SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Materi:
KEBENARAN
Teori Korespondensi Teori Koherensi Teori Pragmatis
dosen
Drs,H. Djoko Adi Walujo, ST,MM.,DBA
TUJUAN PPERKULIAHAN UMUM
 Memahami Teori kebenaran dalam hubungannya dengan filsafat ilmu.
TUJUAN PERKULIAHAN KHUSUS
 Mahasiswa dapat mendifinisikan teori korespondensi
 Mahasiswa dapat mendifinisikan teori koherensi
 Mahasiswa dapat mendifinisikan teori pragmatis
Merupakan singkatan ringkasan belajar, dimaksudkan untuk membantu mahasiswa agar perhatiannya tidak tersita
untuk menulis ketika proses belajar berlangsung, disamping memberikan panduan menelusuri literatur
RINGKASAN BELAJAR MATAKULIAH
“FILSAFAT ILMU”
UNIVERSITAS ADI BUANA SURABAYA
RINGKASAN BELAJAR
FILSAFAT ILMU
Djoko adi walujo
eori yang pertama ialah teori korespondensi [Correspondence Theory of Truth],
yang kadang kala disebut The accordance Theory of Truth. Menurut teori ini
dinyatakan bahwa, kebenaran atau keadaan benar itu berupa kesesuaian
[correspondence] antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan dengan apa yang
sungguh-sungguh terjadi merupakan kenyataan atau faktanya.
T
[Suatu proposisi atau pengertian adalah benar jika terdapat suatu fakta yang selaras
dengan kenyataannya, atau jika ia menyatakan apa adanya].
[Kebenaran adalah yang bersesuaian dengan fakta, yang beralasan dengan realitas,
yang serasi (corresponds) dengan situasi actual].
[Kebenaran ialah suatu yang sesuai dengan fakta atau sesuatu yang selaras dengan
situasi aktual. Kebenaran ialah persesuaian(agreement) antara pernyataan (statement)
mengenai fakta dengan fakta aktual; atau antara putusan (Judgment) dengan situasi
seputar (Enviromental situation) yang diberinya intepretasi.
2
"…. a proposition (or meaning) is true if there is a fact to which it
corresponds, if it expresses what is the case"
"Truth is that which conforms to fact; which agrees with reality; which
corresponds to the actual situation."
Truth is that which to fact or agrees with actual situation. Truth is the
agreement between the statement of fact and actual fact, or between the
judgement and the enviromental situation of which the judgement calims
to be an interpretation."
RINGKASAN BELAJAR
FILSAFAT ILMU
Djoko adi walujo
[Jika suatu putusan sesuai dengan fakta, maka dapat dikatakan benar ; Jika tidak
maka dapat dikatakan salah].
Teori korespondensi ini sering dianut oleh realisme/empirisme.
K. Rogers, adalah seorang orang penganut realisme kritis Amerika, yang berpendapat
bahwa : keadaan benar ini terletak dalam kesesuaian antara (1). "esensi atau arti yang
kita berikan" dengan (2) "esensi yang terdapat didalam obyeknya".
[Realisme epistemologis berpandangan, bahwa terdapat realitas yang independence
(tidak tergantung), yang terlepas dari pemikiran; dan kita tidak dapat mengubahnya
bila kita mengalaminya atau memahami. Itulah sebabnya realisme epitemologis
kadangkala disebut obyektivisme]. Dengan perkataan lain: realisme epistemologis
atau obyektivisme
berpegang kepada kemandirian sebuah kenyataan tidak tergantung pada yang di
luarnya.
Dalam perpustakaan Marxis dapat dibaca:
[Jika sensasi kita, persepsi kita, pemahaman kita, konsep dan teori kita bersesuaian
dengan realitas obyektif, dan jika itu semua mencerminkannya dengan cermat, maka
kita katakan itu semua benar: pernyataan, putusan dan teori yang benar kita sebut
kebenaran].
[Materialisme dialektika memahamkan kebenaran sebagai pengetahuan tentang
sesuatu obyek, yang mencerminkan obyek tersebut secara tepat, dengan perkataan
lain, bersesuaian dengan obyek yang dimaksud]
3
“if a judgment corresponds with the facts, it is the true; if not, it is false."
"Epistemological realism. The view that there is an independent reality
apart from minds, and we do not change it when we come to experience or
to know it; sometimes called objectivism"
If our sensations, perception, notions, concepts and theories corresponds
to objective reality, if reflect if faithfully, we say that they are true, while
true statement, judgment or theories are called the truth.
"Dialectical materialism understands truth as that knowledge of an
objective/ with correctly reflect this objectives, i.e. correspond to it"
RINGKASAN BELAJAR
FILSAFAT ILMU
Djoko adi walujo
[misalnya pengertian ilmiah bahwa "tubuh terdiri dari atom-atom"' bahwa "Bumi
lebih dahulu ada dari pada manusia", bahwa "rakyat adalah pembuat sejarah", dan lain
sebagainya, adalah benar].
Berlawanan dengan idealisme, maka meterialisme dialektika mempertahankan bahwa
kebenaran adalah obeyektif. Selama kebenaran mencerminkan dunia wujud secara
obyektif, maka wujudnya itu tergantung pada kesadaran manusia. Kebenaran
obyektif, tulis Lenin, adalah kandungan pengetahuan kita yang tidak tergantung, baik
kepada manusia maupun kepada kemanusiaan. Kandungan kebenaran sepenuhnya
ditentukan oleh proses obyektif yang tercerminkannya.
LENIN menulis:
[Dari renungan yang hidup menuju ke pemikiran yang abstrak, dan dari situ menuju
praktek, demikianlah proses dialektis tentang pengenalan atas kebenaran, atas realitas
obyektif].
Selajutnya kaum Marxist mengenal dua macam kebenaran, yaitu (a) kebenaran
mutlak dan (b) kebenaran relatif.
4
"For example, the scientific propositions that "Bodies consists of atoms",
that the " Earth prior to man", that "the people are makers of history",
etc. are true"
In contrast to idealism, dialectical materialism maintains that truth is
objective. Since truth reflects the objectively existing word, its content
does not depend on man’s consciousness.
Objective truth, LENIN Wrote, is the content of our knowledge, which
neither on mans, nor on mankind. The content of truth is fully
determined by the objective process it reflects
"From live contemplation to abstract thinking and from that to practice,
such is the dialectical process of cognizing the truth, of cognizing
objective reality.
"Absolute truth is objective truth in its entirety, an absolutely exact
reflection of reality"
RINGKASAN BELAJAR
FILSAFAT ILMU
Djoko adi walujo
[Kebenaran mutlak ialah kebenaran yang selengkapnya obyektif, yaitu suatu
pencerminan dari realitas secara pasti mutlak]
[Kebenaran relatif adalah pengetahuan mengenai relaitas yang kesesuaianya tidak
lengkap, tidak sempurna. Menurut Lenin, kebenaran relatif adalah pencerminan dari
obyek yang relatif benar, yang terbatas dari manusia].
[setiap kebenaran adalah kebenaran yang obyektif].
[kebenaran relatif adalah kebenaran yang tidak sempurna, tidak lengkap]
Mengenai Teori Korespondensi tentang kebenaran dapat disimpulkan sebagai berikut:
Kita mengenal dua hal, yaitu : pertama pernyataan dan kedua keyataan. Menurut teori
ini : kebenartan ilah kesesuaian antara pernyataan tentang sesuatu dengan kenyataan
sesuatu sendiri. Sebagai contoh dapat dikemukakan: " Surabaya adalah Ibu Kota
Provinsi Jawa Timur sekarang" ini adalah sebuah pernyataan; dan apabila
kenyataannya memang Surabaya adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Timur ", maka
pernyataan itu benar, maka pernyataan itu adalah suatu kebenaran.
Rumusan teori korespondensi tentang kebenaran itu bermula dari ARIETOTELES,
dan disebut teori penggambaran yang definisinya berbunyi sebagai berikut
:
[kebenaran adalah persesuaian antara pikiran dan kenyataan].
5
" Relative truth is incomplete correspondence of knowledge to reality.
Lenin called this truth the relatively true reflection of an object which is
independent of man"
"Every truth is objective truth”
"Relative truth is imperfect, incomplete truth.
RINGKASAN BELAJAR
FILSAFAT ILMU
Djoko adi walujo
TEORI KONSISTENSI TENTANG KEBENARAN.
Teori yang kedua adalah Teori Konsistensi.
The Consistence Theory Of Truth, yang sering disebut dengan The coherence Theory
Of Truth.
[Menurut teori ini kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan (judgment)
dengan sesuatu yang lalu, yakni fakta atau realitas, tetapi atas hubungan antara
putusan-putusan itu sendiri].
Dengan demikian, kebenaran ditegakkan atas hubungan antara putusan yang baru
dengan putusan-putusan lainnya yang telah kita ketahui dan akui benarnya terlebih
dahulu.
Jadi suatu proposisi itu cenderung untuk benar jika proposisi itu coherent [saling
berhubungan] dengan proposisi yang benar, atau jika arti yang terkandung oleh
proposisi tersebut koheren dengan pengalaman kita.
[Suatu kepercayaan adalah benar, bukan karena bersesuaian dengan fakta, melainkan
bersesuaian/selaras dengan pengetahuan yang kita miliki]
[Jika kita menerima kepercayan-kepercayaan baru sebagai kebenaran-kebenaran,
maka hal itu semata-mata atas dasar kepercayaan itu saling berhubungan [cohere]
dengan pengetahuan yang kita miliki]
6
" According to this theory truth is not constituted by the relation
between a judgment and something else, a fact or really, but by
relations between judgment themselves "
" A belief is true not because it agrees with fact but because it agrees,
that is to say, harmonizes, with the body knowledge that we presses”
"It the maintained that when we accept new belief as truths it is on the
basis of the manner in witch they cohere with knowledge we already
posses”
“A judgment is true it if consistent with other judgment that are
accepted or know to be true. True judgment is logically coherent with
other relevance judgment”
RINGKASAN BELAJAR
FILSAFAT ILMU
Djoko adi walujo
[suatu putusan adalah benar apabila putusan itu konsisten dengan putusan-putusan
yang terlebih dahulu kita terima, dan kita ketahui kebenarannya. Putusan yang benar
adalah suatu putusan yang saling berhubungan secara logis dengan putusan-putusan
lainnya yang relevance]
Jadi menurut teori ini, putusan yang satu dengan putusan yang lainnya saling
berhubungan dan saling menerangkan satu sama lainnya.
[Kebenaran adalah saling hubungan yang sistematik]
[kebenaran adalah konsistensi, selaras, kecocokan]
Selanjutnya teori konsistensi/koherensi ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
Lihat box
7
Pertama :
Kebenaran adalah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan lainnya
yang lebih dahulu kita akui/ terima/ ketahui kebenarannya.
Kedua:
Teori ini dapat juga dinamakan teori justifikasi tentang kebenaran, karena menurut
teori ini suatu putusan dianggap benar apabila mendapat justifikasi putusan-
putusan lainnya yang terdahulu yang sudah dikatahu kebenarannya.
Misalnya:
Bungkarno, adalah ayahanda Megawati Sukarno Puteri, adalah pernyataan yang kita
ketahui, kita terima, dan kita anggap benar.
Jika terdapat penyataan yang koheren dengan pernyataan tersebut diatas, maka
pernyataan ini dapat dinyatakan Benar. Kerena koheren dengan pernyataan yang
dahulu:
Misalnya.
- Bungkarno memiliki anak bernama Megawati Sukarno Putri
- Anak-anak Bungkarno ada yang bernama Megawati Sukarno Putri
- Megawati Sukarno Putri adalah keturunan Bungkarno
- Dll
"The truth is systematic coherence”
" Truth is consistency”
RINGKASAN BELAJAR
FILSAFAT ILMU
Djoko adi walujo
TEORI PRAGMATISME
eori ketiga adalah teori pragmatisme tentang kebenaran, the pragmatic
[pragmatis] theory of truth. Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani pragma,
artinya yang dikerjakan, yang dapat dilaksanakan, dilakukan, tindakan atau perbuatan.
T
Falsafah ini dikembangan oleh seortang orang bernama William James di Amerika
Serikat.
Menurut filsafat ini dinyatakan, bahwa sesuatu ucapan, hukum, atau sebuah teori
semata-mata bergantung kepada asas manfaat. Sesuatu dianggap benar jika
mendatangkan manfaat.
Suatu kebenaran atau suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah apakah
pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan manusia. Teori, hipotesa
atau ide adalah benar apabila ia membawa kepada akibat yang memuaskan, jiak
membawa akibat yang memuaskan, dan jika berlaku dalam praktik, serta memiliki
nilai praktis, maka dapat dinyatakan benar dan memiliki nilai kebenaran.
Kebenaran terbukti oleh kegunannya, dan akibat-akibat praktisnya. Sehingga
kebenaran dinyatakan sebagai segala sesuatu yang berlaku.
Menurut William James “ ide-ide yang benar ialah ide-ide yang dapat kita serasikan,
jika kita umumkan berlakunya, kita kuatkan dan kita periksa.
Menurut penganut praktis, sebuah kebenaran dimaknakan jika memiliki nilai
kegunaan [utility] dapat dikerjakan [workability], akibat atau pengaruhnya yang
memuaskan [satisfactory consequence].
Dinyatakan sebuah kebenaran itu jika memilki “hasil yang memuaskan “ [Satisfactory
result], bila :
1. Sesuatu yang benar jika memuaskan keinginan dan tujuan manusia
2. Sesuatu yang benar jika dapat diuji benar dengan eksperimen
3. Sesuatu yang benar jika mendorong atau membantu perjuangan biologis
untuk tetap ada.
Diskusikan dan lakukan refleksi:
8
 Kebenaran adalah saling hubungan yang sistematik
 Kebenaran karena otoritas acap kali menipu mengapa demikian ?
 Jika suatu putusan sesuai dengan fakta, maka dapat dikatakan benar ; Jika
tidak maka dapat dikatakan salah, mengapa demikia
RINGKASAN BELAJAR
FILSAFAT ILMU
Djoko adi walujo
KEBENARAN DALAM MATRIK: SUMBER Rangkuman Ilmu Perbandingan
Agama dan Filsafat Dr. Ali Anwar, MSi, dan Drs. Tono TP.)
TEORI KOHERENSI
Teori kebenaran saling berhubungan
Perumusan Protagoras, dikembangkan : Hegel (abad
19)
Prinsip Deduksi (Umum  Khusus)
Tingkat Kebenaran Kuat/lebih meyakinkan
URAIAN/CONTOH
• Sesuatu itu benar jika ia mengandung yang koheren, artinya kebenaran itu
konsisten dengan kebenaran sebelumnya
• Kebenaran ialah kesesuaian antara suatu pernyataan dan pernyataan lainnya
yang sudah lebih dahulu kita ketahui dan diakui benar
• Suatu kepercayaan adalah benar bukanlah karena bersesuaian dengan fakta,
melainkan karena ia bersesuaian atau berselarasan dengan binaan
pengetahuan yang kita miliki
TEORI KORESPONDENSI
Suatu itu benar jika ada yang dikonsepsikan sesuai dengan obyeknya (Fakta)
Perumusan Bertrand Rusel (1872-1970), awalnya
Aritoteles
Prinsip Induksi (KhususUmum)
Tingkat Kebenaran Tingkat kebenaran agak rendah karena
sifat metode induksi itu sendiri
URAIAN/CONTOH
• Kebenaran dicapai setelah diadakan pengamatan dan pembuktian (Observasi
dan Verifikasi)
• Kebenaran itu berupa kesesuaian (korespondensi) antara apa yang dimaksud
oleh suatu pendapat dan apa yang sungguh-sungguh merupakan fakta
TEORI PRAGMATIS
Suatu itu benar jika menimbulkan akibat positif
Pencetusnya Charles S, Pierce (1835-1914)
Para Ahlinya William James (1842-1910), Jhon Dewey
(1859-1952)
Tingkat Kebenaran Lemah (ada unsure subyektivisme)
URAIAN/CONTOH
• Benar tidaknya suatu pendapat, teori, atau dalil semata-mata beragantung
pada faedah dan tidaknya pendapat tersebut bagi manusia untuk bertindak
dalam penghidupannya yaitu ada nilai praktis, ada hasilnya, berguna,
memuaskan (satisfies), berlaku (work)
• Bagi pragmatism, suatu agama bukan benar karena Tuhan yang disembah
atau TUhan itu benar-benar ada, tetapi karena pengaruhnya yang positif dan
9
RINGKASAN BELAJAR
FILSAFAT ILMU
Djoko adi walujo
berkat kepercayaan itu, masyarakat jadi tertib
RUJUKAN YANG DIGUNAKAN
Alex Lanur OFM [1993] Hakikat Pengertahuan dan Cara Kerja Ilmu-ilmu :
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta 91:99
Alfon Taryadi [1989] Epistemologi Pemecahan Masalah [menurut Karl. R.
Popper] : Penerbit PT Gramedia Jakarta Bab III 67:89
Amsal Bakhtiar [2004] Filsafat Ilmu : PT Raja Grafindo Persada Jakarta Bab III
85 : 1224
Jujun Surisamantri [2004] Ilmu Dalam Perpektif [Sebuah kumpulan karangan
tentang hakikat ilmu]: Yayasan Obor Indonesia Jakarta Bab IV 61:70
--------------------- [2004] Filsafat Ilmu [Sebuah Pengantar Populer] : Yayasan Sinar
Harapan Jakarta Bab V 165:211,
---------------------[2004] Ilmu Dalam Perpektif Moral, Sosial dan Politik Penerbit
Gramedia JakartaBab 10 74:87 Bab XI 81:87
Mohammad Muslih [[2004] Filsafat Ilmu [Kajian atas asumsi Dasar Paradigma
dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan] : Penerbit Belukar  Bab V 89:119
Mohammad Zaenudin[2003] Menggoyang Pikiran [ Menuju Alam Makna] : Penerbit
Pustaka Remaja  Bab VII 62 : 79
Noeng Muhadjir [2001] Filsafat Ilmu [Positivisme, Postpositivisme, dan
Postmodernisme] : Penerbit Rake Sarasin Yogyakarta Bab III 51 : 54
09/10/2013
10

More Related Content

What's hot

Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiAlwiAssegaf
 
Kelompok 7 validitas dan reliabilitas
Kelompok 7 validitas dan reliabilitasKelompok 7 validitas dan reliabilitas
Kelompok 7 validitas dan reliabilitaswiddietyas
 
Proses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosialProses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosialMuchlis Soleiman
 
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuanpowerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuankikiismayanti
 
Urgensi dan jenis Penelitian
Urgensi dan jenis PenelitianUrgensi dan jenis Penelitian
Urgensi dan jenis PenelitianAlfaze Ghautama
 
IPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan IslamIPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan Islameryeryey
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester GanjilSoal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjilahmad sururi
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSIlma Urrutyana
 
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan  Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan KuliahMandiri.org
 
Tugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuTugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuKristinaMala
 
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial KognisiPsikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial Kognisielianaherawati
 
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1Jihan Hidayah Putri
 
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanObyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanOperator Warnet Vast Raha
 
emosi-dan-stres-adaptasi-ppt.pptx
emosi-dan-stres-adaptasi-ppt.pptxemosi-dan-stres-adaptasi-ppt.pptx
emosi-dan-stres-adaptasi-ppt.pptxFredyAkbar
 

What's hot (20)

Dasar filsafat
Dasar filsafatDasar filsafat
Dasar filsafat
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
 
Filsafat postmodernisme
Filsafat postmodernismeFilsafat postmodernisme
Filsafat postmodernisme
 
Kelompok 7 validitas dan reliabilitas
Kelompok 7 validitas dan reliabilitasKelompok 7 validitas dan reliabilitas
Kelompok 7 validitas dan reliabilitas
 
Proses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosialProses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosial
 
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuanpowerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
 
Urgensi dan jenis Penelitian
Urgensi dan jenis PenelitianUrgensi dan jenis Penelitian
Urgensi dan jenis Penelitian
 
IPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan IslamIPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan Islam
 
psikologi dan kesehatan
psikologi dan kesehatanpsikologi dan kesehatan
psikologi dan kesehatan
 
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuanSosiologi sebagai ilmu pengetahuan
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester GanjilSoal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
 
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan  Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
 
Tugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuTugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat Ilmu
 
MATERI 1 - Pengantar Filsafat Ilmu
MATERI 1 - Pengantar Filsafat IlmuMATERI 1 - Pengantar Filsafat Ilmu
MATERI 1 - Pengantar Filsafat Ilmu
 
Tujuan memplj pancasila 1
Tujuan memplj  pancasila 1Tujuan memplj  pancasila 1
Tujuan memplj pancasila 1
 
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial KognisiPsikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
 
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
 
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanObyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
 
emosi-dan-stres-adaptasi-ppt.pptx
emosi-dan-stres-adaptasi-ppt.pptxemosi-dan-stres-adaptasi-ppt.pptx
emosi-dan-stres-adaptasi-ppt.pptx
 

Similar to Kebenaran Sistematis

Soal filsafat ilmu 26 02-2021 UAS R . Adhi Indra Kurnia
Soal filsafat ilmu 26 02-2021  UAS R . Adhi Indra KurniaSoal filsafat ilmu 26 02-2021  UAS R . Adhi Indra Kurnia
Soal filsafat ilmu 26 02-2021 UAS R . Adhi Indra KurniaR . Adhi Indra Kurnia
 
Tugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenranTugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenranSusi Yanti
 
ARTIKEL KRITERIA KEBENARAN.docx
ARTIKEL KRITERIA KEBENARAN.docxARTIKEL KRITERIA KEBENARAN.docx
ARTIKEL KRITERIA KEBENARAN.docxMhdTaajuddin
 
Kebenaran ilmiah 2
Kebenaran ilmiah 2Kebenaran ilmiah 2
Kebenaran ilmiah 2Toni Isbandi
 
FILSAFAT ILMU Bab kebenaran - Kel 9
FILSAFAT ILMU Bab kebenaran - Kel 9FILSAFAT ILMU Bab kebenaran - Kel 9
FILSAFAT ILMU Bab kebenaran - Kel 9Rinda Fn
 
Kelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu
Kelompok 9 Pengantar Filsafat IlmuKelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu
Kelompok 9 Pengantar Filsafat IlmuNovaniAzis
 
Ppt teori kebenaran filsafat pendidikan kelompok 1
Ppt teori kebenaran filsafat pendidikan kelompok 1Ppt teori kebenaran filsafat pendidikan kelompok 1
Ppt teori kebenaran filsafat pendidikan kelompok 1nopiariani
 
Teori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranTeori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranHidayahilya
 
ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)Dina Amalina
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU PENGANTAR FILSAFAT ILMU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU LellyPurwanti
 
ppt Teori Kebenaran.pptx
ppt Teori Kebenaran.pptxppt Teori Kebenaran.pptx
ppt Teori Kebenaran.pptxAyubMustakim
 
Rangkuman seluruh ppt_kelompok 1_pengantar filsafat ilmu_kelas s
Rangkuman seluruh ppt_kelompok 1_pengantar filsafat ilmu_kelas sRangkuman seluruh ppt_kelompok 1_pengantar filsafat ilmu_kelas s
Rangkuman seluruh ppt_kelompok 1_pengantar filsafat ilmu_kelas sEllinHarti
 
FIlsafat Ilmu7.pptx
FIlsafat Ilmu7.pptxFIlsafat Ilmu7.pptx
FIlsafat Ilmu7.pptxNigarKalfa
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriCindar Tyas
 
PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN.pptx
PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN.pptxPENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN.pptx
PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN.pptxdwijunianto8
 

Similar to Kebenaran Sistematis (20)

Halaman Seratus
Halaman SeratusHalaman Seratus
Halaman Seratus
 
Soal filsafat ilmu 26 02-2021 UAS R . Adhi Indra Kurnia
Soal filsafat ilmu 26 02-2021  UAS R . Adhi Indra KurniaSoal filsafat ilmu 26 02-2021  UAS R . Adhi Indra Kurnia
Soal filsafat ilmu 26 02-2021 UAS R . Adhi Indra Kurnia
 
Tugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenranTugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenran
 
ARTIKEL KRITERIA KEBENARAN.docx
ARTIKEL KRITERIA KEBENARAN.docxARTIKEL KRITERIA KEBENARAN.docx
ARTIKEL KRITERIA KEBENARAN.docx
 
Kebenaran ilmiah 2
Kebenaran ilmiah 2Kebenaran ilmiah 2
Kebenaran ilmiah 2
 
FILSAFAT ILMU Bab kebenaran - Kel 9
FILSAFAT ILMU Bab kebenaran - Kel 9FILSAFAT ILMU Bab kebenaran - Kel 9
FILSAFAT ILMU Bab kebenaran - Kel 9
 
Kelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu
Kelompok 9 Pengantar Filsafat IlmuKelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu
Kelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu
 
Ppt teori kebenaran filsafat pendidikan kelompok 1
Ppt teori kebenaran filsafat pendidikan kelompok 1Ppt teori kebenaran filsafat pendidikan kelompok 1
Ppt teori kebenaran filsafat pendidikan kelompok 1
 
TEORI KEBENARAN.pptx
TEORI KEBENARAN.pptxTEORI KEBENARAN.pptx
TEORI KEBENARAN.pptx
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
 
Teori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranTeori-teori Kebenaran
Teori-teori Kebenaran
 
ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU PENGANTAR FILSAFAT ILMU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
 
ppt Teori Kebenaran.pptx
ppt Teori Kebenaran.pptxppt Teori Kebenaran.pptx
ppt Teori Kebenaran.pptx
 
Rangkuman seluruh ppt_kelompok 1_pengantar filsafat ilmu_kelas s
Rangkuman seluruh ppt_kelompok 1_pengantar filsafat ilmu_kelas sRangkuman seluruh ppt_kelompok 1_pengantar filsafat ilmu_kelas s
Rangkuman seluruh ppt_kelompok 1_pengantar filsafat ilmu_kelas s
 
FIlsafat Ilmu7.pptx
FIlsafat Ilmu7.pptxFIlsafat Ilmu7.pptx
FIlsafat Ilmu7.pptx
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
 
Dasar dasar penelitian
Dasar dasar penelitianDasar dasar penelitian
Dasar dasar penelitian
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teori
 
PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN.pptx
PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN.pptxPENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN.pptx
PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN.pptx
 

More from Djoko Adi Walujo

Koleksi Memorabilia Perkemahaman Wirakarya 68
Koleksi Memorabilia Perkemahaman Wirakarya 68Koleksi Memorabilia Perkemahaman Wirakarya 68
Koleksi Memorabilia Perkemahaman Wirakarya 68Djoko Adi Walujo
 
Peran Mahasiswa dan Pendidik
Peran Mahasiswa dan Pendidik Peran Mahasiswa dan Pendidik
Peran Mahasiswa dan Pendidik Djoko Adi Walujo
 
Peningkatan Kompetensi dan Kinerja SMA ITP Surabaya
Peningkatan Kompetensi dan Kinerja SMA ITP Surabaya Peningkatan Kompetensi dan Kinerja SMA ITP Surabaya
Peningkatan Kompetensi dan Kinerja SMA ITP Surabaya Djoko Adi Walujo
 
SEJARAH PERJUANGAN PGRI PASCA REFORMASI - DJOKO AW
SEJARAH PERJUANGAN PGRI PASCA REFORMASI - DJOKO AW SEJARAH PERJUANGAN PGRI PASCA REFORMASI - DJOKO AW
SEJARAH PERJUANGAN PGRI PASCA REFORMASI - DJOKO AW Djoko Adi Walujo
 
SEJARAH PGRI SEBELUM KEMERDEKAAN
SEJARAH PGRI SEBELUM KEMERDEKAANSEJARAH PGRI SEBELUM KEMERDEKAAN
SEJARAH PGRI SEBELUM KEMERDEKAANDjoko Adi Walujo
 
Bela Negara untuk Pembina Osis - Djoko AW
Bela Negara untuk Pembina Osis - Djoko AWBela Negara untuk Pembina Osis - Djoko AW
Bela Negara untuk Pembina Osis - Djoko AWDjoko Adi Walujo
 
SUKSES BELAJAR DI ERA DIGITAL - Djoko AW
SUKSES BELAJAR DI ERA DIGITAL - Djoko AWSUKSES BELAJAR DI ERA DIGITAL - Djoko AW
SUKSES BELAJAR DI ERA DIGITAL - Djoko AWDjoko Adi Walujo
 
Trend Pembelajaran di Era Pandemi Covid 19
Trend Pembelajaran di Era Pandemi Covid 19 Trend Pembelajaran di Era Pandemi Covid 19
Trend Pembelajaran di Era Pandemi Covid 19 Djoko Adi Walujo
 
Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3
Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3
Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3Djoko Adi Walujo
 
Terminilogi Biaya Dalam Mata Kuliah Analisis Estimasi Biaya-djokoaw
Terminilogi Biaya Dalam Mata Kuliah Analisis Estimasi Biaya-djokoawTerminilogi Biaya Dalam Mata Kuliah Analisis Estimasi Biaya-djokoaw
Terminilogi Biaya Dalam Mata Kuliah Analisis Estimasi Biaya-djokoawDjoko Adi Walujo
 
Pertemuan Kontrak Belajar Mahasiswa
Pertemuan Kontrak Belajar Mahasiswa Pertemuan Kontrak Belajar Mahasiswa
Pertemuan Kontrak Belajar Mahasiswa Djoko Adi Walujo
 
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaPancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaDjoko Adi Walujo
 
Berdaring Ria bersama Djoko Aw
Berdaring Ria bersama Djoko AwBerdaring Ria bersama Djoko Aw
Berdaring Ria bersama Djoko AwDjoko Adi Walujo
 
Seminar Teknik 2017 Universitas Adi Buana - Djoko AW
Seminar Teknik 2017 Universitas Adi Buana - Djoko AWSeminar Teknik 2017 Universitas Adi Buana - Djoko AW
Seminar Teknik 2017 Universitas Adi Buana - Djoko AWDjoko Adi Walujo
 
Visi dan misi adi buana - Djoko Aw
Visi dan misi adi buana - Djoko AwVisi dan misi adi buana - Djoko Aw
Visi dan misi adi buana - Djoko AwDjoko Adi Walujo
 
Instruktur PLPG Universitas Adi Buana - Djoko Aw
Instruktur PLPG Universitas Adi Buana - Djoko AwInstruktur PLPG Universitas Adi Buana - Djoko Aw
Instruktur PLPG Universitas Adi Buana - Djoko AwDjoko Adi Walujo
 
Keynote ICETA Adi Buana 2017 Djoko Aw
Keynote ICETA Adi Buana 2017 Djoko AwKeynote ICETA Adi Buana 2017 Djoko Aw
Keynote ICETA Adi Buana 2017 Djoko AwDjoko Adi Walujo
 
PRAMUKA PERGURUAN TINGGI POLTEKKES SURABAYA - DJOKO AW
PRAMUKA PERGURUAN TINGGI POLTEKKES SURABAYA - DJOKO AWPRAMUKA PERGURUAN TINGGI POLTEKKES SURABAYA - DJOKO AW
PRAMUKA PERGURUAN TINGGI POLTEKKES SURABAYA - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
 

More from Djoko Adi Walujo (20)

Koleksi Memorabilia Perkemahaman Wirakarya 68
Koleksi Memorabilia Perkemahaman Wirakarya 68Koleksi Memorabilia Perkemahaman Wirakarya 68
Koleksi Memorabilia Perkemahaman Wirakarya 68
 
Peran Mahasiswa dan Pendidik
Peran Mahasiswa dan Pendidik Peran Mahasiswa dan Pendidik
Peran Mahasiswa dan Pendidik
 
Peningkatan Kompetensi dan Kinerja SMA ITP Surabaya
Peningkatan Kompetensi dan Kinerja SMA ITP Surabaya Peningkatan Kompetensi dan Kinerja SMA ITP Surabaya
Peningkatan Kompetensi dan Kinerja SMA ITP Surabaya
 
SEJARAH PERJUANGAN PGRI PASCA REFORMASI - DJOKO AW
SEJARAH PERJUANGAN PGRI PASCA REFORMASI - DJOKO AW SEJARAH PERJUANGAN PGRI PASCA REFORMASI - DJOKO AW
SEJARAH PERJUANGAN PGRI PASCA REFORMASI - DJOKO AW
 
SEJARAH PGRI SEBELUM KEMERDEKAAN
SEJARAH PGRI SEBELUM KEMERDEKAANSEJARAH PGRI SEBELUM KEMERDEKAAN
SEJARAH PGRI SEBELUM KEMERDEKAAN
 
Bela Negara untuk Pembina Osis - Djoko AW
Bela Negara untuk Pembina Osis - Djoko AWBela Negara untuk Pembina Osis - Djoko AW
Bela Negara untuk Pembina Osis - Djoko AW
 
MEDIA UNTUK AUTIS
MEDIA UNTUK AUTISMEDIA UNTUK AUTIS
MEDIA UNTUK AUTIS
 
SUKSES BELAJAR DI ERA DIGITAL - Djoko AW
SUKSES BELAJAR DI ERA DIGITAL - Djoko AWSUKSES BELAJAR DI ERA DIGITAL - Djoko AW
SUKSES BELAJAR DI ERA DIGITAL - Djoko AW
 
PPKN MENGAJARKAN TOLERAN
PPKN MENGAJARKAN TOLERANPPKN MENGAJARKAN TOLERAN
PPKN MENGAJARKAN TOLERAN
 
Trend Pembelajaran di Era Pandemi Covid 19
Trend Pembelajaran di Era Pandemi Covid 19 Trend Pembelajaran di Era Pandemi Covid 19
Trend Pembelajaran di Era Pandemi Covid 19
 
Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3
Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3
Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3
 
Terminilogi Biaya Dalam Mata Kuliah Analisis Estimasi Biaya-djokoaw
Terminilogi Biaya Dalam Mata Kuliah Analisis Estimasi Biaya-djokoawTerminilogi Biaya Dalam Mata Kuliah Analisis Estimasi Biaya-djokoaw
Terminilogi Biaya Dalam Mata Kuliah Analisis Estimasi Biaya-djokoaw
 
Pertemuan Kontrak Belajar Mahasiswa
Pertemuan Kontrak Belajar Mahasiswa Pertemuan Kontrak Belajar Mahasiswa
Pertemuan Kontrak Belajar Mahasiswa
 
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaPancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbuka
 
Berdaring Ria bersama Djoko Aw
Berdaring Ria bersama Djoko AwBerdaring Ria bersama Djoko Aw
Berdaring Ria bersama Djoko Aw
 
Seminar Teknik 2017 Universitas Adi Buana - Djoko AW
Seminar Teknik 2017 Universitas Adi Buana - Djoko AWSeminar Teknik 2017 Universitas Adi Buana - Djoko AW
Seminar Teknik 2017 Universitas Adi Buana - Djoko AW
 
Visi dan misi adi buana - Djoko Aw
Visi dan misi adi buana - Djoko AwVisi dan misi adi buana - Djoko Aw
Visi dan misi adi buana - Djoko Aw
 
Instruktur PLPG Universitas Adi Buana - Djoko Aw
Instruktur PLPG Universitas Adi Buana - Djoko AwInstruktur PLPG Universitas Adi Buana - Djoko Aw
Instruktur PLPG Universitas Adi Buana - Djoko Aw
 
Keynote ICETA Adi Buana 2017 Djoko Aw
Keynote ICETA Adi Buana 2017 Djoko AwKeynote ICETA Adi Buana 2017 Djoko Aw
Keynote ICETA Adi Buana 2017 Djoko Aw
 
PRAMUKA PERGURUAN TINGGI POLTEKKES SURABAYA - DJOKO AW
PRAMUKA PERGURUAN TINGGI POLTEKKES SURABAYA - DJOKO AWPRAMUKA PERGURUAN TINGGI POLTEKKES SURABAYA - DJOKO AW
PRAMUKA PERGURUAN TINGGI POLTEKKES SURABAYA - DJOKO AW
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

Kebenaran Sistematis

  • 1. Materi: KEBENARAN Teori Korespondensi Teori Koherensi Teori Pragmatis dosen Drs,H. Djoko Adi Walujo, ST,MM.,DBA TUJUAN PPERKULIAHAN UMUM  Memahami Teori kebenaran dalam hubungannya dengan filsafat ilmu. TUJUAN PERKULIAHAN KHUSUS  Mahasiswa dapat mendifinisikan teori korespondensi  Mahasiswa dapat mendifinisikan teori koherensi  Mahasiswa dapat mendifinisikan teori pragmatis Merupakan singkatan ringkasan belajar, dimaksudkan untuk membantu mahasiswa agar perhatiannya tidak tersita untuk menulis ketika proses belajar berlangsung, disamping memberikan panduan menelusuri literatur RINGKASAN BELAJAR MATAKULIAH “FILSAFAT ILMU” UNIVERSITAS ADI BUANA SURABAYA
  • 2. RINGKASAN BELAJAR FILSAFAT ILMU Djoko adi walujo eori yang pertama ialah teori korespondensi [Correspondence Theory of Truth], yang kadang kala disebut The accordance Theory of Truth. Menurut teori ini dinyatakan bahwa, kebenaran atau keadaan benar itu berupa kesesuaian [correspondence] antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan dengan apa yang sungguh-sungguh terjadi merupakan kenyataan atau faktanya. T [Suatu proposisi atau pengertian adalah benar jika terdapat suatu fakta yang selaras dengan kenyataannya, atau jika ia menyatakan apa adanya]. [Kebenaran adalah yang bersesuaian dengan fakta, yang beralasan dengan realitas, yang serasi (corresponds) dengan situasi actual]. [Kebenaran ialah suatu yang sesuai dengan fakta atau sesuatu yang selaras dengan situasi aktual. Kebenaran ialah persesuaian(agreement) antara pernyataan (statement) mengenai fakta dengan fakta aktual; atau antara putusan (Judgment) dengan situasi seputar (Enviromental situation) yang diberinya intepretasi. 2 "…. a proposition (or meaning) is true if there is a fact to which it corresponds, if it expresses what is the case" "Truth is that which conforms to fact; which agrees with reality; which corresponds to the actual situation." Truth is that which to fact or agrees with actual situation. Truth is the agreement between the statement of fact and actual fact, or between the judgement and the enviromental situation of which the judgement calims to be an interpretation."
  • 3. RINGKASAN BELAJAR FILSAFAT ILMU Djoko adi walujo [Jika suatu putusan sesuai dengan fakta, maka dapat dikatakan benar ; Jika tidak maka dapat dikatakan salah]. Teori korespondensi ini sering dianut oleh realisme/empirisme. K. Rogers, adalah seorang orang penganut realisme kritis Amerika, yang berpendapat bahwa : keadaan benar ini terletak dalam kesesuaian antara (1). "esensi atau arti yang kita berikan" dengan (2) "esensi yang terdapat didalam obyeknya". [Realisme epistemologis berpandangan, bahwa terdapat realitas yang independence (tidak tergantung), yang terlepas dari pemikiran; dan kita tidak dapat mengubahnya bila kita mengalaminya atau memahami. Itulah sebabnya realisme epitemologis kadangkala disebut obyektivisme]. Dengan perkataan lain: realisme epistemologis atau obyektivisme berpegang kepada kemandirian sebuah kenyataan tidak tergantung pada yang di luarnya. Dalam perpustakaan Marxis dapat dibaca: [Jika sensasi kita, persepsi kita, pemahaman kita, konsep dan teori kita bersesuaian dengan realitas obyektif, dan jika itu semua mencerminkannya dengan cermat, maka kita katakan itu semua benar: pernyataan, putusan dan teori yang benar kita sebut kebenaran]. [Materialisme dialektika memahamkan kebenaran sebagai pengetahuan tentang sesuatu obyek, yang mencerminkan obyek tersebut secara tepat, dengan perkataan lain, bersesuaian dengan obyek yang dimaksud] 3 “if a judgment corresponds with the facts, it is the true; if not, it is false." "Epistemological realism. The view that there is an independent reality apart from minds, and we do not change it when we come to experience or to know it; sometimes called objectivism" If our sensations, perception, notions, concepts and theories corresponds to objective reality, if reflect if faithfully, we say that they are true, while true statement, judgment or theories are called the truth. "Dialectical materialism understands truth as that knowledge of an objective/ with correctly reflect this objectives, i.e. correspond to it"
  • 4. RINGKASAN BELAJAR FILSAFAT ILMU Djoko adi walujo [misalnya pengertian ilmiah bahwa "tubuh terdiri dari atom-atom"' bahwa "Bumi lebih dahulu ada dari pada manusia", bahwa "rakyat adalah pembuat sejarah", dan lain sebagainya, adalah benar]. Berlawanan dengan idealisme, maka meterialisme dialektika mempertahankan bahwa kebenaran adalah obeyektif. Selama kebenaran mencerminkan dunia wujud secara obyektif, maka wujudnya itu tergantung pada kesadaran manusia. Kebenaran obyektif, tulis Lenin, adalah kandungan pengetahuan kita yang tidak tergantung, baik kepada manusia maupun kepada kemanusiaan. Kandungan kebenaran sepenuhnya ditentukan oleh proses obyektif yang tercerminkannya. LENIN menulis: [Dari renungan yang hidup menuju ke pemikiran yang abstrak, dan dari situ menuju praktek, demikianlah proses dialektis tentang pengenalan atas kebenaran, atas realitas obyektif]. Selajutnya kaum Marxist mengenal dua macam kebenaran, yaitu (a) kebenaran mutlak dan (b) kebenaran relatif. 4 "For example, the scientific propositions that "Bodies consists of atoms", that the " Earth prior to man", that "the people are makers of history", etc. are true" In contrast to idealism, dialectical materialism maintains that truth is objective. Since truth reflects the objectively existing word, its content does not depend on man’s consciousness. Objective truth, LENIN Wrote, is the content of our knowledge, which neither on mans, nor on mankind. The content of truth is fully determined by the objective process it reflects "From live contemplation to abstract thinking and from that to practice, such is the dialectical process of cognizing the truth, of cognizing objective reality. "Absolute truth is objective truth in its entirety, an absolutely exact reflection of reality"
  • 5. RINGKASAN BELAJAR FILSAFAT ILMU Djoko adi walujo [Kebenaran mutlak ialah kebenaran yang selengkapnya obyektif, yaitu suatu pencerminan dari realitas secara pasti mutlak] [Kebenaran relatif adalah pengetahuan mengenai relaitas yang kesesuaianya tidak lengkap, tidak sempurna. Menurut Lenin, kebenaran relatif adalah pencerminan dari obyek yang relatif benar, yang terbatas dari manusia]. [setiap kebenaran adalah kebenaran yang obyektif]. [kebenaran relatif adalah kebenaran yang tidak sempurna, tidak lengkap] Mengenai Teori Korespondensi tentang kebenaran dapat disimpulkan sebagai berikut: Kita mengenal dua hal, yaitu : pertama pernyataan dan kedua keyataan. Menurut teori ini : kebenartan ilah kesesuaian antara pernyataan tentang sesuatu dengan kenyataan sesuatu sendiri. Sebagai contoh dapat dikemukakan: " Surabaya adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Timur sekarang" ini adalah sebuah pernyataan; dan apabila kenyataannya memang Surabaya adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Timur ", maka pernyataan itu benar, maka pernyataan itu adalah suatu kebenaran. Rumusan teori korespondensi tentang kebenaran itu bermula dari ARIETOTELES, dan disebut teori penggambaran yang definisinya berbunyi sebagai berikut : [kebenaran adalah persesuaian antara pikiran dan kenyataan]. 5 " Relative truth is incomplete correspondence of knowledge to reality. Lenin called this truth the relatively true reflection of an object which is independent of man" "Every truth is objective truth” "Relative truth is imperfect, incomplete truth.
  • 6. RINGKASAN BELAJAR FILSAFAT ILMU Djoko adi walujo TEORI KONSISTENSI TENTANG KEBENARAN. Teori yang kedua adalah Teori Konsistensi. The Consistence Theory Of Truth, yang sering disebut dengan The coherence Theory Of Truth. [Menurut teori ini kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan (judgment) dengan sesuatu yang lalu, yakni fakta atau realitas, tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu sendiri]. Dengan demikian, kebenaran ditegakkan atas hubungan antara putusan yang baru dengan putusan-putusan lainnya yang telah kita ketahui dan akui benarnya terlebih dahulu. Jadi suatu proposisi itu cenderung untuk benar jika proposisi itu coherent [saling berhubungan] dengan proposisi yang benar, atau jika arti yang terkandung oleh proposisi tersebut koheren dengan pengalaman kita. [Suatu kepercayaan adalah benar, bukan karena bersesuaian dengan fakta, melainkan bersesuaian/selaras dengan pengetahuan yang kita miliki] [Jika kita menerima kepercayan-kepercayaan baru sebagai kebenaran-kebenaran, maka hal itu semata-mata atas dasar kepercayaan itu saling berhubungan [cohere] dengan pengetahuan yang kita miliki] 6 " According to this theory truth is not constituted by the relation between a judgment and something else, a fact or really, but by relations between judgment themselves " " A belief is true not because it agrees with fact but because it agrees, that is to say, harmonizes, with the body knowledge that we presses” "It the maintained that when we accept new belief as truths it is on the basis of the manner in witch they cohere with knowledge we already posses” “A judgment is true it if consistent with other judgment that are accepted or know to be true. True judgment is logically coherent with other relevance judgment”
  • 7. RINGKASAN BELAJAR FILSAFAT ILMU Djoko adi walujo [suatu putusan adalah benar apabila putusan itu konsisten dengan putusan-putusan yang terlebih dahulu kita terima, dan kita ketahui kebenarannya. Putusan yang benar adalah suatu putusan yang saling berhubungan secara logis dengan putusan-putusan lainnya yang relevance] Jadi menurut teori ini, putusan yang satu dengan putusan yang lainnya saling berhubungan dan saling menerangkan satu sama lainnya. [Kebenaran adalah saling hubungan yang sistematik] [kebenaran adalah konsistensi, selaras, kecocokan] Selanjutnya teori konsistensi/koherensi ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Lihat box 7 Pertama : Kebenaran adalah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan lainnya yang lebih dahulu kita akui/ terima/ ketahui kebenarannya. Kedua: Teori ini dapat juga dinamakan teori justifikasi tentang kebenaran, karena menurut teori ini suatu putusan dianggap benar apabila mendapat justifikasi putusan- putusan lainnya yang terdahulu yang sudah dikatahu kebenarannya. Misalnya: Bungkarno, adalah ayahanda Megawati Sukarno Puteri, adalah pernyataan yang kita ketahui, kita terima, dan kita anggap benar. Jika terdapat penyataan yang koheren dengan pernyataan tersebut diatas, maka pernyataan ini dapat dinyatakan Benar. Kerena koheren dengan pernyataan yang dahulu: Misalnya. - Bungkarno memiliki anak bernama Megawati Sukarno Putri - Anak-anak Bungkarno ada yang bernama Megawati Sukarno Putri - Megawati Sukarno Putri adalah keturunan Bungkarno - Dll "The truth is systematic coherence” " Truth is consistency”
  • 8. RINGKASAN BELAJAR FILSAFAT ILMU Djoko adi walujo TEORI PRAGMATISME eori ketiga adalah teori pragmatisme tentang kebenaran, the pragmatic [pragmatis] theory of truth. Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani pragma, artinya yang dikerjakan, yang dapat dilaksanakan, dilakukan, tindakan atau perbuatan. T Falsafah ini dikembangan oleh seortang orang bernama William James di Amerika Serikat. Menurut filsafat ini dinyatakan, bahwa sesuatu ucapan, hukum, atau sebuah teori semata-mata bergantung kepada asas manfaat. Sesuatu dianggap benar jika mendatangkan manfaat. Suatu kebenaran atau suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan manusia. Teori, hipotesa atau ide adalah benar apabila ia membawa kepada akibat yang memuaskan, jiak membawa akibat yang memuaskan, dan jika berlaku dalam praktik, serta memiliki nilai praktis, maka dapat dinyatakan benar dan memiliki nilai kebenaran. Kebenaran terbukti oleh kegunannya, dan akibat-akibat praktisnya. Sehingga kebenaran dinyatakan sebagai segala sesuatu yang berlaku. Menurut William James “ ide-ide yang benar ialah ide-ide yang dapat kita serasikan, jika kita umumkan berlakunya, kita kuatkan dan kita periksa. Menurut penganut praktis, sebuah kebenaran dimaknakan jika memiliki nilai kegunaan [utility] dapat dikerjakan [workability], akibat atau pengaruhnya yang memuaskan [satisfactory consequence]. Dinyatakan sebuah kebenaran itu jika memilki “hasil yang memuaskan “ [Satisfactory result], bila : 1. Sesuatu yang benar jika memuaskan keinginan dan tujuan manusia 2. Sesuatu yang benar jika dapat diuji benar dengan eksperimen 3. Sesuatu yang benar jika mendorong atau membantu perjuangan biologis untuk tetap ada. Diskusikan dan lakukan refleksi: 8  Kebenaran adalah saling hubungan yang sistematik  Kebenaran karena otoritas acap kali menipu mengapa demikian ?  Jika suatu putusan sesuai dengan fakta, maka dapat dikatakan benar ; Jika tidak maka dapat dikatakan salah, mengapa demikia
  • 9. RINGKASAN BELAJAR FILSAFAT ILMU Djoko adi walujo KEBENARAN DALAM MATRIK: SUMBER Rangkuman Ilmu Perbandingan Agama dan Filsafat Dr. Ali Anwar, MSi, dan Drs. Tono TP.) TEORI KOHERENSI Teori kebenaran saling berhubungan Perumusan Protagoras, dikembangkan : Hegel (abad 19) Prinsip Deduksi (Umum  Khusus) Tingkat Kebenaran Kuat/lebih meyakinkan URAIAN/CONTOH • Sesuatu itu benar jika ia mengandung yang koheren, artinya kebenaran itu konsisten dengan kebenaran sebelumnya • Kebenaran ialah kesesuaian antara suatu pernyataan dan pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu kita ketahui dan diakui benar • Suatu kepercayaan adalah benar bukanlah karena bersesuaian dengan fakta, melainkan karena ia bersesuaian atau berselarasan dengan binaan pengetahuan yang kita miliki TEORI KORESPONDENSI Suatu itu benar jika ada yang dikonsepsikan sesuai dengan obyeknya (Fakta) Perumusan Bertrand Rusel (1872-1970), awalnya Aritoteles Prinsip Induksi (KhususUmum) Tingkat Kebenaran Tingkat kebenaran agak rendah karena sifat metode induksi itu sendiri URAIAN/CONTOH • Kebenaran dicapai setelah diadakan pengamatan dan pembuktian (Observasi dan Verifikasi) • Kebenaran itu berupa kesesuaian (korespondensi) antara apa yang dimaksud oleh suatu pendapat dan apa yang sungguh-sungguh merupakan fakta TEORI PRAGMATIS Suatu itu benar jika menimbulkan akibat positif Pencetusnya Charles S, Pierce (1835-1914) Para Ahlinya William James (1842-1910), Jhon Dewey (1859-1952) Tingkat Kebenaran Lemah (ada unsure subyektivisme) URAIAN/CONTOH • Benar tidaknya suatu pendapat, teori, atau dalil semata-mata beragantung pada faedah dan tidaknya pendapat tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam penghidupannya yaitu ada nilai praktis, ada hasilnya, berguna, memuaskan (satisfies), berlaku (work) • Bagi pragmatism, suatu agama bukan benar karena Tuhan yang disembah atau TUhan itu benar-benar ada, tetapi karena pengaruhnya yang positif dan 9
  • 10. RINGKASAN BELAJAR FILSAFAT ILMU Djoko adi walujo berkat kepercayaan itu, masyarakat jadi tertib RUJUKAN YANG DIGUNAKAN Alex Lanur OFM [1993] Hakikat Pengertahuan dan Cara Kerja Ilmu-ilmu : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta 91:99 Alfon Taryadi [1989] Epistemologi Pemecahan Masalah [menurut Karl. R. Popper] : Penerbit PT Gramedia Jakarta Bab III 67:89 Amsal Bakhtiar [2004] Filsafat Ilmu : PT Raja Grafindo Persada Jakarta Bab III 85 : 1224 Jujun Surisamantri [2004] Ilmu Dalam Perpektif [Sebuah kumpulan karangan tentang hakikat ilmu]: Yayasan Obor Indonesia Jakarta Bab IV 61:70 --------------------- [2004] Filsafat Ilmu [Sebuah Pengantar Populer] : Yayasan Sinar Harapan Jakarta Bab V 165:211, ---------------------[2004] Ilmu Dalam Perpektif Moral, Sosial dan Politik Penerbit Gramedia JakartaBab 10 74:87 Bab XI 81:87 Mohammad Muslih [[2004] Filsafat Ilmu [Kajian atas asumsi Dasar Paradigma dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan] : Penerbit Belukar  Bab V 89:119 Mohammad Zaenudin[2003] Menggoyang Pikiran [ Menuju Alam Makna] : Penerbit Pustaka Remaja  Bab VII 62 : 79 Noeng Muhadjir [2001] Filsafat Ilmu [Positivisme, Postpositivisme, dan Postmodernisme] : Penerbit Rake Sarasin Yogyakarta Bab III 51 : 54 09/10/2013 10