SlideShare a Scribd company logo
PENCEMARAN AIR DAN
PARAMETER
KUALITAS AIR
Parameter Kualitas Air
Paramater
Fisika
Paramater
Kimia
Paramater
Biologi
Cahaya
Suhu
Padatan total,
terlarut,
tersuspensi
Konduktivitas
Kecerahan &
Kekeruhan Oksigen Terlarut
Karbondioksida
Alkalinitas
Kesadahan
Bahan Organik
Potensi Redoks
pH dan Asiditas Mikroorganisme
Mikroba Patogen
Warna
Salinitas
C A H A Y A
• Cahaya di perairan  energi panas
• Energi (cahaya) yang dibutuhkan untuk
meningkatkan suhu sebesar 1oC lebih besar
dari energi yang dibutuhkan untuk materi lain.
• Perairan membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk menaikkan atau menurunkan suhu, jika
dibandingkan dengan daratan
S U H U
• Proses
penyerapan
cahaya lebih
intensif pada
lapisan atas
perairan (suhu
lebih tinggi) dan
densitas lebih kecil
dari pada lapisan
bawah 
stratifikasi panas
pada perairan.
Dampak Peningkatan Suhu
• Peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi
dan volatilisasi
• Penurunan kelarutan gas dalam air (O2, CO2, N2,
CH4)
• Peningkatan kecepatan metabolisme dan
respirasi organisme air  peningkatan konsumsi
O2
• Peningkatan suhu 10oC  peningkatan konsumsi
O2 oleh organisme akuatin 2 – 3 kali
• Suhu optimum pertumbuhan fitoplankton 20-
30oC.
Kecerahan dan Kekeruhan
• Kecerahan air tergantung pada warna dan
kekeruhan
• Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan,
ditentukan secara visual menggunakan Secchi disk
• Satuan: meter
Ketika diturunkan ke dalam air, kedalaman maksimum
yang diukur dalam meter di mana pengguna dapat
dengan jelas melihat perbedaan antara hitam dan
putih kuadran.
Kecerahan dan Kekeruhan
• Kekeruhan: menggambarkan sifat optik air, ditentukan
berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan
oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam air
• Penyebab: bahan organik dan an-organik yang tersuspensi
dan terlarut (lumpur dan pasir halus), plankon dan
mikroorganisme
METODE SATUAN
Turbidimeter Tubiditas, setara 1 mg/liter SiO2
Nephelometric NTU (Nephelometric Turbidity Unit)
W A R N A
• True Color : warna yang disebabkan oleh
bahan-bahan kimia terlarut
• Apparent Color : warna yang disebabkan oleh
bahan terlarut dan atau bahan tersuspensi
• Warna diamati langsung secara visual, atau
diukur berdasarkan skala platinum kobalt
(satuan PtCo), dengan membandingkan warna
air sampel dengan warna air standar
Penyebab Warna di Perairan
• Bahan Organik (tanin, lignin, humus dari
dekomposisi tumbuhan)  kecoklatan
• Ion-ion logam: Fe 0,3 mg/liter  warna
kekuningan; Mn 0,05 mg/liter  warna abu-
abu,
• Kalsium karbonat dari daerah berkapur 
warna kehijauan
• Plankton: Dinoflagelata  warna merah,
Cyanophyta (perairan tawar)
Warna Perairan Disebabkan oleh
Peledakan (Blooming) Fitoplankton (Algae)
• Blooming alga filum Dinoflagelata  perairan
laut berwarna merah (red tide)
Laut Azov Rusia, Pertengah Juli 2012 Sungai Bondi Australia, Nopember 2012
Sumber gambar : http://news.baca.co.id/2405273
Laut di Shenzhen, Guangdong, Cina
Nopember 2014
Laut di Maluku Tengah, Indonesia
Pertengahan Juni 2015
Red Tide : perubahan laut menjadi merah, ledakan alga merah yang kaya akan pigmen
phycoeritrin, 1 ml air berisi ribuan - jutaan sel
Penyebab blooming alga :
melimpahnya nutrien di laut (eutrofikasi),
pemanasan global : suhu meningkat  memicu metabolisme sel alga  kecepatan
pembelahan atau reproduksi alga meningkat
Alga dalam jumlah besar  stok oksigen berkurang  ikan akan mati
http:/
/news
.baca.
co.id/
24052
73
Nilai Warna pada Air
Perairan Warna (PtCo)
Alami Tidak berwarna ( < 10)
Rawa-rawa Kuning kecoklatan ( 200 – 300), krn
adanya humus
Air minum 5 - 50
Konduktivitas
• Daya Hantar Listrik (DHL) : gambaran numerik
dari kemampuan air untuk meneruskan aliran
listrik,
• Semakin banyak garam-garam terlarut yang
dapat terionisasi, semakin tinggi nilai DHL
• Asam, basa, garam adalah konduktor yang
baik
• Bahan organik (sukrosa, benzene) penghantar
listrik yang jelek
Konduktivitas
• Satuan : mhos/cm atau Siemens/cm
• Nilai DHL berhubungan dengan nilai padatan
terlarut (TDS), menurut Tebbut, 1992:
K = DHL (S/m)
TDS (mg/liter)
• K = konstanta untuk jenis air tertentu
• Nilai TDS = DHL X (0,55 sampai 0,75)
Padatan Total, Terlarut, Tersuspensi
Padatan Total (residu) : bahan yang tersisa setelah air sampel
mengalami evaporasi dam pengeringan pada suhu tertentu
Klasifikasi
Padatan
Ukuran
Diameter (m)
Ukuran
Diameter (mm)
Padatan terlarut  10-3  10-6
Koloid 10-3 - 1 10-6 - 10-3
Padatan
tersuspensi
> 1 > 10-3
Bahan-bahan tersuspensi (diameter > 1 m) yang tertahan
pada saringan millipore dengan diameter pori 0,45 m
Padatan Tersuspensi Total
Total Suspended Solid (TSS)
T/a: lumpur, pasir halus, jasad-jasad renik, disebabkan oleh
kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air
Padatan tersuspensi yang dapat diendapkan selama periode
waktu tertentu dalam wadah yang berbentuk kerucut
terbalik (imhoff cone)
Settleable Solid (SS)
Bahan-bahan yang terlarut (diameter  10-6 mm) dan
koloid (diameter 10-6 - 10-3 mm) yang berupa senyawa-
senyawa kimia dan bahan-bahan lain, yang tidak tersaring
pada kertas saring berdiameter 0,45 m
Padatan Terlarut Total
Total Dissolved Solid (TDS)
Disebabkan oleh bahan orgnik berupa ion-ion yang
ditemukan di perairan
Ion-ion yang Biasa Ditemukan di Perairan
Major Ion (Ion Utama)
(1,0 – 1.0000 mg/liter)
Secondari Ion (Ion Sekunder)
(0,01 – 10,0 mg/liter)
Sodium (Na) Besi (Fe)
Kalsium (Ca) Strontium (Sr)
Magnesium (Mg) Kalium (K)
Bikarbonat (HCO3) Karbonat (CO3)
Sulfat (SO4) Nitrat (NO3)
Klorida (Cl) Flourida (F)
Boron (B)
Silika (SiO2)
Berdasarkan Sifat Volatilitas
(Penguapan), pada suhu 600oC
• Volatile Solids: bahan organik yang teroksidasi
pada pemanasan dengan suhu 600oC
• Non Volatile Solids: fraksi bahan anorganik
yang tertinggal sebagai abu pada suhu
tersebut
Hubungan antara Nilai TDS dan Salinitas
Nilai TDS (mg/liter) Tingkat Salinitas
0 – 1.000 Air Tawar
1.001 – 3.000 Agak Asin / Payau
(Slightly Saline)
3.001 – 10.000 Keasinan Sedang/Payau
(Moderately Saline)
10.001 – 100.000 Asin (Saline)
> 100.000 Sangat Asin (Brine)
Salinitas
• Konsentrasi total ion dalam perairan (air laut,
limbah industri)
• Menggambarkan padatan total di dalam air,
setelah semua karbonat  oksida, semua
bromida, iodida  clorida, semua bahan
organik  dioksidasi
• Satuan g/kg atau promil (o/oo)
• Nilai salinitas dipengaruhi oleh masukan air
tawar dari sungai
Nilai Salinitas
Perairan promil (o/oo)
Perairan tawar Kurang dari 0,5
Perairan payau 0,5 – 30
Perairan laut 30 – 40
Perairan hipersaline 40 – 80
Hubungan Salinitas dan Klorinitas, menurut APHA, 1976
Salinitas (o/oo) = 0,03 + 1,805 klorinitas (o/oo)
TUGAS TM-3
• Mencari artikel ilmiah  Kualitas Lingkungan
• Parameter Lingkungan yang diteliti....???
• Baku Mutu yang digunakan....???
• SNI....???
• Uraikan menurut prinsip dasar analisis kualitas
lingkungan (Tujuan, Sampling, Analisa Lab, QA & QC,
Analisi dan elaborasi Data, Keputusan)
• Tema: Lingkungan air, udara dan tanah.
• Kelompok (Maksimal 3 orang)
• Buat dalam bentuk naskah (word) dan PPT
• Dikumpulkan: Kamis, 15 Maret 2018, jam 13.00
PARAMETER KIMIA AIR
pH dan Asiditas
• pH : derajat keasaman
• Asiditas : jumlah asam (asam kuat maupun
lemah) dan konsentrasi ion H
• pH < 5, alkalinitas mencapai nol
• Semakin tinggi nilai pH, semakin tinggi nilai
alkalinitas dan semakin rendah kadar CO2
bebas
• Larutan bersifat asam  korosif
pH Mempengaruhi
Toksisitas Senyawa Kimia
• pH rendah: Senyawa NH3 dapat terionisasi,
NH4 bersifat tidak toksik
• pH tinggi: NH3 tidak terionisasi, bersifat toksik
• pH optimum biota akuatik: 7 – 8,5
• pH rendah: toksisitas logam memperlihatkan
peningkatan, proses nitrifikasi berakhir
Pengaruh pH terhadap
Komunitas Biologi Perairan
Air bersifat netral jika pH = 7, asam
jika pH < 7, basa/alkalis
jika pH lebih > 7
Apabila nilai pH air < 5,0 atau > 9,0
maka perairan sudah tercemar berat
• kehidupan biota air akan terganggu
• tidak layak digunakan untuk
keperluan rumah tangga
BOD (Biochemical Oxygen Demand):
banyaknya oksigen (mg) yang diperlukan
oleh bakteri untuk menguraikan atau
mengoksidasi bahan organik dalam satu
liter limbah selama pengeraman (5 x 24
jam pada suhu 20º C)
BOD menunjukkan jumlah oksigen terlarut
yang dibutuhkan oleh mikroba untuk
memecah atau mengoksidasi bahan-bahan
pencemar yang terdapat di dalam suatu
perairan
COD (Chemical Oxygen Demand):
banyaknya oksigen (mg) yang dibutuhkan
oksidator untuk mengoksidasi bahan/zat
organik dan anorganik dalam
satu liter air limbah
• Nilai COD biasanya lebih tinggi dari
nilai BOD karena bahan yang stabil
(tidak terurai) dalam uji BOD dapat
teroksidasi dalam uji COD
• Makin besar nilai BOD dan atau COD,
makin tinggi tingkat pencemaran suatu
perairan
Oksigen terlarut (DO, Dissolved Oxygen)
banyaknya oksigen terlarut (mg) dalam
satu liter air
• Kehidupan makhluk hidup di dalam air (tumbuhan
dan biota air) tergantung dari kemampuan air untuk
mempertahankan konsentrasi DO minimal yang
diperlukannya
• Oksigen terlarut dapat berasal dari proses
fotosintesis tumbuhan air dan dari udara
yang masuk ke dalam air
• Makin rendah nilai DO, makin tinggi tingkat
pencemaran
• Biota perairan menghendaki DO > 4 ppm
PERT.2.pptx

More Related Content

Similar to PERT.2.pptx

Cod bod
Cod bodCod bod
Cod bod
dyah amelia
 
Pengetahuan lingkungan industri pencemaran air
Pengetahuan lingkungan industri   pencemaran airPengetahuan lingkungan industri   pencemaran air
Pengetahuan lingkungan industri pencemaran air
Wildan Wafiyudin
 
Konsep dasar kimia air
Konsep dasar kimia airKonsep dasar kimia air
Konsep dasar kimia air
MAYAKUSU
 
Tekling kuliah 3
Tekling kuliah 3Tekling kuliah 3
Tekling kuliah 3
Lechyana Suharto
 
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersihhasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
Rizky Olang
 
Pemurnian air laut
Pemurnian air lautPemurnian air laut
Pemurnian air laut
HeriEffendy2
 
dampak-air.ppt
dampak-air.pptdampak-air.ppt
dampak-air.ppt
AchmadWildan15
 
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah CairKinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
Syauqy Nurul Aziz
 
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptxSlide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
AiniZahra12
 
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptxSlide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
AbdulAzisSTMSi
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD air
Rini Wulandari
 
1 elmu aer
1   elmu aer1   elmu aer
1 elmu aer
Asep Hidayat
 
Pencemaran air dan sifat air tercemar
Pencemaran air dan sifat air tercemarPencemaran air dan sifat air tercemar
Pencemaran air dan sifat air tercemar
Haelis Muslimah
 
Standar+kualitas+air+bersih
Standar+kualitas+air+bersihStandar+kualitas+air+bersih
Standar+kualitas+air+bersih
yudi3456
 
PENGOLAHAN AIR MINUM DAN AIR PROSES.pptx
PENGOLAHAN AIR MINUM DAN AIR PROSES.pptxPENGOLAHAN AIR MINUM DAN AIR PROSES.pptx
PENGOLAHAN AIR MINUM DAN AIR PROSES.pptx
EnyAgustina4
 
Pencemaran air dan sifat air tercemar
Pencemaran air dan sifat air tercemarPencemaran air dan sifat air tercemar
Pencemaran air dan sifat air tercemar
Aziz_Kurniawan
 
Pertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.ppt
Pertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.pptPertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.ppt
Pertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.ppt
DewaDepra1
 
Ilmu lingkungan
Ilmu lingkunganIlmu lingkungan
Ilmu lingkungan
marufmuhammad27
 
Karakteristik limbah
Karakteristik limbahKarakteristik limbah
Karakteristik limbah
Fibrillian Zata Lini
 
Penanganan limbah secara fisik kimia
Penanganan limbah secara fisik kimiaPenanganan limbah secara fisik kimia
Penanganan limbah secara fisik kimiaEko Supriyadi
 

Similar to PERT.2.pptx (20)

Cod bod
Cod bodCod bod
Cod bod
 
Pengetahuan lingkungan industri pencemaran air
Pengetahuan lingkungan industri   pencemaran airPengetahuan lingkungan industri   pencemaran air
Pengetahuan lingkungan industri pencemaran air
 
Konsep dasar kimia air
Konsep dasar kimia airKonsep dasar kimia air
Konsep dasar kimia air
 
Tekling kuliah 3
Tekling kuliah 3Tekling kuliah 3
Tekling kuliah 3
 
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersihhasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
hasil persentase kami Pengolahan air laut menjadi air bersih
 
Pemurnian air laut
Pemurnian air lautPemurnian air laut
Pemurnian air laut
 
dampak-air.ppt
dampak-air.pptdampak-air.ppt
dampak-air.ppt
 
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah CairKinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
 
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptxSlide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
 
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptxSlide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P7.pptx
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD air
 
1 elmu aer
1   elmu aer1   elmu aer
1 elmu aer
 
Pencemaran air dan sifat air tercemar
Pencemaran air dan sifat air tercemarPencemaran air dan sifat air tercemar
Pencemaran air dan sifat air tercemar
 
Standar+kualitas+air+bersih
Standar+kualitas+air+bersihStandar+kualitas+air+bersih
Standar+kualitas+air+bersih
 
PENGOLAHAN AIR MINUM DAN AIR PROSES.pptx
PENGOLAHAN AIR MINUM DAN AIR PROSES.pptxPENGOLAHAN AIR MINUM DAN AIR PROSES.pptx
PENGOLAHAN AIR MINUM DAN AIR PROSES.pptx
 
Pencemaran air dan sifat air tercemar
Pencemaran air dan sifat air tercemarPencemaran air dan sifat air tercemar
Pencemaran air dan sifat air tercemar
 
Pertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.ppt
Pertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.pptPertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.ppt
Pertemuan IX - Sistem Pengolahan air bersih.ppt
 
Ilmu lingkungan
Ilmu lingkunganIlmu lingkungan
Ilmu lingkungan
 
Karakteristik limbah
Karakteristik limbahKarakteristik limbah
Karakteristik limbah
 
Penanganan limbah secara fisik kimia
Penanganan limbah secara fisik kimiaPenanganan limbah secara fisik kimia
Penanganan limbah secara fisik kimia
 

More from muhammadsahir5

teknik-pembenihan-ikan-i.pptxAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
teknik-pembenihan-ikan-i.pptxAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAteknik-pembenihan-ikan-i.pptxAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
teknik-pembenihan-ikan-i.pptxAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
muhammadsahir5
 
MATERI-PAK-vFERDINAN-3-OKTOBER-2018.pptx
MATERI-PAK-vFERDINAN-3-OKTOBER-2018.pptxMATERI-PAK-vFERDINAN-3-OKTOBER-2018.pptx
MATERI-PAK-vFERDINAN-3-OKTOBER-2018.pptx
muhammadsahir5
 
10. PROTOZOA.pptx
10. PROTOZOA.pptx10. PROTOZOA.pptx
10. PROTOZOA.pptx
muhammadsahir5
 
2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdf
2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdf2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdf
2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdf
muhammadsahir5
 
Pertemuan 9 dan 10.pptx
Pertemuan 9 dan 10.pptxPertemuan 9 dan 10.pptx
Pertemuan 9 dan 10.pptx
muhammadsahir5
 
07. PLATYHELMINTHES.ppt
07. PLATYHELMINTHES.ppt07. PLATYHELMINTHES.ppt
07. PLATYHELMINTHES.ppt
muhammadsahir5
 
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.pptmata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
muhammadsahir5
 
4. Plankton Laut.pptx
4. Plankton Laut.pptx4. Plankton Laut.pptx
4. Plankton Laut.pptx
muhammadsahir5
 
Pertemuan 5 (Manajemen Marikultur).ppt
Pertemuan 5 (Manajemen Marikultur).pptPertemuan 5 (Manajemen Marikultur).ppt
Pertemuan 5 (Manajemen Marikultur).ppt
muhammadsahir5
 
kuliah-6-PERIKANAN-BUDIDAYA.ppt
kuliah-6-PERIKANAN-BUDIDAYA.pptkuliah-6-PERIKANAN-BUDIDAYA.ppt
kuliah-6-PERIKANAN-BUDIDAYA.ppt
muhammadsahir5
 
Pengantar-Ilmu-Perikanan-dan-Kelautan.pdf
Pengantar-Ilmu-Perikanan-dan-Kelautan.pdfPengantar-Ilmu-Perikanan-dan-Kelautan.pdf
Pengantar-Ilmu-Perikanan-dan-Kelautan.pdf
muhammadsahir5
 
04. Echinodermata.pptx
04. Echinodermata.pptx04. Echinodermata.pptx
04. Echinodermata.pptx
muhammadsahir5
 
PERTUMBUHAN IKAN 2.ppt
PERTUMBUHAN IKAN 2.pptPERTUMBUHAN IKAN 2.ppt
PERTUMBUHAN IKAN 2.ppt
muhammadsahir5
 
1-151031154917-lva1-app6891.pptx
1-151031154917-lva1-app6891.pptx1-151031154917-lva1-app6891.pptx
1-151031154917-lva1-app6891.pptx
muhammadsahir5
 
Materi 1. Kontrak Belajar dan Pengantar MKA.pptx
Materi 1. Kontrak Belajar dan Pengantar MKA.pptxMateri 1. Kontrak Belajar dan Pengantar MKA.pptx
Materi 1. Kontrak Belajar dan Pengantar MKA.pptx
muhammadsahir5
 
PERTEMUAN 5.ppt
PERTEMUAN 5.pptPERTEMUAN 5.ppt
PERTEMUAN 5.ppt
muhammadsahir5
 
PETA-JALAN.pdf
PETA-JALAN.pdfPETA-JALAN.pdf
PETA-JALAN.pdf
muhammadsahir5
 
Menganalisis_peluang_usaha.ppt
Menganalisis_peluang_usaha.pptMenganalisis_peluang_usaha.ppt
Menganalisis_peluang_usaha.ppt
muhammadsahir5
 
MATERI 4 FEKUNDITAS.ppt
MATERI 4 FEKUNDITAS.pptMATERI 4 FEKUNDITAS.ppt
MATERI 4 FEKUNDITAS.ppt
muhammadsahir5
 
MATERI 3 TINGKAT KEMATANGAN GONAD ( TKG ).ppt
MATERI 3 TINGKAT KEMATANGAN GONAD ( TKG ).pptMATERI 3 TINGKAT KEMATANGAN GONAD ( TKG ).ppt
MATERI 3 TINGKAT KEMATANGAN GONAD ( TKG ).ppt
muhammadsahir5
 

More from muhammadsahir5 (20)

teknik-pembenihan-ikan-i.pptxAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
teknik-pembenihan-ikan-i.pptxAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAteknik-pembenihan-ikan-i.pptxAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
teknik-pembenihan-ikan-i.pptxAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
 
MATERI-PAK-vFERDINAN-3-OKTOBER-2018.pptx
MATERI-PAK-vFERDINAN-3-OKTOBER-2018.pptxMATERI-PAK-vFERDINAN-3-OKTOBER-2018.pptx
MATERI-PAK-vFERDINAN-3-OKTOBER-2018.pptx
 
10. PROTOZOA.pptx
10. PROTOZOA.pptx10. PROTOZOA.pptx
10. PROTOZOA.pptx
 
2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdf
2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdf2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdf
2017_biopsiko_PENCIPTAAN MANUSIA.pdf
 
Pertemuan 9 dan 10.pptx
Pertemuan 9 dan 10.pptxPertemuan 9 dan 10.pptx
Pertemuan 9 dan 10.pptx
 
07. PLATYHELMINTHES.ppt
07. PLATYHELMINTHES.ppt07. PLATYHELMINTHES.ppt
07. PLATYHELMINTHES.ppt
 
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.pptmata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
 
4. Plankton Laut.pptx
4. Plankton Laut.pptx4. Plankton Laut.pptx
4. Plankton Laut.pptx
 
Pertemuan 5 (Manajemen Marikultur).ppt
Pertemuan 5 (Manajemen Marikultur).pptPertemuan 5 (Manajemen Marikultur).ppt
Pertemuan 5 (Manajemen Marikultur).ppt
 
kuliah-6-PERIKANAN-BUDIDAYA.ppt
kuliah-6-PERIKANAN-BUDIDAYA.pptkuliah-6-PERIKANAN-BUDIDAYA.ppt
kuliah-6-PERIKANAN-BUDIDAYA.ppt
 
Pengantar-Ilmu-Perikanan-dan-Kelautan.pdf
Pengantar-Ilmu-Perikanan-dan-Kelautan.pdfPengantar-Ilmu-Perikanan-dan-Kelautan.pdf
Pengantar-Ilmu-Perikanan-dan-Kelautan.pdf
 
04. Echinodermata.pptx
04. Echinodermata.pptx04. Echinodermata.pptx
04. Echinodermata.pptx
 
PERTUMBUHAN IKAN 2.ppt
PERTUMBUHAN IKAN 2.pptPERTUMBUHAN IKAN 2.ppt
PERTUMBUHAN IKAN 2.ppt
 
1-151031154917-lva1-app6891.pptx
1-151031154917-lva1-app6891.pptx1-151031154917-lva1-app6891.pptx
1-151031154917-lva1-app6891.pptx
 
Materi 1. Kontrak Belajar dan Pengantar MKA.pptx
Materi 1. Kontrak Belajar dan Pengantar MKA.pptxMateri 1. Kontrak Belajar dan Pengantar MKA.pptx
Materi 1. Kontrak Belajar dan Pengantar MKA.pptx
 
PERTEMUAN 5.ppt
PERTEMUAN 5.pptPERTEMUAN 5.ppt
PERTEMUAN 5.ppt
 
PETA-JALAN.pdf
PETA-JALAN.pdfPETA-JALAN.pdf
PETA-JALAN.pdf
 
Menganalisis_peluang_usaha.ppt
Menganalisis_peluang_usaha.pptMenganalisis_peluang_usaha.ppt
Menganalisis_peluang_usaha.ppt
 
MATERI 4 FEKUNDITAS.ppt
MATERI 4 FEKUNDITAS.pptMATERI 4 FEKUNDITAS.ppt
MATERI 4 FEKUNDITAS.ppt
 
MATERI 3 TINGKAT KEMATANGAN GONAD ( TKG ).ppt
MATERI 3 TINGKAT KEMATANGAN GONAD ( TKG ).pptMATERI 3 TINGKAT KEMATANGAN GONAD ( TKG ).ppt
MATERI 3 TINGKAT KEMATANGAN GONAD ( TKG ).ppt
 

PERT.2.pptx

  • 2. Parameter Kualitas Air Paramater Fisika Paramater Kimia Paramater Biologi Cahaya Suhu Padatan total, terlarut, tersuspensi Konduktivitas Kecerahan & Kekeruhan Oksigen Terlarut Karbondioksida Alkalinitas Kesadahan Bahan Organik Potensi Redoks pH dan Asiditas Mikroorganisme Mikroba Patogen Warna Salinitas
  • 3. C A H A Y A • Cahaya di perairan  energi panas • Energi (cahaya) yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu sebesar 1oC lebih besar dari energi yang dibutuhkan untuk materi lain. • Perairan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menaikkan atau menurunkan suhu, jika dibandingkan dengan daratan
  • 4. S U H U • Proses penyerapan cahaya lebih intensif pada lapisan atas perairan (suhu lebih tinggi) dan densitas lebih kecil dari pada lapisan bawah  stratifikasi panas pada perairan.
  • 5. Dampak Peningkatan Suhu • Peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi dan volatilisasi • Penurunan kelarutan gas dalam air (O2, CO2, N2, CH4) • Peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air  peningkatan konsumsi O2 • Peningkatan suhu 10oC  peningkatan konsumsi O2 oleh organisme akuatin 2 – 3 kali • Suhu optimum pertumbuhan fitoplankton 20- 30oC.
  • 6. Kecerahan dan Kekeruhan • Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan • Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan, ditentukan secara visual menggunakan Secchi disk • Satuan: meter Ketika diturunkan ke dalam air, kedalaman maksimum yang diukur dalam meter di mana pengguna dapat dengan jelas melihat perbedaan antara hitam dan putih kuadran.
  • 7. Kecerahan dan Kekeruhan • Kekeruhan: menggambarkan sifat optik air, ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam air • Penyebab: bahan organik dan an-organik yang tersuspensi dan terlarut (lumpur dan pasir halus), plankon dan mikroorganisme METODE SATUAN Turbidimeter Tubiditas, setara 1 mg/liter SiO2 Nephelometric NTU (Nephelometric Turbidity Unit)
  • 8. W A R N A • True Color : warna yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut • Apparent Color : warna yang disebabkan oleh bahan terlarut dan atau bahan tersuspensi • Warna diamati langsung secara visual, atau diukur berdasarkan skala platinum kobalt (satuan PtCo), dengan membandingkan warna air sampel dengan warna air standar
  • 9. Penyebab Warna di Perairan • Bahan Organik (tanin, lignin, humus dari dekomposisi tumbuhan)  kecoklatan • Ion-ion logam: Fe 0,3 mg/liter  warna kekuningan; Mn 0,05 mg/liter  warna abu- abu, • Kalsium karbonat dari daerah berkapur  warna kehijauan • Plankton: Dinoflagelata  warna merah, Cyanophyta (perairan tawar)
  • 10. Warna Perairan Disebabkan oleh Peledakan (Blooming) Fitoplankton (Algae) • Blooming alga filum Dinoflagelata  perairan laut berwarna merah (red tide) Laut Azov Rusia, Pertengah Juli 2012 Sungai Bondi Australia, Nopember 2012 Sumber gambar : http://news.baca.co.id/2405273
  • 11. Laut di Shenzhen, Guangdong, Cina Nopember 2014 Laut di Maluku Tengah, Indonesia Pertengahan Juni 2015 Red Tide : perubahan laut menjadi merah, ledakan alga merah yang kaya akan pigmen phycoeritrin, 1 ml air berisi ribuan - jutaan sel Penyebab blooming alga : melimpahnya nutrien di laut (eutrofikasi), pemanasan global : suhu meningkat  memicu metabolisme sel alga  kecepatan pembelahan atau reproduksi alga meningkat Alga dalam jumlah besar  stok oksigen berkurang  ikan akan mati http:/ /news .baca. co.id/ 24052 73
  • 12. Nilai Warna pada Air Perairan Warna (PtCo) Alami Tidak berwarna ( < 10) Rawa-rawa Kuning kecoklatan ( 200 – 300), krn adanya humus Air minum 5 - 50
  • 13. Konduktivitas • Daya Hantar Listrik (DHL) : gambaran numerik dari kemampuan air untuk meneruskan aliran listrik, • Semakin banyak garam-garam terlarut yang dapat terionisasi, semakin tinggi nilai DHL • Asam, basa, garam adalah konduktor yang baik • Bahan organik (sukrosa, benzene) penghantar listrik yang jelek
  • 14. Konduktivitas • Satuan : mhos/cm atau Siemens/cm • Nilai DHL berhubungan dengan nilai padatan terlarut (TDS), menurut Tebbut, 1992: K = DHL (S/m) TDS (mg/liter) • K = konstanta untuk jenis air tertentu • Nilai TDS = DHL X (0,55 sampai 0,75)
  • 15. Padatan Total, Terlarut, Tersuspensi Padatan Total (residu) : bahan yang tersisa setelah air sampel mengalami evaporasi dam pengeringan pada suhu tertentu Klasifikasi Padatan Ukuran Diameter (m) Ukuran Diameter (mm) Padatan terlarut  10-3  10-6 Koloid 10-3 - 1 10-6 - 10-3 Padatan tersuspensi > 1 > 10-3
  • 16. Bahan-bahan tersuspensi (diameter > 1 m) yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter pori 0,45 m Padatan Tersuspensi Total Total Suspended Solid (TSS) T/a: lumpur, pasir halus, jasad-jasad renik, disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air
  • 17. Padatan tersuspensi yang dapat diendapkan selama periode waktu tertentu dalam wadah yang berbentuk kerucut terbalik (imhoff cone) Settleable Solid (SS)
  • 18. Bahan-bahan yang terlarut (diameter  10-6 mm) dan koloid (diameter 10-6 - 10-3 mm) yang berupa senyawa- senyawa kimia dan bahan-bahan lain, yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45 m Padatan Terlarut Total Total Dissolved Solid (TDS) Disebabkan oleh bahan orgnik berupa ion-ion yang ditemukan di perairan
  • 19. Ion-ion yang Biasa Ditemukan di Perairan Major Ion (Ion Utama) (1,0 – 1.0000 mg/liter) Secondari Ion (Ion Sekunder) (0,01 – 10,0 mg/liter) Sodium (Na) Besi (Fe) Kalsium (Ca) Strontium (Sr) Magnesium (Mg) Kalium (K) Bikarbonat (HCO3) Karbonat (CO3) Sulfat (SO4) Nitrat (NO3) Klorida (Cl) Flourida (F) Boron (B) Silika (SiO2)
  • 20. Berdasarkan Sifat Volatilitas (Penguapan), pada suhu 600oC • Volatile Solids: bahan organik yang teroksidasi pada pemanasan dengan suhu 600oC • Non Volatile Solids: fraksi bahan anorganik yang tertinggal sebagai abu pada suhu tersebut
  • 21. Hubungan antara Nilai TDS dan Salinitas Nilai TDS (mg/liter) Tingkat Salinitas 0 – 1.000 Air Tawar 1.001 – 3.000 Agak Asin / Payau (Slightly Saline) 3.001 – 10.000 Keasinan Sedang/Payau (Moderately Saline) 10.001 – 100.000 Asin (Saline) > 100.000 Sangat Asin (Brine)
  • 22. Salinitas • Konsentrasi total ion dalam perairan (air laut, limbah industri) • Menggambarkan padatan total di dalam air, setelah semua karbonat  oksida, semua bromida, iodida  clorida, semua bahan organik  dioksidasi • Satuan g/kg atau promil (o/oo) • Nilai salinitas dipengaruhi oleh masukan air tawar dari sungai
  • 23. Nilai Salinitas Perairan promil (o/oo) Perairan tawar Kurang dari 0,5 Perairan payau 0,5 – 30 Perairan laut 30 – 40 Perairan hipersaline 40 – 80 Hubungan Salinitas dan Klorinitas, menurut APHA, 1976 Salinitas (o/oo) = 0,03 + 1,805 klorinitas (o/oo)
  • 24. TUGAS TM-3 • Mencari artikel ilmiah  Kualitas Lingkungan • Parameter Lingkungan yang diteliti....??? • Baku Mutu yang digunakan....??? • SNI....??? • Uraikan menurut prinsip dasar analisis kualitas lingkungan (Tujuan, Sampling, Analisa Lab, QA & QC, Analisi dan elaborasi Data, Keputusan) • Tema: Lingkungan air, udara dan tanah. • Kelompok (Maksimal 3 orang) • Buat dalam bentuk naskah (word) dan PPT • Dikumpulkan: Kamis, 15 Maret 2018, jam 13.00
  • 26. pH dan Asiditas • pH : derajat keasaman • Asiditas : jumlah asam (asam kuat maupun lemah) dan konsentrasi ion H • pH < 5, alkalinitas mencapai nol • Semakin tinggi nilai pH, semakin tinggi nilai alkalinitas dan semakin rendah kadar CO2 bebas • Larutan bersifat asam  korosif
  • 27. pH Mempengaruhi Toksisitas Senyawa Kimia • pH rendah: Senyawa NH3 dapat terionisasi, NH4 bersifat tidak toksik • pH tinggi: NH3 tidak terionisasi, bersifat toksik • pH optimum biota akuatik: 7 – 8,5 • pH rendah: toksisitas logam memperlihatkan peningkatan, proses nitrifikasi berakhir
  • 28. Pengaruh pH terhadap Komunitas Biologi Perairan
  • 29. Air bersifat netral jika pH = 7, asam jika pH < 7, basa/alkalis jika pH lebih > 7 Apabila nilai pH air < 5,0 atau > 9,0 maka perairan sudah tercemar berat • kehidupan biota air akan terganggu • tidak layak digunakan untuk keperluan rumah tangga
  • 30. BOD (Biochemical Oxygen Demand): banyaknya oksigen (mg) yang diperlukan oleh bakteri untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan organik dalam satu liter limbah selama pengeraman (5 x 24 jam pada suhu 20º C) BOD menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroba untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan pencemar yang terdapat di dalam suatu perairan
  • 31. COD (Chemical Oxygen Demand): banyaknya oksigen (mg) yang dibutuhkan oksidator untuk mengoksidasi bahan/zat organik dan anorganik dalam satu liter air limbah • Nilai COD biasanya lebih tinggi dari nilai BOD karena bahan yang stabil (tidak terurai) dalam uji BOD dapat teroksidasi dalam uji COD • Makin besar nilai BOD dan atau COD, makin tinggi tingkat pencemaran suatu perairan
  • 32. Oksigen terlarut (DO, Dissolved Oxygen) banyaknya oksigen terlarut (mg) dalam satu liter air • Kehidupan makhluk hidup di dalam air (tumbuhan dan biota air) tergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi DO minimal yang diperlukannya • Oksigen terlarut dapat berasal dari proses fotosintesis tumbuhan air dan dari udara yang masuk ke dalam air • Makin rendah nilai DO, makin tinggi tingkat pencemaran • Biota perairan menghendaki DO > 4 ppm