SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
L/O/G/O
PENYAKIT INFEKSI
DALAM KEHAMILAN
Fisiologis Ibu Hamil
Ibu hamil sangat peka
terhadap infeksi
mikroorganisme
Toleransi sistem imun ibu terhadap bayi
yang merupakan jaringan semi-alogenik
sistem imun ibu hamil
menurun
Secara anatomi-fisiologik ibu
hamil mengalami perubahan
Memudahkan infeksi
Virus
Bakteri Parasit
Penularan secara intrauterin, waktu persalinan &
post partum
Penularan
Infeksi
Transmisi transplasental, aliran darah atau cairan
amnion
INFEKSI VIRUS
a. Parvo Virus
• Merupakan singel stranded DNA
yang berproliferasi cepat
• Perempuan dengan anemia
hemolitik, bila terifeksi
APLASTIK KRISIS
• Penularan melalui saluran nafas
atau oral
• Manifestasi klinik umumnya ringan
dan tanpa gejala, tetapi dapat
menimbulkan kematian janin
dalam kandungan
• Gejala : Keluhan panas, sakit
kepala disertai dengan adanya
bercak merah dan eritroderma di
muka yang menyebar ke badan &
kaki
• Infeksi pada perempuan hamil
dapat menyebabkan abortus,
hidrop non imun & kematian janin
• Diagnosis :
Ibu : PCR, memeriksa IgG & IgM
, USG untuk mengetahui adanya
hidrop, Hitung MCA(Median
Cerebral arteri)
Bayi : Kordosentesis (IgM) & DNA
virus dalam air ketuban
b. Varisela – Zoster -
Herpes
Termasuk kelompok
DNA Herpes Virus
Pada kehamilan infeksi
lebih parah dengan
komplikasi Pneumonia
Infeksi pada Trimester I
 cacat bawaan
(korioretinitis, atrofi
korteks serebri,
hidronefrosis, kelainan
tulang dan kulit
Inkubasi terjadi pada
persalinan  bayi akan
terinfeksi  cacat usus
& susunan saraf pusat
Dapat dicegah dengan
Varicella Zoster
immunoglobulin (VZIG)
, Varicella vaccine,
Zoster Immunoglobulin
(ZIG)
Virologi
 Berdasarkan perbedaan imunologi dapat dikenali 2
jenis herpes simpleks virus (HSV)
 HSV tipe 1 (Non genital)
 HSV tipe 2 (Genital) dan ditularkan melalui hubungan
seksual.
Perjalanan penyakit selama kehamilan
 80 persen wanita yang terjangkit infeksi herpes
genitalis mengalami kekambuhan simtomatik
sebanyak 2-4 kali selama hamil
 Kekambuhan klinis tampaknya sedikit lebih sering
pada kehamilan tahap lanjut.
Pada Janin dan Neonatus
 Janin hampir selalui terinfeksi oleh virus yang di
keluarkan dari serviks atau saluran genital bawah.
 Virus menginvasi uterus setelah selaput ketuban
pecah atau berkontak dengan janin saat persalinan.
Infeksi pada Neonatus
 Diseminata  keterlibatan organ-organ dalam mayor
 Lokalisata  Keterlibatan terbatas pada mata, kulit
atau mukosa
 Asimtomatik.
Penatalaksanaan Antepartum
 Seksio sesarea diindikasikan pada wanita dengan lesi
genital aktif.
 Dengan demikian seksio sesarea dilakukan hanya
apabila tampak lesi primer atau rekuren saat mejelang
persalinan atau saat selaput ketuban pecah.
c. Virus Hepatitis
Masalah
Pada bayi masalah timbul
biasanya setelah dewasa
30% kemungkinan menderita
kanker hati atau sirosis hati
Infeksi Akut
Infeksi akut pada
kehamilan  hepatitis
fulminan  mortalitis
tinggi pada bayi
Pencegaha
n
Pencegahan dengan
universal precaution,
Skrinning HBsAg pada ibu
hamil & Imunisasi
Akibat
Menyebabkan abortus &
perdarahan pasca
persalinan karena
gangguan fungsi hati
Virus
Hepatitis B
Persalinan pada Hepatitis B
Persalinan pervaginam pada ibu yang terinfeksi usahakan
dengan trauma sekecil mungkin & rawat bersama dengan
spesialis penyakit dalam
Persalinan sebaiknya jangan berlangsung lama
Pada Ibu Hamil dengan Viral Load tinggi pertimbangkan
pemberian HBIG atau Lamivudin 1-2 bulan sebelum
persalinan
Menyusui bayi tidak masalah
• Ditularkan secara fekal oral.
• Masalah yang bisa terjadi pada kehamilan
adalah kalau hepatitis fulminan pada infeksi
akut, kemungkinan terjadi perdarahan
karena gangguan pembekuan darah.
Virus
Hepatitis A
• Baru dapat menyebabkan infeksi jika
terdapat infeksi VHB. Ada 2 tipe infeksi
• Super infeksi
• Ko infeksi
Virus
Hepatitis
Delta
• Ditularkan secara fekal oral
• Proporsi infeksi akut yang tinggi pada
kehamilan jika terjadi wabah, dan besar
kemungkinan akan terjadinya hepatitis
fulminan dengan resiko kematian yang tinggi
Virus
Hepatitis E
c. Virus Dengue
Penanganan : tidak ada obat
khusus. Pengobatan
simptomatis dan suportif
Istirahat, anti piretik, terapi
rehidrasi, periksa lab darah rutin
Manifestasi klinis
bervariasi. Dibagi
menjadi 3 sesuai
gejala
Disebabkan infeksi
virus dengue
Pada kehamilan 
kematian janin intrauterin.
Infeksi menjelang
persalinan  transmisi
vertikal  bayi lahir dengan
trombositopeni, panas,
hepatomegali & gangguan
sirkulasi
Persalinan  pengawasan
intensif & tindakan obstetrik
dengan segala kewaspadaan.
Dengue Fever prognosis baik.
DHF sangat bergantung pada
penanganan
Dengue Fever DHF
Dengue fever : panas
mendadak dan
berkesinambungan, sakit
kepala, nyeri orbita, nyeri
otot, sendi dan tulang
belakang, mual-muntah,
nyeri perut dan
Dengue hemorrhagic
fever : gejala seperti
DF, tourniquet (+),
ptekie/ekimosis/purpur
a. Lab : trombosit
100.000/ kurang,
peningkatan Ht ≥ 20%
DSS
Dengue shock
syndrome: timbul tanda
– tanda syok terutama
narrow pulse pressure
kurang
d. RUBELA
 Selama kehamilan, virus ini menjadi penyebab
langsung kematian janin dan bahkan yang paling
penting malformasi kongenital berat.
 Dianjurkan untuk melakukan vaksinasi, terutama
pada wanita berusia subur.
Diagnosis
 Konfirmasi infeksi rubela  sulit dilakukan.
 Gambaran klinisnya mirip dengan penyakit lain,
dan sekitar seperempat dari infeksi rubela bersifat
subklinis walaupun terjadi viremia yang telah
menginfeksi mudigah atau janin.
 Viremia mendahului gejala klinis sekitar 1 minggu
 Orang nonimun yang mengalami viremia rubela
akan memperlihatkan titer puncak antibodi 1
sampai 2 minggu setelah awitan ruam.
 Seiring dengan meningkatnya usia kehamilan,
infeksi pada janin semakin kecil menyebabkan
malformasi kongenital.
 Cacat rubela dijumpai pada semua bayi yang
memperlihatkan tanda infeksi intrauterus
sebelum minggu ke-11, tetapi hanya 35% dari
mereka yang terinfeksi pada usia 13 sampai 16
minggu
Sindrom Rubela Kongenital
 Lesi mata, termasuk katarak, glaukoma
 Penyakit jantung, termasuk duktus arteriosus
paten, defek septum.
 Tuli sensorineural
 Defek susunan saraf pusat  microcephaly
 Hambatan pertumbuhan janin
 Hepatosplenomegali dan ikterus
 Perubahan tulang
Bayi yang lahir dengan rubela kongenital
menyebarkan virus sehingga merupakan
ancaman bagi bayi lain, serta orang dewasa
rentan yang berkontak dengan bayi
tersebut.
e. CYTOMEGALOVIRUS
 Virus ini menyebabkan pembengkakan sel yang
karakteristik sehingga terlihat sel membesar
(sitomegali) dan tampak sebagai gambaran mata
burung hantu.
Penularan
 Transmisi horisontal
terjadi melalui “droplet
infection” dan kontak
dengan air ludah.
 Transmisi vertikal
penularan proses
infeksi maternal ke janin.
 transplasenta.
 Infeksi CMV yang terjadi karena pemaparan
pertama kali atas individu  infeksi primer.
 Infeksi primer berlangsung simtomatis ataupun
asimtomatis serta virus akan menetap dalam
jaringan hospes dalam waktu yang tak terbatas 
infeksi laten.
 Transmisi CMV dari ibu ke janin dapat terjadi selama
kehamilan, dan infeksi pada umur kehamilan kurang
sampai 16 minggu menyebabkan kerusakan serius.
 Infeksi eksogenus dapat bersifat primer yaitu terjadi
pada ibu hamil dengan pola imunologis seronegatif
dan non primer bila ibu hamil dengan seropositif.
 Infeksi endogenus  suatu reaktivasi virus yang
sebelumnya dalam keadaan laten.
DIAGNOSIS
 Metode serologis  diagnosa infeksi maternal primer
dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan dari
seronegatif menjadi seropositif (tampak adanya IgM
dan IgG anti CMV)
 Metode virologis, viremia maternal dapat ditegakkan
dengan menggunakan uji immuno fluoresen.
DIAGNOSIS PRENATAL
 Diagnosis prenatal harus dikerjakan terhadap ibu
dengan kehamilan yang menunjukkan infeksi primer
pada umur kehamilan sampai 20 minggu.
 Diagnosis prenatal metode PCR dan isolasi virus
pada cairan ketuban yang diperoleh setelah
amniosentesis.
 Kemungkinan infeksi CMV intrauterin bila didapatkan :
Oligohidramnion,
Polihidramnion
Hidrops non imun
Asites janin
Gangguan pertumbuhan janin
Mikrosefali,
Ventrikulomegali serebral (hidrosefalus)
TERAPI DAN KONSELING
 Saat ini terminasi kehamilan merupakan satu-satunya
terapi intervensi karena pengobatan dengan anti virus
(ganciclovir) tidak memberi hasil yang efektif serta
memuaskan.
 Dengan demikian konseling, infeksi primer yang
terjadi pada umur kehamilan  20 minggu setelah
memperhatikan hasil diagnosis prenatal  dapat
dipertimbangkan terminasi kehamilan
f. HIV
PENGARUH KEHAMILAN PADA PERJALANAN
PENYAKIT HIV
 Tidak signifikan mempengaruhi risiko kematian,
progresivitas menjadi AIDS, atau progresifitas
penurunan CD4+.
 Pada perempuan tanpa HIV, awal kehamilan,
CD4+ menurun untuk mempertahankan janin,
meningkat pada trimester ketiga hingga 12
bulan setelah melahirkan tetapi pada Odha tetap
menurun setelah melahirkan.(statistik tidak
bermakna).
 Kehamilan hanya sedikit mempengaruhi kadar
virus HIV,terutama 2 tahun pasca persalinan
(statistik tidak bermakna)
PENGARUH INFEKSI HIV PADA
KEHAMILAN
 Sebelum era antiretrovirus, HIV
meningkatkan kejadian aborsi, gangguan
pertumbuhan dan kematian janin, serta
prematuritas.
Mechanisms of Mother-Infant HIV Transmission
•Transplacental infection
•Microtransfusion
•"Ascending infection"
•Direct contact by infant
Sources of infection
•Maternal blood
•Placenta
•Amniotic fluid
•Cervicovaginal secretions
•Breastmilk
Routes of Entry
•Umbilical circulation
•Skin
•Mucous membranes
–GI tract
–Respiratory tract
Strategi Pencegahan Transmisi
Maternal ke Janin
• Kurangi jumlah Ibu Hamil dengan HIV+
• Turunkan VL serendah-rendahnya
• Minimalkan paparan janin – bayi dengan
cairan tubuh maternal
• Optimalkan kesehatan bayi dengan ibu
HIV +
• Kurangi jumlah Ibu Hamil dengan HIV+
– Kontrasepsi
– Pilih pasangan ? / Pencegahan primer
• Turunkan VL serendah-rendahnya
– Pemberian Anti Retro Virus
– Hidup sehat (Tobat)
– Jika suami + Gunakan kondom
• Minimalkan paparan janin – bayi dengan cairan
tubuh maternal
– SC atau minimalkan obstetrik operatif
– PASI ?
• Optimalkan kesehatan bayi dengan ibu HIV +
– Pemberian Anti Retro Virus
– Pemantauan Baby at risk
2 nucleosides
(zidovudine/lamivudine >= stavudine/lamivudine >
zidovudine/didanosine > didanosine/lamivudine >
stavudine/didanosine)
PLUS
Efavirenz
OR
Nevirapine
CNS symptoms
Teratogenicity
Skin rash
Hepatotoxicity
14-34 week
INFEKSI BAKTERI
a. Streptokokus Grup A
Jarang tapi dapat
menyebabkan infeksi berat
(toxic shock like syndrome)
karena menghasilkan banyak
toksin.
b. Streptokokus Grup B
• Transmisi bakteri intrapartum
dari ibu ke bayi akan
menyebabkan infeksi
berkembang menjadi sepsis
neonatal pada masa nifas.
• Merupakan penyebab utama dari
early onset neonatal sepsis
selain oleh E coli.
• AOCOG merekomendasikan
pencegahan dengan pemberian
antibiotika pada persalinan
kurang dari 37 minggu, ketuban
pecah lebih atau sama dengan
18 jam, temperatur ibu
melahirkan lebih atau sama
0
INFEKSI BAKTERI
c. Salmonella Typhosa
• Merupakan masalah
kesehatan terutama di daerah
yang sedang berkembang
• Ditandai dengan demam tinggi
dan persisten selama 7-10
hari, disertai sakit kepala,
malaise, gangguan defekasi.
• Pada infeksi akut bisa
mengalami komplikasi,
bergantung pada kondisi klinis
dan kualitas perawatan yang
ada.
• Pengaruh pada kehamilan terjadi
karena panas yang lama dan
tinggi di samping keadaan umum
yang jelek.
• Dapat menyebabkan abortus,
persalinan prematur, dan
kematian janin intrauterin
terutama kalau terjadi infeksi
pada trimester I dan II.
INFEKSI PARASIT
Malaria
• Penyakit re-emerging
• Morbiditas dan mortalitas ibu hamil
yang menderita malaria tinggi
terutama pada primi gravida.
• Infeksi lebih berat jika disebabkan
P. falsiparum dan P. Vivaks.
• Diagnosis
 Anamnesa: demam, menggigil,
riwayat sakit malaria, tinggal di
daerah endemik malaria, dan
minum obat malaria 1 bulan
terakhir.
 Pemeriksaan fisik :
splenomegali, hepatomegali.
 Secara mikroskopik : sediaan
darah untuk menentukan ada
atau tidaknya parasit malaria.
Pengobatan malaria pada kehamilan :
• Rawat
• Periksa jenis parasit untuk memberi
pengobatan yang tepat.
• Periksa keadaan umum dan vital
sign, fungsi ginjal, kadar gula dan
parasit count
• Awasi keadaan ibu dan janin
• Antimalaria pada kehamilan dapat
diberikan klorokuin, kuinin,
artesunat/artemeter/arteeter
• Kontraindikasi : primakuin,
tetrasiklin, doksisisklin, halofantrin
TOKSOPLASMA GONDII
• Toksoplasmosis pada kehamilan dapat
menyebabkan infeksi janin kongenital.
• Janin yang terinfeksi kongenital tersebut
mengalami kerusakan organ/struktur 
hidrosefalus, korioretinitis dan kalsifikasi
serebralis.
Sekuele pada bayi
• Sekuele ringan : sikatriks/ scar korioretinal tanpa
gangguan visus atau adanya kalsifikasi serebral
tanpa diikuti kelainan neurologik.
• Sekuele berat : kematian janin intra uterin atau
neonatal. Atau adanya scar korioretinal dengan
gangguan visus berat ataupun kelainan
neurologik berat.
• Bila toksoplasmosis terjadi pada kehamilan
sebelum 20 minggu,  20% janin mengalami
infeksi kongenital  25% dari janin yang
terinfeksi ini memperoleh kerusakan organ
berat, 15% kerusakan organ ringan serta
sisanya 60% bersifat subklinis (Foulon et al,
1994).
• IgM / Ig G ibu
• Kordosentesis / amniosentesis.
– Diagnosis prenatal umumnya dilakukan pada usia
kehamilan 14-27 minggu (trimester II).
– IgM janin spesifik (anti toksoplasma) dari darah janin,
– D.N.A dari T. gondii dengan P.C.R darah janin
ataupun cairan ketuban.
CHORDOCYNTHESIS
AMNIOSENTESIS
TERAPI
• Spiramycin 1-3 g/hari diberikan selama 3 minggu
diselingi 25 mg pyrimethamine, 3 g
sulfadiazine/hari selama 3 minggu juga sampai
kelahiran
L/O/G/O
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to 497629023-PENYAKIT-INFEKSI-Dlm-Kehamilan-Biu.pptx

Power point infeksi neonatus
Power point infeksi neonatusPower point infeksi neonatus
Power point infeksi neonatus
DuniaShare
 
Hiv aids tropis i
Hiv aids tropis iHiv aids tropis i
Hiv aids tropis i
AnggaN7
 
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi
Vrilisda Sitepu
 
Penyakit sistemik kehamilan3
Penyakit sistemik  kehamilan3Penyakit sistemik  kehamilan3
Penyakit sistemik kehamilan3
diajengeni
 
Ppt bu ayu torch
Ppt bu ayu torchPpt bu ayu torch
Ppt bu ayu torch
resiy
 
ppt kelmpok 5 gadar bunda eva (1).pdf
ppt kelmpok 5 gadar bunda eva (1).pdfppt kelmpok 5 gadar bunda eva (1).pdf
ppt kelmpok 5 gadar bunda eva (1).pdf
RiyaWahyuni1
 
LP dan LK infeksi neonatus
LP dan LK infeksi neonatusLP dan LK infeksi neonatus
LP dan LK infeksi neonatus
DuniaShare
 

Similar to 497629023-PENYAKIT-INFEKSI-Dlm-Kehamilan-Biu.pptx (20)

Power point infeksi neonatus
Power point infeksi neonatusPower point infeksi neonatus
Power point infeksi neonatus
 
52474484-INFEKSI-PADA-NEONATUS.doc
52474484-INFEKSI-PADA-NEONATUS.doc52474484-INFEKSI-PADA-NEONATUS.doc
52474484-INFEKSI-PADA-NEONATUS.doc
 
Hepatitis.pptx
Hepatitis.pptxHepatitis.pptx
Hepatitis.pptx
 
Hiv aids tropis i
Hiv aids tropis iHiv aids tropis i
Hiv aids tropis i
 
mempelajari tentang Varicella pada ibu hamil
mempelajari tentang Varicella pada ibu hamilmempelajari tentang Varicella pada ibu hamil
mempelajari tentang Varicella pada ibu hamil
 
GANGGUAN DARAH DAN GANGGUAN IMUNOLOGIS DALAM KEHAMILAN_ppt.pptx
GANGGUAN DARAH DAN GANGGUAN IMUNOLOGIS DALAM KEHAMILAN_ppt.pptxGANGGUAN DARAH DAN GANGGUAN IMUNOLOGIS DALAM KEHAMILAN_ppt.pptx
GANGGUAN DARAH DAN GANGGUAN IMUNOLOGIS DALAM KEHAMILAN_ppt.pptx
 
Infeksi_Cytomegalovirus_Kongenital.pdf
Infeksi_Cytomegalovirus_Kongenital.pdfInfeksi_Cytomegalovirus_Kongenital.pdf
Infeksi_Cytomegalovirus_Kongenital.pdf
 
Infeksi_Cytomegalovirus_Kongenital.pdf
Infeksi_Cytomegalovirus_Kongenital.pdfInfeksi_Cytomegalovirus_Kongenital.pdf
Infeksi_Cytomegalovirus_Kongenital.pdf
 
Infeksi Neonatus
Infeksi NeonatusInfeksi Neonatus
Infeksi Neonatus
 
HIV (1).pptx
HIV (1).pptxHIV (1).pptx
HIV (1).pptx
 
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi
 
Keamanan vaksin MR Final Akhir Rev.ppt
Keamanan vaksin MR Final Akhir   Rev.pptKeamanan vaksin MR Final Akhir   Rev.ppt
Keamanan vaksin MR Final Akhir Rev.ppt
 
Penyakit sistemik kehamilan3
Penyakit sistemik  kehamilan3Penyakit sistemik  kehamilan3
Penyakit sistemik kehamilan3
 
Ppt bu ayu torch
Ppt bu ayu torchPpt bu ayu torch
Ppt bu ayu torch
 
Tbc
TbcTbc
Tbc
 
ppt kelmpok 5 gadar bunda eva (1).pdf
ppt kelmpok 5 gadar bunda eva (1).pdfppt kelmpok 5 gadar bunda eva (1).pdf
ppt kelmpok 5 gadar bunda eva (1).pdf
 
LP dan LK infeksi neonatus
LP dan LK infeksi neonatusLP dan LK infeksi neonatus
LP dan LK infeksi neonatus
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Reproduksi, Infeksi,
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Reproduksi, Infeksi, Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Reproduksi, Infeksi,
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Reproduksi, Infeksi,
 
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Reproduksi, Infeksi, Gangguan Ferti...
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Reproduksi, Infeksi, Gangguan Ferti...Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Reproduksi, Infeksi, Gangguan Ferti...
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Reproduksi, Infeksi, Gangguan Ferti...
 

Recently uploaded

PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
PutriKemala3
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
cheatingw995
 

Recently uploaded (20)

PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 

497629023-PENYAKIT-INFEKSI-Dlm-Kehamilan-Biu.pptx

  • 2. Fisiologis Ibu Hamil Ibu hamil sangat peka terhadap infeksi mikroorganisme Toleransi sistem imun ibu terhadap bayi yang merupakan jaringan semi-alogenik sistem imun ibu hamil menurun Secara anatomi-fisiologik ibu hamil mengalami perubahan Memudahkan infeksi
  • 3. Virus Bakteri Parasit Penularan secara intrauterin, waktu persalinan & post partum Penularan Infeksi Transmisi transplasental, aliran darah atau cairan amnion
  • 4. INFEKSI VIRUS a. Parvo Virus • Merupakan singel stranded DNA yang berproliferasi cepat • Perempuan dengan anemia hemolitik, bila terifeksi APLASTIK KRISIS • Penularan melalui saluran nafas atau oral • Manifestasi klinik umumnya ringan dan tanpa gejala, tetapi dapat menimbulkan kematian janin dalam kandungan • Gejala : Keluhan panas, sakit kepala disertai dengan adanya bercak merah dan eritroderma di muka yang menyebar ke badan & kaki • Infeksi pada perempuan hamil dapat menyebabkan abortus, hidrop non imun & kematian janin • Diagnosis : Ibu : PCR, memeriksa IgG & IgM , USG untuk mengetahui adanya hidrop, Hitung MCA(Median Cerebral arteri) Bayi : Kordosentesis (IgM) & DNA virus dalam air ketuban
  • 5. b. Varisela – Zoster - Herpes Termasuk kelompok DNA Herpes Virus Pada kehamilan infeksi lebih parah dengan komplikasi Pneumonia Infeksi pada Trimester I  cacat bawaan (korioretinitis, atrofi korteks serebri, hidronefrosis, kelainan tulang dan kulit Inkubasi terjadi pada persalinan  bayi akan terinfeksi  cacat usus & susunan saraf pusat Dapat dicegah dengan Varicella Zoster immunoglobulin (VZIG) , Varicella vaccine, Zoster Immunoglobulin (ZIG)
  • 6. Virologi  Berdasarkan perbedaan imunologi dapat dikenali 2 jenis herpes simpleks virus (HSV)  HSV tipe 1 (Non genital)  HSV tipe 2 (Genital) dan ditularkan melalui hubungan seksual.
  • 7. Perjalanan penyakit selama kehamilan  80 persen wanita yang terjangkit infeksi herpes genitalis mengalami kekambuhan simtomatik sebanyak 2-4 kali selama hamil  Kekambuhan klinis tampaknya sedikit lebih sering pada kehamilan tahap lanjut.
  • 8. Pada Janin dan Neonatus  Janin hampir selalui terinfeksi oleh virus yang di keluarkan dari serviks atau saluran genital bawah.  Virus menginvasi uterus setelah selaput ketuban pecah atau berkontak dengan janin saat persalinan.
  • 9. Infeksi pada Neonatus  Diseminata  keterlibatan organ-organ dalam mayor  Lokalisata  Keterlibatan terbatas pada mata, kulit atau mukosa  Asimtomatik.
  • 10. Penatalaksanaan Antepartum  Seksio sesarea diindikasikan pada wanita dengan lesi genital aktif.  Dengan demikian seksio sesarea dilakukan hanya apabila tampak lesi primer atau rekuren saat mejelang persalinan atau saat selaput ketuban pecah.
  • 11. c. Virus Hepatitis Masalah Pada bayi masalah timbul biasanya setelah dewasa 30% kemungkinan menderita kanker hati atau sirosis hati Infeksi Akut Infeksi akut pada kehamilan  hepatitis fulminan  mortalitis tinggi pada bayi Pencegaha n Pencegahan dengan universal precaution, Skrinning HBsAg pada ibu hamil & Imunisasi Akibat Menyebabkan abortus & perdarahan pasca persalinan karena gangguan fungsi hati Virus Hepatitis B
  • 12. Persalinan pada Hepatitis B Persalinan pervaginam pada ibu yang terinfeksi usahakan dengan trauma sekecil mungkin & rawat bersama dengan spesialis penyakit dalam Persalinan sebaiknya jangan berlangsung lama Pada Ibu Hamil dengan Viral Load tinggi pertimbangkan pemberian HBIG atau Lamivudin 1-2 bulan sebelum persalinan Menyusui bayi tidak masalah
  • 13. • Ditularkan secara fekal oral. • Masalah yang bisa terjadi pada kehamilan adalah kalau hepatitis fulminan pada infeksi akut, kemungkinan terjadi perdarahan karena gangguan pembekuan darah. Virus Hepatitis A • Baru dapat menyebabkan infeksi jika terdapat infeksi VHB. Ada 2 tipe infeksi • Super infeksi • Ko infeksi Virus Hepatitis Delta • Ditularkan secara fekal oral • Proporsi infeksi akut yang tinggi pada kehamilan jika terjadi wabah, dan besar kemungkinan akan terjadinya hepatitis fulminan dengan resiko kematian yang tinggi Virus Hepatitis E
  • 14. c. Virus Dengue Penanganan : tidak ada obat khusus. Pengobatan simptomatis dan suportif Istirahat, anti piretik, terapi rehidrasi, periksa lab darah rutin Manifestasi klinis bervariasi. Dibagi menjadi 3 sesuai gejala Disebabkan infeksi virus dengue Pada kehamilan  kematian janin intrauterin. Infeksi menjelang persalinan  transmisi vertikal  bayi lahir dengan trombositopeni, panas, hepatomegali & gangguan sirkulasi Persalinan  pengawasan intensif & tindakan obstetrik dengan segala kewaspadaan. Dengue Fever prognosis baik. DHF sangat bergantung pada penanganan Dengue Fever DHF Dengue fever : panas mendadak dan berkesinambungan, sakit kepala, nyeri orbita, nyeri otot, sendi dan tulang belakang, mual-muntah, nyeri perut dan Dengue hemorrhagic fever : gejala seperti DF, tourniquet (+), ptekie/ekimosis/purpur a. Lab : trombosit 100.000/ kurang, peningkatan Ht ≥ 20% DSS Dengue shock syndrome: timbul tanda – tanda syok terutama narrow pulse pressure kurang
  • 15. d. RUBELA  Selama kehamilan, virus ini menjadi penyebab langsung kematian janin dan bahkan yang paling penting malformasi kongenital berat.  Dianjurkan untuk melakukan vaksinasi, terutama pada wanita berusia subur.
  • 16. Diagnosis  Konfirmasi infeksi rubela  sulit dilakukan.  Gambaran klinisnya mirip dengan penyakit lain, dan sekitar seperempat dari infeksi rubela bersifat subklinis walaupun terjadi viremia yang telah menginfeksi mudigah atau janin.
  • 17.  Viremia mendahului gejala klinis sekitar 1 minggu  Orang nonimun yang mengalami viremia rubela akan memperlihatkan titer puncak antibodi 1 sampai 2 minggu setelah awitan ruam.
  • 18.  Seiring dengan meningkatnya usia kehamilan, infeksi pada janin semakin kecil menyebabkan malformasi kongenital.  Cacat rubela dijumpai pada semua bayi yang memperlihatkan tanda infeksi intrauterus sebelum minggu ke-11, tetapi hanya 35% dari mereka yang terinfeksi pada usia 13 sampai 16 minggu
  • 19. Sindrom Rubela Kongenital  Lesi mata, termasuk katarak, glaukoma  Penyakit jantung, termasuk duktus arteriosus paten, defek septum.  Tuli sensorineural  Defek susunan saraf pusat  microcephaly  Hambatan pertumbuhan janin  Hepatosplenomegali dan ikterus  Perubahan tulang
  • 20.
  • 21. Bayi yang lahir dengan rubela kongenital menyebarkan virus sehingga merupakan ancaman bagi bayi lain, serta orang dewasa rentan yang berkontak dengan bayi tersebut.
  • 22. e. CYTOMEGALOVIRUS  Virus ini menyebabkan pembengkakan sel yang karakteristik sehingga terlihat sel membesar (sitomegali) dan tampak sebagai gambaran mata burung hantu.
  • 23. Penularan  Transmisi horisontal terjadi melalui “droplet infection” dan kontak dengan air ludah.  Transmisi vertikal penularan proses infeksi maternal ke janin.  transplasenta.
  • 24.  Infeksi CMV yang terjadi karena pemaparan pertama kali atas individu  infeksi primer.  Infeksi primer berlangsung simtomatis ataupun asimtomatis serta virus akan menetap dalam jaringan hospes dalam waktu yang tak terbatas  infeksi laten.
  • 25.  Transmisi CMV dari ibu ke janin dapat terjadi selama kehamilan, dan infeksi pada umur kehamilan kurang sampai 16 minggu menyebabkan kerusakan serius.  Infeksi eksogenus dapat bersifat primer yaitu terjadi pada ibu hamil dengan pola imunologis seronegatif dan non primer bila ibu hamil dengan seropositif.  Infeksi endogenus  suatu reaktivasi virus yang sebelumnya dalam keadaan laten.
  • 26. DIAGNOSIS  Metode serologis  diagnosa infeksi maternal primer dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan dari seronegatif menjadi seropositif (tampak adanya IgM dan IgG anti CMV)  Metode virologis, viremia maternal dapat ditegakkan dengan menggunakan uji immuno fluoresen.
  • 27. DIAGNOSIS PRENATAL  Diagnosis prenatal harus dikerjakan terhadap ibu dengan kehamilan yang menunjukkan infeksi primer pada umur kehamilan sampai 20 minggu.  Diagnosis prenatal metode PCR dan isolasi virus pada cairan ketuban yang diperoleh setelah amniosentesis.
  • 28.  Kemungkinan infeksi CMV intrauterin bila didapatkan : Oligohidramnion, Polihidramnion Hidrops non imun Asites janin Gangguan pertumbuhan janin Mikrosefali, Ventrikulomegali serebral (hidrosefalus)
  • 29. TERAPI DAN KONSELING  Saat ini terminasi kehamilan merupakan satu-satunya terapi intervensi karena pengobatan dengan anti virus (ganciclovir) tidak memberi hasil yang efektif serta memuaskan.  Dengan demikian konseling, infeksi primer yang terjadi pada umur kehamilan  20 minggu setelah memperhatikan hasil diagnosis prenatal  dapat dipertimbangkan terminasi kehamilan
  • 30. f. HIV PENGARUH KEHAMILAN PADA PERJALANAN PENYAKIT HIV  Tidak signifikan mempengaruhi risiko kematian, progresivitas menjadi AIDS, atau progresifitas penurunan CD4+.  Pada perempuan tanpa HIV, awal kehamilan, CD4+ menurun untuk mempertahankan janin, meningkat pada trimester ketiga hingga 12 bulan setelah melahirkan tetapi pada Odha tetap menurun setelah melahirkan.(statistik tidak bermakna).  Kehamilan hanya sedikit mempengaruhi kadar virus HIV,terutama 2 tahun pasca persalinan (statistik tidak bermakna)
  • 31. PENGARUH INFEKSI HIV PADA KEHAMILAN  Sebelum era antiretrovirus, HIV meningkatkan kejadian aborsi, gangguan pertumbuhan dan kematian janin, serta prematuritas.
  • 32. Mechanisms of Mother-Infant HIV Transmission •Transplacental infection •Microtransfusion •"Ascending infection" •Direct contact by infant Sources of infection •Maternal blood •Placenta •Amniotic fluid •Cervicovaginal secretions •Breastmilk Routes of Entry •Umbilical circulation •Skin •Mucous membranes –GI tract –Respiratory tract
  • 33. Strategi Pencegahan Transmisi Maternal ke Janin • Kurangi jumlah Ibu Hamil dengan HIV+ • Turunkan VL serendah-rendahnya • Minimalkan paparan janin – bayi dengan cairan tubuh maternal • Optimalkan kesehatan bayi dengan ibu HIV +
  • 34. • Kurangi jumlah Ibu Hamil dengan HIV+ – Kontrasepsi – Pilih pasangan ? / Pencegahan primer • Turunkan VL serendah-rendahnya – Pemberian Anti Retro Virus – Hidup sehat (Tobat) – Jika suami + Gunakan kondom • Minimalkan paparan janin – bayi dengan cairan tubuh maternal – SC atau minimalkan obstetrik operatif – PASI ? • Optimalkan kesehatan bayi dengan ibu HIV + – Pemberian Anti Retro Virus – Pemantauan Baby at risk
  • 35. 2 nucleosides (zidovudine/lamivudine >= stavudine/lamivudine > zidovudine/didanosine > didanosine/lamivudine > stavudine/didanosine) PLUS Efavirenz OR Nevirapine CNS symptoms Teratogenicity Skin rash Hepatotoxicity 14-34 week
  • 36. INFEKSI BAKTERI a. Streptokokus Grup A Jarang tapi dapat menyebabkan infeksi berat (toxic shock like syndrome) karena menghasilkan banyak toksin. b. Streptokokus Grup B • Transmisi bakteri intrapartum dari ibu ke bayi akan menyebabkan infeksi berkembang menjadi sepsis neonatal pada masa nifas. • Merupakan penyebab utama dari early onset neonatal sepsis selain oleh E coli. • AOCOG merekomendasikan pencegahan dengan pemberian antibiotika pada persalinan kurang dari 37 minggu, ketuban pecah lebih atau sama dengan 18 jam, temperatur ibu melahirkan lebih atau sama 0
  • 37. INFEKSI BAKTERI c. Salmonella Typhosa • Merupakan masalah kesehatan terutama di daerah yang sedang berkembang • Ditandai dengan demam tinggi dan persisten selama 7-10 hari, disertai sakit kepala, malaise, gangguan defekasi. • Pada infeksi akut bisa mengalami komplikasi, bergantung pada kondisi klinis dan kualitas perawatan yang ada. • Pengaruh pada kehamilan terjadi karena panas yang lama dan tinggi di samping keadaan umum yang jelek. • Dapat menyebabkan abortus, persalinan prematur, dan kematian janin intrauterin terutama kalau terjadi infeksi pada trimester I dan II.
  • 38. INFEKSI PARASIT Malaria • Penyakit re-emerging • Morbiditas dan mortalitas ibu hamil yang menderita malaria tinggi terutama pada primi gravida. • Infeksi lebih berat jika disebabkan P. falsiparum dan P. Vivaks. • Diagnosis  Anamnesa: demam, menggigil, riwayat sakit malaria, tinggal di daerah endemik malaria, dan minum obat malaria 1 bulan terakhir.  Pemeriksaan fisik : splenomegali, hepatomegali.  Secara mikroskopik : sediaan darah untuk menentukan ada atau tidaknya parasit malaria. Pengobatan malaria pada kehamilan : • Rawat • Periksa jenis parasit untuk memberi pengobatan yang tepat. • Periksa keadaan umum dan vital sign, fungsi ginjal, kadar gula dan parasit count • Awasi keadaan ibu dan janin • Antimalaria pada kehamilan dapat diberikan klorokuin, kuinin, artesunat/artemeter/arteeter • Kontraindikasi : primakuin, tetrasiklin, doksisisklin, halofantrin
  • 39. TOKSOPLASMA GONDII • Toksoplasmosis pada kehamilan dapat menyebabkan infeksi janin kongenital. • Janin yang terinfeksi kongenital tersebut mengalami kerusakan organ/struktur  hidrosefalus, korioretinitis dan kalsifikasi serebralis.
  • 40.
  • 41. Sekuele pada bayi • Sekuele ringan : sikatriks/ scar korioretinal tanpa gangguan visus atau adanya kalsifikasi serebral tanpa diikuti kelainan neurologik. • Sekuele berat : kematian janin intra uterin atau neonatal. Atau adanya scar korioretinal dengan gangguan visus berat ataupun kelainan neurologik berat.
  • 42. • Bila toksoplasmosis terjadi pada kehamilan sebelum 20 minggu,  20% janin mengalami infeksi kongenital  25% dari janin yang terinfeksi ini memperoleh kerusakan organ berat, 15% kerusakan organ ringan serta sisanya 60% bersifat subklinis (Foulon et al, 1994).
  • 43. • IgM / Ig G ibu • Kordosentesis / amniosentesis. – Diagnosis prenatal umumnya dilakukan pada usia kehamilan 14-27 minggu (trimester II). – IgM janin spesifik (anti toksoplasma) dari darah janin, – D.N.A dari T. gondii dengan P.C.R darah janin ataupun cairan ketuban.
  • 45.
  • 47. TERAPI • Spiramycin 1-3 g/hari diberikan selama 3 minggu diselingi 25 mg pyrimethamine, 3 g sulfadiazine/hari selama 3 minggu juga sampai kelahiran