2. RASIONAL
Tantangan utama dalam
pembangunan pendidikan
di Indonesia
PENINGKATAN
DAN
PEMERATAAN
MUTU
PENDIDIKAN
Sejak 2009 ,anggaran pendidikan sebesar 20% APBN bahkan
terus meningkat, namun kualitas hasil belajar masih relatif
rendah = KRISIS PEMBELAJARAN (learning crisis)
Diperburuk dengan pandemi covid-19. PTM menjadi PJJ.
Akibatnya terjadi KETERTINGGALAN PEMBELAJARAN
(learning loss)
Semakin menguatnya KESENJANGAN PEMBELAJARAN
(learning gap)
Hasil evaluasi KURIKULUM DARURAT , hasil asesmen siswa
lebih baik dari pada penggunaan K.13 secara penuh, juga
mampu mengurangi indikasi learning-loss selama pandemi.
DIBUTUHKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM YANG
SECARA KOMPREHENSIF MAMPU MENGHADAPI KRISIS
PEMBELAJARAN YANG MENJADI PERMASALAHAN
”AKUT” DI INDONESIA
3. Sederhana, mudah dipahami dan
diimplementasikan
Fokus pada kompetensi dan karakter semua
peserta didik
Fleksibel
Selaras
Bergotong royong
Memperhatikan hasil kajian dan umpan balik
4. Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan pembelajaran dilakukan berdasarkan
kebijakan-kebijakan berikut ini:
Pedoman
Penerapan
Kurikulum dalam
Rangka Pemulihan
Pembelajaran
Memuat 3 opsi kurikulum
yang dapat digunakan di
satuan pendidikan dalam
rangka pemulihan
pembelajaran beserta
struktur Kurikulum
Merdeka, aturan terkait
pembelajaran dan
asesmen, serta beban
kerja guru.
Permendikbudriste
k No. 7 Tahun
2022
Standar Isi pada
Pendidikan Anak
Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan
Menengah
Standar Isi dikembangkan
melalui perumusan ruang
lingkup materi yang sesuai
dengan kompetensi lulusan.
Ruang lingkup materi
merupakan bahan kajian
dalam muatan pembelajaran
yang dirumuskan
berdasarkan: 1) muatan
wajib sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan; 2)
konsep keilmuan; dan 3)
jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan. Standar Isi
menjadi acuan untuk
Kurikulum 2013,
Kurikulum darurat, dan
Kurikulum Merdeka.
Permendikbudriste
k No. 5 Tahun
2022
Standar Kompetensi
Lulusan pada Pendidikan
Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
Standar kompetensi lulusan
merupakan kriteria minimal
tentang kesatuan sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan yang
menunjukkan capaian
kemampuan peserta didik
dari hasil pembelajarannya
pada akhir jenjang
pendidikan. SKL menjadi
acuan untuk Kurikulum
2013, Kurikulum darurat,
dan Kurikulum Merdeka.
Memuat Capaian
Pembelajaran untuk
semua jenjang dan mata
pelajaran dalam struktur
Kurikulum Merdeka.
Kepmendikbudrist
ek No. 56 Tahun
2022
Keputusan
Kepala BSKAP
No.008/H/KR/2022
Tahun 2022
Capaian Pembelajaran pada
Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah
Pada Kurikulum Merdeka
Memuat penjelasan dan
tahap-tahap
perkembangan profil
pelajar Pancasila yang
dapat digunakan
terutama untuk projek
penguatan profil pelajar
Pancasila.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan 4
Keputusan
Kepala BSKAP
No.009/H/KR/2022
Tahun 2022
Dimensi, Elemen dan
Sub Elemen Profil
Pelajar Pancasila Pada
Kurikulum Merdeka
6. Visi Pendidikan Indonesia
“Mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui
terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa
kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global”
Peran Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam mewujudkan Visi
Pendidikan Indonesia :
1. Sebagai implementer (pelaksana) kurikulum;
2. Sebagai developer (pengembang) kurikulum;
3. Sebagai adapter (penyelaras) kurikulum; dan
4. Sebagai researcher (peneliti) kurikulum.
7. Lampiran II
Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kemdikbudristek Nomor 033/H/Kr/2022 tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan
Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada
Kurikulum Merdeka :
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti secara bertahap dan holistik
diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar mantap secara spiritual,
berakhlak mulia, dan memiliki pemahaman akan dasar-dasar agama Islam
serta cara penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti secara umum harus mengarahkan
peserta didik kepada
(1) kecenderungan kepada kebaikan (al-ḥanīfiyyah),
(2) sikap memperkenankan (al-samḥah),
(3) akhlak mulia (makārim al-akhlāq), dan
(4) kasih sayang untuk alam semesta (raḥmat li al-ālamīn).
8. Lanjutan....
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti bisa menjadi pedoman bagi peserta didik
dalam menjaga diri dan menerapkan akhlak mulia setiap hari. Berbagai persoalan di
masyarakat seperti krisis akhlak, radikalisme dan krisis lingkungan hidup dan lain-lain
mempunyai jawaban dalam tradisi agama Islam.
Dalam pembelajaran Abad 21 pada Kurikulum Merdaka dibutuhkan pendekatan yang
beragam dalam proses belajar agama yang tidak hanya berupa ceramah, namun juga
antara lain :
diskusi interaktif,
Inquiry and Discovery Learning :proses belajar yang bertumpu pada keingintahuan
dan penemuan
Student-Centered Learning : proses belajar yang berpihak pada anak
Problem Based Learning : proses belajar yang berbasis pada pemecahan masalah
Project based Learning : pembelajaran berbasis proyek nyata dalam kehidupan
Collaborative Learning : proses belajar yang kolaboratif
9. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
memberikan bimbingan kepada peserta didik agar mantap spiritual, berakhlak
mulia, selalu menjadikan kasih sayang dan sikap toleran sebagai landasan
dalam hidupnya;
membentuk peserta didik agar menjadi pribadi yang memahami dengan baik
prinsip-prinsip agama Islam serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari
membimbing peserta didik agar mampu menerapkan prinsip-prinsip Islam
dalam berfikir sehingga benar, tepat, dan arif dalam menyimpulkan sesuatu
dan mengambil keputusan;
mengkonstruksi kemampuan nalar kritis peserta didik dalam menganalisa
perbedaan pendapat sehingga berperilaku moderat (wasaṫiyyah) dan terhindar
dari radikalisme ataupun liberalisme;
membimbing peserta didik agar menyayangi lingkungan alam sekitarnya dan
menumbuhkan rasa tanggung jawabnya sebagai khalifah Allah di bumi.
membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi nilai persatuan
10. Elemen keilmuan Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti, CP, TP dan ATP
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti mencakup elemen keilmuan yang meliputi
:
(1) Al-Qur’an-Hadis,
(2) Akidah,
(3) Akhlak,
(4) Fikih,
(5) Sejarah Peradaban Islam
Capaian Pembelajaran : kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa di akhir
fase
Tujuan Pembelajaran : deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi
yakni pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh siswa dalam satu atau
lebih kegiatan pembelajaran, disusun secara kronologis berdasarkan urutan
pembelajaran dari waktu ke waktu yang menjadi prasyarat menuju CP.
Alur Tujuan Pembelajaran : rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara
sistematis dan logis di dalam fase secara utuh dan menurut urutan pembelajaran
sejak awal hingga akhir suatu fase. Alur ini disusun secara linear sebagaimana urutan
11. Capaian Pembelajaran
Fase A (Kelas 1 dan 2)
Elemen Capaian Pembelajaran
Al-Qur’an dan
Hadis
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan kemampuan mengenal huruf
hijaiyah dan harakatnya, huruf hijaiyah bersambung, dan kemampuan membaca
surah-surah pendek Al-Qur’an dengan baik.
Akidah Peserta didik mengenal rukun iman kepada Allah melalui nama-namanya yang agung
(asmaulhusna) dan mengenal para malaikat dan tugas yang diembannya.
Akhlak Peserta didik terbiasa mempraktikkan nilai-nilai baik dalam kehidupan sehari-hari
dalam ungkapan-ungkapan positif baik untuk dirinya maupun sesama manusia,
terutama orang tua dan guru. Peserta didik juga memahami pentingnya tradisi
memberi dalam ajaran agama Islam. Mereka mulai mengenal norma yang ada di
lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga terbiasa percaya diri mengungkapkan
pendapat pribadinya dan belajar menghargai pendapat yang berbeda. Peserta didik
juga terbiasa melaksanakan tugas kelompok serta memahami pentingnya mengenali
kekurangan diri dan kelebihan temannya demi terwujudnya suasana saling
mendukung satu sama lain.
Fikih Peserta didik mampu mengenal rukun Islam dan kalimah syahadatain, menerapkan
tata cara bersuci, salat fardu, azan, ikamah, zikir dan berdoa setelah salat.
Sejarah
Peradaban Islam
Peserta didik mampu menceritakan secara sederhana kisah beberapa nabi yang wajib
diimani.
12. Elemen Capaian Pembelajaran
Al-Qur’an dan
Hadis
Peserta didik mampu membaca surah-surah pendek atau ayat Al-Qur’an dan
menjelaskan pesan pokoknya dengan baik. Peserta didik mengenal hadis tentang
kewajiban salat dan menjaga hubungan baik dengan sesama serta mampu menerapkan
dalam kehidupan seharihari
Akidah Peserta didik memahami sifat-sifat bagi Allah, beberapa asmaulhusna, mengenal kitab-
kitab Allah, para nabi dan rasul Allah yang wajib diimani.
Akhlak Pada elemen akhlak, peserta didik menghormati dan berbakti kepada orang tua dan
guru, dan menyampaikan ungkapanungkapan positif (kalimah ṫayyibah) dalam
keseharian. Peserta didik memahami arti keragaman sebagai sebuah ketentuan dari
Allah SWT. (sunnatullāh). Peserta didik mengenal norma yang ada di lingkungan
sekitarnya dan lingkungan yang lebih luas, percaya diri mengungkapkan pendapat
pribadi, memahami pentingnya musyawarah untuk mencapai kesepakatan dan
pentingnya persatuan.
Fikih Pada elemen fikih, peserta didik dapat melaksanakan puasa, salat jumat dan salat
sunah dengan baik, memahami konsep balig dan tanggung jawab yang menyertainya
(taklīf).
Sejarah Peradaban
Islam
Dalam pemahamannya tentang sejarah, peserta didik mampu menceritakan kondisi
Arab pra Islam, masa kanak-kanak dan remaja Nabi Muhammad saw. hingga diutus
menjadi rasul, berdakwah, hijrah dan membangun Kota Madinah
Capaian Pembelajaran
Fase B (Kelas 3 dan 4)
13. Tujuan Pembelajaran
(diturunkan dari CP, kenali konten dan kompetensi pada kalimat
CP)
Kalimat CP Fase A elemen Al-Qur’an dan Hadis
“Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan kemampuan mengenal huruf hijaiyah dan
harakatnya, huruf hijaiyah bersambung, dan kemampuan membaca surah-surah pendek Al-Qur’an dengan
baik”.
Kompetensi : mengenal, membaca
Konten : huruf hijaiyah dan harakatnya, huruf hijaiyah bersambung, surah-surah pendek Al-Qur’an
Contoh Tujuan Pembelajaran (TP) Fase A Kelas 1 Elemen Al-Qur’an dan Hadis :
1. Mengenal huruf hijaiyah.
2. Mengenal harakat fathah, kasrah, dhammah.
3. Mengenal lambang harakat fathah, kasrah, dhammah.
4. Melafalkan huruf hijaiyah berharakat fathah, kasrah, dhammah.
5. Melafalkan surah Al-Fatihah.
Contoh Tujuan Pembelajaran (TP) Fase A Kelas 2 Elemen Al-Qur’an dan Hadis :
1. Mengenal huruf hijaiyah sambung.
2. Mengenal harakat fathah, kasrah, dhammah, fathahtain, kasrahtain, dhammahtain, sukun, tasydid.
3. Mengenal lambing harakat fathah, kasrah, dhammah, fathahtain, kasrahtain, dhammahtain, sukun,
tasydid.
4. Melafalkan huruf hijaiyah sambung berharakat fathah, kasrah, dhammah, fathahtain, kasrahtain,
dhammahtain, sukun, tasydid.
14. Contoh : Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
1.1. Mengenal huruf hijaiyah. 2.1. Mengenal huruf hijaiyah
sambung.
Huruf hijaiyah dan
harakatnya
Hijaiyah 6 JP
1.2. Mengenal harakat fathah, kasrah,
dhammah.
2.2. Mengenal harakat fathah,
kasrah, dhammah, fathahtain,
kasrahtain, dhammahtain,
sukun, tasydid.
Huruf hijaiyah
bersambung
Harakat
1.3. Mengenal lambang harakat fathah,
kasrah, dhammah.
2.3. Mengenal lambing harakat
fathah, kasrah, dhammah,
fathahtain, kasrahtain,
dhammahtain, sukun, tasydid.
Surah-surah pendek Al-
Qur’an
1.4. Melafalkan huruf hijaiyah
berharakat fathah, kasrah,
dhammah.
2.4. Melafalkan huruf hijaiyah
sambung berharakat fathah,
kasrah, dhammah, fathahtain,
kasrahtain, dhammahtain,
sukun, tasydid.
1.5. Melafalkan surah Al-Fatihah. 2.5. Melafalkan surah An-Naas.
Glosarium :
Kata
Kunci
Perkiraan
Jum lah
Jam
Alur Tujuan Pem belajaran
Harakat adalah tanda baca bagi huruf-huruf hijaiyah. harakat juga kerap disebut sebagai baris tanda bunyi huruf-huruf hijaiyah. Artinya, huruf-huruf hijaiyah itu tidak dapat
dilafalkan atau dibaca sebelum diberi baris atau harakat. Terutama, menentukan pengucapan huruf hijaiyah dalam Al Quran serta memberi bunyi a, i, dan u pada suatu
huruf.Secara garis besar, ada 6 macam-macam harakat yang dikenal dalam ilmu tajwid. Mulai dari fathah, dhammah, kasrah, fathatain (tanwin fathah), dhammatain (tanwin
dhammah), kasratain (tanwin kasrah), sukun, hingga tasydid
Hijaiyah adalah abjad dalam bahasa Arab berjumlah 30 huruf bila ditambah dengan hamzah (ء) dan lam alif (ال).
Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti
menekankan kemampuan
mengenal huruf hijaiyah dan
harakatnya, huruf hijaiyah
bersambung, dan
kemampuan membaca
surah surah pendek Al-
Qur’an dengan baik.
Beriman,
bertakwa
kepada Tuhan
yang Maha Esa
dan berakhlak
mulia
Capaian Pem belajaran
Kelas 1 Kelas 2
Konten Materi
Profil Pelajar
Pancasila
15. Profil Pelajar
Pancasila adalah
karakter dan
kemampuan yang
dibangun dalam
keseharian dan
dihidupkan dalam
diri setiap individu
peserta didik melalui
budaya satuan
pendidikan,
pembelajaran
intrakurikuler,
projek penguatan
Profil Pelajar
Pancasila, maupun
ekstrakurikuler.
16.
17. Peran Guru pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam
Implementasi Kurikulum Merdeka :
Intrakurikuler
Guru melakukan analisis dan asesmen diagnostik untuk mengetahui karakteristik dan
kemampuan awal siswa.
Guru memahami CP, menurunkan CP menjadi TP dan ATP untuk merancang modul ajar
dengan pembelajaran yang berfihak pada siswa, memuat nilai-nilai karakter,
memperhatikan karakteristik siswa.
Guru mengembangkan pembelajaran dengan berbagai pendekatan yang mampu menggali
kreatifitas, kemandirian, kemampuan bernalar kritis, gotong-royong, salah satunya
dengan Project Based Learning.
Ekstrakurikuler
Menjadi pembina ekstrakurikuler bidang keagamaan.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Berperan sebagai Tim Fasilitasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, merancang
modul projek dan terlibat aktif sebagai fasilitator projek.
Menjadi fasilitator ketercapaian karakter dari elemen “Beriman, Bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia” sub elemen : akhlak kepada manusia, alam dan
bernegara.