Sistem informasi merupakan kumpulan komponen yang saling berhubungan untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi guna pengambilan keputusan. Pengembangan sistem informasi bertujuan untuk meningkatkan kinerja, kualitas informasi, efisiensi, dan layanan dengan biaya minimum. Metodologi pengembangan sistem seperti model waterfall meliputi aktivitas analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan sistem
1. Tugas Artikel Ilmiah
“Pengembangan Sistem Informasi”
DISUSUN OLEH :
Mega Nurastuti (43219110270)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2. ABSTRAK
Sistem informasi baru tumbuh dari proses pemecahan masalah organisasional. Sebuah sistem
informasi baru diciptakan sebagai solusi untuk beberapa jenis masalah atau sekumpulan
masalah yang dihadapi perusahaan. Masalahnya mungkin adalah seorang manajer atau
karyawan menyadari bahwa perusahaan tidak berjalan sesuai yang diharapkan, atau bisa juga
timbul dari kesadaran bahwa perusahaan seharusnya mengambil keuntungan dari kesempatan-
kesempatan baru untuk menjadi sukses.
Aktivitas yang mengarah pada pembuatan solusi sistem informasi perusahaan untuk mengatasi
masalah perusahaan atau memanfaatkan kesempatan disebut pengembangan sistem (system
development). Pengembangan sistem adalah suatu jenis pemecahan masalah yang terstruktur
dengan aktivitas yang jelas. Aktivitas-aktivitas ini terdiri atas analisis sistem, perancangan
sistem, pemrograman, pengujian, konversi, serta produksi dan pemeliharaan.
3. PENDAHULUAN
Di era globalisasi saat ini, dimana informasi dapat diakses secara “real time” sehingga tidak
ada dinding pembatas (baik secara geografis, politik, dan lain sebagainya), masyarakat
sangat haus akan kebutuhan informasi. Sehingga, tidak berlebihan jika informasi
dikategorikan sebagai kebutuhan pokok disamping kebutuhan akan sandang, pangan dan
papan. Seiring dengan hal itu, informasi telah berubah bentuk menjadi suatu komiditi yang
dapat diperdagangkan. Keadaan ini terbukti dengan semakin berkembangnya bisnis
pelayanan informasi, seperti stasiun televisi, surat kabar, radio dan internet yang telah
memasuki sendi-sendi kehidupan manusia. Perubahan lingkungan yang pesat, dinamis
dan luas tersebut didukung oleh kemajuan teknologi informasi disegala bidang. Hal ini telah
mendorong transformasi masyarakat tradisional menjadi masyarakat informasi.
Perkembangan teknologi informasi telah membawa dampak dalam kehidupan
masyarakat. Sejak ditemukannya komputer pada tahun 1955, peradaban dunia telah
memasuki era informasi. Teknologi informasi dengan komputer sebagai motor
penggeraknya telah mengubah segalanya. Pemrosesan informasi berbasis komputer mulai
dikenal orang hingga saat ini sudah banyak software yang dapat digunakan orang sebagai alat
pengelolaan data untuk menghasilkan informasi.
Teknologi informasi muncul sebagai akibat semakin merebaknya globalisasi dalam
kehidupan organisasi, semakin kerasnya persaingan bisnis, semakin singkatnya siklus hidup
barang dan jasa yang ditawarkan. Untuk mengantisipasi semua ini, perusahaan mencari
terobosan baru dengan memanfaatkan teknologi. Teknologi diharapkan dapat menjadi
fasilitator dan interpreter. Semula teknologi informasi digunakan hanya terbatas pada
pemrosesan data. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi tersebut, hampir
semua aktivitas organisasi saat ini telah dimasuki oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi
informasi.
4. LITERATUR TEORI
Beberapa definisi sistem informasi menurut para ahli:
1) Al-Bahra (2005:9) : Sistem informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang
terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu
menyajikan informasi.
2) Kertahadi (dalam Fatta, 2007) : Sistem Informasi adalah suatu alat untuk menyajikan
informasi sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Tujuannya adalah untuk
menyajikan informasi guna pengambilan keputusan pada perencanaan, pemrakarsaan,
pengorganisasian, pengendalian kegiatan operasi suatu perusahaan yang menyajikan sinergi
organisasi pada proses.
Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada
saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan/atau untuk
mengendalikan organisasi.
Beberapa manfaat dari sistem informasi:
1) Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi, mengurangi biaya dan
menghasilkan pendapat sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
2) Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat
berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
3) Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada tingkat
paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.
Komponen Sistem Informasi:
1) Hardware : Terdiri dari komputer, periferal (printer) dan jaringan.
2) Software : Merupakan kumpulan dari perintah/fungsi yang ditulis dengan aturan tertentu
untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas tertentu. Software dapat digolongkan
5. menjadi Sistem Operasi (Windows 95 dan NT), aplikasi (akuntansi), utilitas (anti virus, speed
disk), serta bahasa (3 GL dan 4 GL)
3) Data : Merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih lanjut untuk
menghasilkan informasi.
4) Prosedur : Merupakan Dokumentasi prosedur/proses sistem, buku penuntun operasional
(aplikasi) dan teknis.
5) Manusia : Yang terlibat dalam komponen manusia seperti operator, pemimpin sistem
informasi dan sebagainya. Oleh sebab itu perlu suatu rincian tugas yang jelas.
6. PEMBAHASAN
A. Definisi Sistem Informasi
Sistem adalah kumpulan bagian-bagian atau subsistem-subsistem yang disatukan dan
dirancang untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan informasi diartikan sebagai hasil
pengolahan data yang digunakan untuk suatu keperluan, sehingga penerimanya akan mendapat
rangsangan untuk melakukan tindakan. Data adalah fakta yang jelas lingkup, tempat dan
waktu-nya. Data diperoleh dari sumber data primer atau sekunder dalam bentuk berita tertulis
atau sinyal elektronis.
Ada beberapa pendapat yang menjelaskan definisi sistem, yaitu :
Menurut (wiki, 2008) “Pengertian sistem diambil dari asal mula sistem yang berasal
dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) yang memiliki pengertian
bahwa sutatu sistem merupakan suatu kesatuan yang didalamnya terdiri dari komponen
atau elemen yang berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk
menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi”.
Menurut (Stoa, 2008) “Pengertian dari sistem merupakan gabungan dari keseluruhan
langit dan bumi yang saling bekerja sama yang membentuk suatu keseluruhan dan
apabila salah satu unsur tersebut hilang atau tidak berfungsi, maka gabungan
keseluruhan tersebut tidak dapat lagi kita sebut suatu sistem”.
Menurut (Kerz, 2008) “Sistem yaitu gabungan dari sekelompok komponen baik itu
manusia dan/atau bukan manusia (non-human) yang saling mendukung satu sama lain
serta diatur menjadi sebuah kesatuan yang utuh untuk mencapai suatu tujuan, sasaran
bersama atau hasil akhir”.
Menurut (Hart, 2005) “Sistem mengandung dua pengertian utama yaitu: (a) Pengertian
sistem yang menekankan pada komponen atau elemennya yaitu sistem merupkan
komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang saling berinteraksi satu sama
lain, dimana masing-masing bagian tersebut dapat bekerja secara sendiri-sendiri
(independent) atau bersama-sama serta saling berhubungan membentuk satu kesatuan
sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai secara keseluruhan (b)
Definisi yang menekankan pada prosedurnya yaitu merupakan suatu jaringan kerja dari
7. prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama untuk melakukan
suatu kegiatan atau untuk menyelasaikan suatu sasaran tertentu”.
Terdapat berbagai macam pengertian Sistem Informasi menurut beberapa ahli, diantaranya :
Sistem informasi (Information System) adalah sekumpulan komponen yang saling
berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan, memproses, menyimpan dan
mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan
dalam suatu organisasi serta membantu manajer dalam mengambil keputusan (Kent,
2008).
Pengertian dari sistem informasi menurut Komunitas Mahasiswa Sistem Informasi di
Yogyakarta memaparkan bahawa Sistem informasi adalah sebuah aplikasi komputer
yang digunakan untuk mendukung operasi dari suatu organisasi serta merupakan
aransemen dari orang, data dan proses yang terjadi di dalamnya yang berinteraksi satu
sama lain dalam menudukung dan memperbaiki organisasi serta mendukung dalam
pemecahan masalah dan kebutuhan pembuat keputusan (KAMI, 2008).
Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau
data item. Terdapat beberapa definis mengenai data dari para ahli, yaitu:
Data merupakan deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi serta menggambarkan
kesatuan nyata yang terjadi pada saat tertentu (Prabu, 2006).
Data merupakan kumpulan objek-objek beserta atributnya yang menunjukan
karakteristik dari objek tersebut (Phil, 2006). Informasi tanpa adanya data maka
informasi tersebut tidak akan terbentuk. Begitu pentingnya peranan data dalam
terjadinya suatu informasi yang berkualitas. Keakuratan data sangat mempengaruhi
terhadap keluaran informasi yang akan terbentuk.
B. Tujuan Dilakukannya Pengembangan Sistem Informasi
Performance (kinerja), peningkatan kinerja bertujuan untuk meningkatkan jumlah
transaksi dengan waktu yang secepat mungkin.
8. Information (informasi), peningkatan kualitas dari informasi tersebut sehingga akan
menentukan kebijakan dari organisasi.
Economy, meningkatkan keuntungan dengan biaya yang minimum.
Control (pengendalian), digunakan untuk mengontrol atau mendeteksi adanya
kesalahan pada suatu sistem.
Efficiency (efisiensi), pemanfaatan sumber daya semaksimal mungkin.
Service, peningkatan layanan oleh sebuah sistem.
C. Macam-Macam Metodologi Pengembangan Sistem
Macam-macam metodologi pengembangan sistem yaitu:
1. Model Waterfall
Sering juga disebut model Sequential
Linier. Metode pengembangan sistem
yang paling tua dan paling sederhana.
Cocok untuk pengembangan perangkat
lunak dengan spesifikasi yang tidak
berubah-ubah. Model ini menyediakan
pendekatan alur hidup perangkat lunak
secara sequential atau terurut dimulai dari
analisa, desain, pengkodean, pengujian
dan tahap pendukung.
Pengertian Analisis Sistem
Analisis system adalah penguraian dari suatu system yang utuh kedalam kegiatan-
kegiatan komponennya, dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi
permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan, yang
terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-
perbaikannya.
Desain Sistem (Design)
Desain Sistem adalah persiapan rancang bangun implementasi yang menggambarkan
bagaimana suatu sistem dibentuk yang berupa penggambaran, perencanaan dan
9. pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu
kesatuan yang utuh dan berfungsi, menyangkut di dalamnya konfigurasi komponen
perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem.
Penulisan Program atau Pengkodean (Coding)
Menerjemahkan hasil proses perancangan menjadi sebuah bentuk program komputer
yang dimengerti oleh mesin komputer.
Ujicoba Program (Testing) Ujicoba software merupakan elemen yang kritis dari SQA
(Software Quality Assurance) dan mempresentasikan tinjauan ulang yang menyeluruh
terhadap spesifikasi, desain dan pengkodean. Ujicoba mempresentasikan ketidak
normalan yang terjadi pada pengembangan software. Selama definisi awal dan fase
pembangunan, pengembangan berusaha untuk membangun software dari konsep yang
abstrak sampai dengan implementasi yang memungkinkan.
Implementasi Sistem (implementasi)
Tahap implementasi adalah tahap dimana semua elemen dan aktivitas sistem disatukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menyiapkan Fasilitas Fisik
Fasilitas-fasilitas fisik yang disiapkan antara lain komputer dan peripheralnya,
termasuk keamanan fisik untuk menjaga berlangsungnya peralatan dalam jangka
waktu yang lama.
b) Menyiapkan Pemakai
Pemakai disiapkan dengan terlebih dahulu yaitu dengan memberikan pelatihan
secara prosedural maupun tutorial mengenai sistem informasi sesuai fungsi
tugasnya. Tujuannya adalah agar para pemakai mengerti dan mengusai operasi
sistem dan cara kerja sistem serta apa saja yang diperoleh dari sistem.
c) Melakukan Simulasi
Kegiatan simulasi berupa pengujian sistem secara nyata yang melibatkan personil
yang sesungguhnya.
Pemeliharaan Sistem (Maintenance)
Ada 3 alasan perlunya pemeliharaan sistem, yaitu:
a) Untuk membenarkan kesalahan atau kelemahan sistem yang tidak terdeteksi pada
saat pengujian.
b) Untuk membuat sistem up to date
c) Untuk meningkatkan kemampuan sistem
10. Kelebihan:
Mudah diterapkan atau diaplikasikan.
Memberikan model tentang analisis, desain, coding, testing, dan maintenance.
Cocok digunakan untuk produk-produk software yang kebutuhannya sudah jelas dari
awal, sehingga minim kesalahan.
Cocok digunakan untuk produk software berskala kecil.
Kekurangan:
Waterfall model bersifat kaku sehingga penanganan perubahan software pada saat
program sedang berlangsung menjadi lebih sulit.
Terjadinya pembagian proyek menjadi tahap-tahapan yang tidak fleksibel, karena
komitmen harus dilakukan pada tahapan awal proses.
Customer harus bersabar untuk menanti produk selesai, karena produk dikerjakan
secara tahap per tahap, menyelesaikan tahap awal baru bisa menuju tahap selanjutnya.
Perubahan ditengah-tengah pengerjaan produk akan membuat bingung team work yang
sedang membuat produk.
Adanya waktu menganggur bagi para pengembang, karena harus menunggu anggota
team proyek lainnya menuntaskan pekerjaannya.
Semua kebutuhan sudah terdefinisi sejak awal dan software yang diberikan adalah versi
terakhir dari setiap tahap.
2. Model Prototyping
Prototyping adalah proses iterative dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah
ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui
kerjasama antara user dan analis. Prototipe juga bisa dibangun melalui beberapa tool
pengembangan untuk menyederhanakan proses.
11. Tahapan Metodologi Prototipe:
Pengumpulan Kebutuhan dan perbaikan:
Menetapkan segala kebutuhan untuk pembangunan
perangkat lunak
Disain cepat: Tahap penerjemahan dari keperluan
atau data yang telah dianalisis ke dalam bentuk yang
mudah dimengerti oleh user.
Bentuk Prototipe: Menerjemahkan data yang
telah dirancang ke dalam bahasa pemrograman
(Program contoh atau setengah jadi )
Evaluasi Pelanggan Terhadap Prototipe: Program yang sudah jadi diuji oleh pelanggan,
dan bila ada kekurangan pada program bisa ditambahkan
Perbaikan Prototype: Perbaikan program yang sudah jadi, sesuai dengan kebutuhan
konsumen. Kemudian dibuat program kembali dan di evaluasi oleh konsumen sampai
semua kebutuhan user terpenuhi.
Produk Rekayasa: Program yang sudah jadi dan seluruh kebutuhan user sudah
terpenuhi
Jenis-jenis prototyping meliputi:
Feasibility prototyping, digunakan untuk menguji kelayakan dari teknologi yang akan
digunakan untuk system informasi yang akan disusun.
Requirement prototyping, digunakan untuk mengetahui kebutuhan aktivitas bisnis user.
Desain prototyping, digunakan untuk mendorong perancangan system informasi yang
akan digunakan.
Implementation prototyping, merupakan lanjutan dari rancangan prototipe. Prototype
ini langsung disusun sebagai suatu sistem informasi yang akan digunakan
Keunggulan:
End user dapat berpartisipasi aktif
Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan
12. Mempersingkat waktu pengembangan system informasi
Kelemahan:
Proses analisis dan perancangan terlalu singkat
Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah
Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan
Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah
Prototype terlalu cepat selesai.
3. Model RAD (Rapid Application Development)
RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan
metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan
perancangan sistem informasi. Selain itu RAD menekankan siklus perkembangan dalam waktu
yang singkat (60 sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen.
Sesuai dengan metodologi RAD menurut Kendall (2010), berikut ini adalah tahap-tahap
pengembangan aplikasi dari tiap-tiap fase pengembangan aplikasi.
Requirements Planning (Perencanaan Syarat-Syarat)
Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasikan tujuan-
tujuan aplikasi atau sistem serta untuk megidentifikasikan syarat-syarat informasi yang
ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut. Orientasi dalam fase ini adalah menyelesaikan
masalah-masalah perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan sistem bisa
mengarahkan sebagian dari sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada
upaya pencapaian tujuan-tujuan perusahaan (Kendall, 2010).
RAD Design Workshop (Workshop Desain RAD)
Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang bisa digambarkan sebagai
workshop. Penganalisis dan dan pemrogram dapat bekerja membangun dan
menunjukkan representasi visual desain dan pola kerja kepada pengguna. Workshop
desain ini dapat dilakukan selama beberapa hari tergantung dari ukuran aplikasi yang
13. akan dikembangkan. Selama workshop desain RAD, pengguna merespon prototipe
yang ada dan penganalisis memperbaiki modul-modul yang dirancang berdasarkan
respon pengguna. Apabila sorang pengembangnya merupakan pengembang atau
pengguna yang berpengalaman, Kendall menilai bahwa usaha kreatif ini dapat
mendorong pengembangan sampai pada tingkat terakselerasi (Kendall, 2010).
Implementation (Implementasi)
Pada fase implementasi ini, penganalisis bekerja dengan para pengguna secara intens
selama workshop dan merancang aspek-aspek bisnis dan nonteknis perusahaan. Segera
setelah aspek-aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring, sistem-
sistem baru atau bagian dari sistem diujicoba dan kemudian diperkenalkan kepada
organisasi (Kendall, 2010).
Keunggulan:
Lebih efektif dari pendekatan waterfall/sequential linear dalam menghasilkan sistem
yang dapat memenuhi kebutuhan langsung dari pelanggan.
Cocok untuk proyek yang memerlukan waktu yang singkat.
Pengerjaan proyek dilakukan secara team dengan tugas yang berbeda sehingga tidak
ada team proyek yang menganggur selama proses pembuatan proyek.
Kelemahan:
RAD tidak cocok digunakan untuk sistem yang mempunyai resiko teknik yang lebih
tinggi.
Memerlukan anggota yang lebih banyak untuk menyelesaikan sebuah proyek berskala
besar.
Pengembang dan Customer harus mempunyai komitmen yang kuat untuk
menyelesaikan sebuah software.
Jika sistem tidak dibangun dengan benar, maka RAD akan bermasalah.
Jika ada perubahan ditengah-tengah pengerjaan maka harus membuat kontrak baru
antara Pengembang dan Customer.
14. 4. Model Spiral
Model spiral pada awalnya diusulkan oleh Boehm, adalah model proses perangkat lunak
evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan cara kontrol dan aspek
sistematis model sequensial linier. Model iteratif ditandai dengan tingkah laku yang
memungkinkan pengembang mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih lengkap secara
bertahap.
Model spiral dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerangka kerja, disebut juga wilayah tugas, di
antara tiga sampai enam wilayah tugas. Tahap-tahap model tersebut dapat dijelaskan secara
ringkas sebagai berikut.
Tahap Liason: pada tahap ini membangun komunikasi yang efektif di antara
pengembangan dan pelanggan.
Tahap Planning (perencanaan): pada tahap ini ditentukan sumber-sumber informasi,
batas waktu dan informasi-informasi yang dapat menjelaskan proyek.
Tahap Analisis Resiko: mendefinisikan resiko, menentukan apa saja yang menjadi
resiko baik teknis maupun manajemen.
Tahap Rekayasa (engineering): pembuatan prototipe atau pembangunan satu atau lebih
representasi dari aplikasi tersebut
Tahap Konstruksi dan Pelepasan (release): pada tahap ini dilakukan pembangunan
perangkat lunak yang dimaksud, diuji, diinstal dan diberikan sokongan-sokongan
tambahan untuk keberhasilan proyek.
Tahap Evaluasi: Pelanggan/pemakai/pengguna biasanya memberikan masukan
berdasarkan hasil yang didapat dari tahap engineering dan instalasi.
15. Dalam pengembangan sistem informasi berbasis web, model ini digunakan untuk
menyelesaikan sistem secara global terlebih dahulu, kemudian untuk feature dari sistem akan
dikembangkan kemudian. Dengan ini mempercepat dalam pengimplementasian project dan hal
ini cocok digunakan dalam sistem informasi Web.
Keunggulan:
Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak berskala besar.
Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak
komputer.
Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko
setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses.
Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya
ke dalam kerangka kerja iteratif.
Kekurangan:
Memerlukan tenaga ahli untuk memperkirakan resiko, dan harus mengandalkannya
supaya sukses.
Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius
jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute.
D. Tahap-Tahap Pengembangan Berfase
Investigasi Awal
Menganalisis dengan tujuan untuk mempelajari tentang organisasi dengan masalah
sistemnya: mendefinisikan tujuan, hambatan, risiko, dan ruang lingkup sistem baru.
Pemodelan Proses
16. Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan menggunakan digram alur
(flowchart). Diagram ini mengilustrasikan aliran data melalui sistem dan program.
International Organization for Standardization (ISO) menciptakan standar untuk
bentuk-bentuk symbol flowchat, memastikan penggunaannya di seluruh dunia. Ketika
diagram arus data dengan empat simbolnya muncul pada akhir tahun 1980-an, minat
akan penerapannya pun muncul dengan seketika.
E. Penyebab Kegagalan Pengembangan Sistem
Kurangnya penyesuaian pengembangan sistem
Kelalaian menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan pemakai sistem
Kurang sempurnanya evaluasi kualitas analisis biaya
Adanya kerusakan dan kesalahan rancangan
Penggunaan teknologi komputer dan perangkat lunak yang tidak direncanakan dan
pemasangan teknologi tidak sesuai
Pengembangan sistem yang tidak dapat dipelihara
Implementasi yang direncanakan dilaksanakan kurang baik
17. KESIMPULAN
Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan
sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Metodologi
pengembangan sistem adalah suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi untuk
melaksanakan seluruh langkah yang di perlukan untuk menganalisa, merancang,
mengimplementasikan dan memelihara sistem informasi. Ada macam-macam metodologi
pengembangan sistem, antara lain metode Waterfall, metode Prototyping, metode RAD dan
metode Spiral. Dari setiap metode terdapat beberapa tahapan yang berpengaruh terhadap
jalannya proses pengembangan sistem informasi. Setiap metode tersebut memiliki keunggulan
dan kelemahan masing-masing.
Pengembangan sistem juga memiliki resiko untuk terjadi kegagalan. Kegagalan bisa terjadi
karena beberapa faktor yaitu kurangnya penyesuaian pengembangan sistem, kelalaian
menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan pemakai sistem, kurang sempurnanya evaluasi
kualitas analisis biaya, adanya kerusakan dan kesalahan rancangan dan sebagainya.
18. DAFTAR PUSTAKA
Laudon & Laudon. 2017. Management Information Systems: Managing the Digital
Firm. Fifteenth Edition. Global Edition. Pearson Education Limited, England.
McLeod, Jr., Raymong & Schell P. George. 2007. Management Information System.
Edisi sembilan (Terjemahan) PT. Indeks, Jakarta
O’Brien, James A. 2006. Introduction to Information Systems. Edisi keduabelas.
(Terjemahan) Salemba Empat, Jakarta.
Putra, Y. M. (2019). Membangun Sistem Informasi. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta