catatan kuliah ekonomi mineral ini disusun secara ringkas dari berbagai referensi, disertai dengan contoh soal di setiap pokok bahasannya.
modul ini dapat digunakan sebagai pegangan praktis dalam perkuliahan ekonomi teknik secara umum maupun aplikasi ekonomi teknik dalam pengelolaan sumberdaya alam.
catatan kuliah ekonomi mineral ini disusun secara ringkas dari berbagai referensi, disertai dengan contoh soal di setiap pokok bahasannya.
modul ini dapat digunakan sebagai pegangan praktis dalam perkuliahan ekonomi teknik secara umum maupun aplikasi ekonomi teknik dalam pengelolaan sumberdaya alam.
1. 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas rahmat-Nya,
penulisan laporan praktikum pengolahan bahan galian ini dapat terselesaikan pada
waktu yang telah ditentukan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir, Sudaryanto,MT selaku Kepala Laboratorium Pengolahan Bahan
Galian. Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi
Mineral , UPN “Veteran” Yogyakarta.
2. Utari Retno Sulistyorini Asisten Laboratorium Pengolahan Bahan
Galian yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
3. Teman-teman dan seluruh pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik yang membangun.
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 26 April 2014
Praktikan
Irvan Jaluh Wibowo
NPM 112.12.0079
2. 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pegolahan Bahan Galian / Unit Operasi adalah suatu proses pengolahan bijih
secara mekanik sehingga mineral berharga dapat dipisahkan dari mineral
pengotornya dengan didasarkan pada sifat fisika atau sifat kimia-fisika permukaan
mineral.
Bahan galian diperlukan sebagai salah satu bahan baku dalam suatu industri
namun agar dapat dimanfaatkan tentunya harus memenuhi persyaratan. Untuk
itulah pada umumnya bahan galian sebelum dimanfaatkan dilakukan pengolahan
terlebih dahulu.
Kominusi merupakan salah satu proses pengolahan bahan galian yang
fungsinya mereduksi ukuran butir. Ada 3 tahap kominusi yaitu primary crushing,
secondary crushing dan fine crushing.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari pengukian Kominusi ini adalah :
1. Untuk mengetahui Limiting Reduction Ratio ( LRR )
2. Mengetahui Apparent Reduction Ratio ( ARR )
3. Mengetahui Working Reduction Ratio ( WRR )
4. Mengetahui 𝑅𝑅80
3. 3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar
Kominusi adalah Proses mereduksi ukuran butir atau meliberasikan bijih.
Yang dimaksud dengan proses meliberasi bijih adalah proses melepaskan bijih
tersebut dari ikatannnya yang berupa “Gangue Mineral” dengan menggunakan
alat crusher dan grinding mill. Kominusi terbagi dalam 3 tahap yaitu :
1. Primary Crushing merupakan tahap penghancuran yang pertama dimana
umpan berupa bongkah-bongkah besar yang berupa ± 80 x 60 inchi dan
produknya 4 inchi.
2. Secondary Crushing merupakan tahap penghancuran dari kelanjutan
primary crushing dimana ukuran umpan lebih kecil dari 6 inchi dan
produknya berukuran 0,5 inchi.
3. Fine Cruching Miling merupakan lanjutan dari proses primary crushing
dan secondary crushing . Proses penghancuran pada miling menggunakan
shearing stress.
(Mokh.Winanto Ajie.PH,dkk 2001 )
RR (Reduction Ratio ) merupakan perbandingan antara ukuran umpan dengan
ukuran produk. Reduction Ratio yang baik untuk Primary Crushing adalah 4-7,
sedangkan untuk Secondary Crushing adalah 14-20 dan Fine Crushing (mill)
adalah 50-100.
Terdapat 4 macam Reduction Ratio yaitu :
1. Limiting Reduction Ratio adalah Perbandingan antara tebal / lebar
limpahan dengan tebal / lebar produk.
2. Working Reduction Ratio adalah Perbandingan antara tebal partikel umpan
yang terbesar dengan efektif set dari crusher.
3. Apparent Reduction Ratio adalah Perbandingan antara efektif gape dengan
efektif set.
4. Reduction Ratio 80 (𝑅𝑅80 ) adalah Perbandingan antara lubang ayakan
produk pada kumulatif 80 %.
2.2 Faktor yang Mempengaruhi
Faktor yang mempengaruhi efisiensi jaw crusher :
4. 4
1. Lebar lubang pengeluaran
2. Variasi dan throw
3. Ukuran umpan
4. Kecepatan
5. Reduction Ratio ( RR)
6. Kapasitas yang dipengaruhi oleh jumlah umpan perjam dan berat jenis
umpan.
5. 5
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Peralatan dan Perlengkapan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Jaw Crusher
2. Neraca Ohauss
3. Penggaris
4. Jangka Sorong
5. Ayakan
6. Mesin Ayakan
7. Cawan
8. Stopwatch
Perlengkapan yang digunakan :
1. Batu Andesit
3.2 Prosedur Praktikum
Prosedur yang dilakukan pada praktikum adalah :
1. Siapkan Batu Andesit dan timbang masing-masing batuan dengan neraca
ohauss.
2. Ukuran bagian / sisi batuan yang besar dengan jangka sorong.
3. Siapkan Jaw Crusher dengan mengatur gape : 7 cm Close Setting : 2,5 cm
dan Open Setting : 3 cm. Untuk Primary Crusher.
4. Masukan satu persatu batuan ke Jaw Crusher dan ukur bagian yang telah
hancur. Ukuran batuan yang ukurannya paling besar untuk mendapatkan
ukuran feed terbesar.
5. Masukan semua pecahan batuan ke ayakan dan ayak dengan menggunakan
mesin ayak selama ± 5 menit.
6. Timbang setiap ayakan untuk mendapatkan berat feed dan untuk
mengetahui berapa berat feed / beberapa gram yang hilang.
7. Siapkan kembali Jaw Crusher dengan ukuran gape : 7 cm, close setting : 1
cm dan open setting : 1,5 cm untuk Secondary Crushing.
8. Masukan semua batuan dan gunakan stopwatch untuk mengetahui berapa
lama batuan melalui proses crushing.
6. 6
9. Ukur kembali batuan yang paling besar dengan jangka sorong untuk
mendapatkan ukuran feed secondary . Tetapi, terlebih dahulu batuan
diayak kembali dengan mesin ayak selama 5 menit.
10. Timbang setiap ayakan untuk mendapatkan berat produk dan untuk
mengetahui berapa gram berat yang hilang.
3.3 Gambar Peralatan
Gambar 3.1
Jaw Crusher
Gambar 3.2
Neraca Ohauss
9. 9
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
4.1 Tabulasi Data
Tabel 4.1
Data Sampel Batuan
No Ukuran (cm) Berat (gram) Waktu (sekon)
1 4,150 44 1,6
2 3,074 31,2 1,3
3 3,055 24,9 0,78
Primary
Ukuran Feed terbesar = 4,150 cm
Ukuran Produk terbesar = 3,000 cm
Secondary
Ukuran Feed terbesar = 3,020 cm
Ukuran Produk terbesar = 2,525 cm
Tabel 4.2
Pengaturan Jaw Crusher
Crushing Gape Open Setting Close Setting
Primary 7 cm 2,5 cm 2 cm
Secondary 7 cm 1,5 cm 1 cm
10. 10
Tabel 4.3
Data Hasil Ayakan
Ukuran
Lubang
Ayakan
(mm)
Berat
Feed
(gram)
% Berat % Lolos Berat
Produk
(gram)
% Berat % Lolos
19 46 46,3 53,7 - - 100
12,5 33,2 33,4 20,3 15,9 16,8 83,2
9,5 9,8 9,9 10,4 46,9 49,6 33,6
4 5,6 5,6 4,8 16,8 18 15,6
2 1,9 2,0 2,8 5,6 5,9 9,8
Pan 2,8 2,8 0 9,3 9,8 0
∑ 99,3 100 100 94,5 100 100
4.2 Perhitungan
19 mm ( Feed )
% Berat =
46 𝑔𝑟𝑎𝑚
99,3 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 100% = 46,3 %
% Lolos = 100% - 46,3 % = 53,7 %
+ 19 mm (Produk)
%Berat = 0
% Lolos = 100 %
-19 mm + 12,5 mm (Feed)
% Berat =
37,2 𝑔𝑟𝑎𝑚
99,3 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 100 % = 33,4 %
% Lolos = 53,7 % - 33,4 % = 20,3 %
-19 mm + 12,5 mm (Produk)
11. 11
% Berat =
15,9 𝑔𝑟𝑎𝑚
94,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 100 % = 16,8 %
% Lolos = 100 % - 16,8 % = 83,2 %
-12,5 mm + 9,5 mm (Feed)
% Berat =
9,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
99,7 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 100 % = 9,9 %
% Lolos= 20,3 % - 9,9 % = 10,4 %
-12,5 gram + 9,5 mm (Produk)
%Berat =
46,9 𝑔𝑟𝑎𝑚
94,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 100 % = 49,6 %
% Lolos = 83,2 % - 49,6 % = 33,6 %
-9,5 mm + 4 mm (Feed)
% Berat =
5,6 𝑔𝑟𝑎𝑚
99,3 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 100 % = 5,6 %
% Lolos = 10,4 % - 5,6 % = 4,8 %
-9,5 mm + 4 mm ( Produk )
% Berat =
16,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
94,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 100 % = 18 %
% Lolos = 33,6 % - 18 % = 15,6 %
-4 mm + 2 mm ( Feed )
% Berat =
1,9 𝑔𝑟𝑎𝑚
99,3 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 100 % = 2,0 %
% Lolos = 4,8 % - 2,0 % = 2,8 %
-4 mm + 2 mm ( Produk )
% Berat =
5,6 𝑔𝑟𝑎𝑚
94,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 100 % = 5,9 %
% Lolos = 15,6 % - 5,9 % = 9,8 %
-2 mm ( Feed )
% Berat =
2,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
99,3 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 100 % = 2,8 %
13. 13
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Analisis Data
Tujuan Liberasi material adalah agar sifat-sifat dari setiap mineral dapat
terlihat sehingga mudah dilakukan konsentrasi berdasarkan sifat.
Nilai Gape Crusher adalah 7 cm ini didapat sesuai dengan spesifikasi alat dari
perusahaan
Pecahnya batuan didalam Crusher dikarenakan :
1. Daya tahan batuan lebih kecil dari gaya penahan
2. Nilai angle kecil
3. Resultan gaya yang arahnya kebawah
Kapasitas Jaw Crusher dipengaruhi oleh :
1. Gravitasi
2. Kekerasan material
3. Keliatan material
4. Kandungan air / Kelembaban
Dalam proses kominusi terdapat berbagai gaya yang terjadi sehingga dapat
dihasilkan produk yang diinginkan. Gaya itu adalah gaya tekan, gaya gesek, gaya
gravitasi, dan gaya menahan,
Pengayakan dilakukan sebaiknya ± 10 – 15 menit ini dilakukan agar distribusi
ukuran dapat tepat dan lebih effisien.
5.2 Aplikasi
Aplikasi dalam acara ini adalah :
1. Di bidang pertambangan
Seperti dalam pengolahan Batugamping pada tambang Karst
Batugamping
2. Di bidang Sipil
14. 14
Dalam hal pemecahan batuan sebagai bahan baku bangunan.
3. Di bidang Arsitektur dan Manufaktur.
15. 15
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1) Kominusi adalah Proses mereduksi ukuran butir atau meliberasi bijih.
2) Ada 3 tahapan Kominusi yaitu :
a. Primary Crushing merupakan tahap penghancuran pertama ( Produksi
4 inchi )
b. Secondary Crushing tahap penghancuran kedua ( Produksinya 0,5
inchi )
c. Fine Crushing Proses penghancuran pada miling menggunakan
Shearing Stress
3) Ratio Reduction ( RR ) Perbandingan antara ukuran umpan dengan ukuran
produk ada 4 macam RR :
a. Limiting Reduction Ratio ( LRR )
b. Working Reduction Ratio ( WRR )
c. Apparent Reduction Ratio ( ARR )
d. Reduction Ratio 80 ( 𝑅𝑅80 )
6.2 Saran
Penataan ruangan terutama peralatan untuk dirapikan lagi demi kelancaran
jalannya praktikum.