SlideShare a Scribd company logo
1 of 66
CASE BASED DISCUSSION
Trauma Tumpul Dan Asfiksia
Kasus Otopsi Slawi, Tegal
Tanggal 5 Maret 2022
Pembimbing : dr. Dian Novitasari, Sp. FM
Disusun Oleh :
Elvita Apriska TD (30101700055)
Fikar Ramadhani (30101700065)
Nydia Nurmasari (30101700136)
Wahyu Puspo Argo (30101607754)
Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Forensik
Rumah Sakit Bhayangkara Semarang
Laporan Forensik Klinik
Atas permintaan tertulis dari Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Jawa
Tengah Resor Tegal melalui suratnya tanggal 5 Maret 2022 Nomor:
B/85/I/RES.1.6./2022/RESKRIM yang ditandatangani oleh Nanung Nugroho I., S.T.,
M.H. Pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi, NRP. 82040141 dan diterima tanggal 5 Maret
2022 jam 15.00 WIB, maka dengan ini saya, dr. Dian Novitasari, Sp.FM sebagai dokter
yang bekerja pada Rumah Sakit Bhayangkara Semarang menerangkan bahwa pada
tanggal 5 Maret 2022 jam 15.47 WIB di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soeselo, Slawi,
Kabupaten Tegal telah memeriksa jenazah, yang berdasarkan surat permintaan tersebut di
atas Bernama Narti Dwi Yanti, umur sekitar kurang dari 17 tahun, jenis kelamin
perempuan, pekerjaan sebagai pelajar atau mahasiswa, alamat Desa Karangsembung RT
02 RW 08, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Jenazah
ditemukan di parit sawah Desa Dukuhturi, Kabupaten Tegal pukul 06.00 WIB. Jenazah
diduga meninggal karena mati lemas
A. Fakta Yang Berkaitan Dengan
Identitas Jenazah
1. Identitas Umum Jenazah:
a. Jenis kelamin: perempuan.
b. Umur: kurang dari tujuh belas tahun.
c. Panjang badan: seratus empat puluh satu sentimeter.
d. Warna kulit: sawo matang.
e. Ciri rambut: lurus, warna hitam, ukuran rambut
terpanjang enam puluh tiga sentimeter, distribusi
merata.
2. Keadaan gizi: status gizi cukup.
Fakta Yang Berkaitan Dengan
Identitas Jenazah
2. Identitas Khusus Jenazah:
a. Tato: pada bagian telapak tangan kiri, tato warna merah bata
bertuliskan AJI SETIAWAN I <3 you :p
b. Jaringan parut: tidak ada.
c. Cacat fisik: tidak ada.
d. Tanda lahir: tidak ada.
e. Tahi lalat: terdapat tahi lalat. Pada bagian dada tepat tengah garis
tubuh dua puluh enam sentimeter dari puncak bahu, tahi lalat
warna coklat diameter nol koma lima sentimeter. Pada lengan atas
kiri sisi luar sepuluh sentimeter bawah bahu, tahi lalat warna
coklat, menonjol diameter nol koma tiga sentimeter.
Fakta Yang Berkaitan Dengan
Identitas Jenazah
f. Pakaian: tidak ada
g. Penutup Jenazah: sehelai seprai bahan katun, warna putih
hijau, tulisan RSUD DR. SOESILO SLAWI KAB. TEGAL R.
JATAYU. Panjang seratus Sembilan puluh sentimeter dan
lebar delapan puluh sentimeter.
h. Kantong Jenazah: tidak ada.
i. Benda disamping jenazah: lima buah tisu.
j. Lain - lain: terikat kain putih di kaki ukuran panjang seratus
delapan belas sentimeter dan lebar sepuluh sentimeter.
Terdapat ikat rambut berwarna merah berjumlah satu buah.
B. Fakta Yang Berkaitan Dengan
Waktu Terjadinya Kematian
1. Lebam mayat : terdapat pada punggung, paha kanan dan
kiri sisi belakang, leher dan dada, warna keunguan, hilang
dengan penekanan.
2. Kaku mayat: terdapat pada seluruh tubuh, mudah dilawan.
3. Pembusukan: tidak ada.
C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar
1.Permukaan Kulit Tubuh.
a. Kepala:
● Daerah berambut: tidak ada kelainan.
● Wajah: tampak sembab.
▪ Tampak memar memar pada hidung, mulut.
▪ Terdapat luka lecet lecet pada pipi kanan berupa garis, ukuran terpanjang satu
sentimeter, seluas area panjang sepuluh sentimeter dan lebar tujuh sentimeter.
▪ Terdapat luka lecet lecet pada pipi kiri berupa garis dan lengkung, ukuran
terpanjang satu koma lima sentimeter, seluas area panjang sepuluh sentimeter
dan lebar tujuh sentimeter.
▪ Pada dagu sisi kanan terdapat tiga buah luka lecet, luka lecet pertama dengan
ukuran panjang empat sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter, luka lecet
kedua dengan ukuran panjang tiga sentimeter dan lebar nol koma lima
sentimeter, luka lecet ketiga dengan ukuran panjang dua sentimeter dan lebar
satu sentimeter disertai jejas memar ungu kehijauan batas tidak tegas.
C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar
b. Leher: terdapat dua buah luka lecet pada leher samping kanan enam sentimeter dari garis
tengah tubuh dan delapan sentimeter dibawah liang telinga, dengan ukuran terbesar panjang
nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter,. Pada leher samping kanan
terdapat jejas memar warna merah keunguan batas tidak tegas dengan ukuran panjang tiga
sentimeter dan lebar tiga sentimeter. Pada leher samping kiri terdapat luka lecet, tujuh
sentimeter dari garis tengah tubuh dan sepuluh sentimeter dibawah liang telinga dengan
ukuran terbesar panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma tiga sentimeter. Pada
leher samping kiri terdapat jejas memar warna ungu kemerahan batas tidak tegas dengan
ukuran panjang lima sentimeter dan lebar lima sentimeter.
c. Bahu: pada bahu sisi kanan terdapat beberapa luka lecet sembilan sentimeter dari garis
tengah tubuh seluas area panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma lima
sentimeter.
d. Dada: pada dada sisi kiri terdapat jejas memar sembilan sentimeter dari garis tengah tubuh
dan lima sentimeter dari puncak bahu, warna ungu kebiruan dengan ukuran panjang lima
sentimeter dan lebar. Lingkara disekitar puting susu dan puting susu menggelap.
C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar
e. Punggung: tidak ada kelainan.
f. Pinggang: tidak ada kelainan.
g. Perut: pada perut sisi kiri terdapat tiga buah jejas memar, sepuluh
sentimeter dari garis tengah tubuh terdapat tiga buah, memar pertama
warna ungu batas tidak tegas ukuran panjang dua sentimeter dan lebar
satu sentimeter, memar kedua dengan panjang dua sentimeter dan lebar
dua sentimeter, memar ketiga dengan panjang dua sentimeter dan lebar
dua sentimeter.
h. Bokong: tidak ada kelainan.
i. Dubur: tidak ada kelainan.
● Lingkaran dubur : tidak ada kelainan.
● Liang dubur: tidak ada kelainan
C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar
j. Anggota gerak:
1) Anggota gerak atas
• Kanan : pada lipat siku kanan terdapat luka lecet ukuran terpanjang satu sentimeter. Pada lengan bawah kanan sisi belakang
terdapat luka lecet, sembilan sentimeter diatas pergelangan tangan dengan ukuran enam sentimeter dan didapatkan jejas
memar warna ungu ukuran panjang empat dan lebar tiga sentimeter. Pada jari tengah kanan terdapat luka lecet ukuran
terbesar panjang nol koma lima sentimeter lebar nol koma lima sentimeter.
• Kiri: pada lengan kiri sisi belakang terdapat luka lecet, sembilan sentimeter dari puncak bahu dengan ukuran terbesar
panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter. Pada lipat siku kiri terdapat jejas memar warna ungu
batas tidak tegas dengan ukuran panjang dua sentimeter dan lebar satu sentimeter. Pada pergelangan tangan kiri terdapat
luka lecet ukuran panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter. Pada jari manis kiri terdapat dua
buah luka lecet dengan ukuran masing – masing, panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter.
Pada ujung jari tengah kiri terdapat luka terbuka tepi tidak rata diameter satu sentimeter dasar otot. Pada jari kelingking kiri
sisi belakang terdapat luka terbuka tepi tidak rata ukuran panjang tiga sentimeter dan lebar satu sentimeter dengan dasar
otot.
2) Anggota gerak bawah
• Kanan : pada lipat paha kanan terdapat jejas memar sepuluh sentimeter dari garis tengah tubuh warna merah keunguan
batas tidak tegas dengan ukuran panjang dua sentimeter dan lebar satu sentimeter. Pada paha kanan sisi depan terdapat dua
buah luka memar, delapan sentimeter dibawah lipat paha dengan ukuran masing – masing diameter nol koma lima
sentimeter.
• Kiri : pada punggung kaki kiri terdapat luka lecet dengan ukuran panjang satu sentimeter dan lebar nol koma tiga
sentimeter.
C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar
2.Bagian Tubuh Tertentu.
a. Mata: kanan dan kiri tertutup.
• Alis mata ; warna hitam sedang dengan bulu terpanjang nol koma lima
sentimeter.
• Bulu mata: warna hitam lurus panjang satu sentimeter.
• Kelopak mata: selaput kelopak mata: tidak ada kelainan.
• Selaput bening mata: warna mulai keruh.
• Selaput biji mata:
▪ Kanan : tampak pelebaran pembuluh darah.
▪ Kiri : tampak pelebaran pembuluh darah dan bercak perdarahan.
• Selaput kelopak mata: terdapat pelebaran pembuluh darah.
• Teleng mata : bulat – bulat.
• Manik mata: bentuk bundar, dengan diameter kanan dan kiri lima
milimeter.
• Pelangi mata: warna coklat.
C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar
b. Hidung:
● Bentuk hidung: tidak ada kelainan
● Permukaan kulit hidung: terdapat luka lecet berupa garis ukuran terpanjang satu
sentimeter seluas area panjang lima sentimeter dan lebar empat sentimeter.
● Lubang hidung: terdapat darah yang keluar, warna merah kecoklatan
c. Telinga:
● Bentuk telinga: oval.
● Permukaan kulit telinga: tidak ada kelainan.
● Lubang telinga : tidak ada kelainan.
d. Mulut : keluar cairan berupa darah.
● Bibir: tampak biru kehitaman. Terdapat dua luka terbuka. Luka pertama berupa luka
terbuka pada bagian selaput lender bibir bawah sebelah kiri, dengan panjang dua koma
lima sentimeter, lebar nol koma lima sentimeter, tepi tidak rata. Luka kedua berupa luka
terbuka pada selaput lendir bibir bawah sebelah kanan, panjang tiga sentimeter, lebar nol
koma lima sentimeter, tepi tidak rata.
C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar
▪ Atas: pada bibir kiri sisi luar terdapat jejas memar warna ungu dengan ukuran
panjang dua sentimeter dan lebar satu sentimeter disertai pembengkakan.
▪ Bawah: pada bibir kiri sisi luar terdapat jejas memar warna ungu dengan ukuran
panjang dua sentimeter dan lebar satu sentimeter.
● Selaput lendir mulut
▪ Atas: Pada sisi kanan terdapat jejas memar warna ungu kehitaman dengan ukuran
panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter.
▪ Bawah: tidak ada kelainan.
● Lidah: tidak terjulur dan tidak tergigit.
● Gigi-geligi:
▪ Rahang atas: jumlah sulit dinilai karena rahang sulit dibuka.
▪ Rahang bawah: gigi kiri ketiga tampak goyang dan terdapat resapan darah dengan
ukuran panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter.
● Langit - langit mulut: tidak ada kelainan.
● Rongga mulut: mulut terbuka delapan milimeter.
C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar
3.Tulang-Tulang.
a. Tulang tengkorak: tidak ada kelainan.
b. Tulang belakang: tidak ada kelainan.
c. Tulang-tulang dada: tidak ada kelainan.
d. Tulang-tulang punggung: tidak ada kelainan.
e. Tulang-tulang panggul: tidak ada kelainan.
f. Tulang anggota gerak: tidak ada kelainan.
C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar
3.Kelainan-Kelainan pada Organ Seksual
a. Bibir besar: tidak ada kelainan.
b. Bibir kecil: tidak ada kelainan.
c. Kelentit: tidak ada kelainan.
d. Selaput darah: terdapat sebuah memar pada arah jam dua belas,
warna keunguan, Terdapat robekan baru selaput dara pada arah
jam lima, tujuh, dan delapan,robekan tidak sampai dasar, warna
kemerahan.
e. Dinding liang senggama: terdapat cairan bewarna keruh.
f. Rambut kemaluan: tidak ada.
D. Fakta Dari Pemeriksaan
Tubuh Bagian Dalam
1. Rongga Kepala:
a. Tulang tengkorak: tidak ada kelainan.
b. Selaput otak: tidak ada kelainan.
c. Otak besar: warna merah kecoklatan, perabaan lunak, bagian putih
dan abu bisa dibedakan, terdapat pelebaran pembuluh darah, berat
seribu tiga ratus lima puluh gram, panjang dua puluh tiga
sentimeter, lebar tujuh belas sentimeter, tinggi lima sentimeter.
d. Otak kecil: warna merah kecoklatan, perabaan lunak, terdapat
pelebaran pembuluh darah disertai bintik perdarahan.
e. Batang otak: terdapat pelebaran pembuluh darah.
f. Dasar tengkorak: tidak ada kelainan
D. Fakta Dari Pemeriksaan
Tubuh Bagian Dalam
2. Leher Bagian Dalam:
a. Kulit: tidak ada kelainan.
b. Lidah: tidak ada kelainan.
c. Saluran kerongkongan: terdapat lendir warna keabuan dan lumpur,
terdapat dua resapan darah pada kerongkongan belakang, resapan
pertama panjang satu sentimeter lebar satu sentimeter, resapan darah
kedua panjang satu sentimeter lebar nol koma lima sentimeter.
d. Selaput lendir kerongkongan: tidak ada kelainan.
e. Saluran tenggorokan: tulang rawan tenggorok kanan terdapat resapan
darah, diameter nol koma lima sentimeter.
f. Selaput lendir tenggorokan: tidak ada kelainan.
g. Pembuluh darah besar di leher : tidak ada kelainan
D. Fakta Dari Pemeriksaan
Tubuh Bagian Dalam
3. Rongga Dada:
a. Kulit bagian dalam : tidak ada kelainan.
b. Dinding rongga dada: tidak ada kelainan.
c. Rongga dada : tidak ada kelainan.
d. Jantung:
● Permukaan jantung : perabaan kenyal, besar satu kepal tangan, terletak dua jari di sebelah
paru, terdapat cairan encer berwarna cokelat, volume cairan tiga mililiter, berat dua ratus
tiga puluh enam gram, warna merah keunguan, panjang tiga belas koma lima sentimeter,
lebar sepuluh koma lima sentimeter, tinggi lima sentimeter.
● Jantung kanan: katup antara serambi dan bilik kanan terdiri dari tiga katup, ukuran lingkar
katup serambi bilik kanan lima sentimeter, tebal otot jantung kanan bilik kanan nol koma
lima sentimeter. Pembuluh nadi paru terdiri dari tiga katup, ukuran lingkar katup pembuluh
nadi paru lima sentimeter.
● Jantung kiri : katup antara serambi dan bilik kiri terdiri dari dua katup, ukuran lingkar
katup serambi bilik kiri tujuh sentimeter, tebal otot jantung kiri satu koma lima sentimeter.
Katup pembuluh nadi utama terdiri dari tiga katup, ukuran lingkar katup tujuh sentimeter.
D. Fakta Dari Pemeriksaan
Tubuh Bagian Dalam
e. Paru-paru:
● Selaput pembungkus paru: tampak warna coklat.
● Kanan: paru kanan tampak warna ungu kemerahan, terdiri dari tiga baga, pada
perabaan spons, penampang warna merah keunguan, panjang dua puluh
sentimeter, lebar tujuh belas sentimeter, tinggi enam sentimeter, berat tiga
ratus lima puluh gram, pada pemijatan keluar cairan encer warna coklat
kehitaman
● Kiri: paru kiri tampak warna ungu kecoklatan, terdiri dari dua baga, perabaan
spons, penampang warna ungu kecoklatan, panjang delapan belas sentimeter,
lebar empat belas koma lima sentimeter, tinggi lima sentimeter, berat tiga ratus
dua puluh tiga gram, pada pemijatan keluar cairan encer warna coklat
kehitaman.
D. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Dalam
4. Rongga Perut:
a. Dinding perut bagian dalam: tidak ada kelainan.
b. Usus halus: tidak ada kelainan, tirai usus tampak menutupi sebagian besar usus.
c. Usus besar : tidak ada kelainan.
d. Hati: permukaan licin, terdiri dari dua baga, penampang warna cokelat kemerahan,
perabaan kenyal, berat seribu delapan ratus dua puluh gram, panjang dua puluh tujuh
sentimeter, lebar dua puluh satu sentimeter, tinggi delapan sentimeter, tepi lancip,
pada pengirisan warna ungu kemerahaan, gambaran kelenjar jelas.
e. Limpa: permukaan licin, perabaan kenyal, berat dua ratus sembilan gram, panjang
empat belas sentimeter, lebar sepuluh sentimeter, tinggi dua sentimeter, pada
pengirisan penampang warna ungu kehitaman kehitaman, terdapat pengikisan,
jaringan keriput
f. Lambung: warna kelabu, permukaan licin, perabaan lembek, berat seratus sembilan
puluh sembilan gram, panjang dua upuh dua sentimer, lebar sembilan sentimeter,
berisi makanan setengah tercerna warna kelabu.
D. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Dalam
g. Kantung empedu: berisi cairan encer warna cokelat kekuningan, tidak ada sumbatan.
h. Ginjal:
∙ Kanan: permukaan licin, simpai lemak cukup tebal, simpai ginjal mudah dilepas,
warna keunguan, tidak ada perdarahan, perabaan kenyal, berat tiga ratus lima puluh
delapan gram, panjang dua belas sentimeter, lebar sepuluh sentimeter, tinggi tiga
sentimeter, penampang ungu kecoklatan, pada pengirisan tidak terdapat kelainan,
piala ginjal tidak ada, gambaran ginjal jelas.
∙ Kiri: permukaan licin, simpai lemak cukup tebal, simpai ginjal mudah dilepas, warna
kecoklatan, tidak ada perdarahan, perabaan kenyal, berat empat ratus dua puluh
sembilan gram, panjang dua belas sentimeter, lebar sepuluh sentimeter, tinggi tiga
sentimeter pada pengirisan tidak terdapat kelainan, piala ginjal kosong, gambaran
gambaran ginjal jelas.
i. Kelenjar liur perut: bewarna cokelat keunguan, perabaan kenyal, panjang delapan belas
sentimeter, lebar lima sentimeter, tinggi satu sentimeter, penampang cokelat keunguan,
gambaran kelenjar masih jelas.
D. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Dalam
4. Rongga Panggul:
a. Kandung kemih: kosong, tidak ada kelainan.
b. Rahim: ukuran panjang dua puluh dua sentimeter, lebar tujuh belas
sentimeter, tinggi tujuh sentimeter, perabaan kenyal. Terdapat janin,
jumlah satu, letak bawah kepala, punggung kiri, berat delapan ratus dua
puluh gram, panjang badan tiga puluh satu sentimeter, panjang kepala
sampai tungging dua puluh dua sentimeter, lingkar kepala dua puluh
empat sentimeter, lingkar dada dua puluh sentimeter,lingkar perut
delapan belas sentimeter, jenis kelamin perempuan, terdapat ovarium
dan rahim janin, air ketuban bewarna kelabu jernih, terdapat satu
plasenta melekat pada dinding Rahim.
E. Pemeriksaan Penunjang
a. Telah dingambil sebagian sampel pada tubuh jenazah untuk pemeriksaan patologi anatomi, pada organ:
● Otak besar
● Otak kecil
● Batang Otak
● Resapan darah otot leher
● Paru kanan
● Paru kiri
● Jantung
● Lambung
● Ginjal kiri
● Ginjal kanan
● Hati
● Limpa
● Pankreas
b. Telah diambil sampel swab vagina luar dan dalam untuk pemeriksaan sperma
c. Telah diambil sampel swab selaput lendir mulut untuk pemeriksaan sperma
d. Telah diambil sampel tulang selangka kanan untuk pemeruksaan diatom
e. Telah diambil sampel tulang selangka kiri untuk pemeriksaan DNA
f. Telah diambil sampel tulang dada janin untuk pemeriksaann DNA
g. Telah diambil sampel getah paru untuk tes diatom
KESIMPULAN
Berdasarkan fakta fakta yang didapatkan saya simpulkan bahwa
telah diperiksa jenazah seorang perempuan, Panjang seratus empat
puluh satu sentimeter, umur kurang lebih lima belas sampai dua
puluh tahun, warna kulit sawo matang,hamil kurang lebih enam
bulan. Pada pemeriksaan didapatkan luka akibat kekerasan tumpul
berupa luka memar pada wajah, leher, dada, perut, dan anggota
gerak. Luka lecet pada pada wajah, leher, dada, dan anggota gerak.
Luka robek pada jari-jari tangan kanan. Didapatkan tanda mati
lemas, tanda persentuhan dengan air. Sebab kematian adalah cekik
pada leher yang mengakibatkan mati lemas.
PENUTUP
Demikianlah keterangan tertulis ini saya buat dengan sesungguhnya,
dengan mengingat sumpah sewaktu menerima jabatan sebagai dokter.
Semarang, 6 Maret 2022
Dokter yang memeriksa,
dr. Dian Novitasari, Sp, FM
TINJAUAN
PUSTAKA
TRAUMATOLOGI
Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos.
Logos berarti ilmu.
Trauma berarti kekerasan atas jaringan
tubuh yang masih hidup (living tissue)
Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari semua aspek yang
berkaitan dengan kekerasan terhadap jaringan tubuh manusia
yang masih hidup.
TRAUMA
MEDIS Hilangnya diskontinuitas dari jaringan.
MEDIKOLEGAL
Pengetahuan tentang alat atau benda
yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan seseorang
Kekerasan yang mengenai tubuh dapat menimbulkan
efek, baik terhadap fisik maupun psikis.
Efek terhadap fisik, berupa luka atau kerusakan jaringan.
Selain itu, kekerasan bisa menjadi precipitating factor
terjadinya kelainan psikis yang spektrumnya luas walau
tidak menimbulkan kerusakan otak
Jenis Penyebab Kekerasan
Benda
Mekanik
• Benda Tajam
• Benda Tumpul
• Benda Mudah
Pecah
Benda Fisik
• Benda Bersuhu
Tinggi
• Benda Bersuhu
Rendah
• Sengatan Listrik
• Petir
• Tekanan
(barotrauma)
Kombinasi
benda
mekanik
dan fisik
• Luka Tembakan
Senjata Api
Kimia
Korosif
• Golongan Asam
• Golongan Basa
Trauma tumpul merupakan salah satu trauma mekanik
yang dapat menyebabkan kerusakan organ.
Trauma tumpul dapat menyebabkan berbagai macam jenis
luka. Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka
dengan sifat luka seperti ini adalah benda yang memiliki
permukaan tumpul.
Definisi benda tumpul:
• Tidak bermata tajam
• Konsistensi keras/ kenyal
• Permukaan halus / kasar
Benda tumpul yang sering
mengakibatkan luka: batu, besi,
sepatu, tinju, lantai, dsb.
Cedera
Akselerasi
(Kompresi)
Cedera
Deselerasi
(Perlambatan)
Mekanisme trauma tumpul
diklasifikasikan menjadi dua
mekanisme utama:
Cedera Akselerasi (Kompresi)
Suatu kondisi trauma tumpul langsung ke area abdomen atau
bagian pinggang yang memberikan menifestasi kerusakan
vascular dengan respons terbentuknya formasi hematom di
dalam viseria. Cedera kompresi yang kuat mengakibatkan
peningkatan tekanan transien intraluminal yang memberikan
respon adanya rupture organ dalam abdomen. Peningkatan
tekanan transien intraabdomen adalah mekanisme umum
trauma tumpul yang mencederai usus kecil.
Cedera Deselerasi (Perlambatan)
Suatu kondisi di mana suatu peregangan yang berlebihan
memberikan manifestasi terhadap cedera intraabdomen.
Kekuatan peregangan secara longitudinal memberikan
manifestasi rupture (robek) pada struktur di persimpangan
antara segmen intraabdomen. Cedera deselerasi yang paling
sering adalah cedera hepar sepanjang ligamentum teres dan
cedera lapisan intima arteri ginjal.
Jenis Luka Akibat Trauma Tumpul
Memar
(kontusi)
Luka Lecet
(abrasi)
Luka
Terbuka/Robek
(laserasi)
Memar
(kontusi)
Salah satu bentuk luka yang
ditandai oleh kerusakan jaringan
tanpa disertai diskontinuitas
permukaan kulit. Kerusakan tersebut
disebabkan oleh pecahnya kapiler
dan vena sehingga darah keluar dan
meresap ke jaringan di sekitarnya.
Memar Berdasarkan Waktu
Perubahan warna tersebut berlangsung mulai dari tepi dan waktunya dapat
bervariasi tergantung derajat dan berbagai faktor yang mempengaruhinya
Luka Memar vs Lebam Mayat
Luka Memar Lebam Mayat
Lokasi Bisa dimana saja Pada bagian terendah
Pembengkakan Positif Negative
Bila ditekan Warna tetap Memucat/hilang
Mikroskopik Reaksi jaringan (+) Reaksi jaringan (-)
Luka Lecet
(abrasi)
Luka yang disebabkan rusaknya atau
lepasnya lapisan luar dari kulit, dengan ciri-
ciri:
1) Bentuk luka tidak teratur
2) Tepi luka tidak rata
3) Kadang-kadang ditemukan sedikit
perdarahan
4) Permukaan tertutup oleh krusta
5) Warna coklat kemerahan
6) Pemeriksaan mikroskopis terlihat
beberapa bagian yang tertutup epitel dan
reaksi jaringan.
Luka lecet dapat terjadi superfisial jika epidermis yang
terkena, lebih dalam ke lapisan bawah kulit (dermis)
atau sampai ke jaringan lunak bawah kulit, pembuluh
darah dapat terkena sehingga terjadi perdarahan.
Arah dari pengelupasan ditentukan dengan pemeriksaan
luka. Dua tanda yang digunakan, tanda pertama adalah
arah epidermis bergulung, tanda kedua adalah
hubungan kedalaman luka yang menandakan
ketidakteraturan benda yang mengenainya
Umur Luka Lecet
∙ Hari ke 1 – 3 : berwarna coklat kemerahan karena
eksudasi darah dan cairan limfe.
∙ Hari ke 4 – 6 : bertambah suram dan lebih gelap.
∙ Hari ke 7 – 14 : mulai terjadi pembentukan epidermis
baru.
∙ Dalam beberapa minggu akan timbul penyembuhan
lengkap.
LECET
ANTEMORTEM vs POSTMORTEM
Ante Mortem Post Mortem
• Perubahan warna menjadi
coklat kemerahan
• Terdapat keropeng
• Sembarang tempat
• Perubahan warna Kekuningan
• Tidak terdapat keropeng
• Pada daerah yang ada
penonjolan tulang.
Diakibatkan benda runcing,
misal kuku jari yang
menggeser lapisan permukaan
kulit (epidermis) dan
menyebabkan lapisan tersebut
terangkat sehingga dapat
menunjukkan arah kekerasan
yang terjadi.
KLASIFIKASI
LUKA LECET
Luka Lecet
Gores
Variasi dari luka lecet gores
yang daerah persentuhannya
dengan permukaan kulit
lebih lebar. Arah kekerasan
ditentukan dengan melihat
letak tumpukan epitel.
KLASIFIKASI
LUKA LECET
Luka Lecet
Serut
Disebabkan penjejakan benda tumpul
terhadap kulit. Kulit adalah jaringan
yang lentur, maka bentuk luka belum
tentu sama dengan permukaan benda,
tetapi masih mungkin mengidentifikasi
benda penyebab yang mempunyai
bentuk khas, misal kisi-kisi radiator
mobil, jejas gigitan, dsb. Gambaran
yang ditemukan adalah daerah kulit
yang kaku dengan warna lebih gelap
dari sekitarnya.
KLASIFIKASI
LUKA LECET
Luka Lecet
Tekan
Disebabkan tekanan linier kulit
disertai gerakan bergeser,
misalnya kasus gantung atau
jerat. Luka lecet geser yang
terjadi semasa hidup sulit
dibedakan dari luka lecet geser
yang terjadi segera pasca mati.
KLASIFIKASI
LUKA LECET
Luka Lecet
Geser
Luka Terbuka/
Robek (laserasi)
Luka yang disebabkan karena persentuhan dengan
benda tumpul dengan kekuatan yang mampu merobek
seluruh lapisan kulit dan jaringan di bawahnya. Ciri-
cirinya, antara lain:
∙ Garis batas luka tidak teratur dan tepi luka tak rata
∙ Tepi luka tidak rata
∙ Bila kedua tepi luka ditautkan tidak rapat (karena
sebagaian jaringan ada yang hancur)
∙ Tebing luka tak rata serta terdapat jembatan
jaringan
∙ Di sekitar garis batas luka di temukan memar
∙ Lokasi luka lebih mudah terjadi pada daerah yang
dekat dengan tulang (misalnya daerah kepala, muka
atau ekstremitas).
Pola Trauma
Beberapa pola trauma akibat kekerasan tumpul yang dikenali mengarah
pada kepentingan medikolegal.
1. Luka terbuka tepi tidak rata pada kulit akibat terkena kaca spion pada
saat kecelakaan. Ketika benturan, kaca spion menjadi fragmen kecil.
Luka berupa abrasi, kontusio, dan laserasi yang berbentuk segiempat
atau sudut.
2. Pejalan kaki ditabrak kendaraan bermotor biasanya terjadi fraktur
tulang panjang kaki, disebut bumper fractures. Hampir seluruh
kendaraan nose dive ketika mengerem, pengukuran ketinggian
bemper dan tinggi fraktur dari telapak kaki mengindikasikan usaha
pengendara untuk mengerem saat kecelakaan.
Pola Trauma
3. Penderita serangan jantung yang terjatuh diketahui dengan
adanya pola luka pada dan di bawah area hat band, biasanya
pada satu sisi wajah. Pola mengindikasikan jatuh sebagai
penyebab, bukan dipukul.
4. Pukulan daerah mulut lebih terlihat dari dalam. Pukulan
kepalan tangan, luka tumpul dapat tidak begitu terlihat dari
luar, namun menimbulkan edem jaringan bagian dalam, di
depan gigi geligi. Frenum pada bibir atas kadang rusak,
terutama korban bayi yang mendapat pukulan pada kepala
Tanda-Tanda Trauma Tumpul pada Organ
Dalam (Jantung dan Paru)
Perdarahan
Hebat
Pneumothoraks
Emfisema
Kulit
Aspek
Medis
Aspek
Yuridis
AKIBAT
TRAUMA
Aspek
Medis
Aspek Medis
Kelainan Fisik
/ Organic
Bentuk kelainan fisik:
∙ Hilangnya
jaringan/bagian
tubuh
∙ Hilangnya
sebagaian/seluruh
organ tertentu.
Gangguan
Fungsi Organ
Tertentu
Gangguan fungsi
tergantung organ/
bagian tubuh yang
terkena trauma.
Contoh: lumpuh,
buta, tuli atau
terganggunya fungsi
organ dalam
Infeksi
Kulit atau membran
mukosa merupakan barier
infeksi. Bila rusak, kuman
akan masuk. Kuman
masuk melalui memar
atau irritasi benda yang
terkontaminasi. Jenis
kuman: streptococcus,
staphylococcus, E.coli,
proteus vulgaris,
clostridium tetani, dsb.
Aspek Medis
Penyakit
Trauma dianggap faktor
resiko penyakit jantung
walaupun hubungan
kausalnya sulit diterangkan
dan dalam kontroversi.
Kelainan Psikis
Trauma meskipun tidak
menimbulkan kerusakan otak,
namun menjadi faktor resiko
kelainan mental, yaitu:
compensational neurosis,
anxiety neurosis,
schizophrenia, manic
depressive atau psikosis.
Aspek Yuridis
Luka merupakan kerusakan jaringan (baik disertai/tidak disertai diskontuinitas
permukaan kulit) akibat trauma. Berdasarkan sudut hukum, luka merupakan
kelainan yang disebabkan oleh tindak pidana, baik bersifat intensional (sengaja),
reckless (ceroboh) atau negligence (kurang hati–hati). Berat-ringannya hukuman
ditentukan berat ringannya luka. Kebijakan hukum pidana dalam penentuan
berat ringannya luka didasarkan pengaruhnya terhadap:
∙ Kesehatan jasmani
∙ Kesehatan rohani
∙ Kelangsungan hidup janin di dalam kandungan
∙ Estetika jasmani
∙ Pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata pencarian
∙ Fungsi alat indera.
DERAJAT LUKA
Luka
Ringan
Luka
Sedang
Luka
Berat
Luka yang tidak
menimbulkan penyakit
atau halangan dalam
menjalankan pekerjaan
jabatan atau pekerjaan
mata pencahariannya
Luka
Ringan
Luka
Sedang
Luka yang dapat
menimbulkan penyakit
atau halangan dalam
menjalankan pekerjaan
jabatan atau pekerjaan
mata pencaharian
untuk sementara waktu
Luka berat adalah luka yang sebagaimana diuraikan di dalam pasal 90 KUHP,
yang terdiri atas :
1. Luka atau penyakit yang tidak dapat diharapkan akan sembuh dengan
sempurna lebih ditujukan pada fungsinya
2. Luka yang dapat mendatangkan bahaya maut
3. Luka yang menimbulkan rintangan tetap dalam menjalankan pekerjaan
jabatan atau mata pencariaanya
4. Kehilangan salah satu dari panca indera
5. Cacat besar atau kudung.
6. Lumpuh.
7. Gangguan daya pikir lebih dari 4 minggu lamanya
8. Keguguran atau kematian janin seorang perempuan
Luka Berat
Asfiksia
Dalam bahasa Indonesia, asfiksia sering disebut dengan istilah
“mati lemas”. Secara umum, asfiksia adalah kehilangan kesadaran
karena kekurangan oksigen atau terlalu banyak karbon dioksida dalam
darah. Sedangkan dalam ilmu kedokteran forensik, asfiksia berarti
suatu kondisi yang disebabkan oleh gangguan pengambilan oksigen
dan/atau penggunaan oksigen.
Menurut Para Ahli
Abdul Mun‟im
Idries
Asfiksia adalah kumpulan
dari pelbagai keadaan
dimana terjadi gangguan
dalam pertukaran udara
pernapasan yang normal.
Gangguan tersebut dapat
disebabkan karena adanya
obstruksi pada saluran
pernafasan dan gangguan
yang diakibatkan karena
terhentinya sirkulasi
Sofwan
Dahlan
Asfiksia merupakan istilah
yang sering digunakan
untuk menyatakan
berhentinya respirasi yang
efektif (cessation of
effective respiration) atau
ketiadaan kembang kempis
(absence of pulsation).
Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran
Univeritas Indonesia
Keadaan yang ditandai
dengan terjadinya gangguan
pertukaran udara pernapasan,
mengakibatkan oksigen darah
berkurang (hipoksia) disertai
dengan peningkatan karbon
dioksida (hiperkapnea).
Dengan demikian, organ
tubuh mengalami kekurangan
oksigen (hipoksia hipoksik)
dan terjadi kematian.
Alamiah
Penyakit yang menyumbat saluran
pernapasan seperti laryngitis,
difteri, atay menimbulkan
gangguan pergerakan paru seperti
fibrosis paru.
Mekanik
● Penutupan lubang saluran
pernapasan bagian atas:
pembekapan (smothering),
penyumbatan (gagging den
choking).
● Penekanan dinding saluran
pernapasan: penjeratan
(strangulation), pencekikan
(manual strangulation, throttling),
gantung (hanging).
● Penekanan dinding dada dari luar
(asfiksia traumatik).
● Saluran pernapasan terisi air
(tenggelam/drowning).
Kimia
Macam Asfiksia
Asfiksia mekanik adalah mati lemas
yang terjadi apabila udara pernapasan
terhalang memasuki saluran pernapasan
oleh berbagai kekerasan misalnya :
Asfiksia kimia biasanya melibatkan
reaksi antara bahan kimia dan tubuh,
sehingga mengakibatkan gangguan
penyerapan oksigen, transfor, dan/atau
penggunaan oksigen. Penumpukan dan
kegagalan untuk mengeliminasi
produk beracun dari dalam tubuh juga
sering terjadi dan menyebabkan
kerusakan. Agen kimia dapat
menyebabkan kerusakan lokal pada
paru-paru sehingga menghambat difusi
oksigen atau bisa berakibat sistemik
untuk memengaruhi pengangkatan
oksigen, penyerapan oksigen oleh sel
atau penggunaan oksigen.
Penjeratan
(Strangulation)
Penjeratan adalah penekanan benda
asing berupa tali, ikat pinggang,
rantai, stagen, kawat, kabel, kaos kaki,
dan sebagainya, yang melingkari atau
mengikat leher yang makin lama
makin kuat, sehingga saluran
pernapasan tertutup. Penjeratan ini
berbeda dengan gantung diri yang
biasanya merupakan bunuh diri
(suicide), maka penjeratan biasanya
adalah pembunuhan.
Gantung (Hanging)
Yang disebut sebagai peristiwa
gantung (hanging) adalah peristiwa
dimana seluruh atau sebagian dari
berat tubuh seseorang ditahan
dibagian lehernya oleh sesuatu
benda dengan permukaan yang
relatif sempit dan panjang,
sehingga daerah tersebut
mengalami tekanan.
Pencekikan (Manual
Strangulation)
Pencekikan adalah
penekanan leher dengan
tangan yang
menyebabkan dinding
saluran napas bagian atas
tertekan dan terjadi
penyempitan saluran
napas, sehingga udara
pernapasan tidak dapat
lewat.
Jenis Kejadian Asfiksia
Sufokasi
Peristiwa sufokasi adalah peristiwa
kurangnya napas atau kegagalan
oksigen untuk mencapai darah yang
terjadi akibat kurangnya kadar oksigen
di lingkungan sekitar atau terhalangnya
saluran napas eksternal. Sehingga
dalam peristiwa ini, kematian dapat
terjadi dalam beberapa jam tergantung
dari luasnya ruangan serta kebutuhan
oksigen bagi orang yang berada di
dalamnya.
Pembekapan
(Smothering)
Pembekapan merupakan bentuk
asfiksia yang disebabkan oleh
penutupan lubang hidung dan
mulut, sehingga menghambat
masuknya udara ke paru-paru.
Penutupan dapat dilakukan dengan
menggunakan tangan atau sesuatu
benda yang lunak (contoh: bantal).
Peristiwa pembekapan ini dapat
terjadi karena pembunuhan,
kecelakaan, atau bunuh diri.
Penyumpalan
(Chocking/gagging)
Pada keadaan ini, terjadi sumbatan
jalan napas oleh benda asing, yang
mengakibatkan hambatan udara
untuk masuk ke paru-paru. Pada
gagging, sumbatan terdapat dalam
orofaring, sedangkan pada choking,
sumbatan terdapat lebih dalam pada
laringofaring.
Jenis Kejadian Asfiksia
Tenggelam (Drowning)
Tenggelam tidak hanya terbatas di dalam air seperti laut,
sungai, danau atau kolam renang, tetapi mungkin pula
dapat terbenam didalam wastafel, ember berisi air, bahkan
dapat pula di kubangan atau selokan. Artinya, pada
peristiwa tenggelam (drowning) seluruh tubuh tidak harus
tenggelam di dalam air, asalkan lubang hidung dan mulut
berada di bawah permukaan air, maka hal tersebut sudah
cukup memenuhi kriteria sebagai peristiwa tenggelam.
Perlu diingat bahwa pada mayat yang ditemukan
terbenam dalam air, mungkin saja korban sudah
meninggal sebelum masuk kedalam air.
Crush Asphyxia
Hal ini disebabkan karena dada dan perut
mendapat tekanan secara bersamaan oleh suatu
kekuatan, akibatnya gerakan pernapasan tidak
mungkin terjadi, sehingga tubuh mengalami
asfiksia. Contohnya: diakibatkan pohon yang
tumbang, tebing yang runtuh, berdesak-
desakan keluar dari pintu yang sempit, dan
lain sebagainya.
Jenis Kejadian Asfiksia
Fase-Fase Asfiksia
1
• Fase Dyspneu
• Terjadi penurunan kadar oksigen dalam sel darah merah dan penimbunan CO2 dalam plasma 🡪
merangsang pusat pernapasan di medulla oblongata.
2
• Fase Konvulsi
• Kadar CO2 yang naik 🡪 rangsangan terhadap susunan saraf pusat 🡪 konvulsi (kejang) 🡪 spasme
opistotonik.
• Pupil mengalami dilatasi, denyut jantung menurun, tekanan darah juga menurun.
3
• Fase Apneu
• Depresi pusat pernapasan yang lebih hebat 🡪 Pernapasan melemah dan dapat berhenti 🡪
kesadara menurun, dan akibat dari relaksasi sfingter dapat terjadi pengeluaran cairan sperma,
urine dan tinja.
4
•Fase Akhir
• Paralisis pusat pernapasan yang lengkap. Pernapasan berhenti setelah kontraksi otomatis otot
pernapasan kecil pada leher.
•Masa dari saat asfiksia timbul sampai terjadinya kematian sangat bervariasi. Umumnya berkisar antara 4-5
menit
Tanda Umum Jenazah Asfiksia
Sianosis
Kurangnya oksigen akan
menyebabkan darah
menjadi lebih encer dan
gelap. Warna kulit dan
mukosa terlihat lebih
gelap, demikian juga
lebam mayat. Sianosis
bukan merupakan tanda
yang khas pada asfiksia.
Kongesti
Venaa
Kongesti vena yang terjadi di
paru-paru bukan merupakan
tanda yang khas. Kongesti
yang khas yaitu kongesti
sistemik yang terjadi di kulit
dan organ selain paru-paru.
Sebagai akibat dari kongesti
vena ini akan terlihat adanya
bintik-bintik perdarahan
(Tardieu Spot).
Edema
Kekurangan oksigen yang
berlangsung lama akan
mengakibatkan kerusakan pada
pembuluh darah kapiler,
sehingga permeabilitas
meningkat. Keadaan ini akan
menyebabkan timbulnya
edema, terutama edema paru-
paru.
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics
& images by Freepik
Thank You

More Related Content

What's hot

Tatalaksana Gawat Nafas Pada Neonatus
Tatalaksana Gawat Nafas Pada NeonatusTatalaksana Gawat Nafas Pada Neonatus
Tatalaksana Gawat Nafas Pada NeonatusDokter Tekno
 
Askep antenatal normal, adaptasi d tugas perkembangan keluarga
Askep antenatal normal, adaptasi d tugas perkembangan keluargaAskep antenatal normal, adaptasi d tugas perkembangan keluarga
Askep antenatal normal, adaptasi d tugas perkembangan keluargaSarjan unissula
 
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalPresentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalAris Rahmanda
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalDokter Tekno
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSyscha Lumempouw
 
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAANPEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAANDokter Tekno
 
Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)adefelia_91
 
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPatriciaGitaNaully
 
Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabilfikri asyura
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 
Morning Report Neurology
Morning Report NeurologyMorning Report Neurology
Morning Report NeurologyPhil Adit R
 

What's hot (20)

Tatalaksana Gawat Nafas Pada Neonatus
Tatalaksana Gawat Nafas Pada NeonatusTatalaksana Gawat Nafas Pada Neonatus
Tatalaksana Gawat Nafas Pada Neonatus
 
Askep antenatal normal, adaptasi d tugas perkembangan keluarga
Askep antenatal normal, adaptasi d tugas perkembangan keluargaAskep antenatal normal, adaptasi d tugas perkembangan keluarga
Askep antenatal normal, adaptasi d tugas perkembangan keluarga
 
Istilah istilah anatomi
Istilah istilah anatomiIstilah istilah anatomi
Istilah istilah anatomi
 
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalPresentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
 
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAANPEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
PEMBERIAN MGSO4 DI RSIA BUDI KEMULIAAN
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Morning Report Neurology
Morning Report NeurologyMorning Report Neurology
Morning Report Neurology
 
Anatomi panggul
Anatomi panggulAnatomi panggul
Anatomi panggul
 

Similar to CBD Forensik dr Dian, elvita, fikar, nydia, wahyu.pptx

laporan PL PD 290915 kelompok 5.pptx
laporan PL PD 290915 kelompok 5.pptxlaporan PL PD 290915 kelompok 5.pptx
laporan PL PD 290915 kelompok 5.pptxNoviantyMD
 
luka akibat benda tajam
luka akibat benda tajam luka akibat benda tajam
luka akibat benda tajam erlims
 
151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbalhomeworkping4
 
Buku clinical skill forensik
Buku clinical skill forensikBuku clinical skill forensik
Buku clinical skill forensikrahmadhini ELKRI
 
Hasil praktikum tentang jaringan epitel (siti irmawati) word 2007
Hasil praktikum tentang jaringan epitel (siti irmawati) word 2007Hasil praktikum tentang jaringan epitel (siti irmawati) word 2007
Hasil praktikum tentang jaringan epitel (siti irmawati) word 2007Siti Irmawati
 
PPT Deskripsi Luka.pptx -
PPT Deskripsi Luka.pptx -PPT Deskripsi Luka.pptx -
PPT Deskripsi Luka.pptx -JelvelerieJaumi
 

Similar to CBD Forensik dr Dian, elvita, fikar, nydia, wahyu.pptx (9)

laporan PL PD 290915 kelompok 5.pptx
laporan PL PD 290915 kelompok 5.pptxlaporan PL PD 290915 kelompok 5.pptx
laporan PL PD 290915 kelompok 5.pptx
 
Visum
VisumVisum
Visum
 
1-10.pptx
1-10.pptx1-10.pptx
1-10.pptx
 
luka akibat benda tajam
luka akibat benda tajam luka akibat benda tajam
luka akibat benda tajam
 
151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal
 
Buku clinical skill forensik
Buku clinical skill forensikBuku clinical skill forensik
Buku clinical skill forensik
 
Hasil praktikum tentang jaringan epitel (siti irmawati) word 2007
Hasil praktikum tentang jaringan epitel (siti irmawati) word 2007Hasil praktikum tentang jaringan epitel (siti irmawati) word 2007
Hasil praktikum tentang jaringan epitel (siti irmawati) word 2007
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan  fisikPemeriksaan  fisik
Pemeriksaan fisik
 
PPT Deskripsi Luka.pptx -
PPT Deskripsi Luka.pptx -PPT Deskripsi Luka.pptx -
PPT Deskripsi Luka.pptx -
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 

CBD Forensik dr Dian, elvita, fikar, nydia, wahyu.pptx

  • 1. CASE BASED DISCUSSION Trauma Tumpul Dan Asfiksia Kasus Otopsi Slawi, Tegal Tanggal 5 Maret 2022 Pembimbing : dr. Dian Novitasari, Sp. FM Disusun Oleh : Elvita Apriska TD (30101700055) Fikar Ramadhani (30101700065) Nydia Nurmasari (30101700136) Wahyu Puspo Argo (30101607754) Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Semarang
  • 2. Laporan Forensik Klinik Atas permintaan tertulis dari Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Jawa Tengah Resor Tegal melalui suratnya tanggal 5 Maret 2022 Nomor: B/85/I/RES.1.6./2022/RESKRIM yang ditandatangani oleh Nanung Nugroho I., S.T., M.H. Pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi, NRP. 82040141 dan diterima tanggal 5 Maret 2022 jam 15.00 WIB, maka dengan ini saya, dr. Dian Novitasari, Sp.FM sebagai dokter yang bekerja pada Rumah Sakit Bhayangkara Semarang menerangkan bahwa pada tanggal 5 Maret 2022 jam 15.47 WIB di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soeselo, Slawi, Kabupaten Tegal telah memeriksa jenazah, yang berdasarkan surat permintaan tersebut di atas Bernama Narti Dwi Yanti, umur sekitar kurang dari 17 tahun, jenis kelamin perempuan, pekerjaan sebagai pelajar atau mahasiswa, alamat Desa Karangsembung RT 02 RW 08, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Jenazah ditemukan di parit sawah Desa Dukuhturi, Kabupaten Tegal pukul 06.00 WIB. Jenazah diduga meninggal karena mati lemas
  • 3. A. Fakta Yang Berkaitan Dengan Identitas Jenazah 1. Identitas Umum Jenazah: a. Jenis kelamin: perempuan. b. Umur: kurang dari tujuh belas tahun. c. Panjang badan: seratus empat puluh satu sentimeter. d. Warna kulit: sawo matang. e. Ciri rambut: lurus, warna hitam, ukuran rambut terpanjang enam puluh tiga sentimeter, distribusi merata. 2. Keadaan gizi: status gizi cukup.
  • 4. Fakta Yang Berkaitan Dengan Identitas Jenazah 2. Identitas Khusus Jenazah: a. Tato: pada bagian telapak tangan kiri, tato warna merah bata bertuliskan AJI SETIAWAN I <3 you :p b. Jaringan parut: tidak ada. c. Cacat fisik: tidak ada. d. Tanda lahir: tidak ada. e. Tahi lalat: terdapat tahi lalat. Pada bagian dada tepat tengah garis tubuh dua puluh enam sentimeter dari puncak bahu, tahi lalat warna coklat diameter nol koma lima sentimeter. Pada lengan atas kiri sisi luar sepuluh sentimeter bawah bahu, tahi lalat warna coklat, menonjol diameter nol koma tiga sentimeter.
  • 5. Fakta Yang Berkaitan Dengan Identitas Jenazah f. Pakaian: tidak ada g. Penutup Jenazah: sehelai seprai bahan katun, warna putih hijau, tulisan RSUD DR. SOESILO SLAWI KAB. TEGAL R. JATAYU. Panjang seratus Sembilan puluh sentimeter dan lebar delapan puluh sentimeter. h. Kantong Jenazah: tidak ada. i. Benda disamping jenazah: lima buah tisu. j. Lain - lain: terikat kain putih di kaki ukuran panjang seratus delapan belas sentimeter dan lebar sepuluh sentimeter. Terdapat ikat rambut berwarna merah berjumlah satu buah.
  • 6. B. Fakta Yang Berkaitan Dengan Waktu Terjadinya Kematian 1. Lebam mayat : terdapat pada punggung, paha kanan dan kiri sisi belakang, leher dan dada, warna keunguan, hilang dengan penekanan. 2. Kaku mayat: terdapat pada seluruh tubuh, mudah dilawan. 3. Pembusukan: tidak ada.
  • 7. C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar 1.Permukaan Kulit Tubuh. a. Kepala: ● Daerah berambut: tidak ada kelainan. ● Wajah: tampak sembab. ▪ Tampak memar memar pada hidung, mulut. ▪ Terdapat luka lecet lecet pada pipi kanan berupa garis, ukuran terpanjang satu sentimeter, seluas area panjang sepuluh sentimeter dan lebar tujuh sentimeter. ▪ Terdapat luka lecet lecet pada pipi kiri berupa garis dan lengkung, ukuran terpanjang satu koma lima sentimeter, seluas area panjang sepuluh sentimeter dan lebar tujuh sentimeter. ▪ Pada dagu sisi kanan terdapat tiga buah luka lecet, luka lecet pertama dengan ukuran panjang empat sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter, luka lecet kedua dengan ukuran panjang tiga sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter, luka lecet ketiga dengan ukuran panjang dua sentimeter dan lebar satu sentimeter disertai jejas memar ungu kehijauan batas tidak tegas.
  • 8. C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar b. Leher: terdapat dua buah luka lecet pada leher samping kanan enam sentimeter dari garis tengah tubuh dan delapan sentimeter dibawah liang telinga, dengan ukuran terbesar panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter,. Pada leher samping kanan terdapat jejas memar warna merah keunguan batas tidak tegas dengan ukuran panjang tiga sentimeter dan lebar tiga sentimeter. Pada leher samping kiri terdapat luka lecet, tujuh sentimeter dari garis tengah tubuh dan sepuluh sentimeter dibawah liang telinga dengan ukuran terbesar panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma tiga sentimeter. Pada leher samping kiri terdapat jejas memar warna ungu kemerahan batas tidak tegas dengan ukuran panjang lima sentimeter dan lebar lima sentimeter. c. Bahu: pada bahu sisi kanan terdapat beberapa luka lecet sembilan sentimeter dari garis tengah tubuh seluas area panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter. d. Dada: pada dada sisi kiri terdapat jejas memar sembilan sentimeter dari garis tengah tubuh dan lima sentimeter dari puncak bahu, warna ungu kebiruan dengan ukuran panjang lima sentimeter dan lebar. Lingkara disekitar puting susu dan puting susu menggelap.
  • 9. C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar e. Punggung: tidak ada kelainan. f. Pinggang: tidak ada kelainan. g. Perut: pada perut sisi kiri terdapat tiga buah jejas memar, sepuluh sentimeter dari garis tengah tubuh terdapat tiga buah, memar pertama warna ungu batas tidak tegas ukuran panjang dua sentimeter dan lebar satu sentimeter, memar kedua dengan panjang dua sentimeter dan lebar dua sentimeter, memar ketiga dengan panjang dua sentimeter dan lebar dua sentimeter. h. Bokong: tidak ada kelainan. i. Dubur: tidak ada kelainan. ● Lingkaran dubur : tidak ada kelainan. ● Liang dubur: tidak ada kelainan
  • 10. C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar j. Anggota gerak: 1) Anggota gerak atas • Kanan : pada lipat siku kanan terdapat luka lecet ukuran terpanjang satu sentimeter. Pada lengan bawah kanan sisi belakang terdapat luka lecet, sembilan sentimeter diatas pergelangan tangan dengan ukuran enam sentimeter dan didapatkan jejas memar warna ungu ukuran panjang empat dan lebar tiga sentimeter. Pada jari tengah kanan terdapat luka lecet ukuran terbesar panjang nol koma lima sentimeter lebar nol koma lima sentimeter. • Kiri: pada lengan kiri sisi belakang terdapat luka lecet, sembilan sentimeter dari puncak bahu dengan ukuran terbesar panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter. Pada lipat siku kiri terdapat jejas memar warna ungu batas tidak tegas dengan ukuran panjang dua sentimeter dan lebar satu sentimeter. Pada pergelangan tangan kiri terdapat luka lecet ukuran panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter. Pada jari manis kiri terdapat dua buah luka lecet dengan ukuran masing – masing, panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter. Pada ujung jari tengah kiri terdapat luka terbuka tepi tidak rata diameter satu sentimeter dasar otot. Pada jari kelingking kiri sisi belakang terdapat luka terbuka tepi tidak rata ukuran panjang tiga sentimeter dan lebar satu sentimeter dengan dasar otot. 2) Anggota gerak bawah • Kanan : pada lipat paha kanan terdapat jejas memar sepuluh sentimeter dari garis tengah tubuh warna merah keunguan batas tidak tegas dengan ukuran panjang dua sentimeter dan lebar satu sentimeter. Pada paha kanan sisi depan terdapat dua buah luka memar, delapan sentimeter dibawah lipat paha dengan ukuran masing – masing diameter nol koma lima sentimeter. • Kiri : pada punggung kaki kiri terdapat luka lecet dengan ukuran panjang satu sentimeter dan lebar nol koma tiga sentimeter.
  • 11. C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar 2.Bagian Tubuh Tertentu. a. Mata: kanan dan kiri tertutup. • Alis mata ; warna hitam sedang dengan bulu terpanjang nol koma lima sentimeter. • Bulu mata: warna hitam lurus panjang satu sentimeter. • Kelopak mata: selaput kelopak mata: tidak ada kelainan. • Selaput bening mata: warna mulai keruh. • Selaput biji mata: ▪ Kanan : tampak pelebaran pembuluh darah. ▪ Kiri : tampak pelebaran pembuluh darah dan bercak perdarahan. • Selaput kelopak mata: terdapat pelebaran pembuluh darah. • Teleng mata : bulat – bulat. • Manik mata: bentuk bundar, dengan diameter kanan dan kiri lima milimeter. • Pelangi mata: warna coklat.
  • 12. C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar b. Hidung: ● Bentuk hidung: tidak ada kelainan ● Permukaan kulit hidung: terdapat luka lecet berupa garis ukuran terpanjang satu sentimeter seluas area panjang lima sentimeter dan lebar empat sentimeter. ● Lubang hidung: terdapat darah yang keluar, warna merah kecoklatan c. Telinga: ● Bentuk telinga: oval. ● Permukaan kulit telinga: tidak ada kelainan. ● Lubang telinga : tidak ada kelainan. d. Mulut : keluar cairan berupa darah. ● Bibir: tampak biru kehitaman. Terdapat dua luka terbuka. Luka pertama berupa luka terbuka pada bagian selaput lender bibir bawah sebelah kiri, dengan panjang dua koma lima sentimeter, lebar nol koma lima sentimeter, tepi tidak rata. Luka kedua berupa luka terbuka pada selaput lendir bibir bawah sebelah kanan, panjang tiga sentimeter, lebar nol koma lima sentimeter, tepi tidak rata.
  • 13. C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar ▪ Atas: pada bibir kiri sisi luar terdapat jejas memar warna ungu dengan ukuran panjang dua sentimeter dan lebar satu sentimeter disertai pembengkakan. ▪ Bawah: pada bibir kiri sisi luar terdapat jejas memar warna ungu dengan ukuran panjang dua sentimeter dan lebar satu sentimeter. ● Selaput lendir mulut ▪ Atas: Pada sisi kanan terdapat jejas memar warna ungu kehitaman dengan ukuran panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter. ▪ Bawah: tidak ada kelainan. ● Lidah: tidak terjulur dan tidak tergigit. ● Gigi-geligi: ▪ Rahang atas: jumlah sulit dinilai karena rahang sulit dibuka. ▪ Rahang bawah: gigi kiri ketiga tampak goyang dan terdapat resapan darah dengan ukuran panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter. ● Langit - langit mulut: tidak ada kelainan. ● Rongga mulut: mulut terbuka delapan milimeter.
  • 14. C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar 3.Tulang-Tulang. a. Tulang tengkorak: tidak ada kelainan. b. Tulang belakang: tidak ada kelainan. c. Tulang-tulang dada: tidak ada kelainan. d. Tulang-tulang punggung: tidak ada kelainan. e. Tulang-tulang panggul: tidak ada kelainan. f. Tulang anggota gerak: tidak ada kelainan.
  • 15. C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar 3.Kelainan-Kelainan pada Organ Seksual a. Bibir besar: tidak ada kelainan. b. Bibir kecil: tidak ada kelainan. c. Kelentit: tidak ada kelainan. d. Selaput darah: terdapat sebuah memar pada arah jam dua belas, warna keunguan, Terdapat robekan baru selaput dara pada arah jam lima, tujuh, dan delapan,robekan tidak sampai dasar, warna kemerahan. e. Dinding liang senggama: terdapat cairan bewarna keruh. f. Rambut kemaluan: tidak ada.
  • 16. D. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Dalam 1. Rongga Kepala: a. Tulang tengkorak: tidak ada kelainan. b. Selaput otak: tidak ada kelainan. c. Otak besar: warna merah kecoklatan, perabaan lunak, bagian putih dan abu bisa dibedakan, terdapat pelebaran pembuluh darah, berat seribu tiga ratus lima puluh gram, panjang dua puluh tiga sentimeter, lebar tujuh belas sentimeter, tinggi lima sentimeter. d. Otak kecil: warna merah kecoklatan, perabaan lunak, terdapat pelebaran pembuluh darah disertai bintik perdarahan. e. Batang otak: terdapat pelebaran pembuluh darah. f. Dasar tengkorak: tidak ada kelainan
  • 17. D. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Dalam 2. Leher Bagian Dalam: a. Kulit: tidak ada kelainan. b. Lidah: tidak ada kelainan. c. Saluran kerongkongan: terdapat lendir warna keabuan dan lumpur, terdapat dua resapan darah pada kerongkongan belakang, resapan pertama panjang satu sentimeter lebar satu sentimeter, resapan darah kedua panjang satu sentimeter lebar nol koma lima sentimeter. d. Selaput lendir kerongkongan: tidak ada kelainan. e. Saluran tenggorokan: tulang rawan tenggorok kanan terdapat resapan darah, diameter nol koma lima sentimeter. f. Selaput lendir tenggorokan: tidak ada kelainan. g. Pembuluh darah besar di leher : tidak ada kelainan
  • 18. D. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Dalam 3. Rongga Dada: a. Kulit bagian dalam : tidak ada kelainan. b. Dinding rongga dada: tidak ada kelainan. c. Rongga dada : tidak ada kelainan. d. Jantung: ● Permukaan jantung : perabaan kenyal, besar satu kepal tangan, terletak dua jari di sebelah paru, terdapat cairan encer berwarna cokelat, volume cairan tiga mililiter, berat dua ratus tiga puluh enam gram, warna merah keunguan, panjang tiga belas koma lima sentimeter, lebar sepuluh koma lima sentimeter, tinggi lima sentimeter. ● Jantung kanan: katup antara serambi dan bilik kanan terdiri dari tiga katup, ukuran lingkar katup serambi bilik kanan lima sentimeter, tebal otot jantung kanan bilik kanan nol koma lima sentimeter. Pembuluh nadi paru terdiri dari tiga katup, ukuran lingkar katup pembuluh nadi paru lima sentimeter. ● Jantung kiri : katup antara serambi dan bilik kiri terdiri dari dua katup, ukuran lingkar katup serambi bilik kiri tujuh sentimeter, tebal otot jantung kiri satu koma lima sentimeter. Katup pembuluh nadi utama terdiri dari tiga katup, ukuran lingkar katup tujuh sentimeter.
  • 19. D. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Dalam e. Paru-paru: ● Selaput pembungkus paru: tampak warna coklat. ● Kanan: paru kanan tampak warna ungu kemerahan, terdiri dari tiga baga, pada perabaan spons, penampang warna merah keunguan, panjang dua puluh sentimeter, lebar tujuh belas sentimeter, tinggi enam sentimeter, berat tiga ratus lima puluh gram, pada pemijatan keluar cairan encer warna coklat kehitaman ● Kiri: paru kiri tampak warna ungu kecoklatan, terdiri dari dua baga, perabaan spons, penampang warna ungu kecoklatan, panjang delapan belas sentimeter, lebar empat belas koma lima sentimeter, tinggi lima sentimeter, berat tiga ratus dua puluh tiga gram, pada pemijatan keluar cairan encer warna coklat kehitaman.
  • 20. D. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Dalam 4. Rongga Perut: a. Dinding perut bagian dalam: tidak ada kelainan. b. Usus halus: tidak ada kelainan, tirai usus tampak menutupi sebagian besar usus. c. Usus besar : tidak ada kelainan. d. Hati: permukaan licin, terdiri dari dua baga, penampang warna cokelat kemerahan, perabaan kenyal, berat seribu delapan ratus dua puluh gram, panjang dua puluh tujuh sentimeter, lebar dua puluh satu sentimeter, tinggi delapan sentimeter, tepi lancip, pada pengirisan warna ungu kemerahaan, gambaran kelenjar jelas. e. Limpa: permukaan licin, perabaan kenyal, berat dua ratus sembilan gram, panjang empat belas sentimeter, lebar sepuluh sentimeter, tinggi dua sentimeter, pada pengirisan penampang warna ungu kehitaman kehitaman, terdapat pengikisan, jaringan keriput f. Lambung: warna kelabu, permukaan licin, perabaan lembek, berat seratus sembilan puluh sembilan gram, panjang dua upuh dua sentimer, lebar sembilan sentimeter, berisi makanan setengah tercerna warna kelabu.
  • 21. D. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Dalam g. Kantung empedu: berisi cairan encer warna cokelat kekuningan, tidak ada sumbatan. h. Ginjal: ∙ Kanan: permukaan licin, simpai lemak cukup tebal, simpai ginjal mudah dilepas, warna keunguan, tidak ada perdarahan, perabaan kenyal, berat tiga ratus lima puluh delapan gram, panjang dua belas sentimeter, lebar sepuluh sentimeter, tinggi tiga sentimeter, penampang ungu kecoklatan, pada pengirisan tidak terdapat kelainan, piala ginjal tidak ada, gambaran ginjal jelas. ∙ Kiri: permukaan licin, simpai lemak cukup tebal, simpai ginjal mudah dilepas, warna kecoklatan, tidak ada perdarahan, perabaan kenyal, berat empat ratus dua puluh sembilan gram, panjang dua belas sentimeter, lebar sepuluh sentimeter, tinggi tiga sentimeter pada pengirisan tidak terdapat kelainan, piala ginjal kosong, gambaran gambaran ginjal jelas. i. Kelenjar liur perut: bewarna cokelat keunguan, perabaan kenyal, panjang delapan belas sentimeter, lebar lima sentimeter, tinggi satu sentimeter, penampang cokelat keunguan, gambaran kelenjar masih jelas.
  • 22. D. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Dalam 4. Rongga Panggul: a. Kandung kemih: kosong, tidak ada kelainan. b. Rahim: ukuran panjang dua puluh dua sentimeter, lebar tujuh belas sentimeter, tinggi tujuh sentimeter, perabaan kenyal. Terdapat janin, jumlah satu, letak bawah kepala, punggung kiri, berat delapan ratus dua puluh gram, panjang badan tiga puluh satu sentimeter, panjang kepala sampai tungging dua puluh dua sentimeter, lingkar kepala dua puluh empat sentimeter, lingkar dada dua puluh sentimeter,lingkar perut delapan belas sentimeter, jenis kelamin perempuan, terdapat ovarium dan rahim janin, air ketuban bewarna kelabu jernih, terdapat satu plasenta melekat pada dinding Rahim.
  • 23. E. Pemeriksaan Penunjang a. Telah dingambil sebagian sampel pada tubuh jenazah untuk pemeriksaan patologi anatomi, pada organ: ● Otak besar ● Otak kecil ● Batang Otak ● Resapan darah otot leher ● Paru kanan ● Paru kiri ● Jantung ● Lambung ● Ginjal kiri ● Ginjal kanan ● Hati ● Limpa ● Pankreas b. Telah diambil sampel swab vagina luar dan dalam untuk pemeriksaan sperma c. Telah diambil sampel swab selaput lendir mulut untuk pemeriksaan sperma d. Telah diambil sampel tulang selangka kanan untuk pemeruksaan diatom e. Telah diambil sampel tulang selangka kiri untuk pemeriksaan DNA f. Telah diambil sampel tulang dada janin untuk pemeriksaann DNA g. Telah diambil sampel getah paru untuk tes diatom
  • 24. KESIMPULAN Berdasarkan fakta fakta yang didapatkan saya simpulkan bahwa telah diperiksa jenazah seorang perempuan, Panjang seratus empat puluh satu sentimeter, umur kurang lebih lima belas sampai dua puluh tahun, warna kulit sawo matang,hamil kurang lebih enam bulan. Pada pemeriksaan didapatkan luka akibat kekerasan tumpul berupa luka memar pada wajah, leher, dada, perut, dan anggota gerak. Luka lecet pada pada wajah, leher, dada, dan anggota gerak. Luka robek pada jari-jari tangan kanan. Didapatkan tanda mati lemas, tanda persentuhan dengan air. Sebab kematian adalah cekik pada leher yang mengakibatkan mati lemas.
  • 25. PENUTUP Demikianlah keterangan tertulis ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan mengingat sumpah sewaktu menerima jabatan sebagai dokter. Semarang, 6 Maret 2022 Dokter yang memeriksa, dr. Dian Novitasari, Sp, FM
  • 27. TRAUMATOLOGI Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos. Logos berarti ilmu. Trauma berarti kekerasan atas jaringan tubuh yang masih hidup (living tissue) Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan kekerasan terhadap jaringan tubuh manusia yang masih hidup.
  • 28. TRAUMA MEDIS Hilangnya diskontinuitas dari jaringan. MEDIKOLEGAL Pengetahuan tentang alat atau benda yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seseorang
  • 29. Kekerasan yang mengenai tubuh dapat menimbulkan efek, baik terhadap fisik maupun psikis. Efek terhadap fisik, berupa luka atau kerusakan jaringan. Selain itu, kekerasan bisa menjadi precipitating factor terjadinya kelainan psikis yang spektrumnya luas walau tidak menimbulkan kerusakan otak
  • 30. Jenis Penyebab Kekerasan Benda Mekanik • Benda Tajam • Benda Tumpul • Benda Mudah Pecah Benda Fisik • Benda Bersuhu Tinggi • Benda Bersuhu Rendah • Sengatan Listrik • Petir • Tekanan (barotrauma) Kombinasi benda mekanik dan fisik • Luka Tembakan Senjata Api Kimia Korosif • Golongan Asam • Golongan Basa
  • 31. Trauma tumpul merupakan salah satu trauma mekanik yang dapat menyebabkan kerusakan organ. Trauma tumpul dapat menyebabkan berbagai macam jenis luka. Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini adalah benda yang memiliki permukaan tumpul. Definisi benda tumpul: • Tidak bermata tajam • Konsistensi keras/ kenyal • Permukaan halus / kasar Benda tumpul yang sering mengakibatkan luka: batu, besi, sepatu, tinju, lantai, dsb.
  • 33. Cedera Akselerasi (Kompresi) Suatu kondisi trauma tumpul langsung ke area abdomen atau bagian pinggang yang memberikan menifestasi kerusakan vascular dengan respons terbentuknya formasi hematom di dalam viseria. Cedera kompresi yang kuat mengakibatkan peningkatan tekanan transien intraluminal yang memberikan respon adanya rupture organ dalam abdomen. Peningkatan tekanan transien intraabdomen adalah mekanisme umum trauma tumpul yang mencederai usus kecil.
  • 34. Cedera Deselerasi (Perlambatan) Suatu kondisi di mana suatu peregangan yang berlebihan memberikan manifestasi terhadap cedera intraabdomen. Kekuatan peregangan secara longitudinal memberikan manifestasi rupture (robek) pada struktur di persimpangan antara segmen intraabdomen. Cedera deselerasi yang paling sering adalah cedera hepar sepanjang ligamentum teres dan cedera lapisan intima arteri ginjal.
  • 35. Jenis Luka Akibat Trauma Tumpul Memar (kontusi) Luka Lecet (abrasi) Luka Terbuka/Robek (laserasi)
  • 36. Memar (kontusi) Salah satu bentuk luka yang ditandai oleh kerusakan jaringan tanpa disertai diskontinuitas permukaan kulit. Kerusakan tersebut disebabkan oleh pecahnya kapiler dan vena sehingga darah keluar dan meresap ke jaringan di sekitarnya.
  • 37. Memar Berdasarkan Waktu Perubahan warna tersebut berlangsung mulai dari tepi dan waktunya dapat bervariasi tergantung derajat dan berbagai faktor yang mempengaruhinya
  • 38. Luka Memar vs Lebam Mayat Luka Memar Lebam Mayat Lokasi Bisa dimana saja Pada bagian terendah Pembengkakan Positif Negative Bila ditekan Warna tetap Memucat/hilang Mikroskopik Reaksi jaringan (+) Reaksi jaringan (-)
  • 39. Luka Lecet (abrasi) Luka yang disebabkan rusaknya atau lepasnya lapisan luar dari kulit, dengan ciri- ciri: 1) Bentuk luka tidak teratur 2) Tepi luka tidak rata 3) Kadang-kadang ditemukan sedikit perdarahan 4) Permukaan tertutup oleh krusta 5) Warna coklat kemerahan 6) Pemeriksaan mikroskopis terlihat beberapa bagian yang tertutup epitel dan reaksi jaringan.
  • 40. Luka lecet dapat terjadi superfisial jika epidermis yang terkena, lebih dalam ke lapisan bawah kulit (dermis) atau sampai ke jaringan lunak bawah kulit, pembuluh darah dapat terkena sehingga terjadi perdarahan. Arah dari pengelupasan ditentukan dengan pemeriksaan luka. Dua tanda yang digunakan, tanda pertama adalah arah epidermis bergulung, tanda kedua adalah hubungan kedalaman luka yang menandakan ketidakteraturan benda yang mengenainya
  • 41. Umur Luka Lecet ∙ Hari ke 1 – 3 : berwarna coklat kemerahan karena eksudasi darah dan cairan limfe. ∙ Hari ke 4 – 6 : bertambah suram dan lebih gelap. ∙ Hari ke 7 – 14 : mulai terjadi pembentukan epidermis baru. ∙ Dalam beberapa minggu akan timbul penyembuhan lengkap.
  • 42. LECET ANTEMORTEM vs POSTMORTEM Ante Mortem Post Mortem • Perubahan warna menjadi coklat kemerahan • Terdapat keropeng • Sembarang tempat • Perubahan warna Kekuningan • Tidak terdapat keropeng • Pada daerah yang ada penonjolan tulang.
  • 43. Diakibatkan benda runcing, misal kuku jari yang menggeser lapisan permukaan kulit (epidermis) dan menyebabkan lapisan tersebut terangkat sehingga dapat menunjukkan arah kekerasan yang terjadi. KLASIFIKASI LUKA LECET Luka Lecet Gores
  • 44. Variasi dari luka lecet gores yang daerah persentuhannya dengan permukaan kulit lebih lebar. Arah kekerasan ditentukan dengan melihat letak tumpukan epitel. KLASIFIKASI LUKA LECET Luka Lecet Serut
  • 45. Disebabkan penjejakan benda tumpul terhadap kulit. Kulit adalah jaringan yang lentur, maka bentuk luka belum tentu sama dengan permukaan benda, tetapi masih mungkin mengidentifikasi benda penyebab yang mempunyai bentuk khas, misal kisi-kisi radiator mobil, jejas gigitan, dsb. Gambaran yang ditemukan adalah daerah kulit yang kaku dengan warna lebih gelap dari sekitarnya. KLASIFIKASI LUKA LECET Luka Lecet Tekan
  • 46. Disebabkan tekanan linier kulit disertai gerakan bergeser, misalnya kasus gantung atau jerat. Luka lecet geser yang terjadi semasa hidup sulit dibedakan dari luka lecet geser yang terjadi segera pasca mati. KLASIFIKASI LUKA LECET Luka Lecet Geser
  • 47. Luka Terbuka/ Robek (laserasi) Luka yang disebabkan karena persentuhan dengan benda tumpul dengan kekuatan yang mampu merobek seluruh lapisan kulit dan jaringan di bawahnya. Ciri- cirinya, antara lain: ∙ Garis batas luka tidak teratur dan tepi luka tak rata ∙ Tepi luka tidak rata ∙ Bila kedua tepi luka ditautkan tidak rapat (karena sebagaian jaringan ada yang hancur) ∙ Tebing luka tak rata serta terdapat jembatan jaringan ∙ Di sekitar garis batas luka di temukan memar ∙ Lokasi luka lebih mudah terjadi pada daerah yang dekat dengan tulang (misalnya daerah kepala, muka atau ekstremitas).
  • 48. Pola Trauma Beberapa pola trauma akibat kekerasan tumpul yang dikenali mengarah pada kepentingan medikolegal. 1. Luka terbuka tepi tidak rata pada kulit akibat terkena kaca spion pada saat kecelakaan. Ketika benturan, kaca spion menjadi fragmen kecil. Luka berupa abrasi, kontusio, dan laserasi yang berbentuk segiempat atau sudut. 2. Pejalan kaki ditabrak kendaraan bermotor biasanya terjadi fraktur tulang panjang kaki, disebut bumper fractures. Hampir seluruh kendaraan nose dive ketika mengerem, pengukuran ketinggian bemper dan tinggi fraktur dari telapak kaki mengindikasikan usaha pengendara untuk mengerem saat kecelakaan.
  • 49. Pola Trauma 3. Penderita serangan jantung yang terjatuh diketahui dengan adanya pola luka pada dan di bawah area hat band, biasanya pada satu sisi wajah. Pola mengindikasikan jatuh sebagai penyebab, bukan dipukul. 4. Pukulan daerah mulut lebih terlihat dari dalam. Pukulan kepalan tangan, luka tumpul dapat tidak begitu terlihat dari luar, namun menimbulkan edem jaringan bagian dalam, di depan gigi geligi. Frenum pada bibir atas kadang rusak, terutama korban bayi yang mendapat pukulan pada kepala
  • 50. Tanda-Tanda Trauma Tumpul pada Organ Dalam (Jantung dan Paru) Perdarahan Hebat Pneumothoraks Emfisema Kulit
  • 52. Aspek Medis Kelainan Fisik / Organic Bentuk kelainan fisik: ∙ Hilangnya jaringan/bagian tubuh ∙ Hilangnya sebagaian/seluruh organ tertentu. Gangguan Fungsi Organ Tertentu Gangguan fungsi tergantung organ/ bagian tubuh yang terkena trauma. Contoh: lumpuh, buta, tuli atau terganggunya fungsi organ dalam Infeksi Kulit atau membran mukosa merupakan barier infeksi. Bila rusak, kuman akan masuk. Kuman masuk melalui memar atau irritasi benda yang terkontaminasi. Jenis kuman: streptococcus, staphylococcus, E.coli, proteus vulgaris, clostridium tetani, dsb.
  • 53. Aspek Medis Penyakit Trauma dianggap faktor resiko penyakit jantung walaupun hubungan kausalnya sulit diterangkan dan dalam kontroversi. Kelainan Psikis Trauma meskipun tidak menimbulkan kerusakan otak, namun menjadi faktor resiko kelainan mental, yaitu: compensational neurosis, anxiety neurosis, schizophrenia, manic depressive atau psikosis.
  • 54. Aspek Yuridis Luka merupakan kerusakan jaringan (baik disertai/tidak disertai diskontuinitas permukaan kulit) akibat trauma. Berdasarkan sudut hukum, luka merupakan kelainan yang disebabkan oleh tindak pidana, baik bersifat intensional (sengaja), reckless (ceroboh) atau negligence (kurang hati–hati). Berat-ringannya hukuman ditentukan berat ringannya luka. Kebijakan hukum pidana dalam penentuan berat ringannya luka didasarkan pengaruhnya terhadap: ∙ Kesehatan jasmani ∙ Kesehatan rohani ∙ Kelangsungan hidup janin di dalam kandungan ∙ Estetika jasmani ∙ Pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata pencarian ∙ Fungsi alat indera.
  • 56. Luka yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata pencahariannya Luka Ringan Luka Sedang Luka yang dapat menimbulkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata pencaharian untuk sementara waktu
  • 57. Luka berat adalah luka yang sebagaimana diuraikan di dalam pasal 90 KUHP, yang terdiri atas : 1. Luka atau penyakit yang tidak dapat diharapkan akan sembuh dengan sempurna lebih ditujukan pada fungsinya 2. Luka yang dapat mendatangkan bahaya maut 3. Luka yang menimbulkan rintangan tetap dalam menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencariaanya 4. Kehilangan salah satu dari panca indera 5. Cacat besar atau kudung. 6. Lumpuh. 7. Gangguan daya pikir lebih dari 4 minggu lamanya 8. Keguguran atau kematian janin seorang perempuan Luka Berat
  • 58. Asfiksia Dalam bahasa Indonesia, asfiksia sering disebut dengan istilah “mati lemas”. Secara umum, asfiksia adalah kehilangan kesadaran karena kekurangan oksigen atau terlalu banyak karbon dioksida dalam darah. Sedangkan dalam ilmu kedokteran forensik, asfiksia berarti suatu kondisi yang disebabkan oleh gangguan pengambilan oksigen dan/atau penggunaan oksigen.
  • 59. Menurut Para Ahli Abdul Mun‟im Idries Asfiksia adalah kumpulan dari pelbagai keadaan dimana terjadi gangguan dalam pertukaran udara pernapasan yang normal. Gangguan tersebut dapat disebabkan karena adanya obstruksi pada saluran pernafasan dan gangguan yang diakibatkan karena terhentinya sirkulasi Sofwan Dahlan Asfiksia merupakan istilah yang sering digunakan untuk menyatakan berhentinya respirasi yang efektif (cessation of effective respiration) atau ketiadaan kembang kempis (absence of pulsation). Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Univeritas Indonesia Keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran udara pernapasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang (hipoksia) disertai dengan peningkatan karbon dioksida (hiperkapnea). Dengan demikian, organ tubuh mengalami kekurangan oksigen (hipoksia hipoksik) dan terjadi kematian.
  • 60. Alamiah Penyakit yang menyumbat saluran pernapasan seperti laryngitis, difteri, atay menimbulkan gangguan pergerakan paru seperti fibrosis paru. Mekanik ● Penutupan lubang saluran pernapasan bagian atas: pembekapan (smothering), penyumbatan (gagging den choking). ● Penekanan dinding saluran pernapasan: penjeratan (strangulation), pencekikan (manual strangulation, throttling), gantung (hanging). ● Penekanan dinding dada dari luar (asfiksia traumatik). ● Saluran pernapasan terisi air (tenggelam/drowning). Kimia Macam Asfiksia Asfiksia mekanik adalah mati lemas yang terjadi apabila udara pernapasan terhalang memasuki saluran pernapasan oleh berbagai kekerasan misalnya : Asfiksia kimia biasanya melibatkan reaksi antara bahan kimia dan tubuh, sehingga mengakibatkan gangguan penyerapan oksigen, transfor, dan/atau penggunaan oksigen. Penumpukan dan kegagalan untuk mengeliminasi produk beracun dari dalam tubuh juga sering terjadi dan menyebabkan kerusakan. Agen kimia dapat menyebabkan kerusakan lokal pada paru-paru sehingga menghambat difusi oksigen atau bisa berakibat sistemik untuk memengaruhi pengangkatan oksigen, penyerapan oksigen oleh sel atau penggunaan oksigen.
  • 61. Penjeratan (Strangulation) Penjeratan adalah penekanan benda asing berupa tali, ikat pinggang, rantai, stagen, kawat, kabel, kaos kaki, dan sebagainya, yang melingkari atau mengikat leher yang makin lama makin kuat, sehingga saluran pernapasan tertutup. Penjeratan ini berbeda dengan gantung diri yang biasanya merupakan bunuh diri (suicide), maka penjeratan biasanya adalah pembunuhan. Gantung (Hanging) Yang disebut sebagai peristiwa gantung (hanging) adalah peristiwa dimana seluruh atau sebagian dari berat tubuh seseorang ditahan dibagian lehernya oleh sesuatu benda dengan permukaan yang relatif sempit dan panjang, sehingga daerah tersebut mengalami tekanan. Pencekikan (Manual Strangulation) Pencekikan adalah penekanan leher dengan tangan yang menyebabkan dinding saluran napas bagian atas tertekan dan terjadi penyempitan saluran napas, sehingga udara pernapasan tidak dapat lewat. Jenis Kejadian Asfiksia
  • 62. Sufokasi Peristiwa sufokasi adalah peristiwa kurangnya napas atau kegagalan oksigen untuk mencapai darah yang terjadi akibat kurangnya kadar oksigen di lingkungan sekitar atau terhalangnya saluran napas eksternal. Sehingga dalam peristiwa ini, kematian dapat terjadi dalam beberapa jam tergantung dari luasnya ruangan serta kebutuhan oksigen bagi orang yang berada di dalamnya. Pembekapan (Smothering) Pembekapan merupakan bentuk asfiksia yang disebabkan oleh penutupan lubang hidung dan mulut, sehingga menghambat masuknya udara ke paru-paru. Penutupan dapat dilakukan dengan menggunakan tangan atau sesuatu benda yang lunak (contoh: bantal). Peristiwa pembekapan ini dapat terjadi karena pembunuhan, kecelakaan, atau bunuh diri. Penyumpalan (Chocking/gagging) Pada keadaan ini, terjadi sumbatan jalan napas oleh benda asing, yang mengakibatkan hambatan udara untuk masuk ke paru-paru. Pada gagging, sumbatan terdapat dalam orofaring, sedangkan pada choking, sumbatan terdapat lebih dalam pada laringofaring. Jenis Kejadian Asfiksia
  • 63. Tenggelam (Drowning) Tenggelam tidak hanya terbatas di dalam air seperti laut, sungai, danau atau kolam renang, tetapi mungkin pula dapat terbenam didalam wastafel, ember berisi air, bahkan dapat pula di kubangan atau selokan. Artinya, pada peristiwa tenggelam (drowning) seluruh tubuh tidak harus tenggelam di dalam air, asalkan lubang hidung dan mulut berada di bawah permukaan air, maka hal tersebut sudah cukup memenuhi kriteria sebagai peristiwa tenggelam. Perlu diingat bahwa pada mayat yang ditemukan terbenam dalam air, mungkin saja korban sudah meninggal sebelum masuk kedalam air. Crush Asphyxia Hal ini disebabkan karena dada dan perut mendapat tekanan secara bersamaan oleh suatu kekuatan, akibatnya gerakan pernapasan tidak mungkin terjadi, sehingga tubuh mengalami asfiksia. Contohnya: diakibatkan pohon yang tumbang, tebing yang runtuh, berdesak- desakan keluar dari pintu yang sempit, dan lain sebagainya. Jenis Kejadian Asfiksia
  • 64. Fase-Fase Asfiksia 1 • Fase Dyspneu • Terjadi penurunan kadar oksigen dalam sel darah merah dan penimbunan CO2 dalam plasma 🡪 merangsang pusat pernapasan di medulla oblongata. 2 • Fase Konvulsi • Kadar CO2 yang naik 🡪 rangsangan terhadap susunan saraf pusat 🡪 konvulsi (kejang) 🡪 spasme opistotonik. • Pupil mengalami dilatasi, denyut jantung menurun, tekanan darah juga menurun. 3 • Fase Apneu • Depresi pusat pernapasan yang lebih hebat 🡪 Pernapasan melemah dan dapat berhenti 🡪 kesadara menurun, dan akibat dari relaksasi sfingter dapat terjadi pengeluaran cairan sperma, urine dan tinja. 4 •Fase Akhir • Paralisis pusat pernapasan yang lengkap. Pernapasan berhenti setelah kontraksi otomatis otot pernapasan kecil pada leher. •Masa dari saat asfiksia timbul sampai terjadinya kematian sangat bervariasi. Umumnya berkisar antara 4-5 menit
  • 65. Tanda Umum Jenazah Asfiksia Sianosis Kurangnya oksigen akan menyebabkan darah menjadi lebih encer dan gelap. Warna kulit dan mukosa terlihat lebih gelap, demikian juga lebam mayat. Sianosis bukan merupakan tanda yang khas pada asfiksia. Kongesti Venaa Kongesti vena yang terjadi di paru-paru bukan merupakan tanda yang khas. Kongesti yang khas yaitu kongesti sistemik yang terjadi di kulit dan organ selain paru-paru. Sebagai akibat dari kongesti vena ini akan terlihat adanya bintik-bintik perdarahan (Tardieu Spot). Edema Kekurangan oksigen yang berlangsung lama akan mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah kapiler, sehingga permeabilitas meningkat. Keadaan ini akan menyebabkan timbulnya edema, terutama edema paru- paru.
  • 66. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik Thank You