SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
TEORI PROBABILITAS
KEJADIAN
RUANG SAMPEL
PROBABILITAS
TEORI PROBABILITAS
 Untuk menggambarkan konsep dasar teori
probabilitas kita akan menggunakan
beberapa ide dari teori himpunan
yang didefinisikan sebagai gabungan
atau kumpulan objek.
ISTILAH YG DIGUNAKAN DLM TEORI
PROBABILITAS
 EKSPERIMEN : adalah suatu aktivitas atau proses yang
menghasilkan keluaran yang dapat diamati
 SAMPEL SPACE (SEMESTA) : adalah himpunan semua hasil yang
mungkin dari suatu percobaan statistik dan dinyatakan dengan
lambang S
 SAMPEL POINT (TITIK SAMPEL) : adalah elemen atau anggota
sampel space
Untuk mendapatkan list / daftar elemen dari semesta secara
bersistem dapat dibantu melalui diagram pohon (tree diagram)
Contoh
1. Suatu eksperimen melempar dadu, jika sebagai keluaran
eksperimen adalah cacah titik pada sisi dadu yang menghadap ke
atas, maka :
S ={1,2,3,4,5,6}
2. Suatu eksperimen dilakukan sebagai berikut; yaitu melemparkan
sebuah mata-uang, keluarannya adalah gambar (G) dan angka (A).
Bila keluarannya adalah G maka pelemparan matauang diulangi
lagi; tetapi bila keluarannya A maka sebuah dadu dilemparkan
dengan keluarannya cacah titik pada sisi dadu yang menghadap ke
atas, tentukan semesta dari eksperimen tersebut !
Ruang Sampel & Kejadian
 Himpunan (set) adalah kumpulan objek.
 Himpunan semua outcome yang mungkin muncul
dalam suatu percobaan/pengamatan disebut
dengan himpunan semesta sampel (sample
space)
 Masing-masing outcome disebut dengan elemen
atau titik sampel
 Fakta bahwa a anggota (elemen) himpunan (semesta) A
dapat dituliskan dalam simbol a € A
 Jika tiap anggota himpunan A1 juga merupakan anggota dari
himpunan A2, maka himpunan A1 disebut dengan himpunan
bagian dari himpunan A2 atau dapat dituliskan dalam bentuk
simbol A1  A2
 Jika himpunan A tidak memiliki anggota maka A disebut
dengan himpunan kosong dan dituliskan sebagai A = ∅.
Ruang Sampel & Kejadian
 Himpunan dari semua elemen yang setidaknya menjadi
anggota salah satu dari himpunan A1 dan himpunan A2
disebut union dari A1 dan A2. Union ini disimbolkan
dengan A1  A2
 Himpunan dari semua elemen yang termasuk dalam
himpunan A1 dan juga dalam himpunan A2 disebut dengan
interseksi dari A1 dan A2. Interseksi A1 dan A2
disimbolkan dengan A1 ∩ A2.
Ruang Sampel & Kejadian
 Himpunan yang terdiri atas elemen yang bukan elemen A
disebut dengan komplemen A (mengacu pada A) dan
disimbolkan dengan A*.
 Dua buah himpunan dikatakan saling bebas (mutually
exclusive) atau disjoint, jika interseksi keduanya adalah
himpunan kosong. Himpunan A dikatakan mutually exclusive
terhadap himpunan B jika A ∩ B = ∅
Ruang Sampel & Kejadian
 Ruang sample atau set kejadian adalah set dari semua hasil
yang mungkin ada dari sebuah percobaan
contoh: pelemparan dadu S = (1,2,3,4,5,6)
 Kejadian adalah kumpulan dari hasil dengan karakteristik
yang sama (himpunan bagian dari ruang sampel)
Contoh: muncul sisi genap A = (2,4,6)
 Kejadian A terjadi jika sebuah hasil dalam set A terjadi
 Probabilitas sebuah kejadian Jumlah probabilitas dari setiap
hasil yang muncul
 P(A) = P(2) + P(4) + P(6)
Kejadian
Hukum Probabilitas dlm Teori
Himpunan
 Identity laws (A∩S=A, A∩∅=∅),
 Complement law (A  A’=S, A∩A’=∅)
 Commutative law (A  B=B  A, A∩B=B∩A)
 Associative law A∩(B∩C)=(A∩B)∩C ; A (B  C)=(A  B)  C
 Distributive law A∩(B  C)= (A∩B) (A∩C)
Konsep Kombinatorial (1)
 Percobaan sebuah dadu 6 sisi, ada 6 hasil yang mungkin dari pelemparan
pertama, yaitu (1,2,3,4,5,6) dan 6 hasil yang mungkin dari pelemparan
kedua (1,2,3,4,5,6). Secara bersama-sama ada 6*6=36 hasil yang mungkin
dari dua kali pelemparan.
 Umumnya, jika ada n kejadian dan kejadian i dapat terjadi dalam Ni
cara yang mungkin, maka jumlah caradimana urutan dari n kejadian
akan muncul adalah N1N2...Nn.
 Ambil 5 kartu dari tumpukan lengkap – dengan pengembalian
52*52*52*52*52=525 …… 380,204,032 hasil yang mungkin
 Ambil 5 kartu dari tumpukan lengkap – tanpa pengembalian
52*51*50*49*48 =311,875,200 hasil yang mungkin
Konsep Kombinatorial (2)
Diagram Pohon (Tree Diagram)
MENGHITUNG SAMPEL POINT
 ATURAN PERKALIAN : jika suatu operasi dapat
ditangani dua tahap; tahap ke-1 ditangani dengan n1 cara
dan tahap ke-2 dengan n2 cara, maka operasi tersebut dapat
ditangani dengan n1 x n2 cara
 CONTOH :
 Berapa banyaknya titik sampel bila dua buah mata uang
dilempar serentak dan peristiwa yang mungkin
 Jawab:
- ruang sampel : (A,G), (A,A), (G,A), (G,G)
- Titik sampel : G (gambar), A (angka)
- peristiwa : A dg A, A dg G, dan G dg G
 Sebuah perusahaan membutuhkan karyawan.Jika terdapat 7
orang calon yaitu A,B,C,D,E,F,G. Perusahaan akan memutuskan
untuk menerima dari salah satu dari 7 calon tersebut, tentukan :
 probabilitas B diterima jadi karyawan
 Probabilitas C atau D diterima jadi karyawan
 Jawab:
 P(B) = 1/7 = 0,143
 P(C atau D) = 1/7 + 1/7 = 0,286
PERMUTASI
 SUATU SUSUNAN YANG DAPAT DIBENTUK DARI SATU
KUMPULAN OBYEK YANG DIAMBIL SEBAGIAN ATAU
SELURUHNYA
 PERMUTASI DARI n OBYEK YANG BERBEDA DIAMBIL
SELURUHNYA SEKALIGUS DIHITUNG DENGAN :
n
x
....
x
3
x
2
x
1
faktorial
n
n!
obyek
banyaknya
permutasi
:
keterangan
!
n
Pn
n





n
P
 PERMUTASI KE-1
- BANYAKNYA PERMUTASI DARI n OBYEK YANG BERBEDA
ADALAH :
n! = (n . (n-1). (n-2). …. .1)
- PERMUTASI KE-2
 SEDANGKAN PERMUTASI DARI N OBYEK YANG DIAMBIL R OBYEK
SETIAP KALI TANPA DIULANGI DIHITUNG DENGAN :
n
pengambila
kali
setiap
banyaknya
r
obyek
banyaknya
permutasi
:
keterangan
r)!
-
(n
!
n
Pn
r




n
P
TEOREMA PERMUTASI
 PERMUTASI KE-3/PERMUTASI MELINGKAR :
 Banyaknya permutasi n oyek yg disusun melingkar : (n -1 )!
 PERMUTASI KE-4 :
 Banyaknya permutasi yang berlainan dari n obyek bila n1
diantaranya berjenis ke-1, n2 berjenis ke-2,…, nk berjenis ke-
k, dihitung dengan :
k
-
ke
obyek
banyaknya
nk
2
-
ke
obyek
banyaknya
n2
1
-
ke
obyek
banyaknya
n1
permutasi
P
:
keterangan
n2!...nk!
n1!
!
n
P





TEOREMA PERMUTASI
KOMBINASI
 BANYAKNYA KOMBINASI DARI n OBYEK YANG
BERLAINAN BILA DIAMBIL SEBANYAK r
SEKALIGUS, DIHITUNG DENGAN :
n
pengambila
kali
setiap
banyaknya
r
obyek
banyaknya
kombinasi
:
keterangan
r)!
-
(n
r!
!
n
n
r
n
r













n
C
r
n
C
Contoh :
 Panitia karya wisata mahasiswa terdiri dari 4 orang
mahasiswa angkatan 2000 dan 3 orang mahasiswa
angkatan 2001. carilah banyaknya panitia 3 orang
mahasiswa yang dapat disusun yang beranggotakan 2
orang mhs angkt 2000 dan 1 orang mhs angkt 2001?
 Banyaknya cara memilih 2 orang mhs angk 2000 :
 Banyaknya cara memilih 1 orang mhs angk 2001 :
 Sehingga : n1.n2 = 6 x 3 = 18
6
2)!
-
(4
2!
!
4
2
4
4
2 










C
3
1)!
-
(3
1!
!
3
1
3
3
1 










C
PROBABILITAS
 Sebuah ukuran ketidak-pastian.
 Sebuah ukuran tingkat keyakinan terjadinya sebuah
kejadian yang tidak pasti (uncertain event).
 Sebuah ukuran tingkat peluang (likelihood of
occurrence) dari sebuah kejadian yang tidak pasti
(uncertain event).
 Diukur dengan nilai antara 0 sampai 1 (atau antara 0%
sampai 100%).
 PELUANG SUATU KEJADIAN A, adalah jumlah bobot
peluang semua elemen dalam A → P(A)
 Probabilitas suatu kejadian dapat dibatasi sebagai
perbandingan frekuensi kejadian itu dengan kejadian
seluruhnya.
 SIFAT-SIFAT PROBABILITAS :
1. 0  P(A)  1
2. P(Ø) = 0
3. P(S) =1
PROBABILITAS
 Jika, dalam N percobaan, ada x sukses, maka akan
ada (N – x) kegagalan, sehingga :
1
)
(
)
(
)
A
(
ditulis
sehingga
(A)
komplemen
merupakan
A)
(bukan
1
A)
(bukan
P
(A)
P
A)
(bukan
)
(
)
(
)
(
,
1
)
(

















A
P
A
P
P
gagal
P
N
x
N
dan
A
P
sukses
P
N
x
tetapi
N
x
N
N
x
N
x
N
x
PROBABILITAS
Pokok utama :
 Probabiltas empiris dari munculnya suatu
kejadian A adalah banyaknya, x, sukses
yang dialami dalam N percobaan
sebelumnya dibagi dengan N, yaitu P(A)=x
/ N
 Banyaknya sukses E yang diharapkan
dalam suatu sampel dari m percobaan
adalah E = m x P(A) yaitu Harapan =
(banyaknya percobaan) x (probabilitas
sukses pd suatu percobaan tertentu)
Contoh :
 Diketahui bahwa pengalaman sebelumnya 8%
cetakan plastik adalah cacat. Hitunglah :
 Probabilitas cetakan (i) cacat; (ii) dapat
diterima
 Banyaknya cetakan dapat diterima
kemungkinan besar dapat ditemukan dalam
tumpukan sampel berukuran 4500
Solusi :
 (i) P(A) = 8/100 = 2/25;
 (ii) P(B) = 92/100 = 23/25
 E = m x P(B) = 4500 x (23/25) =
4140
 Perhatikan bahwa P(A) + P(B) = 1
HUBUNGAN ANTAR PERISTIWA
 SALING MENIADAKAN/TERPISAH (MUTUALLY
EXCLUSIVE) adalah peristiwa yang tidak mungkin
terjadi secara serentak / bersamaan
 CONTOH : Pada pelemparan mata uang logam,
muncul sisi G (gambar) tidak mungkin
bersamaan terjadinya dengan munculnya sisi A
(angka).
 Hal ini berarti bahwa (G) dan (A) saling
meniadakan/terpisah
 PASTI TERWAKILI (COLLECTIVELY
EXHAUSTIVE) adalah peristiwa yang
sekurang-kurangnya salah satu
diantaranya pasti terjadi.
 Contoh : pada pelemparan uang logam,
salah satu dari kedua sisinya pasti akan
muncul.
 Hal ini berarti (A) dan (G) pasti terwakili
HUBUNGAN ANTAR PERISTIWA
 SALING BEBAS (INDEPENDENT) adalah peristiwa2 yg
terjadi diantara peristiwa2 itu tidak mempengaruhi peluang
terjadinya peristiwa yang lainnya.
 Contoh : pada 2 kali pelemparan mata uang logam,
munculnya sisi G pada pelemparan pertama tidak
mempengaruhi peluang munculnya sisi A pada pelemparan
kedua
 Hal ini berarti bahwa (G1) dan (A2) saling bebas
HUBUNGAN ANTAR PERISTIWA
NOTASI PELUANG
serentak
secara
B
peristiwa
dan
A
peristiwa
kedua
a
terjadiny
peluang
B)
dan
P(A
B)
P(A
B
peristiwa
atau
A
peristiwa
dari
satu
salah
a
terjadiny
peluang
B)
atau
P(A
B)
P(A
A
peristiwa
a
terjadiny
peluang
P(A)







30
Contoh : Pada pelemparan mata
uang logam
0
belakang
dan
muka
sisi
munculnya
A)
P(G
1
0
belakang
atau
muka
sisi
munculnya
)
P(G
belakang
sisi
munculnya
P(A)
muka
uang
sisi
munculnya
P(G)
2
1
2
1
2
1
2
1













A
RUMUS PELUANG
P(A).P(B)
B)
P(A
maka
nt)
(independe
bebas
saling
B
dan
A
Jika
3.
P(B)
P(A)
B)
P(A
0
B)
P(A
:
maka
exclusive)
(mutually
an
terpisahk
saling
B
dan
A
Jika
2.
B)
P(A
-
P(B)
P(A)
B)
P(A
.
1











Contoh : Pada pelemparan sebuah
dadu
6
1
6
5
2
1
2
1
T)
P(G
)
2
(
tiga
maksimal
dan
genap
bernilai
sisi
munculnya
T)
(G
T)
P(G
)
(1,2,3,4,6
tiga
maksimal
atau
genap
bernilai
sisi
munculnya
T)
(G
P(T)
;
(1,2,3)
tiga
maksimal
bernilai
sisi
munculnya
(T)
P(G)
(2,4,6)
genap
bernilai
sisi
munculnya
(G)
















PELUANG BERSYARAT
(CONDITIONAL PROBABILITY)
0
P(B)
,
P(B)
B)
P(A
B
A
P
0
P(A)
,
P(A)
B)
P(A
A
B
P






apabila
apabila
CONTOH:
 Hasil penelitian terhadap 500 orang laki-laki
tentang hubungan kebiasaan merokok (R) dan
penyakit kanker (K) adalah :
Kebiasaan
merokok
Penyakit Kanker jumlah
Ya Tidak
Ya 30 (6%) 170 (34%) 200 (40%)
Tidak 20 (4%) 280 (56%) 300 (60%)
Jumlah 50 (10%) 450 (90%) 500 (100%)
 Apabila pada suatu saat ditemukan sorang laki-laki
perokok, berapa peluang laki-laki tsb penderita kanker ?
 Apabila ada penderita kanker, berapa peluang bahwa dia
seorang perokok?
15
,
0
0,4
0,06
P(R)
R)
P(K
R
K
P 



6
,
0
0,1
0,06
P(K)
K)
P(R
K
R
P 



JAWAB:
TEORI JUMLAH PELUANG
 Bila kejadian B1, B2, …, Bn membentuk partisi suatu sampel
space S sehingga :
P(Bi) ≠0, untuk i = 1, 2, 3, …, k , maka untuk kejadian A
dalam S berlaku :
 
 


k
i
k
i
i
i
i B
A
P
B
P
A
B
P
A
P
1 1
)
(
).
(
)
(
)
( 
Contoh :
 Intersection / irisan kejadian A dengan kejadian B1, B2, B3,
…, Bk yang merupakan partisi atau penyekatan S.
 Jadi :
B2
B1
B3
Bk B4
A



k
i
i A
B
P
A
P
1
)
(
)
( 
TEOREMA BAYES
B
a
terjadiny
peluang
P(B)
A
a
terjadiny
peluang
P(A)
serentak
secara
B
dan
A
a
terjadiny
peluang
B)
P(A
0
P(A)
bila
A,
syarat
dg
B
a
terjadiny
peluang
A
B
P
0
P(B)
bila
B,
syarat
dg
A
a
terjadiny
peluang
B
A
P
,...,
3
,
2
,
1
;
)
(
).
(
)
(
).
(
)
P(B
)
P(B
A
B
P
1
k
1
i
i
r
r













 

k
r
B
A
P
B
P
B
A
P
B
P
A
A
i
k
i
i
r
r

Teorema Bayes memungkinkan untuk mengetahui
probabilitas B bersyarat A jika diketahui probabilitas A bersyarat B.
Menggunakan definisi probabilitas bersyarat dan hukum
probabilitas total.
 Tiga orang anggota senat PT dicalonkan menjadi Rektor,
peluang A terpilih sbg rektor 0,3. Peluang B terpilih sbg
rektor 0,5. Dan peluang C terpilih sbg rektor 0,2. Jika A
terpilih, maka peluang kenaikan SPP sebesar 0,8. Tetapi
jika B atau C menang, maka peluang kenaikan SPP
sebesar 0,1 dan 0,4.
a. Berapa peluang SPP naik
b. Bila seorang mhs merencanakan masuk PT tsb dan
tahu SPP naik, berapa peluang C terpilih sbg rektor?
Contoh :
 Jika kejadian :
 A : orang terpilih menaikan SPP
 B1 : A terpilih sbg Rektor
 B2 : B terpilih sbg Rektor
 B3 : C terpilih sbg Rektor
 Maka peluang SPP naik :
P(B1) = 0,3 B1 P(A|B1) = 0,8 P(B1)P(A|B1) = (0,3)(0,8) = 0,24
P(B2) = 0,5 B2 P(A|B2) = 0,1 P(B2)P(A|B2) = (0,5)(0,1) = 0,05
P(B3) = 0,2 B3 P(A|B3) = 0,4 P(B3)P(A|B3) = (0,2)(0,4) = 0,08 +
A
A
A P(A) = 0,37
 Sedangkan peluang C yang terpilih sebagai Rektor adalah :
0,22
0,37
0,08
B
A
).P
P(B
B
A
).P
P(B
B
A
).P
P(B
B
A
).P
P(B
A
B
P
3
3
2
2
1
1
3
3
3






More Related Content

Similar to Probabilitas

Stat prob07 probabilitytheory_counting
Stat prob07 probabilitytheory_countingStat prob07 probabilitytheory_counting
Stat prob07 probabilitytheory_countingArif Rahman
 
Lukman matstat
Lukman matstatLukman matstat
Lukman matstatLukman
 
Lukman matstat
Lukman matstatLukman matstat
Lukman matstatLukman
 
Presentasi ii prob dan statistik
Presentasi ii prob dan statistikPresentasi ii prob dan statistik
Presentasi ii prob dan statistikHaifa Khairunisa
 
Bab 2 materi peluang (materi kelas XII).pptx
Bab 2 materi peluang (materi kelas XII).pptxBab 2 materi peluang (materi kelas XII).pptx
Bab 2 materi peluang (materi kelas XII).pptxAriPuspitaSari2
 
Teori kemungkinan
Teori kemungkinanTeori kemungkinan
Teori kemungkinanoilandgas24
 
Makalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran MatematikaMakalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran MatematikaAmnil Wardiah
 
Makalah matematika peluang
Makalah matematika peluangMakalah matematika peluang
Makalah matematika peluangLilin Ariandi
 
Peluang dan kombinatorik
Peluang dan kombinatorikPeluang dan kombinatorik
Peluang dan kombinatorikRifai Syaban
 
5c mia-ap-peluang
5c mia-ap-peluang5c mia-ap-peluang
5c mia-ap-peluangN0Uli
 
Konsep dasar matematika ppt Kelompok 2
Konsep dasar matematika ppt Kelompok  2Konsep dasar matematika ppt Kelompok  2
Konsep dasar matematika ppt Kelompok 2Maysy Maysy
 
Stat prob06 probabilitytheory_samplespace
Stat prob06 probabilitytheory_samplespaceStat prob06 probabilitytheory_samplespace
Stat prob06 probabilitytheory_samplespaceArif Rahman
 
6. Probabilitas.pdf
6. Probabilitas.pdf6. Probabilitas.pdf
6. Probabilitas.pdfJurnal IT
 

Similar to Probabilitas (20)

PPT PELUANG - SMA
PPT PELUANG - SMAPPT PELUANG - SMA
PPT PELUANG - SMA
 
Stat prob07 probabilitytheory_counting
Stat prob07 probabilitytheory_countingStat prob07 probabilitytheory_counting
Stat prob07 probabilitytheory_counting
 
Lukman matstat
Lukman matstatLukman matstat
Lukman matstat
 
Lukman matstat
Lukman matstatLukman matstat
Lukman matstat
 
Presentasi ii prob dan statistik
Presentasi ii prob dan statistikPresentasi ii prob dan statistik
Presentasi ii prob dan statistik
 
peluang
peluangpeluang
peluang
 
Bab 2 materi peluang (materi kelas XII).pptx
Bab 2 materi peluang (materi kelas XII).pptxBab 2 materi peluang (materi kelas XII).pptx
Bab 2 materi peluang (materi kelas XII).pptx
 
Teori kemungkinan
Teori kemungkinanTeori kemungkinan
Teori kemungkinan
 
Makalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran MatematikaMakalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
 
Probabilitas
Probabilitas Probabilitas
Probabilitas
 
Probabilitas 1
Probabilitas 1Probabilitas 1
Probabilitas 1
 
Makalah matematika peluang
Makalah matematika peluangMakalah matematika peluang
Makalah matematika peluang
 
Peluang dan kombinatorik
Peluang dan kombinatorikPeluang dan kombinatorik
Peluang dan kombinatorik
 
5c mia-ap-peluang
5c mia-ap-peluang5c mia-ap-peluang
5c mia-ap-peluang
 
Stat d3 7
Stat d3 7Stat d3 7
Stat d3 7
 
Konsep dasar matematika ppt Kelompok 2
Konsep dasar matematika ppt Kelompok  2Konsep dasar matematika ppt Kelompok  2
Konsep dasar matematika ppt Kelompok 2
 
Stat prob06 probabilitytheory_samplespace
Stat prob06 probabilitytheory_samplespaceStat prob06 probabilitytheory_samplespace
Stat prob06 probabilitytheory_samplespace
 
Kelompok 7 mia 1
Kelompok 7 mia 1Kelompok 7 mia 1
Kelompok 7 mia 1
 
peluang.pptx
peluang.pptxpeluang.pptx
peluang.pptx
 
6. Probabilitas.pdf
6. Probabilitas.pdf6. Probabilitas.pdf
6. Probabilitas.pdf
 

More from tumbuhsehat

Critical Care Nursing.ppt
Critical Care Nursing.pptCritical Care Nursing.ppt
Critical Care Nursing.ppttumbuhsehat
 
10_Polypharmacy_Overview_and_Principles.ppt
10_Polypharmacy_Overview_and_Principles.ppt10_Polypharmacy_Overview_and_Principles.ppt
10_Polypharmacy_Overview_and_Principles.ppttumbuhsehat
 
Skylr+Presentation+Template+Purple+variant.pptx
Skylr+Presentation+Template+Purple+variant.pptxSkylr+Presentation+Template+Purple+variant.pptx
Skylr+Presentation+Template+Purple+variant.pptxtumbuhsehat
 
Tugas PKL Matrix klmpk 02 (1).pptx
Tugas PKL Matrix klmpk 02 (1).pptxTugas PKL Matrix klmpk 02 (1).pptx
Tugas PKL Matrix klmpk 02 (1).pptxtumbuhsehat
 
PPT KELOMPOK 5 PKL.pptx
PPT KELOMPOK 5 PKL.pptxPPT KELOMPOK 5 PKL.pptx
PPT KELOMPOK 5 PKL.pptxtumbuhsehat
 
PPT PKL (1).pptx
PPT PKL (1).pptxPPT PKL (1).pptx
PPT PKL (1).pptxtumbuhsehat
 
Faktor predisposisi.ppt
Faktor predisposisi.pptFaktor predisposisi.ppt
Faktor predisposisi.ppttumbuhsehat
 

More from tumbuhsehat (7)

Critical Care Nursing.ppt
Critical Care Nursing.pptCritical Care Nursing.ppt
Critical Care Nursing.ppt
 
10_Polypharmacy_Overview_and_Principles.ppt
10_Polypharmacy_Overview_and_Principles.ppt10_Polypharmacy_Overview_and_Principles.ppt
10_Polypharmacy_Overview_and_Principles.ppt
 
Skylr+Presentation+Template+Purple+variant.pptx
Skylr+Presentation+Template+Purple+variant.pptxSkylr+Presentation+Template+Purple+variant.pptx
Skylr+Presentation+Template+Purple+variant.pptx
 
Tugas PKL Matrix klmpk 02 (1).pptx
Tugas PKL Matrix klmpk 02 (1).pptxTugas PKL Matrix klmpk 02 (1).pptx
Tugas PKL Matrix klmpk 02 (1).pptx
 
PPT KELOMPOK 5 PKL.pptx
PPT KELOMPOK 5 PKL.pptxPPT KELOMPOK 5 PKL.pptx
PPT KELOMPOK 5 PKL.pptx
 
PPT PKL (1).pptx
PPT PKL (1).pptxPPT PKL (1).pptx
PPT PKL (1).pptx
 
Faktor predisposisi.ppt
Faktor predisposisi.pptFaktor predisposisi.ppt
Faktor predisposisi.ppt
 

Recently uploaded

Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimNodd Nittong
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptPPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptBennyKurniawan42
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxRPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxSyifaDzikron
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 

Recently uploaded (20)

Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptPPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxRPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 

Probabilitas

  • 2. TEORI PROBABILITAS  Untuk menggambarkan konsep dasar teori probabilitas kita akan menggunakan beberapa ide dari teori himpunan yang didefinisikan sebagai gabungan atau kumpulan objek.
  • 3. ISTILAH YG DIGUNAKAN DLM TEORI PROBABILITAS  EKSPERIMEN : adalah suatu aktivitas atau proses yang menghasilkan keluaran yang dapat diamati  SAMPEL SPACE (SEMESTA) : adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan statistik dan dinyatakan dengan lambang S  SAMPEL POINT (TITIK SAMPEL) : adalah elemen atau anggota sampel space Untuk mendapatkan list / daftar elemen dari semesta secara bersistem dapat dibantu melalui diagram pohon (tree diagram)
  • 4. Contoh 1. Suatu eksperimen melempar dadu, jika sebagai keluaran eksperimen adalah cacah titik pada sisi dadu yang menghadap ke atas, maka : S ={1,2,3,4,5,6} 2. Suatu eksperimen dilakukan sebagai berikut; yaitu melemparkan sebuah mata-uang, keluarannya adalah gambar (G) dan angka (A). Bila keluarannya adalah G maka pelemparan matauang diulangi lagi; tetapi bila keluarannya A maka sebuah dadu dilemparkan dengan keluarannya cacah titik pada sisi dadu yang menghadap ke atas, tentukan semesta dari eksperimen tersebut !
  • 5. Ruang Sampel & Kejadian  Himpunan (set) adalah kumpulan objek.  Himpunan semua outcome yang mungkin muncul dalam suatu percobaan/pengamatan disebut dengan himpunan semesta sampel (sample space)  Masing-masing outcome disebut dengan elemen atau titik sampel
  • 6.  Fakta bahwa a anggota (elemen) himpunan (semesta) A dapat dituliskan dalam simbol a € A  Jika tiap anggota himpunan A1 juga merupakan anggota dari himpunan A2, maka himpunan A1 disebut dengan himpunan bagian dari himpunan A2 atau dapat dituliskan dalam bentuk simbol A1  A2  Jika himpunan A tidak memiliki anggota maka A disebut dengan himpunan kosong dan dituliskan sebagai A = ∅. Ruang Sampel & Kejadian
  • 7.  Himpunan dari semua elemen yang setidaknya menjadi anggota salah satu dari himpunan A1 dan himpunan A2 disebut union dari A1 dan A2. Union ini disimbolkan dengan A1  A2  Himpunan dari semua elemen yang termasuk dalam himpunan A1 dan juga dalam himpunan A2 disebut dengan interseksi dari A1 dan A2. Interseksi A1 dan A2 disimbolkan dengan A1 ∩ A2. Ruang Sampel & Kejadian
  • 8.  Himpunan yang terdiri atas elemen yang bukan elemen A disebut dengan komplemen A (mengacu pada A) dan disimbolkan dengan A*.  Dua buah himpunan dikatakan saling bebas (mutually exclusive) atau disjoint, jika interseksi keduanya adalah himpunan kosong. Himpunan A dikatakan mutually exclusive terhadap himpunan B jika A ∩ B = ∅ Ruang Sampel & Kejadian
  • 9.  Ruang sample atau set kejadian adalah set dari semua hasil yang mungkin ada dari sebuah percobaan contoh: pelemparan dadu S = (1,2,3,4,5,6)  Kejadian adalah kumpulan dari hasil dengan karakteristik yang sama (himpunan bagian dari ruang sampel) Contoh: muncul sisi genap A = (2,4,6)  Kejadian A terjadi jika sebuah hasil dalam set A terjadi  Probabilitas sebuah kejadian Jumlah probabilitas dari setiap hasil yang muncul  P(A) = P(2) + P(4) + P(6) Kejadian
  • 10. Hukum Probabilitas dlm Teori Himpunan  Identity laws (A∩S=A, A∩∅=∅),  Complement law (A  A’=S, A∩A’=∅)  Commutative law (A  B=B  A, A∩B=B∩A)  Associative law A∩(B∩C)=(A∩B)∩C ; A (B  C)=(A  B)  C  Distributive law A∩(B  C)= (A∩B) (A∩C)
  • 11. Konsep Kombinatorial (1)  Percobaan sebuah dadu 6 sisi, ada 6 hasil yang mungkin dari pelemparan pertama, yaitu (1,2,3,4,5,6) dan 6 hasil yang mungkin dari pelemparan kedua (1,2,3,4,5,6). Secara bersama-sama ada 6*6=36 hasil yang mungkin dari dua kali pelemparan.  Umumnya, jika ada n kejadian dan kejadian i dapat terjadi dalam Ni cara yang mungkin, maka jumlah caradimana urutan dari n kejadian akan muncul adalah N1N2...Nn.  Ambil 5 kartu dari tumpukan lengkap – dengan pengembalian 52*52*52*52*52=525 …… 380,204,032 hasil yang mungkin  Ambil 5 kartu dari tumpukan lengkap – tanpa pengembalian 52*51*50*49*48 =311,875,200 hasil yang mungkin
  • 12. Konsep Kombinatorial (2) Diagram Pohon (Tree Diagram)
  • 13. MENGHITUNG SAMPEL POINT  ATURAN PERKALIAN : jika suatu operasi dapat ditangani dua tahap; tahap ke-1 ditangani dengan n1 cara dan tahap ke-2 dengan n2 cara, maka operasi tersebut dapat ditangani dengan n1 x n2 cara  CONTOH :  Berapa banyaknya titik sampel bila dua buah mata uang dilempar serentak dan peristiwa yang mungkin  Jawab: - ruang sampel : (A,G), (A,A), (G,A), (G,G) - Titik sampel : G (gambar), A (angka) - peristiwa : A dg A, A dg G, dan G dg G
  • 14.  Sebuah perusahaan membutuhkan karyawan.Jika terdapat 7 orang calon yaitu A,B,C,D,E,F,G. Perusahaan akan memutuskan untuk menerima dari salah satu dari 7 calon tersebut, tentukan :  probabilitas B diterima jadi karyawan  Probabilitas C atau D diterima jadi karyawan  Jawab:  P(B) = 1/7 = 0,143  P(C atau D) = 1/7 + 1/7 = 0,286
  • 15. PERMUTASI  SUATU SUSUNAN YANG DAPAT DIBENTUK DARI SATU KUMPULAN OBYEK YANG DIAMBIL SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA  PERMUTASI DARI n OBYEK YANG BERBEDA DIAMBIL SELURUHNYA SEKALIGUS DIHITUNG DENGAN : n x .... x 3 x 2 x 1 faktorial n n! obyek banyaknya permutasi : keterangan ! n Pn n      n P
  • 16.  PERMUTASI KE-1 - BANYAKNYA PERMUTASI DARI n OBYEK YANG BERBEDA ADALAH : n! = (n . (n-1). (n-2). …. .1) - PERMUTASI KE-2  SEDANGKAN PERMUTASI DARI N OBYEK YANG DIAMBIL R OBYEK SETIAP KALI TANPA DIULANGI DIHITUNG DENGAN : n pengambila kali setiap banyaknya r obyek banyaknya permutasi : keterangan r)! - (n ! n Pn r     n P TEOREMA PERMUTASI
  • 17.  PERMUTASI KE-3/PERMUTASI MELINGKAR :  Banyaknya permutasi n oyek yg disusun melingkar : (n -1 )!  PERMUTASI KE-4 :  Banyaknya permutasi yang berlainan dari n obyek bila n1 diantaranya berjenis ke-1, n2 berjenis ke-2,…, nk berjenis ke- k, dihitung dengan : k - ke obyek banyaknya nk 2 - ke obyek banyaknya n2 1 - ke obyek banyaknya n1 permutasi P : keterangan n2!...nk! n1! ! n P      TEOREMA PERMUTASI
  • 18. KOMBINASI  BANYAKNYA KOMBINASI DARI n OBYEK YANG BERLAINAN BILA DIAMBIL SEBANYAK r SEKALIGUS, DIHITUNG DENGAN : n pengambila kali setiap banyaknya r obyek banyaknya kombinasi : keterangan r)! - (n r! ! n n r n r              n C r n C
  • 19. Contoh :  Panitia karya wisata mahasiswa terdiri dari 4 orang mahasiswa angkatan 2000 dan 3 orang mahasiswa angkatan 2001. carilah banyaknya panitia 3 orang mahasiswa yang dapat disusun yang beranggotakan 2 orang mhs angkt 2000 dan 1 orang mhs angkt 2001?  Banyaknya cara memilih 2 orang mhs angk 2000 :  Banyaknya cara memilih 1 orang mhs angk 2001 :  Sehingga : n1.n2 = 6 x 3 = 18 6 2)! - (4 2! ! 4 2 4 4 2            C 3 1)! - (3 1! ! 3 1 3 3 1            C
  • 20. PROBABILITAS  Sebuah ukuran ketidak-pastian.  Sebuah ukuran tingkat keyakinan terjadinya sebuah kejadian yang tidak pasti (uncertain event).  Sebuah ukuran tingkat peluang (likelihood of occurrence) dari sebuah kejadian yang tidak pasti (uncertain event).  Diukur dengan nilai antara 0 sampai 1 (atau antara 0% sampai 100%).
  • 21.  PELUANG SUATU KEJADIAN A, adalah jumlah bobot peluang semua elemen dalam A → P(A)  Probabilitas suatu kejadian dapat dibatasi sebagai perbandingan frekuensi kejadian itu dengan kejadian seluruhnya.  SIFAT-SIFAT PROBABILITAS : 1. 0  P(A)  1 2. P(Ø) = 0 3. P(S) =1 PROBABILITAS
  • 22.  Jika, dalam N percobaan, ada x sukses, maka akan ada (N – x) kegagalan, sehingga : 1 ) ( ) ( ) A ( ditulis sehingga (A) komplemen merupakan A) (bukan 1 A) (bukan P (A) P A) (bukan ) ( ) ( ) ( , 1 ) (                  A P A P P gagal P N x N dan A P sukses P N x tetapi N x N N x N x N x PROBABILITAS
  • 23. Pokok utama :  Probabiltas empiris dari munculnya suatu kejadian A adalah banyaknya, x, sukses yang dialami dalam N percobaan sebelumnya dibagi dengan N, yaitu P(A)=x / N  Banyaknya sukses E yang diharapkan dalam suatu sampel dari m percobaan adalah E = m x P(A) yaitu Harapan = (banyaknya percobaan) x (probabilitas sukses pd suatu percobaan tertentu)
  • 24. Contoh :  Diketahui bahwa pengalaman sebelumnya 8% cetakan plastik adalah cacat. Hitunglah :  Probabilitas cetakan (i) cacat; (ii) dapat diterima  Banyaknya cetakan dapat diterima kemungkinan besar dapat ditemukan dalam tumpukan sampel berukuran 4500
  • 25. Solusi :  (i) P(A) = 8/100 = 2/25;  (ii) P(B) = 92/100 = 23/25  E = m x P(B) = 4500 x (23/25) = 4140  Perhatikan bahwa P(A) + P(B) = 1
  • 26. HUBUNGAN ANTAR PERISTIWA  SALING MENIADAKAN/TERPISAH (MUTUALLY EXCLUSIVE) adalah peristiwa yang tidak mungkin terjadi secara serentak / bersamaan  CONTOH : Pada pelemparan mata uang logam, muncul sisi G (gambar) tidak mungkin bersamaan terjadinya dengan munculnya sisi A (angka).  Hal ini berarti bahwa (G) dan (A) saling meniadakan/terpisah
  • 27.  PASTI TERWAKILI (COLLECTIVELY EXHAUSTIVE) adalah peristiwa yang sekurang-kurangnya salah satu diantaranya pasti terjadi.  Contoh : pada pelemparan uang logam, salah satu dari kedua sisinya pasti akan muncul.  Hal ini berarti (A) dan (G) pasti terwakili HUBUNGAN ANTAR PERISTIWA
  • 28.  SALING BEBAS (INDEPENDENT) adalah peristiwa2 yg terjadi diantara peristiwa2 itu tidak mempengaruhi peluang terjadinya peristiwa yang lainnya.  Contoh : pada 2 kali pelemparan mata uang logam, munculnya sisi G pada pelemparan pertama tidak mempengaruhi peluang munculnya sisi A pada pelemparan kedua  Hal ini berarti bahwa (G1) dan (A2) saling bebas HUBUNGAN ANTAR PERISTIWA
  • 30. 30 Contoh : Pada pelemparan mata uang logam 0 belakang dan muka sisi munculnya A) P(G 1 0 belakang atau muka sisi munculnya ) P(G belakang sisi munculnya P(A) muka uang sisi munculnya P(G) 2 1 2 1 2 1 2 1              A
  • 32. Contoh : Pada pelemparan sebuah dadu 6 1 6 5 2 1 2 1 T) P(G ) 2 ( tiga maksimal dan genap bernilai sisi munculnya T) (G T) P(G ) (1,2,3,4,6 tiga maksimal atau genap bernilai sisi munculnya T) (G P(T) ; (1,2,3) tiga maksimal bernilai sisi munculnya (T) P(G) (2,4,6) genap bernilai sisi munculnya (G)                
  • 34. CONTOH:  Hasil penelitian terhadap 500 orang laki-laki tentang hubungan kebiasaan merokok (R) dan penyakit kanker (K) adalah : Kebiasaan merokok Penyakit Kanker jumlah Ya Tidak Ya 30 (6%) 170 (34%) 200 (40%) Tidak 20 (4%) 280 (56%) 300 (60%) Jumlah 50 (10%) 450 (90%) 500 (100%)
  • 35.  Apabila pada suatu saat ditemukan sorang laki-laki perokok, berapa peluang laki-laki tsb penderita kanker ?  Apabila ada penderita kanker, berapa peluang bahwa dia seorang perokok? 15 , 0 0,4 0,06 P(R) R) P(K R K P     6 , 0 0,1 0,06 P(K) K) P(R K R P     JAWAB:
  • 36. TEORI JUMLAH PELUANG  Bila kejadian B1, B2, …, Bn membentuk partisi suatu sampel space S sehingga : P(Bi) ≠0, untuk i = 1, 2, 3, …, k , maka untuk kejadian A dalam S berlaku :       k i k i i i i B A P B P A B P A P 1 1 ) ( ). ( ) ( ) ( 
  • 37. Contoh :  Intersection / irisan kejadian A dengan kejadian B1, B2, B3, …, Bk yang merupakan partisi atau penyekatan S.  Jadi : B2 B1 B3 Bk B4 A    k i i A B P A P 1 ) ( ) ( 
  • 39.  Tiga orang anggota senat PT dicalonkan menjadi Rektor, peluang A terpilih sbg rektor 0,3. Peluang B terpilih sbg rektor 0,5. Dan peluang C terpilih sbg rektor 0,2. Jika A terpilih, maka peluang kenaikan SPP sebesar 0,8. Tetapi jika B atau C menang, maka peluang kenaikan SPP sebesar 0,1 dan 0,4. a. Berapa peluang SPP naik b. Bila seorang mhs merencanakan masuk PT tsb dan tahu SPP naik, berapa peluang C terpilih sbg rektor? Contoh :
  • 40.  Jika kejadian :  A : orang terpilih menaikan SPP  B1 : A terpilih sbg Rektor  B2 : B terpilih sbg Rektor  B3 : C terpilih sbg Rektor  Maka peluang SPP naik : P(B1) = 0,3 B1 P(A|B1) = 0,8 P(B1)P(A|B1) = (0,3)(0,8) = 0,24 P(B2) = 0,5 B2 P(A|B2) = 0,1 P(B2)P(A|B2) = (0,5)(0,1) = 0,05 P(B3) = 0,2 B3 P(A|B3) = 0,4 P(B3)P(A|B3) = (0,2)(0,4) = 0,08 + A A A P(A) = 0,37
  • 41.  Sedangkan peluang C yang terpilih sebagai Rektor adalah : 0,22 0,37 0,08 B A ).P P(B B A ).P P(B B A ).P P(B B A ).P P(B A B P 3 3 2 2 1 1 3 3 3     