Begg,irsan sugiarto,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,etika bisnis di rsupn dr. cipto mangunkusumo , universitas mercu buana, 2017
1. Univeristas Mercu Buana 1
ETIKA BISNIS DI RSUPN. DR CIPTO MANGUNKUSUMO
Penulis : Irsan Sugiarto (55116120019)
Abstrak
Etika bisnis merupakan konsep yang menjelaskan tata cara perusahaan atau mengatur
bagaimana sebuah perusahaan bias beretika baik terhadap internal perusahaan ataupun
terhadap lingkungan sekitar dimana perusahaan tersebut didirikan. Fungsi berjalannya
atau diterapkannya etika bisnis didalam perusahaan yakni untuk mengatur atau
membuat ruang lingkup perusahaan yang sehat dan harmonis, serta terhadap
lingkungan eksternal perusahaan membuat citra baik terhadap perusahaan. Penerapan
etika bisnis dalam hal ini sebagai contoh bagaimana RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo menerapkan etika bisnis dengan berbagai kebijakan dari RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo terhadap lingkungan internal maupun eksternal perusahaan
tersebut. Terkait hal tersebut dengan penerapan etika bisnis, RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo pun dapat memajukan perusahaan secara efisien.
Pendahuluan
RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo, membahas sejarah singkat RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo atau yang sering dikenal dengan Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo ( RSCM ), dalam sejarahnya tidak terlepas dari Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia ( FKUI ). Awal mula berdirinya RSCM sendiri dilandasi dari
sekolah kedokteran yakni sekolah dokter jawa yang kemudian berubah nama menjadi
STOVIA yang hal tersebut merupakan awal dari FKUI. Pada tanggal 19 November
1919 berdiri pelayanan kesehatan bernama Centrale Burgelujke Ziekenhuis ( CBZ )
yang bekerjasama dengan STOVIA, dan setelah itu berubah kembali menjadi Roemah
Sakit Oemoem Negeri ( RSON ) di tahun 1945. (RSCM, 2016) Berkembangnya
waktu dan zaman RSON terus berkembang dan menjadi RSCM, dengan
berkembangnya RSCM, RSCM pun didaulat menjadi RSUPN yang menjadi pusat
rujukan penyakit untuk seluruh Indonesia.
Perkembangan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo tidak belangsung dengan
instant akan tetapi melalui tahap demi tahap yang menjadikan RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo menjadi seperti sekarang ini dan didaulat menjadi rumah sakit
rujukan dari seluruh Indonesia. Terkait perkembangan RSUPN Dr. Cipto
2. Univeristas Mercu Buana 2
Mangunkusumo sendiri ada kaitannya dengan faktor internal yakni para pegawai atau
staff medis atau non medis yang di miliki oleh RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
Hal yang demikian itu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo mempunyai strategi yang
digunakan bagaimana memilah-milah staff medis dan non medis yang dimilikinya,
strategi ini merupakan sebagian dari etika bisnis. Etika bisnis yang dimaksudkan
tersebut merupakan sebagian dari etika bisnis untuk internal RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo untuk mengembangkan potensi internal untuk mendongkrak atau
memajukan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
Terkait hal tersebut, etika bisnis sangat tidak bisa terlepas dari perusahaan,
baik perusahaan kecil, menengah, maupun perusahaan besar sebagaimana contoh dari
hal ini yakni RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Etika bisnis memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap perusahaan, terutama dengan citra perusahaan tersebut, semakin
bagus bagaimana perusahaan tersebut beretika semakin bagus pula citra yang
ditimbulkan oleh perusahaan tersebut. Terkait hal tersebut, dengan citra yang semakin
bagus perusahaan tersebut pun dapat memiliki nama yang baik dan hal tersebut dapat
menguntungkan perusahaan tersebut. Meraih citra yang baik untuk perusahaan tidak
terlepasnya dari peran eksternal dan internal, untuk menjadikan peran eksternal dan
internal tersebut yang baik dengan cara etika bisnis perusahaan tersebut yang diolah
dengan sebaik mungkin.
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran, adanya kerangka pemikiran dalam sebuah artikel atau
jurnal difungsikan untuk memberikan track atau jalur dalam penulisan yang dimana
fungsi tersebut sebagai titik tumpu penulis untuk menulis. Kerangka pemikiran
biasanya didasari oleh beberapa teori dan konsep dari hasil pemikiran orang lain yang
digabungkan menjadi satu dengan tema, materi atau masalah yang ada didalam
sebuah penelitian. Terkait hal tersebut dengan adanya kerangka pemikiran dengan
hasil dari teori atau konsep yang ada menjadikan penelitian akan sesuatu hal menjadi
valid yang ini didasari atas konsep atau teori tersebut.
Kerangka pemikiran atas implikasi dari etika bisnis di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo, hal ini mengacu kepada bagaimana konsep dan teori dapat
menjelaskan bagaimana etika bisnis tersebut atau etika bisnis didalam RSUPN Dr.
3. Univeristas Mercu Buana 3
Cipto Mangunkusumo bedasarkan konsep dan teori yang ada. Terkait hal tersebut
dalam menciptakan sebuah etika dalam berbisnis ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, hal ini berfungsi agar perusahaan tersebut dapat menjalankan etika
bisnis secara baik. Etika bisnis yang harus diperhatikan didalam perusahaan atau
pelaku bisnis yakni; (Dalimunthe, 2004)
1. Pengendalian diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan
diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam
bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan
dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan
dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan
tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi
penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika
bisnis yang "etis".
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan
hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih
kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis
untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand
harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak
memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi,
dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan
memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi
Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi
informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi
golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya
tranformasi informasi dan teknologi.
4. Menciptakan persaingan yang sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan
kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya,
4. Univeristas Mercu Buana 4
harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah
kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan
spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan
persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan"
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat
sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang.
Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi" lingkungan dan
keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan
dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk
memperoleh keuntungan besar.
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak
akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk
permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan
nama bangsa dan negara.
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit
(sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan
"katabelece" dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah.
Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi" serta memberikan "komisi"
kepada pihak yang terkait.
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha kebawah
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling percaya
(trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar
pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah
besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan
kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah
untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
5. Univeristas Mercu Buana 5
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana
apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut.
Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada "oknum",
baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan
"kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan
"gugur" satu semi satu.
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati
Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu
ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif
yang berupa peraturan perundang-undangan
Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti
"proteksi" terhadap pengusaha lemah. Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral
dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak
apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini. Dengan
adanya moral dan etika dalam dunia bisnis serta kesadaran semua pihak untuk
melaksanakannya, kita yakin jurang itu akan dapat diatasi, serta optimis salah satu
kendala dalam menghadapi tahun 2000 dapat diatasi.
Terkait atas sebelas hal tersebut mengenai yang harus diterapkan kepada
pelaku bisnis atau perusahaan agar tercipta etika bisnis yang baik, disamping hal
tersebut dalam menciptakan etika bisnis tidaklah hanya dengan beberapa hal yang
telah disampaikan akan tetapi harus melihat dari sisi prinsip-prinsip etika bisnis.
Prinsip etika bisnis dalam hal ini menjadi pendukung atas pandangan hal apa saja
yang harus diterapkan didalam etika bisnis. Terkait hal tersebut, ada beberapa prinsip
etika bisnis yang dapat diterapkan oleh pelaku bisnis atau perusahaan, hal ini menurut
Sonny Keraf atas prinsip etika bisnis yakni;(Ali, -)
1) Prinsip Otonomi; Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia mengambil
keputusan dan bertindak berdasarkan tuntunan hati nuraninya, kesadarannya
sendiri mengenai sesuatu kebaikan untuk diberian kepada orang lain.
2) Prinsip Kejujuran; Prinsip kejujuran dalam setiap tindakan atau perikatan
bisnis merupakan keutamaan. Kejujuran diperlukan dalam pemenuhan syarat-
6. Univeristas Mercu Buana 6
syarat perjanjian dan kontrak. Dalam perikatan perjanjian dan kontrak tertentu,
semua pihak saling percaya satu sama lain, bahwa masing-masing pihak tulus
dan jujur membuat perjanjian dan kontrak, serius, tulus dan jujur
melaksanakan perjanjian. Kejujuran sangat penting artinya bagi kepentingan
masing-masing pihak, kejujuran sangat menentukan keberlanjutan relasi dan
kelangsungan bisnis selanjutnya.
3) Prinsip Keadilan; Tindakan memberikan keadilan terhadap keterlibatan semua
pihak dalam bisnis merupakan praktek keutamaan. Prinsip keadilan perlu
dilakukan agar setiap orang dalam kegiataan bisnis secara internal maupun
eksternal perusahaan diperlakukan sesuai dengan hak dan kewajiban masing-
masing.
4) Prinsip Saling Menguntungkan; Kegiatan bisnis perlu memberikan keadaan
saling menguntungkan kepada keterlibatan setiap pihak dalam bisnis, hal
tersebut merupakan cerminan prinsip keutamaan. Saling menguntungkan
merupakan cermin integritas moral internal pelaku bisnis atau perusahaan agar
nama baik pribadi atau nama baik perusahaan untuk berbisnis tetap terjaga,
dipercaya dan kompetitif.
5) Prinsip Integrasi Moral; Dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku
bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga
nama baik pimpinan atau orang-orangnya maupun perusahaannya.
Pembahasan
Etika bisnis dalam artinya sendiri mengandung dua unsur yakni ethos dan
bisnis, yang dimana ethos sendiri dalam bahasa Yunani berarti adat istiadat dan
apabila dikaitkan dengan bisnis menjadi adat istiadat dalam berbisnis. Terkait hal
tersebut etika bisnis dapat diartikan dengan moral dalam berbisnis atau bagaimana
seseorang menjalankan bisnisnya dengan mematuhi aturan-aturan dimana tempat
bisnisnya, kepada siapa mereka berbisnis dan memperkerjakan siapa mereka dalam
berbisnis, serta untuk siapa sasaran bisnis tersebut. Pengertian etika bisnis menurut K.
Bertents dibedakan menjadi dua yakni etika sebagai praksis dan sebagai refleksi, hal
ini etika sebagai praksis dimana nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh
dipraktekkan atau tidak di praktekkan dan bias mempunyai arti yang sama dengan
7. Univeristas Mercu Buana 7
moral atau moralitas, sedangkan etika sebagai refleksi adalah pemikiran moral yang
menilai baik buruknya perilaku seseorang. (Rodhiyah)
Terkait hal tersebut, struktural RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo atas
kebijakannya dalam menjalankan tugas terhadap etika berbisnis sebagaimana konsep
dan prinsip etika berbisnis yang sebelumnya telah dijelaskan. Terkait hal tersebut ,
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1672/Menkes/PER/XII/2005
tentang Organisasi dan tata kerja, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr.Cipto
Mangunkusumo dalam pasal 2 disebutkan RSUPN-CM mempunyai tugas
menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara
serasi, terpadu dan berkesinambungan melalui peningkatan kesehatan dan pencegahan
serta upaya rujukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, 2015) Sebagaimana dimaksud pasal 2 juga
menyelenggarakan fungsi; pelayanan medik dan pelayanan penunjang, pelayanan
keperawatan, pelayanan rujukan, pelayanan penunjang non medik, pengelolaan
sumber daya manusia RS, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, pelaksanaan
penelitian dan pengembangan, pelaksanaan administrasi dan keuangan. (RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo, 2015)
Terkait hal tersebut, dapat terlihat dari data yang dikeluarkan oleh RSUPN Dr.
Cipto Mangun kusumo, terkait akan hal tersebut sebagaimana Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 1672/Menkes/PER/XII/2005 tentang Organisasi dan tata kerja,
hal tersebut jelas bahwa RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dalam etika berbisnisnya
berlandaskan Peraturan Menteri tersebut. RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dalam
hal ini menerapkan hal-hal yang menjadikan etika bisnis berjalan dengan semestinya
hal ini dapat dilihat dari peraturan yang menguntungkan pihak konsumen dan pihak
staff atau pegawai rumah sakit. Etika bisnis RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
terhadap konsumen yakni memberikan bagaimana pelayanan yang baik dengan
beberapa subtansi pelayanan terbaik serta pengembangan pelayanan yang diterapkan
oleh RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Etika bisnis RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo terhadap staff atau pegawai dengan adanya pelaksanaan serta
pendidikan yang diberikan oleh RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, hal ini dapat
memberikan dampak baik bagi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo atau lain kata hal
tersebut menjadi sustainable development RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
8. Univeristas Mercu Buana 8
Terkait pelatihan terhadap staff atau pegawai yang dimiliki oleh RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo sendiri telah terintegrasi
dengan beberapa organisasi. Menurut data dari Institute of Mental Health, Singapore
dalam penelitiannya, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo telah terintegrasi dengan
beberapa organisasi di Indonesia untuk pelatihan misalnya Pusat Kesehatan
Masyarakat (PUSKESMAS), Non- Govermental Organization (NGO’s), serta Palang
Merah Indonesia ( PMI ) yang menjadi sustainable plan toward dari community of
practice ( COP ). (Institute of Mental Health, Singapore, 2015) Terkait hal tersebut
dapat terlihat jelas bagaimana etika bisnis dari RSUPN Dr. CIpto Mangunkusumo
terhadap kemajuan staff atau pegawai yang dimiliki oleh RSUPN. Dr. Cipto
Mangunkusumo. Hal tersebut dengan kemajuan yang significant dapat memberikan
keuntungan tehadap dua pihak hal ini yang telah tertulis didalam prinsip-prinsip bisnis
etik, keuntungan pertama yakni RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo memiliki tenaga
yang ahli karena pelatihan yang diberikan, dan keuntungan terhadap pegawai menjadi
trampil dalam bekerja.
Tarkait hal tersebut dalam menjalankan etika bisnis terkait sumber daya
manusia didalam ruang lingkup RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, fungsi sumber
daya manusia didalam RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo setelah melakukan program
pelatihan terhadap internal atau pegawai adalah perekrutan. Recruitment didalam
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo berlangsung dengan transparan hal ini dapat
dilihat dari awal mula penampilan atau dipaparkannya lowongan pekerjaan di situs
resmi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Bedasarkan hal tersebut, perekrutan
didalam RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo sebagaimana etika bisnis dan prinsip-
prinsip etika bisnis yang dilandasi prinsip kejujuran dan prinsip keadilan, hal tersebut
menjadikan perekrutan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo berjalan dengan adil dan
transparan. Sebagaimana prinsip tersebut, untuk terjalinnya etika yang baik atau bisnis
yang beretika RSUPN DR. Cipto Mangunkusumo menerapkan sistem perekrutan
berbasis sistem informasi yang dapat diakses melalui web RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo, kemudian selama perekrutan untuk tesnya RSUPN melakukan uji
kelayakan terhadap calon pegawai barunya yang kemudian nanti setelah melalui
berbagai macam tes yang telah disediakan, apabila lolos pegawai tersebut dapat
9. Univeristas Mercu Buana 9
bergabung menjadi bagian atau menjadi pegawai dari RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo.
Terkait sebelumnya telah membahas bagaimana pengolahan sumber daya
manusia di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, terkait etika bisnis atas sumber daya
manusia yang ada di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Hal tersebut menjelaskan
bagaimana pengelolaan sumber daya manusia dilingkungan RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo dari mulai pemilihan calon pegawai hingga pengolahan atau
pedidikan pegawai menjadi pegawai yang trampil. Disamping hal tersebut etika dalam
berbisnis tidak hanya dari pengelolaan sumber daya manusia akan tetapi bagaimana
perusahaan tersebut atau dari tema ini bagaimana pandangan RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo terhadap lingkungan sekitar.
Terkait bagaimana etika berbisnis dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
terhadap lingkungan sekitar rumah sakit tersebut, pertama kali untuk beberapa rumah
sakit yang menjadi masalah utama adalah tentang limbah rumah sakit. Limbah rumah
sakit adalah bahan atau buangan dari benda padat dan cair yang dihasilkan oleh rumah
sakit, hal tersebut menjadi limbah dikarenakan sudah tidak dipergunakan lagi didalam
rumah sakit, limbah tersebut meliputi limbah medis dan non-medis. Limbah medis
bedasarkan dari segala aktivitas rumah sakit yang berkaitan dengan tindakan medis
hal ini didalam limbah medis dapat terbagi atas; (Tuka, Finahari, & Djumadi, 2003)
a. Limbah benda tajam
Limbah benda tajam adalah alat yang memiliki sudut tajam, sisi yang dapat
memotong atau menusuk kulit, seperti jarum, pecahan gelas, pisau bedah.
b. Limbah infeksius
Limbah infeksius ini terdiri dari jaringan busuk, bekas balutan dan spesimen
laboratorium.
c. Limbah jaringan tubuh
Limbah jaringan tubuh adalah limbah yang dihasilkan pada saat pembedahan
atau autopsi.
d. Limbah farmasi
Limbah farmasi adalah limbah yang berasal dari obat-obatan kadaluarsa, yang
tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat-obatan
10. Univeristas Mercu Buana 10
yang dikembalikan oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat serta obat-
obatan yang tidak lagi diperlukan oleh institusi yang bersangkutan.
e. Limbah kimia
Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia
dalam tindakan medis, laboratorium, proses sterilisasi dan riset.
f. Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radioisotop yang
berasal dari penggunaan medis atau riset untuk diagnosis dan
pengobatan/terapi.
g. Limbah plastik
Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit dan
sarana pelayanan kesehatan lain. Dengan meningkatnya penggunaan
barangbarang medis disposable seperti suntikan, slang, maka bahan plastik
menjadi buangan yang dihasilkan rumah sakit. Selain alat-alat tersebut,
penggunaan kantong obat, spuit pelapis tempat tidur atau perlak, juga dapat
meningkatkan jumlah limbah plastik.
Disamping hal tersebut diantara limbah medis ada limbah non-medis yang
dalam hal ini dapat menjadi masalah terhadap lingkungan sekitar rumah sakit, apabila
tidak dapat dikendalikan atau sigap ditanggani akan merusak lingkungan sekitar dan
hal ini menjadikan citra dari etika bisnis dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
menjadi buruk. Limbah non-medis dalam hal ini semisalnya sisa makanan pasien,
sampah kering, kendaraan yang dipergunakan untuk pasien, dsb. Terkait limbah
medis dan non-medis didalam rumah sakit, menurut riset dari data World Health
Organization beberapa rumah sakit di Jakarta, limbah rumah sakit membawa resiko
besar terhadap kesehatan. Diantaranya yang menjadi ancaman resiko kesehatan adalah
limbah infeksius yang mencapai lima belas persen hingga dua puluh lima persen dari
jumlah limbah rumah sakit, dan limbah-limbah lainnya yakni limbah benda tajam
sebanyak satu persen, limbah bagian tubuh satu persen, limbah obat-obatan dan
kimiawi tiga persen, serta limbah radioaktif dan racun kurang dari satu persen.
(Fadhili, 2015)
Limbah-limbah rumah sakit dalam hal ini bagaimana rumah sakit dapat
mengelola limbah-limbah tersebut sehingga menjadi ramah terhadap lingkungan
11. Univeristas Mercu Buana 11
sekitar. Sebagaimana etika dalam berbisnis yang menjadikan pelaku bisnis tidak
hanya memikirkan keuntungan terhadap bisnis yang lakukan akan tetapi peduli akan
efek dari bisnis atau dampak dari bisnis tersebut. Hal tersebut menjelaskan bagaimana
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dapat menangani limbah yang dikeluarkan dari
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo sehingga tidak menjadi penularan terhadap
lingkungan sekitar.
Terkait limbah-limbah yang dikeluarkan didalam rumah sakit, limbah
radioaktif yang sangat berbahaya, hal ini dikarenakan limbah radio aktif dalam hal ini
bersifat tidak terlihat dan limbah ini bersifat radiasi, dan dampak yang dihasilkan dari
limbah radioaktif terhadap manusia bersifat serius apabila terpapar efek radiasinya.
Undang-undang No. 10 tahun 1997 pasal 23 ayat 1(3), yang berisi tentang :
pengumpulan, pengelompokan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan sementara
dan penyimpanan lestari limbah radioaktif, menyebutkan bahwa pengelolaan limbah
radioaktif dilaksanakan oleh badan pelaksana, dalam hal ini Badan Tenaga Nuklir
Nasional (BATAN). (Tuka, Finahari, & Djumadi, 2003) Etika bisnis RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo terkait hal tersebut dalam penanganan limbah dari radioaktif
telah menggunakan sistem tabung, tabung tersebut dapat menampung urin pasien dari
kedokteran nuklir sebelum dibuang kelingkungan sebagai limbah umum. (Tuka,
Finahari, & Djumadi, 2003) Terkait hal tersebut apabila limbah radioaktif telah diolah
terlebih dahulu oleh RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan pada saat dibuang
menjadi limbah umum, limbah ini tidak memiliki radiasi terhadap lingkungan sekitar,
hal ini RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo telah menjalankan etika bisnisnya terhadap
lingkungan sekitar.
Cara menangani limbah dari rumah sakit dapat dilakukan oleh cara lain,
menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia atas risetnya mengatakan
Insinerasi adalah suaru proses di mana limbah padat medis dibakar dengan oksigen
dari udara- dan diubah menjadi gas hasil pembakaran serta residu yang berupa abu.
Gas hasil pembakaran dibuang seqera langsung ke udara arau diproses lebih dulu
melalui suatu alat pengendalian polusi udara. Residu (abu) yang ddak dapat dibakar
selanjurnya dipindahkan dari tempat pembakaran ke tempat pembuangan yang
disebur landfill. Insinerasi sangat mengurangi volume dan berat limbah medis padat
12. Univeristas Mercu Buana 12
yang jumlahnya besar hingga tinggal kira-kira kurang dari 5 persennya serta dapat
menghilangkan mikroba di dalam sisa limbah. (Kementerian Kesehatan, 2015)
Terkait pengelolahan limbah yang dihasilkan oleh RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo, pihak RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo menerapkan wajib cuci
tangan dengan metode cuci tangan yang baik bagi setiap pegawai RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo. Untuk lingkungan luar atau lingkungan sekitar RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya tentang limbah rumah
sakit, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dengan konsep social responsibilitynya
membuat program dengan penanaman penghijauan, serta program-program untuk
membersihkan limbah dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo terutama limbah
medis. Hal tersebut dilakukan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo untuk menghindari
penularan dari pasien terhadap orang yang sehat atau dalam kata lain dapat disebut
dengan Hospital Accuired Pneumea (HAP) serta menjaga lingkungan sekitar
sebagaimana etika bisnis yang ada.
Penutup
Kesimpulan
Kesimpulan dari etika bisnis di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo berjalan
dengan baik bedasarkan metode etika bisnis serta prinsip-prinsip etika bisnis yang
ada. Hal ini dapat terlihat dari mulai beberapa prinsisp yang telah diterapkan oleh
pihak RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo yang tidak mementingkan keuntungan pihak
rumah sakit sendiri akan tetapi mementingkan kepentingan internal dan eksternal
yang ada didalam maupun sekitar RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Prinsip yang
telah dijalankan dimulai dari otonomi yang dapat dilihat dari segala kebijakan dan
kesepakatan yang munculkan oleh RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo bedasarkan
hukum yang ada di Indonesia seperti UU, Peraturan Presiden, serta Peraturan Menteri
yang berlaku. Prinsip kejujuran dan keadilan, sebagaimana yang telah dijelaskan
sebelumnya sistem rekrutmen pegawai dapat menjadi landasan terhadap RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo yang jujur dan adil dalam proses pemilihan atau perekrutan
pegawai.
13. Univeristas Mercu Buana 13
Tedapat dua prinsip lagi akan bisnis etik yakni prinsip saling menguntungkan
serta prinsip integrasi moral. Terkait prinsip saling menguntungkan sebagaimana yang
telah dijelaskkan sebelumnya yang dijelaskan akan relasi antara pihak RSUPN Dr.
Cipto terhadap internal dan eksternal. Didalam internal RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo memberikan pendidikan serta pelatihan terhadap pegawainya hal ini
yang membuat pegawai didalam RSUPN Dr. Cipto Menjadi trampil dalam bekerja.
Terkait eksternal, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo menerapkan kebijakan-
kebijakan atas limbah yang dikeluarkan oleh RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo yang
dapat merubah warga dan di olah menjadi hal yang tidak merugikan warga sekitar
lingkungan sekitar. Program CSR yang diterapkan oleh RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo menjadi saling menguntungkan bagi warga sekitar, dengan
penghijauan membuat udara disekitar RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo akan
menjadi kaya akan oksigen dan hal ini berguna bagi warga Jakarta yang banyak polusi
dengan penghijauan yang diterapkan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dapat
mengurangi tingkat polusi.
Prinsip integrasi moral yakni bagaimana menjaga citra atau nama baik RSUPN
Dr. Cipto Mangunkusumo dimata umum. Terkait hal tersebut dengan keempat prinsip
diatas sudah mewakili bagaimana RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo menjaga nama
baiknya di muka umum, melalui program-program RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
hal ini dapat menjaga nama baik sekaligus dapat meningkatkan nama baik RSUPN
Dr. Cipto Mangunkusumo.
Saran
Saran atau masukan terhadap RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo atas hal
tersebut yakni karena RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo sudah menjalankan etika
berbisnis dengan baik dengan berlandaskan peraturan yang ada, baik peraturan
pemerintah maupun peraturan warga sekitar. Terkait hal tersebut dalam RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo dapat terus memperbaiki yang sudah ada agar dapat menjadi
lebih baik serta dapat memberikan pelayanan yang terbaik terhadap semuanya baik
dari segi para pegawai, pasien, maupun lingkungan sekitar. Terkait pembangunan
lingkungan hijau dapat diperbanyak hal ini untuk wilayah Jakarta pusat polusi yang
ditimbulkan dari kendaraan umum sangatlah beresiko terhadap ruang lingkup RSUPN
14. Univeristas Mercu Buana 14
Dr. Cipto Mangunkusumo terutama terhadap pasien. Hal ini, dengan memperbanyak
ruang hijau dapat mencegah hal-hal buruk terhadap ruang lingkup RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo diantaranya pegawai, pasien dan warga sekitar.
15. Univeristas Mercu Buana 15
Daftar Pustaka
Ali, H. (-). Ethics and Business : Concept and Theory. Business Ethic & GG, 7-8.
Dalimunthe, R. F. (2004). Etika Bisnis. 3-5.
Fadhili. (2015, Desember 10). Merah Putih. Retrieved April 10, 2017, from Walhi: Ratusan
Rumah Sakit Jakarta Belum Memiliki Izin Pengolahan Limbah B3?:
http://merahputih.com/post/read/ratusan-rumah-sakit-jakarta-belum-memiliki-izin-
pengolahan-limbah-b3
Institute of Mental Health, Singapore. (2015). BUILDING BACK BETTER : CASE STUDIES IN
RESILIENCE BUILDING. A publication of the Temasek Foundation –Institute of Mental
Health in Disaster Mental Health Programme for Communities in Asia, 27.
Kementerian Kesehatan. (2015). Pedoman Penatalaksanaan Pengelolaan Limbah Padat dan
Limbah Cair di Rumah Sakit. Pedoman Limbah Padat dan Cair, 36.
Nugroho, M. A. (2012). KONSEP TEORI DAN TINJAUAN KASUS ETIKA BISNIS PT DIRGANTARA
INDONESIA (1960 ‐2007). Jurnal Economia, Volume 8, Nomor 1, 24-25.
Rodhiyah. (n.d.). ETIKA BISNIS DAN KEADILAN KONSUMEN. 68.
RSCM. (2016, Agustus 6). Sejarah RSCM. Retrieved 3 3, 2017, from RSCM:
http://rscm.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=126&Itemid=48
4&lang=id
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. (2015). Laporan Akutanbilitas Kinerja ( LAKIP ). Jakarta:
Rumah Sakit Umum Pertama Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo.
Tuka, V., Finahari, I. N., & Djumadi. (2003). TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF
DI RSCM. Pusat Pendayagunaan Iptek Nuklir (PPdIN) - BATAN dan Koordinator
Penunjang Alat Medik Instalasi Radioterapi - RSCM, 196-198.