SlideShare a Scribd company logo
1 of 134
KALKULUS PEUBAH BANYAK
Strategi Probing Prompting
Hapizah
Somakim
M. Yusup
Penerbit
iii
Dilarang memperbanyak, mencetak atau menerbitkan
sebagian maupun seluruh buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit
Ketentuan Pidana
Kutipan Pasal 72 Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.
1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau hak terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Kalkulus Peubah Banyak
Strategi Probing Prompting
Penulis : Hapizah
Somakim
M.Yusup
Layout : Nyimas Amrina Rosyada
Desain Cover : Ismoko
Hak Penerbit pada NoerFikri Offset, Palembang
Perpustakaan Nasional Katalog dalam Terbitan (KDT)
Anggota IKAPI (No. 012/SMS/13)
Dicetak oleh:
NoerFikri Offset
Jl. KH. Mayor Mahidin No. 142
Telp/Fax : 366 625
Palembang – Indonesia 30126
E-mail : noerfikri@gmail.com
Cetakan I: Januari 2019
Hak Cipta dilindungi undang-undang pada penulis
All right reserved
ISBN : 978-602-447-368-6
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan kekuatan, kesempatan sehingga
prototipe buku ini dapat diselesaikan tepat waktu. Terima kasih
yang tak terhingga kepada Rektor Universitas Sriwijaya yang
telah mendanai penelitian kami, sehingga buku ini sebagai salah
satu output penelitian dapat terselesaikan.
Buku ini dirancang untuk membantu mahasiswa dan dosen
dalam menyediakan sumber belajar mata kuliah Kalkulus
Peubah Banyak. Melalui buku ini diharapkan mahasiswa dapat
mengkonstruksi pengetahuannya secara mandiri yang sesuai
dengan paradigma Student Centered Learning (SCL) dan prinsip
pembelajaran di perguruan tinggi.
Kepada berbagai pihak kami ucapkan terima kasih diantaranya
Budi Mulyono, S.Pd., M.Sc. dan Dr. Ely Susanti, M.Pd. serta
mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika angkatan
2017 yang telah memberikan masukan untuk merevisi buku ini.
Terima kasih juga untuk Yuni Permata Sari yang telah
merancang cover buku ini.
Buku ini masih dalam bentuk prototipe, sehingga sangat
diharapkan masukan/sarannya sehingga kedepan buku ini
menjadi lebih baik.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
FUNGSI DUA VARIABEL ATAU LEBIH.....................................................1
TURUNAN PARSIAL................................................................................... 15
LIMIT DAN KEKONTINUAN.......................................................................30
KETERDIFERENSIASIAN.......................................................................... 39
TURUNAN BERARAH DAN KEMIRINGAN BIDANG............................ 48
ATURAN RANTAI.........................................................................................61
BIDANG SINGGUNG DAN APROKSIMASI............................................ 70
MAKSIMUM DAN MINIMUM...................................................................... 78
INTEGRAL LIPAT DUA...............................................................................84
INTEGRAL BERULANG..............................................................................95
INTEGRAL LIPAT DUA ATAS BUKAN PERSEGIPANJANG.............100
INTEGRAL LIPAT DUA DALAM KOORDINAT POLAR.......................107
APLIKASI INTEGRAL LIPAT DUA (LUAS PERMUKAAN)................. 112
INTEGRAL LIPAT TIGA............................................................................ 123
v
Petunjuk:
Bahan ajar ini menggunakan strategi probing
prompting, dimana kalian diberikan
pertanyaan-pertanyaan. Silakan kalian jawab
pertanyaan-pertanyaan yang ditemukan terlebih
dahulu, baru kemudian kalian melanjutkan
membaca bahan ajar ini.
1
FUNGSI DUA VARIABEL
ATAU LEBIH 1
Pada bahan ajar kali ini kita akan membahas tentang fungsi dua
variabel atau lebih. Namun, sebelum membahas materi tersebut,
kita ingat kembali tentang fungsi itu sendiri. Menurut kalian, apa
yang dimaksud dengan fungsi?. Dapatkah kalian memberikan
contoh yang termasuk fungsi dan yang bukan fungsi?
Fungsi adalah pemetaan dari daerah domain ke daerah
kodomain dengan tepat satu. Contoh yang termasuk fungsi
adalah 2)(  xxf , dimana untuk semua anggota domain
Rx akan dipetakan tepat satu ke kodomain Rx .
Bagaimana untuk xxf )( ?, dipetakan kemanakan 4x ? .
Iya, untuk 4x , akan dipetakan ke 2 dan -2, sehingga dapat
Tujuan Pembelajaran:
1
FUNGSI DUA VARIABEL
ATAU LEBIH 1
Pada bahan ajar kali ini kita akan membahas tentang fungsi dua
variabel atau lebih. Namun, sebelum membahas materi tersebut,
kita ingat kembali tentang fungsi itu sendiri. Menurut kalian, apa
yang dimaksud dengan fungsi?. Dapatkah kalian memberikan
contoh yang termasuk fungsi dan yang bukan fungsi?
Fungsi adalah pemetaan dari daerah domain ke daerah
kodomain dengan tepat satu. Contoh yang termasuk fungsi
adalah 2)(  xxf , dimana untuk semua anggota domain
Rx akan dipetakan tepat satu ke kodomain Rx .
Bagaimana untuk xxf )( ?, dipetakan kemanakan 4x ? .
Iya, untuk 4x , akan dipetakan ke 2 dan -2, sehingga dapat
Tujuan Pembelajaran:
2
kita katakan bahwa xxf )( bukan fungsi. Mengapa
demikian? Karena untuk satu domain memiliki pasangan lebih
dari satu ke kodomain.
Contoh fungsi yang diberikan di atas adalah fungsi satu variabel.
Apa variabel dari contoh fungsi tersebut?, iya, fungsi tersebut
variabelnya adalah x . Jadi, contoh tersebut adalah fungsi
dengan satu variabel. Bagaimana jika variabelnya kita
tambahkan y ? menjadi fungsi apakah ia?, fungsi tersebut
menjadi fungsi dengan dua variabel. Dapatkan kalian
memberikan contohnya? misalnya yxyxf ),( . Bagaimana
jika ditambah lagi variabelnya? fungsi tersebut akan menjadi
fungsi dengan tiga variabel atau lebih. Dalam bahan ajar ini kita
hanya akan membahas fungsi dua variabel atau lebih.
Dari contoh fungsi dua variabel di atas, dapatkan kalian
menentukan variabel bebas dan variabel terikatnya?, variabel
bebasnya adalah x dan y , variabel terikatnya adalah ),( yxf
atau z .
Nilai real dari sebuah fungsi dua variabel kita dapatkan dengan
mensubtitusikan nilai variabel yang bersesuaian. Coba tentukan
nilai real dari fungsi di bawah ini!
32
2),( yxyxf  , nilai real dari )3,2(f adalah...
Nilai variabel yang bersesuaian adalah 3,2  yx , nilai real dari
fungsi tersebut adalah
35278)3()2(2)3,2( 32
f .
3
Untuk materi menentukan nilai real dari sebuah fungsi dua
variabel, tentunya tidaklah sulit. Untuk itu, mari kita lanjutkan
membahas tentang grafik fungsi dua variabel.
Grafik dari sebuah fungsi kita dapatkan dengan menghubungkan
titik-titik yang bersesuaian antara variabel bebas dan variabel
terikatnya. Untuk fungsi satu variabel, kita dapat
menggambarkan grafik fungsi pada sumbu koordinat yang terdiri
dari sumbu- x dan sumbu- y . Bagaimana untuk fungsi dua
variabel?, iya sumbu koordinatnya terdiri dari sumbu- x ,
sumbu- y , dan sumbu- z , seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 1.1.
Gambar 1. 1
Untuk memahami istilah kurva dari fungsi dua variabel,
perhatikan contoh-contoh yang diberikan.
4
Contoh 1. 1
Sketsakan kurva fungsi 22
yxz  !.
Penyelesaian:
Apa yang dapat kita lakukan pertama kali untuk menggambarkan
grafik fungsi tersebut?
Kita menentukan domain x dan y dari fungsi tersebut.
Tahapan selanjutnya adalah kita mengkorespondensikan setiap
domain x dan y serta nilai fungsi ( z ). Hasil korespondensinya
diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Secara lebih efektif, kita
dapat menggunakan aplikasi untuk menggambarkan kurva
fungsi tersebut, diantaranya adalah Geogebra dan Mathematica.
Bagaimana menggunakan Geogebra dan Mathematics, silakan
kalian belajar mandiri ya!
Gambar 1. 2
5
Kumpulan dari korespondensi antar variabel dari fungsi
dinamakan dengan contour plot atau contour maps. Pada
kurva fungsi dua variabel juga terdapat istilah surface, yaitu
perpotongan antara area cz  dengan contour maps, seperti
yang diperlihatkan pada Gambar 1.3.
Gambar 1. 3
Pada kurva sebuah fungsi dua variabel, kita mengenal istilah
level kurva. Menurut kalian, apa yang dimaksud dengan level
kurva?
Level kurva adalah proyeksi kurva pada bidang- xy .
Dengan demikian, menurut kalian berupa apakah bentuk dari
hasil proyeksi sebuah kurva pada bidang- xy ?
Bentuknya berupa garis, bisa garis lurus atau garis lengkung
sesuai dengan bentuk kurva yang diproyeksikan.
6
Sekarang untuk kurva seperti pada Gambar 1.3, berupa apa
hasil proyeksinya? Iya, berupa lingkaran-lingkaran. Hasil
proyeksinya diperlihatkan pada Gambar 1.4.
Gambar 1. 4
Untuk memperdalam pemahaman kalian, lanjutkan dengan
contoh berikut.
Contoh 1. 2
Sketsakan grafik 4,1,0,1,4,
2
 k
y
x
z , dan sketsakan juga
countor plots untuk kz  dari nilai k yang diberikan.
Penyelesaian:
Untuk mendapatkan sketsa grafik tersebut, kita ketikkan
y
x
z
2

pada Geogebra, dan hasilnya seperti yang diperlihatkan berikut.
7
Gambar 1. 5
Coba perhatikan dari Gambar 1.5, untuk sumbu- y positif, kurva
berada dimana terhadap bidang- xy ?
Kurva berada di atas bidang- xy .
Perhatikan kembali untuk sumbu- y negatif, kurva berada
dimana terhadap bidang- xy ?
Kurva berada di bawah bidang- xy .
Dapatkah kalian memprediksi, apabila kurva tersebut di
proyeksikan pada bidang- xy , berbentuk apakah kurvanya?
Kurvanya berbentuk parabola
8
Untuk 0z , dimana letak proyeksinya pada bidang- xy ?
Tepatnya terletak pada sumbu-y, jadi bentuknya berupa garis
lurus.
Untuk 1z , 4z , 1z , dan 4z perhatikan bidangnya
pada Gambar 1.6.
Gambar 1. 6
Perhatikan perpotongan bidang 1z , 4z , 0z , 1z , dan
4z dengan kurva, bentuknya berupa parabola, kecuali untuk
9
bidang 0z , bentuknya berupa garis lurus. Seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 1.7.
Gambar 1. 7
Bagaimana cara menentukan perpotongan antara kurva y
x
z
2

dan 1z , 4z , 0z , 1z , atau 4z dengan
geogebra?
Untuk mencari perpotongannya, perhatikan pada tampilan
aljabar, kurva
y
x
z
2
 memiliki nama “b”, misalkan kita akan
mencari perpotongannya dengan 1z , perhatikan pada
tampilan aljabar namanya adalah “c”. Jadi sekarang kita punya
10
dua objek yaitu “b” dan “c”. Pada bagian “Masukan” (yang
dilingkar merah bagian bawah kita ketikkan ‘Perpotongan (b,c)”,
artinya kita mau melukiskan garis potong antara bidang
y
x
z
2

dan 1z , hasilnya berupa garis yang bernama “g”. Begitu juga
cara untuk menentukan perpotongan
y
x
z
2
 dengan bidang
yang lainnya.
Selanjutnya memproyeksi kurva perpotongan tersebut ke
bidang- xy . Hasilnya seperti pada Gambar 1.8. Hasil proyeksi
inilah yang dikatakan sebagai level kurva untuk 4,1,0,1,4 k .
Kumpulan dari level kurva-level kurva dinamakan dengan
contour plots.
Gambar 1. 8
11
Untuk melihat level kurva, kita dapat memutar kurva, dan dilihat
dari atas, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.8. Dengan
Geogebra, kita dapat menentukannya dengan mentranslasikan
masing-masing objek yaitu “g”, “h”, “i”, “j”, dan “k”, dengan vektor
sesuai dengan ketinggian z . Untuk objek “g” misalnya, karena
berada pada 1z , dan kita akan memproyeksikannya pada
0z , maka vektornya adalah (0,0,-1), nilai z diturunkan 1.
Untuk objek yang lain, silakan didiskusikan.
Perintah yang kita ketikkan pada “Masukannya” adalah
“Translasi (g, (0,0,-1))”. Silakan dicobakan pada aplikasi
masing-masing.
Yang kita bahas sebelum ini adalah bentuk kurva untuk fungsi
dua variabel, sekarang kita akan membahas sedikit untuk kurva
fungsi tiga variabel atau lebih. Pada kurva fungsi tiga variabel,
kita mengenal istilah level surface. Domain dari fungsi tiga
variabel adalah semua bilangan real yang membuat nilai
fungsinya ada.
Berikut ini kita membahas tentang domain dan nilai fungsi dari
fungsi dua dan tiga variabel melalui contoh-contoh, walaupun
seharusnya hal ini kita bahas di awal bab. Namun, kali ini kita
membahasnya diakhir dengan perkiraan kalian telah memahami
dengan baik istilah-istilah dari grafik fungsi dua dan tiga variabel
Contoh 1. 3
Tentukan domain dari fungsi   362, 22
 yxyxf
12
Penyelesaian:
Yang perlu kita ingat kembali untuk fungsi dua variabel, dalam
menentukan domain dilihat dari apakah fungsi tersebut memiliki
nilai pada daerah tersebut. Untuk contoh di atas, fungsinya
memiliki tanda , jadi yang perlu diperhatikan adalah bilangan
dibawah tanda akar tersebut haruslah bilangan yang lebih besar
dari nol. Sehingga kita dapatkan
362
0362
22
22


yx
yx
Jadi, domain dari fungsi tersebut adalah
  362|, 22
 yxyxD .
Contoh 1. 4
Misalkan   yzxzyxf cos,, 2
 , tentukan nilai dari
   2
1
2 ,,2,1,2 
fdanf
Penyelesaian:
Penyelesaian dari contoh ini adalah dengan cara
mensubstitusikan nilai dari variabel yang bersesuaian. Dapatkah
kalian menentukan nilainya? Hasilnya adalah sebagai berikut.
  yzxzyxf cos,, 2

13
    
 
22
24
cos4
1cos2,1,2
2
1
2
2
2
2






f
    
 
22
24
cos4
cos2,,2
2
1
2
2
12
2
1





f
14
Soal-soal Latihan
1. Misalkan   yxyxf  2
, . Carilah setiap nilai berikut dan
tentukan domain dari fungsi tersebut!
a)  3,0f
b)  2,1 f
c)  0,2f
d)  3,5 f
2. Sketsakan grafik   2
4, xyxf 
3. Sketsakan grafik   22
25, yxyxf 
4. Sketsakan countor plot dari 2,1,0,1,2,2
 kyxz
15
TURUNAN PARSIAL
2
Pada mata kuliah Kalkulus sebelumnya, kita telah membahas
tentang turunan, yang lebih tepatnya turunan fungsi satu variabel.
Masih ingatkah kalian tentang turunan? Apa definisinya?. Pada
materi kali ini, kita akan melihat turunan dari fungsi yang terdiri
dari dua atau lebih variabel. Fungsi tersebut diturunkan terhadap
masing-masing variabel, sehingga kita menyebutnya sebagai
turunan parsial.
Turunan parsial fungsi f terhadap variabel x pada titik  00 , yx
dinotasikan dan didefinisikan dengan:
Tujuan Pembelajaran:
16
     
x
yxfyxxf
yxf
x
x




0000
0
00
,,
, lim
Bagaimana kira-kira untuk turunan parsial fungsi f terhadap
variabel y pada titik  00 , yx ? iya, notasi dan definisinya
adalah:
     
y
yxfyyxf
yxf
y
y




0000
0
00
,,
, lim
Seandainya, fungsinya merupakan fungsi dengan tiga variabel
yx, dan z , bagaimana notasi dan definisi turunan fungsi f
terhadap variabel z di titik  000 ,, zyx ? iya, notasi dan
definisinya adalah:
     
z
zyxfzzyxf
zyxf
z
z




000000
0
000
,,,,
,, lim
Untuk notasi dan definisi turunan fungsi
f
terhadap variabel
yang lainnya silakan kalian coba sendiri dan diskusikan dengan
temanmu.
Notasi lain untuk menyatakan turunan parsial adalah  . Jadi,
apabila  yxfz , , maka alternatif penulisan notasi adalah
sebagai berikut
 Turunan  yxfz , terhadap variabel x ditulis:
   
x
yxf
x
z
yxfx






,
,
17
 Turunan  yxfz , terhadap variabel y ditulis:
   
y
yxf
y
z
yxfy






,
,
Bagaimana alternatif penulisan notasi turunan parsial dari
masing-masing variabel untuk fungsi  zyxfu ,, ? iya,
alternatifnya adalah sebagai berikut
 Turunan  zyxfu ,, terhadap variabel x ditulis:
   
x
zyxf
x
u
zyxfx






,,
,,
 Turunan  zyxfu ,, terhadap variabel y ditulis:
   
y
zyxf
y
u
zyxfy






,,
,,
 Turunan  zyxfu ,, terhadap variabel z ditulis:
   
z
zyxf
z
u
zyxfz






,,
,,
Untuk menyelesaikan permasalahan turunan parsial, kita tetap
harus mengingat kembali teorema-teorema turunan fungsi satu
variabel, masih ingatkah kalian tentang teorema-teorema
turunan tersebut?. Jika kalian lupa dengan teorema-teorema
tersebut, silakan kalian pelajari kembali teorema-teorema
tersebut, karena akan banyak terpakai pada materi kita
selanjutnya.
18
Berikut ini kita akan membahas contoh-contoh permasalahan
yang berkaitan dengan turunan parsial.
Contoh 2. 1
Tentukan
x
z


dan
y
z


dari fungsi    3
2
2
4, yxyxfz 
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan permasalahan di atas, teorema apa yang
dapat kita gunakan? Iya, kita dapat menggunakan '' 1
uunz n
 ,
dengan 'u diturunkan terhadap variabelnya.
Seandainya 2
4 yx  kita anggap sebagai sebuah fungsi u ,
maka fungsi z dapat kita tulis menjadi 3
2
uz  . Ingat, ketika kita
menurunkan fungsi terhadap variabel x , maka variabel y kita
anggap sebagai konstanta, dan sebaliknya ketika kita
menurunkan fungsi terhadap variabel y , maka variabel x kita
anggap sebagai konstanta.
Secara mandiri dapatkah kalian menentukan
x
z


   
 
 3
1
3
1
3
2
2
2
12
43
8
4
3
8
44
3
2
yx
yx
x
z
yx
x
z









19
Dengan cara yang sama, untuk menentukan y
z


adalah kita
menganggap variabel
x
sebagai konstanta, dengan langkah
sebagai berikut
   
   
 3
1
3
1
3
2
43
2
14
3
2
14
3
2 1
yxy
z
yx
y
z
yx
y
z












Dari langkah di atas, apakah kaliah dapat memahami dari
munculnya (-1) di atas? Iya, itu didapatkan dari turunan y .
Untuk lebih memantapkan pemahaman kalian, coba selesaikan
contoh di bawah ini.
Contoh 2. 2
Tentukan
x
z


dan
y
z


dari fungsi  
xy
yx
yxfz
2
4
,


Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut kita dapat
memandang fungsi z sebagai pembagian dua fungsi, dapatkan
kalian menyatakan kedua fungsi tersebut? Iya, kita dapat
20
memandangnya menjadi pembagian antara fungsi 2
4 yxu  ,
dan fungsi xyv  . Sekarang, bagaimana turunan dari
pembagian dua fungsi
v
u
? Iya, turunannya adalah 2
''
v
uvvu 
.
Turunan u dan v dilakukan sesuai dengan variabelnya.
Untuk
x
z


, kita menurunkan fungsi u dan v terhadap variabel
x . Apakah hasil turunan dari u dan v tersebut? Iya, hasilnya
adalah sebagai berikut:
2
4 yxu 
4'u
xyv 
yv '
     
  222
3
2
2
4444
x
y
yx
yxyxy
xy
yyxxy
x
z







Untuk
y
z


, kita menurunkan fungsi u dan v terhadap variabel
y . Apakah hasil turunan dari u dan v tersebut? Iya, hasilnya
adalah sebagai berikut:
21
2
4 yxu 
yu 2' 
xyv 
xv '
     
 
2
2
22
22
22
222
2
2
4
44242
xy
xy
yx
xxy
yx
xyxxy
xy
xyxxyy
y
z










KEMIRINGAN GARIS SINGGUNG
Suatu permukaan dari persamaan  yxfz , , apabila bidang
0yy  memotong permukaan kurva, maka  00 , yxfx
merupakan kemiringan dari garis singgung pada kurva tersebut
di titik   0000 ,,, yxfyxP . Bagaimana kemiringan garis singgung
di titik   0000 ,,, yxfyxP , jika bidang yang memotong kurva
adalah 0xx  ? Kemiringannya adalah  00 , yxfy .
Kita perhatikan contoh-contoh berikut ini, untuk memperdalam
pemahaman kalian tentang turunan parsial dalam menentukan
kemiringan garis singgung pada kurva.
22
Contoh 2. 3
Carilah kemiringan garis singgung pada kurva perpotongan
permukaan 22
49363 yxz  dengan bidang 1x di titik
 3
11
,2,1  .
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan permasalah tersebut, hal apa yang kita
perhatikan?
Kita lihat bidang yang memotong kurva yaitu 1x .
Karena bidang yang memotong sejajar dengan sumbu- y , maka
arah perubahannya menggunakan turunan parsial terhadap y .
Bagaimana hasil turunan parsialnya terhadap y ?
Untuk menentukan turunannya, kita ubah terlebih dahulu fungsi
tersebut menjadi bentuk z , yaitu menjadi 22
3
1
4936 yxz  .
Turunan parsialnya terhadap y adalah
 
 2
1
22
3
1
22
3
1
4936
4936,
yx
yxyxfz


     
  2
1
2
1
22
3
4
122
2
1
3
1
4936
84936,




yxy
yyxyxfy
23
Selanjutnya kita menentukan nilai turunan tersebut pada titik
potongnya, yaitu pada titik  3
11
,2,1  . Maka berapakah  2,1 yf ?
Hasilnya adalah
        
 
  33
118
113
8
3
8
3
8
22
3
4
2
1
2
1
2
1
11
16936
24193622,1






yf
Jadi kemiringan garis singgungnya adalah
33
118
.
Contoh 2. 4
Carilah kemiringan garis singgung pada kurva perpotongan
permukaan 2
1654 xz  dengan bidang 3y di titik
 2
35
,3,2 .
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan permasalahan ini, langkah-langkah yang
kita lakukan sama dengan langkah-langkah pada contoh
sebelumnya, hanya saja yang perlu diperhatikan, bidang yang
memotong kurva adalah bidang 3y .
Karena bidang yang memotong sejajar dengan sumbu- x , maka
arah perubahannya menggunakan turunan parsial terhadap x .
Bagaimana hasil turunan parsialnya terhadap x ?
24
Untuk menentukan turunannya, kita ubah terlebih dahulu fungsi
tersebut menjadi bentuk z , yaitu menjadi 2
4
5
16 xz  .
Turunan parsialnya terhadap x adalah
 
 2
1
2
4
5
2
4
5
16
16,
x
xyxfz


     
  2
1
2
1
2
4
5
12
2
1
4
5
16
216,




xx
xxyxfx
Selanjutnya kita menentukan nilai turunan tersebut pada titik
potongnya, yaitu pada titik  2
35
,3,2 . Maka berapakah  3,2xf ?
Hasilnya adalah
      
 
   12
35
34
5
322
5
2
5
2
4
5
2
1
2
1
2
1
12
21623,2





xf
Jadi kemiringan garis singgungnya adalah
3
35
 .
TURUNAN PARSIAL TINGKAT TINGGI
Sebuah fungsi dua variabel atau lebih dapat saja diturunkan
lebih dari sekali, seperti turunan parsial keduanya, turunan
parsial ketiganya, dan seterusnya atau kita dapat menyebutnya
turunan parsial tingkat tinggi. Turunan parsial kedua dari sebuah
fungsi dua variabel memiliki empat kemungkinan, dapatkah
25
kalian menyebutkan kemungkinan tersebut? Iya,
kemungkinannya adalah sebagai berikut:
2
2
x
f
x
f
x
fxx













2
2
y
f
y
f
y
fyy













 
xy
f
x
f
y
ff yxxy













2
 
yx
f
y
f
x
ff xyyx













2
Turunan parsial yang diturunkan terhadap lebih dari satu
variabel dinamakan dengan turunan parsial gabungan (mixed
partial derivatives) seperti xyf atau yxf untuk fungsi dua
variabel, sedangkan untuk fungsi tiga variabel contohnya xyzf .
Untuk memantapkan pemahaman kalian tentang turunan parsial
tingkat tinggi, silakan dipelajari contoh di bawah ini.
Contoh 2. 5
Tentukan keempat turunan parsial kedua dari
  32
2, xyyxyxf 
26
Penyelesaian:
yf
yxyf
xx
x
4
4 3


2
2
22
34
34
6
32
yxf
yxf
xyf
xyxf
yx
xy
yy
y




Sebuah fungsi dua variabel yang memenuhi persamaan Laplace,
yaitu 02
2
2
2






y
f
x
f
dikatakan sebagai fungsi Harmonik, seperti
dicontohkan berikut ini.
Contoh 2. 6
Selidiki apakah fungsi 33
),( xyyxyxf  merupakan fungsi
harmonik.
Penyelesaian:
Tahapan pertama yang kita lakukan adalah menentukan
2
2
x
f


dan 2
2
y
f


. Dapatkah kalian menentukan turunan tersebut?
Apa hasilnya? Iya, turunannya adalah sebagai berikut:
27
xy
y
f
xyx
y
f
xy
x
f
yyx
x
f
6
3
6
3
2
2
23
2
2
32












Sekarang, bagaimana hasil dari 2
2
2
2
y
f
x
f





?, iya hasilnya
adalah 066  xyxy . Karena memenuhi persamaan Laplace
maka fungsi 33
),( xyyxyxf  dikatakan sebagai fungsi
harmonik.
28
Soal-Soal Latihan
1. Carilah turunan parsial pertama dari fungsi:
a) 22
2),( xyyxyxf 
b)  23
42),( yxyxf 
c)
xy
yx
yxf
3
2
),(
22


d)   yyxyxf
23
2),( 
2. Jika  
xy
yx
yxF
2
3
,

 , carilah  1,2 xF dan  1,2 yF
3. Jika  
z
xy
zyxf ,, , carilah  8,1,2 xf ,  8,1,2 yf , dan
 8,1,2 zf
4. Jika   4235
32, yxyxyxG  , carilah
a) 2
2
x
G


b) 2
2
y
G


c)
yx
G

2
d) yzG
29
e) yxzG
5. Carilah kemiringan garis singgung pada kurva perpotongan
permukaan 22
9436 yxz  dengan bidang 3x di titik  2,2,3
6. Carilah kemiringan garis singgung pada kurva perpotongan
permukaan 36992 22
 yxz dengan bidang 1y di titik
 2
3
,1,2
30
LIMIT DAN KEKONTINUAN
3
Limit merupakan materi yang telah kita pelajari sebelumnya
pada saat Kalkulus Diferensial, hanya saja fungsinya adalah
fungsi satu variabel. Kali ini kita akan membahas limit untuk
fungsi dua variabel. Masih ingatkah kalian dengan definisi limit
untuk fungsi satu variabel? Dapatkah kalian mengeneralisasinya
untuk fungsi dua variabel?.
Definisi limit fungsi dua variabel
menyatakan bahwa
   
  Lyxf
bayx


,lim
,,
berarti bahwa untuk
setiap 0 yang diberikan (berapapun kecilnya), terdapat
Tujuan Pembelajaran:
31
0 yang berpadanan sedemikian sehingga    Lyxf ,
asalkan bahwa      bayx ,,0 .
Teorema
Jika  yxf , adalah sebuah fungsi polinomial, maka
   
   bafyxf
bayx
,,lim
,,


.
Jika    
 yxq
yxp
yxf
,
,
,  , p dan q adalah fungsi polinomial, maka
   
   
 baq
bap
yxf
bayx ,
,
,lim
,,


asal   0, baq . Namun, jika
   
  0,lim
,,


Lyxp
bayx
dan
   
  0,lim
,,


yxq
bayx
, maka limit
   
 
 yxq
yxp
bayx ,
,
lim
,, 
tidak ada.
Untuk memperdalam pemahaman kalian perhatikan contoh di
bawah ini.
Contoh 3. 1
Jika ada, tentukan nilai dari
   
 22
3,1,
lim yyx
yx


Penyelesaian:
Untuk menentukan nilai llimit tersebut, tahapan pertama yang
perlu kita perhatikan adalah melihat nilai limit apabila
32
   3,1, yx kita substitusikan ke fungsi. Apabila menghasilkan
nilai
0
0
atau
0
, maka bentuk fungsi perlu di sederhanakan,
namun apabila tidak demikian, maka nilai itu sebagai nilai limit
fungsi. Hasil substitusi dari fungsi tersebut adalah
      12331
22
 . Karena tidak menghasilkan
0
0
atau
0
, maka
berapa nilai limitnya? Iya, nilainya adalah sebagai berikut:
   
        12331lim
2222
3,1,


yyx
yx
Contoh 3. 2
Jika ada, tentukan nilai
     2
3
2,1, 1
lim


 yx
yxy
yx
Penyelesaian:
Perhatikan bentuk fungsinya, berupa apa? Iya, bentuknya
adalah rasional. Untuk fungsi rasional, ada dua hal yang harus
kita perhatikan yaitu nilai limit untuk pembilang dan penyebut.
Berapakah nilai limit untuk pembilang? Iya, nilainya adalah
   
     010221lim
33
2,1,


yxy
yx
. Sekarang, berapakah
nilai limit untuk penyebutnya? Iya, nilainya adalah
   
    041211lim
22
2,1,


yx
yx
, karena nilai fungsi untuk
pembilang dan penyebut tidak sama dengan 0, maka nilai limit
fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
33
     
    
  2
5
4
10
121
221
1
lim 2
3
2
3
2,1,








 yx
yxy
yx
.
Contoh 3. 3
Jika ada, tentukan nilai dari      2
3
2,1, 1
lim


 yx
yxy
yx
Penyelesaian:
Untuk menyelesaian contoh ini, langkah yang kita lakukan sama
dengan menyelesaikan contoh 3.2. Pada contoh ini, berapa nilai
limit pembilangnya? Iya nilainya adalah
   
     06221lim
33
2,1,


yxy
yx
. Bagaimana nilai limit
penyebutnya? Iya, nilainya
adalah    
    01)2(11lim
22
2,1,


yx
yx
. Perhatikan teorema
di atas, bagaimana nilai limit fungsi jika nilai limit penyebutnya
adalah 0? iya, fungsi tersebut tidak memiliki limit untuk
   2,1, yx .
Contoh 3. 4
Jika ada, tentukan nilai dari
    220,0,
lim
yx
xy
yx

34
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan permasalahan di atas, langkah pertama
yang kita lakukan adalah melihat nilai fungsi pembilang dan
penyebut. Berapa nilainya? Kita dapatkan nilainya 0 semua,
sehingga menjadi
0
0
. Kalau kita perhatikan fungsi tersebut
dapat kita ubah menjadi koordinat polar. Dapatkah kalian
mengubahnya? Bagaimana hasilnya? Hasilnya adalah sebagai
berikut.
222
yxr  , cosrx  , sinry 
0,0  yx , kita dapatkan 0r
   
   
 
 
0sincoslim
sincos
lim
1
sincos
lim
sincos
sincos
lim
sincos
sincos
limlim
0
0
20
2220
220220,0,




















r
r
rr
r
rr
r
rr
rr
rr
yx
xy
r
r
r
r
ryx
KEKONTINUAN PADA SEBUAH TITIK
Sebuah fungsi dua variabel  yxf , kontinu pada titik  ba,
jika:
35
1.  yxf , mempunyai nilai pada  ba,
2.  yxf , mempunyai limit pada  ba,
3. Limit  yxf , pada  ba, sama dengan nilainya pada  ba,
Atau dapat dikatakan
   
   bafyxf
bayx
,,lim,,


.
Fungsi polinomial kontinu pada semua titik  yx, , dan fungsi
rasional kontinu disemua titik kecuali ketika penyebutnya bernilai
0 pada titik tersebut.
Teorema
Komposisi Fungsi
Jika sebuah fungsi dua variabel g kontinu pada titik  ba, dan
fungsi f juga kontinu pada titik  ba, , maka komposisi fungsi
  yxgf , juga kontinu di titik  ba, .
Perhatikan contoh berikut untuk lebih memahami tentang
kekontinuan pada sebuah titik.
Contoh 3. 5
Selidiki pada titik mana fungsi   22
, yxyxyxF  kontinu.
Penyelesaian:
Fungsi tersebut merupakan fungsi apa?
36
Fungsi tersebut adalah fungsi polinom.
Dari pembahasan sebelumnya, dikatakan bahwa fungsi polinom
kontinu disemua  yx, . Sehingga dapat kita katakan bahwa
fungsi tersebut kontinu pada semua  yx, .
Contoh 3. 6
Selidiki pada titik mana fungsi  
yx
yxyx
yxF



22
, kontinu.
Penyelesaian:
Fungsi tersebut merupakan fungsi rasional. Pada fungsi rasional
pada umumnya kontinu di semua titik asalkan penyebutnya tidak
sama dengan 0. Pada fungsi tersebut kapan penyebutnya sama
dengan nol? Penyebut fungsi tersebut sama dengan nol ketika
xy  . Jadi, fungsi tersebut kontinu di semua  yx, ,kecuali
sepanjang garis xy  .
KEKONTINUAN PADA SEBUAH INTERVAL
Sebuah fungsi dua variabel dikatakan kontinu dalam interval
S jika fungsi tersebut kontinu pada semua titik yang ada dalam
interval tersebut.
37
Teorema
Kesamaan Parsial Campuran
Jika xyf dan yxf kontinu pada interval terbuka S , maka
yxxy ff  pada setiap titik pada interval tersebut.
38
Soal-soal Latihan
1. Carilah limit yang ditunjukkan, atau nyatakan bahwa limit
tersebut tidak ada
a)
   
 23
2,1,
lim xxy
yx


b)
   
 
y
yyx
yx
22
0,1,
lim


c)
   
 
220,0,
lim
yx
x
yx

d)
     22
22
0,0, sin
lim
yx
yx
yx 


e)
    22
44
0,0,
lim
yx
yx
yx 


2. Selidiki pada titik mana fungsi   22
, yxxyyxF  kontinu
3. Selidiki pada titik mana fungsi  
yx
yxyx
yxF
2
, 2
22


 kontinu
39
KETERDIFERENSIASIAN
4
Pada fungsi satu variabel, kita telah membahas tentang
keterdifirensiasian. Masih ingatkah kalian tentang
keterdiferensiasian fungsi satu variabel tersebut? Kapan suatu
f dikatakan terdiferensiasi di x ?
Suatu fungsi f dikatakan terdiferensiasi di x , jika ada turunan
 xf ' .
Bagaimana kaitan turunan  xf ' terhadap garis singgungnya di
x ?
Jika ada turunan  xf ' , maka pada x terdapat garis singgung
yang tak vertikal.
Tujuan Pembelajaran:
40
Pada fungsi satu variabel, kita juga mengenal istilah linear
secara lokal. Masih ingatkah kalian tentang hal itu? Dapatkah
kalian menjelaskan tentang hal itu?
Fungsi f adalah linear secara lokal di a jika terdapat
konstanta m sedemikian sehingga
     hhhmafhaf 
Di mana  h adalah fungsi yang memenuhi   0lim
0


h
h
 .
Dengan demikian, bagaimana mencari nilai  h ?
Kita dapat melakukannya dengan rumus sebagai berikut
      m
h
afhaf
h 


Fungsi  h adalah selisih antara kemiringan garis talibusur
yang melalui titik   afa, dan (  hafha  , dan kemiringan
garis singgung yang melalui   afa, ). Jika f linear secara
lokal di a , maka
      0limlim
00










m
h
afhaf
h
hh

Yang bermakna bahwa
    m
h
afhaf
h


0
lim
Kita simpulkan bahwa f haruslah terdiferensiasikan di a dan
bahwa m harus sama dengan  af ' . Atau jika f
41
terdiferensiasi di a , maka
      maf
h
afhaf
h



'lim
0
karenanya f adalah linear secara lokal.
Untuk fungsi dua variabel, kita dapat mengeneralisasinya, yaitu
dengan definisi sebagai berikut.
Definisi
Linearitas Lokal untuk Fungsi Dua Variabel
Kita katakan bahwa f linear secara lokal di  ba, jika
           212221112121 ,,,,,, hhhhhhbafhbafhbafhbhaf yx  
Dengan   0, 211 hh ketika   0, 21 hh dan   0, 212 hh
ketika   0, 21 hh .
Definisi
Keterdiferensiasian untuk Fungsi Dua Variabel atau Lebih
Fungsi f terdiferensiasi di p jika ia linear secara lokal di p.
Fungsi f terdiferensiasi pada himpunan terbuka R jika ia
terdiferensiasi di setiap titik di dalam R .
Gradien f yang dinyatakan dengan vektor adalah
        jpipp,p yxyx ffff 
Atau ditulis dengan
42
     jpipp yx fff 
Jadi, f terdiferensiasikan di p jika dan hanya jika
        hhhpphp  fff
Teorema
Jika  yxf , mempunyai turunan-turunan parsial kontinu
 yxfx , dan  yxfy , pada cakram D yang bagian dalamnya
memuat  ba, , maka  yxf , terdiferensiasikan di  ba, .
Teorema
Sifat-sifat 
Operator gradien  memenuhi
1.         pppp gfgf 
2.     pp ff  
3.             pppppp fggfgf 
Masih ingatkah kalian, hubungan antara keterdifersiasian dan
kekontinuan dari fungsi satu variabel?
Jika f fungsi satu terdiferensiasi di p, maka f kontinu di p,
tapi tidak sebaliknya.
Hal ini juga berlaku untuk fungsi dua variabel. Didapatkan
teorema sebagai berikut.
43
Teorema
Jika f fungsi satu terdiferensiasi di p, maka f kontinu di p.
Jika fungsi f terdiferensiasi di 0p maka ketika h mempunyai
panjang kecil
      hpphp 000  fff
Dengan membiarkan hpp 0  , kita dapatkan bahwa fungsi T
yang didefinisikan oleh
       000 ppppp  ffT
Merupakan aproksimasi yang bagus terhadap  pf jika p dekat
ke 0p .
Persamaan  pTz  disebut sebagai persamaan bidang
singgung.
Contoh 4. 1
Carilah gradien dari fungsi   yxxyyxf 22
2, 
Penyelesaian:
Gradien dari sebuah kurva kita dapatkan dengan menentukan
turunan parsialnya. Bagaimana turunan parsial dari fungsi
tersebut?
44
Turunannya adalah
  xyyyxfx 22, 2
 dan   2
4, xxyyxfy 
Jadi, gradiennya adalah
     
     j4i22,
j,i,,
22
xxyxyyyxf
yxfyxfyxf yx


Contoh 4. 2
Carilah gradien dari fungsi   yzxzxyzyxf 222
,, 
Penyelesaian:
Sama seperti contoh 4.1, dalam menentukan gradien dari
sebuah kurva kita dapatkan dengan menentukan turunan
parsialnya. Bagaimana turunan parsial dari fungsi tersebut?
Turunannya adalah
  xyzzyzyxfx 2,, 22
 ,   zxxyzzyxfy
22
2,,  , dan
  yxzxyzyxfz
22
2,, 
Jadi, gradiennya adalah
       
       k2j2i2,,
k,,j,,i,,,,
222222
yxzxyzxxyzxyzzyzyxf
zyxfzyxfzyxfzyxf zyx


45
Contoh 4. 3
Carilah vektor gradien dari fungsi   yxxyyxf 22
,  di titik
 2,1p  , kemudian carilah persamaan bidang singgungnya di
titik p.
Penyelesaian:
Untuk menentukan vektor gradiennya, tahapan yang dilakukan
sama dengan contoh sebelumnya, hanya saja ini ditentukan nilai
turunan parsialnya di titik p. Bagaimana turunan parsial dan
vektor gradien dari fungsi tersebut?
Turunannya adalah
  xyyyxfx 2, 2
 , dan   2
2, xxyyxfy 
Di Titik  2,1p  , didapatkan
     821222,1 2
xf dan        822122,1
2
yf
Jadi, vektor gradiennya adalah
     
     
  j8i82,1
j2,1i2,12,1
j,i,,



f
fff
yxfyxfyxf
yx
yx
Atau dapat ditulis
  8,82,1 f
46
Persamaan bidang singgung adalah
   
   
1888
28186
2,18,86
2,12,12,1




yxz
yxz
yxz
yxffz
47
Soal-soal Latihan
1. Carilah gradien f dari fungsi
a)   yxyyxf 22
2, 
b)   yxyyxf cos, 2

c)   yx
exyyxf 22 2
, 

d)   222
,, zyxzyxf 
e)    zxxyzyxf  sin,,
2. Carilah persamaan bidang singgung di  1,2 p dari fungsi
 
y
x
yxf
2
, 
3. Carilah semua titik  yx, sedemikian sehingga bidang
singgung terhadap grafik xyyyxxz 21026 22
 di titik
tersebut adalah mendatar.
48
TURUNAN BERARAH DAN
KEMIRINGAN BIDANG 5
Kembali kita memperhatikan sebuah fungsi dua variabel  yxf , .
Dengan turunan parsialnya adalah?  yxfx , dan  yxfy , . Perlu
kita ingat bahwa turunan parsial ini mengukur laju perubahan
(dan kemiringan garis singgung) pada arah-arah sejajar
sumbu- x dan sumbu- y . Namun, yang akan kita lihat pada kali
ini adalah laju perubahan dari sebuah fungsi pada sebarang
arah.
Kita akan menggunakan cara penulisan vektor. Misalkan
 yxp , dan misalkan i dan j adalah vektor-vektor satuan pada
arah sumbu- x dan sumbu- y positif, turunan parsial dari p
dapat dituliskan sebagai berikut.
Tujuan Pembelajaran:
49
     
     
h
fhjf
f
h
fhif
f
h
y
h
x
pp
limp
pp
limp
0
0






Sekarang kita ganti i dan j dengan suatu vektor satuan sebarang
u. Sehingga kita mendapatkan definisi dari turunan berarah
sebagai berikut.
Definisi
Untuk setiap vektor satuan u, misalkan
     
h
fhuf
fD
h
u
pp
limp
0



Limit ini, jika ia ada, disebut turunan berarah f di p pada arah
u.
Hubungan Turunan Berarah dan Gradien
Apa kalian masih ingat dengan gradien dari suatu fungsi f pada
sebuah titik p?
Gradiennya dinyatakan dengan  pf (dibaca: del f pada p),
yaitu
     jfiff yx ppp 
50
Teorema
Misalkan f terdiferensiasikan di p, maka f mempunyai
turunan berarah di p dalam arah vektor satuan jiu 11 uu  dan
   p.up ffDu 
Yakni,
     x,yfux,yfux,yfD yxu 21 
Untuk memperdalam pemahaman kalian tentang turunan
berarah, perhatikan dan coba jawab rangkaian pertanyaan pada
contoh-contoh di bawah ini.
Contoh 5. 1
Tentukan turunan berarah dari
  xyxyxf  2
2,
pada titik
 3,2p 
pada arah
ji2a 
.
Penyelesaian:
Langkah pertama yang kita lakukan adalah menentukan vektor
satuan u pada arah
ji2a 
. Dapatkah kalian menentukan
vektor satuannya?
Vektor satuannya adalah
j
5
1
i
5
2
u 
.
51
Langkah kedua adalah menentukan turunan parsial terhadap
variabel
x
dan
y
. Bagaimana hasil turunannya?
Turunanya adalah
  14,  xyxfx
dan
  1, yxfy
Langkah ketiga adalah menentukan nilai fungsi turunan pada titik
p. Bagaimana nilainya?
Nilainya adalah
    71243,2 xf
dan
  13,2 yf
Turunan berarahnya adalah
     x,yfux,yfux,yfD yxu 21 
.
Bagaimana hasil turunan berarahnya?
Hasil turunan berarahnya adalah
     
5
13
1
5
1
7
5
2
32 





,fDu
Contoh 5. 2
Tentukan turunan berarah dari
  2
,, zxyzyxf 
pada titik
 1,1,1p 
pada arah menuju
 33,-5,
.
Penyelesaian:
Tahapan yang kita lakukan dalam menyelesaikan permasalahan
ini, sama dengan tahapan pada Contoh 5.2.
52
Langkah pertamanya adalah menentukan vektor satuan u pada
arah
 33,-5,
. Dapatkah kalian menentukan vektor satuannya?
Vektor satuannya adalah
k
43
3
j
43
3
i
43
5
u 
.
Langkah kedua adalah menentukan turunan parsial terhadap
variabel
x
,
y
, dan
z
. Bagaimana hasil turunannya?
Turunanya adalah
  yzyxfx ,,
,
  xzyxfy ,,
, dan
  zzyxfz 2,, 
Langkah ketiga adalah menentukan nilai fungsi turunan pada titik
p. Bagaimana nilainya?
Nilainya adalah
  11,1,1 xf
,
  11,1,1 yf
, dan
    2121,1,1 zf
Turunan berarahnya adalah
       zx,yfuzx,yfuzx,yfuzx,yfD zyxu ,,,, 321 
.
Bagaimana hasil turunan berarahnya?
Hasil turunan berarahnya adalah
       
43
8
2
43
3
1
43
3
1
43
5
1,11 





,fDu
53
Laju Perubahan Maksimum
Suatu fungsi
f
di suatu titik p, akan berubah paling cepat pada
arah dimana
 pfDu
adalah yang terbesar. Kita dapat
menuliskan
       pucospupup ffffDu  
Dengan

sudut antara
u
dan
 pf
. Jadi,
 pfDu
maksimum ketika
0
dan minimum ketika 2

 
.
Teorema
Suatu fungsi bertambah secara paling cepat di p pada arah
gradien (dengan laju
 pf
) dan berkurang secara paling
cepat pada arah berlawanan (dengan laju
 pf
).
Perhatikan contoh-contoh berikut, coba jawab setiap bertemu
pertanyaan, baru kemudian melanjutkan membaca.
Contoh 5. 3
Dalam arah u yang mana fungsi
  53
, yxyxf 
bertambah
secara paling cepat di
 1,2p 
. Berapa laju perubahan dalam
arah tersebut?
54
Penyelesaian:
Untuk menentukan arah u (vektor satuan), hal pertama yang kita
tentukan adalah turunan parsialnya terhadap variabel
x
dan
variabel
y
. Bagaimana turunannya?
Turunanya adalah
  2
3, xyxfx 
  4
5, yyxfy 
Selanjutnya menentukan nilai fungsi turunan pada titik p.
Bagaimana nilainya?
Nilai fungsi turunanya adalah
    12231,2
2
xf
    5151,2
4
yf
Selanjutnya menentukan arahnya. Bagaimana arahnya?
Arahnya adalah
     
     
  j5i122,-1
j2,-1i2,-12,-1
jpipp



f
fff
fff
yx
yx
Jadi, fungsi tersebut bertambah paling cepat pada arah 12i+5j.
Selanjutnya menentukan u (vektor satuan). Dari arah tersebut,
bagaimana vektor satuannya?
55
Vektor satuannya adalah
j
13
5
i
13
12
u 
.
Berikutnya adalah menentukan laju perubahannya, karena
fungsi tersebut laju bertambah, maka lajunya adalah
 pf
.
Bagaimana
 pf
nya?
Hasilnya adalah
        131695122,-1p
22
 ff
Jadi, laju bertambahnya adalah 13.
Contoh 5. 4
Dalam arah u yang mana fungsi
  22
1, yxyxf 
berkurang
secara paling cepat di
 2,1p 
. Berapa laju perubahan dalam
arah tersebut?
Penyelesaian:
Untuk menentukan arah u (vektor satuan), hal pertama yang kita
tentukan adalah turunan parsialnya terhadap variabel
x
dan
variabel
y
. Bagaimana turunannya?
Turunanya adalah
  xyxfx 2, 
  yyxfy 2, 
56
Selanjutnya menentukan nilai fungsi turunan pada titik p.
Bagaimana nilainya?
Nilai fungsi turunanya adalah
    2122,1 xf
    4222,1 yf
Selanjutnya menentukan arahnya. Bagaimana arahnya?
Arahnya adalah
     
     
  j4i221,-
j21,-i21,-21,-
jpipp



f
fff
fff
yx
yx
Jadi, fungsi tersebut berkurang paling cepat pada arah 2i - 4j.
Selanjutnya menentukan u (vektor satuan). Dari arah tersebut,
bagaimana vektor satuannya?
Vektor satuannya adalah
j
5
2
i
5
1
j
52
4
i
52
2
u 
.
Berikutnya adalah menentukan laju perubahannya, karena
fungsi tersebut laju berkurang, maka lajunya adalah
 pf
.
Bagaimana
 pf
nya?
Hasilnya adalah
        524221,-p
22
 ff
57
Jadi, laju bertambahnya adalah
52
.
Ketinggian Kurva dan Gradien
Pada awal bab, kita membahas tentang ketinggian kurva. Masih
ingat dengan ketinggian kurva? Apa yang disebut dengan
ketinggian kurva?
Ketinggian kurva permukaan
 yxfz ,
adalah proyeksi ke
bidang-
xy
dari kurva-kurva perpotongan permukaan dengan
bidang-bidang
kz 
yang sejajar bidanng-
xy
.
Misalkan ketinggian kurva dari
 yxf ,
adalah
L
yang melalui
titik
 00 , yxP
yang dipilih sebarang dari daerah asal
f
dan
vektor satuan u yang menyinggung
L
di
P
. Nilai
f
sama
pada semua titik pada ketinggian kurva
L
, maka turunan
berarahnya
 00 , yxfDu
yang berupa laju perubahan
 yxf ,
pada arah u adalah nol ketika u menginggung
L
. Sehingga
dapat kita nyatakan
    u,,0 0000  yxfyxfDu
, dan dapat
disimbulkan bahwa
f
tegak lurus dengan u.
Teorema
Gradien dari
f
di titik
P
adalah tegak lurus terhadap
ketinggian kurva
f
yang melalui
P
.
58
Contoh 5. 5
Carilah persamaan ketinggian kurva yang melalui titik
 4,4P
dari paraboloida 42
22
yx
z 
. Cari juga vektor gradien dari
paraboloida tersebut di titik
P
.
Penyelesaian:
Karena yang dicari adalah ketinggian kurva pada titik
P
, maka
untuk menentukan
k
, kita mensubstitusikan koordinat dari titik
P
ke persamaan paraboloida. Bagaimana hasilnya?
Substitusi titik
P
ke 42
22
yx
z 
, kita dapatkan
    12
4
16
2
16
4
4
2
4
22
z
Jadi, Persamaan kurvanya adalah
482
12
42
22
22


yx
yx
Untuk menentukan vektor gradien, kita perlu menentukan
turunan parsial dan nilainya di titik
P
dari masing-masing
variabel. Bagaimana turunan parsial dan nilainya?
Turunan parsial dan nilainya di titik
P
adalah sebagai berikut.
59
Fungsinya adalah
  482, 22
 yxyxf
Turunan parsial terhadap
x
adalah
  xyxfx 4, 
Turunan parsial terhadap
y
adalah
  yyxfy 2, 
Nilai
  xyxfx 4, 
di titik
 4,4P
adalah
    16444,4 xf
Nilai
  yyxfy 2, 
di titik
 4,4P
adalah
    8424,4 yf
Gradiennya adalah
      j8i16j4,4i4,44,4  yx fff
60
Soal-soal Latihan
1. Carilah turunan berarah dari
  22
2, yxyxyxf 
di titik
 2,1 p
dalam arah
j2ia 
2. Carilah turunan berarah dari
  yeyxf x
sin, 
di titik







4
,0

p
dalam arah
j3ia 
3. Carilah turunan berarah dari
  222
2,, zyxzyxf 
di titik
 2,1,1 p
dalam arah
kj2ia 
4. Dalam arah u yang mana fungsi
  xeyxf y
sin, 
bertambah
secara paling cepat di






 0,
6
5
p

. Berapa laju perubahan
dalam arah tersebut?
5. Dalam arah u yang mana fungsi
   yxyxf  3sin,
berkurang secara paling cepat di 






4
,
6
p

. Berapa laju
perubahan dalam arah tersebut?
6. Carilah persamaan ketinggian kurva yang melalui titik
 3,3P
dari paraboloida 3
2
2 y
xz 
. Cari juga vektor gradien dari
paraboloida tersebut di titik
P
.
61
ATURAN RANTAI
6
Teorema
Misalkan )(txx  dan )(tyy  terdiferensial di t , dan
),( yxfz  terdiferensial di  )(),( tytx .  )(),( tytxfz 
terdiferensial di t dan
dt
dy
y
z
dt
dx
x
z
dt
dz






Jika kita perhatikan teorema di atas, fungsi yang bagaimanakan
yang menggunakan aturan rantai dalam mencari turunannya?
Iya, fungsi yang didalam variabelnya mengandung variabel lain
lagi. Dari teorema di atas, variabel x dan y merupakan variabel
dalam bentuk fungsi dalam t . Dapat juga variabel x dan
y merupakan variabel dalam bentuk fungsi dengan dua variabel
Tujuan Pembelajaran:
62
atau lebih, seperti teorema berikut yang mengandung dua
variabel.
Teorema
Misalkan ),( tsxx  dan ),( tsyy  terdiferensial di t , dan
),( yxfz  terdiferensial di  ),(),,( tsytsx .  ),(),,( tsytsxfz 
memiliki turunan parsial pertama (1)
ds
dy
y
z
ds
dx
x
z
ds
dz





 (2)
dt
dy
y
z
dt
dx
x
z
dt
dz






Untuk memantapkan pemahaman anda, perhatikan contoh di
bawah ini.
Contoh 6. 1
Tentukan
dt
dz
dari xyyxz 23
 , 2
tx  , ty 2
Penyelesaian:
Langkah pertama yang kita lakukan untuk menyelesaikan
persoalan tersebut adalah dengan menentukan turunan dari
masing-masing variabelnya. Turunan apa sajakah? Dapatkah
kalian menentukan turunannya?, iya, kita perlu menentukan
dt
dy
dt
dx
y
z
x
z
dan,,,




. Turunanya adalah
63
2
2
2
3
3
22








dt
dy
t
dt
dx
yxx
y
z
yyx
x
z
Setelah kita mendapatkan masing-masing turunan tersebut,
sekarang kita menentukan
dt
dz
. Dapatkah kalian
menentukannya? Iya, hasilnya adalah sebagai berikut:
     
   yxxtyytx
dt
dz
yxxtyyx
dt
dz
dt
dy
y
z
dt
dx
x
z
dt
dz
4226
2223
322
322








Hasil yang di dapatkan tersebut masing mengandung variabel x
dan y , sehingga kita perlu menggantinya dalam bentuk t
menjadi berikut ini
   
          232222
322
2422226
4226
ttttttt
dt
dz
yxxtyytx
dt
dz


:
64
236
3626
8814
82812
ttt
dt
dz
tttt
dt
dz


Contoh 6. 2
Tentukan
ds
dz
dan
dt
dz
dari stytsxez yx
sin,sin,
22
 
Penyelesaian:
Variabel x dan y dari persoalan tersebut mengandung
parameter s dan t . Bagaimana turunan dari masing-masing
komponennya tersebut? Turunanya adalah sebagai berikut:
s
dt
dy
ts
dt
dx
st
ds
dy
t
ds
dx
ye
y
z
xe
x
z
yx
yx
sin
cos
cos
sin
2
2
22
22












65
Setelah kita dapatkan nilai dari komponen tersebut, maka
bagaimanakah hasil dari
ds
dz
dan
dt
dz
nya? hasilnya adalah
sebagai berikut:
     
 
   
    
   
 ssttse
ds
dz
ststttse
ds
dz
syttxe
ds
dz
styetxe
ds
dz
ds
dy
y
z
ds
dx
x
z
ds
dz
stts
stts
yx
yxyx
cossinsin2
cossinsinsin2
cossin2
cos2sin2
22sinsin
sinsin
22
22
22
2222














     
 
   
    
   
 stttse
dt
dz
ssttstse
dt
dz
sytxse
dt
dz
syetsxe
dt
dz
dt
dy
y
z
dt
dx
x
z
dt
dz
stts
stts
yx
yxyx
22sinsin
sinsin
sincossin2
sinsincossin2
sincos2
sin2cos2
22
22
22
2222














66
Contoh 6. 3
Tentukan
ds
dw
dan
dt
dw
dari
tszstystxzyxw 2222
,sin,cos, 
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan persoalan di atas, kita perlu
memperhatikan variabel-variabelnya. Berapa banyak variabel
dari fungsi w ? iya, ada tiga variabel. Apa saja? Iya, variabelnya
adalah zyx dan,, . Jika w merupakan fungsi tiga variabel,
bagaimana
ds
dw
dan
dt
dw
nya? Iya
ds
dz
z
w
ds
dy
y
w
ds
dx
x
w
ds
dw









dan
dt
dz
z
w
dt
dy
y
w
dt
dx
x
w
dt
dw








 . Sekarang, bagaimana hasil
dari masing-masing komponen tersebut? Hasilnya adalah
sebagai berikut
 
   
   
    222
1222
2
1
222
1222
2
1
222
1222
2
1
222222
2
2
2
2
1
2
1
2
1
2
1
zyx
z
zzyx
y
w
zyx
y
yzyx
y
w
zyx
x
xzyx
x
w
zyxzyxw
















67
st
ds
dz
stt
ds
dy
stt
ds
dx
2
cos
sin



2
cos
sin
s
dt
dz
sts
dt
dy
sts
dt
dx



Maka kita dapatkan
     
 
     
      
 
24
23
3
2422
2
2222
222
222222222
1
2
2
sincos
2cossinsincos
sincos
2cossin
2cossin
ts
ts
ts
tsstst
t
stsstststst
tsstst
t
zsstystx
zyx
t
st
zyx
z
stt
zyx
y
stt
zyx
x
ds
dz
z
w
ds
dy
y
w
ds
dx
x
w
ds
dw

























68
     
 
     
      
 
24
4
3
2422
2
2222
222
2
222222222
1
sincos
cossinsincos
sincos
cossin
cossin
ts
ts
ts
tsstst
s
stsstststst
tsstst
s
zsstystx
zyx
s
s
zyx
z
sts
zyx
y
sts
zyx
x
dt
dz
z
w
dt
dy
y
w
dt
dx
x
w
dt
dw

























69
Soal-soal Latihan
1. Tentukan
dt
dz
dari xyyxz  23
2 , 2
tx  , ty 2
2. Tentukan
dt
dz
dari  xyxz sin2 3
 , 2
tx  , ty 2
3. Tentukan
dt
dz
dari
 2
23
2
yx
yx
z

 , 2
tx  , ty 2
4. Tentukan
ds
dz
dan
dt
dz
dari xyyxz  23
2 , 2
stx  ,
sty 2
70
BIDANG SINGGUNG DAN
APROKSIMASI 7
Suatu permukaan yang ditentukan oleh   kzyxF ,, .  zyxF ,,
kita dapat tuliskan dari  yxfz , yakni
    0,,,  zyxfzyxF . Tinjau sebuah kurva pada permukaan
ini yang melalui  000 ,, zyx , jika      tzztyytxx  dan,,
adalah persamaan parameter untuk kurva ini, maka untuk
semua t ,        ktztytxF ,, . Dengan aturan rantai, kita
dapatkan
  0








 k
dt
d
dt
dz
z
F
dt
dy
y
F
dt
dx
x
F
dt
dF
Ini dapat dinyatakan dalam bentuk gradien dari F dan turunan
dari ekspresi vektor untuk kurva        kji tztytxtr  sebagai
0
dt
dr
F .
Tujuan Pembelajaran:
71
dt
dr
menyinggung kurva,, sehingga gradien di  000 ,, zyx tegak
lurus pada garis singgung di titik ini.
Definisi
Misalkan   kzyxF ,, menentukan suatu permukaan dan
andaikan bahwa F terdiferensiasikan di  000 ,, zyxP dari
permukaan ini dengan   0,, 000  zyxF , maka bidang yang
melalui P yang tegak lurus  000 ,, zyxF disebut bidang
singgung terhadap permukaan di P .
Dari definisi ini kita dapat membuat persamaan bidang
singgungnya.
Teorema
Untuk permukaan   kzyxF ,, persamaan bidang singgung di
 000 ,, zyx adalah   0,,,, 000000  zzyyxxzyxF ,yakni
         0,,,,,, 000000000000  zzzyxFyyzyxFxxzyxF zyx
Khususnya untuk permukaan  yxfz , , persamaan bidang
singgung di   0000 ,,, yxfyx adalah
     0000000 ,, yyyxfxxyxfzz yx  .
72
Contoh 7. 1
Carilah persamaan bidang singgung terhadap permukaan
01222
 zyx pada titik  7,3,1 .
Penyelesaian:
Untuk mendapatkan persamaan bidang singgung dari soal
tersebut, langkah pertama yang dapat kita lakukan adalah
menentukan turunan parsial dari masing-masing variabel dan
nilainya di titik  7,3,1 . Bagaimana turunan parsial dan nilainya
di titik  7,3,1 ?
Turunan dan nilainya adalah
 
     
     
      72727,3,1,2,,
6327,3,1,2,,
2127,3,1,2,,
1,, 222




zz
yy
xx
FzzyxF
FyzyxF
FxzyxF
zyxzyxF
Selanjutnya, persamaan garis singgungnya adalah
         0,,,,,, 000000000000  zzzyxFyyzyxFxxzyxF zyx
         077,3,137,3,117,3,1  zFyFxF zyx
73
        
0173
027262
0147218622
07723612




zyx
zyx
zyx
zyx
Contoh 7. 2
Carilah semua titik pada permukaan yxyxyxz 482 22
 ,
tempat bidang singgung mendatar.
Penyelesaian:
Yang perlu kita perhatikan dalam menentukan sebuah
persamaan bidang singgung adalah gradiennya. Dari persoalan
di atas, dikatakan bahwa bidang singgungnya adalah mendatar.
Apa yang dapat kalian ketahui gradien dari bidang singgung
yang mendatar?
Apabila bidang singgung mendatar, artinya gradien dari bidang
singgung tersebut adalah nol.
Berarti nilai dari turunan parsial dari masing-masing variabel
adalah nol, atau dapat kita tuliskan
 
  0,
0,
00
00


yxf
yxf
y
x
Sekarang kita akan menentukan titik
  0000 ,,, yxfyx
. Dapatkah
kalian menentukan sistem persamaan dalam variabel koordinat
titik tersebut?
Sistemnya didapat dari
74
  yxyxyxyxf
yxyxyxz
482,
482
22
22


 
  422,
822,


yxyxf
yxyxf
y
x
 
  0422,
0822,
0000
0000


yxyxf
yxyxf
y
x
Dapatkan kalian menentukan  0000 ,,, yxfyx ?
Hasilnya adalah
  14,
1
3
00
0
0



yxf
y
x
Jadi, titik tempat bidang singgung mendatar adalah  14,1,3 
Diferensial dan Aproksimasi
Definisi
Misalkan  yxfz , dengan f suatu fungsi yang dapat
didiferensiasikan, dan misalkan dx dan dy (disebut
diferensial-diferensial x dan y ) berupa variabel-variabel.
Diferensial variabel tak-bebas, dz , disebut juga diferensial total
dari f dan ditulis  yxdf , , didefinisikan oleh
      dydxfdyyxfdxyxfyxdfdz yx ,,,, 
75
Contoh 7. 3
Misalkan yxyxz  52
. Hitunglah z dan dz ketika  yx,
berubah dari  3,2 ke  98,2,03,2 .
Penyelesaian:
Perlu di ingat, bahwa z adalah perubahan z . Berarti kita
perlu menentukan z untuk titik  3,2 dan  98,2,03,2 ,
kemudian tentukan selisihnya. Dapatkah kalian menentukannya?
Bagaimana hasilnya?
Hasilnya adalah
Untuk  3,2 ,
      
23
3304
33252
2


z
Untuk  98,2,03,2 ,
      
1461,23
98,2247,301209,4
98,298,203,2503,2
2


z
Maka 1461,0)23(1461,23 z
76
Selanjutnya untuk menentukan dz , kita perlu menentukan
turunan parsialnya di titik  3,2 , x , dan y , Bagaimana
hasilnya?
Hasilnya adalah
  yxyxfx 52,  dan   15,  xyxfy
02,0198,0
03,0203,2


y
x
Pada titik  3,2 , kita dapatkan       1135223,2 xf dan
    91253,2 yf .
dz kita dapatkan sebagai berikut
   
     
15,0
18,033,0
02,0903,011
,,




dz
dz
dz
yyxfxyxfdz yx
77
Soal-soal Latihan
1. Carilah persamaan bidang singgung terhadap permukaan
16222
 zyx pada titik  3,3,2
2. Carilah persamaan bidang singgung terhadap permukaan
xez y
2cos2 3
 pada titik 





1,0,
3

3. Carilah persamaan bidang singgung terhadap permukaan
2
1
2
1
yxz  pada titik  3,4,1
4. Carilah sebuah titik pada permukaan 22
32 yxz  tempat
bidang singgung sejajar terhadap bidang 038  zyx .
5. Carilah sebuah titik pada permukaan 1232 222
 zyx
tempat bidang singgung tegak lurus terhadap garis dengan
persamaan parameter tztytx 62,83,21 
78
MAKSIMUM DAN MINIMUM
8
Definisi
Misalkan f fungsi dengan daerah asal S , dan misalkan p0 titik
di dalam S .
1.  0pf adalah nilai maksimum global dari f pada S jika
   pp0 ff  untuk semua p di S .
2.  0pf adalah nilai minimum global dari f pada S jika
   pp0 ff  untuk semua p di S .
Tujuan Pembelajaran:
79
3.  0pf adalah nilai ekstrim global dari f pada S jika
 0pf adalah suatu nilai maksimum global atau suatu nilai
minimum global.
Kita mendapatkan definisi untuk nilai maksimum lokal dan nilai
minimum lokal jika dalam (1) dan (2) kita syaratkan bahwa
pertidaksamaan berlaku pada SN  , dengan N lingkungan
dari p0.  0pf adalah nilai ekstrim lokal dari f jika  0pf adalah
nilai maksimum lokal atau nilai minimum lokal.
Teorema
Jika f kontinu pada suatu himpunan tutup dan terbatas S ,
maka f mencapai baik nilai maksimum (global) maupun nilai
minimum (global) di sana.
Titik-titik kritis f pada S ada tiga jenis
1. Titik-titik perbatasan
2. Titik-titik stasioner, yaitu titik dalam S tempat
f terdiferensialkan dan   0p0 f
, dan bidang singgungnya
pada titik tersebut mendatar.
3. Titik-titik singular, yaitu titik dalam S tempat f tidak
terdiferensialkan, misalnya titik di mana grafik memilikii belokan
tajam.
80
Teorema Titik Kritis
Misalkan f didefinisikan pada suatu himpunan S yang
mengandung p0. Jika  0pf adalah suatu nilai ektrim, maka p0
haruslah berupa suatu titik kritis; yakni p0 berupa salah satu dari:
1. Sebuah titik perbatasan S ; atau
2. Sebuah titik stationer dari f , atau
3. Sebuah titik singular dari f .
Teorema Uji Parsial-Kedua
Andaikan bahwa  yxf , mempunyai turunan parsial kedua yang
kontinu di suatu lingkungan dari  00 , yx dan bahwa
  0, 00  yxf . Misalkan
       00
2
000000 ,,,, yxfyxfyxfyxDD xyyyxx 
Maka
1. 0D dan   0, 00 yxfxx maka  00 , yxf adalah nilai
maksimum lokal;
2. 0D dan   0, 00 yxfxx maka  00 , yxf adalah nilai
minimum lokal;
3. 0D maka  00 , yxf bukan nilai ekstrim (  00 , yx adalah
titik pelana);
4. 0D , pengujian tidak memberikan kesimpulan.
81
Untuk memperdalam pemahaman kalian, perhatikan dan coba
jawab pertanyaan-pertanyaan dari contoh yang diberikan berikut
ini.
Contoh 8. 1
Carilah semua titik kritis dari   xyxyxf 44, 22

Penyelesaian:
Yang perlu kita ingat adalah, titik kritis dari sebuah kurva ada
berapa jenis? ada tiga, apa saja? titik-titik perbatasan, titik-titik
stasioner, dan titik-titik singular, dengan kondisi yang tentunya
kalian sudah menngetahuinya.
Untuk menentukan titik kritis dari persoalan tersebut, yang
pertama perlu kita lakukan adalah melihat daerah pada
bidang-xy yang membuat fungsi terdiferensiasi.
Coba kalian lihat, sketsa kurva tersebut menggunakan aplikasi!
Apakah fungsi tersebut terdiferensiasikan pada bidang-xy
(bidang asal)?
Jika kita lihat pada sketsa, tentunya kurva tersebut
terdiferensiasi sepanjang bidang- xy . Dengan demikian, titik kritis
yang mungkin adalah? Titik stationer.
Untuk mendapatkan titik stationer, apa yang perlu kita lihat?
Titik stasioner terjadi apabila   0, 00  yxf (gradiennya nol).
Apa yang perlu kita cari untuk menentukan gradiennya tersebut?
82
Kita perlu menentukan turunan parsialnya terhadap variabel
x dan y
. Bagaimana turunannya?
  42,  xyxfx dan
  yyxfy 8, 
Dari turunan tersebut, kapan
 yxfx ,
dan
 yxfy ,
bernilai 0?
Hanya ketika 0dan2  yx
. Selanjutnya kita akan melihat
apakah titik  0,2 memberikan nilai maksimum atau minimum.
Untuk melihat ini, kita tentukan dulu nilai fungsi pada titik
tersebut, berapa nilainya?
      4240420,2
22
f
.
Selanjutnya, kita manipulasi fungsi sehingga jelas bagi kita, nilai
fungsi akan lebih besar atau lebih kecil dari -4. Kira-kira
bagaimana manipulasi fungsinya?
   
 
  442
4444
444444,
22
22
2222



yx
yxx
yxxxyxyxf
Jika kita perhatikan
  4442 22
 yx
sehingga dapat kita
katakan bahwa  0,2f adalah nilai minimum global.
83
Soal-soal Latihan
1. Carilah semua titik kritis dari
a)   222
36, yxxyyxf 
b)
  xyyxyxf 6, 33

2. Carilah nilai maksimum global dan minimum global dari
f
pada S dan tunjukkan di mana mereka terjadi
a)
    41,31:,;, 22
 yxyxSyxyxf
b)
    1:,;1, 2222
 yxyxSyxyxf
3. Sebuah kotak persegipanjang, yang rusuk-rusuknya sejajar
sumbu-sumbu koordinat, terletak dalamelipsoida
364496 222
 zyx
. Berapa volum terbesar yang mungkin
untuk kotak yang demikian?
84
INTEGRAL LIPAT DUA
9
Pada materi integral terdahulu (integral Riemann/integral tentu),
kita telah membahas bagaimana menghitung luas daerah bidang
lengkung. Integral yang kita gunakan terdahulu adalah integral
tunggal dari fungsi satu variabel. Masih ingatkah kalian dengan
definisi integral tentu tersebut? Bagaimana definisinya?
Definisinya adalah sebagai berikut:
Definisi Integral Tentu
Misalkan f adalah sebuah fungsi yang terdefinisi pada interval
 ba, . Jika  

n
k
kk
P
xxf
10
lim ada, kita katakan f dapat
Tujuan Pembelajaran:
85
diintegrasikan pada  ba, . Lebih lanjut, 
b
a
dxxf )( disebut integral
tertentu (integral Riemann) f dari a ke b , diberikan oleh
  

n
k
kk
P
b
a
xxfdxxf
10
lim)( .
Apa kalian masih ingat P itu apa?
P disini adalah partisi interval  ba, yang panjangnya
nkxk ,...,3,2,1,  .
Apa kalian masih ingat kx ?
kx adalah nilai tengah dari kx .
Semoga, pemahaman kalian tentang integral Riemann akan
semakin mantap. Bagaimana menghitung integral Riemann,
diharapkan kemampuan kalian sudah sangat baik untuk hal
tersebut.
Selanjutnya, kita akan menggunakan integral untuk fungsi dua
variabel. Dalam hal ini, kita menggunakan integral lipat dua,
yang dapat digunakan untuk menentukan volum benda pejal,
luas permukaan, dan lain-lain. Materi integral lipat dua yang
akan kita bahas terdiri dari integral lipat dua atas persegipanjang,
integral berulang, integral lipat dua atas bukan persegipanjang,
integral lipat dua dalam koordinat polar, dan aplikasi integral lipat
dua. Mari kita bahas satu-persatu berikut ini.
86
INTEGRAL LIPAT DUA ATAS PERSEGIPANJANG
Untuk mendefinisikan integral lipat dua, kita dapat
mengeneralisasi dari definisi integral Riemann di atas. Namun,
ada hal-hal yang harus kita ingat kembali terkait fungsi dua
variabel yang telah kita bahas di awal bahan ajar ini.
Menurut kalian, berupa bidang apa, bidang di bawah kurva
fungsi dua variabel?
Berupa bidang datar
Jika bidang datar di bawah kurva fungsi dua variabel kita partisi,
berbentuk apa partisi-partisi yang dapat kita buat?
Bentuknya bisa berupa apa saja, bisa persegipanjang atau
bentuk yang lain.
Jika bentuknya berupa persegipanjang, hal apa yang dapat kita
tentukan dari bidang tersebut?
Kita dapat menentukan luasnya. Apa luas persegipanjang? luas
persegipanjang adalah panjang dikali dengan lebarnya.
Apabila nilai fungsi lebih besar atau sama dengan nol, terletak
dibidang apakah alasnya?
Terletak di bidang- xy
Sekarang dari pertanyaan-pertanyaan di atas, apabila luas
partisi dimisalkan dengan kA , titik tengah partisi  kk yx , , maka
dapatkah kalian mengeneralisasi definisi integral lipat dua dari
definisi integral Riemann?
Definisinya adalah sebagai berikut:
87
Definisi Integral Lipat Dua
Misalkan f adalah fungsi dua variabel yang terdefinisi dalam
suatu persegipanjang tertutup R . Jika  

n
k
kkk
P
Ayxf
10
,lim ada,
kita katakan bahwa f dapat diintegrasikan pada R . Lebih lanjut,
 R
dAyxf , yang disebut integral lipat dua f pada R ,
diberikan oleh     

n
k
kkk
PR
AyxfdAyxf
10
,, lim
Mari kita pahami definisi di atas. Persegipanjang yang
berbatas pada sumbu-
x
pada
bxa  .
Gambar 9. 1 Gambar 9. 2
R
88
Gambar 9. 3
Gambar 9. 4
(Sumber: Purcell, 2011)
 R
dAyxf , menyatakan volum benda pejal di bawah
permukaan  yxfz , dan di atas persegipanjang R .
Menurut kalian, apakah setiap fungsi dua variabel dapat
diintegrasikan pada sebuah persegipanjang R ?
Tidak semua dapat diintegrasikan.
Fungsi yang bagaimanakah yang tidak dapat diintegrasikan?
Fungsi yang tak-terbatas pada R .
89
Masih ingatkah kalian dengan teorema keterintegrasian pada
fungsi satu variabel? Jika kalian masih ingat, dapatkah kalian
mengeneralisasi teorema keterintegrasian pada fungsi satu
variabel untuk fungsi dua variabel? Teoremanya adalah seperti
di bawah ini.
Teorema keterintegrasian
Jika f terbatas pada suatu persegipanjang tertutup R dan
jika f kontinu di sana kecuali pada sejumlah berhingga
kurva-kurva mulus, maka f dapat diintegrasikan pada R .
Khususnya, jika f kontinu pada semua titik R , maka f
dapat diintegrasikan di sana.
Integral lipat dua memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Integral lipat dua bersifat linier
a)     
RR
dAyxfkdAyxkf ,,
b)          
RRR
dAyxgdAyxfdAyxgyxf ,,,,
2. Integral lipat dua bersifat aditif (dapat dijumlahkan) pada
persegipanjang yang saling berimpit pada hanya sebuah garis
      
21
,,,
RRR
dAyxfdAyxfdAyxf
3. Berlaku sifat perbandingan, jika    yxgyxf ,,  untuk semua
 yx, di R , maka
90
    
RR
dAyxgdAyxf ,,
Bagaimana proses perhitungan pada integral lipat dua, silakan
pahami contoh-contoh berikut ini.
Contoh 9. 1
Misalkan   20,40:,  yxyxR dan f adalah fungsi
tangga seperti di bawah ini.
 









20,433
21,311
10,312
,
yx
yx
yx
yxf
Hitunglah
 R
dAyxf ,
!
Penyelesaian:
Dari fungsi tangga tersebut, kita dapat menentukan luas daerah
persegipanjang-persegipanjangnya.
Ada berapa persegipanjang dari fungsi tersebut yang dapat kita
bentuk?
Ada 3 persegipanjang.
Persegipanjang apa saja, dan berapa luasnya?
Persegipanjang nya adalah sebagai berikut:
91
  
  
  20,43:,
21,31:,
10,31:,
3
2
1



yxyxR
yxyxR
yxyxR
Luas dari ketiga persegipanjang tersebut adalah:
 
 
  221
212
212
3
2
1



RA
RA
RA
Bagaimana posisi dari ketiga persegipanjang tersebut? Apakah
berimpit?
Iya, ketiganya berimpit. Dengan demikian, kita dapat
menerapkan sifat kedua dari integral lipat dua. Bagaimana
sifatnya? Kita dapat menjumlahkan integral lipat dua dari
masing-masing persegipanjang.
Sehingga, bagaimana hasil perhitungannya?
Integral lipat dua dari fungsi tersebut adalah
       
       
  122.32.12.2,
.3.1.2,
,,,,
321
321






R
R
RRRR
dAyxf
RARARAdAyxf
dAyxfdAyxfdAyxfdAyxf
92
Contoh 9. 2
Tentukan  R
dAyxf , dari fungsi dibawah ini dengan melakukan
pendekatan dari  

n
k
kkk Ayxf
1
, , di mana  kk yx , adalah titik
tengah persegipanjang.
  22
2, yxyxf  ,   40,60:,  yxyxR
Penyelesaian:
Langkah pertama untuk menyelesaikan persoalan tersebut
adalah dengan membagi daerah R menjadi
persegipanjang-persegipanjang. Persegipanjang yang dibentuk
boleh sembarang, namun perlu kita pilih persegipanjang yang
ukurannya mudah dalam menentukan luasnya. Dari daerah R ,
berapa panjang x dan y ? panjang 606 x , dan panjang
404 y . Sekarang, bagaimana sketsa daerah R ?.
Sketsanya adalah seperti berikut ini:
Gambar 9. 5
93
Dari daerah-daerah di atas, berapakah luas masing-masingnya?
Luasnya adalah sama yaitu 4.
Luas masing-masing daerah ini dinamakan dengan
kA .Selanjutnya adalah menentukan titik tengah atau
 kk yx , dari masing-masing daerah dan menentukan nilai fungsi
pada titik tersebut, berapakah titik tengah dan nilai fungsinya?
Titik tengah dan nilai fungsinya adalah sebagai berikut:
       
       
       
       
       
        433253,53,5:
273233,33,3:
193213,13,1:
271251,51,5:
111231,31,3:
31211,11,1:
22
6
22
5
22
4
22
3
22
2
22
1






fR
fR
fR
fR
fR
fR
Tahapan selanjutnya adalah kita menentukan integral lipat
duanya dengan menggunakan  

n
k
kkk Ayxf
1
, . Berapa
hasilnya?
Hasilnya adalah sebagai berikut:
   
 
  520432719271134
,
,,
6
1
1







k
kkk
n
k
kkk
R
Ayxf
AyxfdAyxf
94
Soal-soal Latihan
1. Misalkan   20,40:,  yxyxR dan f adalah fungsi
tangga seperti di bawah ini.
 









20,433
21,312
10,311
,
yx
yx
yx
yxf
Hitunglah
 R
dAyxf ,
!
2. Tentukan  R
dAyxf , dari fungsi dibawah ini dengan
melakukan pendekatan dari  

n
k
kkk Ayxf
1
, , di mana
 kk yx , adalah titik tengah persegipanjang.
  yxyxf , ,   40,60:,  yxyxR
3. Tentukan  R
dAyxf , dari fungsi dibawah ini dengan
melakukan pendekatan dari  

n
k
kkk Ayxf
1
, , di mana
 kk yx , adalah titik tengah persegipanjang.
   yxyxf 3448, 6
1
 ,   40,60:,  yxyxR
95
INTEGRAL BERULANG
10
Integral berulang merupakan persoalan sesungguhnya dari
integral lipat dua. Apabila   0, yxf pada R , maka integral
berulang atau integral lipat duanya merupakan volum benda
pejal di bawah permukaan kurva.
 
R
dAyxfV ,
Ada cara lain untuk menghitung volum benda pejal tersebut,
yaitu dengan mengiris benda pejal tersebut menjadi
lempengan-lempengan yang sejajar dengan bidang-
xz
. Luas
muka lempengan ini bergantung pada jaraknya dari bidang
Tujuan Pembelajaran:
96
xz
atau
y
, sehingga luas ini dapat dinyatakan dengan
y
.
Volum lempengan
V
secara aproksimasi diberikan oleh
  yyAV 
Dengan menggunakan integral biasa didapatkan
   
b
a
dxyxfyA ,
, dan
 
d
c
dyyAV
. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa
     






d
c
b
a
d
c
dydxyxfdyyAV ,
Gambar 10. 1
97
Gambar 10. 2
Gambar 10. 3
(Sumber: Purcell, 2011)
Ekspresi ini dinamakan dengan integral berulang, dan dapat juga
dinyatakan dengan :
        












b
a
d
c
d
c
b
aR
dxdyyxfdydxyxfdAyxfV ,,,
98
Sekarang kita coba untuk menghitung integral berulang.
Contoh 10. 1
Hitunglah   dydxyxy 
2
1
3
0
2
Penyelesaian:
   
    
 
 
    
4
13
4
9
32
4
9
2
1
3
3
32
4
9
2
1
2
2
9
2
1
22
2
1
2
1
3
0
22
2
1
2
1
3
0
2
1
1212
3
0303









yy
dyyy
dyyy
dyxyyxdydxyxy
99
Soal-soal Latihan
1. Hitung masing-masing integral berulang
a)   dydxyyx 
2
0
3
1
22
b) dxdyxy
4
1
3
1
2
c) dydxyx

0
3
0
sin
d)   dxdyyxy 
2
1
3
0
2
2
e) dydxxex

1
1
3
0
2
2. Hitunglah
 
dxdy
yx
x
 
3
0
1
0
222
1
8
3. Perlihatkan bahwa jika    
 yh
xg
yxf ,
      











 
d
c
b
a
b
a
d
c
dyyhdxxgdxdyyxf ,
100
INTEGRAL LIPAT DUA
ATAS BUKAN
PERSEGIPANJANG 11
Kali ini kita akan membahas tentang integral lipat dua atas bukan
persegipanjang, yaitu integral lipat dua untuk daerah pada
bidang xy nya berbentuk selain persegipanjang.
Gambar 11. 1
(Sumber: Purcell, 2011)
Tujuan Pembelajaran:
101
S adalah himpunan sebarang tertutup yang dikelilingi oleh suatu
persegipanjang R dengan sisi-sisinya sejajar sumbu-sumbu
koordinat. Misalkan  yxf , terdefinisi pada S dan
didefinisikan   0, yxf pada bagian R yang diluar S .
Sehingga dapat dikatakan bahwa f dapat diintegrasikan pada
S jika f dapat diintegrasikan pada R .
    
RS
dAyxfdAyxf ,,
Ada beberapa kemungkinan batasan S dari suatu fungsi, yaitu:
1. Sederhana- y , yaitu jika terdapat fungsi-fungsi 1 dan 2
pada  ba, sedemikian rupa sehingga
      bxaxyxyxS  ,:, 21  .
Untuk menghitung integral lipat duanya adalah sebagai
berikut:
          














b
a
x
x
b
a
d
cRS
dxdyyxfdxdyyxfdAyxfdAyxf
)(
)(
2
1
,,,,


102
Gambar 11. 2
(Sumber: Purcell, 2011)
2. Sederhana- x , yaitu jika terdapat fungsi-fungsi 1 dan 2
pada  dc, sedemikian rupa sehingga
      dycxxxyxS  ,:, 21 
Untuk menghitung integral lipat duanya adalah sebagai
berikut:
          














d
c
x
x
d
c
b
aRS
dydxyxfdydxyxfdAyxfdAyxf
)(
)(
2
1
,,,,


103
Gambar 11. 3
(Sumber: Purcell, 2011)
3. Tidak sederhana- x maupun sederhana- y
Untuk menghitung integral lipat dua dari bentuk ini adalah
dengan memotong S menjadi 1S dan 2S sehingga akan
sederhana- x atau sederhana- y .
Gambar 11. 4
Gambar 11. 5
(Sumber: Purcell, 2011)
104
Untuk memperdalam pemahaman, kita lihat beberapa contoh
perhitungan integral berulang berikut ini:
Contoh 11. 1
Hitunglah integral berulang  
1
0
3
0
2
dxdyx
x
Penyelesaian:
Penyelesaian dari integral berulang tersebut dilakukan dengan
menentukan hasil integral pertama (dalam) dulu, baru integral
keduanya, yaitu sebagai berikut:
   
    4
322
4
3
1
0
4
4
3
1
0
3
1
0
2
1
0
3
0
2
1
0
3
0
2
01
303

  
x
dxxdxxxdxyxdxdyx
x
x
Contoh 11. 2
Hitunglah integral berulang  
2
1 0
2
2
dxdy
x
y
x
Penyelesaian:
Prinsip pengerjaan integral ini, sama dengan sebelumnya, hanya
berbeda dalam hal batasnya saja. Hasilnya adalah sebagai
berikut:
105
 
   66
18
1
2
1
6
18
1
2
1
5
3
1
2
1
322
1 0
32
1 0
2
12
3
0
3
2
2









 






  
x
dxxdx
x
x
dx
x
y
dxdy
x
y
xx
106
Soal-soal Latihan
1. Hitunglah integral berulang dari:
a) 
2
1 0
3
dxdyx
x
b)  
3
1
2
2
dydxxe
y
y
y
c)   
4
1 0
2
2
3
dxdy
yx
x
d)   


2
0
4
0
2
dxdyyx
x
e)  
4/
0
cos2
2
 
ddrr
2. Sketsakan benda pejal yang terbentuk, kemudian tentukan
volumnya dari Tetrahedron yang dibatasi oleh bidang-bidang
koordinat dan bidang yxz 326 
3. Sketsakan benda pejal yang terbentuk, kemudian tentukan
volumnya dari Tetrahedron yang dibatasi oleh bidang-bidang
koordinat dan bidang 01243  zyx
107
INTEGRAL LIPAT DUA
DALAM
KOORDINAT POLAR 12
Ada kalanya dalam menghitung integral lipat dua seperti
lingkaran, kita lebih mudah menggunakan koordinat polar
dibandingkan dengan koordinat kartesius. Prinsip yang kita
lakukan sama dengan menghitung integral pada koordinat
kartesius, seperti yang diuraikan di berikut ini.
Tujuan Pembelajaran:
108
Gambar 12. 1
Gambar 12. 2 Gambar 12. 3
(Sumber: Purcell, 2011)
Suatu persegipanjang R pada koordinat polar adalah
berbentuk
    ,:, brarR dengan 0a dan  2 .
Permukaan kurva dapat dinyatakan dengan
      ,sin,cos, rFrrfyxfz  . Volum benda pejal
dibawah permukaan ini dan di atas R diberikan oleh
 
R
dAyxfV ,
Untuk menentukan volum benda pejalnya, yang dilakukan
adalah mempartisi R menjadi persegipanjang polar yang lebih
kecil nRRR ,..., 21 dengan kr dan k menunjukkan ukuran
lempengan kR . Luas  kRA diberikan oleh   kkkk rrRA 
dengan kr adalah jejari rata-rata kR . Sehingga
 

n
k
kkkkk rrrFV
1
, 
109
Ketika kita ambil limit untuk norma partisi mendekati nol, kita
akan mendapati volume yang sebenarnya. Limit ini adalah
integral lipat dua, sehingga diperoleh
    
RR
ddrrrrfddrrrFV  sin,cos,
Sekarang, bagaimana untuk R yang tidak berbentuk
persegipanjang pada koordinat polar, apa yang dapat kita
lakukan?
Iya, kita dapat melakukan hal yang sama seperti pada koordinat
kartesius, yaitu melingkupi S dalam suatu persegipanjang.
Pada integral polar, kita menyebutnya himpunan sederhana-r,
sederhana-  . Kira-kira bagaimana himpunan S untuk
sederhana-r?
Iya, himpunannya adalah         ,:, 21 rrS
Gambar 12. 4
(Sumber: Purcell, 2011)
Bagaimana himpunan S untuk sederhana- ?
110
Iya, himpunannya adalah       rrbrarS 21,:,  
Gambar 12. 5
(Sumber: Purcell, 2011)
Untuk memantapkan pemahaman, kita lihat contoh perhitungan
integral menggunakan koordinat polar berikut ini.
Contoh 12. 1
Hitunglah  
 

0
sin
0
2
ddrr
Penyelesaian:
Prinsip pengerjaan persoalan tersebut, sama dengan
penyelesaian integral lipat dua yang kita lakukan sebelumnya,
yaitu menghitung integral pertama terlebih dahulu. Persoalan
tersebut sudah masuk dalam koordinat polar, sehingga
perhitungan dapat langsung kita lakukan. Hasilnya adalah
sebagai berikut:
  
 

0 0
3
3
1
sin
0
3
3
1
sin ddr
111
Soal-soal Latihan
1. Hitunglah integral berulang berikut:
a)  
2/
0
cos
0
2
sin
 
 ddrr
b)  
 

0
cos1
0
sin ddrr
2. Buat sketsa daerah grafik, kemudian hitung dengan
menggunakan koordinat polar dari  
S
dAyx 22
4 dengan S
adalah sektor kuadran pertama dari lingkaran 422
 yx dan
diantara 0y dan xy  .
112
APLIKASI INTEGRAL
LIPAT DUA
(LUAS PERMUKAAN) 13
Integral lipat dua dipergunakan dalam menentukan volum benda
pejal, luas permukaan, pusat massa dari lapisan tipis (lamina),
benda pejal yang kerapatannya berubah-ubah, dan lain-lainnya.
Volum benda pejal sudah kita bahas sebelumnya. Aplikasi
selanjutnya yang kita bahas adalah luas permukaan.
Prinsip pengerjaan yang dilakukan dalam menentukan luas
permukaan suatu fungsi adalah dengan memotong-motong
permukaan menjadi potongan-potongan kecil. Misalkan
G adalah permukaan di atas daerah tertutup dan terbatas S di
bidang- xy . Asumsikan f mempunyai turunan parsial pertama
Tujuan Pembelajaran:
113
kontinu xf dan yf . Langkah-langkah menentukan luas
permukaannya adalah sebagai berikut:
Gambar 13. 1
Gambar 13. 2
(Sumber: Purcell, 2011)
1. Partisi P dari daerah S dengan garis-garis sejajar sumbu- x
dan sumbu- y .
2. mR , nm ...,,3,2,1 menyatakan
persegipanjang-persegipanjang yang terletak dalam S .
3. Untuk masing-masing m , misalkan mG adalah bagian dari
permukaan yang diproyeksikan ke dalam mR .
4. Misalkan mP adalah titik dari mG yang diproyeksikan ke
dalam pojok dari mR dengan koordinat- x dan koordinat- y
terkecil.
114
5. Misalkan mT adalah jajargenjang dari bidang singgung di mP
yang diproyeksikan ke dalam mR .
6. Cari luas jajargenjang mT yang proyeksinya adalah mR .
7. Misalkan sisi-sisi yang membentuk sisi mT adalah
vektor-vektor mu dan mv , maka
 
  kyyxfjyv
kxyxfixu
mmmymm
mmmxmm


,
,
8. Luas jajargenjang mT adalah mm vu  dengan
 
 
       
    
      kjyxfiyxfRA
kjyxfiyxfyx
kyxjyxyxfiyxyxf
yyxfy
xyxfx
kji
vu
mmymmxm
mmymmxmm
mmmmmmymmmmx
mmmym
mmmxmmm





,,
,,
00,,0
,0
,0
9. Luas mT adalah
          1,,
22
 mmymmxmmmm yxfyxfRAvuTA
10. Karena mT tadi kita dapatkan dari potongan G , maka
kumpulan mT akan menyamai G dengan pendekatan limitnya,
yaitu
115
   
       
     









S
mmymmx
m
n
m
mmymmx
P
n
m
m
P
dAyxfyxf
RAyxfyxf
TAGA
1,,
1,,lim
lim
22
1
22
0
1
0
Atau secara singkat dapat ditulis
   
S
yx dAffGA 1
22
Gambar 13. 3
(Sumber: Purcell, 2011)
Berikut ini kita mencoba mengkaji beberapa contoh persoalan
yang berkaitan dengan luas permukaan.
116
Contoh 13. 1
Carilah luas permukaan bagian bidang 12643  zyx yang
berada di atas persegipanjang di bidang- xy dengan titik sudut
       .1,0dan,1,2,0,2,0,0
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan contoh di atas, perhatikan arahan yang
diberikan di bawah ini.
Bagaimana bentuk bidang dari kurva 12643  zyx pada
koordinat kartesiusnya?, silakan coba di gambarkan dengan
menggunakan aplikasi yang ada. Bentuk bidangnya adalah
seperti berikut.
Gambar 13. 4
117
Coba perhatikan batasan S pada bidang- xy , bagaimana batas
pada sumbu- x dan sumbu- y ?
Pada sumbu- x , batasnya dari 0x dan 2x , pada sumbu- y
batasnya dari 0y dan 1y .
Apa bentuk bidang dari batasan pada bidang- xy tersebut ( S )?
Bentuknya adalah berupa persegipanjang. Perlukah kita
mengubahnya dalam koordinat polar? Tidak perlu, karena tidak
sulit bagi kita untuk menentukan integralnya.
Untuk menentukan luas permukaan, kita perlu menentukan
xf dan yf . Sekarang, tentukan terlebih dahulu  yxf , ,
bagaimana?  yxf , dari kurva tersebut adalah
    6/4312, yxzyxf  . Jadi, bagaimana xf dan yf nya?
3
2
2
1


y
x
f
f
Bagaimana luas permukaannya? Luasnya adalah
 
   










S
S
S
S
S
yx
dA
dA
dA
dA
dAffGA
61
1
1
1
6
1
36
61
9
4
4
1
2
3
22
2
1
22
118
Karena kita tidak perlu mengubahnya menjadi koordinat polar,
maka luasnya adalah
 
   
    61026161
61016161
61
3
1
6
1
2
06
1
2
0
6
1
2
0
6
1
2
0
1
06
1
2
0
1
0
6
1





x
dxdxdxy
dxdyGA
Jadi, luas permukaannya adalah
613
1
.
Agar pemahaman kalian lebih mendalam, silakan pelajari dan
ikuti arahan pertanyaan dari contoh di bawah ini.
Contoh 13. 2
Carilah luas permukaan dari bagian bidang
2
4 yz 
di oktan
pertama yang tepat berada di atas lingkaran
422
 yx
di
bidang-
xy
.
Penyelesaian:
Silakan menggunakan aplikasi untuk melihat sketsa dari kurva di
atas. Sketsanya adalah seperti di bawah ini.
119
Gambar 13. 5
Perhatikan bidang S nya. Dari soal di atas yang luas
permukaan yang diminta adalah pada oktan pertama. Jadi,
berbentuk apakah S nya? S berbentuk seperempat lingkaran.
Bagaimana batasan pada sumbu- x dan sumbu- y nya? Pada
sumbu- x , batasnya dari 0x sampai 2x , begitu pun pada
sumbu- y , batasnya dari 0y sampai 2y .
Untuk menentukan luas permukaan, kita perlu menentukan
xf dan yf . Sekarang, tentukan terlebih dahulu  yxf , ,
bagaimana?  yxf , dari kurva tersebut adalah
  2
4, yzyxf  . Jadi, bagaimana xf dan yf nya?
2
4
0
y
y
y
x
f
f




120
Bagaimana luas permukaannya? Luasnya adalah
 
 















S
y
S
y
S
y
y
S
y
y
S
yx
dA
dAdA
dA
dAffGA
2
22
2
2
4
2
4
4
4
2
4
2
22
1
10
1
Karena kita tidak perlu mengubahnya menjadi koordinat polar,
maka luasnya adalah
   

2
0
2
0
4
2
2
dxdyGA
y
Bagaimana menyelesaikan integral tersebut, apa yang kita
gunakan?
Kita dapat menyelesaikannya dengan substitusi, Apa yang kita
substitisi? Kita dapat mensubstitusikan
sin2y
. Bagaimana
hasil pengintegralan pertama (terhadap variabel
y
)? Hasilnya
adalah sebagai berikut.
121
   
    














2sinsin2sin222 22
01
2
212
02
12
0
2
0
2
0
cos4
cos4
2
0
sin14
cos4
2
0
sin24
cos4
2
0
4
2
2222
y
y
d
ddddy
Setelah mendapatkan hasil pengintegral pertama tersebut,
selanjutnya bagaimana hasil pengintegralan kedua (terhadap
variabel
x
)? hasil pengintegralannya adalah sebagai berikut.
    202
2
0
2
0
 xdx
Jadi, luas permukaan dari persoalan di atas adalah .
2
122
Soal-soal Latihan
1. Carilah luas permukaan dari bagian bidang 12623  zyx
yang dibatasi oleh bidang-bidang 1223dan,0,0  yxyx .
Perlihatkan sketsanya menggunakan aplikasi.
2. Carilah luas permukaan dari bagian paraboloida
22
yxz 
yang dipotong oleh bidang 4z . Perlihatkan sketsanya
menggunakan aplikasi.
3. Carilah luas permukaan bagian permukaan kerucut
222
zyx  yang berada tepat di atas segitiga di bidang-xy
dengan titik sudut      4,0dan,0,4,0,0
123
INTEGRAL LIPAT TIGA
14
Pada bagian sebelumnya, kita telah membahas integral lipat dua,
yang definisinya kita generalisasi dari integral tunggal. Fungsi
yang kita integralkan adalah fungsi dua variabel. Sekarang
bagaimana untuk fungsi tiga variabel atau lebih. Tentunya
secara grafik, kita sudah tidak dapat menggambarkannya lagi
karena berdimensi lebih dari tiga.
Sekarang, pandanglah gambar di bawah ini
Tujuan Pembelajaran:
124
Gambar 14. 1
(Sumber: Purcell, 2011)
Bentuklah suatu partisi P dari B , dengan bidang yang sejajar
dengan bidang-bidang koordinat, sehingga memotong B
menjadi balok-balok kecil nBBBB ...,,,, 321 . Tinjau salah satu
balok kB , dengan salah satu koordinat titik tengah  kkk zyx ,, .
Volum dari kB adalah kkkk zyxV  , dengan norma partisi
adalah P , maka integral lipat tiganya adalah
    

B
n
k
kkkk
P
VzyxfdVzyxf
10
,,,, lim
Asalkan limitnya ada.
Untuk menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan integral
lipat tiga, terutama cara mengintegrasikannya adalah dengan
125
melakukan pengintegrasian satu persatu. Perhatikan dan jawab
pertanyaan-pertanyaan dari contoh yang diberikan di bawah ini.
Contoh 14. 1
Hitung integral berulang  
5
0
4
2
2
1
32
6 dzdydxzxy
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan persoalan di atas, kita dapat melakukan
pengintegralan satu persatu, yaitu dimulai dari pengintegralan
terhadap x, kemudian terhadap y, dan terakhir terhadap z.
Tentunya kalian dapat melakukan hal tersebut kan? Bagaimana
hasil pengintegralannya?
Hasilnya adalah sebagai berikut.
Pertama kita integralkan terhadap variabel x, hasilnya adalah
   3232222
1
322
2
1
32
912336 zyzyzyxdxzxy 
Selanjutnya, hasil yang kita dapatkan di atas kita integralkan
terhadap variabel yang kedua yaitu variabel y, hasilnya adalah
    33334
2
33
4
2
32
16824339 zzzydyzy  


Kemudian, hasil ini kita integralkan lagi terhadap variabel z,
hasilnya adalah
126
   26250054242168 445
0
4
5
0
3
 zdzz
Jadi, hasil integral berulang di atas adalah 26250.
Untuk memperdalam pemahaman kalian, silakan perhatikan
contoh berikut ini.
Contoh 14. 2
Hitung integral berulang  
2
0 0
/
0
2
z zx
dzdxdyxyz
Penyelesaian:
Dapatkah kalian menyebutkan urutan pengintegralan dari
persoalan di atas?
Urutannya adalah pertama diintegralkan terhadap variabel y,
kemudian terhadap variabel x, dan terakhir terhadap variabel z.
Bagaimana hasil pengintegralan dari masing-masing variabel
tersebut?
Pertama, kita integralkan terhadap variabel y, hasilnya adalah
   222/
0
2
/
0
0/2 xzzxxzxydyxyz
zx
zx




 
Kemudian, kita integralkan terhadap variabel x, hasilnya adalah
127
   3
3
123
3
1
0
3
3
1
0
2
0 zzxdxx
z
z

Hasil ini kemudian diintegralkan terhadap variabel z, hasilnya
adalah
   3
444
12
1
2
0
4
12
1
2
0
3
3
1
02  zdzz
Jadi, hasil dari integral berulang tersebut adalah
3
4
.
128
Soal-Soal Latihan
1. Hitung integral berulang dari:
a)  
5
0
3
0
9
2
2
2
y
dzdydxyzx
b)   
4
1
2
1
2
0
z
z
zy
dzdydx
c)   
 

24
4
24
0
24
0
x yx
dxdydz
x
zy
d)    
2/
0 0 0
sin
 z y
dzdydxzyx
e)    
2/
0
0
2sin
2
0
sin

z
yz
y
x
dzdydx
2. Sketsakan benda pejal S , kemudian tentukan
 S
dVzyxf ,, , untuk
a)     yxzyxzyxS 23120,30,10:,, 6
1

b)   20,240,30:,,  zzxyzxzyxS
3. Tentukan volum benda pejal di oktan pertama yang dibatasi
oleh 2
2xy  dan 84  zy
4. Tentukan volum benda pejal yang dibatasi oleh tabung
22
 xy dan bidang-bidang 043dan,0,4  zyzy

More Related Content

What's hot

Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Arvina Frida Karela
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grupYadi Pura
 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksIpit Sabrina
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriNia Matus
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grupwahyuhenky
 
geometri analitik ruang
geometri analitik ruanggeometri analitik ruang
geometri analitik ruangria angriani
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaranNia Matus
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiNia Matus
 
GRUP STRUKTUR ALJABAR
GRUP STRUKTUR ALJABARGRUP STRUKTUR ALJABAR
GRUP STRUKTUR ALJABARFely Ramury
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Charro NieZz
 
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATDERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATyuni dwinovika
 
Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Jamil Sirman
 

What's hot (20)

Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi Isometri
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grup
 
geometri analitik ruang
geometri analitik ruanggeometri analitik ruang
geometri analitik ruang
 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
 
ANALISIS REAL
ANALISIS REALANALISIS REAL
ANALISIS REAL
 
Koset Suatu Grup
Koset Suatu GrupKoset Suatu Grup
Koset Suatu Grup
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
 
Ring
RingRing
Ring
 
GRUP STRUKTUR ALJABAR
GRUP STRUKTUR ALJABARGRUP STRUKTUR ALJABAR
GRUP STRUKTUR ALJABAR
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Jawaban Soal Latihan
Jawaban Soal LatihanJawaban Soal Latihan
Jawaban Soal Latihan
 
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATDERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
 
Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah
 
kekontinuan fungsi
kekontinuan fungsikekontinuan fungsi
kekontinuan fungsi
 

Similar to Buku kalkulus peubah banyak

Diferensiabel kontinu
Diferensiabel kontinuDiferensiabel kontinu
Diferensiabel kontinubobbyrey
 
Modul matematika kelas X KD 3.5 kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayanti
Modul matematika kelas X KD 3.5 kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayantiModul matematika kelas X KD 3.5 kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayanti
Modul matematika kelas X KD 3.5 kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayantikikiismayanti
 
131943605 penerapan-komposisi-fungsi-dan-invers-dalam-kehidupan-sehari-hari
131943605 penerapan-komposisi-fungsi-dan-invers-dalam-kehidupan-sehari-hari131943605 penerapan-komposisi-fungsi-dan-invers-dalam-kehidupan-sehari-hari
131943605 penerapan-komposisi-fungsi-dan-invers-dalam-kehidupan-sehari-hariAndikAdiCahyono
 
Fungsi Relasi dan Jenis Fungsi
Fungsi Relasi dan Jenis FungsiFungsi Relasi dan Jenis Fungsi
Fungsi Relasi dan Jenis Fungsisipolos
 
Matematika inovatif konsep dan aplikasinya sma kelas xii (ips) siswanto-2009
Matematika inovatif konsep dan aplikasinya sma kelas xii (ips) siswanto-2009Matematika inovatif konsep dan aplikasinya sma kelas xii (ips) siswanto-2009
Matematika inovatif konsep dan aplikasinya sma kelas xii (ips) siswanto-2009primagraphology consulting
 
E-book matematika kls XII IPS
E-book matematika kls XII IPSE-book matematika kls XII IPS
E-book matematika kls XII IPSarvinefriani
 
maklaah Operasi vektor .docx
maklaah Operasi vektor .docxmaklaah Operasi vektor .docx
maklaah Operasi vektor .docxRahulMahendra5
 
Rpp refleksi SMA KELAS 9 KURIKULUM 2013
Rpp refleksi SMA KELAS 9 KURIKULUM 2013Rpp refleksi SMA KELAS 9 KURIKULUM 2013
Rpp refleksi SMA KELAS 9 KURIKULUM 2013Ayu Febriyanti
 
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docxPersamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docxZukét Printing
 
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdfPersamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdfZukét Printing
 
Sistem persamaan dan pertidaksamaan linear
Sistem persamaan dan pertidaksamaan linearSistem persamaan dan pertidaksamaan linear
Sistem persamaan dan pertidaksamaan linearMas Becak
 
1_Bahan Ajar PGL_Eva Novianawati H._Awal.pdf
1_Bahan Ajar PGL_Eva Novianawati H._Awal.pdf1_Bahan Ajar PGL_Eva Novianawati H._Awal.pdf
1_Bahan Ajar PGL_Eva Novianawati H._Awal.pdfMyWife humaeroh
 

Similar to Buku kalkulus peubah banyak (20)

Diferensiabel kontinu
Diferensiabel kontinuDiferensiabel kontinu
Diferensiabel kontinu
 
Modul matematika kelas X KD 3.5 kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayanti
Modul matematika kelas X KD 3.5 kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayantiModul matematika kelas X KD 3.5 kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayanti
Modul matematika kelas X KD 3.5 kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayanti
 
131943605 penerapan-komposisi-fungsi-dan-invers-dalam-kehidupan-sehari-hari
131943605 penerapan-komposisi-fungsi-dan-invers-dalam-kehidupan-sehari-hari131943605 penerapan-komposisi-fungsi-dan-invers-dalam-kehidupan-sehari-hari
131943605 penerapan-komposisi-fungsi-dan-invers-dalam-kehidupan-sehari-hari
 
Bahan Ajar Limit Fungsi
Bahan Ajar Limit FungsiBahan Ajar Limit Fungsi
Bahan Ajar Limit Fungsi
 
Limit
LimitLimit
Limit
 
1. rpp-fungsi
1. rpp-fungsi1. rpp-fungsi
1. rpp-fungsi
 
vektor
vektorvektor
vektor
 
Fungsi Relasi dan Jenis Fungsi
Fungsi Relasi dan Jenis FungsiFungsi Relasi dan Jenis Fungsi
Fungsi Relasi dan Jenis Fungsi
 
Matematika inovatif konsep dan aplikasinya sma kelas xii (ips) siswanto-2009
Matematika inovatif konsep dan aplikasinya sma kelas xii (ips) siswanto-2009Matematika inovatif konsep dan aplikasinya sma kelas xii (ips) siswanto-2009
Matematika inovatif konsep dan aplikasinya sma kelas xii (ips) siswanto-2009
 
E-book matematika kls XII IPS
E-book matematika kls XII IPSE-book matematika kls XII IPS
E-book matematika kls XII IPS
 
maklaah Operasi vektor .docx
maklaah Operasi vektor .docxmaklaah Operasi vektor .docx
maklaah Operasi vektor .docx
 
Fisika dasar
Fisika dasarFisika dasar
Fisika dasar
 
Rpp refleksi SMA KELAS 9 KURIKULUM 2013
Rpp refleksi SMA KELAS 9 KURIKULUM 2013Rpp refleksi SMA KELAS 9 KURIKULUM 2013
Rpp refleksi SMA KELAS 9 KURIKULUM 2013
 
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docxPersamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
 
Tugas Proyek Matematika
Tugas Proyek MatematikaTugas Proyek Matematika
Tugas Proyek Matematika
 
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdfPersamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
 
Modul vektor
Modul vektorModul vektor
Modul vektor
 
Sistem persamaan dan pertidaksamaan linear
Sistem persamaan dan pertidaksamaan linearSistem persamaan dan pertidaksamaan linear
Sistem persamaan dan pertidaksamaan linear
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
1_Bahan Ajar PGL_Eva Novianawati H._Awal.pdf
1_Bahan Ajar PGL_Eva Novianawati H._Awal.pdf1_Bahan Ajar PGL_Eva Novianawati H._Awal.pdf
1_Bahan Ajar PGL_Eva Novianawati H._Awal.pdf
 

More from HapizahFKIP

Bahan ajar algoritma dan pemrograman i
Bahan ajar algoritma dan pemrograman iBahan ajar algoritma dan pemrograman i
Bahan ajar algoritma dan pemrograman iHapizahFKIP
 
Silabus geometri pasca 2021
Silabus geometri pasca 2021Silabus geometri pasca 2021
Silabus geometri pasca 2021HapizahFKIP
 
Sistem aksiomatik geometri
Sistem aksiomatik geometriSistem aksiomatik geometri
Sistem aksiomatik geometriHapizahFKIP
 
Ict dalam pendidikan matematika
Ict dalam pendidikan matematikaIct dalam pendidikan matematika
Ict dalam pendidikan matematikaHapizahFKIP
 
Ppt materi kpb bab 14
Ppt materi kpb bab 14Ppt materi kpb bab 14
Ppt materi kpb bab 14HapizahFKIP
 
Ppt materi kpb bab 12
Ppt materi kpb bab 12Ppt materi kpb bab 12
Ppt materi kpb bab 12HapizahFKIP
 
Ppt materi kpb bab 11
Ppt materi kpb bab 11Ppt materi kpb bab 11
Ppt materi kpb bab 11HapizahFKIP
 
Ppt materi kpb bab 9
Ppt materi kpb bab 9Ppt materi kpb bab 9
Ppt materi kpb bab 9HapizahFKIP
 
Ppt materi kpb bab 8
Ppt materi kpb bab 8Ppt materi kpb bab 8
Ppt materi kpb bab 8HapizahFKIP
 
Ppt materi kpb bab 7
Ppt materi kpb bab 7Ppt materi kpb bab 7
Ppt materi kpb bab 7HapizahFKIP
 
Ppt materi kpb bab 6
Ppt materi kpb bab 6Ppt materi kpb bab 6
Ppt materi kpb bab 6HapizahFKIP
 
Ppt materi kpb bab 5
Ppt materi kpb bab 5Ppt materi kpb bab 5
Ppt materi kpb bab 5HapizahFKIP
 
Ppt materi kpb bab 4
Ppt materi kpb bab 4Ppt materi kpb bab 4
Ppt materi kpb bab 4HapizahFKIP
 
Ppt materi kpb bab 3
Ppt materi kpb bab 3Ppt materi kpb bab 3
Ppt materi kpb bab 3HapizahFKIP
 
Ppt materi kpb bab 2
Ppt materi kpb bab 2Ppt materi kpb bab 2
Ppt materi kpb bab 2HapizahFKIP
 
Ppt materi kpb bab 1
Ppt materi kpb bab 1Ppt materi kpb bab 1
Ppt materi kpb bab 1HapizahFKIP
 

More from HapizahFKIP (17)

Bahan ajar algoritma dan pemrograman i
Bahan ajar algoritma dan pemrograman iBahan ajar algoritma dan pemrograman i
Bahan ajar algoritma dan pemrograman i
 
Silabus geometri pasca 2021
Silabus geometri pasca 2021Silabus geometri pasca 2021
Silabus geometri pasca 2021
 
Sistem aksiomatik geometri
Sistem aksiomatik geometriSistem aksiomatik geometri
Sistem aksiomatik geometri
 
Rps ict 2020
Rps ict 2020Rps ict 2020
Rps ict 2020
 
Ict dalam pendidikan matematika
Ict dalam pendidikan matematikaIct dalam pendidikan matematika
Ict dalam pendidikan matematika
 
Ppt materi kpb bab 14
Ppt materi kpb bab 14Ppt materi kpb bab 14
Ppt materi kpb bab 14
 
Ppt materi kpb bab 12
Ppt materi kpb bab 12Ppt materi kpb bab 12
Ppt materi kpb bab 12
 
Ppt materi kpb bab 11
Ppt materi kpb bab 11Ppt materi kpb bab 11
Ppt materi kpb bab 11
 
Ppt materi kpb bab 9
Ppt materi kpb bab 9Ppt materi kpb bab 9
Ppt materi kpb bab 9
 
Ppt materi kpb bab 8
Ppt materi kpb bab 8Ppt materi kpb bab 8
Ppt materi kpb bab 8
 
Ppt materi kpb bab 7
Ppt materi kpb bab 7Ppt materi kpb bab 7
Ppt materi kpb bab 7
 
Ppt materi kpb bab 6
Ppt materi kpb bab 6Ppt materi kpb bab 6
Ppt materi kpb bab 6
 
Ppt materi kpb bab 5
Ppt materi kpb bab 5Ppt materi kpb bab 5
Ppt materi kpb bab 5
 
Ppt materi kpb bab 4
Ppt materi kpb bab 4Ppt materi kpb bab 4
Ppt materi kpb bab 4
 
Ppt materi kpb bab 3
Ppt materi kpb bab 3Ppt materi kpb bab 3
Ppt materi kpb bab 3
 
Ppt materi kpb bab 2
Ppt materi kpb bab 2Ppt materi kpb bab 2
Ppt materi kpb bab 2
 
Ppt materi kpb bab 1
Ppt materi kpb bab 1Ppt materi kpb bab 1
Ppt materi kpb bab 1
 

Recently uploaded

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 

Recently uploaded (20)

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 

Buku kalkulus peubah banyak

  • 1. KALKULUS PEUBAH BANYAK Strategi Probing Prompting Hapizah Somakim M. Yusup Penerbit
  • 2. iii Dilarang memperbanyak, mencetak atau menerbitkan sebagian maupun seluruh buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit Ketentuan Pidana Kutipan Pasal 72 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Kalkulus Peubah Banyak Strategi Probing Prompting Penulis : Hapizah Somakim M.Yusup Layout : Nyimas Amrina Rosyada Desain Cover : Ismoko Hak Penerbit pada NoerFikri Offset, Palembang Perpustakaan Nasional Katalog dalam Terbitan (KDT) Anggota IKAPI (No. 012/SMS/13) Dicetak oleh: NoerFikri Offset Jl. KH. Mayor Mahidin No. 142 Telp/Fax : 366 625 Palembang – Indonesia 30126 E-mail : noerfikri@gmail.com Cetakan I: Januari 2019 Hak Cipta dilindungi undang-undang pada penulis All right reserved ISBN : 978-602-447-368-6
  • 3. iii KATA PENGANTAR Alhamdulilah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kesempatan sehingga prototipe buku ini dapat diselesaikan tepat waktu. Terima kasih yang tak terhingga kepada Rektor Universitas Sriwijaya yang telah mendanai penelitian kami, sehingga buku ini sebagai salah satu output penelitian dapat terselesaikan. Buku ini dirancang untuk membantu mahasiswa dan dosen dalam menyediakan sumber belajar mata kuliah Kalkulus Peubah Banyak. Melalui buku ini diharapkan mahasiswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya secara mandiri yang sesuai dengan paradigma Student Centered Learning (SCL) dan prinsip pembelajaran di perguruan tinggi. Kepada berbagai pihak kami ucapkan terima kasih diantaranya Budi Mulyono, S.Pd., M.Sc. dan Dr. Ely Susanti, M.Pd. serta mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika angkatan 2017 yang telah memberikan masukan untuk merevisi buku ini. Terima kasih juga untuk Yuni Permata Sari yang telah merancang cover buku ini. Buku ini masih dalam bentuk prototipe, sehingga sangat diharapkan masukan/sarannya sehingga kedepan buku ini menjadi lebih baik. Penulis
  • 4. iv DAFTAR ISI FUNGSI DUA VARIABEL ATAU LEBIH.....................................................1 TURUNAN PARSIAL................................................................................... 15 LIMIT DAN KEKONTINUAN.......................................................................30 KETERDIFERENSIASIAN.......................................................................... 39 TURUNAN BERARAH DAN KEMIRINGAN BIDANG............................ 48 ATURAN RANTAI.........................................................................................61 BIDANG SINGGUNG DAN APROKSIMASI............................................ 70 MAKSIMUM DAN MINIMUM...................................................................... 78 INTEGRAL LIPAT DUA...............................................................................84 INTEGRAL BERULANG..............................................................................95 INTEGRAL LIPAT DUA ATAS BUKAN PERSEGIPANJANG.............100 INTEGRAL LIPAT DUA DALAM KOORDINAT POLAR.......................107 APLIKASI INTEGRAL LIPAT DUA (LUAS PERMUKAAN)................. 112 INTEGRAL LIPAT TIGA............................................................................ 123
  • 5. v Petunjuk: Bahan ajar ini menggunakan strategi probing prompting, dimana kalian diberikan pertanyaan-pertanyaan. Silakan kalian jawab pertanyaan-pertanyaan yang ditemukan terlebih dahulu, baru kemudian kalian melanjutkan membaca bahan ajar ini.
  • 6. 1 FUNGSI DUA VARIABEL ATAU LEBIH 1 Pada bahan ajar kali ini kita akan membahas tentang fungsi dua variabel atau lebih. Namun, sebelum membahas materi tersebut, kita ingat kembali tentang fungsi itu sendiri. Menurut kalian, apa yang dimaksud dengan fungsi?. Dapatkah kalian memberikan contoh yang termasuk fungsi dan yang bukan fungsi? Fungsi adalah pemetaan dari daerah domain ke daerah kodomain dengan tepat satu. Contoh yang termasuk fungsi adalah 2)(  xxf , dimana untuk semua anggota domain Rx akan dipetakan tepat satu ke kodomain Rx . Bagaimana untuk xxf )( ?, dipetakan kemanakan 4x ? . Iya, untuk 4x , akan dipetakan ke 2 dan -2, sehingga dapat Tujuan Pembelajaran:
  • 7. 1 FUNGSI DUA VARIABEL ATAU LEBIH 1 Pada bahan ajar kali ini kita akan membahas tentang fungsi dua variabel atau lebih. Namun, sebelum membahas materi tersebut, kita ingat kembali tentang fungsi itu sendiri. Menurut kalian, apa yang dimaksud dengan fungsi?. Dapatkah kalian memberikan contoh yang termasuk fungsi dan yang bukan fungsi? Fungsi adalah pemetaan dari daerah domain ke daerah kodomain dengan tepat satu. Contoh yang termasuk fungsi adalah 2)(  xxf , dimana untuk semua anggota domain Rx akan dipetakan tepat satu ke kodomain Rx . Bagaimana untuk xxf )( ?, dipetakan kemanakan 4x ? . Iya, untuk 4x , akan dipetakan ke 2 dan -2, sehingga dapat Tujuan Pembelajaran:
  • 8. 2 kita katakan bahwa xxf )( bukan fungsi. Mengapa demikian? Karena untuk satu domain memiliki pasangan lebih dari satu ke kodomain. Contoh fungsi yang diberikan di atas adalah fungsi satu variabel. Apa variabel dari contoh fungsi tersebut?, iya, fungsi tersebut variabelnya adalah x . Jadi, contoh tersebut adalah fungsi dengan satu variabel. Bagaimana jika variabelnya kita tambahkan y ? menjadi fungsi apakah ia?, fungsi tersebut menjadi fungsi dengan dua variabel. Dapatkan kalian memberikan contohnya? misalnya yxyxf ),( . Bagaimana jika ditambah lagi variabelnya? fungsi tersebut akan menjadi fungsi dengan tiga variabel atau lebih. Dalam bahan ajar ini kita hanya akan membahas fungsi dua variabel atau lebih. Dari contoh fungsi dua variabel di atas, dapatkan kalian menentukan variabel bebas dan variabel terikatnya?, variabel bebasnya adalah x dan y , variabel terikatnya adalah ),( yxf atau z . Nilai real dari sebuah fungsi dua variabel kita dapatkan dengan mensubtitusikan nilai variabel yang bersesuaian. Coba tentukan nilai real dari fungsi di bawah ini! 32 2),( yxyxf  , nilai real dari )3,2(f adalah... Nilai variabel yang bersesuaian adalah 3,2  yx , nilai real dari fungsi tersebut adalah 35278)3()2(2)3,2( 32 f .
  • 9. 3 Untuk materi menentukan nilai real dari sebuah fungsi dua variabel, tentunya tidaklah sulit. Untuk itu, mari kita lanjutkan membahas tentang grafik fungsi dua variabel. Grafik dari sebuah fungsi kita dapatkan dengan menghubungkan titik-titik yang bersesuaian antara variabel bebas dan variabel terikatnya. Untuk fungsi satu variabel, kita dapat menggambarkan grafik fungsi pada sumbu koordinat yang terdiri dari sumbu- x dan sumbu- y . Bagaimana untuk fungsi dua variabel?, iya sumbu koordinatnya terdiri dari sumbu- x , sumbu- y , dan sumbu- z , seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.1. Gambar 1. 1 Untuk memahami istilah kurva dari fungsi dua variabel, perhatikan contoh-contoh yang diberikan.
  • 10. 4 Contoh 1. 1 Sketsakan kurva fungsi 22 yxz  !. Penyelesaian: Apa yang dapat kita lakukan pertama kali untuk menggambarkan grafik fungsi tersebut? Kita menentukan domain x dan y dari fungsi tersebut. Tahapan selanjutnya adalah kita mengkorespondensikan setiap domain x dan y serta nilai fungsi ( z ). Hasil korespondensinya diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Secara lebih efektif, kita dapat menggunakan aplikasi untuk menggambarkan kurva fungsi tersebut, diantaranya adalah Geogebra dan Mathematica. Bagaimana menggunakan Geogebra dan Mathematics, silakan kalian belajar mandiri ya! Gambar 1. 2
  • 11. 5 Kumpulan dari korespondensi antar variabel dari fungsi dinamakan dengan contour plot atau contour maps. Pada kurva fungsi dua variabel juga terdapat istilah surface, yaitu perpotongan antara area cz  dengan contour maps, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.3. Gambar 1. 3 Pada kurva sebuah fungsi dua variabel, kita mengenal istilah level kurva. Menurut kalian, apa yang dimaksud dengan level kurva? Level kurva adalah proyeksi kurva pada bidang- xy . Dengan demikian, menurut kalian berupa apakah bentuk dari hasil proyeksi sebuah kurva pada bidang- xy ? Bentuknya berupa garis, bisa garis lurus atau garis lengkung sesuai dengan bentuk kurva yang diproyeksikan.
  • 12. 6 Sekarang untuk kurva seperti pada Gambar 1.3, berupa apa hasil proyeksinya? Iya, berupa lingkaran-lingkaran. Hasil proyeksinya diperlihatkan pada Gambar 1.4. Gambar 1. 4 Untuk memperdalam pemahaman kalian, lanjutkan dengan contoh berikut. Contoh 1. 2 Sketsakan grafik 4,1,0,1,4, 2  k y x z , dan sketsakan juga countor plots untuk kz  dari nilai k yang diberikan. Penyelesaian: Untuk mendapatkan sketsa grafik tersebut, kita ketikkan y x z 2  pada Geogebra, dan hasilnya seperti yang diperlihatkan berikut.
  • 13. 7 Gambar 1. 5 Coba perhatikan dari Gambar 1.5, untuk sumbu- y positif, kurva berada dimana terhadap bidang- xy ? Kurva berada di atas bidang- xy . Perhatikan kembali untuk sumbu- y negatif, kurva berada dimana terhadap bidang- xy ? Kurva berada di bawah bidang- xy . Dapatkah kalian memprediksi, apabila kurva tersebut di proyeksikan pada bidang- xy , berbentuk apakah kurvanya? Kurvanya berbentuk parabola
  • 14. 8 Untuk 0z , dimana letak proyeksinya pada bidang- xy ? Tepatnya terletak pada sumbu-y, jadi bentuknya berupa garis lurus. Untuk 1z , 4z , 1z , dan 4z perhatikan bidangnya pada Gambar 1.6. Gambar 1. 6 Perhatikan perpotongan bidang 1z , 4z , 0z , 1z , dan 4z dengan kurva, bentuknya berupa parabola, kecuali untuk
  • 15. 9 bidang 0z , bentuknya berupa garis lurus. Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.7. Gambar 1. 7 Bagaimana cara menentukan perpotongan antara kurva y x z 2  dan 1z , 4z , 0z , 1z , atau 4z dengan geogebra? Untuk mencari perpotongannya, perhatikan pada tampilan aljabar, kurva y x z 2  memiliki nama “b”, misalkan kita akan mencari perpotongannya dengan 1z , perhatikan pada tampilan aljabar namanya adalah “c”. Jadi sekarang kita punya
  • 16. 10 dua objek yaitu “b” dan “c”. Pada bagian “Masukan” (yang dilingkar merah bagian bawah kita ketikkan ‘Perpotongan (b,c)”, artinya kita mau melukiskan garis potong antara bidang y x z 2  dan 1z , hasilnya berupa garis yang bernama “g”. Begitu juga cara untuk menentukan perpotongan y x z 2  dengan bidang yang lainnya. Selanjutnya memproyeksi kurva perpotongan tersebut ke bidang- xy . Hasilnya seperti pada Gambar 1.8. Hasil proyeksi inilah yang dikatakan sebagai level kurva untuk 4,1,0,1,4 k . Kumpulan dari level kurva-level kurva dinamakan dengan contour plots. Gambar 1. 8
  • 17. 11 Untuk melihat level kurva, kita dapat memutar kurva, dan dilihat dari atas, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.8. Dengan Geogebra, kita dapat menentukannya dengan mentranslasikan masing-masing objek yaitu “g”, “h”, “i”, “j”, dan “k”, dengan vektor sesuai dengan ketinggian z . Untuk objek “g” misalnya, karena berada pada 1z , dan kita akan memproyeksikannya pada 0z , maka vektornya adalah (0,0,-1), nilai z diturunkan 1. Untuk objek yang lain, silakan didiskusikan. Perintah yang kita ketikkan pada “Masukannya” adalah “Translasi (g, (0,0,-1))”. Silakan dicobakan pada aplikasi masing-masing. Yang kita bahas sebelum ini adalah bentuk kurva untuk fungsi dua variabel, sekarang kita akan membahas sedikit untuk kurva fungsi tiga variabel atau lebih. Pada kurva fungsi tiga variabel, kita mengenal istilah level surface. Domain dari fungsi tiga variabel adalah semua bilangan real yang membuat nilai fungsinya ada. Berikut ini kita membahas tentang domain dan nilai fungsi dari fungsi dua dan tiga variabel melalui contoh-contoh, walaupun seharusnya hal ini kita bahas di awal bab. Namun, kali ini kita membahasnya diakhir dengan perkiraan kalian telah memahami dengan baik istilah-istilah dari grafik fungsi dua dan tiga variabel Contoh 1. 3 Tentukan domain dari fungsi   362, 22  yxyxf
  • 18. 12 Penyelesaian: Yang perlu kita ingat kembali untuk fungsi dua variabel, dalam menentukan domain dilihat dari apakah fungsi tersebut memiliki nilai pada daerah tersebut. Untuk contoh di atas, fungsinya memiliki tanda , jadi yang perlu diperhatikan adalah bilangan dibawah tanda akar tersebut haruslah bilangan yang lebih besar dari nol. Sehingga kita dapatkan 362 0362 22 22   yx yx Jadi, domain dari fungsi tersebut adalah   362|, 22  yxyxD . Contoh 1. 4 Misalkan   yzxzyxf cos,, 2  , tentukan nilai dari    2 1 2 ,,2,1,2  fdanf Penyelesaian: Penyelesaian dari contoh ini adalah dengan cara mensubstitusikan nilai dari variabel yang bersesuaian. Dapatkah kalian menentukan nilainya? Hasilnya adalah sebagai berikut.   yzxzyxf cos,, 2 
  • 19. 13        22 24 cos4 1cos2,1,2 2 1 2 2 2 2       f        22 24 cos4 cos2,,2 2 1 2 2 12 2 1      f
  • 20. 14 Soal-soal Latihan 1. Misalkan   yxyxf  2 , . Carilah setiap nilai berikut dan tentukan domain dari fungsi tersebut! a)  3,0f b)  2,1 f c)  0,2f d)  3,5 f 2. Sketsakan grafik   2 4, xyxf  3. Sketsakan grafik   22 25, yxyxf  4. Sketsakan countor plot dari 2,1,0,1,2,2  kyxz
  • 21. 15 TURUNAN PARSIAL 2 Pada mata kuliah Kalkulus sebelumnya, kita telah membahas tentang turunan, yang lebih tepatnya turunan fungsi satu variabel. Masih ingatkah kalian tentang turunan? Apa definisinya?. Pada materi kali ini, kita akan melihat turunan dari fungsi yang terdiri dari dua atau lebih variabel. Fungsi tersebut diturunkan terhadap masing-masing variabel, sehingga kita menyebutnya sebagai turunan parsial. Turunan parsial fungsi f terhadap variabel x pada titik  00 , yx dinotasikan dan didefinisikan dengan: Tujuan Pembelajaran:
  • 22. 16       x yxfyxxf yxf x x     0000 0 00 ,, , lim Bagaimana kira-kira untuk turunan parsial fungsi f terhadap variabel y pada titik  00 , yx ? iya, notasi dan definisinya adalah:       y yxfyyxf yxf y y     0000 0 00 ,, , lim Seandainya, fungsinya merupakan fungsi dengan tiga variabel yx, dan z , bagaimana notasi dan definisi turunan fungsi f terhadap variabel z di titik  000 ,, zyx ? iya, notasi dan definisinya adalah:       z zyxfzzyxf zyxf z z     000000 0 000 ,,,, ,, lim Untuk notasi dan definisi turunan fungsi f terhadap variabel yang lainnya silakan kalian coba sendiri dan diskusikan dengan temanmu. Notasi lain untuk menyatakan turunan parsial adalah  . Jadi, apabila  yxfz , , maka alternatif penulisan notasi adalah sebagai berikut  Turunan  yxfz , terhadap variabel x ditulis:     x yxf x z yxfx       , ,
  • 23. 17  Turunan  yxfz , terhadap variabel y ditulis:     y yxf y z yxfy       , , Bagaimana alternatif penulisan notasi turunan parsial dari masing-masing variabel untuk fungsi  zyxfu ,, ? iya, alternatifnya adalah sebagai berikut  Turunan  zyxfu ,, terhadap variabel x ditulis:     x zyxf x u zyxfx       ,, ,,  Turunan  zyxfu ,, terhadap variabel y ditulis:     y zyxf y u zyxfy       ,, ,,  Turunan  zyxfu ,, terhadap variabel z ditulis:     z zyxf z u zyxfz       ,, ,, Untuk menyelesaikan permasalahan turunan parsial, kita tetap harus mengingat kembali teorema-teorema turunan fungsi satu variabel, masih ingatkah kalian tentang teorema-teorema turunan tersebut?. Jika kalian lupa dengan teorema-teorema tersebut, silakan kalian pelajari kembali teorema-teorema tersebut, karena akan banyak terpakai pada materi kita selanjutnya.
  • 24. 18 Berikut ini kita akan membahas contoh-contoh permasalahan yang berkaitan dengan turunan parsial. Contoh 2. 1 Tentukan x z   dan y z   dari fungsi    3 2 2 4, yxyxfz  Penyelesaian: Untuk menyelesaikan permasalahan di atas, teorema apa yang dapat kita gunakan? Iya, kita dapat menggunakan '' 1 uunz n  , dengan 'u diturunkan terhadap variabelnya. Seandainya 2 4 yx  kita anggap sebagai sebuah fungsi u , maka fungsi z dapat kita tulis menjadi 3 2 uz  . Ingat, ketika kita menurunkan fungsi terhadap variabel x , maka variabel y kita anggap sebagai konstanta, dan sebaliknya ketika kita menurunkan fungsi terhadap variabel y , maka variabel x kita anggap sebagai konstanta. Secara mandiri dapatkah kalian menentukan x z          3 1 3 1 3 2 2 2 12 43 8 4 3 8 44 3 2 yx yx x z yx x z         
  • 25. 19 Dengan cara yang sama, untuk menentukan y z   adalah kita menganggap variabel x sebagai konstanta, dengan langkah sebagai berikut          3 1 3 1 3 2 43 2 14 3 2 14 3 2 1 yxy z yx y z yx y z             Dari langkah di atas, apakah kaliah dapat memahami dari munculnya (-1) di atas? Iya, itu didapatkan dari turunan y . Untuk lebih memantapkan pemahaman kalian, coba selesaikan contoh di bawah ini. Contoh 2. 2 Tentukan x z   dan y z   dari fungsi   xy yx yxfz 2 4 ,   Penyelesaian: Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut kita dapat memandang fungsi z sebagai pembagian dua fungsi, dapatkan kalian menyatakan kedua fungsi tersebut? Iya, kita dapat
  • 26. 20 memandangnya menjadi pembagian antara fungsi 2 4 yxu  , dan fungsi xyv  . Sekarang, bagaimana turunan dari pembagian dua fungsi v u ? Iya, turunannya adalah 2 '' v uvvu  . Turunan u dan v dilakukan sesuai dengan variabelnya. Untuk x z   , kita menurunkan fungsi u dan v terhadap variabel x . Apakah hasil turunan dari u dan v tersebut? Iya, hasilnya adalah sebagai berikut: 2 4 yxu  4'u xyv  yv '         222 3 2 2 4444 x y yx yxyxy xy yyxxy x z        Untuk y z   , kita menurunkan fungsi u dan v terhadap variabel y . Apakah hasil turunan dari u dan v tersebut? Iya, hasilnya adalah sebagai berikut:
  • 27. 21 2 4 yxu  yu 2'  xyv  xv '         2 2 22 22 22 222 2 2 4 44242 xy xy yx xxy yx xyxxy xy xyxxyy y z           KEMIRINGAN GARIS SINGGUNG Suatu permukaan dari persamaan  yxfz , , apabila bidang 0yy  memotong permukaan kurva, maka  00 , yxfx merupakan kemiringan dari garis singgung pada kurva tersebut di titik   0000 ,,, yxfyxP . Bagaimana kemiringan garis singgung di titik   0000 ,,, yxfyxP , jika bidang yang memotong kurva adalah 0xx  ? Kemiringannya adalah  00 , yxfy . Kita perhatikan contoh-contoh berikut ini, untuk memperdalam pemahaman kalian tentang turunan parsial dalam menentukan kemiringan garis singgung pada kurva.
  • 28. 22 Contoh 2. 3 Carilah kemiringan garis singgung pada kurva perpotongan permukaan 22 49363 yxz  dengan bidang 1x di titik  3 11 ,2,1  . Penyelesaian: Untuk menyelesaikan permasalah tersebut, hal apa yang kita perhatikan? Kita lihat bidang yang memotong kurva yaitu 1x . Karena bidang yang memotong sejajar dengan sumbu- y , maka arah perubahannya menggunakan turunan parsial terhadap y . Bagaimana hasil turunan parsialnya terhadap y ? Untuk menentukan turunannya, kita ubah terlebih dahulu fungsi tersebut menjadi bentuk z , yaitu menjadi 22 3 1 4936 yxz  . Turunan parsialnya terhadap y adalah    2 1 22 3 1 22 3 1 4936 4936, yx yxyxfz           2 1 2 1 22 3 4 122 2 1 3 1 4936 84936,     yxy yyxyxfy
  • 29. 23 Selanjutnya kita menentukan nilai turunan tersebut pada titik potongnya, yaitu pada titik  3 11 ,2,1  . Maka berapakah  2,1 yf ? Hasilnya adalah              33 118 113 8 3 8 3 8 22 3 4 2 1 2 1 2 1 11 16936 24193622,1       yf Jadi kemiringan garis singgungnya adalah 33 118 . Contoh 2. 4 Carilah kemiringan garis singgung pada kurva perpotongan permukaan 2 1654 xz  dengan bidang 3y di titik  2 35 ,3,2 . Penyelesaian: Untuk menyelesaikan permasalahan ini, langkah-langkah yang kita lakukan sama dengan langkah-langkah pada contoh sebelumnya, hanya saja yang perlu diperhatikan, bidang yang memotong kurva adalah bidang 3y . Karena bidang yang memotong sejajar dengan sumbu- x , maka arah perubahannya menggunakan turunan parsial terhadap x . Bagaimana hasil turunan parsialnya terhadap x ?
  • 30. 24 Untuk menentukan turunannya, kita ubah terlebih dahulu fungsi tersebut menjadi bentuk z , yaitu menjadi 2 4 5 16 xz  . Turunan parsialnya terhadap x adalah    2 1 2 4 5 2 4 5 16 16, x xyxfz           2 1 2 1 2 4 5 12 2 1 4 5 16 216,     xx xxyxfx Selanjutnya kita menentukan nilai turunan tersebut pada titik potongnya, yaitu pada titik  2 35 ,3,2 . Maka berapakah  3,2xf ? Hasilnya adalah             12 35 34 5 322 5 2 5 2 4 5 2 1 2 1 2 1 12 21623,2      xf Jadi kemiringan garis singgungnya adalah 3 35  . TURUNAN PARSIAL TINGKAT TINGGI Sebuah fungsi dua variabel atau lebih dapat saja diturunkan lebih dari sekali, seperti turunan parsial keduanya, turunan parsial ketiganya, dan seterusnya atau kita dapat menyebutnya turunan parsial tingkat tinggi. Turunan parsial kedua dari sebuah fungsi dua variabel memiliki empat kemungkinan, dapatkah
  • 31. 25 kalian menyebutkan kemungkinan tersebut? Iya, kemungkinannya adalah sebagai berikut: 2 2 x f x f x fxx              2 2 y f y f y fyy                xy f x f y ff yxxy              2   yx f y f x ff xyyx              2 Turunan parsial yang diturunkan terhadap lebih dari satu variabel dinamakan dengan turunan parsial gabungan (mixed partial derivatives) seperti xyf atau yxf untuk fungsi dua variabel, sedangkan untuk fungsi tiga variabel contohnya xyzf . Untuk memantapkan pemahaman kalian tentang turunan parsial tingkat tinggi, silakan dipelajari contoh di bawah ini. Contoh 2. 5 Tentukan keempat turunan parsial kedua dari   32 2, xyyxyxf 
  • 32. 26 Penyelesaian: yf yxyf xx x 4 4 3   2 2 22 34 34 6 32 yxf yxf xyf xyxf yx xy yy y     Sebuah fungsi dua variabel yang memenuhi persamaan Laplace, yaitu 02 2 2 2       y f x f dikatakan sebagai fungsi Harmonik, seperti dicontohkan berikut ini. Contoh 2. 6 Selidiki apakah fungsi 33 ),( xyyxyxf  merupakan fungsi harmonik. Penyelesaian: Tahapan pertama yang kita lakukan adalah menentukan 2 2 x f   dan 2 2 y f   . Dapatkah kalian menentukan turunan tersebut? Apa hasilnya? Iya, turunannya adalah sebagai berikut:
  • 33. 27 xy y f xyx y f xy x f yyx x f 6 3 6 3 2 2 23 2 2 32             Sekarang, bagaimana hasil dari 2 2 2 2 y f x f      ?, iya hasilnya adalah 066  xyxy . Karena memenuhi persamaan Laplace maka fungsi 33 ),( xyyxyxf  dikatakan sebagai fungsi harmonik.
  • 34. 28 Soal-Soal Latihan 1. Carilah turunan parsial pertama dari fungsi: a) 22 2),( xyyxyxf  b)  23 42),( yxyxf  c) xy yx yxf 3 2 ),( 22   d)   yyxyxf 23 2),(  2. Jika   xy yx yxF 2 3 ,   , carilah  1,2 xF dan  1,2 yF 3. Jika   z xy zyxf ,, , carilah  8,1,2 xf ,  8,1,2 yf , dan  8,1,2 zf 4. Jika   4235 32, yxyxyxG  , carilah a) 2 2 x G   b) 2 2 y G   c) yx G  2 d) yzG
  • 35. 29 e) yxzG 5. Carilah kemiringan garis singgung pada kurva perpotongan permukaan 22 9436 yxz  dengan bidang 3x di titik  2,2,3 6. Carilah kemiringan garis singgung pada kurva perpotongan permukaan 36992 22  yxz dengan bidang 1y di titik  2 3 ,1,2
  • 36. 30 LIMIT DAN KEKONTINUAN 3 Limit merupakan materi yang telah kita pelajari sebelumnya pada saat Kalkulus Diferensial, hanya saja fungsinya adalah fungsi satu variabel. Kali ini kita akan membahas limit untuk fungsi dua variabel. Masih ingatkah kalian dengan definisi limit untuk fungsi satu variabel? Dapatkah kalian mengeneralisasinya untuk fungsi dua variabel?. Definisi limit fungsi dua variabel menyatakan bahwa       Lyxf bayx   ,lim ,, berarti bahwa untuk setiap 0 yang diberikan (berapapun kecilnya), terdapat Tujuan Pembelajaran:
  • 37. 31 0 yang berpadanan sedemikian sehingga    Lyxf , asalkan bahwa      bayx ,,0 . Teorema Jika  yxf , adalah sebuah fungsi polinomial, maka        bafyxf bayx ,,lim ,,   . Jika      yxq yxp yxf , , ,  , p dan q adalah fungsi polinomial, maka          baq bap yxf bayx , , ,lim ,,   asal   0, baq . Namun, jika       0,lim ,,   Lyxp bayx dan       0,lim ,,   yxq bayx , maka limit        yxq yxp bayx , , lim ,,  tidak ada. Untuk memperdalam pemahaman kalian perhatikan contoh di bawah ini. Contoh 3. 1 Jika ada, tentukan nilai dari      22 3,1, lim yyx yx   Penyelesaian: Untuk menentukan nilai llimit tersebut, tahapan pertama yang perlu kita perhatikan adalah melihat nilai limit apabila
  • 38. 32    3,1, yx kita substitusikan ke fungsi. Apabila menghasilkan nilai 0 0 atau 0 , maka bentuk fungsi perlu di sederhanakan, namun apabila tidak demikian, maka nilai itu sebagai nilai limit fungsi. Hasil substitusi dari fungsi tersebut adalah       12331 22  . Karena tidak menghasilkan 0 0 atau 0 , maka berapa nilai limitnya? Iya, nilainya adalah sebagai berikut:             12331lim 2222 3,1,   yyx yx Contoh 3. 2 Jika ada, tentukan nilai      2 3 2,1, 1 lim    yx yxy yx Penyelesaian: Perhatikan bentuk fungsinya, berupa apa? Iya, bentuknya adalah rasional. Untuk fungsi rasional, ada dua hal yang harus kita perhatikan yaitu nilai limit untuk pembilang dan penyebut. Berapakah nilai limit untuk pembilang? Iya, nilainya adalah          010221lim 33 2,1,   yxy yx . Sekarang, berapakah nilai limit untuk penyebutnya? Iya, nilainya adalah         041211lim 22 2,1,   yx yx , karena nilai fungsi untuk pembilang dan penyebut tidak sama dengan 0, maka nilai limit fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
  • 39. 33              2 5 4 10 121 221 1 lim 2 3 2 3 2,1,          yx yxy yx . Contoh 3. 3 Jika ada, tentukan nilai dari      2 3 2,1, 1 lim    yx yxy yx Penyelesaian: Untuk menyelesaian contoh ini, langkah yang kita lakukan sama dengan menyelesaikan contoh 3.2. Pada contoh ini, berapa nilai limit pembilangnya? Iya nilainya adalah          06221lim 33 2,1,   yxy yx . Bagaimana nilai limit penyebutnya? Iya, nilainya adalah         01)2(11lim 22 2,1,   yx yx . Perhatikan teorema di atas, bagaimana nilai limit fungsi jika nilai limit penyebutnya adalah 0? iya, fungsi tersebut tidak memiliki limit untuk    2,1, yx . Contoh 3. 4 Jika ada, tentukan nilai dari     220,0, lim yx xy yx 
  • 40. 34 Penyelesaian: Untuk menyelesaikan permasalahan di atas, langkah pertama yang kita lakukan adalah melihat nilai fungsi pembilang dan penyebut. Berapa nilainya? Kita dapatkan nilainya 0 semua, sehingga menjadi 0 0 . Kalau kita perhatikan fungsi tersebut dapat kita ubah menjadi koordinat polar. Dapatkah kalian mengubahnya? Bagaimana hasilnya? Hasilnya adalah sebagai berikut. 222 yxr  , cosrx  , sinry  0,0  yx , kita dapatkan 0r             0sincoslim sincos lim 1 sincos lim sincos sincos lim sincos sincos limlim 0 0 20 2220 220220,0,                     r r rr r rr r rr rr rr yx xy r r r r ryx KEKONTINUAN PADA SEBUAH TITIK Sebuah fungsi dua variabel  yxf , kontinu pada titik  ba, jika:
  • 41. 35 1.  yxf , mempunyai nilai pada  ba, 2.  yxf , mempunyai limit pada  ba, 3. Limit  yxf , pada  ba, sama dengan nilainya pada  ba, Atau dapat dikatakan        bafyxf bayx ,,lim,,   . Fungsi polinomial kontinu pada semua titik  yx, , dan fungsi rasional kontinu disemua titik kecuali ketika penyebutnya bernilai 0 pada titik tersebut. Teorema Komposisi Fungsi Jika sebuah fungsi dua variabel g kontinu pada titik  ba, dan fungsi f juga kontinu pada titik  ba, , maka komposisi fungsi   yxgf , juga kontinu di titik  ba, . Perhatikan contoh berikut untuk lebih memahami tentang kekontinuan pada sebuah titik. Contoh 3. 5 Selidiki pada titik mana fungsi   22 , yxyxyxF  kontinu. Penyelesaian: Fungsi tersebut merupakan fungsi apa?
  • 42. 36 Fungsi tersebut adalah fungsi polinom. Dari pembahasan sebelumnya, dikatakan bahwa fungsi polinom kontinu disemua  yx, . Sehingga dapat kita katakan bahwa fungsi tersebut kontinu pada semua  yx, . Contoh 3. 6 Selidiki pada titik mana fungsi   yx yxyx yxF    22 , kontinu. Penyelesaian: Fungsi tersebut merupakan fungsi rasional. Pada fungsi rasional pada umumnya kontinu di semua titik asalkan penyebutnya tidak sama dengan 0. Pada fungsi tersebut kapan penyebutnya sama dengan nol? Penyebut fungsi tersebut sama dengan nol ketika xy  . Jadi, fungsi tersebut kontinu di semua  yx, ,kecuali sepanjang garis xy  . KEKONTINUAN PADA SEBUAH INTERVAL Sebuah fungsi dua variabel dikatakan kontinu dalam interval S jika fungsi tersebut kontinu pada semua titik yang ada dalam interval tersebut.
  • 43. 37 Teorema Kesamaan Parsial Campuran Jika xyf dan yxf kontinu pada interval terbuka S , maka yxxy ff  pada setiap titik pada interval tersebut.
  • 44. 38 Soal-soal Latihan 1. Carilah limit yang ditunjukkan, atau nyatakan bahwa limit tersebut tidak ada a)      23 2,1, lim xxy yx   b)       y yyx yx 22 0,1, lim   c)       220,0, lim yx x yx  d)      22 22 0,0, sin lim yx yx yx    e)     22 44 0,0, lim yx yx yx    2. Selidiki pada titik mana fungsi   22 , yxxyyxF  kontinu 3. Selidiki pada titik mana fungsi   yx yxyx yxF 2 , 2 22    kontinu
  • 45. 39 KETERDIFERENSIASIAN 4 Pada fungsi satu variabel, kita telah membahas tentang keterdifirensiasian. Masih ingatkah kalian tentang keterdiferensiasian fungsi satu variabel tersebut? Kapan suatu f dikatakan terdiferensiasi di x ? Suatu fungsi f dikatakan terdiferensiasi di x , jika ada turunan  xf ' . Bagaimana kaitan turunan  xf ' terhadap garis singgungnya di x ? Jika ada turunan  xf ' , maka pada x terdapat garis singgung yang tak vertikal. Tujuan Pembelajaran:
  • 46. 40 Pada fungsi satu variabel, kita juga mengenal istilah linear secara lokal. Masih ingatkah kalian tentang hal itu? Dapatkah kalian menjelaskan tentang hal itu? Fungsi f adalah linear secara lokal di a jika terdapat konstanta m sedemikian sehingga      hhhmafhaf  Di mana  h adalah fungsi yang memenuhi   0lim 0   h h  . Dengan demikian, bagaimana mencari nilai  h ? Kita dapat melakukannya dengan rumus sebagai berikut       m h afhaf h    Fungsi  h adalah selisih antara kemiringan garis talibusur yang melalui titik   afa, dan (  hafha  , dan kemiringan garis singgung yang melalui   afa, ). Jika f linear secara lokal di a , maka       0limlim 00           m h afhaf h hh  Yang bermakna bahwa     m h afhaf h   0 lim Kita simpulkan bahwa f haruslah terdiferensiasikan di a dan bahwa m harus sama dengan  af ' . Atau jika f
  • 47. 41 terdiferensiasi di a , maka       maf h afhaf h    'lim 0 karenanya f adalah linear secara lokal. Untuk fungsi dua variabel, kita dapat mengeneralisasinya, yaitu dengan definisi sebagai berikut. Definisi Linearitas Lokal untuk Fungsi Dua Variabel Kita katakan bahwa f linear secara lokal di  ba, jika            212221112121 ,,,,,, hhhhhhbafhbafhbafhbhaf yx   Dengan   0, 211 hh ketika   0, 21 hh dan   0, 212 hh ketika   0, 21 hh . Definisi Keterdiferensiasian untuk Fungsi Dua Variabel atau Lebih Fungsi f terdiferensiasi di p jika ia linear secara lokal di p. Fungsi f terdiferensiasi pada himpunan terbuka R jika ia terdiferensiasi di setiap titik di dalam R . Gradien f yang dinyatakan dengan vektor adalah         jpipp,p yxyx ffff  Atau ditulis dengan
  • 48. 42      jpipp yx fff  Jadi, f terdiferensiasikan di p jika dan hanya jika         hhhpphp  fff Teorema Jika  yxf , mempunyai turunan-turunan parsial kontinu  yxfx , dan  yxfy , pada cakram D yang bagian dalamnya memuat  ba, , maka  yxf , terdiferensiasikan di  ba, . Teorema Sifat-sifat  Operator gradien  memenuhi 1.         pppp gfgf  2.     pp ff   3.             pppppp fggfgf  Masih ingatkah kalian, hubungan antara keterdifersiasian dan kekontinuan dari fungsi satu variabel? Jika f fungsi satu terdiferensiasi di p, maka f kontinu di p, tapi tidak sebaliknya. Hal ini juga berlaku untuk fungsi dua variabel. Didapatkan teorema sebagai berikut.
  • 49. 43 Teorema Jika f fungsi satu terdiferensiasi di p, maka f kontinu di p. Jika fungsi f terdiferensiasi di 0p maka ketika h mempunyai panjang kecil       hpphp 000  fff Dengan membiarkan hpp 0  , kita dapatkan bahwa fungsi T yang didefinisikan oleh        000 ppppp  ffT Merupakan aproksimasi yang bagus terhadap  pf jika p dekat ke 0p . Persamaan  pTz  disebut sebagai persamaan bidang singgung. Contoh 4. 1 Carilah gradien dari fungsi   yxxyyxf 22 2,  Penyelesaian: Gradien dari sebuah kurva kita dapatkan dengan menentukan turunan parsialnya. Bagaimana turunan parsial dari fungsi tersebut?
  • 50. 44 Turunannya adalah   xyyyxfx 22, 2  dan   2 4, xxyyxfy  Jadi, gradiennya adalah            j4i22, j,i,, 22 xxyxyyyxf yxfyxfyxf yx   Contoh 4. 2 Carilah gradien dari fungsi   yzxzxyzyxf 222 ,,  Penyelesaian: Sama seperti contoh 4.1, dalam menentukan gradien dari sebuah kurva kita dapatkan dengan menentukan turunan parsialnya. Bagaimana turunan parsial dari fungsi tersebut? Turunannya adalah   xyzzyzyxfx 2,, 22  ,   zxxyzzyxfy 22 2,,  , dan   yxzxyzyxfz 22 2,,  Jadi, gradiennya adalah                k2j2i2,, k,,j,,i,,,, 222222 yxzxyzxxyzxyzzyzyxf zyxfzyxfzyxfzyxf zyx  
  • 51. 45 Contoh 4. 3 Carilah vektor gradien dari fungsi   yxxyyxf 22 ,  di titik  2,1p  , kemudian carilah persamaan bidang singgungnya di titik p. Penyelesaian: Untuk menentukan vektor gradiennya, tahapan yang dilakukan sama dengan contoh sebelumnya, hanya saja ini ditentukan nilai turunan parsialnya di titik p. Bagaimana turunan parsial dan vektor gradien dari fungsi tersebut? Turunannya adalah   xyyyxfx 2, 2  , dan   2 2, xxyyxfy  Di Titik  2,1p  , didapatkan      821222,1 2 xf dan        822122,1 2 yf Jadi, vektor gradiennya adalah               j8i82,1 j2,1i2,12,1 j,i,,    f fff yxfyxfyxf yx yx Atau dapat ditulis   8,82,1 f
  • 52. 46 Persamaan bidang singgung adalah         1888 28186 2,18,86 2,12,12,1     yxz yxz yxz yxffz
  • 53. 47 Soal-soal Latihan 1. Carilah gradien f dari fungsi a)   yxyyxf 22 2,  b)   yxyyxf cos, 2  c)   yx exyyxf 22 2 ,   d)   222 ,, zyxzyxf  e)    zxxyzyxf  sin,, 2. Carilah persamaan bidang singgung di  1,2 p dari fungsi   y x yxf 2 ,  3. Carilah semua titik  yx, sedemikian sehingga bidang singgung terhadap grafik xyyyxxz 21026 22  di titik tersebut adalah mendatar.
  • 54. 48 TURUNAN BERARAH DAN KEMIRINGAN BIDANG 5 Kembali kita memperhatikan sebuah fungsi dua variabel  yxf , . Dengan turunan parsialnya adalah?  yxfx , dan  yxfy , . Perlu kita ingat bahwa turunan parsial ini mengukur laju perubahan (dan kemiringan garis singgung) pada arah-arah sejajar sumbu- x dan sumbu- y . Namun, yang akan kita lihat pada kali ini adalah laju perubahan dari sebuah fungsi pada sebarang arah. Kita akan menggunakan cara penulisan vektor. Misalkan  yxp , dan misalkan i dan j adalah vektor-vektor satuan pada arah sumbu- x dan sumbu- y positif, turunan parsial dari p dapat dituliskan sebagai berikut. Tujuan Pembelajaran:
  • 55. 49             h fhjf f h fhif f h y h x pp limp pp limp 0 0       Sekarang kita ganti i dan j dengan suatu vektor satuan sebarang u. Sehingga kita mendapatkan definisi dari turunan berarah sebagai berikut. Definisi Untuk setiap vektor satuan u, misalkan       h fhuf fD h u pp limp 0    Limit ini, jika ia ada, disebut turunan berarah f di p pada arah u. Hubungan Turunan Berarah dan Gradien Apa kalian masih ingat dengan gradien dari suatu fungsi f pada sebuah titik p? Gradiennya dinyatakan dengan  pf (dibaca: del f pada p), yaitu      jfiff yx ppp 
  • 56. 50 Teorema Misalkan f terdiferensiasikan di p, maka f mempunyai turunan berarah di p dalam arah vektor satuan jiu 11 uu  dan    p.up ffDu  Yakni,      x,yfux,yfux,yfD yxu 21  Untuk memperdalam pemahaman kalian tentang turunan berarah, perhatikan dan coba jawab rangkaian pertanyaan pada contoh-contoh di bawah ini. Contoh 5. 1 Tentukan turunan berarah dari   xyxyxf  2 2, pada titik  3,2p  pada arah ji2a  . Penyelesaian: Langkah pertama yang kita lakukan adalah menentukan vektor satuan u pada arah ji2a  . Dapatkah kalian menentukan vektor satuannya? Vektor satuannya adalah j 5 1 i 5 2 u  .
  • 57. 51 Langkah kedua adalah menentukan turunan parsial terhadap variabel x dan y . Bagaimana hasil turunannya? Turunanya adalah   14,  xyxfx dan   1, yxfy Langkah ketiga adalah menentukan nilai fungsi turunan pada titik p. Bagaimana nilainya? Nilainya adalah     71243,2 xf dan   13,2 yf Turunan berarahnya adalah      x,yfux,yfux,yfD yxu 21  . Bagaimana hasil turunan berarahnya? Hasil turunan berarahnya adalah       5 13 1 5 1 7 5 2 32       ,fDu Contoh 5. 2 Tentukan turunan berarah dari   2 ,, zxyzyxf  pada titik  1,1,1p  pada arah menuju  33,-5, . Penyelesaian: Tahapan yang kita lakukan dalam menyelesaikan permasalahan ini, sama dengan tahapan pada Contoh 5.2.
  • 58. 52 Langkah pertamanya adalah menentukan vektor satuan u pada arah  33,-5, . Dapatkah kalian menentukan vektor satuannya? Vektor satuannya adalah k 43 3 j 43 3 i 43 5 u  . Langkah kedua adalah menentukan turunan parsial terhadap variabel x , y , dan z . Bagaimana hasil turunannya? Turunanya adalah   yzyxfx ,, ,   xzyxfy ,, , dan   zzyxfz 2,,  Langkah ketiga adalah menentukan nilai fungsi turunan pada titik p. Bagaimana nilainya? Nilainya adalah   11,1,1 xf ,   11,1,1 yf , dan     2121,1,1 zf Turunan berarahnya adalah        zx,yfuzx,yfuzx,yfuzx,yfD zyxu ,,,, 321  . Bagaimana hasil turunan berarahnya? Hasil turunan berarahnya adalah         43 8 2 43 3 1 43 3 1 43 5 1,11       ,fDu
  • 59. 53 Laju Perubahan Maksimum Suatu fungsi f di suatu titik p, akan berubah paling cepat pada arah dimana  pfDu adalah yang terbesar. Kita dapat menuliskan        pucospupup ffffDu   Dengan  sudut antara u dan  pf . Jadi,  pfDu maksimum ketika 0 dan minimum ketika 2    . Teorema Suatu fungsi bertambah secara paling cepat di p pada arah gradien (dengan laju  pf ) dan berkurang secara paling cepat pada arah berlawanan (dengan laju  pf ). Perhatikan contoh-contoh berikut, coba jawab setiap bertemu pertanyaan, baru kemudian melanjutkan membaca. Contoh 5. 3 Dalam arah u yang mana fungsi   53 , yxyxf  bertambah secara paling cepat di  1,2p  . Berapa laju perubahan dalam arah tersebut?
  • 60. 54 Penyelesaian: Untuk menentukan arah u (vektor satuan), hal pertama yang kita tentukan adalah turunan parsialnya terhadap variabel x dan variabel y . Bagaimana turunannya? Turunanya adalah   2 3, xyxfx    4 5, yyxfy  Selanjutnya menentukan nilai fungsi turunan pada titik p. Bagaimana nilainya? Nilai fungsi turunanya adalah     12231,2 2 xf     5151,2 4 yf Selanjutnya menentukan arahnya. Bagaimana arahnya? Arahnya adalah               j5i122,-1 j2,-1i2,-12,-1 jpipp    f fff fff yx yx Jadi, fungsi tersebut bertambah paling cepat pada arah 12i+5j. Selanjutnya menentukan u (vektor satuan). Dari arah tersebut, bagaimana vektor satuannya?
  • 61. 55 Vektor satuannya adalah j 13 5 i 13 12 u  . Berikutnya adalah menentukan laju perubahannya, karena fungsi tersebut laju bertambah, maka lajunya adalah  pf . Bagaimana  pf nya? Hasilnya adalah         131695122,-1p 22  ff Jadi, laju bertambahnya adalah 13. Contoh 5. 4 Dalam arah u yang mana fungsi   22 1, yxyxf  berkurang secara paling cepat di  2,1p  . Berapa laju perubahan dalam arah tersebut? Penyelesaian: Untuk menentukan arah u (vektor satuan), hal pertama yang kita tentukan adalah turunan parsialnya terhadap variabel x dan variabel y . Bagaimana turunannya? Turunanya adalah   xyxfx 2,    yyxfy 2, 
  • 62. 56 Selanjutnya menentukan nilai fungsi turunan pada titik p. Bagaimana nilainya? Nilai fungsi turunanya adalah     2122,1 xf     4222,1 yf Selanjutnya menentukan arahnya. Bagaimana arahnya? Arahnya adalah               j4i221,- j21,-i21,-21,- jpipp    f fff fff yx yx Jadi, fungsi tersebut berkurang paling cepat pada arah 2i - 4j. Selanjutnya menentukan u (vektor satuan). Dari arah tersebut, bagaimana vektor satuannya? Vektor satuannya adalah j 5 2 i 5 1 j 52 4 i 52 2 u  . Berikutnya adalah menentukan laju perubahannya, karena fungsi tersebut laju berkurang, maka lajunya adalah  pf . Bagaimana  pf nya? Hasilnya adalah         524221,-p 22  ff
  • 63. 57 Jadi, laju bertambahnya adalah 52 . Ketinggian Kurva dan Gradien Pada awal bab, kita membahas tentang ketinggian kurva. Masih ingat dengan ketinggian kurva? Apa yang disebut dengan ketinggian kurva? Ketinggian kurva permukaan  yxfz , adalah proyeksi ke bidang- xy dari kurva-kurva perpotongan permukaan dengan bidang-bidang kz  yang sejajar bidanng- xy . Misalkan ketinggian kurva dari  yxf , adalah L yang melalui titik  00 , yxP yang dipilih sebarang dari daerah asal f dan vektor satuan u yang menyinggung L di P . Nilai f sama pada semua titik pada ketinggian kurva L , maka turunan berarahnya  00 , yxfDu yang berupa laju perubahan  yxf , pada arah u adalah nol ketika u menginggung L . Sehingga dapat kita nyatakan     u,,0 0000  yxfyxfDu , dan dapat disimbulkan bahwa f tegak lurus dengan u. Teorema Gradien dari f di titik P adalah tegak lurus terhadap ketinggian kurva f yang melalui P .
  • 64. 58 Contoh 5. 5 Carilah persamaan ketinggian kurva yang melalui titik  4,4P dari paraboloida 42 22 yx z  . Cari juga vektor gradien dari paraboloida tersebut di titik P . Penyelesaian: Karena yang dicari adalah ketinggian kurva pada titik P , maka untuk menentukan k , kita mensubstitusikan koordinat dari titik P ke persamaan paraboloida. Bagaimana hasilnya? Substitusi titik P ke 42 22 yx z  , kita dapatkan     12 4 16 2 16 4 4 2 4 22 z Jadi, Persamaan kurvanya adalah 482 12 42 22 22   yx yx Untuk menentukan vektor gradien, kita perlu menentukan turunan parsial dan nilainya di titik P dari masing-masing variabel. Bagaimana turunan parsial dan nilainya? Turunan parsial dan nilainya di titik P adalah sebagai berikut.
  • 65. 59 Fungsinya adalah   482, 22  yxyxf Turunan parsial terhadap x adalah   xyxfx 4,  Turunan parsial terhadap y adalah   yyxfy 2,  Nilai   xyxfx 4,  di titik  4,4P adalah     16444,4 xf Nilai   yyxfy 2,  di titik  4,4P adalah     8424,4 yf Gradiennya adalah       j8i16j4,4i4,44,4  yx fff
  • 66. 60 Soal-soal Latihan 1. Carilah turunan berarah dari   22 2, yxyxyxf  di titik  2,1 p dalam arah j2ia  2. Carilah turunan berarah dari   yeyxf x sin,  di titik        4 ,0  p dalam arah j3ia  3. Carilah turunan berarah dari   222 2,, zyxzyxf  di titik  2,1,1 p dalam arah kj2ia  4. Dalam arah u yang mana fungsi   xeyxf y sin,  bertambah secara paling cepat di        0, 6 5 p  . Berapa laju perubahan dalam arah tersebut? 5. Dalam arah u yang mana fungsi    yxyxf  3sin, berkurang secara paling cepat di        4 , 6 p  . Berapa laju perubahan dalam arah tersebut? 6. Carilah persamaan ketinggian kurva yang melalui titik  3,3P dari paraboloida 3 2 2 y xz  . Cari juga vektor gradien dari paraboloida tersebut di titik P .
  • 67. 61 ATURAN RANTAI 6 Teorema Misalkan )(txx  dan )(tyy  terdiferensial di t , dan ),( yxfz  terdiferensial di  )(),( tytx .  )(),( tytxfz  terdiferensial di t dan dt dy y z dt dx x z dt dz       Jika kita perhatikan teorema di atas, fungsi yang bagaimanakan yang menggunakan aturan rantai dalam mencari turunannya? Iya, fungsi yang didalam variabelnya mengandung variabel lain lagi. Dari teorema di atas, variabel x dan y merupakan variabel dalam bentuk fungsi dalam t . Dapat juga variabel x dan y merupakan variabel dalam bentuk fungsi dengan dua variabel Tujuan Pembelajaran:
  • 68. 62 atau lebih, seperti teorema berikut yang mengandung dua variabel. Teorema Misalkan ),( tsxx  dan ),( tsyy  terdiferensial di t , dan ),( yxfz  terdiferensial di  ),(),,( tsytsx .  ),(),,( tsytsxfz  memiliki turunan parsial pertama (1) ds dy y z ds dx x z ds dz       (2) dt dy y z dt dx x z dt dz       Untuk memantapkan pemahaman anda, perhatikan contoh di bawah ini. Contoh 6. 1 Tentukan dt dz dari xyyxz 23  , 2 tx  , ty 2 Penyelesaian: Langkah pertama yang kita lakukan untuk menyelesaikan persoalan tersebut adalah dengan menentukan turunan dari masing-masing variabelnya. Turunan apa sajakah? Dapatkah kalian menentukan turunannya?, iya, kita perlu menentukan dt dy dt dx y z x z dan,,,     . Turunanya adalah
  • 69. 63 2 2 2 3 3 22         dt dy t dt dx yxx y z yyx x z Setelah kita mendapatkan masing-masing turunan tersebut, sekarang kita menentukan dt dz . Dapatkah kalian menentukannya? Iya, hasilnya adalah sebagai berikut:          yxxtyytx dt dz yxxtyyx dt dz dt dy y z dt dx x z dt dz 4226 2223 322 322         Hasil yang di dapatkan tersebut masing mengandung variabel x dan y , sehingga kita perlu menggantinya dalam bentuk t menjadi berikut ini               232222 322 2422226 4226 ttttttt dt dz yxxtyytx dt dz   :
  • 70. 64 236 3626 8814 82812 ttt dt dz tttt dt dz   Contoh 6. 2 Tentukan ds dz dan dt dz dari stytsxez yx sin,sin, 22   Penyelesaian: Variabel x dan y dari persoalan tersebut mengandung parameter s dan t . Bagaimana turunan dari masing-masing komponennya tersebut? Turunanya adalah sebagai berikut: s dt dy ts dt dx st ds dy t ds dx ye y z xe x z yx yx sin cos cos sin 2 2 22 22            
  • 71. 65 Setelah kita dapatkan nilai dari komponen tersebut, maka bagaimanakah hasil dari ds dz dan dt dz nya? hasilnya adalah sebagai berikut:                       ssttse ds dz ststttse ds dz syttxe ds dz styetxe ds dz ds dy y z ds dx x z ds dz stts stts yx yxyx cossinsin2 cossinsinsin2 cossin2 cos2sin2 22sinsin sinsin 22 22 22 2222                                     stttse dt dz ssttstse dt dz sytxse dt dz syetsxe dt dz dt dy y z dt dx x z dt dz stts stts yx yxyx 22sinsin sinsin sincossin2 sinsincossin2 sincos2 sin2cos2 22 22 22 2222              
  • 72. 66 Contoh 6. 3 Tentukan ds dw dan dt dw dari tszstystxzyxw 2222 ,sin,cos,  Penyelesaian: Untuk menyelesaikan persoalan di atas, kita perlu memperhatikan variabel-variabelnya. Berapa banyak variabel dari fungsi w ? iya, ada tiga variabel. Apa saja? Iya, variabelnya adalah zyx dan,, . Jika w merupakan fungsi tiga variabel, bagaimana ds dw dan dt dw nya? Iya ds dz z w ds dy y w ds dx x w ds dw          dan dt dz z w dt dy y w dt dx x w dt dw          . Sekarang, bagaimana hasil dari masing-masing komponen tersebut? Hasilnya adalah sebagai berikut               222 1222 2 1 222 1222 2 1 222 1222 2 1 222222 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 zyx z zzyx y w zyx y yzyx y w zyx x xzyx x w zyxzyxw                
  • 73. 67 st ds dz stt ds dy stt ds dx 2 cos sin    2 cos sin s dt dz sts dt dy sts dt dx    Maka kita dapatkan                        24 23 3 2422 2 2222 222 222222222 1 2 2 sincos 2cossinsincos sincos 2cossin 2cossin ts ts ts tsstst t stsstststst tsstst t zsstystx zyx t st zyx z stt zyx y stt zyx x ds dz z w ds dy y w ds dx x w ds dw                         
  • 74. 68                        24 4 3 2422 2 2222 222 2 222222222 1 sincos cossinsincos sincos cossin cossin ts ts ts tsstst s stsstststst tsstst s zsstystx zyx s s zyx z sts zyx y sts zyx x dt dz z w dt dy y w dt dx x w dt dw                         
  • 75. 69 Soal-soal Latihan 1. Tentukan dt dz dari xyyxz  23 2 , 2 tx  , ty 2 2. Tentukan dt dz dari  xyxz sin2 3  , 2 tx  , ty 2 3. Tentukan dt dz dari  2 23 2 yx yx z   , 2 tx  , ty 2 4. Tentukan ds dz dan dt dz dari xyyxz  23 2 , 2 stx  , sty 2
  • 76. 70 BIDANG SINGGUNG DAN APROKSIMASI 7 Suatu permukaan yang ditentukan oleh   kzyxF ,, .  zyxF ,, kita dapat tuliskan dari  yxfz , yakni     0,,,  zyxfzyxF . Tinjau sebuah kurva pada permukaan ini yang melalui  000 ,, zyx , jika      tzztyytxx  dan,, adalah persamaan parameter untuk kurva ini, maka untuk semua t ,        ktztytxF ,, . Dengan aturan rantai, kita dapatkan   0          k dt d dt dz z F dt dy y F dt dx x F dt dF Ini dapat dinyatakan dalam bentuk gradien dari F dan turunan dari ekspresi vektor untuk kurva        kji tztytxtr  sebagai 0 dt dr F . Tujuan Pembelajaran:
  • 77. 71 dt dr menyinggung kurva,, sehingga gradien di  000 ,, zyx tegak lurus pada garis singgung di titik ini. Definisi Misalkan   kzyxF ,, menentukan suatu permukaan dan andaikan bahwa F terdiferensiasikan di  000 ,, zyxP dari permukaan ini dengan   0,, 000  zyxF , maka bidang yang melalui P yang tegak lurus  000 ,, zyxF disebut bidang singgung terhadap permukaan di P . Dari definisi ini kita dapat membuat persamaan bidang singgungnya. Teorema Untuk permukaan   kzyxF ,, persamaan bidang singgung di  000 ,, zyx adalah   0,,,, 000000  zzyyxxzyxF ,yakni          0,,,,,, 000000000000  zzzyxFyyzyxFxxzyxF zyx Khususnya untuk permukaan  yxfz , , persamaan bidang singgung di   0000 ,,, yxfyx adalah      0000000 ,, yyyxfxxyxfzz yx  .
  • 78. 72 Contoh 7. 1 Carilah persamaan bidang singgung terhadap permukaan 01222  zyx pada titik  7,3,1 . Penyelesaian: Untuk mendapatkan persamaan bidang singgung dari soal tersebut, langkah pertama yang dapat kita lakukan adalah menentukan turunan parsial dari masing-masing variabel dan nilainya di titik  7,3,1 . Bagaimana turunan parsial dan nilainya di titik  7,3,1 ? Turunan dan nilainya adalah                     72727,3,1,2,, 6327,3,1,2,, 2127,3,1,2,, 1,, 222     zz yy xx FzzyxF FyzyxF FxzyxF zyxzyxF Selanjutnya, persamaan garis singgungnya adalah          0,,,,,, 000000000000  zzzyxFyyzyxFxxzyxF zyx          077,3,137,3,117,3,1  zFyFxF zyx
  • 79. 73          0173 027262 0147218622 07723612     zyx zyx zyx zyx Contoh 7. 2 Carilah semua titik pada permukaan yxyxyxz 482 22  , tempat bidang singgung mendatar. Penyelesaian: Yang perlu kita perhatikan dalam menentukan sebuah persamaan bidang singgung adalah gradiennya. Dari persoalan di atas, dikatakan bahwa bidang singgungnya adalah mendatar. Apa yang dapat kalian ketahui gradien dari bidang singgung yang mendatar? Apabila bidang singgung mendatar, artinya gradien dari bidang singgung tersebut adalah nol. Berarti nilai dari turunan parsial dari masing-masing variabel adalah nol, atau dapat kita tuliskan     0, 0, 00 00   yxf yxf y x Sekarang kita akan menentukan titik   0000 ,,, yxfyx . Dapatkah kalian menentukan sistem persamaan dalam variabel koordinat titik tersebut? Sistemnya didapat dari
  • 80. 74   yxyxyxyxf yxyxyxz 482, 482 22 22       422, 822,   yxyxf yxyxf y x     0422, 0822, 0000 0000   yxyxf yxyxf y x Dapatkan kalian menentukan  0000 ,,, yxfyx ? Hasilnya adalah   14, 1 3 00 0 0    yxf y x Jadi, titik tempat bidang singgung mendatar adalah  14,1,3  Diferensial dan Aproksimasi Definisi Misalkan  yxfz , dengan f suatu fungsi yang dapat didiferensiasikan, dan misalkan dx dan dy (disebut diferensial-diferensial x dan y ) berupa variabel-variabel. Diferensial variabel tak-bebas, dz , disebut juga diferensial total dari f dan ditulis  yxdf , , didefinisikan oleh       dydxfdyyxfdxyxfyxdfdz yx ,,,, 
  • 81. 75 Contoh 7. 3 Misalkan yxyxz  52 . Hitunglah z dan dz ketika  yx, berubah dari  3,2 ke  98,2,03,2 . Penyelesaian: Perlu di ingat, bahwa z adalah perubahan z . Berarti kita perlu menentukan z untuk titik  3,2 dan  98,2,03,2 , kemudian tentukan selisihnya. Dapatkah kalian menentukannya? Bagaimana hasilnya? Hasilnya adalah Untuk  3,2 ,        23 3304 33252 2   z Untuk  98,2,03,2 ,        1461,23 98,2247,301209,4 98,298,203,2503,2 2   z Maka 1461,0)23(1461,23 z
  • 82. 76 Selanjutnya untuk menentukan dz , kita perlu menentukan turunan parsialnya di titik  3,2 , x , dan y , Bagaimana hasilnya? Hasilnya adalah   yxyxfx 52,  dan   15,  xyxfy 02,0198,0 03,0203,2   y x Pada titik  3,2 , kita dapatkan       1135223,2 xf dan     91253,2 yf . dz kita dapatkan sebagai berikut           15,0 18,033,0 02,0903,011 ,,     dz dz dz yyxfxyxfdz yx
  • 83. 77 Soal-soal Latihan 1. Carilah persamaan bidang singgung terhadap permukaan 16222  zyx pada titik  3,3,2 2. Carilah persamaan bidang singgung terhadap permukaan xez y 2cos2 3  pada titik       1,0, 3  3. Carilah persamaan bidang singgung terhadap permukaan 2 1 2 1 yxz  pada titik  3,4,1 4. Carilah sebuah titik pada permukaan 22 32 yxz  tempat bidang singgung sejajar terhadap bidang 038  zyx . 5. Carilah sebuah titik pada permukaan 1232 222  zyx tempat bidang singgung tegak lurus terhadap garis dengan persamaan parameter tztytx 62,83,21 
  • 84. 78 MAKSIMUM DAN MINIMUM 8 Definisi Misalkan f fungsi dengan daerah asal S , dan misalkan p0 titik di dalam S . 1.  0pf adalah nilai maksimum global dari f pada S jika    pp0 ff  untuk semua p di S . 2.  0pf adalah nilai minimum global dari f pada S jika    pp0 ff  untuk semua p di S . Tujuan Pembelajaran:
  • 85. 79 3.  0pf adalah nilai ekstrim global dari f pada S jika  0pf adalah suatu nilai maksimum global atau suatu nilai minimum global. Kita mendapatkan definisi untuk nilai maksimum lokal dan nilai minimum lokal jika dalam (1) dan (2) kita syaratkan bahwa pertidaksamaan berlaku pada SN  , dengan N lingkungan dari p0.  0pf adalah nilai ekstrim lokal dari f jika  0pf adalah nilai maksimum lokal atau nilai minimum lokal. Teorema Jika f kontinu pada suatu himpunan tutup dan terbatas S , maka f mencapai baik nilai maksimum (global) maupun nilai minimum (global) di sana. Titik-titik kritis f pada S ada tiga jenis 1. Titik-titik perbatasan 2. Titik-titik stasioner, yaitu titik dalam S tempat f terdiferensialkan dan   0p0 f , dan bidang singgungnya pada titik tersebut mendatar. 3. Titik-titik singular, yaitu titik dalam S tempat f tidak terdiferensialkan, misalnya titik di mana grafik memilikii belokan tajam.
  • 86. 80 Teorema Titik Kritis Misalkan f didefinisikan pada suatu himpunan S yang mengandung p0. Jika  0pf adalah suatu nilai ektrim, maka p0 haruslah berupa suatu titik kritis; yakni p0 berupa salah satu dari: 1. Sebuah titik perbatasan S ; atau 2. Sebuah titik stationer dari f , atau 3. Sebuah titik singular dari f . Teorema Uji Parsial-Kedua Andaikan bahwa  yxf , mempunyai turunan parsial kedua yang kontinu di suatu lingkungan dari  00 , yx dan bahwa   0, 00  yxf . Misalkan        00 2 000000 ,,,, yxfyxfyxfyxDD xyyyxx  Maka 1. 0D dan   0, 00 yxfxx maka  00 , yxf adalah nilai maksimum lokal; 2. 0D dan   0, 00 yxfxx maka  00 , yxf adalah nilai minimum lokal; 3. 0D maka  00 , yxf bukan nilai ekstrim (  00 , yx adalah titik pelana); 4. 0D , pengujian tidak memberikan kesimpulan.
  • 87. 81 Untuk memperdalam pemahaman kalian, perhatikan dan coba jawab pertanyaan-pertanyaan dari contoh yang diberikan berikut ini. Contoh 8. 1 Carilah semua titik kritis dari   xyxyxf 44, 22  Penyelesaian: Yang perlu kita ingat adalah, titik kritis dari sebuah kurva ada berapa jenis? ada tiga, apa saja? titik-titik perbatasan, titik-titik stasioner, dan titik-titik singular, dengan kondisi yang tentunya kalian sudah menngetahuinya. Untuk menentukan titik kritis dari persoalan tersebut, yang pertama perlu kita lakukan adalah melihat daerah pada bidang-xy yang membuat fungsi terdiferensiasi. Coba kalian lihat, sketsa kurva tersebut menggunakan aplikasi! Apakah fungsi tersebut terdiferensiasikan pada bidang-xy (bidang asal)? Jika kita lihat pada sketsa, tentunya kurva tersebut terdiferensiasi sepanjang bidang- xy . Dengan demikian, titik kritis yang mungkin adalah? Titik stationer. Untuk mendapatkan titik stationer, apa yang perlu kita lihat? Titik stasioner terjadi apabila   0, 00  yxf (gradiennya nol). Apa yang perlu kita cari untuk menentukan gradiennya tersebut?
  • 88. 82 Kita perlu menentukan turunan parsialnya terhadap variabel x dan y . Bagaimana turunannya?   42,  xyxfx dan   yyxfy 8,  Dari turunan tersebut, kapan  yxfx , dan  yxfy , bernilai 0? Hanya ketika 0dan2  yx . Selanjutnya kita akan melihat apakah titik  0,2 memberikan nilai maksimum atau minimum. Untuk melihat ini, kita tentukan dulu nilai fungsi pada titik tersebut, berapa nilainya?       4240420,2 22 f . Selanjutnya, kita manipulasi fungsi sehingga jelas bagi kita, nilai fungsi akan lebih besar atau lebih kecil dari -4. Kira-kira bagaimana manipulasi fungsinya?         442 4444 444444, 22 22 2222    yx yxx yxxxyxyxf Jika kita perhatikan   4442 22  yx sehingga dapat kita katakan bahwa  0,2f adalah nilai minimum global.
  • 89. 83 Soal-soal Latihan 1. Carilah semua titik kritis dari a)   222 36, yxxyyxf  b)   xyyxyxf 6, 33  2. Carilah nilai maksimum global dan minimum global dari f pada S dan tunjukkan di mana mereka terjadi a)     41,31:,;, 22  yxyxSyxyxf b)     1:,;1, 2222  yxyxSyxyxf 3. Sebuah kotak persegipanjang, yang rusuk-rusuknya sejajar sumbu-sumbu koordinat, terletak dalamelipsoida 364496 222  zyx . Berapa volum terbesar yang mungkin untuk kotak yang demikian?
  • 90. 84 INTEGRAL LIPAT DUA 9 Pada materi integral terdahulu (integral Riemann/integral tentu), kita telah membahas bagaimana menghitung luas daerah bidang lengkung. Integral yang kita gunakan terdahulu adalah integral tunggal dari fungsi satu variabel. Masih ingatkah kalian dengan definisi integral tentu tersebut? Bagaimana definisinya? Definisinya adalah sebagai berikut: Definisi Integral Tentu Misalkan f adalah sebuah fungsi yang terdefinisi pada interval  ba, . Jika    n k kk P xxf 10 lim ada, kita katakan f dapat Tujuan Pembelajaran:
  • 91. 85 diintegrasikan pada  ba, . Lebih lanjut,  b a dxxf )( disebut integral tertentu (integral Riemann) f dari a ke b , diberikan oleh     n k kk P b a xxfdxxf 10 lim)( . Apa kalian masih ingat P itu apa? P disini adalah partisi interval  ba, yang panjangnya nkxk ,...,3,2,1,  . Apa kalian masih ingat kx ? kx adalah nilai tengah dari kx . Semoga, pemahaman kalian tentang integral Riemann akan semakin mantap. Bagaimana menghitung integral Riemann, diharapkan kemampuan kalian sudah sangat baik untuk hal tersebut. Selanjutnya, kita akan menggunakan integral untuk fungsi dua variabel. Dalam hal ini, kita menggunakan integral lipat dua, yang dapat digunakan untuk menentukan volum benda pejal, luas permukaan, dan lain-lain. Materi integral lipat dua yang akan kita bahas terdiri dari integral lipat dua atas persegipanjang, integral berulang, integral lipat dua atas bukan persegipanjang, integral lipat dua dalam koordinat polar, dan aplikasi integral lipat dua. Mari kita bahas satu-persatu berikut ini.
  • 92. 86 INTEGRAL LIPAT DUA ATAS PERSEGIPANJANG Untuk mendefinisikan integral lipat dua, kita dapat mengeneralisasi dari definisi integral Riemann di atas. Namun, ada hal-hal yang harus kita ingat kembali terkait fungsi dua variabel yang telah kita bahas di awal bahan ajar ini. Menurut kalian, berupa bidang apa, bidang di bawah kurva fungsi dua variabel? Berupa bidang datar Jika bidang datar di bawah kurva fungsi dua variabel kita partisi, berbentuk apa partisi-partisi yang dapat kita buat? Bentuknya bisa berupa apa saja, bisa persegipanjang atau bentuk yang lain. Jika bentuknya berupa persegipanjang, hal apa yang dapat kita tentukan dari bidang tersebut? Kita dapat menentukan luasnya. Apa luas persegipanjang? luas persegipanjang adalah panjang dikali dengan lebarnya. Apabila nilai fungsi lebih besar atau sama dengan nol, terletak dibidang apakah alasnya? Terletak di bidang- xy Sekarang dari pertanyaan-pertanyaan di atas, apabila luas partisi dimisalkan dengan kA , titik tengah partisi  kk yx , , maka dapatkah kalian mengeneralisasi definisi integral lipat dua dari definisi integral Riemann? Definisinya adalah sebagai berikut:
  • 93. 87 Definisi Integral Lipat Dua Misalkan f adalah fungsi dua variabel yang terdefinisi dalam suatu persegipanjang tertutup R . Jika    n k kkk P Ayxf 10 ,lim ada, kita katakan bahwa f dapat diintegrasikan pada R . Lebih lanjut,  R dAyxf , yang disebut integral lipat dua f pada R , diberikan oleh       n k kkk PR AyxfdAyxf 10 ,, lim Mari kita pahami definisi di atas. Persegipanjang yang berbatas pada sumbu- x pada bxa  . Gambar 9. 1 Gambar 9. 2 R
  • 94. 88 Gambar 9. 3 Gambar 9. 4 (Sumber: Purcell, 2011)  R dAyxf , menyatakan volum benda pejal di bawah permukaan  yxfz , dan di atas persegipanjang R . Menurut kalian, apakah setiap fungsi dua variabel dapat diintegrasikan pada sebuah persegipanjang R ? Tidak semua dapat diintegrasikan. Fungsi yang bagaimanakah yang tidak dapat diintegrasikan? Fungsi yang tak-terbatas pada R .
  • 95. 89 Masih ingatkah kalian dengan teorema keterintegrasian pada fungsi satu variabel? Jika kalian masih ingat, dapatkah kalian mengeneralisasi teorema keterintegrasian pada fungsi satu variabel untuk fungsi dua variabel? Teoremanya adalah seperti di bawah ini. Teorema keterintegrasian Jika f terbatas pada suatu persegipanjang tertutup R dan jika f kontinu di sana kecuali pada sejumlah berhingga kurva-kurva mulus, maka f dapat diintegrasikan pada R . Khususnya, jika f kontinu pada semua titik R , maka f dapat diintegrasikan di sana. Integral lipat dua memiliki sifat-sifat sebagai berikut: 1. Integral lipat dua bersifat linier a)      RR dAyxfkdAyxkf ,, b)           RRR dAyxgdAyxfdAyxgyxf ,,,, 2. Integral lipat dua bersifat aditif (dapat dijumlahkan) pada persegipanjang yang saling berimpit pada hanya sebuah garis        21 ,,, RRR dAyxfdAyxfdAyxf 3. Berlaku sifat perbandingan, jika    yxgyxf ,,  untuk semua  yx, di R , maka
  • 96. 90      RR dAyxgdAyxf ,, Bagaimana proses perhitungan pada integral lipat dua, silakan pahami contoh-contoh berikut ini. Contoh 9. 1 Misalkan   20,40:,  yxyxR dan f adalah fungsi tangga seperti di bawah ini.            20,433 21,311 10,312 , yx yx yx yxf Hitunglah  R dAyxf , ! Penyelesaian: Dari fungsi tangga tersebut, kita dapat menentukan luas daerah persegipanjang-persegipanjangnya. Ada berapa persegipanjang dari fungsi tersebut yang dapat kita bentuk? Ada 3 persegipanjang. Persegipanjang apa saja, dan berapa luasnya? Persegipanjang nya adalah sebagai berikut:
  • 97. 91         20,43:, 21,31:, 10,31:, 3 2 1    yxyxR yxyxR yxyxR Luas dari ketiga persegipanjang tersebut adalah:       221 212 212 3 2 1    RA RA RA Bagaimana posisi dari ketiga persegipanjang tersebut? Apakah berimpit? Iya, ketiganya berimpit. Dengan demikian, kita dapat menerapkan sifat kedua dari integral lipat dua. Bagaimana sifatnya? Kita dapat menjumlahkan integral lipat dua dari masing-masing persegipanjang. Sehingga, bagaimana hasil perhitungannya? Integral lipat dua dari fungsi tersebut adalah                   122.32.12.2, .3.1.2, ,,,, 321 321       R R RRRR dAyxf RARARAdAyxf dAyxfdAyxfdAyxfdAyxf
  • 98. 92 Contoh 9. 2 Tentukan  R dAyxf , dari fungsi dibawah ini dengan melakukan pendekatan dari    n k kkk Ayxf 1 , , di mana  kk yx , adalah titik tengah persegipanjang.   22 2, yxyxf  ,   40,60:,  yxyxR Penyelesaian: Langkah pertama untuk menyelesaikan persoalan tersebut adalah dengan membagi daerah R menjadi persegipanjang-persegipanjang. Persegipanjang yang dibentuk boleh sembarang, namun perlu kita pilih persegipanjang yang ukurannya mudah dalam menentukan luasnya. Dari daerah R , berapa panjang x dan y ? panjang 606 x , dan panjang 404 y . Sekarang, bagaimana sketsa daerah R ?. Sketsanya adalah seperti berikut ini: Gambar 9. 5
  • 99. 93 Dari daerah-daerah di atas, berapakah luas masing-masingnya? Luasnya adalah sama yaitu 4. Luas masing-masing daerah ini dinamakan dengan kA .Selanjutnya adalah menentukan titik tengah atau  kk yx , dari masing-masing daerah dan menentukan nilai fungsi pada titik tersebut, berapakah titik tengah dan nilai fungsinya? Titik tengah dan nilai fungsinya adalah sebagai berikut:                                                 433253,53,5: 273233,33,3: 193213,13,1: 271251,51,5: 111231,31,3: 31211,11,1: 22 6 22 5 22 4 22 3 22 2 22 1       fR fR fR fR fR fR Tahapan selanjutnya adalah kita menentukan integral lipat duanya dengan menggunakan    n k kkk Ayxf 1 , . Berapa hasilnya? Hasilnya adalah sebagai berikut:         520432719271134 , ,, 6 1 1        k kkk n k kkk R Ayxf AyxfdAyxf
  • 100. 94 Soal-soal Latihan 1. Misalkan   20,40:,  yxyxR dan f adalah fungsi tangga seperti di bawah ini.            20,433 21,312 10,311 , yx yx yx yxf Hitunglah  R dAyxf , ! 2. Tentukan  R dAyxf , dari fungsi dibawah ini dengan melakukan pendekatan dari    n k kkk Ayxf 1 , , di mana  kk yx , adalah titik tengah persegipanjang.   yxyxf , ,   40,60:,  yxyxR 3. Tentukan  R dAyxf , dari fungsi dibawah ini dengan melakukan pendekatan dari    n k kkk Ayxf 1 , , di mana  kk yx , adalah titik tengah persegipanjang.    yxyxf 3448, 6 1  ,   40,60:,  yxyxR
  • 101. 95 INTEGRAL BERULANG 10 Integral berulang merupakan persoalan sesungguhnya dari integral lipat dua. Apabila   0, yxf pada R , maka integral berulang atau integral lipat duanya merupakan volum benda pejal di bawah permukaan kurva.   R dAyxfV , Ada cara lain untuk menghitung volum benda pejal tersebut, yaitu dengan mengiris benda pejal tersebut menjadi lempengan-lempengan yang sejajar dengan bidang- xz . Luas muka lempengan ini bergantung pada jaraknya dari bidang Tujuan Pembelajaran:
  • 102. 96 xz atau y , sehingga luas ini dapat dinyatakan dengan y . Volum lempengan V secara aproksimasi diberikan oleh   yyAV  Dengan menggunakan integral biasa didapatkan     b a dxyxfyA , , dan   d c dyyAV . Sehingga dapat disimpulkan bahwa             d c b a d c dydxyxfdyyAV , Gambar 10. 1
  • 103. 97 Gambar 10. 2 Gambar 10. 3 (Sumber: Purcell, 2011) Ekspresi ini dinamakan dengan integral berulang, dan dapat juga dinyatakan dengan :                      b a d c d c b aR dxdyyxfdydxyxfdAyxfV ,,,
  • 104. 98 Sekarang kita coba untuk menghitung integral berulang. Contoh 10. 1 Hitunglah   dydxyxy  2 1 3 0 2 Penyelesaian:                   4 13 4 9 32 4 9 2 1 3 3 32 4 9 2 1 2 2 9 2 1 22 2 1 2 1 3 0 22 2 1 2 1 3 0 2 1 1212 3 0303          yy dyyy dyyy dyxyyxdydxyxy
  • 105. 99 Soal-soal Latihan 1. Hitung masing-masing integral berulang a)   dydxyyx  2 0 3 1 22 b) dxdyxy 4 1 3 1 2 c) dydxyx  0 3 0 sin d)   dxdyyxy  2 1 3 0 2 2 e) dydxxex  1 1 3 0 2 2. Hitunglah   dxdy yx x   3 0 1 0 222 1 8 3. Perlihatkan bahwa jika      yh xg yxf ,                     d c b a b a d c dyyhdxxgdxdyyxf ,
  • 106. 100 INTEGRAL LIPAT DUA ATAS BUKAN PERSEGIPANJANG 11 Kali ini kita akan membahas tentang integral lipat dua atas bukan persegipanjang, yaitu integral lipat dua untuk daerah pada bidang xy nya berbentuk selain persegipanjang. Gambar 11. 1 (Sumber: Purcell, 2011) Tujuan Pembelajaran:
  • 107. 101 S adalah himpunan sebarang tertutup yang dikelilingi oleh suatu persegipanjang R dengan sisi-sisinya sejajar sumbu-sumbu koordinat. Misalkan  yxf , terdefinisi pada S dan didefinisikan   0, yxf pada bagian R yang diluar S . Sehingga dapat dikatakan bahwa f dapat diintegrasikan pada S jika f dapat diintegrasikan pada R .      RS dAyxfdAyxf ,, Ada beberapa kemungkinan batasan S dari suatu fungsi, yaitu: 1. Sederhana- y , yaitu jika terdapat fungsi-fungsi 1 dan 2 pada  ba, sedemikian rupa sehingga       bxaxyxyxS  ,:, 21  . Untuk menghitung integral lipat duanya adalah sebagai berikut:                          b a x x b a d cRS dxdyyxfdxdyyxfdAyxfdAyxf )( )( 2 1 ,,,,  
  • 108. 102 Gambar 11. 2 (Sumber: Purcell, 2011) 2. Sederhana- x , yaitu jika terdapat fungsi-fungsi 1 dan 2 pada  dc, sedemikian rupa sehingga       dycxxxyxS  ,:, 21  Untuk menghitung integral lipat duanya adalah sebagai berikut:                          d c x x d c b aRS dydxyxfdydxyxfdAyxfdAyxf )( )( 2 1 ,,,,  
  • 109. 103 Gambar 11. 3 (Sumber: Purcell, 2011) 3. Tidak sederhana- x maupun sederhana- y Untuk menghitung integral lipat dua dari bentuk ini adalah dengan memotong S menjadi 1S dan 2S sehingga akan sederhana- x atau sederhana- y . Gambar 11. 4 Gambar 11. 5 (Sumber: Purcell, 2011)
  • 110. 104 Untuk memperdalam pemahaman, kita lihat beberapa contoh perhitungan integral berulang berikut ini: Contoh 11. 1 Hitunglah integral berulang   1 0 3 0 2 dxdyx x Penyelesaian: Penyelesaian dari integral berulang tersebut dilakukan dengan menentukan hasil integral pertama (dalam) dulu, baru integral keduanya, yaitu sebagai berikut:         4 322 4 3 1 0 4 4 3 1 0 3 1 0 2 1 0 3 0 2 1 0 3 0 2 01 303     x dxxdxxxdxyxdxdyx x x Contoh 11. 2 Hitunglah integral berulang   2 1 0 2 2 dxdy x y x Penyelesaian: Prinsip pengerjaan integral ini, sama dengan sebelumnya, hanya berbeda dalam hal batasnya saja. Hasilnya adalah sebagai berikut:
  • 111. 105      66 18 1 2 1 6 18 1 2 1 5 3 1 2 1 322 1 0 32 1 0 2 12 3 0 3 2 2                     x dxxdx x x dx x y dxdy x y xx
  • 112. 106 Soal-soal Latihan 1. Hitunglah integral berulang dari: a)  2 1 0 3 dxdyx x b)   3 1 2 2 dydxxe y y y c)    4 1 0 2 2 3 dxdy yx x d)      2 0 4 0 2 dxdyyx x e)   4/ 0 cos2 2   ddrr 2. Sketsakan benda pejal yang terbentuk, kemudian tentukan volumnya dari Tetrahedron yang dibatasi oleh bidang-bidang koordinat dan bidang yxz 326  3. Sketsakan benda pejal yang terbentuk, kemudian tentukan volumnya dari Tetrahedron yang dibatasi oleh bidang-bidang koordinat dan bidang 01243  zyx
  • 113. 107 INTEGRAL LIPAT DUA DALAM KOORDINAT POLAR 12 Ada kalanya dalam menghitung integral lipat dua seperti lingkaran, kita lebih mudah menggunakan koordinat polar dibandingkan dengan koordinat kartesius. Prinsip yang kita lakukan sama dengan menghitung integral pada koordinat kartesius, seperti yang diuraikan di berikut ini. Tujuan Pembelajaran:
  • 114. 108 Gambar 12. 1 Gambar 12. 2 Gambar 12. 3 (Sumber: Purcell, 2011) Suatu persegipanjang R pada koordinat polar adalah berbentuk     ,:, brarR dengan 0a dan  2 . Permukaan kurva dapat dinyatakan dengan       ,sin,cos, rFrrfyxfz  . Volum benda pejal dibawah permukaan ini dan di atas R diberikan oleh   R dAyxfV , Untuk menentukan volum benda pejalnya, yang dilakukan adalah mempartisi R menjadi persegipanjang polar yang lebih kecil nRRR ,..., 21 dengan kr dan k menunjukkan ukuran lempengan kR . Luas  kRA diberikan oleh   kkkk rrRA  dengan kr adalah jejari rata-rata kR . Sehingga    n k kkkkk rrrFV 1 , 
  • 115. 109 Ketika kita ambil limit untuk norma partisi mendekati nol, kita akan mendapati volume yang sebenarnya. Limit ini adalah integral lipat dua, sehingga diperoleh      RR ddrrrrfddrrrFV  sin,cos, Sekarang, bagaimana untuk R yang tidak berbentuk persegipanjang pada koordinat polar, apa yang dapat kita lakukan? Iya, kita dapat melakukan hal yang sama seperti pada koordinat kartesius, yaitu melingkupi S dalam suatu persegipanjang. Pada integral polar, kita menyebutnya himpunan sederhana-r, sederhana-  . Kira-kira bagaimana himpunan S untuk sederhana-r? Iya, himpunannya adalah         ,:, 21 rrS Gambar 12. 4 (Sumber: Purcell, 2011) Bagaimana himpunan S untuk sederhana- ?
  • 116. 110 Iya, himpunannya adalah       rrbrarS 21,:,   Gambar 12. 5 (Sumber: Purcell, 2011) Untuk memantapkan pemahaman, kita lihat contoh perhitungan integral menggunakan koordinat polar berikut ini. Contoh 12. 1 Hitunglah      0 sin 0 2 ddrr Penyelesaian: Prinsip pengerjaan persoalan tersebut, sama dengan penyelesaian integral lipat dua yang kita lakukan sebelumnya, yaitu menghitung integral pertama terlebih dahulu. Persoalan tersebut sudah masuk dalam koordinat polar, sehingga perhitungan dapat langsung kita lakukan. Hasilnya adalah sebagai berikut:       0 0 3 3 1 sin 0 3 3 1 sin ddr
  • 117. 111 Soal-soal Latihan 1. Hitunglah integral berulang berikut: a)   2/ 0 cos 0 2 sin    ddrr b)      0 cos1 0 sin ddrr 2. Buat sketsa daerah grafik, kemudian hitung dengan menggunakan koordinat polar dari   S dAyx 22 4 dengan S adalah sektor kuadran pertama dari lingkaran 422  yx dan diantara 0y dan xy  .
  • 118. 112 APLIKASI INTEGRAL LIPAT DUA (LUAS PERMUKAAN) 13 Integral lipat dua dipergunakan dalam menentukan volum benda pejal, luas permukaan, pusat massa dari lapisan tipis (lamina), benda pejal yang kerapatannya berubah-ubah, dan lain-lainnya. Volum benda pejal sudah kita bahas sebelumnya. Aplikasi selanjutnya yang kita bahas adalah luas permukaan. Prinsip pengerjaan yang dilakukan dalam menentukan luas permukaan suatu fungsi adalah dengan memotong-motong permukaan menjadi potongan-potongan kecil. Misalkan G adalah permukaan di atas daerah tertutup dan terbatas S di bidang- xy . Asumsikan f mempunyai turunan parsial pertama Tujuan Pembelajaran:
  • 119. 113 kontinu xf dan yf . Langkah-langkah menentukan luas permukaannya adalah sebagai berikut: Gambar 13. 1 Gambar 13. 2 (Sumber: Purcell, 2011) 1. Partisi P dari daerah S dengan garis-garis sejajar sumbu- x dan sumbu- y . 2. mR , nm ...,,3,2,1 menyatakan persegipanjang-persegipanjang yang terletak dalam S . 3. Untuk masing-masing m , misalkan mG adalah bagian dari permukaan yang diproyeksikan ke dalam mR . 4. Misalkan mP adalah titik dari mG yang diproyeksikan ke dalam pojok dari mR dengan koordinat- x dan koordinat- y terkecil.
  • 120. 114 5. Misalkan mT adalah jajargenjang dari bidang singgung di mP yang diproyeksikan ke dalam mR . 6. Cari luas jajargenjang mT yang proyeksinya adalah mR . 7. Misalkan sisi-sisi yang membentuk sisi mT adalah vektor-vektor mu dan mv , maka     kyyxfjyv kxyxfixu mmmymm mmmxmm   , , 8. Luas jajargenjang mT adalah mm vu  dengan                        kjyxfiyxfRA kjyxfiyxfyx kyxjyxyxfiyxyxf yyxfy xyxfx kji vu mmymmxm mmymmxmm mmmmmmymmmmx mmmym mmmxmmm      ,, ,, 00,,0 ,0 ,0 9. Luas mT adalah           1,, 22  mmymmxmmmm yxfyxfRAvuTA 10. Karena mT tadi kita dapatkan dari potongan G , maka kumpulan mT akan menyamai G dengan pendekatan limitnya, yaitu
  • 121. 115                            S mmymmx m n m mmymmx P n m m P dAyxfyxf RAyxfyxf TAGA 1,, 1,,lim lim 22 1 22 0 1 0 Atau secara singkat dapat ditulis     S yx dAffGA 1 22 Gambar 13. 3 (Sumber: Purcell, 2011) Berikut ini kita mencoba mengkaji beberapa contoh persoalan yang berkaitan dengan luas permukaan.
  • 122. 116 Contoh 13. 1 Carilah luas permukaan bagian bidang 12643  zyx yang berada di atas persegipanjang di bidang- xy dengan titik sudut        .1,0dan,1,2,0,2,0,0 Penyelesaian: Untuk menyelesaikan contoh di atas, perhatikan arahan yang diberikan di bawah ini. Bagaimana bentuk bidang dari kurva 12643  zyx pada koordinat kartesiusnya?, silakan coba di gambarkan dengan menggunakan aplikasi yang ada. Bentuk bidangnya adalah seperti berikut. Gambar 13. 4
  • 123. 117 Coba perhatikan batasan S pada bidang- xy , bagaimana batas pada sumbu- x dan sumbu- y ? Pada sumbu- x , batasnya dari 0x dan 2x , pada sumbu- y batasnya dari 0y dan 1y . Apa bentuk bidang dari batasan pada bidang- xy tersebut ( S )? Bentuknya adalah berupa persegipanjang. Perlukah kita mengubahnya dalam koordinat polar? Tidak perlu, karena tidak sulit bagi kita untuk menentukan integralnya. Untuk menentukan luas permukaan, kita perlu menentukan xf dan yf . Sekarang, tentukan terlebih dahulu  yxf , , bagaimana?  yxf , dari kurva tersebut adalah     6/4312, yxzyxf  . Jadi, bagaimana xf dan yf nya? 3 2 2 1   y x f f Bagaimana luas permukaannya? Luasnya adalah                 S S S S S yx dA dA dA dA dAffGA 61 1 1 1 6 1 36 61 9 4 4 1 2 3 22 2 1 22
  • 124. 118 Karena kita tidak perlu mengubahnya menjadi koordinat polar, maka luasnya adalah           61026161 61016161 61 3 1 6 1 2 06 1 2 0 6 1 2 0 6 1 2 0 1 06 1 2 0 1 0 6 1      x dxdxdxy dxdyGA Jadi, luas permukaannya adalah 613 1 . Agar pemahaman kalian lebih mendalam, silakan pelajari dan ikuti arahan pertanyaan dari contoh di bawah ini. Contoh 13. 2 Carilah luas permukaan dari bagian bidang 2 4 yz  di oktan pertama yang tepat berada di atas lingkaran 422  yx di bidang- xy . Penyelesaian: Silakan menggunakan aplikasi untuk melihat sketsa dari kurva di atas. Sketsanya adalah seperti di bawah ini.
  • 125. 119 Gambar 13. 5 Perhatikan bidang S nya. Dari soal di atas yang luas permukaan yang diminta adalah pada oktan pertama. Jadi, berbentuk apakah S nya? S berbentuk seperempat lingkaran. Bagaimana batasan pada sumbu- x dan sumbu- y nya? Pada sumbu- x , batasnya dari 0x sampai 2x , begitu pun pada sumbu- y , batasnya dari 0y sampai 2y . Untuk menentukan luas permukaan, kita perlu menentukan xf dan yf . Sekarang, tentukan terlebih dahulu  yxf , , bagaimana?  yxf , dari kurva tersebut adalah   2 4, yzyxf  . Jadi, bagaimana xf dan yf nya? 2 4 0 y y y x f f    
  • 126. 120 Bagaimana luas permukaannya? Luasnya adalah                    S y S y S y y S y y S yx dA dAdA dA dAffGA 2 22 2 2 4 2 4 4 4 2 4 2 22 1 10 1 Karena kita tidak perlu mengubahnya menjadi koordinat polar, maka luasnya adalah      2 0 2 0 4 2 2 dxdyGA y Bagaimana menyelesaikan integral tersebut, apa yang kita gunakan? Kita dapat menyelesaikannya dengan substitusi, Apa yang kita substitisi? Kita dapat mensubstitusikan sin2y . Bagaimana hasil pengintegralan pertama (terhadap variabel y )? Hasilnya adalah sebagai berikut.
  • 127. 121                        2sinsin2sin222 22 01 2 212 02 12 0 2 0 2 0 cos4 cos4 2 0 sin14 cos4 2 0 sin24 cos4 2 0 4 2 2222 y y d ddddy Setelah mendapatkan hasil pengintegral pertama tersebut, selanjutnya bagaimana hasil pengintegralan kedua (terhadap variabel x )? hasil pengintegralannya adalah sebagai berikut.     202 2 0 2 0  xdx Jadi, luas permukaan dari persoalan di atas adalah . 2
  • 128. 122 Soal-soal Latihan 1. Carilah luas permukaan dari bagian bidang 12623  zyx yang dibatasi oleh bidang-bidang 1223dan,0,0  yxyx . Perlihatkan sketsanya menggunakan aplikasi. 2. Carilah luas permukaan dari bagian paraboloida 22 yxz  yang dipotong oleh bidang 4z . Perlihatkan sketsanya menggunakan aplikasi. 3. Carilah luas permukaan bagian permukaan kerucut 222 zyx  yang berada tepat di atas segitiga di bidang-xy dengan titik sudut      4,0dan,0,4,0,0
  • 129. 123 INTEGRAL LIPAT TIGA 14 Pada bagian sebelumnya, kita telah membahas integral lipat dua, yang definisinya kita generalisasi dari integral tunggal. Fungsi yang kita integralkan adalah fungsi dua variabel. Sekarang bagaimana untuk fungsi tiga variabel atau lebih. Tentunya secara grafik, kita sudah tidak dapat menggambarkannya lagi karena berdimensi lebih dari tiga. Sekarang, pandanglah gambar di bawah ini Tujuan Pembelajaran:
  • 130. 124 Gambar 14. 1 (Sumber: Purcell, 2011) Bentuklah suatu partisi P dari B , dengan bidang yang sejajar dengan bidang-bidang koordinat, sehingga memotong B menjadi balok-balok kecil nBBBB ...,,,, 321 . Tinjau salah satu balok kB , dengan salah satu koordinat titik tengah  kkk zyx ,, . Volum dari kB adalah kkkk zyxV  , dengan norma partisi adalah P , maka integral lipat tiganya adalah       B n k kkkk P VzyxfdVzyxf 10 ,,,, lim Asalkan limitnya ada. Untuk menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan integral lipat tiga, terutama cara mengintegrasikannya adalah dengan
  • 131. 125 melakukan pengintegrasian satu persatu. Perhatikan dan jawab pertanyaan-pertanyaan dari contoh yang diberikan di bawah ini. Contoh 14. 1 Hitung integral berulang   5 0 4 2 2 1 32 6 dzdydxzxy Penyelesaian: Untuk menyelesaikan persoalan di atas, kita dapat melakukan pengintegralan satu persatu, yaitu dimulai dari pengintegralan terhadap x, kemudian terhadap y, dan terakhir terhadap z. Tentunya kalian dapat melakukan hal tersebut kan? Bagaimana hasil pengintegralannya? Hasilnya adalah sebagai berikut. Pertama kita integralkan terhadap variabel x, hasilnya adalah    3232222 1 322 2 1 32 912336 zyzyzyxdxzxy  Selanjutnya, hasil yang kita dapatkan di atas kita integralkan terhadap variabel yang kedua yaitu variabel y, hasilnya adalah     33334 2 33 4 2 32 16824339 zzzydyzy     Kemudian, hasil ini kita integralkan lagi terhadap variabel z, hasilnya adalah
  • 132. 126    26250054242168 445 0 4 5 0 3  zdzz Jadi, hasil integral berulang di atas adalah 26250. Untuk memperdalam pemahaman kalian, silakan perhatikan contoh berikut ini. Contoh 14. 2 Hitung integral berulang   2 0 0 / 0 2 z zx dzdxdyxyz Penyelesaian: Dapatkah kalian menyebutkan urutan pengintegralan dari persoalan di atas? Urutannya adalah pertama diintegralkan terhadap variabel y, kemudian terhadap variabel x, dan terakhir terhadap variabel z. Bagaimana hasil pengintegralan dari masing-masing variabel tersebut? Pertama, kita integralkan terhadap variabel y, hasilnya adalah    222/ 0 2 / 0 0/2 xzzxxzxydyxyz zx zx       Kemudian, kita integralkan terhadap variabel x, hasilnya adalah
  • 133. 127    3 3 123 3 1 0 3 3 1 0 2 0 zzxdxx z z  Hasil ini kemudian diintegralkan terhadap variabel z, hasilnya adalah    3 444 12 1 2 0 4 12 1 2 0 3 3 1 02  zdzz Jadi, hasil dari integral berulang tersebut adalah 3 4 .
  • 134. 128 Soal-Soal Latihan 1. Hitung integral berulang dari: a)   5 0 3 0 9 2 2 2 y dzdydxyzx b)    4 1 2 1 2 0 z z zy dzdydx c)       24 4 24 0 24 0 x yx dxdydz x zy d)     2/ 0 0 0 sin  z y dzdydxzyx e)     2/ 0 0 2sin 2 0 sin  z yz y x dzdydx 2. Sketsakan benda pejal S , kemudian tentukan  S dVzyxf ,, , untuk a)     yxzyxzyxS 23120,30,10:,, 6 1  b)   20,240,30:,,  zzxyzxzyxS 3. Tentukan volum benda pejal di oktan pertama yang dibatasi oleh 2 2xy  dan 84  zy 4. Tentukan volum benda pejal yang dibatasi oleh tabung 22  xy dan bidang-bidang 043dan,0,4  zyzy