SlideShare a Scribd company logo
AJARAN TENTANG GEREJA DAN SAKRAMEN
Makalah
AJARAN TENTANG GEREJA DAN SAKRAMEN
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Agama Kristen
Dosen : M Nuh Hasan, M.A.
Di susun oleh:
M. Rahmat. Ramadhan (1113032100036)
Jurusan perbandingan agama
Fakultas ushuluddin
Universitas islam negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .............................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................2
Latar Belakang Masalah .................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3
Pengertian Gereja Sifat dan Tujuannya.............................................................................3
Gereja sebagai tubuh Kristus...........................................................................................5
Hubungan Gereja dengan kerajaan Allah.........................................................................6
Gereja sebagai Doktrin Penyelamatan..............................................................................8
Pengertian Sakramen ......................................................................................................9
Sakramen dalam Gereja Roma Khatolik dan Kristen Protestan.......................................11
Jenis-jenis dan MaknaSakramen...................................................................................15
Sakramen sebagai Dokrtin Penyelamatan.......................................................................17
Hubungan antara Gereja dan Sakramen.........................................................................18
BAB III PENUTUP..................................................................................................................20
Kesimpulan...................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pembahasan kal ini kita akan menbicarakan tentang kegerejaan dan sakramen agama Kristen. Kita tahu
bahwa umat kristiani itu memiliki tempat peribadatan yaitu Gereja akan tetapi terkadang kita tidak mengetahui akan
pengertian gereja tersebut atau tujuan dan sifat dari gereja tersebut.
Gereja itu berbeda dengan majid yang mana segala ketentuan apapun yang bersangkutan dengan aturan aturan itu
tidak di tentukan oleh masjd akan tetapi oleh para ulama kalau diindonesia MUI. Akan tetapi berbeda dengan gereja yang
mana segala ketentuan itu diatur oleh gereja, gereja memiliki kekuasan atas umatnya. Kita tidak melihat akan hal itu dalam
makalah ini akan tetapi kita akan melihat apa tujuan dan sifat dari gereja yang mana menjadi pegangan bagi umat Kristiani.
Selain itu juga ada beberapa sakramen sakramen yang sering dilakukan oleh umat Kristiani diantaranya nyaitu
Sakramen Pembaptisan, Sakramen Penguatan, Sakramen Taubat, Sakramen Ekaristi, Sakramen Pernikahan. Yang mana ini
semua adalah sakramen yang sering umat Kristiani lakuakan. Memang dalam pembahasan ini juga membahas akan
hubungan sakramen dengan penyelamatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian gereja
Gereja itu berasal dari bahasa Portugis yaitu Igreja atau dalam bahasa Yunaninya itu Ekkiesia[1]yaitu “dipanggil
keluar” atau bisa dikatakan sebagai “kumpulan orang orang yang keluar dari dunia. Maksud keluar disini ialah memilki arti
yang sangat luas.Ada yang mengartiakan “Umat” atau persekutuan orang orang Kristen.Ada juga yang mengartikan sebagai
“perhimpunan” atau lebih tepatnya perkumpulan ibadah umat kristiani.Ada juga yang mengarikan sebagai “Mazhab” yaitu
Khatolik, Protestan dll.
Apabila kita mengacu pada arti yang pertama itu gereja terbentuk 50 hari setelah kebangkitan Kristus yaitu pada
perayaan Pantekosta.Ketika ituRoh Kudus yang dijanjikan Allah diberikan kepada semua orang yang percaya kepada Yesus
Kristus.
Selain itu juga Gereja memiliki sifat-sifat yang tentunya mempunyai kaitan dengan makna dan hakikat Gereja itu
sendiri. Syahadat iman Gereja Katolik dirumuskan dalam doa kredo (credere = percaya). Ada dua rumusan kredo yaitu
rumusan pendek dan rumusan panjang.Syahadat rumusan pendek disebut Syahadat Para Rasul karena menurut tradisi
syahadat ini disusun oleh para rasul.Yang panjang disebut Syahadat Nikea yang disahkan dalam Konsili Nikea (325) yang
menekankan keilahian Yesus.Dikemudian hari lazim disebut sebagai Syadat Nikea-Konstantinopel karena berhubungan
dengan Konsili Konstantinopel I (381)[2].
Pada Konsili ini ditekankan keilahian Roh Kudus yang harus disembah dan dimuliakan bersama Bapa dan
Putera.Syahadat inilah yang lebih banyak digunakan dalam liturgi-liturgi Gereja Katolik. Di dalam rumusan syahadat
panjang itu pada bagian akhir dinyatakan keempat sifat atau ciri Gereja Katolik satu, kudus, katolik dan apostolik[3].
1. Gereja itu “satu”
karena Roh Kudus yang mempersatukan para anggota jemaat satu sama lain dengan para kepala atau pimpinan
jemaat (uskup) baik partikular maupun universal (Paus) yang berkedudukan di Vatikan.
Selain itu juga dilihat dari Kesatuan iman para anggotanya.Kesatuan iman ini bukan kesatuan statis tetapi kesatuan
yang dinamis, artinya iman yang sama namun diungkapkan dan dirumuskan secara berbeda-beda. Kesatuan di sini bukanlah
keseragaman tetapi bisa dipahami seperti Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu.
Kesatuan dalam pimpinan yaitu hierarki. Yesus memilih 12 rasul namun Ia juga memilih Petrus sebagai ketua para
rasul. Dalam diri Petrus, Kristus menetapkan asas dan dasar kesatuan iman yang kemudian diteruskan dalam diri Paus juga
masing-masing uskup sebagai pemimpin Gereja di sebuah wilayah.
Kesatuan dalam kebaktian dan kehidupan sakramental.Kebaktian dan sakramen-sakramen merupakan ekspresi
simbolis dari kesatuan gereja artinya lewat kesatuan kebaktian, sakramen-sakramen yang diterima Nampak jelas kesatuan
gereja itu sendiri.
2. Gereja itu “kudus”
karena berkat Roh Kudus yang menjiwai-Nya, Gereja bersatu dengan Tuhan, satu-satunya yang dari diri-Nya
sendiri kudus. Yang mana Kekudusan gereja nampak dalam beberapa hal antara lain:Sumber gereja itu kudus. Gereja
didirikan oleh Kristus .gereja menerima kekudusan dari Kristus sendiri (Yoh 17: 11), selain itu juga Tujuan dan arah gereja
adalah kudus. Gereja bertujuan untuk kemuliaan Allah dan penyelamatan manusia.Selai itu jugaJiwa Gereja adalah kudus
sebab jiwa gereja adalah Roh Kudus sendiri.
Unsur-unsur Ilahi yang otentik/asli yang berada dalam gereja adalah kudus misalnya ajaran-ajaran atau sakramen-
sakramen. Dan Anggotanya adalah kudus karena ditandai oleh Kristus melalui pembaptisan dan dipersatukan melalui iman,
harapan dan cinta yang kudus. Artinya, kita semua dipanggil menjuju kekudusan.
3. Gereja itu “katolik”, “menyeluruh”, “am” atau “umum”
karena tersebar di seluruh dunia sehingga mencakup semua.Yang Hidup di tengah segala bangsa dan Ajaran gereja
dapat diwartakan untuk segala bangsa dengan keanekaragamannya.Selain itu juga Gereja terbuka terhadap semua bangsa
dari berbagai daerah, agama, suku dan budaya.Yang mana Iman dan ajaran gereja bersifat umum artinya dapat diterima dan
dihayati oleh siapa saja.
4. Gereja itu “apostolik”
Yang mana gereja itu dibahawah bimbingan roh kidus selain itu juga warganya dikatakan “anggota umat Allah”
jika bersatu dengan pusat-pusat Gereja yang mengakui diri sebagai tahta para Rasul (apostoloi)[4].
Selain dari sifat sifatnya ada pula tujuan dari Gereja itu yaitu ada dua yang pertama itu koinonia atau persekutuan
yang mana gereja itu merupakan persekutuan orang orang yang mempercayai akan yesus kristus. Selain itu juga merupakan
pemersatu diantara umat kristiani. Sedangkan tujuan yang kedua itu Diakonia yang mana umat kristiani menyakini akan
bahwa Gereja itu merupaka misi dari tuhan.
B. Gereja sebagai tubuh Kristus
Ada pun maksud dari sini ialah bukan hanya mengartikan tubuh yesus itu secara jasmaniyah atau individu akan
tetapi maksud disinia ialah umum untuk semuanya. Dalam Perjanjian Baru menamai gereja itu dengan beberapa istilah, yaitu
gereja adalah bait Allah, bangsa Allah, Israel baru. Tetapi istilah yang paling tepat adalah gereja sebagai tubuh Kristus.
Istilah ini sangat banyak dalam surat-surat Paulus (Ef 1:22; 5:29; Kol 1:18; 1 Kor 10:6). Dari ayat-ayat ini dinyatakan
walaupun anggota tubuh dalam satu badan yang berbeda, tapi mempunyai tugas masing-masing dan tidak dapat dipisahkan
satu dengan yang lain. Tubuh dan kepala ialah perumpamaan yang tepat untuk menggambarkan wujud gereja[5].
Ada beberapa arti dalam istilah ini yang pertama itu Tubuh Kristus berarti bahwa di dalam gereja ada hubungan
dengan Kristus. Gereja bukan lanjutan inkarnasi Allah. Tapi tanda itu nampak di dunia ini. Kristus telah pernah datang
berupa badan manusia, sekarang berada dalam tubuh-Nya yakni gereja. Jadi gereja adalah tubuh duniawi dari Tuhan
surgawi.
Selain itu juga Gereja dikumpulkan dan diperintahkan oleh Kristus sang kepala gereja. Gereja tidak boleh
bertindak seolah-olah ia berdiri sendiri dan tidak boleh memerintah diri sendiri. Dari awal, gereja adalah milik Kristus dan
Dia-lah yang memerintah (Kristokrasi).Jadi gereja bukan perkumpulan orang-orang yang saleh. Gereja dijadikan oleh
Kristus dan milik Kristus.
Ada juga arti yang menyatakan bahwa Perkataan tubuh Kristus berarti anggota gereja bukan membntuk kesatuan
oleh dorongan hati sendiri. Mereka adalah satu kesatuan. Gereja bukan gabungan oknum-oknum yang mengakibatkan
berdirinya gereja. Gereja melebihi oknum, melebihi jumlah anggota jemaat, gereja adalah ibu orang percaya.
Dan yang terakhir Istilah tubuh ada kaitannya dengan suatu badan yang tampak. Jika kita lihat gereja, kita melihat
anggota jemaat, pendeta dll. Tapi masih ada yang tidak kelihatan, yaitu iman, persekutuan. Kita percaya bahwa kita adalah
anggota jemaat yang telah dipanggil dan dibenarkan juga dihimpunkan oleh Tuhan. Kita tidak boleh membedakan gereja
yang tampak dan tidak tampak. Keduanya adalah dua segi dari satu badan.
C. Hubungan gereja dengan kerajaan Allah
Di dalam Al kitab kita mendapatkan bahwa Yesus sendirilah yang pertama kali menggunakan kata Gereja atau
Jemaat. Dalam (Matius 16:16-18) ketika pertama kali Kristus berbicara mengenai gereja, yang Ia maksudkan adalah Gereja
atau Jemaat yang Universal, yang sesungguhnya tidak keliatan oleh mata manusia[6]. Atas dasar pernyataan Yesus ini maka
dapat di sebutkan bahwa gereja adalah:
 Milik Kristus;
 Hanya ada satu (kata gereja di sini tidak di tulis dalam bentuk jamak).
 Didirikan oleh Kristus sendiri.
 Dibangun atas Batu Karang (pondasi rohani), yaitu Yesus Kristus.
 Akan mengalahkan alam maut.
 Memiliki kunci kerajaan surge.
 Akan memiliki kuasa untuk mengikat dan melepaskann, baik dibumi maupun di sorga
Jelaslah bahwa diantara Kerajaan Allah dan Gereja terdapat hubungan yang erat, karena Kristus telah memberikan
kunci kerajaan surga kepada gereja.George E. Ledd menyatakan bahwa Kerajaan Allah harus dianggap sebagai
pemerintahan Allah. Gereja dengan demikian merupakan kumpulan orang yang berbeda dibawah pemerintahan Allah.
Kerajaan Allah adalah kepemimpinan Allah, sedangkan gereja merupakan masyarakat yang berbeda dibawah kepemimpinan
tersebut. Lima butir dasar hubungan di antara Kerajaan Allah dengan Gereja, yaitu:
 Gereja bukan Kerajaan Allah.
 Kerajaan Allah mendirikan Gereja.
 Gereja menyaksikan kerajaan Allah.
 Gereja merupakan alat Kerajaan Allah.
 Gereja adalah pemelihara-penjaga kerajaan Allah[7].
Jadi, Gereja meruapakan manifestasi dari kerajaan atau pemerintahan Allah. Gereja merupakan bentuk
pemerintahan Allah tersebut dimuka bumi ini. Gereja merupakan manifestasi pemerintahan Allah yang berdaulat di dalam
hati kita, dimana kehendak Allah dilaksanakan.(Erickson, Millard J., 1985. Christian Theology. Edisi Indonesia
diterjemahkan (1998), 3 jilid, Penerbit Gandum Mas: Malang).
D. Gereja Sebagai Doktrin Penyelamatan
Gereja sangat identik dengan doktrin dan dogma-dogma yang ditetapkan dan dianut olehnya.Selain zaman
sekarang yang sering dikatakan sebagai zaman yang mendekati “akhir zaman” gereja mau tidak mau juga identik dengan
paham keselamatan yang dimengerti oleh gereja. Masalah akhir zaman, merupakan masalah yang berkaitan dengan
pertanyaan “masuk surga atau masuk neraka kah kelak kita ketika Allah datang kedua kali?”.Pembahasan tentang pernyataan
ini sebenarnya bukan hanya dibahas pada masa-masa sekarang, namun telah ada sejak kekristenan muncul. Dan pengertian
tentang keselamatan yang “katanya” akan menuju surga itu, juga telah menyebabkan perpecahan gereja mula-mula yang
disebut dengan masa reformasi.
Banyak teolog yang membahas tentang dosa dan keselamatan yang mengkaitkan dengan pertobatan. Dimana
pertobatan sangat penting bagi keselamatan bahkan sangat mempengaruhi keselamatan manusia dari api neraka tempat
terdapat tangisan dan kertak gigi (Mat 22:13 ; Mat 8:12 ; Mat 25:30 ; Luk 13:28).
Soteriologi adalah sebuah pengajaran tentang penyelamatan (bahasa Yunani: Sôteria yang berarti keselamatan)[8].
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keselamatan berarti keadaaan yang selamat; kesejahteraan, kebahagiaan.Soteriologi
berhubungan dengan pengkhususan tentang teologi penciptaan yang berhubungan erat dengan ketritunggalan Allah.Dalam
sejarah umat manusia, karya penyelamatan itu di lakukan oleh Allah Tritunggal dalam wujud Sabda dan Roh Kudus.
Pada pengkategorian Soteriologi sebagai pemikiran teologi, kata “selamat’ dalam “penyelamatan” mengandung
banyak arti.Diantaranya selamat bererti manusia yang tidak berdosa karena dosa yang telah dihapuskan, dan keadaan dimana
manusia menyatu dengan Allah karena karya penyelamatan tersebut dan pengertian yang berbeda menurut teolog dan filsuf
lainnya dalam pemikiran dan zaman yang berbeda.
Penyelamatan itu ada ketika pertobatan itu ada dan pertobatan ada ketika dosa itu juga ada. Dosa pada saat ini
dianggap sebagai suatu pelanggaran pada tindakan, sikap atau dosa juga dianggap sebagai sesuatu yang alami yang melawan
atau berlawanan dengan hukum atau perintah Tuhan .
E. Pengertian Sakramen
Istilah sakramen telah dipakai oleh jemaat kristiani sejak abad yang pertama untuk mengatakan kumpulan orang
yang diperbolehkan hadir dan turut ambil bagian dalam perjamuan kudus, dan waktu baptis kudus dilayani.
Sakramen adalah tanda dan meterai yang kelihatan dan suci yang ditentukan oleh Tuhan untuk menjelaskan segala
sesuatu yang dijanjikan-Nya, atau dapat pula diartikan tanda dan meterai yang meneguhkan iman.
 Tanda adalah gambaran untuk memperingati sesuatu yang tidak kelihatan, seperti pelangi dijadikan tanda anugerah
Allah setelah ada air bah.
 Meterai (Rm 4:11) mengatakan bahwa sesuatu adalah benar; meterai menjamin kebenaran.
Dalam PL, sunat menjadi meterai kebenaran janji Allah. Demikian juga tanda-tanda sakramen dalam PB dijadikan
meterai untuk segala sesuatu yang dijadiakan oleh Tuhan, dan ketentuan janji itu menjadi besar jika melihat meterai-meterai
itu. Kata “sakramen” tidak diambil dari Alkitab, melainkan dari adat istiadat Roma, yaitu dari kata “sakramentum”. Kata ini
memilki dua arti, yaitu:
a) Sumpah prajurit, yaitu sumpah kesetiaan yang harus diucapkan oleh seorang prajurit di hadapan panji-panji kaisar.
b) Uang tanggungan, yang harus diletakkan di kuil oleh dua golongan yang sedang berperkara. Siapa yang dalam perkara itu
akan kehilangan uangnya.
Oleh karena itu maka kata sakramen (yang dijabarkan dari kata sacer = kudus) mengandung juga arti perbuatan
atau perkara yang rahasia, yang kudus, yang berhubungan dengan para dewa. Berhubung dengan itu maka kata sacramentum
kemudian dipandang sebagai terjemahan dari bahasa yunani Mysterion.
Sakramen beararti suatu kenyataan yang tampak yang meghadirkan rahmat penyelamataan Allah. Dengan kata
lain, sakramen adalah suatu “tanda” yang tampak dari karya Allah yang tidak tampak.
Orang-orang Kristiani yankin bahwa keberadaan Gereja (jemaat Kristiani) di dunia ini menandakan karya yang telah,
sedang, dan akan dilaksanakan oleh Allah bagi umat manusia melalui manusia Yesus. Karya Allah, yaitu karya
rekonsiliasi/pendamaian (medamaikan manuisa dengan Allah dan manusia dengan manusia) dan karya
pengudusan (membuat manusia menjadi kudus, yaitu hidup dalam kasih dan ketaatan kepada Allah), berlanngsung di dalam
dan di luar Gereja Kristiani (misalnya, Allah berkarya pula dalam umat Islam). Keberadan Gereja menjadi saksi karya
pendamaian dan pengudusan yang dilakukan Allah dalam sejarah dan menunjukan cara Allah menurut keyakinan Kristiani
melaksanakan penyelamatan umat manusia.
Orang-orang Kristiani yakin bahwa Kristus yang telah bangkit hidup didalam dan bersama dengan umat-Nya dan
senantiasa melakukan hal yang sama seperti yang telah Ia lakukan dalam hidup Nya di Palestina mengajar, berdoa, member
makan, menghibur, mengampuni, menderita, dan mati di bunuh. Aktifitas yang tidak nampak ini dibuat tampak dalam
kehidupan umat melalui penerimaan sakramen-sakramen. Dengan kata lain, ketika orang Kristiani mengambil bagian dalam
penerimaan sakramen, ia percaya bahwa ia berjumpa dengan Kristus yang telah bangkit yang menawarkan rahmat
penyelamatan Allah[9].
Hampir semua orang Kristiani sependapat bahwa sakramen yang utama ada dua, yaitu: Sakramen Baptis dan
Ekaristi. Disamping sakramen yang utama ini, orang-orang Kristiani Ortodoks dan Katolik meyakini ada lima sakramen
yang lain, sehingga semuanya ada tujuh sakramen. Gereja-gereja Protestan bervariasi dalam hal jumlah sakramen yang
mereka akui, tetapi kebanyakan menerima ada dua sakramen utama, yaitu Baptis dan Ekaristi (Perjamuan Kudus). Sedikit
saja Gereja Protestan, misalnya “Quakers” (Penggoncang) dan “Salavation Army” (Bala Keselamatan) yang sama sekali
tidak mempunyai sakramen. (Thomas Michel S. J . 2001, hal, 78-79).
F. Sakramen dalam Gereja Roma Khatolik dan Kristen Protestan
Dalam tradisi Kekristenan Barat, sakramen kerap diartikan sebagai tanda yang terlihat, yakni kulit luar yang
membungkus isinya, yaitu rahmat rohaniah (walaupun tidak semua sakramen diterima semua Gereja
sebagaisakramen). ketujuh sakramen
adalah Pembaptisan, Krisma (atau Penguatan), Ekaristi (Komuni), Imamat (Pentahbisan), Rekonsiliasi (atau Pengakuan
Dosa), Pengurapan orang sakit (Minyak Suci), dan Pernikahan.
Kebanyakan dari sakramen-sakramen ini digunakan sejak masa apostolik dalam Gereja, tetapi perkawinan, misalnya,
baru diakui sebagai suatu sakramen pada abad pertengahan.Beberapa Gereja tidak menganggap beberapa dari sakramen di
atas sebagai sakramen. Beberapa Gereja yang lain, misalnya Gereja Anglikan dan Kaum Katolik-Lama (bukan Gereja
Katolik), menganggap dua sakramen ketuhanan dalam Injil, yaitu Pembaptisan dan Ekaristi, sebagai "sakramen-sakramen
yang diperintahkan, yang mendasar, dan yang utama, yang dianugerahkan bagi keselamatan kita," serta menganggap kelima
ritus sakramental lainnya sebagai "sakramen rendah" yang merupakan turunan dari kedua sakramen utama tadi[10].
Sudah jelas bahwa Gereja-Gereja, denominasi-denominasi, dan sekte-sekte Kristen tidak sepaham dalam hal
jumlah dan pelaksanaan sakramen, namun umumnya sakramen-sakramen diyakini telah dilembagakan oleh Yesus. Pihak
yang tidak percaya pada teologi sakramental menyebut ritus-ritus tersebutatau setidak-tidaknya ritus-ritus yang mereka
gunakan terutama pembaptisan dan Komuni, sebagai "ordinansi."Sakramen-sakramen biasanya dilayankan oleh klerus bagi
satu atau lebih penerima, dan umumnya difahami melibatkan unsur-unsur yang terlihat dan yang tak terlihat. Unsur yang tak
terlihat (yang bermanifestasi di dalam diri) dianggap terjadi berkat karya Roh Kudus, rahmat Allah bekerja di dalam diri para
penerima sakramen, sedangkan unsur yang terlihat (atau yang tampak dari luar) meliputi penggunaan benda-benda
sepertiair, minyak, roti, serta roti dan anggur yang diberkati atau dikonsekrasi; penumpangan tangan; atau suatu
kaul(sumpah) penting tertentu yang ditandai dengan suatu pemberkatan umum (seperti pada pernikahan dan absolusi).
SAKRAMEN DALAM GEREJA KHATOLIK
Ketujuh sakramen adalah sebagai berikut:
 Pembaptisan (Permandian)
 Ekaristi (Komuni Suci)
 Penguatan (Sakramen Krisma)
 Pernikahan (Perkawinan)
 Imamat (Pentahbisan)
 Rekonsiliasi (Pengakuan Dosa, Sakramen Tobat)
 Pengurapan orang sakit (Sakramen Minyak Suci)
Beberapa Gereja menggunakan nama-nama lain untuk menyebut sakramen-sakramen yang mereka akui, misalnya
Krisma (Bahasa Inggris: Chrismation, Bahasa Italia: Crezima) adalah sebutan Gereja Ortodoks untuk menyebut ritus
penerimaan meterai Roh Kudus (Sakramen Penguatan); dan Gereja-Gereja Protestan di Indonesia lebih umum menggunakan
sebutan Sakramen Perjamuan Kudus atau Sakramen Meja Tuhan dari pada Sakramen Ekaristi atau Komuni Suci.
Selain ketujuh sakramen di atas, beberapa golongan Kristen (khususnya golongan Anabaptis dan kelompok-
kelompok Persaudaraan) mengakui upacara pembasuhan kaki sebagai sakramen (lihat Injil Yohanes 13:14), dan beberapa
golongan Kristen lainnya (Misalnya Polish National Catholic Church of America) ingin agar mendengarkan Pembacaan Injil
dianggap sebagai suatu sakramen pula. Jumlah, nama dan makna sakramen-sakramen serta penambahan sakramen-sakramen
baru berbeda beda antara satu denominasi dengan denominasi lainnya.
Berbagai Gereja bertradisi Katolik juga mengenal sakramental, yakni tindakan penyembahan yang berbeda dari
layaknya sakramen-sakramen, namun juga merupakan sarana-sarana rahmat. Benda-benda seperti rosario (tasbih), berbagai
macam skapulir dan medali suci termasuk dalam sakramental[11].
Pendekatan ini merupakan karakteristik teologi Ortodoks pada umumnya, dan kerap disebut "apofatik," artinya
setiap dan semua pernyataan positif mengenai Allah dan hal-hal teologis lainnya harus diimbangi dengan pernyataan-
pernyataan negatif. Misalnya, meskipun bahwasanya benar dan tepat untuk mengatakan bahwa Allah itu ada, atau bahkan
bahwa Allah adalah satu-satunya yang sungguh-sungguh ada, pernyataan-pernyataan semacam itu harus difahami juga
mengandung gagasan bahwa Allah melampaui apa yang biasanya difahami dengan istilah "ada."Meskipun demikian, para
teolog Ortodoks menulis juga mengenai adanya tujuh misteri (sakramen) "utama."
SAKRAMEN GEREJA PROTESTAN
Bagi Gereja Protestan, kata "menjadi perantara" atau "menyalurkan" digunakan hanya dengan pemahaman bahwa
sakramen adalah suatu simbol atau peringatan yang terlihat dari rahmat yang tak terlihat.
Gereja-Gereja Pentakosta klasik, kaum Injili, Nazarin dan Fundamentalis, menganut suatu bentuk imamat yang
unik. Karena alasan ini, kebanyakan dari mereka lebih suka menggunakan istilah “Fungsi Imamat” atau “Ordinansi”.
Keyakinan ini menjadikan ordinansi efektif dalam hal ketaatan dan partisipasi orang-orang percaya serta kesaksian pimpinan
dan anggota jemaat[12].
Cara pandang ini bersumber dari pengembangan konsep "imamat setiap orang percaya". Kegiatan ordinansi lebih
ditekankan peran imamat dari pada peran sakramentalnya sehingga ordinansi lebih dipandang sebagai suatu tindakan
pengorbanan yang dipersembahkan oleh orang-orang percaya dari pribadinya masing-masing, dari pada sebagai suatu ritual
yang mengandung kuasa sendiri.
G. Jenis Jenis dan Makna Sakramen
Dalam bagian ini pembahasan akan pemaknaan sakramen yang dilakukan oleh umat Kristiani yang sering mereka
lakuakn dan makna yang terdapat dalam setiap Sakramennya. Diantaranya yaitu:
 Sakramen pemembaptisan
Dalam kitab injil dijelaskan (Mat 28:19, Yoh 3: 5) ini merupakan sakramen yang pertama umat kristiani, yang
mana umat yang beriman ini harus melakukan sakramen ini sebelum melakukan sakramen yang lainnya. Untuk menghapus
dosa yang dahulu yang menjadikan warisan dari orang yang pertama yaitu Nabi Adam, selain itu juga menganugrahkan
jasad jasad Kristus yang telah menyatu dengan jiwa umat Kristiani. Pembaptisan juga hanya dilakukan sekali selama seumur
hidup namun meninggalkan matrai rohani yang tidak dapat dihapuskan.
 Sakramen Penguatan
(Kis 2:14-18, 9:17-19, 10:45, 19:5-6, Titus 3:4-8). Yang mana sakramen ini untuk menjadikan umat kristiani ini
mejadi Dewasa dan menjadikan sebagai saksi-saksi Kristus. Penguatan juga hanya dilakukan sekali selama seumur hidup
namun meninggalkan matrai rohani yang tidak dapat dihapuskan.
 Sakramen Ekaristi
Sakramen ini merupakan sakramen yang bisa dikatan sakramen yang kudus atau komuni kudus. Yang mana
sakramen ini merupakan sakramen penyatuan drah dengan jiwa Kristus. Ekaristi bukanlah bukan sekedar lambang belaka
akan tetapi tubuh dan darah jiwa kristus. Dalam mukzikjat perayaan Ekaristi imam mengkonsentrasikan dengan roti dan
anggur yang menjadikan sebagai darah dan jiwanya (1 Kor 11:23-15). (Yoh 6:48 - 52) jika kita melakukan dosa berat kita
harus mengakukan dosa kita sebelum kita melakukan komuni kudus jika tidak maka komuni kudus bukan mendatangkan
rahmat bagi jiwa akan tetapi mendatangkan dosa Sakrilegi[13].
 Sakramen Tobat
Merupakan sakramen pengakuan atau rekonsiliasi, kristus memberikan kekuasan kepada rasul untuk
membebaskan dosa dosa dan para rasul meneruskan kekuasaan itu kepada Uskup dan Imam. Sakramen taubat mengampunan
setelah sakramen pembaptisan ketika mengaku dosa umat beriman harus mengaku dosa dasa yang ada didirinya. Menurut
jenisnya, misalnya Perjinahan atau pencurian serta menurut jumlahnya misalnya satu kali, beberapa atu sering kali. Setelah
mengakui dosa dosanya kemudian mendengarkan nasehat dari imam, mengucapkan tobat, menerima absolusi pengmpunan
Kristus dari imam.
 Sakramen Pengurapan orang Sakit
Yang mana dalam sakramen ini merupakan sakramen penyembuhan yang mana langsug pertolongan dari tuhan .
Batuan tuhan melalui keutan rohaniah menolong orang sakit menuju kesembuhan jiwa tetapi juga menuju kesembuhan
badan kalau itu sesuai kehendak allah. (Mrk 6:13 yak 5:14-15).
 Sakramen Tahdisan
Yang merupakan sakramen ini untuk meneruskan suatu warisan sakramen dari para rasul. Ada tiga jenjang
sakramen Tahdisan yaitu diakon, imam, uskup. Yang boleh menerima Sakramen hanya imama dan Uskup dan
mempersembahkan koraban Missa (Mat 19:22, Luk 18:29-20, 1 Kor 7).
 Sakramen Pernikahan
Dengan sakramen ini tuhan telah menganugrahkan kepada semua orang untuk saling menyayangi yang mana
dalam sakramen pernikahaan ini juga manusia diharuskan menjaga akan keharmonian yang mana dalam Khatolik
pembatalan dari pernikahaan itu bukanlah perceraian. (Mrk 10:22-12, EF 5:22-33).
H. Sakramen Sebagai dokrin penyelamatan
Sakramen menjadi lambang serta Sarana Penyelamatan manusia merupakan kehendak
Allah dan itu diwujudkandan dilaksanakan dalam Yesus Kristus. Yesus Kristus menjadi sakramen induk, artinya dalam
dialah terjadi sejarah penyelamatan Allah.Kristus menjadi lambang dan sarana Allah yang menyelamatkan umat manusia.
Sekarang, tindak penyelamatan Allah itu dilanjutkan oleh Allah dalam Gereja, Tubuh Kristus.Gereja didirikan oleh
Kristus bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk tujuan penyelamatan itu. Gereja menjalankan fungsi
penyelamatan yang diembannya dalam Roh Kudus yang dijanjikan Kristus. Gereja merupakan tanda dan tempat kehadiran
Kristus[14].
Gereja adalah tanda kehadiran Allah yang menyelamatkan sebagian terlaksana dalam Yesus Kristus. Oleh karena
itu, Gereja juga disebut sakramen dasar karena Kritus, kalau demikian, Gereja menjadi lambang dan sarana penyelamatan
Allah yang terwujud dalam Kristus.
I. Hubungan antara Gereja dan Sakramen
Sakramen – sakramen Gereja ini tidak dapat dipisahkan dari ibadat atau liturgi Gereja, karena semua sakramen-
sakramen adalah bentuk bentuk ibadat gereja. Yaitu mereka mereyakan misteri merayakan penyelamatan Allah melalui
Kristus. Melalui tanda – tanda, mereka menghasilkan rahmat yang sesuatu dengan masing masing Sakramen bagi pribadi -
pribadi yang merayakan sakramen sakramen ini.
Sejrah keselamatan adalah sejarah perjumpaan personal Allah dengan manusia dan penyingkapan penyelamatan
rencana keselamatan-Nya dalam sejarah. Yang mana perjumpaan Personal Allah dengan manusia ini yang siatifnya datang
dari Allah dan hanya dari dia, telah terpenuhi sekali untuk selamanya dalam Yesus KristuS, dalam satu Pengantara
jarak tak terbatas yang memisahkan manusia dari Allah telah dijembatani[15]. melalui misteri Paskah Kristus semua
manusia telah diselamatkan dan dipersatukan dengan Allah.
Dengan demikian ada dua pengeshan Fundamental baerkaitan dengan ajaran gereja tentang Sakramen yang
pertama, Gereja adalah Tempat meyimpan tanda tanda yang ditetapkan oleh Kristus, yang dipercayakan-Nya pada Gereja
supaya dipelihara dan dirayakan dengan setia. Yang kedua, Tanda-tanda ini, karena mereka adalah tanda tanda tindakan
Kristus yang mulia, merupakan tanda tanda yang berdaya rahmat. Dirancang oleh-Nya untuk mengkomunikasikan
penyelamatan-Nya dan dianggap-Nya sebagai tindakan-Nya sendiri, tanda tanda itu tidak di halangi dalam validasi mereka
oleh kelemahan manusiawi dari para pelayannya, sejauh mereka bermaksud untuk mengkomunikasikan apa yang telah
dipercayakan Kristus pada Gereja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas yang mana dalam pengertian gereja itu merupakan misi yang memenag datang dari Allah
untuk menuntun dan membebaskan manusia dari dosan, selain itu juga manusia akan dibimbing oleh Roh kudus. Dari pada
itu juga dalam hubungan bahwa geresa merupakan tubuh kristus dikarnakan gereja merupakan sekumpulan umat yang
mempercayai akan Kristus itu sendiri.
Dalam pembahasan akan sakramen yang ditas bisa kita ambil dari iti sari nya yaitu bahwa mereka melakukan
Sakaramen Pembaptisan terlebih dahulu. Bagi orang yang beriman dia diwajibkan melakukan Sakramen Pembaptisan
terlebih dahulu sebelum melakukan sakramen yang lainnya
Daftar pustaka
Sudarmi. R, Ikhtisar Dogmatika, 1982, BPK Gunung Mulya- Jakarta
Berkhof .H, Iman Kristen, Momentum, Surabaya 2010.
Harun Hadiwijono, Iman Kristen, Jakarta: BPK-GM, 2009
G.C. van Niftrik & B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini, Jakarta: BPK-GM, 2008
Erickson, Millard J., 1985. Christian Theology. Edisi Indonesia diterjemahkan (1998), 3 jilid, Penerbit Gandum Mas Malang
[1] Di dalam PB kata yang dipakai untuk menyebutkan persekutuan para orang beriman adalahekklesia,
yang berarti rapatatau perkumpulan yang terdiri dari orang-orang yang dipanggil untuk berkumpul.Mereka
berkumpul karena dipanggil atau dikumpulkan
[2] Harun Hadiwijono, Iman Kristen, Jakarta:BPK-GM, 2009, hlm 380
[3] Harun Hadiwijono, Iman Kristen, Jakarta:BPK-GM, 2009, hlm 412
[4] Berkhof .H, Iman Kristen, Momentum, Surabaya 2010, hlm 223
[5] Ibid h 234
[6] Sudarmi. R, Ikhtisar Dogmatika, 1982, BPK Gunung Mulya- Jakarta
[7] Ibid h 342
[8] Sudarmi. R, Ikhtisar Dogmatika, 1982, BPK Gunung Mulya- Jakarta
[9] Berkhof .H, Iman Kristen, Momentum, Surabaya 2010.
[10] Ibid hlm 90
[11] Erickson, Millard J., 1985. Christian Theology. Edisi Indonesia diterjemahkan (1998), 3
jilid, Penerbit Gandum Mas Malang
[12] Harun Hadiwijono, Iman Kristen, Jakarta: BPK-GM, 2009
[13] Ibid hlm 126
[14] Harun Hadiwijono, Iman Kristen, Jakarta: BPK-GM, 2009
[15] Sudarmi. R, Ikhtisar Dogmatika, 1982, BPK Gunung Mulya- Jakarta

More Related Content

What's hot

Ppt 3 gereja
Ppt 3   gerejaPpt 3   gereja
Ppt 3 gereja
PENDIDIKANADALAHPENT
 
10 perintah allah
10 perintah allah10 perintah allah
10 perintah allah
paroki_babarsari
 
Ajaran sosial gereja
Ajaran sosial gerejaAjaran sosial gereja
Ajaran sosial gereja
budhi pr
 
Pel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen BaptisPel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen Baptis
Kornelis Ruben
 
Antropologi perspektif iman kristen
Antropologi  perspektif iman kristen Antropologi  perspektif iman kristen
Antropologi perspektif iman kristen
Daniel Saroengoe
 
Gereja Sebagai Umat Allah yang Baru
Gereja Sebagai Umat Allah yang BaruGereja Sebagai Umat Allah yang Baru
Gereja Sebagai Umat Allah yang Baru
RuangguruKristen
 
Kurikulum katekisasi gpib jemaat pondok ungu
Kurikulum katekisasi gpib jemaat pondok unguKurikulum katekisasi gpib jemaat pondok ungu
Kurikulum katekisasi gpib jemaat pondok ungu
stephen sihombing
 
KRISTOLOGI
KRISTOLOGIKRISTOLOGI
KRISTOLOGI
Daniel Saroengoe
 
Tugas presentasi agama(gereja)
Tugas presentasi agama(gereja)Tugas presentasi agama(gereja)
Tugas presentasi agama(gereja)Dearest Rome
 
KEESAAN GEREJA (OIKUMENE).pptx
KEESAAN GEREJA (OIKUMENE).pptxKEESAAN GEREJA (OIKUMENE).pptx
KEESAAN GEREJA (OIKUMENE).pptx
HansTobing
 
MENGENAL MALAIKAT TUHAN
MENGENAL MALAIKAT TUHANMENGENAL MALAIKAT TUHAN
MENGENAL MALAIKAT TUHAN
slametwiyono
 
POLA HIDUP PEMIMPIN KRISTEN
POLA HIDUP PEMIMPIN KRISTENPOLA HIDUP PEMIMPIN KRISTEN
POLA HIDUP PEMIMPIN KRISTEN
Yohanes Ratu Eda
 
Sakramen-Sakramen.ppt
Sakramen-Sakramen.pptSakramen-Sakramen.ppt
Sakramen-Sakramen.ppt
DinarDorotea
 
Sejarah Gereja
Sejarah GerejaSejarah Gereja
Sejarah Gereja
onchy
 
Ppt 2 pribadi yesus kristus
Ppt 2   pribadi yesus kristusPpt 2   pribadi yesus kristus
Ppt 2 pribadi yesus kristus
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Dasar dasar alkitabiah pwg
Dasar dasar alkitabiah pwgDasar dasar alkitabiah pwg
Dasar dasar alkitabiah pwg
Jannus Panjaitan
 
Sakramen Baptis
Sakramen BaptisSakramen Baptis
Sakramen Baptis
natania santoso
 
SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT
SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKITSAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT
SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT
wahyusinawang
 

What's hot (20)

Ppt 3 gereja
Ppt 3   gerejaPpt 3   gereja
Ppt 3 gereja
 
10 perintah allah
10 perintah allah10 perintah allah
10 perintah allah
 
Ajaran sosial gereja
Ajaran sosial gerejaAjaran sosial gereja
Ajaran sosial gereja
 
Pel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen BaptisPel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen Baptis
 
Antropologi perspektif iman kristen
Antropologi  perspektif iman kristen Antropologi  perspektif iman kristen
Antropologi perspektif iman kristen
 
Gereja Sebagai Umat Allah yang Baru
Gereja Sebagai Umat Allah yang BaruGereja Sebagai Umat Allah yang Baru
Gereja Sebagai Umat Allah yang Baru
 
Kurikulum katekisasi gpib jemaat pondok ungu
Kurikulum katekisasi gpib jemaat pondok unguKurikulum katekisasi gpib jemaat pondok ungu
Kurikulum katekisasi gpib jemaat pondok ungu
 
KRISTOLOGI
KRISTOLOGIKRISTOLOGI
KRISTOLOGI
 
Ppt 3 gereja
Ppt 3   gerejaPpt 3   gereja
Ppt 3 gereja
 
Being Catholic
Being CatholicBeing Catholic
Being Catholic
 
Tugas presentasi agama(gereja)
Tugas presentasi agama(gereja)Tugas presentasi agama(gereja)
Tugas presentasi agama(gereja)
 
KEESAAN GEREJA (OIKUMENE).pptx
KEESAAN GEREJA (OIKUMENE).pptxKEESAAN GEREJA (OIKUMENE).pptx
KEESAAN GEREJA (OIKUMENE).pptx
 
MENGENAL MALAIKAT TUHAN
MENGENAL MALAIKAT TUHANMENGENAL MALAIKAT TUHAN
MENGENAL MALAIKAT TUHAN
 
POLA HIDUP PEMIMPIN KRISTEN
POLA HIDUP PEMIMPIN KRISTENPOLA HIDUP PEMIMPIN KRISTEN
POLA HIDUP PEMIMPIN KRISTEN
 
Sakramen-Sakramen.ppt
Sakramen-Sakramen.pptSakramen-Sakramen.ppt
Sakramen-Sakramen.ppt
 
Sejarah Gereja
Sejarah GerejaSejarah Gereja
Sejarah Gereja
 
Ppt 2 pribadi yesus kristus
Ppt 2   pribadi yesus kristusPpt 2   pribadi yesus kristus
Ppt 2 pribadi yesus kristus
 
Dasar dasar alkitabiah pwg
Dasar dasar alkitabiah pwgDasar dasar alkitabiah pwg
Dasar dasar alkitabiah pwg
 
Sakramen Baptis
Sakramen BaptisSakramen Baptis
Sakramen Baptis
 
SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT
SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKITSAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT
SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT
 

Similar to Gereja dan sakramen

Makalah Dogmatika IV
Makalah Dogmatika IVMakalah Dogmatika IV
Makalah Dogmatika IV
yaniussoop
 
Makalah gereja menyatukan orang orang percaya dalam pandangan surat-surat dog...
Makalah gereja menyatukan orang orang percaya dalam pandangan surat-surat dog...Makalah gereja menyatukan orang orang percaya dalam pandangan surat-surat dog...
Makalah gereja menyatukan orang orang percaya dalam pandangan surat-surat dog...
agung bulan
 
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
lokobaltenius
 
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdfJURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
Dethanmalimou
 
Makalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IVMakalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IV
abaskalolik
 
Konsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen KatholikKonsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen Katholik
pjj_kemenkes
 
Keperawatan agama modul 1 kb3
Keperawatan agama modul 1 kb3Keperawatan agama modul 1 kb3
Keperawatan agama modul 1 kb3
Anton Saja
 
Agama Islam
 Agama Islam Agama Islam
Agama Islam
pjj_kemenkes
 
Konsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen KatholikKonsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen Katholik
pjj_kemenkes
 
Gereja dan roh kudus
Gereja dan roh kudusGereja dan roh kudus
Gereja dan roh kudus
seransony
 
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam GerejaDogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
KalebOM
 
Makalah pandangan surat yohanes terhadap gereja
Makalah pandangan surat yohanes terhadap gerejaMakalah pandangan surat yohanes terhadap gereja
Makalah pandangan surat yohanes terhadap gereja
franciskussalabbaet
 
3277742.ppt
3277742.ppt3277742.ppt
3277742.ppt
DinarDorotea
 
AGAMA KATOLInnnnnnnnnnnnnnKEJA .....pptx
AGAMA KATOLInnnnnnnnnnnnnnKEJA .....pptxAGAMA KATOLInnnnnnnnnnnnnnKEJA .....pptx
AGAMA KATOLInnnnnnnnnnnnnnKEJA .....pptx
ELASONIARTI
 
PPT MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA KELOMPOK 11
PPT MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA KELOMPOK 11PPT MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA KELOMPOK 11
PPT MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA KELOMPOK 11
ssuser328cb5
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
ssuser328cb5
 
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdfSIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
ELASONIARTI
 
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
anandasesilia
 
Dewan paroki by rm anton konseng pr
Dewan paroki by rm anton konseng prDewan paroki by rm anton konseng pr
Dewan paroki by rm anton konseng pr
Paroki St Paulus Pekanbaru
 
Modul agama kristen
Modul agama kristenModul agama kristen
Modul agama kristen
PT. Prudential Life Assurance
 

Similar to Gereja dan sakramen (20)

Makalah Dogmatika IV
Makalah Dogmatika IVMakalah Dogmatika IV
Makalah Dogmatika IV
 
Makalah gereja menyatukan orang orang percaya dalam pandangan surat-surat dog...
Makalah gereja menyatukan orang orang percaya dalam pandangan surat-surat dog...Makalah gereja menyatukan orang orang percaya dalam pandangan surat-surat dog...
Makalah gereja menyatukan orang orang percaya dalam pandangan surat-surat dog...
 
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
 
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdfJURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
 
Makalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IVMakalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IV
 
Konsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen KatholikKonsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen Katholik
 
Keperawatan agama modul 1 kb3
Keperawatan agama modul 1 kb3Keperawatan agama modul 1 kb3
Keperawatan agama modul 1 kb3
 
Agama Islam
 Agama Islam Agama Islam
Agama Islam
 
Konsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen KatholikKonsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen Katholik
 
Gereja dan roh kudus
Gereja dan roh kudusGereja dan roh kudus
Gereja dan roh kudus
 
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam GerejaDogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
 
Makalah pandangan surat yohanes terhadap gereja
Makalah pandangan surat yohanes terhadap gerejaMakalah pandangan surat yohanes terhadap gereja
Makalah pandangan surat yohanes terhadap gereja
 
3277742.ppt
3277742.ppt3277742.ppt
3277742.ppt
 
AGAMA KATOLInnnnnnnnnnnnnnKEJA .....pptx
AGAMA KATOLInnnnnnnnnnnnnnKEJA .....pptxAGAMA KATOLInnnnnnnnnnnnnnKEJA .....pptx
AGAMA KATOLInnnnnnnnnnnnnnKEJA .....pptx
 
PPT MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA KELOMPOK 11
PPT MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA KELOMPOK 11PPT MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA KELOMPOK 11
PPT MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA KELOMPOK 11
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
 
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdfSIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
 
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
 
Dewan paroki by rm anton konseng pr
Dewan paroki by rm anton konseng prDewan paroki by rm anton konseng pr
Dewan paroki by rm anton konseng pr
 
Modul agama kristen
Modul agama kristenModul agama kristen
Modul agama kristen
 

Recently uploaded

Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 

Recently uploaded (20)

Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 

Gereja dan sakramen

  • 1. AJARAN TENTANG GEREJA DAN SAKRAMEN Makalah AJARAN TENTANG GEREJA DAN SAKRAMEN Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Agama Kristen Dosen : M Nuh Hasan, M.A. Di susun oleh: M. Rahmat. Ramadhan (1113032100036) Jurusan perbandingan agama Fakultas ushuluddin Universitas islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015 DAFTAR ISI DAFTAR ISI .............................................................................................................................1 BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................2 Latar Belakang Masalah .................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3
  • 2. Pengertian Gereja Sifat dan Tujuannya.............................................................................3 Gereja sebagai tubuh Kristus...........................................................................................5 Hubungan Gereja dengan kerajaan Allah.........................................................................6 Gereja sebagai Doktrin Penyelamatan..............................................................................8 Pengertian Sakramen ......................................................................................................9 Sakramen dalam Gereja Roma Khatolik dan Kristen Protestan.......................................11 Jenis-jenis dan MaknaSakramen...................................................................................15 Sakramen sebagai Dokrtin Penyelamatan.......................................................................17 Hubungan antara Gereja dan Sakramen.........................................................................18 BAB III PENUTUP..................................................................................................................20 Kesimpulan...................................................................................................................20 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembahasan kal ini kita akan menbicarakan tentang kegerejaan dan sakramen agama Kristen. Kita tahu bahwa umat kristiani itu memiliki tempat peribadatan yaitu Gereja akan tetapi terkadang kita tidak mengetahui akan pengertian gereja tersebut atau tujuan dan sifat dari gereja tersebut. Gereja itu berbeda dengan majid yang mana segala ketentuan apapun yang bersangkutan dengan aturan aturan itu tidak di tentukan oleh masjd akan tetapi oleh para ulama kalau diindonesia MUI. Akan tetapi berbeda dengan gereja yang mana segala ketentuan itu diatur oleh gereja, gereja memiliki kekuasan atas umatnya. Kita tidak melihat akan hal itu dalam makalah ini akan tetapi kita akan melihat apa tujuan dan sifat dari gereja yang mana menjadi pegangan bagi umat Kristiani. Selain itu juga ada beberapa sakramen sakramen yang sering dilakukan oleh umat Kristiani diantaranya nyaitu Sakramen Pembaptisan, Sakramen Penguatan, Sakramen Taubat, Sakramen Ekaristi, Sakramen Pernikahan. Yang mana ini semua adalah sakramen yang sering umat Kristiani lakuakan. Memang dalam pembahasan ini juga membahas akan hubungan sakramen dengan penyelamatan. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian gereja Gereja itu berasal dari bahasa Portugis yaitu Igreja atau dalam bahasa Yunaninya itu Ekkiesia[1]yaitu “dipanggil keluar” atau bisa dikatakan sebagai “kumpulan orang orang yang keluar dari dunia. Maksud keluar disini ialah memilki arti yang sangat luas.Ada yang mengartiakan “Umat” atau persekutuan orang orang Kristen.Ada juga yang mengartikan sebagai “perhimpunan” atau lebih tepatnya perkumpulan ibadah umat kristiani.Ada juga yang mengarikan sebagai “Mazhab” yaitu Khatolik, Protestan dll.
  • 3. Apabila kita mengacu pada arti yang pertama itu gereja terbentuk 50 hari setelah kebangkitan Kristus yaitu pada perayaan Pantekosta.Ketika ituRoh Kudus yang dijanjikan Allah diberikan kepada semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Selain itu juga Gereja memiliki sifat-sifat yang tentunya mempunyai kaitan dengan makna dan hakikat Gereja itu sendiri. Syahadat iman Gereja Katolik dirumuskan dalam doa kredo (credere = percaya). Ada dua rumusan kredo yaitu rumusan pendek dan rumusan panjang.Syahadat rumusan pendek disebut Syahadat Para Rasul karena menurut tradisi syahadat ini disusun oleh para rasul.Yang panjang disebut Syahadat Nikea yang disahkan dalam Konsili Nikea (325) yang menekankan keilahian Yesus.Dikemudian hari lazim disebut sebagai Syadat Nikea-Konstantinopel karena berhubungan dengan Konsili Konstantinopel I (381)[2]. Pada Konsili ini ditekankan keilahian Roh Kudus yang harus disembah dan dimuliakan bersama Bapa dan Putera.Syahadat inilah yang lebih banyak digunakan dalam liturgi-liturgi Gereja Katolik. Di dalam rumusan syahadat panjang itu pada bagian akhir dinyatakan keempat sifat atau ciri Gereja Katolik satu, kudus, katolik dan apostolik[3]. 1. Gereja itu “satu” karena Roh Kudus yang mempersatukan para anggota jemaat satu sama lain dengan para kepala atau pimpinan jemaat (uskup) baik partikular maupun universal (Paus) yang berkedudukan di Vatikan. Selain itu juga dilihat dari Kesatuan iman para anggotanya.Kesatuan iman ini bukan kesatuan statis tetapi kesatuan yang dinamis, artinya iman yang sama namun diungkapkan dan dirumuskan secara berbeda-beda. Kesatuan di sini bukanlah keseragaman tetapi bisa dipahami seperti Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu. Kesatuan dalam pimpinan yaitu hierarki. Yesus memilih 12 rasul namun Ia juga memilih Petrus sebagai ketua para rasul. Dalam diri Petrus, Kristus menetapkan asas dan dasar kesatuan iman yang kemudian diteruskan dalam diri Paus juga masing-masing uskup sebagai pemimpin Gereja di sebuah wilayah. Kesatuan dalam kebaktian dan kehidupan sakramental.Kebaktian dan sakramen-sakramen merupakan ekspresi simbolis dari kesatuan gereja artinya lewat kesatuan kebaktian, sakramen-sakramen yang diterima Nampak jelas kesatuan gereja itu sendiri. 2. Gereja itu “kudus” karena berkat Roh Kudus yang menjiwai-Nya, Gereja bersatu dengan Tuhan, satu-satunya yang dari diri-Nya sendiri kudus. Yang mana Kekudusan gereja nampak dalam beberapa hal antara lain:Sumber gereja itu kudus. Gereja didirikan oleh Kristus .gereja menerima kekudusan dari Kristus sendiri (Yoh 17: 11), selain itu juga Tujuan dan arah gereja adalah kudus. Gereja bertujuan untuk kemuliaan Allah dan penyelamatan manusia.Selai itu jugaJiwa Gereja adalah kudus sebab jiwa gereja adalah Roh Kudus sendiri. Unsur-unsur Ilahi yang otentik/asli yang berada dalam gereja adalah kudus misalnya ajaran-ajaran atau sakramen- sakramen. Dan Anggotanya adalah kudus karena ditandai oleh Kristus melalui pembaptisan dan dipersatukan melalui iman, harapan dan cinta yang kudus. Artinya, kita semua dipanggil menjuju kekudusan. 3. Gereja itu “katolik”, “menyeluruh”, “am” atau “umum” karena tersebar di seluruh dunia sehingga mencakup semua.Yang Hidup di tengah segala bangsa dan Ajaran gereja dapat diwartakan untuk segala bangsa dengan keanekaragamannya.Selain itu juga Gereja terbuka terhadap semua bangsa dari berbagai daerah, agama, suku dan budaya.Yang mana Iman dan ajaran gereja bersifat umum artinya dapat diterima dan dihayati oleh siapa saja.
  • 4. 4. Gereja itu “apostolik” Yang mana gereja itu dibahawah bimbingan roh kidus selain itu juga warganya dikatakan “anggota umat Allah” jika bersatu dengan pusat-pusat Gereja yang mengakui diri sebagai tahta para Rasul (apostoloi)[4]. Selain dari sifat sifatnya ada pula tujuan dari Gereja itu yaitu ada dua yang pertama itu koinonia atau persekutuan yang mana gereja itu merupakan persekutuan orang orang yang mempercayai akan yesus kristus. Selain itu juga merupakan pemersatu diantara umat kristiani. Sedangkan tujuan yang kedua itu Diakonia yang mana umat kristiani menyakini akan bahwa Gereja itu merupaka misi dari tuhan. B. Gereja sebagai tubuh Kristus Ada pun maksud dari sini ialah bukan hanya mengartikan tubuh yesus itu secara jasmaniyah atau individu akan tetapi maksud disinia ialah umum untuk semuanya. Dalam Perjanjian Baru menamai gereja itu dengan beberapa istilah, yaitu gereja adalah bait Allah, bangsa Allah, Israel baru. Tetapi istilah yang paling tepat adalah gereja sebagai tubuh Kristus. Istilah ini sangat banyak dalam surat-surat Paulus (Ef 1:22; 5:29; Kol 1:18; 1 Kor 10:6). Dari ayat-ayat ini dinyatakan walaupun anggota tubuh dalam satu badan yang berbeda, tapi mempunyai tugas masing-masing dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Tubuh dan kepala ialah perumpamaan yang tepat untuk menggambarkan wujud gereja[5]. Ada beberapa arti dalam istilah ini yang pertama itu Tubuh Kristus berarti bahwa di dalam gereja ada hubungan dengan Kristus. Gereja bukan lanjutan inkarnasi Allah. Tapi tanda itu nampak di dunia ini. Kristus telah pernah datang berupa badan manusia, sekarang berada dalam tubuh-Nya yakni gereja. Jadi gereja adalah tubuh duniawi dari Tuhan surgawi. Selain itu juga Gereja dikumpulkan dan diperintahkan oleh Kristus sang kepala gereja. Gereja tidak boleh bertindak seolah-olah ia berdiri sendiri dan tidak boleh memerintah diri sendiri. Dari awal, gereja adalah milik Kristus dan Dia-lah yang memerintah (Kristokrasi).Jadi gereja bukan perkumpulan orang-orang yang saleh. Gereja dijadikan oleh Kristus dan milik Kristus. Ada juga arti yang menyatakan bahwa Perkataan tubuh Kristus berarti anggota gereja bukan membntuk kesatuan oleh dorongan hati sendiri. Mereka adalah satu kesatuan. Gereja bukan gabungan oknum-oknum yang mengakibatkan berdirinya gereja. Gereja melebihi oknum, melebihi jumlah anggota jemaat, gereja adalah ibu orang percaya. Dan yang terakhir Istilah tubuh ada kaitannya dengan suatu badan yang tampak. Jika kita lihat gereja, kita melihat anggota jemaat, pendeta dll. Tapi masih ada yang tidak kelihatan, yaitu iman, persekutuan. Kita percaya bahwa kita adalah anggota jemaat yang telah dipanggil dan dibenarkan juga dihimpunkan oleh Tuhan. Kita tidak boleh membedakan gereja yang tampak dan tidak tampak. Keduanya adalah dua segi dari satu badan. C. Hubungan gereja dengan kerajaan Allah Di dalam Al kitab kita mendapatkan bahwa Yesus sendirilah yang pertama kali menggunakan kata Gereja atau Jemaat. Dalam (Matius 16:16-18) ketika pertama kali Kristus berbicara mengenai gereja, yang Ia maksudkan adalah Gereja atau Jemaat yang Universal, yang sesungguhnya tidak keliatan oleh mata manusia[6]. Atas dasar pernyataan Yesus ini maka dapat di sebutkan bahwa gereja adalah:  Milik Kristus;  Hanya ada satu (kata gereja di sini tidak di tulis dalam bentuk jamak).  Didirikan oleh Kristus sendiri.  Dibangun atas Batu Karang (pondasi rohani), yaitu Yesus Kristus.
  • 5.  Akan mengalahkan alam maut.  Memiliki kunci kerajaan surge.  Akan memiliki kuasa untuk mengikat dan melepaskann, baik dibumi maupun di sorga Jelaslah bahwa diantara Kerajaan Allah dan Gereja terdapat hubungan yang erat, karena Kristus telah memberikan kunci kerajaan surga kepada gereja.George E. Ledd menyatakan bahwa Kerajaan Allah harus dianggap sebagai pemerintahan Allah. Gereja dengan demikian merupakan kumpulan orang yang berbeda dibawah pemerintahan Allah. Kerajaan Allah adalah kepemimpinan Allah, sedangkan gereja merupakan masyarakat yang berbeda dibawah kepemimpinan tersebut. Lima butir dasar hubungan di antara Kerajaan Allah dengan Gereja, yaitu:  Gereja bukan Kerajaan Allah.  Kerajaan Allah mendirikan Gereja.  Gereja menyaksikan kerajaan Allah.  Gereja merupakan alat Kerajaan Allah.  Gereja adalah pemelihara-penjaga kerajaan Allah[7]. Jadi, Gereja meruapakan manifestasi dari kerajaan atau pemerintahan Allah. Gereja merupakan bentuk pemerintahan Allah tersebut dimuka bumi ini. Gereja merupakan manifestasi pemerintahan Allah yang berdaulat di dalam hati kita, dimana kehendak Allah dilaksanakan.(Erickson, Millard J., 1985. Christian Theology. Edisi Indonesia diterjemahkan (1998), 3 jilid, Penerbit Gandum Mas: Malang). D. Gereja Sebagai Doktrin Penyelamatan Gereja sangat identik dengan doktrin dan dogma-dogma yang ditetapkan dan dianut olehnya.Selain zaman sekarang yang sering dikatakan sebagai zaman yang mendekati “akhir zaman” gereja mau tidak mau juga identik dengan paham keselamatan yang dimengerti oleh gereja. Masalah akhir zaman, merupakan masalah yang berkaitan dengan pertanyaan “masuk surga atau masuk neraka kah kelak kita ketika Allah datang kedua kali?”.Pembahasan tentang pernyataan ini sebenarnya bukan hanya dibahas pada masa-masa sekarang, namun telah ada sejak kekristenan muncul. Dan pengertian tentang keselamatan yang “katanya” akan menuju surga itu, juga telah menyebabkan perpecahan gereja mula-mula yang disebut dengan masa reformasi. Banyak teolog yang membahas tentang dosa dan keselamatan yang mengkaitkan dengan pertobatan. Dimana pertobatan sangat penting bagi keselamatan bahkan sangat mempengaruhi keselamatan manusia dari api neraka tempat terdapat tangisan dan kertak gigi (Mat 22:13 ; Mat 8:12 ; Mat 25:30 ; Luk 13:28). Soteriologi adalah sebuah pengajaran tentang penyelamatan (bahasa Yunani: Sôteria yang berarti keselamatan)[8]. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keselamatan berarti keadaaan yang selamat; kesejahteraan, kebahagiaan.Soteriologi berhubungan dengan pengkhususan tentang teologi penciptaan yang berhubungan erat dengan ketritunggalan Allah.Dalam sejarah umat manusia, karya penyelamatan itu di lakukan oleh Allah Tritunggal dalam wujud Sabda dan Roh Kudus. Pada pengkategorian Soteriologi sebagai pemikiran teologi, kata “selamat’ dalam “penyelamatan” mengandung banyak arti.Diantaranya selamat bererti manusia yang tidak berdosa karena dosa yang telah dihapuskan, dan keadaan dimana manusia menyatu dengan Allah karena karya penyelamatan tersebut dan pengertian yang berbeda menurut teolog dan filsuf lainnya dalam pemikiran dan zaman yang berbeda.
  • 6. Penyelamatan itu ada ketika pertobatan itu ada dan pertobatan ada ketika dosa itu juga ada. Dosa pada saat ini dianggap sebagai suatu pelanggaran pada tindakan, sikap atau dosa juga dianggap sebagai sesuatu yang alami yang melawan atau berlawanan dengan hukum atau perintah Tuhan . E. Pengertian Sakramen Istilah sakramen telah dipakai oleh jemaat kristiani sejak abad yang pertama untuk mengatakan kumpulan orang yang diperbolehkan hadir dan turut ambil bagian dalam perjamuan kudus, dan waktu baptis kudus dilayani. Sakramen adalah tanda dan meterai yang kelihatan dan suci yang ditentukan oleh Tuhan untuk menjelaskan segala sesuatu yang dijanjikan-Nya, atau dapat pula diartikan tanda dan meterai yang meneguhkan iman.  Tanda adalah gambaran untuk memperingati sesuatu yang tidak kelihatan, seperti pelangi dijadikan tanda anugerah Allah setelah ada air bah.  Meterai (Rm 4:11) mengatakan bahwa sesuatu adalah benar; meterai menjamin kebenaran. Dalam PL, sunat menjadi meterai kebenaran janji Allah. Demikian juga tanda-tanda sakramen dalam PB dijadikan meterai untuk segala sesuatu yang dijadiakan oleh Tuhan, dan ketentuan janji itu menjadi besar jika melihat meterai-meterai itu. Kata “sakramen” tidak diambil dari Alkitab, melainkan dari adat istiadat Roma, yaitu dari kata “sakramentum”. Kata ini memilki dua arti, yaitu: a) Sumpah prajurit, yaitu sumpah kesetiaan yang harus diucapkan oleh seorang prajurit di hadapan panji-panji kaisar. b) Uang tanggungan, yang harus diletakkan di kuil oleh dua golongan yang sedang berperkara. Siapa yang dalam perkara itu akan kehilangan uangnya. Oleh karena itu maka kata sakramen (yang dijabarkan dari kata sacer = kudus) mengandung juga arti perbuatan atau perkara yang rahasia, yang kudus, yang berhubungan dengan para dewa. Berhubung dengan itu maka kata sacramentum kemudian dipandang sebagai terjemahan dari bahasa yunani Mysterion. Sakramen beararti suatu kenyataan yang tampak yang meghadirkan rahmat penyelamataan Allah. Dengan kata lain, sakramen adalah suatu “tanda” yang tampak dari karya Allah yang tidak tampak. Orang-orang Kristiani yankin bahwa keberadaan Gereja (jemaat Kristiani) di dunia ini menandakan karya yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan oleh Allah bagi umat manusia melalui manusia Yesus. Karya Allah, yaitu karya rekonsiliasi/pendamaian (medamaikan manuisa dengan Allah dan manusia dengan manusia) dan karya pengudusan (membuat manusia menjadi kudus, yaitu hidup dalam kasih dan ketaatan kepada Allah), berlanngsung di dalam dan di luar Gereja Kristiani (misalnya, Allah berkarya pula dalam umat Islam). Keberadan Gereja menjadi saksi karya pendamaian dan pengudusan yang dilakukan Allah dalam sejarah dan menunjukan cara Allah menurut keyakinan Kristiani melaksanakan penyelamatan umat manusia. Orang-orang Kristiani yakin bahwa Kristus yang telah bangkit hidup didalam dan bersama dengan umat-Nya dan senantiasa melakukan hal yang sama seperti yang telah Ia lakukan dalam hidup Nya di Palestina mengajar, berdoa, member makan, menghibur, mengampuni, menderita, dan mati di bunuh. Aktifitas yang tidak nampak ini dibuat tampak dalam kehidupan umat melalui penerimaan sakramen-sakramen. Dengan kata lain, ketika orang Kristiani mengambil bagian dalam penerimaan sakramen, ia percaya bahwa ia berjumpa dengan Kristus yang telah bangkit yang menawarkan rahmat penyelamatan Allah[9]. Hampir semua orang Kristiani sependapat bahwa sakramen yang utama ada dua, yaitu: Sakramen Baptis dan Ekaristi. Disamping sakramen yang utama ini, orang-orang Kristiani Ortodoks dan Katolik meyakini ada lima sakramen
  • 7. yang lain, sehingga semuanya ada tujuh sakramen. Gereja-gereja Protestan bervariasi dalam hal jumlah sakramen yang mereka akui, tetapi kebanyakan menerima ada dua sakramen utama, yaitu Baptis dan Ekaristi (Perjamuan Kudus). Sedikit saja Gereja Protestan, misalnya “Quakers” (Penggoncang) dan “Salavation Army” (Bala Keselamatan) yang sama sekali tidak mempunyai sakramen. (Thomas Michel S. J . 2001, hal, 78-79). F. Sakramen dalam Gereja Roma Khatolik dan Kristen Protestan Dalam tradisi Kekristenan Barat, sakramen kerap diartikan sebagai tanda yang terlihat, yakni kulit luar yang membungkus isinya, yaitu rahmat rohaniah (walaupun tidak semua sakramen diterima semua Gereja sebagaisakramen). ketujuh sakramen adalah Pembaptisan, Krisma (atau Penguatan), Ekaristi (Komuni), Imamat (Pentahbisan), Rekonsiliasi (atau Pengakuan Dosa), Pengurapan orang sakit (Minyak Suci), dan Pernikahan. Kebanyakan dari sakramen-sakramen ini digunakan sejak masa apostolik dalam Gereja, tetapi perkawinan, misalnya, baru diakui sebagai suatu sakramen pada abad pertengahan.Beberapa Gereja tidak menganggap beberapa dari sakramen di atas sebagai sakramen. Beberapa Gereja yang lain, misalnya Gereja Anglikan dan Kaum Katolik-Lama (bukan Gereja Katolik), menganggap dua sakramen ketuhanan dalam Injil, yaitu Pembaptisan dan Ekaristi, sebagai "sakramen-sakramen yang diperintahkan, yang mendasar, dan yang utama, yang dianugerahkan bagi keselamatan kita," serta menganggap kelima ritus sakramental lainnya sebagai "sakramen rendah" yang merupakan turunan dari kedua sakramen utama tadi[10]. Sudah jelas bahwa Gereja-Gereja, denominasi-denominasi, dan sekte-sekte Kristen tidak sepaham dalam hal jumlah dan pelaksanaan sakramen, namun umumnya sakramen-sakramen diyakini telah dilembagakan oleh Yesus. Pihak yang tidak percaya pada teologi sakramental menyebut ritus-ritus tersebutatau setidak-tidaknya ritus-ritus yang mereka gunakan terutama pembaptisan dan Komuni, sebagai "ordinansi."Sakramen-sakramen biasanya dilayankan oleh klerus bagi satu atau lebih penerima, dan umumnya difahami melibatkan unsur-unsur yang terlihat dan yang tak terlihat. Unsur yang tak terlihat (yang bermanifestasi di dalam diri) dianggap terjadi berkat karya Roh Kudus, rahmat Allah bekerja di dalam diri para penerima sakramen, sedangkan unsur yang terlihat (atau yang tampak dari luar) meliputi penggunaan benda-benda sepertiair, minyak, roti, serta roti dan anggur yang diberkati atau dikonsekrasi; penumpangan tangan; atau suatu kaul(sumpah) penting tertentu yang ditandai dengan suatu pemberkatan umum (seperti pada pernikahan dan absolusi). SAKRAMEN DALAM GEREJA KHATOLIK Ketujuh sakramen adalah sebagai berikut:  Pembaptisan (Permandian)  Ekaristi (Komuni Suci)  Penguatan (Sakramen Krisma)  Pernikahan (Perkawinan)  Imamat (Pentahbisan)  Rekonsiliasi (Pengakuan Dosa, Sakramen Tobat)  Pengurapan orang sakit (Sakramen Minyak Suci) Beberapa Gereja menggunakan nama-nama lain untuk menyebut sakramen-sakramen yang mereka akui, misalnya Krisma (Bahasa Inggris: Chrismation, Bahasa Italia: Crezima) adalah sebutan Gereja Ortodoks untuk menyebut ritus penerimaan meterai Roh Kudus (Sakramen Penguatan); dan Gereja-Gereja Protestan di Indonesia lebih umum menggunakan sebutan Sakramen Perjamuan Kudus atau Sakramen Meja Tuhan dari pada Sakramen Ekaristi atau Komuni Suci.
  • 8. Selain ketujuh sakramen di atas, beberapa golongan Kristen (khususnya golongan Anabaptis dan kelompok- kelompok Persaudaraan) mengakui upacara pembasuhan kaki sebagai sakramen (lihat Injil Yohanes 13:14), dan beberapa golongan Kristen lainnya (Misalnya Polish National Catholic Church of America) ingin agar mendengarkan Pembacaan Injil dianggap sebagai suatu sakramen pula. Jumlah, nama dan makna sakramen-sakramen serta penambahan sakramen-sakramen baru berbeda beda antara satu denominasi dengan denominasi lainnya. Berbagai Gereja bertradisi Katolik juga mengenal sakramental, yakni tindakan penyembahan yang berbeda dari layaknya sakramen-sakramen, namun juga merupakan sarana-sarana rahmat. Benda-benda seperti rosario (tasbih), berbagai macam skapulir dan medali suci termasuk dalam sakramental[11]. Pendekatan ini merupakan karakteristik teologi Ortodoks pada umumnya, dan kerap disebut "apofatik," artinya setiap dan semua pernyataan positif mengenai Allah dan hal-hal teologis lainnya harus diimbangi dengan pernyataan- pernyataan negatif. Misalnya, meskipun bahwasanya benar dan tepat untuk mengatakan bahwa Allah itu ada, atau bahkan bahwa Allah adalah satu-satunya yang sungguh-sungguh ada, pernyataan-pernyataan semacam itu harus difahami juga mengandung gagasan bahwa Allah melampaui apa yang biasanya difahami dengan istilah "ada."Meskipun demikian, para teolog Ortodoks menulis juga mengenai adanya tujuh misteri (sakramen) "utama." SAKRAMEN GEREJA PROTESTAN Bagi Gereja Protestan, kata "menjadi perantara" atau "menyalurkan" digunakan hanya dengan pemahaman bahwa sakramen adalah suatu simbol atau peringatan yang terlihat dari rahmat yang tak terlihat. Gereja-Gereja Pentakosta klasik, kaum Injili, Nazarin dan Fundamentalis, menganut suatu bentuk imamat yang unik. Karena alasan ini, kebanyakan dari mereka lebih suka menggunakan istilah “Fungsi Imamat” atau “Ordinansi”. Keyakinan ini menjadikan ordinansi efektif dalam hal ketaatan dan partisipasi orang-orang percaya serta kesaksian pimpinan dan anggota jemaat[12]. Cara pandang ini bersumber dari pengembangan konsep "imamat setiap orang percaya". Kegiatan ordinansi lebih ditekankan peran imamat dari pada peran sakramentalnya sehingga ordinansi lebih dipandang sebagai suatu tindakan pengorbanan yang dipersembahkan oleh orang-orang percaya dari pribadinya masing-masing, dari pada sebagai suatu ritual yang mengandung kuasa sendiri. G. Jenis Jenis dan Makna Sakramen Dalam bagian ini pembahasan akan pemaknaan sakramen yang dilakukan oleh umat Kristiani yang sering mereka lakuakn dan makna yang terdapat dalam setiap Sakramennya. Diantaranya yaitu:  Sakramen pemembaptisan Dalam kitab injil dijelaskan (Mat 28:19, Yoh 3: 5) ini merupakan sakramen yang pertama umat kristiani, yang mana umat yang beriman ini harus melakukan sakramen ini sebelum melakukan sakramen yang lainnya. Untuk menghapus dosa yang dahulu yang menjadikan warisan dari orang yang pertama yaitu Nabi Adam, selain itu juga menganugrahkan jasad jasad Kristus yang telah menyatu dengan jiwa umat Kristiani. Pembaptisan juga hanya dilakukan sekali selama seumur hidup namun meninggalkan matrai rohani yang tidak dapat dihapuskan.  Sakramen Penguatan (Kis 2:14-18, 9:17-19, 10:45, 19:5-6, Titus 3:4-8). Yang mana sakramen ini untuk menjadikan umat kristiani ini mejadi Dewasa dan menjadikan sebagai saksi-saksi Kristus. Penguatan juga hanya dilakukan sekali selama seumur hidup namun meninggalkan matrai rohani yang tidak dapat dihapuskan.
  • 9.  Sakramen Ekaristi Sakramen ini merupakan sakramen yang bisa dikatan sakramen yang kudus atau komuni kudus. Yang mana sakramen ini merupakan sakramen penyatuan drah dengan jiwa Kristus. Ekaristi bukanlah bukan sekedar lambang belaka akan tetapi tubuh dan darah jiwa kristus. Dalam mukzikjat perayaan Ekaristi imam mengkonsentrasikan dengan roti dan anggur yang menjadikan sebagai darah dan jiwanya (1 Kor 11:23-15). (Yoh 6:48 - 52) jika kita melakukan dosa berat kita harus mengakukan dosa kita sebelum kita melakukan komuni kudus jika tidak maka komuni kudus bukan mendatangkan rahmat bagi jiwa akan tetapi mendatangkan dosa Sakrilegi[13].  Sakramen Tobat Merupakan sakramen pengakuan atau rekonsiliasi, kristus memberikan kekuasan kepada rasul untuk membebaskan dosa dosa dan para rasul meneruskan kekuasaan itu kepada Uskup dan Imam. Sakramen taubat mengampunan setelah sakramen pembaptisan ketika mengaku dosa umat beriman harus mengaku dosa dasa yang ada didirinya. Menurut jenisnya, misalnya Perjinahan atau pencurian serta menurut jumlahnya misalnya satu kali, beberapa atu sering kali. Setelah mengakui dosa dosanya kemudian mendengarkan nasehat dari imam, mengucapkan tobat, menerima absolusi pengmpunan Kristus dari imam.  Sakramen Pengurapan orang Sakit Yang mana dalam sakramen ini merupakan sakramen penyembuhan yang mana langsug pertolongan dari tuhan . Batuan tuhan melalui keutan rohaniah menolong orang sakit menuju kesembuhan jiwa tetapi juga menuju kesembuhan badan kalau itu sesuai kehendak allah. (Mrk 6:13 yak 5:14-15).  Sakramen Tahdisan Yang merupakan sakramen ini untuk meneruskan suatu warisan sakramen dari para rasul. Ada tiga jenjang sakramen Tahdisan yaitu diakon, imam, uskup. Yang boleh menerima Sakramen hanya imama dan Uskup dan mempersembahkan koraban Missa (Mat 19:22, Luk 18:29-20, 1 Kor 7).  Sakramen Pernikahan Dengan sakramen ini tuhan telah menganugrahkan kepada semua orang untuk saling menyayangi yang mana dalam sakramen pernikahaan ini juga manusia diharuskan menjaga akan keharmonian yang mana dalam Khatolik pembatalan dari pernikahaan itu bukanlah perceraian. (Mrk 10:22-12, EF 5:22-33). H. Sakramen Sebagai dokrin penyelamatan Sakramen menjadi lambang serta Sarana Penyelamatan manusia merupakan kehendak Allah dan itu diwujudkandan dilaksanakan dalam Yesus Kristus. Yesus Kristus menjadi sakramen induk, artinya dalam dialah terjadi sejarah penyelamatan Allah.Kristus menjadi lambang dan sarana Allah yang menyelamatkan umat manusia. Sekarang, tindak penyelamatan Allah itu dilanjutkan oleh Allah dalam Gereja, Tubuh Kristus.Gereja didirikan oleh Kristus bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk tujuan penyelamatan itu. Gereja menjalankan fungsi penyelamatan yang diembannya dalam Roh Kudus yang dijanjikan Kristus. Gereja merupakan tanda dan tempat kehadiran Kristus[14]. Gereja adalah tanda kehadiran Allah yang menyelamatkan sebagian terlaksana dalam Yesus Kristus. Oleh karena itu, Gereja juga disebut sakramen dasar karena Kritus, kalau demikian, Gereja menjadi lambang dan sarana penyelamatan Allah yang terwujud dalam Kristus. I. Hubungan antara Gereja dan Sakramen
  • 10. Sakramen – sakramen Gereja ini tidak dapat dipisahkan dari ibadat atau liturgi Gereja, karena semua sakramen- sakramen adalah bentuk bentuk ibadat gereja. Yaitu mereka mereyakan misteri merayakan penyelamatan Allah melalui Kristus. Melalui tanda – tanda, mereka menghasilkan rahmat yang sesuatu dengan masing masing Sakramen bagi pribadi - pribadi yang merayakan sakramen sakramen ini. Sejrah keselamatan adalah sejarah perjumpaan personal Allah dengan manusia dan penyingkapan penyelamatan rencana keselamatan-Nya dalam sejarah. Yang mana perjumpaan Personal Allah dengan manusia ini yang siatifnya datang dari Allah dan hanya dari dia, telah terpenuhi sekali untuk selamanya dalam Yesus KristuS, dalam satu Pengantara jarak tak terbatas yang memisahkan manusia dari Allah telah dijembatani[15]. melalui misteri Paskah Kristus semua manusia telah diselamatkan dan dipersatukan dengan Allah. Dengan demikian ada dua pengeshan Fundamental baerkaitan dengan ajaran gereja tentang Sakramen yang pertama, Gereja adalah Tempat meyimpan tanda tanda yang ditetapkan oleh Kristus, yang dipercayakan-Nya pada Gereja supaya dipelihara dan dirayakan dengan setia. Yang kedua, Tanda-tanda ini, karena mereka adalah tanda tanda tindakan Kristus yang mulia, merupakan tanda tanda yang berdaya rahmat. Dirancang oleh-Nya untuk mengkomunikasikan penyelamatan-Nya dan dianggap-Nya sebagai tindakan-Nya sendiri, tanda tanda itu tidak di halangi dalam validasi mereka oleh kelemahan manusiawi dari para pelayannya, sejauh mereka bermaksud untuk mengkomunikasikan apa yang telah dipercayakan Kristus pada Gereja. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan di atas yang mana dalam pengertian gereja itu merupakan misi yang memenag datang dari Allah untuk menuntun dan membebaskan manusia dari dosan, selain itu juga manusia akan dibimbing oleh Roh kudus. Dari pada itu juga dalam hubungan bahwa geresa merupakan tubuh kristus dikarnakan gereja merupakan sekumpulan umat yang mempercayai akan Kristus itu sendiri. Dalam pembahasan akan sakramen yang ditas bisa kita ambil dari iti sari nya yaitu bahwa mereka melakukan Sakaramen Pembaptisan terlebih dahulu. Bagi orang yang beriman dia diwajibkan melakukan Sakramen Pembaptisan terlebih dahulu sebelum melakukan sakramen yang lainnya Daftar pustaka
  • 11. Sudarmi. R, Ikhtisar Dogmatika, 1982, BPK Gunung Mulya- Jakarta Berkhof .H, Iman Kristen, Momentum, Surabaya 2010. Harun Hadiwijono, Iman Kristen, Jakarta: BPK-GM, 2009 G.C. van Niftrik & B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini, Jakarta: BPK-GM, 2008 Erickson, Millard J., 1985. Christian Theology. Edisi Indonesia diterjemahkan (1998), 3 jilid, Penerbit Gandum Mas Malang [1] Di dalam PB kata yang dipakai untuk menyebutkan persekutuan para orang beriman adalahekklesia, yang berarti rapatatau perkumpulan yang terdiri dari orang-orang yang dipanggil untuk berkumpul.Mereka berkumpul karena dipanggil atau dikumpulkan [2] Harun Hadiwijono, Iman Kristen, Jakarta:BPK-GM, 2009, hlm 380 [3] Harun Hadiwijono, Iman Kristen, Jakarta:BPK-GM, 2009, hlm 412 [4] Berkhof .H, Iman Kristen, Momentum, Surabaya 2010, hlm 223 [5] Ibid h 234 [6] Sudarmi. R, Ikhtisar Dogmatika, 1982, BPK Gunung Mulya- Jakarta [7] Ibid h 342 [8] Sudarmi. R, Ikhtisar Dogmatika, 1982, BPK Gunung Mulya- Jakarta [9] Berkhof .H, Iman Kristen, Momentum, Surabaya 2010. [10] Ibid hlm 90 [11] Erickson, Millard J., 1985. Christian Theology. Edisi Indonesia diterjemahkan (1998), 3 jilid, Penerbit Gandum Mas Malang [12] Harun Hadiwijono, Iman Kristen, Jakarta: BPK-GM, 2009 [13] Ibid hlm 126 [14] Harun Hadiwijono, Iman Kristen, Jakarta: BPK-GM, 2009 [15] Sudarmi. R, Ikhtisar Dogmatika, 1982, BPK Gunung Mulya- Jakarta