Teknologi pengolahan hijauan pakan membahas tentang pemanfaatan limbah pertanian seperti tebon jagung untuk pembuatan pakan fermentasi yang lebih murah serta bermanfaat bagi masyarakat dan peternakan."
QSS 4013 ERT Nutrisi dan Amalan Pemakanan yang Sihat
Teknologi Pengolahan Hijauan Pakan.ppt
1. TEKNOLOGI PENGOLAHAN HIJAUAN PAKAN
Disampaikan Pada :
Pelatihan dan Pendampingan Pakan Ternak dari Limbah Jagung dalam Rencana Aksi Pengembangan Budidaya Jagung dan
Produk Turunannya di Kawasan Agroindustri Ledo, Kabupaten Bengkayang
Oleh :
Pengawas Mutu Pakan
DINAS Pangan peternakan dan kesehatan hewan provinsi Kalimantan barat
2021
2. LATAR BELAKANG
Indonesia memiliki potensi sumberdaya bahan
pakan yang sangat tinggi.
Sumber bahan pakan berasal dari hijauan dan
limbah dari perkebunan dan pabrik kelapa sawit,
limbah pengolahan sagu dan limbah hasil pertanian
lainnya.
Namun, pemanfaatannya masih sangat rendah
dibandingkan dengan potensi yang ada.
Sebagian bahan pakan kualitasnya rendah, perlu
dilakukan pengolahan pakan untuk meningkatkan
kualitasnya.
3. - PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN BERUPA TEBON JAGUNG SEBAGAI BAHAN
BAKU PEMBUATAN PAKAN FERMENTASI YANG EKONOMIS.
- BIAYA PRODUKSI PEMBUATAN PAKAN FERMENTASI LEBIH MURAH.
- TIMBULNYA KESADARAN DAN KEINGINAN MASYARAKAT UNTUK
MEMANFAATKAN TEBON JAGUNG
- SEBAGAI BAHAN PAKAN FERMENTASI BERUPA SILASE.
- BERKEMBANGNYA KONSEP USAHA AGRIBISNIS PERTANIAN YANG TERPADU
ANTARA PETERNAKAN, PERTANIAN, SEHINGGA SEMUA PRODUK DARI MASING-
MASING BIDANG KHUSUSNYA JAGUNG DAPAT TERMANFAATKAN SECARA
MAKSIMAL
TUJUAN
5. Hijauan Pakan
Bagian dari tumbuhan selain akar dan biji yang layak dikonsumsi ternak
baik dalam keadaan segar maupun sudah diolah.
Hijauan pakan harus berpengaruh positif terhadap produktivitas ternak.
Penentu keekonomian ternak ruminant – keberlanjutan usaha
Buffer nutrient dalam ransum minimal 60% (kecuali fattening)
Komoditi bisnis, dikelola dengan mindset ‘industri’ – disediakan secara
sistematis : terencana, terukur, terkendali (QQ) sustainable
6. Tanaman dan Hijauan Pakan Go-Bussines
• Perluasan Lingkup Komoditi Hijauan Pakan
– Hijauan pakan diartikan sebagai bagian tanaman yang
dapat dimakan ternak (edible) selain biji-bijian, yang
dapat menyediakan makanan bagi ternak atau yang
dipanen untuk pakan
– Jagung, shorgum, pelepah kelapa sawit, pelepah
pisang, pelepah sagu, daun lebar semua biomasa
hijjauan yang bisa dijadikan pakan
7. Perbedaan Pemeliharaan Pembesaran Sapi
di Australia vs di Jawa
kandang (pakan konsentrat)
per minggu.
• Harga ternak lebih mahal
• Sumber pakan ekstensif di
Pastura (pakan hijauan)
• Biaya pemeliharaan Rp.
30.240 per minggu
• Biaya pakan 20 bulan 32%
• Harga ternak dan dagingnya
lebih bersaing
• Pemeliharaan intensif di
• Biaya pemeliharaan Rp. 84.500
• Biaya pakan 20 bulan 68%
Australia Jawa
8. Peran Strategis
HijauanPakan
Komoditas nasional (non imported commodity) yang menjadi sumber
pakan utama ruminansia – kemandirian pakan dan pemenuhian pangan
Menjadi harapan untuk ketahanan pakan, disaat krisis (lockdown karena
pandemic) hijauan pakan tidak terpengaruh.
Mampu mempertahankan populasi ternak dengan basis nutrisi minimum
hingga ternak masih bisa melakukan aktivitas reproduksinya.
Hijauan untuk Ruminansia hukumnya wajib
9. Membentuk produk susu, daging & telur lebih sehat (kolesterol rendah)
Menjaga kesehatan rumen (menghindari asidosis)
Mengurangi biaya pakan selama pembesaran
Mempertahankan BCS - reproduksi
Memperbaiki stamina bull (resting)
Khususnya rerumputan menyeimbangkan
kandungan urea darah, berpengaruh
terhadap fungsi ovary
Memungkinkan peternakan organik
PERAN HIJAUAN PAKAN
10. Hijauan Pakan sebagai
Nutrient
Sumber Basal
terlarut (digestible & soluble fiber) –
& mempertahankan BCS
Hidup Pokok, Reproduksi
• Sebagai sumber serat tercerna dan energy
pada proses fermentasi di rumen
• Sumber beta karoten dan mineral
• Sumber energy (sorgum, jagung)
• Sumber protein (legume)
• Sumber air
11. “Ketergantungan peternak pada konsentrat untuk ruminansia
telah mengabaikan bertahun-tahun potensi nutrisi hijauan
pakan, akibatnya harga pakan tidak terkendali”
“Fakta sekitar 90% ruminansia di Indonesia mengandalkan
hijauan pakan lokal untuk mempertahankan populasinya”
“Lebih dari 26 juta ton BK hijauan/tahun dikonsumsi ternak
sapi, kerbau, kambing, domba”
13. • Sapi ‘rakus’ – mudah adaptasi thd pakan
• Sensitif bau – sensori sapi 25x lebih banyak dari manusia
• Short- & long-term response terhadap kualitas pakan
• 12-24 jam legok lapar
• Hirarki sosial saat feeding time (aksesibilitas)
• Cenderung liar (ex import- Bx)
• Easy drop hard up model (large type)
Karakter Sapi Kaitannya dengan Pakan & Nutrisi
14. Indikator Kecukupan Pakan untuk sapi setelah
beberapa saat setelah pemberian pakan
Sapi Duduk mengunyah,
tenang
Pakan cukup dan pakan sudah terkonsumsi
memenuhi kebutuhan, sebelumnya sama…
Pakan cukup namun kemungkinan pakan di
palung belum terkonsumsi memenuhi kebutuhan
Sapi Berdiri mengunyah,
tenang
Pakan yang dikonsumsi barusan tidak cukup,
namun masih ada persediaan di rumen,
meskipun tidak mencukupi utk mastikasi
Pakan yang dikonsumsi barusan tidak cukup,
sudah tidak ada persediaan di rumen, legok lapar
terlihat
Pakan yang dikonsumsi seringkali tidak cukup,
sudah tidak ada persediaan di rumen, legok lapar
terlihat, jika dibiarkan costae 1-2 mulai nampak
Sapi Duduk tidak
mengunyah, tenang
Sapi Berdiri tidak
mengunyah, gelisah
Sapi Berdiri tidak
mengunyah, gelisah dan
melenguh
15. • Manure score penting sebagai indikator ada atau tidaknya masalah dalam nutrisi,
pakan dan pemberian pakan
• Manure score sebagai early warning system (kondisi pakan 1-3 hari ke belakang)
• BCS indikator kondisi pakan beberapa minggu-bulan lalu
Perhatikan kondisi ternak (kaitan
mineral) dan kondisi feses
16. Manure score 1-5; Nilai satu manur encer bentuk cairan, 5 semakin kering dan bersegmen
menumpuk >2,5 cm.
pencernaan sangat
atau kekurangan
terdegradasi tinggi me-
Suplementasi protein
ningkatkan total daya
cerna pakan
suplementasi tambahan
untuk memenuhi
kebutuhan protein dan
energi sapi. (bungkil &
onggok, pollard)
Pengobatan, berikan
hay rumput
Tetap dijaga
keseimbangan Hijauan
– Konsentrat sesuai
status fisiologisnya
Tambahkan jerami atau
hay rumput berkualitas
sedang
Tidak ada kelebihan
nutrient dalam ransum
Konsumsi hijauan
berkualitas buruk yang
tidak cukup protein &
karbohidrat, tinggi serat
berkualitas rendah.
Kelebihan protein,
karbohidrat, kurang se-
rat, atau rumput terlalu
muda
Kelebihan protein,
karbohidrat, kurang se-
rat, atau rumput terlalu
muda
<6% CP; <55% TDN
<9% CP; < 60% TDN
Kekurangan protein
rumen terdegradasi,
kelebihan serat
berkualitas rendah atau
tidak cukup karbohidrat
dalam pakan
>20% CP; >68% TDN >20% CP; >68% TDN
12-15% CP; 62-70% TDN
Laju makanan dlm
lambat
Indikator sapi sangat
sakit (ada gangguan
metabolisme
Laju makanan dlm
pencernaan sangat tinggi Laju makanan dlm
pencernaan normal
Laju makanan dlm
pencernaan lambat
Kotoran keras dan
Bersegmen yang jelas
dan sangat kering.
Tidak menumpuk;
sangat cair, feses ketika
jatuh langsung
menyebar tidak
tertahan
Tidak menumpuk;
tebal tumpukan <
2.5cm bentuk kurang
konsisten
Skor ideal, bentuk
normal, konsistensi mirip
adonan roti. Tumpukan
lebih tebal dari skor 2
Kotorannya tebal dan
mulai agak lebih dalam,
namun tidak menum- puk.
Konsistensi mirip selai
kacang.
Skor 5
Skor 4
Skor 1 Skor 3
Skor 2
17. Apa Nutrien yang diperlukan Ternak?
HIDUP POKOK
PRODUKSI
REPRODUKSI
MINERAL &
VITAMIN
SERAT
PROTEIN
ENERGI
18. Pakan yang Baik
Mengacu kepada nilai biologis pakan menghasilkan
produktifitas ternak yang diinginkan
Indikator pakan yang baik:
1)
2)
3)
4)
5)
Karakteristik sensori dan fisik
Komposisi nutrien
Bioavallabilitas (ketersediaan) nutrien
Ketersediaan energi
Faktor antinutrisi
19. • Kepastian ketersediaan bahan dan pakan
– Tersedia sumber nya terutama hijauan
– Terkendali penyediaan bahannya dari sumber tsb
secara kontinyu
– Terjaga kualitasnya selama proses penyediaan dari
sumber
• Nutrinomika – nilai ekonomi suatu bahan
pakan per 1% kandungan nutrien
Ketersediaan Nutrisi & Pakan
20. • Air sangat penting utk : menjaga suhu tubuh,
pertumbuhan, reproduksi, laktasi, pencernaan,
metabolism, ekskresi, melarutkan nutrient dan sisa
metabolism dlm tubuh, pelumas, dll
• Kekurangan air dalam tubuh sapi menyebabkan kematian
dan kegagalan pemeliharaan pedet
• Konsumsi air mempengaruhi konsumsi BK…!!!
AIR
21. • Kebutuhan Air ..> tergantung BB dan suhu udara:
– Sapi dara 350- 370 kg memerlukan air 6% BB kalau suhu dingin,
suhu panas memerlukan air 10% BB
– Sapi dara 182-200 kg memerlukan 8% BB kalau suhu dingin,
– Sapi laktasi 400 kg memerlukan air 11% BB
• Air selalu diberikan ad libitum dalam kondisi selalu segar,
bersih, aman dan mudah diakses.
AIR
22. mempengaruhi penyerapan Cu & Zn
• Kualitas Air :
– Bebas cemaran ( TDS 14≤ 3.000 ppm)
– Nitrat : 100 – 300 ppm
– Besi & Mangan : berminyak, warna kuning, bau busuk,
– Temperatur/Suhu air Pertahanan suhu tubuh ternak
– Alga, bisa mennyebabkan toxicitas bila terlalu banyak
• Temperatur air dingin (kestabilan suhu tubuh)
• Proses penggantian konsisten (Design bak minum)
Hal Penting pada Air Minum untuk Indukan
23. • Suhu 22-25 OC konsumsi air minum 37 - 40
liter/hari/ekor
• Suhu 26 – 28 OC konsumsi air minum 40– 50
liter/hari/ekor
• Suhu 30 – 32 OC konsumsi air minum 60 – 66
liter/hari/ekor
Rata – rata berat badan 365 kg.
(Sumber NRC)
Suhu Air Menentukan Konsumsi
24. • Kekurangan energi lebih sering terjadi dari pada nutrient lain
• Energi diperlukan untuk hidup pokok & produksi
• Energi Hidup Pokok (bernafas, bergerak, memah biak,
mencerna dll) dan
• Energi Produksi (pertumbuhan, reproduksi, laktasi) – disimpan
di otot & lemak
• Sumber energy pokok Hijauan kualitas baik (setelah sapih), Biji-
bijian (pedet & sapih).—60% nutrien
• Sumber energy produksi – tambahan konsentrat sapi dara-
dewasa), jika hijauan kualitas rendah dan tidak kontinyu.
• TDN dan GE digunakan sbg wakil energi
Energi
25. • Protein Protein tercerna (DP)protein
termetabolisasi (MP)
• Kekurangan protein jangka panjang mengurangi
nafsu makan, BB turun dan tidak ekonomis, meskipun
energy cukup, performa anak rendah
• Pakan rendah protein mempengaruhi kerja mikroba
rumen mengurangi nilai nutrisi hijauan.
Protein
26. • Setelah energy dan protein, mineral sangat penting utk
pertumbuhan, produksi & reproduksi
• Mineral paling sering kekurangan pada induk sapi : Na,
Ca, P, Mg, Zn, Co dan Se. Bull memerlukan Zn cukup
• Mineral pada hijauan (kondisi tanah), tambahan
premix pada konsentrat atau blok
• Na – dibutuhkan lebih banyak jika diberikan hijauan
muda/sukulen dibandingkan hijauan tua
• Rasio mineral penting Ca:P induk sapi pedaging
1.2:1 sedangkan feedlot/perah 2:1
Mineral
27. BCS (Nilai kondisi Ternak dan
Penampilan Sapi
BCS Kondisi Penampilan
1,0 Semua tulang terlihat menonjol (bahu, iga dan
pinggul)
1,5 Sangat Kurus Otot sangat sedikit, tidak ada lemak
2,0 Kurus Lemak sedikit, tulang rusuk masih terlihat
2,5 Antara kurus & gemuk Rusuk depan tidak terlihat
3,0 Gemuk Sedang Rusuk ke 12 dan 13 tidak terlihat
3,5 Baik Semua tulang rusuk tidak terlihat, empuk pada
pangkal buntut
4,0 Sangat Baik Pangkal ekor gemuk dan empuk
4,5 Gemuk Lemak menutup tebal dan empuk
5,0 Kegemukan Terlalu berlemak seluruh tubuh
29. TEKNOLOGI PENGOLAHAN PAKAN
Adalah Cara atau metode yang dilakukan
dengan menggunakan sarana yang tersedia
untuk menghasilkan pakan yang berkualitas.
30. TUJUAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN PAKAN
1. Pengawetan pakan/ memperpanjang masa
simpan.
2. Peningkatan palatabilitas ( Derajat kesukaan ).
3. Mempertahankan atau meningkatkan kualitas
nutrisi dan daya cerna ( PK meningkat, SK turun )
4. Mengubah limbah pertanian yang kurang berguna
menjadi berdaya guna ( Jerami padi ).
31. Teknologi Pengolahan Pakan
Perlakuan Fisik
Perlakuan Kimia
Perlakuan Biologis
Gabungan Berbagai
Perlakuan
Pencacahan,
penggilingan,
perendaman,
perebusan,
pelleting.
Perlakuan kimia dilakukan
dengan menggunakan asam
atau basa kuat (cth.Amoniasi)
Pengolahan dengan
jamur, enzim, isi
rumen
(cth.Fermentasi)
Dilakukan pada bahan
pakan yg kualitasnya
sangat rendah dan atau
bahan yang kandungan
zat antinutrisinya tinggi
BERBAGAI CARA / TEKNOLOGI
PENGOLAHAN PAKAN
32. TERDAPAT BEBERAPA ISTILAH DARI BERBAGAI BAGIAN TANAMAN JAGUNG YAKNI :
(1) TEBON JAGUNG YANG MERUPAKAN SELURUH TANAMAN JAGUNG BIASANYA
DIPANEN PADA USIA JAGUNG 60-80 HARI.
(2) JERAMI JAGUNG MERUPAKAN BAGIAN BATANG DAN DAUN JAGUNG YANG
DIBIARKAN MONGERING SETELAH PANEN.
(3) KULIT BUAH JAGUNG MERUPAKAN KULIT BAGIAN LUAR YANG MEMBUNGKUS BIJI
JAGUNG.
(4) TONGKOL JAGUNG MERUPAKAN SISA HASIL DARI BIJI JAGUNG.
(5) TUMPI MERUPAKAN HASIL SAMPING DARI PROSES PERONTOKKAN BIJI JAGUNG
YANG BERASAL DARI BAGIAN PANGKAL DARI BIJI JAGUNG.
(6) HOMINI MERUPAKAN HASIL SAMPING DARI PROSES PENGGILINGAN KERING
JAGUNG.
UMUR PANEN TEBON JAGUNG :
- UMUR 70-100 HARI : SANGAT DISUKAI TERNAK
- UMUR 90-100 : STRUKTUR POHON MULAI MENGERAS.
33. 1. SILASE
DEFINISI
Silase adalah salah satu teknik untuk mengawetkan pakan sehingga dapat
disimpan dalam waktu yang lama.
Pakan Silase diawetkan tanpa menambah bakteri kedalamnya.
Pakan silase diawetkan melalui proses ensilase,dalam sebuah silo kedap
udara dan dalam suasana asam.
Dalam proses ensilase, bakteri asam laktat akan memanfaatkan gula
yang terdapat dalam bahan pakan dan akan terjadi proses fermentasi
asam laktat dalam kondisi anaerob.
Untuk memacu terbentuknya suasana asam dapat ditambahkan aditif
berupa bahan karbohidrat mudah dicerna, misalnya tetes,dedak,
Onggok,jagung dan lain-lain.
Dalam kondisi anaerob bahan pakan dapat disimpan dalam waktu yang
lama.
34. TUJUAN PEMBUATAN SILASE
a.Hijauan makanan ternak yang didapatkan, masih
bermutu tinggi dan tahan lama serta dapat diberikan
pada ternak saat musim kemarau yang panjang.
b.Untuk menampung kelebihan produksi hijauan pakan
ternak atau memanfaatkan hijauan pada saat
pertumbuhan terbaik, tetapi belum dipergunakan.
c.Mendayagunakan hasil sisa pertanian atau hasil ikutan
pertanian.
35. KELEBIHAN SILASE TEBON JAGUNG
HIJAUAN TIDAK MUDAH RUSAK OLEH HUJAN PADA WAKTU DIPANEN
TIDAK BANYAK DAUN YANG TERBUANG
SILASE TEBON JAGUNG UMUMNYA LEBIH MUDAH DICERNA
DIBANDINGKAN HAY DAN AMONIASI
KAROTEN DALAM TEBON JAGUNG LEBIH TERJAGA DIBANDING HAY DAN
AMONIASI
MANFAAT SILASE TEBON JAGUNG
PERSEDIAAN MAKANAN TERNAK PADA MUSIM KEMARAU.
MENAMPUNG KELEBIHAN HMT PADA MUSIM HUJAN DAN MEMANFAATKAN
SECARA OPTIMAL
MENDAYAGUNAKAN HASIL IKUTAN DARI LIMBAH PERTANIAN DAN
PERKEBUNAN.
36. BAHAN UTAMA SILASE
Jenis Silase Bahan Utama Silase
Hijauan Pakan Ternak Rumput gajah, rumput lapang, leguminosa, atau
hijauan campuran
Tanaman khusus Jagung (corn silage), shorgum dll
Limbah tanaman pertanian
dan agroindustry
Pelepah sawit, daun singkong, daun ubi, tebon
jagung, daun tebu, limbah sayuran, limbah nanas,
daun rami dll
Limbah/Sampah Pasar Limbah sayuran pasar (daun jagung, daun kol, dll),
perlu dilakukan penyortiran
Silase Ransum Komplit Silase campuran hijauan dengan konsentrat
37. BAHAN TAMBAHAN SILASE
Bahan tambahan yang biasa digunakan yaitu
mengandung karbohidrat yang siap
diabsorbsi oleh mikroba, antara lain :
- Molase (tetes tebu) : 2,5 kg /100 kg hijauan.
- Onggok (tepung) : 2,5 kg/100 kg hijauan.
- Tepung jagung : 3,5 kg/100 kg hijauan.
- Dedak halus : 5,0 kg/100 kg hijauan.
- Ampas sagu : 7,0 kg/100 kg hijauan.
38. FUNGSI BAHAN ADDITIVE ( TAMBAHAN )
MOLASES: mendorong proses fermentasi
berlangsung lebih cepat, sehingga kondisi asam
cepat terbentuk.
BAHAN KONSENTRAT: (onggok, gaplek, pollard dll)
mempercepat proses fermentasi, menurunkan kadar
air (+10% dapat menurunkan kadar air 5-6%) dan
meningkatkan nutrien silase.
BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL): penambahan BAL
seperti Lactobasillus platanum mempercepat
fermentasi.
39. PRINSIP PEMBUATAN SILASE
Keadaan hampa udara ( An aerob ).
Terbentuk suasana asam dalam
penyimpanan ( terbentuk asam laktat ).
Pemadatan bahan silase ( hijauan ) dengan
ditekan/ diinjak.
Tempat penyimpanan tidak boleh bocor
(tutup rapat diberi pemberat ).
Penambahan bahan additive yang
mengandung karbohidrat.
40. TAHAPAN PEMBUATAN SILASE
Tahapan Pembuatan Keterangan
Penyiapan Sortir dari bahan-bahan yang tidak diinginkan dan
dilakukan pelayuan hijauan.
Pencacahan Pencacahan atau pemotongan bahan, baik secara manual
maupun dengan mesin chopper
Pencampuran Pencampuran dengan bahan lain atau additive
Pemadatan Dimasukan dalam tong, plastik atau silo dan dipadatkan
dan ditutup rapat
Penyimpanan Disimpan dalam ruangan yang sejuk, tidak terkena
matahari langsung
Pemanenan Silase yang akan digunakan diangin-anginkan sebentar.
Silase yang terbuka tidak dapat disimpan lama.
41. dihamparkan
pada plastik
ukuran 90x200
cm
Taburkan bahan-
bahan sedikit
demi sedikit pada
hamparan rumput
yang telah dicacah
secara merata dan
diaduk-aduk.
Pelayuan
KA=60-70%
Potong/ chopper
2-5 CM
Masukkan dalam kantong
plastik/drum
Proses ensilase
(proses selama
pembuatan silase)
akan berlangsung
selama 3 minggu,
pakan hijauan akan
awet dan dapat
disimpan lama.
Silase yg sudah jadi
gambar PEMBUATANSILASE
Sebelum diberikan pada ternak sebaiknya diangin-
anginkan terlebih dahulu agar bau asam yang
menyengat hilang.
42. • Mempunyai tekstur segar, lembut, bila dikepal tidak
keluar air , (kadar air 60 – 70%)
• Berwarna kehijau-hijauan/ hijau kekuningan
• Bau segar dan tidak berbau busuk
• Disukai ternak
• Tidak berjamur dan tidak berlendir
• Tidak menggumpal.
Secara organoleptik, silase yg baik :
• Mempunyai PH ideal kurang dari 4
43. KUALITAS WARNA AROMA JAMUR LENDIR pH AS.YG
tebentuk
N
AMONIA
Baik Sekali Tetap hijau Harum
Keasaman
≠ terdpt Sedikit
sekali
4 – 4,2 As.laktat>> Sedikit
sekali
(≠ ada)
Baik Tetap hijau Keasaman ≠ terdpt Sedikit 4,2 – 4,5 As.laktat 10 – 15 %
Sedang Hijau
pucat
Terdapat Banyak 4,5 – 4,8 As.butirat 15 – 20 %
Buruk Kuning-
hitam
Busuk Banyak Banyak > 4,8 As.butirat
>>
> 20 %
Busuk Hitam –
kompos
Asam
busuk
Banyak Banyak > 4,8 As.butirat
>>
Tabel. Penilaian Kualitas Silase
50. 2. FERMENTASI
PENGERTIAN
Fermentasi adalah proses produksi
energi dari mikroorganisme dalam
kondisi an aerob (tanpa oksigen).
Pakan fermentasi adalah pakan yang
diawetkan dengan an aerob dengan
bantuan bakteri dari luar dan
penambahan karbohidrat untuk
menambah protein pakan.
51. TUJUAN
Peningkatan nutrisi pakan (PK).
Menurunkan resiko anti nutrisi.
Menurunkan Serat Kasar.
Memperpanjang masa penyimpanan
(stock pakan).
Mengendalikan pertumbuhan mikrobia.
Menciptakan kondisi kurang memadai
untuk mikrobia kontaminan.
52. MANFAAT PAKAN FERMENTASI :
1. PAKAN FERMENTASI EM4 INI DAPAT DISIMPAN DALAM JANGKA LAMA
SEHINGGA BISA DIJADIKAN STOK PAKAN DALAM JANGKA WAKTU
YANG LAMA;
2. TIDAK DIREPOTKAN LAGI DALAM MENCARI PAKAN SEHINGGA BIAYA
PEKERJA BISA LEBIH DIKURANGI
3. PEKERJA TIDAK DISIBUKKAN DALAM MENCARI PAKAN;
4. PRODUKTIVITAS PETERNAKAN LEBIH MENINGKAT, KARENA TERNAK
MENJADI LEBIH CEPAT GEMUK, BIAYA OPERASIONAL LEBIH
BERKURANG;
5. DAPAT MENGANTISIPASI KETERSEDIAN PAKAN TANPA RISAU
DENGAN PERUBAHAN CUACA DAN IKLIM YANG SERBA TIDAK
MENENTU;
6. KUALITAS TERNAK LEBIH BAIK DAN SEHAT SEHINGGA HARGA JUAL
LEBIH MENINGKAT.
54. Proses Pembuatan pakan fermentasi tebon jagung, dengan tahapan
kegiatan sebagai berikut:
Alat dan Bahan:
- Tebon Jagung
- Dedak padi atau kalau tidak ada bisa menggunakan tepung gaplek
- Tetes Tebu / Molasses
- Chopper atau Arit / Sabit
- Sekop/Pengaduk
- Silo/tong
- Kantong Plastik
55. PROSES PEMBUATAN:
- Langkah pertama adalah memotong-motong tebon jagung dengan panjang sekitar 5 cm
- Setelah proses chopper atau pemotongan tebon selesai, campurkan bahan yang lain yaitu dedak
padi/tepung gaplek dengan dosis takaran 4% dari berat tebon yang dibuat Fermentasi. Sedangkan
untuk takaran tetes tebu atau molases adalah sekitar 2 % dari berat bahan baku silase. Selanjutnya
aduk campuran tersebut secara merata
- Masukkan bahan-bahan yang sudah tercampur secara merata ke dalam silo/kantung plastik dan
dipadatkan dengan cara diinjak-injak
- Silo atau kantong plastik atau ember khusus harus ditutup rapat dan tidak boleh ada
lubang udara. Tutup atas ditindih dengan karung-karung berisi tanah atau pasir. Biarkan
proses ini lebih kurang selama 21 - 23 hari
- Setelah waktu fermentasi mencukupi maka silase tebon jagung ini sudah bisa diberikan
pada ternak sapi. Jika tidak dipakai dan dipastikan kondisi silase baik (berhasil) maka silase dapat
disimpan sampai saat dibutuhkan bahkan dapat bertahan hingga 3tahun
56. PROSES ENSILASI DALAM SILO TERBAGI DALAM 4 FASE, YANG TERDIRI DARI:
1. FASE AEROB
2. FASE FERMENTASI
3. FASE STABIL
4. FASE PEMANENAN
57. MANFAAT EM4 PETERNAKAN :
(1) Dapat membantu mikroorganisme yang akan menguntungkan di bagian perut ternak.
(2) Dapat memperbaiki dan meningkatkan kesehatan ternak.
(3) Dapat mengurangi tingkat kematian bibit ternak.
(4) Dapat memperbaiki kesuburan ternak.
(5) Dapat mengurangi bau tidak sedap pada kandang ternak.
(6) Dapat mengurangi stress pada ternak.
58. Tebon Jagung Fermentasi Yang Baik:
Baunya agak harum.
Warna kuning agak kecoklatan (warna dasar jerami masih
Nampak/kelihatan).
Teksturnya lemas (tidak kaku)
Tidak busuk dan tidak berjamur.
59. UNTUK MENDAPATKAN HASIL LEBIH MAKSIMAL
PEMBERIKAN PAKAN TERNAK FERMENTASI :
PAKAN FERMENTASI BAIK DIBERIKAN PADA SIANG DAN
SORE SEDANGKAN PADA PAGI HARI BISA DIBERIKAN
RUMPUT;
JIKA DIBERIKAN PADA AWAL PERMULAAN SEBAIKNYA
DIBERIKAN SEDIKIT DEMI SEDIKIT AGAR MULAI
TERBIASA;
TERNAK BISA DIBERIKAN MAKANAN PENDAMPING
SEPERTI RUMPUT, BEKATUL, KULIT KEDELAI DAN LAIN
SEBAGAINNYA AGAR LEBIH GEMUK;
DIBERIKAN TEPAT WAKTU AGAR HASIL PENGGEMUKAN
LEBIH MAKSIMAL.
60. CARA PEMBERIAN PAKAN PADA KAMBING
Sebaiknya pakan fermentasi ini diberikan pada waktu siang atau sore hari ketika anda
sudah memberikan pakan berupa rumput hijau pada pagi harinya
Jika ketika anda memberikan pakan tersebut kambing anda tidak memakan nya, maka
anda bisa memberikan nya sedikit demi sedikit,
Air minum juga jangan sampai telat, karena metode ini berbeda dengan metode
komboran yang waktu pemberian nya hanya 1x dalam sehari
Bahan fermentasi yang bisa anda gunakan adalah seperti ilalang, rumput lapangan dan
lain sebagainya,
Metode fermentasi ini sebaiknya hanya digunakan pada kambing yang memang
memiliki waktu penggemukan dalam 3 bulan saja, dan selebihnya di jual untuk
dikonsumsi, atau cocok untuk digunakan pada musim kemarau saja.
Pada dasarnya pakan hijauan memang jauh lebih baik dan lebih utamakan dalam
pemberian pakan yang bergizi tinggi, seperti lamtoro, turi, nangka, ketapang, mahoni
dan lain sebagainya
61. PENUTUP
Aplikasi teknologi pengolahan pakan
sederhana di masyarakat peternak dapat
membantu dalam penyediaan dan
peningkatan kualitas pakan ternak.
Aplikasi teknologi pengolahan pakan di
masyarakat perlu didukung dengan
penyediaan fasilitas serta pendampingan.