SlideShare a Scribd company logo
SAKRAMEN INISIASI
menurut
KITAB HUKUM KANONIK
Y. B. Prasetyantha, MSF
BAHAN:
• Herman Yosef Ga I, Sakramen
dan Sakramentali menurut
Kitab Hukum Kanonik – Volume
1: Sakramen-sakramen Inisiasi:
Baptis, Penguatan, dan Ekaristi,
Jakarta: Obor, 2014.
PENGANTAR (hlm. XIII)
• Sakramen adalah bagian esensial, utuh, tak terpisahkan dari
Gereja dan hidup rohani umat beriman  meski bukan satu-
satunya.
• Gereja sebagai suatu “masyarakat” perlu mengatur hal-hal yang
perlu, patut dan harus dalam merayakan dan menerima
sakramen  Kitab Hukum Kanonik (KHK).
• Yang dapat menginterpretasikan kanon-kanon KHK secara
otentik hanyalah pembuat hukum itu sendiri (Paus) dan Dewan
Kepausan untuk Teks-teks Legislatif yang diberi mandat serta
dalam taraf tertentu Tribunal Rota Romana.
Hukum yang tertinggi dalam
Gereja (suprema lex) adalah
Keselamatan Jiwa-jiwa (salus
animarum).
[bdk. KHK Kanon 1752]
“Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi
dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” (Yohanes 3:17).
PENGERTIAN SAKRAMEN (hlm. 3)
• Kata sakramen berarti suatu tanda suci atau simbol yang
menyebabkan rahmat:
• Yesus Kristus adalah sakramen itu sendiri. Yesus adalah
tanda keselamatan yang mengerjakan keselamatan.[…]
• Gereja adalah sakramen, tanda keselamatan yang
mengerjakan keselamatan sebagai alat Kristus.
• Sakramen yang berlaku resmi ialah ketujuh sakramen
sebagai tanda-tanda suci yang diadakan oleh Kristus (dan
ditetapkan oleh Gereja) sebagai sarana yang digunakan oleh
Gereja untuk keselamatan manusia.
KITAB HUKUM KANONIK TENTANG SAKRAMEN
• PENDAHULUAN
• BUKU I. NORMA-NORMA UMUM [Kan. 1-203]
• BUKU II. UMAT ALLAH [Kan. 204-746]
• BUKU III. TUGAS GEREJA MENGAJAR [Kan. 747-833]
• BUKU IV. TUGAS GEREJA MENGUDUSKAN [834-1253]
• BUKU V. HARTA BENDA GEREJA [Kan. 1254-1310]
• BUKU VI. SANKSI DALAM GEREJA [Kan. 1311-1399]
• BUKU VII. HUKUM ACARA [Kan. 1400-1752]
BUKU IV. TUGAS GEREJA MENGUDUSKAN
[834-1253]
• Kanon-kanon Pengantar
(Kan. 834-839)
• Bagian I: Sakramen
(Kan. 840-1165)
• Bagian II: Tindakan Lain
Ibadat Ilahi (Kan. 1166-
1204)
• Bagian III: Tempat dan
Waktu Suci (Kan. 1205-
1253)
• Judul I. Baptis
• Judul II. Sakramen Penguatan
• Judul III. Ekaristi Mahakudus
• Judul IV. Sakramen Tobat
• Judul V. Sakramen Pengurapan
Orang Sakit
• Judul VI. Tahbisan
• Judul VII. Perkawinan
KANON-KANON PENGANTAR
• Kan. 834 - § 1. Gereja memenuhi tugas menguduskan secara
istimewa dengan liturgi suci, yang dipandang sebagai pelaksanaan
tugas imamat Yesus Kristus, di mana pengudusan manusia
dinyatakan dengan tanda-tanda indrawi serta dihasilkan dengan
cara masing-masing yang khas. Dengan liturgi itu dipersembahkan
juga ibadat publik yang utuh kepada Allah oleh Tubuh mistik Yesus
Kristus, yakni Kepala dan anggota-anggota-Nya.
• § 2. Ibadat semacam ini terjadi apabila dilaksanakan atas nama
Gereja oleh orang-orang yang ditugaskan secara legitim dan dengan
perbuatan-perbuatan yang telah disetujui oleh otoritas Gereja.
Tafsir Kanon 834 tentang DEFINISI LITURGI
(hlm. 10-12):
1. Tugas Gereja menguduskan dipenuhi melalui liturgi,
walaupun tidak secara utuh dan mendalam, tetapi dalam cara
yang sangat khas.
2. Paus Pius XII dalam Mediator Dei merumuskan liturgi sebagai
tanda dan perbuatan pengudusan ilahi yang serentak
merupakan ibadat yang dipersembahkan kepada Allah oleh
dan dalam Kristus.
3. Kanon 834 §2 membedakan pelayanan liturgis dengan
kegiatan kultis (sembah bakti) yang lain dalam Gereja, baik
yang dilaksanakan secara publik atau privat.
• Liturgi dijabarkan sebagai suatu perbuatan yang:
• Harus dirayakan atas nama Gereja, bukan atas nama pribadi.
Doa pribadi tidak dapat disebut liturgi.[…]
• Harus dirayakan oleh orang yang secara legitim diberi kuasa
– lewat Pembaptisan semua orang beriman memperoleh
rahmat imamat umum. Di sini berarti bahwa liturgi
dirayakan oleh semua umat yang telah dibaptis, termasuk:
• Menuntut kuasa tahbisan untuk memimpin beberapa
jenis perayaan dan,
• Tidak menuntut kuasa tahbisan untuk memimpinnya,
seperti untuk pewartaan sabda, penguburan, brevir, dsb.
• Harus disetujui oleh otoritas Gereja: Buku-buku yang dipakai
haruslah buku resmi dari Gereja.[…]
• Kan. 835 - § 1. Tugas menguduskan itu dilaksanakan pertamatama oleh
para Uskup, yang adalah imam-imam agung, pembagipembagi utama
misteri-misteri Allah, dan pemimpin, penggerak dan penjaga seluruh
kehidupan liturgi dalam Gereja yang dipercayakan kepadanya.
• § 2. Tugas itu juga dilaksanakan oleh para imam yang mengambil bagian
dalam imamat Kristus, selaku pelayan-Nya dibawah otoritas Uskup,
ditahbiskan untuk merayakan ibadat ilahi dan menguduskan umat.
• § 3. Para diakon mengambil bagian dalam perayaan ibadat ilahi menurut
norma ketentuan-ketentuan hukum.
• § 4. Dalam tugas menguduskan itu kaum beriman kristiani lain juga
memiliki peranannya sendiri, dengan ambil bagian secara aktif menurut
cara masing-masing dalam perayaan-perayaan liturgi, terutama dalam
Ekaristi; demikian pula secara khusus mengambil bagian dalam tugas itu
para orangtua, dengan hidup berkeluarga dalam semangat kristiani dan
mengusahakan pendidikan kristiani bagi anak-anak.
Tafsir Kanon 835 tentang TUGAS-TUGAS &
PELAYAN-PELAYAN LITURGI (hlm. 12-15):
1. Uskup adalah moderator, pendorong, pelindung, dan penjaga
serta pemimpin liturgi dalam keuskupannya.
2. Para imam (presbiter) mengambil bagian dalam imamat, tetapi
bergantung pada uskup (episcopus).
3. Para diakon memiliki hak-hak dan kewajiban-kewajiban menurut
Lumen Gentium (art. 29) sbb.: pelayan pembaptis dalam
pembaptisan, membagikan komuni suci dalam Ekaristi atau di luar
Ekaristi, membantu pada dan merayakan Sakramen Perkawinan,
melayani upacara Viatikum, membacakan Kitab Suci (lektor),
memberikan “khotbah” kepada umat beriman, memimpin
upacara sakramentali dan melayani upacara penguburan di
Gereja/rumah hingga di pekuburan.
4. Umat Beriman harus berpartisipasi aktif dalam liturgi, dalam
bentuk:
• Seperti yang dijabarkan dalam buku-kubu liturgi.
• Berdasarkan pada:
• Martabat imamat umum dalam diri setiap umat beriman dan
• Kodrat alamiah liturgi sebagai perayaan bersama Gereja.
• Secara tidak langsung merujuk pada peraturan mengenai liturgi
khusus atau mengenai para pelayan yang mana seorang umat
beriman tak tertahbis boleh dan dapat berperan:
• Yang menuntut adanya pelantikan (seperti untuk lektor dan
akolit) dan
• Yang hanya menuntut deputasi atau penunjukan biasa
(seperti pembagi komuni dan lektor yang ditunjuk seketika).
4. Orangtua melaksanakan tugas pengudusan terhadap anak-anak
mereka, melalui:
• Cara hidup Kristiani dalam perkawinan mereka
• Cara mendidik dan membesarkan anak-anak mereka yang berpijak
pada nilai-nilai Kristiani.
KANON-KANON TENTANG SAKRAMEN PADA
UMUMNYA
• Kan. 840 - Sakramen-sakramen Perjanjian Baru, yang
diadakan oleh Kristus Tuhan dan dipercayakan kepada
Gereja, sebagai tindakan-tindakan Kristus dan Gereja,
merupakan tanda dan sarana yang mengungkapkan dan
menguatkan iman, mempersembahkan penghormatan
kepada Allah serta menghasilkan pengudusan manusia. Dan
karena itu sangat membantu untuk menciptakan,
memperkokoh dan menampakkan persekutuan gerejawi.
Oleh karena itu baik para pelayan suci maupun umat
beriman kristiani lain haruslah merayakannya dengan
sangat khidmat dan cermat sebagaimana mestinya.
Tafsir Kanon 840 tentang PENGERTIAN
SAKRAMEN (hlm. 26-28)
1. KHK 1983 mengunakan kata “merayakan” atau “perayaan”
sakramen  Sakramen adalah perayaan.
2. Tujuan sakramen (bdk. Sacrosanctum Concilium art. 59) ialah
untuk:
• Membuat umat beriman suci,
• Membangun tubuh Kristus dan
• Menyembah Allah
3. KHK memahami sakramen sebagai perbuatan-perbuatan
Kristus dan Gereja serta akibat-akibatnya  opus operatum
dan opus operantis.
• Kan. 841 - Karena sakramen-sakramen adalah sama untuk
seluruh Gereja dan termasuk khazanah ilahi, hanya otoritas
tertinggi Gerejalah yang berwenang menyetujui atau
menetapkan hal-hal yang dituntut demi sahnya sakramen-
sakramen itu; ada adalah hak dari otoritas itu atau dari
otoritas lain yang berwenang menurut norma kan. 838, § 3
dan § 4, untuk memutuskan hal-hal yang menyangkut
perayaan, pelayanan dan penerimaannya secara licit, dan
juga tata-perayaan yang harus ditepati.
Tafsir Kanon 841 tentang SYARAT-SYARAT
PERAYAAN SAKRAMEN YANG SAH (hlm. 28-29)
• Dua hal penting dibicarakan kanon ini: Hak atau wewenang untuk
menentukan hal-hal yang dituntut untuk sahnya (validitas)
perayaan sakramen & untuk halalnya (lisitas) perayaan sakramen.
• Yang menentukan syarat-syarat untuk sahnya suatu sakramen
hanya ada pada otoritas tertinggi Gereja, yaitu: Dewan para
uskup bersama dengan kepalanya, atau Paus sendiri
• Hak dan wewenang untuk menentukan hal-hal yang dituntut
demi halalnya suatu sakramen ada pada: Otoritas tertinggi yang
disebut di atas dan untuk sejumlah wewenang pada Konferensi
para Uskup dan uskup diosesan.
• Kan. 842 - § 1. Orang
yang belum dibaptis
tidak dapat diizinkan
menerima sakramen-
sakramen lain dengan
sah.
• § 2. Sakramen-sakramen
baptis, penguatan dan
Ekaristi mahakudus
terjalin satu sama lain,
sedemikian sehingga
dituntut untuk inisiasi
kristiani yang penuh.
Tafsir Kanon 842 tentang SAKRAMEN-
SAKRAMEN INISIASI (hlm. 30-31)
• Baptis: pintu masuk ke sakramen-sakramen yang lain.
• Inisiasi bukan hanya berhenti pada penerimaan Sakramen
Baptis tetapi kepenuhannya dilanjutkan dalam penerimaan
Sakramen Penguatan dan Ekaristi Kudus.
• Sakramen Baptis, Penguatan dan Ekaristi Kudus merupakan tiga
sakramen yang saling melengkapi, dalam arti bahwa hidup
Kristiani yang diterima dalam Sakramen Baptis diperkuat oleh
rahmat Sakramen Penguatan dan disempurnakan secara penuh
oleh Ekaristi Kudus.
KANON-KANON TENTANG SAKRAMEN BAPTIS
(KANON 849-878)
• Kan. 851 - Perayaan baptis haruslah disiapkan dengan semestinya; maka dari
itu:
• 1° orang dewasa yang bermaksud menerima baptis hendaknya diterima dalam
katekumenat dan, sejauh mungkin, dibimbing ke inisiasi sakramental lewat
pelbagai tahap, menurut tataperayaan inisiasi yang telah disesuaikan oleh
Konferensi para Uskup dan norma-norma khusus yang dikeluarkan olehnya;
• 2° orangtua dari kanak-kanak yang harus dibaptis, demikian pula mereka yang
akan menerima tugas sebagai wali baptis, hendaknya diberitahu dengan baik
tentang makna sakramen ini dan tentang kewajiban-kewajiban yang melekat
padanya. Pastor paroki hendaknya mengusahakan, sendiri atau lewat orang-
orang lain, agar para orangtua dipersiapkan dengan semestinya lewat nasihat-
nasihat pastoral, dan bahkan dengan doa bersama, dengan mengumpulkan
keluarga-keluarga dan, bila mungkin, juga dengan mengunjungi mereka.
Tafsir Kanon 851 tentang PERSIAPAN BAPTIS
(hlm. 68-73)
KANON-KANON TENTANG SAKRAMEN
PENGUATAN (KANON 879-896)
• Kan. 889 - § 1. Yang dapat menerima penguatan adalah
semua dan hanya yang telah dibaptis serta belum pernah
menerimanya.
• § 2. Di luar bahaya maut, agar seseorang dapat menerima
penguatan secara licit, bila ia dapat menggunakan akal,
dituntut bahwa ia diajar secukupnya, berdisposisi baik dan
dapat membarui janji-janji baptis.
Tafsir Kanon 889 tentang SYARAT UNTUK MENERIMA
SAKRAMEN PENGUATAN (hlm. 187-188)
KANON-KANON TENTANG SAKRAMEN
EKARISTI (KANON 897-958)
• Kan. 912 - Setiap orang yang telah dibaptis dan tidak dilarang oleh
hukum, dapat dan harus diizinkan untuk menerima komuni suci.
• Kan. 915 - Jangan diizinkan menerima komuni suci mereka yang terkena
ekskomunikasi dan interdik, sesudah hukuman itu dijatuhkan atau
dinyatakan, serta orang lain yang berkeras hati membandel dalam dosa
berat yang nyata.
• Kan. 916 - Yang sadar berdosa berat, tanpa terlebih dahulu menerima
sakramen pengakuan, jangan merayakan Misa atau menerima Tubuh
Tuhan, kecuali ada alasan berat serta tiada kesempatan mengaku; dalam
hal demikian hendaknya ia ingat bahwa ia wajib membuat tobat
sempurna, yang mengandung niat untuk mengaku sesegera mungkin.
Tafsir Kanon 912, 915, 916 tentang PENYAMBUT
KOMUNI KUDUS (hlm. 270-273, 283-290)
Berkah Dalem.

More Related Content

What's hot

Sakramen
SakramenSakramen
Empat Sifat Gereja Katolik
Empat Sifat Gereja KatolikEmpat Sifat Gereja Katolik
Empat Sifat Gereja Katolikusiana
 
Sakramen Baptis
Sakramen BaptisSakramen Baptis
Sakramen Baptis
natania santoso
 
Tugas presentasi agama(gereja)
Tugas presentasi agama(gereja)Tugas presentasi agama(gereja)
Tugas presentasi agama(gereja)Dearest Rome
 
Menjadi Katolik Hingga Dunia Terbalik
Menjadi Katolik Hingga Dunia TerbalikMenjadi Katolik Hingga Dunia Terbalik
Menjadi Katolik Hingga Dunia Terbalik
Lusius Sinurat
 
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai PersekutuanPel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Kornelis Ruben
 
Pel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen BaptisPel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen Baptis
Kornelis Ruben
 
Sejarah pengakuanimanrasuli materi11
Sejarah pengakuanimanrasuli materi11Sejarah pengakuanimanrasuli materi11
Sejarah pengakuanimanrasuli materi11
Trsetiabudi
 
Pak kelas9 bahan bab2 uts sm1 dave-ss
Pak kelas9 bahan bab2 uts sm1 dave-ssPak kelas9 bahan bab2 uts sm1 dave-ss
Pak kelas9 bahan bab2 uts sm1 dave-ss
Dave Alexius Inkiriwang
 
Tata Perayaan Ekaristi
Tata Perayaan EkaristiTata Perayaan Ekaristi
Tata Perayaan Ekaristi
QLang Project
 
RPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SMP Kelas VII
RPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SMP Kelas VIIRPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SMP Kelas VII
RPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SMP Kelas VII
Diva Pendidikan
 
Sejarah Gereja 1.pptx
Sejarah Gereja 1.pptxSejarah Gereja 1.pptx
Sejarah Gereja 1.pptx
Rintujok Perrines
 
Roh kudus dan karunia pelayanan
Roh kudus dan karunia pelayananRoh kudus dan karunia pelayanan
Roh kudus dan karunia pelayanan
titasamisai
 
Kristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi ModernKristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi ModernGiovanni Promesso
 
Teologia biblika
Teologia biblikaTeologia biblika
Teologia biblika
Daniel Saroengoe
 
Kitab Suci (Katolik) Perjanjian Baru
Kitab Suci (Katolik) Perjanjian BaruKitab Suci (Katolik) Perjanjian Baru
Kitab Suci (Katolik) Perjanjian Baru
JasonCundrawijaya
 
Dasar dasar alkitabiah pwg
Dasar dasar alkitabiah pwgDasar dasar alkitabiah pwg
Dasar dasar alkitabiah pwg
Jannus Panjaitan
 
Soal agama katolik kelas xi
Soal agama katolik kelas xiSoal agama katolik kelas xi
Soal agama katolik kelas xi
Marganda Hutapea
 
Cara berkhotbah yang efektif
Cara berkhotbah yang efektifCara berkhotbah yang efektif
Cara berkhotbah yang efektif
SAROFAMATI DUHA
 

What's hot (20)

Sakramen
SakramenSakramen
Sakramen
 
Empat Sifat Gereja Katolik
Empat Sifat Gereja KatolikEmpat Sifat Gereja Katolik
Empat Sifat Gereja Katolik
 
Sakramen Baptis
Sakramen BaptisSakramen Baptis
Sakramen Baptis
 
Tugas presentasi agama(gereja)
Tugas presentasi agama(gereja)Tugas presentasi agama(gereja)
Tugas presentasi agama(gereja)
 
Menjadi Katolik Hingga Dunia Terbalik
Menjadi Katolik Hingga Dunia TerbalikMenjadi Katolik Hingga Dunia Terbalik
Menjadi Katolik Hingga Dunia Terbalik
 
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai PersekutuanPel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
 
Pel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen BaptisPel. 14 Sakramen Baptis
Pel. 14 Sakramen Baptis
 
Sejarah pengakuanimanrasuli materi11
Sejarah pengakuanimanrasuli materi11Sejarah pengakuanimanrasuli materi11
Sejarah pengakuanimanrasuli materi11
 
Pak kelas9 bahan bab2 uts sm1 dave-ss
Pak kelas9 bahan bab2 uts sm1 dave-ssPak kelas9 bahan bab2 uts sm1 dave-ss
Pak kelas9 bahan bab2 uts sm1 dave-ss
 
Ppt 3 gereja
Ppt 3   gerejaPpt 3   gereja
Ppt 3 gereja
 
Tata Perayaan Ekaristi
Tata Perayaan EkaristiTata Perayaan Ekaristi
Tata Perayaan Ekaristi
 
RPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SMP Kelas VII
RPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SMP Kelas VIIRPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SMP Kelas VII
RPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SMP Kelas VII
 
Sejarah Gereja 1.pptx
Sejarah Gereja 1.pptxSejarah Gereja 1.pptx
Sejarah Gereja 1.pptx
 
Roh kudus dan karunia pelayanan
Roh kudus dan karunia pelayananRoh kudus dan karunia pelayanan
Roh kudus dan karunia pelayanan
 
Kristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi ModernKristologi dalam Refleksi Teologi Modern
Kristologi dalam Refleksi Teologi Modern
 
Teologia biblika
Teologia biblikaTeologia biblika
Teologia biblika
 
Kitab Suci (Katolik) Perjanjian Baru
Kitab Suci (Katolik) Perjanjian BaruKitab Suci (Katolik) Perjanjian Baru
Kitab Suci (Katolik) Perjanjian Baru
 
Dasar dasar alkitabiah pwg
Dasar dasar alkitabiah pwgDasar dasar alkitabiah pwg
Dasar dasar alkitabiah pwg
 
Soal agama katolik kelas xi
Soal agama katolik kelas xiSoal agama katolik kelas xi
Soal agama katolik kelas xi
 
Cara berkhotbah yang efektif
Cara berkhotbah yang efektifCara berkhotbah yang efektif
Cara berkhotbah yang efektif
 

Viewers also liked

memahami perayaan ekaristi penjelasan tentang unsur unsur ekaristi
memahami perayaan ekaristi  penjelasan tentang unsur unsur ekaristimemahami perayaan ekaristi  penjelasan tentang unsur unsur ekaristi
memahami perayaan ekaristi penjelasan tentang unsur unsur ekaristi
QLang Project
 
Konsili Vatikan II tentang Iman & Wahyu
Konsili Vatikan II tentang Iman & WahyuKonsili Vatikan II tentang Iman & Wahyu
Konsili Vatikan II tentang Iman & WahyuGiovanni Promesso
 
Materi pokok 07
Materi pokok  07Materi pokok  07
Materi pokok 07
Mans Mari
 
Pel. 14 akramen baptis
Pel. 14 akramen baptisPel. 14 akramen baptis
Pel. 14 akramen baptisKornelis Ruben
 
Pak kelas8 bahan bab2 uts sm1 dave
Pak kelas8 bahan bab2 uts sm1 davePak kelas8 bahan bab2 uts sm1 dave
Pak kelas8 bahan bab2 uts sm1 dave
Dave Alexius Inkiriwang
 
Pak kelas9 bahan bab1 uh1 sm1 dave-slideshare
Pak kelas9 bahan bab1 uh1 sm1 dave-slidesharePak kelas9 bahan bab1 uh1 sm1 dave-slideshare
Pak kelas9 bahan bab1 uh1 sm1 dave-slideshare
Dave Alexius Inkiriwang
 
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Katolik dan Budi PekertiPendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Santa Simamora
 
Bahan sosialisasi bkl 2015
Bahan sosialisasi bkl 2015Bahan sosialisasi bkl 2015
Bahan sosialisasi bkl 2015karangpanas
 
Sakramen tobat dan pendamaian
Sakramen tobat dan pendamaianSakramen tobat dan pendamaian
Sakramen tobat dan pendamaian
wim pau
 
Bkl 2015 sakramen
Bkl 2015 sakramenBkl 2015 sakramen
Bkl 2015 sakramenkarangpanas
 
Pelajaran 1 - Allah menyelamatkan
Pelajaran 1  - Allah menyelamatkanPelajaran 1  - Allah menyelamatkan
Pelajaran 1 - Allah menyelamatkan
Kornelis Ruben
 
Rekoleksi
RekoleksiRekoleksi
Rekoleksi
Sheryl Canely
 
Sakramen Rekonsiliasi
Sakramen RekonsiliasiSakramen Rekonsiliasi
Sakramen Rekonsiliasi
V Prabowo Shakti
 
Hati nurani
Hati nuraniHati nurani
Hati nurani
Kornelis Ruben
 
Pel. 13 Sakramen Pada Umumnya
Pel. 13 Sakramen Pada UmumnyaPel. 13 Sakramen Pada Umumnya
Pel. 13 Sakramen Pada Umumnya
Kornelis Ruben
 
Pengertian unsur, senyawa, dan campuran dalam kimia
Pengertian unsur, senyawa, dan campuran dalam kimiaPengertian unsur, senyawa, dan campuran dalam kimia
Pengertian unsur, senyawa, dan campuran dalam kimiaSigit Eka Duwi Tama
 
Minggu Palma (Palm Sunday)
Minggu Palma (Palm Sunday)Minggu Palma (Palm Sunday)
Minggu Palma (Palm Sunday)
Johan Setiawan
 
Silsilah Yesus Kristus
Silsilah Yesus KristusSilsilah Yesus Kristus
Silsilah Yesus Kristus
Johan Setiawan
 
Pemuridan: Menjadi dan Menjadikan Murid Kristus
Pemuridan: Menjadi dan Menjadikan Murid KristusPemuridan: Menjadi dan Menjadikan Murid Kristus
Pemuridan: Menjadi dan Menjadikan Murid Kristus
Johan Setiawan
 
YESUSLAH PENYELAMATKU
YESUSLAH PENYELAMATKUYESUSLAH PENYELAMATKU
YESUSLAH PENYELAMATKU
EddyTG
 

Viewers also liked (20)

memahami perayaan ekaristi penjelasan tentang unsur unsur ekaristi
memahami perayaan ekaristi  penjelasan tentang unsur unsur ekaristimemahami perayaan ekaristi  penjelasan tentang unsur unsur ekaristi
memahami perayaan ekaristi penjelasan tentang unsur unsur ekaristi
 
Konsili Vatikan II tentang Iman & Wahyu
Konsili Vatikan II tentang Iman & WahyuKonsili Vatikan II tentang Iman & Wahyu
Konsili Vatikan II tentang Iman & Wahyu
 
Materi pokok 07
Materi pokok  07Materi pokok  07
Materi pokok 07
 
Pel. 14 akramen baptis
Pel. 14 akramen baptisPel. 14 akramen baptis
Pel. 14 akramen baptis
 
Pak kelas8 bahan bab2 uts sm1 dave
Pak kelas8 bahan bab2 uts sm1 davePak kelas8 bahan bab2 uts sm1 dave
Pak kelas8 bahan bab2 uts sm1 dave
 
Pak kelas9 bahan bab1 uh1 sm1 dave-slideshare
Pak kelas9 bahan bab1 uh1 sm1 dave-slidesharePak kelas9 bahan bab1 uh1 sm1 dave-slideshare
Pak kelas9 bahan bab1 uh1 sm1 dave-slideshare
 
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Katolik dan Budi PekertiPendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
 
Bahan sosialisasi bkl 2015
Bahan sosialisasi bkl 2015Bahan sosialisasi bkl 2015
Bahan sosialisasi bkl 2015
 
Sakramen tobat dan pendamaian
Sakramen tobat dan pendamaianSakramen tobat dan pendamaian
Sakramen tobat dan pendamaian
 
Bkl 2015 sakramen
Bkl 2015 sakramenBkl 2015 sakramen
Bkl 2015 sakramen
 
Pelajaran 1 - Allah menyelamatkan
Pelajaran 1  - Allah menyelamatkanPelajaran 1  - Allah menyelamatkan
Pelajaran 1 - Allah menyelamatkan
 
Rekoleksi
RekoleksiRekoleksi
Rekoleksi
 
Sakramen Rekonsiliasi
Sakramen RekonsiliasiSakramen Rekonsiliasi
Sakramen Rekonsiliasi
 
Hati nurani
Hati nuraniHati nurani
Hati nurani
 
Pel. 13 Sakramen Pada Umumnya
Pel. 13 Sakramen Pada UmumnyaPel. 13 Sakramen Pada Umumnya
Pel. 13 Sakramen Pada Umumnya
 
Pengertian unsur, senyawa, dan campuran dalam kimia
Pengertian unsur, senyawa, dan campuran dalam kimiaPengertian unsur, senyawa, dan campuran dalam kimia
Pengertian unsur, senyawa, dan campuran dalam kimia
 
Minggu Palma (Palm Sunday)
Minggu Palma (Palm Sunday)Minggu Palma (Palm Sunday)
Minggu Palma (Palm Sunday)
 
Silsilah Yesus Kristus
Silsilah Yesus KristusSilsilah Yesus Kristus
Silsilah Yesus Kristus
 
Pemuridan: Menjadi dan Menjadikan Murid Kristus
Pemuridan: Menjadi dan Menjadikan Murid KristusPemuridan: Menjadi dan Menjadikan Murid Kristus
Pemuridan: Menjadi dan Menjadikan Murid Kristus
 
YESUSLAH PENYELAMATKU
YESUSLAH PENYELAMATKUYESUSLAH PENYELAMATKU
YESUSLAH PENYELAMATKU
 

Similar to Sakramen Inisiasi Menurut KHK

Katekismus Gereja Katolik
Katekismus Gereja KatolikKatekismus Gereja Katolik
Katekismus Gereja Katolik
Aa Renovit
 
338169482-SAKRAMEN-SAKRAMEN dalam Gereja.pptx
338169482-SAKRAMEN-SAKRAMEN dalam Gereja.pptx338169482-SAKRAMEN-SAKRAMEN dalam Gereja.pptx
338169482-SAKRAMEN-SAKRAMEN dalam Gereja.pptx
ThomasAntonWibowo
 
Ppt 3 gereja
Ppt 3   gerejaPpt 3   gereja
Ppt 3 gereja
PENDIDIKANADALAHPENT
 
Mata Kuliah Hukum Gereja.pptx
Mata Kuliah Hukum Gereja.pptxMata Kuliah Hukum Gereja.pptx
Mata Kuliah Hukum Gereja.pptx
DeboraRehabeanSilaba
 
Konstitusi tentang liturgi suci
Konstitusi tentang liturgi suciKonstitusi tentang liturgi suci
Konstitusi tentang liturgi suci
QLang Project
 
SEKILAS JEJAK HISTORIS LEKTOR.docx
SEKILAS JEJAK HISTORIS LEKTOR.docxSEKILAS JEJAK HISTORIS LEKTOR.docx
SEKILAS JEJAK HISTORIS LEKTOR.docx
PatriciaFlorida1
 
3277742.ppt
3277742.ppt3277742.ppt
3277742.ppt
DinarDorotea
 
Aliran pentakosta
Aliran pentakostaAliran pentakosta
Aliran pentakosta
Derseli Enjelina Marpaung
 
KULIAH - 01 - KATEKIS & KITAB SUCI.pptx
KULIAH - 01 - KATEKIS & KITAB SUCI.pptxKULIAH - 01 - KATEKIS & KITAB SUCI.pptx
KULIAH - 01 - KATEKIS & KITAB SUCI.pptx
wid211
 
Gereja dan sakramen
Gereja dan sakramenGereja dan sakramen
Gereja dan sakramen
Aperius T.
 
PRESENTASI KELOMPOK 4 LITURGIKA.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 4 LITURGIKA.pptxPRESENTASI KELOMPOK 4 LITURGIKA.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 4 LITURGIKA.pptx
ArunikaCandala
 
Church Clerk Guide Chapter 01 - The Seventh-day Adventist Church - Indonesia....
Church Clerk Guide Chapter 01 - The Seventh-day Adventist Church - Indonesia....Church Clerk Guide Chapter 01 - The Seventh-day Adventist Church - Indonesia....
Church Clerk Guide Chapter 01 - The Seventh-day Adventist Church - Indonesia....
ArchieNmb
 
Sejarah Gereja 1.pptx
Sejarah Gereja 1.pptxSejarah Gereja 1.pptx
Sejarah Gereja 1.pptx
Rintujok Perrines
 
LIMA PERINTAH GEREJA.pptx
LIMA PERINTAH GEREJA.pptxLIMA PERINTAH GEREJA.pptx
LIMA PERINTAH GEREJA.pptx
NoverlasSimarmata2
 
Bingkai kehidupan ber gpib
Bingkai kehidupan ber gpibBingkai kehidupan ber gpib
Bingkai kehidupan ber gpib
stephen sihombing
 
Makalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IVMakalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IV
abaskalolik
 
Gereja dan roh kudus
Gereja dan roh kudusGereja dan roh kudus
Gereja dan roh kudus
seransony
 

Similar to Sakramen Inisiasi Menurut KHK (20)

Katekismus Gereja Katolik
Katekismus Gereja KatolikKatekismus Gereja Katolik
Katekismus Gereja Katolik
 
338169482-SAKRAMEN-SAKRAMEN dalam Gereja.pptx
338169482-SAKRAMEN-SAKRAMEN dalam Gereja.pptx338169482-SAKRAMEN-SAKRAMEN dalam Gereja.pptx
338169482-SAKRAMEN-SAKRAMEN dalam Gereja.pptx
 
Ppt 3 gereja
Ppt 3   gerejaPpt 3   gereja
Ppt 3 gereja
 
Mata Kuliah Hukum Gereja.pptx
Mata Kuliah Hukum Gereja.pptxMata Kuliah Hukum Gereja.pptx
Mata Kuliah Hukum Gereja.pptx
 
Konstitusi tentang liturgi suci
Konstitusi tentang liturgi suciKonstitusi tentang liturgi suci
Konstitusi tentang liturgi suci
 
SEKILAS JEJAK HISTORIS LEKTOR.docx
SEKILAS JEJAK HISTORIS LEKTOR.docxSEKILAS JEJAK HISTORIS LEKTOR.docx
SEKILAS JEJAK HISTORIS LEKTOR.docx
 
3277742.ppt
3277742.ppt3277742.ppt
3277742.ppt
 
Aliran pentakosta
Aliran pentakostaAliran pentakosta
Aliran pentakosta
 
KULIAH - 01 - KATEKIS & KITAB SUCI.pptx
KULIAH - 01 - KATEKIS & KITAB SUCI.pptxKULIAH - 01 - KATEKIS & KITAB SUCI.pptx
KULIAH - 01 - KATEKIS & KITAB SUCI.pptx
 
Gereja dan sakramen
Gereja dan sakramenGereja dan sakramen
Gereja dan sakramen
 
PRESENTASI KELOMPOK 4 LITURGIKA.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 4 LITURGIKA.pptxPRESENTASI KELOMPOK 4 LITURGIKA.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 4 LITURGIKA.pptx
 
Ruang liturgi
Ruang liturgiRuang liturgi
Ruang liturgi
 
Church Clerk Guide Chapter 01 - The Seventh-day Adventist Church - Indonesia....
Church Clerk Guide Chapter 01 - The Seventh-day Adventist Church - Indonesia....Church Clerk Guide Chapter 01 - The Seventh-day Adventist Church - Indonesia....
Church Clerk Guide Chapter 01 - The Seventh-day Adventist Church - Indonesia....
 
Evaluasi vii
Evaluasi viiEvaluasi vii
Evaluasi vii
 
Sejarah Gereja 1.pptx
Sejarah Gereja 1.pptxSejarah Gereja 1.pptx
Sejarah Gereja 1.pptx
 
LIMA PERINTAH GEREJA.pptx
LIMA PERINTAH GEREJA.pptxLIMA PERINTAH GEREJA.pptx
LIMA PERINTAH GEREJA.pptx
 
Bingkai kehidupan ber gpib
Bingkai kehidupan ber gpibBingkai kehidupan ber gpib
Bingkai kehidupan ber gpib
 
Makalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IVMakalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IV
 
Eklesiologi
EklesiologiEklesiologi
Eklesiologi
 
Gereja dan roh kudus
Gereja dan roh kudusGereja dan roh kudus
Gereja dan roh kudus
 

More from Giovanni Promesso

Pandangan gereja tentang hidup setelah kematian
Pandangan gereja tentang hidup setelah kematianPandangan gereja tentang hidup setelah kematian
Pandangan gereja tentang hidup setelah kematian
Giovanni Promesso
 
Eskatologi modern
Eskatologi modernEskatologi modern
Eskatologi modern
Giovanni Promesso
 
Menjadi Imam gereja Papa Miskin
Menjadi Imam gereja Papa MiskinMenjadi Imam gereja Papa Miskin
Menjadi Imam gereja Papa Miskin
Giovanni Promesso
 
Gereja, Bisnis dan Pasar Bebas
Gereja, Bisnis dan Pasar BebasGereja, Bisnis dan Pasar Bebas
Gereja, Bisnis dan Pasar BebasGiovanni Promesso
 
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama AgamaGereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama AgamaGiovanni Promesso
 
Moral Katolik tentang Hidup dan Kesehatan
Moral Katolik tentang Hidup dan KesehatanMoral Katolik tentang Hidup dan Kesehatan
Moral Katolik tentang Hidup dan KesehatanGiovanni Promesso
 
Gereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan KorupsiGereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan KorupsiGiovanni Promesso
 
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam GerejaRevitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam GerejaGiovanni Promesso
 
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)Giovanni Promesso
 
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa Giovanni Promesso
 
Gereja dan Persatuan Indonesia
Gereja dan Persatuan IndonesiaGereja dan Persatuan Indonesia
Gereja dan Persatuan IndonesiaGiovanni Promesso
 
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014Giovanni Promesso
 
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) Indonesia
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) IndonesiaYB Mangunwijaya dan Gereja (di) Indonesia
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) IndonesiaGiovanni Promesso
 
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. Kasimo
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. KasimoGereja dan Politik: Belajar dari I.J. Kasimo
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. KasimoGiovanni Promesso
 
Pemikiran Driyarkara tentang Pancasila
Pemikiran Driyarkara tentang PancasilaPemikiran Driyarkara tentang Pancasila
Pemikiran Driyarkara tentang PancasilaGiovanni Promesso
 
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% Indonesia
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% IndonesiaSoegijapranata: 100 % Katolik 100% Indonesia
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% IndonesiaGiovanni Promesso
 
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang Politik
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang PolitikPemikiran St. Thomas Aquinas tentang Politik
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang PolitikGiovanni Promesso
 

More from Giovanni Promesso (20)

Pandangan gereja tentang hidup setelah kematian
Pandangan gereja tentang hidup setelah kematianPandangan gereja tentang hidup setelah kematian
Pandangan gereja tentang hidup setelah kematian
 
Eskatologi modern
Eskatologi modernEskatologi modern
Eskatologi modern
 
Menjadi Imam gereja Papa Miskin
Menjadi Imam gereja Papa MiskinMenjadi Imam gereja Papa Miskin
Menjadi Imam gereja Papa Miskin
 
Gereja Berpolitik
Gereja BerpolitikGereja Berpolitik
Gereja Berpolitik
 
Gereja, Bisnis dan Pasar Bebas
Gereja, Bisnis dan Pasar BebasGereja, Bisnis dan Pasar Bebas
Gereja, Bisnis dan Pasar Bebas
 
Gereja dan Wahyu Baru
Gereja dan Wahyu BaruGereja dan Wahyu Baru
Gereja dan Wahyu Baru
 
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama AgamaGereja & Kekerasan atas Nama Agama
Gereja & Kekerasan atas Nama Agama
 
Moral Katolik tentang Hidup dan Kesehatan
Moral Katolik tentang Hidup dan KesehatanMoral Katolik tentang Hidup dan Kesehatan
Moral Katolik tentang Hidup dan Kesehatan
 
Gereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan KorupsiGereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan Korupsi
 
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam GerejaRevitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
Revitalisasi Peran Kaum Awam dalam Gereja
 
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
 
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa
Gereja dan Ketuhanan Yang Mahaesa
 
Gereja dan Persatuan Indonesia
Gereja dan Persatuan IndonesiaGereja dan Persatuan Indonesia
Gereja dan Persatuan Indonesia
 
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014
Serial Seminar Nasional FT USD 2013-2014
 
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) Indonesia
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) IndonesiaYB Mangunwijaya dan Gereja (di) Indonesia
YB Mangunwijaya dan Gereja (di) Indonesia
 
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. Kasimo
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. KasimoGereja dan Politik: Belajar dari I.J. Kasimo
Gereja dan Politik: Belajar dari I.J. Kasimo
 
Pemikiran Driyarkara tentang Pancasila
Pemikiran Driyarkara tentang PancasilaPemikiran Driyarkara tentang Pancasila
Pemikiran Driyarkara tentang Pancasila
 
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% Indonesia
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% IndonesiaSoegijapranata: 100 % Katolik 100% Indonesia
Soegijapranata: 100 % Katolik 100% Indonesia
 
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang Politik
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang PolitikPemikiran St. Thomas Aquinas tentang Politik
Pemikiran St. Thomas Aquinas tentang Politik
 
Libido Politik Agustinus
Libido Politik AgustinusLibido Politik Agustinus
Libido Politik Agustinus
 

Sakramen Inisiasi Menurut KHK

  • 1. SAKRAMEN INISIASI menurut KITAB HUKUM KANONIK Y. B. Prasetyantha, MSF
  • 2. BAHAN: • Herman Yosef Ga I, Sakramen dan Sakramentali menurut Kitab Hukum Kanonik – Volume 1: Sakramen-sakramen Inisiasi: Baptis, Penguatan, dan Ekaristi, Jakarta: Obor, 2014.
  • 3. PENGANTAR (hlm. XIII) • Sakramen adalah bagian esensial, utuh, tak terpisahkan dari Gereja dan hidup rohani umat beriman  meski bukan satu- satunya. • Gereja sebagai suatu “masyarakat” perlu mengatur hal-hal yang perlu, patut dan harus dalam merayakan dan menerima sakramen  Kitab Hukum Kanonik (KHK). • Yang dapat menginterpretasikan kanon-kanon KHK secara otentik hanyalah pembuat hukum itu sendiri (Paus) dan Dewan Kepausan untuk Teks-teks Legislatif yang diberi mandat serta dalam taraf tertentu Tribunal Rota Romana.
  • 4. Hukum yang tertinggi dalam Gereja (suprema lex) adalah Keselamatan Jiwa-jiwa (salus animarum). [bdk. KHK Kanon 1752]
  • 5. “Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” (Yohanes 3:17).
  • 6. PENGERTIAN SAKRAMEN (hlm. 3) • Kata sakramen berarti suatu tanda suci atau simbol yang menyebabkan rahmat: • Yesus Kristus adalah sakramen itu sendiri. Yesus adalah tanda keselamatan yang mengerjakan keselamatan.[…] • Gereja adalah sakramen, tanda keselamatan yang mengerjakan keselamatan sebagai alat Kristus. • Sakramen yang berlaku resmi ialah ketujuh sakramen sebagai tanda-tanda suci yang diadakan oleh Kristus (dan ditetapkan oleh Gereja) sebagai sarana yang digunakan oleh Gereja untuk keselamatan manusia.
  • 7. KITAB HUKUM KANONIK TENTANG SAKRAMEN • PENDAHULUAN • BUKU I. NORMA-NORMA UMUM [Kan. 1-203] • BUKU II. UMAT ALLAH [Kan. 204-746] • BUKU III. TUGAS GEREJA MENGAJAR [Kan. 747-833] • BUKU IV. TUGAS GEREJA MENGUDUSKAN [834-1253] • BUKU V. HARTA BENDA GEREJA [Kan. 1254-1310] • BUKU VI. SANKSI DALAM GEREJA [Kan. 1311-1399] • BUKU VII. HUKUM ACARA [Kan. 1400-1752]
  • 8. BUKU IV. TUGAS GEREJA MENGUDUSKAN [834-1253] • Kanon-kanon Pengantar (Kan. 834-839) • Bagian I: Sakramen (Kan. 840-1165) • Bagian II: Tindakan Lain Ibadat Ilahi (Kan. 1166- 1204) • Bagian III: Tempat dan Waktu Suci (Kan. 1205- 1253) • Judul I. Baptis • Judul II. Sakramen Penguatan • Judul III. Ekaristi Mahakudus • Judul IV. Sakramen Tobat • Judul V. Sakramen Pengurapan Orang Sakit • Judul VI. Tahbisan • Judul VII. Perkawinan
  • 9. KANON-KANON PENGANTAR • Kan. 834 - § 1. Gereja memenuhi tugas menguduskan secara istimewa dengan liturgi suci, yang dipandang sebagai pelaksanaan tugas imamat Yesus Kristus, di mana pengudusan manusia dinyatakan dengan tanda-tanda indrawi serta dihasilkan dengan cara masing-masing yang khas. Dengan liturgi itu dipersembahkan juga ibadat publik yang utuh kepada Allah oleh Tubuh mistik Yesus Kristus, yakni Kepala dan anggota-anggota-Nya. • § 2. Ibadat semacam ini terjadi apabila dilaksanakan atas nama Gereja oleh orang-orang yang ditugaskan secara legitim dan dengan perbuatan-perbuatan yang telah disetujui oleh otoritas Gereja.
  • 10. Tafsir Kanon 834 tentang DEFINISI LITURGI (hlm. 10-12): 1. Tugas Gereja menguduskan dipenuhi melalui liturgi, walaupun tidak secara utuh dan mendalam, tetapi dalam cara yang sangat khas. 2. Paus Pius XII dalam Mediator Dei merumuskan liturgi sebagai tanda dan perbuatan pengudusan ilahi yang serentak merupakan ibadat yang dipersembahkan kepada Allah oleh dan dalam Kristus. 3. Kanon 834 §2 membedakan pelayanan liturgis dengan kegiatan kultis (sembah bakti) yang lain dalam Gereja, baik yang dilaksanakan secara publik atau privat.
  • 11. • Liturgi dijabarkan sebagai suatu perbuatan yang: • Harus dirayakan atas nama Gereja, bukan atas nama pribadi. Doa pribadi tidak dapat disebut liturgi.[…] • Harus dirayakan oleh orang yang secara legitim diberi kuasa – lewat Pembaptisan semua orang beriman memperoleh rahmat imamat umum. Di sini berarti bahwa liturgi dirayakan oleh semua umat yang telah dibaptis, termasuk: • Menuntut kuasa tahbisan untuk memimpin beberapa jenis perayaan dan, • Tidak menuntut kuasa tahbisan untuk memimpinnya, seperti untuk pewartaan sabda, penguburan, brevir, dsb. • Harus disetujui oleh otoritas Gereja: Buku-buku yang dipakai haruslah buku resmi dari Gereja.[…]
  • 12. • Kan. 835 - § 1. Tugas menguduskan itu dilaksanakan pertamatama oleh para Uskup, yang adalah imam-imam agung, pembagipembagi utama misteri-misteri Allah, dan pemimpin, penggerak dan penjaga seluruh kehidupan liturgi dalam Gereja yang dipercayakan kepadanya. • § 2. Tugas itu juga dilaksanakan oleh para imam yang mengambil bagian dalam imamat Kristus, selaku pelayan-Nya dibawah otoritas Uskup, ditahbiskan untuk merayakan ibadat ilahi dan menguduskan umat. • § 3. Para diakon mengambil bagian dalam perayaan ibadat ilahi menurut norma ketentuan-ketentuan hukum. • § 4. Dalam tugas menguduskan itu kaum beriman kristiani lain juga memiliki peranannya sendiri, dengan ambil bagian secara aktif menurut cara masing-masing dalam perayaan-perayaan liturgi, terutama dalam Ekaristi; demikian pula secara khusus mengambil bagian dalam tugas itu para orangtua, dengan hidup berkeluarga dalam semangat kristiani dan mengusahakan pendidikan kristiani bagi anak-anak.
  • 13. Tafsir Kanon 835 tentang TUGAS-TUGAS & PELAYAN-PELAYAN LITURGI (hlm. 12-15): 1. Uskup adalah moderator, pendorong, pelindung, dan penjaga serta pemimpin liturgi dalam keuskupannya. 2. Para imam (presbiter) mengambil bagian dalam imamat, tetapi bergantung pada uskup (episcopus). 3. Para diakon memiliki hak-hak dan kewajiban-kewajiban menurut Lumen Gentium (art. 29) sbb.: pelayan pembaptis dalam pembaptisan, membagikan komuni suci dalam Ekaristi atau di luar Ekaristi, membantu pada dan merayakan Sakramen Perkawinan, melayani upacara Viatikum, membacakan Kitab Suci (lektor), memberikan “khotbah” kepada umat beriman, memimpin upacara sakramentali dan melayani upacara penguburan di Gereja/rumah hingga di pekuburan.
  • 14. 4. Umat Beriman harus berpartisipasi aktif dalam liturgi, dalam bentuk: • Seperti yang dijabarkan dalam buku-kubu liturgi. • Berdasarkan pada: • Martabat imamat umum dalam diri setiap umat beriman dan • Kodrat alamiah liturgi sebagai perayaan bersama Gereja. • Secara tidak langsung merujuk pada peraturan mengenai liturgi khusus atau mengenai para pelayan yang mana seorang umat beriman tak tertahbis boleh dan dapat berperan: • Yang menuntut adanya pelantikan (seperti untuk lektor dan akolit) dan • Yang hanya menuntut deputasi atau penunjukan biasa (seperti pembagi komuni dan lektor yang ditunjuk seketika).
  • 15. 4. Orangtua melaksanakan tugas pengudusan terhadap anak-anak mereka, melalui: • Cara hidup Kristiani dalam perkawinan mereka • Cara mendidik dan membesarkan anak-anak mereka yang berpijak pada nilai-nilai Kristiani.
  • 16. KANON-KANON TENTANG SAKRAMEN PADA UMUMNYA • Kan. 840 - Sakramen-sakramen Perjanjian Baru, yang diadakan oleh Kristus Tuhan dan dipercayakan kepada Gereja, sebagai tindakan-tindakan Kristus dan Gereja, merupakan tanda dan sarana yang mengungkapkan dan menguatkan iman, mempersembahkan penghormatan kepada Allah serta menghasilkan pengudusan manusia. Dan karena itu sangat membantu untuk menciptakan, memperkokoh dan menampakkan persekutuan gerejawi. Oleh karena itu baik para pelayan suci maupun umat beriman kristiani lain haruslah merayakannya dengan sangat khidmat dan cermat sebagaimana mestinya.
  • 17. Tafsir Kanon 840 tentang PENGERTIAN SAKRAMEN (hlm. 26-28) 1. KHK 1983 mengunakan kata “merayakan” atau “perayaan” sakramen  Sakramen adalah perayaan. 2. Tujuan sakramen (bdk. Sacrosanctum Concilium art. 59) ialah untuk: • Membuat umat beriman suci, • Membangun tubuh Kristus dan • Menyembah Allah 3. KHK memahami sakramen sebagai perbuatan-perbuatan Kristus dan Gereja serta akibat-akibatnya  opus operatum dan opus operantis.
  • 18. • Kan. 841 - Karena sakramen-sakramen adalah sama untuk seluruh Gereja dan termasuk khazanah ilahi, hanya otoritas tertinggi Gerejalah yang berwenang menyetujui atau menetapkan hal-hal yang dituntut demi sahnya sakramen- sakramen itu; ada adalah hak dari otoritas itu atau dari otoritas lain yang berwenang menurut norma kan. 838, § 3 dan § 4, untuk memutuskan hal-hal yang menyangkut perayaan, pelayanan dan penerimaannya secara licit, dan juga tata-perayaan yang harus ditepati.
  • 19. Tafsir Kanon 841 tentang SYARAT-SYARAT PERAYAAN SAKRAMEN YANG SAH (hlm. 28-29) • Dua hal penting dibicarakan kanon ini: Hak atau wewenang untuk menentukan hal-hal yang dituntut untuk sahnya (validitas) perayaan sakramen & untuk halalnya (lisitas) perayaan sakramen. • Yang menentukan syarat-syarat untuk sahnya suatu sakramen hanya ada pada otoritas tertinggi Gereja, yaitu: Dewan para uskup bersama dengan kepalanya, atau Paus sendiri • Hak dan wewenang untuk menentukan hal-hal yang dituntut demi halalnya suatu sakramen ada pada: Otoritas tertinggi yang disebut di atas dan untuk sejumlah wewenang pada Konferensi para Uskup dan uskup diosesan.
  • 20. • Kan. 842 - § 1. Orang yang belum dibaptis tidak dapat diizinkan menerima sakramen- sakramen lain dengan sah. • § 2. Sakramen-sakramen baptis, penguatan dan Ekaristi mahakudus terjalin satu sama lain, sedemikian sehingga dituntut untuk inisiasi kristiani yang penuh.
  • 21. Tafsir Kanon 842 tentang SAKRAMEN- SAKRAMEN INISIASI (hlm. 30-31) • Baptis: pintu masuk ke sakramen-sakramen yang lain. • Inisiasi bukan hanya berhenti pada penerimaan Sakramen Baptis tetapi kepenuhannya dilanjutkan dalam penerimaan Sakramen Penguatan dan Ekaristi Kudus. • Sakramen Baptis, Penguatan dan Ekaristi Kudus merupakan tiga sakramen yang saling melengkapi, dalam arti bahwa hidup Kristiani yang diterima dalam Sakramen Baptis diperkuat oleh rahmat Sakramen Penguatan dan disempurnakan secara penuh oleh Ekaristi Kudus.
  • 22. KANON-KANON TENTANG SAKRAMEN BAPTIS (KANON 849-878) • Kan. 851 - Perayaan baptis haruslah disiapkan dengan semestinya; maka dari itu: • 1° orang dewasa yang bermaksud menerima baptis hendaknya diterima dalam katekumenat dan, sejauh mungkin, dibimbing ke inisiasi sakramental lewat pelbagai tahap, menurut tataperayaan inisiasi yang telah disesuaikan oleh Konferensi para Uskup dan norma-norma khusus yang dikeluarkan olehnya; • 2° orangtua dari kanak-kanak yang harus dibaptis, demikian pula mereka yang akan menerima tugas sebagai wali baptis, hendaknya diberitahu dengan baik tentang makna sakramen ini dan tentang kewajiban-kewajiban yang melekat padanya. Pastor paroki hendaknya mengusahakan, sendiri atau lewat orang- orang lain, agar para orangtua dipersiapkan dengan semestinya lewat nasihat- nasihat pastoral, dan bahkan dengan doa bersama, dengan mengumpulkan keluarga-keluarga dan, bila mungkin, juga dengan mengunjungi mereka.
  • 23. Tafsir Kanon 851 tentang PERSIAPAN BAPTIS (hlm. 68-73)
  • 24. KANON-KANON TENTANG SAKRAMEN PENGUATAN (KANON 879-896) • Kan. 889 - § 1. Yang dapat menerima penguatan adalah semua dan hanya yang telah dibaptis serta belum pernah menerimanya. • § 2. Di luar bahaya maut, agar seseorang dapat menerima penguatan secara licit, bila ia dapat menggunakan akal, dituntut bahwa ia diajar secukupnya, berdisposisi baik dan dapat membarui janji-janji baptis.
  • 25. Tafsir Kanon 889 tentang SYARAT UNTUK MENERIMA SAKRAMEN PENGUATAN (hlm. 187-188)
  • 26. KANON-KANON TENTANG SAKRAMEN EKARISTI (KANON 897-958) • Kan. 912 - Setiap orang yang telah dibaptis dan tidak dilarang oleh hukum, dapat dan harus diizinkan untuk menerima komuni suci. • Kan. 915 - Jangan diizinkan menerima komuni suci mereka yang terkena ekskomunikasi dan interdik, sesudah hukuman itu dijatuhkan atau dinyatakan, serta orang lain yang berkeras hati membandel dalam dosa berat yang nyata. • Kan. 916 - Yang sadar berdosa berat, tanpa terlebih dahulu menerima sakramen pengakuan, jangan merayakan Misa atau menerima Tubuh Tuhan, kecuali ada alasan berat serta tiada kesempatan mengaku; dalam hal demikian hendaknya ia ingat bahwa ia wajib membuat tobat sempurna, yang mengandung niat untuk mengaku sesegera mungkin.
  • 27. Tafsir Kanon 912, 915, 916 tentang PENYAMBUT KOMUNI KUDUS (hlm. 270-273, 283-290)