SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
PERKEMBANGAN PERPAJAKAN
DI INDONESIA
MASA TAHUN JENIS DAN PRODUK HUKUMNYA
1. Kerajaan-
kerajaan di
Indonesia
Upeti rakyat atau rakyat jajahan kepada
raja dengan tujuan wujud rasa hormat
(upetinya bagian kekayaan).
2. Penjajahan
Belanda
1825-1830
(Gubernur
Jendral
Raffles)
Landrent (pajak sewa tanah) yang
sebelumnya pajak tanah atau yang
berhubungan dengan tanah (tanam
paksa) pecah perang Diponegoro.
1907 Diubah yang disebut dengan rincikan
atau pemetaan desa
1908 Inkomsten Blasting (Pajak Pendapatan)
1925 Ordonansi Pajak Perseroan (PPs)
1932 Ordonansi Pajak Kekayaan (PKk)
1939 Rincikan diubah dengan nama
Ordonantie Landrente
3. Penjajahan
Jepang
1941-1944 Pajak Tanah dan Ordonantie Pajak
Pendapatan (1944) untuk Orang Pribadi
4. Kemerdekaan 1945 Pajak Bumi
1952-1959 Pajak Hasil Bumi yang dikenakan hasil
yang dikeluarkan dari tanah dan dalam
tahun 1959 dikeluarkan perubahan
Ordonantie Pajak Pendapatan 1944
dengan lembaran negara 1959 No. 109
yang mengatur tentang pajak
pendapatan terhadap wajib pajak badan
(Pasal 2a).
1950 UU No. 12 tahun 1950 Pajak Peredaran
Barang dan tahun 1951 diganti dengan
Pajak Penjualan (PPn).
A. Sejarah Pemungutannya
1959-1961 Pajak hasil bumi dan nilai tanah (UU
No. 11 Prp 1959 disahkan menjadi UU
No. 1 tahun 1961) mengatur tanah
adat saja (yaitu tanah yang dimiliki
orang Indonesia asli)
1960 UU No. 5 tahun 1960 materi hukum
atas tanah berlaku atas semua tanah
di Indonesia.
1964 Ordonantie Pajak Kekayaan diubah
dengan UU No. 24 tahun 1964 yang
mengacu subyek pajak daripada
kekayaan adalah pada prinsipnya
orang pribadi bukan badan. Tetapi
menurut Pasal 3 Ordonantie PKk
dimungkinkan Perseroan dan
Perkongsian dikenakan PKk untuk
menggantikan kedudukan Perseronya
yang tidak dikenal.
1965 SK Menteri Iuran Negara No. PM PPV
1-1-3 tanggal 29 November 1965
diubah menjadi IPEDA (latar
belakangnya pemberian Otonomi
Daerah)
1968 UU No. 8 tahun 1968 perubahan
ordonantie pajak perseroan tahun
1925.
1970 UU No. 10 tahun 1970 tentang Pajak
atas bunga, deviden dan royalty.
REFORMASI DAN PEMBAHARUAN
UNDANG-UNDANG PAJAK
A. Tax Reform I Tahun 1983
Latar Belakang
dan Tujuan
Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan
1980 harga
minyak bumi
mengalami
anjlok dan
Indonesia
struktur
keuangannya
mengandalkan
sektor minyak.
Tujuannya
kemandirian
keuangan
negara dan
menyederhanak
an jenis pajak,
kewajiban pajak
dan peran serta
masyarakat
- UU No. 6
tahun 1983
tentang
KUTAP
- UU No. 7
tahun 1983
tentang PPh
- UU No. 8
tahun 1983
tentang PPN
dan PPn BM
- UU No. 12
tahun 1985
tentang PBB
- UU No. 13
tahun 1985
tentang Bea
Materai
a. Penyederhanaan jumlah
dan jenis pajak.
b. Penyederhanaan tarif
pajak untuk memudahkan
WP, menghitung pajaknya.
Misalnya dalam pajak
pendapatan dan perseroan
ada 58 jenis tarif menjadi 3
tarif.
c. Menghilangkan insentif
pajak. Misalnya bagi
penabung dalam tabanas,
taska dan deposito
berjangka.
d. Self assesement system
(kepercayaan kepada
WP).
e. Fungsi mengatur dihapus.
B. Tax Reform II Tahun 1994
Latar Belakang
dan Tujuan
Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan
- Manfaat yang
diperoleh dari
pembaharuan I
tahun 1983
yaitu
masuknya
uang ke
negara
meningkat.
- Self
assesement
system kurang
berhasil
- Lemah law
enforcement
Tujuan :
- Pajak alat
utama
memperoleh
pendapatan
negara (fungsi
budgeter)
- Mendorong
kegiatan
ekonomi
(fungsi
mengatur)
- UU No. 9
tahun 1994
tentang
perubahan UU
No. 6 Tahun
1983 tentang
KUTAP.
- UU No. 10
tahun 1994
tentang
perubahan UU
No. 7 Tahun
1983 tentang
PPh yang
sebelumnya
telah diubah
dengan UU
No. 7 tahun
1991.
- UU No. 11
tahun 1994
tentang
perubahan UU
No. 8 Tahun
1983 tentang
PPN dan PPn
BM.
- UU No. 12
tahun 1994
tentang
perubahan UU
No. 12 Tahun
1985 tentang
PBB.
a. Menyangkut Hukum Pajak
Formal
- Kewajiban WP diperluas
sehingga meliputi
kewajiban penghasilan
mendaftarkan usahanya
(PKP)
- Jangka waktu daluarsa
semula 5 tahun menjadi
10 tahun
- Sebelum tebrentuk BPP,
maka MPP bertindak
sebagai BPP namun
keputusannya bukan
keputusan tata usaha
negara.
- Sanksi pidana diperberat
(Pasal 38, dan 39) UU
No. 9 tahun 1994
- Cakupan sanksi pidana
diperluas sampai kepada
pihak ketiga yang tidak
memenuhi kewajiban
untuk memberikan
keterangan.
Latar Belakang
dan Tujuan
Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan
b. Menyangkut PPh
- Subyek pajak BUT
dipisahkan dari subyek
pajak badan
- Obyek pajak lebih rinci,
jelas dan tegas untuk
kepentingan hukum dan
keadilan dalam
pengenaan pajak.
- Perluasan biaya yang
diperbolehkan (biaya
penelitian dan
pengembangan
perusahaan), biaya
pelatihan magang, dan
beasiswa, biaya
pengelolaan limbah.
- Fasilitas perpajakan
kepada WP yang
menanamkan di bidang
tertentu dan daerah
tertentu.
- Kompensasi 5 tahun
diubah menjadi paling
lama 10 tahun.
- WP memilih untuk
penyusutan atas harta
berwujud bukan
bangunan.
- Lapisan tarif pajak
berubah tetapi masih tarif
progresif.
- Perluasan sistem
pemotongan dan
pemungutan untuk
meningkatkan kepatuhan
WP (pemanfaatan data
pajak)
Latar Belakang
dan Tujuan
Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan
c. Menyangkut PPN dan PPn
BM
- Obyek pajak diperluas
semula hanya
penyerahan barang
berwujud ditambah
dengan pemanfaatan
barang tidak berwujud.
- Penyerahan aktiva yang
semula tidak diperjual
belikan yang masih
tersisa pada saat
pembubaran, sepanjang
PPN atas perolehannya
dapat dikreditkan menjadi
objek pajak.
d. Menyangkut PBB
- Adanya NJOPTKP (Nilai
Jual Objek Pajak Tidak
Kena Pajak)
- Objek pajaknya bumi dan
bangunan
- Tindak pidana di bidang
PBB
C. Tax Reform III Tahun 1997
Latar Belakang
dan Tujuan
Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan
- Kebutuhan
peradilan
pajak yang
komprehensif
atas sengketa
pajak dengan
proses
sederhana,
cepat dan
biaya murah.
- Kepastian
hukum dan
penyederhana
an UU Pajak
Daerah
- Kebutuhan UU
penagihan
pajak
- Kebutuhan UU
Penerimaan
Negara Bukan
Pajak (PNBP)
- Pungutan
Pajak atas
BPHTB
- UU No. 17
tahun 1997
tentang Badan
Penyelesaian
Sengketa
Pajak (BPSP)
- UU No. 18
tahun 1997
tentang Pajak
Daerah dan
Retribusi
Daerah
- UU No. 19
tahun 1997
tentang
Penagihan
Pajak dengan
Surat Paksa
- UU No. 20
tahun 1997
tentang PNBP
- UU No.
21tahun 1997
tentang
BPHTB
a. Semula MPP menjadi
wewenang BPSP.
b. Putusan BPSP sifatnya final
(tidak lagi ke PTUN)
c. Penyederhanaan retribusi
daerah menjadi 3 golongan
(retribusi jasa umum, jasa
usaha, jasa perizinan).
d. Perluasan penanggung
pajak WP badan.
e. Adanya penagihan seketika.
f. Diatur pengelompokan
PNBP dan tarifnya melalui
UU dan PP dan diatur
pengelolaannya.
g. BPHTB menganut self
assesement dan PBB tetap
masih official assesement.
h. Ancaman hukuman kepada
WP, pejabat umum.
i. Mengatur pembagian hasil
BPHTB untuk pemerintah
pusat dan pemerintah
daerah.
D. Tax Reform IV Tahun 2000
Latar Belakang
dan Tujuan
Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan
- Mengacu
kemandirian
dalam
pembiayaan
negara.
- Meningkatkan
keadilan
pengenaan pajak
dan memberikan
kemudahan
kepada WP.
- Meningkatkan
investasi melalui
PMA dan PMDN.
- Penyederhanaan
atas hak-hak WP.
- Meningkatnya
tunggakan pajak.
- Pemerataan
kesejahteraan
melalui APBD
dan dana
perimbangan
keuangan yang
berasal dari
APBN
- UU No. 16 tahun
2000 tentang
Perubahan
Kedua UU No. 6
tahun 1983
tentang KUTAP
- UU No. 17 tahun
2000 tentang
Perubahan
Ketiga UU No. 7
tahun 1983
tentang PPh
- UU No. 18 tahun
2000 tentang
Perubahan
Kedua UU No. 8
tahun 1983
tentang PPN dan
PPn BM
- UU No. 19 tahun
2000 tentang
Perubahan UU
No. 19 tahun
1997 tentang
Penagihan Pajak
dengan Surat
Paksa
- UU No. 20 tahun
2000 tentang
Perubahan UU
No. 21 tahun
1997 tentang
BPHTB
- UU No. 34 tahun
2000 tentang
Perubahan UU
No. 18 tahun
1997 tentang
Pajak Daerah
dan Retribusi
Daerah
a. Menyangkut KUTAP
- Memperjelas pengertian
pengusaha, PKP, NPWP, SKP,
SK Pengembalian
Pendahuluan Kelebihan Pajak.
- Pemberian wewenang kepada
Dirjen Pajak untuk
menetapkan pendaftaran WP,
(penetapan jabatan
menerbitkan NPWP, NPPKP).
- Penerbitan surat tegoran SPT
tidak disampaikan.
- Kenaikan sanksi administrasi
tidak menyampaikan atau
lewat waktu atas SPT : SPT
masa : 25 rb – 50 rb, SPT
tahunan : 50 rb – 100 rb
- Kenaikan sanksi lebih jelas
atas pembayaran dengan
penyetoran lewat jatuh tempo.
- Ketentuan baru mengenai
SKPPKP (Pasal 17c)
- Rumusan tindak pidana dan
sanksi pidana dipertegas
(Pasal 38 s/d 41A)
b. Menyangkut PPh
- Perluasan subyek/obyek dan
penyederhanaan/pembebasan
pajak.
- Perubahan struktur tarif.
- Kemudahan kepada WP
dengan self assesement.
- Pemberian insentif kepada WP
yang investasi langsung di
Indonesia.
Latar Belakang
dan Tujuan
Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan
c. Menyangkut PPN dan PPn BM
- Mempertegas obyek yang
tidak dikenakan pajak
(kebutuhan pokok, yang
sudah dikenakan pajak
daerah, hasil
tambang/pengeboran yang
diambil langsung dari
sumbernya, alat tukar
barang-barang untuk
ekonomi sosial dan budaya.
- Kenaikan tarif PPn
- Pengkreditan PM PPN bila
belum berproduksi.
- Penyederhanaan retribusi.
- Pengkreditan PM PPN bisa
3 bulan setelah berakhirnya
masa pajak.
d. Menyangkut Penagihan
dengan Surat Paksa
- Mempertegas jangka waktu
penagihan aktif.
- Mempertegas tentang
penanggung pajak
(komisaris, pemegang
saham, pemilik modal)
- Menaikan nilai usaha
peralatan yang dikecualikan
dari sita.
- Memperbanyak jenis barang
yang dikecualikan dari
lelang.
- Mempertegas besarnya
biaya penagihan.
- Mempertegas bahwa
pengajuan keberatan dan
banding tidak menunda
pembayaran dan
pelaksanaan penagihan.
Latar Belakang
dan Tujuan
Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan
- Mempermudah pelaksanaan
lelang
- Memperjelas hak
penanggung jawab.
- Mempertegas sanksi pidana.
e. Menyangkut BPHTB
- Cakupan obyek pajak
diperluas.
- Meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dan WP.
- Memberikan kemudahan
dan perlindungan hukum.
f. Menyangkut Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah meliputi
Pajak Provinsi semula 3 jenis
menjadi 4 jenis :
- Pajak Kendaraan Bermotor
dan Kendaraan di atas air
- Bea balik nama
- Pajak bahan bakar
kendaraan bermotor
- Pajak pengambilan dan
pemanfaatan air bersih
bawah tanah dan air
permukaan
Pajak Kabupaten/Kota semula
6 jenis menjadi 7 jenis :
- Pajak Hotel
- Pajak Restoran
- Pajak Hiburan
- Pajak Reklame
- Pajak Penerangan Jalan
- Pajak Pengambilan Bahan
Galian Golongan C
- Pajak Parkir
E. Tax Reform V Tahun 2007
Latar Belakang
dan Tujuan
Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan
- Meningkatkan
efisiensi
pemungutan
pajak dalam
mendukung
penerimaan
negara.
- Meningkatkan
pelayanan
kepastian hukum
dan keadilan,
daya saing
penanaman
modal,
mendukung
pengembangan
UKM
- Penyesuaian
perkembangan
sosial ekonomi
masyarakat,
teknologi
informasi,
keseimbangan
hak dan
kewajiban,
penerapan self
assesement
system secara
akuntabel/
konsisten.
- Meningkatkan
profesionalisme
aparatur
perpajakan,
keterbukaan
administrasi
perpajakan dan
kepatuhan
sukarela WP
- UU No. 28 tahun
2007 tentang
Perubahan
Ketiga UU No. 6
tahun 1983
tentang KUTAP
- UU No. 36 tahun
2009 tentang
Perubahan
Keempat UU No.
7 tahun 1983
tentang PPH
- UU No. 42 tahun
2008 tentang
Perubahan
Ketiga UU No. 8
tahun 1983
tentang PPN dan
PPn BM
a. Menyangkut KUTAP, meliputi
antara lain :
- Memperjelas pelaksanaan
ketentuan perpajakan dan
melengkapi ketentuan hukum
pajak formal sebelumnya.
- Mempertegas kewajiban pajak
subyektif yang menuju
penerapan self assesement
system.
- Menerapkan system elektronik
dan meminimalisir kontak
pribadi.
- Kenaikan sanksi berkaitan
terlambat/tidak menyampaikan
SPT : SPT tahunan OP : Rp.
100 rb, SPT Badan : Rp. 1
juta, SPT Masa PPN : Rp. 500
rb, SPT Masa Lainnya : Rp.
100 rb
- Perubahan jangka waktu
pembetulan SPT rugi atau
lebih bayar paling lama 2
tahun.
- Pembayaran pajak yang telah
ditentukan Menteri Keuangan
sah setelah disahkan oleh
pejabat ditempat bayar.
- Sanksi pidana bagi pengusaha
yang tidak dikukuhkan sebagai
PKP bila menerbitkan faktur
pajak.
- Kode etik pegawai Direktorat
Jenderal Pajak.
- Pengaturan lebih rinci tentang
sanksi bagi petugas pajak.
- Pengaturan wewenang Dirjen
Pajak untuk melakukan
pemeriksaan bukti permulaan
atas data dan informasi pajak.
Latar Belakang
dan Tujuan
Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan
a. Menyangkut PPH, meliputi
antara lain :
- Menaikan besarnya PTKP.
- WP OP omzet 4,8 milyar
dapat menggunakan norma
penghitungan.
- Surplus Bank Indonesia
menjadi obyek PPh.
- Memperluas pengertian BUT
(meliputi gudang, komputer,
agen elektronik atau
peralatan otomatis yang
dimiliki, disewa atau yang
digunakan oleh
penyelenggara transaksi
elektronik untuk
menjalankan kegiatan usaha
melalui internet.
- Perluasan objek PPH pasal
4 ayat (2).
- Tarif pemotongan PPH Pasal
21 bagi WP OP yang tidak
ber NPWP lebih besar 20%
dari tarif yang ber NPWP.
- Memperluas obyek PPH
pasal 26 meliputi
pembebasan utang.
- WP yang dikenakan PPH
Pasal 22 dan 23 tetapi tidak
ber NPWP diberikan pajak
lebih tinggi 100%.
- Pemberian pengurangan
tarif PPH untuk WP Badan
Dalam Negeri yang
omzetnya s/d Rp. 30 milyar
menjadi 50% dari tarif
semula.
Latar Belakang
dan Tujuan
Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan
- Perluasan biaya yang bisa
dikurangkan yaitu mengenai
sumbangan dan beasiswa
dan diatur oleh Menteri
Keuangan.
- Memperluas Pasal 26 (2)
yang semula hanya
mengatur penghasilan dari
penjualan harta menjadi
penghasilan dari penjualan
atau pengalihan harta.
- Membedakan tarif PPH
Pasal 23 untuk :
Deviden, bunga, royalti,
hadiah, penghargaan, bonus
dan sejenisnya dikenakan
15%.
Sewa, penghasilan dari
penggunaan harta, imbalan
jasa teknik/manajemen/
konstruksi/konsultan dan
jasa lainnya 2%.
- Kekurangan pajak terutang
harus dilunasi sebelum SPT
disampaikan.
- Tarif PPH WP OP
disederhanakan dan WP
Badan menjadi tarif tunggal
28%.
Latar Belakang
dan Tujuan
Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan
a. Menyangkut PPN, meliputi
antara lain :
- Obyek
Ekspor JKP dan BKP tidak
berwujud tarif 0%
- Non Obyek :
Kepastian hukum tentang
obyek-obyek tertentu yang
dikenakan Pajak Daerah
Kebutuhan pokok dasar
Jasa keuangan (termasuk
jasa syariah)
- Tarif PPn BM naik dari 75%
menjadi maksimal 200%
- Pengkreditan PM PPN
ditegaskan PKP yang belum
berproduksi dapat
mengkreditkan PPN barang
modal dalam jangka waktu 3
tahun.
- Kenaikan prosedur dalam
pemusatan PPN cukup
dengan melakukan
pemberitahuan tertulis kepada
Dirjen Pajak.
- Saat pembuatan Faktur Pajak,
yaitu pada saat pembayaran
dan atau penyerahan dan WP
tidak perlu membuat invoice
lagi yang berbeda dengan
Faktur Pajak.
- Saat penyetoran dan
pelaporan PPN paling lama
akhir bulan berikutnya.
- Pemberian prestasi turis asing.
- Ditetapkan 15 Oktober 2009
diberlakukan mulai 1 April
2010.
PERKEMBANGAN PAJAK

More Related Content

What's hot

Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPAkuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPSujatmiko Wibowo
 
Instrumen keuangan,kas,dan piutang
Instrumen keuangan,kas,dan piutangInstrumen keuangan,kas,dan piutang
Instrumen keuangan,kas,dan piutangRahmatia Azzindani
 
perpajakan internasional
 perpajakan internasional  perpajakan internasional
perpajakan internasional Asep suryadi
 
Makalah Pajak Pertambahan Nilai
Makalah Pajak Pertambahan NilaiMakalah Pajak Pertambahan Nilai
Makalah Pajak Pertambahan NilaiDini Audi
 
Pencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajakPencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajakkaromah95
 
NPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPNPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPAriza Ekky
 
PPN Saat & Tempat Terutang
PPN   Saat & Tempat TerutangPPN   Saat & Tempat Terutang
PPN Saat & Tempat Terutangkaromah95
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMIcha Icha
 
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015PPA FEUI
 
PPN Pengantar & Karakter
PPN  Pengantar  & KarakterPPN  Pengantar  & Karakter
PPN Pengantar & Karakterkaromah95
 
Contoh makalah hukum pajak
Contoh makalah hukum pajakContoh makalah hukum pajak
Contoh makalah hukum pajakaidilsukri
 
Peradilan administrasi pajak
Peradilan administrasi pajakPeradilan administrasi pajak
Peradilan administrasi pajakfree forall
 

What's hot (20)

Penagihan pajak
Penagihan pajakPenagihan pajak
Penagihan pajak
 
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPAkuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
 
Hukum Kepailitan
Hukum Kepailitan Hukum Kepailitan
Hukum Kepailitan
 
Instrumen keuangan,kas,dan piutang
Instrumen keuangan,kas,dan piutangInstrumen keuangan,kas,dan piutang
Instrumen keuangan,kas,dan piutang
 
Bea cukai
Bea cukaiBea cukai
Bea cukai
 
perpajakan internasional
 perpajakan internasional  perpajakan internasional
perpajakan internasional
 
Makalah Pajak Pertambahan Nilai
Makalah Pajak Pertambahan NilaiMakalah Pajak Pertambahan Nilai
Makalah Pajak Pertambahan Nilai
 
3. investasi dalam aktiva tetap
3. investasi dalam aktiva tetap3. investasi dalam aktiva tetap
3. investasi dalam aktiva tetap
 
Pencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajakPencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajak
 
NPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPNPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKP
 
Hukum pajak slide
Hukum pajak slideHukum pajak slide
Hukum pajak slide
 
PPN Saat & Tempat Terutang
PPN   Saat & Tempat TerutangPPN   Saat & Tempat Terutang
PPN Saat & Tempat Terutang
 
PPh 26
PPh 26PPh 26
PPh 26
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBM
 
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015
 
Laporan laba rugi
Laporan laba rugiLaporan laba rugi
Laporan laba rugi
 
Dasar-dasar Perpajakan
Dasar-dasar PerpajakanDasar-dasar Perpajakan
Dasar-dasar Perpajakan
 
PPN Pengantar & Karakter
PPN  Pengantar  & KarakterPPN  Pengantar  & Karakter
PPN Pengantar & Karakter
 
Contoh makalah hukum pajak
Contoh makalah hukum pajakContoh makalah hukum pajak
Contoh makalah hukum pajak
 
Peradilan administrasi pajak
Peradilan administrasi pajakPeradilan administrasi pajak
Peradilan administrasi pajak
 

Viewers also liked

ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MEN...
ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MEN...ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MEN...
ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MEN...Uofa_Unsada
 
Dampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak
Dampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajakDampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak
Dampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajakPuti Rahmiani
 
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...Uofa_Unsada
 
EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM RANGKA PENCAIRAN TUNGGAK...
EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM RANGKA PENCAIRAN TUNGGAK...EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM RANGKA PENCAIRAN TUNGGAK...
EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM RANGKA PENCAIRAN TUNGGAK...Uofa_Unsada
 
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...Uofa_Unsada
 
EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...
EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...
EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...Uofa_Unsada
 

Viewers also liked (14)

C3 silabus administrasi pajak
C3 silabus administrasi pajakC3 silabus administrasi pajak
C3 silabus administrasi pajak
 
ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MEN...
ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MEN...ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MEN...
ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MEN...
 
Pp 3
Pp 3Pp 3
Pp 3
 
Tax corruption tii
Tax corruption   tiiTax corruption   tii
Tax corruption tii
 
Tax incentives for investors in Russia
Tax incentives for investors in RussiaTax incentives for investors in Russia
Tax incentives for investors in Russia
 
Silabus Hukum Pajak - Perpajakan 1
Silabus Hukum Pajak - Perpajakan 1Silabus Hukum Pajak - Perpajakan 1
Silabus Hukum Pajak - Perpajakan 1
 
Makalah peradilan pajak
Makalah peradilan pajakMakalah peradilan pajak
Makalah peradilan pajak
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakan
 
Dampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak
Dampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajakDampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak
Dampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak
 
Kesadaran Pajak
Kesadaran PajakKesadaran Pajak
Kesadaran Pajak
 
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
 
EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM RANGKA PENCAIRAN TUNGGAK...
EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM RANGKA PENCAIRAN TUNGGAK...EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM RANGKA PENCAIRAN TUNGGAK...
EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM RANGKA PENCAIRAN TUNGGAK...
 
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
 
EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...
EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...
EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...
 

Similar to PERKEMBANGAN PAJAK

1. pengantar p ph
1. pengantar p ph1. pengantar p ph
1. pengantar p phClarymond14
 
Peradilan dalam hukum pajak ppt new
Peradilan dalam hukum pajak ppt newPeradilan dalam hukum pajak ppt new
Peradilan dalam hukum pajak ppt newArif Wiyono
 
Pengantar Pajak Penghasilan
Pengantar Pajak PenghasilanPengantar Pajak Penghasilan
Pengantar Pajak PenghasilanClarymond14
 
Uu 28 2007_kup
Uu 28 2007_kupUu 28 2007_kup
Uu 28 2007_kupenokindy
 
serba serbi pajak di Indonesia
serba serbi pajak di Indonesiaserba serbi pajak di Indonesia
serba serbi pajak di IndonesiaJulham Efendi
 
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAKURGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAKiqbalkurniawan27
 
Bendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajakBendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajakasrikartini
 
UU 012 tahun 1985 Pajak bumi dan bangunan
UU 012 tahun 1985   Pajak bumi dan bangunanUU 012 tahun 1985   Pajak bumi dan bangunan
UU 012 tahun 1985 Pajak bumi dan bangunanPajeg Lempung
 
perda pajak kalteng.pdf
perda pajak kalteng.pdfperda pajak kalteng.pdf
perda pajak kalteng.pdfGeorgeTomonob
 
IPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga Pasar
IPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga PasarIPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga Pasar
IPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga Pasarcindypatricia55
 
Slide-1-Pengantar-Perpajakan.pptx
Slide-1-Pengantar-Perpajakan.pptxSlide-1-Pengantar-Perpajakan.pptx
Slide-1-Pengantar-Perpajakan.pptxHadiPrasetyo13
 
Sistem perpajakan indonesia
Sistem perpajakan indonesiaSistem perpajakan indonesia
Sistem perpajakan indonesiasprtmnyd
 

Similar to PERKEMBANGAN PAJAK (20)

Pengantar PERPAJAKAN
Pengantar PERPAJAKANPengantar PERPAJAKAN
Pengantar PERPAJAKAN
 
PBB & BPHTB.pptx
PBB & BPHTB.pptxPBB & BPHTB.pptx
PBB & BPHTB.pptx
 
1. pengantar p ph
1. pengantar p ph1. pengantar p ph
1. pengantar p ph
 
Peradilan dalam hukum pajak ppt new
Peradilan dalam hukum pajak ppt newPeradilan dalam hukum pajak ppt new
Peradilan dalam hukum pajak ppt new
 
UU Nomor 42 Tahun 2009
UU Nomor 42 Tahun 2009UU Nomor 42 Tahun 2009
UU Nomor 42 Tahun 2009
 
Pengantar Pajak Penghasilan
Pengantar Pajak PenghasilanPengantar Pajak Penghasilan
Pengantar Pajak Penghasilan
 
Pbb1
Pbb1Pbb1
Pbb1
 
Uu 28 2007_kup
Uu 28 2007_kupUu 28 2007_kup
Uu 28 2007_kup
 
serba serbi pajak di Indonesia
serba serbi pajak di Indonesiaserba serbi pajak di Indonesia
serba serbi pajak di Indonesia
 
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAKURGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
 
Bendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajakBendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajak
 
UU 012 tahun 1985 Pajak bumi dan bangunan
UU 012 tahun 1985   Pajak bumi dan bangunanUU 012 tahun 1985   Pajak bumi dan bangunan
UU 012 tahun 1985 Pajak bumi dan bangunan
 
Uu 28 2007
Uu 28 2007Uu 28 2007
Uu 28 2007
 
Uu 28 2007
Uu 28 2007Uu 28 2007
Uu 28 2007
 
Uu 1985 12
Uu 1985 12Uu 1985 12
Uu 1985 12
 
1. sejarah pbb
1. sejarah pbb1. sejarah pbb
1. sejarah pbb
 
perda pajak kalteng.pdf
perda pajak kalteng.pdfperda pajak kalteng.pdf
perda pajak kalteng.pdf
 
IPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga Pasar
IPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga PasarIPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga Pasar
IPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga Pasar
 
Slide-1-Pengantar-Perpajakan.pptx
Slide-1-Pengantar-Perpajakan.pptxSlide-1-Pengantar-Perpajakan.pptx
Slide-1-Pengantar-Perpajakan.pptx
 
Sistem perpajakan indonesia
Sistem perpajakan indonesiaSistem perpajakan indonesia
Sistem perpajakan indonesia
 

More from natal kristiono (20)

Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_newNatal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
 
Materi hukum pajak pajak daerah
Materi hukum pajak  pajak daerahMateri hukum pajak  pajak daerah
Materi hukum pajak pajak daerah
 
Materi hukum pajak " pajak daerah"
Materi hukum pajak " pajak daerah"Materi hukum pajak " pajak daerah"
Materi hukum pajak " pajak daerah"
 
Tugas pkn iqbale
Tugas pkn iqbaleTugas pkn iqbale
Tugas pkn iqbale
 
Pkn zaskia
Pkn zaskiaPkn zaskia
Pkn zaskia
 
Bab xiv
Bab xivBab xiv
Bab xiv
 
Bab xiii
Bab xiiiBab xiii
Bab xiii
 
Bab xii
Bab xiiBab xii
Bab xii
 
Bab xi
Bab xiBab xi
Bab xi
 
Bab x
Bab xBab x
Bab x
 
Bab viii
Bab viiiBab viii
Bab viii
 
Bab vii
Bab viiBab vii
Bab vii
 
Bab vi
Bab viBab vi
Bab vi
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
 
Bab ix
Bab ixBab ix
Bab ix
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Babi 5~1
Babi 5~1Babi 5~1
Babi 5~1
 

Recently uploaded

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 

Recently uploaded (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 

PERKEMBANGAN PAJAK

  • 1. PERKEMBANGAN PERPAJAKAN DI INDONESIA MASA TAHUN JENIS DAN PRODUK HUKUMNYA 1. Kerajaan- kerajaan di Indonesia Upeti rakyat atau rakyat jajahan kepada raja dengan tujuan wujud rasa hormat (upetinya bagian kekayaan). 2. Penjajahan Belanda 1825-1830 (Gubernur Jendral Raffles) Landrent (pajak sewa tanah) yang sebelumnya pajak tanah atau yang berhubungan dengan tanah (tanam paksa) pecah perang Diponegoro. 1907 Diubah yang disebut dengan rincikan atau pemetaan desa 1908 Inkomsten Blasting (Pajak Pendapatan) 1925 Ordonansi Pajak Perseroan (PPs) 1932 Ordonansi Pajak Kekayaan (PKk) 1939 Rincikan diubah dengan nama Ordonantie Landrente 3. Penjajahan Jepang 1941-1944 Pajak Tanah dan Ordonantie Pajak Pendapatan (1944) untuk Orang Pribadi 4. Kemerdekaan 1945 Pajak Bumi 1952-1959 Pajak Hasil Bumi yang dikenakan hasil yang dikeluarkan dari tanah dan dalam tahun 1959 dikeluarkan perubahan Ordonantie Pajak Pendapatan 1944 dengan lembaran negara 1959 No. 109 yang mengatur tentang pajak pendapatan terhadap wajib pajak badan (Pasal 2a). 1950 UU No. 12 tahun 1950 Pajak Peredaran Barang dan tahun 1951 diganti dengan Pajak Penjualan (PPn). A. Sejarah Pemungutannya
  • 2. 1959-1961 Pajak hasil bumi dan nilai tanah (UU No. 11 Prp 1959 disahkan menjadi UU No. 1 tahun 1961) mengatur tanah adat saja (yaitu tanah yang dimiliki orang Indonesia asli) 1960 UU No. 5 tahun 1960 materi hukum atas tanah berlaku atas semua tanah di Indonesia. 1964 Ordonantie Pajak Kekayaan diubah dengan UU No. 24 tahun 1964 yang mengacu subyek pajak daripada kekayaan adalah pada prinsipnya orang pribadi bukan badan. Tetapi menurut Pasal 3 Ordonantie PKk dimungkinkan Perseroan dan Perkongsian dikenakan PKk untuk menggantikan kedudukan Perseronya yang tidak dikenal. 1965 SK Menteri Iuran Negara No. PM PPV 1-1-3 tanggal 29 November 1965 diubah menjadi IPEDA (latar belakangnya pemberian Otonomi Daerah) 1968 UU No. 8 tahun 1968 perubahan ordonantie pajak perseroan tahun 1925. 1970 UU No. 10 tahun 1970 tentang Pajak atas bunga, deviden dan royalty.
  • 3. REFORMASI DAN PEMBAHARUAN UNDANG-UNDANG PAJAK A. Tax Reform I Tahun 1983 Latar Belakang dan Tujuan Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan 1980 harga minyak bumi mengalami anjlok dan Indonesia struktur keuangannya mengandalkan sektor minyak. Tujuannya kemandirian keuangan negara dan menyederhanak an jenis pajak, kewajiban pajak dan peran serta masyarakat - UU No. 6 tahun 1983 tentang KUTAP - UU No. 7 tahun 1983 tentang PPh - UU No. 8 tahun 1983 tentang PPN dan PPn BM - UU No. 12 tahun 1985 tentang PBB - UU No. 13 tahun 1985 tentang Bea Materai a. Penyederhanaan jumlah dan jenis pajak. b. Penyederhanaan tarif pajak untuk memudahkan WP, menghitung pajaknya. Misalnya dalam pajak pendapatan dan perseroan ada 58 jenis tarif menjadi 3 tarif. c. Menghilangkan insentif pajak. Misalnya bagi penabung dalam tabanas, taska dan deposito berjangka. d. Self assesement system (kepercayaan kepada WP). e. Fungsi mengatur dihapus.
  • 4. B. Tax Reform II Tahun 1994 Latar Belakang dan Tujuan Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan - Manfaat yang diperoleh dari pembaharuan I tahun 1983 yaitu masuknya uang ke negara meningkat. - Self assesement system kurang berhasil - Lemah law enforcement Tujuan : - Pajak alat utama memperoleh pendapatan negara (fungsi budgeter) - Mendorong kegiatan ekonomi (fungsi mengatur) - UU No. 9 tahun 1994 tentang perubahan UU No. 6 Tahun 1983 tentang KUTAP. - UU No. 10 tahun 1994 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1983 tentang PPh yang sebelumnya telah diubah dengan UU No. 7 tahun 1991. - UU No. 11 tahun 1994 tentang perubahan UU No. 8 Tahun 1983 tentang PPN dan PPn BM. - UU No. 12 tahun 1994 tentang perubahan UU No. 12 Tahun 1985 tentang PBB. a. Menyangkut Hukum Pajak Formal - Kewajiban WP diperluas sehingga meliputi kewajiban penghasilan mendaftarkan usahanya (PKP) - Jangka waktu daluarsa semula 5 tahun menjadi 10 tahun - Sebelum tebrentuk BPP, maka MPP bertindak sebagai BPP namun keputusannya bukan keputusan tata usaha negara. - Sanksi pidana diperberat (Pasal 38, dan 39) UU No. 9 tahun 1994 - Cakupan sanksi pidana diperluas sampai kepada pihak ketiga yang tidak memenuhi kewajiban untuk memberikan keterangan.
  • 5. Latar Belakang dan Tujuan Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan b. Menyangkut PPh - Subyek pajak BUT dipisahkan dari subyek pajak badan - Obyek pajak lebih rinci, jelas dan tegas untuk kepentingan hukum dan keadilan dalam pengenaan pajak. - Perluasan biaya yang diperbolehkan (biaya penelitian dan pengembangan perusahaan), biaya pelatihan magang, dan beasiswa, biaya pengelolaan limbah. - Fasilitas perpajakan kepada WP yang menanamkan di bidang tertentu dan daerah tertentu. - Kompensasi 5 tahun diubah menjadi paling lama 10 tahun. - WP memilih untuk penyusutan atas harta berwujud bukan bangunan. - Lapisan tarif pajak berubah tetapi masih tarif progresif. - Perluasan sistem pemotongan dan pemungutan untuk meningkatkan kepatuhan WP (pemanfaatan data pajak)
  • 6. Latar Belakang dan Tujuan Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan c. Menyangkut PPN dan PPn BM - Obyek pajak diperluas semula hanya penyerahan barang berwujud ditambah dengan pemanfaatan barang tidak berwujud. - Penyerahan aktiva yang semula tidak diperjual belikan yang masih tersisa pada saat pembubaran, sepanjang PPN atas perolehannya dapat dikreditkan menjadi objek pajak. d. Menyangkut PBB - Adanya NJOPTKP (Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak) - Objek pajaknya bumi dan bangunan - Tindak pidana di bidang PBB
  • 7. C. Tax Reform III Tahun 1997 Latar Belakang dan Tujuan Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan - Kebutuhan peradilan pajak yang komprehensif atas sengketa pajak dengan proses sederhana, cepat dan biaya murah. - Kepastian hukum dan penyederhana an UU Pajak Daerah - Kebutuhan UU penagihan pajak - Kebutuhan UU Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) - Pungutan Pajak atas BPHTB - UU No. 17 tahun 1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak (BPSP) - UU No. 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah - UU No. 19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa - UU No. 20 tahun 1997 tentang PNBP - UU No. 21tahun 1997 tentang BPHTB a. Semula MPP menjadi wewenang BPSP. b. Putusan BPSP sifatnya final (tidak lagi ke PTUN) c. Penyederhanaan retribusi daerah menjadi 3 golongan (retribusi jasa umum, jasa usaha, jasa perizinan). d. Perluasan penanggung pajak WP badan. e. Adanya penagihan seketika. f. Diatur pengelompokan PNBP dan tarifnya melalui UU dan PP dan diatur pengelolaannya. g. BPHTB menganut self assesement dan PBB tetap masih official assesement. h. Ancaman hukuman kepada WP, pejabat umum. i. Mengatur pembagian hasil BPHTB untuk pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
  • 8. D. Tax Reform IV Tahun 2000 Latar Belakang dan Tujuan Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan - Mengacu kemandirian dalam pembiayaan negara. - Meningkatkan keadilan pengenaan pajak dan memberikan kemudahan kepada WP. - Meningkatkan investasi melalui PMA dan PMDN. - Penyederhanaan atas hak-hak WP. - Meningkatnya tunggakan pajak. - Pemerataan kesejahteraan melalui APBD dan dana perimbangan keuangan yang berasal dari APBN - UU No. 16 tahun 2000 tentang Perubahan Kedua UU No. 6 tahun 1983 tentang KUTAP - UU No. 17 tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga UU No. 7 tahun 1983 tentang PPh - UU No. 18 tahun 2000 tentang Perubahan Kedua UU No. 8 tahun 1983 tentang PPN dan PPn BM - UU No. 19 tahun 2000 tentang Perubahan UU No. 19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa - UU No. 20 tahun 2000 tentang Perubahan UU No. 21 tahun 1997 tentang BPHTB - UU No. 34 tahun 2000 tentang Perubahan UU No. 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah a. Menyangkut KUTAP - Memperjelas pengertian pengusaha, PKP, NPWP, SKP, SK Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak. - Pemberian wewenang kepada Dirjen Pajak untuk menetapkan pendaftaran WP, (penetapan jabatan menerbitkan NPWP, NPPKP). - Penerbitan surat tegoran SPT tidak disampaikan. - Kenaikan sanksi administrasi tidak menyampaikan atau lewat waktu atas SPT : SPT masa : 25 rb – 50 rb, SPT tahunan : 50 rb – 100 rb - Kenaikan sanksi lebih jelas atas pembayaran dengan penyetoran lewat jatuh tempo. - Ketentuan baru mengenai SKPPKP (Pasal 17c) - Rumusan tindak pidana dan sanksi pidana dipertegas (Pasal 38 s/d 41A) b. Menyangkut PPh - Perluasan subyek/obyek dan penyederhanaan/pembebasan pajak. - Perubahan struktur tarif. - Kemudahan kepada WP dengan self assesement. - Pemberian insentif kepada WP yang investasi langsung di Indonesia.
  • 9. Latar Belakang dan Tujuan Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan c. Menyangkut PPN dan PPn BM - Mempertegas obyek yang tidak dikenakan pajak (kebutuhan pokok, yang sudah dikenakan pajak daerah, hasil tambang/pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya, alat tukar barang-barang untuk ekonomi sosial dan budaya. - Kenaikan tarif PPn - Pengkreditan PM PPN bila belum berproduksi. - Penyederhanaan retribusi. - Pengkreditan PM PPN bisa 3 bulan setelah berakhirnya masa pajak. d. Menyangkut Penagihan dengan Surat Paksa - Mempertegas jangka waktu penagihan aktif. - Mempertegas tentang penanggung pajak (komisaris, pemegang saham, pemilik modal) - Menaikan nilai usaha peralatan yang dikecualikan dari sita. - Memperbanyak jenis barang yang dikecualikan dari lelang. - Mempertegas besarnya biaya penagihan. - Mempertegas bahwa pengajuan keberatan dan banding tidak menunda pembayaran dan pelaksanaan penagihan.
  • 10. Latar Belakang dan Tujuan Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan - Mempermudah pelaksanaan lelang - Memperjelas hak penanggung jawab. - Mempertegas sanksi pidana. e. Menyangkut BPHTB - Cakupan obyek pajak diperluas. - Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan WP. - Memberikan kemudahan dan perlindungan hukum. f. Menyangkut Pajak Daerah dan Retribusi Daerah meliputi Pajak Provinsi semula 3 jenis menjadi 4 jenis : - Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas air - Bea balik nama - Pajak bahan bakar kendaraan bermotor - Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bersih bawah tanah dan air permukaan Pajak Kabupaten/Kota semula 6 jenis menjadi 7 jenis : - Pajak Hotel - Pajak Restoran - Pajak Hiburan - Pajak Reklame - Pajak Penerangan Jalan - Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C - Pajak Parkir
  • 11. E. Tax Reform V Tahun 2007 Latar Belakang dan Tujuan Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan - Meningkatkan efisiensi pemungutan pajak dalam mendukung penerimaan negara. - Meningkatkan pelayanan kepastian hukum dan keadilan, daya saing penanaman modal, mendukung pengembangan UKM - Penyesuaian perkembangan sosial ekonomi masyarakat, teknologi informasi, keseimbangan hak dan kewajiban, penerapan self assesement system secara akuntabel/ konsisten. - Meningkatkan profesionalisme aparatur perpajakan, keterbukaan administrasi perpajakan dan kepatuhan sukarela WP - UU No. 28 tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga UU No. 6 tahun 1983 tentang KUTAP - UU No. 36 tahun 2009 tentang Perubahan Keempat UU No. 7 tahun 1983 tentang PPH - UU No. 42 tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga UU No. 8 tahun 1983 tentang PPN dan PPn BM a. Menyangkut KUTAP, meliputi antara lain : - Memperjelas pelaksanaan ketentuan perpajakan dan melengkapi ketentuan hukum pajak formal sebelumnya. - Mempertegas kewajiban pajak subyektif yang menuju penerapan self assesement system. - Menerapkan system elektronik dan meminimalisir kontak pribadi. - Kenaikan sanksi berkaitan terlambat/tidak menyampaikan SPT : SPT tahunan OP : Rp. 100 rb, SPT Badan : Rp. 1 juta, SPT Masa PPN : Rp. 500 rb, SPT Masa Lainnya : Rp. 100 rb - Perubahan jangka waktu pembetulan SPT rugi atau lebih bayar paling lama 2 tahun. - Pembayaran pajak yang telah ditentukan Menteri Keuangan sah setelah disahkan oleh pejabat ditempat bayar. - Sanksi pidana bagi pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai PKP bila menerbitkan faktur pajak. - Kode etik pegawai Direktorat Jenderal Pajak. - Pengaturan lebih rinci tentang sanksi bagi petugas pajak. - Pengaturan wewenang Dirjen Pajak untuk melakukan pemeriksaan bukti permulaan atas data dan informasi pajak.
  • 12. Latar Belakang dan Tujuan Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan a. Menyangkut PPH, meliputi antara lain : - Menaikan besarnya PTKP. - WP OP omzet 4,8 milyar dapat menggunakan norma penghitungan. - Surplus Bank Indonesia menjadi obyek PPh. - Memperluas pengertian BUT (meliputi gudang, komputer, agen elektronik atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa atau yang digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan kegiatan usaha melalui internet. - Perluasan objek PPH pasal 4 ayat (2). - Tarif pemotongan PPH Pasal 21 bagi WP OP yang tidak ber NPWP lebih besar 20% dari tarif yang ber NPWP. - Memperluas obyek PPH pasal 26 meliputi pembebasan utang. - WP yang dikenakan PPH Pasal 22 dan 23 tetapi tidak ber NPWP diberikan pajak lebih tinggi 100%. - Pemberian pengurangan tarif PPH untuk WP Badan Dalam Negeri yang omzetnya s/d Rp. 30 milyar menjadi 50% dari tarif semula.
  • 13. Latar Belakang dan Tujuan Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan - Perluasan biaya yang bisa dikurangkan yaitu mengenai sumbangan dan beasiswa dan diatur oleh Menteri Keuangan. - Memperluas Pasal 26 (2) yang semula hanya mengatur penghasilan dari penjualan harta menjadi penghasilan dari penjualan atau pengalihan harta. - Membedakan tarif PPH Pasal 23 untuk : Deviden, bunga, royalti, hadiah, penghargaan, bonus dan sejenisnya dikenakan 15%. Sewa, penghasilan dari penggunaan harta, imbalan jasa teknik/manajemen/ konstruksi/konsultan dan jasa lainnya 2%. - Kekurangan pajak terutang harus dilunasi sebelum SPT disampaikan. - Tarif PPH WP OP disederhanakan dan WP Badan menjadi tarif tunggal 28%.
  • 14. Latar Belakang dan Tujuan Produk Hukum Pokok-pokok Perubahan a. Menyangkut PPN, meliputi antara lain : - Obyek Ekspor JKP dan BKP tidak berwujud tarif 0% - Non Obyek : Kepastian hukum tentang obyek-obyek tertentu yang dikenakan Pajak Daerah Kebutuhan pokok dasar Jasa keuangan (termasuk jasa syariah) - Tarif PPn BM naik dari 75% menjadi maksimal 200% - Pengkreditan PM PPN ditegaskan PKP yang belum berproduksi dapat mengkreditkan PPN barang modal dalam jangka waktu 3 tahun. - Kenaikan prosedur dalam pemusatan PPN cukup dengan melakukan pemberitahuan tertulis kepada Dirjen Pajak. - Saat pembuatan Faktur Pajak, yaitu pada saat pembayaran dan atau penyerahan dan WP tidak perlu membuat invoice lagi yang berbeda dengan Faktur Pajak. - Saat penyetoran dan pelaporan PPN paling lama akhir bulan berikutnya. - Pemberian prestasi turis asing. - Ditetapkan 15 Oktober 2009 diberlakukan mulai 1 April 2010.