BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
OPTIMALKAN TRACKING
1. 1
STUDI KELAYAKAN APLIKASI TRACKING BARANG
J&E EXPRESS INDONESIA
I. Pendahuluan
A. Pernyataan Masalah
J&T Express Indonesia merupakan salah satu perusahaan jasa pengiriman barang yang
menawarkan kemudahan dalam proses pengiriman suatu barang dari satu tempat ke tempat
lainnya dengan aman dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan perkembangan teknologi
informasi saat ini masyarakat dengan mudah mendapat akses informasi termasuk dalam hal
melacak status dan informasi pengiriman barang melalui jasa pengiriman barang. Dengan
menggunakan teknologi internet dan koneksi data yang terhubung secara global mendukung
masyarakat untuk mengakses informasi dengan cepat dan mudah menggunakan perangkat
komputer seperti laptop, tablet maupun smartphone, sehingga melalui aplikasi tracking
barang akan memudahkan pelanggan dalam mengetahui status dan informasi keberadaan
dari barang yang dikirim. Dengan adanya aplikasi tracking barang ini diharapkan pelanggan
tidak perlu takut dan khawatir mengenai barang yang dikirim melalui jasa pengiriman barang
J&T Express Indonesia karena akan tersedia fasilitas dimana pelanggan dapat melakukan
monitoring progress dari barang yang dikirim terhitung sejak barang masuk kemudian
diproses sampai ke tempat tujuan.
B. Lingkungan Implementasi
Aplikasi Tracking Barang ini akan diimplementasikan di kantor J&T Express Indonesia,
Landmark Pluit Unit B1 Floor 8,9,10 Jl. Pluit Selatan Raya, Jakarta Utara.
II. Bahan dan Metode
A. Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi untuk manajemen dalam
mengambil keputusan dan menjalankan operasional perusahaan dimana sistem tersebut
merupakan kombinasi dari orang-orang, teknologi informasi, dan prosedur-prosedur yang
terorganisasi.
B. Studi Kelayakan
Studi kelayakan dilakukan untuk menentukan apakah suatu proyek baik untuk diteruskan atau
tidak. Dengan menilai batasan-batasan pada sistem yang diusulkan, pihak manajemen dapat
mengevaluasi kelayakan proyek dan kemungkinannya untuk berhasil sebelum menaruh
komitmen pada keuangan dan sumber daya manusia dalam jumlah besar. Akronim TELOS
memberikan petunjuk untuk menilai kelayakan proyek, istilah itu adalah singkatan dari
kelayakan Technical, Economic, Legal, Operational, Schedule (Hall, 2009).
C. Faktor Kelayakan
1. Kelayakan Teknis
Kelayakan teknis berkaitan dengan teknologi yang nantinya akan diterapkan pada
sistem yang akan dikembangkan. Secara teknis suatu sistem dinilai layak apabila
memenuhi hal-hal berikut:
- Teknologi yang tersedia cukup untuk diaplikasikan pada sistem yang akan
dikembangkan.
2. 2
- Teknologi yang diperlukan tersedia dipasaran dan memenuhi kapasitas yang
diperlukan.
- Pakar teknis yang dibutuhkan untuk mengoperasikan teknologi tersebut secara
tepat dimiliki oleh instansi.
2. Kelayakan Ekonomi
Pengerjaan suatu sistem dianggap sebagai suatu investasi, sehingga jika manfaat yang
diharapkan nilainya lebih kecil dari sumber daya yang dikeluarkan, maka sistem yang
dikerjakan dapat dikatakan tidak layak. Kelayakan ekonomi erat kaitannya dengan
analisis biaya dan manfaat (cost benefit analysis). Sistem yang diajukan harus dapat
dinilai secara keuangan dengan membandingkan kegunaan atau manfaat yang
diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan.
3. Kelayakan Hukum
Menguraikan secara hukum apakah sistem yang akan dikembangkan tidak
menyimpang dari hukum yang berlaku.
4. Kelayakan Operasional
Merupakan ukuran sebaik apa sistem sebagai solusi yang ditawarkan dapat
menyelesaikan masalah dalam instansi. Juga ukuran pendapat orang tentang sistem
tersebut. Ada beberapa aspek kelayakan operasional yang perlu dipertimbangkan:
- Apakah masalah itu cukup berharga untuk diselesaikan, atau apakah solusi
tersebut dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah?
- Bagaimana pendapat pengguna akhir atau manajemen mengenai masalah atau
solusi tersebut?
5. Kelayakan Jadwal
Merupakan ukuran kelayakan jadwal pelaksanaan suatu sistem. Kelayakan jadwal
merujuk pada permasalahan apakah tenggat waktu pengerjaan yang diberikan masuk
akal atau tidak.
D. Menilai Faktor Kelayakan
Semakin tinggi nilai faktor kelayakan TELOS, semkain besar peluang sebuah sistem untuk
dapat mencapai kesuksesan. Sebaliknya, semakin rendah nilai faktor, semakin tinggi risiko
pengembangan sistem. Para penilai (evaluator) terdiri dari project manager, tenaga ahli
sisem, dan minimal satu orang perwakilan user.
1. Menilai Kelayakan Teknis
Jika sistem akan menggunakan teknologi yang stabil dan sudah diketahui, maka
penilaiannya adalah 9,5 atau 10,0. Jika teknologi tersebut baru bagi perusahaan dan
pemakainya, atau tidak standar (baik terhadap perusahaan atau industri), atau
merupakan keluaran pertama dari pemasok, atau sistem jaringan yang digunakan
sangat kompleks, maka satu atau kombinasi jawaban ‘ya’ cenderung menurunkan
penilaian secara drastis dibawah 10,0 (antara 6,0 – 8). Sebagai contoh, teknologi yang
akan digunakan adalah baru, standar dalam industri, dan telah terbukti performanya
sehingga penilaian 9,0 adalah wajar.
2. Menilai Kelayakan Ekonomi
Dalam menilai kelayakan ekonomi perlu melihat bagaimana dukungan manajemen
tertinggi terhadap proyek pengembangan sistem dengan sumber-sumber yang
3. 3
tersedia. Jika manajemen tertinggi memberikan indikasi dukungan yang penuh namun
dana belum tersedia maka penilaian kelayakan ekonomi berkisar antara 5,0 – 8,0
bergantung pada situasi dan sejarah dari dukungan manajemen tertinggi terhadap
proyek sistem yang lama. Jika dana yang dibutuhkan sudah tersedia, maka penilaian
berkisar antara 9,0 – 10,0.
3. Menilai Kelayakan Hukum
Dalam beberapa contoh, legalitas dari suatu proyek sistem bukanlah suatu
permasalahan. Penilaian kelayakan legalitas atau hukum seharusnya menerima nilai
10,0. Jika data personal yang sangat sensitif tidak tersimpan baik, organisasi menjadi
tidak terlindungi hukum. Atau jika perancang tidak merancang kontrol yang cukup
terhadap permasalahan yan timbul, maka stockholder akan menempuh jalur hukum
menentang perusahaan bahkan tenaga ahli yang merancang sistem.
4. Menilai Kelayakan Operasional
Sistem dengan dasar lokal atau grup umumnya lebih mudah dioperasikan daripada
sistem yang enterprise wide, karena sistem tersebut lebih kecil dan sederhana
sehingga lebih sedikit orang yang harus dilatih. Namun jika sistem yang enterprise
wide merupakan sistem standar yang dikenal, maka dapat dinilai lebih tinggi daripada
sistem dengan dasar lokal atau grup yang memerluka teknik yang unik atau bersifat
eksperimen. Kunci untuk penilaian kelayakan operasional adalah tersedianya
pengguna yang berdedikasi dan terlatih dengan baik.
5. Menilai Kelayakan Jadwal
Kunci dari penilaian kelayakan jadwal adalah pengukuran kesalahan estimasi
(estimation error). Jika sistem terlihat sederhana, dimana total waktu pengembangan
diukur dalam jam atau hari, maka estimation error terhadap waktu perancangan dan
implementasi menjadi kecil (waktu sebenarnya dikurang dengan waktu estimasi).
Tetapi jika sistem merupakan enterprise wide yang membutuhkan total waktu dalam
bulanan bahkan tahunan, probabilitas estimation error semakin besar.
III. Hasil dan Pembahasan
A. Kelayakan Teknis
Analisis kelayakan teknis ditunjukkan dari teknologi yang digunakan untuk membangun
sistem. Dapat dilihat dari perangkat apa saja yang dibutuhkan, arsitektur jaringan yang
diguakan, serta infrastruktur yang dimiliki.
1. Kebutuhan Perangkat
- Perangkat keras
Perangkat keras yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dapat dilihat
melalui tabel berikut:
No
Perangkat Keras
Nama Keterangan
1. Processor Minimal Intel Core i5
2. Memori Minimal 2GB DDR3
3. Hard drive Minimal 500GB Serial ATA (7200 RPm)
4. Network Gigabit Network
5. Optical drive Tipe DVD RW
6. Monitor Minimal 15 inch
4. 4
7. Keyboard Tipe USB keyboard
8. Mouse Tipe USB optical mouse
- Perangkat lunak
Perangkat lunak yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dapat dilihat
melalui tabel berikut:
No
Perangkat Lunak
Nama Keterangan
1. Linux Ubuntu Sistem operasi untuk deployment aplikasi
2. Bahasa pemrograman
PHP, HTML, MySql
Bahasa pemrograman
3. Sublime Text 3 Text editor
4. Google chrome,
Mozilla firefox
Web browser
5. Laravel Full stack framework yang menangani user
interface, data layer, dan back end services
6. Nginx Web server
7. Redis Sebagai caching layer untuk akses data yang
lebih cepat
8. React native Sebagai user interface tampilan aplikasi
- Perangkat jaringan
Perangkat jaringan yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dapat dilihat
melalui tabel berikut:
No
Perangkat Jaringan
Nama Keterangan
1. Switch/hub Digunakan sebagai penghubung kabel-kabel
jaringan dari setiap work station
2. Kabel UTP Sebagai media penghubung
3. Kontektor RJ45 Digunakan sebagai penghubng antar kabel
dengan LAN card
2. Arsitektur Jaringan Komputer
Arsitektur jaringan komputer yang digunakan pada aplikasi tracking barang adalah
metode client-server dimana terdapat sebuah server terpusat yang dapat diakses oleh
banyak client melalui web dan aplikasi tracking barang.
5. 5
3. Infrastruktur
Infrastruktur yang ada pada J&T Express Indonesia sebagai berikut:
No Infrastruktur Keterangan
1. Komputer J&T Express Indonesia memiliki 30 unit komputer
dengan kemampuan rata-rata processor intel core 5
dan hardisk minimal 50GB.
2. Printer Untuk membantu dalam proses dokumentasi dan
operasional sistem.
3. Jaringan internet
4. Server
Menilai Kelayakan Teknis
Teknologi yang akan digunakan untuk sistem yang baru sudah dikenal, standar bagi
perusahaan dan sistem jaringan yang digunakan cukup kompleks maka kelayakan teknis
mendapatkan nilai 9,0.
B. Kelayakan Ekonomi
Pembangunan sistem baru tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sumber daya baik
berupa sumber daya manusia maupun sumber daya finansial diperlukan dalam pembangunan
sistem baru sebagai bentuk investasi. Untuk menganalisis kelayakan ekonomi digunakan cost
benefit analysis dengan tujuan untuk memberikan gambaran kepada pengguna apakah
manfaat yang diperoleh dari sistem baru lebih besar dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan. Pada cost benefit analysis terdapat beberapa metode kuantitatif yang digunakan
untuk menemukan standar kelayakan ekonomi suatu proyek.
1. Komponen Biaya
Biaya yang berhubungan dengan pembuatan sistem ini dapat diklasifikasikan kedalam tiga
kategori utama yaitu:
- Biaya pengadaan, merupakan biaya yang dibutuhkan pada awal pembuatan
sistem sebelum sistem dioperasikan, misalnya biaya untuk pembelian perangkat
keras.
- Biaya pengembangan, merupakan biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan
aplikasi yang meliputi biaya konsultasi, biaya tahap analisa sistem, biaya tahap
desain sistem, dan biaya tahap penerapan sistem.
- Biaya operasi dan perawatan, merupakan biaya yang dibutuhkan untuk
mengoperasikan sistem yang meliputi biaya overhead dan biaya perawatan
perangkat keras maupun perangkat lunak.
2. Komponen Manfaat
Manfaat yang didapat dari sistem yang akan dibangun diklasifikasikan sebagai berikut:
- Tangible benefit (manfaat yang berwujud), merupakan manfaat yang berupa
penghematan biaya atau pengingkatan didalam administrasi yang dapat diukur
dalam bentuk satuan nilai uang. Manfaat yang berwujud antara lain pengurangan
biaya operasi, pengurangan biaya lemur, dan pengurangan biaya perlengkapan.
- Intangible benefit (manfaat yang tidak berwujud), merupakan manfaat yang sulit
atau tidak mungkin diukur dengan satuan nilai uang. Manfaat yang tidak
6. 6
berwujud antara lain keandalan dan ketersediaan sistem, peningkatan efektifitas
pegawai, serta peningkatan kepuasan pelanggan dan pegawai.
Adapun metode yang digunakan untuk cost benefit analysis adalah:
1. Metode Periode Pengembalian (Payback Period)
Metode ini merupaka uji kuantitatif yang digunakan untuk menghitung jangka waktu yang
diperlukan untuk mendapatkan kembali biaya investasi yang telah dikeluarkan dalam
pembuatan aplikasi. Penilaian kelayakan untuk payback sebagai berikut:
𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 =
𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑
𝑥 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Sistem dikatakan layak jika waktu periode pengembalian lebih kecil dari waktu investasi,
sebaliknya sistem dikatakan tidak layak jika waktu pengembalian lebih besar dari waktu
investasi. Perhitungan payback period untuk sistem aplikasi tracking barang sebagai
berikut:
Nilai investasi = Rp 414.500.000,00
Proses tahun 1 = Rp 650.000.000,00
𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 =
414500000
650000000
𝑥 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 = 0,637
𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 = ±7 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Dari perhitungan diatas diketahui bahwa periode pengambalian sudah dapat dicapai pada
tahun kedua jika aplikasi yang dibangun langsung diimplemntasikan. Dapat disimpulkan
bahwa yang ditanamkan pada rancangan sistem ini akan mencapai titik impas pada waktu
kurang lebih 7 bulan yang berarti bahwa organisasi akan mulai dapat mengambil
keutungan dari sistem tersebu setelah 7 bulan diimplementasikan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa sistem ini layak dikembangkan karena waktu pengembalian lebih kecil
dari waktu investasi.
2. Metode Pengembalian Investasi (Return on Investment)
Metode pengembalian investasi digunakan untuk mengukur persentase manfaat yang
dihasilkan proyek dibanding dengan biaya yang dikeluarkan. Return on Investment (ROI)
dari suatu proyek dapat dihitung dengan rumus:
𝑅𝑂𝐼 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡 − 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
𝑥 100%
Sistem dikatakan layak jika ROI > 0 dan sebaliknya sistem dikatakan tidak layak jika ROI <
0.
Biaya Nominal
Biaya Th 0 Rp 414.500.000,00
Biaya Th 1 Rp 14.710.000,00
Biaya Th 2 Rp 15.440.000,00
Biaya Th 3 Rp 12.260.000,00
Total Rp 456.910.000,00
7. 7
Manfaat Nominal
Manfaat Th 0 Rp 0,00
Manfaat Th 1 Rp 215.470.000,00
Manfaat Th 2 Rp 300.080.000,00
Manfaat Th 3 Rp 310.903.000,00
Total Rp 826.453.000,00
𝑅𝑂𝐼 =
826453000 − 456910000
456910000
𝑥 100%
𝑅𝑂𝐼 = 80,8787
Karena ROI > 0 maka dapat dikatakan pengembangan yang akan dilakukan layak.
3. Metode Nilai Bersih (Net Present Value)
Metode nilai bersih merupakan metode yang memperhatikan nilai waktu dari uang. Suku
bunga diskonto mempengaruhi arus dari uang. Net Present Value (NPV) dapat dihitung
dari selisih nilai proyek pada awal tahun dikurangi dengan proceed tiap tahun yang dinilai
uangkan ke tahun awa dengan tingkat bunga diskonto. Adapun rumus untuk menghitung
NPV:
𝑁𝑃𝑉 = −𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 +
𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑1
(1 + 𝑖)2
+
𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑2
(1 + 𝑖)2
+
𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑3
(1 + 𝑖)2
Dimana:
NPV : Net Present Value
i : tingkat bunga diskonto
Proceed : selisih biaya dan manfaat
Adapun untuk kriteria NPV sebagai berikut:
NPV > 0, feasible
NPV = 0, indifferent
NPV < 0, unfeasible
Perhitungan NPV untuk sistem yang akan dikembangkan sebagai berikut:
𝑁𝑃𝑉 = −414500000 +
200760000
(1 + 0,075)1
+
284640000
(1 + 0,075)2
+
298643000
(1 + 0,075)3
𝑁𝑃𝑉 = 258957602,5
Pada perhitungan diatas nilai waktu dari bunga uang yang ditanamkan sebesar 7,5%.
Karena NPV > 0 maka dapat dikatakan bahwa investasi menguntungkan dan dapat
diterima, berarti pengembangan sistem dapat dikatakan layak.
Menilai Kelayakan Ekonomi
Setelah mendapatkan hasil dari cost benefit analysis serta mendapat total komitmen dari
manajemen tertinggi, dan dana belum ada namun pihak manajemen tertinggi dapat
meyakinkan tim akan tersedanya dana sheingga nilai dapat diberikan 7,8.
8. 8
C. Kelayakan Hukum
Aplikasi yang akan dibangun tidak moleh melanggar hukum yang berlaku, baik hukum yang
ditetapkan pemerintah maupun hukum yang ditetapkan berdasarkan peraturan-peraturan
organisasi dalam hal ini J&T Express Indonesia. Proyek aplikasi yang akan dikembangkan
secara hukum dinilai layak karena perangkat lunak (software) yang digunakan resmi sesuai
dengan perijinan yang ada. Software yang digunakan untuk pengembangan sistem juga
bersifat open source yang secara hukum bersifat legal dan memiliki lisensi.
Menilai Kelayakan Hukum
Karena sistem yang dirancang tidak meliputi data sensitif yang disetujui, perancang sistem
sadar akan kontrol sehingga mereka merencanakan untuk memasukkan kontrol khusus untuk
menjaga sistem menjadi salah sehingga nilai untuk kelayakan hukum sebesar 9,3.
D. Kelayakan Operasional
Kelayakan operasional dinilai dengan menggunakan kerangka kerja PIECES yang
dikembangkan oleh James Wetherbe yang bertujuan untuk mengukur apakah sistem yang
akan dikembangkan dapat dioperasikan dengan baik atau tidak di dalam organisasi. Kerangka
kerja PIECES meliputi:
1. Performance
Performance digunakan untuk mengetahui apakah sistem menyediakan throughput dan
response time yang cukup.
Sistem Lama Sistem Baru
Waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan satu pekerjaan (mencari
data barang dari database oleh admin)
membutuhkan waktu yang lama (± 7
menit)
Waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan satu pekerjaan (tracking
barang dari aplikasi oleh pelanggan)
membutuhkan waktu yang relative
singkat (± 30 detik)
2. Information
Information digunakan untuk mengetahui apakah sistem menyediakan informasi yang
berkualitas bagi pengguna akhir (pelanggan) dan manajer.
Sistem Lama Sistem Baru
Informasi yang ada kadang terlambat dan
tidak akurat
Informasi yang ada bersifat real time dan
akurat
Informasi disajikan dalam bentuk tabel
(kurang relevan)
Informasi disajikan dengan beberapa
fasilitas
3. Economy
Economy digunakan untuk mengetahui apakah sistem menawarkan tingkat dan kapasitas
pelayanan yang memadai untuk mengurangi biaya dan meningkatkan keuntungan.
Sistem Lama Sistem Baru
Biaya yang dikeluarkan pelanggan tinggi
untuk menghubungi admin untuk
mengetahui status barang
Pelanggan dapat langsung mengecek
status barang yang dikirim melalui
aplikasi (biaya rendah)
9. 9
Biaya yang dikeluarkan perusahaan tinggi
saat terjadi kehilangan barang yang
dikirim
Biaya yang dikeluarkan perusahaan
relative rendah untuk risiko kehilangan
barang, karena status dan informasi
barang dapat dipantau dengan baik
4. Control
Control digunakan untuk mengetahui apakah sistem menawarkan control (pengendalian)
untuk mengatasi kecurangan-kecurangan dan menjadin keakuratan serta keamanan data.
Sistem Lama Sistem Baru
Data-data terkait barang yang dikirim
dapat diakses oleh pegawai yang tidak
berwenang
Pengendalian sistem dilakukan dengan
membatasi hak user
5. Efficiency
Efficiency digunakan untuk mengetahui apakah sistem menggunakan sumber daya yang
tersedia secara maksimum. Sumber daya yang dimaksud meliputi sumber daya manusia,
waktu, dan finansial.
Sistem Lama Sistem Baru
Banyak menghabiskan waktu untuk
menginputkan data status dan informasi
barang
Waktu yang dihabiskan relative singkat
untuk menginputkan data status dna
informasi barang
6. Service
Service digunakan untuk mengetahui apakah sistem menyediakan layanan yang diingkan
dan handal pada siapa saja yang menginginkannya serta apakah sistem fleksibel dan
dapat dikembangkan.
Sistem Lama Sistem Baru
Layanan yang ada belum memuaskan
karena untuk mendapatkan informasi
pelanggan membutuhkan biaya dan
waktu yang lebih
Tingkat kepuasan terhadap pelayanan
dapat ditingkatkan karena sistem
menyajikan informasi secara cepat dan
akurat
Sistem lambat dalam proses pengolahan
data
Proses pengolahan data berlangsung
lebih cepat
Menilai Kelayakan Operasional
Karena sistem berbasis global dan banyak penggunanya, maka nilai kelayakan operasional
sebesar 9,2.
E. Kelayakan Jadwal
Kelayakan jadwal digunakan untuk menentukan bahwa pengembangan sistem dapat
dilakukan dalam batas waktu yang telah ditetapkan. Pengembangan sistem direncakan selesai
dalam batas waktu maksimal ± 4 bulan. Adapun perkiraan tahap-tahap pengembangan sistem
dijadwakan sebagai berikut:
1. Tahap analisa dan desain sistem
2. Tahap desain aplikasi
10. 10
3. Tahap pembuatan program
4. Tahap testing program
5. Tahap instalasi program
6. Tahap training user
7. Tahap dokumentasi
8. Tahap maintenance
9. Tahap administrasi
Menilai Kelayakan Jadwal
Karena pengembangan diukur dalam hari, minggu, dan bulan maka estimation error yang
dibutuhkan untuk perancangan dan implementasi menjadi kecil, sehingga nilai untuk
kelayakan jadwal sebesar 8,9.
Nilai Akhir Faktor Kelayakan TELOS
Jumlah dari semua factor kelayakan = 44,2
Total skor yang didapat = 44,2 / 5 = 8,84
Sehingga perancangan pengembangan aplikasi tracking barang yang dievaluasi adalah
LAYAK, dengan risiko pengembangan sistem yang cukup rendah.
IV. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dari analisis studi kelayakan proyek pembangunan aplikasi tracking
barang untuk J&T Express Indonesia, maka dapat diambil kesimpulan:
1. Dari hasil analisis studi kelayakan TELOS aplikasi tracking barang berbasis web dan android
untuk J&T Express Indonesia dapat dinyatakan bahwa pengembangan sistem tersebut
layak untuk dilakukan dan dikembangkan.
2. Rekomendasi untuk J&T Express Indonesia kedepannya adalah proses administrasi
pengiriman dan tracking barang dapat dilakukan melalui aplikasi web maupun android.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, terdapat saran-saran sebagai berikut:
1. Studi kelayakan sistem yang dilakukan untuk selanjutnya dapat menggunakan metode
analisis selain TELOS, contohnya analisis PDM (strategic factor) ataupun MURRE (design
factor).
2. Aplikasi tracking barang berbasis web dan android dilanjutkan ke tahap implementasi
sehingga dapat mempermudah J&T Express Indonesia dan pelanggan dalam hal
administrasi pengiriman dan tracking barang.
V. Daftar Pustaka
Al Fatta, Hanif. 2007, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing
Perusahaan dan Organisasi Kelas Dunia, Andi offset – STMIK AMIKOM Yogyakarta,
Yogyakarta