Metodologi katekese yang efektif mementingkan proses daripada hasil, melibatkan peserta sebagai subyek aktif, dan membantu mereka menghayati iman dalam kehidupan nyata melalui relasi dengan Tuhan dan sesama.
Seorang misdinar harus sadar bahwa dirinya seorang PELAYAN. Pelayan dalam pengertian ajaran Gereja ialah: "orang yang melayani Tuhan dan umat-Nya", atau "serorang hamba Tuhanyang hidupnya diabadikan seluruhnya bagi sabdaNya dan karyaNya di tengah umat.
Melalui Spiritual Check-Up, Donald Whitney meminta kita untuk memeriksa hati kita untuk mengetahui seberapa sehat jiwa kita. Daftar evaluasi yang diberikannya tidak hanya menolong kita dalam memeriksa kesehatan rohani, tetapi dengan cara yang mendalam juga memberikan nutrisi ilahi bagi jiwa kita.
Bagi orang-orang percaya yang merindukan kebangunan rohani pribadi, inilah pertanyaan-pertanyaan yang harus selalu kita tanyakan. Sungguh merupakan alat yang tepat untuk menyiapkan hati jemaat bagi Perjamuan Kudus, atau pertemuan-pertemuan raya!
Banyak orang beranggapan bahwa metode yang sama akan menghasilkan pertumbuhan yang sama pada orang yang berbeda. Kita merasa bersalah dan frustrasi karena tidak dapat melakukan hal yang sama atau tidak mendapatkan manfaat yang sama dengan yang dilakukan orang lain yang menolong pertumbuhan mereka.
Jika Tuhan merancang kita semua secara berbeda, mengapa setiap orang diharapkan untuk mengasihi Tuhan dengan cara yang sama?
Tipe spiritualitas menunjukkan kekhasan ungkapan iman seseorang, di mana dia merasa lebih otentik dan leluasa di dalam berhubungan dengan Tuhan. Dengan menyembah Tuhan sesuai dengan bagaimana Dia menciptakan kita, kita sedang meneguhkan karya-Nya sebagai Pencipta.
Mengenali tipe spiritualitas:
Tipe Perenungan (Kontemplatif)
Tipe Persekutuan (Relasional)
Tipe Pemikiran (Intelektual)
Tipe Penyembahan (Ibadah)
Tipe Naturalis
Tipe Pelayanan
Tipe Aktivis
Seorang misdinar harus sadar bahwa dirinya seorang PELAYAN. Pelayan dalam pengertian ajaran Gereja ialah: "orang yang melayani Tuhan dan umat-Nya", atau "serorang hamba Tuhanyang hidupnya diabadikan seluruhnya bagi sabdaNya dan karyaNya di tengah umat.
Melalui Spiritual Check-Up, Donald Whitney meminta kita untuk memeriksa hati kita untuk mengetahui seberapa sehat jiwa kita. Daftar evaluasi yang diberikannya tidak hanya menolong kita dalam memeriksa kesehatan rohani, tetapi dengan cara yang mendalam juga memberikan nutrisi ilahi bagi jiwa kita.
Bagi orang-orang percaya yang merindukan kebangunan rohani pribadi, inilah pertanyaan-pertanyaan yang harus selalu kita tanyakan. Sungguh merupakan alat yang tepat untuk menyiapkan hati jemaat bagi Perjamuan Kudus, atau pertemuan-pertemuan raya!
Banyak orang beranggapan bahwa metode yang sama akan menghasilkan pertumbuhan yang sama pada orang yang berbeda. Kita merasa bersalah dan frustrasi karena tidak dapat melakukan hal yang sama atau tidak mendapatkan manfaat yang sama dengan yang dilakukan orang lain yang menolong pertumbuhan mereka.
Jika Tuhan merancang kita semua secara berbeda, mengapa setiap orang diharapkan untuk mengasihi Tuhan dengan cara yang sama?
Tipe spiritualitas menunjukkan kekhasan ungkapan iman seseorang, di mana dia merasa lebih otentik dan leluasa di dalam berhubungan dengan Tuhan. Dengan menyembah Tuhan sesuai dengan bagaimana Dia menciptakan kita, kita sedang meneguhkan karya-Nya sebagai Pencipta.
Mengenali tipe spiritualitas:
Tipe Perenungan (Kontemplatif)
Tipe Persekutuan (Relasional)
Tipe Pemikiran (Intelektual)
Tipe Penyembahan (Ibadah)
Tipe Naturalis
Tipe Pelayanan
Tipe Aktivis
Pemuridan: Menjadi dan Menjadikan Murid KristusJohan Setiawan
Gereja dan Pemuridan
Pola Pelayanan Amanat Agung
Sasaran Kualitas: Murid Kristus
Sasaran Kuantitas: Semua (Suku) Bangsa
Proses Menjadikan Murid Kristus
Pelipatgandaan Pekerja Kristus
Pengertian Pemuridan
Gereja yang Menghasilkan Murid
Yesus Juru Selamat Dunia.
Manusia telah berbuat DOSA, sehingga kehilangan RELASI KASIH dengan ALLAH.
Akibatnya PINTU SORGA ditutup, maka kemungkinan untuk HIDUP YANG KEKAL menjadi SIRNA. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.(Yoh 3:16). Siapakah Dia ?
Dialah Sang Juru Selamat "YESUS KRISTUS". PERCAYAKAN HIDUP ANDA KEPADANYA, MAKA ANDA AKAN SELAMAT, ANDA DAN SEISI RUMAH ANDA !!! AMIN...AMIN...AMIN........ TERPUJIL;AH ALLHA SELAMA-LAMANYA!
Mengenal Tuhan di dalam Kristus:
- Keutamaan Mengenal Tuhan
- Bagaimana Mengenal Tuhan:
1. Pengenalan akan Tuhan merupakan kasih karunia Tuhan
2. Pengenalan akan Tuhan meliputi hikmat/pengertian rohani
3. Pengenalan akan Tuhan yang sejati mengubah kehidupan
4. Pengantar
Wujud peneguhan dan perhatian kepada Anda para katekis, yang
dengan sukarela membaktikan hidup bagi pewartaan.
Anda selama ini telah memberikan pewartaan kepada orang-orang
yang mau menerima sakramen, terutama sakramen inisiasi.
Peran Anda telah mengantar banyak orang siap menerima
sakramen sehingga semakin banyak umat bertumbuh menjadi
orang katolik yang cerdas, tangguh dan misioner.
Untuk itu setelah Kegiatan penyegaran ini, Uskup akan
memberikan Surat Penugasan dan Peneguhan kepada Anda para
katekis yang telah berkarya di paroki se-Keuskupan Agung
Semarang.
Surat itu akan diperbarui setiap tiga tahun. Namun untuk
menerimanya, semua katekis diwajibkan mengikuti program
penyegaran katekis.
5. Pengantar
Kegiatan penyegaran katekis inisiasi ini dilakukan dengan 4 sesi.
Penyelenggaraan penyegaran katekis diselenggarakan di tingkat
kevikepan oleh KOMKAT KEVIKEPAN DAN KOMKAT KAS.
Namun apabila Romo dan Dewan Paroki berkenan, penyegaran katekis
bisa juga dilakukan di tingkat paroki oleh Romo Paroki dan Tim.
Bahan Penyegaran Katekis telah disiapkan oleh KOMKAT KAS. Bahan
disiapkan dalam bentuk buku dan materi presentasi (power point).
Penyelenggaraan penyegaran diadakan bulan September – November
2014. Diharapkan tanggal 1 Desember 2014, daftar semua katekis sudah
sampai ke SEKRETARIAT KOMKAT di Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan
untuk segera diproses dan dikirim ke keuskupan untuk mendapat Surat
Penugasan dan Peneguhan dari Uskup Agung Semarang. Surat berlaku
sejak tanggal 1 Januari 2015 - 31 Desember 2019. (5 tahun)
Pada bulan Januari 2015 (saat Temu Pastoral) Surat Penugasan dan
Peneguhan diserahkan ke Paroki untuk kemudian dibagikan pada para
katekis yang bersangkutan.
6. Sesi I
• Kesadaran
Sharing
Responsibility
• Bahwa
Pewartaan gereja
tanggungjawab
semua umat
Sesi II
• Enlarged Job
• Peta Karya
pewartaan dan
kedudukan
katekis
Sesi III
• Core Job
• Dasar-dasar
katekese
inisiasi
Sesi IV
Enrichment Job
Pengembangan
Metodologi dan
Pendekatan
katekese
Proses Bahan/Materi
9. “Tidak ada satu orang
yang beriman akan
Kristus, tidak ada satu
lembaga Gereja dapat
menghidarkan
kewajiban yang besar
ini yaitu mewartakan
Kristus kepada semua
bangsa.”
Yohanes Paulus II dalam Ensiklik Redemptoris Missio (RM)
10. “Tidak ada tempat
tanpa mewartakan
kabar gembira.
Mewartakan adalah
unsur sentral dari
hidup Gereja.”
Paus Benedictus XVI
11. “Pilihan pewartaan Gereja
merupakan pilihan Gereja yang
tidak dapat ditunda lagi. Gereja
tidak cukup hanya berhenti pada
pemeliharaan dirinya sendiri.
Bagaimanapun juga Gereja
harus berorientasi pada
perutusan misioner, menjadikan
kegiatan pastoral harian semakin
inklusif dan terbuka serta
menginspirasi para pelayan
pastoral untuk terus menerus
pergi mewartakan Injil”.
Paus Fransiskus
16. “…Para awam menjadi bentara yang tangguh, pewarta
iman akan hal-hal yang diharapkan, jika mereka tanpa
ragu-ragu memadukan pengakuan iman dengan
penghayatan iman” (LG 35)
17. Refleksi
• Anda, para katekis awam bukanlah sekedar
penerima pewartaan. Anda juga dipanggil terlibat
aktif dalam pewartaan. Dalam perjalanan hidup
Gereja, terbukti bahwa keterlibatan Anda dalam
pewartaan telah mengembangkan Gereja secara
luar biasa.
• Sharingkanlah dalam kelompok, sejauh mana Anda
saat ini menghidupi dan terlibat dalam karya
pewartaan;suka duka; motivasi dan harapan
19. KATEKIS
(Menurut PERNAS Katekis, 9-12 Mei 2005)
Katekis adalah orang beriman yang dipanggil secara
khusus dan diutus oleh Allah serta mendapat
penugasan dari Gereja melalui missio canonica dari
Gereja terutama dalam karya pewartaan Gereja
untuk memperkenalkan, menumbuhkan dan
mengembangkan iman umat di sekolah dan dalam
komunitas basis, baik teritorial maupun kategorial.
Dalam tugas pewartaan itu mereka berperan
sebagai: penafsir, pewarta, pendamping, penggerak,
fasilitator, pemberdaya yang profesional.
21. Katekese adalah salah satu sarana
evangelisasi. Di sini, katekese menjadi
salah satu metode dan bentuk
pemberitaan Injil yang khas. Kekhasan
tersebut terletak bahwa katekese
menjadi karya ampuh yang memuat
segi pemahaman dan pengetahuan
iman. Kekhasan tersebut tampak
melalui rumusan, bentuk dan metode
katekese, serta isi dari pemahaman
dan pengetahuan iman itu sendiri
untuk membentuk pola-pola hidup
kristen yang sejati
23. Pengajaran: pembinaan iman
dalam bentuk penyampaian
ajaran Kristen, yang pada
umumnya diberikan secara
terstuktur dan sistematis,
dengan maksud mengantar
para pendengar memasuki
kepenuhan hidup Kristen.
Unsur Pokok Proses
Katekese
Pengajaran Pendewasaan
Kepenuhan
hidup
Kristen
Pendewasaan: komunikasi iman yang
berlansung dalam rangka persekutuan
iman, memperkembangkan iman satu
sama lain, bercirikan kesaksian pribadi.
26. Refleksi
• Anda, adalah para katekis yang berkarya dalam
bidang inisiasi. Entah itu lebih dari 10 tahun,
kurang dari 3 tahun.
• Sharingkanlah dalam kelompok, apa saja yang
Anda kembangkan dalam karya pewartaan di
paroki selama ini.
29. Refleksi
• Anda, adalah para katekis inisiasi. Tentu sudah
ada banyak hal yang telah Anda kerjakan
menyangkut inisiasi selama ini.
• Apa yang telah Anda kembangkan sebagai tim
inisiasi di paroki untuk mengelola dan
mengoptimalkan “katekese permanen” melalui
katekese inisiasi beserta usaha untuk
mengkaitkan inisiasi dengan pendidikan iman
lainnya.
30. Apa itu Inisiasi
• Berasal dari bahasa Latin, INIRE atau INITIARE yang
bebarti masuk atau bergabung dalam kelompok
• INITIATIO artinya : diterimanya atau bergabungnya
seseorang ke dalam kelompok
• Jadi ada 2 gerakan :
Masuk ke suatu kelompok dan Kelompok Menerima
• INISIASI adalah PROSES penerimaan &
penyambutan warga baru
• Dalam PROSES terjadi interaksi antara warga baru
dan komunitas yang hendak dimasuki, maka tidak
sekali jadi, ada tahap-tahap yg harus dilewati
31. Apa hubungan katekese dan inisiasi
• Jika seseorang ingin bergabung, maka dibutuhkan
pendampingan, agar seseorang mampu
memahami segala hal yang menjadi jati diri sebuah
kelompok
• Begitupun dalam inisiasi kristen, dibutuhkan
sebuah proses yang bertahap, agar seseorang
nantinya mampu memahami segala pengertian
atau pemahaman menyangkut kekristenan.
32. Peran penting katekese
dalam inisiasi kristen
• Mengantar, mendampingi, dan membantu orang-orang
yang ingin bergabung, sampai mereka sanggup dan siap
untuk diterima sebagai anggota penuh
• Membantu memberikan pengetahuan-pembinaan
menyangkut pokok-pokok iman, pengertian dan
penyadaran tentang sakramen yang diterimannya.
• Maka, katekese inisiasi sering dikatakan sebagai “katekese
permanen”. Artinya, melalui katekese inisiasi inilah, setiap
umat yang memasuki hidup menjemaat dan menggereja
mendapatkan pendampingan dan pembinaan yang
bersifat mendasar.
33. Apa itu Inisiasi Kristen
• Menjadi orang kristen berarti menjadi anggota
Gereja
• Seseorang masuk ke dalam hidup baru yang
diwujudkan melalui tahap-tahap yang terdiri
dari tiga sakramen. Tiga sakramen ini saling
berkaitan satu dengan yang lainnya.
• Sakramen itu meliputi: Baptis, Ekaristi dan
Penguatan
34. Segi fundamental katekese
dalam inisiasi kristen
• Mengembangkan pengetahuan iman:
memberikan pemahaman akan pokok-pokok iman
Gereja
• Pendidikan liturgis: menumbuhkembangkan
kesadaran akan hakekat Sakramen Baptis, Ekaristi
dan Penguatan.
• Pembinaan moral: mengajak kepada pertobatan
dan perubahan sikap hidup
• Mengajar berdoa: mengajak kepada hakekat
menjemaat dan penghayatan akan doa-doa Gereja
35. Bentuk-bentuk katekese
dalam inisiasi kristen
• Katekisasi: memberikan pengetahuan
iman/pokok-pokok iman secara mendasar
(fundamental)
• Rekatekisasi: memberikan pengetahuan iman
yang bersifat memperteguh, mengingatkan,
memperkembangkan dan memperdalam
• Bina Lanjut: memberikan buah-buah kesadaran
dan pendalaman untuk memperkembangkan
hidup beriman
36. Katekese dalam katekumenat
• Praketekumenat: mengajak menjernihkan
motivasi
• Katekumenat: memberikan pengetahuan
pokok-pokok iman Gereja
• Pemurnian dan penerangan: memahami
secara lebih mendalam makna baptisan
(sakramen), dan mempersiapkan baptisan
• Mystagogy: semakinmemperdalam kesadaran
dan melibatkan diri dalam hidup menjemaat
secara terus menerus.
42. Refleksi
• Anda, adalah para katekis inisiasi. Tentu sudah
ada banyak hal yang telah Anda kerjakan
menyangkut inisiasi selama ini.
• Sharingkanlah dalam kelompok, apa yang telah
Anda kembangkan sebagai tim inisiasi di paroki
untuk mengelola dan mengotimalkan “katekese
permanen” melalui katekese inisiasi beserta
usaha untuk mengkaitkan inisiasi dengan
pendidikan iman lainnya.
44. Pertanyaan Diskusi
1. Pola (metodologi) katekese apa dan
bagaimana yang selama ini Anda
kembangkan ?
2. Menurut Anda, pola (metodologi) apa
dan bagaimana yang paling cocok dan
mengena ? Mengapa
45. • Usaha katekese merupakan tanggung jawab seluruh umat
• Usaha katekese lebih menekankan pada “proses” (bukan hasil yang
langsung/”instan”). Dengan kata lain, bukan sekedar atau terbatas
“target”/”hasil” yang sudah dicapai, melainkan “proses” menuju/memperoleh
hasil.
• Peserta katekese selalu dipandang sebagai “subyek” atau pelaku yang berperan
dalam proses.
• Katekese membantu orang menghayati imannya dalam situasi aktual (orang
mampu mewujudkan imannya secara konkrit dalam hidup/ada integritas
antara iman dan hidup bersama orang lain).
• Katekese berupaya mendorong umat untuk membangun relasi yang harmonis
dengan Tuhan, sesama maupun lingkungannya. Dalam hal ini, proses katekese
yang bertujuan mematangkan dan mendewasakan iman harus dilaksanakan
secara sadar dan terencana dengan penuh tanggung jawab (tidak
“improvisasi”)
Prinsip-prinsip Katekese
46. • Katekese harus memperhitungkan situasi peserta (latar belakang,
psikologi, minat, kebutuhannya). Katekese harus menjadi lebih
kontekstual.
• Proses katekese adalah proses pendidikan iman yang
membebaskan. Dalam proses katekese setiap pribadi dihargai
martabatnya sederajat, dimana setiap orang bebas
mengungkapkan pengalaman imannya tanpa rasa takut. Dalam
hal ini setiap pengalaman iman dari masing-masing pribadi harus
dilihat sebagai pengalaman yang dapat memperkaya sesamanya
dalam proses berkatekese.
• Katekese diharapkan membangun iman yang “terlibat’
(mendorong “aksi”)
Prinsip-prinsip Katekese
47. • Pendamping katekese sebagai “fasilitator” yang memudahkan terjadinya
komunikasi iman. Untuk itu, tidak tepatlah kalau pendamping bertindak
sebagai orang yang ‘maha tahu’ apalagi sebagai penceramah yang
mendominasi proses pertemuan.
• Proses katekese harus mampu “menjemput/menyentuh” pengalaman hidup
ataupun pengalaman iman peserta, sebagai medan pertemuan manusia
dengan Allah.
• Sarana maupun metode katekese yang diupayakan, semuanya bertujuan untuk
memudahkan terjadinya komunikasi iman. pemikiran bahwa dalam pertemuan
katekese “yang penting asal diisi dengan banyak kegiatan bagi umat”
bertentangan dengan prinsip suatu proses katekese yang bertanggung jawab.
• Katekese hanya salah satu dari upaya-upaya pastoral secara menyeluruh.
Proses perkembangan iman harus dilengkapi dengan upaya-upaya pastoral
yang lain
Prinsip-prinsip Katekese
50. Komunikasi Iman
Katekese di Indonesia sangat menekankan proses
komunikasi iman. katekese lebih dipahami sebagai
komunikasi iman yang tidak terbatas hanya pada “segi
pelajaran” dan pengetahuan semata, melainkan juga saling
berbagi pengalaman iman.
Katekese pertama-tama merupakan kegiatan umat. Umatlah
yang berkatekese, umatlah yang menjadi subyek katekese.
Dengan demikian katekese merupakan kegiatan milik umat
dan berkisar tentang umat melalui tukar pengalaman iman
umat.
52. SITUASIONAL
Perasaan-perasaan, yang
mempengaruhi umat
KONTEKSTUAL
Keprihatinan-keprihatinan
yang dirasakan umat, atas
peristiwa, berita, mass media,
televisi, yang mempengaruhi,
baik langsung maupun tidak
langsung
PENGALAMAN
SUBYEKTIF
FAKTUAL
Kejadian-peristiwa
diseputar lingkungan
umat, yang langsung
mempengaruhi
AKTUAL
Peristiwa-peristiwa
diseputar lingkungan
umat, berita, mass
media, televisi, yang
mempengaruhi, baik
langsung maupun
tidak langsung
53. Pengalaman hidup Nilai-nilai imani
dialektis
Obyektif Afektif Interpretatif
Mengeksplorasi
fakta, pengalaman
dan keprihatinan
Mengeksplorasi
perasaan
Mengeksplorasi
pemikiran
Apa? Mengapa? Bagaimana?
Menghubungkan dengan
terang visi Kitab Suci dan
Ajaran Gereja
Mengkomunikasikannya
mendialog-kannya dalam
bingkai Kitab Suci dan
Ajaran Gereja
54. Nilai-nilai
manusiawi
Nilai-nilai
iman
Setiap nilai pengalaman, semakin menjadi pengalaman
iman jika dibingkai dalam terang ajaran Kitab Suci dan
Gereja
Dalam kodrat dan pengalaman manusiawi tentu
ditemukan nilai-nilai yang bersifat ilahi atau
imani
Menghubungkan