4. • Menurut Hiroyuki Hirano
(2002:21), seiri adalah memisahkan barang
menjadi dua golongan, yaitu : barang yang
diperlukan dan yang tidak diperlukan.
• Barang yang tidak diperlukan harus dipisahkan
dari area kerja, dimana mereka merupakan
barang yang tidak/belum/jarang digunakan saat
ini. Untuk barang yang masih meragukan, maka
diperlukan penilaian (appraisal) terhadap nilai
dari barang tersebut.
• Menurut Kristianto Jahja (2000:12), seiri yaitu:
“singkirkan barang-barang yang tidak
diperlukan dari tempat kerja”.
R
1
#S1-Seiri
ingkas
5. Contoh penerapan seiri pada PT. Sosro
(2004:8) adalah:
• Membedakan dan memisahkan barang
yang masih digunakan dan yang tidak.
• Menyingkirkan dan menempatkan barang
yang mungkin akan diperlukan di tempat
terpisah.
R
1
#S1-Seiri
ingkas
6. api
Atur dan susun tata letak
peralatan dan perlengkapan
kerja agar selalu siap pada saat
diperlukan
R
2
#S2-Seito
7. • Seito berarti menyimpan barang di tempat yang
tepat atau dalam tata letak yang benar, sehingga
dapat dipergunakan dalam keadaan mendadak.
Menurut Kristianto Jahja (2000), seiton berarti
menempatkan barang sesuai dengan jenis, fungsi
dan volume penggunaannya.
• Tujuan dari konsep seiton adalah menghilangkan
kegiatan yang tidak perlu, menghilangkan
ketidakpastian peletakan barang dan mengurangi
resiko kehilangan atau kesalahan pengambilan.
8. • Langkah-langkah menuju konsep seito adalah
pengelompokan barang, persiapan tempat,
pemberian tanda batas antar tempat, pemberian
tanda pengenal atau identifikasi barang dan denah
penempatan barang. Faktor terpenting dalam
penerapan seiton adalah bagaimana merancang
sebuah sistem yang nantinya dapat dimengerti oleh
setiap orang dengan mudah dan jelas.
• Untuk wilayah kerja tertentu, peralatan harus diberi
tanda dan disusun sesuai peruntukannya di area
tersebut. Hal ini akan mempermudah untuk
memindahkan barang yang tidak memiliki label dari
area tersebut. Menyusun segala sesuatu pada
tempatnya akan membuat peralatan mudah dicari
dan mudah digunakan.
9. Contoh penerapan konsep seiton di PT. Sosro adalah:
• Hindari kerja yang menghalalkan benda apa saja
sebagai alat pengganti (misal; palu diganti dengan
batu, pengganjal mesin dari kayu, membuka botol
dengan botol, dsb.)
• Setiap barang yang berada di tempat kerja
mempunyai tempat yang pasti
• Sedikit resiko kehilangan barang
• Kemudahan pengontrolan
• Merapikan tempat kerja tidaklah sulit, yang sulit
adalah menyempatkan diri untuk melakukannya
api
R
2
#S2-Seito
11. • Seiso menurut Kristianto Jahja (2004:46) berarti
membersihkan segala sesuatu yang ada di
tempat kerja, pada prinsipnya adalah
melakukan pemeriksaan secara teratur.
• Dapat diartikan sebagai upaya membersihkan.
Area kerja harus terlihat rapi dan bersih serta
siap untuk digunakan oleh shift selanjutnya.
Area kerja harus dipelihara secara teratur
(misal; harian/per shift). Setiap peralatan dan
perlengkapan kerja harus berada pada tempat
yang benar dan tak ada yang hilang. Area kerja
yang dijaga dengan baik akan membuat
lingkungan kerja yang sehat.
12. • Jadi, pembersihan adalah sesuatu yang
memiliki pengaruh besar atas produktivitas,
keamanan, semangat kerja dan setiap aspek
operasi lain.
• Bagian ini memerlukan perhatian penuh.
• Gerakan seiso berupaya untuk mencapai
kotoran dan debu nihil serta menghilangkan
cacat dan kesalahan kecil sesuai dengan
tujuan dilakukannya pemeriksaan utama.
13. Contoh penerapan seiso di PT. Sosro (2004:9)
adalah:
• Menyediakan sarana kebersihan (alat kerja)
• Pembersihan tempat kerja (melalui budaya
kerja bakti)
• Peremajaan tempat kerja, pelestarian seiso
esik
R
3
#S3- Seiso
15. • Konsep utama seiketsu (rawat) adalah
memelihara keadaan area kerja yang bersih dan
rapi dengan mengikuti disiplin 3S yang telah
dilaksanakan.
• Perawatan yang dimaksudkan disini adalah
menjaga konsistensi pelaksanaan disiplin 3S
(seiri, seiton, seiso) agar tetap dapat berjalan
dengan baik.
• Menurut Takashi Osada, seiketsu adalah “terus-
menerus dan secara berulang-ulang
memelihara seiri, seiton, seiso baik secara
personal maupun menyangkut pekerjaan.”
16. Tujuan dari seiketsu adalah:
• Terjaganya lingkungan dalam kondisi tetap baik
• Menjaga agar alat kerja selalu siap pakai dan menjaga mutu
hasil kerja
• Lebih mudah melatih karyawan baru
Contoh penerapan seiketsu di PT. Sosro (2004:9) adalah:
• Perancangan mekanisme pantau yang meliputi;
perancangan kode fungsi alat, perancangan garis tanda
batas untuk area penempatan barang, perancangan daftar
periksa.
• Melakukan pemeriksaan secara berkala, yaitu inspeksi
harian dan inspeksi mingguan.
awat
R
4
#S4-Seiketsu
18. • Shitsuke merupakan upaya pembiasaan.
Artinya, semua kegiatan 4S di atas tidak
mungkin bertahan lama, bahkan mungkin tidak
akan pernah terlaksana, tanpa membuat semua
orang melakukannya berulang-ulang secara
benar dan mempertahankan 3S yang pertama.
• Shitsuke juga merupakan akuntabilitas
manajemen untuk melatih orang agar
mengikuti peraturan perawatan ruangan.
Manajemen harus mengimplementasikan
aturan tersebut dan mempraktekkannya,
sehingga semua orang belajar darinya.
19. • Manajemen harus berjalan di lantai pabrik,
menjelaskan apa yang mereka mau dari para
pekerja, memberi penghargaan terhadap siapa
yang mengikuti dan memberi peringatan
kepada mereka yang tidak mengikutinya.
• Menurut Takashi Osada, shitsuke adalah
“melakukan sesuatu yang benar sebagai
kebiasaan.” Konsep utama dari shitsuke adalah
melakukan tugas/pekerjaan dengan benar
sesuai dengan prosedur yang berlaku. Menurut
Kristianto Jahja (2006:62), shitsuke berarti
“lakukan apa yang harus dilakukan, dan jangan
melakukan apa yang tidak boleh dilakukan.”
20. Shitsuke adalah “melakukan sesuatu yang benar
sebagai kebiasaan” dan “lakukan apa yang harus
dilakukan, dan jangan melakukan apa yang tidak boleh
dilakukan.”
Contoh penerapan shitsuke di PT. Sosro (2004:9)
adalah:
• Hargailah penerapan 5S di area kerja masing-masing
• Ciptakan iklim/suasana kerja yang memacu
pelaksanaan 5S
• Tumbuhkan kesadaran agar 5S menjadi sikap/budaya
kerja positif
• Lakukan 5S sebagai bagian dari pekerjaan sehari-hari.
ajin
R
5
#S5-Shitsuke