Bab 8_ KOMUNIKASI VERBAL _"Buku: Dasar Ilmu Komunikasi".
1. Kanaidi/ BUKU: Dasar ILMU KOMUNIKASI 1
Pokok Bahasan :
A. Pengertian Komunikasi Verbal.
B. Jenis-Jenis Komunikasi Verbal.
C. Keterampilan dalam Komunikasi
Verbal.
D. Teknik Mengembangkan Skill dalam
Komunikasi Verbal.
KOMUNIKASI
VERBAL
Bab
8
2. Kanaidi/ BUKU: Dasar ILMU KOMUNIKASI 2
BAB 8
KOMUNIKASI VERBAL
A. Pengertian Komunikasi Verbal
Sebagaimana telah diuraikan pada Bab 5 terdahulu bahwa
pengertian “komunikasi” pada intinya adalah merupakan proses
penyampaian pesan atau informasi dari komunikator sebagai sumber
pengirim pesan melalui media atau saluran tertentu kepada komunikan
selaku penerima pesan. Komunikasi tersebut dapat dilakukan secara
verbal maupun nonverbal, seperti terdapat pada ilustrasi gambar di
bawah ini.
Gambar 8.1 : Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dilakukan secara lisan
dengan menggunakan kata-kata baik diucapkan maupun ditulis. Menurut
Kurniati (2016), komunikasi verbal paling banyak dipakai dalam
hubungan antar manusia, untuk mengungkapkan perasaan, emosi,
pemikiran, gagasan, fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya,
saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar.
Menurut Oxford Reverence yang dikutif oleh Rahmalia (2023)
mendefinisikan komunikasi verbal sebagai interaksi manusia dengan
menggunakan kata-kata atau pesan dalam bentuk linguistik. Komunikasi
oral secara langsung maupun dengan menggunakan media termasuk ke
dalam definisi ini.
Bentuk komunikasi verbal ini memiliki struktur yang teratur dan
terorganisasi dengan baik, sehingga tujuan pencapaian pesan-pesan
bisnis dapat tercapai dengan baik. Sedangkan komunikasi nonverbal
3. Kanaidi/ BUKU: Dasar ILMU KOMUNIKASI 3
adalah komunikasi yang dilakukan tanpa menggunakan kata-kata,
melainkan menggunakan bahasa isyarat, sandi/simbul tertentu, atau
gerakan tubuh, seperti ekspresi wajah, sikap tubuh, kontak mata,
senyuman, dan lain-lain.
Pada pembahasan dalam Bab ini kita akan lebih berfokus pada segala
sesuatu yang berkaitan dengan komunikasi secara verbal. Sedangkan
komunikasi nonverbal akan dibahas lebih lanjut pada Bab berikutnya.
B. Jenis-Jenis Komunikasi Verbal
Terdapat empat jenis dalam komunikasi verbal, yaitu:
1. Intrapersonal communication (Komunikasi intrapersonal)
Adalah komunikasi dengan diri sendiri (pikiran), seperti terdapat
pada gambar di bawah ini.
Sumber: Google.Images
Gambar 8.2 : Komunikasi Intrapersonal dalam Komunikasi Verbal
Menurut Putri (2021), komunikasi intrapersonal ini merupakan
bentuk komunikasi paling dasar yang terjadi saat seseorang
berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Menurut Cangara dalam buku
Pengantar Ilmu Komunikasi (2016), komunikasi intrapersonal adalah
proses komunikasi yang terjadi di dalam diri setiap individu, atau
proses berkomunikasi dengan diri sendiri. Jenis komunikasi ini
memungkinkan seseorang berperan sebagai komunikator dan
komunikan sekaligus. Artinya proses pengiriman dan penerimaan
pesan dapat terjadi di saat yang bersamaan.
Tujuan komunikasi intrapersonal adalah :
a. Mengenal diri sendiri dan orang lain
Melansir dari pendapat Rusdiana (2018), komunikasi
intrapersonal memberi kesempatan untuk berbicang dengan diri
sendiri serta mengetahui nilai, sikap, dan perilaku orang lain,
sehingga bisa menanggapi serta memprediksi tindakan orang lain.
4. Kanaidi/ BUKU: Dasar ILMU KOMUNIKASI 4
b. Mengasah pikiran
Komunikasi intrapersonal bertujuan untuk mengasah pikiran.
Karena jenis komunikasi ini dilakukan dengan diri sendiri,
sehingga kemampuan berpikir dan respons terhadap kondisi
lingkungan sekitar menjadi lebih cepat.
c. Menganalisis serta melakukan penalaran
Tujuan komunikasi intrapersonal adalah menganalisis lingkungan
sekitar, mulai dari objek yang diamati hingga orang lain. Selain itu,
komunikasi intrapersonal juga bertujuan untuk melakukan
penalaran atau berpikir logis dalam menyikapi kondisi atau hal
tertentu.
2. Interpersonal communication (Komunikasi intrapersonal)
Adalah komunikasi antara dua individu, seperti terdapat pada
gambar di bawah ini.
Sumber: Google.Images
Gambar 8.3 : Komunikasi Interpersonal dalam Komunikasi Verbal
Menurut Badriyah (2021), komunikasi interpersonal adalah sebuah
komunikasi atau proses pertukaran informasi, ide, pendapat, dan
perasaan yang terjadi antara dua orang atau lebih dan biasanya tidak
diatur secara formal. Dalam komunikasi interpersonal, setiap
partisipan menggunakan semua elemen dari proses
komunikasi. Sebenarnya komunikasi interpersonal bisa terjadi
dimana saja seperti ketika menonton film, belajar, dan bekerja.
Komunikasi interpersonal juga bisa disebut sebagai komunikasi
antarpribadi. Efektivitas antarpribadi ditentukan oleh seberapa jelas
pesan yang disampaikan. Mulyana (2010) menuliskan bahwa
komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antarmanusia secara
tatap muka yang memungkinkan pesertanya menangkap reaksi
orang lain dengan langsung, baik secara verbal maupun nonverbal.
Menurut Cangara (2016), komunikasi interpersonal merupakan
komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara
5. Kanaidi/ BUKU: Dasar ILMU KOMUNIKASI 5
tatap muka. Misalnya, percakapan antara dua orang yang saling
mengenal dan tidak sengaja bertemu. Percakapan ini berlangsung
spontan dan tanpa direncanakan. Contoh lain komunikasi
interpersonal adalah dua orang sahabat yang saling mencurahkan isi
hatinya, pertengkaran antartetangga, senda gurau kakak serta adik,
perbincangan dosen dan mahasiswa saat bimbingan skripsi, dialog
antara dokter serta pasien, dan lain sebagainya.
3. Small group communication (Komunikasi Kelompok Kecil)
Adalah komunikasi kelompok kecil yang melibatkan lebih dari dua
orang.
Menurut Cangara yang dikutip oleh Putri (2022), komunikasi
kelompok kecil adalah proses komunikasi yang berlangsung antara
tiga orang atau lebih secara tatap muka, yang mana seluruh
anggotanya saling berinteraksi satu sama lain.
Sebenarnya tidak ada batasan yang tegas mengenai jumlah anggota
kelompok kecil. Ada yang menyebutnya maksimal tujuh orang, ada
pula yang mengatakan maksimal 20 hingga 30 orang, seperti
terdapat pada gambar di bawah ini.
Sumber: Google.Images
Gambar 8.4 : Komunikasi Kelompok Kecil dalam Komunikasi Verbal
Dikutip dari buku Introducing Communication Theory: Analysis and
Application (2012) karya West dan Turner, dinyatakan bahwa jumlah
anggota dalam komunikasi kelompok kecil tidak terlalu penting jika
dibandingkan dengan implikasi yang akan muncul dari jumlah
anggotanya. Sebagai contoh, jika jumlah anggota bertambah dalam
sebuah kelompok kecil, ada kemungkinan kelompok kecil yang baru
dengan jumlah anggota lebih sedikit akan terbentuk.
Salah satu manfaat komunikasi kelompok kecil ialah adanya
pertukaran sudut pandang atau yang sering disebut sinergi, yaitu
proses di mana berbagai sudut pandang dapat diberikan dalam
meghadapi permasalahan atau suatu kejadian. Sinergi di antara
6. Kanaidi/ BUKU: Dasar ILMU KOMUNIKASI 6
anggota kelompok kecil akan membuat proses komunikasi menjadi
lebih efektif, sehingga tujuan bersama pun bisa tercapai.
Selain membuat proses komunikasi menjadi efektif, komunikasi
kelompok kecil juga bermanfaat dalam hal pengambilan keputusan.
Jumlah anggota yang tidak terlalu banyak dan efektifnya proses
komunikasi, membuat para anggota lebih mudah dalam mengambil
keputusan. Hal ini juga turut meminimalisir terjadinya konflik karena
adanya perbedaan pendapat.
Jika disimpulkan, ada dua manfaat komunikasi kelompok kecil, yakni:
a. Adanya sinergi di antara anggota kelompok yang membuat proses
komunikasi menjadi lebih efektif.
b. Kemudahan dalam proses pengambilan keputusan dan
meminimalisir terjadinya konflik perbedaan pendapat.
4. Public communication
Adalah komunikasi pada jumlah orang yang besar atau banyak,
seperti terdapat pada gambar di bawah ini.
Gambar 8.5 : Komunikasi Publik dalam Komunikasi Verbal
Di dalam organisasi, komunikasi publik memiliki tujuan umum yaitu
untuk memberikan informasi kepada sejumlah besar orang
mengenai organisasi, misalnya mengenai aktivitas-aktivitas
organisasi dan hasil produksi organisasi. Selain itu komunikasi
publik juga bertujuan untuk menjalin hubungan antara organisasi
dengan masyarakat diluar organisasi. Komunikasi publik juga dapat
digunakan untuk member hiburan. Tujuan-tujuan tersebut
berhubungan satu sama lain dan sulit untuk dipisahkan. Di samping
adanya tujuan umum juga terdapat tujuan khusus yang perlu
ditetapkan. Tujuan-tujuan khusus ini dinyatakan dalam bentuk
pernyataan dalam kalimat yang lengkap (Nasution, 2020).
Bentuk persentasi komunikasi organisasi publik secara garis
besarnya dapat dibedakan atas dua kategori, yaitu yang bersifat
pemberian informasi dan mencari komitmen (commitment).
7. Kanaidi/ BUKU: Dasar ILMU KOMUNIKASI 7
Persentasi yang bersifat pemberian informasi dapat pula dibedakan
sebagai berikut:
1. Persentasi Orientasi
Persentasi ini sengaja diberikan kepada pegawai- pegawai baru
dalam organisasi untuk memperkenalkan mereka dengan
lingkungan kerja yang baru. Persentasi ini merupakan satu seri
komunikasi tertulis dan lisan yang menyangkut berbagai hal yang
perlu diketahui oleh anggota organisasi.
2. Persentasi untuk Latihan Pekerjaan Tertentu
Bila sejumlah anggota organisasi diberi jabatan baru, mereka
mesti dilatih untuk pekerjaan itu oleh pelatih, melalui beberapa
bentuk komunikasi lisan. Memperlihatkan bagaimana melakukan
sesuatu merupakan topik yang paling umum dari persentasi
jabatan. Disamping itu juga diberi kesematan untuk berdialog
antara pelatih dan yang dilatih.
3. Laporan Status
Tiap-tiap subunit organisasi haruslah menyampaikan informasi
tentang apa yang mereka lakukan. Ini dilakukan untuk
memudahakan dalam pemberian laporan status subunit
masingmasing. Laporan status biasanya mengalir menurut garis
komando dalam organisasi. Tiap-tiap supervisor melaporkan
statusnya masing-masing kepada atasanya namun kadang laporan
itu mengalir horizontal kepada unit atau subunit bila dirasa perlu.
Laporan status kadang disertai memorandum dan laporan
produksi. Laporan mungkin diberikan secara teratur dan juga
kadangkadang dapat diberikan secara informal.
4. Rapat-rapat Umum
Kadang-kadang pemimpin merasa perlu mengadakan rapat umum
beserta seluruh karyawanya. Salah satu kegiatan utama dalam
rapat tersebut adalah untuk memberikan informasi kepada
karyawan yang mungkin berkenaan dengan kebijaksanaan umum
yang baru atau peraturan baru yang perlu diketahui oleh
karyawan, atau mengenai hal lainnya yang perlu diinformasikan
secara cepat.
Bentuk kedua dari komunikasi publik dalam organisasi adalah untuk
mencari komitmen. Komunikasi ini dimaksudkan untuk
mempengaruhi pendengar melalui informasi yang diberikan.
8. Kanaidi/ BUKU: Dasar ILMU KOMUNIKASI 8
Beberapa tipe dari persentasi ini adalah:
a. Persentasi Pemasaran
Tipe yang paling nyata dari persentasi untuk mencari komitmen
adalah persentasi yang dilakukan oleh seorang bagian pemasaran
yang mencoba meyakinkan orang lain tentang hasil produksi atau
pelayanan organisasinya. Atau persentasi yang diberikan oleh
seorang pemimpin mengenai rencana baru yang dilakukannya
dan mencari pemberian dana untuk itu.
b. Persentasi Memotivasi
Bila persentasi yang diberikan untuk mempengaruhi orang agar
mau bekerja keras atau meningkatkan produksi maka persentasi
itu dimanakan memotivasi. Pesentasi ini dapat langsung diberikan
secara tatap muka, dapat juga melalui media tertentu seperti
Koran atau brosur.
c. Persentasi penerimaan Karyawan atau Mahasiswa
Persentasi ini dilakukan secara tertulis yang menjelaskan syarat-
syarat diperlukan bagi calon yang dibutuhkan. Di samping itu juga
imbalan-imbalan apa yang akan diperoleh bila diterima.
d. Pendekatan Tim
Pendekatan ini tidak sama dengan tiga bentuk yang telah
dibicarakan di atas. Persentasi ini tidak terbatas pada situasi
tertentu. Persetasi ini dibentuk sutu tim yang ahli dalam hal
tersebut yang terdiri dari 3 atau 4 orang dan yang akan
melakukan persentasi sesuai dengan bidang mereka masing-
masing. Tujuan dari persentasi ini adalah untuk membujuk orang
atau meyakinkan orang agar mau menerima ide-ide yang
disampaikan.
C. Keterampilan dalam Komunikasi Verbal
Penyampaian pesan atau informasi di dalam komunikasi verbal yang
berupa kata-kata dan diucapkan langsung (berbicara) oleh pengirim
pesan bisa dilakukan secara langsung (face to face), seperti terdapat pada
ilustrasi gambar di bawah ini.
9. Kanaidi/ BUKU: Dasar ILMU KOMUNIKASI 9
Sumber : glints.com (diakses, 29 Maret 2024)
Gambar 8.6 : Komunikasi Verbal Berupa Kata-Kata
Komunikasi verbal berupa kata-kata dapat juga disampaikan dengan
perantara media, contohnya berinteraksi menggunakan sosial media atau
telepon genggam. Sedangkan komunikasi verbal yang melalui tulisan bisa
dilakukan menggunakan media seperti surat, postcard, chatting di media
sosial, dan sebagainya.
Bagi penerima, penerimaan pesan bisa didapatkan melalui bacaan atau
pendengarannya.
Agar terjadinya keberhasilan secara efektif dalam komunikasi secara
verbal, maka diperlukan beberapa keterampilan yang harus dimiliki, baik
oleh komunikator ataupun komunikan. Keterampilan dalam komunikasi
verbal tersebut, yaitu:
1. Keterampilan Berbicara dan Menulis
Berbicara adalah komunikasi verbal vocal, sedangkan menulis adalah
komunikasi verbal non vocal. Umumnya, untuk penyampaian pesan
lebih disukai apabila disampaikan dengan cara berbicara secara
langsung (lisan). Dengan alasan bahwa penyampaian dengan cara
berbicara secara langsung tersebut relatif lebih mudah, praktis
(efisien), dan cepat dalam penyampaiannya.
Untuk pesan atau informasi yang penting dan komplek lebih tepat
apabila disampaikan secara tertulis. Adapun bentuk-bentuk
komunikasi tertulis, antara lain : Surat bisnis, Memo, Laporan, dan
lain-lain.
10. Kanaidi/ BUKU: Dasar ILMU KOMUNIKASI 10
2. Keterampilan Mendengar dan Membaca
Berkaitan dengan keterampilan mendengar, komunikasi yang efektif
adalah melalui “komunikasi dua arah”. Oleh karenanya bagi para
penerima pesan diperlukan keterampilan mendengar (listening) dan
membaca (reading) dengan baik. Namun sayangnya kebanyakan orang
memiliki keterampilan mendengarkan yang lemah (kurang baik).
Contohnya, seringkali yang terjadi pada saat mengikuti suatu seminar
hanya setengah dari materi yang disampaikan pembicara yang masuk
ke benak peserta dan diterima dengan baik oleh penerima pesan.
Mendengar dan mendengarkan adalah dua hal yang berbeda.
Mendengar mengandung arti hanya mengambil getaran bunyi,
sedangkan mendengarkan adalah mengambil makna dari apa yang
didengar. Mendengarkan melibatkan unsur mendengar,
memperhatikan, memahami dan mengingat.
Komunikasi verbal bukan hanya berkaitan dengan keterampilan
berbicara, tetapi juga mendengarkan. Salah satu bagian penting dari
komunikasi verbal adalah active listening. Active listening adalah
mendengarkan pembicara dengan menyimak secara penuh perhatian,
memahami terhadap apa yang disampaikan, menanggapi dan
merenungkan apa yang dikatakan, serta menyimpan informasi (Wijaya
dan Gischa, 2023). Untuk bisa mendengarkan lebih baik dan efektif,
maka kita harus:
a. Konsentrasi pada apa yang dibicarakan, bukan bagaimana
menjawabnya.
b. Memiliki pikiran terbuka dan tidak menghakimi lawan bicara.
c. Konsentrasi pada arah pembicaraan.
d. Menghindari distraksi.
e. Objektif dalam mendengarkan.
Berkaitan dengan keterampilan membaca, membaca adalah satu cara
untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang tertulis. Namun sering
kali kita mengalami kesulitan untuk mengambil pesan-pesan penting
dari apa yang dibaca. Berdasarkan hasil penelitian Irwin Ross (1986)
yang termuat di majalah Fortune Amerika Serikat menunjukkan
bahwa 38% kesulitan memahami pesan iklan di surat kabar dan 20%
orang kesulitan membaca dengan baik (Adin dan Izzati, 2021).
Meskipun mendengar dan membaca adalah hal yang berbeda,
keduanya memerlukan pendekatan serupa. Sebagai pendengar atau
pembaca yang baik, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
mencatat informasi. Ini berarti bahwa, seseorang harus memusatkan
perhatian pada pembicaraan yang tengah berlangsung atau bahan
yang sedang dibacanya. Setelah dapat menangkap inti pembicaraan
atau bacaan, langkah selanjutnya adalah menafsirkan dan menilai
11. Kanaidi/ BUKU: Dasar ILMU KOMUNIKASI 11
informasi. Langkah ini merupakan bagian terpenting dari proses
mendengar. Sambil melakukan penyaringan suatu informasi,
seseorang harus dapat memutuskan mana informasi yang penting dan
mana yang tidak penting. Suatu pendekatan yang dapat dilakukan
adalah mencari ide pokok (main idea) dan ide-ide pendukung
(supporting idea) secara rinci. Untuk dapat menyerap informasi
dengan baik seseorang harus dapat berkonsentrasi pada apa yang
sedang dibaca atau didengar. Pekerjaan tersebut tentu saja bukan la
hal yang mudah, oleh karenanya diperlukan latihan yang dilakukan
secara berulang-ulang.
Secara teori, komunikasi verbal adalah hal yang mungkin terdengar
sederhana. Akan tetapi, pada praktiknya, dibutuhkan banyak latihan
untuk bisa berbicara, menulis, mendengar, dan membaca dengan efektif.
Menurut Bovee dan Thilt yang dikutif oleh Nurhasanah, dkk (2021)
didapati persentase penggunaan komunikasi verbal di dalam bisnis,
sebagai berikut:
1. Menulis (writing) : 9%
2. Mendengarkan (listening) : 45%
3. Membaca (reading) : 16%
4. Berbicara (speaking) : 30%
sebagaimana terdapat pada ilustrasi gambar di bawah ini.
Gambar 8.7 : Penggunaan Komunikasi Verbal dalam Bisnis
Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa penggunaan
komunikasi verbal di dalam bisnis oleh para karyawan lebih disukai
dengan cara berbicara secara langsung (speaking) daripada menulis
(writing). Begitu juga dengan kemampuan mendengar dan membaca,
12. Kanaidi/ BUKU: Dasar ILMU KOMUNIKASI 12
didapati para karyawan lebih menyukai mendengar (listening) dari pada
membaca (reading).
D. Teknik Mengembangkan Skill Komunikasi Verbal
Untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara verbal,
terdapat banyak teknik yang bisa kita gunakan, antara lain:
1. Reinforcement (Pengunaan kata-kata pendukung)
Reinforcement adalah pengunaan kata-kata yang mendukung bersama
dengan gestur nonverbal. Contoh gestur nonverbal adalah anggukan
kepala, ekspresi yang ramah, dan kontak mata dengan lawan bicara.
Kombinasi hal-hal ini akan melatih kita untuk menjadi seseorang yang
ramah dan terbuka. Dengan teknik ini dapat memberikan kesempatan
kepada kita untuk lebih banyak terlibat dalam diskusi yang positif.
2. Questioning (Menyampaikan pertanyaan)
Questioning adalah cara untuk memperjelas aspek komunikasi verbal
yang kurang dipahami. Dengan memberi pertanyaan, kita dapat
memiliki keberanian diri untuk memperdalam suatu pembicaraan dan
mendapat konteks yang lebih jelas. Alih-ailh menjawab dengan
jawaban singkat, memberi pertanyaan susulan pada lawan bicara akan
sangat bagus.
Teknik demikian ini juga bisa membantu kita untuk mengarahkan
pembicaraan sehingga bisa mendapat informasi yang diinginkan
secara lebih banyak.
3. Reflecting dan clarifying (Mengonfirmasi dan Menklarifikasi)
Reflecting dan clarifying adalah proses untuk mengonfirmasi
pemahaman kita akan apa yang dibicarakan lawan bicara. Merupakan
ekspresi bahwa kita mencoba memahami esensi dari perbincangan
yang berlangsung. Teknik ini tidak hanya akan memastikan kita
mengerti obrolan dengan baik, melainkan lawan bicara kita juga akan
merasa bahwa kita benar-benar tertarik dengan topik pembicaraan.
Kita juga bisa mencoba menyimpulkan apa saja yang sudah
disampaikan.
Referensi :
Adin, Zein dan Izzati, Intania Hafni Yunia., 2021. Dasar-Dasar Komunikasi
Bisnis. Jurnal Riset Manajemen Komunikasi (JRMK). Volume 3, No. 1, Juli
2023.
13. Kanaidi/ BUKU: Dasar ILMU KOMUNIKASI 13
file:///C:/Users/Dell/Downloads/unang_arifin,+2324_Zein+Adin+(33-
42)%20(1).pdf
Badriyah, Siti., 2021. Komunikasi Interpersonal : Komunikasi Antar Pribadi.
https://www.gramedia.com/literasi/komunikasi-interpersonal/. (Diakses,
29 Maret 2024).
Cangara, Hafied., 2016. Pengantar Ilmu Komunikasi. Edisi Kedua. Jakarta:
Rajawali Pers.
Mulyana, Deddy., 2015. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Nasution, Ahmadriswan., 2020. Teknik Komunikasi Publik. Pelatihan
Kepemimpinan Pengawas Angkatan II BPS Tahun 2020.
https://pusdiklat.bps.go.id/diklat/bahan_diklat/BA_Teknik%20Komunika
si%20Publik_Dr.%20Ahmadriswan%20Nasution,%20S.Si,%20MT._2171.p
df
Putri, Vania Karunia Mulia., 2021. Komunikasi Interpersonal : Pengertian dan
Tujuannya.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/12/20/140000769/komunik
asi-intrapersonal--pengertian-dan-tujuannya. (Diakses, 30 Maret 2024).
Putri, Vania Karunia Mulia., 2021. Komunikasi Kelompok Kecil: Pengertian dan
Manfaatnya. https://www.kompas.com/skola/read/2022/01/11/100000
969/komunikasi-kelompok-kecil--pengertian-dan-manfaatnya.(Diakses, 29
Maret 2024).
Rusdiana., 2018. Etika Komunikasi Organisasi: Filosofi, Konsep, dan Aplikasi.
Bandung: Pusat Penelitian dan Penerbitan UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
West, Richard dan Turner, Lynn H., 2012. Pengantar Teori Komunikasi :
Analisis dan Aplikasi. Introducing Communication Theory: Analysis and
Application. Jakarta: Salemba Humanika.
Wijaya, A., & Gischa, S., 2023. Mengenal Hubungan Interpersonal dan Faktor-
faktornya. https://www.kompas.com/skola/read/2023/11/26/16000086
9/mengenal-hubungan-interpersonal-dan-faktor-
faktornya?page=all#google_vignette. (Diakses, 26 Maret 2024).
14. Kanaidi/ BUKU: Dasar ILMU KOMUNIKASI 14
Terlebih lagi beliau adalah seorang yang Certified di Bidang Enterprise
Resources Planning (ERP) & System, Applications, and Product in Data
Processing (cSAP), beliau juga Certified di Bidang Business Continuity
Management (CBCM).
Di samping itu, beliau adalah seorang praktisi yang berpengalaman lebih
dari 30 tahun berkerja di salah satu Perusahaan BUMN besar di Indonesia,
dengan berbagai posisi jabatan: mulai dari Manajer UPT, Kepala Kantor di
beberapa Kota di Indonesia s.d di tingkat Kantor Pusat. Beliau juga
seorang Blogger yang rajin mengelola sedemikian banyak Blog dan
beberapa web komersial, yang menghasilkan passive income yang cukup
spektakuler.
Beliau seorang Trainer dan Pemateri/Instruktur/Narasumber yang sudah
digeluti selama 20-an tahun dan telah sukses di beberapa kegiatan
Training dan Workshop/Seminar di berbagai Perusahaan di Indonesia.
Terlebih lagi, beliau adalah seorang konsultan dan peneliti yang
berdedikasi dengan sedemikian banyak karya ilmiah yang beliau hasilkan
dan telah dipublikasikan.
Contact PENULIS:
Kanaidi, SE., M.Si., cSAP., CBCM
WA. 0877 5871 1905 HP. 0812 2353 284.
e-mail : kanaidi63@gmail.com
-------------------------------------------
BIOGRAFI PENULIS
KANAIDI, SE., M.Si., cSAP., CBCM
adalah seorang yang enerjik, humoris, dan
sangat memotivasi. Berjiwa muda, sukses
beberapa kali sebagai Dosen Terbaik
(Favorite) di beberapa Perguruan Tinggi di
Bandung. Beliau suka menulis dan sudah
berhasil menerbitkan beberapa buku hasil
karya beliau yang telah dipublikasikan.