Rencana pembelajaran semester ini membahas tentang filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dengan capaian pembelajaran meliputi pemahaman kritis tentang dasar-dasar pendidikannya, keterampilan mengelola pembelajaran berpihak pada murid, dan sikap reflektif dalam menerapkannya. Materi pembelajaran mencakup sejarah gerakan pendidikan di Indonesia, filsafat manusia Ki Hadjar Dewantara, dan profil pelajar Pancasila. Strategi pem
1. Logo PT
Nama Perguruan Tinggi
Nama Fakultas
Nama Jurusan/Prodi
Rencana Pembelajaran Semester
MATA KULIAH KODE RUMPUN
MK
BOBOT (SKS) SEMESTER TANGGAL PENYUSUNAN
Filosofi Pendidikan
Indonesia
PPG-01 3 MK Inti 1 .
OTORISASI
Dosen Pengembang RPS Koordinator RMK KA. Prodi
Ttd Ttd
Ttd
Capaian Pembelajaran (CP)
Sikap S1. Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa; menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, nilai-nilai
kemanusiaan, dan etika profesi; meningkatkan mutu kehidupan masyarakat, patriotis,
toleran, multikulturalis, kolaboratif, peduli lingkungan, disiplin, bertanggung jawab,
mandiri, dan berjiwa wirausaha
Pengetahuan P1. Menguasai dan menerapkan teori dan konsep untuk menyusun alur belajar berdasarkan
tingkat kompleksitas bidang ilmu yang terkait
P2. Memiliki pengetahuan untuk memetakan tingkat penguasaan peserta didik dengan
mempertimbangkan proses belajar, kebutuhan, tahap perkembangan, dan latar belakang
peserta didik untuk kepentingan pembelajaran
P3. Memahami strategi perencanaan tujuan belajar, indikator dan strategi pencapaian sesuai
dengan tahap perkembangan murid, kurikulum, dan profil pelajar Pancasila
P4. Memahami pengetahuan tentang teknik evaluasi pembelajaran sesuai dengan
perkembangan peserta didik, kurikulum dan lingkungan belajar
Keterampilan
Umum
KU1. Bekerja sebagai guru secara profesional
KU2. Membuat keputusan secara independen dalam menjalankan pekerjaan sebagai guru
berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif
KU3. Mengomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang bermanfaat bagi
pengembangan profesi guru dan kewirausahaan, yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat terutama komunitas guru
KU4. Evaluasi secara kritis terhadap kinerja dan keputusan sendiri atau sejawat
2. KU5. Memimpin tim kerja dalam memecahkan permasalahan pendidikan dan peningkatan
mutu sumber daya untuk pengembangan organisasi
KU6. Membangun jejaring dan berkolaborasi dengan sejawat, profesi lain, dan pemangku
kepentingan
Keterampilan
Khusus
KK1. Mengembangkan pengetahuan profesional dalam pembelajaran berpusat pada peserta
didik dan mewujudkan profil pelajar Pancasila secara akomodatif, adaptif dan progresif
terhadap perkembangan zaman
KK2. Mengembangkan lingkungan belajar yang aman dan nyaman serta memfasilitasi peserta
didik belajar dengan melibatkan orang tua dan masyarakat
KK3. Menunjukkan praktik pembelajaran profesional yang terdiri dari merancang,
melaksanakan, melakukan asesmen, dan melakukan refleksi untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran secara berkelanjutan
KK4. Mengembangkan kemampuan profesional yang berkelanjutan dan menerapkan
keterampilan kepemimpinan dalam mengembangkan profesinya
Capaian Pembelajaran
Mata Kuliah
1. Mahasiswa memiliki pemahaman kritis dan reflektif tentang dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD),
2. Mahasiswa memiliki keterampilan mengelola pembelajaran yang berpihak pada murid pada konteks lokal kelas dan
sekolah agar terwujudnya sekolah sebagai pusat pengembangan karakter,
3. Mahasiswa memiliki sikap reflektif-kritis dalam menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid sesuai dengan
Filosofi Pendidikan Nasional dan Pancasila
Materi
Pembelajaran/Pokok
Bahasan
1. Sejarah Gerakan Budi Utomo, R. A. Kartini, dan Ki Hadjar Dewantara
2. Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
3. Tahapan Perkembangan Anak (Wiraga, Wiraga-Wirama, Wirama)
4. Filsafat Manusia
5. Pendidikan dan Kebudyaan
6. Pedagogik Kritis KHD
7. Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia
8. Profil Pelajar Pancasila
9. Profil Pendidikan Abad XXI
Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan mahasiswa dalam memaknai dan menghayati dasar-dasar
Pendidikan Ki Hajar Dewantara (KHD) sebagai sebuah filosofi pengembangan Pendidikan Nasional. Mata kuliah ini melatih
mahasiswa untuk secara reflektif, kritis dan kolaboratif menelaah pemikiran-pemikiran KHD dan bagaimana strateginya
dalam mewujudkan Pendidikan yang berpihak pada anak sesuai dengan keberagaman konteks sosial budaya dan nilai-
nilai luhur Indonesia. Proses perkuliahan dilakukan dengan menekankan dialog kritis sehingga mahasiswa menjadi lebih
reflektif dan tajam dalam mengkritisi praktik baik-praktik baik Pendidikan yang berpihak pada murid.
3. Strategi Pembelajaran Strategi penilaian yang dilakukan selama proses perkuliahan meliputi: 1) mahasiswa menjawab secara singkat pertanyaan-
pertanyaan reflektif kritis pada setiap pertemuan dan dikumpulkan sebelum materi perkuliahan diberikan dan jurnal refleksi
setelah perkuliahan (bobot 20%); 2) secara individu, mahasiswa membuat proyek kolaboratif dengan sekolah mitra pilihan
mahasiswa tentang “Pendidikan yang Berpihak pada Murid” (project based, atau case based dengan durasi yang disepakati
selama proses perkuliahan) (bobot 50%); 3) keterlibatan aktif mahasiswa dalam setiap dialog yang difasilitasi oleh dosen
dalam setiap pertemuan (bobot 10%); 4) presentasi kelompok pada akhir perkuliahan tentang “Strategi mewujudkan
Pendidikan yang Berpihak pada Murid dan Pendidikan Nasional Indonesia” (bobot 20%)
100’ Tatap Muka Terjadwal
120’ Tugas Terstruktur (diskusi kelompok)
120’ Tugas Mandiri (Jurnal Reflektif Mingguan)
Catatan:
1. Pertanyaan-pertanyaan harus mendaratkan Filosofis pada konteks konkret di kelas
2. Bagaimana proses penilaian Tugas Individu (menjawab pertanyaan sebelum kuliah dan Jurnal Refleksi mingguan
setelah perkuliahan)
Proporsi Penilaian
Proporsi Penilaian per Kategori *)
No Kategori Proporsi
1 Jawab reflektif kritis sebelum perkuliahan dan jurnal refleksi setelah kuliah 20%
2 Proyek Individu 50%
3 Partisipasi Aktif dalam Dialog 10%
4 Presentasi Kelompok di Akhir Semester 20%
Total 100%
Daftar Pustaka 1. Dewantara, Ki Hadjar. 2013. Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Taman Siswa.
2. Mangunwijaya, Y. B. 2020. Sekolah Merdeka - Pendidikan Pemerdekaan. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.
3. Guru, Yayasan Cahaya. 2019. Cahaya Bineka Taman Bangsa. Jakarta: Yayasan Cahaya Guru.
4. Tilaar, H.A.R. 2010. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
4. 5. —. 2011. Pedagogik Kritis. Jakarta: Rineka Cipta.
6. —. 2007. Mengindonesia - Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
7. Wahono, Francis. 2021. Pendidikan Yang Memerdekakan. Yogyakarta: Yayasan Cindelaras Paritrana.
8. Sastrapratedja, M. 2013. Pendidikan Sebagai Humanisasi. Jakarta: Pusat Kajian Filsafat dan Pancasila.
9. —. 2013. Lima Gagasan Yang Dapat Mengubah Indonesia. Jakarta: Pusat Kajian Filsafat dan Pancasila.
10. Latif, Yudi. 2020. Pendidikan Yang Berkebudayaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
11. Soewito, Irna H.N Hadi. 2019. Soewardi Soerjaningrat dalam Pengasingan. Jakarta: PT. Gramedia.
12. Siswa, Taman. n.d. Membudayakan Pancasila Melalui Pendidikan. Yogyakarta: Panitia Pelaksana Temukarya
Nasional Taman Siswa.
13. Raharjo, Toto. 2018. Sekolah Biasa Saja. Yogyakarta: INSISTPress.
14. Leahy, Louis. 2001. Siapakah Manusia? Yogyakarta: Kanisius.
15. Sudiardja, A. 2006. Karya Lengkap Driyarkara. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
16. Dewantara, Ki Hadjar. 2009. Menuju Manusia Merdeka. Yogyakarta: Leutika.
RENCANA PEMBELAJARAN
Pertemuan
Kemampuan Akhir
yang diharapkan
Bahan Kajian (Materi
Ajar)
Metode
Pembelajaran/Pengalaman
Pembelajaran
Waktu
Kriteria Penilaian &
Indikator
Bobot
Nilai
Minggu 1
(Mulai dari
Diri)
Mahasiswa membuat
tulisan refleksi diri
mengenai alasan
menjadi guru;
Mahasiswa membuat
tulisan reflektif
tentang pemikiran
mereka terhadap
sosok Ki Hadjar
Dewantara dan
pemikirannya;
Mahasiswa
menuliskan komitmen
diri dengan
menggunakan Model
Lingkaran Emas
(Golden Circle)
1. Pertanyaan pemantik
bagi mahasiswa
untuk merefleksikan
kembali alasan
utama mereka
menjadi Guru,
2. Pertanyaan pemantik
bagi mahasiswa
tentang pemikiran Ki
Hadjar Dewantara
tentang Pendidikan,
3. Pertanyaan pemantik
bagi mahasiswa
menulis “Komitmen
Diri” akan capaian
pembelajaran MK
Filosofi Pendidikan
Nasional bagi dirinya
● Menonton video “Peran sebagai
Guru” (Video Microlearning) &
video “Mendidik Menyeluruh”
(video Microlearning) sebagai
pengantar Mahasiswa menulis
tulisan refleksi diri alasan
menjadi guru dan pemahaman
mahasiswa terhadap sosok Ki
Hadjar Dewantara dan
pemikirannya;
● Mahasiswa menulis “Komitmen
Diri” dengan menggunakan
model Lingkaran Emas (Golden
Circle) tentang Mengapa
mempelajari MK Filosofi
Pendidikan Nasional?
Bagaimana strategi
mempelajari MK Filosofi
Pendidikan Nasiona? Apa
1 x 100’ ● Tulisan reflektif
Mahasiswa tentang
alasan menjadi Guru
dan pemahaman
mahasiswa tentang
sosok Ki Hadjar
Dewantara dan
pemikirannya;
● Komitmen Diri
mahasiswa dengan
model Lingkaran Emas
(Golden Circle)
5. tentang
‘Mengapa,Bagaiman
a,Apa’ dari MK
Filosofi Pendidikan
Nasional
Langkah konkrit mempraktekan
Filosofi Pendidikan Nasional
dalam pembelajaran? – Tulisan
ini menjadi komitmen diri
mahasiswa selama mempelajari
MK Filosofi Pendidikan
Nasional dan akan direfleksikan
Kembali di akhir perkuliahan
(minggu 16)
Minggu 2
(Eksplorasi
Konsep)
Mahasiswa
memberikan
argumen kritis dan
reflektif tentang
perjalanan
Pendidikan di
Indonesia sebelum
kemerdekaan (zaman
kolonial), sesudah
kemerdekaan dan
Pendidikan Abad ke-
21
1. Video perjalanan
Pendidikan Nasional
Indonesia sebelum
Kemerdekaan (lihat
arsip Nasional dan
video Modul 1.1
PPGP)
2. Materi tentang
Pergerakan Pemuda
Indonesia di Belanda
(Budi Utomo),
3. Materi tentang
Pergerakan R.A
Kartini
4. Materi tentang
Gerakan
Kebudayaan oleh Ki
Hadjar Dewantara
(KHD) di Belanda,
● Menonton video dan
mendiskusikan perkembangan
pendidikan Indonesia;
● Dosen memaparkan materi
tentang perjuangan pergerakan
Budi Utomo, RA Kartini,
Gerakan Kebudayaan KHD;
● Dosen memfasilitasi diskusi dan
dialog mahasiswa tentang
pergerakan pemuda Indonesia
dan dampaknya terhadap
Kemerdekaan dan Pendidikan
Bangsa Indonesia;
1 x 100’ ● Argumentasi kritis
mahasiswa tentang
Pendidikan Zaman
Kolonial yang: 1)
dikhususkan kepada
orang Eropa; 2)
dikhususkan pada
keterampilan baca-tulis-
hitung untuk dijadikan
pegawai; 3)
dikhususkan pada kaum
bangsawan;
● Argumentasi kritis
mahasiswa tentang: 1)
inisiasi pergerakan Budi
Utomo melalui
perjuangan politik untuk
mendapatkan
‘kemerdekaan’; R.A.
Kartini untuk
mendapatkan hak
Pendidikan seperti laki-
laki; Gerakan
Kebudayaan KHD untuk
memperkenalkan Hindia
Belanda (Indonesia)
kepada Rakyat Belanda
6. ● Argumentasi kritis
mahasiswa tentang
Gerakan Budi Utomo,
perjuangan R.A. Kartini,
Gerakan Kebudayaan
KHD terhadap
perkembangan
Pendidikan sebelum
Kemerdekaan.
Minggu 3-4
(Eksplorasi
Konsep)
Mahasiswa
memberikan
argumen kritis dan
reflektif tentang
esensi Pendidikan
berdasarkan dasar-
dasar pemikiran
filosofis pendidikan
KHD
1. Tulisan KDH tentang:
1) Dasar-Dasar
Pendidikan; 2)
Metode Montessori,
Frobel dan Taman
Anak; 3) Pidato
Honoris Causa KHD
di UGM tahun 1956
● Membaca mandiri 3 tulisan
KHD;
● Dialog antara mahasiswa dan
mahasiswa, mahasiswa dan
dosen (diharapkan melalui
dialog ini, mahasiswa sepakat
poin-poin penting dari pemikiran
KHD tentang Pendidikan);
● Dosen memberikan refleksi
penguatan terhadap
pemahaman mahasiswa
dengan membahas latar
belakang pemikiran filosofi
Pendidikan KHD (mengacu ke
Filsafat Barat dan Filsafat
Timur); Kontekstualisasi filosofi
pendidikan KHD sesuai
kebudayaan Jawa dan
kontekstualisasi keberagaman
budaya Indonesia – Dosen
dapat mengacu kepada MK
Pendidikan Daerah Khusus dan
MK Sosio Kultural dalam
Pendidikan)
● Mahasiswa
mengkontekstualkan pemikiran
KHD dengan mengacu pada
2 x 100’ ● Argumentasi kritis
mahasiswa tentang
Tujuan Pendidikan dan
Peran Pendidik dalam
“menuntun segala
kekuatan kodrat anak
untuk mencapai
keselamatan dan
kebahagiaan sebagai
manusia dan anggota
masyarakat”
● Argumentasi kritis
mahasiswa tentang:
Metode Maria
Montessori, Fredrick
Frobel, Taman Siswa
dalam menuntun
kekuatan kodrat anak
(Merdeka dan Bermain)
● Argumentasi kritis
mahasiswa tentang
kekuatan konteks Sosio
Kultural Indonesia yang
Beragam dalam
menuntun anak
mencapai kekuatan
kodratnya sebagai
manusia dan anggota
7. MK Pendidikan Daerah Khusus
dan MK Sosio Kultural dengan
mendesain Strategi
mewujudkan Filosofi Pendidikan
KHD pada konteks Pendidikan
Indonesia di Abad ke-21
masyarakat (contoh:
Jabar Masagi, Tri Hita
Karana)
Minggu 5
(Eksplorasi
Konsep)
Mahasiswa menelaah
tahapan
perkembangan anak
KHD dengan
membandingkan
dengan para ahli
perkembangan anak
seperti Jean Piaget,
Albert Bandura, Erick
Erickson;
Materi perkembangan
anak dari KHD (Wiraga,
Wiraga-Wirama,
Wirama) – mengadopsi
pemikir tahapan
perkembangan anak
seperti, Jean Piaget,
Albert Bandura, Erick
Erickson;
● Dosen memaparkan 3 Windu
Tahapan Perkembangan Anak
KHD dan mengaitkan dengan
tahapan perkembangan anak
dari Jean Piaget, Albert
Bandura, Erick Erickson
● Dosen memfasilitasi dialog kritis
mahasiswa tentang 3 Windu
Tahapan Perkembangan Anak
KHD dan mengaitkan dengan
tahapan perkembangan anak
dari Jean Piaget, Albert
Bandura, Erick Erickson
1 x 100’ ● Argumentasi kritis
mahasiswa tahapan
perkembangan anak
KHD dalam konteks
budaya (Jawa):
mengapa olahraga dan
panca indra menjadi titik
awal menuntun anak
(wiraga)? Bagaimana
wiraga, wiraga-wirama,
wirama dilatih dalam
proses Pendidikan
anak?
Minggu 6
(Eksplorasi
Konsep)
Mahasiswa
memahami kodrat
manusia dalam
mewujudkan
Pendidikan yang
berpihak pada murid
dan memerdekakan
murid
Materi tentang Kodrat
Manusia dan Kodrat
Anak (bisa dilihat dari
Filsafat Barat dan
Filsafat Timur tentang
Kodrat Manusia)
● Dosen memaparkan materi
tentang Kodrat Manusia
● Dosen memfasilitasi dialog kritis
mahasiswa tentang kodrat
manusia dan tahapan
perkembangan anak dalam
memahami kodrat anak
1 x 100’ ● Kemerdekaan/kebebasa
n (kehendak bebas)
sebagai kodrat manusia,
● Bermain sebagai kodrat
anak sejak ia berada di
kandungan Ibunya,
Minggu 7-8
(Eksplorasi
Konsep)
Mahasiswa menelaah
Sistem Among dalam
menuntun kekuatan
kodrat anak
(Pendidikan anak)
1. Materi Sistem Among
KHD
2. Pendidikan Kritis
KHD
● Dosen memaparkan Sistem
Among sebagai bentuk
pemaknaan sosio-kultural KHD
terkait Pendidikan sebagai
‘tuntunan’ (educare – latin, to
lead out) dengan
menghubungkan dengan
konteks Pendidikan Socrates-
Plato-Aristoteles
2 x 100’ ● Argumen kritis
mahasiswa terhadap
Sistem Among sebagai
kontekstualisasi sosio-
kultural dalam
‘menuntun’ (educare-to
lead out),
● Argumen kritis
mahasiswa terhadap
8. ● Dosen memaparkan Pendidikan
Kritis KHD dengan konteks
Pendidikan Indonesia dengan
keberagaman Sosio-Kultural
(bisa dikaitkan dengan MK
Sosio-Kultural)
● Dosen memfasilitasi dialog kritis
mahasiswa tentang: 1) Sistem
Among sebagai sebuah
kekuatan sosio-kultural dalam
Pendidikan; 2)Pendidikan Kritis
KHD pada Pendidikan
Indonesia saat ini
Sistem Among sebagai
sebuah penguatan
paradigma berpikir guru
dalam menuntun
kekuatan kodrat anak;
● Argumentasi kritis
mahasiswa tentang
pemikiran Pendidikan
Kritis KHD – Pendidikan
yang memuliakan anak;
Pendidikan yang
berpihak pada anak
dengan melihat
kekuatan sosio-kultural
sebagai daya lenting
‘menuntun’ anak.
Minggu 9-10
(Elaborasi
Pemahaman)
Mahasiswa
menganalisa relasi
Pendidikan dan
Kebudayaan
Pendidikan dan
Kebudayaan – Entitas
dan Identitas Bangsa
Indonesia
● Dosen memaparkan
keterkaitan antara Pendidikan
dan Kebudayaan. KHD
mengatakan “Pendidikan
adalah benih-benih
Kebudayaan”;
● Dosen memaparkan
keberagaman Indonesia
sebagai perekat Entitas dan
Identitas Bangsa Indonesia;
● Dosen memfasilitasi dialog
kritis mahasiswa tentang
Pendidikan dan Kebudayaan
2 x 100’ ● Analisis kritis
mahasiswa tentang
‘pendidikan sebagai
benih-benih kebudayaan
dan peradaban bangsa’
● Analisis kritis
mahasiswa tentang
Entitas dan Identitas
Bangsa dalam konteks
kekinian dan Pendidikan
Abad XXI
Minggu 11
(Elaborasi
Pemahaman)
Mahasiswa menelaah
nilai-nilai Pancasila
sebagai Entitas dan
Identitas Bangsa
Indonesia
1. Pancasila sebagai
Identitas Bangsa
2. Pendidikan sebagai
Proses Humanisasi
● Dosen menjelaskan
Pancasila sebagai ‘Cara
Hidup – Way of Life’ Bangsa
Indonesia;
● Dosen menjelaskan
Pendidikan Pancasila sebagai
Proses Menjadi Manusia
1 x 100’ ● Analisis kritis
mahasiswa tentang
nilai-nilai Pancasila dan
relevansinya terhadap
Pendidikan sebagai
proses humanisasi
9. Indonesia Seutuhnya
(Humanisasi);
● Dosen memfasilitasi dialog
kritis mahasiswa tentang
Pendidikan Pancasila sebagai
Proses Humanisasi
(menjadi manusia
Indonesia seutuhnya)
Minggu 12-13
(Elaborasi
Pemahaman)
Mahasiswa menelaah
Profil Pelajar
Pancasila dan
Perwujudannya pada
Pendidikan yang
Berpihak pada Murid
dalam Pendidikan
Abad ke-21
1. Profil Pelajar
Pancasila
2. Profil Pelajar
Pendidikan Abad ke-
21
● Dosen menjelaskan Profil
Pelajar Pancasila dan Profil
Pelajar Pendidikan Abad ke-
21
● Mahasiswa Profil Pelajar
Pancasila dan
Perwujudannya pada
Pendidikan yang Berpihak
pada Anak dalam Pendidikan
Abad ke-21 dalam bentuk
Diskusi dan Dialog
2 x 100’ ● Analisis kritis
mahasiswa tentang
‘Profil Pelajar Pancasila’
dan Filosofi Pendidikan
Nasional
● Analisis kritis
mahasiswa tentang
‘Profil Pelajar Pancasila’
dan Pendidikan Abad
XXI
● Analisis kritis
mahasiswa tentang
perwujudan Pendidikan
yang Berpihak Pada
Murid dalam Tantangan
Pendidikan Abad XXI
Minggu 14-15
(Demonstrasi
Kontekstual)
Mahasiswa menelaah
Praktik Baik sekolah-
sekolah yang
menerapkan Filosofi
KHD
Praktik Baik Pendidikan
yang Berpihak pada
Anak di:
1. SALAM (Sanggar
Anak Alam –
Yogyakarta)
2. Sekolah Kembang –
Jakarta
3. SDN 01 Bongan,
Kutai Barat,
4. SMK Multikultural
Bakti Karya Parigi –
Pangandaran
● Dosen menjelaskan tentang
Praktik Baik Pendidikan yang
Berpihak pada Anak di
beberapa sekolah dan
komunitas Pendidikan di
Indonesia
● Mahasiswa menelaah Praktik
Baik Pendidikan yang
Berpihak pada Anak dalam
Pendidikan Abad ke-21 dalam
bentuk Diskusi dan Dialog
2 x 100’ ● Analisis kritis
mahasiswa terhadap
Praktik Baik Pendidikan
yang Berpihak pada
Anak di:
▪ SALAM (Sanggar
Anak Alam –
Yogyakarta)
▪ Sekolah Kembang
– Jakarta
▪ SDN 01 Bongan,
Kutai Barat
10. 5. Komunitas Belajar
Quryah Thayyibah -
Salatiga
▪ SMK Multikultural
Bakti Karya Parigi –
Pangandaran
▪ Komunitas Belajar
Quryah Thayyibah -
Salatiga
● Strategi mewujudkan
Pendidikan yang
Berpihak pada Murid
dan Pendidikan
Nasional Indonesia
Minggu 16
(Demonstrasi
Kontekstual)
Mahasiswa
mempresentasikan
strategi mewujudkan
“Pendidikan yang
Berpihak pada Anak”
Presentasi kelompok -
Strategi mewujudkan
“Pendidikan yang
Berpihak pada Anak”
● Mahasiswa
mempresentasikan strategi
mewujudkan “Pendidikan
yang Berpihak pada Anak”
dan mendapatkan umpan
balik dari Mahasiswa dan
Dosen
1 x 100’ Presentasi Strategi
mewujudkan Pendidikan
yang Berpihak pada Murid
dan Pendidikan Nasional
Indonesia
20%