2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
ALAT PRAKTIK FISIOLOGI
1. DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
(SCIENCE EDUCATION DEVELOPMENT CENTRE)
JL. DIPONEGORO NO.12, TELP. (022) 4231191, FAX. (022) 4207922
BANDUNG 40115
2007
2. DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR Iii
DAFTAR TABEL iv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Kompetensi Dasar 1
1.2 Indikator 2
BAB II PENGENALAN DAN PENGGUNAAN ALAT PRAKTIK
FISIOLOGI
3
2.1. Alat Praktik Fotosintesis Ingenhousz 3
2.2. Alat Praktik Fotosintesis Sachs 6
2.3. Alat Praktik Respirasi Serangga 7
2.4. Alat Praktik Penguapan malalui Daun 12
2.5. Alat Praktik Difusi Air 16
2.6. Alat Praktik Difusi Gas 19
2.7. Alat Praktik Osmosis 22
2.8. Alat Praktik Osmosis Padanan 25
2.9. Tensimeter 29
2.10 Perangkat Uji Makanan 30
BAB III PENGENALAN DAN PENGGUNAAN ALAT PRAKTIK
ANATOMI.
34
3.1. Mikrotom Tangan. 34
3.2. Mikroskop 37
3.3. Perangkat Alat Bedah 43
Bab IV PEMBAGIAN TUGAS 46
Bab V EVALUASI 47
DAFTAR PUSTAKA 48
ii
3. DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Desain Alat Praktik Fotosintesis Ingenhousz 3
Gambar 2.2 Desain Alat Praktik Fotosintesis Sachs 6
Gambar 2.3 Desain Alat Praktik Respirasi Serangga 9
Gambar 2.4 Desain Alat Praktik Penguapan malalui Daun 12
Gambar 2.5 Desain Alat Praktik Difusi Air 16
Gambar 2.6 Desain Alat Praktik Difusi Gas 19
Gambar 2.7 Desain Alat Praktik Osmosis 22
Gambar 2.8 Desain Alat Praktik Osmosis Padanan 25
Gambar 2.9 Desain Tensimeter 29
Gambar 3.1 Desain alat mikrotom tangan 34
Gambar 3.2 Mikroskop 37
Gambar 3.3 Pengukuran dengan mikroskop 41
Gambar 3.4 Perangkat alat bedah 43
iii
4. DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Komponen dan spesifikasi (Fotosintesis Ingenhousz) 3
2.2 Komponen dan spesifikasi (Fotosintesis Sachs) 7
2.3 Komponen dan spesifikasi (Respirometer) 9
2.4 Komponen dan spesifikasi Alat Praktik Penguapan
malalui Daun
13
2.5 Komponen dan spesifikasi Alat Praktik Difusi Air 16
2.6 Komponen dan spesifikasi Alat Praktik Difusi Gas 19
2.7 Komponen dan spesifikasi Alat Praktik Osmosis 23
2.8 Komponen dan spesifikasi Alat Praktik Osmosis
Padanan
25
2.9 Komponen dan spesifikasi Tensimeter 30
2.10 Komponen dan spesifikasi Perangkat uji makanan 30
3.1 Komponen dan spesifikasi alat mikrotom tangan 35
3.2 Komponen dan spesifikasi Mikroskop 38
3.3 Komponen dan spesifikasi Pengukuran dengan
mikroskop
41
3.4 Komponen dan spesifikasi Perangkat alat bedah 43
iv
5. BAB I
PENDAHULUAN
Penyelenggaraan Diklat laboran IPA di lingkungan Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Dirjen PMPTK) sampai
saat ini belum mencapai sasaran yang optimal. Hal ini sudah berlangsung sejak
masih ada Dirjen Dikdasmen dalam struktur organisasi Depdiknas. Akibatnya
masih banyak tenaga laboran IPA yang kurang memiliki kompetensi yang
diperlukan. Untuk mengatasi masalah itu, Direktorat Tenaga Kependidikan yang
sekarang menjadi Dirjen PMPTK, melalui Pusat Pengembangan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) IPA telah memprogramkan diklat
berkelanjutan untuk tenaga laboran IPA. Dengan demikian, diharapkan semua
tenaga laboran dapat memiliki kompetensi yang sesuai dengan tugasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan diklat tersebut, disusun modul diklat yang
dipergunakan sebagai panduan kegiatan dan juga dapat berfungsi sebagai buku
sumber (resource book). Yang dimaksud dengan buku sumber di sini adalah buku
yang dapat dipergunakan peserta diklat untuk memperoleh informasi materi yang
ditelaah dalam kegiatan diklat dan mungkin pada kegiatan pasca diklat.
Modul yang berjudul Pengenalan dan Penggunaan Alat di Laboratorium
Biologi II ini disusun untuk memenuhi kebutuhan bahan diklat bagi peserta pada
diklat tenaga laboran IPA (Biologi). Alokasi waktu yang disediakan untuk
penelaahan materi ini adalah 13 jam penataran yang masing-masing jam
berlangsung 45 menit.
1.1 Kompetensi Dasar
Kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh peserta diklat setelah
mempelajari modul ini adalah para tenaga laboran peserta diklat mampu
mengenal dan menggunakan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum Biologi.
1
6. 1.2. Indikator
Kompetensi tersebut dapat ditunjukkan dengan indikator-indikator
sebagai berikut.
1. Menyebutkan bahan pembentuk alat dan sifatnya.
2. Memilih alat sesuai nama dan bahan pembentuk alat.
3. Memilih alat sesuai dengan yang diperlukan pada LKS.
4. Mempraktikkan sesuai cara menggunakan alat.
Materi yang dibahas dalam modul ini meliputi:
1. pengenalan dan penggunaan alat-alat pembelajaran Fisiologi;
2. pengenalan dan penggunaan alat-alat pembelajaran Anatomi.
Pelatihan dalam pengenalan alat-alat pembelajaran dilakukan dengan
kegiatan pengamatan. Para peserta diklat diminta untuk mengamati
spesifikasi alat. Spesifikasi yang dimasud meliputi: bahan pembentuk alat,
ukurannya, bentuk, dan tanda-tanda spesifik yang lainnya.
Pelatihan dalam penggunaan alat dilakukan dengan kegiatan praktik
penggunaan alat sesuai dengan langkah-langkah yang disediakan dalam
modul. Langkah-langkah ini telah disesuaikan dengan LKS (Lembar
Kegiatan Siswa).
Di bagian akhir modul, disediakan evaluasi terhadap penguasaan materi
sajian.
2
7. BAB II
PENGENALAN DAN PENGGUNAAN ALAT - ALAT PRAKTIK
FISIOLOGI
2.1 Alat Praktik Fotosintesis (Percobaan Ingenhousz)
1. Desain Alat
Keterangan:
1. Gelas kimia
2. Corong
3. Tabumg reaksi
4. Kawat pengait
5. Hydrilla verticillata
2
3
4
5
1
Gambar 2.1 Desain alat (Percobaan Ingenhousz)
3
8. 2. Komponen Alat dan Spesifikasinya
Tabel 2.1 Komponen alat dan spesifikasi (Percobaan Ingenhousz)
No Nama
Komponen
Jumlah Spesifikasi
1.
2.
3.
4.
5.
Gelas kimia
Corong
Tabung reaksi
Kawat pengait
Penjepit tabung
reaksi
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
1 buah
Ukuran 1000 mL, terbuat dari
kaca pireks.
Ukuran disesuaikan dengan
diameter gelas kimia, terbuat
dari kaca pireks.
Ukuran diameter disesuaikan
dengan besarnya tabung corong,
terbuat dari kaca.
Panjang kawat disesuaikan
dengan tinggi gelas kimia,
terbuat dari kawat.
Terbuat dari kayu.
3. Cara Merakit Komponen
Komponen-komponen alat dirakit sesuai dengan gambar.
4. Fungsi Alat dalam KBM
Alat praktik fotosintesis Ingenhousz dapat digunakan untuk
menunjukkan proses fotosintesis yang menghasilkan gas oksigen. Untuk
menguji bahwa gelembung-gelembung yang dihasilkan itu adalah gas
oksigen, maka gas yang mengisi ruangan di dalam ujung tabung reaksi itu
4
9. dihembuskan ke bara api. Jika bara api itu menjadi lebih terang, maka gas
itu adalah oksigen.
5. Cara Menggunakan Alat
a. Isilah gelas kimia dengan air secukupnya, kemudian masukkan
beberapa batang tumbuhan air (tumbuhan di akuarium) seperti Hydrila
sp atau Elodea sp. Memotong tumbuhan dilakukan di dalam air.
b. Tutuplah tumbuhan air itu dengan corong sedemikian rupa sehingga
semua batang tumbuhan itu berada di bawah mulut corong.
c. Isilah tabung reaksi dengan air sampai penuh, kemudian tutuplah
mulut tabung reaksi dengan ibu jari.
d. Balikkan tabung reaksi itu hati-hati jangan sampai ada air yang
tertumpah, lalu segera masukkan mulut tabung reaksi itu ke dalam air
pada gelas kimia, setelah itu lepaskan ibu jari yang menutupinya.
e. Di dalam air pada gelas kimia itu masukkanlah tabung corong pada
mulut tabung reaksi, hati-hati jangan sampai muncul ke permukaan air
sehingga air dalam tabung reaksi itu ke luar.
f. Kaitkanlah kawat-kawat pengait pada tepi mulut corong, sehingga
mulut corong itu agak terangkat tidak menekan tumbuhan air.
g. Jepitlah tabung reaksi dengan penjepit tabung sehingga kedudukan
tabung reaksi itu menjadi tegak.
h. Letakkanlah alat itu di tempat yang terkena sinar selama kurang lebih
10 menit, kemudian pindahkan ke tempat yang teduh dalam waktu
yang sama. Hitunglah jumlah gelembung yang terbentuk.
Bandingkanlah banyaknya gelembung yang terjadi pada ke dua tempat
itu! Tuliskan kesimpulan yang dapat diturunkan dari percobaan ini!
6. Tugas Kelompok
Setiap anggota kelompok diminta untuk mengenali komponen-
komponen alat, merakit komponen itu, dan berlatih menggunakan alat.
5
10. Pertanyaan
1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi banyaknya gelembung
udara yang dihasilkan?
2. Apakah yang mempengaruhi kecepatan terjadinya gelembung udara?
3. Dapatkah Anda melakukan percobaan ini, jika tidak ada corong dan
kawat pengait?
2.2 Alat Praktik Fotosintesis Sachs
1. Desain Alat
Keterangan
1. Gelas kimia
2. Tabumg reaksi
3. Penjepit tabung reaksi
4. Kawat kasa
5. Kaki tiga
6. Lampu spiritus
7. Gelas arloji
8. Pipet
9. Larutan Lugol
Gambar 2.2 Desain alat (Fotosintesis Sach)
6
11. 2. Komponen Alat dan Spesifikasinya
Tabel 2.2 Komponen alat dan spesifikasi (Fotosintesis Sach)
No Nama
Komponen
Jumlah Spesifikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Gelas kimia
Tabung reaksi
Penjepit tabung
reaksi
Kawat kasa
Kaki tiga
Pipet
Kaca arloji
Larutan lugol
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 botol
Ukuran 250 mL, terbuat dari
kaca pireks.
Ukuran diameter.± 1,5 cm,
terbuat dari kaca.
Terbuat dari kayu.
Berbentuk segi empat
(bujursangkar), ukuran
disesuaikan dengan diameter
lingkaran kaki tiga
Terbuat dari logam (besi).
Panjang ±.10 - 20 cm,
terbuat dari kaca dan karet.
Ukuran diameter ±.10 cm,
terbuat dari kaca.
Terbuat dari KI
(Kaliumiodida)
3. Cara Merakit Komponen
Komponen-komponen alat dirakit sesuai dengan gambar.
7
12. 4. Fungsi Alat dalam KBM
Alat praktik fotosintesis Sachs dapat digunakan untuk
menunjukkan proses fotosintesis yang menghasilkan zat tepung. Untuk itu
digunakan daun tumbuhan hijau yang telah terkena sinar beberapa saat.
Umumnya digunakan daun yang cukup lebar dan tipis, misalnya daun
singkong, sinyo nakal atau teh-tehan, kembang sore atau bunga pukul
delapan. Untuk menunjukkan pengaruh adanya sinar pada proses
fotosintesis, biasanya sebagian daun ditutup oleh kertas timah sebelum
penyinaran. Bagian ini akan dapat dibedakan dengan bagian daun yang
tidak ditutup kertas itu.
5. Cara Menggunakan Alat
a. Gelas kimia diisi air secukupnya kemudian dipanaskan dengan
menggunakan lampu spiritus sampai air mendidih. Pergunakan kaki
tiga dan kawat kasa sebagai tungku pemanas.
b. Daun yang sudah dipetik dicelupkan ke dalam air panas kemudian
digulung dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ke dalam
tabung reaksi itu diisikan alkohol sampai permukaan alkohol menutupi
daun.
c. Tabung reaksi itu kemudian dimasukkan ke dalam air mendidih pada
gelas kimia sampai alkohol turut mendidih dan melarutkan semua
hijau daun. Jika hijau daun itu telah larut, daun akan kelihatan pucat.
d. Tabung reaksi itu kemudian diangkat dengan menggunakan penjepit
tabung dan daun yang pucat dikeluarkan dari tabung lalu dicuci dan
direntangkan pada kaca arloji.
e. Dengan menggunaakan pipet sedotlah larutan Lugol pada botol
kemudian teteskanlah pada seluruh permukaan daun yang direntangkan
itu.
f. Tunggulah beberapa saat sampai larutan Lugol meresap ke sel-sel
daun. Amati apa yang terjadi. Bandingkanlah warna yang terjadi pada
permukaan daun yang tidak ditutupi kertas timah dengan yang ditutupi
8
13. kertas itu. Bandingkan pula warna itu dengan warna yang terjadi bila
larutan Lugol ditetesi pada roti atau tepung! Tuliskan kesimpulan yang
dapat ditarik dari percobaan ini!
6. Tugas Kelompok
Setiap anggota kelompok diminta untuk mengenali komponen-komponen
alat, merakit komponen itu, dan berlatih menggunakan alat.
Pertanyaan
1. Jika tidak ada larutan Lugol, larutan apa yang dapat menggantikannya?
2. Bila Anda menggunakan daun tumbuhan yang berwarna selain hijau
(merah, kuning), dalam percobaan ini, dapatkah Anda menunjukkan
adanya zat tepung?
2.3 Alat Praktik Respirasi Serangga (Respirometer)
1. Desain Alat
Keterangan
1. Tabung/ botol kaca
2. Pipa kapiler
3. Tutup tabung/botol yang melekat
pada ujung pipa kapiler
4. Meja alat
5. Pipet
8. Larutan eosin
9. Kristal KOH atau NaOH
4
1
2
3
Gambar 2.3 Desain alat ( Respirometer)
2. Komponen Alat dan Spesifikasinya
Alat ini lebih dikenal dengan nama respirometer. Komponen alat dan
spesifikasinya adalah sebagai berikut ini.
9
14. Tabel 2.3 Komponen alat dan spesifikasinya (Respirometer)
No Nama
Komponen
Jumlah Spesifikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tabung/botol
kaca
Pipa kapiler
Tutup
tabung/botol
Meja alat
Pipet
Kristal KOH
atau NaOH
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 botol
Diameter mulut tabung ±.2 cm
, terbuat dari kaca.
Panjang ± 30 cm, berskala,
terbuat dari kaca.
Ukuran disesuaikan dengan
diameter mulut tabung/botol,
terbuat dari kaca, melekat pada
salah satu ujung pipa kapiler.
Berbentuk kotak, ukuran
disesuaikan dengan besar alat,
terbuat dari logam (besi).
Panjang ± 10 - 20 cm, terbuat
dari kaca dan karet.
Berbentuk kristal, berwarna
putih pucat (boyak).
3. Cara Merakit Komponen
Komponen-komponen alat dirakit sesuai dengan gambar.
4. Fungsi Alat dalam KBM
Alat praktik respirasi serangga digunakan untuk menunjukkan
bahwa respirasi serangga khususnya, organisme pada umumnya
10
15. memerlukan oksigen. Untuk menghitung banyaknya oksigen yang
diperlukan oleh setiap gram tubuh serangga dalam setiap detik respirasi,
biasanya serangga itu ditimbang beratnya, dan dihitung volume oksigen
yang digunakan setiap menitnya
5. Cara Menggunakan Alat
a. Masukkan beberapa butir kristal KOH atau NaOH ke dalam
tabung/botol.
b. Tutuplah kristal itu dengan selapis kapas yang tipis.
c. Masukkan serangga yang telah disiapkan ke dalam tabung/botol (Di
samping serangga dapat pula digunakan kecambah, bunga yang
mekar, atau daun rumput).
d. Tutuplah tabung/botol itu dengan penutup yang menempel pada
tabung kapiler. Agar tidak ada udara luar yang masuk ke dalam botol
maka celah-celah yang mungkin terjadi pada mulut botol itu harus
ditutup vaselin atau ditetesi air.
e. Dengan menggunaakan pipet sedotlah larutan eosin kemudian
teteskan sedikit ke mulut pipa kapiler sehingga cairan ini masuk di
ujung pipa itu.
f. Tunggulah beberapa saat sampai tetesan eosin itu bergerak ke angka
nol. Catatlah sampai menunjukkan skala berapa eosin itu setelah 15
menit kemudian. Hitunglah berapa volume oksigen yang diperlukan
untuk respirasi dalam setiap menitnya! Tuliskan apa yang dapat
disimpulkan dari percobaan ini!
6. Tugas Kelompok
Setiap anggota kelompok diminta untuk mengenali komponen-
komponen alat, merakit komponen itu, dan berlatih menggunakan alat.
Pertanyaan
1. Dapatkah Anda menggunakan KOH atau NaOH dalam bentuk
larutan untuk percobaan ini?
11
16. 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi laju bergeraknya eosin di
dalam pipa kapiler?
3. Dapatkah Anda memasukkan eosin ke dalam mulut pipa kapiler, jika
tabung karet dalam pipet segera dilepaskan dari pijitan Anda?
4. Jika eosin dalam pipa kapiler, sesudah beberapa saat tidak bergerak,
kesalahan apa yang patut Anda curigai?
2. 4 Alat Praktik Penguapan melalui Daun
1. Desain Alat
Keterangan
1. Meja penyangga
2. Pipa kapiler
3. Penampung air
(reservoir)
4. Pipa karet
5. Tabung Y
6.Tutup tabung Y
7. Larutan eosin
5
2
3
4
6
1
Gambar 2.4 Desain alat praktik penguapan melalui daun
12
17. 2. Komponen alat dan spesifikasinya
Alat ini lebih dikenal dengan nama potometer atau transpirometer.
Komponen alat dan spesifikasinya adalah sebagai berikut ini.
Tabel 2.4 Komponen alat dan spesifikasi (alat praktik penguapan melalui
daun)
No Nama
Komponen
Jumlah Spesifikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Meja penyangga
Pipa kapiler
Penampung air
(reservoir)
Pipa karet
Tabung Y
Tutup tabung Y
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Panjang ± 40 cm, tinggi. ± 15 cm,
berbentuk kotak, terbuat dari
lempeng logam (besi).
Panjang ± 30 cm, terbuat dari
kaca, berskala.
Berbentuk tabung Ø ± 2 cm,
bagian dari tabung Y terbuat dari
kaca.
Panjang ± 10 cm, menghubungkan
pipa kapiler dengan tabung Y.
Tabung berbentuk huruf Y, kaki
yang satu untuk reservoir, kaki
yang lain untuk tempat
memasukkan batang tumbuhan
dan satu lagi dihubungkan oleh
pipa karet ke pipa kapiler.
13
18. No Nama
Komponen
Jumlah Spesifikasi
7. Larutan eosin 1 botol
Berdiameter sama dengan Ø mulut
reservoir (± 2 cm), terbuat dari
karet.
Larutan berwarna merah, terbuat
dari kristal eosin
3. Cara Merakit Komponen
Komponen-komponen alat dirakit sesuai dengan gambar.
4. Fungsi alat dalam KBM
Alat praktik penguapan melalui daun digunakan untuk
menunjukkan bahwa daya penguapan air melalui daun dapat menarik air
dari dalam tanah. Untuk menghitung banyaknya air yang diuapkan melalui
daun dalam setiap detik penguapan setiap satuan luas daun, biasanya daun
itu ditimbang beratnya kemudian dibandingkan dengan berat daun dalam
satuan luas tetentu, kemudian dihitung banyaknya air yang diuapkan
melalui daun/satuan luas tertentu/detik.
5. Cara Menggunakan Alat
a. Masukkan potongan batang tumbuhan ke dalam pipa karet di salah
satu ujung tabung Y. Pilih besar batang tumbuhan sesuai dengan
diameter pipa karet. Pemotongan dan pemasukan batang tumbuhan ke
dalam pipa karet dilakukan di dalam air.
b. Tuangkan air ke dalaam reservoir atau tempat penampungan air
sampai penuh, kemudian tutup dengan penutup karet.
c. Tutup tempat yang sekiranya bercelah dengan vaselin atau air
14
19. d. Dengan menggunakan pipet sedotlah larutan eosin kemudian teteskan
sedikit ke mulut pipa kapiler sehingga cairan ini masuk di ujung pipa
itu.
e. Tunggulah beberapa saat sampai tetesan eosin itu bergerak ke angka
nol. Catatlah sampai menunjukkan skala berapa eosin itu setelah 15
menit kemudian. Hitunglah berapa volume air yang diuapkan dalam
setiap satuan luas daun per menitnya! Tuliskan apa yang dapat
disimpulkan dari percobaan ini!
6. Tugas Kelompok
Setiap anggota kelompok diminta untuk mengenali komponen-
komponen alat, merakit komponen itu, dan berlatih menggunakan alat.
Pertanyaan
1. Mengapa pemotongan batang tumbuhan harus dilakukan di dalam
air?
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi laju bergeraknya eosin di
dalam pipa kapiler?
3. Jika eosin dalam pipa kapiler, sesudah beberapa saat tidak bergerak,
kesalahan apa yang patut Anda curigai?
15
20. 2.5 Alat Praktik Difusi Air
1. Desain Alat
Keterangan
1. Meja penyangga
2. Tabung difusi
3. Tutup tabung
4. Lubang penetesan zat cair
4 4
12
33
Gambar 2.5 Desain alat praktik difusi air
2. Komponen Alat dan Spesifikasinya
Alat ini lebih dikenal dengan nama tabung difusi zat cair. Komponen alat
dan spesifikasinya adalah sebagai berikut ini.
Tabel 2.5 Komponen alat dan spesifikasi (Alat praktik difusi air)
No Nama
Komponen
Jumlah Spesifikasi
1.
2.
3.
Meja penyangga
Tabung difusi
Tutup tabung
1 buah
1 buah
2 buah
Panjang ± 60 cm, berbentuk kotak,
terbuat dari lempeng logam (besi).
Berdiameter ± 1 cm, panjang ±
60 cm, terbuat dari kaca, kadang-
kadang berskala.
Berdiameter sesuai dengan
16
21. No Nama
Komponen
Jumlah Spesifikasi
4.
5.
6.
difusi
Lubang tabung
difusi
Larutan eosin
Pipet
2 buah
1 botol
1 buah
diameter tabung, terbuat dari karet
Berdiameter ± 0,5 cm, terletak
dekat ujung-ujung tabung.
Larutan berwarna merah, terbuat
dari kristal eosin.
Panjang ± 10 - 20 cm, terbuat dari
kaca dan karet.
3. Cara Merakit Komponen
Komponen-komponen alat dirakit sesuai dengan gambar.
4. Fungsi Alat dalam KBM
Alat praktik difusi zat cair digunakan untuk menunjukkan proses
dan menghitung kecepatan difusi zat cair. Jika digunakan untuk
membandingkan kecepatan difusi dua jenis zat cair maka pada waktu yang
bersamaan masing-masing zat cair itu diteteskan dengan pipet pada
masing-masing lubang tabung dekat ujung-ujungnya. Zat yang lebih
dahulu merembes sampai ke tengah-tengah tabung menunjukkan bahwa
kecepatan difusi zat itu lebih tinggi dari pada kecepatan difusi zat cair
yang satunya lagi.
5. Cara Menggunakan Alat
a. Isilah tabung difusi dengan air secukupnya melalui salah satu ujung
yang tutupnya dilepas. Hati-hati jangan sampai air itu tumpah melalui
lubang tabung. Setelah itu tutup tabung yang dilepas tadi dipasang
lagi.
17
22. b. Dengan menggunakan pipet, sedotlah larutan eosin dan teteskan pada
salah satu lubang tabung. Dengan cara yang sama, teteskanlah zat cair
yang lain seperti larutan Lugol pada lubang tabung yang satu lagi
c. Tunggu beberapa saat hingga kedua zat cair itu mulai merembes.
Setelah 5 menit, ukurlah jarak perembesan masing-masing zat cair itu.
Hitunglah kecepatan difusi masing-masing zat cair itu setiap
menitnya.
d. Berdasarkan hasil perhitungan tadi, zat cair manakah yang lebih cepat
merembes sampai ke tengah-tengah tabung. Amati dan catat waktu
yang diperlukan zat cair itu untuk dapat merembes sampai ke tengah-
tengah tabung.
e. Tuliskan kesimpulan yang dapat dibuat dari percobaan ini!
6. Tugas Kelompok
Setiap anggota kelompok diminta untuk mengenali komponen-
komponen alat, merakit komponen itu, dan berlatih menggunakan alat.
Pertanyaan
1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kecepatan difusi suatu zat
cair?
2. Dapatkah Anda membandingkan kecepatan difusi dua jenis zat cair
dengan konsentrasi yang berbeda? Kemukakan alasannya!
18
23. 2.6 Alat Praktik Difusi Gas
1. Desain Alat
1 2
44 3
Keterangan
1. Meja penyangga
2. Tabung difusi
3. Bantalan tabung
4. Lubang mulut tabung
Gambar 2.6 Desain alat praktik difusi gas
2. Komponen Alat dan Spesifikasinya
Alat ini lebih dikenal dengan nama tabung difusi gas. Komponen alat dan
spesifikasinya adalah sebagai berikut.
Tabel 2.6 Komponen alat dan spesifikasi (Alat praktik difusi gas)
No Nama
Komponen
Jumlah Spesifikasi
1.
2.
3.
4.
Meja penyangga
Tabung difusi
Tutup tabung
difusi
Mulut tabung
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
Panjang ± 60 cm, berbentuk
kotak, terbuat dari lempeng
logam (besi).
Berdiameter ± 1 cm, panjang ±
60 cm, terbuat dari kaca,
kadang-kadang berskala.
Berdiameter sesuai dengan
diameter tabung, terbuat dari
karet
19
24. No Nama
Komponen
Jumlah Spesifikasi
5.
6.
7.
8.
9.
difusi
Bantalan tabung
Larutan asam
klorida pekat
Larutan basa
smoniak
Kertas lakmus
Pipet
2 buah
1 botol
1 botol
2 rol kecil
1 buah
Berdiameter ± 0,5 cm, terletak di
ujung-ujung tabung.
Berbentuk lingkaran,
berdiameter disesuaikan dengan
diameter tabung, melingkar pada
tabung, terbuat dari besi.
Larutan tak berwarna (boyak),
terbuat dari kristal klorida
Larutan tak berwarna (boyak),
terbuat dari kristal amoniak
1 rol berwarna merah, 1 rol
berwarna biru
Panjang ± 10 - 20 cm, terbuat
dari kaca dan karet.
3. Cara Merakit Komponen
Komponen-komponen alat dirakit sesuai dengan gambar.
4. Fungsi alat dalam KBM
Alat praktik difusi gas digunakan untuk menunjukkan proses dan
menghitung kecepatan difusi gas. Jika digunakan untuk membandingkan
kecepatan difusi dua jenis gas maka pada waktu yang bersamaan
20
25. masing-masing larutan yang mudah menguap (misal HCl pekat dan
amoniak) diteteskan dengan pipet pada masing-masing salah satu mulut
tabung.. Zat yang lebih dahulu merembes sampai ke tengah-tengah
tabung menunjukkan bahwa kecepatan difusi gas itu lebih tinggi dari
pada kecepatan difusi gas yang satunya lagi.
5. Cara Menggunakan Alat
a. Masukkan sobekan kertas lakmus yang telah dibasahi akuades ke
dalam tabung difusi berjejer secukupnya dari mulut tabung yang satu
ke mulut yang lainnya. Separuh panjang tabung dijejerkan lakmus
merah dan separuh yang lainnya dijejerkan lakmus biru.
b. Dengan menggunakan pipet sedotlah larutan klorida pekat dan teteskan
pada mulut tabung yang berdekatan dengan sobekan lakmus biru .
Pada waktu yang sama, teteskanlah larutan amoniak pekat yang telah
disedot dengan pipet pada mulut tabung yang berdekatan dengan
sobekan lakmus merah. Setelah itu tutuplah mulut-mulut tabung
dengan penutup karet yang disediakan. Larutan asam klorida pekat
cepat menguap mengeluarkan gas asam klorida. Demikian pula larutan
amoniak pekat cepat menguap mengeluarkan gas amoniak.
c. Tunggu beberapa saat sampai kedua gas itu mulai merembes. Setelah 5
menit kemudian ukurlah jarak perembesan masing-masing gas itu, dan
hitunglah kecepatan difusi masing-masing zat cair itu setiap menitnya.
Gas asam klorida akan memerahkan lakmus biru, sedangkan gas
amoniak akan membirukan lakmus merah.
d. Berdasarkan hasil perhitungan tadi, gas manakah yang lebih cepat
merembes sampai ke tengah-tengah tabung. Amati dan catat waktu
yang diperlukan gas itu untuk dapat merembes sampai ke tengah-
tengah tabung.
e. Tuliskan kesimpulan yang dapat dibuat dari percobaan ini!
21
26. 6. Tugas Kelompok
Setiap anggota kelompok diminta untuk mengenali komponen-
komponen alat, merakit komponen itu, dan berlatih menggunakan alat.
Pertanyaan
1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kecepatan difusi suatu gas?
2. Dapatkah Anda membandingkan kecepatan difusi dua jenis gas dengan
konsentrasi yang berbeda? Kemukakan alasannya!
2.7 Alat Praktik Osmosis
1. Desain Alat
Keterangan
1. Gelas kimia
2. Corong tistel
3. Statif
4. Klem penjepit
5. Klem serba guna
6. Kertas selofan
7. Karet gelang
8. Sirup
54
8
7
1
2
3
6
Gambar 2.7 Desain alat praktik osmosis
22
27. 2. Komponen Alat dan Spesifikasinya
Komponen alat dan spesifikasinya adalah sebagai berikut ini.
Tabel 2.7 Komponen dan spesifikasi alat praktik osmosis
No Nama
Komponen
Jumlah Spesifikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Gelas kimia
Corong tistel
Statif
Klem penjepit
Klem serba guna
Sirup
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 botol
Ukuran 250 mL, terbuat dari kaca
Terdiri atas bagian reservoir
(penampung larutan yang pekat), mulut
reservoir, pipa berskala, terbuat dari
gelas.
Bentuk selinder, terbuat dari besi,
berdiri di atas alas penyangga.
Bentuk seperti jari tangan bersekrup,
dilapisi karet.
Bentuk setengah lingkaran, pipih,
terbuat dari logam, bersekrup.
Dibuat dari larutan gula pasir,
kemudian ditetesi eosin
3. Cara Merakit Komponen
Komponen-komponen alat dirakit sesuai dengan gambar.
23
28. 4. Fungsi Alat dalam KBM
Alat praktik osmosis digunakan untuk menunjukkan proses
osmosis. Osmosis adalah peristiwa merembesnya air melaui selaput
semipermeabel. Proses ini merupakan salah satu proses fisiologis yang
sering terjadi baik pada hewan maupun pada tumbuhan. Untuk mengetahui
kecepatan osmosis, pada pipa corong tistel diberi skala.
5. Cara Menggunakan Alat
a. Isilah gelas kimia dengan air secukupnya.
b. Buatlah sirup dengan melarutkan gula pasir secukupnya, kemudian
tetesi dengan eosin.
c. Isikan sirup ke dalam reservoir pada tabung osmosis.
d. Tutuplah mulut reservoir itu dengan cara memasang kertas selofan
pada mulut reservoir dengan menggunakan tali (karet gelang).
e. Pindahkan tabung osmosis itu ke dalam gelas kimia yang berisi air.
Tunggu beberapa saat sampai nampak permukaan sirup dalam
reservoir itu naik. Sampai berapa menitkah permukaan sirup
mencapai ujung pipa tabung itu. Tuliskan kesimpulan yang dapat
dibuat dari percobaan ini!
6. Tugas Kelompok
Setiap anggota kelompok diminta untuk mengenali komponen-
komponen alat, merakit komponen itu, dan berlatih menggunakan alat.
Pertanyaan
1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kecepatan osmosis?
2. Jika air tidak menyerap lagi ke dalam reservoir (permukaan sirup
dalam reservoir tidak naik lagi), pendapat apa yang dapat Anda
kemukakan?
24
29. 2.8 Alat Praktik Osmosis Padanan
1. Desain Alat
Keterangan
1. Gelas kimia
2. Kentang
3. Sirup
1
2
air 3
Gambar 2.8 Desain alat praktik osmosis padanan
2. Komponen Alat dan Spesifikasinya
Komponen alat dan spesifikasinya adalah sebagai berikut ini.
Tabel 2.8 Komponen dan spesifikasi alat praktik osmosis padanan
No Nama
Komponen
Jumlah Spesifikasi
1.
2.
3.
Gelas kimia
Kentang
Sirup
1 buah
1 buah
1 botol
Ukuran 250 mL, terbuat dari
gelas
Dikupas kulitnya kemudian
dibentuk seperti mangkuk.
Dibuat dari larutan gula pasir,
kemudian ditetesi eosin
25
30. 3. Cara Merakit Komponen
Komponen-komponen alat dirakit sesuai dengan gambar
4. Fungsi alat dalam KBM
Alat praktik osmosis digunakan untuk menunjukkan proses
osmosis. Osmosis adalah peristiwa merembesnya air melaui selaput
semipermeabel. Proses ini merupakan salah satu proses fisiologis yang
sering terjadi baik pada hewan maupun pada tumbuhan.
5. Cara Menggunakan Alat
a. Isilah gelas kimia dengan air secukupnya.
b. Kupaslah kulit kentang dan bentuklah kentang seperti bentuk
mangkuk.
c. Buatlah sirup dengan melarutkan gula pasir secukupnya, kemudian
tetesi dengan eosin.
d. Isikan sirup ke dalam kentang berbentuk mangkuk seperempat bagian
isi mangkuk itu.
e. Pindahkan kentang itu ke dalam gelas kimia yang berisi air. Tunggu
beberapa saat sampai nampak permukaan sirup dalam kentang itu naik.
Sampai berapa menitkah permukaan sirup mencapai mulut mangkuk
itu. Tuliskan kesimpulan yang dapat dibuat dari percobaan ini!
6. Tugas Kelompok
Setiap anggota kelompok diminta untuk mengenali komponen-
komponen alat, merakit komponen itu, dan berlatih menggunakan alat.
Pertanyaan
1. Menurut Anda, selain kentang, apa lagi yang dapat digunakan untuk
percobaan ini?
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kecepatan osmosis dalam
percobaan ini?
26
31. 2.9 Tensimeter
1. Desain Alat
Keterangan
1. Manometer
2. Pembalut
3. Pompa
4. Pipa karet
1
4
3
2
Gambar 2.9 Desain alat tensimeter
27
32. 2. Komponen alat dan spesifikasinya
Alat ini disebut juga dengan spigmomanometer. Komponen alat dan
spesifikasinya adalah sebagai berikut.
Tabel 2.9 Komponen dan spesifikasi alat tensimeter
No Nama
Komponen
Jumlah Spesifikasi
1.
2.
3.
Manometer
Kain pembalut
Pompa
1 buah
1 buah
1 buah
Berskala 0 – 300 (mmHg), terbuat
dari gelas, reservoir berkunci,
dapat ditegakkan dan direbahkan
pada kotaknya, kotak terbuat dari
logam.
Mempunyai ruang udara yang
berhubungan dengan pipa karet,
kain perekat atau alat pengait.
Bentuk seperti balon karet,
bersekrup, terbuat dari karet,
berhubungan dengan pipa karet.
3. Cara Merakit Komponen
Komponen-komponen alat dirakit sesuai dengan gambar
4. Fungsi Alat dalam KBM
Tensimeter digunakan untuk mengukur tekanan darah. Besarnya
tekanan darah merupakan suatu indikator kesehatan seseorang. Tekanan
darah sistol di atas 150 mmHg dan diastol di atas 90 mmHg menunjukkan
tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang normal adalah tekanan sistol
120 mmHg dan diastol 80 mmHg.
28
33. 5. Cara Menggunakan Alat
a. Periksalah kunci reservoir manometer sebelum alat ini digunakan. Jika
kunci ini tertutup, manometer tidak berfungsi. Bukalah kunci reservoir
tersebut terlebih dahulu sebelum menggunkan tensimeter.
b. Pasang kain pembalut pada lengan orang yang diukur, sehingga pipa
karet terletak pada nadi lengan.
c. Tutup sekrup pompa jika masih terbuka dengan memutarnya ke arah
jarum jam.
d. Tekan bola pompa beberapa kali sehingga ruang udara pada kain
pembalut terisi udara dan kain membalut cukup kencang. Sewaktu
balon pompa ditekan, air raksa pada reservoir akan naik. Bila
permukaan air raksa sudah sampai skala k.l. 160, maka pemompaan
dapat dihentikan.
e. Sambil meletakkan ujung jari manis tangan pada urat nadi pergelangan
tangan orang yang diukur, buka sekrup pompa sedikit sedikit sehingga
udara berangsur-angsur ke luar, dan permukaan air raksa pada
manometer berangsur-angsur turun. Catat skala permukaan air raksa
pada waktu pertama kali dirasakan adanya denyut nadi. Catat pula
skala permukaan air raksa pada waktu denyut nadi itu menghilang
(tidak dapat dirasakan lagi). Besarnya skala pada waktu pertama
dirasakan denyut nadi menunjukkan besarnya tekanan darah sistol.
Besarnya skala pada waktu pertama kali denyut nadi menghilang
menunjukkan besarnya tekanan darah diastol.
6. Tugas Kelompok
Setiap anggota kelompok diminta untuk mengenali komponen-
komponen alat, merakit komponen itu, dan berlatih menggunakan alat.
Pertanyaan
1. Samakah tekanan darah Anda dengan teman-teman Anda?
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi besarnya tekanan darah?
3. Bandingkan besarnya tekanan darah Anda sebelum dan sesudah Anda
lari-lari di tempat selama 5 menit.
29
34. 2.10 Perangkat Uji Makanan
1. Komponen Alat dan Spesifikasinya
Komponen alat dan spesifikasinya adalah sebagai berikut ini.
Tabel 2.10 Perangkat uji makanan
No Nama
Komponen
Jumlah Spesifikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Penjepit tabung
reaksi
Kertas folio
Pelat tetes
Pembakar spiritus
Pipet tetes
Larutan lugol
Larutan Fehling
A dan B
Larutan Benedict
10 buah
1 buah
1 buah
1 lembar
1 buah
1 buah
5 buah
1 botol
masing-
masing
1 botol
1 botol
Terbuat dari gelas pireks, panjang
15 cm, mulut tabung Ø 1,5 cm.
Terbuat dari kayu.
Terbuat dari kayu.
Tidak bergaris.
Terbuat dari poselen, mempunyai
beberapa cekungan.
Tempat spiritus ada yang terbuat dari
logam dan ada yang dari gelas.
Ada yang berukuran panjang dan ada
yang pendek, terbuat dari gelas.
Digunakan untuk uji amilum.
Digunakan untuk uji gula pereduksi
(glukosa, galaktosa, laktosa, maltosa).
Digunakan sebagai pengganti larutan
Fehling.
30
35. No Nama
Komponen
Jumlah Spesifikasi
11. Pereaksi Biuret 1 botol Digunakan untuk uji protein
2. Fungsi Alat dalam KBM
Perangkat uji makanan untuk menguji adanya amilum, gula pereduksi,
protein, dan lemak dalam bahan makanan.
3. Cara Menggunakan Alat
Uji Amilum
a. Potonglah makanan yang akan diuji secukupnya dengan menggunakan
pisau.
b. Masukkan bahan makanan yang akan diuji pada masing-masing
cekungan pelat tetes. Tandai di atas cekungan pelat tetes untuk setiap
bahan makanan yang akan dimasukkan dengan huruf A, B, C, D, dan
seterusnya.
c. Tetesi masing-masing bahan makanan dengan larutan Lugol sebanyak
2 sampai 3 tetes.
d. Jika bahan makanan tersebut berubah menjadi biru, maka
menunjukkan bahan makanan tersebut mengandung amilum.
Uji Protein
a. Masukkan bahan makanan yang telah dihancurkan pada masing-
masing cekungan pelat tetes. Pergunakan lumpang dan alu untuk
menghancurkan makanan tersebut. Larutkan bahan makanan tersebut
dalam air!
b. Tandai bahan makanan yang dimasukkan pada cekungan pelat tetes
dengan label nomor.
31
36. c. Tetesilah masing-masing bahan makanan tersebut dengan 5 tetes
NaOH 10 %, kemudian dengan 5 tetes CuSO4 1%. Jika timbul warna
ungu menunjukkan bahan makanan tersebut mengandung protein.
Uji Gula Pereduksi (glukosa, galaktosa, laktosa, maltosa)
a. Masukkan bahan-bahan makanan yang telah dihaluskan ke dalam
masing-masing tabung reaksi dan tambahkan sedikit air.
b. Beri tanda pada tabung reaksi sesuai dengan bahan makanan yang
dimasukkan.
c. Tetesilah setiap tabung reaksi dengan 5 tetes larutan Fehling A dan 5
tetes larutan Fehling B sebanyak.
d. Panaskan tabung reaksi yang telah berisi campuran bahan makanan dan
larutan Fehling. Jika campuran bahan tersebut berubah menjadi hijau
kekuningan hingga terbentuk endapan merah bata, menunjukkan bahwa
bahan makanan tersebut mengandung gula pereduksi.
Uji Lemak
Dengan Menggunakan Kertas
a. Buatlah petak-petak pada kertas dan masing-masing petak ditulis nama
bahan makanan yang akan diuji.
b. Gosoklah makanan yang akan diuji pada bagian tengah kertas yang
berpetak tersebut.
c. Jemurlah kertas tersebut sampai berkas makanan yang dioles itu kering.
d. Amatilah kertas tersebut! Jika bagian petak kertas kelihatan mengkilat
menunjukkan bahan makanan tersebut mengandung lemak.
Dengan Menggunakan Alkohol
a. Masukkan secukupnya makanan yang akan diuji ke dalam tabung reaksi
(jangan dihancurkan!). Tuangkan alkohol ke dalam tabung reaksi
32
37. tersebut sebanyak kira-kira setengah tabung reaksi, kemudian goyang-
goyangkan tabung reaksi tersebut. Usahakan agar alkohol tetap bening.
b. Siapkan tabung reaksi lainnya yang diisi dengan air kran kira-kira
setengah tabung reaksi.
c. Tuangkan alkohol yang terdapat pada tabung reaksi ke dalam tabung
reaksi yang berisi air dengan perlahan-lahan, tanpa menyertakan
makanan yang diuji. Pada waktu menuangkan alkohol hendaknya bibir
tabung reaksi yang berisi alkohol ditempelkan pada bbir tabung reaksi
yang berisi air, agar alkohol mengalir pada dinding tabung reaksi yang
akan menampung alkohol. Usahakan agar alkohol yang dituangkan
terletak di permukaan air, jangan diaduk. Amati permukaan air! Cincin
putih menunjukkan adanya lemak.
5. Tugas Kelompok
Setiap anggota kelompok diminta untuk mengenali komponen-
komponen alat, merakit komponen itu, dan berlatih menggunakan alat.
Pertanyaan
1. Dari makanan yang Anda uji, jenis makanan apakah yang paling kaya
mengandung gizi?
2. Sebutkan, jenis makanan yang hanya mengandung 1 macam gizi?
3. Mengapa kita sebaiknya makan berbagai macam makanan?
33
38. BAB III
PENGENALAN DAN PENGGUNAAN ALAT - ALAT PRAKTIK
ANATOMI
3.1 Mikrotom Tangan
1. Desain Alat
Keterangan
1. Meja pengiris
2. Bagian tabung
3. Baut
2
1
3
Gambar 3.1 Desain alat Mikrotom tangan
34
39. 2. Komponen Alat dan Spesifikasinya
Komponen alat dan spesifikasinya adalah sebagai berikut ini.
Tabel 3.1 Komponen dan spesifikasi alat mikrotom tangan
No Nama
Komponen
Jumlah Spesifikasi
1.
2.
3.
Meja pengiris
Tabung
mikrotom
Baut
1 buah
1 buah
1 buah
Bentuk daun meja lingkaran, terletak di
salah satu ujung tabung, terbuat dari
besi.
Panjang ± 7,5 cm, Ø luar beragam, Ø
dalam beragam, terbuat dari besi
Terletak pada ujung tabung yang tidak
ada meja pengiris, mempunyai 28 ulir
(25.400 µ atau 2,5 cm).
3. Cara Merakit Komponen
Komponen-komponen alat dirakit sesuai dengan gambar
4. Fungsi Alat dalam KBM
Mikrotom tangan digunakan untuk membuat irisan jaringan setipis-
tipisnya yang akan diamati dengan mikroskop. Irisan bahan yang tipis ini
disebut sediaan.
5. Cara Menggunakan Alat
a. Untuk meletakkan bahan yang akan diiris, buatlah silinder dari umbi
kentang atau wortel dengan menggunakan pelubang gabus yang
diameternya sama dengan diameter dalam tabung mikrotom.
b. Di ujung silinder umbi kentang atau wortel itu, buatlah belahan
dengan menggunakan pisau silet atau pisau cukur.
35
40. c. Sisipkan jaringan yang akan diiris itu pada belahan kentang atau
wortel.
d. Masukkan silinder umbi kentang atau wortel ke dalam lubang tabung
mikrotom.
e. Doronglah silinder umbi kentang atau wortel ke luar dengan jalan
memutar baut se arah jarum jam sampai muncul di permukaan meja
pengiris. Satu kali putaran (360 derajat), silinder akan terdorong kira-
kira 900 mikron. Ratakan permukaan silinder ini dengan permukaan
meja pengiris dengan memotong permukaan yang tidak rata.
f. Dorong silinder umbi kentang atau wortel dengan memutar baut.
Dengan memutar baut 90 derajat bahan akan terdorong ke luar kira-
kira 225 mikron, cukup memadai untuk sediaan yang akan diamati di
bawah mikroskop. Irislah bahan ini dengan menggunakan silet atau
pisau cukur yang tajam. Lakukan gerakan satu arah dan kena secara
ringan pada permukaan meja pengiris.
g. Lakukan pengirisan beberapa kali sehingga diperoleh beberapa hasil
irisan. Kumpulkan hasil irisan ini pada kaca erloji yang berair.
Pilihlah beberapa irisan yang paling tipis dan letakkan dalam tetes air
pada kaca objek, kemudian tutup dengan kaca penutup. Dengan
demikian sediaan sudah siap untuk diamati di bawah mikroskop.
6. Tugas Kelompok
Setiap anggota kelompok diminta untuk mengenali komponen-komponen
alat, merakit komponen itu, dan berlatih menggunakan alat.
Pertanyaan
1. Dapatkah Anda menggunakan alat ini untuk mendapatkan sediaan
jaringan hewan? Kemukakan alasannya!
2. Bila Anda tidak mempunyai pelubang gabus, alat apa yang dapat Anda
pergunakan untuk menggantikannya?
36
41. 3.2 Mikroskop
1. Desain Alat
Keterangan
1. Kaki atau alas
2. Pegangan
3. Tubus
4. Pemutar kasar (makro meter)
5. Pemutar halus (mikro meter)
6. Okuler
7. Revolver
8. Objektif
9. Meja objek
10. Jepitan kaca objek
11. Diafragma
12. Reflektor
6
3
4
2
5
11
8
10
9
7
12
1
Gambar 3.2 Desain alat mikroskop
37
42. 2. Komponen Alat dan Spesifikasinya
Komponen alat dan spesifikasinya adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2 Komponen dan spesifikasi mikroskop
No Nama
Komponen
Jumlah Spesifikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kaki mikroskop
Pegangan
Tubus atau
tabung
mikroskop
Pemutar kasar
(makro meter)
Pemutar halus
(mikro meter)
Okuler
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
3 macam
Tempat mikroskop bertumpu, bentuk
menyerupai kaki, terbuat dari besi.
Bagian yang dapat dipegang untuk
mengangkat atau menggeser
mikroskop, terbuat dari besi.
Bentuk silinder, terpasang pada bagian
yang bergerigi, pada bagian atas
pegangan mikroskop.
Bentuk bidang lingkaran, untuk
menggerakkan tabung mikroskop ke
atas dan ke bawah dengan pergeseran
besar.
Bentuk silinder, untuk menggerakkan
mikroskop ke atas dan ke bawah
dengan pergeseran kecil.
Lensa cembung dengan perbesaran 5 x,
10 x, dan 12,5 x. Terpasang pada ujung
atas tubus mikroskop.
38
43. No Nama
Komponen
Jumlah Spesifikasi
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Revolver
Objektif
Meja objek
Jepitan kaca
objek
Diafragma
Reflektor
1 buah
2 macam
1 buah
2 buah
1 buah
dengan
beberapa
lubang
2 permukaan
Terpasang pada bagian bawah tubus,
dapat diputar untuk menempatkan lensa
objektif yang dikehendaki tepat di atas
lubang meja objek.
Lensa cembung dengan perbesaran 10
x dan 40 x, terpasang pada bagian
bawah revolver.
Terpasang pada pegangan mikroskop
bagian bawah. Pada bagian tengah
meja objek terdapat lubang, untuk jalan
masuk cahaya ke mata pengamat.
Terdapat pada meja objek, untuk
menjepit sediaan yang akan diamati.
Terpasang pada bagian bawah meja
objek, dapat diputar untuk memilih
lubang yang besarnya sesuai dengan
banyaknya cahaya yang diperlukan.
Cermin bentuk lingkaran yang pada
permukaan pertama datar, pada
permukaan yang satu lagi cekung.
Permukaan yang datar digunakan untuk
menangkap cahaya jika sumber cahaya
cukup terang, dan yang cekung
digunakan jika cahaya kurang terang.
39
44. 3. Cara Merakit Komponen
Komponen-komponen alat dirakit sesuai dengan gambar.
4. Fungsi Alat dalam KBM
Mikroskop digunakan untuk mengamati objek yang sangat kecil,
tipis, dan transparan.
5. Cara Menggunakan Alat
a. Aturlah letak mikroskop di tepi meja sehingga Anda mudah
melakukan pengamatan melalui tabung mikroskop.
b. Putar diafragma sehingga lubang yang dikehendaki tepat berada di
bawah lubang meja objek.
c. Pasang okuler dan objektif pada tempatnya dengan pembesaran yang
dikehendaki
d. Putar revolver sampai terdengar suara ”krek’ sehingga objektif tepat
berada di atas lubang meja objek.
e. Tangkaplah berkas cahaya dengan menggunakan cermin dan pantulkan
ke arah lubang meja objek sehingga menembus lensa objektif. Berkas
cahaya pantulan tepat ke arah yang dikehendaki jika melalui lensa
okuler terlihat sebuah lingkaran yang terangnya merata.
f. Letakkan sediaan yang akan dimati di atas meja objek, dan jepitlah
dengan penjepit objek.
g. Amati sediaan, mula-mula dengan menggunakan lensa objektif
berkekuatan rendah. Jika sudah mendapatkan gambar yang jelas, Anda
bisa mencoba menggunakan lensa objektif berkekuatan tinggi. Untuk
menempatkan lensa objektif pada tempat yang tepat, putar revolver
searah dengan gerakan jarum jam sampai terdengar suara ”klik” Atur
letak lensa objektif dengan memutar pemutar kasar (makrometer)
sehingga terletak k.l. 5 mm dari sediaan yang diamati.
h. Sambil melihat sediaan melalui lensa okuler, naikkan lensa objektif
perlahan-lahan dengan memutar makrometer sehingga terlihat gambar
40
45. sediaan. Untuk memperoleh gambar yang jelas, putarlah pengatur
halus atau mikro meter ke depan atau ke belakang sehingga
mendapatkan fokus lensa objektif. Untuk ini, tidak sampai diperlukan
satu putaran penuh mikrometer. Gambar dapat diperjelas lagi dengan
mengatur besarnya lubang diafragma.
6. Perbesaran
Setiap lensa objektif dan okuler mempunyai daya perbesaran yang
ditunjukkan dengan bilangan yang tertera pada tabung lensa. Jika
bilangan pada tabung lensa objektif besarnya 10 x dan okuler 10 x, maka
perbesaran totalnya adalah 100 x. Jadi obyek yang diamati telah
diperbesar sebanyak 100 x.
7. Pengukuran dengan Mikroskop
Untuk mengukur benda yang gambarnya terlihat di bawah
mikroskop, dilakukan perbandingan terhadap ukuran bidang penglihatan
yang berbentuk lingkaran. Langkah-langkah pengukuran adalah sebagai
berikut.
a. Setelah mikroskop siap dipergunakan, letakkan penggaris plastik
bening dengan skala mm di atas meja objek.
b. Putarlah makro meter sehingga memperoleh fokus objektif dan gambar
yang jelas.
c. Geserlah penggaris dengan hati-hati sehingga diperoleh bayangan
seperti gambar di bawah ini.
diperkirakan 0,4 mm
Jadi garis tengahnya 1,4 mm
Gambar 3.3
Pengukuran dengan mikroskop
1 mm 0,4 mm
41
46. d. Jika ukuran bidang penglihatan seperti diatas, yaitu panjang garis
tengah 1,4 mm, maka luas bidang penglihatan adalah 3,4 x 0,7 x 0,7
mm2
= 1,666 mm2
.
Andaikan gambar yang terlihat panjangnya setengah panjang garis
tengah bidang penglihatan, maka panjang sebenarnya adalah ½ x 1,4
mm = 0,7 mm. Bila gambar yang terlihat memenuhi setengah bidang
penglihatan berarti ukuran sebenarnya adalah ½ x 1,666 mm2
= 0, 833
mm2
.
8. Tugas Kelompok
Setiap anggota kelompok diminta untuk mengenali komponen-komponen
alat, merakit komponen itu, dan berlatih menggunakan alat.
Pertanyaan
1. Dapatkah Anda menggunakan mikroskop ini untuk mengamati tekstur
sayap serangga? Kemukakan alasannya!
2. Untuk mengamati bakteri, perbesaran berapakah minimal yang dapat
Anda gunakan?
3. Bagaimanakah cara menyimpan mikroskop, agar tidak berjamur?
4. Bagaimanakah cara membawa mikroskop agar terhindar dari kerusakan?
42
47. 3.3 Perangkat Alat Bedah
1. Gambar Alat
Gambar 3.4 Perangkat alat bedah
2. Komponen Alat dan Spesifikasinya
Komponen alat dan spesifikasinya adalah sebagai berikut ini.
Tabel 3.3 Komponen dan spesifikasi perangkat alat bedah
No Nama
Komponen
Jumlah Spesifikasi
1.
2.
Pinset atau
penjepit
Pisau bedah
1 buah
2 buah
Bentuk seperti huruf Y, terbuat dari
besi baja, untuk mengambil atau
menarik bagian alat-alat tubuh dari
hewan yang dibedah dan memisahkan
alat yang satu dengan yang lainnya.
Berujung lancip dan tidak lancip,
terbuat dari besi baja, untuk menguliti
hewan yang dibedah, memotong
43
48. No Nama
Komponen
Jumlah Spesifikasi
3.
4.
5.
6.
Gunting bedah
Paku bedah
Jarum bedah
Spatula
1 buah
> 2 buah
1 buah
1 buah
bagian-bagian tubuh.
Lurus, terbuat dari besi baja, untuk
menggunting bagian-bagian alat tubuh
yang akan diamati, seperti usus,
jantung, dan pembuluh darah.
Umumnya digunakan untuk bukaan
pertama pada bagian tubuh yang akan
diamati.
Bertangkai yang ujungnya lurus, untuk
merentang bagian-bagian alat tubuh
pada papan bedah, memisahkan bagian
alat tubuh yang sangat kecil dan halus.
Bertangkai, ujungnya bengkok dan
tumpul, untuk mengambil bagian alat-
alat tubuh yang terletak di bagian
bawah, menelusuri urat atau pembuluh
agar tidak rusak.
Pipih dan bertangkai, terbuat dari besi
baja, untuk mengambil objek yang
telah diiris untuk sediaan mikroskop.
3. Fungsi Alat dalam KBM
Perangkat bedah digunakan untuk kegiatan pembedahan seperti membedah
ikan, katak, tikus, dan cacing.
44
49. 4. Tugas Kelompok
Setiap anggota kelompok diminta untuk mengenali komponen-komponen
alat, dan berlatih menggunakan alat.
Pertanyaan
1. Jika tidak ada pisau bedah, alat apakah yang dapat Anda gunakan
sebagai penggantinya?
2. Apa yang dapat Anda lakukan untuk pembedahan, agar organ yang akan
diamati tetap hidup,
45
50. BAB IV
PEMBAGIAN TUGAS
Pada diklat ini peserta dibagi menjadi 5 - 6 kelompok yang masing-masing
kelompoknya terdiri atas 4 - 5 orang. Masing-masing kelompok ditugasi
mengenal dan melatih menggunakan semua alat yang dilatihkan. Setelah itu,
masing-masing kelompok melaporkan kegiatan yang dilakukannya pada salah
satu alat yang telah ditetapkan berdasarkan hasil undian secara acak. Di samping
itu, masing-masing kelompok ditugasi mencatat dan melaporkan temuan-temuan,
pelik-pelik, atau hal-hal yang unik pada penggunaan alat yang dilakukannya.
46
51. BAB V
EVALUASI
Peserta akan dinilai sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, antara lain
adalah sebagai berikut.
1. Kepatuhan mentaati tata tertib diklat.
2. Keaktifan mengikuti kegiatan.
3. Ketepatan dan kebenaran isi laporan, baik tertulis maupun lisan.
47
52. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. GBPP IPA SLTP Biologi.
Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. Pengelolaan Laboratorium
Biologi. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SMU, Direktorat Pendidikan
Menengah Umum
Muhamad Sohib. 1997. Kumpulan Lembar Kegiatan IPA Biologi SLTP. Bandung:
Tidak diterbitkan
48