2. Pengantar
• Dalam sebuah peternakan memerlukan
sebuah pengendali untuk mengatur segala
unsur yang terkait di dalamnya. Pengedali ini
disebut juga dengan manajemen usaha
peternakan. Manajemen dalam sebuah usaha
peternakan meliputi : manajemen budidaya
(manajemen kandang, manajemen pemberian
pakan, manajemen tenaga kerja, manajemen
penyakit), manajemen hasil produksi,
pengolahan limbah dan pemasaran.
3. Tujuan
• Agar mahasiswa dapat memiliki
pengetahuan tentang dasar-dasar ilmu
manajemen usaha peternakan, untuk
dapat digunakan di lingkungan dunia
peternakan
4. TOPIK BAHASAN
No Pertemuan Ke Topik Bahasan Pengajar
1 I Pengertian/Definisi manajemen peternakan
dan fungsi-fungsi manajemen peternakan,
Fahmi Arief, SKH, M. VET.
Agribisnis
2 II Perkembangan peternakan di Indonesia, factor
pendorong/ penghambat peternakan, dan
prospek peternakan di masa mendatang.
3 III Pengertian usaha peternakan, ruang lingkup
usaha peternakan.
4 IV Perbedaan antara perusahaan peternakan
dan peternakan rakyat, tipologi usaha
peternakan.
5 V Pengertian prinsip-prinsip ekonomi produksi
peternakan, Pengertian Fungsi produksi
peternakan
6 VI Maksimisasi keuntungan dengan satu input
produksi peternakan, maksimisasi keuntungan
dengan dua input atau lebih.
7 VII Lingkungan usaha peternakan, factor
lingkungan mikro
8 VIII Ujian Tengah Semeseter
9 IX Factor lingkungan makro.
Dr.Neni Widaningsih. SPt,. MP
10 X Ancaman dan antisipasi lingkungan usaha
peternakan
11 XI Pengertian satuan ternak, penggunaan satuan
ternak.
12 XII Satuan ternak, daftar satuan ternak.
13 XIII Potensi daerah
14 XIV Pengertian koefisien teknis, jenis/ klasifikasi
koefisien teknis
15 XV Nilai koefisien teknis untuk ternak sapi, babi,
dan ungags.
16 XVI UAS
8. DEFINISI MANAJEMEN
PETERNAKAN
• Istilah Manajemen pada umumnya adalah Manajemen merupakan
ilmu tentang upaya manusia untuk memanfaatkan semua sumber
daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien
• Suatu ilmu tentang upaya manusia untuk memanfaatkan semua
sumber daya dalam bidang peternakan yang dimilikinya untuk
mencapai tujuan usaha secara efektif & efisien
• Manajemen usaha peternakan (Farm management) berbeda
dengan manajemen pada umumnya (Non Farm Management),
disamping mempunyai beberapa persamaan. Beberapa perbedaan
tersebut sesuai dengan Karakteristik Peternakan
9. • Selain itu ada beberapa perbedaan yang lain, yaitu :
• Usaha Peternakan sangat tergantung kepada sifat “BIOLOGIS”, yaitu
adanya waktu yang sudah tertentu secara biologis. Misalnya proses
pembentukan telur dengan proses biologis tertentu sehingga
memungkinkan ayam hanya bertelur 1 butir per hari.
• Faktor produksi tidak bisa dipisahkan sehingga mengurangi efisiensi usaha.
• Fixed cost (Biaya tetap) per unit output relative tinggi, karena adanya
batasan-batasan biologis.
• Kurang dapat mengurangi ongkos produksi pada keadaan harga rendah.
• Organisasi usaha peternakan kurang spesifik sehingga efisiensi tenaga
kerja kurang dapat dicapai. (Seorang manajer kadang-kadang juga
merangkap pemilik dan pelaksana).
• Resiko usaha relative tinggi karena mengusahakan makhluk hidup sangat
dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal.
10. Fungsi-fungsi Manajemen
Peternakan
• Pada bidang usaha peternakan, Keberhasilan
usaha sangat dipengaruhi oleh beberapa factor
yaitu : Faktor bahan Baku (Breeding dan
Feeding) dan Faktor Pengelolaan yaitu
manajemen. Manajemen usaha menyangkut
manajemen (manajemen pakan, kandang,
tenaga kerja, penyakit) serta manajemen
manajemen produksi, pengolahan limbah,
pemasaran dan manajemen keuangan.
11. • Manajemen pemeliharaan/budidaya : proses biologis yang menjadi faktor penentu
dari maju-mundurnya suatu usaha dan suksesnya dalam pemeliharaan yang optimal.
• Manajemen kandang : merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan
kandang dan sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang
kelengkapan dalam suatu peternakan
• Manajemen pakan : merupakan segala kegiatan yang berkaitan dengan pakan ternak
(pengolahan pakan, waktu pemberian pakan dan Teknik pemberian pakan).
• Manajemen tenaga kerja : merupakan manusia yang dapat digunakan dalam proses
produksi yang meliputi keadaan fisik jasmani, keahlian-keahlian, kemampuan untuk
berfikir yang dimiliki oleh tenaga kerja tersebut.
• Manajemen pengendalian penyakit : meliputi Pertama Sanitasi ; usaha menjaga
kesehatan melalui kebersihan agar ternak bebas dari suatu infeksi penyakit bakteri,
virus maupun parasit. Kedua pencegahan penyakit ; pemberian vitamin dan vaksin
terhadap ternak secara teratur sehingga ternak terhindar dari berbagai jenis penyakit
yang sering menjangkit ternak.
12. • Manajemen produksi : merupakan mengatur atau mengkoordinasi penggunaan
sumber-sumber berupa manusia, alat, dana secara efektif dan efesien untuk
menciptakan barang atau jasa.
• Manajemen pengolahan limbah : merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
membuang limbah dari hasil produksi berupa kotoran ternak yang kemudian dapat
dijadikan bahan olahan.
• Manajemen pemasaran : merupakan kegiatan menganalisis, merencanakan,
melaksanakan dan mengendalikan program-program yang disusun dalam
pembentukan, pembangunan, dan pemeliharaan keuntungan dari pertukaran/
transaksi melalui sasaran pasar dengan harapan untuk mencapai tujuan organisasi
(perusahaan) dalam jangka panjang.
• Manajemen keuangan : merupakan kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
staffing, pelaksanaan, dan pengendalian fungsi-fungsi keuangan.
13. • Fungsi manajemen usaha peternakan dapat
dikelompokkan menjadi 4 bagian :
1. Manajemen dipandang sebagai pekerjaan (Job) :
Pekerjaan (job) dalam manajemen menyangkut
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi usaha
peternakan. Sistem ini berlaku secara kontinyu dan
tidak bisa dihentikan.
2. Manajemen dipandang sebagai factor produksi
(Resource) : Faktor produksi dalam manajemen
usaha peternakan ini menyangkut SDM.
14. 3. Manajemen dipandang sebagai prosedur atau tahapan ;
Konsep manajemen sebagai prosedur mencakup problem
solving method. Problem solving method meliputi perumusan
masalah, pengumpulan data dan fakta, Tabulasi – evaluasi dan
analisis data, Pengambilan keputusan dan Pelaksanaan
keputusan.
4. Manajemen dipandang sebagai The Game of Life ; Manajemen
dipandang sebagai The Game of Life yaitu sukses sangat
tergantung satu factor yaitu You sebagai Manager. Konsep
game yang memberikan pengertian “saya menang lawan kalah
harus dirubah menjadi bila saya menang maka setiap orang
akan menang yaitu bisnisnya, peternaknya, pemerintahnya
serta masyarakatnya”.
15. Perkembangan Peternakan di
Indonesia
• Perkembangan sub-sektor peternakan merupakan bagian dari
pembangunan pertanian yang bertujuan untuk mencapai suatu
kondisi peternakan yang tangguh, yang dicirikan dengan
kemampuan yang mensejahterahkan para petani peternak dan
kemampuannya dalam mendorong pertumbuhan sektor terkait
secara keseluruhannya.
• Perkembangan peternakan diarahkan untuk meningkatkan mutu
hasil produksi, meningkatkan pendapatan, memperluas lapangan
kerja, serta memberikan kesempatan berusaha bagi masyarakat
dipedesaan Peternakan yang tangguh memerlukan kerja keras,
keuletan dan kemauan yang kuat dari peternak itu sendiri agar
mencapai tujuan yang diinginkan
16. • Tujuannya ?
• Kebutuhan pangan
Untuk memenuhi kebutuhan pangan asal ternak yang
akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk, meningkatnya pendapatan
masyarakat dan kesadaran gizi, urbanisasi, dan
terjadinya perubahan pola makan. Urbanisasi akan
mengubah gaya hidup dan pola konsumsi
masyarakat yang tinggal di perkotaan dan sekitarnya.
17.
18.
19.
20. Faktor Penghambat dan Pendorong
Perkembangan Peternakan
• Penghambat
1. Sistem usaha peternakan harus
memerlukan sumber daya lahan dan
air yang cukup
2. Modal yang cukup besar
3. Berhubungan dengan mahkluk hidup
21. • Pendorong
1. Kurangnya hasil produksi ternak
2. Kebutuhan pangan dari ternak yang
terus meningkat
3. Permintaan yang terus meningkat
dengan meningkatnya pertumbuhan
penduduk
22. Prospek Perkembangan
Peternakan
• Untuk meningkatkan produktivitas dan produksi pangan dunia, inovasi teknologi memainkan
peranan yang sangat besar, yaitu sekitar 80%, jauh lebih besar daripada peran perluasan lahan
yang hanya 20% karena sumber daya lahan sudah sangat terbatas, maka dari itu di ciptakannya
peternakan dengan cara Intensif.
• Demikian juga dengan upaya meningkatkan produktivitas dan produksi ternak. Sebagai contoh,
penelitian pemuliaan ayam pedaging (broiler) saat ini sudah mencapai puncaknya dalam
menghasilkan galur ayam pedaging yang dapat mencapai berat tubuh maksimal dengan efisiensi
pakan yang tinggi dalam waktu yang relatif cepat
• Demikian pula pada ayam petelur, sudah dihasilkan galur yang dapat meningkatkan produksi telur
330 butir/ tahun (dengan konversi pakan),
• Demikian juga itik mojosari-alabio (MA) mampu meningkatkan produksi telur itik
• Teknologi persilangan untuk meningkatkan pro- duksi daging pada sapi potong juga telah
diterapkan secara luas melalui inseminasi buatan (IB)
• Selain teknologi pemuliaan, diperlukan juga teknologi pakan untuk mengatasi kebutuhan bahan
pakan yang terus meningkat. Berbagai sumber bahan pakan nonkonvensional yang tersedia di
alam perlu diteliti agar dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak. Limbah
perkebunan kelapa sawit yang melimpah telah diteliti untuk dimanfaatkan sebagai bahan pakan
dan pakan ternak
23. Usaha Peternakan
• Suatu kegiatan usaha untuk meningkatkan biotik berupa hewan
ternak dengan cara meningkatkan produksi ternak yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan manusia.
• Usaha ternak adalah kegiatan yang meliputi bibit, pakan,
perkandangan, reproduksi, pengendalian penyakit, pengolahan
pascapanen, dan pemasaran.
• Manajemen pemeliharaan dalam suatu usaha peternakan
memegang peranan penting karena keberhasilan suatu usaha
peternakan sangat dipengaruhi oleh baik tidaknya tatalaksana
pemeliharaan.
24. Ruang Lingkup Usaha
Peternakan
• secara khusus, ruang lingkup pengetahuan usaha peternakan
mencakup telah jenis atau macam usaha peternakan yang ada di
Indonesia yang didasarkan kegiatan ekonomi di bidang produksi
peternakan yang dimulai dari adanya kegiatan memasukkan input
kemudian diakhiri setelah output dikeluarkan oleh produsen.
• Di bidang peternakan, output yang utama adalah air susu bagi
usaha sapi perah, daging bagi usaha sapi dan ayam, telur bagi
usaha itik dan unggas lainnya. Sedangkan yang termasuk input
adalah lahan, bibit ternak, pakan, obat- obatan, peralatan, bahan
bakar, tenaga kerja, modal bangunan dan uang.
25. Jenis-jenis Usaha Peternakan
• Peternakan tradisional : merupakan usaha peternakan secara tradisional
yang memiliki ciri-ciri yaitu jumlah ternak sedikit, tenaga kerja umumnya dari
keluarga peternak, input teknologi rendah, profit rendah.
• Peternakan Backyard, merupakan usaha peternakan yang memanfaatkan
tanah lapang di belakang rumah atau halaman belakang. Peternakan ini
memiliki ciri-ciri yaitu jumlah ternak yang sedikit karena terbatasnya lahan,
input teknologi menengah, tenaga kerja merupakan keluarga dan memiliki
profit sedang.
• Peternakan Modern, merupakan usaha peternakan yang dibangun dengan
teknologi modern dan biasanya ada pada peternakan pabrik. Peternakan
modern memiliki ciri-ciri jumlah ternak yang banyak, tenaga kerja spesifik
dan berada di bidang peternakan, memiliki input teknologi tinggi, berprofit
tinggi.
26. Perbedaan Peternakan Perusahaan dan
Peternakan Rakyat
• Modal besar
• Manajemen
sistematis
• Pemasaran luas
• Jumlah ternak
banyak
• Pengolahan produk
bervariasi
• Tenaga kerja spesifik
• Teknologi tinggi
• Profit tinggi
• Modal terbatas
• Jumlah ternak
rendah
• Tenaga kerja dari
pelaku usaha
• Teknologi rendah
• Profit rendah
• Pemasaran terbatas
• Pengolahan produk
terbatas
VS
27. Tipologi Usaha Peternakan
• Tipologi usaha peternakan dapat dibagi menjadi empat kelompok
berdasarkan skala usaha dan tingkat pendapatan peternak, antara
lain:
1. Peternakan sebagai usaha sambilan : petani memelihara ternak sebagai usaha sambilan untuk
mencukupi kebutuhan sendiri (subsistence), di samping mengusahakan berbagai jenis komoditi
pertanian terutama tanaman pangan. Di dalam kelompok ini kontribusi ternak dalam
menghasilkan pendapatan kurang dari 30%.
2. Peternakan sebagai cabang usaha : ternak dipelihara sebagai cabang usaha oleh petani yang
mengusahakan pertanian campuran (mixed farming), dengan tingkat pendapatan dari budidaya
peternakan 30-70%
3. Peternakan sebagai usaha Pokok : Petani mengusahakan budidaya ternak sebagai usaha pokok
dan usaha tani lainya sebagai usaha sambilan (single comodity), dengan pendapatan dari usaha
peternakan 70-100%
4. Peternakan sebagai usaha industry : peternak mengusahakan ternak secara khusus
(specialized farming) sebagai usaha industri, dengan tingkat pendapatan 100% dari usaha
peternakan.
28. Definisi Prinsip-prinsip Ekonomi
dalam Peternakan
• Ilmu Ekonomi yaitu ilmu yang mempelajari setiap kegiatan manusia agar
dapat mengatur anggaran pendapatan dan belanja, baik untuk rumah
tangga, individu ataupun negara sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan
memberi kepuasan yang maksimal
• Produksi dalam artian yang umum didefinisikan sebagai segala kegiatan
yang ditujukan untuk menciptakan atau menambah guna atas suatu benda
untuk memenuhi kebutuhan kepuasan manusia.
• Seperti halnya telaah mengenai masalah ekonomi secara umum, masalah
ekonomi produksi timbul karena adanya keinginan/kebutuhan untuk
berproduksi di satu pihak sedangkan pihak yang lain yaitu sumberdaya
tersedia dalam jumlah yang sangat terbatas (langka).
• Secara khusus, ruang lingkup ekonomi produksi peternakan mencakup
telaah kegiatan ekonomi di bidang produksi peternakan yang dimulai dari
adanya kegiatan memasukkan input kemudian diakhiri setelah output
dikeluarkan oleh produsen
29. Prinsip-prinsip Ekonomi
Produksi
1. Efisiensi ; Ada dua konsep efisiensi dalam penyelenggaraan produksi yaitu efisiensi
teknis dan ekonomis. Efisiensi teknis menyatakan perbandingan output fisik dengan
input fisik telah mencapai maksimum. Efisiensi ekonomis menyatakan kondisi proses
produksi elah mencapai keuntungan yang maksimum berupa nilai uang (bukan
berupa hasil produk fisik).
2. Opportunity Cost : adalah nilai produk yang tidak diproduksikan karena inputnya
telah digunakan untuk menghasilkan produk lain
3. Keuntungan maksimum dan kerugian minimum : merupakan perwujudan perilaku
produsen yang mengejar kepuasan maksimum dari apa yang dikerjakan
4. Optimasi : Keadaan ini tercapai jika keuntungan maksimum tercapai atau dalam
kerugian minimum.
5. Jangka Waktu Produksi : ada dua jangka waktu yang menjadi perhatian dalam
analisis produksi yaitu jangka pendek (Short Run) dan jangka panjang (Long Run).
6. Mekanisme Pasar : adalah bekerjanya perekonomian melalui pasar. Dalam
mekanisme pasar, tingkat harga ditentukan oleh kebebasan bertindak agen-agen
ekonomi yang menghasilkan kekuatan permintaan dan penawaran.
30. Prinsip-prinsip Ekonomi
Produksi
7. Marginal : perbandingan antara nilai tambahan produk dengan nilai tambahan satu
satuan input. Konsep ini untuk menentukan tingkat optimalisasi produksi
8. Law of Increasing Return : hukum ini menyatakan bahwa setiap penambahan
input kepada input yang tetap, akan menghasilkan tambahan output yang
semakin besar dibanding tambahan inputnya.
9. Law of Diminishing Return : hukum ini menyatakan bahwa setiap penambahan
input kepada input yang tetap akan menghasilkan tambahan output yang semakin
lama menjadi semakin kecil dibandingkan tambahan inputnya.
10. Law of Decreashing Return : hukum ini menyatakan bahwa setiap penambahan
input kepada input yang tetap akan menghasilkan penurunan output yang semakin
lama menjadi semakin besar dibandingkan tambahan inputnya.
11. Economics of Scale dan Diseconomic of Scale : Economics of Scale adalah
penghematan kegiatan produksi karena skala usaha menjadi lebih besar.
Sedangkan Diseconomic of Scale adalah pemborosan kegiatan produksi karena
skala usaha menjadi lebih besar
31. Definisi Fungsi Produksi
Peternakan
• Produksi secara umum merupakan suatu proses menghasilkan
atau merubah barang menjadi barang yang bernilai guna dengan
menggunakan faktor produksi. Peternak adalah penggerak dalam
proses produksi peternakan, Dalam hal ini, kecukupan modal,
kualitas bibit dan kualitas pakan termasuk dalam input yang sangat
diperlukan untuk menghasilkan output.
• Fungsi produksi adalah jumlah maksimal yang dihasilkan untuk
sebuah pencapaian jumlah yang diinginkan atau maksimal
• Untuk menghasilkan suatu produk diperlukan hubungan antara
faktor produksi atau input dan komoditas atau output.
32. Fungsi Produksi Peternakan
• Fungsi yang menunjukan hubungan matematik antara input yang digunakan untuk
menghasilkan suatu tingkat output tertentu
• Menurut keadaan teknologi tertentu hubungan input dan output yang tercermin pada
rumus fungsi produksi. Dapat disebut faktor produksi dikarenakan bersifat mutlak,
agar produksi berjalan dan menghasilkan suatu produk.
• Suatu fungsi produksi dapat dikatakan efisien secara teknis apabila dapat
menggunakan kuantitas bahan mentah yang efisien atau minimal, tenaga kerja yang
minimal, dan modal atau biaya produksi yang minimal.
• pendekatan fungsi produksi dapat dipergunakan untuk dua tujuan yaitu: 1).
Menetapkan output maksimum yang mungkin diproduksi berdasarkan jumlah input
tertentu, dan 2). Syarat kuantitas input minimum untuk memproduksi sejumlah output
tertentu.
• Fungsi produksi pada umumnya dapat dirumuskan sebagai berikut :
• Q= F (K,L,X) Dimana : Q = Output
• F = Input
• K = Modal
• L = tenaga kerja
• X = Bahan Baku
33. Maksimisasi keuntungan dengan satu input produksi
peternakan, maksimisasi keuntungan dengan dua input
atau lebih.
• Maksimisasi keuntungan : proses baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang dimana perusahaan
menentukan harga, input dan tingkat output yang
mendorong tercapainya laba maksimum
• Maksimisasi keuntungan dengan satu input : Tingkat di
mana kenaikan pendapatan dengan jumlah yang
digunakan 1 input menghasilkan 1 output, Rumus
• Maksimisasi keuntungan dengan dua input atau lebih :
tingkat dimana kenaikan pendapatan jumlah yang
digunakan 2 input atau lebih menghasilkan 1 output
34.
35.
36. Lingkungan Usaha Peternakan
• Semua faktor fisik, kimia, dan biologi yang ada di sekitar
ternak sering disebut sebagai lingkungan
• Faktor-faktor tersebut adalah suhu, cahaya, tingkah laku
ternak, penyebab penyakit, dan lain sebagainya
• Lingkungan ternak dapat diklasifikasikan menjadi dua
yaitu (1) lingkungan abiotik (2) lingkungan biotik.
Lingkungan abiotik meliputi semua faktor fisik dan kimia.
Lingkungan biotik merupakan semua unsur hayati yang
terdapat di sekitar ternak, misalnya tumbuh-tumbuhan
dan hewan lain.
37. Faktor Lingkungan Mikro
• Lingkungan mikro adalah faktor yang
memengaruhi kenyamanan hidup hewan dan
interaksinya dengan lingkungan sekitar
(kandang, padang rumput, dan sebagainya).
Dalam bangunan kendang peternakan,
pengendalian kelembaban, temperatur,
intensitas cahaya, dan bau serta pengaturan
jarak antara satu hewan dengan hewan lainnya
penting untuk dilakukan demi kenyamanan
dan produktivitas hewan ternak.
38. Faktor Lingkungan Mikro
• Faktor lingkungan Abiotik :
1. Lahan : Ternak yang dipelihara sangat tergantung dari kondisi lahannya, baik dari segi
bentang lahan, fisik, kualitas dan lokasinya. Umumnya, jenis lahan yang cocok untuk
usaha peternakan adalah lahan terbuka dengan padang rumput yang potensial.
2. Air : secara kualitas dan kuantitas sangat menentukan kehidupan, kesehatan dan produksi
ternak.
3. Pakan : Pakan merupakan unsur kimiawi yang mempengaruhi ternak yang mengandung
nutrisi meliputi : (1) Energi, (2)Protein, (3) Vitamin, dan( 4)Mineral.
4. Radiasi : Radiasi sinar diperinci menurut panjang gelombang, yakni berikut : 1. Sinar
ultraviolet (UV) dengan panjang gelombang 0,25-0,38 um. 2. Sinar visibel dengan panjang
gelombang 0,38-0,78 um. 3. Sinar infra merah dengan panjang gelombang 0,78-100 um.
5. Musim : Di Indonesia, faktor yang kita hadapi dan perlu kita perhatikan adalah musim hujan
dan musim kering.
6. Kandang merupakan faktor lingkungan fisik yang harus diperhatikan karena berkaitan
dengan tingkat produksi ternak dan kesehatan
7. Suhu udara adalah ukuran dari intensitas panas dalam unit standar dan biasanya
diekspresikan dalam skala derajat celsius
8. Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan
sebagai kelembaban mutlak
39. Faktor Lingkungan Mikro
• Faktor lingkungan biotik
1. Tumbuh-tumbuhan : rumput sebagai tumbuhan mempunyai arti
ekonomis yang sangat penting dalam peternakan ternak herbivor,
sebagai contoh sapi potong dan perah, kerbau, kambing, dan
domba di Indonesia.
2. Hewan lain : adalah hewan yang sejenis dan tidak sejenis, misalnya
ayam, tikus, kucing dan burung. Ayam kampung yang tidak
dipelihara dalam kandang dan berkeliaran di sekitar suatu usaha
peternakan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap ayam
yang dipelihara dalam kandang. Dampak yang ditimbulkan oleh
hewan lain terhadap suatu usaha peternakan, misalnya penularan
penyakit, pemangsaan.