SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
6.2. PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN
6.2.1. PERHITUNGAN PENAMPANG TANAH.
Metoda untuk mencari luas penampang galian/timbunan pada setiap Stasion, dapat
dilakukan dengan cara:
a) Untuk penamPang yang tidak beraturan, luas penampang dicari dengan menggunakan
alzt planimeter, atau dengan cara sederhana, menggambarkan PenamPang paLdz kertas
milimeter-blok, kemudian hitung kumulatif kotak yang tercakup area penamPang,
kemudian kalikan dengan skala gambar (Gbr.6.1-).
b) Untuk penampang yang beraturan, gunakan rumus planimetri biasa. (Gbr.6.1b).
6.2.2. PERHITUNGAN VOLUME TANAH.
Perhitungan volume tanah padapekerjaan galian dan timbunan, lriasa dilakukan dengan
metoda Double End Areas (Luas ujung rangkap), yaitu dengan mengambil rata-rata luas kedua
ujung peoampang dari Sta.1 dan Sta.2, kemudian dikalikan jarak kedua Stasiun(Gbr.6.2.) Ini
dilakukan rrntuk semua titik stasion yang berada pada rarncangarn trase jalan.
Volume = (A, + Ar)/2 jarak (m3)...................................................................................(6.1.)
Dapat juga dilakukan dengan menggunakan Formula Prisma
A1 + 4M +A2
Volume = .................................... x jarak ( m3) ...............................................................(6.2.)
Dimana A1 = luas penampang di Sta.1
A2 = luas penampang di Sta.2
M = luas penampang dipertengahzniaruk Sta.1 dan Sta.2.
Untuk mencari volume galian pada penampang berupa lengkungan, lakukan
perhitungan luas ujung, diantara jarak l, sebagaimana pada Gbr.6.3 Untuk perhitungan
timbunan, lakukan dengan caru yung sama seperti untuk timbunan.
6.2.3. DIAGRAM MASSA.
Diagram massa (Mass diagram), adalah kurva yang penggambaran pemindahan tanah (baul),
pada suatu penampang melintang, diatas atau dibawah profil jalan, mulai dari suatu stasiun
tertentu sampai stasiun berikutnya (lihat Gbr.6.4).
Pada absis ditempatkan posisi stasiun, dan pada ordinat adalah volume tanah. Skala absis
diagam massa (Gbr.6.4 bawah), dibuat sama dengan skala horisontal profil memanjang jalan.
Sebelum menggambar diagram massa, lebih mudah jika dibuat dulu kuantitas galian (+), dan
timbunan (-), (lihat Tabel 6.1.) Skala dari ordinat disesuaikan dengan volume tanah dalam m3,
misal 1 cm = 100 m3. Untuk diketahui :
ordinat tiap titik pada dtagram massa, adalah menyatakan jumlah volume galian
/ timbunan dititik tersebut.
lengkungan o-a-b(gambar profil) adalah galian, diindikasikan sebagai lengkung
naik O-A-B(pada gambar diagram massa), sebaliknya lengkung b-c-d-e(profil)
adalah timbunan, dikorelasikan ke B-C-D-E, (massa) sebagai lengkung turun.
Demikian pula galian e-f-g-h ) lengkung naik E-F-G-H.
Titik b (profil), adalahperalihan dari galian ke timbunan ) pada diagam massa,
akan merupakan puncak lengkungan; sebaliknya titik e (profil) yang merupakan
peralihan timbunan ke galian pada diagram massa berkorelasi dengan titik
terendah E. Bila kita perhatikan gambar profil posisi titik b dan e adalah pada
kedudukan garis kelandaian.
perbedaan tinggi antara dua posisi garis vertikal pada diagram massa (misalnya
F2’-GG’) adalah jumlah volume tanah yang dipindahkan.
antara dua stasion sembarang, seperti “X-C” pada diagram massa akan
merupakan garis keseimbangan (balance-line), yattu galian dan timbunan pada
gambar profil akan memberikan harga yang sama.
pada lengkungan cembung pada diagram, menunjukkan 'haul' maju pada profil
dan lengkungan cekung merupakan ‘haul’mundur.
Tabel 6.1. Kuantitas Galian dan Timbunan
STASION VOLUME TEORITIS (m3) TIMBUNANA
DITAMBAH
SUSUT 15%
ORDINAT
DIAGRAM
MASSA
GALIAN TIMBUNAN
0 0
1 +182 +182
2 +78 +260
3 -84 -97 ++163
4 -123 -141 +22
5 -107 -123 -101
6 -92 -106 -207
7 +64 -143
8 +251 +108
9 +332 +440
10 +287 +727
11 +76 +803
6.2.4. PEMINDAHAN TANAH (baul/overbaul).
Dengan menggunakan diagram massa pekerjaan tanah, dimana efisiensi akan tercapai
bilamana volume galian hampir sama dengan volume timbunan.
Ini dapat didekati dengan :
 Bilamana XC adalah dianggap sebagi jarak free haul (tidak ada biaya tambahan
untuk mengangkut tanah dari X ke C), katakan panjangnya 200 m, maka kita
berusaha untuk mendapatkan panjang yang sama di posisi lain, agar
mendapatkan pedakuan yang sama. Volume tanah yang akan dipindah,
dinyatakan dalam ordinat BB’ )
 Seperti disebutkan diatas, identik dengan XC, volume tanah diatas OD adalah
dalam keadaan seimbang (galian=timbunan). Padahal dalam areal ini bagian
XC yang merupakan free-haul. Jadi bagian antara OD dan XC yang dinyatakan
dengan ordinat B’B” harus diangkut dan ditimbun dibagian CD. Inilah yang
disebut overhaul. Jarak overhaul adalah jarak anrara titik-titik berat dari OXX’
dan CC’D dinyatakan dalam stasiun. Jarak overhaul dikalikan dengan volume
dinamakan overhaul-volume-stasion.
Seandainya M adalah titik berat OXX’ dan N titik berat CC’D, jarak overhaul
M’N’- XC.
Maka overhaul-volume-stasiun = XX’(M’N’LXC) atau CC’O(M’N’- XC).
Makin banyak lengkungan berpotongan dengan absis, makin kecil overhaul-
volume-stasiun, makin ekonomis pemindahan tanah. Dengan membuat
beberapa alternatif route diagram massa, akan didapatkan trase yang paling
optimal, dari tinjauan pekerjaan tanah.
6.3. PEDOMAN RANCANGAN.
6.3.I. PEDOMAN RANCANGAN ALINYEMEN HORISONTAL.
a) Bila nemungkinkan alinyenen horisontal dibuat selurus mungkin, untuk
mendapatkan jarak yang sependek-pendeknya. Hal ini tidak selalu
memungkinkan, karena faktor topografi setempat.
b) Penggunaan tikungan dengan jari jari minimum pada alinyemen dengan suatu
kecepatan rencana tertentu, sedapat mungkin di hindarkan.
c) Perubahan bagian alinyemen dengan tikungan-tikungan yang tumpul kebagian-
bagian dengan tikungan-tikungan yang tajam secara mendadak harus
dihindarkan.
d) Pada sudut-sudut tikungan yang kecil, sering terjadi panjang lengkungan tidak
cukup panjang, meskipun sudah memenuhi syarat.
e) Pada tikungan dengan lengkung ganda, harus diusahakan agar kedua lengkung
yang berdekatan, tidak mempunyai jari-jari yang sangat terbuka. Cukup baik
jika di ambil R1 ≤ 1,5 R2.
f) Tikungan yang berbalik dengan mendadak harus dihindarkan.
g) Tangen pendek diantara dua buah tikungan yang searah ( broken-back ) sedapat
mungkin dihindarkan.
6.3.2. PEDOMAN RANCANGAN ALINYEMEN VERTIKAL
a) Alinyemen vertikal akan lebih baik jika dibuat dengan garis landai yang
memberikan perubahan landai yang berangsur-angsur sedemikian hingga dapat
sebanyak-banyaknya mengikuti trein yang ada.
b) Alinyemen vertikal sejenis yang disebut hidden-dip ( alinyemen yang datar dan
lurus, yang didalamnya mengandung sebagian kecil yang berupa rangkaian
beberapa lengkung) harus di hindarkan
c) Panda landai dengan penurunan yang besar atau panjang dianjurkan untuk
segera diikuti dengan pendakian, untuk dapat segera mengurangi kecepatan
kendaraan truck atau bis yang sering terlalu cepat.
d) Alinyemen dengan lengkung-lengkung vertikal searah, yang berurutan dengan
tangen antara yang pendek atau bisa disebut broken-back grade-line, sedapat
mungkin dihindari, lebih-lebih lagi lengkung vertikal cekung, karena
memberikan pandangan yang kurang baik.
e) Pada alinyemen dengan landai panjang yang menerus, lebih baik menempatkan
landai yang tercuram pada bagian permulaan landai selanjutnya diikuti dengan
landai-landai yang lebih kecil, atau menyisipkan landai yang lebih besar pada
landai yang menerus tersebut.
6.3.3 PEDOMAN PENETAPAN KEMIRINGAN ATAU KELANDAIAN JALAN
a. Kelandaian boleh 0%
 Jika tidak perlu saluran samping seperti : badan jalan pada daerah timbunan.
 Jika setiap jarak ± 100 meter, air dari saluran samping dapat dibuang keluar,
dimana untuk menghindari pembuatan saluran samping terlalu dalm.
b. Kelandaian tidak boleh 0%
 Dianjurkan minimum 0,5%, jika :
 Jalan tersebut memerrlukan saluran samping yang cukup panjang > 100
m, seperti pada daerah galian.
6.3.4. PENAMPANG MELINTANG JALAN
1. Badan jalan pada daerah datar
Perhatikan:
 Saluran tanah
 Saluran pasangan batu
 Saluran beton
2. Badan jalan pada daerah galian
Perhatikan :
 Kemiringan talud
 Tinggi ttalud
 Saluran samping diperkeras atau tidak
3. Badan jalan terdiri dari tanah timbunan
Perhatikan :
 Kemiringan tebing
 Kapan diperlukan saluran samping
 Pengamanan tebing terhadap longsor
4. Badan jalan didaerah tebing
a. Pada bagian lurus :
Kemiringan melintang dibuat kearah tebing, yang lebih tinggi
b. Pada bagian tikungan :
Dengan adanya superelevasi, miring melintang jalan harus dibuat ke arah
jurang.
Maka perlu parit pengaman untuk pengaliran/penampungan air
permukaan, dan dialirkan pada daerah yang aman.
5. Badan jalan pada bagian galian dan timbunan

More Related Content

What's hot

53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000
53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap200053309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000
53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000Botak Doohan Jr
 
Tugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
Tugas Besar Pemindahan Tanah MekanisTugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
Tugas Besar Pemindahan Tanah MekanisRendi Fahreza
 
Analisis penyebab runtuhnya jembatan ku kar
Analisis penyebab runtuhnya jembatan ku karAnalisis penyebab runtuhnya jembatan ku kar
Analisis penyebab runtuhnya jembatan ku karaad_subaru
 
Laporan praktek batu beton ( ptb unimed )
Laporan praktek batu beton ( ptb unimed )Laporan praktek batu beton ( ptb unimed )
Laporan praktek batu beton ( ptb unimed )Fingki Amelia
 
Materi perkerasan Jalan
Materi perkerasan Jalan Materi perkerasan Jalan
Materi perkerasan Jalan hycal farist
 
Manual book total stasion sokkia set2
Manual book total stasion sokkia set2Manual book total stasion sokkia set2
Manual book total stasion sokkia set2Hasan_Adriya
 
Stabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapurStabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapurherewith sofian
 
Bab 4 metode penjadwalan proyek
Bab 4 metode penjadwalan proyekBab 4 metode penjadwalan proyek
Bab 4 metode penjadwalan proyekRif'at Hm
 
5 teori konsolidasi
5 teori konsolidasi5 teori konsolidasi
5 teori konsolidasiJaka Jaka
 
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasSni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasArief Rachman
 
TUGAS AKHIR TINJAUAN DESAIN BANGUNAN KOLAM RENANG PADA HOTEL WHIZ MAKASSAR
TUGAS AKHIR TINJAUAN DESAIN BANGUNAN KOLAM RENANG PADA HOTEL WHIZ MAKASSARTUGAS AKHIR TINJAUAN DESAIN BANGUNAN KOLAM RENANG PADA HOTEL WHIZ MAKASSAR
TUGAS AKHIR TINJAUAN DESAIN BANGUNAN KOLAM RENANG PADA HOTEL WHIZ MAKASSARSumarno Feriyal
 
Bab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailBab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailHendra Supriyanto
 
Laporan kotoran organik
Laporan kotoran organikLaporan kotoran organik
Laporan kotoran organikRully Lesmana
 
Tutorial Pengukuran dengan Total Station (Nikon)
Tutorial Pengukuran dengan Total Station (Nikon)Tutorial Pengukuran dengan Total Station (Nikon)
Tutorial Pengukuran dengan Total Station (Nikon)Arif Usman
 

What's hot (20)

53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000
53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap200053309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000
53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000
 
Tugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
Tugas Besar Pemindahan Tanah MekanisTugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
Tugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
 
Analisis penyebab runtuhnya jembatan ku kar
Analisis penyebab runtuhnya jembatan ku karAnalisis penyebab runtuhnya jembatan ku kar
Analisis penyebab runtuhnya jembatan ku kar
 
Laporan praktek batu beton ( ptb unimed )
Laporan praktek batu beton ( ptb unimed )Laporan praktek batu beton ( ptb unimed )
Laporan praktek batu beton ( ptb unimed )
 
Materi perkerasan Jalan
Materi perkerasan Jalan Materi perkerasan Jalan
Materi perkerasan Jalan
 
Manual book total stasion sokkia set2
Manual book total stasion sokkia set2Manual book total stasion sokkia set2
Manual book total stasion sokkia set2
 
Bab 2 ucs
Bab 2 ucsBab 2 ucs
Bab 2 ucs
 
Stabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapurStabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapur
 
Bab 4 metode penjadwalan proyek
Bab 4 metode penjadwalan proyekBab 4 metode penjadwalan proyek
Bab 4 metode penjadwalan proyek
 
Iuw 7v beda tinggi
Iuw   7v beda tinggiIuw   7v beda tinggi
Iuw 7v beda tinggi
 
Modul teknik pondasi 1
Modul   teknik pondasi 1Modul   teknik pondasi 1
Modul teknik pondasi 1
 
5 teori konsolidasi
5 teori konsolidasi5 teori konsolidasi
5 teori konsolidasi
 
Bab 8: Pemetaan dengan Alat GPS
Bab 8:   Pemetaan dengan Alat GPSBab 8:   Pemetaan dengan Alat GPS
Bab 8: Pemetaan dengan Alat GPS
 
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasSni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
 
TUGAS AKHIR TINJAUAN DESAIN BANGUNAN KOLAM RENANG PADA HOTEL WHIZ MAKASSAR
TUGAS AKHIR TINJAUAN DESAIN BANGUNAN KOLAM RENANG PADA HOTEL WHIZ MAKASSARTUGAS AKHIR TINJAUAN DESAIN BANGUNAN KOLAM RENANG PADA HOTEL WHIZ MAKASSAR
TUGAS AKHIR TINJAUAN DESAIN BANGUNAN KOLAM RENANG PADA HOTEL WHIZ MAKASSAR
 
Bab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailBab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detail
 
Tugas Ilmu Ukur tanah
Tugas Ilmu Ukur tanahTugas Ilmu Ukur tanah
Tugas Ilmu Ukur tanah
 
PPT Jalan Jalan.pdf
PPT Jalan Jalan.pdfPPT Jalan Jalan.pdf
PPT Jalan Jalan.pdf
 
Laporan kotoran organik
Laporan kotoran organikLaporan kotoran organik
Laporan kotoran organik
 
Tutorial Pengukuran dengan Total Station (Nikon)
Tutorial Pengukuran dengan Total Station (Nikon)Tutorial Pengukuran dengan Total Station (Nikon)
Tutorial Pengukuran dengan Total Station (Nikon)
 

Similar to 6.2 dan 6.3.docx

Bab vi (perencanaan geometrik jalan raya)
Bab vi    (perencanaan geometrik jalan raya)Bab vi    (perencanaan geometrik jalan raya)
Bab vi (perencanaan geometrik jalan raya)Mas wery
 
Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatanAdunk Putra
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1WSKT
 
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdf
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdfMATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdf
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdfAnanto6
 
Materi kuliah s1 jtp ftk rencana garis 220313
Materi kuliah s1 jtp ftk rencana garis 220313Materi kuliah s1 jtp ftk rencana garis 220313
Materi kuliah s1 jtp ftk rencana garis 220313Niko Sh
 
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptxANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptxDimasPrayuda9
 
190071848-Merancang-Rg.ppt
190071848-Merancang-Rg.ppt190071848-Merancang-Rg.ppt
190071848-Merancang-Rg.pptBagusSantoso43
 
Pert.9 Stabilitas Aliran Filtrasi1.ppt
Pert.9 Stabilitas Aliran Filtrasi1.pptPert.9 Stabilitas Aliran Filtrasi1.ppt
Pert.9 Stabilitas Aliran Filtrasi1.pptJimyMotalisa
 
Kuliah Horizontal Alignment (FILE USED).pptx
Kuliah Horizontal Alignment (FILE USED).pptxKuliah Horizontal Alignment (FILE USED).pptx
Kuliah Horizontal Alignment (FILE USED).pptxFerdianoYogi
 
FASILITAS ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG
FASILITAS ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANGFASILITAS ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG
FASILITAS ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANGnadimcundoko
 
MOMEN INERSIa copy.pptx
MOMEN INERSIa copy.pptxMOMEN INERSIa copy.pptx
MOMEN INERSIa copy.pptxBroleohood
 
Materi ii kinematika
Materi ii   kinematikaMateri ii   kinematika
Materi ii kinematikamunnarauzatul
 
Longsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salam
Longsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salamLongsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salam
Longsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salamtedy2629
 
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3KamalFarobi
 
137505049 56203026-stripping-ratio
137505049 56203026-stripping-ratio137505049 56203026-stripping-ratio
137505049 56203026-stripping-ratioSylvester Saragih
 
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaan
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaanhidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaan
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaanwong949618676
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendungironsand2009
 

Similar to 6.2 dan 6.3.docx (20)

Bab vi (perencanaan geometrik jalan raya)
Bab vi    (perencanaan geometrik jalan raya)Bab vi    (perencanaan geometrik jalan raya)
Bab vi (perencanaan geometrik jalan raya)
 
Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatan
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1
 
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdf
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdfMATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdf
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdf
 
Jalan Angkut Tambang
Jalan Angkut TambangJalan Angkut Tambang
Jalan Angkut Tambang
 
Materi kuliah s1 jtp ftk rencana garis 220313
Materi kuliah s1 jtp ftk rencana garis 220313Materi kuliah s1 jtp ftk rencana garis 220313
Materi kuliah s1 jtp ftk rencana garis 220313
 
Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)
Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)
Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)
 
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptxANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
 
Shaft plumbing ppt
Shaft plumbing pptShaft plumbing ppt
Shaft plumbing ppt
 
190071848-Merancang-Rg.ppt
190071848-Merancang-Rg.ppt190071848-Merancang-Rg.ppt
190071848-Merancang-Rg.ppt
 
Pert.9 Stabilitas Aliran Filtrasi1.ppt
Pert.9 Stabilitas Aliran Filtrasi1.pptPert.9 Stabilitas Aliran Filtrasi1.ppt
Pert.9 Stabilitas Aliran Filtrasi1.ppt
 
Kuliah Horizontal Alignment (FILE USED).pptx
Kuliah Horizontal Alignment (FILE USED).pptxKuliah Horizontal Alignment (FILE USED).pptx
Kuliah Horizontal Alignment (FILE USED).pptx
 
FASILITAS ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG
FASILITAS ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANGFASILITAS ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG
FASILITAS ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG
 
MOMEN INERSIa copy.pptx
MOMEN INERSIa copy.pptxMOMEN INERSIa copy.pptx
MOMEN INERSIa copy.pptx
 
Materi ii kinematika
Materi ii   kinematikaMateri ii   kinematika
Materi ii kinematika
 
Longsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salam
Longsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salamLongsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salam
Longsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salam
 
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
 
137505049 56203026-stripping-ratio
137505049 56203026-stripping-ratio137505049 56203026-stripping-ratio
137505049 56203026-stripping-ratio
 
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaan
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaanhidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaan
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaan
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 

Recently uploaded

Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxPetunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxpkmcipakudrive
 
Perencanaan Pelabuhan perikanan id.pptx
Perencanaan Pelabuhan perikanan  id.pptxPerencanaan Pelabuhan perikanan  id.pptx
Perencanaan Pelabuhan perikanan id.pptxNadhifMuhammad5
 
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptxPROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptxadista7
 
metode pengukuran waktu secaratidak langsung
metode pengukuran waktu secaratidak langsungmetode pengukuran waktu secaratidak langsung
metode pengukuran waktu secaratidak langsungssuser4cf36c
 
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptxMetode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptxHeriGeologist
 
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptxarisvanrush
 
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasitugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasifrenkytanzil5
 
TUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.ppt
TUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.pptTUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.ppt
TUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.pptOloy2
 
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS GeodetikPengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetikzulmushawir2
 
UJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptx
UJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptxUJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptx
UJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptxnuhungbintoking
 

Recently uploaded (18)

Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxPetunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
 
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai PenuhObat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
 
Perencanaan Pelabuhan perikanan id.pptx
Perencanaan Pelabuhan perikanan  id.pptxPerencanaan Pelabuhan perikanan  id.pptx
Perencanaan Pelabuhan perikanan id.pptx
 
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptxPROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
 
metode pengukuran waktu secaratidak langsung
metode pengukuran waktu secaratidak langsungmetode pengukuran waktu secaratidak langsung
metode pengukuran waktu secaratidak langsung
 
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
 
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptxMetode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
 
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
 
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasitugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
 
TUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.ppt
TUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.pptTUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.ppt
TUGAS PPT APRIZAL GEDUNG44yddafhhhhhhhhhhhhhhhh.ppt
 
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakartaObat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
 
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS GeodetikPengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
 
UJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptx
UJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptxUJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptx
UJI KOMPETENSI-Presentasi Bidang Jalan.pptx
 
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
 
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
 
Klinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di Depok
Klinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di DepokKlinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di Depok
Klinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di Depok
 
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
 
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
 

6.2 dan 6.3.docx

  • 1. 6.2. PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN 6.2.1. PERHITUNGAN PENAMPANG TANAH. Metoda untuk mencari luas penampang galian/timbunan pada setiap Stasion, dapat dilakukan dengan cara: a) Untuk penamPang yang tidak beraturan, luas penampang dicari dengan menggunakan alzt planimeter, atau dengan cara sederhana, menggambarkan PenamPang paLdz kertas milimeter-blok, kemudian hitung kumulatif kotak yang tercakup area penamPang, kemudian kalikan dengan skala gambar (Gbr.6.1-). b) Untuk penampang yang beraturan, gunakan rumus planimetri biasa. (Gbr.6.1b).
  • 2. 6.2.2. PERHITUNGAN VOLUME TANAH. Perhitungan volume tanah padapekerjaan galian dan timbunan, lriasa dilakukan dengan metoda Double End Areas (Luas ujung rangkap), yaitu dengan mengambil rata-rata luas kedua ujung peoampang dari Sta.1 dan Sta.2, kemudian dikalikan jarak kedua Stasiun(Gbr.6.2.) Ini dilakukan rrntuk semua titik stasion yang berada pada rarncangarn trase jalan. Volume = (A, + Ar)/2 jarak (m3)...................................................................................(6.1.) Dapat juga dilakukan dengan menggunakan Formula Prisma A1 + 4M +A2 Volume = .................................... x jarak ( m3) ...............................................................(6.2.) Dimana A1 = luas penampang di Sta.1 A2 = luas penampang di Sta.2 M = luas penampang dipertengahzniaruk Sta.1 dan Sta.2. Untuk mencari volume galian pada penampang berupa lengkungan, lakukan perhitungan luas ujung, diantara jarak l, sebagaimana pada Gbr.6.3 Untuk perhitungan timbunan, lakukan dengan caru yung sama seperti untuk timbunan. 6.2.3. DIAGRAM MASSA. Diagram massa (Mass diagram), adalah kurva yang penggambaran pemindahan tanah (baul), pada suatu penampang melintang, diatas atau dibawah profil jalan, mulai dari suatu stasiun tertentu sampai stasiun berikutnya (lihat Gbr.6.4).
  • 3. Pada absis ditempatkan posisi stasiun, dan pada ordinat adalah volume tanah. Skala absis diagam massa (Gbr.6.4 bawah), dibuat sama dengan skala horisontal profil memanjang jalan. Sebelum menggambar diagram massa, lebih mudah jika dibuat dulu kuantitas galian (+), dan timbunan (-), (lihat Tabel 6.1.) Skala dari ordinat disesuaikan dengan volume tanah dalam m3, misal 1 cm = 100 m3. Untuk diketahui : ordinat tiap titik pada dtagram massa, adalah menyatakan jumlah volume galian / timbunan dititik tersebut. lengkungan o-a-b(gambar profil) adalah galian, diindikasikan sebagai lengkung naik O-A-B(pada gambar diagram massa), sebaliknya lengkung b-c-d-e(profil) adalah timbunan, dikorelasikan ke B-C-D-E, (massa) sebagai lengkung turun. Demikian pula galian e-f-g-h ) lengkung naik E-F-G-H. Titik b (profil), adalahperalihan dari galian ke timbunan ) pada diagam massa, akan merupakan puncak lengkungan; sebaliknya titik e (profil) yang merupakan peralihan timbunan ke galian pada diagram massa berkorelasi dengan titik terendah E. Bila kita perhatikan gambar profil posisi titik b dan e adalah pada kedudukan garis kelandaian. perbedaan tinggi antara dua posisi garis vertikal pada diagram massa (misalnya F2’-GG’) adalah jumlah volume tanah yang dipindahkan.
  • 4. antara dua stasion sembarang, seperti “X-C” pada diagram massa akan merupakan garis keseimbangan (balance-line), yattu galian dan timbunan pada gambar profil akan memberikan harga yang sama. pada lengkungan cembung pada diagram, menunjukkan 'haul' maju pada profil dan lengkungan cekung merupakan ‘haul’mundur. Tabel 6.1. Kuantitas Galian dan Timbunan STASION VOLUME TEORITIS (m3) TIMBUNANA DITAMBAH SUSUT 15% ORDINAT DIAGRAM MASSA GALIAN TIMBUNAN 0 0 1 +182 +182 2 +78 +260 3 -84 -97 ++163 4 -123 -141 +22 5 -107 -123 -101 6 -92 -106 -207 7 +64 -143 8 +251 +108 9 +332 +440 10 +287 +727 11 +76 +803 6.2.4. PEMINDAHAN TANAH (baul/overbaul). Dengan menggunakan diagram massa pekerjaan tanah, dimana efisiensi akan tercapai bilamana volume galian hampir sama dengan volume timbunan. Ini dapat didekati dengan :  Bilamana XC adalah dianggap sebagi jarak free haul (tidak ada biaya tambahan untuk mengangkut tanah dari X ke C), katakan panjangnya 200 m, maka kita berusaha untuk mendapatkan panjang yang sama di posisi lain, agar mendapatkan pedakuan yang sama. Volume tanah yang akan dipindah, dinyatakan dalam ordinat BB’ )  Seperti disebutkan diatas, identik dengan XC, volume tanah diatas OD adalah dalam keadaan seimbang (galian=timbunan). Padahal dalam areal ini bagian XC yang merupakan free-haul. Jadi bagian antara OD dan XC yang dinyatakan dengan ordinat B’B” harus diangkut dan ditimbun dibagian CD. Inilah yang disebut overhaul. Jarak overhaul adalah jarak anrara titik-titik berat dari OXX’ dan CC’D dinyatakan dalam stasiun. Jarak overhaul dikalikan dengan volume dinamakan overhaul-volume-stasion. Seandainya M adalah titik berat OXX’ dan N titik berat CC’D, jarak overhaul M’N’- XC. Maka overhaul-volume-stasiun = XX’(M’N’LXC) atau CC’O(M’N’- XC).
  • 5. Makin banyak lengkungan berpotongan dengan absis, makin kecil overhaul- volume-stasiun, makin ekonomis pemindahan tanah. Dengan membuat beberapa alternatif route diagram massa, akan didapatkan trase yang paling optimal, dari tinjauan pekerjaan tanah. 6.3. PEDOMAN RANCANGAN. 6.3.I. PEDOMAN RANCANGAN ALINYEMEN HORISONTAL. a) Bila nemungkinkan alinyenen horisontal dibuat selurus mungkin, untuk mendapatkan jarak yang sependek-pendeknya. Hal ini tidak selalu memungkinkan, karena faktor topografi setempat. b) Penggunaan tikungan dengan jari jari minimum pada alinyemen dengan suatu kecepatan rencana tertentu, sedapat mungkin di hindarkan. c) Perubahan bagian alinyemen dengan tikungan-tikungan yang tumpul kebagian- bagian dengan tikungan-tikungan yang tajam secara mendadak harus dihindarkan. d) Pada sudut-sudut tikungan yang kecil, sering terjadi panjang lengkungan tidak cukup panjang, meskipun sudah memenuhi syarat. e) Pada tikungan dengan lengkung ganda, harus diusahakan agar kedua lengkung yang berdekatan, tidak mempunyai jari-jari yang sangat terbuka. Cukup baik jika di ambil R1 ≤ 1,5 R2. f) Tikungan yang berbalik dengan mendadak harus dihindarkan. g) Tangen pendek diantara dua buah tikungan yang searah ( broken-back ) sedapat mungkin dihindarkan. 6.3.2. PEDOMAN RANCANGAN ALINYEMEN VERTIKAL a) Alinyemen vertikal akan lebih baik jika dibuat dengan garis landai yang memberikan perubahan landai yang berangsur-angsur sedemikian hingga dapat sebanyak-banyaknya mengikuti trein yang ada. b) Alinyemen vertikal sejenis yang disebut hidden-dip ( alinyemen yang datar dan lurus, yang didalamnya mengandung sebagian kecil yang berupa rangkaian beberapa lengkung) harus di hindarkan c) Panda landai dengan penurunan yang besar atau panjang dianjurkan untuk segera diikuti dengan pendakian, untuk dapat segera mengurangi kecepatan kendaraan truck atau bis yang sering terlalu cepat. d) Alinyemen dengan lengkung-lengkung vertikal searah, yang berurutan dengan tangen antara yang pendek atau bisa disebut broken-back grade-line, sedapat mungkin dihindari, lebih-lebih lagi lengkung vertikal cekung, karena memberikan pandangan yang kurang baik. e) Pada alinyemen dengan landai panjang yang menerus, lebih baik menempatkan landai yang tercuram pada bagian permulaan landai selanjutnya diikuti dengan
  • 6. landai-landai yang lebih kecil, atau menyisipkan landai yang lebih besar pada landai yang menerus tersebut. 6.3.3 PEDOMAN PENETAPAN KEMIRINGAN ATAU KELANDAIAN JALAN a. Kelandaian boleh 0%  Jika tidak perlu saluran samping seperti : badan jalan pada daerah timbunan.  Jika setiap jarak ± 100 meter, air dari saluran samping dapat dibuang keluar, dimana untuk menghindari pembuatan saluran samping terlalu dalm. b. Kelandaian tidak boleh 0%  Dianjurkan minimum 0,5%, jika :  Jalan tersebut memerrlukan saluran samping yang cukup panjang > 100 m, seperti pada daerah galian.
  • 7. 6.3.4. PENAMPANG MELINTANG JALAN 1. Badan jalan pada daerah datar Perhatikan:  Saluran tanah  Saluran pasangan batu  Saluran beton 2. Badan jalan pada daerah galian
  • 8. Perhatikan :  Kemiringan talud  Tinggi ttalud  Saluran samping diperkeras atau tidak 3. Badan jalan terdiri dari tanah timbunan Perhatikan :  Kemiringan tebing  Kapan diperlukan saluran samping  Pengamanan tebing terhadap longsor 4. Badan jalan didaerah tebing a. Pada bagian lurus : Kemiringan melintang dibuat kearah tebing, yang lebih tinggi b. Pada bagian tikungan : Dengan adanya superelevasi, miring melintang jalan harus dibuat ke arah jurang.
  • 9. Maka perlu parit pengaman untuk pengaliran/penampungan air permukaan, dan dialirkan pada daerah yang aman. 5. Badan jalan pada bagian galian dan timbunan