SlideShare a Scribd company logo
PEMBELAJARAN 3
GEREJA
Bidang Studi
Pendidikan Agama Katolik
Pembelajaran 3: Gereja
KOMPETENSI
Dapat menjelaskan paham, sifat dan panca tugas Gereja, dan menyukuri sebagai anggota Gereja
serta aktif merayakan sakramen-sakramen dan berdevosi kepada Bunda Maria.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Dapat menjelaskan paham Gereja sebagai Umat Allah, Gereja sebagai Persekutuan yang terbuka
2. Dapat menjelaskan sifat Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik.
3. Guru dapat menjelaskan keanggotaan Gereja dan fungsi masing-masing anggota. (hieraki,
awam)
4. Dapat menjelaskan tujuh Sakramen Gereja dan sakramentali
5. Dapat menjelaskan Panca tugas Gereja
6. Dapat menjelaskan Maria Bunda Yesus dan Bunda Gereja serta devosi kepada Bunda Maria
Paham- Paham tentang Gereja
Gereja Sebagai Umat Allah
Istilah Umat Allah sudah digunakan dalam Perjanjian Lama, yang dimunculkan dan dihidupkan kembali oleh
Konsili Vatikan II. Umat Allah selalu merupakan pilihan dan panggilan. Umat Allah adalah bangsa terpilih, bangsa
terpanggil. Umat Allah dipanggil dan dipilih untuk sesuatu, yakni untuk Tuhan dan dunia. Ia dipilih untuk menjadi
milik Allah dan ikut serta menyelamatkan dunia ini.
Umat Allah dipersatukan dengan Allah melalui satu perjanjian. Umat Allah harus taat kepada perintah-perintah
Allah dan Allah akan setia pada janji-janji-Nya. Hal ini berlaku untuk Umat Allah dalam Perjanjian Lama dan juga
Umat Allah dalam Perjanjian Baru.
Paham- Paham tentang Gereja
Makna Gereja sebagai Umat Allah
Kita sudah melihat bahwa Gereja sering diartikan sebagai suatu umat atau menurut istilah Konsili Vatikan II: Umat
Allah. Istilah Umat Allah sebenarnya sudah kuno, sudah dipakai sejak dalam Perjanjian Lama. Kemudian, istilah
tersebut dihidupkan dan dipopulerkan lagi oleh Konsili Vatikan II.
Gereja sungguh merupakan Umat Allah yang sedang dalam perjalanan menuju ke rumah Bapa. Pengertian Gereja
sebagai Umat Allah sungguh dimunculkan tepat pada waktunya, karena pada abad-abad terakhir Gereja sudah
menjadi sangat organisatoris dan struktural-hierarkis.
Paham- Paham tentang Gereja
Dasar dan Konsekuensi Gereja Yang Mengumat
Kita masing-masing secara pribadi dipanggil untuk melibatkan diri secara penuh dalam kehidupan Umat Allah.
Atau secara singkat dapat dikatakan bahwa kita harus MENGUMAT. Mengapa?
• Hidup mengumat pada dasarnya merupakan hakikat Gereja itu sendiri, sebab hakikat Gereja adalah
persaudaraan cinta kasih seperti yang dicerminkan oleh hidup Umat Perdana
• Dalam hidup mengumat banyak karisma dan rupa-rupa karunia dapat dilihat, diterima, dan digunakan untuk
kekayaan seluruh Gereja
• Dalam hidup mengumat, semua orang yang merasa menghayati martabat yang sama akan bertanggung jawab
secara aktif dalam fungsinya masing-masing untuk membangun Gereja dan memberi kesaksian kepada dunia
Paham- Paham tentang Gereja
Konsekuensi dari Gereja yang mengumat
Konsekuensi bagi pimpinan Gereja (hierarki)
- Menyadari fungsi pimpinan sebagai fungsi pelayanan. Pimpinan bukan di atas umat, tetapi di tengah umat.
- Harus peka untuk melihat dan mendengar karisma dan karunia-karunia yang tumbuh di kalangan umat.
- Mengoptimalkan karunia-karunia yang tumbuh di kalangan umat untuk membangun Umat Allah.
Konsekuensi bagi setiap anggota umat awam
- Menyadari dan menghayati persatuannya sebagai Umat Allah. Orang tidak dapat menghayati kehidupan
imannya secara individu saja.
- Aktif dalam kehidupan mengumat, menggunakan segala karisma, karunia, dan fungsi yang dipercayakan
kepadanya untuk kepentingan dan misi Gereja di tengah masyarakat. Semua bertanggung jawab dalam hidup
dan misi Gereja.
Konsekuensi hubungan awam dan hierarki
Paham Gereja sebagai Umat Allah jelas membawa konsekuensi dalam hubungan antara hierarki dan kaum awam.
Kaum awam bukan pelengkap melainkan partner/rekan hierarki dalam membangun Umat Allah.
Paham- Paham tentang Gereja
Gereja Sebagai Persekutuan Yang Terbuka
Sebagaimana paham tentang Gereja sebagai Persekutuan Umat Allah itu muncul disebabkan antara lain oleh
paham dan penghayatan Gereja institusional yang berkembang sebelum Konsili Vatikan II yang terlalu
menekankan segi organisatoris dan struktural hierarkis piramidal. Gereja yang institusional dan hierarkis piramidal
sangat menonjol dalam hal:
 organisasi dan struktur Gereja;
 kepemimpinan tertahbis (hierarki);
 hukum dan peraturan-peraturan;
 sikap triumfalistik dan tertutup.
 Sebaliknya, Gereja sebagai persekutuan umat lebih menampakkan:
 persaudaraan antar-umat;
 keterlibatan semua anggota umat dalam hidup menggereja, baik sebagai hierarki dan biarawan-biarawati,
maupun umat/awam;
 peranan hati nurani dan tanggung jawab setiap anggota umat;
 semangat kemiskinan/kesederhanaan dan sikap terbuka, berdialog dengan kalangan mana saja.
Sifat-sifat Gereja
Dalam doa syahadat (credo), kita mengakui Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik.
Apakah artinya? Untuk memahami sifat-sifat Gereja tersebut, pertama-tama kita harus memahami
bahwa Gereja kita adalah ilahi sekaligus insani, berasal dari Yesus dan berkembang dalam
sejarah. Sifat-sifat Gereja itu bersifat dinamis dan harus diperjuangkan; tidak sekali jadi dan statis.
Sifat atau ciri Gereja beserta artinya, lambat laun menjadi jelas bagi Gereja itu sendiri.
Keempat sifat Gereja tersebut (satu, kudus, katolik, dan apostolik) kait-mengait dan bukan
merupakan rumus yang siap pakai. Gereja memahaminya dengan merefleksikan dirinya sendiri
serta karya Roh di dalam dirinya.
Sifat-sifat Gereja
Gereja Yang Satu
Gereja itu satu, karena dalam Gereja ada kesatuan iman, pimpinan, kebaktian, dan kehidupan sakramental.
Konsili Vatikan II menyatakan bahwa: Pola dan prinsip terluhur misteri kesatuan Gereja ialah kesatuan Allah yang
tunggal dalam tiga pribadi, Bapa, Putra, dan Roh Kudus (UR 2). Kesatuan ini tidak sama dengan uniformitas,
karena di luar bidang esensial Injili, Gereja menghayati keanekaragaman. Gereja bersifat fleksibel dan dinamis.
Perwujudan Kesatuan Gereja
Kesatuan Gereja pertama-tama harus diwujudkan dalam persekutuan konkret antara orang beriman yang hidup
bersama dalam satu negara atau daerah yang sama. Tuntutan zaman dan tantangan masyarakat merupakan
dorongan kuat untuk menggalang kesatuan iman dalam menghadapi tugas bersama. Kesatuan Gereja terarah
kepada kesatuan yang jauh melampaui batas-batas Gereja dan terarah kepada kesatuan semua orang yang
“berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni”
Sifat-sifat Gereja
Memperjuangkan kesatuan Gereja
Usaha-usaha yang dapat kita galakkan untuk menguatkan persatuan kita ke dalam:
 Aktif berpartisipasi dalam kehidupan bergereja.
 Setia dan taat kepada persekutuan umat, termasuk hierarki, dsb.
Usaha-usaha yang dapat kita galakkan untuk menguatkan persatuan “antar-Gereja?”:
 Lebih bersifat jujur dan terbuka kepada satu sama lain. Lebih melihat kesamaan daripada perbedaan.
 Mengadakan berbagai kegiatan sosial dan peribadatan bersama, dsb.
Sifat-sifat Gereja
Gereja yang Kudus
Gereja itu kudus atau suci, karena sumber dari mana Gereja berasal, ke mana arah yang dituju Gereja, dan unsur-
unsur Ilahi yang ada di dalam Gereja adalah kudus. Kekudusan Gereja bersumber dari kekudusan Kristus.
Gereja menerima kekudusan sebagai anugerah dari Allah dalam Kristus oleh iman. Kekudusan Gereja tidak
datang dari Gereja itu sendiri, tetapi datang dari Allah dan dipersatukan dengan Kristus oleh Roh Kudus. Kristus
ada dalam Gereja dan selalu menyertai Gereja sampai akhir zaman.
Sifat-sifat Gereja
Memperjuangkan kekudusan Gereja
Kekudusan Gereja mengalir dari kesatuannya dengan Kristus. Gereja menerima kekudusan sebagai anugerah dari
Allah dalam Kristus oleh iman. Kekudusan tidak datang dari dirinya sendiri, tetapi dari Allah yang mempersatukan
Gereja dengan Kristus dalam Roh Kudus.
Hal yang dapat perjuangkan untuk kekudusan anggota-anggota Gereja adalah:
 Saling memberi kesaksian untuk hidup sebagai putra-putri Allah
 Memperkenalkan anggota-anggota Gereja yang sudah hidup secara heroik untuk mencapai kekudusan.
 Merenungkan dan mendalami Kitab Suci, khususnya ajaran dan hidup Yesus, yang merupakan pedoman dan
arah hidup kita, dsb.
Sifat-sifat Gereja
Gereja Yang Katolik
Gereja bersifat katolik artinya bahwa Gereja itu bersifat universal, terbuka untuk umum, terbuka terhadap semua
orang, suku, golongan dan sebagainya. Gereja dipanggil untuk menghormati kebudayaan, adat istiadat, bahkan
agama mana pun. Oleh karena itu, orang Katolik diharapkan berjuang untuk kepentingan, kesejahteraan umum,
memajukan nilai-nilai luhur dan memperjuangkan satu dunia yang lebih baik untuk seluruh umat manusia.
Gereja bersifat katolik berarti terbuka bagi dunia, tidak terbatas pada tempat tertentu, bangsa dan kebudayaan
tertentu, waktu atau golongan masyarakat tertentu. Kekatolikan Gereja tampak dalam:
 Rahmat dan keselamatan yang ditawarkannya.
 Iman dan ajaran Gereja yang bersifat umum, dapat diterima dan dihayati oleh siapa pun juga.
Sifat-sifat Gereja
Mewujudkan kekatolikan Gereja
Gereja bersifat universal atau umum. Ia bersifat terbuka. Oleh sebab itu perlu diusahakan antara lain:
 Sikap terbuka dan menghormati kebudayaan, adat-istiadat, bahkan agama bangsa mana pun.
 Bekerja sama dengan pihak mana pun yang berkehendak baik untuk mewujudkan nilai-nilai yang luhur di
dunia ini.
 Selalu berusaha untuk memprakarsai dan memperjuangkan suatu dunia yang lebih baik untuk umat manusia.
 Untuk setiap orang kristiani diharapkan memiliki jiwa besar dan keterlibatan penuh dalam kehidupan
bermasyarakat, sehingga kita dapat memberi kesaksian bahwa “katolik” artinya terbuka untuk apa saja yang
baik dan siapa yang berhendak baik.
Sifat-sifat Gereja
Gereja yang Apostolik
Gereja yang apostolik berarti Gereja yang berasal dari para rasul dan tetap berpegang teguh pada kesaksian iman
mereka, yang mengalami secara dekat peristiwa Yesus. Kesadaran bahwa Gereja “dibangun atas dasar para rasul
dan para nabi dengan Yesus Kristus sebagai batu penjuru “ sudah ada sejak zaman Gereja Perdana.
Gereja itu apostolik karena Gereja berhubungan dengan para rasul yang diutus oleh Yesus Kristus. Hubungan itu
tampak dalam:
 Legitimasi fungsi dan kuasa hierarki dari para rasul. Fungsi dan kuasa hierarki diwariskan dari para rasul.
 Ajaran-ajaran Gereja diturunkan dan berasal dari kesaksian para rasul.
 Ibadat dan struktur Gereja pada dasarnya berasal dari para rasul.
Sifat-sifat Gereja
Mewujudkan keapostolikan Gereja
Keapostolikan Gereja tidak berarti Gereja sekarang hanya merupakan copy dari Gereja para rasul. Gereja harus
senantiasa menafsirkan dan mengevaluasi situasi konkret berpangkal pada sikap iman Gereja para rasul.
Usaha untuk mewujudkan keapostolikan Gereja antara lain:
 Setia dan menghayati Injil, sebab Injil merupakan kesaksian iman para rasul.
 Menafsirkan dan mengevaluasi situasi konkret kita dalam terang Injil
 Setia dan loyal kepada hierarki sebagai pengganti para rasul.
Kenaggotaan Gereja
Hierarki
Gereja sebagai persekutuan umat mempunyai struktur kepemimpinan (hierarki). Untuk menggembalakan dan
mengembangkan Umat Allah, Kristus Tuhan dalam Gereja-Nya mengadakan aneka pelayanan yang tujuannya demi
kesejahteraan seluruh Umat Allah. Sebab, para pelayan yang mempunyai kekuasaan kudus, melayani saudara-saudara mereka
supaya semua yang termasuk Umat Allah, dengan bebas dan teratur bekerja sama untuk mencapai tujuan tadi, dan dengan
demikian mencapai keselamatan.
Kenaggotaan Gereja
Struktur kepemimpinan dalam Gereja
Struktur kepemimpinan (hierarki) dalam Gereja:
• Paus
• Uskup
• Imam
• Diakon
NB: Kardinal bukan jabatan hierarkis dan tidak termasuk dalam struktur hierarki. Kardinal adalah penasihat utama
Paus dan membantu Paus terutama dalam reksa harian seluruh Gereja. Para Kardinal membentuk suatu dewan
Kardinal. Jumlah dewan yang berhak memilih Paus dibatasi usia 80 tahun ke bawah. Seorang Kardinal dipilih oleh
Paus dengan bebas.
Kenaggotaan Gereja
Corak kepemimpinan dalam Gereja
• Kepemimpinan dalam Gereja merupakan suatu panggilan khusus, di mana campur tangan Tuhan
merupakan unsur yang dominan.
• Kepemimpinan dalam Gereja bersifat mengabdi dan melayani dalam arti semurni-murninya,
walaupun ia sungguh mempunyai wewenang yang berasal d
• Kepemimpinan hierarki berasal dari Tuhan, maka tidak dapat dihapus oleh manusia. ari Kristus
sendiri.
Sakramen-Sakramen Gereja
Pada saat-saat penting dalam hidup, Kristus menyertai umat-Nya. Kehadiran Kristus ini dirayakan dalam ketujuh
sakramen.
1. Sakramen Permandian (tanda iman)
2. Sakramen Penguatan (tanda kedewasaan iman)
3. Sakramen Tobat
4. Sakramen Ekaristi
5. Sakramen Perminyakan Orang Sakit
6. Sakramen Pernikahan
7. Sakramen Imamat
Pelantikan para pelayan itu dirayakan, disahkan dan dinyatakan dalam tahbisan (sakramen imamat).
Panca Tugas Gereja
Dalam kehidupan menggereja terdapat lima atau panca tugas Gereja yaitu
1. Gereja Yang Menguduskan (Liturgia)
2. Gereja yang mewartakan (kerygma)
3. Gereja yang membina persekutuan (koinonia)
4. Gereja yang memberi kesaksian (martyria)
5. Gereja yang melayani (diakonia).
Maria Bunda Allah dan Bunda Gereja
Perawan Maria Sebagai Bunda Allah
Penegasan-penegasan dan kesaksian Alkitabiah yang berbicara secara langsung Maria sebagai Bunda Allah
(Theo-tokos) tidak Tampak, hanya secara eksplisit. Namun ungkapan Maria sebagai Bunda Allah dapat dicermati
dengan melihat teks-teks Kitab Suci.
Maria sebagai Bunda Gereja
Konsili Vatikan II dalam Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, Lumen Gentium, mengajarkan:
“Ia [Maria] dianugerahi kurnia serta martabat yang amat luhur, yakni menjadi Bunda Putera Allah, maka juga
menjadi Puteri Bapa yang terkasih dan kenisah Roh Kudus. Karena anugerah rahmat yang sangat istimewa itu
ia jauh lebih unggul dari semua makhluk lainnya, baik di sorga maupun di bumi. Namun sebagai keturunan
Adam, ia termasuk golongan semua orang yang harus diselamatkan. Bahkan “ia [Maria] memang Bunda para
anggota (Kristus). Karena dengan cinta kasih ia menyumbangkan kerjasamanya, supaya dalam Gereja
lahirlah kaum beriman, yang menjadi anggota Kepala itu”. Oleh karena itu ia menerima salam sebagai anggota
Gereja yang serba unggul dan sangat istimewa, pun juga sebagai pola-teladannya yang mengagumkan dalam
iman dan cinta kasih. Menganut bimbingan Roh Kudus Gereja Katolik menghadapinya penuh rasa kasih-
sayang sebagai bundanya yang tercinta.” (Lumen Gentium 53)
Sekian dan Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Pel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen BaptisPel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen Baptis
Kornelis Ruben
 
Pak kelas7 bahan bab3 uh2 uas sm1 dave
Pak kelas7 bahan bab3 uh2 uas sm1 davePak kelas7 bahan bab3 uh2 uas sm1 dave
Pak kelas7 bahan bab3 uh2 uas sm1 dave
Dave Alexius Inkiriwang
 
Pel 16 Yesus Sang Pegampun
Pel 16 Yesus Sang PegampunPel 16 Yesus Sang Pegampun
Pel 16 Yesus Sang PegampunKornelis Ruben
 
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai PersekutuanPel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Kornelis Ruben
 
Oikumenika GEREJA
Oikumenika GEREJAOikumenika GEREJA
Oikumenika GEREJA
Nada Ridhoi Silitonga
 
sakramen krisma.ppt
sakramen krisma.pptsakramen krisma.ppt
sakramen krisma.ppt
DinarDorotea
 
Empat Sifat Gereja Katolik
Empat Sifat Gereja KatolikEmpat Sifat Gereja Katolik
Empat Sifat Gereja Katolikusiana
 
RPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (PAKK & BP) SMP Kelas VIII
RPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (PAKK & BP) SMP Kelas VIIIRPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (PAKK & BP) SMP Kelas VIII
RPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (PAKK & BP) SMP Kelas VIII
Diva Pendidikan
 
Bagaimana Belajar Alkitab? Baca Gali Alkitab
Bagaimana Belajar Alkitab?   Baca Gali AlkitabBagaimana Belajar Alkitab?   Baca Gali Alkitab
Bagaimana Belajar Alkitab? Baca Gali Alkitab
SABDA
 
Ppt 2 pribadi yesus kristus
Ppt 2   pribadi yesus kristusPpt 2   pribadi yesus kristus
Ppt 2 pribadi yesus kristus
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Gereja Sebagai Umat Allah yang Baru
Gereja Sebagai Umat Allah yang BaruGereja Sebagai Umat Allah yang Baru
Gereja Sebagai Umat Allah yang Baru
RuangguruKristen
 
Apa itu Doa?
Apa itu Doa?Apa itu Doa?
Apa itu Doa?
naddmchelle
 
Etika Kristen Materi Kuliah
Etika Kristen Materi KuliahEtika Kristen Materi Kuliah
Etika Kristen Materi Kuliah
SAROFAMATI DUHA
 
Ppt 4 masyarakat
Ppt 4   masyarakatPpt 4   masyarakat
Ppt 4 masyarakat
PENDIDIKANADALAHPENT
 
RPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas IX
RPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas IXRPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas IX
RPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas IX
Diva Pendidikan
 
RPP SMA Pendidikan Agama Katolik dan Budi Kekerti kelas XI
RPP SMA Pendidikan Agama Katolik dan Budi Kekerti kelas XIRPP SMA Pendidikan Agama Katolik dan Budi Kekerti kelas XI
RPP SMA Pendidikan Agama Katolik dan Budi Kekerti kelas XI
Diva Pendidikan
 
Tatap muka 6 3 allah tri tunggal
Tatap muka 6 3 allah tri tunggal Tatap muka 6 3 allah tri tunggal
Tatap muka 6 3 allah tri tunggal
stephaniejessey
 
gereja
gerejagereja
gereja
Rahajeng3008
 
Sakramen Rekonsiliasi
Sakramen RekonsiliasiSakramen Rekonsiliasi
Sakramen Rekonsiliasi
V Prabowo Shakti
 
Kompendium Konsili Vatikan II
Kompendium Konsili Vatikan IIKompendium Konsili Vatikan II
Kompendium Konsili Vatikan IIGiovanni Promesso
 

What's hot (20)

Pel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen BaptisPel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen Baptis
 
Pak kelas7 bahan bab3 uh2 uas sm1 dave
Pak kelas7 bahan bab3 uh2 uas sm1 davePak kelas7 bahan bab3 uh2 uas sm1 dave
Pak kelas7 bahan bab3 uh2 uas sm1 dave
 
Pel 16 Yesus Sang Pegampun
Pel 16 Yesus Sang PegampunPel 16 Yesus Sang Pegampun
Pel 16 Yesus Sang Pegampun
 
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai PersekutuanPel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
 
Oikumenika GEREJA
Oikumenika GEREJAOikumenika GEREJA
Oikumenika GEREJA
 
sakramen krisma.ppt
sakramen krisma.pptsakramen krisma.ppt
sakramen krisma.ppt
 
Empat Sifat Gereja Katolik
Empat Sifat Gereja KatolikEmpat Sifat Gereja Katolik
Empat Sifat Gereja Katolik
 
RPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (PAKK & BP) SMP Kelas VIII
RPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (PAKK & BP) SMP Kelas VIIIRPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (PAKK & BP) SMP Kelas VIII
RPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (PAKK & BP) SMP Kelas VIII
 
Bagaimana Belajar Alkitab? Baca Gali Alkitab
Bagaimana Belajar Alkitab?   Baca Gali AlkitabBagaimana Belajar Alkitab?   Baca Gali Alkitab
Bagaimana Belajar Alkitab? Baca Gali Alkitab
 
Ppt 2 pribadi yesus kristus
Ppt 2   pribadi yesus kristusPpt 2   pribadi yesus kristus
Ppt 2 pribadi yesus kristus
 
Gereja Sebagai Umat Allah yang Baru
Gereja Sebagai Umat Allah yang BaruGereja Sebagai Umat Allah yang Baru
Gereja Sebagai Umat Allah yang Baru
 
Apa itu Doa?
Apa itu Doa?Apa itu Doa?
Apa itu Doa?
 
Etika Kristen Materi Kuliah
Etika Kristen Materi KuliahEtika Kristen Materi Kuliah
Etika Kristen Materi Kuliah
 
Ppt 4 masyarakat
Ppt 4   masyarakatPpt 4   masyarakat
Ppt 4 masyarakat
 
RPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas IX
RPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas IXRPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas IX
RPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas IX
 
RPP SMA Pendidikan Agama Katolik dan Budi Kekerti kelas XI
RPP SMA Pendidikan Agama Katolik dan Budi Kekerti kelas XIRPP SMA Pendidikan Agama Katolik dan Budi Kekerti kelas XI
RPP SMA Pendidikan Agama Katolik dan Budi Kekerti kelas XI
 
Tatap muka 6 3 allah tri tunggal
Tatap muka 6 3 allah tri tunggal Tatap muka 6 3 allah tri tunggal
Tatap muka 6 3 allah tri tunggal
 
gereja
gerejagereja
gereja
 
Sakramen Rekonsiliasi
Sakramen RekonsiliasiSakramen Rekonsiliasi
Sakramen Rekonsiliasi
 
Kompendium Konsili Vatikan II
Kompendium Konsili Vatikan IIKompendium Konsili Vatikan II
Kompendium Konsili Vatikan II
 

Similar to Ppt 3 gereja

SIFAT SIFAT GEREJA .KELAS 11.pptx
SIFAT SIFAT GEREJA .KELAS 11.pptxSIFAT SIFAT GEREJA .KELAS 11.pptx
SIFAT SIFAT GEREJA .KELAS 11.pptx
ELASONIARTI
 
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdfSIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
ELASONIARTI
 
Gereja vatikan II
Gereja vatikan IIGereja vatikan II
Gereja vatikan II
YR Widadaprayitna
 
Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678
Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678
Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678
MayaMamisa
 
Gereja dalam dokumen fabc 2013
Gereja dalam dokumen fabc 2013Gereja dalam dokumen fabc 2013
Gereja dalam dokumen fabc 2013karangpanas
 
Percobaan Upload Slideshare
Percobaan Upload SlidesharePercobaan Upload Slideshare
Percobaan Upload Slidesharekarangpanas
 
Kepemimpinan dan Pelayanan Transformatif
Kepemimpinan dan Pelayanan TransformatifKepemimpinan dan Pelayanan Transformatif
Kepemimpinan dan Pelayanan Transformatif
Frans Budi Santika
 
Bahan sosialisasi bkl 2015
Bahan sosialisasi bkl 2015Bahan sosialisasi bkl 2015
Bahan sosialisasi bkl 2015karangpanas
 
Bab 14 peran tu gereja
Bab 14 peran tu gerejaBab 14 peran tu gereja
Bab 14 peran tu gereja
Chris Hukubun
 
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
anandasesilia
 
Gereja dan sakramen
Gereja dan sakramenGereja dan sakramen
Gereja dan sakramen
Aperius T.
 
Penyegaran katekis inisiasi
Penyegaran katekis inisiasiPenyegaran katekis inisiasi
Penyegaran katekis inisiasi
Vinsensius Kriswidiatma
 
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
lokobaltenius
 
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam GerejaDogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
KalebOM
 
Gereja dan Persatuan Indonesia
Gereja dan Persatuan IndonesiaGereja dan Persatuan Indonesia
Gereja dan Persatuan IndonesiaGiovanni Promesso
 
Lat pel sel (pribadi)
Lat pel sel (pribadi)Lat pel sel (pribadi)
Lat pel sel (pribadi)wilaxmalaikat
 
Konsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen KatholikKonsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen Katholik
pjj_kemenkes
 
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdfJURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
Dethanmalimou
 
Menjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi Kristus
Menjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi Kristus
Menjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi Kristus
ronilegisman
 

Similar to Ppt 3 gereja (20)

SIFAT SIFAT GEREJA .KELAS 11.pptx
SIFAT SIFAT GEREJA .KELAS 11.pptxSIFAT SIFAT GEREJA .KELAS 11.pptx
SIFAT SIFAT GEREJA .KELAS 11.pptx
 
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdfSIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
SIFAT sifat gereja ubah ok.pdf
 
Being Catholic
Being CatholicBeing Catholic
Being Catholic
 
Gereja vatikan II
Gereja vatikan IIGereja vatikan II
Gereja vatikan II
 
Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678
Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678
Agama Kristen pertemua v.pptx6555656565678
 
Gereja dalam dokumen fabc 2013
Gereja dalam dokumen fabc 2013Gereja dalam dokumen fabc 2013
Gereja dalam dokumen fabc 2013
 
Percobaan Upload Slideshare
Percobaan Upload SlidesharePercobaan Upload Slideshare
Percobaan Upload Slideshare
 
Kepemimpinan dan Pelayanan Transformatif
Kepemimpinan dan Pelayanan TransformatifKepemimpinan dan Pelayanan Transformatif
Kepemimpinan dan Pelayanan Transformatif
 
Bahan sosialisasi bkl 2015
Bahan sosialisasi bkl 2015Bahan sosialisasi bkl 2015
Bahan sosialisasi bkl 2015
 
Bab 14 peran tu gereja
Bab 14 peran tu gerejaBab 14 peran tu gereja
Bab 14 peran tu gereja
 
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
Mpk katolik 4c gereja dan agama lain (UAS)
 
Gereja dan sakramen
Gereja dan sakramenGereja dan sakramen
Gereja dan sakramen
 
Penyegaran katekis inisiasi
Penyegaran katekis inisiasiPenyegaran katekis inisiasi
Penyegaran katekis inisiasi
 
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
 
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam GerejaDogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
Dogma iv....paper peran Roh Kudus dalam Gereja
 
Gereja dan Persatuan Indonesia
Gereja dan Persatuan IndonesiaGereja dan Persatuan Indonesia
Gereja dan Persatuan Indonesia
 
Lat pel sel (pribadi)
Lat pel sel (pribadi)Lat pel sel (pribadi)
Lat pel sel (pribadi)
 
Konsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen KatholikKonsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen Katholik
 
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdfJURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
 
Menjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi Kristus
Menjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi Kristus
Menjadi Saksi KristusMenjadi Saksi KristusMenjadi Saksi Kristus
 

More from PENDIDIKANADALAHPENT

Ppt 1 pribadi manusia
Ppt 1   pribadi manusiaPpt 1   pribadi manusia
Ppt 1 pribadi manusia
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Ppt 4 masyarakat
Ppt 4   masyarakatPpt 4   masyarakat
Ppt 4 masyarakat
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Pribadi yesus kristus
Pribadi yesus kristusPribadi yesus kristus
Pribadi yesus kristus
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Pribadi Manusia
Pribadi ManusiaPribadi Manusia
Pribadi Manusia
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Layanan Dasar bimbingan Konseling ABK
Layanan Dasar bimbingan Konseling ABKLayanan Dasar bimbingan Konseling ABK
Layanan Dasar bimbingan Konseling ABK
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Konsep Dasar Bimbingan Konseling
Konsep Dasar Bimbingan KonselingKonsep Dasar Bimbingan Konseling
Konsep Dasar Bimbingan Konseling
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Akomodasi Kurikulum
Akomodasi KurikulumAkomodasi Kurikulum
Akomodasi Kurikulum
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Konsep Asesmen
Konsep AsesmenKonsep Asesmen
Konsep Asesmen
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Konsep Identifikasi
Konsep IdentifikasiKonsep Identifikasi
Konsep Identifikasi
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Keberagaman Peserta Didik
Keberagaman Peserta DidikKeberagaman Peserta Didik
Keberagaman Peserta Didik
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Konsep Pendidikan Inklusif
Konsep Pendidikan InklusifKonsep Pendidikan Inklusif
Konsep Pendidikan Inklusif
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Publikasi Video Pembelajaran Menggunakan Youtube
Publikasi Video Pembelajaran Menggunakan Youtube Publikasi Video Pembelajaran Menggunakan Youtube
Publikasi Video Pembelajaran Menggunakan Youtube
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Praktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan Majemuk
Praktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan MajemukPraktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan Majemuk
Praktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan Majemuk
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Perbedaan Kegiatan Pengembangan Berbasis Bidang Pengembangan dan Berbasis Mul...
Perbedaan Kegiatan Pengembangan Berbasis Bidang Pengembangan dan Berbasis Mul...Perbedaan Kegiatan Pengembangan Berbasis Bidang Pengembangan dan Berbasis Mul...
Perbedaan Kegiatan Pengembangan Berbasis Bidang Pengembangan dan Berbasis Mul...
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Pentingnya Multiple Intellegences dalam Kegiatan Pengembangan pada AUD
Pentingnya Multiple Intellegences dalam Kegiatan Pengembangan pada AUDPentingnya Multiple Intellegences dalam Kegiatan Pengembangan pada AUD
Pentingnya Multiple Intellegences dalam Kegiatan Pengembangan pada AUD
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Multiple Intellegences pada Anak Usia Dini
Multiple Intellegences pada Anak Usia DiniMultiple Intellegences pada Anak Usia Dini
Multiple Intellegences pada Anak Usia Dini
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Mengenal Kecerdasan Majemuk
Mengenal Kecerdasan MajemukMengenal Kecerdasan Majemuk
Mengenal Kecerdasan Majemuk
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar
Pembelajaran dan Penilaian Hasil BelajarPembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar
Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Penyusunan Program Pembelajaran Individual
Penyusunan Program Pembelajaran IndividualPenyusunan Program Pembelajaran Individual
Penyusunan Program Pembelajaran Individual
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Akomodasi Kurikulum
Akomodasi KurikulumAkomodasi Kurikulum
Akomodasi Kurikulum
PENDIDIKANADALAHPENT
 

More from PENDIDIKANADALAHPENT (20)

Ppt 1 pribadi manusia
Ppt 1   pribadi manusiaPpt 1   pribadi manusia
Ppt 1 pribadi manusia
 
Ppt 4 masyarakat
Ppt 4   masyarakatPpt 4   masyarakat
Ppt 4 masyarakat
 
Pribadi yesus kristus
Pribadi yesus kristusPribadi yesus kristus
Pribadi yesus kristus
 
Pribadi Manusia
Pribadi ManusiaPribadi Manusia
Pribadi Manusia
 
Layanan Dasar bimbingan Konseling ABK
Layanan Dasar bimbingan Konseling ABKLayanan Dasar bimbingan Konseling ABK
Layanan Dasar bimbingan Konseling ABK
 
Konsep Dasar Bimbingan Konseling
Konsep Dasar Bimbingan KonselingKonsep Dasar Bimbingan Konseling
Konsep Dasar Bimbingan Konseling
 
Akomodasi Kurikulum
Akomodasi KurikulumAkomodasi Kurikulum
Akomodasi Kurikulum
 
Konsep Asesmen
Konsep AsesmenKonsep Asesmen
Konsep Asesmen
 
Konsep Identifikasi
Konsep IdentifikasiKonsep Identifikasi
Konsep Identifikasi
 
Keberagaman Peserta Didik
Keberagaman Peserta DidikKeberagaman Peserta Didik
Keberagaman Peserta Didik
 
Konsep Pendidikan Inklusif
Konsep Pendidikan InklusifKonsep Pendidikan Inklusif
Konsep Pendidikan Inklusif
 
Publikasi Video Pembelajaran Menggunakan Youtube
Publikasi Video Pembelajaran Menggunakan Youtube Publikasi Video Pembelajaran Menggunakan Youtube
Publikasi Video Pembelajaran Menggunakan Youtube
 
Praktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan Majemuk
Praktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan MajemukPraktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan Majemuk
Praktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan Majemuk
 
Perbedaan Kegiatan Pengembangan Berbasis Bidang Pengembangan dan Berbasis Mul...
Perbedaan Kegiatan Pengembangan Berbasis Bidang Pengembangan dan Berbasis Mul...Perbedaan Kegiatan Pengembangan Berbasis Bidang Pengembangan dan Berbasis Mul...
Perbedaan Kegiatan Pengembangan Berbasis Bidang Pengembangan dan Berbasis Mul...
 
Pentingnya Multiple Intellegences dalam Kegiatan Pengembangan pada AUD
Pentingnya Multiple Intellegences dalam Kegiatan Pengembangan pada AUDPentingnya Multiple Intellegences dalam Kegiatan Pengembangan pada AUD
Pentingnya Multiple Intellegences dalam Kegiatan Pengembangan pada AUD
 
Multiple Intellegences pada Anak Usia Dini
Multiple Intellegences pada Anak Usia DiniMultiple Intellegences pada Anak Usia Dini
Multiple Intellegences pada Anak Usia Dini
 
Mengenal Kecerdasan Majemuk
Mengenal Kecerdasan MajemukMengenal Kecerdasan Majemuk
Mengenal Kecerdasan Majemuk
 
Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar
Pembelajaran dan Penilaian Hasil BelajarPembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar
Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar
 
Penyusunan Program Pembelajaran Individual
Penyusunan Program Pembelajaran IndividualPenyusunan Program Pembelajaran Individual
Penyusunan Program Pembelajaran Individual
 
Akomodasi Kurikulum
Akomodasi KurikulumAkomodasi Kurikulum
Akomodasi Kurikulum
 

Recently uploaded

INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 

Recently uploaded (20)

INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 

Ppt 3 gereja

  • 2. Pembelajaran 3: Gereja KOMPETENSI Dapat menjelaskan paham, sifat dan panca tugas Gereja, dan menyukuri sebagai anggota Gereja serta aktif merayakan sakramen-sakramen dan berdevosi kepada Bunda Maria. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Dapat menjelaskan paham Gereja sebagai Umat Allah, Gereja sebagai Persekutuan yang terbuka 2. Dapat menjelaskan sifat Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik. 3. Guru dapat menjelaskan keanggotaan Gereja dan fungsi masing-masing anggota. (hieraki, awam) 4. Dapat menjelaskan tujuh Sakramen Gereja dan sakramentali 5. Dapat menjelaskan Panca tugas Gereja 6. Dapat menjelaskan Maria Bunda Yesus dan Bunda Gereja serta devosi kepada Bunda Maria
  • 3. Paham- Paham tentang Gereja Gereja Sebagai Umat Allah Istilah Umat Allah sudah digunakan dalam Perjanjian Lama, yang dimunculkan dan dihidupkan kembali oleh Konsili Vatikan II. Umat Allah selalu merupakan pilihan dan panggilan. Umat Allah adalah bangsa terpilih, bangsa terpanggil. Umat Allah dipanggil dan dipilih untuk sesuatu, yakni untuk Tuhan dan dunia. Ia dipilih untuk menjadi milik Allah dan ikut serta menyelamatkan dunia ini. Umat Allah dipersatukan dengan Allah melalui satu perjanjian. Umat Allah harus taat kepada perintah-perintah Allah dan Allah akan setia pada janji-janji-Nya. Hal ini berlaku untuk Umat Allah dalam Perjanjian Lama dan juga Umat Allah dalam Perjanjian Baru.
  • 4. Paham- Paham tentang Gereja Makna Gereja sebagai Umat Allah Kita sudah melihat bahwa Gereja sering diartikan sebagai suatu umat atau menurut istilah Konsili Vatikan II: Umat Allah. Istilah Umat Allah sebenarnya sudah kuno, sudah dipakai sejak dalam Perjanjian Lama. Kemudian, istilah tersebut dihidupkan dan dipopulerkan lagi oleh Konsili Vatikan II. Gereja sungguh merupakan Umat Allah yang sedang dalam perjalanan menuju ke rumah Bapa. Pengertian Gereja sebagai Umat Allah sungguh dimunculkan tepat pada waktunya, karena pada abad-abad terakhir Gereja sudah menjadi sangat organisatoris dan struktural-hierarkis.
  • 5. Paham- Paham tentang Gereja Dasar dan Konsekuensi Gereja Yang Mengumat Kita masing-masing secara pribadi dipanggil untuk melibatkan diri secara penuh dalam kehidupan Umat Allah. Atau secara singkat dapat dikatakan bahwa kita harus MENGUMAT. Mengapa? • Hidup mengumat pada dasarnya merupakan hakikat Gereja itu sendiri, sebab hakikat Gereja adalah persaudaraan cinta kasih seperti yang dicerminkan oleh hidup Umat Perdana • Dalam hidup mengumat banyak karisma dan rupa-rupa karunia dapat dilihat, diterima, dan digunakan untuk kekayaan seluruh Gereja • Dalam hidup mengumat, semua orang yang merasa menghayati martabat yang sama akan bertanggung jawab secara aktif dalam fungsinya masing-masing untuk membangun Gereja dan memberi kesaksian kepada dunia
  • 6. Paham- Paham tentang Gereja Konsekuensi dari Gereja yang mengumat Konsekuensi bagi pimpinan Gereja (hierarki) - Menyadari fungsi pimpinan sebagai fungsi pelayanan. Pimpinan bukan di atas umat, tetapi di tengah umat. - Harus peka untuk melihat dan mendengar karisma dan karunia-karunia yang tumbuh di kalangan umat. - Mengoptimalkan karunia-karunia yang tumbuh di kalangan umat untuk membangun Umat Allah. Konsekuensi bagi setiap anggota umat awam - Menyadari dan menghayati persatuannya sebagai Umat Allah. Orang tidak dapat menghayati kehidupan imannya secara individu saja. - Aktif dalam kehidupan mengumat, menggunakan segala karisma, karunia, dan fungsi yang dipercayakan kepadanya untuk kepentingan dan misi Gereja di tengah masyarakat. Semua bertanggung jawab dalam hidup dan misi Gereja. Konsekuensi hubungan awam dan hierarki Paham Gereja sebagai Umat Allah jelas membawa konsekuensi dalam hubungan antara hierarki dan kaum awam. Kaum awam bukan pelengkap melainkan partner/rekan hierarki dalam membangun Umat Allah.
  • 7. Paham- Paham tentang Gereja Gereja Sebagai Persekutuan Yang Terbuka Sebagaimana paham tentang Gereja sebagai Persekutuan Umat Allah itu muncul disebabkan antara lain oleh paham dan penghayatan Gereja institusional yang berkembang sebelum Konsili Vatikan II yang terlalu menekankan segi organisatoris dan struktural hierarkis piramidal. Gereja yang institusional dan hierarkis piramidal sangat menonjol dalam hal:  organisasi dan struktur Gereja;  kepemimpinan tertahbis (hierarki);  hukum dan peraturan-peraturan;  sikap triumfalistik dan tertutup.  Sebaliknya, Gereja sebagai persekutuan umat lebih menampakkan:  persaudaraan antar-umat;  keterlibatan semua anggota umat dalam hidup menggereja, baik sebagai hierarki dan biarawan-biarawati, maupun umat/awam;  peranan hati nurani dan tanggung jawab setiap anggota umat;  semangat kemiskinan/kesederhanaan dan sikap terbuka, berdialog dengan kalangan mana saja.
  • 8. Sifat-sifat Gereja Dalam doa syahadat (credo), kita mengakui Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik. Apakah artinya? Untuk memahami sifat-sifat Gereja tersebut, pertama-tama kita harus memahami bahwa Gereja kita adalah ilahi sekaligus insani, berasal dari Yesus dan berkembang dalam sejarah. Sifat-sifat Gereja itu bersifat dinamis dan harus diperjuangkan; tidak sekali jadi dan statis. Sifat atau ciri Gereja beserta artinya, lambat laun menjadi jelas bagi Gereja itu sendiri. Keempat sifat Gereja tersebut (satu, kudus, katolik, dan apostolik) kait-mengait dan bukan merupakan rumus yang siap pakai. Gereja memahaminya dengan merefleksikan dirinya sendiri serta karya Roh di dalam dirinya.
  • 9. Sifat-sifat Gereja Gereja Yang Satu Gereja itu satu, karena dalam Gereja ada kesatuan iman, pimpinan, kebaktian, dan kehidupan sakramental. Konsili Vatikan II menyatakan bahwa: Pola dan prinsip terluhur misteri kesatuan Gereja ialah kesatuan Allah yang tunggal dalam tiga pribadi, Bapa, Putra, dan Roh Kudus (UR 2). Kesatuan ini tidak sama dengan uniformitas, karena di luar bidang esensial Injili, Gereja menghayati keanekaragaman. Gereja bersifat fleksibel dan dinamis. Perwujudan Kesatuan Gereja Kesatuan Gereja pertama-tama harus diwujudkan dalam persekutuan konkret antara orang beriman yang hidup bersama dalam satu negara atau daerah yang sama. Tuntutan zaman dan tantangan masyarakat merupakan dorongan kuat untuk menggalang kesatuan iman dalam menghadapi tugas bersama. Kesatuan Gereja terarah kepada kesatuan yang jauh melampaui batas-batas Gereja dan terarah kepada kesatuan semua orang yang “berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni”
  • 10. Sifat-sifat Gereja Memperjuangkan kesatuan Gereja Usaha-usaha yang dapat kita galakkan untuk menguatkan persatuan kita ke dalam:  Aktif berpartisipasi dalam kehidupan bergereja.  Setia dan taat kepada persekutuan umat, termasuk hierarki, dsb. Usaha-usaha yang dapat kita galakkan untuk menguatkan persatuan “antar-Gereja?”:  Lebih bersifat jujur dan terbuka kepada satu sama lain. Lebih melihat kesamaan daripada perbedaan.  Mengadakan berbagai kegiatan sosial dan peribadatan bersama, dsb.
  • 11. Sifat-sifat Gereja Gereja yang Kudus Gereja itu kudus atau suci, karena sumber dari mana Gereja berasal, ke mana arah yang dituju Gereja, dan unsur- unsur Ilahi yang ada di dalam Gereja adalah kudus. Kekudusan Gereja bersumber dari kekudusan Kristus. Gereja menerima kekudusan sebagai anugerah dari Allah dalam Kristus oleh iman. Kekudusan Gereja tidak datang dari Gereja itu sendiri, tetapi datang dari Allah dan dipersatukan dengan Kristus oleh Roh Kudus. Kristus ada dalam Gereja dan selalu menyertai Gereja sampai akhir zaman.
  • 12. Sifat-sifat Gereja Memperjuangkan kekudusan Gereja Kekudusan Gereja mengalir dari kesatuannya dengan Kristus. Gereja menerima kekudusan sebagai anugerah dari Allah dalam Kristus oleh iman. Kekudusan tidak datang dari dirinya sendiri, tetapi dari Allah yang mempersatukan Gereja dengan Kristus dalam Roh Kudus. Hal yang dapat perjuangkan untuk kekudusan anggota-anggota Gereja adalah:  Saling memberi kesaksian untuk hidup sebagai putra-putri Allah  Memperkenalkan anggota-anggota Gereja yang sudah hidup secara heroik untuk mencapai kekudusan.  Merenungkan dan mendalami Kitab Suci, khususnya ajaran dan hidup Yesus, yang merupakan pedoman dan arah hidup kita, dsb.
  • 13. Sifat-sifat Gereja Gereja Yang Katolik Gereja bersifat katolik artinya bahwa Gereja itu bersifat universal, terbuka untuk umum, terbuka terhadap semua orang, suku, golongan dan sebagainya. Gereja dipanggil untuk menghormati kebudayaan, adat istiadat, bahkan agama mana pun. Oleh karena itu, orang Katolik diharapkan berjuang untuk kepentingan, kesejahteraan umum, memajukan nilai-nilai luhur dan memperjuangkan satu dunia yang lebih baik untuk seluruh umat manusia. Gereja bersifat katolik berarti terbuka bagi dunia, tidak terbatas pada tempat tertentu, bangsa dan kebudayaan tertentu, waktu atau golongan masyarakat tertentu. Kekatolikan Gereja tampak dalam:  Rahmat dan keselamatan yang ditawarkannya.  Iman dan ajaran Gereja yang bersifat umum, dapat diterima dan dihayati oleh siapa pun juga.
  • 14. Sifat-sifat Gereja Mewujudkan kekatolikan Gereja Gereja bersifat universal atau umum. Ia bersifat terbuka. Oleh sebab itu perlu diusahakan antara lain:  Sikap terbuka dan menghormati kebudayaan, adat-istiadat, bahkan agama bangsa mana pun.  Bekerja sama dengan pihak mana pun yang berkehendak baik untuk mewujudkan nilai-nilai yang luhur di dunia ini.  Selalu berusaha untuk memprakarsai dan memperjuangkan suatu dunia yang lebih baik untuk umat manusia.  Untuk setiap orang kristiani diharapkan memiliki jiwa besar dan keterlibatan penuh dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga kita dapat memberi kesaksian bahwa “katolik” artinya terbuka untuk apa saja yang baik dan siapa yang berhendak baik.
  • 15. Sifat-sifat Gereja Gereja yang Apostolik Gereja yang apostolik berarti Gereja yang berasal dari para rasul dan tetap berpegang teguh pada kesaksian iman mereka, yang mengalami secara dekat peristiwa Yesus. Kesadaran bahwa Gereja “dibangun atas dasar para rasul dan para nabi dengan Yesus Kristus sebagai batu penjuru “ sudah ada sejak zaman Gereja Perdana. Gereja itu apostolik karena Gereja berhubungan dengan para rasul yang diutus oleh Yesus Kristus. Hubungan itu tampak dalam:  Legitimasi fungsi dan kuasa hierarki dari para rasul. Fungsi dan kuasa hierarki diwariskan dari para rasul.  Ajaran-ajaran Gereja diturunkan dan berasal dari kesaksian para rasul.  Ibadat dan struktur Gereja pada dasarnya berasal dari para rasul.
  • 16. Sifat-sifat Gereja Mewujudkan keapostolikan Gereja Keapostolikan Gereja tidak berarti Gereja sekarang hanya merupakan copy dari Gereja para rasul. Gereja harus senantiasa menafsirkan dan mengevaluasi situasi konkret berpangkal pada sikap iman Gereja para rasul. Usaha untuk mewujudkan keapostolikan Gereja antara lain:  Setia dan menghayati Injil, sebab Injil merupakan kesaksian iman para rasul.  Menafsirkan dan mengevaluasi situasi konkret kita dalam terang Injil  Setia dan loyal kepada hierarki sebagai pengganti para rasul.
  • 17. Kenaggotaan Gereja Hierarki Gereja sebagai persekutuan umat mempunyai struktur kepemimpinan (hierarki). Untuk menggembalakan dan mengembangkan Umat Allah, Kristus Tuhan dalam Gereja-Nya mengadakan aneka pelayanan yang tujuannya demi kesejahteraan seluruh Umat Allah. Sebab, para pelayan yang mempunyai kekuasaan kudus, melayani saudara-saudara mereka supaya semua yang termasuk Umat Allah, dengan bebas dan teratur bekerja sama untuk mencapai tujuan tadi, dan dengan demikian mencapai keselamatan.
  • 18. Kenaggotaan Gereja Struktur kepemimpinan dalam Gereja Struktur kepemimpinan (hierarki) dalam Gereja: • Paus • Uskup • Imam • Diakon NB: Kardinal bukan jabatan hierarkis dan tidak termasuk dalam struktur hierarki. Kardinal adalah penasihat utama Paus dan membantu Paus terutama dalam reksa harian seluruh Gereja. Para Kardinal membentuk suatu dewan Kardinal. Jumlah dewan yang berhak memilih Paus dibatasi usia 80 tahun ke bawah. Seorang Kardinal dipilih oleh Paus dengan bebas.
  • 19. Kenaggotaan Gereja Corak kepemimpinan dalam Gereja • Kepemimpinan dalam Gereja merupakan suatu panggilan khusus, di mana campur tangan Tuhan merupakan unsur yang dominan. • Kepemimpinan dalam Gereja bersifat mengabdi dan melayani dalam arti semurni-murninya, walaupun ia sungguh mempunyai wewenang yang berasal d • Kepemimpinan hierarki berasal dari Tuhan, maka tidak dapat dihapus oleh manusia. ari Kristus sendiri.
  • 20. Sakramen-Sakramen Gereja Pada saat-saat penting dalam hidup, Kristus menyertai umat-Nya. Kehadiran Kristus ini dirayakan dalam ketujuh sakramen. 1. Sakramen Permandian (tanda iman) 2. Sakramen Penguatan (tanda kedewasaan iman) 3. Sakramen Tobat 4. Sakramen Ekaristi 5. Sakramen Perminyakan Orang Sakit 6. Sakramen Pernikahan 7. Sakramen Imamat Pelantikan para pelayan itu dirayakan, disahkan dan dinyatakan dalam tahbisan (sakramen imamat).
  • 21. Panca Tugas Gereja Dalam kehidupan menggereja terdapat lima atau panca tugas Gereja yaitu 1. Gereja Yang Menguduskan (Liturgia) 2. Gereja yang mewartakan (kerygma) 3. Gereja yang membina persekutuan (koinonia) 4. Gereja yang memberi kesaksian (martyria) 5. Gereja yang melayani (diakonia).
  • 22. Maria Bunda Allah dan Bunda Gereja Perawan Maria Sebagai Bunda Allah Penegasan-penegasan dan kesaksian Alkitabiah yang berbicara secara langsung Maria sebagai Bunda Allah (Theo-tokos) tidak Tampak, hanya secara eksplisit. Namun ungkapan Maria sebagai Bunda Allah dapat dicermati dengan melihat teks-teks Kitab Suci. Maria sebagai Bunda Gereja Konsili Vatikan II dalam Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, Lumen Gentium, mengajarkan: “Ia [Maria] dianugerahi kurnia serta martabat yang amat luhur, yakni menjadi Bunda Putera Allah, maka juga menjadi Puteri Bapa yang terkasih dan kenisah Roh Kudus. Karena anugerah rahmat yang sangat istimewa itu ia jauh lebih unggul dari semua makhluk lainnya, baik di sorga maupun di bumi. Namun sebagai keturunan Adam, ia termasuk golongan semua orang yang harus diselamatkan. Bahkan “ia [Maria] memang Bunda para anggota (Kristus). Karena dengan cinta kasih ia menyumbangkan kerjasamanya, supaya dalam Gereja lahirlah kaum beriman, yang menjadi anggota Kepala itu”. Oleh karena itu ia menerima salam sebagai anggota Gereja yang serba unggul dan sangat istimewa, pun juga sebagai pola-teladannya yang mengagumkan dalam iman dan cinta kasih. Menganut bimbingan Roh Kudus Gereja Katolik menghadapinya penuh rasa kasih- sayang sebagai bundanya yang tercinta.” (Lumen Gentium 53)