Dokumen tersebut membahas tentang kurikulum dan evaluasi kurikulum. Secara garis besar, dokumen menjelaskan bahwa kurikulum 2013 dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan nasional untuk mengembangkan peserta didik menjadi manusia berkualitas. Dokumen juga membahas prinsip-prinsip desain kurikulum dan tahapan perencanaan kurikulum. Evaluasi kurikulum bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penc
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum adalah salah satu instrumen penting dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar di setiap satuan pendidikan. Sumber daya manusia berikut perangkat pembalajaran
akan teroptimalisasi dengan baik manakala kurikulum dapat diaktualisasikan sebagai mestinya
dalam proses pembelajaran. Dampak paling utamanya, akan tercetak peserta didik dengan
karakter terbaik sebagaimana yang termaktub dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Yakni menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan
pro aktif menjawab tantangan zaman yang dinamis; (2) manusia terdidik yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis.
Dalam tataran yang lebih aplikatif, negara telah menyusun susunan kurikulum yang
bernama kurikulum 2013. Kurikulum ini telah berkembang dan direvisi untuk mencapai hasil
yang lebih baik. Memiliki seperangkat konsep yang mengatur dan mengarahkan berbagai aspek
praktis dalam proses pembelajaran dari sekolah. Mulai dari standar kompetensi lulusan, jumlah
dan konten mata pelajaran, aspek penilaian, hingga laporan belajar. Proses pembelajaran
berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta didik untuk dapat
menguasai komptensi yang mengacu pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar melalui
kegiatan menalar, mencoba, melakukan, eksperimen, mengolah data, serta membuat simpulan.
Semuanya dibuat semata-mata agar pencapaian peserta didik berada pada level terbaik sesuai
dengan apa yang diharapkan.
Implementasi Kurikulum 2013 amanat masing-masing satuan pendidikan dan tanggung
jawab lembaga-lembaga yang menaunginya. Namun, berdasarkan ‘Keputusan Bersama
Mendikbud, Menag, Menkes, dan Mendagri Republik Indonesia Nomor 516 Tahun 2020
tentang Panduan Penyelenggaran Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2021/2022 Dan Tahun
Akademik 2020/2021 Di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019’, terdapat beberapa poin
yang menuntut penyesuaian implementasi Kurikulum 2013 di setiap satuan pendidikan.
Diantaranya mengenai Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
2. 2
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting dalam proses pendidikan dengan
tujuan mengetahui hingga manakah siswa mencapai kemajuan ke arah tujuan yang telah
ditentukan. Namun dalam hal evaluasi kurikulum harus dilaksanakan dengan sistematis yang
sesuai dengan konsep dasar evaluasi kurikulum, hasil evaluasi kurikulum sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan pelaku-pelaku dunia pendidikan dan masyarakat secara umum.
Evaluasi Kurikulum dilaksanakan secara khomprehensif agar mencapai tujuan yang maksimal.
Dengan pemahaman terhadap dasar-dasar evaluasi kurikulum dapat membantu para
pengembang kurikulum untuk merancang evaluasi kurikulum yang sesuai kajian-kajian teoritis
yang relevan. Kegiatan mengeksplorasi dasar-dasar pelaksanaan evaluasi dalam kurikulum
sebagai bagian yang penting dan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini
tentunya harus dipertimbangkan dalam perencanaan dan penyusunan evaluasi kurikulum, yaitu
berkaitan dengan sejarah perkembangan evaluasi kurikulum, peran evaluasi kurikulum, tujuan
evaluasi kurikulum, pendekatan dalam evaluasi kurikulum, dan model-model evaluasi
kurikulum.
B. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional ; a. Pasal
36 Ayat 2 menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik. b. Pasal 36 Ayat 3 menyebutkan bahwa kurikulum disusun
sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia
2. PP Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas PP Nomor 19 Tahun 2005
tentang SNP Pasal 1 • Ayat 20 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah
Kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing satuan
pendidikan.
3. Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang
Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.
3. 3
C. TUJUAN EVALUASI KURIKULUM
Tujuan evaluasi kurikulum adalah :
1. Menentukan efektivitas suatu kurikulum/program pembelajaran
2. Menentukan keunggulan dan kelemahan kurikulum/program pembelajaran
3. Menentukan tingkat keberhasilan pencapaian hasil belajar peserta didik
4. Menentukan masukan untuk memperbaiki program
5. Mendeskripsikan kondisi pelaksanaan kurikulum
6. Menetapkan keterkaitan antarkomponen kurikulum
D. FUNGSI EVALUASI KURIKULUM
Secara Pendidikan, evaluasi kurikulum untuk kedayagunaan dan keberhasilan
kurikulum dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan
Secara pembelajaran, evaluasi kurikulum untuk kedayagunaan dan
keterlaksanaan kurikulum dalam rangka pelaksanaan pembelajaran
Diagnosis, dapat memperoleh informasi atau masukan dalam rangka mengatasi
kesulitan dalam pelaksanaan kurikulum.
4. 4
BAB II
SASARAN EVALUASI KURIKULUM
1. DESAIN KURIKULUM
A. PRINSIP PENGEMBANGAN DESAIN KURIKULUM
Yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang menentukan
bagaimana pembuatan kurikulum akan berjalan.
Berikut terdapat prinsip-prinsip kurikulum, antara lain adalah :
1. Desain kurikulum harus memudahkan dan mendorong seleksi serta pengembangan
semua jenis pengalaman belajar yang esensial bagi pencapaian prestasi belajar, sesuai
dengan hasil yang diharapkan;
2. Desain memuat berbagai pengalaman belajar yang bermakna dalam rangka
merealisasikan tujuan-tujuan pendidikan, khususnya bagi kelompok siswa yang belajar
dengan bimbingan guru;
3. Desain harus memungkinkan dan menyediakan peluang bagi guru untuk menggunakan
prinsip-prinsip belajar dalam memilih, membimbing, dan mengembangkan berbagai
kegiatan belajar di sekolah; Desain harus memungkinkan guru untuk menyesuaikan
pengalaman dengan kebutuhan, kapasitas, dan tingkat kematangan siswa;
4. Desain harus mendorong guru untuk mempertimbangkan berbagai pengalaman belajar
anak yang diperoleh di luar sekolah dan mengaitkannya dengan kegiatan belajar di
sekolah;
5. Desain harus menyediakan pengalaman belajar yang berkesinambungan, agar kegiatan
belajar siswa berkembang sejalan dengan pengalaman terdahulu dan terus berlanjut
pada pengalaman berikutnya;
Kurikulum harus didesain agar dapat membantu siswa mengembangkan watak,
kepribadian, pengalaman, dan nilai-nilai demokrasi yang menjiwai kultur; dan
Desain kurikulum harus realistis, layak, dan dapat diterima.
5. 5
B. DASAR-DASAR DAN RANCANGAN DESAIN KURIKULUM
desain kurikulum memiliki beberapa kategori, yaitu:
1. Desain kurikulum akademik. Desain ini biasanya terfokus pada inti ilmu pengetahuan
yang dikelompokkan ke dalam berbagai mata pelajaran dan pokok bahasan. Desain ini
biasanya digunakan untuk sekolah percontohan.
2. Desain kurikulum teknis. Kurikulum ini lebih menitikberatkan pada analisis tampilan
dan urutan proses pembelajaran daripada isi pembelajaran.
3. Desain kurikulum proses intelektual. Tujuan dari desain ini adalah untuk meningkatkan
efisiensi pembelajaran dan untuk mentransfer kemampuan memecahan masalah dalam
berbagai hal dan pengalaman hidup lainnya. Kurikulum ini menitikberatkan pada
pengembangan proses kognitif.
4. Desain kurikulum sosial. Kurikulum ini menitikberatkan pada aplikasi ilmu
penngetahuan dalam situasi dunia nyata. Kurikulum ini memberikan kesempatan bagi
siswa untuk bekerja dalam proyek dimana mereka dapat mengubah lingkungan atau
memberikan informasi untuk membantu siswa memahami bahwa mereka kelak akan
memasuki kehidupan masyarakat dewasa.
5. Desain kurikulum personal. Desain kurikulum ini menitikberatkan pada pembelajar
dengan fokus pada kebutuhan dan minat dari masing-masing (individu) pembelajar.
C. RANCANGAN DAN POLA DESAIN KURIKULUM
Perancangan kurikulum dapat digolongkan dalam 6 langkah yaitu:
a. Mengidentifikasikan misi institusi dan kebutuhan para pengguna pendidikan.
Langkah pertama yang paling penting adalah untuk memahami misi dari
institusi dimana kurikulum itu dibuat. Misalnya misi dari fakultas pendidikan
adalah untuk melatih para calon pendidik agar dapat memberikan pelayanan
pendidikan kepada masyarakat. Sebagai konsekuensinya, pengembang
kurikulum harus mengetahui dan mengerti kebutuhan dari para pengguna
kurikulum tersebut (siswa, pengajar, administrator pendidikan, badan
profesional, pemerintah, dsb) yang dapat menentukan tipe profil lulusan yang
diinginkan oleh fakultas, antara lain: (1) menguasai dasardasar metode
pengajaran; (2) mempunyai kompetensi pendidikan yang tinggi; (3) memiliki
6. 6
kemampuan analisis yang kritis; (4) mampu mengembangkan kemampuan diri;
(5) memiliki keahlian berkomunikasi yang baik; (5) memiliki rasa empati dan
etika yang baik.
b. Penilaian kebutuhan pembelajar. Langkah ini sering terabaikan oleh
pengembang kurikulum. Begitu ada siswa yang potensial, pengembang
kurikulum harus bisa mengetahui sampai dimana titik kemampuan maupun
kelemahan siswa-siswanya tersebut. Untuk itulah diperlukan data karakteristik
siswa secara perorangan. Karakteristik siswa yang perlu diketahui mencakup
kompetensi awal pembelajar, kemampuan untuk memenuhi standar yang telah
ditentukan oleh institusi, tujuan dan prioritas individu, latar belakang personal
dan alasan pembelajar memasuki institusi, sikap mengenai disiplin, dan asumsi
awal pembelajar mengenai program studi.
c. Menetapkan tujuan kurikulum. Langkah ini sangat penting karena menentukan
filosofi instruksional dan menentukan metode pembelajaran yang paling efektif.
Selain itu tujuan pembelajaran juga dapat digunakan untuk menentukan desain
dan pemilihan prosedur dan instrument penilaian. Karena tujuan yang jelas dan
tersusun dengan baik sangat penting untuk menentukan fokus dari kurikulum
yang akan dibuat, pembuat kurikulumharus dilatih dengan baik untuk membuat
tujuan instruksional.
d. Pemilihan strategi pendidikan. Pemilihan strategi pendidikan harus didasarkan
pada tiga prinsip utama. Yang pertama, metode pendidikan harus sejalan dengan
tujuan pendidikan. Kedua, penggunaan beragam metode pendidikan lebih baik,
daripada hanya satu metode saja, karena kurikulum harus menjawab tantangan
akan keragaman tipe belajar siswa dan tujuan pendidikan yang berbeda-beda.
Yang terakhir, pengembang kurikulum harus memastikan bahwa kurikulum
tersebut sesuai dengan materi pelajaran dan kompetensi pengajar.
e. Implementasi kurikulum yang baru. Mendesain sebuah kurikulum adalah hal
yang amat menarik dan dan penuh daya kreatif dalam pengembangan
kurikulum. Akan tetapi tujuan utamanya bukan untuk mendesain kurikulum
yang paling ideal dan paling baik, akan tetapi bagaimana keberhasilan
penerapannya dalam praktek pendidikan. Kondisi dan syarat keberhasilan
penerapan kurikulum meliputi keikutsertaan administrator pendidikan dalam
proses implementasi kurikulum dan alokasi sumber daya yang cukup. Sebelum
menerapkan sebuah kurikulum yang baru, pengembang kurikulum harus
7. 7
mendapatkan dukungan yang kuat dari pimpinan institusi yang berwenang.
Setelah tahap pertama dari implementasi kurikulum yang baru tersebut
dilakukan, harus dilakukan penilaian formal untuk mengontrol proses
implementasi kurikulum dan untuk menetapkan hubungan antara tujuan
institusional, pembelajaran, dan kurikulum.
f. Evaluasi dan umpan balik untuk memperbaiki kurikulum. Meskipun evaluasi
merupakan langkah akhir dari pelaksanaan kurikulum, akan tetapi bukan berarti
ini merupakan tindakan akhir. Data hasil evaluasi yang telah dikumpulkan harus
digunakan sebagai criteria untuk menyesuaikan kurikulum tersebut dengan
tujuan program studi atau misi dari institusi. Kurikulum harus dievaluasi, dan
diperbaiki, dan dilakukan inofasi-inofasi yang bervariatif karena kurikulum
bukanlah suatu sistem yang statis. Umpan balik dari pengajar dan siswa perlu
dipertimbangkan secara terus menerus untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Kesimpulannya, kurikulum merupakan suatu rencana akademik yang
merupakan rancangan pelaksanaan dimana: (a) tujuan dan hasil dari kurikulum
dijabarkan secara jelas, (b) 11 proses untuk mencapai tujuan tersebut
teridentifikasi dengan baik, (c) kurikulum merupakan alat untuk menilai
keberhasilan pendidikan, (d) ulasan sistematik dan perbaikan termasuk di
dalamnya.
2. IMPLEMENTASI KURIKULUM
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang implementasi Kurikulum 2013
di antaranya sebagai berikut:
a. Pasal 1. Implementasi Kurikulum 2013 pada sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah
(SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), sekolah
menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), dan sekolah menengah
kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/ MAK) dilakukan secara bertahap mulai
tahun pelajaran 2013/2014.
b. Pasal 2. Implementasi kurikulum pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK
menggunakan pedoman implementasi kurikulum yang mencangkup: (1) Pedoman
penyusunan dan pengelolaan. (2) Pedoman pengembangan muatan lokal. (3) Pedoman
kegiatan ekstrakurikuler. (4) Pedoman umum pembelajaran. Dan (5) pedoman evaluasi
kurikulum.
8. 8
Dalam Kurikulum 2013, guru dituntut untuk secara profesional merancang
pembelajaran afektif dan bermakna, mengorganisasikan pembelajaran, memilih
pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan
pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan.
Berkaitan dengan hal tersebut akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
a. Merancang pembelajaran secara efektif dan bermakna. Implementasi kurikulum
2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran dan pembentukan
kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut menuntut keaktifan guru
dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana
yang telah diprogramkan. Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki
sifat yang sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan
didaktis secara bersamaan.
b. Mengorganisasikan pembelajaran. Implementasi Kurikulum 2013 menuntut guru
untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Sedikitnya terdapat lima hal
yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pengorganisasian pembelajaran dalam
implementasi Kurikulum 2013, yaitu pelaksanaan pembelajaran, pengadaan dan
pembinaan tenaga ahli, pendayagunaan tenaga ahli dan sumber daya masyarakat,
serta pengembangan dan penataan kebijakan.
c. Memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran. Implementasi Kurikulum
2013 berbasis kompetensi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai
pendekatan. Pendekatan tersebut antara lain pembelajaran kontekstual (contextual
teaching and learing), bermain peran, pembelajaran partisipatif (participative
teaching and learning), belajar tuntas (mastery learning), dan pembelajaran
konstruktivisme (contructivisme teaching and learning).
d. Melaksanakan pembelajaran, pembentukan kompetensi, dan karakter.
Pembelajaran dalam menyukseskan implementasi Kurikulum 2013 merupakan
keseluruhan proses belajar, pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik
yang direncanakan. Untuk kepentingan tersebut maka kompetensi inti, kompetensi
dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan waktu yang harus ditetapkan
sesuai dengan kepentingan pembelajaran sehinga peserta didik diharapkan
memperoleh kesempatan dan pengalaman belajar yang optimal. Dalam hal ini,
pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pada
umumnya kegiatan pembelajaran mencakup kegiatan awal atau pembukaan,
9. 9
kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter, serta kegiatan akhir atau
penutup. Implementasi yang efektif merupakan hasil dari interaksi antara strategi
implementasi, struktur kurikulum, tujuan pendidikan, dan kepemimpinan kepala
sekolah. Oleh karena itu, pengoptimalan implementasi Kurikulum 2013 diperlukan
suatu upaya strategis untuk mensinergikan komponen-komponen tersebut, terutama
guru dan kepala sekolah dalam membudayakan kurikulum. Membudayakan
kurikulum dapat diartikan bahwa implementasi kurikulum tersebut masuk dalam
budaya sekolah, yang merefleksikan nilai-nilai dominan, norma-norma, dan
keyakinan semua warga sekolah, baik peserta didik, guru, kepala sekolah, maupun
tenaga kependidikan lain..
e. Analisis terhadap Implementasi Implementasi Kurikulum 2013 tidak sepenuhnya
berjalan dengan lancar dan sebagian tidak sesuai target pencapaian, hal ini
diakibatkan oleh berbagai masalah yaitu:
a. Masalah isi dan kemasan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang
pelaksanaannya menghabiskan anggaran yang sangat besar, hal ini banyak
menuai kritik dan saran karena membuang sain dan menggantikannya dengan
pendidikan kewarganegaraan dan pelajaran agama. Sedangkan sain atau IPA
digabung dalam dua mata pelajaran tersebut. Para penyusun kurikulum ini
berpendapat bahwa penambahan jam agama ini bertujuan untuk mengurangi
radikalisme dalam agama seperti terorisme.
b. Dalam Kurikulum 2013 dipertanyakan kesesuaian untuk semua setting sekolah,
karena di Indonesia terdapat banyak kekurangan dalam proses belajar.
10. 10
BAB III
EVALUASI KURIKULUM
SMK NEGERI 5 LHOKSEUMAWE
1. KONDISI SEKOLAH
SMK Negeri 5 Lhokseumawe terletak di kecamatan Blang Mangat, tepatnya di Jl. Rel
Kereta Api Mns Kumbang Punteuet Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe. Tanah
SMK Negeri 5 Lhokseumawe milik Pemerintah Kota Lhokseumawe. Luas areal seluruhnya
13465 m2. SMK Negeri 5 Lhokseumawe mengimplementasikan Kurikulum 2013 untuk
kelas X, XI dan XII pada seluruh Jurusan yang ada di SMK Negeri 5 Lhokseumawe yaitu
Jurusan Teknik Desain Pemodelan Informasi Bangunan, Akuntansi dan Keuangan
Lembaga, Teknik Audio Video, dan Teknik Instalasi Tenaga Listrik.
2. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Kurikulum SMK Negeri 5 Lhokseumawe dikembangkan sesuai dengan relevansinya
oleh Kepala Sekolah, Guru dan Komite SMK Negeri 5 Lhokseumawe di bawah koordinasi
dan supervisi Dinas Pendidikan Pemuda dan OlahRaga Kota Lhokseumawe yang
berpedoman pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta panduan
penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.
Kurikulum SMK Negeri 5 Lhokseumawe dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya.
Kurikulum SMK Negeri 5 Lhokseumawe dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa
peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
11. 11
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti
kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum SMK Negeri 5 Lhokseumawe dikembangkan dengan memperhatikan
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan,
serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen
muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu,
serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar
substansi.
3.Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum SMK Negeri 5 Lhokseumawe dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,
semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevandengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum SMK Negeri 5 Lhokseumawe dilakukan dengan
melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan
dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum SMK Negeri 5 Lhokseumawe mencakup keseluruhan dimensi
kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan
12. 12
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum SMK Negeri 5 Lhokseumawe diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal,nonformal,dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum SMK Negeri 5 Lhokseumawe dikembangkan dengan memperhatikan
kepentingan nasional dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
8. Kurikulum Pendidikan berbasis teknologi dan kewirausahaan
(edutechnopreuneur)
Kurikulum SMK Edutechnoprenuer Islami adalah Pengembangan Kurikulum
Nasional Khusus SMK dengan menambahkan penedekatan proses pembelajaran yang
berbasis teknologi dan kewirausahaan yang berdasarkan Dinul Islam dan dijiwai oleh
nilai-nilai ajaran Islam (Menambah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam serta
mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam setiap mata pelajaran berdasarkan Al-
Qur`an dan atau Hadist).
3. TUJUAN PENGEMBANGAN KURIKULUM DI SMK NEGERI 5
LHOKSEUMAWE
1. Untuk mengembangkan secara optimal Standar Nasional Pendidikan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, khususnya Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan,
dan Standar Penilaian.
2. Untuk mengembangkan kurikulum SMK Negeri 5 Lhokseumawe, yang sesuai
dengan karakteristik SMK Negeri 5 Lhokseumawe, yakni kurikulum yang berbasis
pada budaya nasional dan berwawasan global.
3. Untuk mendayagunakan berbagai potensi yang dimiliki SMK Negeri 5
Lhokseumawe.
13. 13
4. Sebagai pedoman dalam proses pembelajara n dan pengembangan berbagai
kecerdasan siswa demi tercapainya visi dan misi SMK Negeri 5 Lhokseumawe
5. Menjadi pedoman dalam pengelolaan kegiatan kesiswaan.
6. Efektifitas dan efesiensi pengelolaan administrasi di Tata Usaha.
4. STRUKTUR KURIKULUM SESUAI DENGAN JURUSAN YANG ADA DI SMK
NEGERI 5 LHOKSEUMAWE
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTURJENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
NOMOR : 130/D/KEP/KR/201 TANGGAL : 10 Februari 2017
TENTANG STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN STRUKTUR
KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN
1. Program Keahlian : Teknik Konstruksi dan Properti
2. Kompetensi Keahlian : Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
3. Kurikulum : K-13
21. 21
BAB IV
PENUTUP
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting dalam proses pendidikan dengan
tujuan mengetahui hingga manakah siswa mencapai kemajuan ke arah tujuan yang telah
ditentukan. Namun dalam hal evaluasi kurikulum harus dilaksanakan dengan sistematis yang
sesuai dengan konsep dasar evaluasi kurikulum, hasil evaluasi kurikulum sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan pelaku-pelaku dunia pendidikan dan masyarakat secara umum.
Evaluasi Kurikulum dilaksanakan secara khomprehensif agar mencapai tujuan yang maksimal.
Dengan pemahaman terhadap dasar-dasar evaluasi kurikulum dapat membantu para
pengembang kurikulum untuk merancang evaluasi kurikulum yang sesuai kajian-kajian teoritis
yang relevan. Kegiatan mengeksplorasi dasar-dasar pelaksanaan evaluasi dalam kurikulum
sebagai bagian yang penting dan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini
tentunya harus dipertimbangkan dalam perencanaan dan penyusunan evaluasi kurikulum, yaitu
berkaitan dengan sejarah perkembangan evaluasi kurikulum, peran evaluasi kurikulum, tujuan
evaluasi kurikulum, pendekatan dalam evaluasi kurikulum, dan model-model evaluasi
kurikulum.