Jenazah seorang perempuan remaja ditemukan di sawah dengan banyak luka lecet dan memar di wajah, leher, dada, tangan dan kaki. Diduga meninggal karena kekerasan fisik."
CBD Forensik dr Dian, elvita, fikar, nydia, wahyu.pptx
1. CASE BASED DISCUSSION
Trauma Tumpul Dan Asfiksia
Kasus Otopsi Slawi, Tegal
Tanggal 5 Maret 2022
Pembimbing : dr. Dian Novitasari, Sp. FM
Disusun Oleh :
Elvita Apriska TD (30101700055)
Fikar Ramadhani (30101700065)
Nydia Nurmasari (30101700136)
Wahyu Puspo Argo (30101607754)
Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Forensik
Rumah Sakit Bhayangkara Semarang
2. Laporan Forensik Klinik
Atas permintaan tertulis dari Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Jawa
Tengah Resor Tegal melalui suratnya tanggal 5 Maret 2022 Nomor:
B/85/I/RES.1.6./2022/RESKRIM yang ditandatangani oleh Nanung Nugroho I., S.T.,
M.H. Pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi, NRP. 82040141 dan diterima tanggal 5 Maret
2022 jam 15.00 WIB, maka dengan ini saya, dr. Dian Novitasari, Sp.FM sebagai dokter
yang bekerja pada Rumah Sakit Bhayangkara Semarang menerangkan bahwa pada
tanggal 5 Maret 2022 jam 15.47 WIB di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soeselo, Slawi,
Kabupaten Tegal telah memeriksa jenazah, yang berdasarkan surat permintaan tersebut di
atas Bernama Narti Dwi Yanti, umur sekitar kurang dari 17 tahun, jenis kelamin
perempuan, pekerjaan sebagai pelajar atau mahasiswa, alamat Desa Karangsembung RT
02 RW 08, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Jenazah
ditemukan di parit sawah Desa Dukuhturi, Kabupaten Tegal pukul 06.00 WIB. Jenazah
diduga meninggal karena mati lemas
3. A. Fakta Yang Berkaitan Dengan
Identitas Jenazah
1. Identitas Umum Jenazah:
a. Jenis kelamin: perempuan.
b. Umur: kurang dari tujuh belas tahun.
c. Panjang badan: seratus empat puluh satu sentimeter.
d. Warna kulit: sawo matang.
e. Ciri rambut: lurus, warna hitam, ukuran rambut
terpanjang enam puluh tiga sentimeter, distribusi
merata.
2. Keadaan gizi: status gizi cukup.
4. Fakta Yang Berkaitan Dengan
Identitas Jenazah
2. Identitas Khusus Jenazah:
a. Tato: pada bagian telapak tangan kiri, tato warna merah bata
bertuliskan AJI SETIAWAN I <3 you :p
b. Jaringan parut: tidak ada.
c. Cacat fisik: tidak ada.
d. Tanda lahir: tidak ada.
e. Tahi lalat: terdapat tahi lalat. Pada bagian dada tepat tengah garis
tubuh dua puluh enam sentimeter dari puncak bahu, tahi lalat
warna coklat diameter nol koma lima sentimeter. Pada lengan atas
kiri sisi luar sepuluh sentimeter bawah bahu, tahi lalat warna
coklat, menonjol diameter nol koma tiga sentimeter.
5. Fakta Yang Berkaitan Dengan
Identitas Jenazah
f. Pakaian: tidak ada
g. Penutup Jenazah: sehelai seprai bahan katun, warna putih
hijau, tulisan RSUD DR. SOESILO SLAWI KAB. TEGAL R.
JATAYU. Panjang seratus Sembilan puluh sentimeter dan
lebar delapan puluh sentimeter.
h. Kantong Jenazah: tidak ada.
i. Benda disamping jenazah: lima buah tisu.
j. Lain - lain: terikat kain putih di kaki ukuran panjang seratus
delapan belas sentimeter dan lebar sepuluh sentimeter.
Terdapat ikat rambut berwarna merah berjumlah satu buah.
6. B. Fakta Yang Berkaitan Dengan
Waktu Terjadinya Kematian
1. Lebam mayat : terdapat pada punggung, paha kanan dan
kiri sisi belakang, leher dan dada, warna keunguan, hilang
dengan penekanan.
2. Kaku mayat: terdapat pada seluruh tubuh, mudah dilawan.
3. Pembusukan: tidak ada.
7. C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar
1.Permukaan Kulit Tubuh.
a. Kepala:
● Daerah berambut: tidak ada kelainan.
● Wajah: tampak sembab.
▪ Tampak memar memar pada hidung, mulut.
▪ Terdapat luka lecet lecet pada pipi kanan berupa garis, ukuran terpanjang satu
sentimeter, seluas area panjang sepuluh sentimeter dan lebar tujuh sentimeter.
▪ Terdapat luka lecet lecet pada pipi kiri berupa garis dan lengkung, ukuran
terpanjang satu koma lima sentimeter, seluas area panjang sepuluh sentimeter
dan lebar tujuh sentimeter.
▪ Pada dagu sisi kanan terdapat tiga buah luka lecet, luka lecet pertama dengan
ukuran panjang empat sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter, luka lecet
kedua dengan ukuran panjang tiga sentimeter dan lebar nol koma lima
sentimeter, luka lecet ketiga dengan ukuran panjang dua sentimeter dan lebar
satu sentimeter disertai jejas memar ungu kehijauan batas tidak tegas.
8. C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar
b. Leher: terdapat dua buah luka lecet pada leher samping kanan enam sentimeter dari garis
tengah tubuh dan delapan sentimeter dibawah liang telinga, dengan ukuran terbesar panjang
nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter,. Pada leher samping kanan
terdapat jejas memar warna merah keunguan batas tidak tegas dengan ukuran panjang tiga
sentimeter dan lebar tiga sentimeter. Pada leher samping kiri terdapat luka lecet, tujuh
sentimeter dari garis tengah tubuh dan sepuluh sentimeter dibawah liang telinga dengan
ukuran terbesar panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma tiga sentimeter. Pada
leher samping kiri terdapat jejas memar warna ungu kemerahan batas tidak tegas dengan
ukuran panjang lima sentimeter dan lebar lima sentimeter.
c. Bahu: pada bahu sisi kanan terdapat beberapa luka lecet sembilan sentimeter dari garis
tengah tubuh seluas area panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma lima
sentimeter.
d. Dada: pada dada sisi kiri terdapat jejas memar sembilan sentimeter dari garis tengah tubuh
dan lima sentimeter dari puncak bahu, warna ungu kebiruan dengan ukuran panjang lima
sentimeter dan lebar. Lingkara disekitar puting susu dan puting susu menggelap.
9. C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar
e. Punggung: tidak ada kelainan.
f. Pinggang: tidak ada kelainan.
g. Perut: pada perut sisi kiri terdapat tiga buah jejas memar, sepuluh
sentimeter dari garis tengah tubuh terdapat tiga buah, memar pertama
warna ungu batas tidak tegas ukuran panjang dua sentimeter dan lebar
satu sentimeter, memar kedua dengan panjang dua sentimeter dan lebar
dua sentimeter, memar ketiga dengan panjang dua sentimeter dan lebar
dua sentimeter.
h. Bokong: tidak ada kelainan.
i. Dubur: tidak ada kelainan.
● Lingkaran dubur : tidak ada kelainan.
● Liang dubur: tidak ada kelainan
10. C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar
j. Anggota gerak:
1) Anggota gerak atas
• Kanan : pada lipat siku kanan terdapat luka lecet ukuran terpanjang satu sentimeter. Pada lengan bawah kanan sisi belakang
terdapat luka lecet, sembilan sentimeter diatas pergelangan tangan dengan ukuran enam sentimeter dan didapatkan jejas
memar warna ungu ukuran panjang empat dan lebar tiga sentimeter. Pada jari tengah kanan terdapat luka lecet ukuran
terbesar panjang nol koma lima sentimeter lebar nol koma lima sentimeter.
• Kiri: pada lengan kiri sisi belakang terdapat luka lecet, sembilan sentimeter dari puncak bahu dengan ukuran terbesar
panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter. Pada lipat siku kiri terdapat jejas memar warna ungu
batas tidak tegas dengan ukuran panjang dua sentimeter dan lebar satu sentimeter. Pada pergelangan tangan kiri terdapat
luka lecet ukuran panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter. Pada jari manis kiri terdapat dua
buah luka lecet dengan ukuran masing – masing, panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter.
Pada ujung jari tengah kiri terdapat luka terbuka tepi tidak rata diameter satu sentimeter dasar otot. Pada jari kelingking kiri
sisi belakang terdapat luka terbuka tepi tidak rata ukuran panjang tiga sentimeter dan lebar satu sentimeter dengan dasar
otot.
2) Anggota gerak bawah
• Kanan : pada lipat paha kanan terdapat jejas memar sepuluh sentimeter dari garis tengah tubuh warna merah keunguan
batas tidak tegas dengan ukuran panjang dua sentimeter dan lebar satu sentimeter. Pada paha kanan sisi depan terdapat dua
buah luka memar, delapan sentimeter dibawah lipat paha dengan ukuran masing – masing diameter nol koma lima
sentimeter.
• Kiri : pada punggung kaki kiri terdapat luka lecet dengan ukuran panjang satu sentimeter dan lebar nol koma tiga
sentimeter.
11. C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar
2.Bagian Tubuh Tertentu.
a. Mata: kanan dan kiri tertutup.
• Alis mata ; warna hitam sedang dengan bulu terpanjang nol koma lima
sentimeter.
• Bulu mata: warna hitam lurus panjang satu sentimeter.
• Kelopak mata: selaput kelopak mata: tidak ada kelainan.
• Selaput bening mata: warna mulai keruh.
• Selaput biji mata:
▪ Kanan : tampak pelebaran pembuluh darah.
▪ Kiri : tampak pelebaran pembuluh darah dan bercak perdarahan.
• Selaput kelopak mata: terdapat pelebaran pembuluh darah.
• Teleng mata : bulat – bulat.
• Manik mata: bentuk bundar, dengan diameter kanan dan kiri lima
milimeter.
• Pelangi mata: warna coklat.
12. C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar
b. Hidung:
● Bentuk hidung: tidak ada kelainan
● Permukaan kulit hidung: terdapat luka lecet berupa garis ukuran terpanjang satu
sentimeter seluas area panjang lima sentimeter dan lebar empat sentimeter.
● Lubang hidung: terdapat darah yang keluar, warna merah kecoklatan
c. Telinga:
● Bentuk telinga: oval.
● Permukaan kulit telinga: tidak ada kelainan.
● Lubang telinga : tidak ada kelainan.
d. Mulut : keluar cairan berupa darah.
● Bibir: tampak biru kehitaman. Terdapat dua luka terbuka. Luka pertama berupa luka
terbuka pada bagian selaput lender bibir bawah sebelah kiri, dengan panjang dua koma
lima sentimeter, lebar nol koma lima sentimeter, tepi tidak rata. Luka kedua berupa luka
terbuka pada selaput lendir bibir bawah sebelah kanan, panjang tiga sentimeter, lebar nol
koma lima sentimeter, tepi tidak rata.
13. C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar
▪ Atas: pada bibir kiri sisi luar terdapat jejas memar warna ungu dengan ukuran
panjang dua sentimeter dan lebar satu sentimeter disertai pembengkakan.
▪ Bawah: pada bibir kiri sisi luar terdapat jejas memar warna ungu dengan ukuran
panjang dua sentimeter dan lebar satu sentimeter.
● Selaput lendir mulut
▪ Atas: Pada sisi kanan terdapat jejas memar warna ungu kehitaman dengan ukuran
panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter.
▪ Bawah: tidak ada kelainan.
● Lidah: tidak terjulur dan tidak tergigit.
● Gigi-geligi:
▪ Rahang atas: jumlah sulit dinilai karena rahang sulit dibuka.
▪ Rahang bawah: gigi kiri ketiga tampak goyang dan terdapat resapan darah dengan
ukuran panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter.
● Langit - langit mulut: tidak ada kelainan.
● Rongga mulut: mulut terbuka delapan milimeter.
14. C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar
3.Tulang-Tulang.
a. Tulang tengkorak: tidak ada kelainan.
b. Tulang belakang: tidak ada kelainan.
c. Tulang-tulang dada: tidak ada kelainan.
d. Tulang-tulang punggung: tidak ada kelainan.
e. Tulang-tulang panggul: tidak ada kelainan.
f. Tulang anggota gerak: tidak ada kelainan.
15. C. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Luar
3.Kelainan-Kelainan pada Organ Seksual
a. Bibir besar: tidak ada kelainan.
b. Bibir kecil: tidak ada kelainan.
c. Kelentit: tidak ada kelainan.
d. Selaput darah: terdapat sebuah memar pada arah jam dua belas,
warna keunguan, Terdapat robekan baru selaput dara pada arah
jam lima, tujuh, dan delapan,robekan tidak sampai dasar, warna
kemerahan.
e. Dinding liang senggama: terdapat cairan bewarna keruh.
f. Rambut kemaluan: tidak ada.
16. D. Fakta Dari Pemeriksaan
Tubuh Bagian Dalam
1. Rongga Kepala:
a. Tulang tengkorak: tidak ada kelainan.
b. Selaput otak: tidak ada kelainan.
c. Otak besar: warna merah kecoklatan, perabaan lunak, bagian putih
dan abu bisa dibedakan, terdapat pelebaran pembuluh darah, berat
seribu tiga ratus lima puluh gram, panjang dua puluh tiga
sentimeter, lebar tujuh belas sentimeter, tinggi lima sentimeter.
d. Otak kecil: warna merah kecoklatan, perabaan lunak, terdapat
pelebaran pembuluh darah disertai bintik perdarahan.
e. Batang otak: terdapat pelebaran pembuluh darah.
f. Dasar tengkorak: tidak ada kelainan
17. D. Fakta Dari Pemeriksaan
Tubuh Bagian Dalam
2. Leher Bagian Dalam:
a. Kulit: tidak ada kelainan.
b. Lidah: tidak ada kelainan.
c. Saluran kerongkongan: terdapat lendir warna keabuan dan lumpur,
terdapat dua resapan darah pada kerongkongan belakang, resapan
pertama panjang satu sentimeter lebar satu sentimeter, resapan darah
kedua panjang satu sentimeter lebar nol koma lima sentimeter.
d. Selaput lendir kerongkongan: tidak ada kelainan.
e. Saluran tenggorokan: tulang rawan tenggorok kanan terdapat resapan
darah, diameter nol koma lima sentimeter.
f. Selaput lendir tenggorokan: tidak ada kelainan.
g. Pembuluh darah besar di leher : tidak ada kelainan
18. D. Fakta Dari Pemeriksaan
Tubuh Bagian Dalam
3. Rongga Dada:
a. Kulit bagian dalam : tidak ada kelainan.
b. Dinding rongga dada: tidak ada kelainan.
c. Rongga dada : tidak ada kelainan.
d. Jantung:
● Permukaan jantung : perabaan kenyal, besar satu kepal tangan, terletak dua jari di sebelah
paru, terdapat cairan encer berwarna cokelat, volume cairan tiga mililiter, berat dua ratus
tiga puluh enam gram, warna merah keunguan, panjang tiga belas koma lima sentimeter,
lebar sepuluh koma lima sentimeter, tinggi lima sentimeter.
● Jantung kanan: katup antara serambi dan bilik kanan terdiri dari tiga katup, ukuran lingkar
katup serambi bilik kanan lima sentimeter, tebal otot jantung kanan bilik kanan nol koma
lima sentimeter. Pembuluh nadi paru terdiri dari tiga katup, ukuran lingkar katup pembuluh
nadi paru lima sentimeter.
● Jantung kiri : katup antara serambi dan bilik kiri terdiri dari dua katup, ukuran lingkar
katup serambi bilik kiri tujuh sentimeter, tebal otot jantung kiri satu koma lima sentimeter.
Katup pembuluh nadi utama terdiri dari tiga katup, ukuran lingkar katup tujuh sentimeter.
19. D. Fakta Dari Pemeriksaan
Tubuh Bagian Dalam
e. Paru-paru:
● Selaput pembungkus paru: tampak warna coklat.
● Kanan: paru kanan tampak warna ungu kemerahan, terdiri dari tiga baga, pada
perabaan spons, penampang warna merah keunguan, panjang dua puluh
sentimeter, lebar tujuh belas sentimeter, tinggi enam sentimeter, berat tiga
ratus lima puluh gram, pada pemijatan keluar cairan encer warna coklat
kehitaman
● Kiri: paru kiri tampak warna ungu kecoklatan, terdiri dari dua baga, perabaan
spons, penampang warna ungu kecoklatan, panjang delapan belas sentimeter,
lebar empat belas koma lima sentimeter, tinggi lima sentimeter, berat tiga ratus
dua puluh tiga gram, pada pemijatan keluar cairan encer warna coklat
kehitaman.
20. D. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Dalam
4. Rongga Perut:
a. Dinding perut bagian dalam: tidak ada kelainan.
b. Usus halus: tidak ada kelainan, tirai usus tampak menutupi sebagian besar usus.
c. Usus besar : tidak ada kelainan.
d. Hati: permukaan licin, terdiri dari dua baga, penampang warna cokelat kemerahan,
perabaan kenyal, berat seribu delapan ratus dua puluh gram, panjang dua puluh tujuh
sentimeter, lebar dua puluh satu sentimeter, tinggi delapan sentimeter, tepi lancip,
pada pengirisan warna ungu kemerahaan, gambaran kelenjar jelas.
e. Limpa: permukaan licin, perabaan kenyal, berat dua ratus sembilan gram, panjang
empat belas sentimeter, lebar sepuluh sentimeter, tinggi dua sentimeter, pada
pengirisan penampang warna ungu kehitaman kehitaman, terdapat pengikisan,
jaringan keriput
f. Lambung: warna kelabu, permukaan licin, perabaan lembek, berat seratus sembilan
puluh sembilan gram, panjang dua upuh dua sentimer, lebar sembilan sentimeter,
berisi makanan setengah tercerna warna kelabu.
21. D. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Dalam
g. Kantung empedu: berisi cairan encer warna cokelat kekuningan, tidak ada sumbatan.
h. Ginjal:
∙ Kanan: permukaan licin, simpai lemak cukup tebal, simpai ginjal mudah dilepas,
warna keunguan, tidak ada perdarahan, perabaan kenyal, berat tiga ratus lima puluh
delapan gram, panjang dua belas sentimeter, lebar sepuluh sentimeter, tinggi tiga
sentimeter, penampang ungu kecoklatan, pada pengirisan tidak terdapat kelainan,
piala ginjal tidak ada, gambaran ginjal jelas.
∙ Kiri: permukaan licin, simpai lemak cukup tebal, simpai ginjal mudah dilepas, warna
kecoklatan, tidak ada perdarahan, perabaan kenyal, berat empat ratus dua puluh
sembilan gram, panjang dua belas sentimeter, lebar sepuluh sentimeter, tinggi tiga
sentimeter pada pengirisan tidak terdapat kelainan, piala ginjal kosong, gambaran
gambaran ginjal jelas.
i. Kelenjar liur perut: bewarna cokelat keunguan, perabaan kenyal, panjang delapan belas
sentimeter, lebar lima sentimeter, tinggi satu sentimeter, penampang cokelat keunguan,
gambaran kelenjar masih jelas.
22. D. Fakta Dari Pemeriksaan Tubuh Bagian Dalam
4. Rongga Panggul:
a. Kandung kemih: kosong, tidak ada kelainan.
b. Rahim: ukuran panjang dua puluh dua sentimeter, lebar tujuh belas
sentimeter, tinggi tujuh sentimeter, perabaan kenyal. Terdapat janin,
jumlah satu, letak bawah kepala, punggung kiri, berat delapan ratus dua
puluh gram, panjang badan tiga puluh satu sentimeter, panjang kepala
sampai tungging dua puluh dua sentimeter, lingkar kepala dua puluh
empat sentimeter, lingkar dada dua puluh sentimeter,lingkar perut
delapan belas sentimeter, jenis kelamin perempuan, terdapat ovarium
dan rahim janin, air ketuban bewarna kelabu jernih, terdapat satu
plasenta melekat pada dinding Rahim.
23. E. Pemeriksaan Penunjang
a. Telah dingambil sebagian sampel pada tubuh jenazah untuk pemeriksaan patologi anatomi, pada organ:
● Otak besar
● Otak kecil
● Batang Otak
● Resapan darah otot leher
● Paru kanan
● Paru kiri
● Jantung
● Lambung
● Ginjal kiri
● Ginjal kanan
● Hati
● Limpa
● Pankreas
b. Telah diambil sampel swab vagina luar dan dalam untuk pemeriksaan sperma
c. Telah diambil sampel swab selaput lendir mulut untuk pemeriksaan sperma
d. Telah diambil sampel tulang selangka kanan untuk pemeruksaan diatom
e. Telah diambil sampel tulang selangka kiri untuk pemeriksaan DNA
f. Telah diambil sampel tulang dada janin untuk pemeriksaann DNA
g. Telah diambil sampel getah paru untuk tes diatom
24. KESIMPULAN
Berdasarkan fakta fakta yang didapatkan saya simpulkan bahwa
telah diperiksa jenazah seorang perempuan, Panjang seratus empat
puluh satu sentimeter, umur kurang lebih lima belas sampai dua
puluh tahun, warna kulit sawo matang,hamil kurang lebih enam
bulan. Pada pemeriksaan didapatkan luka akibat kekerasan tumpul
berupa luka memar pada wajah, leher, dada, perut, dan anggota
gerak. Luka lecet pada pada wajah, leher, dada, dan anggota gerak.
Luka robek pada jari-jari tangan kanan. Didapatkan tanda mati
lemas, tanda persentuhan dengan air. Sebab kematian adalah cekik
pada leher yang mengakibatkan mati lemas.
25. PENUTUP
Demikianlah keterangan tertulis ini saya buat dengan sesungguhnya,
dengan mengingat sumpah sewaktu menerima jabatan sebagai dokter.
Semarang, 6 Maret 2022
Dokter yang memeriksa,
dr. Dian Novitasari, Sp, FM
27. TRAUMATOLOGI
Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos.
Logos berarti ilmu.
Trauma berarti kekerasan atas jaringan
tubuh yang masih hidup (living tissue)
Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari semua aspek yang
berkaitan dengan kekerasan terhadap jaringan tubuh manusia
yang masih hidup.
28. TRAUMA
MEDIS Hilangnya diskontinuitas dari jaringan.
MEDIKOLEGAL
Pengetahuan tentang alat atau benda
yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan seseorang
29. Kekerasan yang mengenai tubuh dapat menimbulkan
efek, baik terhadap fisik maupun psikis.
Efek terhadap fisik, berupa luka atau kerusakan jaringan.
Selain itu, kekerasan bisa menjadi precipitating factor
terjadinya kelainan psikis yang spektrumnya luas walau
tidak menimbulkan kerusakan otak
30. Jenis Penyebab Kekerasan
Benda
Mekanik
• Benda Tajam
• Benda Tumpul
• Benda Mudah
Pecah
Benda Fisik
• Benda Bersuhu
Tinggi
• Benda Bersuhu
Rendah
• Sengatan Listrik
• Petir
• Tekanan
(barotrauma)
Kombinasi
benda
mekanik
dan fisik
• Luka Tembakan
Senjata Api
Kimia
Korosif
• Golongan Asam
• Golongan Basa
31. Trauma tumpul merupakan salah satu trauma mekanik
yang dapat menyebabkan kerusakan organ.
Trauma tumpul dapat menyebabkan berbagai macam jenis
luka. Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka
dengan sifat luka seperti ini adalah benda yang memiliki
permukaan tumpul.
Definisi benda tumpul:
• Tidak bermata tajam
• Konsistensi keras/ kenyal
• Permukaan halus / kasar
Benda tumpul yang sering
mengakibatkan luka: batu, besi,
sepatu, tinju, lantai, dsb.
33. Cedera Akselerasi (Kompresi)
Suatu kondisi trauma tumpul langsung ke area abdomen atau
bagian pinggang yang memberikan menifestasi kerusakan
vascular dengan respons terbentuknya formasi hematom di
dalam viseria. Cedera kompresi yang kuat mengakibatkan
peningkatan tekanan transien intraluminal yang memberikan
respon adanya rupture organ dalam abdomen. Peningkatan
tekanan transien intraabdomen adalah mekanisme umum
trauma tumpul yang mencederai usus kecil.
34. Cedera Deselerasi (Perlambatan)
Suatu kondisi di mana suatu peregangan yang berlebihan
memberikan manifestasi terhadap cedera intraabdomen.
Kekuatan peregangan secara longitudinal memberikan
manifestasi rupture (robek) pada struktur di persimpangan
antara segmen intraabdomen. Cedera deselerasi yang paling
sering adalah cedera hepar sepanjang ligamentum teres dan
cedera lapisan intima arteri ginjal.
35. Jenis Luka Akibat Trauma Tumpul
Memar
(kontusi)
Luka Lecet
(abrasi)
Luka
Terbuka/Robek
(laserasi)
36. Memar
(kontusi)
Salah satu bentuk luka yang
ditandai oleh kerusakan jaringan
tanpa disertai diskontinuitas
permukaan kulit. Kerusakan tersebut
disebabkan oleh pecahnya kapiler
dan vena sehingga darah keluar dan
meresap ke jaringan di sekitarnya.
37. Memar Berdasarkan Waktu
Perubahan warna tersebut berlangsung mulai dari tepi dan waktunya dapat
bervariasi tergantung derajat dan berbagai faktor yang mempengaruhinya
38. Luka Memar vs Lebam Mayat
Luka Memar Lebam Mayat
Lokasi Bisa dimana saja Pada bagian terendah
Pembengkakan Positif Negative
Bila ditekan Warna tetap Memucat/hilang
Mikroskopik Reaksi jaringan (+) Reaksi jaringan (-)
39. Luka Lecet
(abrasi)
Luka yang disebabkan rusaknya atau
lepasnya lapisan luar dari kulit, dengan ciri-
ciri:
1) Bentuk luka tidak teratur
2) Tepi luka tidak rata
3) Kadang-kadang ditemukan sedikit
perdarahan
4) Permukaan tertutup oleh krusta
5) Warna coklat kemerahan
6) Pemeriksaan mikroskopis terlihat
beberapa bagian yang tertutup epitel dan
reaksi jaringan.
40. Luka lecet dapat terjadi superfisial jika epidermis yang
terkena, lebih dalam ke lapisan bawah kulit (dermis)
atau sampai ke jaringan lunak bawah kulit, pembuluh
darah dapat terkena sehingga terjadi perdarahan.
Arah dari pengelupasan ditentukan dengan pemeriksaan
luka. Dua tanda yang digunakan, tanda pertama adalah
arah epidermis bergulung, tanda kedua adalah
hubungan kedalaman luka yang menandakan
ketidakteraturan benda yang mengenainya
41. Umur Luka Lecet
∙ Hari ke 1 – 3 : berwarna coklat kemerahan karena
eksudasi darah dan cairan limfe.
∙ Hari ke 4 – 6 : bertambah suram dan lebih gelap.
∙ Hari ke 7 – 14 : mulai terjadi pembentukan epidermis
baru.
∙ Dalam beberapa minggu akan timbul penyembuhan
lengkap.
42. LECET
ANTEMORTEM vs POSTMORTEM
Ante Mortem Post Mortem
• Perubahan warna menjadi
coklat kemerahan
• Terdapat keropeng
• Sembarang tempat
• Perubahan warna Kekuningan
• Tidak terdapat keropeng
• Pada daerah yang ada
penonjolan tulang.
43. Diakibatkan benda runcing,
misal kuku jari yang
menggeser lapisan permukaan
kulit (epidermis) dan
menyebabkan lapisan tersebut
terangkat sehingga dapat
menunjukkan arah kekerasan
yang terjadi.
KLASIFIKASI
LUKA LECET
Luka Lecet
Gores
44. Variasi dari luka lecet gores
yang daerah persentuhannya
dengan permukaan kulit
lebih lebar. Arah kekerasan
ditentukan dengan melihat
letak tumpukan epitel.
KLASIFIKASI
LUKA LECET
Luka Lecet
Serut
45. Disebabkan penjejakan benda tumpul
terhadap kulit. Kulit adalah jaringan
yang lentur, maka bentuk luka belum
tentu sama dengan permukaan benda,
tetapi masih mungkin mengidentifikasi
benda penyebab yang mempunyai
bentuk khas, misal kisi-kisi radiator
mobil, jejas gigitan, dsb. Gambaran
yang ditemukan adalah daerah kulit
yang kaku dengan warna lebih gelap
dari sekitarnya.
KLASIFIKASI
LUKA LECET
Luka Lecet
Tekan
46. Disebabkan tekanan linier kulit
disertai gerakan bergeser,
misalnya kasus gantung atau
jerat. Luka lecet geser yang
terjadi semasa hidup sulit
dibedakan dari luka lecet geser
yang terjadi segera pasca mati.
KLASIFIKASI
LUKA LECET
Luka Lecet
Geser
47. Luka Terbuka/
Robek (laserasi)
Luka yang disebabkan karena persentuhan dengan
benda tumpul dengan kekuatan yang mampu merobek
seluruh lapisan kulit dan jaringan di bawahnya. Ciri-
cirinya, antara lain:
∙ Garis batas luka tidak teratur dan tepi luka tak rata
∙ Tepi luka tidak rata
∙ Bila kedua tepi luka ditautkan tidak rapat (karena
sebagaian jaringan ada yang hancur)
∙ Tebing luka tak rata serta terdapat jembatan
jaringan
∙ Di sekitar garis batas luka di temukan memar
∙ Lokasi luka lebih mudah terjadi pada daerah yang
dekat dengan tulang (misalnya daerah kepala, muka
atau ekstremitas).
48. Pola Trauma
Beberapa pola trauma akibat kekerasan tumpul yang dikenali mengarah
pada kepentingan medikolegal.
1. Luka terbuka tepi tidak rata pada kulit akibat terkena kaca spion pada
saat kecelakaan. Ketika benturan, kaca spion menjadi fragmen kecil.
Luka berupa abrasi, kontusio, dan laserasi yang berbentuk segiempat
atau sudut.
2. Pejalan kaki ditabrak kendaraan bermotor biasanya terjadi fraktur
tulang panjang kaki, disebut bumper fractures. Hampir seluruh
kendaraan nose dive ketika mengerem, pengukuran ketinggian
bemper dan tinggi fraktur dari telapak kaki mengindikasikan usaha
pengendara untuk mengerem saat kecelakaan.
49. Pola Trauma
3. Penderita serangan jantung yang terjatuh diketahui dengan
adanya pola luka pada dan di bawah area hat band, biasanya
pada satu sisi wajah. Pola mengindikasikan jatuh sebagai
penyebab, bukan dipukul.
4. Pukulan daerah mulut lebih terlihat dari dalam. Pukulan
kepalan tangan, luka tumpul dapat tidak begitu terlihat dari
luar, namun menimbulkan edem jaringan bagian dalam, di
depan gigi geligi. Frenum pada bibir atas kadang rusak,
terutama korban bayi yang mendapat pukulan pada kepala
50. Tanda-Tanda Trauma Tumpul pada Organ
Dalam (Jantung dan Paru)
Perdarahan
Hebat
Pneumothoraks
Emfisema
Kulit
52. Aspek Medis
Kelainan Fisik
/ Organic
Bentuk kelainan fisik:
∙ Hilangnya
jaringan/bagian
tubuh
∙ Hilangnya
sebagaian/seluruh
organ tertentu.
Gangguan
Fungsi Organ
Tertentu
Gangguan fungsi
tergantung organ/
bagian tubuh yang
terkena trauma.
Contoh: lumpuh,
buta, tuli atau
terganggunya fungsi
organ dalam
Infeksi
Kulit atau membran
mukosa merupakan barier
infeksi. Bila rusak, kuman
akan masuk. Kuman
masuk melalui memar
atau irritasi benda yang
terkontaminasi. Jenis
kuman: streptococcus,
staphylococcus, E.coli,
proteus vulgaris,
clostridium tetani, dsb.
53. Aspek Medis
Penyakit
Trauma dianggap faktor
resiko penyakit jantung
walaupun hubungan
kausalnya sulit diterangkan
dan dalam kontroversi.
Kelainan Psikis
Trauma meskipun tidak
menimbulkan kerusakan otak,
namun menjadi faktor resiko
kelainan mental, yaitu:
compensational neurosis,
anxiety neurosis,
schizophrenia, manic
depressive atau psikosis.
54. Aspek Yuridis
Luka merupakan kerusakan jaringan (baik disertai/tidak disertai diskontuinitas
permukaan kulit) akibat trauma. Berdasarkan sudut hukum, luka merupakan
kelainan yang disebabkan oleh tindak pidana, baik bersifat intensional (sengaja),
reckless (ceroboh) atau negligence (kurang hati–hati). Berat-ringannya hukuman
ditentukan berat ringannya luka. Kebijakan hukum pidana dalam penentuan
berat ringannya luka didasarkan pengaruhnya terhadap:
∙ Kesehatan jasmani
∙ Kesehatan rohani
∙ Kelangsungan hidup janin di dalam kandungan
∙ Estetika jasmani
∙ Pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata pencarian
∙ Fungsi alat indera.
56. Luka yang tidak
menimbulkan penyakit
atau halangan dalam
menjalankan pekerjaan
jabatan atau pekerjaan
mata pencahariannya
Luka
Ringan
Luka
Sedang
Luka yang dapat
menimbulkan penyakit
atau halangan dalam
menjalankan pekerjaan
jabatan atau pekerjaan
mata pencaharian
untuk sementara waktu
57. Luka berat adalah luka yang sebagaimana diuraikan di dalam pasal 90 KUHP,
yang terdiri atas :
1. Luka atau penyakit yang tidak dapat diharapkan akan sembuh dengan
sempurna lebih ditujukan pada fungsinya
2. Luka yang dapat mendatangkan bahaya maut
3. Luka yang menimbulkan rintangan tetap dalam menjalankan pekerjaan
jabatan atau mata pencariaanya
4. Kehilangan salah satu dari panca indera
5. Cacat besar atau kudung.
6. Lumpuh.
7. Gangguan daya pikir lebih dari 4 minggu lamanya
8. Keguguran atau kematian janin seorang perempuan
Luka Berat
58. Asfiksia
Dalam bahasa Indonesia, asfiksia sering disebut dengan istilah
“mati lemas”. Secara umum, asfiksia adalah kehilangan kesadaran
karena kekurangan oksigen atau terlalu banyak karbon dioksida dalam
darah. Sedangkan dalam ilmu kedokteran forensik, asfiksia berarti
suatu kondisi yang disebabkan oleh gangguan pengambilan oksigen
dan/atau penggunaan oksigen.
59. Menurut Para Ahli
Abdul Mun‟im
Idries
Asfiksia adalah kumpulan
dari pelbagai keadaan
dimana terjadi gangguan
dalam pertukaran udara
pernapasan yang normal.
Gangguan tersebut dapat
disebabkan karena adanya
obstruksi pada saluran
pernafasan dan gangguan
yang diakibatkan karena
terhentinya sirkulasi
Sofwan
Dahlan
Asfiksia merupakan istilah
yang sering digunakan
untuk menyatakan
berhentinya respirasi yang
efektif (cessation of
effective respiration) atau
ketiadaan kembang kempis
(absence of pulsation).
Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran
Univeritas Indonesia
Keadaan yang ditandai
dengan terjadinya gangguan
pertukaran udara pernapasan,
mengakibatkan oksigen darah
berkurang (hipoksia) disertai
dengan peningkatan karbon
dioksida (hiperkapnea).
Dengan demikian, organ
tubuh mengalami kekurangan
oksigen (hipoksia hipoksik)
dan terjadi kematian.
60. Alamiah
Penyakit yang menyumbat saluran
pernapasan seperti laryngitis,
difteri, atay menimbulkan
gangguan pergerakan paru seperti
fibrosis paru.
Mekanik
● Penutupan lubang saluran
pernapasan bagian atas:
pembekapan (smothering),
penyumbatan (gagging den
choking).
● Penekanan dinding saluran
pernapasan: penjeratan
(strangulation), pencekikan
(manual strangulation, throttling),
gantung (hanging).
● Penekanan dinding dada dari luar
(asfiksia traumatik).
● Saluran pernapasan terisi air
(tenggelam/drowning).
Kimia
Macam Asfiksia
Asfiksia mekanik adalah mati lemas
yang terjadi apabila udara pernapasan
terhalang memasuki saluran pernapasan
oleh berbagai kekerasan misalnya :
Asfiksia kimia biasanya melibatkan
reaksi antara bahan kimia dan tubuh,
sehingga mengakibatkan gangguan
penyerapan oksigen, transfor, dan/atau
penggunaan oksigen. Penumpukan dan
kegagalan untuk mengeliminasi
produk beracun dari dalam tubuh juga
sering terjadi dan menyebabkan
kerusakan. Agen kimia dapat
menyebabkan kerusakan lokal pada
paru-paru sehingga menghambat difusi
oksigen atau bisa berakibat sistemik
untuk memengaruhi pengangkatan
oksigen, penyerapan oksigen oleh sel
atau penggunaan oksigen.
61. Penjeratan
(Strangulation)
Penjeratan adalah penekanan benda
asing berupa tali, ikat pinggang,
rantai, stagen, kawat, kabel, kaos kaki,
dan sebagainya, yang melingkari atau
mengikat leher yang makin lama
makin kuat, sehingga saluran
pernapasan tertutup. Penjeratan ini
berbeda dengan gantung diri yang
biasanya merupakan bunuh diri
(suicide), maka penjeratan biasanya
adalah pembunuhan.
Gantung (Hanging)
Yang disebut sebagai peristiwa
gantung (hanging) adalah peristiwa
dimana seluruh atau sebagian dari
berat tubuh seseorang ditahan
dibagian lehernya oleh sesuatu
benda dengan permukaan yang
relatif sempit dan panjang,
sehingga daerah tersebut
mengalami tekanan.
Pencekikan (Manual
Strangulation)
Pencekikan adalah
penekanan leher dengan
tangan yang
menyebabkan dinding
saluran napas bagian atas
tertekan dan terjadi
penyempitan saluran
napas, sehingga udara
pernapasan tidak dapat
lewat.
Jenis Kejadian Asfiksia
62. Sufokasi
Peristiwa sufokasi adalah peristiwa
kurangnya napas atau kegagalan
oksigen untuk mencapai darah yang
terjadi akibat kurangnya kadar oksigen
di lingkungan sekitar atau terhalangnya
saluran napas eksternal. Sehingga
dalam peristiwa ini, kematian dapat
terjadi dalam beberapa jam tergantung
dari luasnya ruangan serta kebutuhan
oksigen bagi orang yang berada di
dalamnya.
Pembekapan
(Smothering)
Pembekapan merupakan bentuk
asfiksia yang disebabkan oleh
penutupan lubang hidung dan
mulut, sehingga menghambat
masuknya udara ke paru-paru.
Penutupan dapat dilakukan dengan
menggunakan tangan atau sesuatu
benda yang lunak (contoh: bantal).
Peristiwa pembekapan ini dapat
terjadi karena pembunuhan,
kecelakaan, atau bunuh diri.
Penyumpalan
(Chocking/gagging)
Pada keadaan ini, terjadi sumbatan
jalan napas oleh benda asing, yang
mengakibatkan hambatan udara
untuk masuk ke paru-paru. Pada
gagging, sumbatan terdapat dalam
orofaring, sedangkan pada choking,
sumbatan terdapat lebih dalam pada
laringofaring.
Jenis Kejadian Asfiksia
63. Tenggelam (Drowning)
Tenggelam tidak hanya terbatas di dalam air seperti laut,
sungai, danau atau kolam renang, tetapi mungkin pula
dapat terbenam didalam wastafel, ember berisi air, bahkan
dapat pula di kubangan atau selokan. Artinya, pada
peristiwa tenggelam (drowning) seluruh tubuh tidak harus
tenggelam di dalam air, asalkan lubang hidung dan mulut
berada di bawah permukaan air, maka hal tersebut sudah
cukup memenuhi kriteria sebagai peristiwa tenggelam.
Perlu diingat bahwa pada mayat yang ditemukan
terbenam dalam air, mungkin saja korban sudah
meninggal sebelum masuk kedalam air.
Crush Asphyxia
Hal ini disebabkan karena dada dan perut
mendapat tekanan secara bersamaan oleh suatu
kekuatan, akibatnya gerakan pernapasan tidak
mungkin terjadi, sehingga tubuh mengalami
asfiksia. Contohnya: diakibatkan pohon yang
tumbang, tebing yang runtuh, berdesak-
desakan keluar dari pintu yang sempit, dan
lain sebagainya.
Jenis Kejadian Asfiksia
64. Fase-Fase Asfiksia
1
• Fase Dyspneu
• Terjadi penurunan kadar oksigen dalam sel darah merah dan penimbunan CO2 dalam plasma 🡪
merangsang pusat pernapasan di medulla oblongata.
2
• Fase Konvulsi
• Kadar CO2 yang naik 🡪 rangsangan terhadap susunan saraf pusat 🡪 konvulsi (kejang) 🡪 spasme
opistotonik.
• Pupil mengalami dilatasi, denyut jantung menurun, tekanan darah juga menurun.
3
• Fase Apneu
• Depresi pusat pernapasan yang lebih hebat 🡪 Pernapasan melemah dan dapat berhenti 🡪
kesadara menurun, dan akibat dari relaksasi sfingter dapat terjadi pengeluaran cairan sperma,
urine dan tinja.
4
•Fase Akhir
• Paralisis pusat pernapasan yang lengkap. Pernapasan berhenti setelah kontraksi otomatis otot
pernapasan kecil pada leher.
•Masa dari saat asfiksia timbul sampai terjadinya kematian sangat bervariasi. Umumnya berkisar antara 4-5
menit
65. Tanda Umum Jenazah Asfiksia
Sianosis
Kurangnya oksigen akan
menyebabkan darah
menjadi lebih encer dan
gelap. Warna kulit dan
mukosa terlihat lebih
gelap, demikian juga
lebam mayat. Sianosis
bukan merupakan tanda
yang khas pada asfiksia.
Kongesti
Venaa
Kongesti vena yang terjadi di
paru-paru bukan merupakan
tanda yang khas. Kongesti
yang khas yaitu kongesti
sistemik yang terjadi di kulit
dan organ selain paru-paru.
Sebagai akibat dari kongesti
vena ini akan terlihat adanya
bintik-bintik perdarahan
(Tardieu Spot).
Edema
Kekurangan oksigen yang
berlangsung lama akan
mengakibatkan kerusakan pada
pembuluh darah kapiler,
sehingga permeabilitas
meningkat. Keadaan ini akan
menyebabkan timbulnya
edema, terutama edema paru-
paru.
66. CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics
& images by Freepik
Thank You