SlideShare a Scribd company logo
LOGO
www.themegallery.com
ThemeGallery
PowerTemplate
Add Your Company Slogan
Pembinaan Industri melalui Bimbingan Teknis DLH Jawa Barat
Ir. Ridwan Subrata M.Si
Optimalisasi Kinerja IPAL dan Penanganan Kedaruratan
Kamis, 13 April 2022
Contents
Operasional IPAL
Upaya Perbaikan/Optimasilsasi IPAL
Tanggap Darurat IPAL
Wajarkah Jumlah & Karakter Air Limbah Yang
Dihasilkan ??
IPAL Punya Keterbatasan baik Sistem maupun
Kapasitas
Dalam Pengoperasian IPAL harus mengetahui Karakter
air limbah baik secara Kualitas maupun kuantitas
Pahami Proses Produksi Penghasil Air Limbah
Seringkali Kerusakan Operasi IPAL
disebabkan oleh Kegagalan di
Proses Produksi??
Case Study
Pabrik Tekstil
Karakter air limbah yang sedikit komponen dan encer akan
menyederhanakan system pengolahan.
Sistem pengolahan yang diimplementasikan sangat tergantung karakteristik air limbah.
PVA dapat direcovery dengan dikembalikan ke industry weaving
Pengolahan Persiapan Pengolahan Awal
Pengolahan Lanjutan
Pengolahan Utama
SECARA FUNGSI UNIT PROSES PENGOLAHAN
DIKATEGORIKAN:
Cara unit proses pengolahan bisa berfungsi sebagai
pengelolaan awal atau sebagai pengolahan utama
pada kasus yang lain.
Contoh :
Proses kimia fisika untuk industri logam sebagai
proses utama tetapi untuk industri textile sebagai
pengolahan awal.
Note :
Proses Persiapan
Bertujuan untuk mengondisikan air limbah sehingga mempermudah unit
proses berikutnya
Contoh
Proses
Persiapan
Penurunan
Temperature
Proses
Equalisasi
Penyesuaian
pH
Pertimbangan :
• Memenuhi baku mutu olahan
• Memenuhi parameter operasi
Misal : adanya proses biologi, sehingga
Temp harus ada pada range 15-40oC
Pertimbangan :
• Untuk
menyeimbangkan /
meratakan aliran dan
kosentrasi air limbah
• Meminimalisir terjadinya
fluktuasi air limbah
Pengolahan awal dimaksudkan untuk meringankan proses selanjutnya dengan
menghilangkan sebagian beban, menghilangkan zat toxic, dll.
Macam-macam Unit proses pengelolaan awal:
• Fat/oil/grease Separator
• Screening
• Koagulasi & Flokulasi
• Presipitasi
• Elektrolisa
• Stripping
PENGOLAHAN AWAL
Proses Biologi
Proses Koagulasi Flokulasi
Proses Evaporasi
Pertukaran Ion
 Pengolahan Utama merupakan unit proses yang dapat menurunkan
kandungan polutan secara dominan (yang terbesar)
PENGOLAHAN UTAMA
Pengolahan lanjutan diterapkan jika serangkaian unit proses
sebelumya masih belum sanggup untuk memenuhi baku mutu yang
ditetapkan.
Unit proses pengelolaan lanjutan misalnya:
1. Post Filtrasi
2. Adsorbsi
3. Oksidasi
4. Koagulasi atau Flokulasi
PENGOLAHAN LANJUTAN
Pengolahan Kimia - Fisika
PRINSIP DASAR PROSES KIMIA FISIKA
PRINSIP FISIKA yaitu penghilangan atau pengurangan parameter pencemar
dengan menggunakan gaya fisika tanpa penambahan bahan kimia seperti gaya
gravitasi dan ukuran fisik partikel parameter pencemar. Unit pengolahan yang
menggunakan prinsip fisika diantaranya adalah Unit Sedimentasi, Unit Flokulasi,
Unit Saringan (Screen), Unit Pemisah Minyak dan Lemak (Oil Trap), dll.
PRINSIP KIMIA yaitu penghilangan atau pengurangan parameter pencemar
dengan menggunakan bahan kimia. Unit pengolahan yang menggunakan prinsip
kimia diantaranya adalah Unit Koagulasi, Unit Flokulasi, Unit Netralisasi, Unit
Penyesuaian pH dll
Padatan dalam limbah cair dapat digolongkan menjadi :
1. Padatan Tersuspensi (Suspended Solid); yang terbagi lagi menjadi:
• Koloid, yang berukuran sangat kecil antara 0,001 – 1,2 μm,
• Sedimen atau Padatan-Terendapkan (Setteable solid),
ukuran > 1,2 μm
2. Padatan Terlarut (dissolved solid); ukuran < 0,001 μm
PADATAN
Padatan kecil seperti koloid perlu mengalami proses koagulasi
agar terbentuk gumpalan kecil (fine floc) dan proses flokulasi agar
membentuk gumpalan yang besar (floc) dengan penambahan
bahan kimia (koagulan-flokulan) sehingga mudah untuk
dipisahkan dengan cara pengendapan.
Koloid Koagulasi Flokulasi
PADATAN KECIL ( KOLOID )
BEBERAPA SENYAWA KOAGULAN
Nama Senyawa Keterangan
Alum atau Tawas
(Al2 (SO4)3. nH2O)
• Murah dan mudah didapat.
• Bentuk: padatan (bubuk) dan cairan.
• Bekerja pada rentang pH antara 5 – 7.
• Bersifat asam yang akan menurunkan pH limbah cair.
• Endapan sedikit.
• Dalam bentuk cairan berbahaya.
Besi Klorida (FeCl3) • Agak mahal dan mudah didapat.
• Bentuk: padatan dan cairan.
• Bekerja pada rentang pH antara 5 – 11 sehingga
penggunaannya sering dibarengi dengan penambahan kapur.
• Bersifat asam yang akan menurunkan pH limbah cair.
• Endapan lebih banyak dan selalu meninggalkan noda coklat.
• Dalam bentuk apapun korosif dan berbahaya.
Besi Sulfat (FeSO4) • Agak mahal dan mudah didapat.
• Bentuk: padatan dan cairan.
• Bekerja pada rentang pH antara 10 – 11
Batu Gamping atau Kapur • Murah dan mudah didapat.
• Bentuk: padatan.
• Kemurnian: > 90 %.
• Kelarutan: rendah.
• Digunakan pada limbah cair yang mengandung Mg tinggi.
• Endapan lebih banyak.
Poli Aluminium Klorida atau
PAC ({AL2 (OH)n Cl6-n }m )
• Termasuk jenis Polimer Anorganik.
• Agak mahal namun mudah didapat.
• Bentuk: padatan (bubuk) dan cairan.
• Kemurnian: > 98 %.
• Kelarutan: tinggi.
• Endapan sangat sedikit.
• Bekerja pada rentang pH antara 6 – 9.
• Tidak menurunkan pH limbah cair.
• Dosis yang umum digunakan antara 100 – 1000 ppm
Flow Process Coagulation & Flocculation
Proses Koagulasi dan Flokulasi
CLARIFIER
Dissolved Air Floatation
Pengolahan Secara Biologi
Flow Process Anaerobic Aerobic
• FUNGSI :
senyawa ORGANIK-TERURAI dalam limbah cair …
menurunkan
• PRINSIP DASAR :
CHONSP + O2 + MIKROBA-AEROBIK + N + P
MIKROBA AEROBIK BARU + H2O + CO2 + NH3
• SYARAT PROSES BERLANGSUNG :
pH netral 6.5 – 8,5
Supplai okseigen cukup
Temepratur 25 – 40 ° C
Konsetrasi zat toksik dibawah nilai maksimal
Supplai nutrient : N & P cukup
fakultatif
boleh ada O2
aerobik
harus ada O2
anaerobik
tidak boleh ada O2
PALING BERPERAN :
MIKROBA
5 %
lainnya
95 %
bakteri
Diinginkan dominasi penggumpal
bakteri filamen
bakteri penggumpal
PROTOZOA
ROTIFERA
limbah dipercikkan ke udara
aerator apung
aerator suntik
udara diinjeksi ke air limbah
gelembung udara diinjeksi ke air limbah
ALAT PEN-SUPPLY UDARA
PARAMETER OPERASI LUMPUR AKTIF
 1. pH
Nilai pH diset antara 6.5 sampai 8.5
 2. DO (Dissolve Oxygen)
Nilai DO di bak aerasi sekitar 2 mg/l
 3. Kecukupan Nutrient
Mikro Nutrient yang diukur adalah unsur N dan P
 4. Temperatur
Temperatur operasional antara 15oC sampai 40 oC
 5. F/M
F/M diatur pada nilai 0.05 sampai 0.5 mg/l
 6. Umur Lumpur (Sludge Age)
Umur Lumpur antara 10 sampai 40 hari
 7. Terbebas dari Zat Toxic
 8. Kerataan Mixing
PARAMETER OPERASI BIOLOGI LUMPUR AKTIF
F:M = OL / (MLVSS x VOLTA ) BOD/VSS/hari
PARAMETER OPERASI LUMPUR AKTIF
SV30
MLSS
mL/g
VSS
SVI :
Rumus dipakai :
1. Menentukan Over flow rate (OR)
OR = Q/A
Keterangan:
OR = Over flow rate , m3/m2/jam
Q = Flow rate , m3/jam
A = Luas area primary clarifier
2. Menentukan Retention Time
RT = Vol/Q
Keterangan:
RT = Retention time , jam
Vol = Volume bak , m3
Q = Flow rate , m3/jam
Persyaratan Design
Over flow rate (OR) max = 1 m3/m2/jam
Retention time (RT) min = 3 jam
PARAMETER OPERASI BAK SEDIMENTASI IPAL
F/M = Q x BOD
Va x MLVSS
Keterangan :
Q = Flow rate (m3/hari)
BOD = Konsentrasi BOD (Kg/m3)
Va = Volume aerasi total
MLVSS = Mixed Liquor Volatile SS
Perhitungan kebutuhan Oxigen
Kebutuhan O2 = 1,5 x BOD load perhari
= 1,5 x Q x BOD
Didapat Power Aerator =
FTR
Kebutuhan O2
Jika Field Transfer Rate (FTR) = 1,0 Kg O2 / Hp / jam
PARAMETER OPERASI BAK AERASI IPAL
PARAMETER OPERASI DAN PEMANTAUAN PADA PROSES
BIOLOGI ACTIVATED SLUDGE
a. pH.
6.5 – 8.5
b. DO (Dissolve Oxygen)
0.5 – 2.0
c. Kecukupan Nutrient.
BOD:N:P = 100:5:1 NO3 excess 5 – 10 mg/l.
PO4 excess 0.5 – 1.0 mg/l
d. Temperatur.
15 oC – 40oC
e. F/M
0.05 – 0.15 kg BOD/kg MLVSS/hari
f. Umur Lumpur (Sludge Age).
4 sampai 20 hari
g. Terbebas Dari Zat Toxic.
Diupayakan dibawah ambang batas
PARAMETER OPERASI PADA PROSES BIOLOGI ACTIVATED
SLUDGE (LANJUTAN)
h. Kerataan Mixing
Aerator dapat mengaduk rata mikroba
i. MLSS
Ideal design 4000 – 5000 mg/l
j. MLVSS
Ideal design 3000 – 4000 mg/l
k. SV30 (Sludge Volume 30 men)
80 – 120% dari nilai MLSS
l. SVI (Sludge Volume Index)
Optimum 80 – 120 mg/l
m. Warna busa
Coklat terang
n. Kareteristik busa
Coklat, tidak mudah pecah, kecil dan tidak oily
Sistem Biologi Activated Sludge
Sistem Biologi Activated Sludge + Anoxic
Contents
Operasional IPAL
Upaya Perbaikan/Optimasilsasi IPAL
Tanggap Darurat IPAL
Kerusakan IPAL dapat disebabkan:
1. 1. Operasional Sesuai SOP
2. 2. Sistem Pengolahan Tidak Sesuai (Lagi)
3. 3. Kapasitas IPAL Tidak sesuai (Ladi)
4. # Kapasitas Per Unit Proses
5. # Kapasitas Secara Keseluruhan
Seringkali Kerusakan IPAL akibat:
1. Perbedaan Beban dan Karakter Air Limbah dengan system IPAL yang
ada.
2. Kemampuan SDM Operator IPAL
3. Kebijaksanaan Pimpinan
Untuk Perbedaan Beban tidak terlepas dari Perhitungan Fasilitas IPAL
yang Ada
UPAYA PERBAIKAN DAN OPTIMASILSASI IPAL
RUMUS YANG SERING DIPAKAI
PROSES KIMIA-FISIKA
Membuat Larutan Bahan Kimia
Kandungan Bahan Kimia harus diketahui agar bisa dihitung untuk
menentukan dosis tepat.
Misal :
Akan dibuat larutan PAC 10% dari PAC Powder untuk volume 1000 Kg.
PAC Powder dianggap 100%, padahal sebenarnya 35% kandungan Al2O3
Jadi larutan PAC 10%, mengandung air bersih 90%
Dibuat larutan 1000 Kg maka ;
PAC = 10% x 1000 Kg Air bersih = 90% x 1000 Kg
= 100 Kg = 900 Kg
+
100 Kg 900 Kg 1000 Kg
PAC
Air Larutan
PAC
10%
Perhitungan dan Pendosisan Bahan Kimia
Misal :
1. Akan di dosis PAC 200 ppm
2. Kadar Larutan PAC 10%
3. Akan ditambahkan ke Aliran Air Limbah dengan Debit (Q) = 50 m3/jam
Jawab :
PAC 10% = 100.000 ppm
Rumus : V1N1 = V2N2
Misal Notasi 1 = Air Limbah
Notasi 2 = Bahan Kimia
Jadi : V1 = Q1 = 50 m3/jam
N1 = C1 = 200 ppm
N2 = C2 = 100.000 ppm
V2 = Q2 = ……… Lt/Jam
Jadi Q2 =
𝑽𝟏𝑵𝟏
𝑵𝟐
=
𝟓𝟎 𝒎𝟑/𝒋𝒂𝒎𝒙 𝟐𝟎𝟎𝒑𝒑𝒎
𝟏𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 𝒑𝒑𝒎
= 0,1 m3/jam = 100 Lt/jam
Larutan
PAC
10%
Q = 50 m3/jam PAC 200 ppm
Penentuan Stroke Dosis Pump
• Di Name Plate kapasitas dosis pump 200 Lt/Jam
• Kapasitas yang akan dialiri 100 Lt/Jam
• Penghitungan Stroke Dosis Pump :
=
100 𝐿𝑡/𝑗𝑎𝑚
200 𝐿𝑡/𝑗𝑎𝑚
x 100%
= 50%
• Hasil diatas diverifikasi secara manual
Memantau Kelayakan Bak Sedimentasi
Parameter Operasi bak sedimentasi/ clarifier/ bak pengendap
1. Overflow Rate (OR) satuan : m3/m2/jam
• Pada proses kimia max. 1,5 m3/m2/jam
2. Retention Time (RT) satuan : Jam
• Pada proses kimia min. 2 Jam
Memantau Kelayakan Bak Sedimentasi
Misal :
-Fasilitas sedimentasi diketahui diameter 6 m, tinggi shell efektif 3,0 m. Apakah
masih mampu jika dibebani dengan kapasitas air limbah (Flow rate, Q) 1200
m3/hari (50 m3/jam)
Jawab :
OR =
𝑄
𝐴
=
𝑚3
/𝑗𝑎𝑚
𝑚2 𝐴 = 𝜋𝑟2
=
50
28,26
= 3,14. (6/2)2
= 1,8 m3/m2/jam = 28,26 m2
Over (max. 1,5) maka bakteri tidak akan terpisah baik
RT =
𝑉𝑜𝑙
𝑄
=
𝑚3
𝑚3/𝑗𝑎𝑚
Vol = A x t
=
84,78 𝑚3
50 𝑚3/𝑗𝑎𝑚
= 28,26 x 3
= 1,7 jam = 84,78 m3
Min. 2 jam jika kurang dari itu maka bakteri tidak akan terpisah baik
RUMUS YANG SERING DIPAKAI
PROSES BIOLOGI
Beban BOD
• BOD Load (Kg/day) = Q (m3/day) X BOD (Kg/m3)
𝐹
𝑀
=
𝐵𝑂𝐷 𝐿𝑜𝑎𝑑
𝑉𝑜𝑙.𝐴𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑋 𝑀𝐿𝑉𝑆𝑆
=
𝐾𝑔𝐵𝑂𝐷
𝐾𝑔𝑀𝐿𝑉𝑆𝑆.𝑙
BOD Load =
𝐹
𝑀
x Vol Aerasi x MLVSS
• Nilai
𝐹
𝑀
relatif tetap
• BOD Load harus dipantau setiap hari
Kebutuhan Nutrient
BOD : N : P = 100 : 5 : 1
Misal Air Limbah Q = 1000 m3/hari dan BOD = 600 mg/l
Jawab : BOD = 600 mg/l = 0,6 Kg/m3
• BOD Load = Q x BOD
= 1000 m3/hari x 0,6 Kg/m3
= 600 KgBOD/hari
• Kebutuhan N = 5/100 x 600 Kg/hari = 30 Kg/hari
Urea 46% N
Kebutuhan Urea =
30 𝐾𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
46%
= 66,7 KgUrea/hari
• Kebutuhan P = 1/100 x 600 Kg/hari = 6 Kg/hari
TSP 36%
Kebutuhan TSP =
6 𝐾𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
36%
= 16,7 Kg/hari
Perhitungan SVI (Sludge Volume Index)
• Fungsi : Mengetahui kerapatan/bentuk mikroorganisme
• Nilai optimum : 80 - 120 mL/g
• Nilai baik : < 200 mL/g
• Rumus SVI =
𝑆𝑉30
𝑀𝐿𝑆𝑆
mL/g
Contoh :
Pada pengetesan SV30 di bak aerasi di dapat 400 mL/ 1000 mL,
MLSS di bak aerasi = 3000 mg/L. Berapa nilai SVI yang di dapat?
Jawab :
Konversi MLSS : 3000 mg/L = 3 gr/L
SVI =
400 𝑚𝐿/𝐿
3 𝑔𝑟/𝐿
= 137,3 mL/gr
Perhitungan Umur Bakteri (Sludge Age/SA)
SA =
𝑇𝑆𝑆 𝑑𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚
𝑇𝑆𝑆 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚
=
𝑉𝑎𝑒𝑟𝑠+𝑉𝑠𝑒𝑑 𝑥 𝑀𝐿𝑆𝑆
𝑄𝑜𝑢𝑡 𝑥 𝑆𝑆𝑜𝑢𝑡+𝑄𝑤𝑎𝑠 𝑆𝑆𝑤𝑎𝑠=𝑟𝑎𝑠
Jumlah lumpur di buang perhari = (Qwas)
Perhitungan Umur Bakteri (Sludge Age/SA)
( Qout x SSout + Qwas x SSras ) =
𝑉𝑎𝑒𝑟𝑠+𝑉𝑠𝑒𝑑 𝑥 𝑀𝐿𝑆𝑆
𝑆𝐴
Qwas x SSras =
𝑉𝑎𝑒𝑟𝑠+𝑉𝑠𝑒𝑑 𝑥 𝑀𝐿𝑆𝑆
𝑆𝐴
Qwas =
𝑉𝑎𝑒𝑟𝑠+𝑉𝑠𝑒𝑑 𝑥 𝑀𝐿𝑆𝑆
𝑆𝐴
𝑆𝑆 𝑅𝑎𝑠
m3/hari
*Catatan : SA biasanya 12 – 20 hari untuk Remaja
Perhitungan Kebutuhan Oxygen
Rumus O2 dibutuhkan = 1,4 KgBOD tereduksi
Contoh :
Misal Qal = 1000 m3/hari, BODin = 600 mg/L dan BODout 20 mg/L.
Jawab :
BODin = 600 mg/L = 0,6 Kg/m3 BODout = 20 mg/L = 0,02 Kg/m3
BODinLoad = Q x BODin BODoutLoad = Q x BODout
= 1000 m3/hari x 0,6 Kg/m3 = 1000 m3/hari x 0,02 Kg/m3
= 600 kgBOD/hari = 20 kgBOD/hari
Jadi BOD tereduksi = BODinLoad – BODoutLoad
= 600 – 20
= 580
Kebutuhan O2 = 1,4 Kg.BOD tereduksi
= 1,4 O2/KgBOD. 580 KgBOD/hari
= 812 KgO2/hari
= 33,83 KgO2/Jam
Perhitungan Kebutuhan Oxygen
Jika FTII (Field Transfer Rate) Alat = 1,2 KgO2/Hp.Jam
Kebutuhan Power =
33,83 𝐾𝑔𝑂2
/𝐽𝑎𝑚
1,2 𝐾𝑔𝑂2
/𝐻𝑝𝐽𝑎𝑚
= 28,2 Hp
Jadi dibutuhkan power I 28,2 Hp
Memantau Kelayakan Bak Sedimentasi
Parameter Operasi bak sedimentasi/ clarifier/ bak pengendap
1. Overflow Rate (OR) satuan : m3/m2/jam
• Pada proses biologi max. 1,0 m3/m2/jam
2. Retention Time (RT) satuan : Jam
• Pada proses biologi min. 2,5 Jam
Memantau Kelayakan Bak Sedimentasi
Misal :
-Fasilitas sedimentasi biologi existing diketahui diameter 6 m, tinggi shell efektif
3,0 m. Apakah masih mampu jika dibebani dengan kapasitas air limbah (Flow rate,
Q) 1200 m3/hari (50 m3/jam)
Jawab :
OR =
𝑄
𝐴
=
𝑚3
/𝑗𝑎𝑚
𝑚2 𝐴 = 𝜋𝑟2
=
50
28,26
= 3,14. (6/2)2
= 1,8 m3/m2/jam = 28,26 m2
Over (max. 1,0) maka bakteri tidak akan terpisah baik
RT =
𝑉𝑜𝑙
𝑄
=
𝑚3
𝑚3/𝑗𝑎𝑚
Vol = A x t
=
84,78 𝑚3
50 𝑚3/𝑗𝑎𝑚
= 28,26 x 3
= 1,7 jam = 84,78 m3
Min. 2,5 jam jika kurang dari itu maka bakteri tidak akan terpisah baik
Contents
Operasional IPAL
Upaya Perbaikan/Optimasilsasi IPAL
Tanggap Darurat IPAL
TANGGAP DARURAT IPAL
Sesuai dengan Aturan bahwa Air hasil Olahan tidak boleh melebihi
BAKU MUTU Ketetapan Pemerintah
Namun Pengoperasian IPAL sering kali terjadi kegagalan
Oleh Karena itu Tanggap Darurat harus direncanakan dari awal
Desain IPAL Harus telah memasukan Faktor Tanggap Darurat
Dimulai dari Sistem Pengolahan yang bertingkat dan atau dibuat
Redundant (Terdapat 2 atau lebih fasilitas)
Air Hasil Olahan tidak masuk BAKU MUTU diolah kembali
difasilitas IPAL atau diolah ditempat lain.
Untuk Minimisasi Cost  Sumber Polutan tinggi diolah diluar
IPAL Memperhitungkan Tanggap Darurat 1
Sistem
Dilengkapi
Fasilitas Post
Treatment
Dan
Sistem Aerasi
Double
IPAL Memperhitungkan Tanggap Darurat 2
Sistem
Dilengkapi
Redundant/
Double
Process Trouble Shooting
Selama Operasional IPAL seringkali terjadi kerusakan
operasional.
Kenali Permasalahan yang ada dan tanggapi permasalahan
dengan benar agar penyelesaian masalah tidak berdasarkan
dugaan.
Data pemantauan Laboratorium sangat diperlukan.
Data Lab dilihat trend dari grafik yang ada.
Proses Biologi mempunyai respon yang lambat dan bisa
dibaca dari grafik
Bimtek LH Jabar 042022.pptx

More Related Content

What's hot

Kriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air LimbahKriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air Limbah
Joy Irman
 
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaPemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Joy Irman
 
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Joy Irman
 
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
Muhamad Imam Khairy
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Joy Irman
 
Pengelolaan limbah (tersier)
Pengelolaan limbah (tersier)Pengelolaan limbah (tersier)
Pengelolaan limbah (tersier)
Nila Rahayu
 
5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasiKurnia Zuliana
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD air
Rini Wulandari
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Joy Irman
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganPerencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan TeknisSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Joy Irman
 
Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Ecko Chicharito
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Adelina Hutauruk
 
Tata Cara Pembubuhan Kaporit pada Unit Instalasi Penjernihan Air (IPA)
Tata Cara Pembubuhan Kaporit pada Unit Instalasi Penjernihan Air (IPA)Tata Cara Pembubuhan Kaporit pada Unit Instalasi Penjernihan Air (IPA)
Tata Cara Pembubuhan Kaporit pada Unit Instalasi Penjernihan Air (IPA)
infosanitasi
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
Muhamad Imam Khairy
 
Teknologi pengolahan air bersih dengan proses saringan pasir lambat
Teknologi pengolahan air bersih dengan proses saringan pasir lambatTeknologi pengolahan air bersih dengan proses saringan pasir lambat
Teknologi pengolahan air bersih dengan proses saringan pasir lambat
gede5
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Joy Irman
 
Kriteria umum unit instalasi pengolahan air
Kriteria umum unit instalasi pengolahan airKriteria umum unit instalasi pengolahan air
Kriteria umum unit instalasi pengolahan air
Dianita Octavia
 

What's hot (20)

Kriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air LimbahKriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air Limbah
 
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaPemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
 
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
 
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
 
Pengelolaan limbah (tersier)
Pengelolaan limbah (tersier)Pengelolaan limbah (tersier)
Pengelolaan limbah (tersier)
 
5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi
 
Bar screening
Bar screeningBar screening
Bar screening
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD air
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganPerencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan TeknisSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
 
Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)
 
Cod dan bod
Cod dan bodCod dan bod
Cod dan bod
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
 
Tata Cara Pembubuhan Kaporit pada Unit Instalasi Penjernihan Air (IPA)
Tata Cara Pembubuhan Kaporit pada Unit Instalasi Penjernihan Air (IPA)Tata Cara Pembubuhan Kaporit pada Unit Instalasi Penjernihan Air (IPA)
Tata Cara Pembubuhan Kaporit pada Unit Instalasi Penjernihan Air (IPA)
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
 
Teknologi pengolahan air bersih dengan proses saringan pasir lambat
Teknologi pengolahan air bersih dengan proses saringan pasir lambatTeknologi pengolahan air bersih dengan proses saringan pasir lambat
Teknologi pengolahan air bersih dengan proses saringan pasir lambat
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
 
Kriteria umum unit instalasi pengolahan air
Kriteria umum unit instalasi pengolahan airKriteria umum unit instalasi pengolahan air
Kriteria umum unit instalasi pengolahan air
 

Similar to Bimtek LH Jabar 042022.pptx

420101136-4-Pengelolaan-Limbah-Cair-Rs.pptx
420101136-4-Pengelolaan-Limbah-Cair-Rs.pptx420101136-4-Pengelolaan-Limbah-Cair-Rs.pptx
420101136-4-Pengelolaan-Limbah-Cair-Rs.pptx
UlfaMarliawati3
 
Kriteria disain ipal medis
Kriteria disain ipal medisKriteria disain ipal medis
Kriteria disain ipal medis
Angga Riefdianto
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
sanitasilingkungan2
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
sanitasilingkungan2
 
PPTX_JIH.pptx
PPTX_JIH.pptxPPTX_JIH.pptx
PPTX_JIH.pptx
ssuserf1685d
 
Rolimex Coal Mining Waste Solution.ppt
Rolimex Coal Mining Waste Solution.pptRolimex Coal Mining Waste Solution.ppt
Rolimex Coal Mining Waste Solution.ppt
SaefuddinOrtega
 
3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massa3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massaEggy Brilyan
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
Hezitripangestu
 
RESULT FULL 24 HOUR.pptx
RESULT FULL 24 HOUR.pptxRESULT FULL 24 HOUR.pptx
RESULT FULL 24 HOUR.pptx
rachmad ardhianto
 
Proses pengolahan limbah cair di pt.ppli
Proses pengolahan limbah cair di pt.ppliProses pengolahan limbah cair di pt.ppli
Proses pengolahan limbah cair di pt.ppliindrijago
 
ASPEK_MUTU.ppt
ASPEK_MUTU.pptASPEK_MUTU.ppt
ASPEK_MUTU.ppt
SolAs6
 
Kuliah11.pptx
Kuliah11.pptxKuliah11.pptx
Kuliah11.pptx
OchMegaSukma1
 

Similar to Bimtek LH Jabar 042022.pptx (20)

Aplikasi bioteknologi 1
Aplikasi bioteknologi 1Aplikasi bioteknologi 1
Aplikasi bioteknologi 1
 
420101136-4-Pengelolaan-Limbah-Cair-Rs.pptx
420101136-4-Pengelolaan-Limbah-Cair-Rs.pptx420101136-4-Pengelolaan-Limbah-Cair-Rs.pptx
420101136-4-Pengelolaan-Limbah-Cair-Rs.pptx
 
Kriteria disain ipal medis
Kriteria disain ipal medisKriteria disain ipal medis
Kriteria disain ipal medis
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
 
PPTX_JIH.pptx
PPTX_JIH.pptxPPTX_JIH.pptx
PPTX_JIH.pptx
 
Rolimex Coal Mining Waste Solution.ppt
Rolimex Coal Mining Waste Solution.pptRolimex Coal Mining Waste Solution.ppt
Rolimex Coal Mining Waste Solution.ppt
 
3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massa3 bab-ii-neraca-massa
3 bab-ii-neraca-massa
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
 
WWTP
WWTPWWTP
WWTP
 
RESULT FULL 24 HOUR.pptx
RESULT FULL 24 HOUR.pptxRESULT FULL 24 HOUR.pptx
RESULT FULL 24 HOUR.pptx
 
Proses pengolahan limbah cair di pt.ppli
Proses pengolahan limbah cair di pt.ppliProses pengolahan limbah cair di pt.ppli
Proses pengolahan limbah cair di pt.ppli
 
Pengolahan limbah cair
Pengolahan limbah cairPengolahan limbah cair
Pengolahan limbah cair
 
181540305 pelaksanaan-produksi-bersih
181540305 pelaksanaan-produksi-bersih181540305 pelaksanaan-produksi-bersih
181540305 pelaksanaan-produksi-bersih
 
181540305 pelaksanaan-produksi-bersih
181540305 pelaksanaan-produksi-bersih181540305 pelaksanaan-produksi-bersih
181540305 pelaksanaan-produksi-bersih
 
181540305 pelaksanaan-produksi-bersih
181540305 pelaksanaan-produksi-bersih181540305 pelaksanaan-produksi-bersih
181540305 pelaksanaan-produksi-bersih
 
181540305 pelaksanaan-produksi-bersih
181540305 pelaksanaan-produksi-bersih181540305 pelaksanaan-produksi-bersih
181540305 pelaksanaan-produksi-bersih
 
181540305 pelaksanaan-produksi-bersih
181540305 pelaksanaan-produksi-bersih181540305 pelaksanaan-produksi-bersih
181540305 pelaksanaan-produksi-bersih
 
ASPEK_MUTU.ppt
ASPEK_MUTU.pptASPEK_MUTU.ppt
ASPEK_MUTU.ppt
 
Kuliah11.pptx
Kuliah11.pptxKuliah11.pptx
Kuliah11.pptx
 

Bimtek LH Jabar 042022.pptx

  • 1. LOGO www.themegallery.com ThemeGallery PowerTemplate Add Your Company Slogan Pembinaan Industri melalui Bimbingan Teknis DLH Jawa Barat Ir. Ridwan Subrata M.Si Optimalisasi Kinerja IPAL dan Penanganan Kedaruratan Kamis, 13 April 2022
  • 3. Wajarkah Jumlah & Karakter Air Limbah Yang Dihasilkan ?? IPAL Punya Keterbatasan baik Sistem maupun Kapasitas Dalam Pengoperasian IPAL harus mengetahui Karakter air limbah baik secara Kualitas maupun kuantitas Pahami Proses Produksi Penghasil Air Limbah Seringkali Kerusakan Operasi IPAL disebabkan oleh Kegagalan di Proses Produksi??
  • 4. Case Study Pabrik Tekstil Karakter air limbah yang sedikit komponen dan encer akan menyederhanakan system pengolahan. Sistem pengolahan yang diimplementasikan sangat tergantung karakteristik air limbah. PVA dapat direcovery dengan dikembalikan ke industry weaving
  • 5. Pengolahan Persiapan Pengolahan Awal Pengolahan Lanjutan Pengolahan Utama SECARA FUNGSI UNIT PROSES PENGOLAHAN DIKATEGORIKAN: Cara unit proses pengolahan bisa berfungsi sebagai pengelolaan awal atau sebagai pengolahan utama pada kasus yang lain. Contoh : Proses kimia fisika untuk industri logam sebagai proses utama tetapi untuk industri textile sebagai pengolahan awal. Note :
  • 6. Proses Persiapan Bertujuan untuk mengondisikan air limbah sehingga mempermudah unit proses berikutnya Contoh Proses Persiapan Penurunan Temperature Proses Equalisasi Penyesuaian pH Pertimbangan : • Memenuhi baku mutu olahan • Memenuhi parameter operasi Misal : adanya proses biologi, sehingga Temp harus ada pada range 15-40oC Pertimbangan : • Untuk menyeimbangkan / meratakan aliran dan kosentrasi air limbah • Meminimalisir terjadinya fluktuasi air limbah
  • 7. Pengolahan awal dimaksudkan untuk meringankan proses selanjutnya dengan menghilangkan sebagian beban, menghilangkan zat toxic, dll. Macam-macam Unit proses pengelolaan awal: • Fat/oil/grease Separator • Screening • Koagulasi & Flokulasi • Presipitasi • Elektrolisa • Stripping PENGOLAHAN AWAL
  • 8. Proses Biologi Proses Koagulasi Flokulasi Proses Evaporasi Pertukaran Ion  Pengolahan Utama merupakan unit proses yang dapat menurunkan kandungan polutan secara dominan (yang terbesar) PENGOLAHAN UTAMA
  • 9. Pengolahan lanjutan diterapkan jika serangkaian unit proses sebelumya masih belum sanggup untuk memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Unit proses pengelolaan lanjutan misalnya: 1. Post Filtrasi 2. Adsorbsi 3. Oksidasi 4. Koagulasi atau Flokulasi PENGOLAHAN LANJUTAN
  • 11. PRINSIP DASAR PROSES KIMIA FISIKA PRINSIP FISIKA yaitu penghilangan atau pengurangan parameter pencemar dengan menggunakan gaya fisika tanpa penambahan bahan kimia seperti gaya gravitasi dan ukuran fisik partikel parameter pencemar. Unit pengolahan yang menggunakan prinsip fisika diantaranya adalah Unit Sedimentasi, Unit Flokulasi, Unit Saringan (Screen), Unit Pemisah Minyak dan Lemak (Oil Trap), dll. PRINSIP KIMIA yaitu penghilangan atau pengurangan parameter pencemar dengan menggunakan bahan kimia. Unit pengolahan yang menggunakan prinsip kimia diantaranya adalah Unit Koagulasi, Unit Flokulasi, Unit Netralisasi, Unit Penyesuaian pH dll
  • 12. Padatan dalam limbah cair dapat digolongkan menjadi : 1. Padatan Tersuspensi (Suspended Solid); yang terbagi lagi menjadi: • Koloid, yang berukuran sangat kecil antara 0,001 – 1,2 μm, • Sedimen atau Padatan-Terendapkan (Setteable solid), ukuran > 1,2 μm 2. Padatan Terlarut (dissolved solid); ukuran < 0,001 μm PADATAN
  • 13. Padatan kecil seperti koloid perlu mengalami proses koagulasi agar terbentuk gumpalan kecil (fine floc) dan proses flokulasi agar membentuk gumpalan yang besar (floc) dengan penambahan bahan kimia (koagulan-flokulan) sehingga mudah untuk dipisahkan dengan cara pengendapan. Koloid Koagulasi Flokulasi PADATAN KECIL ( KOLOID )
  • 14. BEBERAPA SENYAWA KOAGULAN Nama Senyawa Keterangan Alum atau Tawas (Al2 (SO4)3. nH2O) • Murah dan mudah didapat. • Bentuk: padatan (bubuk) dan cairan. • Bekerja pada rentang pH antara 5 – 7. • Bersifat asam yang akan menurunkan pH limbah cair. • Endapan sedikit. • Dalam bentuk cairan berbahaya. Besi Klorida (FeCl3) • Agak mahal dan mudah didapat. • Bentuk: padatan dan cairan. • Bekerja pada rentang pH antara 5 – 11 sehingga penggunaannya sering dibarengi dengan penambahan kapur. • Bersifat asam yang akan menurunkan pH limbah cair. • Endapan lebih banyak dan selalu meninggalkan noda coklat. • Dalam bentuk apapun korosif dan berbahaya. Besi Sulfat (FeSO4) • Agak mahal dan mudah didapat. • Bentuk: padatan dan cairan. • Bekerja pada rentang pH antara 10 – 11 Batu Gamping atau Kapur • Murah dan mudah didapat. • Bentuk: padatan. • Kemurnian: > 90 %. • Kelarutan: rendah. • Digunakan pada limbah cair yang mengandung Mg tinggi. • Endapan lebih banyak. Poli Aluminium Klorida atau PAC ({AL2 (OH)n Cl6-n }m ) • Termasuk jenis Polimer Anorganik. • Agak mahal namun mudah didapat. • Bentuk: padatan (bubuk) dan cairan. • Kemurnian: > 98 %. • Kelarutan: tinggi. • Endapan sangat sedikit. • Bekerja pada rentang pH antara 6 – 9. • Tidak menurunkan pH limbah cair. • Dosis yang umum digunakan antara 100 – 1000 ppm
  • 15. Flow Process Coagulation & Flocculation
  • 16.
  • 17. Proses Koagulasi dan Flokulasi
  • 22. • FUNGSI : senyawa ORGANIK-TERURAI dalam limbah cair … menurunkan • PRINSIP DASAR : CHONSP + O2 + MIKROBA-AEROBIK + N + P MIKROBA AEROBIK BARU + H2O + CO2 + NH3 • SYARAT PROSES BERLANGSUNG : pH netral 6.5 – 8,5 Supplai okseigen cukup Temepratur 25 – 40 ° C Konsetrasi zat toksik dibawah nilai maksimal Supplai nutrient : N & P cukup
  • 23. fakultatif boleh ada O2 aerobik harus ada O2 anaerobik tidak boleh ada O2 PALING BERPERAN : MIKROBA 5 % lainnya 95 % bakteri Diinginkan dominasi penggumpal bakteri filamen bakteri penggumpal PROTOZOA ROTIFERA
  • 24. limbah dipercikkan ke udara aerator apung aerator suntik udara diinjeksi ke air limbah gelembung udara diinjeksi ke air limbah ALAT PEN-SUPPLY UDARA
  • 26.  1. pH Nilai pH diset antara 6.5 sampai 8.5  2. DO (Dissolve Oxygen) Nilai DO di bak aerasi sekitar 2 mg/l  3. Kecukupan Nutrient Mikro Nutrient yang diukur adalah unsur N dan P  4. Temperatur Temperatur operasional antara 15oC sampai 40 oC  5. F/M F/M diatur pada nilai 0.05 sampai 0.5 mg/l  6. Umur Lumpur (Sludge Age) Umur Lumpur antara 10 sampai 40 hari  7. Terbebas dari Zat Toxic  8. Kerataan Mixing PARAMETER OPERASI BIOLOGI LUMPUR AKTIF
  • 27. F:M = OL / (MLVSS x VOLTA ) BOD/VSS/hari PARAMETER OPERASI LUMPUR AKTIF SV30 MLSS mL/g VSS SVI :
  • 28. Rumus dipakai : 1. Menentukan Over flow rate (OR) OR = Q/A Keterangan: OR = Over flow rate , m3/m2/jam Q = Flow rate , m3/jam A = Luas area primary clarifier 2. Menentukan Retention Time RT = Vol/Q Keterangan: RT = Retention time , jam Vol = Volume bak , m3 Q = Flow rate , m3/jam Persyaratan Design Over flow rate (OR) max = 1 m3/m2/jam Retention time (RT) min = 3 jam PARAMETER OPERASI BAK SEDIMENTASI IPAL
  • 29. F/M = Q x BOD Va x MLVSS Keterangan : Q = Flow rate (m3/hari) BOD = Konsentrasi BOD (Kg/m3) Va = Volume aerasi total MLVSS = Mixed Liquor Volatile SS Perhitungan kebutuhan Oxigen Kebutuhan O2 = 1,5 x BOD load perhari = 1,5 x Q x BOD Didapat Power Aerator = FTR Kebutuhan O2 Jika Field Transfer Rate (FTR) = 1,0 Kg O2 / Hp / jam PARAMETER OPERASI BAK AERASI IPAL
  • 30. PARAMETER OPERASI DAN PEMANTAUAN PADA PROSES BIOLOGI ACTIVATED SLUDGE a. pH. 6.5 – 8.5 b. DO (Dissolve Oxygen) 0.5 – 2.0 c. Kecukupan Nutrient. BOD:N:P = 100:5:1 NO3 excess 5 – 10 mg/l. PO4 excess 0.5 – 1.0 mg/l d. Temperatur. 15 oC – 40oC e. F/M 0.05 – 0.15 kg BOD/kg MLVSS/hari f. Umur Lumpur (Sludge Age). 4 sampai 20 hari g. Terbebas Dari Zat Toxic. Diupayakan dibawah ambang batas
  • 31. PARAMETER OPERASI PADA PROSES BIOLOGI ACTIVATED SLUDGE (LANJUTAN) h. Kerataan Mixing Aerator dapat mengaduk rata mikroba i. MLSS Ideal design 4000 – 5000 mg/l j. MLVSS Ideal design 3000 – 4000 mg/l k. SV30 (Sludge Volume 30 men) 80 – 120% dari nilai MLSS l. SVI (Sludge Volume Index) Optimum 80 – 120 mg/l m. Warna busa Coklat terang n. Kareteristik busa Coklat, tidak mudah pecah, kecil dan tidak oily
  • 33. Sistem Biologi Activated Sludge + Anoxic
  • 35. Kerusakan IPAL dapat disebabkan: 1. 1. Operasional Sesuai SOP 2. 2. Sistem Pengolahan Tidak Sesuai (Lagi) 3. 3. Kapasitas IPAL Tidak sesuai (Ladi) 4. # Kapasitas Per Unit Proses 5. # Kapasitas Secara Keseluruhan Seringkali Kerusakan IPAL akibat: 1. Perbedaan Beban dan Karakter Air Limbah dengan system IPAL yang ada. 2. Kemampuan SDM Operator IPAL 3. Kebijaksanaan Pimpinan Untuk Perbedaan Beban tidak terlepas dari Perhitungan Fasilitas IPAL yang Ada UPAYA PERBAIKAN DAN OPTIMASILSASI IPAL
  • 36. RUMUS YANG SERING DIPAKAI PROSES KIMIA-FISIKA
  • 37. Membuat Larutan Bahan Kimia Kandungan Bahan Kimia harus diketahui agar bisa dihitung untuk menentukan dosis tepat. Misal : Akan dibuat larutan PAC 10% dari PAC Powder untuk volume 1000 Kg. PAC Powder dianggap 100%, padahal sebenarnya 35% kandungan Al2O3 Jadi larutan PAC 10%, mengandung air bersih 90% Dibuat larutan 1000 Kg maka ; PAC = 10% x 1000 Kg Air bersih = 90% x 1000 Kg = 100 Kg = 900 Kg + 100 Kg 900 Kg 1000 Kg PAC Air Larutan PAC 10%
  • 38. Perhitungan dan Pendosisan Bahan Kimia Misal : 1. Akan di dosis PAC 200 ppm 2. Kadar Larutan PAC 10% 3. Akan ditambahkan ke Aliran Air Limbah dengan Debit (Q) = 50 m3/jam Jawab : PAC 10% = 100.000 ppm Rumus : V1N1 = V2N2 Misal Notasi 1 = Air Limbah Notasi 2 = Bahan Kimia Jadi : V1 = Q1 = 50 m3/jam N1 = C1 = 200 ppm N2 = C2 = 100.000 ppm V2 = Q2 = ……… Lt/Jam Jadi Q2 = 𝑽𝟏𝑵𝟏 𝑵𝟐 = 𝟓𝟎 𝒎𝟑/𝒋𝒂𝒎𝒙 𝟐𝟎𝟎𝒑𝒑𝒎 𝟏𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 𝒑𝒑𝒎 = 0,1 m3/jam = 100 Lt/jam Larutan PAC 10% Q = 50 m3/jam PAC 200 ppm
  • 39. Penentuan Stroke Dosis Pump • Di Name Plate kapasitas dosis pump 200 Lt/Jam • Kapasitas yang akan dialiri 100 Lt/Jam • Penghitungan Stroke Dosis Pump : = 100 𝐿𝑡/𝑗𝑎𝑚 200 𝐿𝑡/𝑗𝑎𝑚 x 100% = 50% • Hasil diatas diverifikasi secara manual
  • 40. Memantau Kelayakan Bak Sedimentasi Parameter Operasi bak sedimentasi/ clarifier/ bak pengendap 1. Overflow Rate (OR) satuan : m3/m2/jam • Pada proses kimia max. 1,5 m3/m2/jam 2. Retention Time (RT) satuan : Jam • Pada proses kimia min. 2 Jam
  • 41. Memantau Kelayakan Bak Sedimentasi Misal : -Fasilitas sedimentasi diketahui diameter 6 m, tinggi shell efektif 3,0 m. Apakah masih mampu jika dibebani dengan kapasitas air limbah (Flow rate, Q) 1200 m3/hari (50 m3/jam) Jawab : OR = 𝑄 𝐴 = 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚 𝑚2 𝐴 = 𝜋𝑟2 = 50 28,26 = 3,14. (6/2)2 = 1,8 m3/m2/jam = 28,26 m2 Over (max. 1,5) maka bakteri tidak akan terpisah baik RT = 𝑉𝑜𝑙 𝑄 = 𝑚3 𝑚3/𝑗𝑎𝑚 Vol = A x t = 84,78 𝑚3 50 𝑚3/𝑗𝑎𝑚 = 28,26 x 3 = 1,7 jam = 84,78 m3 Min. 2 jam jika kurang dari itu maka bakteri tidak akan terpisah baik
  • 42. RUMUS YANG SERING DIPAKAI PROSES BIOLOGI
  • 43. Beban BOD • BOD Load (Kg/day) = Q (m3/day) X BOD (Kg/m3) 𝐹 𝑀 = 𝐵𝑂𝐷 𝐿𝑜𝑎𝑑 𝑉𝑜𝑙.𝐴𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑋 𝑀𝐿𝑉𝑆𝑆 = 𝐾𝑔𝐵𝑂𝐷 𝐾𝑔𝑀𝐿𝑉𝑆𝑆.𝑙 BOD Load = 𝐹 𝑀 x Vol Aerasi x MLVSS • Nilai 𝐹 𝑀 relatif tetap • BOD Load harus dipantau setiap hari
  • 44. Kebutuhan Nutrient BOD : N : P = 100 : 5 : 1 Misal Air Limbah Q = 1000 m3/hari dan BOD = 600 mg/l Jawab : BOD = 600 mg/l = 0,6 Kg/m3 • BOD Load = Q x BOD = 1000 m3/hari x 0,6 Kg/m3 = 600 KgBOD/hari • Kebutuhan N = 5/100 x 600 Kg/hari = 30 Kg/hari Urea 46% N Kebutuhan Urea = 30 𝐾𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖 46% = 66,7 KgUrea/hari • Kebutuhan P = 1/100 x 600 Kg/hari = 6 Kg/hari TSP 36% Kebutuhan TSP = 6 𝐾𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖 36% = 16,7 Kg/hari
  • 45. Perhitungan SVI (Sludge Volume Index) • Fungsi : Mengetahui kerapatan/bentuk mikroorganisme • Nilai optimum : 80 - 120 mL/g • Nilai baik : < 200 mL/g • Rumus SVI = 𝑆𝑉30 𝑀𝐿𝑆𝑆 mL/g Contoh : Pada pengetesan SV30 di bak aerasi di dapat 400 mL/ 1000 mL, MLSS di bak aerasi = 3000 mg/L. Berapa nilai SVI yang di dapat? Jawab : Konversi MLSS : 3000 mg/L = 3 gr/L SVI = 400 𝑚𝐿/𝐿 3 𝑔𝑟/𝐿 = 137,3 mL/gr
  • 46. Perhitungan Umur Bakteri (Sludge Age/SA) SA = 𝑇𝑆𝑆 𝑑𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 𝑇𝑆𝑆 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 = 𝑉𝑎𝑒𝑟𝑠+𝑉𝑠𝑒𝑑 𝑥 𝑀𝐿𝑆𝑆 𝑄𝑜𝑢𝑡 𝑥 𝑆𝑆𝑜𝑢𝑡+𝑄𝑤𝑎𝑠 𝑆𝑆𝑤𝑎𝑠=𝑟𝑎𝑠 Jumlah lumpur di buang perhari = (Qwas)
  • 47. Perhitungan Umur Bakteri (Sludge Age/SA) ( Qout x SSout + Qwas x SSras ) = 𝑉𝑎𝑒𝑟𝑠+𝑉𝑠𝑒𝑑 𝑥 𝑀𝐿𝑆𝑆 𝑆𝐴 Qwas x SSras = 𝑉𝑎𝑒𝑟𝑠+𝑉𝑠𝑒𝑑 𝑥 𝑀𝐿𝑆𝑆 𝑆𝐴 Qwas = 𝑉𝑎𝑒𝑟𝑠+𝑉𝑠𝑒𝑑 𝑥 𝑀𝐿𝑆𝑆 𝑆𝐴 𝑆𝑆 𝑅𝑎𝑠 m3/hari *Catatan : SA biasanya 12 – 20 hari untuk Remaja
  • 48. Perhitungan Kebutuhan Oxygen Rumus O2 dibutuhkan = 1,4 KgBOD tereduksi Contoh : Misal Qal = 1000 m3/hari, BODin = 600 mg/L dan BODout 20 mg/L. Jawab : BODin = 600 mg/L = 0,6 Kg/m3 BODout = 20 mg/L = 0,02 Kg/m3 BODinLoad = Q x BODin BODoutLoad = Q x BODout = 1000 m3/hari x 0,6 Kg/m3 = 1000 m3/hari x 0,02 Kg/m3 = 600 kgBOD/hari = 20 kgBOD/hari Jadi BOD tereduksi = BODinLoad – BODoutLoad = 600 – 20 = 580 Kebutuhan O2 = 1,4 Kg.BOD tereduksi = 1,4 O2/KgBOD. 580 KgBOD/hari = 812 KgO2/hari = 33,83 KgO2/Jam
  • 49. Perhitungan Kebutuhan Oxygen Jika FTII (Field Transfer Rate) Alat = 1,2 KgO2/Hp.Jam Kebutuhan Power = 33,83 𝐾𝑔𝑂2 /𝐽𝑎𝑚 1,2 𝐾𝑔𝑂2 /𝐻𝑝𝐽𝑎𝑚 = 28,2 Hp Jadi dibutuhkan power I 28,2 Hp
  • 50. Memantau Kelayakan Bak Sedimentasi Parameter Operasi bak sedimentasi/ clarifier/ bak pengendap 1. Overflow Rate (OR) satuan : m3/m2/jam • Pada proses biologi max. 1,0 m3/m2/jam 2. Retention Time (RT) satuan : Jam • Pada proses biologi min. 2,5 Jam
  • 51. Memantau Kelayakan Bak Sedimentasi Misal : -Fasilitas sedimentasi biologi existing diketahui diameter 6 m, tinggi shell efektif 3,0 m. Apakah masih mampu jika dibebani dengan kapasitas air limbah (Flow rate, Q) 1200 m3/hari (50 m3/jam) Jawab : OR = 𝑄 𝐴 = 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚 𝑚2 𝐴 = 𝜋𝑟2 = 50 28,26 = 3,14. (6/2)2 = 1,8 m3/m2/jam = 28,26 m2 Over (max. 1,0) maka bakteri tidak akan terpisah baik RT = 𝑉𝑜𝑙 𝑄 = 𝑚3 𝑚3/𝑗𝑎𝑚 Vol = A x t = 84,78 𝑚3 50 𝑚3/𝑗𝑎𝑚 = 28,26 x 3 = 1,7 jam = 84,78 m3 Min. 2,5 jam jika kurang dari itu maka bakteri tidak akan terpisah baik
  • 53. TANGGAP DARURAT IPAL Sesuai dengan Aturan bahwa Air hasil Olahan tidak boleh melebihi BAKU MUTU Ketetapan Pemerintah Namun Pengoperasian IPAL sering kali terjadi kegagalan Oleh Karena itu Tanggap Darurat harus direncanakan dari awal Desain IPAL Harus telah memasukan Faktor Tanggap Darurat Dimulai dari Sistem Pengolahan yang bertingkat dan atau dibuat Redundant (Terdapat 2 atau lebih fasilitas) Air Hasil Olahan tidak masuk BAKU MUTU diolah kembali difasilitas IPAL atau diolah ditempat lain. Untuk Minimisasi Cost  Sumber Polutan tinggi diolah diluar
  • 54. IPAL Memperhitungkan Tanggap Darurat 1 Sistem Dilengkapi Fasilitas Post Treatment Dan Sistem Aerasi Double
  • 55. IPAL Memperhitungkan Tanggap Darurat 2 Sistem Dilengkapi Redundant/ Double
  • 56. Process Trouble Shooting Selama Operasional IPAL seringkali terjadi kerusakan operasional. Kenali Permasalahan yang ada dan tanggapi permasalahan dengan benar agar penyelesaian masalah tidak berdasarkan dugaan. Data pemantauan Laboratorium sangat diperlukan. Data Lab dilihat trend dari grafik yang ada. Proses Biologi mempunyai respon yang lambat dan bisa dibaca dari grafik