Bisnis       Ijin-ijin usaha (ijin domisili, ijin usaha, ijin ekspor, angkut barang, ijin bongkar muat barang, dll.). Pajak (restitusi pajak, penghitungan pajak, dispensasi pajak). Pengadaan barang dan jasa pemerintah (prosedur tender, penunjukan langsung, mark up dll.). Proses pengeluaran dan pemasukan barang di pelabuhan (bea cukai). Pungutan liar oleh oknum polisi, imigrasi, tenaga kerja. Proses pembayaran termin proyek dari KPPN. 40
  • 41. Lanjutan ………………. AKTOR PELAKU KORUPSI Korupsi pada Januari - Agustus 2004 Tidak kurang dari 2,7 triliun rupiah uang negara yang dikorupsi pada tahun 2004 (Lap. Cawu II ICW). 41
  • 42. c. Persepsi Masyarakat Tentang Korupsi 1. Kelompok mahasiswa sering menanggapi masalah korupsi dengan protes-protes terbuka. Mereka sangat sensitif terhadap perbuatan korup dan yang merugikan negara dan masyarakat luas. 2. Pada umumnya, mereka masih memiliki idealisme tinggi dan berfikir jauh kedepan. 3. Kritik-kritik mahasiswa, pada umumnya karena faktor ketidak puasan dan kegelisahan psikologis (psychological insecurity). Tema-tema demonstrasi sering mengangkat permasalahan “penguasa yang korup” dan “derita rakyat”. 42
  • 43. d. Fenomena Korupsi di Indonesia Pada kehidupan masyarakat yang mengalami proses perubahan, selalu muncul kelompokkelompok sosial baru yang ingin berpartisipasi dalam bidang politik, namun sesungguhnya banyak diantara mereka yang tidak mampu. Di lembaga-lembaga politik, mereka (politikus instan) sering hanya ingin memuaskan ambisi pribadinya dengan dalih “kepentingan rakyat”. Tapi tidak jarang diantara mereka sering terjebak pada ambisi pribadi dan kepentingan kelompok tertentu. 43
  • 44. Lanjutan ………………. Sebagai akibatnya, terjadilah hal-hal berikut : • Munculnya “oknum” pemimpin yang lebih mengedepankan kepentingan-kepentingan pribadi daripada kepentingan umum, sehingga kesejahteraan umum mudah dikorbankan. Lembagalembaga politik cenderung dimanipulir oleh oknum-oknum pemimpinnya. • Pada sebagian oknum pemimpin politik, partisipan dan kelompoknya, berlomba-lomba untuk mencapai “obyek politik” dalam bentuk keuntungan materiil, sehingga terjadi “kehampaan motivasi perjuangan”. • Terjadilah erosi loyalitas kepada bangsa dan negara, karena lebih menonjolkan dorongan pemupukan harta kekayaan dan kekuasaan. Jadi, mulailah penampilan pola tingkah laku yang korup. 44
  • 45. Lanjutan ………………. Penyebab Utama Korupsi di Indonesia      Lemahnya komitmen dan konsistensi penegakan hukum; Rendahnya integritas dan profesio-nalisme ; Adanya peluang di lingkungan kerja, karena jabatan dan lingkungan masyarakat; Merasa selalu kurang dalam memperoleh penghasilan (gaji PNS); Sikap yang tamak, lemah iman, kejujuran dan rasa malu. Segitiga Korupsi Dorongan Kesempatan Rasionalisasi 45
  • 46. e. Upaya Pemberantasan Korupsi 1) Upaya Pencegahan, antara lain :  Para pemimpin dan pejabat selalu dihimbau untuk memberikan keteladanan, dengan mematuhi pola hidup sederhana, dan memiliki rasa tanggungjawab sosial yang tinggi.  Menanamkan aspirasi, semangat dan spirit nasional yang positif dengan mengutamakan kepentingan nasional, kejujuran serta pengabdian pada bangsa dan negara melalui sistem pendidikan formal, non formal dan pendidikan agama.  Melakukan sistem penerimaan pegawai berdasarkan prinsip achievement atau keterampilan teknis dan tidak lagi berdasarkan norma ascription yang dapat membuka peluang berkembangnya nepotisme. 46
  • 47. Lanjutan ………………. Rencana Aksi Nasional (RAN) Pemberantasan Korupsi    Pencanangan sebuah Rencana Aksi Nasional yang efektif, terpadu, dan menyeluruh (national integrity system) dalam mencegah dan memberantas korupsi dengan melibatkan seluruh komponen bangsa (masyarakat madani, swasta, eksekutif, legislatif, yudikatif, media dan pemuka agama) RAN diharapkan dapat mengidentifikasi gap antara Konvensi PBB menentang Korupsi dan situasi dalam negeri saat ini. Dalam pencanangan RAN pada tanggal 9 Desember 2004, Presiden mengeluarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. 47
  • 48. 2) Upaya Penindakan, antara lain : UU No. 30/2002 merupakan amanat dari UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pasal 43 yang mengatakan perlu dibentuk Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi melalui Undang-Undang sehingga lahirlah ……. 48
  • 49. Lanjutan ………………. Strategi Penindakan Kasus Ditangani Sendiri Oleh KPK & Yang & Dilimpahkan a. Tahap Putusan Pengadilan Tipikor dan Sekarang Kasasi  Kasus pembelian tanah yang merugikan Keuangan Negara Rp10M lebih, atas nama Tersangka M.H. (Kabag. Keu Ditjend Hubla) dan T.W. (mantan Sekditjen Hubla, masing-masing diputuskan 8 dan 7 tahun Penjara;  Tahap Penuntutan b. c. d. e. f.  KPU (MWK) Tahap Penyidikan  Kasus PLCC Pertamina  Kasus di KPU (Buku Panduan, Asuransi Kecelakaan)  Penjualan aset negara (indosat) Dilimpahkan ke Kepolisian dan Kejaksaan Dihentikan Penyelidikannya Pending Tahap Penyelidikan – Pengumpulan alat bukti 49
  • 50. Lanjutan ………………. Beberapa contoh penanganan kasus & penindakan yg sudah dilakukan oleh pemerintah melalui KPK : • Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov Rusia milik Pemda NAD (2004). • Dugaan korupsi dalam pengadaan Buku dan Bacaan SD, SLTP, yang dibiayai oleh Bank Dunia (2004), • Dugaan penyalahgunaan jabatan oleh Kepala Bagian Keuangan Dirjen Perhubungan Laut dalam pembelian tanah yang merugikan keuangan negara Rp10 milyar lebih. (2004), • Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipment dan placement deposito dari BI kepada PT Texmaco Group melalui Bank BNI (2004). 50
  • 51. Lanjutan ………………. Kasus Pembelian Helikopter MI-2 merk PLC (Rusia) dgn terdakwa A.P. (Gub. NAD).  Putusan PN = divonis 10 tahun, denda Rp 500 jt & membayar uang pengganti Rp 3,683 M PT = divonis 10 tahun, denda Rp 500 jt & membayar uang pengganti Rp 3,683M MA = divonis 10 tahun, denda Rp 500 jt & membayar uang pengganti Rp 6,4 M  Contoh Kasus Korupsi Yang telah diputuskan Pengadilan 51
  • 52. 3) Upaya Edukasi Masyarakat, antara lain : 1. Memiliki rasa tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial, terkait dengan kepentingan-kepentingan publik, 2. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh, karena hal ini justru akan merugikan masyarakat itu sendiri, 3. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan, terutama yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa, kecamatan dan seterusnya sampai tingkat pusat/nasional, 4. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyeleng-garaan pemerintahan negara dan aspek-aspek hukumnya, 5. Mampu memposisikan diri sebagai subyek pembangunan dan berperan aktif dalam setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat luas. 52
  • 53. 4) Upaya Edukasi Masyarakat, antara lain : Indonesia Corruption Watch atau disingkat ICW adalah sebuah organisasi non-pemerintah (NGO) yang mempunyai misi untuk mengawasi dan melaporkan kepada publik mengenai aksi korupsi yang terjadi di Indonesia. ICW memiliki komitmen untuk memberantas korupsi melalui usaha-usaha pemberdayaan rakyat untuk terlibat/berpartisipasi aktif melakukan perlawanan terhadap praktek korupsi. Transparency International (TI), adalah sebuah organisasi internasional yang bertujuan memerangi korupsi politik. Publikasi tahunan terkenal yang diluncurkan TI adalah Laporan Korupsi Global. Survei Tahun 2005, IPK Indonesia adalah 2,2, sejajar dengan Azerbaijan, Kamerun, Etiopia, Irak dan Uzbekistan, Menurut hasil survei ini, Islandia adalah negara paling bebas korupsi. 53
  • 54. Lanjutan ……………….  Dampak Korupsi di Indonesia   Makin meningkatnya beban masyarakat akibat badan usaha milik Negara kurang efisien dalam mengelola kebutuhan publik seperti telekomunikasi, bahan bakar minyak, listrik dan lain sebagainya. Rendahnya kualitas pelayanan publik; Rendahnya kualitas sarana dan prasarana yang dibangun pemerintah, 54
  • 55. SOAL ESSAY/URAIAN Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas ! 1. Jelaskan perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata di tinjau dari Proses Hukumnya ! 2. Apakah yg dimaksud dengan Yurisprudensi. Mengapa keputusan Hakim terdahulu dijadikan landasan hukum bagi Hakim dalam memutuskan suatu perkara. Jelaskan Jawaban Anda ! 3. Mengapa suatu Perkara dilanjukan ke Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Hal apasajakah yang menyebabkan seseorang melakukan proses Kasasi di Mahkamah Agung ! 4. Identifikasikan faktor-faktor apasajakah yang menyebabkan gejala korupsi tumbuh subur di dalam suatu negara ! 5. Sebutkan upaya apasajakah yang dapat dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat dalam meminimalisir dampak korupsi di Indonesia ! 55
  • 56. INQUIRI Bagilah kelas anda ke dalam 8 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang, kemudian kerjakan tugas-tugas sebagai berikut ! 1. Susunlah daftar pertanyaan terbuka (10 pertanyaan) dengan topik bahasan sekitar perbuatan-perbuatan yang sesuai dan yang bertentangan dengan ketentuan hukum ! 2. Tentukan sendiri lokasi atau tempat yang akan dijadikan obyek observasi dan wawancara (misalnya : sekitar pasar, sekolah, terminal atau masyarakat sekitar anada) ! 3. Setelah wawancara, identifikasikanlah perbuatan-perbuatan yang sesuai dan yang bertentangan dengan hukum ! 4. Buatlah kesimpulan dari hasil analisis kelompok anda, dan berikan tanggapan dengan berpedoman pada dua hal berikut : a. Cara meningkatkan kesadaran bagi masyarakat yang sudah melaksanakan perbuatan yang sesuai dengan hukum ! b. Cara membina/menertibkannya bagi masyarakat yang masih melaksanakan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum ! 56
  • 57. 57