Dokumen tersebut membahas tentang beberapa metode analisis kualitas air, yaitu penetapan alkalinitas, COD, BOD, TOM, kadar CO2 bebas, DO. Metode yang dijelaskan meliputi prinsip, tujuan, alat dan bahan, tahapan kerja, data pengamatan, perhitungan, dan pembahasan.
Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan efisiensi pengolahan limbah industri secara anaerobik dengan mengukur kadar COD dan MLVSS sebelum dan sesudah proses. Hasilnya menunjukkan penurunan COD dari 4111 mg/L menjadi 1302 mg/L dan 1596 mg/L masing-masing untuk Reaktor 1 dan 2, serta kadar MLVSS sebesar 26875 mg/L dan 31000 mg/L.
Analisa gas co2 dalam air menggunakan tocIndriati Dewi
Analisis karbon organik total (TOC) dalam air limbah dapat dilakukan dengan menggunakan oksidator KMnO4 atau TOC analyzer. Metode KMnO4 melibatkan oksidasi senyawa organik menjadi CO2 secara kimiawi, sedangkan TOC analyzer melakukan oksidasi termodinamis dan deteksi CO2 secara langsung menggunakan NDIR. Kedua metode dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi karbon organik total dalam
Dokumen tersebut membahas tentang oksigen terlarut dan parameter-parameter penentu kualitas air seperti BOD dan COD. Oksigen terlarut sangat penting untuk kehidupan biota air, sedangkan BOD dan COD digunakan untuk mengukur tingkat pencemaran organik dalam suatu perairan.
Proses pengolahan limbah secara anaerobik dilakukan untuk air limbah dengan kandungan organik tinggi (>2000 ppm) dan bertujuan menghasilkan biogas. Percobaan ini menentukan konsentrasi COD awal dan akhir serta kandungan MLVSS untuk mengetahui kuantitas mikroba dan degradasi.
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa metode analisis kualitas air, yaitu penetapan alkalinitas, COD, BOD, TOM, kadar CO2 bebas, DO. Metode yang dijelaskan meliputi prinsip, tujuan, alat dan bahan, tahapan kerja, data pengamatan, perhitungan, dan pembahasan.
Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan efisiensi pengolahan limbah industri secara anaerobik dengan mengukur kadar COD dan MLVSS sebelum dan sesudah proses. Hasilnya menunjukkan penurunan COD dari 4111 mg/L menjadi 1302 mg/L dan 1596 mg/L masing-masing untuk Reaktor 1 dan 2, serta kadar MLVSS sebesar 26875 mg/L dan 31000 mg/L.
Analisa gas co2 dalam air menggunakan tocIndriati Dewi
Analisis karbon organik total (TOC) dalam air limbah dapat dilakukan dengan menggunakan oksidator KMnO4 atau TOC analyzer. Metode KMnO4 melibatkan oksidasi senyawa organik menjadi CO2 secara kimiawi, sedangkan TOC analyzer melakukan oksidasi termodinamis dan deteksi CO2 secara langsung menggunakan NDIR. Kedua metode dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi karbon organik total dalam
Dokumen tersebut membahas tentang oksigen terlarut dan parameter-parameter penentu kualitas air seperti BOD dan COD. Oksigen terlarut sangat penting untuk kehidupan biota air, sedangkan BOD dan COD digunakan untuk mengukur tingkat pencemaran organik dalam suatu perairan.
Proses pengolahan limbah secara anaerobik dilakukan untuk air limbah dengan kandungan organik tinggi (>2000 ppm) dan bertujuan menghasilkan biogas. Percobaan ini menentukan konsentrasi COD awal dan akhir serta kandungan MLVSS untuk mengetahui kuantitas mikroba dan degradasi.
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometriDwi Karyani
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Laporan ini membahas tentang penentuan kadar klorida dalam limbah bekas cucian piring rumah tangga menggunakan titrasi argentometri metode Mohr. Dilakukan persiapan larutan NaCl 0,0141 N, larutan indikator K2CrO4 5%, dan larutan AgNO3 0,1 M yang digunakan sebagai titran. Prosedur titrasi dilakukan sampai terbentuknya endapan
Metode titrasi iodometri digunakan untuk menentukan kadar hipoklorit dalam zat pemutih pakaian. Sampel zat pemutih diencerkan tujuh kali dan dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat untuk menghasilkan kadar sebesar 0,98%, lebih rendah dari kadar yang tercantum pada kemasan.
Bab V membahas asidi-alkalimetri, termasuk tujuan percobaan untuk menghitung konsentrasi larutan asam dan basa serta kadar sampel, teori dasar tentang titrasi asam-basa dan indikator, prosedur kerja meliputi standarisasi larutan dan penetapan kadar sampel, serta pembahasan hasil percobaan untuk menghitung konsentrasi larutan HCl dan NaOH yang distandarisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik air limbah, termasuk jenis-jenis air limbah, parameter kualitas air limbah, komposisi limbah domestik, dan komponen analisis air limbah secara fisik, kimia, dan biologis."
PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.pptEllySufriadi4
Dokumen tersebut membahas metode pengumpulan dan analisis data kimia air dan udara. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan tentang kebutuhan air, klasifikasi mutu air, indikator pencemaran air, dan tabel hasil tinjauan kualitas air limbah dari berbagai industri beserta proses pengolahannya. Juga dibahas metode pengambilan contoh air dan udara, serta pertimbangan yang perlu diperhatikan.
Analisa BOD5 menggunakan prinsip pengukuran penurunan oksigen terlarut selama inkubasi 5 hari pada suhu 20°C. Prosedurnya meliputi persiapan larutan nutrisi, suspensi mikroba, dan air pengencer; pengukuran DO awal dan akhir untuk sampel, blanko, dan kontrol; serta perhitungan BOD5 berdasarkan selisih penurunan DO. Kontrol standar harus menghasilkan 198±30.5 mg/L untuk memenuhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi antara lain:
1. Luas permukaan/bidang kontak antara zat yang bereaksi. Semakin besar luas permukaan/bidang kontak, semakin banyak zat yang dapat bertemu dan bereaksi sehingga laju reaksi akan semakin besar.
2. Suhu. Semakin tinggi suhu, molekul zat akan bergerak lebih cepat sehingga kemungkinan tumbukan antar molekul meningkat dan laju reaksi a
1. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar besi dalam FeSO4.7H2O dan kadar tembaga dalam CuSO4.5H2O menggunakan analisis volumetri titrasi redoks.
2. Metode yang digunakan adalah titrasi permanganometri untuk menentukan kadar besi dan titrasi iodometri untuk menentukan kadar tembaga.
3. Hasilnya menunjukkan kadar besi 18,59% dan kadar tembaga
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan natrium nitrit sebagai zat pengawet pada pengolahan daging dan uji kualitatif serta kuantitatif untuk mengetahui kadar nitrit. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa natrium nitrit digunakan sebagai pengawet untuk mencegah pembusukan daging dan memberikan warna merah, uji kualitatif untuk mendeteksi kehadiran nitrit, sedangkan uji kuantitatif menggunak
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometriDwi Karyani
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Laporan ini membahas tentang penentuan kadar klorida dalam limbah bekas cucian piring rumah tangga menggunakan titrasi argentometri metode Mohr. Dilakukan persiapan larutan NaCl 0,0141 N, larutan indikator K2CrO4 5%, dan larutan AgNO3 0,1 M yang digunakan sebagai titran. Prosedur titrasi dilakukan sampai terbentuknya endapan
Metode titrasi iodometri digunakan untuk menentukan kadar hipoklorit dalam zat pemutih pakaian. Sampel zat pemutih diencerkan tujuh kali dan dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat untuk menghasilkan kadar sebesar 0,98%, lebih rendah dari kadar yang tercantum pada kemasan.
Bab V membahas asidi-alkalimetri, termasuk tujuan percobaan untuk menghitung konsentrasi larutan asam dan basa serta kadar sampel, teori dasar tentang titrasi asam-basa dan indikator, prosedur kerja meliputi standarisasi larutan dan penetapan kadar sampel, serta pembahasan hasil percobaan untuk menghitung konsentrasi larutan HCl dan NaOH yang distandarisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik air limbah, termasuk jenis-jenis air limbah, parameter kualitas air limbah, komposisi limbah domestik, dan komponen analisis air limbah secara fisik, kimia, dan biologis."
PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.pptEllySufriadi4
Dokumen tersebut membahas metode pengumpulan dan analisis data kimia air dan udara. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan tentang kebutuhan air, klasifikasi mutu air, indikator pencemaran air, dan tabel hasil tinjauan kualitas air limbah dari berbagai industri beserta proses pengolahannya. Juga dibahas metode pengambilan contoh air dan udara, serta pertimbangan yang perlu diperhatikan.
Analisa BOD5 menggunakan prinsip pengukuran penurunan oksigen terlarut selama inkubasi 5 hari pada suhu 20°C. Prosedurnya meliputi persiapan larutan nutrisi, suspensi mikroba, dan air pengencer; pengukuran DO awal dan akhir untuk sampel, blanko, dan kontrol; serta perhitungan BOD5 berdasarkan selisih penurunan DO. Kontrol standar harus menghasilkan 198±30.5 mg/L untuk memenuhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi antara lain:
1. Luas permukaan/bidang kontak antara zat yang bereaksi. Semakin besar luas permukaan/bidang kontak, semakin banyak zat yang dapat bertemu dan bereaksi sehingga laju reaksi akan semakin besar.
2. Suhu. Semakin tinggi suhu, molekul zat akan bergerak lebih cepat sehingga kemungkinan tumbukan antar molekul meningkat dan laju reaksi a
1. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar besi dalam FeSO4.7H2O dan kadar tembaga dalam CuSO4.5H2O menggunakan analisis volumetri titrasi redoks.
2. Metode yang digunakan adalah titrasi permanganometri untuk menentukan kadar besi dan titrasi iodometri untuk menentukan kadar tembaga.
3. Hasilnya menunjukkan kadar besi 18,59% dan kadar tembaga
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan natrium nitrit sebagai zat pengawet pada pengolahan daging dan uji kualitatif serta kuantitatif untuk mengetahui kadar nitrit. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa natrium nitrit digunakan sebagai pengawet untuk mencegah pembusukan daging dan memberikan warna merah, uji kualitatif untuk mendeteksi kehadiran nitrit, sedangkan uji kuantitatif menggunak
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
2. Kompetensi Dasar
3.4 Menilai Tingkat Pencemaran Air Limbah untuk Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL)
4.4 Mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
3. Materi Pokok
• Mengidentifikasi sampel limbah cair
• Menentukan metode pengolahan limbah
• Mengendalikan kerja unit pengolahan
• Mengendalikan penggunaan bahan kimia
• Mengidentifikasi hasil pengolahan limbah
4. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan tujuan identifikasi
2. Menjelaskan metode analisis yang digunakan
3. Menjelaskan prinsip analisis dari metode yang digunakan
untuk mengidentifikasi sampel
4. Menjelaskan prinsip penggunaan alat dan bahan
5. Menjelaskan prinsip rumus perhitungan
6. Melakukan prosedur identifikasi
7. Menyimpulkan hasil identifikasi terhadap standar baku mutu
dan pencapaian tujuan pengolahan
5. Tujuan Identifikasi Sampel Limbah
Sebelum Pengolahan
1. Menentukan tingkat pencemaran dengan membandingkan
dengan standar baku mutu lingkungan (Permen LH No 5 Tahun
2014)
2. Menentukan metode pengolahan yang tepat untuk
mengurangi tingkat pencemaran limbah
6. Tujuan Identifikasi Hasil Pengolahan
1. Menentukan tingkat pencemaran hasil pengolahan dengan
membandingkan hasil identifikasi dengan standar baku mutu
lingkungan (Permen LH No 5 Tahun 2014)
2. Menentukan pencapaian tujuan pengolahan limbah
3. Menentukan efektifitas proses pengolahan terhadap metode
pengolahan yang digunakan (membandingkan hasil identifikasi
limbah sesudah dan sebelum pengolahan)
7. Parameter Analisis Hasil Olahan Limbah
Cair
• Total Suspensi Solid (TSS)
• Biochemical Oxygen Demand (BOD), Dissolved Oxygen (DO),
Chemical Oxygen Demand (COD)
• Total Hardness (TH)
8. Proses IPAL
• Proses Primer
Proses Pre-treatment, biasanya proses yang terjadi secara fisika
Contoh : Penyaringan kasar, Penghilangan warna, Ekualisasi,
Penyaringan halus.
• Proses Sekunder
Proses Utama Pengolahan, proses yang terjadi secara fisika, kimia dan
biologi
Contoh : Koagulasi, flokulasi, sedimentasi, aerasi, active sludge
• Proses Tertier
Tahap pengolahan terakhir
Contoh : penyaringan
9.
10. Proses Penyaringan (Screening)
• Berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang masih
terkandung dalam air limbah pada kolam/bak penampungan
awal
11. Proses Pendinginan
• Bertujuan untuk mendinginkan kondisi limbah cair hasil proses
industri. Untuk proses lanjutan, beberapa diantaranya butuh
dikondisikan pada suhu tertentu agar prosesnya maksimal.
Untuk itu dibutuhkan proses pendinginan pada salah satu
bak/kolam IPAL
12. Proses Equalisasi
• Terjadi proses penyetaraan, baik penyetaraan suhu, pH dan
konsentrasi. Biasanya di industri, aliran limbah tidak hanya
berasal dari satu sumber, sehingga bak/kolam equalisasi
dibutuhkan agar limbah cair tersebut tercampur sempurna.
13. Proses Netralisasi
• Berfungsi untuk menetralkan pH limbah sebelum diolah. Tujuan
penetralan adalah supaya proses selanjutnya tidak
membutuhkan pengolahan yang terlalu rumit dan menghasilkan
output yang lebih efektif
14. Proses Koagulasi
• Menggunakan bahan kimia bersifat koagulan sehingga bahan
pencemar akan menggumpal dan akhirnya mengendap di dasar
limbah
• Pemilihan koagulan berdasarkan jenis bahan pencemar yang
terkandung dalam limbah
• Koagulan yang umum dipakai adalah : PAC, Tawas
15. Proses Flokulasi
• Menggunakan bahan kimia bersifat flokulan sehingga bahan
pencemar membentuk flok dan akhirnya mengendap ke dasar
limbah.
• Flokulasi pada dasarnya adalah proses lanjutan dari koagulasi,
dimana flokulasi akan menggumpalkan pencemar yang
berukuran lebih kecil
• Flokulan yang biasa digunakan : NaOCl
16. Proses Sedimentasi
• Memisahkan bahan pencemar bersifat sedimen dengan cara
mendiamkan dalam bak pengolah limbah sehingga mengendap
di dasar limbah
• Proses ini merupakan lanjutan dari koagulasi dan flokulasi,
dimana bahan-bahan pencemar yang menggumpal akan
diendapkan pada dasar limbah
17. Proses Aerasi
• Berlangsung pada bak/kolam aerasi, dimana pada proses ini
dibantu oleh pipa/keran aerator yang berfungsi untuk
mengalirkan udara
• Tujuan mengalirkan udara berkaitan erat dengan penggunaan
active sludge yang biasa ditambahkan dalam proses ini
• Lumpur aktif/active sludge merupakan lumpur yang
mengandung jenis mikroorganisme tertentu yang dapat
menguraikan limbah
18. Proses Filtrasi
• Pada beberapa IPAL, proses filtrasi ini menggunakan filter
berlapis untuk mendapatkan hasil yang maksimal
• Pada proses akhir (tersier), IPAL biasanya menggunakan sand
filter dengan tujuan menyaring pencemar yang mengendap pada
proses sedimentasi dan beberapa kemungkinan lumpur aktif
yang ikut terbawa hingga proses ini
19. Penggunaan Bioindikator
• Beberapa industri yang memiliki IPAL, biasanya menambahkan
kolam bioindikator sebagai indikator awal dari hasil olahan
limbah nya
• Bioindikator yang digunakan pada umumnya adalah ikan
24. Identifikasi Hasil Pengolahan
1. Total Suspensi Solid (TSS) : Metode Gravimetri Penguapan
2. Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Deman
(COD), Dissolve Oxygen (DO) : Metode Iodometri
3. Total Hardness (TH) : Metode Kompleksometri
25. 1. Pengertian TSS :
Jumlah mg total padatan tersuspensi dalam
setiap 1 liter air limbah
2. Metode analisis yang digunakan :
Metode analisis Gravimetri cara penguapan
Identifikasi TSS
26. 3. Prinsip Analisis
1. Penguapan kertas saring kosong pada suhu 105 ° C
2. Pendinginan kertas saring kosong dalam desikator
3. Penimbangan kertas saring kosong ( A mg)
4. Pengukuran sampel ( V mL )
5. Penyaringan sampel dengan kertas saring kosong
6. Pengeringan residu saringan pada suhu 105 ° C
7. Pendinginan residu dalam desikator
8. Penimbangan residu (B mg)
4. Rumus Perhitungan : ppm TSS = ( B – A) mg x 1000
V mL ( sampel)
5. Standar Baku Mutu : 100 ppm
27. 1. Pengertian BOD :
Jumlah mg oksigen yang dibutuhkan
mikroorganisme untuk menguraikan
bahan pencemar organik dalam setiap 1
liter larutan
2. Metode analisis yang digunakan :
Metode analisis Iodometri
Identifikasi BOD
28. 3. PRINSIP ANALISIS BOD :
PENENTUAN DO SAMPEL SEGAR (DO 0 HARI ) didapatkan ppm DO 0
PENYIMPANAN SAMPEL SELAMA 5 HARI
dalam wadah tertutup dan tidak kena sinar matahari. Selama
penyimpanan terjadi reaksi biokimia dimana mikroorganisme menguraikan
bahan organik dalam limbah dan mengambil oksigen terlarut yang ada dalam
air limbah dengan reaksi:
Cn(H2O)n oksigen CO2 + H2O
mikroorganisme
PENENTUAN DO 5 HARI didapatkan ppm DO
4. RUMUS PERHITUNGAN : ppm BOD = ppm DO 0 - ppm DO 5
5. STANDAR BAKU MUTU LIMBAH CAIR : 100 ppm
29. Prinsip Analisis Penentuan DO :
1. Sebelum titrasi :
- Sampel + larutan MnSO4 dan Alkali Iodin
(Campuran NaOH dan KI) terjadi reaksi :
MnSO4 + NaOH Mn(OH)2 + Na2SO4
- Lakukan pengocokan selama 10 menit :
Reaksi
Mn(OH)2 + O-2 MnO2 ↓ coklat + H2O
- Tambahkan H2SO4 4 N
Reaksi :
MnO2 + KI + H2SO4 MnSO4 + I2 + K2SO4
30. 2. Selama Titrasi (prinsip umum Iodometri)
- Titrasi I2 terbentuk dengan standar tiosulfat
I2 + S2O3
-2 2 I - + S4O6
-2
- Tambahkan amilum saat warna kuning muda
lanjutkan titrasi sampai tepat hilang warna biru tua
- Hentikan titrasi dan catat volume tio terpakai (v tio)
Rumus perhitungan DO :
ppm DO = V tio x N tio x 8 x 1000
Vsampel
31. 1. Pengertian COD :
Jumlah mg oksigen yang dibutuhkan suatu
senyawa oksidator untuk mengoksidasi bahan
pencemar organik dalam setiap 1 liter larutan
2. Metode analisis yang digunakan :
Metode analisis Iodometri
Identifikasi COD
32. 3. PRINIP ANALISIS COD :
LAKUKAN TITRASI SAMPEL
a. Sebelum titrasi :
- Penambahan HgSO4 ke dalam sampel untuk mengikat ion Cl
Reaki : 2Cl - + Hg +2 HgCl2 ↓ putih
- Pe + an KMnO4 berlebihan dan dipanaskan Reaksi
Cn(H2O)n + MnO4 (blb) + H+ O-2 CO2 + H2O + Mn+2 + MnO4sisa
- Pendinginan larutan dan penambahan larutan KI
Reaksi :
MnO4 sisa + 2 I - + H+ Mn+2 + II2 + H2O
33. b. Selama titrasi (prinsip umum iodometri)
- Titrasi I2 terbentuk segera dengan standar
tiosulfat sampai warna kuning muda
Reaksi :
I2 + S2O3 -2 2I- + S4O6-2
- Tambahkan amilum lanjutkan
titrasi sampai tepat hilang warna biru
- Catat volume tio terpakai (V tio Sampel)
34. LAKUKAN TITRASI BLANKO
Prosedur kerja titrasi blanko sama dengan titrasi
sampel tetapi tidak menggunakan sampel maka
tidak perlu pemanasan. Karena tidak ada sampel
maka semua KMnO4 berlebihan bereaksi dengan
KI sehingga iodium yang dihasilkan lebih banyak
dibandingkan titrasi sampel akibatnya volume tio
titrasi blanko (V tio bl) akan lebih besar dari
volume tio titrasi sampel (V tio sp)
4. Rumus perhitungan COD :
ppm COD = (Vtio bl –Vtio sp) N tio x 8 x 1000
v mL sp
5. Standar baku mutu : 150 ppm
35. Catatan :
Untuk sampel yang sama, hasil analisis COD selalu lebih
besar dibandingkan hasil analisis BOD karena :
pada analisis COD, oksidator senyawa kimia yang di
tambahkan selama analisis dapat mengoksidasi semua
senyawa organik dalam sampel sehingga dibutuhkan oksigen
banyak (ppm COD besar) sedangkan pada analisis BOD,
mikroorganisme hanya mampu menguraikan senyawa organik
sekitar 65 % sehingga dibutuhkan oksigen lebih sedikit (ppm
BOD kecil)
36. 1. Pengertian TH :
Jumlah mg CaCO3 dan MgCO3 yang dalam
setiap 1 liter larutan
2. Metode analisis yang digunakan :
Metode analisis Kompleksometri
Identifikasi TH
37. 3. Prinsip Analisis TH :
a. Sebelum Titrasi :
1. sampel di tambahkan beberapa tetes HCl pekat
tujuannya : untuk menguapkan CO2 yang ada dalam limbah
karena CO2 mengendapkan Ca sehingga Ca tidak dapat
bereaksi dengan standar EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat)
2. Atur pH sampai 12 dengan penambahan NaOH dan stabilkan pH
dengan penambahan bufer
3. Tambahkan indikator Murexid akan timbul warna merah muda
Reaksi : Ca +2 + Murexid Ca Murexid
Mg +2 + Murexid Mg Murexid
38. b. Selama titrasi :
Ca akan memebentuk komplek tak berwarna dengan
larutan standar EDTA dan membebaskan indikator
murexid berwarna merah violet.
Reaksi :
Ca murexid + EDTA CaEDTA + Murexid
Mg murexid + EDTA MgEDTA + Murexid
4. Rumus perhitungan TH :
ppm TH sebagai CaCO3 = (VxM) EDTA x100 x1000
mL sampel
5. Standar baku mutu : 100 ppm