2. KEGIATAN BELAJAR 2. KANDANG TERNAK RUMINASIA
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Kegiatan belajar ini akan membahas persyaratan kandang ternak
ruminansia, aspek lingkungan, dan identifikasi persyaratan lokasi kandang ternak
ruminansia.
2. Relevansi
Peningkatan kualitas dan persyaratan kandang ternak ruminansia dari
berbagai aspek perlu mengkaji beberapa relevansi sebagai berikut: 1) Bagaimana
bentuk dan tipe kandang ternak ruminansia; 2) Fungsi kandang; 3) Ukuran
kandang berdasarkan jenis dan tipe ternak ruminansia; 4) Perlengkapan yang
dibutuhkan di dalam kandang.
3. Panduan Belajar
Panduan belajar peserta didik untuk mata ajaran kandang ternak ruminansia
pada Kegiatan Belajar (KB) 2 secara umum memberikan pengetahuan kepada
siswa mengenai beberapa hal antara lain sebagai berikut:
1. Kandang berdasarkan fungsi dan kegunaanya
2. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan kandang
3. Teknik dan tatalaksana pemeliharaan ternak berdasarkan umur di dalam
kandang
4. Tipe kandang ternak ruminansia
5. Ukuran kandang berdasarkan jenis dan umur ternak ruminansia
6. Peralatan yang dibutuhkan di dalam kandang ternak ruminansia
7. Syarat lokasi kandang untuk ternak ruminansia
8. Cara dan sanitasi kandang pada ternak ruminansia
9. Manajemen pengelolaan kandang pada ternak ruminansi
3. B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari materi kandang ternak ruminansia, diharapkan peserta
didik mampu:
1. Melakukan sistem pemeliharaan dan perawatan ternak ruminansia di
dalam kandang berdasarkan umur dan jenis ternak
2. Melakukan manajemen pemeliharaan secara intensif di dalam kandang
3. Melakukan sanitasi kandang
4. Mengetahui tipe dan bentuk kandangan ternak ruminansia
5. Mengetahui syarat lokasi kandang pada ternak ruminansia
6. Mengetahui ukuran kandang ternak ruminansia berdasarkan tipe
7. Mengetahui perlengkapan kandang
2. Sub Capaian Pembelajaran
1. Menentukan sistem pemeliharaan dan perawatan ternak ruminansia di
dalam kandang
2. Menentukan manajemen pemeliharaan yang intensif di dalam kandang
3. Menentukan cara sanitasi kandangternak ruminansia yang efisien
4. Menentukan tipe dan bentuk kandangan yang cocok untuk ternak
ruminansia
5. Menentukan syarat lokasi kandang pada ternak ruminansia
6. Menentukan sistem manajemen penggemukan pada ternak ruminansia
7. Menentukan perlengkapan kandang yang akan digunakan
3. Uraian Materi
Isi modul membahas sistem pemeliharaan ternak ruminansia, manajemen
pemeliharaan yang dilakukan, teknik pemeliharaan, dan tatalaksana pemeliharaan
ternak. aspek. Diharapkan modul ini dapat membekali peserta didik dalam
menguasai kompetensi yang ditetapkan pada kurikulum.
4. Tatalaksana kandang merupakan faktor produksi yang belum mendapat
perhatian dalam usaha di bidang peternakan sapi potong, khususnya usaha
peternakan rakyat. Konstruksi bangunan kandang belum sesuai dengan
persyaratan teknis akan mengganggu terhadap produktivitas ternak, kurang efisien
dalam penggunaan tenaga kerja, serta memberikan dampak pada lingkungan
sekitar.
Konstruksi bangunan kandang harus kuat dan tahan lama, penataan dan
perlengkapan kandang hendaknya dapat memberikan kenyamaman kerja bagi
petugas dalam proses produksi seperti pembeian pakan, sanitasi kandang,
pemeriksaan birahi, dan penanganan kesehatan. Persyaratan dalam mendirikan
kandang yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut: (1) dapat memenuhi
persyaratan kesehatan ternaknya, (2) mempunyai ventilasi udara yang baik, (3)
efisiensi dalam manajemen pengelolaan (4) melindungi ternak dari pengaruh iklim
dan keamanan dari pencurian, serta (5) tidak memberikan dampak negatif atau
pencemaran terhadap lingkungan sekitarnya.
Petunjuk teknis perkandangan sapi potong ini memuat beberapa tipe/macam
kandang berdasarkan bentuk dan fungsinya serta berdasarkan tujuan atau pola
pemeliharaannya. Tipe dan bentuk kandang hendaknya disesuaikan dengan lokasi
berdasarkan agroekosistemnya, pola atau tujuan pemeliharaan dan kondisi
fisiologis ternak.
A. Fungsi Kandang
Kandang adalah struktur atau bangunan di mana hewan ternak dipelihara.
Adapun fungsi kandang yang baik adalah sebagai berikut:
1. Sebagai tempat beraktivitas dan beristirahat
2. Menjaga keamanan ternak dari hewan lain yang mengganggu
3. Melindungi ternak dari sengatan matahari, tiupan angin yang kencang,
basah karena hujan, dan suhu dingin pada malam hari
4. Memudahkan dalam tatalaksana pemeliharaan seperti pengontrolan
kesehatan dan pengobatan ternak sakit, serta memudahkan dalam
pemberian pakan dan minum
5. 5. Memudahkan dalam membersihkan kotoran ternak.
B. Persyaratan Kandang Ternak Ruminansia
Persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang untuk sapi
potong antara lain dari aspek teknis, kesehatan kandang (ventilasi kandang,
ekonomis, pembuangan kotoran), efisien dalam pengelolaan dan menjaga
kesehatan lingkungan sekitarnya.
1. Pemilihan lokasi
Sebelum mendirikan kandang perlu beberapa pertimbangan yang harus
diperhatikan dalam pemilihan lokasi kandang antara lain sebagai berikut:
a. Tersedianya sumber air, terutama untuk memandikan ternak, minum, dan
membersihkan kandang.
b. Dekat dengan sumber pakan.
c. Dekat dengan jalan raya, transportasi mudah untuk pengadaan pakan dan
pemasaran.
d. Areal yang ada dapat diperluas untuk pengembangan usaha.
2. Letak bangunan
a. Letak bangunan lebih tinggi dari kondisi lingkungan di sekitarnya
sehingga dapat menghindari genangan air dan pembuangan kotoran lebih
mudah.
b. Jarak bangunan kandang dengan perumahan minimal 10 meter.
c. Tidak menggangu kesehatan lingkungan sekitar.
d. Air limbah tersalur dengan baik.
e. Agak jauh dengan jalan umum.
3. Konstruksi
Konstruksi kandang harus kuat, mempunyai sirkulasi udara yang baik,
mudah dibersihkan, tidak lembab, dan mempunyai tempat penampungan kotoran
beserta saluran drainasenya. Kontruksi bangunan kandang harus mampu menahan
6. beban benturan dan dorongan yang kuat dari ternak serta menjaga keamanan
ternak dari pencurian. Penataan kandang dan perlengkapannya dapat memberikan
kenyamanan pada ternak serta memudahkan kerja bagi petugas dalam memberi
pakan dan minum, penanganan kesehatan ternak, dan pembuangan kotoran.
Dalam mendesain konstruksi kandang sapi potong harus didasarkan
agroekosistem wilayah setempat, status fisiologis ternak, dan tujuan pemeliharaan.
Model desain kandang sapi potong didataran tinggi diupayakan lebih tertutup
untuk melindungi ternak dari cuaca yang dingin, sedangkan untuk dataran rendah
kebalikannya yaitu bentuk kandang yang lebih terbuka. Tipe dan bentuk kandang
dibedakan berdasarkan status fisiologis dan pola pemeliharaan dibedakan yaitu
kandang pembibitan, pembesaran, penggemukan, kandang beranak/menyusui,
kandang pejantan, kandang kawin, dan lain-lain.
4. Bahan
Pemilihan bahan untuk bangunan kandang hendaknya disesuaikan dengan
kemampuan ekonomi dan tujuan usaha untuk jangka panjang, menengah atau
pendek. Pemilihaan material untuk bahan kandang hendaknya tahan untuk jangka
panjang, dengan memanfaatkan bahan-bahan dari lokal yang banyak tersedia.
Adapun bagian-bagian dari bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan kandang
adalah berikut:
a. Lantai
Pembuatan lantai kandang harus didesain kuat, tahan lama, tidak licin dan
tidak terlalu kasar, mudah dibersihkan dan mampu menopang beban yang ada
diatasnya. Berdasarkan kondisi alas lantai, dibedakan lantai kandang sistem litter
dan non litter. Lantai kandang dapat berupa tanah, beton atau pasir cemen (PC)
dan kayu yang kedap air.
Kemiringan lantai berkisar antara 2 - 5%, artinya setiap panjang lantai 1
meter maka ketinggian lantai bagian belakang menurun sebesar 2 5 cm. Lantai
kandang harus selalu terjaga drainasenya untuk menghindari perkembangbiakan
bakteri/kuman penyakit, sehingga untuk lantai kandang non dibuat miring
7. kebelakang untuk memudahkan pembuangan kotoran dan menjaga kondisi lantai
tetap kering.
Gambar 1. Desain ukuran selokan dan kemiringan lantai kandang
Sumber: Perkandangan Sapi Potong (2007)
b. Kerangka kandang
Kerangka kandang terbuat dari bahan besi beton, besi, kayu, dan bambu
yang disesuaikan dengan tujuan dan kondisi yang ada.
c. Atap kandang
Atap kandang terbuat dari bahan genteng, seng, rumbia, asbes dan lain-lain.
Untuk daerah panas (dataran rendah) sebaiknya mengunakan bahan genting
sebagai atap kandang. Kemiringan atap untuk bahan asbes atau seng sebesar 15 -
20%, genting 30 - 45%, dan rumbia/alang-alang sebesar 25 - 30%. Ketinggian
atap untuk dataran dataran tinggi 2.5 – 3.5 meter, dan dataran rendah 3.5 – 4.5
meter dari permukaan tanah. Bentuk dan model atap kandang hendaknya
menghasilkan sirkulasi udara yang baik di dalam kandang, sehingga kondisi
lingkungan didalam kandang dapat memberikan kenyamanan bagi ternak.
Berdasarkan bentuk atap kandang, beberapa model atap kandang terdiri dari
atap monitor, semi monitor, gable, dan shade. Model atap untuk daerah dataran
tinggi hendaknya menggunakan shade gable, sedangkan untuk dataran rendah
adalah menggunakan model atap semi monitor.
8. Gambar 2. Model desain atap kandang
Sumber: Perkandangan Sapi Potong (2007)
d. Dinding kandang
Dinding kandang dibuat dari tembok, kayu, bambu atau bahan lainnya,
dibangun lebih tinggi dari sapi waktu berdiri. Untuk dataran rendah yang suhu
udaranya panas dan tidak ada angin kencang, bentuk dinding kandang adalah
lebih terbuka supaya udara bebas keluar masuk kandang sehingga cukup
menggunakan kayu atau bambu yang berfungsi sebagai pagar kandang agar sapi
tidak keluar. Dinding kandang yang digunakan terbuat dari sekat kayu atau bambu
dengan jarak atara sekat 40 - 50 cm. Sedangkan untuk daerah dataran tinggi dan
udaranya dingin atau daerah pinggir pantai yang anginnya kencang, dinding
kandang harus lebih tertutup, tujuanya agar kondisi didalam kandang tetap hangat
dan ternak tidak terkena terpaan angin secara langsung.
e. Lorong atau gang
Lorong atau gang merupakan jalan yang terletak di antara dua kandang
individu, tujuannya untuk memudahkan pengelolaan seperti pemberian pakan,
minum dan pembuangan kotoran ternak. Ukuran lebar lorong disesuaikan dengan
kebutuhan dan model kandang, umumnya bekisar antara 1,2 - 1,5 meter. Lorong
9. kandang hendaknya dapat dilewati kereta dorong (gerobak) untuk mengangkut
bahan pakan dan bahan keperluan lainnya.
Gambar 3. Model kandang individu dengan lorong ditengah kandang.
Sumber: Perkandangan Sapi Potong (2007)
5. Perlengkapan kandang
Beberapa perlengkapan yang dibutuhkan untuk kandang sapi potong
meliputi palungan yaitu tempat pakan, tempat minum, tempat penampungan
kotoran, saluran darinase, gudang pakan dan peralatan kandang. Di samping itu
harus dilengkapi dengan tempat penampungan air yang terletak di atas (tangki air)
yang dihubungkan dengan pipa ke seluruh kandang, tujuannya agar mudah dalam
pemberian air minum, memandikan ternak, dan membuang kotoran ternak.
a. Palungan
Palungan digunakan sebagai tempat pakan dan minum yang berada di depan
ternak, terbuat dari kayu atau tembok dengan ukuran mengikuti lebar kandang.
Ukuran palungan untuk kandang kelompok adalah mengikuti panjang kandang,
dengan proporsi tempat minum yang lebih kecil dari tempat pakan. Lebar
palungan adalah 50 cm, dan tinggi bagian luar 60 cm dan bagian dalam sebesar 40
cm. Kandang individu mempunyai lebar sebesar 1.5 meter, dan panjang tempat
pakan berkisar antara 90 - 100 cm dan tempat minum berkisar antara 50 - 60 cm.
10. Gambar 4. Palungan sapi potong
Sumber: Perkandangan Sapi Potong (2007)
b. Selokan
Selokan merupakan saluran untuk pembuangan kotoran dan air kencing
yang berada di belakang kandang ternak individu. Ukuran selokan di dalam
kandang disesuaikan dengan kondisi kandang dan tujuan pemeliharaan. Ukuran
selokan kandang individu digunakan lebar 30 - 40 cm dan dalam 5 - 10 cm.
Gambar 5. Selokan untuk pembuangan air dibelakang ternak
Sumber: Perkandangan Sapi Potong (2007)
c. Tempat penampungan kotoran ternak
Penampungan kotoran/bak penampungan terletak di belakang kandang.
Ukuran dan bentuk bak penampungan disesuaikan dengan kondisi lahan dan tipe
kandang. Pembuangan kotoran dari kandang kelompok dilakukan setiap 3 - 4
bulan sekali sesuai dengan kebutuhan, berupa bak penampungan dan berfungsi
untuk proses pengeringan dan pembusukan feses menjadi kompos. Penampungan
11. kotoran feses dari kandang individu adalah produk akhir berupa biogas atau
kompos saja, tergantung tujuan pemanfaatannya.
Pengumpulan kotoran kandang berupa feses dan air kencing setiap hari
dilakukan melalui saluran drainase menuju tempat penampungan yang letaknya
lebih rendah dari kandang. Tempat pengumpulan kotoran kandang untuk tujuan
pembuatan pupuk kompos/pupuk organik adalah berupa 3 buah bak penampungan
dan penyaringan serta 3 buah bak pengeringan yang terletak di atasnya.
Sedangkan tempat pengumpulan kotoran kandang untuk tujuan pembuatan biogas
adalah berbetuk tangki penampungan, dan terbuat dari beton atau plastik.
Gambar 6. Tempat penampungan dan penyaringan kotoran kandang
Sumber: Perkandangan Sapi Potong (2007)
d. Peralatan kandang
Gambar 7. Tempat penampungan dan pembuatan biogas
Sumber: Perkandangan Sapi Potong (2007)
12. Peralatan yang sering digunakan untuk kandang sapi potong meliputi sekop
untuk membersihkan kotoran, sapu lidi, ember, slang, sikat, tali sapi, cangkul,
sabit, dan gerobak.
C. Tipe Kandang Ternak Ruminansia Menurut Bentuk dan Fungsinya
Kandang ternak ruminansia berdasarkan tipe dan fungsinya terdiri atas
kandang individu dan kandang kelompok/koloni.
Kandang Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau
1. Kandang individu
Kandang individu atau kandang tunggal merupakan model kandang yang
diisi oleh satu ternak dalam satu kandang. Sekat pemisah pada kandang tipe ini
lebih diutamakan pada sapi di kandang individu diikat dengan tali tampar pada
lantai depan guna menghindari perkelahian sesama ternak. Luas kandang individu
disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi. Biasanya luas kandang individu dengan
panjang 2.5 meter dan lebar 1.5 meter.
Kelebihan kandang individu dibanding kandang kelompok yaitu sapi lebih
tenang dan tidak mudah stres, pemberian pakan dapat terkontrol sesuai dengan
kebutuhan ternak, menghindari persaingan pakan dan keributan dalam kandang.
Biaya kandang individu lebih tinggi dibanding kandang lompok (biaya pembuatan
kandang, biaya tenaga kerja untuk memandikan sapi dan pembersihan kandang).
Menurut susunannya terdapat tiga macam kandang individu yaitu:
a. Satu baris dengan posisi kepala searah
b. Dua baris dengan posisi kepala searah, dengan lorong di tengah
c. Dua baris dengan posisi kepala berlawanan, dengan lorong di tengah
13. Gambar 8. Kandang individu sapi potong satu baris searah
Sumber: Perkandangan Sapi Potong (2007)
Gambar 9. Kandang individu sapi perah satu baris searah
Sumber: Perkandangan Sapi Perah (2007)
14. Gambar 10. Kandang individu ternak kerbau satu baris searah
Sumber: Budidaya Ternak (2015)
Gambar 11. Kandang individu sapi potong satu baris searah
Sumber: Perkandangan Sapi Potong (2007)
Gambar 12. Kandang individu sapi perah satu baris searah
Sumber: Perkandangan Sapi Perah (2007)
15. Gambar 13. Kandang individu sapi potong model dua baris kepala searah dengan
lorong di tengah
Sumber: Perkandangan Sapi Potong (2007)
Gambar 14. Kandang individu sapi perah model dua baris kepala searah dengan
lorong di tengah
Sumber: Perkandangan Sapi Perah (2007)
Kandang individu model satu baris kepala searah menggunakan tipe
kandang yang mempunyai atap satu, dimana lorong yang digunakan untuk
memberi pakan dan minum terletak di muka deretan kandang. Kandang individu
model dua baris, biasanya menggunakan tipe kandang yang mempunyai atap dua
bidang (gable, monitor dan semi monitor). Lorong di tengah adalah untuk
membersihkan kotoran dan feses. Lorong di tengah pada kandang mempunyai
posisi kepala searah untuk memberi pakan dan minum, sedangkan pada kandang
16. yang mempunyai posisi kepala berlawanan pemberian pakan dan minum bisa
menyesuaikan.
2. Kandang kelompok
Kandang kelompok memiliki keunggulan dibanding dengan kandang
individu. Adapun manfaat dari kandang kelompok adalah efisien dalam
penggunaan tenaga kerja, terutama memandikan sapi, pembersihan kotoran
kandang, deteksi birahi, dan perkawinan alam. Manajemen tenaga kerja untuk
kandang kelompok satu orang tenaga kandang mampu menangani sekitar 50 ekor,
bila dibanding kandang individu sekitar 20 - 25 ekor. Berdasarkan bentuk atap,
kandang kelompok terdapat dua macam yaitu:
a. Kandang kelompok beratap seluruhnya
b. Kandang kelompok beratap sebagian
Kandang kelompok beratap seluruhnya merupakan kandang kelompok
terhindar dari pengaruh hujan dan matahari langsung.
Gambar 15. Kandang kelompok beratap seluruhnya
Sumber: Rasyid dan Harti (2007)
17. Gambar 16. Kondisi ternak sapi potong dalam kandang kelompok
Sumber: Rasyid dan Hartati (2007)
Gambar 17. Kondisi ternak sapi perah dalam kandang kelompok
Sumber: Perkandangan sapi perrah (2007)
Tipe lantai kandang yang digunakan adalah alas litter, dan pembongkaran
litter lantai kandang dilakukan apabila tinggi litter mencapai setinggi 40 cm atau
dilakukan pembersihan sekitar 3 - 4 kali dalam setahun. Kapasitas daya tampung
ternak dalam kandang kelompok adalah sekitar per ekor 5 - 6 m2
dan disesuaikan
dengan kondisi litter, yaitu semakin padat kondisi litter akan mudah becek.
Bagian sisi kandang kelompok dilengkapi dengan tempat palungan yaitu
pada sisi depan untuk tempat pakan hijauan dan tempat air minum secara terpisah,
18. sedangkan pada sisi belakang kandang palungan untuk tempat pakan penguat atau
konsentrat. Kandang kelompok pada bagian depan kandang (terutama tempat
lungan) ditutupi oleh atap. Pembuangan feses dikandang kelompok dapat
dilakukan secara berkala yaitu 3 - 4 kali setahun atau sesuai kebutuhan. Kelebihan
sistem perkandang ini adalah ternak lebih bebas dan adanya rak penyimpanan
pakan kering (seperti jerami) sehingga pakan hijauan kering selalu tersedia untuk
pakan ternak.
Gambar 18. Kandang kelompok beratap sebagian beserta rak penyimpanan pakan
Sumber: Rasyid dan Hartati (2007)
Gambar 19. Kandang dan pengembalaan ternak kerbau
Sumber: Direktorat Pembibitan dan Produksi Ternak (2016)
19. Kandang Ternak Kambing dan Domba
1. Jenis kandang
Jenis kandang untuk ternak kambing dan domba harus dirancang sebelum
melakukan pemeliharaan ternak kambing, dan domba. Kandang yang akan dibuat
juga harus disesuaikan dengan tujuan dan jenis ternak yang dipelihara.
a. Kandang koloni
Kandang koloni adalah kandang yang tidak memiliki penyekat, kalaupun
disekat, ukuran kandang relatif luas. Kandang koloni cocok untuk membesarkan
domba bakalan atau memelihara betina dewasa calon induk (betina yang tidak
bunting atau menyusui). Untuk pemeliharaan beberapa kambing dan domba
sekaligus. Luas kandang disesuaikan dengan umur bakalan dan jumlah ternak
yang dipelihara.
Untuk 10 ekor bakalan umur 3 - 7 bulan diperlukan luas lantai 5 m2
karena kebutuhan luasan lantai rata-rata 0.5 m2
/ekor.
Untuk 10 ekor bakalan umur 7 - 10 bulan diperlukan luas lantai 7.5 m2
kerena kebutuhan luasan lantai rata-rata 0.75 m2
/ekor
Untuk 10 ekor betina dewasa/calon induk umur > 12 bulan diperlukan
luasan lantai 10 m2
atau rata-rata 1 m2
/ekor.
Gambar 20. Kandang ternak kambing
Sumber: Sukses Beternak Kambing (2017)
20. b. Kandang individual
Kandang indivual adalah kandang yang disekat-sekat sehingga tiap sekat
akan berisi satu ekor ternak kambing dan domba. Misalnya setiap sekat kandang
berukuran 0.75 m x 1.4 m atau 0.7 m x 1.5 m. Pada umumnya, kandang individual
digunakan untuk membesarkan kambing dan domba bakalan dan menggemukkan
kambing dan domba apkir yang kurus. Dengan demikian, perkembangan ternak
menjadi lebih cepat kerana energinya tidak banyak terbuang.
Gambar 21. Kandang individual ternak domba
Sumber: Sukses Beternak Kambing dan Domba (2017)
c. Kandang beranak dan menyusui
Kandang beranak dan menyusui adalah kandang yang dikhususkan untuk
induk yang baru saja melahirkan lalu menyusui anaknya. Masing-masing induk
yang mempunyai anak sebelum umur satu bulan sebaiknya tidak dicampur dengan
induk yang beranak lainnya.
Kandang beranak dan menyusui paling tidak berukuran (1.5 - 2 x 1) m2
.
Untuk induk yang mempunyai anak berumur lebih dari satu bulan sebenarnya
sudah dapat digabung dengan 2 - 4 ekor induk dalam satu kandang koloni.
Misalnya empat ekor induk dengan enam ekor cempe memerlukan luasan lantai
kandang 7 - 8.5 m (https://www.peternakankita.com/kandang-ternak-kambing-
dan-domba/).
21. Gambar 22. Kandang beranak dan menyusui
Sumber: Sukses Beternak Kambing dan Domba (2017)
Gambar 23. Kandang ternak ruminansia
Sumber: Sukses Beternak Kambing dan Domba (2017)
Persyaratan konstruksi kandang sebaiknya memperhatikan beberapa
persyaratan pembuatan kandang. Adapun persyaratan konstruksi pembuatan
kandang adalah sebagai berikut:
a. Kandang harus diatur sedemikian rupa agar ternak mendapat sinar matahari
pagi
22. b. Lantai kandang harus selalu kering dan bersih. Lantai kandang yang lembab
dan basah merupakan media yang baik bagi mikroorganisme untuk tumbuh dan
berkembang sehingga dapat menginfeksi tubuh ternak.
c. Bangunan dirancang sedemikian rupa sehingga semua pekerjaan seperti
pemberian pakan dan minum, pembersihan kandang, kontrol kesehatan dapat
dilaksanakan dengan mudah dan efisien.
d. Atap kandang. Pemakaian bahan tidak lepas dari segi ekonomis dan keawetan
dan kenyamanan bagi penghuni kandang. Sudut kemiringan atap sekitar
minimal 300
dengan bagian yang miring di bagian belakang.
e. Luas kandang disesuaikan dengan jenis dan jumlah ternak yang dipelihara.
- Ukuran kandang sapi dewasa (potong, perah, kerbau) 1.25 x 2.25 m2
/ekor
(Ginting dan Sitepu, 1989)
- Betina dewasa (1 x 1.25) m2
/ekor
- Kambing jantan (1.25 x 1.5) m2
/ekor
- Kambing dewasa (3 x 1.5) m2
/4 ekor
- Kambing bunting atau siap melahirkan (1.25 x 1.5) m2
/ekor
- Anak kambing umur 2 - 4 bulan (1 x 1.25) m2
/ekor (Sarwono, 1993)
- Penggemukan domba 0.6 - 0.7 m x 1 – 1.2 m/ekor
Bahan dan material kandang yang digunakan tidak mempersulit kerja
pembersihan kandang dan pembasmian parasit. Konstruksi bangunan kandang di
dataran tinggi dan rendah sebaiknya memperhatikan temperatur udara yang terjadi
di dalam kandang. Layout/tata letak lokasi kandang sebaiknya terletak pada
tempat yang lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai kandang dibuat 20 sampai
30 cm lebih tinggi dari lahan.
Kandang dibangun dekat dengan sarana transportasi, dengan demikian
bahan pakan mudah diangkut ke lokasi peternakan. Bagian penjualan yang
berhubungan dengan kandang terutama dianjurkan dekat jalan raya, tidak
mengganggu pemukiman, dan kemungkinan perluasan kota karena ada penyakit
yang menular dari sapi ke manusia dan sebaliknya jarak kandang dibangun
dengan jarak 6 sampai 8 meter yang dihitung dari masing-masing tepi atap
kandang.
23. Kandang dan bangunan lainnya terletak di samping atau belakang rumah
peternak berjarak minimal 30 m. Kandang isolasi dan karantina dari kandang atau
bangunan lainnya diberi jarak 25 m atau sekurang-kurangnya 10 m dengan tinggi
tembok pembatas 2 m. Kantor berjarak 25 hingga 30 m dari kandang. Tempat
penimbunan kotoran terletak 100 m dari kandang rumah dan bangunan lain rumah
peternak/mes karyawan dibangun agar dapat memperhatikan leluasa ke segala
arah.
Untuk daerah tropik sebaiknya menggunakan kandang terbuka atau tanpa
dinding. Tujuannya adalah agar ventilasi dan sirkulasi udara berjalan baik,
temperatur tidak panas dan sinar matahari dapat masuk ke dalam kandang.
Temperatur di dalam kandang dijaga relatif konstan dengan mengatur ketinggian
dinding luar dan tepi atap sebelah bawah. Letak kandang perlu diatur atau diberi
pelindung angin. Tinggi dinding pada bagian luar kandang di dataran rendah
adalah 3 m sedangkan dataran tinggi 2.1 m. Tinggi atap sebelah bawah pada
kandang di dataran rendah 2.2 m dan di dataran tinggi 1.75 m.
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Rangkuman dari materi pembelajaran dengan topik kandang ternak
ruminansia antara lain sebagi berikut:
1. Persyaratan yang diperlukan dalam mendirikan kandang antara lain: (1)
memenuhi persyaratan kesehatan ternaknya, (2) efisiensi dalam pengelolaan,
(3) mempunyai ventilasi yang baik, (4) efisiensi dalam pengelolaan, (5)
melindungi ternak dari pengaruh iklim dan keamanan kecurian, (6) serta tidak
berdampak terhadap lingkungan sekitarnya.
2. Fungsi kandang yang baik adalah sebagai berikut: (1) Tempat beristirahat dan
beraktivitas bagi ternak, (2) Melindungi ternak dari sengatan matahari, basah
karena hujan, tiupan angin yang kencang dan suhu dingin pada malam hari, (3)
Sebagai pengaman ternak dari hewan lain yang mengganggu, (4) Memudahkan
tatalaksana pemeliharaan seperti pemberian pakan dan minum, kontrol
24. kesehatan, dan pengobatan ternak sakit, (5) Memudahkan dalam membersihkan
kotoran ternak.
3. Pertimbangan dalam pemilihan lokasi kandang antara lain: (1) Tersedianya
sumber air, terutama untuk minum, memandikan ternak dan membersihkan
kandang, (2) Transportasi mudah, terutama untuk pengadaan pakan dan
pemasaran, (3) Dekat dengan sumber pakan, (4) Areal yang ada dapat diperluas
untuk pengembangan usaha peternakan.
4. Persyaratan dalam manajemen tata letak bangunan kandang adalah sebagai
berikut: (1) Tidak berdekatan dengan bangunan umum atau perumahan,
minimal 10 meter, (2) Mempunyai permukaan yang lebih tinggi dari kondisi
disekelilingnya, sehingga tidak terjadi genangan air dan pembuangan kotoran
lebih mudah, (3) Agak jauh dengan jalan umum, (4) Tidak menggangu
kesehatan lingkungan.
5. Ukuran luas kandang sesuai dengan jenis ternak yang terdiri dari: (1) Ukuran
kandang sapi dewasa (potong, perah, kerbau) 1.25 x 2.25 m2
/ekor, (2) Betina
dewasa (1 x 1.25) m2
/ekor, (3) Kambing jantan (1.25 x 1.5) m2
/ekor, (4)
Kambing dewasa (3 x 1.5) m2
/4 ekor, (5) Kambing bunting atau siap
melahirkan (1.25 x 1.5) m2
/ekor, (6) Anak kambing umur 2 - 4 bulan (1 x 1.25)
m2
/ekor, (7) Penggemukan domba 0.6 - 0.7 m x 1 - 1.2 m/ekor.
Daftar Pustaka
Amrunjogja.blogspot.com, 2008. Pemeliharaan ternak kambing
Budidaya Ternak. 2015. Manajemen dan Pemeliharaan ternak Ruminansia.
Departemen Pertanian.
Rasyid A dan Hartati Perkandangan Sapi Potong. 2007. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan Badan Penelitian dan pengembangan Pertaian.
Departemen Pertanian.
Pertanian. Perkandangan Sapi Perah. 2007. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan Badan Penelitian dan pengembangan Pertaian. Departemen
Ginting N, Sitepu P. 1989. Teknik Beternak Sapi Perah di Indonesia. PT. Rekan.
Anda Setiawan. Jakarta.
Kandang blog spot.com. 2015. Bentuk dan tipe kandang ternak ruminansia
25. MAFF.2015.Management Systems for Ruminants. Reference Book 433, Ministry
of Agriculture, Fisheries and Food, HMSO, London.
Purnomoadi 2003. Dilat Kuliah Ilmu Ternak Potong dan Kerja. Fakultas
Peternakan Universitas Diponegoro. Semarang 78 – 79.
Sarwono, S. 1993. Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep Serta Aplikasinya,
Gadjah. Mada University Press, Yogyakarta.
Sukses Beternak Kambing dan Domba. 2017. Budidaya Ternak Kambing dan
Domba. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Badan Penelitian
dan pengembangan Pertaian. Departemen Pertanian.
Peternak Kita. 2019. Kandang Ternak Kambing dan Domba. Link:
http://www.peternakan kita.com/kandang-ternak-kambing-dan domba/.
(Diakses jam 13.13 tanggal 20 Oktober, 2019)