1. 1 | Prodi TeknikInformatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
Variasi Bahasa Dalam Program Talk Show Mata Najwa
November 2018 dan Implikasinya
Indri Sukmawati Rahayu1, Muhammad Dio Damiyati2, Syah Fauzan
Maulidani3
israhayu23@gmail.com
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
muhamaddio2537@gmail.com
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
syahfauzan25@gmail.com
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Variasi Bahasa dalam acara
Talk Show Mata Najwa periode November 2018 dan implikasinya dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia di kampus. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data
yang digunakan, yaitu dokumentasi melalui video percakapan yang mengandung
variasi bahasa antara pembawa acara dan bintang tamu Mata Najwa. Berdasarkan
hasil analisis data ditemukan 3 segi variasi bahasa dalam acara Talk Show Mata
Najwa periode November 2018, yaitu (1) variasi segi penutur yaitu, variasi dialek;
(2) variasi segi pemakaian; (3) variasi keformalan antara lain a) variasi formal, b)
variasi tidak formal.Variasi bahasa dapat dijadikan bahan ajar serta dapat
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dalam pelajaran berbicara untuk
kepentingan akademik.
Kata Kunci: Variasi Bahasa, talk show, dan Implikasi.
2. 2 | Prodi TeknikInformatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
Abstract
The aimed of research was to describe Language Variations in Mata Najwa
Talk Show Program, November 2018 and its implication toward Bahasa
lesson in campus. The method used in this research was descriptive method
with qualitative approach. The datum source used was video documentation
of conversation containing language variations among host and guests star
in Mata Najwa. Based on datum analysis result, it was found that three
angles of language various in Mata Najwa Talk Show Program, November
2018, namely (1) variation in the terms of speakers, dialect variations; (2)
variations in terms of usage; (3) formal variations, such as a) formal, b)
informal variation. Variations could be used as a language of teaching
materials and could be used as a medium of learning in the lesson speaking
for academic puposes.
Keywords: Language Variations, talk show, dan Implication.
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk sosial, artinya selalu ingin berinteraksi
dengan manusia yang lain. Kegiatan ini membutuhkan alat, sarana atau media
yang digunakan manusia untuk berinteraksiya itu dengan bahasa. Penggunaan
bahasa dapat membantu manusia untuk saling bertukar pendapat, saling berbagi
pengalaman, dan melancarkan berbagai kehidupan. Bahasa merupakan salah satu
alat komunikasi yang sering digunakan untuk berinteraksi dengan manusia lain.
Berbicara bahasa sebagai alat komunikasi, sudah pasti erat kaitannya dengan
sosiolinguistik yaitu cabang ilmu bahasa yang mempelajari pemakaian bahasa
dalam berinteraksi di masyarakat, artinya interaksi sosial akan hidup berkata dan
aktivitas bicara pada anggota pemakai sendiri bahasa itu sendiri.
Menurut Suyanto (2011: 15) bahasa adalah rangkaian sistem bunyi atau
simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, yang memiliki makna dan secara
konvensional digunakan oleh sekelompok orang atau manusia (penutur) untuk
berkomunikasi (melahirkan pikiran dan perasaan) kepada orang lain. Menurut
Chaer dan Agustina (2010: 61) Terjadinya kevariasian bahasa ini bukan hanya
disebabkan oleh para penuturnya yang heterogen, tetapi juga karena kegiatan
interaksi sosial melalui percakapan sehari-hari baik di lingkungan keluarga dan
lingkungan sekitar. Keragaman ini akan semakin bertambah kalau bahasa tersebut
3. 3 | Prodi TeknikInformatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
digunakan oleh penutur yang sangat banyak, serta dalam wilayah yang sangat
luas.
Menurut Aslinda dan Syafyahya (2010: 16) variasi bahasa dipengaruhi
oleh faktor sosial yaitu umur. Menurut Kartomihardja (1988: 61) variasi bahasa
merupakan istilah yang agak umum dan netral sifatnya. Istiah itu diasiosiasikan
dengan perbedaan-perbedaan dalam satu bahasa yang timbul karena adanya
perbedaan kelas sosial ekonomi, latar belakang pendidikan, profesi, ideologi, cita-
cita, agama dan lain sebagainya.
Variasi penggunaan bahasa dari sudut pandang penutur memiliki
perbedaan usia. Orang tua akan lebih banyak berbicara tentang ajaran hidup dan
nasihat, sedangkan anak-anak akan berbicara tentang teman-teman bermainnya,
keinginan membeli mainan baru, atau kegiatan menyenangkan saat mereka di
sekolah. Begitu juga variasi bahasa seorang jurnalis akan berbeda dengan variasi
bahasa yang digunakan oleh seorang guru. Seorang jurnalis akan lebih banyak
membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan dunia politik, kejahatan, isu-isu,
dan berita aktual lainnya, sedangkan guru akan lebih dominan berbicara tentang
masalah pengajaran dan mendidik peserta didik di sekolah. Dengan demikian
penutur harus bisa memilih variasi bahasa yang sesuai dengan keperluannya.
Program Mata Najwa merupakan jenis tayangan di Trans7 dan digunakan
(1) sebagai sebuah ajang untuk membahas topik-topik yang sedang kekinian yang
bervariasi dengan bintang tamu yang berbeda-beda setiap episode, (2) Acara ini
dibawakan oleh jurnalis senior, Najwa Shihab, yang tayang setiap hari Rabu pukul
20.00 hingga 21.30 WIB, (3) Program ini menarik untuk ditonton dan dicermati,
khususnya dari sudut pandang pemakaian bahasa.
Penulis memilih talk show Mata Najwa bersifat inspirasi seperti memberi
wawasan kepada orang lain atau memberikan nilai lain dari kehidupan seseorang.
Mata Najwa tayang di Trans7 dan banyak digemari oleh publik karena Mata
Najwa selalu menampilkan tayangan terbaru, membahas topik-topik menarik,
serta menghadirkan bintang tamu/narasumber yang istimewa. Sosok Najwa
Shihab salah satu wartawan atau reporter populer yang menjadi presenter atau
pembawa acara. Najwa Shihab lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 16 September
1977.
Variasi bahasa yang terdapat dalam acara talk show Mata Najwa sangat
bervariasi, semua itu bergantung pada bintang tamu yang datang dalam acara talk
Show ini, dengan kata lain dengan dihadirkannya bintang tamu yang berbeda-
beda dalam setiap segmen acara ini menyebabkan kevariasian bahasa. Talk show
inspiratif kebanggaan bangsa ini pernah mendapat beberapa penghargaan, antara
lain:
4. 4 | Prodi TeknikInformatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
1) Tahun 2009 : The 15th Asian Television Awards, kategori pemenang Best
Current Affair Program
2) Tahun 2010 : Dompet Dhuafa Award, kategori pemenang Talk Show
Terinspiratif
Mata Najwa selalu menghadirkan tema atau topik-topik menarik dengan
menghadirkan kisah kehidupan nyata yang informatif seperti mememberikan
informasi, edukatif seperti memberi nilai pendidikan dan menginspirasi, karena
tujuan dari talk show ini mencerdaskan bangsa melalui kisah-kisah inspiratif yang
didatangkan langsung dari narasumber. Acara ini banyak membahas persoalan
tentang kehidupan nyata yang dialami oleh narasumber yang mampu
menginspirasi orang lain, seperti memberi pengetahuan, wawasan kepada orang
lain sehingga banyak variasi bahasa yang terdapat dalam talk show ini yaitu
perbincangan Mata Najwa Shihab dan bintang tamu atau narasumber.
Dalam penelitian ini penulis akan membahas variasi atau ragam bahasa
yang terdapat pada tayangan Mata Najwa yang mengusung tema “PSSI Bisa Apa”
dengan topik “Buka-Bukaan Pengaturan Skor Bola (Part 1)” 28 November 2018.
Narasumber yang dihadirkan di acara Mata Najwa adalah Januar Herwanto selaku
manajer Madura FC, Bambang Suryo selaku mantan runner pengaturan
skor/Match Fixing, Fakhri Husaini selaku mantan pelatih timnas U-16, dan
Sa’adan Abidin selaku ketua harian Aceh United.
Penggunaan variasi bahasa sangat mempengaruhi penutur saat
berkomunikasi dengan mitra tutur. Variasi bahasa seseorang sangat berbeda-beda
bergantung pada dua faktor yaitu faktor sosial dan faktor situasional. Faktor sosial
meliputi tingkat pendidikan, jenis kelamin, jenis pekerjaan, latar belakang
keluarga, umur, dan lingkungan masyarakat. Admantan pelatih timnas apun faktor
situasional yang memengaruhi meliputi siapa yang menjadi penutur, kapan
peristiwa tutur itu terjadi, dimana peristiwa tutur itu terjadi, dan masalah apa yang
sedang dibicarakan.
Variasi bahasa yang terdapat dalam acara talk show Mata Najwa sangat
bervariasi, semua itu bergantung pada bintang tamu yang datang dalam acara talk
show ini, dengan kata lain dengan dihadirkan nya bintang tamu yang berbeda-
beda dalam setiap segmen acara ini menyebabkan kevariasian bahasa.
Penelitian tentang variasi bahasa pernah dilakukan oleh Wulandari (2015)
dengan judul penelitiannya “Ragam Bahasa dalam Acara Talk Show Kick Andy
Periode Mei 2016 serta Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di
SMA”. Adapun kesamaan penelitian Wulandari dengan penelitian-penelitian saat
ini yaitu memiliki kajian yang sama dibidang kajian sosiolinguistik, yaitu ragam
atau variasi bahasa. Perbedaannya terletak pada waktu penelitian.
5. 5 | Prodi TeknikInformatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
Penelitian terdahulu dilakukan pada Mei 2016, dan penelitian saya
dilakukan pada November 2016, selain itu perbedaannya juga terletak antara lain:
(1) Peneliti terdahulu menggunakan subjek penelitian talk show Kick Andy,
peneliti menggunakan subjek penelitian Mata Najwa, (2) Peneliti terdahulu
mengkaji ragam bahasa dari segi sarana lisan dan tulis, peneliti hanya mengkaji
variasi bahasa dari segi sarana lisan, (3) Jika peneliti terdahulu menggunakan
implikasi pelajaran bahasa Indonesia di SMA, peneliti menggunakan implikasi
pembelajaran bahasa Indonesia di kampus.
Berdasarkan uraian pada paragraf sebelumnya, penulis tertarik untuk
meneliti tayangan Mata Najwa karena dianggap berbeda dengan talk show yang
lain terlihat dari narasumber yang dihadirkan dan materi yang dibawakan hanya
mencakup ruang lingkup sang narasumber sehingga tema yang dibahas dengan
lebih fokus.
Penulis juga tertarik untuk menganalisis variasi bahasa dalam acara talk
show Mata Najwa di Metro TV dengan pertimbangan bahwa dalam acara talk
show Mata Najwa menemukan banyak variasi bahasa yang digunakan dalam acara
tersebut dan talk show ini sampai sekarang masih banyak di gemari oleh
masyarakat dengan beberapa alasan, seperti isi dari acara ini yang mengispirasi
orang lain tentang kehidupan nyata yang dialami oleh seseorang yang sangat luar
biasa.
Alasan peneliti mengambil judul variasi bahasa karena bahasa sangat
penting untuk diteliti, karena kevariasian bahasa yang digunakan oleh penutur
sangat mempengaruhi terhadap respon mitra tutur, begitu pula sebaliknya, dengan
kata lain alasan memilih variasi bahasa untuk diteliti yaitu karena saat kita
berbicara atau berkomunikasi tidak terlepas dari variasi bahasa yang kita gunakan,
itu semua bergantung dengan kebutuhan lawan bicara kita. Penulis dalam
penelitian ini hanya mengambil satu segmen dalam talk show Mata Najwa
tersebut pada periode November 2018.
Varasi Bahasa yang digunakan dalam acara talk show Mata Najwa periode
November 2018 dapat digunakan sebagai bahan ajar di kampus. Kaitannya
terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA dapat diimplikasikan dengan
Indikator 2 yaitu, mampu memberikan presentasi yang jelas, padat, dan
berkualitas baik dalam bentuk tulisan maupun lisan.
Variasi bahasa dalam acara talk show Mata Najwa periode November
2018 juga dapat diimplikasikan dengan materi pembelajaran berbicara untuk
kepentingan akademik. Talk show Mata Najwa periode Maret 2016 sesuai, karena
di dalamnya mengandung keanekaragaman bahasa, baik bahasa daerah yang
disisipkan pada salah satu tuturan, bahasa resmi, bahasa tidak resmi, dan bahasa
6. 6 | Prodi TeknikInformatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
kependidikan. Dengan mengamati variasi bahasa tersebut, peserta didik dapat
mempelajari penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
TINJAUAN PUSTAKA
Variasi bahasa atau ragam bahasa adalah penggunaan bahasa menurut
pemakainya, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut
hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan serta menurut
medium pembicaraan (KBBI, 2003:920). Sebuah bahasa telah memiliki sistem
dan subsistem yang dapat dipahami secara sama oleh para penutur bahasa
tersebut. Meskipun penutur itu berada dalam masyarakat tutur yang sama, tidak
merupakan kumpulan manusia homogen, maka wujud bahasa yang kokret yang
disebut parole menjadi tidak seragam atau bervariasi. Keragaman atau kevariasian
bahasa ini tidak hanya terjadi karena para penuturnya yang tidak homogen, tetapi
juga kegiatan dan interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam (Chaer
dan Agustina, 1995:85).
Dalam variasi bahasa ini, terdapat dua pandangan. Pertama, variasi atau
ragam bahasa dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial peutur bahasa dan
keragaman fungsi bahasa itu. Kedua, variasi atau ragam bahasa itu sudah ada
untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang
beraneka ragam. Chaer dan Agustina (1995:82), membedakan variasi bahasa
menjadi empat, yaitu variasi bahasa dari segi penutur, pemakaian, keformalan,
dan sarana.
Klasifikasi Variasi Bahasa
Halliday membedakan variasi bahasa berdasarkan pemakai (dialek) dan
pemakaian (register). Chaer (2004:62) mengatakan bahwa variasi bahasa itu
pertama-tama kita bedakan berdasarkan penutur dan penggunanya. Berdasarkan
penutur berarti siapa yang menggunakan bahasa itu, dimana tinggalnya,
bagaimana kedudukan sosialnya di dalam masyarakat, apa jenis kelaminnya, dan
kapan bahasa itu digunakannya. Berdasarkan penggunaannya, berarti bahasa itu
digunakan untuk apa, dalam bidang apa, apa jalur dan alatnya, dan bagaimana
situasi keformalannya. Berikut ini akan dibicarakan variasi-variasi bahasa
tersebut, dimulai dari segi penutur ataupun dari segi penggunanya.
1. Variasi dari Segi Penutur
a. Variasi bahasa idiolek
Idiolek merupakan variasi bahasa yang bersifat perseorangan.
Setiap orang mempunyai idiolek masing-masing. Idiolek ini berkenaan
dengan “warna” suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dan
7. 7 | Prodi TeknikInformatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
sebagainya. Yang paling dominan adalah warna suara, kita dapat
mengenali suara seseorang yang kita kenal hanya dengan mendengar suara
tersebut. Idiolek melalui karya tulis pun juga bisa, tetapi untuk
membedakannya agak sulit.
b. Variasi bahasa dialek
Dialek, yaitu variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya
relatif, yang berada di suatu tempat atau area tertentu. Umpamanya, Bahasa
Jawa dialek Bayumas, Pekalongan, Surabaya, dan lain sebagainya. Bidang
studi yang mempelajari tentang variasi bahasa ini adalah dialektologi.
c. Variasi bahasa kronolek atau dialek temporal
Kronolek atau dialek temporal, yaitu variasi bahasa yang digunakan
oleh kelompok sosial pada masa tertentu. Sebagai contoh, variasi Bahasa
Indonesia pada masa tahun tiga puluhan, lima puluhan, ataupun saat ini.
d. Variasi bahasa sosiolek
Sosiolek atau dialek sosial, yaitu variasi bahasa yang berkenaan
dengan status, golongan dan kelas sosial para penuturnya. Dalam
sosiolinguistik variasi inilah yang menyangkut semua masalah pribadi
penuturnya, seperti usia, pendidikan, keadaan sosial ekonomi, pekerjaan,
seks, dan lain sebagainya. Sehubungan dengan variasi bahasa yang berkenaan
dengan tingkat, golongan, status, dan kelas sosial para penuturnya disebut
dengan prokem.
e. Variasi bahasa berdasarkan usia
Variasi bahasa berdasarkan usia yaitu variasi bahasa yang digunakan
berdasarkan tingkat usia. Misalnya variasi bahasa anak-anak akan berbeda
dengan variasi remaja atau orang dewasa.
f. Variasi bahasa berdasarkan pendidikan
Variasi bahasa berdasarkan pendidikan, yaitu variasi bahasa yang
terkait dengan tingkat pendidikan si pengguna bahasa. Misalnya, orang yang
hanya mengenyam pendidikan sekolah dasar akan berbeda variasi bahasanya
dengan orang yang lulus sekolah tingkat atas. Demikian pula, orang lulus
pada tingkat sekolah menengah atas akan berbeda penggunaan variasi
bahasanya dengan mahasiswa atau para sarjana.
g. Variasi bahasa berdasarkan seks
Variasi bahasa berdasarkan seks adalah variasi bahasa yang terkait
dengan jenis kelamin dalam hal ini pria atau wanita. Misalnya, variasi bahasa
yang digunakan oleh ibu-ibu akan berbeda dengan variasi Bahasa yang
digunakan oleh bapak-bapak.
h. Variasi bahasa berdasarkan profesi, pekerjaan, atau tugas para penutur
Variasi bahasa berdasarkan profesi adalah variasi bahasa yang terkait
dengan jenis profesi, pekerjaan dan tugas para penguna bahasa tersebut.
8. 8 | Prodi TeknikInformatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
Misalnya, variasi yang digunakan oleh para buruh, guru, mubaligh, dokter,
dan lain sebagainya tentu mempunyai perbedaan variasi bahasa.
i. Variasi bahasa berdasarkan tingkat kebangsawanan
Variasi bahasa berdasarkan tingkat kebangsawanan adalah variasi
yang terkait dengan tingkat dan kedudukan (kebangsawanan atau raja-raja)
dalam masyarakatnya. Misalnya, adanya perbedaan variasi bahasa yang
digunakan oleh raja (keturunan raja) dengan masyarakat biasa dalam bidang
kosakata, seperti kata mati digunakan untuk masyarakat biasa, sedangkan para
raja menggunakan kata wafat.
j. Variasi bahasa berdasarkan tingkat ekonomi para penutur
Variasi bahasa berdasarkan tingkat ekonomi para penutur adalah
variasi bahasa yang mempunyai kemiripan dengan variasi bahasa berdasarkan
tingkat kebangsawanan hanya saja tingkat ekonomi bukan mutlak sebagai
warisan sebagaimana halnya dengan tingkat kebangsawanan. Misalnya,
seseorang yang mempunyai tingkat ekonomi yang tinggi akan mempunyai
variasi bahasa yang berbeda dengan orang yang mempunyai tingkat ekonomi
lemah.
2. Variasi dari Segi Pemakaian
Variasi bahasa berkenaan dengan penggunanya, pemakainya atau
fungsinya disebut fungsiolek, ragam atau register. Variasi ini biasanya
dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan, gaya, atau tingkat keformalan
dan sarana penggunaan. Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian ini
adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan atau bidang apa.
Misalnya, bidang sastra, jurnalistik, pertanian, militer, pelayaran, pendidikan,
dsb. Setiap bidang kegiatan biasanya mempunyai kosakata khusus yang tidak
digunakan dalam bidang lain. Misalnya, bahasa dalam karya sastra biasanya
menekan penggunaan kata dari segi estetis sehingga dipilih dan digunakanlah
kosakata yang tepat. Ragam bahasa jurnalistik juga mempunyai ciri tertentu,
yakni bersifat sederhana, komunikatif, dan ringkas. Intinya ragam bahasa
yang dimaksud di atas, adalah ragam bahasa yang menunjukan perbedaan
ditinjau dari segi siapa yang menggunakan bahasa tersebut.
3. Variasi dari Segi Keformalan
Menurut Martin Joos, variasi bahasa dibagi menjadi lima macam gaya
(ragam), yaitu ragam beku (frozen); ragam resmi (formal); ragam usaha
(konsultatif); ragam santai (casual); ragam akrab (intimate).
a. Gaya atau ragam beku (frozen)
Ragam beku adalah variasi bahasa yang paling formal, yang digunakan
dalam situasi khidmat dan upacara resmi. Misalnya, dalam khotbah,
undangundang,
9. 9 | Prodi TeknikInformatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
akte notaris, sumpah, dan sebagainya. Disebut ragam beku karena pola dan
kaidahnya sudah ditetapkan secara mantap, dan tidak boleh diubah.
b. Gaya atau ragam resmi (formal)
Ragam resmi adalah variasi bahasa yang digunakan dalam pidato
kenegaraan, rapat dinas, ceramah, buku pelajaran, dan sebagainya.
c. Gaya atau ragam usaha (konsultatif)
Ragam usaha adalah variasi bahasa yang lazim digunakan pembicaraan
biasa di sekolah, rapat-rapat, ataupun pembicaraan yang berorientasi kepada
hasil atau produksi. Wujud ragam ini berada diantara ragam formal dan
ragam informal atau santai.
d. Gaya atau ragam santai (casual)
Ragam santai adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tidak
resmi untuk berbincang-bincang dangan keluarga atau teman pada waktu
beristirahat, berolahraga, berekreasi, dsb. Ragam santai banyak menggunakan
bentuk allegro, yakni bentuk kata atau ujaran yang dipendekkan.
Variasi Bahasa Dari Segi Penggunaanya
Variasi bahasa berdasarkan penggunaanya disebut juga fungsilek, ragam
atau register. Register adalah satu ragam tertentu yang digunakan untuk maksud
tertentu, dengan bidang penggunaanya, gaya, atau tingkat keformalan, dan sarana
penggunaanya. Variasi bahasa berdasarkan bidang penggunaannya adalah bahasa
itu digunakan untuk keperluan atau bidang apa. Contohnya dalam kehidupan
sehari-hari ada variasi dibidang Sastra, Jurnalistik, Militer, Sinema,
Perekonomian, Pertanian, Pemerintahan, Lalu lintas, Ketenagakerjaan di Malaysia
(TKW) dan bidang ilmu lainnya. Perbedaan variasi bahasa dari segi penggunaan
terdapat pada kosa katanya. Setiap bidang akan memiliki sejumlah kosa kata
khusus yang tidak ada dalam kosa kata lainnya. Namun demikian, variasi
berdasarkan bidang kegiatan ini tampak pula dalam tataran morfologi dan
sintaksis.
Alwasilah mengatakan register adalah satu ragam tertentu yang digunakan
untuk maksud tertentu, sebagai kebalikan dari dialek. Dialek berkenaan dengan
bahasa digunakan untuk siapa, di mana, dan kapan, sedangkan register
berhubungan dengan masalah bahasa digunakan untuk kegiatan apa. Dengan kata
lain register dapat dibatasi lebih sempit dengan acuan pada pokok ujaran atau
pokok pembicaraan. Dalam kehidupan mungkin saja seseorang hanya hidup
dalam satu dialek, misalnya sesorang penduduk yang tinggal di desa terpencil di
lereng gunung atau di tepi pantai. Tetapi dia pasti tidak hidup hanya dengan satu
register, sebab dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat, bidang kegiatan
10. 10 | Prodi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UINSyarif Hidayatullah
yang dilakukan pasti lebih dari satu. Dalam keadaan modern pun ada
kemungkinan seseorang yang hanya mengenal satu dialek, namun pada umumnya
dalam masyarakat modern orang hidup lebih dari satu dialek (regional maupun
sosial) dan menggeluti sejumlah register, sebab dalam masyarakat modern orang
sudah pasti berurusan dengan sejumlah kegiatan yang berbeda.
Holmes memberikan pengertian mengenai register dengan konsep yang
lebih umum karena disejajarkan dengan konsep ragam (style), yakni merujuk pada
variasi bahasa yang mencerminkan perubahan berdasarkan faktor-faktor situasi
(seperti tempat/waktu, topik pembicaraan). Selain itu Wardhaugh memahami
register sebagai sebagai pemakaian kosakata khusus yang berkaitan dengan jenis
pekerjaan maupun kelompok sosial terterntu. Berdasarkan pengertian tersebut
kesimpulan register merupakan variasi bahasa yang
digunakan oleh kelompok tertentu dengan kosakata yang sama, tujuan yang
sama dan dapat dipahami sesuai dengan konteks pembicaraan.
Halliday mengungkapkan ciri-ciri register sebagai berikut:
a. Variasi bahasa berdasarkan penggunaanya dan ditentukan berdasarkan apa
yang sedang dikerjakan (sifat kegiatan yang menggunakan bahasa).
b. Mencerminkan proses sosial (berbagai kegiatan sosial)
c. Register menyatakan hal yang berbeda sehingga cenderung berbeda dalam hal
semantik, tatabahasa, dan kosakata (jarang dalam bidang fonologi)
Variasi bahasa terjadi akibat adanya keberagaman penutur dalam wilayah
yang sangat luas. Penggunaan variasi bahasa harus disesuaikan dengan tempatnya
(diglosia), yaitu antara bahasa resmi atau bahasa tidak resmi.
a. Variasi bahasa tinggi (resmi) digunakan dalam situasi resmi seperti, pidato,
bahasa pengantar pendidikan, khotbah, surat-menyurat resmi, dan buku
pelajaran. Variasi bahasa tinggi harus dipelajari melalui pendidikan formal di
sekolah-sekolah.
b. Variasi bahasa rendah digunakan dalam situasi yang tidak formal, seperti di
rumah, di warung, di jalan, dalam surat-surat pribadi dan catatan untuk
dirinya sendiri. Variasi bahasa ini dipelajari secara langsung dalam umum,
dan tidak pernah dalam pendidikan formal.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif .
Penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain
yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan
penelitian. Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengamat dan hanya
memotret apa yang terjadi pada objek atau wilayah yang diteliti, kemudian
11. 11 | Prodi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UINSyarif Hidayatullah
memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010:
3).
Metode deskriptif kualitatif merupakan metode yang bermaksud untuk
membuat deskripsi atau gambaran untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,
dan lain-lain (Moleong, 2013: 5-6).
Berdasarkan pernyataan, metode deskriptif kualitatif merupakan suatu
metode langsung yang digunakan oleh peneliti secara objektif untuk menyelidiki
suatu permasalahan yang diteliti dan dipaparkan dalam sebuah laporan penelitian.
Hal yang dideskripsikan dalam penelitian ini merupakan variasi bahasa dalam
acara Talk Show Mata Najwa periode November 2018 dan implikasinya dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di kampus.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data acara talk show Mata Najwa periode November 2018
2. Mengunduh acara talk show Mata Najwa periode November 2018 melalui
www.youtube.com
3. Menulis/mengetik pembicaraan talk show Mata Najwa dan menjadikan
transkrip data
4. Menganalisis data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitianterdapat tiga aspek variasi bahasa dalam acara talk show Mata
Najwa periode November 2018, yaitu:
1. Variasi dari Segi Penutur,
a. Variasi Dialek
Contoh :
Data (Talk Show Mata Najwa menit 03:39)
Januar :
“Nanti Sleman juga akan mengalah ketika dia away ke Sumenep, tapi
kami ndak mau.”
Data (Talk Show Mata Najwa menit 13:27)
Bambang :
“Lho, saya rasa federasi tidak tau loh mbak,”
12. 12 | Prodi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UINSyarif Hidayatullah
Tuturan Januar pada data (Talk Show Mata Najwa menit 03:39) Nanti
Sleman juga akan mengalah ketika dia away ke Sumenep, tapi kami
ndak mau merupakan dialek minang, terbukti dengan adanya kata ‘ndak’
yang artinya ‘tidak’ dalam bahasa Minang. Sedangkan tuturan Bambang
pada data (Talk Show Mata Najwa menit 13:27) Lho, saya rasa federasi
tidak tau loh mbak merupakan salah satu bentuk dialek dari bahasa Jawa.
Dituturkan juga kata ‘mbak’ oleh Bambang yang merupakan kata sapaan
yang lebih tua di daerah Jawa.
2. Variasi dari Segi Pemakaian
Contoh :
Data (Talk Show Mata Najwa menit 06:11)
Najwa :
“Kenapa kemudian, apa yang melatarbelakangi sepengetahuan Anda,
kenapa kemudian sampai harus diatur sedemikian rupa sehingga Madura
FC harus mengalah pada saat pertandingan itu, targetnya apa?”
Januar :
“Saya kurang tau, saya tidak paham, artinya dia dalam sebuah chatting itu
mengajak bekerja sama di emapt besar, terus kalo saya tidak mau, dia akan
segera memberi tau mereka.”
Tuturan kata pada variasi bahasa yang digunakan Najwa dan Januar
berbeda. Dari gaya bahasa, tingkat keformalan yang digunakan keduanya
sangat kontras. Karena pada dasarnya Najwa merupakan seorang yang
sudah terbiasa berbicara sebagai jurnalistik. Sedangkan Januar merupakan
pengamat pesepak bola di Madura FC yang tentu saja menghiraukan
keformalan dalam berbahasa.
3. Variasi dari Segi Keformalan
a. Variasi Formal
Contoh :
Data (Talk Show Mata Najwa detik 00:28)
Najwa :
“Selamat malam. Selamat datang di Mata Najwa.”
Data (Talk Show Mata Najwa detik 00:34)
Najwa :
“Cinta bangsa ini pada sepak bola amatlah dalam, tetapi kinerja
pengurus PSSI nyaris selalu buram.”
13. 13 | Prodi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UINSyarif Hidayatullah
Variasi bahasa dalam tuturan oleh Najwa kepata penonton pada data
tersebut merupakan kalimat formal yang digunakan dalam situasi yang
resmi. Seperti kata selamat yang berarti pemberian salam sesorang dan
kata hubung tetapi. Tuturan yang digunakan lugas baku, sopan dan
menggunkan kalimat yang lengkap.
b. Variasi Tidak Formal/Resmi
Contoh :
Data (Talk Show Mata Najwa detik 17:23)
Fakhri :
“Nah, saya tidak bisa membayangkan masa depan dua puluh tiga anak
timnas U-16 ketika menyaksikan pertandingan-pertandingan
suguhan-suguhan pertandingan di seperti yang jika kita lihat tadi.”
Tuturan yang dituturkan oleh Fakhri pada data (Talk Show Mata Najwa
detik 17:23) merupakan kalimat tidak resmi ditandai oleh kata nah.
Pengulangan kata seperti pertandingan-pertandingan suguhan-suguhan
juga dirasa kurang efektif, dan juga penggunaan kata di dan jika yang
dirasakurang tepat. Hal tersebut merupakan kesalahan berbahasa akibat
koreksi yang berlebihan pada bentuk yang sudah benar sehingga hasilnya
tidak tepat.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dan dianalisis, kemudian
hasil penelitian tersebut diimplikasikan terhadap pembelajaran bahasa
Indonesia di kampus untuk Semester 1. Berikut pembahasan dari hasil
yang ditemukan peneliti.
4. Implikasi Variasi Bahasa pada Acara Talk Show Mata Najwa
terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kampus
Varasi Bahasa yang digunakan dalam acara talk show Mata Najwa
periode November 2018 dapat digunakan sebagai bahan ajar di Kampus.
Kaitannya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di kampus dapat
diimplikasikan dengan Indikator 2 yaitu mampu memberikan presentasi
yang jelas, padat, dan berkualitas baik dalam bentuk tulisan maupun lisan
menggunakannnya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk
menyampaikan materi dengan bahasa yang baik dan benar. Variasi bahasa
dalam acara talk show Mata Najwa periode November 2018 juga dapat
diimplikasikan dengan materi memahami tata cara berbahasa untuk
kepentingan akademik.
14. 14 | Prodi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UINSyarif Hidayatullah
Talk Show Mata Najwa periode November 2018 sesuai, karena di
dalamnya mengandung keanekaragaman bahasa, baik bahasa daerah yang
disisipkan pada salah satu tuturan, bahasa resmi, dan bahasa tidak resmi.
Dengan mengamati variasi bahasa tersebut, para mahasiswa dapat
mempelajari penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
15. 15 | Prodi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UINSyarif Hidayatullah
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai variasi bahasa
dalam acara talk show Mata Najwa periode Maret 2016 dan implikasinya dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di kampus, dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Berdasarkan kajian variasi bahasa dalam acara talk show Mata Najwa
periode November 2018.
a. Variasi Segi Penutur
Variasi segi penutur yang meliputi variasi dialek dalam acara talk
show Mata Najwa periode November 2018 terdapat 2 data yang terdiri
atas data Januar dan Bambang. Masing-masing penutur memiliki
dialek tersendiri yaitu Januar dengan dialek Minang dan Bambang
dengan dialek Jawa.
b. Variasi Bahasa dari Segi Pemakaian
Dalam tayangan talk show Mata Najwa periode November 2018
terdapat data yang menunjukan gaya atau tingkat keformalan dan
sarana penggunaan terhadap pembawa acara, Najwa Shihab, dengan
narasumber, Januar, berbeda. Dikarenakan bidang jurnalistik yang
digeluti Najwa selaku pembawa acara talk show Mata Najwa,
membuat ia seakan mengerti dengan gaya Bahasa yang akan
dituturkannya. Sedangkan, Januar selaku Manajer Madura FC tidak
memperdulikan keformalan yang harus dituturkannya.
c. Variasi Bahasa Segi Keformalan
1) Variasi formal/resmi
Variasi formal atau resmi dalam acara talk show Mata
Najwa periode November 2018 menyimpulkan bahwa Najwa
mendominasi dalam gaya atau variasi formal.
2) Variasi tidak resmi/santai
Dalam acara talk show Mata Najwa periode November
2018 terdapat data yang terdiri atas data Fakhri. Sebagian besar
bintang tamu/narasumber sebagian besar menggunakan variasi
tidak resmi atau santai.
2. Kaitannya dengan materi pembelajaran di kampus
Variasi bahasa yang terdapat dalam acara talk show Mata Najwa
dapat dijadikan sebagai contoh penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar dan juga penggunaan bahasa Indonesia secara kontekstual.
Kaitannya dengan bahan ajar dapat dijadikan sebagai media pembelajaran
dalam pelajaran berbahasa untuk kepentingan akademik.
16. 16 | Prodi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UINSyarif Hidayatullah
SARAN
Saran yang dapat penulis kemukakan di antaranya bagi pengembang
kajian di bidang sosiolinguistik, khususnya pada kajian variasi yang berhubungan
dalam acara Talk Show dapat digunakan untuk referensi dibidang kebahasaan.
Bagi dosen bahasa dan sastra Indonesia hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai media pembelajaran. Dosen dapat memanfaatkan hasil penelitian tersebut
agar pembelajaran lebih bervariasi dan tidak monoton sehingga pembelajaran di
sekolah semakin menyenangkan. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat dalam
bidang kajian yang sama (kajian sosiolinguistik), hendaknya mengkaji aspek
kebahasaan dengan menggunakan subjek penelitian yang lain seperti pada tokoh
lain, situasi yang berbeda, dan juga sumber yang berbeda.
17. 17 | Prodi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UINSyarif Hidayatullah
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Aslinda dan Leni Syafyahya. 2010. Sosiolinguistik. Bandung: Refika Aditama.
Chaer, Abdul. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Suyanto, Edi. 2011. Membina, Memelihara, dan Menggunakan Bahasa Indonesia
secara Benar. Yogyakarta: Ardana Media
http://catatannyasulung.wordpress.com/2011/06/05/variasi-bahasa/
http://dianamayasarikanaso.blogspot.com/2013/05/variasi-bahasa-
penggunaanbahasa.html