SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
LAND RIGHT
PL 5207 MANAJEMEN LAHAN PERKOTAAN
LISTIANA NURWATI 25416025
SURYANI AFDANELLA 25416047
MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
OUTLINE
LARANGAN
PEMBERIAN
HAK ATAS
TANAH
LAND
TENURE
PERKEMBANGAN
KEBIJAKAN
KEPEMILIKAN LAHAN
DI INDONESIA ZAMAN
PENDAFTARAN,
PERALIHAN DAN
PENGHAPUSAN
HAK ATAS
TANAH
STUDI
KASUS
HAK
PENGELOLAAN
“
LAND TENURE
1.
DEFINITION OF LAND TENURE
» Peraturan/hukum, kebiasaan (adat istiadat), dan praktek-praktek yg mengatur hak, kewajiban dan
hubungan seseorang dgn lahan (McAuslan, 1985)
» Land tenure adalah keseluruhan sistem dari pemangkuan yang diakui oleh pemerintah secara
nasional, maupun oleh sistem lokal. (Bruce, 1998)
» Land and resource tenure mengacu pada relasi sosial yang ditentukan dalam setiap sistem
penguasaan, pemanfaatan, pengelolaan tanah dan sumber alam lainnya, baik yang diakui maupun
yang tidak diakui oleh hukum Negara yang berlaku. (International Conference on Land and Resource
Tenure in Changing Indonesia, 2004)
» Land tenure meliputi sekumpulan hak kepemilikan terhadap lahan, penempatannya, penggunaannya,
peminjamannya, serta menjual atau melepaskan hak tersebut kepada pihak lain (Kivell, 1993)
» LAND TENURE merupakan aturan yang mengatur hak, kewajiban dan hubungan seseorang dengan
lahan seperti penggunaannya, peminjamannya serta pelepasan hak atas lahan tersebut
TENURE IS A BUNDLE OF RIGHTS
» Tenurial sistem ini dilihat sebagai sekumpulan atau serangkaian hak-hak (tenure system is a bundle of rights )
yang mana di dalamnya juga terkandung makna kewajiban (obligation).
FUNGSI LAND TENURE
Sumber : Mc Ausland, Patrick, 1985
LAND TENURE CATEGORY
(Sumber: Fenny. 1990 dalam Wahyono, Ary. 2005)
WHY LAND
TENURE SO
IMPORTANT?
Faktor-faktor yang menyebabkan
meningkatnya kebutuhan akan tanah
adalah :
oPertumbuhan penduduk
oBertambahnya kebutuhan setiap
penduduk akan ruang
oMeningkatnya kebutuhan kota
terhadap daerah sekitarnya
oTerbatasnya persediaan tanah yang
dapat dikuasai dan dimanfaatkan
oMeningkatnya pembangunan
Kondisi akibat faktor-faktor tersebut:
oBertambahnya daerah kumuh
oPenduduk dan pengguna tanah secara
illegal
oKesulitan mendapat tanah
oNaiknya harga tanah dan tumbuhnya
spekulan
oMasih adanya tanah-tanah kosong yang
tidak termanfaatkan
oPenguasaan tanah dengan bentuk
batas-batas yang tidak teratur
 Ukuran dan konfigurasi kepemilikan lahan berdampak pada morfologi kota
 Dimensi waktu penjualan lahan mempengaruhi sifat pembangunan perkotaan
 Kepemilikan lahan menyiratkan kekuasaan
 Pemilik lahan akan mempengaruhi kebijakan perencanaan kota
 Kepemilikan lahan adalah bagian integral dari ekonomi lokal dan nasional, yang dapat dilihat dari hubungan
antara sektor produksi dan sektor konsumsi.
 Kepemilikan lahan erat kaitannya dengan konsepsi masyarakat
 Tujuan Pengaturan Kepemilikan Lahan:
 Mencegah pemecahan lahan (parcelling land) yg menurunkan produktivitas (terutama bagi pertanian).
 Menjamin ketersediaan lahan di perkotaan bagi pembangunan fasilitas publik.
 Mencegah spekulasi dan inflasi, krisis ekonomi
 Mencegah monopoli lahan
 Pendapatan bagi pemerintah
WHY LAND
TENURE SO
IMPORTANT?
LARANGAN PEMBERIAN HAK
ATAS TANAH
2.
LARANGAN PEMBERIAN HAK ATAS
TANAH
Sumber : AP. Parlindungan,1991.
HAK PENGELOLAAN
3.
HAK PENGELOLAAN
PERATURAN METERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMBATALAN HAK ATAS
TANAH NEGARA DAN HAK PENGELOLAAN
Tanah negara adalah tanah yang langsung dikuasi negara sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar-Dasar Pokok Agraria.
Pemberian hak meliputi Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai atas
tanah Negara dan Hak Pengelolaan.
Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari negara yang kewenangannya sebagian
dilimpahkan kepada pemegangnya.
Pemberian dan pembatalan Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai
dan Hak Pengelolaan dilakukan oleh Menteri.
HAK PENGELOLAAN
Tanah Negara
METERI NEGARA
AGRARIA/
KEPALA BADAN
PERTANAHAN
NASIONAL
 Instansi Pemerintah termasuk
Pemerintah Daerah;
 Badan Usaha Milik Negara;
 Badan Usaha Milik Daerah;
 PT. Persero;
 Badan Otoritas;
 Badan-badan hukum Pemerintah
lainnya yang ditunjuk pemerintah
selama tugas pokok dan fungsinya
berkaitan dengan pengelolan
tanah.
KANTOR
PERTANAHAN &
KANTOR WILAYAH
PEMOHON
DITOLAK
DITERIMA
atau
1
2
3
4
5
6
7
PERKEMBANGAN KEBIJAKAN
KEPEMILIKAN LAHAN DI INDONESIA
ZAMAN
4.
KEPEMILIKAN LAHAN DALAM KONSTITUSI
INDONESIA
Berdasarkan konstitusi dasar yang dianut oleh Negara Indonesia, tepatnya pada pasa 33 ayat 1
UUD 1945 dikatakan bahwa bumi, air dan ruag angkasa termasuk kekayaan alam yang
terkandung didalamnya itu pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh Negara.
Melalui pasal diatas ditegaskan posisi Negara sebagai penguasa, yang mana secara teknis
pengertian penguasa ini ditegaskan dalam UUPA pasal 1 ayat 2 yaitu:
1.mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan
bumi, air dan ruang angkasa
2.menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air
dan ruang angkasa.
3.menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan
perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DI INDONESIA TERKAIT
PENGUASAAN TANAH
Sumber : Pertanahan dalam era Pembangunan Indonesia, Dep Penerangan RI, 1982
HAK KEPEMILIKAN LAHAN DI INDONESIA SEBELUM
UUPA
Sumber: UUPA, 1960.
HAK KEPEMILIKAN LAHAN DI INDONESIA SEBELUM
UUPA
Sumber: UUPA, 1960.
HAK KEPEMILIKAN LAHAN DI INDONESIA MENURUT UUPA
5/1960
DEFINISI
JANGKA
WAKTU
SUBJEK
CONTOH
HAK MILIK
HAK GUNA
USAHA
HAK GUNA
BANGUNAN
HAK PAKAI
HAK SEWA
BANGUNAN
Hak turun-
temurun, terkuat,
terpenuh serta
bisa dialihkan
Selama belum
dihapuskan dan
beralih
kepemilikannya
Kepemilikan
Rumah Tinggal
Hak untuk
mengusahakan
tanah yang
dikuasai
langsung oleh
Negara
Membuka usaha
pertanian,
perikanan atau
peternakan
Paling lama 25
tahun dan bisa
diperpanjang lagi
selama 25 tahun
WNI dan Badan-
badan hukum yang
didirikan menurut
hukum Indonesia dan
berkedudukan di
Indonesia
• WNI
• Badan- badan
hukum yang
ditetapkan
Pemerintah
Hak untuk
mendirikan dan
mempunyai
bangunan-
bangunan atas
tanah yang
bukan miliknya
sendiri
Paling lama 30
tahun dan bisa
diperpanjang lagi
selama 20 tahun
WNI dan Badan-
badan hukum yang
didirikan menurut
hukum Indonesia dan
berkedudukan di
Indonesia
Membeli unit di
apartemen A.
Hak menggunakan,
memungut hasil
tanah yg dikuasai
Negara atau tanah
milik orang lain
yang bukan
perjanjian sewa-
menyewa
melainkan secara
Cuma-Cuma.
Selama jangka
waktu yg tertentu /
selama tanahnya
dipergunakan untuk
keperluan yg trtentu
WNI, orang asing yg
tinggal di Ind, dan badan”
hukum yg didirikan
mnurut hukum Ind &
berkedudukan/ punya
perwakilan di Ind.
Memanfaatkan
ruangan kosong di
perusahaan untuk
dijadikan tempat
membuka usaha.
Hak
mempergunakan
tanah-milik orang
lain untuk keperluan
bangunan, dengan
membayar kepada
pemiliknya sejumlah
uang atau barang
sebagai sewa.
Sesuai perjanjian
WNI, orang asing yg
tinggal di Ind, dan badan”
hukum yg didirikan
mnurut hukum Ind &
berkedudukan/ punya
perwakilan di Ind.
Menyewa satu unit
pertokoan untuk
keperluan usaha
Sumber: UUPA, 1960.
 HAK MEMBUKA TANAH DAN HAK MEMUNGUT-HASIL HUTAN
Pasal 46 Hak membuka tanah dan memungut hasil hutan hanya dapat dipunyai oleh warga-negara Indonesia dan diatur
dengan Peraturan Pemerintah
 HAK GUNA AIR, PEMELIHARAAN DAN PENANGKAPAN IKAN
Pasal 47 (1) Hak guna air ialah hak memperoleh air untuk keperluan tertentu dan/atau mengalirkan air itu di atas tanah orang
lain.
(2) Hak guna air serta pemeliharaan dan penangkapan ikan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
 HAK GUNA RUANG ANGKASA
Pasal 48 (1) Hak guna ruang angkasa memberi wewenang untuk mempergunakan tenaga dan unsur-unsur dalam ruang
angkasa guna usaha-usaha memelihara dan memperkembangkan kesuburan bumi, air serta kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dan hal-hal lainnya yang bersangkutan dengan itu.
(2) Hak guna ruang angkasa diatur dengan Peraturan Pemerintah.
 HAK-HAK TANAH UNTUK KEPERLUAN SUCI DAN SOSIAL
Pasal 49 (1) Hak milik tanah badan-badan keagamaan dan sosial sepanjang dipergunakan untuk usaha dalam bidang
keagamaan dan sosial diakui dan dilindungi. Badan-badan tersebut dijamin pula akan memperoleh tanah yang
cukup untuk bangunan dan usahanya dalam bidang keagamaan dan sosial.
(2) Untuk keperluan peribadatan dan keperluan suci lainnya sebagai dimaksud dalam pasal 14 dapat diberikan tanah yang
dikuasai langsung oleh Negara dengan hak pakai.
(3) Perwakafan tanah milik dilindungi dan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Sumber: UUPA, 1960.
HAK KEPEMILIKAN LAHAN DI INDONESIA MENURUT UUPA
5/1960
HAK KEPEMILIKAN LAHAN DI INDONESIA MENURUT UUPA
5/1960
Sumber: UUPA, 1960.
dan
KONVERSI HAK-HAK ATAS TANAH KE DALAM
UUPA
HAK ASAL HAK KONSERVASI
Hak Eigendom Hak_milik
Hak eigendom kepunyaan pemeritah Negara asing Hak pakai
Hak eigendom kepunyaan orang asing (privat) Hak Guna Bangunan
Hak eigendom yang dibebani hak erfpacht dan hak opstal
Hak guna bangunan yang membebani hak milik selama sisa
waktunya, atau maksimum 20 tahun
Hak erfpacht perkebunan besar
Hak guna usaha selama sisa waktunya atau maksimal 20
tahun
Hak erfpacht pertanian kecil Dihapus menurut ketentuan yang diadakan Menteri Agraria
Hak Opstal dan hak erfpacht untuk perumahan
Hak guna bangunan selama masa waktunya atau maksimal
20 tahun
Hak bengkok, anggaduh, lungguh, pituwas (adat) Hak pakai
Sumber: UUPA, 1960.
PENDAFTARAN, PERALIHAN
DAN PENGHAPUSAN HAK ATAS
TANAH
5.
Pendaftaran tanah dilaksanakan berdasarkan azas sederhana, aman, terjangkau, mutakhir dan terbuka. Tujuan
pendaftaran tanah diantaranya:
kepastian hukum dan perlindungan hukum
Informasi
tertib administrasi pertanahan.
Pendaftaran tanah meliputi proses:
a. pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah;
b. pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut;
c. pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat.
PENDAFTARAN
TANAH
Sumber: UUPA, 1960.
PERALIHAN
HAK ATAS
TANAH
Sumber: PP 24 Nomor 1997
Hak milik • tanahnya jatuh kepada negara,
• karena pencabutan hak
• karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya
• karena diterlantarkan
• tanahnya musnah.
HGU • jangka waktunya berakhir;
• dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu syarat tidak dipenuhi;
• dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir;
• dicabut untuk kepentingan umum;
• diterlantarkan;
• tanahnya musnah;
HGB • jangka waktunya berakhir;
• dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu syarat tidak dipenuhi;
• dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir;
• dicabut untuk kepentingan umum;
• diterlantarkan;
• tanahnya musnah
PENGHAPUSAN HAK DI INDONESIA
Sumber: UUPA, 1960.
STUDI KASUS
6.
PENGATURAN HAK ULAYAT/ADAT
INDONESIA VS BOLIVIA, BRAZIL DAN COLUMBIA
Sumber: Laporan World Resources Institute
 Lahan Adat yang Dilindungi Kepemilikannya Memiliki Angka Deforestasi yang Rendah
PENGATURAN HAK ULAYAT/ADAT
INDONESIA VS BOLIVIA, BRAZIL DAN COLUMBIA
Sumber: Laporan World Resources Institute
 Manfaat dari Lahan Adat
yang Dilindungi
Kepemilikannya Lebih
Besar Dari Biaya
Perlindungan Penguasaan
Tanah yang Dikeluarkan
PENGATURAN HAK ULAYAT/ADAT
INDONESIA VS BOLIVIA, BRAZIL
DAN COLUMBIA
Sumber: WWF Indonesia, 2010
Laju Deforestasi Indonesia 1985 - 2008
DAFTAR PUSTAKA
TERIMA KASIH
MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

More Related Content

What's hot

Konsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian PertanahanKonsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahanushfia
 
Manajemen lahan dan pertanahan
Manajemen lahan dan pertanahanManajemen lahan dan pertanahan
Manajemen lahan dan pertanahanFanly Sondakh
 
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1laboratorium pwkuinam
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPenataan Ruang
 
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdfPPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdfHackEuy
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPenataan Ruang
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGDadang Solihin
 
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan RuangAudit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruangushfia
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)bintang purba
 
Peraturan Penataan Ruang RDTR
Peraturan Penataan Ruang  RDTRPeraturan Penataan Ruang  RDTR
Peraturan Penataan Ruang RDTRhenny ferniza
 
Perumahan Permukiman
Perumahan PermukimanPerumahan Permukiman
Perumahan PermukimanLeks&Co
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunanKedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunanEvant Manö
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Yogan Daru Prabowo
 
Permasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di DaerahPermasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di Daerahhenny ferniza
 

What's hot (20)

Konsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian PertanahanKonsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
Konsolidasi Tanah dan Pengendalian Pertanahan
 
Kelembagaan ATR/BPN
Kelembagaan ATR/BPNKelembagaan ATR/BPN
Kelembagaan ATR/BPN
 
Manajemen lahan dan pertanahan
Manajemen lahan dan pertanahanManajemen lahan dan pertanahan
Manajemen lahan dan pertanahan
 
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
 
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdfPPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANG
 
manajemen pertanahan
manajemen pertanahanmanajemen pertanahan
manajemen pertanahan
 
Peraturan Zonasi
Peraturan ZonasiPeraturan Zonasi
Peraturan Zonasi
 
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan RuangAudit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
 
Peraturan Penataan Ruang RDTR
Peraturan Penataan Ruang  RDTRPeraturan Penataan Ruang  RDTR
Peraturan Penataan Ruang RDTR
 
Perumahan Permukiman
Perumahan PermukimanPerumahan Permukiman
Perumahan Permukiman
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 
Presentasi ptsl
Presentasi ptslPresentasi ptsl
Presentasi ptsl
 
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunanKedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
 
Permasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di DaerahPermasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di Daerah
 

Similar to LAND TENURE

Kewengan Pemerintah Daerah
Kewengan Pemerintah Daerah Kewengan Pemerintah Daerah
Kewengan Pemerintah Daerah Samsul La Dunga
 
HUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptxHUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptxAdeFitri22
 
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)Sabar Artiyono
 
Makalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaMakalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaRahmanzie Share
 
Ideologi dan Gerakan Agraria di Indonesia
Ideologi dan Gerakan Agraria di IndonesiaIdeologi dan Gerakan Agraria di Indonesia
Ideologi dan Gerakan Agraria di Indonesiabung gunawan
 
Hak atas tanah
Hak atas tanahHak atas tanah
Hak atas tanahSyaifOer
 
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptx
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptxHUKUM AGRARIA(KEL 8).pptx
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptxelmiUtari
 
HUKUM_AGRARIA EDIT.pptx
HUKUM_AGRARIA EDIT.pptxHUKUM_AGRARIA EDIT.pptx
HUKUM_AGRARIA EDIT.pptxwirapamungkas
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)Leks&Co
 
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agraria
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar AgrariaUU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agraria
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar AgrariaUniversity of North Sumatera
 
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agraria
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar AgrariaUU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agraria
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agrariaguesta96a7f81
 
Dasar hukum agraria
Dasar hukum agrariaDasar hukum agraria
Dasar hukum agrariayoko14
 
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di IndonesiaHak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di IndonesiaRizki Gumilar
 
Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uuparaes_bastard
 
Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uupadedihartono
 
UU No 5 tahun 1960 Pembaharuan Agraria
UU No 5 tahun 1960  Pembaharuan AgrariaUU No 5 tahun 1960  Pembaharuan Agraria
UU No 5 tahun 1960 Pembaharuan AgrariaYossy Suparyo
 

Similar to LAND TENURE (20)

Kewengan Pemerintah Daerah
Kewengan Pemerintah Daerah Kewengan Pemerintah Daerah
Kewengan Pemerintah Daerah
 
HUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptxHUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptx
 
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)
 
Makalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaMakalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesia
 
Hukum Agraria
Hukum AgrariaHukum Agraria
Hukum Agraria
 
Ideologi dan Gerakan Agraria di Indonesia
Ideologi dan Gerakan Agraria di IndonesiaIdeologi dan Gerakan Agraria di Indonesia
Ideologi dan Gerakan Agraria di Indonesia
 
Hak atas tanah
Hak atas tanahHak atas tanah
Hak atas tanah
 
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptx
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptxHUKUM AGRARIA(KEL 8).pptx
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptx
 
PPT-HUKUM-AGRARIA.ppt
PPT-HUKUM-AGRARIA.pptPPT-HUKUM-AGRARIA.ppt
PPT-HUKUM-AGRARIA.ppt
 
HUKUM_AGRARIA EDIT.pptx
HUKUM_AGRARIA EDIT.pptxHUKUM_AGRARIA EDIT.pptx
HUKUM_AGRARIA EDIT.pptx
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
 
Hukum agaria nasional
Hukum agaria nasionalHukum agaria nasional
Hukum agaria nasional
 
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agraria
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar AgrariaUU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agraria
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agraria
 
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agraria
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar AgrariaUU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agraria
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agraria
 
Dasar hukum agraria
Dasar hukum agrariaDasar hukum agraria
Dasar hukum agraria
 
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di IndonesiaHak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
 
Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uupa
 
Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uupa
 
UU No 5 tahun 1960 Pembaharuan Agraria
UU No 5 tahun 1960  Pembaharuan AgrariaUU No 5 tahun 1960  Pembaharuan Agraria
UU No 5 tahun 1960 Pembaharuan Agraria
 
Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uupa
 

More from Listiana Nurwati

More from Listiana Nurwati (18)

BISNIS DAN POLITIK
BISNIS DAN POLITIKBISNIS DAN POLITIK
BISNIS DAN POLITIK
 
Praktikum kemanan daerah
Praktikum kemanan daerahPraktikum kemanan daerah
Praktikum kemanan daerah
 
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
PERDAGANGAN INTERNASIONALPERDAGANGAN INTERNASIONAL
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
 
PERAN MEDIA MASA TERHADAP PEMILIHAN PRESIDEN INDONESIA TAHUN 2014
PERAN MEDIA MASA TERHADAP PEMILIHAN PRESIDEN INDONESIA TAHUN 2014PERAN MEDIA MASA TERHADAP PEMILIHAN PRESIDEN INDONESIA TAHUN 2014
PERAN MEDIA MASA TERHADAP PEMILIHAN PRESIDEN INDONESIA TAHUN 2014
 
Peradaban jawa
Peradaban jawaPeradaban jawa
Peradaban jawa
 
Pemilu 2004
Pemilu 2004Pemilu 2004
Pemilu 2004
 
Pelayanan imb kota bandung
Pelayanan imb kota bandungPelayanan imb kota bandung
Pelayanan imb kota bandung
 
Negara dan usaha bina negara di masa lampau
Negara dan usaha bina negara di masa lampauNegara dan usaha bina negara di masa lampau
Negara dan usaha bina negara di masa lampau
 
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESKEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
 
COLLABORATIVE PLANNING
COLLABORATIVE PLANNINGCOLLABORATIVE PLANNING
COLLABORATIVE PLANNING
 
KONFLIK MESO DAN MIKRO
KONFLIK MESO DAN MIKROKONFLIK MESO DAN MIKRO
KONFLIK MESO DAN MIKRO
 
RESOLUSI KONFLIK
RESOLUSI KONFLIKRESOLUSI KONFLIK
RESOLUSI KONFLIK
 
SUSTAINABLE TOURISM
SUSTAINABLE TOURISMSUSTAINABLE TOURISM
SUSTAINABLE TOURISM
 
Manajemen Konflik
Manajemen KonflikManajemen Konflik
Manajemen Konflik
 
PEMBIAYAAN DAN TRANSFER
PEMBIAYAAN DAN TRANSFERPEMBIAYAAN DAN TRANSFER
PEMBIAYAAN DAN TRANSFER
 
POLICY PAPER
POLICY PAPERPOLICY PAPER
POLICY PAPER
 
POLICY ANALYSIS
POLICY ANALYSISPOLICY ANALYSIS
POLICY ANALYSIS
 
SMART PRACTICES
SMART PRACTICESSMART PRACTICES
SMART PRACTICES
 

Recently uploaded

Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptxahmadrievzqy
 
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxSlaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxkhairunnizamRahman1
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 

Recently uploaded (6)

Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
 
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxSlaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 

LAND TENURE

  • 1. LAND RIGHT PL 5207 MANAJEMEN LAHAN PERKOTAAN LISTIANA NURWATI 25416025 SURYANI AFDANELLA 25416047 MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
  • 2. OUTLINE LARANGAN PEMBERIAN HAK ATAS TANAH LAND TENURE PERKEMBANGAN KEBIJAKAN KEPEMILIKAN LAHAN DI INDONESIA ZAMAN PENDAFTARAN, PERALIHAN DAN PENGHAPUSAN HAK ATAS TANAH STUDI KASUS HAK PENGELOLAAN
  • 3.
  • 5. DEFINITION OF LAND TENURE » Peraturan/hukum, kebiasaan (adat istiadat), dan praktek-praktek yg mengatur hak, kewajiban dan hubungan seseorang dgn lahan (McAuslan, 1985) » Land tenure adalah keseluruhan sistem dari pemangkuan yang diakui oleh pemerintah secara nasional, maupun oleh sistem lokal. (Bruce, 1998) » Land and resource tenure mengacu pada relasi sosial yang ditentukan dalam setiap sistem penguasaan, pemanfaatan, pengelolaan tanah dan sumber alam lainnya, baik yang diakui maupun yang tidak diakui oleh hukum Negara yang berlaku. (International Conference on Land and Resource Tenure in Changing Indonesia, 2004) » Land tenure meliputi sekumpulan hak kepemilikan terhadap lahan, penempatannya, penggunaannya, peminjamannya, serta menjual atau melepaskan hak tersebut kepada pihak lain (Kivell, 1993) » LAND TENURE merupakan aturan yang mengatur hak, kewajiban dan hubungan seseorang dengan lahan seperti penggunaannya, peminjamannya serta pelepasan hak atas lahan tersebut
  • 6. TENURE IS A BUNDLE OF RIGHTS » Tenurial sistem ini dilihat sebagai sekumpulan atau serangkaian hak-hak (tenure system is a bundle of rights ) yang mana di dalamnya juga terkandung makna kewajiban (obligation).
  • 7. FUNGSI LAND TENURE Sumber : Mc Ausland, Patrick, 1985
  • 8. LAND TENURE CATEGORY (Sumber: Fenny. 1990 dalam Wahyono, Ary. 2005)
  • 9. WHY LAND TENURE SO IMPORTANT? Faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan tanah adalah : oPertumbuhan penduduk oBertambahnya kebutuhan setiap penduduk akan ruang oMeningkatnya kebutuhan kota terhadap daerah sekitarnya oTerbatasnya persediaan tanah yang dapat dikuasai dan dimanfaatkan oMeningkatnya pembangunan Kondisi akibat faktor-faktor tersebut: oBertambahnya daerah kumuh oPenduduk dan pengguna tanah secara illegal oKesulitan mendapat tanah oNaiknya harga tanah dan tumbuhnya spekulan oMasih adanya tanah-tanah kosong yang tidak termanfaatkan oPenguasaan tanah dengan bentuk batas-batas yang tidak teratur
  • 10.  Ukuran dan konfigurasi kepemilikan lahan berdampak pada morfologi kota  Dimensi waktu penjualan lahan mempengaruhi sifat pembangunan perkotaan  Kepemilikan lahan menyiratkan kekuasaan  Pemilik lahan akan mempengaruhi kebijakan perencanaan kota  Kepemilikan lahan adalah bagian integral dari ekonomi lokal dan nasional, yang dapat dilihat dari hubungan antara sektor produksi dan sektor konsumsi.  Kepemilikan lahan erat kaitannya dengan konsepsi masyarakat  Tujuan Pengaturan Kepemilikan Lahan:  Mencegah pemecahan lahan (parcelling land) yg menurunkan produktivitas (terutama bagi pertanian).  Menjamin ketersediaan lahan di perkotaan bagi pembangunan fasilitas publik.  Mencegah spekulasi dan inflasi, krisis ekonomi  Mencegah monopoli lahan  Pendapatan bagi pemerintah WHY LAND TENURE SO IMPORTANT?
  • 11.
  • 13. LARANGAN PEMBERIAN HAK ATAS TANAH Sumber : AP. Parlindungan,1991.
  • 15. HAK PENGELOLAAN PERATURAN METERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMBATALAN HAK ATAS TANAH NEGARA DAN HAK PENGELOLAAN Tanah negara adalah tanah yang langsung dikuasi negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar-Dasar Pokok Agraria. Pemberian hak meliputi Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai atas tanah Negara dan Hak Pengelolaan. Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari negara yang kewenangannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya. Pemberian dan pembatalan Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai dan Hak Pengelolaan dilakukan oleh Menteri.
  • 16. HAK PENGELOLAAN Tanah Negara METERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL  Instansi Pemerintah termasuk Pemerintah Daerah;  Badan Usaha Milik Negara;  Badan Usaha Milik Daerah;  PT. Persero;  Badan Otoritas;  Badan-badan hukum Pemerintah lainnya yang ditunjuk pemerintah selama tugas pokok dan fungsinya berkaitan dengan pengelolan tanah. KANTOR PERTANAHAN & KANTOR WILAYAH PEMOHON DITOLAK DITERIMA atau 1 2 3 4 5 6 7
  • 18. KEPEMILIKAN LAHAN DALAM KONSTITUSI INDONESIA Berdasarkan konstitusi dasar yang dianut oleh Negara Indonesia, tepatnya pada pasa 33 ayat 1 UUD 1945 dikatakan bahwa bumi, air dan ruag angkasa termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya itu pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh Negara. Melalui pasal diatas ditegaskan posisi Negara sebagai penguasa, yang mana secara teknis pengertian penguasa ini ditegaskan dalam UUPA pasal 1 ayat 2 yaitu: 1.mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa 2.menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa. 3.menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
  • 19. KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DI INDONESIA TERKAIT PENGUASAAN TANAH Sumber : Pertanahan dalam era Pembangunan Indonesia, Dep Penerangan RI, 1982
  • 20. HAK KEPEMILIKAN LAHAN DI INDONESIA SEBELUM UUPA Sumber: UUPA, 1960.
  • 21. HAK KEPEMILIKAN LAHAN DI INDONESIA SEBELUM UUPA Sumber: UUPA, 1960.
  • 22. HAK KEPEMILIKAN LAHAN DI INDONESIA MENURUT UUPA 5/1960 DEFINISI JANGKA WAKTU SUBJEK CONTOH HAK MILIK HAK GUNA USAHA HAK GUNA BANGUNAN HAK PAKAI HAK SEWA BANGUNAN Hak turun- temurun, terkuat, terpenuh serta bisa dialihkan Selama belum dihapuskan dan beralih kepemilikannya Kepemilikan Rumah Tinggal Hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara Membuka usaha pertanian, perikanan atau peternakan Paling lama 25 tahun dan bisa diperpanjang lagi selama 25 tahun WNI dan Badan- badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia • WNI • Badan- badan hukum yang ditetapkan Pemerintah Hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan- bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri Paling lama 30 tahun dan bisa diperpanjang lagi selama 20 tahun WNI dan Badan- badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia Membeli unit di apartemen A. Hak menggunakan, memungut hasil tanah yg dikuasai Negara atau tanah milik orang lain yang bukan perjanjian sewa- menyewa melainkan secara Cuma-Cuma. Selama jangka waktu yg tertentu / selama tanahnya dipergunakan untuk keperluan yg trtentu WNI, orang asing yg tinggal di Ind, dan badan” hukum yg didirikan mnurut hukum Ind & berkedudukan/ punya perwakilan di Ind. Memanfaatkan ruangan kosong di perusahaan untuk dijadikan tempat membuka usaha. Hak mempergunakan tanah-milik orang lain untuk keperluan bangunan, dengan membayar kepada pemiliknya sejumlah uang atau barang sebagai sewa. Sesuai perjanjian WNI, orang asing yg tinggal di Ind, dan badan” hukum yg didirikan mnurut hukum Ind & berkedudukan/ punya perwakilan di Ind. Menyewa satu unit pertokoan untuk keperluan usaha Sumber: UUPA, 1960.
  • 23.  HAK MEMBUKA TANAH DAN HAK MEMUNGUT-HASIL HUTAN Pasal 46 Hak membuka tanah dan memungut hasil hutan hanya dapat dipunyai oleh warga-negara Indonesia dan diatur dengan Peraturan Pemerintah  HAK GUNA AIR, PEMELIHARAAN DAN PENANGKAPAN IKAN Pasal 47 (1) Hak guna air ialah hak memperoleh air untuk keperluan tertentu dan/atau mengalirkan air itu di atas tanah orang lain. (2) Hak guna air serta pemeliharaan dan penangkapan ikan diatur dengan Peraturan Pemerintah.  HAK GUNA RUANG ANGKASA Pasal 48 (1) Hak guna ruang angkasa memberi wewenang untuk mempergunakan tenaga dan unsur-unsur dalam ruang angkasa guna usaha-usaha memelihara dan memperkembangkan kesuburan bumi, air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dan hal-hal lainnya yang bersangkutan dengan itu. (2) Hak guna ruang angkasa diatur dengan Peraturan Pemerintah.  HAK-HAK TANAH UNTUK KEPERLUAN SUCI DAN SOSIAL Pasal 49 (1) Hak milik tanah badan-badan keagamaan dan sosial sepanjang dipergunakan untuk usaha dalam bidang keagamaan dan sosial diakui dan dilindungi. Badan-badan tersebut dijamin pula akan memperoleh tanah yang cukup untuk bangunan dan usahanya dalam bidang keagamaan dan sosial. (2) Untuk keperluan peribadatan dan keperluan suci lainnya sebagai dimaksud dalam pasal 14 dapat diberikan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara dengan hak pakai. (3) Perwakafan tanah milik dilindungi dan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sumber: UUPA, 1960. HAK KEPEMILIKAN LAHAN DI INDONESIA MENURUT UUPA 5/1960
  • 24. HAK KEPEMILIKAN LAHAN DI INDONESIA MENURUT UUPA 5/1960 Sumber: UUPA, 1960. dan
  • 25. KONVERSI HAK-HAK ATAS TANAH KE DALAM UUPA HAK ASAL HAK KONSERVASI Hak Eigendom Hak_milik Hak eigendom kepunyaan pemeritah Negara asing Hak pakai Hak eigendom kepunyaan orang asing (privat) Hak Guna Bangunan Hak eigendom yang dibebani hak erfpacht dan hak opstal Hak guna bangunan yang membebani hak milik selama sisa waktunya, atau maksimum 20 tahun Hak erfpacht perkebunan besar Hak guna usaha selama sisa waktunya atau maksimal 20 tahun Hak erfpacht pertanian kecil Dihapus menurut ketentuan yang diadakan Menteri Agraria Hak Opstal dan hak erfpacht untuk perumahan Hak guna bangunan selama masa waktunya atau maksimal 20 tahun Hak bengkok, anggaduh, lungguh, pituwas (adat) Hak pakai Sumber: UUPA, 1960.
  • 27. Pendaftaran tanah dilaksanakan berdasarkan azas sederhana, aman, terjangkau, mutakhir dan terbuka. Tujuan pendaftaran tanah diantaranya: kepastian hukum dan perlindungan hukum Informasi tertib administrasi pertanahan. Pendaftaran tanah meliputi proses: a. pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah; b. pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut; c. pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. PENDAFTARAN TANAH Sumber: UUPA, 1960.
  • 29. Hak milik • tanahnya jatuh kepada negara, • karena pencabutan hak • karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya • karena diterlantarkan • tanahnya musnah. HGU • jangka waktunya berakhir; • dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu syarat tidak dipenuhi; • dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir; • dicabut untuk kepentingan umum; • diterlantarkan; • tanahnya musnah; HGB • jangka waktunya berakhir; • dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu syarat tidak dipenuhi; • dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir; • dicabut untuk kepentingan umum; • diterlantarkan; • tanahnya musnah PENGHAPUSAN HAK DI INDONESIA Sumber: UUPA, 1960.
  • 31. PENGATURAN HAK ULAYAT/ADAT INDONESIA VS BOLIVIA, BRAZIL DAN COLUMBIA Sumber: Laporan World Resources Institute  Lahan Adat yang Dilindungi Kepemilikannya Memiliki Angka Deforestasi yang Rendah
  • 32. PENGATURAN HAK ULAYAT/ADAT INDONESIA VS BOLIVIA, BRAZIL DAN COLUMBIA Sumber: Laporan World Resources Institute  Manfaat dari Lahan Adat yang Dilindungi Kepemilikannya Lebih Besar Dari Biaya Perlindungan Penguasaan Tanah yang Dikeluarkan
  • 33. PENGATURAN HAK ULAYAT/ADAT INDONESIA VS BOLIVIA, BRAZIL DAN COLUMBIA Sumber: WWF Indonesia, 2010 Laju Deforestasi Indonesia 1985 - 2008
  • 35. TERIMA KASIH MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Editor's Notes

  1. LAND TENURE LAND TENURE SYSTEM WHY LAND RIGHT IMPORTANT? CRITERIA OF LAND TENURE POLICY FORMS OF LAND TENURE LAND TENURE ACCORDING TO ISLAMIC PRINCIPLES
  2. State Property full/absolute private ownership Konsep state property ini jelas paralel dengan pengertian kategori property owned by government, yang pada prinsipnya adalah hak kepemilikan sumberdaya yang ditetapkan secara eksklusif oleh pemerintah melalui keputusan yang mengatur tingkat eksploitasi agar terjadi persamaan hak pemanfaatan setiap warga Communal (comState property  restricted private ownership Private property mon) property Open access: Ini artinya, tidak ada regulasi yang secara khusus mengatur pemilikan lahan tersebut. Setiap orang berhak memanfaatkan lahan.
  3. Cost mereformasi kebijakan untuk memberikan perlindungan penguasaan tanah.