Proses pembentukan endapan secara eksternal terdiri dari 5 bagian utama yaitu akumulasi mekanik, presipitasi sedimen, proses residual, pengayaan sekunder, dan ekshalasi vulkanik. Kelima proses tersebut saling berhubungan dan berperan dalam pembentukan konsentrasi mineral di lapisan bawah permukaan.
1. PROSES PEMBENTUKAN ENDAPAN
1. Proses Internal
2. Proses Eksternal (Eksogen)
Proses eksternal terbagi menjadi 5 bagian, yaitu :
a. Mechanical Accumulation
Konsentrasi dari mineral berat dan lepas menjadi endapan placer (placer deposit).
Secara umum yang dimaksud dengan pengertian mineral berat adalah mineral-mineral
dengan berat jenis (BJ) lebih besar daripada BJ kuarsa (2,65 gr/cm3) atau feldspar (2,54-2,76
gr/cm3), sedangkan pengertian secara teknis di laboratorium adalah mineral-mineral dengan
BJ lebih besar daripada BJ larutan bromoform (2,85 gr/cm3). Endapan placer, merupakan
endapan sekunder yaitu endapan mineral yang sudah tertransport dari daerah asalnya,
terutama oleh agen geomorfologis seperti air yang mengalir di sungai. Jadi agar tercipta
endapan placer, harus ada sumber utamanya di bagian hulu sungai.
b. Sedimentary Precipitates
Presipitasi adalah proses reaksi terbentuknya padatan (endapan) di dalam sebuah
larutan sebagai hasil dari reaksi kimia. Presipitasi ini biasanya terbentuk ketika konsentrasi
ion yang larut telah mencapai batas kelarutan dan hasilnya adalah membentuk garam.
Beberapa mineral terbentuk pada cekungan pengendapan oleh proses kimia atau biokimia ini.
Material tersebut disebut material intrabasinal, yang bisa berupa mineral silikat maupun
nonsilikat. Batuan sedimen yang terbentuk dihasilkan dari proses presipitasi/kristalisasi
larutan di dalam cekungan pengendapan. Proses ini mengahsilkan batuan sedimen
nonsiliklastik. Contoh mineralnya adalah mineral karbonat, rijang, min. mengandung besi,
evaporit, dan fosforit.
c. Residual processes
Endapan residual yaitu endapan hasil pelapukan dimana proses pelapukan dan
pengendapan terjadi di tempat yang sama, dengan kata lain tanpa mengalami transportasi
(baik dengan media air atau angin) seperti endapan sedimen yang lainnya (Pelindian
(leaching) elemen-elemen tertentu pada batuan meninggalkan konsentrasi elemen-elemen
yang tidak mobile dalam material sisa). Proses pelapukan (weathering) biasanya terjadi
secara fisika dan kimia. Pelapukan pada pembentukan endapan residu ini meliputi,
menghancurkan (Pelapukan Fisik, kimia, dan biologi), memindahkan dan mengumpulkan,
mengubah material kurang berharga menjadi material berharga, melepaskan mineral
aksesoris yang resisten melalui proses desintegrasi mineral batuan disekitarnya.
2. d. Secondary or supergene enrichment
Pelindian (leaching) elemen-elemen tertentu dari bagian atas suatu endapan mineral
dan kemudian presipitasi pada kedalaman menghasilkan endapan dengan konsentrasi yang
lebih tinggi. Endapan yang terbentuk sebagai hasil proses pelarutan kimia pada zona oksidasi
pada tekanan dan temperatur normal ataupun akibat pengayaan sekunder akibat pengendapan
kembali pada zona air tanah, contohnya pirit, bornit, galena, sphalerit, molibdenit.
e. Volcanic exhalative (sedimentary exhalative)
Exhalations dari larutan hydrothermal pada permukaan, yang terjadi pada kondisi
bawah permukaan air laut dan umumnya menghasilkan tubuh bijih yang berbentuk stratiform.
3. DIMENSI DAN BENTUK BADAN BIJIH
Pengetahuan dimensi dan bentuk badan bijih penting untuk memahami bentuk
endapan yang berhubungan dengan batuan sampingnya.
1. Bentuk Badan bijih Diskordan
Yaitu jika badan bijih membentuk pola yang memotong perlapisan batuan sekitarnya.
A. Bentuk Badan Bijih Diskordan – Beraturan – Tabular
Badan bijih dengan pola penyebaran yang menerus dalam arah 2D (panjang
dan lebar), tapi terbatas dalam arah 3D (tipis). Berbentuk urat (vein ~ fissure veins)
dan lodes. Vein lebih sering digunakan untuk pola urat yang dikontrol oleh fractures
(rekahan-rekahan), Lode digunakan untuk urat yang dikontrol oleh crack (bukaan).
Bentuk Mineralisasi: Umumnya berupa kombinasi mineral bijih dan pengotor
(gangue) dengan komposisi yang sangat bervariasi. Batas dari penyebaran urat ini
umumnya jelas, yaitu langsung dibatasi oleh dinding batuan (wall rock).
4. (Badan Bijih Tabular)
B. Bentuk Badan bijih Diskordan – Beraturan - Tubular
Bentuk Mineralisasi: Badan bijih dengan pola penyebaran terbatas dalam arah
2D namun relatif menerus dalam arah 3D (ke arah vertikal). Jika penyebaran badan
bijih ini relatif vertikal - sub vertikal disebut sebagai pipes.
(Badan Bijih Tubular)
5. (Badan Bijih Tubular Pipe dan Pod
C. Bentuk Badan bijih Diskordan – Tidak Beraturan - Disseminated
Disseminated: Badan bijih dengan mineral bijih yang tersebar di dalam host
rock.
Stockwork: Mineral-mineral bijih tersebut tersebar di dalam host rock berupa
veinlets yang saling berpotongan menyerupai jaring-jaring yang saling
berkaitan.
6. D. Bentuk Badan bijih Diskordan - Tidak Beraturan - Irreguler replacement
Merupakan badan bijih yang terbentuk melalui pergantian unsur-unsur yang sudah
ada sebelumnya. Proses replacement ini umumnya terjadi pada kondisi temperatur tinggi
seperti pada daerah kontak dengan intrusi batuan beku. Oleh sebab itu endapan hasil
replacement ini disebut juga dengan endapan metasomatisme kontak (pirometasomatik).
2. Bentuk Badan Bijih Konkordan
Umumnya badan bijih ini terbentuk pada batuan induk (host rock) atau sebagai
endapan hasil proses pelapukan. Endapan-endapan yang mempunyai badan bijih konkordan
ini dikelompokkan sesuai dengan jenis batuan induknya.
Sedimentary host rock (dengan batuan induk adalah batuan sedimen),
Igneous host rock (dengan batuan induk adalah batuan beku),
Metamorphic host rock (dengan batuan induk adalah batuan metamorf),
Residual deposit (endapan akibat pelapukan batuan induk).
7. a. Bentuk Badan Bijih Konkordan Sedimentary host rock
Di dalam batuan sedimen, mineral-mineral bijih dapat terbentuk (terkonsentrasi)
sebagai suatu bagian yang integral dari urutan stratigrafi, yang dapat terbentuk secara
“epigenetic filling” atau replacement pada rongga-rongga (pori-pori). Endapan-endapan
seperti ini pada umumnya tersebar sejajar pada batuan induknya dengan bidang perlapisan
batuan sekitarnya.
b. Bentuk Badan Bijih Konkordan Igneous host rock
Berdasarkan posisi batuan beku :
- Volcanic host. Berupa stratiform, lentikular s/d berlembar, yang umumnya
berkembang pada batas-batas antar unit vulkanik atau pada kontak batuan
vulkanik dengan batuan sedimen.
(Badan Bijih Konkordan Igneous (Vulkanik) host rock)
8. - Plutonic host. Tersebar terbatas berbentuk stratiform. Bentuk lain yang sering
muncul adalah berupa endapan ortomagmatik Ni-Cu sulfida yang terbentuk pada
dasar aliran lava yang membentuk intrusi plutonik.
(Badan Bijih Konkordan Igneous (plutonik) host rock)
c. Bentuk Badan Bijih Konkordan Metamorphic Host Rock
Umumnya membentuk endapan-endapan dengan morfologi yang tidak beraturan, dan
terbentuk di dalam kompleks metamorfik yaitu pada zona kontak metamorfik. Mineral bijih
yang sering terbentuk pada tipe ini adalah wolastonit, andalusit, garnet, dan grafit.
(Bentuk Badan Bijih Konkordan Metamorphic Host Rock)
9. d. Bentuk Badan Bijih Konkordan Residual Host Rock
Badan bijih yang terbentuk akibat perombakan batuan- batuan yang mengandung
mineral bijih dengan kadar rendah, kemudian mengalami pelapukan dan pelarutan serta
pelindian, dan selanjutnya mengalami pengkayaan relatif hingga mencapai kadar yang
ekonomis. Proses utama yang terjadi adalah leaching (pelindian). Sebagai contoh endapan
bauksit (hidrous alumina oksida) yang terbentuk akibat pelindian silika-alkali pada batuan
asal berupa nephelin-syenit. Contoh lain adalah endapan nikel laterit (residu) akibat pelindian
(leaching) batuan beku peridotit dan diikuti oleh proses pengkayaan supergen.
(Bentuk Badan Bijih Konkordan Residual Host Rock)
10. RANGKUMAN
Dalam proses pembentukan endapan (eksternal) terdapat 5 bagian yang penting satu sama
lain dan saling berhubungan, yaitu.
a. mechanical accumulation, konsentrasi dari mineral berat dan lepas menjadi endapan
placer (placer deposit).
b. sedimentary precipitates, presipitasi adalah proses reaksi terbentuknya padatan
(endapan) di dalam sebuah larutan sebagai hasil dari reaksi kimia.
c. residual processes, endapan residual yaitu endapan hasil pelapukan dimana proses
pelapukan dan pengendapan terjadi di tempat yang sama, dengan kata lain tanpa mengalami
transportasi (baik dengan media air atau angin) seperti endapan sedimen yang lainnya
d. Secondary or supergene enrichment, pelindian (leaching) elemen-elemen tertentu
dari bagian atas suatu endapan mineral dan kemudian presipitasi pada kedalaman
menghasilkan endapan dengan konsentrasi yang lebih tinggi.
e.volcanic exhalative (sedimentary exhalative) , exhalations dari larutan hydrothermal
pada permukaan, yang terjadi pada kondisi bawah permukaan air laut dan umumnya
menghasilkan tubuh bijih yang berbentuk stratiform.
11. DAFTAR PUSTAKA
http://elwinschrodinger.blogspot.com/2011/12/jebakan-mineral.html
Bates, Roberts L.; and Jackson, Julia A; 1980. Glossary of geology, Second Edition,
American Geological Institute, Falls Church, Virginia.
Evans, Anthony M.; 1980. An Introduction to Ore Geology, Geoscience Texts Volume 2,
Blackwell Scientific Publications, Oxford-London-Edinburgh-Boston-Palo Alto-Melbourne.
Guilbert, John M.; and Park Jr., Charles F.; 1986. The geology of Ore Deposits, University of
Arizona, W.H.Freeman and Company/New York.
Peters, William C.; 1987. Exploration and Mining geology, Second Edition; Department of
Mining and Geological Engineering, The University of Arizona; John Willey and Sons; New
York.
Wills, B.A.; 1989. Mineral Processing Tchnology – An Introduction to The Practical Aspects
of Ore Treatment and Mineral Recovery, Fourth Edition; Maxwell Macmillan International
Editions, Pergamon Press; Oxford-New York-Beijing-Frankfurt.
Syafrizal, Eng. ; 2012. Keahlian Eksplorasi Sumber Daya Bumi. Institut Teknologi Bandung