Kurikulum 1994 dan KBK memiliki perbedaan pendekatan. Kurikulum 1994 berfokus pada materi pelajaran sedangkan KBK berfokus pada pencapaian kompetensi siswa. KBK memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dalam menyusun silabus dan mengevaluasi proses belajar mengajar.
2. PERBEDAANKURIKULUM 1994 DENGAN KURIKULUM 1999 ATAU(KURIKULUM
BERBASIS KOMPETENSI)
Kurikulum 1994 KBK
Pendekatan pada isi/materi Pendekatan pada pemahaman
kemampuan/kompetensi teretntu
Standar Akademis yang diterakan
seragam
Standar Kompetensi yang
memperhatikan perebdaan individual
Berbasis konten Berbasis kompetensi
Materi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan
Sekolah dapat menyusun dan
megnembangkan silabus sesuai dengan
potensi/kebutuhan
Bersifat sentralisasi Bersifat desentralisasi
Teachersentris Guru sebagai fasilitator
Pengetahuan, ketrampilan, dan sikap
dikemabngkan melalui latihan
mengerjakan soal
Pengetahuan, ketrampilan, dan sikap
dikembangkan berdasarkan pemahaman
yang akan membentuk kompetensi
individual
Pembelajaran hanya di kelas Pembelajaran bisa terjadi di dalam dan di
luar kelas
Evaluasi nasional tidak dapat menyentuh
aspek kepribadian peserta didik
Evaluasi berbasis kelas, yang menekan
pada proses dan hasil belajar
Pengembangan Silabus dalam KBK
Salah satu inovasi dalam kurikulum berbasis kompetensi adalah adany apeluang bagi daerah bagi
daerah dan sekolah untuk mengembangkan silabus yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
setelah mendapatkan persetujuan dari dinas pendidikan setempat (propinsi, Kabupaten/Kota).
Penyusunan silabus dapat dilakukand engan melibatkan para ahli atau instansi yagn relevan di
daerah setempat seperti tokoh masyrakat, instansi pemerintah, instansi swasta, termasuk
bimbingan teknis untuk menyusun silabus sepanjang diperlukan dapat diberikan oleh pusat
kurikulum.
3. Prosedur pengembangan silabus dalam KBK
• Perencanaan
Dalam perencanaan ini tim pengembang siabus mengumpulkan informasi dan reverensi
serta mengidentifikasi sumber belajar termasuk nara sumber yang diperlukan dalam
pengembangan silabus.
• Pelaksanaan
– Merumuskan Kompetensi dan tujuan pembelajaran serta menentukan materi
pembelajaran yang memuat kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator hasil
belajar.
– Menentukan metode dan teknik pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran
– Menentukan alat penilaian berbasis kelas sesuai dengan model pembelajaran
– Revisi
• Mc. Ashan (1981-57) menjelaskan 6 cara yang dapat digunakan melaksanakan analisis
kompetensi dalam hubungan dengan pengembangan KBK:
• Analisis tugas
• Pola analisis
• Research
• Exeprt Judgment
• Individual or group intervew
• Role play
Peran dan Tanggung jawab Berbagai Pihak dalam Pengembangan Silabus
Pihak-pihak yang memiliki peran dan tanggung jawab secara langsung kompetensi adalah:
. Pusat pengembangan (puskur) departemen pendidikan nasional
• Dinas Pendidikan Propinsi
• Dinas Pendidikan Kota dan Kabupaten
• Sekolah
Ciri-ciri Kurikulum 1994 dan KBK
(Ciri-ciri keduanya dapat dibedakan pada tabel perbedaan antara kurikulum 1994 dengan KBK)
4. Indikator Keberhasilan KBK
Keberhasilan kurikulum berbasis kompetensi yang dalam pengembangannya memeberikan
kewenangan sangat besar kepada sekolah melalui pengambilan keputusan partisipasif, sangat
ditentukan oleh kepala sekolah, guru, siswa, karyawan, orang tua siswa, dan masyarakat yang
terlibat secara langsung dalam pengelolaan seklah. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari
indikator-indikator sebagai berikut:
• Adanya peningkatan mutu pendidikan, yang da;pat dicapai oleh sekolah melalui
kemandirian dan inisiatif kepala sekolah dan guru dalam mengelola dan mendayagunakan
sumber-sumber yang tersedia .
• Adanya peningkatan efisiensi dan efektifitas pengelolaan dan pengguanaan sumber-
sumber pendidikan, melalui pembagian tanggung jawab yang jelas, transparan dan
demokratis.
• Adanya peningkatan perhatian serta partisipasi warga dan rnasyarakat sekitar sekolah
dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang dicapai melalui pengambilan
keputusan.
• Adanya peningkatan tanggung jawab sekofah kepada pemerintah, orang tua peserta didik,
dan masyarakat pada umumnya berkaitan dengan mutu sekolah, baik dafam intra maupun
ekstrakurikuler.
• Adanya kompetisi yang sehat antar sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan meialui
upaya-upaya inovatif dengan dukungan orang tua peserta didik, masyarakat, dan
pemerintah daerah setempat.
• Tumbuhnya kemandirian dan berkurangya ketergantungan di kalangan warga sekolah,
bersifat adaptor dan proaktif serta memiliki jiwa kewirausahaan tinggi (ulet, inovatif, dan
berani mengambil resiko).
• Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif , yang lebih menekar,kan pada belajar
mengetahui (learning to know), belajar bekerja (learning to do), belajar menjadi diri
sendiri (learning to be), dan belajar hidup bersama secara harmonis ( learning to live
together).
• Adanya proses evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan. Evaluasi befajar secara
teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui tingkat daya serap dan kemampuan
peserta didik, tetapi untuk memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut bagi perbaikan
dan penyempurnaan proses pembelajaran di sekolah.
Guru dalam MensukseskanKBK
Di samping kepala sekolah, guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya
terhadap keberhasilan implementasi KBK, bahkan sangat menentukan berhasil-tidaknya
peserta didik dalam belajar
Agar implementasi KBK berhasil memperhatikan perbedaan individual, maka
guru perlu memperhatikan hal-hal berikut :
5. • Mengurangi metode ceramah.
• Memberikan tugas yang berbeda bagi setiap peserta didik.
• Mengelompokkan peserta didik berdasarkan kemampuannya, serta disesuaikan dengan
mata pelajaran.
• Bahan harus dimodifikasi dan diperkaya.
• Jangan ragu untuk berhubungan dengan specialist, bila ada peserta didik yang
mempunyai kelainan.
• Gunakan prcsedur yang berfariasi dalam membuat penilaian dan membuat laporan.
• Ingat bahwa peserta didik tidak berkembang dalam kecepatan yang sama. 8. Usahakan
mengembangkan situasi belajar yang memungkinkan setiap anak bekerja dengan
kemampuannya masing-masing pada tiap pelajaran, dan
• Usahakan untuk melibatkan peserta didik dalam berbagai kegiatan.
Agar Guru Dapat Mengimplementasikan KBK Secara Efektif, Serta Dapat
Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Khususnya Dafam Peningkatan Prestasi Belajar
Peserta Didik, Guru Perlu Memiliki Hal-Hal Berikut :
• Menguasai dan memahami bahan dan hubungannya dengan bahan lain dengan baik.
• Menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai suatu professi.
• Memahami peserta didik, pengalaman, kemampuan, dan prestasinya.
• Menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar.
• Mampu mengeliminasi bahan-bahan yang kurang penting dan kurang berarti.
• Selalu mengikuti perkembangan pengetahuan mutakhir.
• Proses pembelajaran selalu dipersiapkan.
• Mendorong peserta didiknya untuk memperoleh hasil yang lebih baik, dan
• Menghubungkan pengalaman yang lalu dengan bahan yang akan diajarkan.
Dalam imptementasi KBK, kualitas guru dapat ditinjau dari dua segi, dari segi proses
clan dari segi hasil. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan
sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses
pembelajaran. Di samping itu dapat dilihat dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila
pembelajaran yang diberikannya mampu mengadakan perubahan perilaku pada sebagian
besar peserta didik ke arah yang tebih baik.
6. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa memiliki karakteristik sebagai berikut:
• Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun
klasikaf.
• Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
• Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode jang bervariasi
• Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi
unsur educatif.
• Penilaian menekankan pada proses hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian
suatu kompetensi.
Lebih lanjut, dari berbagai sumber sedikitnya dapat diidentifikasikan' enam karakteristik
kurikulum berbasis kompetensi, yaitu : sistem belajar dengan modul, menggunakan
keseluruhan sumber belajar, pengalaman lapangan, strategi individual personal,
kemudahan belajar, belajar tuntas.
LETAK PENGEMBANGAN KURIKULUM 1994 DENGAN KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI(KBK)
Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999(KBK)
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum
sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984,
antara pendekatan proses,” kata Mudjito menjelaskan.
Sayang, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar
siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan
dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan
daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan
agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi
kurikulum super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen
Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada menambal sejumlah materi.
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai
berikut:
1)Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan
2)Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi
kepada materi pelajaran/isi)
3)Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk
semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang
khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan
masyarakat sekitar.
7. 4)Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang
melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan
siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen
(terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan.
5)Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan
konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat
keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang
menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
6)Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit,
dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek.
7)Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan
pemahaman siswa.
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai
akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya
sebagai berikut:
1)Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya
materi/substansi setiap mata pelajaran
2)Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan
berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-
hari.
Permasalahan di atas terasa saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal ini
mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu
upaya penyempurnaan itu diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1999. Penyempurnaan tersebut
dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu:
1)Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.
2)Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan
yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana
pendukungnya.
3)Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran
dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
4)Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan berbagai aspek terkait, seperti tujuan materi,
pembelajaran, evaluasi, dan sarana/prasarana termasuk buku pelajaran.
5)Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikannya dan tetap
dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di
sekolah.
Kurikukulum 1994
alasan pedagogi yang sahih dengan pengaruh dominan politik negara.
bukti (evidensi) terbaik yang tersedia dengan Berdasar hasil inovasi Proyek CBSA & supervisi
SD, hasil penelitian & perbandingan kurikulum negara lain
konteks tujuan pendidikan umum ditinjau dari konsep Manusia Pancasila sbg manusia
pembangunan yang bermutu tinggi (UU No. 2 Tahun 1989 SPN)
8. kerjasama orang yang terlibat dan orang yang paling terkena Dilibatkan pakar dan praktisi
lapangan yang relevan
fakta baru kehidupan seperti perkebangan ilmu, rasa persatuan keanekaragaman melalui
Tuntutan kembali kepada Pancasila & UUD 1945
Paduan kekuatan pelajar, proses belajar, melalui tuntutan belajar aktif & pendekatan komunikatif
perbedaan individual sisiwa dikonsepkan dengan Tuntuan hasil inovasi belajar aktif
pandangan realistis pengorganisasian GBPP : dominan kegiatan belajar aktif
Kurikulum 2004 (KBK)
Dalam pengembangan kurikulum 2004 ada beberapa faktor yang mendasari terkembangnya
kedua kurikulum ini, secara pelaksanaan kedua kurikulum ini mempunyai jangka perubahan
serta pengembangan yang cukup singkat yakni hanya dua tahun setelah kurikulum 2004 (KBK)
diberlakukan kemudian dikembangkan lagi dengan kurikulum yang baru pada masa itu. Berikut
pemaparan filosofis perkembangan kurikulum KBK dan KTSP :
Secara umum, kurikulum KBK mempunyai landasan atas pemberlakuan dan pelaksanaan
didasari dengan UUD 1945, GBHN, UU No. 20 th 2003 (Sisdiknas), UU No. 22 th 1999
(Otonomi Daerah), UU No. 25 tahun 2000 (Propenas), PP No. 25 th 2000 (Kewenangan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah). kemudian alasan mengapa kurikulum 2004 diberlakukan
yaitu (dalam Mulyasa, 2005 : 42)
KBK memiliki karakteristik sebagai berikut :
menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes dan keberagaman)
Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan danmetode yang bervariasi.
Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya memenuhi unsur edukasi.
Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencpaian
suatu kompetensi.
ADAPUN PERKEMBANGAN DARI KURIKULUM 1994 DAN KURIKULUM 1999
ADALAH.
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya.
“Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara
pendekatan proses,” kata Mudjito menjelaskan.
Sayang, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar
siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan
dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan
daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan
agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil,menjelma menjadi kurikulum super
padat.Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998,diikuti kehadiran suplemen Kurikulum 1999.Tapi
perubahannya lebih pada menambah sejumlah materi. Kurikulum 1994 dibuat sebagai
penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan undang-undang no. 2 tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu
pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan.
9. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan
dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai
berikut:
ü Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem catur wulan.
ü Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi
kepada materi pelajaran/isi).
ü Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk
semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang
khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan
masyarakat sekitar.
ü Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang
melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan
siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen
(terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban) dan penyelidikan.
ü Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan
konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat
keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang
menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
ü Pengajaran dari hal yang konkrit ke ha yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit dan
dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
ü Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan
pemahaman.
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai
akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya
sebagai berikut :
û Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/
substansi setiap mata pelajaran.
û Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan
berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-
hari.
Permasalahan di atas saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal ini mendorong para
pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu upaya
penyempurnaan itu diberlakukannya suplemen kurikulum 1994. Penyempurnaan tersebut
dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu:
Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.
Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang
ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana
pendukungnya.
10. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran
dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan brbagai aspek terkait, seperti tujuan materi
pembelajaran, evaluasi dan sarana-prasarana termasuk buku pelajaran.
Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikannya dan tetap
dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di
sekolah.
Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan bertahap, yaitu
tahap penyempurnaan jangka pendek dan penyempurnaan jangka panjang.
Implementasi pendidikan di sekolah mengacu pada seperangkat kurikulum. Salah satu bentuk
invovasi yang dikembangkan pemerintah guna meningkatkan mutu pendidikan adalah
melakukan inovasi di bidang kurikulum. Kurikulum 1994 disempurnakan lagi sebagai respon
terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan dari sentralistik menjadi disentralistik sebagai
konsekuensi logis dilaksanakannya UU No. 22 dan 25 tentang otonomi daerah.
Pada era ini kurikulum yang dikembangkan diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK). KBK adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar
yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya
pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Depdiknas, 2002). Kurikulum ini menitik
beratkan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar
performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan
terhadap serangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu
dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggungjawab.
Adapun karakteristik KBK menurut Depdiknas (2002) adalah sebagai berikut:
v Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupu klasikal.
v Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
v Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
v Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif.
v Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian
suatu kompetensi.
selesai