Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan Key Performance Indicator (KPI) perusahaan yang diturunkan dari tingkat korporasi hingga individu dengan mempertimbangkan prinsip SMART. KPI perusahaan harus dibuat berdasarkan indikator yang spesifik, terukur, dan jelas serta mempertimbangkan visi, misi, tujuan dan strategi perusahaan. Penyusunan KPI melibatkan identifikasi tujuan, penentuan target, dan desain Balanced
3. Hirarki KPI ...
• KPI Perusahaan akan diturunkan menjadi KPI per
Divisi yang dibuat kepala Divisi, diturunkan lagi
menjadi KPI setiap Departemen yang dibuat oleh
Kepala Departemen, Kepala Bagian atau Section,
dan terakhir adalah KPI Perorangan atau Individu.
• Bagian Strategic Management akan mereview KPI
yang dibuat dari level Divisi hingga perorangan,
supaya sesuai dengan KPI Perusahaan dan
memenuhi kaidah atau metode pembuatan KPI
yang benar.
4. Penyusunan KPI Perusahaan
• KPI perusahaan harus dibuat berdasarkan
indikator-indikator kinerja yang bersifat
spesifik, dapat diukur, dan jelas.
• Penentuan metode KPI perusahaan juga
perlu dilakukan secara terperinci agar setiap
detail dapat dinilai dan dinalisa secara jelas.
• Dalam penyusunan KPI perusahaan,
terdapat sejumlah poin penting yang wajib
diperhatikan dan dijadikan acuan. Poin yang
dimaksud, yaitu SMART; Specific,
Measuarble, Achievable, Relevant, dan Time.
5. SMART;
• Specific : artinya detail dan fokus pada tujuan
indikator dibuat.
• Measurable : artinya dapat diukur. Jika ternyata
indikator-indikator yang telah ada tidak dapat diukur,
maka perusahaan tidak memenuhi untuk dinilai
kinerjanya.
• Achievable : artinya target yang diincar oleh
perusahaan selama melakukan penilaian dengan KPI
adalah target yang realistis agar target tersebut dapat
dinilai dan dicapai, namun menantang.
• Relevant : artinya sesuai dengan tujuan utama
perusahaan, realistis dan berorientasi hasil, dan
• Time : yaitu mengacu pada batas waktu yang telah
ditentukan untuk mencapai target penilaian KPI
perusahaan.
6. Penyusunan KPI ...
Identifikasi untuk menentukan KPI bisa dilakukan dengan
menyusun beberapa pertanyaan yang relevan untuk
menggali informasi lebih detil.
Contoh :
• Hasil apa yang ingin Anda dapatkan?
• Mengapa hasil ini penting?
• Bagaimana cara mengukur peningkatan?
• Bagaimana Anda mempengaruhi hasil?
• Siapa yang akan bertanggung jawab atas hasilnya?
• Bagaimana Anda akan mengukur keberhasilan?
• Bagaimana Anda akan melakukan ulasan atas
hasilnya?
7. Langkah Pengukuran Kinerja
Perusahaan dengan BSC
a. Mengidentifikasi visi dan misi
perusahaan
b. Mengidentifikasi tujuan masing-
masing perspektif Balanced Scorecard
c. Menentukan tolok ukur keempat
perspektif Balanced Scorecard
d. Menentukan target
e. Mendesain Balanced Scorecard
Kaplan dan Norton (1996:
8. a. Mengidentifikasi visi dan misi
perusahaan
• Pengertian visi adalah apa yang diharapkan di
masa yang akan datang, dan harus diusahakan
sejak organisasi didirikan supaya apa yang
diharapkan menjadi kenyataan.
• Sedangkan misi adalah tugas-tugas yang harus
dilakukan oleh perusahaan supaya visi perusahan
menjadi kenyataan.
• Dalam penyusunan Balanced Scorecard langkah
awal yang harus dilakukan adalah :
Mengidentifikasi visi dan misi organisasi.
Selanjutnya mengkomunikasi visi dan misi
tersebut ke seluruh bagian dalam organisasi.
9. b. Mengidentifikasi tujuan masing-
masing perspektif BSC
• Tahap selanjutnya adalah menentukan tujuan-tujuan
yang ingin dicapai perusahaan dalam kurun waktu
yang lebih pendek untuk mewujudkan visi
perusahaan.
• Setelah menetukan tujuan dari masing-masing
perspektif Balanced Scorecard, maka langkah
selanjutnya adalah menentukan tolok ukur-tolok
ukur dari masing-masing perspektif yang
didasarkan pada kondisi perusahaan.
• Tolok ukur merupakan sarana yang digunakan
unuk mengindikasikan keberhasilan pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan.
10. d. Menentukan target
• Rancangan Balanced Scorecard sebagai alat
penilaian kinerja perusahaan harus dilengkapi
dengan target yang ingin dicapai, agar penilaian
dapat dilakukan secara konsisten atas periode
yang berbeda.
• Target ditentukan berdasarkan kinerja standar
secara bersama antara manajemen perusahaan
dengan anggota organisasi yang terlibat secara
langsung.
11. e. Mendesain Balanced Scorecard
• Langkah terakhir adalah mendesain
Balanced Scorecard (kartu Score) yang akan
digunakan untuk mengukur kinerja
organisasi.
• Dalam kartu score berisi empat perspektif
beserta tujuan dan target yang ingin dicapai.
12. Balanced Scorecard pada
Organisasi Sektor Publik
• Organisasi yang berbeda tentu memiliki visi, misi,
dan strategi yang berbeda, demikian pula
penekanan pada setiap perspektifnya.
• Ukuran kinerja yang dipakai dalam Balanced
corecard harus dapat menunjukan visi, misi, dan
strategi suatu organisasi.
• Tiga kriteria yang dapat digunakan untuk
menentukan bahwa ukuran kinerja dalam
Balanced Scorecard telah menunjukan strategi
yang telah disusun oleh suatu organisasi, yaitu:
Adanya hubungan sebab akibat.
Adanya pendorong kinerja.
Terhubungnya dengan keuangan.
13. Adanya hubungan sebab akibat
• Setiap ukuran kinerja dalam Balanced
Scorecard seharusnya merupakan bagian
dari kesatuan hubungan sebab akibat
yang merupakan representasi dari strategi
organisasi.
14. Adanya pendorong kinerja
• Ukuran kinerja dalam Balanced Scorecard
seharusnya mengandung ukuran kinerja
hasil (outcome) yang menunjukan hasil
kinerja yang telah lalu dan ukuran kinerja
pendorong yang merupakan ukuran yang
mendorong perbaikan kinerja untuk masa
mendatang.
15. Terhubungnya dengan keuangan
• Perubahan-perubahan paradigma dalam
organisasi mendorong manajemen untuk
memfokuskan diri pada kualitas, kepuasan
pelanggan, atau inovasi baru.
• Ukuran kinerja yang baik seharusnya
selalu mengaitkan hal-hal tersebut dengan
ukuran keuangan.
16. Balanced Scorecard pada
Organisasi Sektor Publik ...
• Pada umumnya organisasi sektor publik tidak
menempatkan profitabilitas sebagai tujuan utama
organisasi.
• Berbeda dengan sektor bisnis yang bertujuan mencari
keuntungan (perspektif keuangan), tujuan utama
organisasi sektor publik adalah tercapainya misi
organisasi dan kepuasan masyarakat atas pelayanan
yang diberikan.
• Dalam organisasi sektor publik, perspektif keuangan
lebih cenderung memberikan batasan daripada
menjadi tujuan, oleh karena itu, terdapat sejumlah
penyesuaian yang perlu dilakukan dalam menerapkan
konsep Balanced Scorecard pada organisasi sektor
publik.
17. • Beberapa perubahan yang perlu dilakukan dalam
konsep Balanced Scorecard agar dapat
diterapkan pada organisasi sektor publik, antara
lain:
a. Perubahan framework, dimana yang menjadi
driver dalam Balanced Scorecard organisasi
publik adalah misi untuk melayani masyarakat.
b. Perubahan posisi antara perspektif finansial
dan perspektif pelanggan.
c. Perubahan perspektif customers menjadi
perspektif stakeholders.
Rohm (2003) dalam Imelda (2004)
Balanced Scorecard pada
Organisasi Sektor Publik ...
18. (Kaplan dan Norton, 2001)
Kerangka Balanced Scorecard pada
Organisasi Non Profit
Misi (tujuan yg bukan keuangan / pemegang saham),
yang menjadi pendorong strategi organisasi.
“Untuk mencapai visi kita, bagaimana para karyawan
harus belajar, berkomunikasi, dan bekerja sama?”
“Untuk memuaskan pelanggan, donatur keuangan, dan
misi, pada proses bisnis apa yang kita harus unggul?”
“Untuk mencapai visi kita, bagaimana
kita harus melihat pelanggan kita?”
“Jika berhasil, bagaimana penampilan
donatur keuangan kita?”