Dokumen tersebut membahas sumber-sumber pengetahuan menurut epistemologi Islam yaitu indra, akal, dan hati (intuisi). Metode yang digunakan untuk mendekati kebenaran adalah metode empiris, logis, dan silogisme. Sumber pengetahuan lainnya adalah rasionalisme, empirisme, intuisi-wahyu, sedangkan kriteria kebenaran meliputi teori koherensi, konsistensi, korespondensi, dan pragmatisme.
4. INDRA
Melalui indra kita dapat mengenal
dunia sekeliling kita dari mulai dapat
mengenali bentuk (mata), suara
(telinga), mencium bau (hidung),
mengecap rasa (lidah), dan
mengenali sesuatu melalui sentuhan
(kulit).
HATI (INTUISI)
Hati inilah yang dapat memahami
pengalaman langsung yang kita rasakan
dalam apa yang disebut sebagai
pengalaman-pengalaman eksistensial.
REVIEW
REVIEW
Sumber-sumber pengetahuan
menurut epistemologi Islam adalah
indra, akal, dan hati (intuisi)
Namun, indra tidak bisa dijadikan
satu-satunya sumber pengetahuan
karena bisa saja ada kekeliruan
dalam mengenali sesuatu hanya
menggunakan indra.
Akal memang sangat kompeten untuk
memahami apa yang saya sebut sebagai
"pengalaman fenomenal, tetatpi tidak
untuk “pengalaman eksistensial.”
AKAL
Kelebihan yang paling istimewa dari
akal terletak pada kecakapan atau
kemampuannya untuk menangkap
“kuiditas” atau “esensi” dari sesuatu
yang diamati atau dipahaminya.
6. Upaya-upaya apakah yang ditempuh oleh para filosof
Upaya-upaya apakah yang ditempuh oleh para filosof
Muslim untuk mempertahankan kemungkinan
Muslim untuk mempertahankan kemungkinan
pengetahuan dan menghindarkan relativitas absolut?
pengetahuan dan menghindarkan relativitas absolut?
7. METODE EMPIRIS
METODE LOGIS
M
etodeMenghampiri Kebenaran
M
etodeMenghampiri Kebenaran
Metode yang mengacu pada
indrawi atau sense perception
Metode logis atau disebut jalan
logika yang menggunakan
metode demonstratif
8. METODE EMPIRIS
Metode yang mengacu pada indrawi,
yaitu terutama indra penglihatan dalam
perannya untuk observasi.
Metode ini rentan terhadap kekeliruan.
Kekeliruan ini menjadi rambu yang harus
diperhatikan dengan saksama agar bisa
selamat sampai tujuan.
Ilustrasi
"Pandangan mata tidak bisa melihat objek apapun kecuali kalau ada jarak antara
mata dan objek itu. sebab, ketika objek itu menempel ke permukaan mata, ia
tidak bisa kita lihat sekalipun objek itu adalah objek yang bisa kita lihat. Demikian
juga, mata kita tidak bisa melihat objek melalui cermin, kecuali objeknya
ditempatkan secara berlawanan. selain itu, antara tiap titik pada permukaan
objek yang diamati dan permukaan mata dapat dibayamhlam demham adamua
seniaj haris lurus; tidak boleh ada benda gelap yang mengantarai permukaan
mata dan objek itu yang dapat menghalangi semua garis lurus yang dapat
dibayangkan terbentang antara permukaan mata dan objek tersebut.
9. SILOGISME
METODE
LOGIS
DEMONSTRATIF
Metode penarikan kesipulan
yang berdasarkan pada
premis-premis "benar,
primer, dan niscaya"
Metode pembuktian untuk
memperoleh pengetahuan
yang benar dan pasti. Metode
ini menggunakan penalaran
logis dan data empiris yang
dipasok dari indra atau intuisi,
wahyu, bahkan pengalaman
spritiual.
11. EMPIRISME
Pengalaman inderawi,
mengajarkan bahwa yang benar
ialah yang logis dan ada bukti
empiris.
Sumber pengetahuan
Sumber pengetahuan
RASIONALISME
Akal sebagai alat pencari dan
pengukur pengetahuan. INTUISI-WAHYU
Intuisi, Pengetahuan yang
didapat tanpa melalui
proses penalaran tertentu.
Wahyu, pengetahuan
yang disampaikan Tuhan
kepada manusia melalui
para nabinya yang
diutusNya sepanjang
zaman.
12. HUBUNGAN AKAL, PENGINDERAAN,
INTUISI-WAHYU
Saat Lahir
Manusia tidak memiliki pengetahuan.
Namun memiliki potensi psiko-fisik
sebagai instrument untuk memperoleh ilmu
pengetahuan. Dengan kemampuan awal dengan
pancraindera.
Beranjak Dewasa
Menyadari tidak semua pengetahuan yang
diperoleh melalui panca indera bisa dipercaya
atau dipedomani, lalu Akal hadir sebagai
bentuk keistimewaan manusia, bahwa akal
adalah potensi untuk berpikir.
Dewasa
Menyadari tidak semua kebenaran mampu kita capai
melalui pedayagunaan akal atau penalaran.Dengan akal
atau penalaran rasional kita tidak pernah mampu
menemukan siapa sebenarnya Tuhan itu, apalagi sampai
merasakan kehadirannya. Maka dengan ini kita
memerlukan wahyu sebagai pemberi pengetahuan
tersebut.
14. TEORI KOHERENSI TEORI KONSISTENSI
Teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria teori Koherensi. Apa bedanya antara
koherensi dan konsistensi?
Ilustrasi:
“sistem pendidikan harus dikembangkan konsisten dengan tujuan pembangunan
pendidikan namun juga harus koferen dengan tujuan pembangunan nasional.”
Artinya, koherensi adalah kosistensi dalam keseluruhan suatu sistem pemikiran sedang
kosistensi berlaku hanya dalam satu jalan pikir atau suatu subsistem pemikiran.
15. Dalam penelitian iimiah, logika induktif
sangat erat kaitannya dengan teori
kebenaran korespondensi. Teori
Korespondensi menyatakan bahwa suatu
pernyataan adalah benar bila materi yang
terkandung dalam pernyataan itu
berkorespondensi (berhubungan) dengan
objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
TEORI KORESPONDESI
Plato (427-347 S.M.) dan Aristoteles (384-
322 S.M.) mengembangkan teori koherensi
berdasarkan pola pemikiran yang
dipergunakan Euclid dalam menyusun ilmu
ukurnya. Teori korespondensi dikembangkan
oleh kaum empiris dengan eksponen
utamanya adalah Bertrand Russell (1872-
1970).
16. TEORI PRAGMATISME
TEORI PRAGMATISME
Teori kebenaran lain yang dipergunakan dalam kegiatan ilmiah yakni pragmatisme yang
dicetuskan Charles S. Peirce (1839-1914). Peirce mengemukakan gagasan tentang
pragmatisme ini dalam sebuah makalah yang dipublikasikan pada tahun 1878 dan berjudul
“How to Make Our Ideas Clear". Teori ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh
beberapa ahli filsafat yang kebanyakan berkebangsaan Amerika Serikat yang
menyebabkan filsafat ini sering dikonotasikan sebagai filsafat Amerika. Ahli filsafat
pragmatisme ini antara lain adalah William James (1842-1910), John Dewey (1859-1952),
George H. Mead (1863-1931) dan C.1. Lewis.
"It Works for Me"
17. How The Things Are?
llmu merupakan upaya menemukan kebenaran ilmiah yang
mencerminkan realitas sebagaimana adanya (how the things
are). Kriteria kebenaran ilmiah ini menggabungkan teori
kebenaran korespondensi dan koherensi dalam memproses
pengetahuan yang dianggap benar secara iimiah.