2. Sumber : BPS, 2020
1
Penduduk
270.3 Juta
Sumber : Susenas,
2020
2
Keluarga
91.2 Juta
Sumber :BPS, 2020
3
Anak
84.4 Juta (31,6%)
Sumber : BPS, 2020
4
Perempuan
133.54 Juta (49.4 %)
JUMLAHPENDUDUK DI INDONESIA
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun
termasuk anak yang masih dalam kandungan psl 1(1) UU No
35/2014 tentang Perlindungan Anak Revisi atas UU No
23/2022tentangPerlindunganAnak
www.kpai.go.i
d
3. Anak subjek dan ujung tombak
bonus demografi generasi emas
Tahun 2045
Dalam Al-Quran
Hak Hidup
QS al-Isra’ (17) ayat 31
Hak pendidikan dalam keluarga
(QS al-Tahrim (6): 66)
Dan seluruh nilai-nilai agama memuliakan anak
SECARA
TEOLOGIS
Amanah dari
Tuhan YME
SECARA
SOSIOLOGIS
Penerus keluarga,
dan peradaban
bangsa
SECARA YURIDIS
Merupakan bagian
dari HAM, dan
menjadi mandate
UUD 1945
Pentingnya Perlindungan Anak
1. Mandat ratifikasi
Konvensi Hak Anak (KHA)
dalam Kepres 36/1990
2. Pasal 28B ayat (2) UUD
1945 yang berbunyi: “Setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi”
3. UU No 35 Tahun 2014 tentang
Perlindungan Anak
4. PRINSIP PERLINDUNGAN ANAK
HAK HIDUP DAN TUMBUH KEMBANG
NON DISKRIMINASI
KEPENTINGAN TERBAIK BAGI ANAK
PARTISIPASI ANAK
9. Data Pengaduan KPAI
Data Pengaduan KPAI
HAK SIPIL DAN
KEBEBASAN
LINKUNGAN
KELUARGA DAN
PENGASUHAN
ALTERNATIF
KESEJATAN DASAR
DAN KESEJAHTERAAN
PENDIDIKAN,
PEMANFAATAN WAKTU
LUANG, DAN KEGIATAN
BUDAYA
61
773
247
447
55
906
282
471
47
927
168
305
68
1650
89
1658
81
2281
197
412
41
1960
120
429
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Data Pengaduan PHA
Pengaduan PHA Pengaduan PKA
Tentang KPAI
Tugas KPAI
10. Data Pengaduan KPAI
Data Pengaduan KPAI
Pengaduan PHA Pengaduan PKA
Data Pengaduan PKA
ANAK
BERHADAPAN
DENGAN
HUKUM
(Sebagai
Pelaku)
ANAK KORBAN
KEKERASAN
FISIK
DAN/ATAU
PSIKIS
ANAK KORBAN
KEJAHATAN
SEKSUAL
ANAK KORBAN
PORNOGRAFI
DAN CYBER
CRIME
ANAK
DIEKSPLOITASI
SECARA
EKONOMI
DAN/ATAU
SEKSUAL
1028
356
211
323 305
1099
336
207
359
281
1003
304
203
352
204
623
389
439
240
112
126
1138
859
345
147
184
502
834
87 85
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Tentang KPAI
Tugas KPAI
11. JENIS-JENIS KASUS KEKERASAN
1.Kekerasan
Seksual
2.Kekerasan
Fisik-antar
Siswa-
Kejahatan seksual oknum Guru olah raga di
kabupaten Tangerang pada 41 siswanya.
Modusnya memberikan korban
kesaktian/tidak mempan sajam dan ilmu
pelet untuk lawan jenis
Tewasnya anak SD di Garut akibat kesalah
pahaman, anak tewas ditusuk Gunting oleh
teman bahkan kerabatnya sendiri
12. Lanjutan
Kekerasan
fisik –
Pendidik/Kep
ala Sekolah
Pada Siswa—
3. Anak korban
kebijakan
Siswa SD di Sergai Sumut, dihukum
Guru dengan cara menjilati WC 12 kali
karena lupa membawa TUGAS, baru 4
kali sudah muntah
Kebjakan zonasi dalam penerimaan siswa baru(PPDB), banyak
yang menjadi korban tidak bisa mengakses sekolah
13. Jenis Kekerasan Pada Anak
www.kpai.go.i
d
1. KEKERASAN FISIK
Dalam UU No
23/2004 tentang
KDRT
Serangkaian
perbuatan kontak fisik
yang mengakibatkan
rasa sakit, jatuh sakit
atau luka
2. KEKERASAN SEKSUAL
Setiap perbuatan merendahkan,
menghina, menyerang, dan/atau
perbuatan lainnya terhadap tubuh, hasrat
seksual seseorang, dan/atau fungsi
reproduksi, secara paksa, bertentangan
dengan kehendak seseorang, yang
menyebabkan seseorang itu tidak mampu
memberikan persetujuan dalam keadaan
bebas, karena ketimpangan relasi kuasa
dan/atau relasi gender, yang berakibat
atau dapat berakibat penderitaan atau
kesengsaraan secara fisik, psikis, seksual,
kerugian secara ekonomi, sosial, budaya,
dan/atau politik
3. KEKERASAN
PSIKIS
Perbuatan yang
dapat
mengakibatkan
ketakutan, hilangnya
rasa percaya diri,
hilangnya
kemampuan untuk
bertindak, rasa tidak
berdaya dan /atau
penderitaan psikis
berat pada
seseorang
4. PENELANTARAN
perbuatan orang dewasa atau
orang tua atau wali yang
secara hukum
bertanggungjawab akan
kesejahteraan si anak selama
pengasuhannya) yang tidak
memberi atau menyediakan
kebutuhan dasar anak
meskipun sebenarnya sumber
untuk memenuhi kebutuhan
tersebut tersedia
Bentuk kehilangan Asah Asih
Asuh
5. BULLYING
Tekanan serta
intimidasi secara
terus menerus
yang dilakukan
untuk menyakiti
seseorang secara
fisik maupun
emosional
14. www.kpai.go.i
d
Bentuk-Bentuk Eksploitasi Seksual Anak Online
Materiyang menampilkan kekerasan
seksual/eksploitasiseksual terhadap anak
Pengertian Bujuk Rayu (Grooming)
untuk tujuanseksualonline
Sexting (chat/obrolan untuk
pemuasan seksual kepada anak
Sextorting(pemerasan seksual)
Siaran langsung kekerasan
seksual pada anak
15. Kenali anak korban kekerasan
seksual :
1). Sulit tidur, mimpi buruk, 2) menerima hadiah yang
tidak bisa dijelaskan, 3) takut terhadap orang dewasa
tertentu, 4) rewel tidak jelas, 5) penggunaan internet
berlebihan, 6) menunjukkan perilaku seksual tidak
tepat usia (misalnya: menyebutkan kata-kata seksual,
melakukan masturbasi), 7) tiba-tiba berubah
perilakunya, terlihat tidak nyaman (insecure), 8)
kembali mengompol, 9) bersikeras menghindari
seseorang anggota keluarga tertentu, 19) terus
menyimpan rahasia, 11) sakit di area intim
16. REGULASI PERLINDUNGAN ANAK:
UU No 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
UU No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
UU No.13/2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban
UU No.21/2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang
UU No 12/2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual
PP No.8/2017 tentang Tatacara pelaksanaan koordinasi, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan SPPA
Peraturan Pemerintah No. 59/2019 tentang Koordinasi perlindungan Anak
Peraturan Pemerintah No 78/2021 tentang Perlindungan Khusus Anak
Intruksi Presiden No 5/2014 tentang Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual terhadap Anak
Permenkes No.68/2013 TentangKewajiban Pemberi Layanan Kesehatan Untuk Memberikan Informasi
atas adanya Dugaan KtA
Permen PP dan PA No.08 tahun 2014 tentang Kebijakan Sekolah Ramah Anak
Permendikbud No. 82/2015 tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Tindak Kekerasan Di Lingkungan
Satuan Pendidikan
Peraturan Menteri agama RI No 73 /2022 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di
Satuanpendidikan Pada Kementerian Agama
17. KEKERASAN MENURUT UU NO 35/2014
TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
Pasal 54 : Anak di dalam dan di lingkungan sekolah wajib
dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh
Guru, pengelola sekolah atau teman-temanhya di dalam
sekolah yang bersangkutan atau lembaga pendidikan
lainnya
Pasal 76c : Setiap orang dilarang menempatkan,
membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut
serta melakukan kekerasan terhadap anak
Pasal 76d : Setiap orang dilarang melakukan kekerasan atau
ancaman kekerasan memaksa anak melakukan
persetubuhan dengannya atau dengan orang lain
18. KEKERASAN MENURUT PERMENDIKBUD NO 82/2015
TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TINDAK
KEKERASAN DI LINGKUNGAN SATUAN PENDIDIKAN
TINDAK KEKERASAN
adalah perilaku yang dilakukan secara fisik,
psikis, seksual, dalam jaringan (daring), atau
melalui buku ajar yang mencerminkan
tindakan agresif dan penyerangan yang
terjadi di lingkungan satuan pendidikan dan
mengakibatkan ketakutan, trauma,
kerusakan barang, luka/cedera, cacat, dan
atau kematian.
19. JENIS KEKERASAN DALAM PERMENDIKBUD NO
82/2015
FISIK PELECEHAN PERUNDUNGAN PENGANIAYAAN
PERKELAHIAN PERPLONCOAN PEMERASAN PENCABULAN
PEMERKOSAAN
TINDAK KEKERASAN
ATAS ADASAR
DISKRIMINASI
TERHADAP SUKU,
AGAMA, RAS, SARA
VERBAL PSIKIS
TINDAK KEKERASAN
LAINNYA
21. MAKSUD SRA
Pencegahan Dan Penanggulangan Tindak Kekerasan Di
Lingkungan Satuan Pendidikan
Kondisi PBM
aman,
nyaman,
dan
menyenang
kan
Semua
terhindar
dari
kekerasan
Pergaulan
yang
harmonis
22. TUJUAN
Pencegahan Dan Penanggulangan Tindak Kekerasan Di
Lingkungan Satuan Pendidikan
Melindungi
anak dari
tindakan
kekerasan
Mencegah
anak
melakukan
tindakan
kekerasan
Mengatur
mekanisme
pencegahan
,penanggul
angan, dan
sanksi
terhadap
tindakan
kekerasan
23. BAGAIMANA CARA
MENCEGAH KEKERASAN DI
SEKOLAH?
Meningkatkan kapasitas orangtua
dan guru tentang disiplin positiv,
dengan cara :
(1) Bagaimana menanamkan disiplin
tanpa kekerasan
(2) Bagaimana berkomunikasi yang efektif
kepada anak tentang aturan, batasan
dan harapan-harapan:
a. Gunakan kata hukuman jadi
konsekwensi
b. Membuat aturan sebaiknya
melibatkan anak untuk didengar
pendapatnya
c. Hindarkan kata jangan, gantilah
dengan kata yang lebih positif
d. Apabila ada pengembalian kepada
orang tua harus diikuti oleh
pembinaan yang terencana, sistematis
dan terukur
Meningkatkan kapasitas anak agar
mampu melindungi diri dan
teman-temannya dari tindak
kekerasan:
(1) Memberikan pemahaman
tentang hak-hak anak
(2) Memberikan wawasan
tentang Bullying, jenis,
dampak, dan bagaimana
mencegah serta apa yang
harus dilakukan jika terjadi
bullying
(3) Menanamkan nilai-nilai
karakter dalam kehidupan
melalui bacaan, school
project, pentas seni, dll
24. SIAPAKAH
SASARAN?
a. peserta didik;
b. pendidik;
c. tenaga
kependidikan;
d. orang
tua/wali;
e. komite
sekolah;
f. masyarakat;
g. pemerintah
daerah; dan
h. Pemerintah.
25. Sekolah Ramah Anak
Definisi :
“satuan pendidikan formal, nonformal, dan informal
yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya
lingkungan hidup, mampu menjamin, memenuhi,
menghargai hak-hak anak dan perlindungan anak dari
kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan salah lainnya
serta mendukung partisipasi anak terutama dalam
perencanaan,kebijakan, pembelajaran, pengawasan,
dan mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan
perlindungan anak di pendidikan.
Permen PP dan PA No.08 tahun 2014 tentang Kebijakan Sekolah Ramah Anak
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1761).
26. Penerapan Sekolah Ramah Anak (SRA)
26
RUANG
LINGKUP
Kebijakan SRA
Pelaksanaan
Proses
pembelajaran
yang ramah anak
Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Terlatih
Hak-Hak Anak dan SRA
Sarana dan Prasarana SRA
Partisipasi Anak
Partisipasi Orang Tua,
Lembaga Masyarakat,
Dunia Usaha,
Pemangku
Kepentingan Lainnya,
dan Alumni. 1
2
3
6
5
4
28. 2. Pelaksanaan Proses
Pembelajaran Yang Ramah Anak;
a. Pelaksanaan Proses pembelajaran :
1) Proses Pembelajaran :
a) tidak bias gender
b) nondiskriminatif
c) memberikan gambaran yang adil, akurat, informatif mengenai
masyarakat dan budaya lokal
d) memperhatikan hak anak
e) Dilakukan dengan cara yang menyenangkan, penuh kasih sayang
dan bebas dari perlakuan diskriminasi terhadap peserta didik di
dalam dan di luar kelas
2) Melaksanakan proses pembelajaran inklusif dan nondiskriminatif
3) Dengan menyediakan pengalaman belajar dan proses pembelajaran
yang mengembangkan keragaman karakter dan potensi peserta didik
4) Dapat mengembangkan minat, bakat, dan inovasi serta kreativitas
peserta didik melalui kegiatan esktrakurikuler secara individu maupun
kelompok
5) Peserta didik terlibat dalam kegiatan bermain, berolahraga dan
beristirahat
29. Lanjutan
6) Memotivasi Peserta didik untuk turut serta dalam kehidupan budaya
dan seni
7) Menerapkan kebiasaan peduli dan berbudaya lingkungan dalam
pembelajaran
8) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menyelenggarakan,
mengikuti, mengapresiasi kegiatan seni budaya
9) Yang dapat membangkitkan wawasan dan rasa kebangsaan pada
peserta didik
Penilaian hasil belajar mengacu pada hak anak :
a. Penilaian pembelajaran dilaksanakan berbasis proses dan
mengedepankan penilaian otentik
b. Menerapkan penilaian pembelajaran tanpa membandingkan
satu peserta didik dengan peserta didik yang lain
c. Memiliki Kelas Ramah Anak
d. Bahan Ajar yang aman dan bebas dari unsur pornografi,
kekerasan dan radikalisme serta SARA
30. 3. Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan Terlatih Hak-hak Anak
Dan SRA
a. Pelatihan Hak-hak Anak bagi :
1) Pimpinan satuan pendidikan
2) Guru
3) Guru bimbingan konseling
4) Petugas perpustakaan
5) Tata usaha
6) Penjaga satuan pendidikan (petugas keamanan satuan pendidikan)
7) Petugas kebersihan
8) Komite satuan pendidikan
9) Pembimbing kegiatan ekstra kurikuler
10) Orangtua/wali
b. Pendidik dan tenaga terlatih Hak Anak mempunyai working group
(Pokja SRA)
c. Melakukan pelatihan tentang hak anak dan SRA bagi pendidik dan
tenaga kependidikan
d. Tersedia tenaga konseling/BP3 (Badan Penyelenggara Pendidikan)
yang terlatih gender, Konvensi Hak Anak, dan peserta didik yang
memerlukan perlindungan khusus (misalnya: anak penyandang
disabilitas)
31. 4. SARANA DAN PRASARANA
1.Persyaratam keselamatan :
Struktur bangunan, proteksi kebakaran, jalur pemadam
kebakaran, instalasi kelistrikan, tidak sutet, sistem
evakuasi bencana
2. Persyaratan kesehatan
Pentilasi, bukaan permanen,
3.Persyaratan kenyamanan
4. Persyaratan kemudahan
5. Persyaratan Keamanan
6. UKS
7. Kantin
32. 5. PARTISIPASI ANAK
• B.1.Melibatkan peserta didik dalam
penyusunan proses rencana kerja sekolah
untuk mendukung SRA
• 2.Peserta didik berani dan bisa melakukan
pengaduan
33. 6. PARTISIPASI ORANG TUA/WALI
1.Orang tua :
Menyekolahkan anak dekat dengan orang tua
Meyediakan waktu minial 20 menit merespon anak
Memberikan persetujuan pada kegiatan yang
berkaitan dengan SRA
2.Lembaga masyarakat
3.Dunia usaha/CSR
4.Pemangku kepentingan lainnya
5.Alumni