Dokumen tersebut membahas proses pengolahan bahan galian yang terdiri dari tiga tahap yaitu preparasi, pemisahan, dan dewatering. Tujuannya adalah memisahkan mineral berharga dari pengotor, mengontrol ukuran partikel, dan meningkatkan kadar mineral. Proses ini bermanfaat untuk mengurangi biaya transportasi dan peleburan serta mengurangi kerugian mineral. Metode pemisahan yang dijelaskan meliputi flotasi, HTS, dan gravitasi.
4. PENDAHULUAN
Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral berharga
secara ekonomis berdasarkan teknologi yang ada sekarang. Berdasarkan
tahapan proses, pengolahan bahan galian dapat dibagi menjadi tiga tahapan
proses, yaitu : tahap preparasi, tahap pemisahan dan tahap dewatering.
5. TUJUAN
Kegiatan pengolahan bahan galian bertujuan untuk :
Membebaskan mineral berharga dari mineral pengotornya (meliberasi)
Memisahkan mineral berharga dari pengotornya
Mengontrol ukuran partikel agar sesuai dengan proses selanjutnya
(reduksi ukuran)
Mengontrol agar bijih mempunyai ukuran yang relatif seragam
Mengontrol agar bijih mempunyai kadar yang relative seragam
Membebaskan mineral berharga
Menurunkan kandungan pengotor (menaikkan kadar mineral berharga)
6. KEUNTUNGAN
Keuntungan dengan dilakukannya proses pengolahan bahan galian :
Mengurangi ongkos / biaya pengangkutan
Mengurangi ongkos / biaya peleburan
Mengurangi kehilangan mineral berharga pada saat peleburan
7. SYARAT
Beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam PBG :
Ada perbedaan sifat yang dikehendaki
Lepas / bebas (terliberasi)
8. STUDI BAHAN BAKU
Informasi atau data mineral yang diperlukan diantaranya :
Macam dan komposisi mineral dalam bahan galian
Kadar masing-masing mineral dalam bahan galian
Besar ukuran dan distribusi ukuran
Distribusi mineral-mineralnya
Macam dan tipe ikatan mineral-mineralnya
Derajat liberasi mineral-mineralnya
Sifat-sifat fisik mineralnya seperti berat jenis, kemagnetan, konduktivitas listrik,
sifat-sfat permukaan mineralnya dan sebagainya
Persyaratan kualitas bahan galian sebaai bahan baku untuk ekstraksi logam atau
untuk suatu industri
Teknologi bahan galian yang digunakan.
10. DASAR-DASAR ISTILAH PBG
Pulp : Suatu campuran yang dianggap homogen antara lain dengan padatan (solid).
Persen solid / padatan : Jumlah berat solid yang ada dalam pulp, dinyatakan
dalam persen (%).
Dilution : Perbanding antara berat air dengan berat solid yang ada dalam pulp.
Solid factor : Perbandingan antara jumlah berat solid dan berat air yang ada dalam
pulp.
Contoh : Pulp dengan persen solid : 20 %
Artinya dalam pulp tersebut ada : 20 padatan
80 air
Maka : Dilution : 80/20 = 4
Solid factor : 20/80 = ¼
11. DASAR-DASAR ISTILAH PBG
Recovery (perolehan) : Jumlah berat logam (mineral) yang terambil dalam suatu
proses (pengolahan /penambangan) dibandingkan dengan jumlah logam
(mineral)keseluruhan yang ada dalam feed / umpan, dinyatakan dalam % (persen).
Dimana :
F = Berat umpan (feed), ton
K = Berat konsnetrat, ton
T = Berat tailing, ton
f = kadar (berat logam) dalam umpan (%)
k = kadar (berat logam) dalam konsentrat (%)
t = kadar (berat logam) dalam tailing (%)
%
100
F
K
R
%
100
.
.
f
F
k
K
%
100
)
(
)
(
t
k
f
t
f
k
12. DASAR-DASAR ISTILAH PBG
Material balance : Jumlah material yang masuk dalam proses
harus sama dengan yang yang keluar dari proses.
Ratio of concentration (RoC) : perbandingan antara berat bijih
awal (F) dengan produk (K) dengan kata lain berat bijih (ton
atau kg) yang diperlukan untuk mendapatkan 1 satuan berat
konsentrat (ton atau kg).
Contoh :
t
T
k
K
f
F
T
K
F
.
.
.
K
F
ROC
t
f
t
k
5
2
10
13. C
r
u
s
h
i
n
g
>
Tahapan PBG
I. Preparasi
1. Sampling
2. Kominusi
(membebaskan mineral)
Crushing =
>1/20 Inchi
Grinding =
<1/20 Inchi
3. Sizing (pemisahan
berdasarkan ukuran)
Screening
Classifier
Hydrocyclone
II. Konsentrasi
Flotasi (perbedaan
tegangan permukaan)
HTS (sifat kelistrikan)
MS (sifat kemagnetan)
Hand sorting (kilap)
Gravitasi
Jigging
Tabling
Sluice
box
DMS
HMS
III. Dewatering
Thickening = 50-60% S
Filtering = 60-80% S
Drying = 90-100% S
18. NERACA BAHAN
PROSES BERLANGSUNG SECARA KONTINU : MASUKAN =
KELUARAN
PROSES BERLANGSUNG SECARA TIDAK KONTINU :
MASUKAN = KELUARAN + AKUMULASI
19. CONTOH PERHITUNGAN
Contoh 1 :
Umpan suatu proses konsentrasi adalah 1000 t/jam, dengan 10% PbS.
Konsentrat yang dihasilkan mengandung 80% PbS sedang tailingnya mengandung
0,19% PbS. Berapa berat konsentrat dan tailing akhir yang diperoleh dan REC
serta ROC ?
Dasar perhitungan : Per jam
20. Bagan Alir Proses
Masukan = Keluaran (tanpa akumulasi)
K = ?
k = 80% PbS
Umpan :
F = 1000 ton
f =10% PbS
Tailing :
T = ?
T = 0,19% PbS
KONSENTRASI
23. CONTOH PERHITUNGAN
Contoh 2. Rougher, Cleaner
Konsentrat PbS diperoleh dari flotasi yang melibatkan tahap-tahap rougher dan
cleaner. Tailing tahap cleaner yang mengandung 20% PbS dikembalikan ke tahap
rougher dengan beban sirkulasi 0,25. Dengan perolehan konsentrat 98,2% pada
kadar PbS 90%, tentukan berat dan kadar masing-masing bagian bila umpan
yang masuk adalah 1000 ton/jam dan kadarnya 10% PbS?
24. Bagan Alir Proses
KONSENTRAT
k = 90%
CLEANER
ROUGHER
Tailing Cleaner
Tc = ?
tc = 20%
R = 98,1%
Beban Sirkulasi = 0,25
A= berat = ?
A%PbS = ?
F = 1000 ton
f = 10%
T.t
27. KESIMPULAN
Rougher - Cleaner
Tahap cleaner bertujuan untuk membersihkan konsentrat dari pengotornya
sedang tahap rougher untuk mengambil sebanyak mungkin mineral berharga.
Artinya perolehan dalam tahap rougher selalu diusahakan tinggi sedang dalam
proses cleaner tidak terlalu tinggi.
28. FLOTASI
Pengertian
Pemisahan mineral berharga dan tidak berharga berdasarkan tegangan
permukaan dengan cara mengapungkan partikel mineral ke fasa buih.
Prinsip Pemisahan
Adanya mineral mengapung (hidrofobik) dan tidak mengapung (hidrofolik)
30. FLOTASI
Tahapan Flotasi
1. Conditioning mengkondisikan suasana sesuai yang kita inginkan
2. Pengapungan / Aerasi / Pengudaraan Flotasi berlangsung
Faktor-faktor yang mempengaruhi flotasi :
1. Ukuran butir (umumnya kurang dari 65 #)
2. Persen solid
3. PH
4. Jumlah Kolektor
5. Jumlah pembuih
6. Jumlah depresant
7. Waktu pengapungan
8. Waktu pengkondisian
9. Laju Udara
10. Kecepatan pengadukan / RPM
32. Reagen
Flotasi
Kolektor : Mengubah
permukaan mineral
hidrofolik menjadi
hidrofobik
Frother : Membentuk
buih
Modifier
Aktivator :
Mengaktifkan kerja
kolektor
Depresant :
Melemahkan kerja
kolektor,
menenggelamkan
mineral yang tidak
diinginkan
PH Regulator :
Mengatur PH Pulp Dispersan :
Membebaskan
permukaan mineral
partikel halus
35. FROTHER dan PH REGULATOR
polar
hidropobic CH3-(O-C3H6)x
OH
Gugus
hidroksil/
menarik air
Non-polar
* Molekul Frother
Contoh Frother : Pile oil (terpentin)
MIBC (Metil Isobutil Carbinol)
• PH Regulator / Pengatur PH
Menaikkan PH Penambahan kapur
CaO, NaOH, Na2CO3, NH4OH
Menurunkan PH HCl, sulfurik,
sulfuros.
36. Aktivator x Depresant x Dispersan
( Na2CS3) ; Na2CO3H2SO4;NaCl
Garam-garam in organic
Kontak antara permukaan padatan / mineral dan
gelembung udara dalam udara di dalam air (antar muka
padatan udara dan padatan air) digambarkan di atas bidang
yang sama
Sudut yang terbentuk antara permukaan padat dan antar
muka air – udara dan diukur melalui fasa air
θ = 0 (nol)→ permukaan padatan diselimuti air / hidropilik
θ = 180º → udara menutupi padatan
37. Sudut Kontak dan Kontak Tiga Fasa
cos
cos
:
ua
pa
pu
ua
pa
pu
Young
di mana :
θ = sudut kontak
γpu = tegangan antar muka padatan – udara
γpa = tegangan antar muka padatan – cair
γua = tegangan antar muka udara – air
NB : Sudut kontak → ukuran kehidropoblan permukaan mineral
38. PENURUNAN ENERGI BEBAS
Hukum II Termodinamika :
Perlekatan pertikel pada gelembung udara akan berlangsung jika terjadi pengurangan
energi bebas dari system tersebut.
Energi bebas SEBELUM terjadi
perlekatan antara partikel dan
gelembung udara.
Energi bebas SETELAH
pa
pa
au
au A
A
G
.
.
1
1
)
.
1
(
)
1
(
2
pu
pa
pa
au
an A
A
G
Keterangan :
G1 = energi bebas sebelum perlekatan partikel gelembung udara (erg)
G2 = energi bebas setelah (erg)
Apa = luas bidang antar muka padat air (erg/cm2)
Apu = luas bidang antar muka air udara (erg/cm2)
39. PENURUNAN ENERGI BEBAS
YOUNG – DUPRE
Digunakan untuk menganalisa kemungkinan berlangsungnya proses flotasi.
proses flotasi berlangsung
θ < 0 θ > 0
Makin besar sudut kontak ΔG makin negative berarti pengurangan energi bebas
makin besar.
Perlekatan partikel pada gelembung udara >>> daya apung
)
1
(cos
au
G
G
40. POINT ZERO OF CHARGE (PZC)
PH di mana aktivitas pada muatan permukaan-permukaan
PH < PZC permukaan bermuatan ( + )
PH > PZC permukaan bermuatan ( – )
PZC diperlukan untuk memilih jenis kolektor
A : Pemakaian kolektor anionic
B : Pemakaian kolektor kationik
41. LAPIS RANGKAP ELEKTRIK (ELECTRICAL
DOUBLE LAYER)
A
•Klasen dan Mouksa
•Sistem di mana terjadi pemisahan muatan listrik pada
antar fasa yaitu adanya satu lapisan bermuatan (+) dan
satu lapisan (–)
M – M : Bagian dari mineral lattice
1 – 1 : Batas antara lapisan “lattice” yang berubah
dan tidak berubah
A : Kulit paling dalam dari double layer yang
terbentuk oleh anion
2 – 2 : Batas fisik minimal α larutan aqua
K – k : Kulit luar double layer dengan ionyang
berlawanan
→ hydrated counter ion/stern layer
3 – 3 = b : Batas antara bagian luar dari kulit luar dengan
bagian difusi/slipline
k’ – k’ = c : Bagian yang tidak teratur dari double layer
kulit luar
→ lapisan difusi / lapisan Goug
Struktur Lapis Rangkap Elektrik
42. JIGGING
Pengertian : Proses pemisahan mineral
yang bergantung pada kemampuan
partikel mineral menerobos bed
berdasarkan perbedaan ukuran dan
specific gravity.
Prinsip pemisahan :
o Mampu tidaknya mineral menerobos
bed:
- Mampu Konsentrat (melewati
screen)
- Tidak mampu Tailing (terbawa
aliran horizontal di permukaan
bed)
o Air terdorong dan terisap adanya
pulsion & suction
Mekanisme Pemisahan :
43. JIGGING
Pulsion (Dorongan)
Torak bergerak turun, terjadi pulsion, mendorong air sehingga mineral saringan di atas saringan
mengandung dan membuka bed
Partikel/ mineral berat menerobos bed konsentrat
Partikel/ mineral ringan aliran horizontal tailing
Suction (Isapan dan Sedotan)
Torak akan bergerak naik, terjadi isapan, air akan terisap, tersedot, bed akan turun dan menutup
saringan.
Bed adalah suatu material (partikel) dengan ukuran di antara ukuran partikel berat dan ringan.
Biasanya Hematit (Fe2O3)
NB: Agar air dalam Hutch tenang dan penyedotan kecil maka diberikan air tambah (underwater)
o Pada saat suction :
- Partikel berat ukuran besar tertinggal di bed
- Partikel ringan ukuran besar terbawa aliran horizontal
44. JIGGING
Gaya yang bekerja pada jigging :
1. Differensial accelaration : perbedaan percepatan jatuh
Mineral-mineral yang specific gravitynya besar lebih cepat jatuh /
mengendap dibanding yang SGnya kecil
2. Hindered Settling
Formasi jatuh mineral ringan ukuran besar sama dengan mineral
berat ukuran kecil.
3. Consolidation Tricking/ Intertitial Tricking
Mineral-mineral ringan mampu menerobos di antara mineral-
mineral berat pada akhir pulsion.
47. Skematik Siklus Jigging
A. Pulsion
B. Differential Accelaration
C.Hindered Settling
D.Intertitial Trickling / Consolidation
48. Skematik Siklus Jigging
AB = DA
BC = HS
C = Cross Flow
D = DA + HS
E = CD
A = Siklus baru dimulai kecepatan aliran air ke atas terus meningkat sehingga bed
mengambang jika waktu antara A dan B sedikit DA
B = Kecepatan aliran air terus meningkat hingga mencapai puncaknya di titik C HS
V mineral > V air = pengendapan (mineral berat)
V mineral < V air = terbawa arus horizontal
C = Aliran arus horizontal
D = Pengendapan mineral dimulai dari yang berukuran besar diikuti urusan halus
DA + HS
E = Transisi antara pulsion dan suction. Jig bed mulai menutup CD (Consolidation
Trickling)
* Mineral berat berukuran kecil akan menerobos bed
* Mineral ringan dan berat berukuran besar tertinggal di bed
49. JIGGING
Parameter/ variabel yang berpengaruh pada proses Jigging :
1. Persen padatan
2. Waktu pengumpanan
3. Ukuran partikel berat jenis dan bentuk mineral
4. Volume air tambahan / unserwater
5. Kecepatan aliran horizontal
6. Amplitudo
7. Stroke
8. Ukuran lubang Spibot
9. Motor jig
10. Jig Screen
11. Kecepatan aliran di dalam jig tark
Peralatan :
PAN America Jig
Baum Jig
Harz Jig, dan lain-lain
Amplitudo / panjang pukulan
Jarak yang ditempuh torak pada awal suction dan akhir
pulsion
Frekuensi Sroke
Banyaknya pukulan (dorongan torak) permenit
50. TABLING
Mekanisme Pemisahan :
•Pengertian : Pemisahan mineral berat dengan
mineral ringan menggunakan media aliran
tieis (Flowing Film Consentration) pada suatu
meja bergoyang.
•Alatnya Shaking Table.
•Prinsip Pemisahan :
1. Adanya pengaruh gaya aliran air Tailing
2.Adanya gerakan horizontal dari motor
Konsentrat
Zona-zona :
1) Zona Feed Pulp
2) Zona sentakan meja dengan arah horizontal berlawanan
3) Zona Mineral Berat
4) Zona Middling
5) Zona Bebas Mineral
6) Zona Slime dan Tailing
7) Zona Slime dan Tailing
51. TABLING
Pengaruh riffle pada shaking table
Tiga gaya yang bekerja :
1. Gaya Dorong Air
Gaya dorong terhadap patikel yang dihasilkan oleh kecepatan aliran air
Partikel berat jenis yang lebih kecil terdorong lebih jauh dibanding
berat jenis yang lebih besar
2. Gaya Gesek
Gaya gesek antara partikel dengan dasar deck / dasar meja.
Partikel berat mempunyai gaya gesek > dibanding mineral ringan mengakibatkan
terlempar ke samping lebih jauh
3. Gaya gravitasi
Gravitasi partikel akibat spesific gravity
•Faktor / variabel yqng berpengaruh terhadap
operasi :
1. Ukuran partikel
2. Kecepatan aliran air (debit air)
3. Persen padatan
4. Kapasitas meja
5. Kemiringan meja
6. Specific Gravity
7. Kapasitas meja
Faktor yang berpengaruh terhadap pergerakan
aliran :
1. Slope deck
2. Tebal/ kecepatan aliran
3. Viskositas fluida
4. Koefisien gesekan partikel dan deck
5. Bentuk partikel
6. Kekerasan deck
•Peralatan yang digunakan :
1. Wiffley table
2. Butcher table
3. Card table
4. Dister diagonal overstorm table
5. Card field table
6. Flat of table