Mata kuliah Produksi Ternak Unggas membahas tentang perkembangan industri perunggasan di Indonesia, mulai dari peranan penting ternak unggas dalam pangan nasional, populasi dan produksi ayam broiler serta telur yang terus meningkat, hingga sejarah perkembangan pembibitan ayam ras dari tingkat final stock hingga grand parent stock.
2. KONTRAK PERKULIAHAN
Nama Matakuliah : Produksi Ternak Unggas
Kode Matakuliah : J10A114
Kredit : 3 (2 – 1)
Staf Pengajar : Prof. Dr. Ir. Sjafril Darana, MS.
Dr. Ir. Hj. Tuti Widjastuti, Ir., MS.
Dr. Ir. Hj. Siti wahyuni. MS.
Dr. Ir Iwan Setiawan, DEA.
Ir. Dani Garnida , MP
Dr. Ir. Hj. Wiwin Tanwiriah, MP.
Endang Sujana, S.Pt, MP.
Jadwal Pertemuan : 16 kali
Semester : Genap
Sifat Mata Kuliah : Wajib
3. 1 18 –2 – 2014 Pendahuluan (Visi, Misi Fakultas, Kontrak Perkuliahan, Kondisi
Perunggasan Indonesia)
2 25 – 2– 2014 Peranan Ternak Unggas
3 04 - 3 – 2014 Taxonomi dan Domestikasi
4 11 - 3 – 2014 Anatomi dan Morfologi
5 18 – 3 – 2014 Sistem Reproduksi dan Pembentukan telur
6 25 - 3 – 2014 Dasar Pemuliaan dan tingkah laku unggas
7 01 – 4 – 2014 Quiz I
8 08 – 4 – 2014 Sistem syaraf dan endokrin
9 15 – 4 – 2014 Sistem Pencernaan
10 22 – 4 – 2014 Pengenalan Bahan Pakan dan fitofarmaka
11 29– 4 – 2014 Sistem Perkandangan
12 06 – 5- 2014 Pengenalan dan Pencegahan Penyakit
13 13 – 5- 2014 Dinamika Produktivitas Ternak Unggas (SCL)
14 20 –5 – 2014 Dinamika Produktivitas Ternak Unggas (SCL)
15 03 –6 – 2014 Quiz II
4. PENILAIAN
Teori : 70%
terdiri atas : - Quiz 1 15%
- Quiz 2 15%
- UAS 25 %
- Tugas 10 %
- Kehadiran 5 %
Praktikum : 30%
terdiri atas : - Laporan 15%
- Uas Praktikum 10%
- Quis Praktikum 5%
Kehadiran Kuliah minimal 80% dan Praktikum 100%
5. 5
V i s i
Menjadi Fakultas yang mempunyai
komitmen terhadap keunggulan dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi
peternakan ramah lingkungan
Visi dan Misi
Fakultas Peternakan Unpad
Visi
6. 6
M i s i
1 . Menyelenggarakan pendidikan sebagai wujud pengamalan
profesionalisme dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
2. Menyelenggarakan pendidikan pada berbagai strata program
studi peternakan secara efektif dan efisien dengan kurikulum
yang berbasis kompetensi.
3. Menyelenggarakan pengkajian, penelitian, pengembangan
dan penyebarluasan ilmu dan teknologi yang adaptif dan
kompetitif.
4. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat secara
proaktif melalui penyebaran dan penerapan ilmu dan teknologi
7. PERKEMBANGAN PERUNGGASAN DI INDONESIA
SEBERAPA besar komoditi peternakan memberikan
kontribusinya terhadap kebutuhan pangan dan gizi
rakyat Indonesia ?
Secara umum bahwa konsumsi protein hewani
masyarakat kita masih rendah : kontribusi produk
peternakan terutama hasil unggas terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun
Data terakhir thn 2009 (Poultry Indonesia, 2009):
- Konsumsi telur per kapita satu butir/minggu
- Daging ayam dua potong/minggu
- Susu setengah gelas/minggu
- Ikan 25 kg/tahun.
8. Jenis ternak yang sampai saat ini menjadi andalan sebagai
sumber daging umumnya berasal dari ternak unggas dan
sapi potong
Keduanya menyumbangkan kontribusi yang sangat
dominan dalam penyediaan daging secara nasional karena
kedua jenis ternak ini berskala industri
Guna lebih jelasnya sumbangsih produksi daging berbagai
jenis ternak dapat dilihat pada Ilustrasi 1 dan 2.
9. Present status of livestock production…
Beef
24%
Sheep
6%
Pigmeat
9%Horse
0%
Poultry
61%
Meat consumption by species, 2005
10. Kontribusi Unggas dalam Penyediaan Daging Nasional
Sapi
18,80%
Dombin
g
5,08%Babi
8,67%Kerbau
& Kuda
1,99%
Unggas
65,46%
Dirjenak Deptan, 2006.
Ayam Ras Pedaging :
kontribusi terbesar yaitu 70,5%
11. Present status of livestock production…
0
100
200
300
400
500
600
1970 1973 1976 1979 1982 1985 1988 1991 1994 1997 2000
Production(1000tons)
Beef Small Rum. Native Chicken Broiler Pig
Meat Production in Indonesia by Type of Animal
12. GRAFIK POPULASI dan PRODUKSI BROILER
TAHUN 1996-2005
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1996 - 2005
Jutaekor
Populasi
Produksi
13. GRAFIK POPULASI LAYER, PRODUKSI DAN
KONSUMSI TELUR Tahun 1996 - 2003
30
80
130
180
230
280
330
380
430
480
530
580
630
680
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1996 - 2005 Populasi Layer (juta ekor)
Produksi Telur (ribu ton)
Konsumsi Telur (ribu ton)
14. 14
Ayam Ras
Mulai dipelihara dan dikenal di Indonesia tahun 1950. Dalam
sejarah perkembangannya dibagi berbagai tahapan, sbb :
1. Periode tahun 1950 – 1961 (Tahap Perintisan)
Import bibit anak ayam ras (DOC) komersial.
September 1961, Pameran perunggasan di Istora
Senayan Jakarta oleh GAPUSSI.
2. Periode tahun 1961 – 1971 (Tahap Landasan)
Dimulai menyusun dan menguji konsep pengembangan unggas
melalui Bimas. Konsep ini, mulai diperkenalkan akhir tahun 1971.
Beberapa kejadian pada periode ini adalah sbb :
Kontes dan pameran Unggas Nasional yang diadakan dihalaman
samping Istana Merdeka Jakarta, pada bulan Mei 1971.
15. 15
3. Periode tahun 1971 – 1981 (Tahap Pertumbuhan)
Pada periode ini berbagai industri perunggasan telah
tumbuh dengan pesatnya, investasi pada industri hulu,
industri hilir maupun pada usaha produksi budidaya.
4. Periode tahun 1981 – 1987 (Tahap Konsolidasi)
Lahir kebijaksanaan pemerintah 1981 : Keppres No.
50/1981 (restrukturisasi usaha peternakan ayam dan
stabilisasi).
Tujuan Keppres ini, yaitu untuk meningkatkan kesempatan
kerja dan meningkatkan pendapatan peternak kecil/usaha
keluarga.
Untuk memantapkan sasaran stabilisasi pada tahun
1984 ditetapkan Pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR)
perunggasan.
dikukuhkan SK Menteri Pertanian No. 330/342/Kpts/5/84
Dikeluarkan kebijaksanaan baru berupa Keppres No.22 tahun
16. 16
5. Periode tahun 1988 – 2000 (Tahap Ketangguhan)
Langkah konsolidasi masih belum memuaskan
(flustuasi harga)
1988 didirikan organisasi induk perunggasan Dewan
Perunggasan Indonesia (Deperindo)
1990 keluar Kepres No 22/1990 mengganti Kepres No
50/1981. Sk Mentan 406 diganti sk Mentan
363/1990
20 Juli 1990 berdiri Forum Komunikasi dan Koordinasi
Masyarakat Peternakan Indonesia (Forum Masterindo)
17.
Perkembangan Populasi Ayam Ras
Pada tahap perintisan hingga tahap landasan (1971), galur
yang
diimport adalah dalam bentuk DOC final stock (FS).
Mengikuti perkembangan perunggasan di Indonesia maka
pada tahap pertumbuhan, yang diimport adalah DOC
Parent Stock (PS) penghasil FS.
Pada masa akhir tahap pertumbuhan (1980) maka bibit
yang di import adalah Grand Parent Stock (GPS),
penghasil PS.
Hal inilah yang mendorong para investor menjadikan
usaha ternak ungggas sebagai industri.