1. Dokumen tersebut membahas tentang investasi teknologi informasi, termasuk pengertian sistem informasi, jenis-jenis sistem informasi, komponen sistem informasi, tujuan dan manfaat investasi teknologi informasi, serta metode evaluasi investasi teknologi informasi.
2. Teknologi dan Sistem Informasi
Menurut Whitten, Bentley, Dittman (2004 :10), “Teknologi informasi adalah
istilah yang menggambarkan kombinasi dari teknologi komputer (perangkat keras dan
lunak) dengan teknologi komunikasi (jaringan, data, gambar dan suara)”. Menurut
Williams, Brian, Stacey, Sawyer (2005: 3), “Teknologi informasi adalah istilah yang
umum untuk mendeskripsikan teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi,
menyimpan, mengkomunikasikan, dan atau menyebarkan informasi.”
Jadi, berdasarkan pengertian teknologi informasi di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa teknologi informasi adalah sekumpulan komponen-komponen peralatan, prosedur,
data, dan perangkat lunak yang digunakan untuk memudahkan pengolahan informasi.
Sistem
Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 6), “sistem adalah kumpulan komponen
yang saling berhubungan yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai beberapa hasil
atau tujuan.” Dalam pengertian lain menurut O’Brien (2006: 29), “sistem adalah
PAGE 2
3. sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi
yang teratur”.
Menurut McLeod (2004: 9), “sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang
terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan”. Jadi, jika
berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan suatu
kumpulan yang terdiri dari komponen-komponen yang bekerja bersama-sama dan yang
saling terkait satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan.
Informasi
Menurut Whitten, Bentley, Dittman (2004 : 23) “informasi adalah data yang telah
diproses atau diorganisasi ulang menjadi bentuk yang berarti. Informasi dibentuk dari
kombinasi data yang diharapkan memiliki arti ke penerima”. Menurut O’Brien (2006 :
703) “informasi adalah data yang ditempatkan dalam konteks yang berarti dan berguna
untuk pemakai akhir”.
Menurut McLeod (2004: 12) “informasi adalah data yang telah diproses, atau data
yang telah memiliki arti”. Jadi, jika berdasarkan definisi-definisi sistem diatas, dapat
disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diolah dan memberikan arti yang
dibutuhkan oleh penerima
Sistem Informasi
1.1 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 7), “Sistem informasi
merupakan sekumpulan komponen-komponen yang saling terkait yang
mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan menyediakan informasi yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan atau tugas-tugas bisnis”. Menurut
Whitten, Bentley, Dittman (2004: 10), “sistem informasi adalah pengaturan orang,
PAGE 3
4. data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan,
memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi yang
diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi”.
Menurut O’Brien (2006: 5), “sistem informasi dapat merupakan
kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan
komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi”.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang terkait satu sama lain
yang dapat berfungsi untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah dan
menghasilkan laporan atau informasi yang dibutuhkan perusahaan.
1.2 Jenis-jenis Sistem Informasi
Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 9) jenis-jenis sistem informasi sebagai
berikut:
PAGE 4
5. a. Transaction Processing System (TPS)
Sistem informasi yang menangkap dan menyimpan informasi
mengenai transaksi-transaksi yang mempengaruhi organisasi.
b. Management Information System (MIS)
Sistem informasi yang menggunakan informasi yang telah ditangkap
oleh transaction processing system dan menghasilkan laporan yang
dibutuhkan manajemen untuk perencanaan dan pengendalian.
c. Executive Information System (EIS)
Sistem informasi yang digunakan bagi para eksekutif untuk memantau
lingkungan yang kompetitif dan perencanaan yang strategis.
d. Decision Support System (DSS)
Sistem-sistem pendukung yang membolehkan pengguna untuk
menyelidiki atau mengetahui dampak dari pilihan yang tersedia atau
keputusan yang diambil.
Adapun menurut Whitten, Bentley, Dittman (2004:10) jenis-jenis sistem
informasi sebagai berikut:
1. Transaction Processing System (TPS)
Istilah yang menggambarkan kombinasi teknologi komputer (perangkat
keras dan lunak) dengan teknologi komunikasi (jaringan data, gambar, dan
suara).
2. Management Information System (MIS)
Sebuah sistem informasi yang menyediakan untuk pelaporan berorientasi
manajemen berdasarkan pemrosesan transaksi dan operasi organisasi.
3. Decision Support System (DSS)
PAGE 5
6. Sebuah sistem informasi yang membantu mengidentifikasi kesempatan
permbuatan keputusan atau menyediakan informasi untuk membantu
pembuatan keputusan.
4. Executive Information System (EIS)
Sebuah sistem informasi yang mendukung perencanaan dan penilaian
kebutuhan manajer eksekutif.
5. Expert System
Sebuah sistem informasi yang meng-capture keahlian pekerja dan
mensimulasikan keahlian tersebut pada keuntungan mereka yang tidak
ahli.
6. Communication and Collaboration System
Asebuah sistem informasi yang memungkinkan komunikasi lebih efektif
antara pekerja, rekan kerja, pelangganm dan vendor untuk meningkatkan
kemampuan mereka untuk berkolaborasi.
7. Office Automation System
Sebuah sistem informasi yang mendukung aktivitas kantor bisnis secara
luas yang menyediakan aliran kerja yang diperbaiki di antara para pekerja.
1.3 Komponen Sistem Informasi
Komponen sistem informasi menurut O’Brien (2006: 34), meliputi:
1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia dibagi menjadi dua jenis sebagai berikut:
• Pemakai akhir adalah orang yang menggunakan sistem
informasi atau informasi yang dihasilkan sistem tersebut.
PAGE 6
7. • Pakar sistem informasi adalah orang-orang yang
mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi.
2. Sumber Daya Hardware
Meliputi semua peralatan dan perangkat fisik yang digunakan dalam
pemrosesan informasi. Sumber daya ini meliputi mesin, seperti
komputer dan perlengkapan lainnya, semua media pembawa data,
maupun infrastruktur pendukung.
3. Sumber Daya Software
Meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan informasi. Konsep
umum software ini meliputi tidak hanya rangkaian peritnah operasi
yang disebut program, tetapi juga rangkaian perintah pemrosesan
informasi yang disebut prosedur.
4. Sumber Daya Data
Data lebih dari pada hanya bahan baku mentah sistem informasi,
namun sebagai sumber daya data yang harus dikelola secara efektif
agar dapat memberi manfaat para pemakai akhir dalam sebuah
organisasi.
5. Sumber Daya Jaringan
Jaringan komunikasi terdiri dari hardware komputer/terminal,
pemroses komunikasi (software komunikasi), dan peralatan lainnya
yang dihubungkan satu sama lain melalui media komunikasi serta
dikendalikan melalui software komunikasi.
Sedangkan menurut Turban, Efrain, Rainer, Potter (2003: 16) komponen
sistem informasi meliputi:
PAGE 7
8. 1. Hardware
Sebuah peralatan seperti processor, monitor, keyboard dan printer
yang menerima data dan informasi, memperoses mereka dan
menampilkannya.
2. Software
Seperangkat program-program komputer yang memungkinkan
hardware memproses data.
3. Database
Kumpulan arsip, catatan, dan lain-lain yang terorganisir, yang
menyimpan data yang saling berhubungan.
4. Network
Sistem yang terhubung, yang mengizinkan pertukaran sumber daya
diantara komputer-komputer yang berbeda.
5. Prosedur
Strategi, kebijakan, metode, dan aturan untuk menggunakan sistem
informasi.
6. Pemakai akhir
Elemen terpenting dalam sistem informasi, meliputi orang-orang yang
bekerja dengan sistem informasi ataupun menggunakan output sistem
informasi.
1.4 Fungsi dan Peran Sistem Informasi
Fungsi sistem informasi menurut O’Brien (2006: 26) :
PAGE 8
9. a. Area fungsional utama dari bisnis yang penting dalam keberhasilan
bisnis seperti fungsi akuntansi, keuangan, manajemen operasional,
pemasaran dan manajemen sumber daya manusia.
b. Kontributor penting dalam efisiensi operasional, produktivitas dan
moral pegawai, serta layanan dan kepuasan pelanggan.
c. Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan untuk
menyebarluaskan pengambilan keputusan yang efektif oleh para
manajer dan praktisi bisnis.
d. Bahan yang sangat penting dalam mengembangkan produk dan jasa
yang kompetitif yang memberikan organisasi kelebihan strategis
dalam pasar global.
e. Peluang berkarir yang dinamis, memuaskan, serta menantang bagi
jutaan manusia.
f. Komponen penting dari sumber daya, infrastruktur, dan kemampuan
perusahaan bisnis yang membentuk jaringan.
Peran dasar sistem informasi dalam bisnis menurut O’Brien (2006: 10) :
a. Mendukung proses dan operasi bisnis.
b. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya.
c. Mendukung berbagi strategi untuk keunggulan kompetitif.
1.5 Investasi TI
Investasi teknologi informasi terdiri dari biaya total lifecycle dari
keseluruhan proyek atau potongan proyek yang melibatkan teknologi informasi
termasuk di dalamnya biaya operasi setelah proyek dari sistem yang telah
PAGE 9
10. diimplementasikan. Sedangkan, menurut Schniederjans, Hamaker, Schniederjans
(2004: 9), “Investasi teknologi informasi adalah suatu keputusan investasi dalam
mengalokasikan seluruh tipe dari manajemen sistem informasi termasuk di
antaranya manusia dan uang.”
1.5.1 Tujuan dan Manfaat Investasi Teknologi Informasi
Tujuan investasi teknologi informasi menurut Indrajit, Richardus (2004:
30) yang dikutip dari Hendarti (2011: 5) adalah sebagai berikut:
1. Adanya alasan kelangsungan hidup perusahaan bahwa keberadaan
teknologi informasi dalam bisnis terkait sifatnya adalah mutlak.
2. Untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas perusahaan.
3. Keinginan perusahaan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dengan
mengembangkan teknologi yang belum dimiliki perusahaan lain.
Manfaat investasi teknologi informasi menurut Indrajit, Richardus (2004:
41) yang dikutip dari Hendarti (2011: 5) adalah sebagai berikut:
1. Mereduksi biaya yang harus dikeluarkan (cost displacement).
2. Menghindari biaya yang harus dikeluarkan (cost avoidance).
3. Memperbaiki kualitas yang diambil (decision analysis).
4. Menghasilkan dampak positif yang diperoleh perusahaan (impact
analysis).
1.5.2 Metode-Metode Evaluasi Investasi Teknologi Informasi
Metode evaluasi investasi teknologi sangat beragam namun beberapa
teknik evaluasi investasi teknologi informasi yang cukup banyak dikenal dan telah
dipergunakan secara luas dikalangan praktisi bisnis, yang telah dirangkum oleh
Hendarti (2011: 6) adalah sebagai berikut :
a. Return On Investment (ROI)
PAGE 10
11. ROI diperhitungkan dari nilai atau value atau manfaat investasi yang
akan diperoleh di masa depan dan memproyeksikan besaran nilai tersebut
pada saat ini (ketika investasi dilakukan).
b. Cost Benefit Analysis (CBA)
Metode CBA adalah pendekatan yang mencoba untuk menentukan atau
menghitung nilai dari setiap elemen teknologi informasi yang memiliki
kontribusi terhadap biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh.
c. Multi Objective, Multi Criteria Methods (MOMC)
Metode yang berpijak pada pendapat stakeholders mengenai value dari
biaya maupun manfaat dari sejumlah aspek atau elemen teknologi
informasi.
d. Boundary Values
Metode ini menggunakan prinsip melakukan komparasi atau
perbandingan antara rasio perusahaan dengan rasio rata-rata industri.
e. Return On management (ROM)
Metode ROM terkait dengan perhitungan nilai manfaat terkait dengan
terjadinya perubahan kenaikan tingkat produktivitas manajemen.
f. Information Economics (IE)
Metode ini sebenarnya merupakan varian dari CBA, yang disesuaikan
secara khusus untuk menjawab berbagai faktor ketidakpastian
(uncertainties) dan intangible yang kerap ditemukan dalam dalam proyek
teknologi informasi.
g. Critical Success Factors (CSF)
PAGE 11
12. Metode ini dilakukan oleh pimpinan perusahaan yang berusaha untuk
mengidentifikasikan faktor-faktor apa saja yang dipandang sebagai kunci
keberhasilan bisnis perusahaan.
h. Value Analysis (VA)
Metode VA diperuntukkan untuk teknologi informasi yang memberikan
manfaat yang cukup luas, termasuk intangible.
i. Experimental Methods
Cara eksperimental yang dapat digunakan untuk mengevaluasi investasi
sistem informasi yaitu prototyping, simulation, dan gameplaying dan
beberapa cara ekperimental lainnya yang lazim digunakan untuk
menjembatani keragu-raguan untuk investasi karena tidak mengetahui
bagaimana cara evaluasi.
Tahapan Inovasi Teknologi Informasi
PAGE 12
13. Kenneth Promozic cs dalam bukunya Strategic Choice: Supremacy, survival, or sayonara
menyampaikan bahwa gelombang inovasi teknologi teknologi di bagi dalam beberapa
tahapan yaitu:
1. Gelombang pertama Reducing Cost, difokuskan pada pemanfaatan TI untuk peningkatan
produktivitas dan memperkecil biaya. Bagi lembaga yang mulai menerapkan teknologi
ini akan melakukan otomatisasi kegiatan rutinnya seperti surat-menyurat, slide
presentasi, pembuatan tabel dan neraca Aplikasi perkantoran yang sering digunakan
antara lain Word, Excel, Powerpoint dan Acces. Dalam tahapan ini, teknologi informasi
dikaitkan dengan urusan administratif yang bertujuan mengurangi biaya. Contohnya
penggunaan komputer sebagai pengganti mesin tik. Komputer jauh lebih unggul
dibandingkan dengan mesin tik ditinjau dari kecepatan, kerapian, penggunaan kertas,
dan sebagainya. Selain itu juga komputer dapat menyimpan data dalam bentuk softcopy
yang lebih tahan lama dibandingkan kertas secara fisik. Perusahaan menitikberatkan
pada perspektif efisiensi (cheaper, faster, and better) dalam aktivitas sehari-hari.
2. Gelombang kedua Leveraging Investment, teknologi informasi dipandang sebagai aset
yang menguntungkan dibandingkan dengan teknologi serupa atau dengan kata lain
memiliki value added Perbandingan ini diukur dari segi keuangan, misalkan pengiriman
surat dengan email jauh lebih murah dibandingkan dengan pengiriman surat secara
manual yang membutuhkan waktu lebih lama dan mahal atau sama halnya dengan
komunikasi menggunakan telephone untuk interlokal atau internasional jauhh lebih
mahal jika dibandingkan berkomunikasi melalui chatting atau internet (VOIP)
3. Gelombang ketiga Enhancing Products and Services. Tahapan ketiga ini terjadi ketika
sebuah teknologi dapat memberikan kontribusi signifikan dalam proses penciptaan
produk dan jasa, sehingga menambah nilai dan kualitas dari produk dan jasa yang
ditawarkan. Ukuran yang sering digunakan adalah perubahan dalam market share.
Sebagai contoh adanya dengan adanya call center secara online bagi para pelanggan
yang ingin menyampaikan komplain atau menanyakan informasi tentang produk dan
jasa yang ditawarkan. Fasilitas ini tentu saja menjadi faktor penentu ketika para
pelanggan membeli produk dan jasa. Pemanfaatan TI dilakukan dengan
mengembangkan dan membangunan program sistem informasi. Seperti sistem
informasi penjualan, sistem informasi Penggajian, system informasi pegawai dan lain
sebagainya.
PAGE 13
14. 4. Gelombang keempat Executive Decision Making, difokuskan pada pemanfaatan TI untuk
membantu mengambil keputusan dari data kualitatif. Perusahaan mulai menerapkan
konsep manajemen modern untuk memperbaiki kinerja perusahaan seperti business
process reengenering, balanced scorecard, six sigma, total quality management, dsb.
Peranan teknologi infornasi disini sebagai enabler dimulai dari proses pengumpulan
data, pengolahan, integrasi, pelaporan, analisa, dan sampai kepada pengambilan
keputusan.
5. Gelombang kelima Reaching the Customer, tahapan kelima ini teknologi informasi
dipandang telah menjadi alat untuk mendapatkan pelanggan. Biasanya ini terjadi pada
perusahaan penyedia jasa, teknologi informasi diekploitasi secara maksimal 24 jam x 7
hari dan menembus batas ruang dan bata waktu (ubiquitous). Teknologi informasi
menjadi penghubung antara perusahaan dengan pelanggan, lihat saja internet banking,
mobile banking, home shopping, e-consultancy, e-commerce, dsb.
Study Kasus Penerapan Sistem ERP pada Perusahaan
Konveksi
Perusahaan konveksi terbagi atas beberapa divisi sesuai dengan tugas dan fungsinya,
namun sistem antar divisi tersebut belum terintegrasi, sehingga pertukaran data menjadi
kurang efisien. Hal ini dapat mengganggu jalannya operasional pada perusahaan.
Misalnya, ketika perusahaan ingin memproduksi kemeja, maka bagian manufaktur harus
meminta data pada bagian warehouse untuk pengecekan stok bahan baku. Karena belum
adanya integrasi antar divisi, maka bagian manufaktur harus mengecek langsung pada
bagian warehouse.
Dari kasus tersebut, Data Solution Corporation menawarkan beberapa alternatif bagi
perusahaan konveksi, diantaranya menerapkan alur proses secara manual yakni
melakukan pendataan atau pencatatan tanpa mengetahui kondisi proses produksi yang
sedang dilakukan oleh divisi lain atau jumlah stok barang yang tersisa, menerapkan sistem
informasi pada setiap divisinya, agar nantinya output dari sebuah sistem informasi
ersebut dapat digunakan oleh divisi lainnya yang bersangkutan, danmenerapkan sistem
yang berbasiskan ERP yang dapat mengintegrasikan antar divisiyang ada di perusahaan.
PAGE 14
15. 1.6 2Current Situation
Alur utama produksi konveksi pada perusahaan biasanya order (sales) menyiapkan bahan
(warehouse dan purchasing) produksi (manufacturing) selesai. Proses bisnis yang
melibatkan hubungan antar divisi perusahan masih dilakukan secara manual dan tidak
terintegrasi. Hal ini sering menimbulkan kesalahan pada integritas data di setiap divisi
yang memiliki kesesuaian data. Karena sistem yang digunakan masih sistem yang manual
dan belum terintegrasi, sehingga kondisi produksi pada setiap divisinya belum ada
transparasi. Misalnya jika ada pesanan baru, divisi sales belum dapat memberikan
kepastian tentang kapan pesanan dapat selesai kepada pelanggan yang melakukan
pemesanan. Karena divisi sales tidak mengetahui sejauh mana divisi lain telah selesai
mengerjakan bagian mereka.
1.7 Description Of The Problem Or Opportunity
• Ketidakpastian dalam penyelesaian pesanan
• Aliran data yang masih manual (komunikasi yang berjalan lambat pada divisi)
• Proses pencatatan yang masih manual
1.8 Project’s MOV Value (1 Tahun)
• Mempercepat aliran informasi antar divisi sebesar 3 kali lebih cepat
• Menghemat biaya cetak untuk dokumentasi produksi sebesar 35%
Strategi Organisasi
PAGE 15