1. Oleh : Ni‘mah zizah,S.Ag
* Pokja I
Tim Penggerak PKK
Kabupaten Tapin
* Kabid KHPK
URGENSI
MEMBENTUK KARAKTER
KELUARGA
YANG SAKINAH, MAWADDAH
DAN WARAHMAH
27/12/2017 N.Az/SAMAWA/2017 1
2. 27/12/2017 N.Az/SAMAWA/2017 2
Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam
masyarakat merupakan lingkungan
budaya pertama dan utama dalam rangka
menanamkan norma dan mengembangkan
berbagai kebiasaan dan perilaku yang
dianggap penting bagi kehidupan pribadi,
keluarga dan masyarakat.
4. Kekerasan dalam rumah tangga (disingkat
KDRT) adalah kekerasan yang dilakukan di
dalam rumah tangga baik oleh suami maupun
oleh istri. Menurut Pasal 1 UU Nomor 23 tahun
2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam
Rumah Tangga (UU PKDRT), KDRT adalah setiap
perbuatan terhadap seseorang terutama
perempuan, yang berakibat timbulnya
kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah
tangga termasuk ancaman untuk melakukan
perbuatan, pemaksaan, atau perampasan
kemerdekaan secara melawan hukum dalam
lingkup rumah tangga.
27/12/2017 N.Az/SAMAWA/2017 4
6. 1. Masalah Ekonomi, tingkat stress yang tinggi terutama
tuntutan kehidupan dikota besar
2. Adanya budaya ataupun stigma kaum pria adalah
superior yang mendominasi kehidupan dalam rumah
tangga sehingga harus dituruti semua keinginannya
3. Masalah komunikasi yang tidak baik antara anggota
keluarga
4. Kurang menghargai dan memahami hak-hak anak,
wanita dan kesetaraan gender
5. Lemahnya penegakkan hukum
6. Kurangnya iman dan ketaqwaan
27/12/2017 N.Az/SAMAWA/2017 6
7. Takut pembalasan pelaku
Kewajiban melindungi nama baik keluarga
Menyalahkan diri sendiri
Malu, cemas, dan takut akan stigmasasi,
reaksi keluarga/masyarakat
Buta hukum
Jarak kantor polisi yang jauh dari rumah
Korban pesimis akan tindak lanjut penegak
hukum
27/12/2017 N.Az/SAMAWA/2017
8. Seringkali menutup-nutupi
Menyalahkan korban
Tidak peduli
Menyuruh korban diam
Mengancam korban untuk tidak melapor
Malu pada tetangga
27/12/2017 N.Az/SAMAWA/2017
9. Seakan tidak tahu/tidak peduli
Menyalahkan korban
Menyelesaikan secara damai
Merupakan permasalahan pribadi, bukan masalah
publik
27/12/2017 N.Az/SAMAWA/2017 9
10. Menganggap masalah bukan masalah
Ada masalah bukan tanggung jawab saya
Ada masalah takut ada perubahan
Ada masalah ragu bisa diatasi
Ada masalah menggali informasi lebih banyak
Ada masalah atasi masalah
Ada masalah UBAH PERILAKU
dan LIBATKAN ORANG LAIN
27/12/2017 N.Az/SAMAWA/2017 10
11. 1. Mengamalkan ajaran agama (menjadi imam yang baik)
2. Komunikasi timbal balik yang baik
3. Orang tua mendidik anak sejak kecil dengan kebaikan & kelembutan
(Jenis-jenis Pola Asuh Anak)
4. Kalau ada masalah harus diselesaikan dengan dialog
5. Jika terjadi pertengkaran yang serius, salah satu atau keduanya
harus meminta kepada orang yang dituakan untuk memediasi
• Dalam pencegahan KDRT secara dini, ibu sebagai isteri dan ibu dari
anak-anak, secara dini bisa berperan dalam mencegah KDRT
melalui pencerahan dan penyadaran kepada putera-puterinya
• Selain itu, organisasi massa seperti PKK, DWP, dan GOW dapat
berperan dalam sosialisasi pentingnya dibangun rumah tangga yang
baik “Sakinah, Mawaddah Warahmah”
27/12/2017 N.Az/SAMAWA/2017 11
12. Apa sajakah bentuk-bentuk dari pola asuh anak dalam keluarga secara
umum?
1. Pola asuh Menang
(otoriter)
2. Pola asuh Mengalah (permisif)
3. Pola asuh Menang dan Kalah
4. Pola asuh tidak menang-
tidak kalah (demokratis)
27/12/2017
N.Az/SAMAWA/2017
12
13. Pola Asuh yang efektif: Dengan Penuh Cinta dan Kasih Sayang
Cinta adalah kekuatan manusia yang paling tinggi, Dalam konteks filosofi cinta merupakan
sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Sayang
memperkuat rasa kasih seseorang yang diwujudkan dalam tindakan yang nyata, dan
semuanya bersumber dari rasa cinta.
* Anak yang diberikan kasih sayang, baik secara verbal (diberikan kata-kata cinta dan
kasih sayang, kata-kata yang membesarkan hati, dorongan, dan pujian), maupun secara
fisik (diberi ciuman, elusan di kepala, pelukan, dan kontak mata yang mesra). membuat
anak merasa disayang, dilindungi, dianggap berharga, dan diberi dukungan oleh orang
tuanya. Hal ini akan membentuk kepribadian yang pro-sosial, percaya diri, dan mandiri
namun sangat peduli dengan lingkungannya.
* Sementara, anak yang mendapat perilaku agresif orang tua, baik secara verbal (kata-
kata kasar, sindiran negatif, bentakan, dan kata-kata lainnya yang dapat mengecilkan
hati), ataupun secara fisik (memukul, mencubit, atau menampar). akan menjadi pribadi
yang tidak mandiri, atau kelihatan mandiri tetapi tidak mempedulikan orang lain. Selain
itu anak ini akan cepat tersinggung, dan berpandangan negatif terhadap orang lain dan
terhadap kehidupannya, bersikap sangat agresif kepada orang lain, atau merasa minder
dan tidak merasa dirinya berharga.27/12/2017
N.Az/SAMAWA/2017
13
14. Pola Asuh yang efektif:
Dengan Penuh Cinta dan Kasih Sayang
Keluarga harus menjadi tempat untuk menciptakan
suasana cinta dan kasih sayang dalam kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara
27/12/2017
N.Az/SAMAWA/2017
14
15. 1. Pola asuh harus dinamis (sejalan dengan meningkatnya
pertumbuhan dan perkembangan anak);
a. Sejak lahir sampai 1 tahun adalah untuk mengembangkan rasa percaya pada
lingkungannya.
b. Usia 1 – 3 tahun adalah untuk pembentukan kepercayaan diri.
c. Usia 3 – 6 tahun adalah untuk dapat meningkatkan kemampuan berbahasa
dan untuk melakukan kegiatan yang bertujuan, anak mulai memperhatikan dan
beinteraksi dengan dunia sekitarnya, kerjasama ayah-ibu amat penting artinya.
Sentuhan-sentuhan fisik seperti merangkul, mencium pipi, mendekap dengan
penuh kasih sayang, akan membuat anak bahagia sehingga dapat membuat
pribadinya berkembang dengan matang.
d. Usia 6 – 12 tahun
Pada usia ini teman sangat penting dan ketrampilan sosial mereka semakin
berkembang, menyukai kegiatan kelompok dan petualangan, mulai tertarik
dengan masalah seks dan bayi. Orang tua perlu untuk memberikan bimbingan
yang bijak serta informasi secara benar.
e. Usia 12 – 18 tahun
Pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dalam aspek
fisik, emosi, kognitif dan sosial. Orang tua hendaknya menjadi teladan yang
menghargai,peduli dan menerima remaja dengan segala keunikannya, perasaan
dan pikirannya; menciptakan suasana kekeluargaan; mendorong remaja
berperilaku positif; serta menjadi orang yang dipercaya
27/12/2017
N.Az/SAMAWA/2017
15
16. YANG DILAKUKAN DALAM POLA ASUH ANAK DAN REMAJA
DENGAN PENUH CINTA DAN KASIH SAYANG DALAM KELUARGA
1. Pola asuh harus dinamis
27/12/2017
N.Az/SAMAWA/2017
16
17. 2. Pola asuh harus Sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak
Perlu dilakukan karena kebutuhan dan kemampuan anak yang
berbeda. Orang tua harus memperhatian bakat, minat dan
kemampuan anak. Saat usia satu tahun, potensi anak sudah mulai
dapat terlihat seumpama jika mendengar alunan musik, dia lebih
tertarik ketimbang anak seusianya, kalau orang tua sudah memiliki
gambaran potensi anak, maka ia perlu diarahkan dan difasilitasi.
Selain pemenuhan kebutuhan fisik, orang tua pun mesti memenuhi
kebutuhan psikis anak. Sentuhan-sentuhan fisik seperti merangkul,
mencium pipi, mendekap dengan penuh kasih sayang, akan membuat
anak bahagia sehingga dapat membuat pribadinya berkembang dengan
matang. “Kebanyakan anak yang tumbuh menjadi pribadi yang dewasa
dan matang, ternyata sewaktu kecil, ia mendapatkan kasih sayang dan
cinta yang utuh dari orang tuanya”.
27/12/2017
N.Az/SAMAWA/2017
17
18. 2. Sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak
27/12/2017
N.Az/SAMAWA/2017
18
19. 3. Ayah-ibu mesti kompak
Orang tua harus kompak dalam mendidik anak. Sebaiknya keduanya
“berkompromi” dalam menetapkan nilai-nilai yang boleh dan tidak. Di
hadapan anak, jangan sampai berbeda pendapat untuk hal-hal yang
berhubungan langsung dengan persoalan mendidik anak, karena hanya
akan membuat anak bingung.
Misal, seorang Ibu melarang anaknya menonton TV dan memintanya
untuk mengerjakan PR, namun pada saat yang bersamaan, si ayah
membela si anak dengan dalih tidak mengapa nonton TV terus agar
anak tidak stress. Jika hal ini terjadi, anak akan menilai ibunya jahat
dan ayahnya baik, akibatnya setiap kali ibunya memberi perintah, ia
akan mulai melawan dengan berlindung di balik pembelaan ayahnya.
Demikian juga pada kasus sebaliknya. Pada saat salah satu dari kita
sedang mendidik anak, maka pasangan kita harus mendukungnya.
Contoh, ketika si Ibu mendidik anaknya untuk berlaku baik terhadap si
Kakak, dan si Ibu mengatakan ,”Kakak juga sih yang mulai duluan buat
gara2…”. Idealnya, si Ayah mendukung pernyataan, “Betul kata Mama,
Dik. Kakak juga perlu kamu sayang dan hormati….”
27/12/2017
N.Az/SAMAWA/2017
19
21. 4. Pola asuh mesti disertai perilaku positif dari orang tua
Penerapan pola asuh juga membutuhkan sikap-sikap positif dari
orang tua sehingga bisa dijadikan contoh/panutan bagi
anaknya, dengan disertai penjelasan yang mudah dipahami,
seperti rajin beribadah, sopan santun terhadap orang lain,
mencintai lingkungan, hidup sederhana, dan lain-lain.
Kelak diharapkan anak bisa menjadi manusia yang memiliki
aturan dan norma yang baik, berbakti dan menjadi panutan bagi
temannya dan orang lain.
27/12/2017
N.Az/SAMAWA/2017
21
22. 4. Pola asuh mesti disertai perilaku positif dari orang tua
27/12/2017
N.Az/SAMAWA/2017
22
23. 5. Komunikasi Efektif
Komunikasi Efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan
perubahan sikap dengan saling bertukar informasi, ide, kepercayaan,
perasaan dan sikap antara dua orang atau lebih yang hasilnya sesuai
dengan harapan.
Syarat untuk berkomunikasi efektif dengan anak dan remaja cukup
sederhana, yaitu luangkan waktu untuk berbincang-bincang dengan
anak. Jadilah pendengar yang baik dan jangan meremehkan pendapat
anak. Bukalah selalu lahan diskusi tentang berbagai hal yang ingin
diketahui anak. Jangan menganggap usianya yang masih belia
membuatnya jadi tak tahu apa-apa. Dalam setiap diskusi, orang tua
dapat memberikan saran, masukan, atau meluruskan pendapat anak
yang keliru sehingga anak lebih terarah dan dapat mengembangkan
potensinya dengan maksimal.
27/12/2017
N.Az/SAMAWA/2017
23
25. 6. Disiplin
Kedisiplinan merupakan hal yang penting yang harus ditanamkan pada
anak sejak dini. Melalui pola asuh yang baik, anak akan diarahkan
orang tua bagaimana membiasakan diri melakukan hal-hal secara
teratur dan terjadwal. Dalam penerapan kedisiplinan tersebut, juga
terkandung nilai tanggungjawab yang tumbuh pada diri anak
Misalnya, merapikan peralatan bermain setelah selesai,
membereskan kamar sebelum berangkat sekolah atau menyimpan
sesuatu pada tempatnya dengan baik. Lantaran itu, anak pun perlu
diajarkan membuat jadwal harian sehingga bisa lebih teratur dan
efektif mengelola kegiatannya.
27/12/2017
N.Az/SAMAWA/2017
25
27. 7. Orang tua Konsisten
Orang tua juga bisa menerapkan konsistensi sikap, misalnya anak
tidak boleh pulang malam. Yang penting setiap aturan mesti
disertai penjelasan yang bisa dipahami anak. Dari situ ia belajar
untuk konsisten terhadap sesuatu, lama-lama, anak akan mengerti
atau terbiasa mana yang boleh dan tidak. Sebaliknya orang
tua juga harus konsisten, jangan sampai lain kata dengan
perbuatan. Misalnya, ayah atau ibu malah selalu pulang larut malam
27/12/2017
N.Az/SAMAWA/2017
27
28. 7. Orang tua Konsisten
27/12/2017
N.Az/SAMAWA/2017
28
29. Pepatah “untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak”. Menghadapi
masalah KDRT “sebelum ajal berpantang mati”.
Jika KDRT terjadi, maka hadapi & tangani :
1. Isteri dan suami lakukan dialog untuk mencari solusi pemecahan
masalah, kalo anak sudah mulai besar ajak mereka supaya
berperan dalam memperbaiki keadaan
2. Selesaikan masalah KDRT dengan kepala dingin. Cari waktu yang
tepat untuk menyampaikan bahwa KDRT bertentangan dengan
hukum negara, agama, budaya dan adat istiadat masyarakat
3. Laporkan kepada keluarga yang dianggap berpengaruh yang bisa
memberi jalan keluar terhadap penyelesaian masalah KDRT
supaya tidak terus berulang
4. Kalau sudah parah KDRT seperti melukai fisik, maka dilakukan
visum
5. Laporkan kepada yang berwenang telah terjadi KDRT, salah
satunya yang ada di Desa adalah PIK Keluarga dan P2TP2A di
Kabupaten
27/12/2017 N.Az/SAMAWA/2017 29
30. KESIMPULAN
* Rumahku
Istanaku*
Betapapun
keadaannya
sebuah rumah,
maka rumah
harus menjadi
tempat yang
memberi
kehangatan,
ketenangan,
kedamaian,
perlindungan,
dan kebahagiaan
kepada seluruh
anggota keluarga
1. Harus dilakukan Pencegahan KDRT secara dini
2. Pendidikan & pengamalan ajaran agama dalam
Rumah Tangga adalah kunci sukses
3. Mengembangkan rasa cinta & kasih sayang dalam
keluarga. Cinta dan kasih sayang sebagai suatu
kebutuhan bagi anak. Kasih sayang mampu
mengubah prilaku seseorang, mengarahkan hati,
mengontrol serta mencegahnya dari perbuatan-
perbuatan tercela dan hina.
4. Organisasi masyarakat dapat terus menerus
memberikan pencerahan & penyadaran kepada
kaum perempuan
5. Peranan para pemuka agama,pendidik,sosiolog &
cendekiawan berada di garda terdepan untuk
menyuarakan pentingnya Rumah Tangga yang
dibangun secara baik & jauh dari KDRT
6. Peran dan partisipasi media sangat penting dan
menentukan dalam upaya PKDRT
27/12/2017 N.Az/SAMAWA/2017 30