3. Perilaku Seks Bebas
• Segala cara mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual yang
berasal dari kematangan organ seksual, seperti berkencan intim,
bercumbu, sampai melakukan kontak seksual (Desmita:2005).
• Jika ditinjau dari sisi perkembangan, minat remaja terhadap perilaku
seks menurut Hurlock (1980:226) didorong oleh meningkatnya
keingintahuan remaja tentang seks. Remaja mencari berbagai macam
informasi yang terkait dengan seks melalui bacaan, teman sebaya, atau
mengadakan percobaan dengan melakukan masturbasi, bercumbu, atau
bersenggama.
4. • Perilaku seksual remaja adalah suatu perasaan, perilaku dan perkembangan di masa
remaja, dan merupakan suatu tahapan dalam perkembangan manusia.
• Dalam kamus bahwa seks berarti jenis kelamin. Segala sesuatu yang berhubungan
dengan jenis kelamin disebut dengan seksualitas.
• Dalam arti luas perilaku seksual adalah segala bentuk perilaku yang muncul akibat
adanya dorongan seksual individu, dimana perilaku tersebut muncul karena bekerjanya
hormon-hormon seksual dan seharusnya dapat dikendalikan menurut norma yang
berlaku di masyarakat.
Perbedaan perspektif hubungan seksual
Alasan-alasan emosional untuk melakukan hubungan seksual
lebih penting bagi remaja perempuan. Sedangkan bagi
remaja laki-laki kepuasan secara fisik, seperti memenuhi
hasrat, menyenangkan pasangan, menaklukkan dan
menghilangkan ketegangan, dianggap lebih penting.
6. • Hasil penelitian menunjukan sekitar 65% informasi
tentang seks mereka dapatkan dari kawan dan juga
35% sisanya dari film porno. Ironisnya, hanya 5%
dari responden remaja mendapatkan informasi
tentang seks dari orang tuannya. Pengalaman
berhubungan seks dimulai sejak usia 16 -
18 tahun sebanyak 44%, sementara 16% melakukan
hubungan seks pada usia 13-15 tahun. Selain itu,
rumah menjadi tempat paling favorit (40%) untuk
melakukan hubungan seks. Sisanya, mereka
memilih hubungan seks di kos (26%) dan hotel
(26%).
• Data dari Komisi Penanggulangan Aids Nasional
(KPAN) memperkirakan jumlah penderita HIV/AIDS
di Indonesia sampai Maret 2008 mencapai 200 ribu,
terbanyak di kota-kota
besar(www.antara.co.id.2008).
• Data ini merupakan data yang nampak saja,
sebagaiamana fenomena gunung es para penderita
HIV-AIDS mungkin jumlahnya jauh lebih banyak,
apalagi ditunjang dengan meningkatnya perilaku
Penyebaran HIV di Indonesia
7. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
• Faktor Mikro
- Psikoseksual (Psikoanalisa Sigmund Freud)
- Biologis (Hormonal)
- Persepsi yang salah
- Pengalaman terdahulu ( berhubungan dengan Teori Modeling)
- Motivasi yang rendah
• Faktor Meso
- Keluarga ( berhubungan dengan Teori Kelekatan)
- Teman (Asertifitas)
- Guru
• Faktor Makro
- Media massa ( berhubungan dengan Teori Modeling)
- Budaya
- Peraturan Pemerintah
- Agama
8. • Albert Bandura mengatakan bahwa Modeling dapat membentuk suatu tingkah laku baru karena
adanya kemampuan kognitif yang dimiliki individu.
• Stimuli yang berupa tingkah laku seorang model ditransformasikan menjadi suatu gambaran
mental dan yang lebih penting lagi ditransformasikan menjadi suatu simbol verbal yang dapat
diingat kembali.
• Modeling juga diyakini dapat merubah tingkah laku lama yang dimiliki individu.
• Bandura menyebutkan empat tahapan penting dalam proses belajar melalui observasi atau
modeling yaitu:
1. Atensi
2. Retensi / Representasi
3. Behavior production
4. Motivasi dan reinforcement
TEORI MODELING
9. • Kelekatan merupakan suatu ikatan emosional yang kuat yang dikembangkan anak melalui
interaksinya dengan orang yang mempunyai arti khusus dalam kehidupannya, biasanya orang
tua.
• Pola relasi antara orang tua-anak pada masa bayi dan kanak-kanak sangat menentukan pola
kepribadian dan relasi antar-pribadi pada masa dewasa.
• Bowlby, seorang tokoh yang mencetuskan teori ini, di tahun 1950-an menyebutkan 3 konsep
dasar attachment, yaitu:
1. Attachment berfungsi sebagai suatu bentuk pertahanan terhadap yang jahat. Prinsip dibalik
munculnya attachment adalah kebutuhan akan perasaan aman.
2. Perasaan aman yang dihasilkan dari attachment yang positif (secure attachment) memiliki
hubungan erat dengan kemampuan untuk mengembangkan kreatifitas dan eksplorasi
menguasai lingkungan.
3. Attachment bukanlah kebutuhan anak yang memungkinkan terjadinya pertumbuhan anak
lebih cepat, tetapi merupakan kebutuhan yang terpendam sepanjang hidup manusia.
TEORI KELEKATAN
10. Teori Psikoseksual
Teori ini diutarakan Sigmund Freud, yaitu mengenai:
• Perilaku dan proses mental manusia dimotivasi oleh kekuatan-kekuatan
dan konflik-konflik dari dalam—manusia memiliki sedikit kesadaran dan
kontrol atas kekuatan tersebut perilaku manusia menjadi lebih rasional-
bisa diterima secara sosial.
• Libido seksual mengikuti hukum kekekalan energi.
• Perkembangan seksual pada masa remaja terjadi pada organ kelamin yang
memang bertujuan untuk reproduksi.
12. Bahaya Perilaku dan Kejiwaan
• Berbagai khayalan-khayalan seksual, jima, ciuman, rangkulan, pelukan, dan bayangan-bayangan
bentuk tubuh wanita luar dan dalam
• Keinginan untuk selalu melakukan hubungan seks
• Bila tidak mendapat teman untuk seks bebas, ia akan pergi ke tempat pelacuran (prostitusi) dan
menjadi pemerkosa.
• Lebih ironis lagi bila ia tak menemukan orang dewasa sebagai korbannya, ia tak segan-segan
memerkosa anak-anak dibawah umur bahkan nenek yang sudah uzur
Bahaya Sosial dan Ekonomi
• Seks bebas akan menyebabkan seseorang tidak lagi berpikir untuk membentuk keluarga,
mempunyai anak, apalagi memikul sebuah tanggung jawab.
• Seorang wanita yang melakukan sex bebas pada akhirnya akan terjerumus ke dalam
lembah pelacuran dan prostitusi.
• Penghamburan harta untuk memenuhi keinginan sex bebasnya
• Upaya mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara termasuk dari
jalan yang haram dan keji
13. PENANGGULANGAN SEKS PRANIKAH
• Menjalin hubungan yang harmonis dengan Orang tua atau pengasuhan
• Pengetahuan tentang seks yang Benar
• Memilih lingkungan yang positif
• Melakukan aktivitas positif
• Penanaman nilai-nilai kebaikan
• Pendidikan seks sejak dini