SlideShare a Scribd company logo
Mengoperasikan Instalasi Pengolahan
Air Limbah
(IPAL) dan
Melaksanakan Daur Ulang Olahan Air
Limbah
Kompetensi Dasar
3.4 Menilai Tingkat Pencemaran Air Limbah untuk Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL)
4.4 Mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Materi Pokok
• Mengidentifikasi sampel limbah cair
• Menentukan metode pengolahan limbah
• Mengendalikan kerja unit pengolahan
• Mengendalikan penggunaan bahan kimia
• Mengidentifikasi hasil pengolahan limbah
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan tujuan identifikasi
2. Menjelaskan metode analisis yang digunakan
3. Menjelaskan prinsip analisis dari metode yang digunakan
untuk mengidentifikasi sampel
4. Menjelaskan prinsip penggunaan alat dan bahan
5. Menjelaskan prinsip rumus perhitungan
6. Melakukan prosedur identifikasi
7. Menyimpulkan hasil identifikasi terhadap standar baku mutu
dan pencapaian tujuan pengolahan
Tujuan Identifikasi Sampel Limbah
Sebelum Pengolahan
1. Menentukan tingkat pencemaran dengan membandingkan
dengan standar baku mutu lingkungan (Permen LH No 5 Tahun
2014)
2. Menentukan metode pengolahan yang tepat untuk
mengurangi tingkat pencemaran limbah
Tujuan Identifikasi Hasil Pengolahan
1. Menentukan tingkat pencemaran hasil pengolahan dengan
membandingkan hasil identifikasi dengan standar baku mutu
lingkungan (Permen LH No 5 Tahun 2014)
2. Menentukan pencapaian tujuan pengolahan limbah
3. Menentukan efektifitas proses pengolahan terhadap metode
pengolahan yang digunakan (membandingkan hasil identifikasi
limbah sesudah dan sebelum pengolahan)
Parameter Analisis Hasil Olahan Limbah
Cair
• Total Suspensi Solid (TSS)
• Biochemical Oxygen Demand (BOD), Dissolved Oxygen (DO),
Chemical Oxygen Demand (COD)
• Total Hardness (TH)
Proses IPAL
• Proses Primer
Proses Pre-treatment, biasanya proses yang terjadi secara fisika
Contoh : Penyaringan kasar, Penghilangan warna, Ekualisasi,
Penyaringan halus.
• Proses Sekunder
Proses Utama Pengolahan, proses yang terjadi secara fisika, kimia dan
biologi
Contoh : Koagulasi, flokulasi, sedimentasi, aerasi, active sludge
• Proses Tertier
Tahap pengolahan terakhir
Contoh : penyaringan
Proses Penyaringan (Screening)
• Berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang masih
terkandung dalam air limbah pada kolam/bak penampungan
awal
Proses Pendinginan
• Bertujuan untuk mendinginkan kondisi limbah cair hasil proses
industri. Untuk proses lanjutan, beberapa diantaranya butuh
dikondisikan pada suhu tertentu agar prosesnya maksimal.
Untuk itu dibutuhkan proses pendinginan pada salah satu
bak/kolam IPAL
Proses Equalisasi
• Terjadi proses penyetaraan, baik penyetaraan suhu, pH dan
konsentrasi. Biasanya di industri, aliran limbah tidak hanya
berasal dari satu sumber, sehingga bak/kolam equalisasi
dibutuhkan agar limbah cair tersebut tercampur sempurna.
Proses Netralisasi
• Berfungsi untuk menetralkan pH limbah sebelum diolah. Tujuan
penetralan adalah supaya proses selanjutnya tidak
membutuhkan pengolahan yang terlalu rumit dan menghasilkan
output yang lebih efektif
Proses Koagulasi
• Menggunakan bahan kimia bersifat koagulan sehingga bahan
pencemar akan menggumpal dan akhirnya mengendap di dasar
limbah
• Pemilihan koagulan berdasarkan jenis bahan pencemar yang
terkandung dalam limbah
• Koagulan yang umum dipakai adalah : PAC, Tawas
Proses Flokulasi
• Menggunakan bahan kimia bersifat flokulan sehingga bahan
pencemar membentuk flok dan akhirnya mengendap ke dasar
limbah.
• Flokulasi pada dasarnya adalah proses lanjutan dari koagulasi,
dimana flokulasi akan menggumpalkan pencemar yang
berukuran lebih kecil
• Flokulan yang biasa digunakan : NaOCl
Proses Sedimentasi
• Memisahkan bahan pencemar bersifat sedimen dengan cara
mendiamkan dalam bak pengolah limbah sehingga mengendap
di dasar limbah
• Proses ini merupakan lanjutan dari koagulasi dan flokulasi,
dimana bahan-bahan pencemar yang menggumpal akan
diendapkan pada dasar limbah
Proses Aerasi
• Berlangsung pada bak/kolam aerasi, dimana pada proses ini
dibantu oleh pipa/keran aerator yang berfungsi untuk
mengalirkan udara
• Tujuan mengalirkan udara berkaitan erat dengan penggunaan
active sludge yang biasa ditambahkan dalam proses ini
• Lumpur aktif/active sludge merupakan lumpur yang
mengandung jenis mikroorganisme tertentu yang dapat
menguraikan limbah
Proses Filtrasi
• Pada beberapa IPAL, proses filtrasi ini menggunakan filter
berlapis untuk mendapatkan hasil yang maksimal
• Pada proses akhir (tersier), IPAL biasanya menggunakan sand
filter dengan tujuan menyaring pencemar yang mengendap pada
proses sedimentasi dan beberapa kemungkinan lumpur aktif
yang ikut terbawa hingga proses ini
Penggunaan Bioindikator
• Beberapa industri yang memiliki IPAL, biasanya menambahkan
kolam bioindikator sebagai indikator awal dari hasil olahan
limbah nya
• Bioindikator yang digunakan pada umumnya adalah ikan
Gambaran Proses Primer
Gambaran Proses Sekunder
Gambaran Proses Tersier
Mekanisme Lumpur Aktif (Active Sludge)
Identifikasi Hasil Pengolahan
1. Total Suspensi Solid (TSS) : Metode Gravimetri Penguapan
2. Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Deman
(COD), Dissolve Oxygen (DO) : Metode Iodometri
3. Total Hardness (TH) : Metode Kompleksometri
1. Pengertian TSS :
Jumlah mg total padatan tersuspensi dalam
setiap 1 liter air limbah
2. Metode analisis yang digunakan :
Metode analisis Gravimetri cara penguapan
Identifikasi TSS
3. Prinsip Analisis
1. Penguapan kertas saring kosong pada suhu 105 ° C
2. Pendinginan kertas saring kosong dalam desikator
3. Penimbangan kertas saring kosong ( A mg)
4. Pengukuran sampel ( V mL )
5. Penyaringan sampel dengan kertas saring kosong
6. Pengeringan residu saringan pada suhu 105 ° C
7. Pendinginan residu dalam desikator
8. Penimbangan residu (B mg)
4. Rumus Perhitungan : ppm TSS = ( B – A) mg x 1000
V mL ( sampel)
5. Standar Baku Mutu : 100 ppm
1. Pengertian BOD :
Jumlah mg oksigen yang dibutuhkan
mikroorganisme untuk menguraikan
bahan pencemar organik dalam setiap 1
liter larutan
2. Metode analisis yang digunakan :
Metode analisis Iodometri
Identifikasi BOD
3. PRINSIP ANALISIS BOD :
PENENTUAN DO SAMPEL SEGAR (DO 0 HARI ) didapatkan ppm DO 0
PENYIMPANAN SAMPEL SELAMA 5 HARI
dalam wadah tertutup dan tidak kena sinar matahari. Selama
penyimpanan terjadi reaksi biokimia dimana mikroorganisme menguraikan
bahan organik dalam limbah dan mengambil oksigen terlarut yang ada dalam
air limbah dengan reaksi:
Cn(H2O)n oksigen CO2 + H2O
mikroorganisme
PENENTUAN DO 5 HARI didapatkan ppm DO
4. RUMUS PERHITUNGAN : ppm BOD = ppm DO 0 - ppm DO 5
5. STANDAR BAKU MUTU LIMBAH CAIR : 100 ppm
Prinsip Analisis Penentuan DO :
1. Sebelum titrasi :
- Sampel + larutan MnSO4 dan Alkali Iodin
(Campuran NaOH dan KI) terjadi reaksi :
MnSO4 + NaOH Mn(OH)2 + Na2SO4
- Lakukan pengocokan selama 10 menit :
Reaksi
Mn(OH)2 + O-2 MnO2 ↓ coklat + H2O
- Tambahkan H2SO4 4 N
Reaksi :
MnO2 + KI + H2SO4 MnSO4 + I2 + K2SO4
2. Selama Titrasi (prinsip umum Iodometri)
- Titrasi I2 terbentuk dengan standar tiosulfat
I2 + S2O3
-2 2 I - + S4O6
-2
- Tambahkan amilum saat warna kuning muda
lanjutkan titrasi sampai tepat hilang warna biru tua
- Hentikan titrasi dan catat volume tio terpakai (v tio)
Rumus perhitungan DO :
ppm DO = V tio x N tio x 8 x 1000
Vsampel
1. Pengertian COD :
Jumlah mg oksigen yang dibutuhkan suatu
senyawa oksidator untuk mengoksidasi bahan
pencemar organik dalam setiap 1 liter larutan
2. Metode analisis yang digunakan :
Metode analisis Iodometri
Identifikasi COD
3. PRINIP ANALISIS COD :
LAKUKAN TITRASI SAMPEL
a. Sebelum titrasi :
- Penambahan HgSO4 ke dalam sampel untuk mengikat ion Cl
Reaki : 2Cl - + Hg +2 HgCl2 ↓ putih
- Pe + an KMnO4 berlebihan dan dipanaskan Reaksi
Cn(H2O)n + MnO4 (blb) + H+ O-2 CO2 + H2O + Mn+2 + MnO4sisa
- Pendinginan larutan dan penambahan larutan KI
Reaksi :
MnO4 sisa + 2 I - + H+ Mn+2 + II2 + H2O
b. Selama titrasi (prinsip umum iodometri)
- Titrasi I2 terbentuk segera dengan standar
tiosulfat sampai warna kuning muda
Reaksi :
I2 + S2O3 -2 2I- + S4O6-2
- Tambahkan amilum lanjutkan
titrasi sampai tepat hilang warna biru
- Catat volume tio terpakai (V tio Sampel)
LAKUKAN TITRASI BLANKO
Prosedur kerja titrasi blanko sama dengan titrasi
sampel tetapi tidak menggunakan sampel maka
tidak perlu pemanasan. Karena tidak ada sampel
maka semua KMnO4 berlebihan bereaksi dengan
KI sehingga iodium yang dihasilkan lebih banyak
dibandingkan titrasi sampel akibatnya volume tio
titrasi blanko (V tio bl) akan lebih besar dari
volume tio titrasi sampel (V tio sp)
4. Rumus perhitungan COD :
ppm COD = (Vtio bl –Vtio sp) N tio x 8 x 1000
v mL sp
5. Standar baku mutu : 150 ppm
Catatan :
Untuk sampel yang sama, hasil analisis COD selalu lebih
besar dibandingkan hasil analisis BOD karena :
pada analisis COD, oksidator senyawa kimia yang di
tambahkan selama analisis dapat mengoksidasi semua
senyawa organik dalam sampel sehingga dibutuhkan oksigen
banyak (ppm COD besar) sedangkan pada analisis BOD,
mikroorganisme hanya mampu menguraikan senyawa organik
sekitar 65 % sehingga dibutuhkan oksigen lebih sedikit (ppm
BOD kecil)
1. Pengertian TH :
Jumlah mg CaCO3 dan MgCO3 yang dalam
setiap 1 liter larutan
2. Metode analisis yang digunakan :
Metode analisis Kompleksometri
Identifikasi TH
3. Prinsip Analisis TH :
a. Sebelum Titrasi :
1. sampel di tambahkan beberapa tetes HCl pekat
tujuannya : untuk menguapkan CO2 yang ada dalam limbah
karena CO2 mengendapkan Ca sehingga Ca tidak dapat
bereaksi dengan standar EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat)
2. Atur pH sampai 12 dengan penambahan NaOH dan stabilkan pH
dengan penambahan bufer
3. Tambahkan indikator Murexid akan timbul warna merah muda
Reaksi : Ca +2 + Murexid Ca Murexid
Mg +2 + Murexid Mg Murexid
b. Selama titrasi :
Ca akan memebentuk komplek tak berwarna dengan
larutan standar EDTA dan membebaskan indikator
murexid berwarna merah violet.
Reaksi :
Ca murexid + EDTA CaEDTA + Murexid
Mg murexid + EDTA MgEDTA + Murexid
4. Rumus perhitungan TH :
ppm TH sebagai CaCO3 = (VxM) EDTA x100 x1000
mL sampel
5. Standar baku mutu : 100 ppm
SEKIAN

More Related Content

Similar to IPAL.pptx

Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometriPraktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Dwi Karyani
 
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipokloritKelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
risyanti ALENTA
 
Pengenalan SPAB
Pengenalan SPABPengenalan SPAB
Pengenalan SPAB
NURINAFITRIANI1
 
Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri
zaeied
 
Karakteristik limbah
Karakteristik limbahKarakteristik limbah
Karakteristik limbah
Fibrillian Zata Lini
 
PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.ppt
PENGERTIAN  DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.pptPENGERTIAN  DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.ppt
PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.ppt
EllySufriadi4
 
Analisa bod
Analisa bodAnalisa bod
Analisa bod
syulastriEffendi
 
design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptx
design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptxdesign thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptx
design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptx
DarielTema
 
Laporan simultan pada kain kapas by benkur
Laporan simultan pada kain kapas by benkurLaporan simultan pada kain kapas by benkur
Laporan simultan pada kain kapas by benkur
Politeknik STT Tekstil Bandung
 
PPT Laporan Pengujian Garam Konsumsi.pptx
PPT Laporan Pengujian Garam Konsumsi.pptxPPT Laporan Pengujian Garam Konsumsi.pptx
PPT Laporan Pengujian Garam Konsumsi.pptx
NisaSabir
 
Analisis limbah padat polusi udara kimi lingkungan
Analisis limbah padat polusi udara kimi lingkunganAnalisis limbah padat polusi udara kimi lingkungan
Analisis limbah padat polusi udara kimi lingkungan
salnas2
 
Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)
Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)
Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)Benny Ferdianto
 
2_Pengolahan_limbah_cair.ppt
2_Pengolahan_limbah_cair.ppt2_Pengolahan_limbah_cair.ppt
2_Pengolahan_limbah_cair.ppt
DienMarcella1
 
dampak-air.ppt
dampak-air.pptdampak-air.ppt
dampak-air.ppt
AchmadWildan15
 
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGIGROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
RiaAnggun
 
Diskusi praktikum-kimdas1
Diskusi praktikum-kimdas1Diskusi praktikum-kimdas1
Diskusi praktikum-kimdas1
Leni Marlina
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
wd_amaliah
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan

Similar to IPAL.pptx (20)

Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometriPraktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri
 
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipokloritKelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
 
Pengenalan SPAB
Pengenalan SPABPengenalan SPAB
Pengenalan SPAB
 
Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri
 
Limbah
LimbahLimbah
Limbah
 
Karakteristik limbah
Karakteristik limbahKarakteristik limbah
Karakteristik limbah
 
PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.ppt
PENGERTIAN  DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.pptPENGERTIAN  DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.ppt
PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.ppt
 
Analisa bod
Analisa bodAnalisa bod
Analisa bod
 
design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptx
design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptxdesign thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptx
design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptx
 
Laporan simultan pada kain kapas by benkur
Laporan simultan pada kain kapas by benkurLaporan simultan pada kain kapas by benkur
Laporan simultan pada kain kapas by benkur
 
PPT Laporan Pengujian Garam Konsumsi.pptx
PPT Laporan Pengujian Garam Konsumsi.pptxPPT Laporan Pengujian Garam Konsumsi.pptx
PPT Laporan Pengujian Garam Konsumsi.pptx
 
Limbah
LimbahLimbah
Limbah
 
Analisis limbah padat polusi udara kimi lingkungan
Analisis limbah padat polusi udara kimi lingkunganAnalisis limbah padat polusi udara kimi lingkungan
Analisis limbah padat polusi udara kimi lingkungan
 
Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)
Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)
Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)
 
2_Pengolahan_limbah_cair.ppt
2_Pengolahan_limbah_cair.ppt2_Pengolahan_limbah_cair.ppt
2_Pengolahan_limbah_cair.ppt
 
dampak-air.ppt
dampak-air.pptdampak-air.ppt
dampak-air.ppt
 
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGIGROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
 
Diskusi praktikum-kimdas1
Diskusi praktikum-kimdas1Diskusi praktikum-kimdas1
Diskusi praktikum-kimdas1
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 

Recently uploaded

“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
aisyrahadatul14
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
d1051231039
 
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan PertanianDampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
d1051231078
 
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGANINTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
albakiddies
 
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
d1051231031
 
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptxPenetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Erma753811
 
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfDAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
d1051231033
 
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
d1051231079
 
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
muhammadfebri359
 
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
d1051231053
 
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
KajianIslamIlmiahSur
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
d1051231034
 

Recently uploaded (12)

“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
 
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan PertanianDampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lahan Pertanian
 
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGANINTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
 
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptxPenetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
 
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfDAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
 
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
 
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
 
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
 
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
3. Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko.pdf
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
 

IPAL.pptx

  • 1. Mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Melaksanakan Daur Ulang Olahan Air Limbah
  • 2. Kompetensi Dasar 3.4 Menilai Tingkat Pencemaran Air Limbah untuk Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 4.4 Mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
  • 3. Materi Pokok • Mengidentifikasi sampel limbah cair • Menentukan metode pengolahan limbah • Mengendalikan kerja unit pengolahan • Mengendalikan penggunaan bahan kimia • Mengidentifikasi hasil pengolahan limbah
  • 4. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan tujuan identifikasi 2. Menjelaskan metode analisis yang digunakan 3. Menjelaskan prinsip analisis dari metode yang digunakan untuk mengidentifikasi sampel 4. Menjelaskan prinsip penggunaan alat dan bahan 5. Menjelaskan prinsip rumus perhitungan 6. Melakukan prosedur identifikasi 7. Menyimpulkan hasil identifikasi terhadap standar baku mutu dan pencapaian tujuan pengolahan
  • 5. Tujuan Identifikasi Sampel Limbah Sebelum Pengolahan 1. Menentukan tingkat pencemaran dengan membandingkan dengan standar baku mutu lingkungan (Permen LH No 5 Tahun 2014) 2. Menentukan metode pengolahan yang tepat untuk mengurangi tingkat pencemaran limbah
  • 6. Tujuan Identifikasi Hasil Pengolahan 1. Menentukan tingkat pencemaran hasil pengolahan dengan membandingkan hasil identifikasi dengan standar baku mutu lingkungan (Permen LH No 5 Tahun 2014) 2. Menentukan pencapaian tujuan pengolahan limbah 3. Menentukan efektifitas proses pengolahan terhadap metode pengolahan yang digunakan (membandingkan hasil identifikasi limbah sesudah dan sebelum pengolahan)
  • 7. Parameter Analisis Hasil Olahan Limbah Cair • Total Suspensi Solid (TSS) • Biochemical Oxygen Demand (BOD), Dissolved Oxygen (DO), Chemical Oxygen Demand (COD) • Total Hardness (TH)
  • 8. Proses IPAL • Proses Primer Proses Pre-treatment, biasanya proses yang terjadi secara fisika Contoh : Penyaringan kasar, Penghilangan warna, Ekualisasi, Penyaringan halus. • Proses Sekunder Proses Utama Pengolahan, proses yang terjadi secara fisika, kimia dan biologi Contoh : Koagulasi, flokulasi, sedimentasi, aerasi, active sludge • Proses Tertier Tahap pengolahan terakhir Contoh : penyaringan
  • 9.
  • 10. Proses Penyaringan (Screening) • Berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang masih terkandung dalam air limbah pada kolam/bak penampungan awal
  • 11. Proses Pendinginan • Bertujuan untuk mendinginkan kondisi limbah cair hasil proses industri. Untuk proses lanjutan, beberapa diantaranya butuh dikondisikan pada suhu tertentu agar prosesnya maksimal. Untuk itu dibutuhkan proses pendinginan pada salah satu bak/kolam IPAL
  • 12. Proses Equalisasi • Terjadi proses penyetaraan, baik penyetaraan suhu, pH dan konsentrasi. Biasanya di industri, aliran limbah tidak hanya berasal dari satu sumber, sehingga bak/kolam equalisasi dibutuhkan agar limbah cair tersebut tercampur sempurna.
  • 13. Proses Netralisasi • Berfungsi untuk menetralkan pH limbah sebelum diolah. Tujuan penetralan adalah supaya proses selanjutnya tidak membutuhkan pengolahan yang terlalu rumit dan menghasilkan output yang lebih efektif
  • 14. Proses Koagulasi • Menggunakan bahan kimia bersifat koagulan sehingga bahan pencemar akan menggumpal dan akhirnya mengendap di dasar limbah • Pemilihan koagulan berdasarkan jenis bahan pencemar yang terkandung dalam limbah • Koagulan yang umum dipakai adalah : PAC, Tawas
  • 15. Proses Flokulasi • Menggunakan bahan kimia bersifat flokulan sehingga bahan pencemar membentuk flok dan akhirnya mengendap ke dasar limbah. • Flokulasi pada dasarnya adalah proses lanjutan dari koagulasi, dimana flokulasi akan menggumpalkan pencemar yang berukuran lebih kecil • Flokulan yang biasa digunakan : NaOCl
  • 16. Proses Sedimentasi • Memisahkan bahan pencemar bersifat sedimen dengan cara mendiamkan dalam bak pengolah limbah sehingga mengendap di dasar limbah • Proses ini merupakan lanjutan dari koagulasi dan flokulasi, dimana bahan-bahan pencemar yang menggumpal akan diendapkan pada dasar limbah
  • 17. Proses Aerasi • Berlangsung pada bak/kolam aerasi, dimana pada proses ini dibantu oleh pipa/keran aerator yang berfungsi untuk mengalirkan udara • Tujuan mengalirkan udara berkaitan erat dengan penggunaan active sludge yang biasa ditambahkan dalam proses ini • Lumpur aktif/active sludge merupakan lumpur yang mengandung jenis mikroorganisme tertentu yang dapat menguraikan limbah
  • 18. Proses Filtrasi • Pada beberapa IPAL, proses filtrasi ini menggunakan filter berlapis untuk mendapatkan hasil yang maksimal • Pada proses akhir (tersier), IPAL biasanya menggunakan sand filter dengan tujuan menyaring pencemar yang mengendap pada proses sedimentasi dan beberapa kemungkinan lumpur aktif yang ikut terbawa hingga proses ini
  • 19. Penggunaan Bioindikator • Beberapa industri yang memiliki IPAL, biasanya menambahkan kolam bioindikator sebagai indikator awal dari hasil olahan limbah nya • Bioindikator yang digunakan pada umumnya adalah ikan
  • 23. Mekanisme Lumpur Aktif (Active Sludge)
  • 24. Identifikasi Hasil Pengolahan 1. Total Suspensi Solid (TSS) : Metode Gravimetri Penguapan 2. Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Deman (COD), Dissolve Oxygen (DO) : Metode Iodometri 3. Total Hardness (TH) : Metode Kompleksometri
  • 25. 1. Pengertian TSS : Jumlah mg total padatan tersuspensi dalam setiap 1 liter air limbah 2. Metode analisis yang digunakan : Metode analisis Gravimetri cara penguapan Identifikasi TSS
  • 26. 3. Prinsip Analisis 1. Penguapan kertas saring kosong pada suhu 105 ° C 2. Pendinginan kertas saring kosong dalam desikator 3. Penimbangan kertas saring kosong ( A mg) 4. Pengukuran sampel ( V mL ) 5. Penyaringan sampel dengan kertas saring kosong 6. Pengeringan residu saringan pada suhu 105 ° C 7. Pendinginan residu dalam desikator 8. Penimbangan residu (B mg) 4. Rumus Perhitungan : ppm TSS = ( B – A) mg x 1000 V mL ( sampel) 5. Standar Baku Mutu : 100 ppm
  • 27. 1. Pengertian BOD : Jumlah mg oksigen yang dibutuhkan mikroorganisme untuk menguraikan bahan pencemar organik dalam setiap 1 liter larutan 2. Metode analisis yang digunakan : Metode analisis Iodometri Identifikasi BOD
  • 28. 3. PRINSIP ANALISIS BOD : PENENTUAN DO SAMPEL SEGAR (DO 0 HARI ) didapatkan ppm DO 0 PENYIMPANAN SAMPEL SELAMA 5 HARI dalam wadah tertutup dan tidak kena sinar matahari. Selama penyimpanan terjadi reaksi biokimia dimana mikroorganisme menguraikan bahan organik dalam limbah dan mengambil oksigen terlarut yang ada dalam air limbah dengan reaksi: Cn(H2O)n oksigen CO2 + H2O mikroorganisme PENENTUAN DO 5 HARI didapatkan ppm DO 4. RUMUS PERHITUNGAN : ppm BOD = ppm DO 0 - ppm DO 5 5. STANDAR BAKU MUTU LIMBAH CAIR : 100 ppm
  • 29. Prinsip Analisis Penentuan DO : 1. Sebelum titrasi : - Sampel + larutan MnSO4 dan Alkali Iodin (Campuran NaOH dan KI) terjadi reaksi : MnSO4 + NaOH Mn(OH)2 + Na2SO4 - Lakukan pengocokan selama 10 menit : Reaksi Mn(OH)2 + O-2 MnO2 ↓ coklat + H2O - Tambahkan H2SO4 4 N Reaksi : MnO2 + KI + H2SO4 MnSO4 + I2 + K2SO4
  • 30. 2. Selama Titrasi (prinsip umum Iodometri) - Titrasi I2 terbentuk dengan standar tiosulfat I2 + S2O3 -2 2 I - + S4O6 -2 - Tambahkan amilum saat warna kuning muda lanjutkan titrasi sampai tepat hilang warna biru tua - Hentikan titrasi dan catat volume tio terpakai (v tio) Rumus perhitungan DO : ppm DO = V tio x N tio x 8 x 1000 Vsampel
  • 31. 1. Pengertian COD : Jumlah mg oksigen yang dibutuhkan suatu senyawa oksidator untuk mengoksidasi bahan pencemar organik dalam setiap 1 liter larutan 2. Metode analisis yang digunakan : Metode analisis Iodometri Identifikasi COD
  • 32. 3. PRINIP ANALISIS COD : LAKUKAN TITRASI SAMPEL a. Sebelum titrasi : - Penambahan HgSO4 ke dalam sampel untuk mengikat ion Cl Reaki : 2Cl - + Hg +2 HgCl2 ↓ putih - Pe + an KMnO4 berlebihan dan dipanaskan Reaksi Cn(H2O)n + MnO4 (blb) + H+ O-2 CO2 + H2O + Mn+2 + MnO4sisa - Pendinginan larutan dan penambahan larutan KI Reaksi : MnO4 sisa + 2 I - + H+ Mn+2 + II2 + H2O
  • 33. b. Selama titrasi (prinsip umum iodometri) - Titrasi I2 terbentuk segera dengan standar tiosulfat sampai warna kuning muda Reaksi : I2 + S2O3 -2 2I- + S4O6-2 - Tambahkan amilum lanjutkan titrasi sampai tepat hilang warna biru - Catat volume tio terpakai (V tio Sampel)
  • 34. LAKUKAN TITRASI BLANKO Prosedur kerja titrasi blanko sama dengan titrasi sampel tetapi tidak menggunakan sampel maka tidak perlu pemanasan. Karena tidak ada sampel maka semua KMnO4 berlebihan bereaksi dengan KI sehingga iodium yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan titrasi sampel akibatnya volume tio titrasi blanko (V tio bl) akan lebih besar dari volume tio titrasi sampel (V tio sp) 4. Rumus perhitungan COD : ppm COD = (Vtio bl –Vtio sp) N tio x 8 x 1000 v mL sp 5. Standar baku mutu : 150 ppm
  • 35. Catatan : Untuk sampel yang sama, hasil analisis COD selalu lebih besar dibandingkan hasil analisis BOD karena : pada analisis COD, oksidator senyawa kimia yang di tambahkan selama analisis dapat mengoksidasi semua senyawa organik dalam sampel sehingga dibutuhkan oksigen banyak (ppm COD besar) sedangkan pada analisis BOD, mikroorganisme hanya mampu menguraikan senyawa organik sekitar 65 % sehingga dibutuhkan oksigen lebih sedikit (ppm BOD kecil)
  • 36. 1. Pengertian TH : Jumlah mg CaCO3 dan MgCO3 yang dalam setiap 1 liter larutan 2. Metode analisis yang digunakan : Metode analisis Kompleksometri Identifikasi TH
  • 37. 3. Prinsip Analisis TH : a. Sebelum Titrasi : 1. sampel di tambahkan beberapa tetes HCl pekat tujuannya : untuk menguapkan CO2 yang ada dalam limbah karena CO2 mengendapkan Ca sehingga Ca tidak dapat bereaksi dengan standar EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat) 2. Atur pH sampai 12 dengan penambahan NaOH dan stabilkan pH dengan penambahan bufer 3. Tambahkan indikator Murexid akan timbul warna merah muda Reaksi : Ca +2 + Murexid Ca Murexid Mg +2 + Murexid Mg Murexid
  • 38. b. Selama titrasi : Ca akan memebentuk komplek tak berwarna dengan larutan standar EDTA dan membebaskan indikator murexid berwarna merah violet. Reaksi : Ca murexid + EDTA CaEDTA + Murexid Mg murexid + EDTA MgEDTA + Murexid 4. Rumus perhitungan TH : ppm TH sebagai CaCO3 = (VxM) EDTA x100 x1000 mL sampel 5. Standar baku mutu : 100 ppm