SlideShare a Scribd company logo
Kelompok 7
G E R E J A
Nama Anggota :
Roma Dear Silitonga (12.7364)
Jefry Naek Sitorus (12.7198 )
Ria Anggraini Simanjuntak (12.7336)
Yohanes Eki Apriliawan (12.7438)
Cecil Angela Purba (12. 7073)
Pengertian Gereja
Berdasarkan pengalaman dan pembicaraan
sehari-hari kita mendapati ada dua
gambaran dan pemahaman mengenai
Gereja, yaitu gereja sebagai tempat untuk
beribadah (berupa gedung/bangunan) dan
Gereja sebagai suatu persekutuan umat
(kumpulan umat beriman).
• Kata Gereja dalam bahasa Indonesia
merupakan terjemahan kata igreja dalam
bahasa Portugis. Kata igreja dalam bahasa
Portugis berasal dari kata ecclesia dalam
bahasa Latin. Dan kata ecclesia itu sendiri
juga merupakan terjemahan kata
Yunani ekklesia.
• Dalam bahasa Yunani kata εκκλησία
(ekklêsia) berarti dipanggil keluar (ek=
keluar; klesia dari kata kaleo= memanggil);
kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari
dunia)
• Jadi dalam konteks agama Kristen, gereja
adalah orang-orang yang berkumpul dan
memiliki kekhasan karena mereka
dipersatukan oleh iman yang sama, yaitu iman
kepada Yesus Kristus.
• Itulah sebabnya mengapa kata Gereja
dipahami sebagai persekutuan umat daripada
sebagai tempat, meskipun dalam
perkembangan selanjutnya gereja juga
diartikan sebagai tempat bersekutunya orang-
orang yang beriman kepada Yesus Kristus.
Gereja sebagai Umat Allah
Istilah umat Allah sebenarnya merupakan istilah
yang sudah sangat tua. Istilah itu sudah terdapat
dalam Kitab Suci Perjanjian Lama misalnya
dalam Kel. 6: 6; 33: 13; Yeh. 36: 28; Ul. 7: 6, 26: 15.
Dengan paham Gereja sebagai Umat Allah,
diakui kesamaan martabat dan peranan semua
anggota Gereja. Semua anggota Gereja memiliki
martabat yang sama, hanya berbeda dalam hal
fungsi.
Pengertian Umat Allah mempunyai ciri khas
sebagai berikut:
 Umat Allah merupakan suatu pilihan dan
panggilan dari Allah sendiri. Umat Allah adalah
bangsa terpilih, bangsa terpanggil.
 Umat Allah dipanggil dan dipilih untuk Allah
dan untuk misi tertentu, yaitu menyelamatkan
dunia
 Hubungan antar Allah dan umat-Nya
dimeteraikan oleh suatu perjanjian.
 Umat Allah selalu dalam perjalanan, melewati
padang pasir, menuju Tanah Terjanji.
Dasar Dari Gereja yang Mengumat
1. Kita masing-masing secara pribadi dipanggil
untuk melibatkan diri secara penuh dalam
kehidupan Umat Allah ini. Hidup mengumat
pada dasarnya merupakan hakikat dari Gereja
itu sendiri, sebab hakikat Gereja adalah
persaudaraan cinta kasih seperti yang
dicerminkan oleh hidup Umat Purba
(lih. Kis 2: 41 - 47).
Dasar Dari Gereja yang Mengumat
2. Dalam hidup mengumat banyak karisma dan rupa-
rupa karunia dapat dilihat, diterima, dan digunakan
bagi kekayaan seluruh Gereja. Hidup Gereja yang
terlalu menampilkan segi organisatoris dan struktural
dapat mematikan banyak karisma dan karunia yang
muncul dari bawah ( lih. 1Kor 23: 7-10).
3. Dalam hidup mengumat, semua orang yang merasa
menghayati martabat sama akan bertanggung jawab
secara aktif dalam fungsinya masing-masing untuk
membangun Gereja dan memberi kesaksian kepada
Dunia ( lih. Ef 4: 11-13; 1Kor 12: 12-28; 26-27 ).
Gereja Sebagai Persekutuan Terbuka
 Bukan dunia yang ada untuk gereja,
melainkan gereja untuk dunia.
 Kegembiraan dan harapan, duka dan
kecemasan orang-orang zaman
sekarang, terutama kaum miskin dan
siapa saja yang menderita merupakan
kegembiraan dan harapan, duka dan
kecemasan dari murid-murid Kristus
(Gereja).
Persekutuan mereka itu mengalami
dirinya sungguh erat dalam
berhubungannya dengan umat manusia
serta sejarahnya (Gaudium et Spes No. 1)
Gereja harus membuka diri dan bekerja
sama dengan masyarakat untuk
mencapai kesejahteraan bersama. Gereja
harus melaksanakan tugas misi yang
positif dan aktif terhadap semua orang
Ada banyak cara bagi Gereja untuk
menunjukkan keterbukaannya, diantaranya:
 Gereja harus selalu siap untuk berdialog
dengan agama dan budaya mana pun juga.
 Berpartisipasi secara aktif dan mau bekerja
sama dengan siapa saja dalam membangun
masyarakat yang adil, damai, dan sejahtera.
Konsekuensi dari Gereja yang
Mengumat
Gereja harus hadir di dunia
dengan persekutuan yang
Terbuka. Artinya, Gereja
hadir di dunia bukan
untuk dirinya sendiri.
Gereja hadir untuk dunia,
kegembiraan dan harapan
serta kabar sukacita.
Gereja harus menjadi tanda
keselamatan bagi dunia.
Semua anggota gereja,
baik Golongan Hierarki,
serta kaum awam harus dapat
membangun persekutuan sesuai
dengan martabat dan fungsinya
a. Konsekuensi bagi pimpinan
gereja (hierarki)
• Menyadari fungsi
Pimpinan bukan di
atas umat, tetapi di
tengah umat.
• Harus peka untuk melihat dan
mendengar karisma dan karunia-karunia
yang bertumbuh di kalangan umat
b. Konsekuensi bagi
setiap anggota umat
• Menyadari dan
menghayati persatuannya
dengan umat lain.
• Aktif dalam kehidupan
mengumat, menggunakan
segala karisma, karunia, dan fungsi yang
dipercayakan kepadanya untuk
kepentingan dan misi gereja di tengah
masyarakat. Semua bertanggung jawab
dalam hidup dan misi gereja
c. Konsekuensi bagi hubungan
awam dan hierarki
• Paham Gereja sebagai
Umat Allah jelas membawa
konsekuensi dalam
hubungan antar hierarki
dan kaum awam. Kaum
awam menjadi partner hierarki.
• Awam dan hierarki memiliki martabat
yang sama, hanya berbeda dalam hal fungsi.
Sifat-Sifat Gereja
Gereja yang Kudus
Gereja Yang Satu
Gereja Yang Katolik
Gereja Yang Apostolik
Mengapa gereja itu kudus padahal ada orang berdosa
didalamnya? Kekudusan gereja tidak terletak pada
perbuatan manusia tetapi karena perbuatan Allah. Allah
mau memulihkan hubunganNya dengan manusia yang
telah rusak akibat dosa melalu pengorbanan dan
kematian putraNya di kayu salib.
Jadi kasih Allah dalam Yesus Kristuslah yang membuat
gereja itu kudus (1 kor 1:30). Kudus adalah karya Roh
(2 Tes 2:13) dan panggilan bagi semua dan setiap
manusia (Roma 1:7). Kekudusan tidak berasal dari
Gereja, tetapi dari Allah yang mempersatukan gereja
dengan Kristus dalam Roh Kudus. Gereja disebut
kudus karena Kristus sebagai kepala menguduskan
anggotaNya yang tetap berdosa.
Kudus diartikan sebagai “yang dikuduskan
Tuhan”. Dikuduskan tidak sama dengan
disucikan, atau tidak berdosa, tetapi dikhususkan
oleh Kristus. Yang kudus bukan hanya tempat,
waktu, barang yang dikuduskan Tuhan tetapi
yang kudus itu adalah Tuhan sendiri.
Semua yang lain, barang maupun orang yang
disebut “kudus” karena termasuk lingkup
kehidupan Tuhan. Jadi, kekudusan gereja tidak
diartikan secara moral, tetapi secara teologial,
menyangkut keberadaan dalam lingkup hidup
Allah.
Anggota gereja adalah “orang kudus”
yang dipanggil untuk hidup secara kudus
di tengah-tengah dunia yang tidak
mengindahkan Yang Maha Kudus. Gereja
adalah milik Allah dan karenanya
kehendak Allah harus ditaati di dalam
Gereja oleh anggota-anggotanya.
Gereja itu Satu
Kesatuan gereja pertama-tama dinyatakan
dalam kesatuan iman dalam Kristus.
Kesatuan gereja tidak sama dengan
keseragaman “bhineka tunggal ika”, sebab
kesatuan gereja bukanlah semacam
kekompakan organisasi atau kerukunan
sosial. Yang utama bukan soal struktur
organisasi tetapi injil Kristus yang
diwartakan, dirayakan, dan
dilaksanakan di dalam hidup sehari-hari.
• Gereja yang satu itu terungkap dalam :
•
⚝Kesatuan iman para anggotanya :
kesatuan iman ini bukan kesatuan yang
statis melainkan yang dinamis. Iman
adalah prinsip kesatuan batiniah gereja.
• ⚝Kesatuan dalam pimpinannya :
pemimpin mempunyai tugas untuk
mempersatukan umat. Pemimpin
sering disebut sebagai prinsip
kesatuan lahiriah gereja.
• ⚝Kesatuan dalam kebaktian dan
kehidupan sakramental : kebaktian
dan sakramen-sakramen merupakan
ekspresi simbolis kesatuan gereja itu.
Gereja itu Satu
Efesus 4:3-6 “ Dan berusahalah
memelihara kesatuan Roh oleh
ikatan damai sejahtera : satu tubuh,
dan satu roh, sebagaimana kamu telah
dipanggil kepada satu pengharapan
yang terkandung dalam panggilanmu,
satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,
satu Allah dan Bapa dari semua, Allah
yang di atas semua dan oleh semua dan
di dalam semua.”
Kesatuan yang hakiki dan
konkret diungkapkan oleh
Paulus dalam model „tubuh”.
Paulus menekankan bahwa gereja
haruslah bersatu. Kesatuan ini
bukanlah konsep kesatuan yang
abstrak (hanya sekedar satu visi,misi,
dan tujuan) melainkan sebagai satu
tubuh.
1. Seperti halnya satu tubuh, banyak
anggota tetapi membentuk satu fungsi
dengan adanya 1 prinsip, 1 tujuan, 1 hati, 1
pikiran dan digerakkan oleh 1 roh.
2. Seperti halnya tubuh itu saling
membutuhkan, berkoordinasi, berfungsi,
tidak ada perbedaan status dan derajat,
saling memperhatikan.
3. Paulus juga mengatakan “satu Roh”
yang berarti satu iman secara utuh.
1 Kor 1:10 “ Tetapi aku menasihatkan kamu,
saudara- saudara, demi nama Tuhan kita Yesus
Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada
perpecahan diantara kamu, tetapi sebaliknya supaya
kamu erat berstau dan sehati sepikir.”
Disini Paulus menghendaki tidak adanya
perpecahan, perpecahan disini dikontraskan
dengan “seia sekata” dan “sehati sepikir”
1. “seia sekata”, “sehati sepikir” artinya tidak boleh
ada pertentangan dalam hal iman
2. “jangan ada perpecahan” artinya tidak ada
pendirian gereja yang terpecah dari gereja lain
GEREJA YANG
APOSTOLIK
APOSTOLIK -> Kerasulan
Gereja berasal dari para rasul dan tetap berpegang
teguh pada kesaksian iman mereka itu. Kesadaran
bahwa Gereja "dibangun atas dasar para rasul dan
para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu
penjuru", sudah ada sejak zaman Gereja perdana
sendiri (bdk Ef 2:20, Bdk Why 21:14).
Hubungan antar generasi Gereja bukanlah
merupakan “Estafet”
Sifat apostolik berarti bahwa Gereja sekarang
mengaku diri sama dengan gereja Perdana, yakni
Gereja para rasul. dimana hubungan historis ini
jangan dilihat sebagai pergantian orang atau seperti
ajaran benar bagaikan sebuah tongkat dari rasul-
rasul tertentu diteruskan sampai kepada para uskup
sekarang, melainkan sebagai kelangsungan iman
dan pengakuan.
GEREJA YANG
KATOLIK
Dimana ada uskup, disitu ada jemaat, seperti
dimana ada Kristus disitu ada Gereja Katolik
-St. Ignatius dari Anthiokia-
Yang di maksud ialah dalam perayaan Ekaristi,
yang dipimpin oleh uskup, yang hadir bukan
hanya jemaat setempat tetapi seluruh Gereja.
Gereja selalu "lengkap", penuh. Tidak ada
Gereja setengah-setengah atau sebagian.
Gereja setempat, baik keuskupan maupun
paroki bukanlah "cabang" Gereja Universal.
Setiap Gereja setempat, bahkan setiap
perkumpulan orang beriman yang sah,
merupakan seluruh Gereja. Gereja tidak dapat
dipotong-potong menjadi "Gereja-Gereja
bagian".
"Gereja disebut Katolik, karena tersebar
diseluruh muka bumi dan juga karena
mengajrkan secara menyeluruh dan lengkap
segala ajaran iman tertuju kepada sesama
manusia, yang mau disembuhkan secara
menyeluruh pula“
-St. Sirilius dari Yerusalem-
Artinya Gereja tidak hanya mempunyai arti
geografis, tersebar keseluruh dunia, tetapi juga
"menyeluruh", dalam arti "lengkap", berkaitan
dengan ajarannya, serta "terbuka" dalam arti
tertuju kepada siapa saja. Pada abad ke 5 masih
ditambahkan bahwa gereja tidak hanya untuk
segala bangsa, tetapi juga untuk segala jaman.
Gereja Kristus itu sungguh hadir dalam semua
jemaat beriman setempat yang sah, yang mematuhi
para gembala mereka, dan dalam Perjanjian Baru
disebut Gereja(Lih. Kis 8:1; 14:22-23; 20:17).
Gereja-Gereja itu ditempatnya masing-masing
merupakan umat baru yang dipanggil oleh Allah,
dalam Roh Kudus dan dengan sepenuh-penuhnya
(lih 1Tes 1:5). Di jemaat-jemaat itu, meskipun sering
hanya kecil dan miskin, atau tinggal tersebar,
hiduplah Kristus; dan berkat kekuatan-Nya
terhimpunlah Gereja yang satu, kudus, katolik dan
apostolik.
Gereja yang Katolik
 St Ignatius dari Antiokhia (± tahun 100)
mempergunakan kata ini yang berarti
“universal” untuk menggambarkan Gereja
(surat kepada jemaat di Smyrna). Gereja
bersifat Katolik dalam arti bahwa Kristus
secara universal hadir dalam Gereja dan
bahwa Ia telah mengutus Gereja untuk
mewartakan Injil ke seluruh dunia -“Karena
itu pergilah, jadikanlah semua bangsa
murid-Ku” (Matius 28:19).
Sifat dan Ciri Gereja Yang
Dituntut Zaman Ini
a. Gereja yang lebih merakyat dan
mengutamakan yang miskin
• Gereja dituntut lebih merakyat dan
mengutamakan orang-orang sederhana dan miskin
dan jangan dikuasai oleh mereka yang punya uang
dan berpengaruh saja. Yesus sendiri adalah orang
yang sederhana dan miskin. Ia memilih para rasul
dari kalangan orang sederhana dan miskin.
• Gereja harus menjadi abdi bagi kaum
sederhana dan miskin. Ini bukan berarti
bahwa Gereja hanya terdiri dari orang-
orang sederhana dan miskin, tetapi Gereja
harus memiliki semangat kesederhanaan
dan kemiskinan. Jika Gereja ingin bergerak
maju dengan cepat, maka Gereja jangan
terbebani dengan bermacam-macam
kekayaan dan kemegahan yang
memberatkan langkahnya
b. Gereja yang Bersifat Kenabian
Nabi adalah seorang yang berani
menyampaikan kehendak Allah kepada
umat manusia dalam situasi konkret yang
dihadapi pada zamannya.
Gereja juga memiliki panggilan yang sama
dengan nabi, yaitu menyampaikan
kehendak Allah dalam situasi konkret yang
dihadapinya. Misalnya, Gereja harus berani
mengatakan apa yang benar dan apa yang
salah.
• Gereja harus berani mengecam dan
menolak segala kebijakan dan tindakan
yang melanggar keadilan dan hak asasi
manusia, sekalipun hal itu berasal dari orang
yang berkuasa dan berpengaruh. Jika Gereja
berani berbicara terus terang, maka suara
dan kehendak Tuhan akan terdengarkan,
sebab Tuhan berbicara dan menyampaikan
kehendak-Nya melalui manusia.
c. Gereja yang membebaskan
• Gereja harus menjadi tanda keselamatan bagi
umat manusia. Penyelamatan bearti juga
pembebasan manusia dari segala penderitaan baik
penderitaan rohani maupun jasmani. Dalam hal
ini, Gereja diutus untuk menyuarakan dan menjadi
pelopor terciptanya dunia yang lebih adil, lebih
bersaudara, lebih damai, dan bebas dari
ketidakadilan.
d. Gereja yang Merupakan Ragi
Gereja masa kini hendaknya laksana ragi yang
mengembangkan dunia baru. Gereja yang berada
di luar dunia, sama seperti ragi yang ditaruh di luar
adonan roti.
Setiap kelompok orang Kristen sebagai satu Gereja
lokal harus menjadi ragi di tempatnya masing-
masing. Ragi yang membangun dunia baru,
merombak tembok-tembok yang memisahkan
bangsa / manusia yang satu dan yang lainnya.
e. Gereja yang dinamis
Dunia akan selalu berkembang. Oleh karena itu, Gereja
harus dapat terus ber-agrionamento, artinya Gereja harus
selalu memperbaharui diri sesuai dengan tuntutan zaman.
f. Gereja yang bersifat karismatis
Gereja yang dijiwai Roh Kudus harus dapat memberi
hidup secara bebas dan leluasa kepada semua lapisan
umat. Gereja yang penuh sesak dengan bermacam-
macam peraturan, struktur organisasi, dan tata upacara
liturgi akan menjadi Gereja yang kaku dan beku. Roh
Allah telah memberikan karunia-karunia kepada setiap
orang demi kebaikan bersama. Roh Allah pulalah yang
memberikan kebijaksanaan, bakat-bakat dan
kemampuan kepada siapa saja untuk kemajuan Gereja.

More Related Content

What's hot

Pel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen BaptisPel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen Baptis
Kornelis Ruben
 
Kompendium Konsili Vatikan II
Kompendium Konsili Vatikan IIKompendium Konsili Vatikan II
Kompendium Konsili Vatikan IIGiovanni Promesso
 
Materi praise and worship gereja victory
Materi praise and worship gereja victoryMateri praise and worship gereja victory
Materi praise and worship gereja victory
Hendra Kasenda
 
Kelas x tanggung jawab anak kepada orang tua
Kelas x tanggung jawab anak kepada orang tuaKelas x tanggung jawab anak kepada orang tua
Kelas x tanggung jawab anak kepada orang tua
Sabam Sitinjak
 
Modul Persiapan Pernikahan Kristen
Modul Persiapan Pernikahan KristenModul Persiapan Pernikahan Kristen
Modul Persiapan Pernikahan Kristen
SABDA
 
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai PersekutuanPel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Kornelis Ruben
 
PTT indahnya mengampuni
PTT indahnya mengampuniPTT indahnya mengampuni
PTT indahnya mengampuni
RuangguruKristen
 
RPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (PAKK & BP) SMP Kelas VIII
RPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (PAKK & BP) SMP Kelas VIIIRPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (PAKK & BP) SMP Kelas VIII
RPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (PAKK & BP) SMP Kelas VIII
Diva Pendidikan
 
Sejarah Gereja 1.pptx
Sejarah Gereja 1.pptxSejarah Gereja 1.pptx
Sejarah Gereja 1.pptx
Rintujok Perrines
 
Tanggung Jawabku Terhadap Keluarga
Tanggung Jawabku Terhadap KeluargaTanggung Jawabku Terhadap Keluarga
Tanggung Jawabku Terhadap Keluarga
Sabam Sitinjak
 
Pel 15 Yesus Yang Berbelas Kasih
Pel 15 Yesus Yang Berbelas KasihPel 15 Yesus Yang Berbelas Kasih
Pel 15 Yesus Yang Berbelas Kasih
Kornelis Ruben
 
4 Hukum Rohani
4 Hukum Rohani4 Hukum Rohani
4 Hukum Rohani
Tegoeh Santoso
 
Ptt hidup beriman
Ptt hidup berimanPtt hidup beriman
Ptt hidup beriman
RuangguruKristen
 
10 perintah allah
10 perintah allah10 perintah allah
10 perintah allah
paroki_babarsari
 
Sakramen Baptis
Sakramen BaptisSakramen Baptis
Sakramen Baptis
natania santoso
 

What's hot (20)

Pel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen BaptisPel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen Baptis
 
Kompendium Konsili Vatikan II
Kompendium Konsili Vatikan IIKompendium Konsili Vatikan II
Kompendium Konsili Vatikan II
 
Materi praise and worship gereja victory
Materi praise and worship gereja victoryMateri praise and worship gereja victory
Materi praise and worship gereja victory
 
Kelas x tanggung jawab anak kepada orang tua
Kelas x tanggung jawab anak kepada orang tuaKelas x tanggung jawab anak kepada orang tua
Kelas x tanggung jawab anak kepada orang tua
 
Peranan roh kudus
Peranan roh kudusPeranan roh kudus
Peranan roh kudus
 
Panggilan hidup berkeluarga
Panggilan hidup berkeluargaPanggilan hidup berkeluarga
Panggilan hidup berkeluarga
 
Modul Persiapan Pernikahan Kristen
Modul Persiapan Pernikahan KristenModul Persiapan Pernikahan Kristen
Modul Persiapan Pernikahan Kristen
 
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai PersekutuanPel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
 
PTT indahnya mengampuni
PTT indahnya mengampuniPTT indahnya mengampuni
PTT indahnya mengampuni
 
RPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (PAKK & BP) SMP Kelas VIII
RPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (PAKK & BP) SMP Kelas VIIIRPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (PAKK & BP) SMP Kelas VIII
RPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (PAKK & BP) SMP Kelas VIII
 
Sejarah Gereja 1.pptx
Sejarah Gereja 1.pptxSejarah Gereja 1.pptx
Sejarah Gereja 1.pptx
 
Tanggung Jawabku Terhadap Keluarga
Tanggung Jawabku Terhadap KeluargaTanggung Jawabku Terhadap Keluarga
Tanggung Jawabku Terhadap Keluarga
 
Pakaian liturgi
Pakaian liturgiPakaian liturgi
Pakaian liturgi
 
Pel 15 Yesus Yang Berbelas Kasih
Pel 15 Yesus Yang Berbelas KasihPel 15 Yesus Yang Berbelas Kasih
Pel 15 Yesus Yang Berbelas Kasih
 
Khotbah 14 april 13
Khotbah 14 april 13Khotbah 14 april 13
Khotbah 14 april 13
 
4 Hukum Rohani
4 Hukum Rohani4 Hukum Rohani
4 Hukum Rohani
 
Ptt hidup beriman
Ptt hidup berimanPtt hidup beriman
Ptt hidup beriman
 
10 perintah allah
10 perintah allah10 perintah allah
10 perintah allah
 
Being Catholic
Being CatholicBeing Catholic
Being Catholic
 
Sakramen Baptis
Sakramen BaptisSakramen Baptis
Sakramen Baptis
 

Viewers also liked

Peran Gereja dalam Masyarakat Indonesia yang Beragam
Peran Gereja dalam Masyarakat Indonesia yang BeragamPeran Gereja dalam Masyarakat Indonesia yang Beragam
Peran Gereja dalam Masyarakat Indonesia yang BeragamSanto Freddy
 
Ajaran sosial gereja
Ajaran sosial gerejaAjaran sosial gereja
Ajaran sosial gereja
budhi pr
 
Pel. 12 Keanggotaan Gereja (SMP Kelas 8)
Pel. 12 Keanggotaan Gereja (SMP Kelas 8)Pel. 12 Keanggotaan Gereja (SMP Kelas 8)
Pel. 12 Keanggotaan Gereja (SMP Kelas 8)
Kornelis Ruben
 
Sabbath school lesson 12, 1st quarter of 2017
Sabbath school lesson 12, 1st quarter of 2017Sabbath school lesson 12, 1st quarter of 2017
Sabbath school lesson 12, 1st quarter of 2017
David Syahputra
 
Pelajaran sekolah sabat ke 12 triwulan 1 2017
Pelajaran sekolah sabat ke 12 triwulan 1 2017Pelajaran sekolah sabat ke 12 triwulan 1 2017
Pelajaran sekolah sabat ke 12 triwulan 1 2017
David Syahputra
 
power point
power pointpower point
power pointmyhardi
 
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam GerejaRevitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam GerejaGiovanni Promesso
 
Studi kerajaan allah menurut injil sinoptis
Studi kerajaan allah menurut injil sinoptisStudi kerajaan allah menurut injil sinoptis
Studi kerajaan allah menurut injil sinoptisKirenius Wadu
 
Gambaran Kerajaan Allah pada Zaman Yesus
Gambaran Kerajaan Allah pada Zaman YesusGambaran Kerajaan Allah pada Zaman Yesus
Gambaran Kerajaan Allah pada Zaman Yesus
Amelia Margaretha
 
Bab 1 Martabat Luhur Sebagai Citra Allah
Bab 1 Martabat Luhur Sebagai Citra AllahBab 1 Martabat Luhur Sebagai Citra Allah
Bab 1 Martabat Luhur Sebagai Citra Allah
Kornelis Ruben
 
Gereja diutus ke dalam dunia kelas xii
Gereja diutus ke dalam dunia kelas xiiGereja diutus ke dalam dunia kelas xii
Gereja diutus ke dalam dunia kelas xii
Sabam Sitinjak
 
Pendidikan Agama Kristen Kelas X Kurikulum 2013
Pendidikan Agama Kristen Kelas X Kurikulum 2013Pendidikan Agama Kristen Kelas X Kurikulum 2013
Pendidikan Agama Kristen Kelas X Kurikulum 2013
Christina Dwi Rahayu
 
Pendidikan Agama Kristen Kelas XI kurikulum 2013
Pendidikan Agama Kristen Kelas XI kurikulum 2013Pendidikan Agama Kristen Kelas XI kurikulum 2013
Pendidikan Agama Kristen Kelas XI kurikulum 2013
Christina Dwi Rahayu
 
RPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas IX
RPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas IXRPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas IX
RPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas IX
Diva Pendidikan
 
Empat Sifat Gereja Katolik
Empat Sifat Gereja KatolikEmpat Sifat Gereja Katolik
Empat Sifat Gereja Katolikusiana
 
Kata benda dan kata kerja dalam bahasa inggris dan kata sifat
Kata benda dan kata kerja dalam bahasa inggris dan kata sifatKata benda dan kata kerja dalam bahasa inggris dan kata sifat
Kata benda dan kata kerja dalam bahasa inggris dan kata sifatOperator Warnet Vast Raha
 
Manajemen PFG
Manajemen PFGManajemen PFG
Manajemen PFG
Lucky Sarioa
 
fungsi matematika
fungsi matematikafungsi matematika
fungsi matematika
Achmad Pradana
 

Viewers also liked (20)

Peran Gereja dalam Masyarakat Indonesia yang Beragam
Peran Gereja dalam Masyarakat Indonesia yang BeragamPeran Gereja dalam Masyarakat Indonesia yang Beragam
Peran Gereja dalam Masyarakat Indonesia yang Beragam
 
Ajaran sosial gereja
Ajaran sosial gerejaAjaran sosial gereja
Ajaran sosial gereja
 
Pel. 12 Keanggotaan Gereja (SMP Kelas 8)
Pel. 12 Keanggotaan Gereja (SMP Kelas 8)Pel. 12 Keanggotaan Gereja (SMP Kelas 8)
Pel. 12 Keanggotaan Gereja (SMP Kelas 8)
 
Sabbath school lesson 12, 1st quarter of 2017
Sabbath school lesson 12, 1st quarter of 2017Sabbath school lesson 12, 1st quarter of 2017
Sabbath school lesson 12, 1st quarter of 2017
 
Pelajaran sekolah sabat ke 12 triwulan 1 2017
Pelajaran sekolah sabat ke 12 triwulan 1 2017Pelajaran sekolah sabat ke 12 triwulan 1 2017
Pelajaran sekolah sabat ke 12 triwulan 1 2017
 
power point
power pointpower point
power point
 
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam GerejaRevitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
 
Studi kerajaan allah menurut injil sinoptis
Studi kerajaan allah menurut injil sinoptisStudi kerajaan allah menurut injil sinoptis
Studi kerajaan allah menurut injil sinoptis
 
Gambaran Kerajaan Allah pada Zaman Yesus
Gambaran Kerajaan Allah pada Zaman YesusGambaran Kerajaan Allah pada Zaman Yesus
Gambaran Kerajaan Allah pada Zaman Yesus
 
Bab 1 Martabat Luhur Sebagai Citra Allah
Bab 1 Martabat Luhur Sebagai Citra AllahBab 1 Martabat Luhur Sebagai Citra Allah
Bab 1 Martabat Luhur Sebagai Citra Allah
 
Gereja diutus ke dalam dunia kelas xii
Gereja diutus ke dalam dunia kelas xiiGereja diutus ke dalam dunia kelas xii
Gereja diutus ke dalam dunia kelas xii
 
Pendidikan Agama Kristen Kelas X Kurikulum 2013
Pendidikan Agama Kristen Kelas X Kurikulum 2013Pendidikan Agama Kristen Kelas X Kurikulum 2013
Pendidikan Agama Kristen Kelas X Kurikulum 2013
 
Pendidikan Agama Kristen Kelas XI kurikulum 2013
Pendidikan Agama Kristen Kelas XI kurikulum 2013Pendidikan Agama Kristen Kelas XI kurikulum 2013
Pendidikan Agama Kristen Kelas XI kurikulum 2013
 
RPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas IX
RPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas IXRPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas IX
RPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas IX
 
01
0101
01
 
Empat Sifat Gereja Katolik
Empat Sifat Gereja KatolikEmpat Sifat Gereja Katolik
Empat Sifat Gereja Katolik
 
fungsi (math)
fungsi (math)fungsi (math)
fungsi (math)
 
Kata benda dan kata kerja dalam bahasa inggris dan kata sifat
Kata benda dan kata kerja dalam bahasa inggris dan kata sifatKata benda dan kata kerja dalam bahasa inggris dan kata sifat
Kata benda dan kata kerja dalam bahasa inggris dan kata sifat
 
Manajemen PFG
Manajemen PFGManajemen PFG
Manajemen PFG
 
fungsi matematika
fungsi matematikafungsi matematika
fungsi matematika
 

Similar to Tugas presentasi agama(gereja)

Ppt 3 gereja
Ppt 3   gerejaPpt 3   gereja
Ppt 3 gereja
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Gereja dan sakramen
Gereja dan sakramenGereja dan sakramen
Gereja dan sakramen
Aperius T.
 
Dewan paroki by rm anton konseng pr
Dewan paroki by rm anton konseng prDewan paroki by rm anton konseng pr
Dewan paroki by rm anton konseng pr
Paroki St Paulus Pekanbaru
 
Makalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IVMakalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IV
abaskalolik
 
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
lokobaltenius
 
Bab 14 peran tu gereja
Bab 14 peran tu gerejaBab 14 peran tu gereja
Bab 14 peran tu gereja
Chris Hukubun
 
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdfJURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
Dethanmalimou
 
Makalah Dogmatika IV
Makalah Dogmatika IVMakalah Dogmatika IV
Makalah Dogmatika IV
yaniussoop
 
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdfSIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
ELASONIARTI
 
Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678
Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678
Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678
MayaMamisa
 
Pandangan Gkj Terhadap Gereja Lain - 2016
Pandangan Gkj Terhadap Gereja Lain - 2016Pandangan Gkj Terhadap Gereja Lain - 2016
Pandangan Gkj Terhadap Gereja Lain - 2016
Setia Wirawan
 
AGAMA KATOLInnnnnnnnnnnnnnKEJA .....pptx
AGAMA KATOLInnnnnnnnnnnnnnKEJA .....pptxAGAMA KATOLInnnnnnnnnnnnnnKEJA .....pptx
AGAMA KATOLInnnnnnnnnnnnnnKEJA .....pptx
ELASONIARTI
 
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam GerejaDogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
KalebOM
 
Gereja dalam dokumen fabc 2013
Gereja dalam dokumen fabc 2013Gereja dalam dokumen fabc 2013
Gereja dalam dokumen fabc 2013karangpanas
 
Percobaan Upload Slideshare
Percobaan Upload SlidesharePercobaan Upload Slideshare
Percobaan Upload Slidesharekarangpanas
 
Bahan sosialisasi bkl 2015
Bahan sosialisasi bkl 2015Bahan sosialisasi bkl 2015
Bahan sosialisasi bkl 2015karangpanas
 
Dasar dasar alkitabiah pwg
Dasar dasar alkitabiah pwgDasar dasar alkitabiah pwg
Dasar dasar alkitabiah pwg
Jannus Panjaitan
 
3277742.ppt
3277742.ppt3277742.ppt
3277742.ppt
DinarDorotea
 
Makalah Liturgi prinsip dasar dan implikasi dalam perancangannya
Makalah Liturgi prinsip dasar dan implikasi dalam perancangannyaMakalah Liturgi prinsip dasar dan implikasi dalam perancangannya
Makalah Liturgi prinsip dasar dan implikasi dalam perancangannyaPurnawan Kristanto
 

Similar to Tugas presentasi agama(gereja) (20)

Ppt 3 gereja
Ppt 3   gerejaPpt 3   gereja
Ppt 3 gereja
 
Gereja dan sakramen
Gereja dan sakramenGereja dan sakramen
Gereja dan sakramen
 
Dewan paroki by rm anton konseng pr
Dewan paroki by rm anton konseng prDewan paroki by rm anton konseng pr
Dewan paroki by rm anton konseng pr
 
Makalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IVMakalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IV
 
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
 
Bab 14 peran tu gereja
Bab 14 peran tu gerejaBab 14 peran tu gereja
Bab 14 peran tu gereja
 
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdfJURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
 
Makalah Dogmatika IV
Makalah Dogmatika IVMakalah Dogmatika IV
Makalah Dogmatika IV
 
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdfSIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
 
Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678
Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678
Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678
 
Pandangan Gkj Terhadap Gereja Lain - 2016
Pandangan Gkj Terhadap Gereja Lain - 2016Pandangan Gkj Terhadap Gereja Lain - 2016
Pandangan Gkj Terhadap Gereja Lain - 2016
 
AGAMA KATOLInnnnnnnnnnnnnnKEJA .....pptx
AGAMA KATOLInnnnnnnnnnnnnnKEJA .....pptxAGAMA KATOLInnnnnnnnnnnnnnKEJA .....pptx
AGAMA KATOLInnnnnnnnnnnnnnKEJA .....pptx
 
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam GerejaDogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
 
Gereja dalam dokumen fabc 2013
Gereja dalam dokumen fabc 2013Gereja dalam dokumen fabc 2013
Gereja dalam dokumen fabc 2013
 
Percobaan Upload Slideshare
Percobaan Upload SlidesharePercobaan Upload Slideshare
Percobaan Upload Slideshare
 
Tugas agama
Tugas agamaTugas agama
Tugas agama
 
Bahan sosialisasi bkl 2015
Bahan sosialisasi bkl 2015Bahan sosialisasi bkl 2015
Bahan sosialisasi bkl 2015
 
Dasar dasar alkitabiah pwg
Dasar dasar alkitabiah pwgDasar dasar alkitabiah pwg
Dasar dasar alkitabiah pwg
 
3277742.ppt
3277742.ppt3277742.ppt
3277742.ppt
 
Makalah Liturgi prinsip dasar dan implikasi dalam perancangannya
Makalah Liturgi prinsip dasar dan implikasi dalam perancangannyaMakalah Liturgi prinsip dasar dan implikasi dalam perancangannya
Makalah Liturgi prinsip dasar dan implikasi dalam perancangannya
 

Tugas presentasi agama(gereja)

  • 1. Kelompok 7 G E R E J A Nama Anggota : Roma Dear Silitonga (12.7364) Jefry Naek Sitorus (12.7198 ) Ria Anggraini Simanjuntak (12.7336) Yohanes Eki Apriliawan (12.7438) Cecil Angela Purba (12. 7073)
  • 2. Pengertian Gereja Berdasarkan pengalaman dan pembicaraan sehari-hari kita mendapati ada dua gambaran dan pemahaman mengenai Gereja, yaitu gereja sebagai tempat untuk beribadah (berupa gedung/bangunan) dan Gereja sebagai suatu persekutuan umat (kumpulan umat beriman).
  • 3. • Kata Gereja dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan kata igreja dalam bahasa Portugis. Kata igreja dalam bahasa Portugis berasal dari kata ecclesia dalam bahasa Latin. Dan kata ecclesia itu sendiri juga merupakan terjemahan kata Yunani ekklesia. • Dalam bahasa Yunani kata εκκλησία (ekklêsia) berarti dipanggil keluar (ek= keluar; klesia dari kata kaleo= memanggil); kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia)
  • 4. • Jadi dalam konteks agama Kristen, gereja adalah orang-orang yang berkumpul dan memiliki kekhasan karena mereka dipersatukan oleh iman yang sama, yaitu iman kepada Yesus Kristus. • Itulah sebabnya mengapa kata Gereja dipahami sebagai persekutuan umat daripada sebagai tempat, meskipun dalam perkembangan selanjutnya gereja juga diartikan sebagai tempat bersekutunya orang- orang yang beriman kepada Yesus Kristus.
  • 5. Gereja sebagai Umat Allah Istilah umat Allah sebenarnya merupakan istilah yang sudah sangat tua. Istilah itu sudah terdapat dalam Kitab Suci Perjanjian Lama misalnya dalam Kel. 6: 6; 33: 13; Yeh. 36: 28; Ul. 7: 6, 26: 15. Dengan paham Gereja sebagai Umat Allah, diakui kesamaan martabat dan peranan semua anggota Gereja. Semua anggota Gereja memiliki martabat yang sama, hanya berbeda dalam hal fungsi.
  • 6. Pengertian Umat Allah mempunyai ciri khas sebagai berikut:  Umat Allah merupakan suatu pilihan dan panggilan dari Allah sendiri. Umat Allah adalah bangsa terpilih, bangsa terpanggil.  Umat Allah dipanggil dan dipilih untuk Allah dan untuk misi tertentu, yaitu menyelamatkan dunia  Hubungan antar Allah dan umat-Nya dimeteraikan oleh suatu perjanjian.  Umat Allah selalu dalam perjalanan, melewati padang pasir, menuju Tanah Terjanji.
  • 7. Dasar Dari Gereja yang Mengumat 1. Kita masing-masing secara pribadi dipanggil untuk melibatkan diri secara penuh dalam kehidupan Umat Allah ini. Hidup mengumat pada dasarnya merupakan hakikat dari Gereja itu sendiri, sebab hakikat Gereja adalah persaudaraan cinta kasih seperti yang dicerminkan oleh hidup Umat Purba (lih. Kis 2: 41 - 47).
  • 8. Dasar Dari Gereja yang Mengumat 2. Dalam hidup mengumat banyak karisma dan rupa- rupa karunia dapat dilihat, diterima, dan digunakan bagi kekayaan seluruh Gereja. Hidup Gereja yang terlalu menampilkan segi organisatoris dan struktural dapat mematikan banyak karisma dan karunia yang muncul dari bawah ( lih. 1Kor 23: 7-10). 3. Dalam hidup mengumat, semua orang yang merasa menghayati martabat sama akan bertanggung jawab secara aktif dalam fungsinya masing-masing untuk membangun Gereja dan memberi kesaksian kepada Dunia ( lih. Ef 4: 11-13; 1Kor 12: 12-28; 26-27 ).
  • 9. Gereja Sebagai Persekutuan Terbuka  Bukan dunia yang ada untuk gereja, melainkan gereja untuk dunia.  Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan dari murid-murid Kristus (Gereja).
  • 10. Persekutuan mereka itu mengalami dirinya sungguh erat dalam berhubungannya dengan umat manusia serta sejarahnya (Gaudium et Spes No. 1) Gereja harus membuka diri dan bekerja sama dengan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan bersama. Gereja harus melaksanakan tugas misi yang positif dan aktif terhadap semua orang
  • 11. Ada banyak cara bagi Gereja untuk menunjukkan keterbukaannya, diantaranya:  Gereja harus selalu siap untuk berdialog dengan agama dan budaya mana pun juga.  Berpartisipasi secara aktif dan mau bekerja sama dengan siapa saja dalam membangun masyarakat yang adil, damai, dan sejahtera.
  • 12. Konsekuensi dari Gereja yang Mengumat Gereja harus hadir di dunia dengan persekutuan yang Terbuka. Artinya, Gereja hadir di dunia bukan untuk dirinya sendiri.
  • 13. Gereja hadir untuk dunia, kegembiraan dan harapan serta kabar sukacita. Gereja harus menjadi tanda keselamatan bagi dunia. Semua anggota gereja, baik Golongan Hierarki, serta kaum awam harus dapat membangun persekutuan sesuai dengan martabat dan fungsinya
  • 14. a. Konsekuensi bagi pimpinan gereja (hierarki) • Menyadari fungsi Pimpinan bukan di atas umat, tetapi di tengah umat. • Harus peka untuk melihat dan mendengar karisma dan karunia-karunia yang bertumbuh di kalangan umat
  • 15. b. Konsekuensi bagi setiap anggota umat • Menyadari dan menghayati persatuannya dengan umat lain. • Aktif dalam kehidupan mengumat, menggunakan segala karisma, karunia, dan fungsi yang dipercayakan kepadanya untuk kepentingan dan misi gereja di tengah masyarakat. Semua bertanggung jawab dalam hidup dan misi gereja
  • 16. c. Konsekuensi bagi hubungan awam dan hierarki • Paham Gereja sebagai Umat Allah jelas membawa konsekuensi dalam hubungan antar hierarki dan kaum awam. Kaum awam menjadi partner hierarki. • Awam dan hierarki memiliki martabat yang sama, hanya berbeda dalam hal fungsi.
  • 17. Sifat-Sifat Gereja Gereja yang Kudus Gereja Yang Satu Gereja Yang Katolik Gereja Yang Apostolik
  • 18. Mengapa gereja itu kudus padahal ada orang berdosa didalamnya? Kekudusan gereja tidak terletak pada perbuatan manusia tetapi karena perbuatan Allah. Allah mau memulihkan hubunganNya dengan manusia yang telah rusak akibat dosa melalu pengorbanan dan kematian putraNya di kayu salib. Jadi kasih Allah dalam Yesus Kristuslah yang membuat gereja itu kudus (1 kor 1:30). Kudus adalah karya Roh (2 Tes 2:13) dan panggilan bagi semua dan setiap manusia (Roma 1:7). Kekudusan tidak berasal dari Gereja, tetapi dari Allah yang mempersatukan gereja dengan Kristus dalam Roh Kudus. Gereja disebut kudus karena Kristus sebagai kepala menguduskan anggotaNya yang tetap berdosa.
  • 19. Kudus diartikan sebagai “yang dikuduskan Tuhan”. Dikuduskan tidak sama dengan disucikan, atau tidak berdosa, tetapi dikhususkan oleh Kristus. Yang kudus bukan hanya tempat, waktu, barang yang dikuduskan Tuhan tetapi yang kudus itu adalah Tuhan sendiri. Semua yang lain, barang maupun orang yang disebut “kudus” karena termasuk lingkup kehidupan Tuhan. Jadi, kekudusan gereja tidak diartikan secara moral, tetapi secara teologial, menyangkut keberadaan dalam lingkup hidup Allah.
  • 20. Anggota gereja adalah “orang kudus” yang dipanggil untuk hidup secara kudus di tengah-tengah dunia yang tidak mengindahkan Yang Maha Kudus. Gereja adalah milik Allah dan karenanya kehendak Allah harus ditaati di dalam Gereja oleh anggota-anggotanya.
  • 21. Gereja itu Satu Kesatuan gereja pertama-tama dinyatakan dalam kesatuan iman dalam Kristus. Kesatuan gereja tidak sama dengan keseragaman “bhineka tunggal ika”, sebab kesatuan gereja bukanlah semacam kekompakan organisasi atau kerukunan sosial. Yang utama bukan soal struktur organisasi tetapi injil Kristus yang diwartakan, dirayakan, dan dilaksanakan di dalam hidup sehari-hari.
  • 22. • Gereja yang satu itu terungkap dalam : • ⚝Kesatuan iman para anggotanya : kesatuan iman ini bukan kesatuan yang statis melainkan yang dinamis. Iman adalah prinsip kesatuan batiniah gereja. • ⚝Kesatuan dalam pimpinannya : pemimpin mempunyai tugas untuk mempersatukan umat. Pemimpin sering disebut sebagai prinsip kesatuan lahiriah gereja.
  • 23. • ⚝Kesatuan dalam kebaktian dan kehidupan sakramental : kebaktian dan sakramen-sakramen merupakan ekspresi simbolis kesatuan gereja itu.
  • 24. Gereja itu Satu Efesus 4:3-6 “ Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera : satu tubuh, dan satu roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.”
  • 25. Kesatuan yang hakiki dan konkret diungkapkan oleh Paulus dalam model „tubuh”. Paulus menekankan bahwa gereja haruslah bersatu. Kesatuan ini bukanlah konsep kesatuan yang abstrak (hanya sekedar satu visi,misi, dan tujuan) melainkan sebagai satu tubuh.
  • 26. 1. Seperti halnya satu tubuh, banyak anggota tetapi membentuk satu fungsi dengan adanya 1 prinsip, 1 tujuan, 1 hati, 1 pikiran dan digerakkan oleh 1 roh. 2. Seperti halnya tubuh itu saling membutuhkan, berkoordinasi, berfungsi, tidak ada perbedaan status dan derajat, saling memperhatikan. 3. Paulus juga mengatakan “satu Roh” yang berarti satu iman secara utuh.
  • 27. 1 Kor 1:10 “ Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara- saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan diantara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat berstau dan sehati sepikir.” Disini Paulus menghendaki tidak adanya perpecahan, perpecahan disini dikontraskan dengan “seia sekata” dan “sehati sepikir” 1. “seia sekata”, “sehati sepikir” artinya tidak boleh ada pertentangan dalam hal iman 2. “jangan ada perpecahan” artinya tidak ada pendirian gereja yang terpecah dari gereja lain
  • 29. APOSTOLIK -> Kerasulan Gereja berasal dari para rasul dan tetap berpegang teguh pada kesaksian iman mereka itu. Kesadaran bahwa Gereja "dibangun atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru", sudah ada sejak zaman Gereja perdana sendiri (bdk Ef 2:20, Bdk Why 21:14).
  • 30. Hubungan antar generasi Gereja bukanlah merupakan “Estafet” Sifat apostolik berarti bahwa Gereja sekarang mengaku diri sama dengan gereja Perdana, yakni Gereja para rasul. dimana hubungan historis ini jangan dilihat sebagai pergantian orang atau seperti ajaran benar bagaikan sebuah tongkat dari rasul- rasul tertentu diteruskan sampai kepada para uskup sekarang, melainkan sebagai kelangsungan iman dan pengakuan.
  • 32. Dimana ada uskup, disitu ada jemaat, seperti dimana ada Kristus disitu ada Gereja Katolik -St. Ignatius dari Anthiokia-
  • 33. Yang di maksud ialah dalam perayaan Ekaristi, yang dipimpin oleh uskup, yang hadir bukan hanya jemaat setempat tetapi seluruh Gereja. Gereja selalu "lengkap", penuh. Tidak ada Gereja setengah-setengah atau sebagian. Gereja setempat, baik keuskupan maupun paroki bukanlah "cabang" Gereja Universal. Setiap Gereja setempat, bahkan setiap perkumpulan orang beriman yang sah, merupakan seluruh Gereja. Gereja tidak dapat dipotong-potong menjadi "Gereja-Gereja bagian".
  • 34. "Gereja disebut Katolik, karena tersebar diseluruh muka bumi dan juga karena mengajrkan secara menyeluruh dan lengkap segala ajaran iman tertuju kepada sesama manusia, yang mau disembuhkan secara menyeluruh pula“ -St. Sirilius dari Yerusalem-
  • 35. Artinya Gereja tidak hanya mempunyai arti geografis, tersebar keseluruh dunia, tetapi juga "menyeluruh", dalam arti "lengkap", berkaitan dengan ajarannya, serta "terbuka" dalam arti tertuju kepada siapa saja. Pada abad ke 5 masih ditambahkan bahwa gereja tidak hanya untuk segala bangsa, tetapi juga untuk segala jaman.
  • 36. Gereja Kristus itu sungguh hadir dalam semua jemaat beriman setempat yang sah, yang mematuhi para gembala mereka, dan dalam Perjanjian Baru disebut Gereja(Lih. Kis 8:1; 14:22-23; 20:17). Gereja-Gereja itu ditempatnya masing-masing merupakan umat baru yang dipanggil oleh Allah, dalam Roh Kudus dan dengan sepenuh-penuhnya (lih 1Tes 1:5). Di jemaat-jemaat itu, meskipun sering hanya kecil dan miskin, atau tinggal tersebar, hiduplah Kristus; dan berkat kekuatan-Nya terhimpunlah Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik.
  • 37. Gereja yang Katolik  St Ignatius dari Antiokhia (± tahun 100) mempergunakan kata ini yang berarti “universal” untuk menggambarkan Gereja (surat kepada jemaat di Smyrna). Gereja bersifat Katolik dalam arti bahwa Kristus secara universal hadir dalam Gereja dan bahwa Ia telah mengutus Gereja untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia -“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku” (Matius 28:19).
  • 38. Sifat dan Ciri Gereja Yang Dituntut Zaman Ini
  • 39. a. Gereja yang lebih merakyat dan mengutamakan yang miskin • Gereja dituntut lebih merakyat dan mengutamakan orang-orang sederhana dan miskin dan jangan dikuasai oleh mereka yang punya uang dan berpengaruh saja. Yesus sendiri adalah orang yang sederhana dan miskin. Ia memilih para rasul dari kalangan orang sederhana dan miskin.
  • 40. • Gereja harus menjadi abdi bagi kaum sederhana dan miskin. Ini bukan berarti bahwa Gereja hanya terdiri dari orang- orang sederhana dan miskin, tetapi Gereja harus memiliki semangat kesederhanaan dan kemiskinan. Jika Gereja ingin bergerak maju dengan cepat, maka Gereja jangan terbebani dengan bermacam-macam kekayaan dan kemegahan yang memberatkan langkahnya
  • 41. b. Gereja yang Bersifat Kenabian Nabi adalah seorang yang berani menyampaikan kehendak Allah kepada umat manusia dalam situasi konkret yang dihadapi pada zamannya. Gereja juga memiliki panggilan yang sama dengan nabi, yaitu menyampaikan kehendak Allah dalam situasi konkret yang dihadapinya. Misalnya, Gereja harus berani mengatakan apa yang benar dan apa yang salah.
  • 42. • Gereja harus berani mengecam dan menolak segala kebijakan dan tindakan yang melanggar keadilan dan hak asasi manusia, sekalipun hal itu berasal dari orang yang berkuasa dan berpengaruh. Jika Gereja berani berbicara terus terang, maka suara dan kehendak Tuhan akan terdengarkan, sebab Tuhan berbicara dan menyampaikan kehendak-Nya melalui manusia.
  • 43. c. Gereja yang membebaskan • Gereja harus menjadi tanda keselamatan bagi umat manusia. Penyelamatan bearti juga pembebasan manusia dari segala penderitaan baik penderitaan rohani maupun jasmani. Dalam hal ini, Gereja diutus untuk menyuarakan dan menjadi pelopor terciptanya dunia yang lebih adil, lebih bersaudara, lebih damai, dan bebas dari ketidakadilan.
  • 44. d. Gereja yang Merupakan Ragi Gereja masa kini hendaknya laksana ragi yang mengembangkan dunia baru. Gereja yang berada di luar dunia, sama seperti ragi yang ditaruh di luar adonan roti. Setiap kelompok orang Kristen sebagai satu Gereja lokal harus menjadi ragi di tempatnya masing- masing. Ragi yang membangun dunia baru, merombak tembok-tembok yang memisahkan bangsa / manusia yang satu dan yang lainnya.
  • 45. e. Gereja yang dinamis Dunia akan selalu berkembang. Oleh karena itu, Gereja harus dapat terus ber-agrionamento, artinya Gereja harus selalu memperbaharui diri sesuai dengan tuntutan zaman. f. Gereja yang bersifat karismatis Gereja yang dijiwai Roh Kudus harus dapat memberi hidup secara bebas dan leluasa kepada semua lapisan umat. Gereja yang penuh sesak dengan bermacam- macam peraturan, struktur organisasi, dan tata upacara liturgi akan menjadi Gereja yang kaku dan beku. Roh Allah telah memberikan karunia-karunia kepada setiap orang demi kebaikan bersama. Roh Allah pulalah yang memberikan kebijaksanaan, bakat-bakat dan kemampuan kepada siapa saja untuk kemajuan Gereja.