Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan tindak kekerasan seksual terhadap anak, dengan menjelaskan berbagai bentuk kekerasan seksual, dampaknya, dan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh anak, orang tua, dan masyarakat untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual terhadap anak.
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Perlindungan Anak dari Tindak Kekerasan Seksual
1. PERLINDUNGAAN ANAK
DARI TINDAK KEKERASAN SEKSUAL
OLEH : NI’MAH AZIZAH, S.Ag,MM
DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK
KABUPATEN TAPIN
2. Kekerasan Seksual
Beberapa remaja baik laki-laki maupun perempuan
menghadapi ancaman kekerasan seksual (heteroseksual
atau homoseksual) yang biasanya dilakukan oleh orang
dewasa
UU PA No.23 Tahun 2002 menjelaskan perlindungan anak
sejak usia dalam kandungan sampai 18 th terhadap
kekerasan fisik maupun mental termasuk yang
berhubungan dengan perilaku seksual.
3. Kekerasan seksual.
Segala bentuk perilaku yang berorientasi seks, yang dipaksakan
kepada orang lain, dan menimbulkan perasaan tidak senang atau
merugikan.
Perilaku seksual tsb bervariasi, mulai dari pandangan mata yang
penuh nafsu, sampai dg perkosaan seksual yang membuat cedera
Bentuk kekerasan seksual
Mulai dari pelecehan yang ringan s/d berat ( perkosaan )
Akibat kekerasan seksual
Fisik : trauma fisik, kehamilan,IMS, HIV dll
Non Fisik/mental: ggn mental dari ringan s/d berat
4. Perkembangan Psikologi
Remaja
Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan
dapat memanfaatkannya secara efektif
Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional
dari orang tua
Remaja mampu bergaul lebih matang dengan
kedua jenis kelamin
Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri
5. Ciri-ciri khusus pada Remaja:
Pertumbuhan Fisik yang sangat Cepat
Emosinya tidak stabil
Perkembangan Seksual sangat menonjol
Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
Terikat erat dengan kelompoknya
6. Perilaku pacaran remaja
Ngobrol , curhat
Pegangan tangan
Berangkulan
Berpelukan
Berciuman pipi
Berciuman bibir
Meraba-raba dada
Meraba alat kelamin
Melakukan seks oral
Menggesek alat kelamin
Hubungan seks
7. PERILAKU SEKSUAL
BERESIKO
SEKS PRANIKAH
Adalah hubungan seks yang dilakukan remaja sebelum
menikah.
Hal ini dapat berakibat :
1. Kehilangan keperawanan/keperjakaan
2. Tertular dan menularkan IMS
3. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)
4. Terpaksa dikawinkan
8. Untuk menghindarinya :
1. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum nikah
2. Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan
kegiatan positif
3. Hindari perbuatan-perbuatan yang akan menimbulkan
dorongan seksual
9.
10. 5 HAL YANG
PERLU DIMILIKI
UNTUK
MENCEGAH
TERJADINYA
PELECEHAN
SEKSUAL :
* Keberanian diri (menolak,
melapor jika diancam atau di
iming2.
* Berpakaian yang sopan dan
wajar
* Mengenali dan menjaga organ
intim/alat reproduksi dengan
baik
* Memahami ajaran agama
dengan baik
* Jalin komunikasi dengan
orang tua/guru
11. SURAT MENKO BIDANG POLHUKAM NOMOR B 54/2014 TANGGAL 17
JULI 2014 YANG DIALAMAT KEPADA MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI
HUKUM DAN HAM, MENKOINFO, KEJAKSAAAN AGUNG, DAN KAPOLRI
UNTUK SEGERA MENINDAK LANJUTI INSTRUKSI PRESIDEN SESUAI
DENGAN TUGAS, FUNGSI, DAN KEWENANGAN MASING-MASING
DALAM RANGKA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KEJAHATAN
SEKSUAL TERHADAP ANAK.
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN
NASIONAL ANTI KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP
ANAK
DILANJUTKAN
TINDAK LANJUT
11
12. Ketentuan Peraturan Perundangan
UU. No. 35/2014 tentang Perubahan UU. No. 23/2002
tentang Perlindungan Anak,
Pasal 72 mencantumkan:
(1) Masyarakat berperan serta dalam Perlindungan
Anak, baik secara perseorangan maupun kelompok
(2) Peran Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh orang perseorangan, lembaga
perlindungan anak, lembaga kesejahteraan sosial,
lembaga pendidikan, organisasi kemasyarakatan,
media massa, dan dunia usaha
14. PRINSIP PERLINDUNGAN
PERLINDUNGAN
SETIAP ANGGOTA KELUARGA
ADALAH SUBYEK ATAS
HAK-HAKNYA
SETIAP ORANGTUA
BERTANGGUNGJAWAB
THD HIDUP DAN TUMBUH
KEMBANG ANAK/
ANGGOTA KEL
MASYARAKAT
HARUS IKUT BERPARTISIPASI NEGARA MEMPUNYAI KEWAJIBAN
MELINDUNGI SETIAP WARGA DAN
HAK-HAKNYA
16. Anak
Ortu/Pengasuh
Keluarga Luas
Komunitas dan Masy Sipil
Pemkab
Pemerintah Desa
Pem. Kecamatan
Pemprov
Pem Pusat
Komunitas Internasional
Melibatkan seluruh elemen masyarakat
dan pemerintahan
17. PENGADUAN
Kasus KtP/A
Pendataan
Assemen Kebutuhan
Korban
Badan PP/P2TP2A
P2TP2A
Badan PP
LSM/WCC/PPT
TRC/LK3/RPTC
LPSK, LBH
PENDAMPINGAN/
BANTUAN HUKUM
PPT RS
Bhayangkara
RSUD
Puskesmas
PELAYANAN
KESEHATAN
RPTC
SHELTER/RPTC
P2TP2A
Kanwil Agama
Psikolog Swasta
PELAYANAN
REHABSOS
Unit PPA
Polda/Polres
Kejaksaan
Pengadilan
PENEGAKAN
HUKUM
BNP2TKI
KEMSOS
PEMDA ANTAR
DAERAH
PEMULANGAN
DAN REINTEGRASI
JALUR KOORDINASI
JALUR
KOMANDO
18. ( Dorothy Law Nollte )
Jika anak dibesarkan dengan celaan, maka ia
belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, maka ia
belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia
belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, maka ia
belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia
belajar mengendalikan diri
Jika anak dibesarkan dengan motivasi, maka ia
belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan kelembutan, maka ia
belajar menghargai