SlideShare a Scribd company logo
1 of 76
Horizontal Alignment
Concepts of Geometry
• Alignment is a 3D problem broken down into
two 2D problems
– Horizontal Alignment (plan view)
– Vertical Alignment (profile view)
• Stationing
– Along horizontal alignment
– 12+00 = 1,200 ft (m).
Piilani Highway on Maui
Horizontal Alignment
 Adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang
horizontal. Dikenal juga dengan sebutan
“situasi jalan” atau “trase jalan”
 Terdiri dari garis-garis lurus yang
dihubungkan dengan garis-garis lengkung.
Garis lengkung dapat terdiri dari busur
lingkaran ditambah busur peralihan, busur
peralihan saja ataupun busur lingkaran saja.
Stationing
Horizontal Alignment
Vertical Alignment
Stationing
Horizontal Alignment
Sta 1 + 00 Sta 2 + 00
Sta 1 + 100 Sta 1 + 200 Sta 1 + 300 dst Sta 1 + 900
Horizontal Curve Fundamentals
R
T
TC CT
PI
M
E
R
Δ
Δ/2
Δ/2
Δ/2
R
R
D

 000
,
18
180
100








2
tan

 R
T
D
R
L




100
180

L
Horizontal Curve Fundamentals










 1
2
cos
1
R
E





 


2
cos
1
R
M
R
T
TC CT
PI
M
E
R
Δ
Δ/2
Δ/2
Δ/2
L
Problem example
A horizontal curve is designed with a 1500 ft.
radius. The tangent length is 400 ft. and the PI
station is 20+00. What are the TC and CT stations?
Since we know R and T, we can calculate ∆ from the formula:
T = R(tan∆/2) = tan ½ Δ = T/R = 0,267  Δ = 29.86 degrees
L = (π/180) . R x Δ = (3.14/180) . 1500 x Δ = 0.0174 x 1500 Δ =
780 feet
STA TC = (STA PI – 400 feet) = (20 + 000) – (0 + 400) = 19 +
600
STA CT = STA TC + L = 19 + 600 + (0 + 780) = 20 + 380
Diukur dari PI  STA CT = STA PI + (0 + 400) = (20 + 000) + (0
+ 400) = 20 + 400
Horizontal Curve Fundamentals
Compound – two or more curves in succession, turning in the
same direction.
Horizontal Curve Fundamentals
Reverse – two simple curves with equal radii turning in opposite
directions with a common tangent.
Horizontal Curve Fundamentals
Spiral – also called transition curves; placed between
tangents and circular curves or between two adjacent
circular curves having substantially different radii.
Horizontal Curve Fundamentals
Spiral – also called transition curves; placed between
tangents and circular curves or between two adjacent
circular curves having substantially different radii.
Horizontal Curve Formulas
Degree of Curve (D) – angle subtended by 100 ft or 25 meter
arc along horizontal curve. Measure of “sharpness” of curve.
Gaya Sentrifugal
 Apabila suatu kendaraan bergerak dengan kecepatan
tetap V km/jam pada bidang datar atau miring dengan
lintasan berbentuk suatu lengkung seperti lingkaran,
maka pada kendaraan tersebut akan bekerja gaya
kecepatan V dan gaya sentrifugal F. Gaya sentrifugal
mendorong kendaraan secara radial keluar dari jalur
jalannya berarah tegak lurus terhadap gaya kecepatan V.
Gaya ini menimbulkan rasa tidak nyaman pada
pengemudi.
Gaya Sentrifugal
(cont)
 Gaya sentrifugal F = m . a; di mana m = masa = G/g
 G = Berat kendaraan
 g = gaya gravitasi bumi
 a = percepatan sentrifugal = 𝑽𝟐
𝑹
 V = kecepatan kendaraan
 R = jari-jari lengkung lintasan
Gaya Sentrifugal
(cont)
 Gaya sentrifugal F = m . a; di mana m = masa = G/g
 G = Berat kendaraan
 g = gayag ravitasi bumi
 a = percepatan sentrifugal = 𝑽𝟐
𝑹
 V = kecepatan kendaraan
 R = jari-jari lengkung lintasan
Dengan demikian gaya sentrifugal dapat ditulis sebagai:
𝑭 =
𝑮
𝒈
𝑽𝟐
𝑹
Gaya Sentrifugal
(cont)
 Untuk dapat mempertahankan kendaraan tersebut
tetap pada lajurnya, maka perlu adanya gaya yang dapat
mengimbangi gaya tersebut sehingga terjadi suatu
keseimbangan.
 Gaya yang mengimbangi gaya sentrifugal berasal dari:
 Gaya gesekan melintang antara ban kendaraan dengan
permukaan jalan,
 Komponen berat kendaraan akibat kemiringan melintang
permukaan jalan.
Gaya Sentrifugal
(cont)
Gaya sentrifugal pada lengkung horizontal
Gaya Sentrifugal
(cont)
Gaya gesekan melintang (Fs) antara ban kendaraan
dan permukaan jalan
 Gaya gesekan melintang (Fs) adalah besarnya gesekan
yang timbul antara ban dan permukaan jalan dalam arah
melintang jalan yang berfungsi untuk mengimbangi gaya
sentrifugal.
 Perbandingan antara gaya gesekan melintang dan gaya
normal yang bekerja disebut koefisien gesekan melintang
 Besarnya koefisien gesekan melintang dipengaruhi oleh:
jenis dan kondisi ban, tekanan udara dalam ban,
kekasaran permukaan jalan, kecepatan kendaraan, dan
keadaan cuaca.
Gaya Sentrifugal
(cont)
Untuk perencanaan, disarankan
mempergunakan nilai koefisien
gesekan melintang dari grafik
pada slide berikut:
Gaya Sentrifugal
(cont)
Untuk V rencana < 80 km/j digunakan f = -0.00065 V + 0.192, dan
untuk V = 80 – 112 km/j  f = - 0.00125 V + 0.24
Superelevasi
Komponen berat kendaraan untuk mengimbangi
gaya sentrifugal diperoleh dengan membuat
kemiringan melintang jalan, yang disebut dengan
SUPERELEVASI.
Superelevasi maksimum dibatasi oleh:
 Keadaan cuaca,
 Jalan yang berada di daerah yang sering turun
hujan,
 Keadaan medan (datar, berbukit-bukit,
pegunungan)
SUPERELEVATION
cp
f
p F
F
W 




 cos
sin
cos
sin
2
2
v
v
s
gR
WV
gR
WV
W
f
W 










α
Fc
W 1 ft
e
≈
Rv
W = berat kendaraan
𝑮 𝒔𝒊𝒏𝜶 + 𝑭𝒔 =
𝑮
𝒈
𝑽𝟐
𝑹
𝐜𝐨𝐬 𝜶
𝑮 𝐬𝐢𝐧 𝜶 + 𝒇 𝑮 𝐜𝐨𝐬 𝜶 +
𝑮
𝒈
𝑽𝟐
𝑹
𝐬𝐢𝐧 𝜶 =
𝑮
𝒈
𝑽𝟐
𝑹
𝐜𝐨𝐬 𝜶
𝑮 𝐬𝐢𝐧 𝜶 + 𝒇 𝑮 𝐜𝐨𝐬 𝜶 =
𝑮
𝒈
𝑽𝟐
𝑹
𝐜𝐨𝐬 𝜶 − 𝒇 𝐬𝐢𝐧 𝜶
𝑮
𝐬𝐢𝐧 𝜶
𝐜𝐨𝐬 𝜶
+ 𝒇𝑮 =
𝑮
𝒈
𝑽𝟐
𝑹
𝟏 − 𝒇 𝒕𝒈 𝜶
𝒆 = 𝒕𝒈 𝜶 → 𝒆 + 𝒇 =
𝑽^𝟐
𝒈𝑹
𝟏 − 𝒆𝒇 →
𝒆 + 𝒇
𝟏 − 𝒆𝒇
=
𝑽𝟐
𝒈𝑹
Kecil
Nilai ef kecil maka diabaikan sehingga:
𝒆 + 𝒇 =
𝑽𝟐
𝒈𝑹
Jika V dinyatakan dalam km/jam, 𝒈 = 𝟗. 𝟖𝟏 𝒎/𝒅𝒆𝒕𝟐
, dan R dalam m’,
maka diperoleh:
𝒆 + 𝒇 =
𝑽𝟐
𝟏𝟐𝟕 𝑹
Ketajaman lengkung horizontal dinyatakan dengan besarnya radius
dari lengkung tersebut atau dengan besarnya derajad lengkung.
Derajad lengkung adalah besarnya sudut lengkung yang menghasilkan
Panjang busur 25 meter.
Semakin besar R semakin kecil D dan
semakin tumpul horizontal rencana.
Sebaliknya semakin kecil R, semakin
besar D dan semakin tajam lengkung
horisontal yang direncanakan. Ini
berarti:
𝑫 =
𝟐𝟓
𝟐𝝅𝑹
𝒙 𝟑𝟔𝟎𝟎
𝑫 =
𝟏𝟒𝟑𝟐. 𝟑𝟗
𝑹
R dalam m’
Radius minimum atauderajadlengkungmaksimum
 Dari persamaan: 𝒆 + 𝒇 = 𝑽𝟐
𝟏𝟐𝟕𝑹 terlihat bahwa
besarnya radius lengkung horizontal dipengaruhi oleh
nilai e dan f serta nilai V rencana.
 Ini berarti terdapat nilai radius minimum atau derajad
lengkung maksimum untuk nilai superelevasi maksimum
dan koefisien gesekan melintang maksimum.
 Lengkung terebut dinamakan lengkung tertajam yang
dapat direncanakan untuk satu nilai V rencana yang
dipilih pada satu nilai superelevasi maksimum.
R minimum dapat ditentukan dengan memperguna-
kan rumus:
𝑹𝒎𝒊𝒏 =
𝑽𝟐
𝟏𝟐𝟕 𝒆𝒎𝒂𝒌𝒔 + 𝒇𝒎𝒂𝒌𝒔
Atau:
𝑫𝒎𝒂𝒌𝒔 =
𝟏𝟖𝟏𝟗𝟏𝟑, 𝟓𝟑 𝒆𝒎𝒂𝒌𝒔 + 𝒇𝒎𝒂𝒌𝒔
𝑽𝟐
Tabel besarnya 𝑹𝒎𝒊𝒏 dan 𝑫𝒎𝒂𝒌𝒔untuk beberapa 𝑽𝒓𝒆𝒏𝒄𝒂𝒏𝒂
Hubungan antara (e + f) dan R atau D untuk beberapa
V rencana pada Superelevasi maksimum 8% dan 10%
Distribusi nilai Superelevasi dan koefisien gesekan
melintang.
 Gaya sentrifugal yang timbul diimbangi bersama-sama
oleh komponen berat kendaraan akibat adanya super-
elevasi dan gaya gesekan melintang antara ban dan
permukaan perkerasan.
 Nilai ekstrim diperoleh untuk kondisi jalan lurus di mana
radius lengkung adalah tak terhingga.
 Nilai ekstrim yang lain adalah untuk kondisi lengkung
tertajam untuk satu kecepatan rencana, yaitu untuk
lengkung dengan radius minimum.
 Berarti:
𝒆 + 𝒇 = 𝟎 → 𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒓𝒖𝒔, 𝑹 ~
𝒆 + 𝒇 = 𝒆 + 𝒇 𝒎𝒂𝒌𝒔
→ 𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒍𝒆𝒏𝒈𝒌𝒖𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑹 = 𝑹𝒎𝒊𝒏
Metode pendistribusian nilai e
dan f berdasarkan AASHTO’90
(contoh untuk kecepatan
rencana 60km/jam dan e
maksimum 10%)
a
b
c
A1
A2
A3
 Bentuk hubungan garis lurus juga berlaku jika peninjauan
dilakukan untuk kecepatan jalan rata-rata yang biasanya
lebih rendah dari 𝑽𝒓 (𝑽 𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 = +𝟖𝟎% − 𝟗𝟎% 𝑽𝒓)
(gambar c)
 Sebagai contoh diambil Vr = 60km/jam dan e maks =
10%. Berdasarkan table atau gambar slide 19, diperoleh f
maksimum = 0.153.
 Titik A1 dan A2 dengan mempergunakan rumus berikut:
𝒆𝒎𝒂𝒌𝒔 + 𝒇𝒎𝒂𝒌𝒔 =
𝑽𝟐
𝟏𝟐𝟕 𝑹𝒎𝒊𝒏
 Diperoleh Rmin = 112 m. Ini berarti untuk Vr = 60km/jam
dan superelevasi e = 10% lengkung, tertajam yang
diperkenankan adalah lengkung dengan R = 112 m atau
Dmaks = 12.79 derajad.
s.d
.
Jadi:
A1 menunjukkan kondisi untuk 𝒆𝒎𝒂𝒌𝒔 = 𝟎. 𝟏𝟎; 𝑫𝒎𝒂𝒌𝒔 = 𝟏𝟐. 𝟕𝟗𝟎
A2 menunjukkan kondisi untuk 𝒇𝒎𝒂𝒌𝒔= 𝟎. 𝟏𝟓𝟑; 𝑫𝒎𝒂𝒌𝒔 = 𝟏𝟐. 𝟕𝟗𝟎
A1 diperoleh dengan mempergunakan kecepatan jalan rata-rata
V jalan (Vj) diambil = 54 km/jam, jadi pada keadaan lengkung dengan
R = Rmin = 112 m, dan e = e maks = 0.010, f yang diperlukan menjadi:
𝟎. 𝟏𝟎 + 𝒇 =
𝟓𝟒𝟐
𝟏𝟐𝟕 𝒙 𝟏𝟏𝟐
→ 𝒇 = 𝟎. 𝟏𝟎
Berarti titik A3 menunjukkan kondisi dengan:
E = e maks = 0.10; D = D maks = 12.79 derajad; f = 0.10
Perubahan kemiringan melintang
Diagram superelevasi dengan sumbu jalan sebagai sumbu putar
Diagram superelevasi dengan tepi dalam perkerasan sebagai
sumbu putar pada jalan tanpa median
Diagram superelevasi dengan tepi luar perkerasan sebagai sumbu
putar pada jalan dengan median
Superelevation Transition
from the 2001 Caltrans Highway Design Manual
FYI – NOT TESTABLE
SUPERELEVATION TRANSITION
from AASHTO’s A Policy on Geometric Design of Highways and Streets 2001
FYI – NOT TESTABLE
BENTUK LENGKUNG HORIZONTAL
• Lengkung busur lingkaran sederhana (circle)
• Lengkung busur lingkaran dengan lengkung
peralihan (spiral-circle-spiral)
• Lengkung peralihan saja (spiral-spiral)
Horizontal Curve Fundamentals
R
T
TC CT
PI
M
E
R
Δ
Δ/2
Δ/2
Δ/2
R
R
D

 000
,
18
180
100








2
tan

 R
T
D
R
L




100
180

L
LENGKUNG HORISONTAL SEDERHANA










 1
2
cos
1
R
E





 


2
cos
1
R
M
R
T
TC CT
PI
M
E
R
Δ
Δ/2
Δ/2
Δ/2
L
LENGKUNG PERALIHAN
Keuntungan:
 Pengemudi dapat dengan mudah mengikuti lajur
yang telah disediakan  aman & nyaman
 Memungkinkan mengadakan perubahan dari lereng
jalan normal ke superelevasi secara ber-angsur-
angsur sesuai dengan F yang timbul.
 Memungkinkan mengadakan peralihan pelebaran
perkerasan yang diperlukan dari jalan lurus ke
kebutuhan lebar perkerasan pada tikungan yang
tajam.
 Menambah keindahan bentuk jalan
BENTUK LENGKUNG SPIRAL-CIRCLE-SPRIAL
Lengkung spiral-lingkaran-spiral
LENGKUNG SPIRAL-CIRCLE-SPIRAL
Guna membuat ruangan untuk spiral
sehingga lengkung lingkaran dapat di-
tempatkan di ujung lengkung spiral, maka
lengkung lingkaran tersebut digeser
kedalam pada posisi FF’ di mana HF = H’F’
= p terletak sejauh k dari awal lengkung
peralihan.
Dari pers. 3.7 dan 3.8 telah ditentukan koordinat sembarang titik P
pada spiral yaitu: 𝒙 = 𝑳 𝟏 − 𝑳𝟐
𝟒𝟎𝑹𝟐
; 𝒚 = 𝑳𝟐
𝟔𝑹
Jika Panjang lengkung peralihan dari TS ke SC adalah Ls dan R pada
SC adalah Rc, maka sesuai dengan pers. 3.9 dan 3.10:
𝑿𝒔 = 𝑳𝒔 𝟏 − 𝑳𝒔
𝟐 𝟒𝟎𝑹𝒄 ; 𝒀𝒔 = 𝑳𝒔
𝟐 𝟔𝑹𝒄
Hal. 29
PANJANG LENGKUNG PERALIHAN
Lengkung peralihan berbentuk spiral pada lengkung horizontal
Persamaan 9
= Pers. 10
LENGKUNG SPRIAL-CIRCLE-SPIRAL
Selanjutnya lihat persamaan 3.11 s.d. 3.14 pada
buku halaman 30 untuk besarnya sudut spiral
sepanjang Ls
PANJANG LENGKUNG PERALIHAN
• Panjang lengkung peralihan minimum yang
dibutuhkan menurut Bina Marga:
𝑒 + 𝑒𝑛
𝐿𝑠
≤
1
𝑚𝑚𝑎𝑘𝑠
𝐿𝑠 ≥ 𝑒 + 𝑒𝑛 𝐵 𝑥 𝑚𝑚𝑎𝑘𝑠
PANJANG LENGKUNG PERALIHAN
MENURUT “SHORT”
Halaman 30
Rumus SHORT:
Ls = 0.022 V^3/(R.C)  pers. 3.15
PANJANG BAGIAN PERALIHAN PADA
TANGEN DAN LENGKUNG
• Bina Marga menempatkan 3/4 Ls’ di bagian
lurus (kiri TC atau kanan CT) dan ¼ Ls’
ditempatkan di bagian lengkung (kanan TC
atau kiri CT).
• AASHTO menempatkan 2/3 Ls’ di bagian
lurus (kiri TC atau kanan CT) dan 1/3 Ls’ di
bagian lengkung (kanan TC atau kiri CT)
PANJANG LENGKUNG PERALIHAN
Panjang lengkung peralihan menurut Bina Marga dan AASHTO
LANDAI RELATIF
Landai relatif:
 Besarnya kelandaian akibat perbedaan elevasi tepi
perkerasan sebelah luar sepanjangl engkung peralihan.
 Rumus Bina Marga untuk landau relatif:
1 𝑚 = ℎ 𝐿𝑠 = 𝑒 + 𝑒𝑛 𝐵 𝐿𝑠
1 𝑚 = 𝑙𝑎𝑛𝑑𝑎𝑖 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
𝐿𝑠 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑙𝑖ℎ𝑎𝑛
B = lebar jalur 1 arah (m)
e = superelevasi (m/m)
𝑒𝑛 = 𝑘𝑒𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
CONTOH SOAL LENGKUNG HORIZONTAL
Contoh soal
Suatu tikungan mempunyai data sbb:
V = 60 km/jam; e-maks = 0.10 dan sudut β = 20°
Labar jalan = 2 x 3.75 m’ tanpa median
Kemiringan melintang normal = 2%
Direncanakan lengkung berbentuk lingkaran sederhana dengan R
= 716 m’
Penyelesaian:
𝑽𝑹 = 𝟔𝟎𝒌𝒎𝒋; 𝒆𝒎𝒂𝒌𝒔 = 𝟎, 𝟏𝟎; 𝑹 = 𝟕𝟏𝟔 𝒎′ e = 0.029 dan
Ls = 50 m’
Halaman 36
PENYELESAIAN SOAL
Penyelesaian:
𝑽𝑹 = 𝟔𝟎𝒌𝒎𝒋; 𝒆𝒎𝒂𝒌𝒔 = 𝟎, 𝟏𝟎; 𝑹 = 𝟕𝟏𝟔 𝒎′
𝒆 + 𝒇 =
𝑽𝟐
𝟏𝟐𝟕 𝑹
→ 𝒆 + 𝟎. 𝟏𝟓𝟑 =
𝟑𝟔𝟎𝟎
𝟏𝟐𝟕 𝒙 𝟕𝟏𝟔
→ 𝒆 = 𝟎. 𝟎𝟐𝟗
Diagram superelevasi
Diagram superelevasi soal 1
Pelebaran pada lengkung peralihan
Contoh perhitungan:
Suatu jalan mempunyai data sbb:
V = 60km/jam; e maks = 10%, β= 20°, lebar jalan 2 x 3.75 m’ tanpa
median. Kemiringan melintang normal jalan = 2%. Jalan berbelok
kekanan direncanakan dengan menggunakan lengkung S-C-S dengan
Rc = 318 m’, Ls = 50 m’
Untuk metode Bina Marga dari persamaan diperoleh:
𝜽𝒔 = 𝑳𝒔 . 𝟗𝟎 𝝅. 𝑹 = 𝟓𝟎 𝒙 𝟗𝟎 𝟑. 𝟏𝟒 𝒙 𝟑𝟏𝟖 = 𝟒. 𝟓𝟎𝟒𝒐
𝜽𝒄 = 𝜷 − 𝟐𝜽𝒔 = 𝟐𝟎 − 𝟐 𝒙 𝟒. 𝟓𝟎𝟒 = 𝟏𝟎. 𝟗𝟗𝒐
𝑳𝒄 = 𝜽𝒄 𝟑𝟔𝟎 𝒙 𝟐𝝅𝑹𝒄 = 𝟏𝟎. 𝟗𝟗 𝟑𝟔𝟎 𝒙 𝟐𝝅𝟑. 𝟏𝟖 = 𝟔𝟎, 𝟗𝟗𝟔 𝒎 (
> 𝟐𝟎𝒎)
𝑳 = 𝑳𝒄 + 𝟐𝑳𝒔 = 𝟔𝟎. 𝟗𝟗𝟔 + 𝟏𝟎𝟎 = 𝟏𝟔𝟎. 𝟗𝟗𝟔 𝒎′
Dan seterusnya lihat buku, didapatkan data lengkung S-C-S sbb:
Halamn 39
Halaman 41
Contoh perhitungan:
V = 60km/jam: Es = 5.239 m’; Ls = 50 m’
β = 20°; Ts = 81.12 m’; Lc = 60.996 m’
Θs = 4.504°; L = 160.996 m’; p = 0.328 m’
Rc = 318 m’; e = 5.9%; k = 24.99 m’
Landai relatif (BM) = {0.02 + 0.059) x 3.75}/50 = 0.00593
Diagram superelevasi S-C-S
Landai relatif
Contoh perhitungan lengkung spiral - spiral:
V = 60km/jam: Es = 3.29 m’; Ls = 55.50 m’
β = 20°; Ts = 55.90 m’; Lc = 0 m’
Θs = 10°; L = 111.0 m’; p = 0.82 m’
Rc = 159 m’; e = 9.1%; k = 27.72 m’
Landai relatif (BM) = {0.02 + 0.091) x 3.75}/55.50 = 0.0075
Diagram superelevasi lengkung S – S dengan metode BM
PELEBARAN PERKERASAN JALAN PADA TIKUNGAN
JARAK PANDANG LENGKUNG HORIZONTAL
Halaman 49
Halaman 49
SOAL - SOAL
No. 1.
Two rural highway tangents intersecting in at an angle of
20 degrees are to be connected by circle horizontal curve
have superelevation e = 6%. For a design speed of
80km/hour, find:
a. Radius of the curve
b. Length of the curve
c. External distance
d. Length of the tangent.
No. 2.
A horizontal curve on single-lane highway has its TC at
station 124 + 10 and its PI at station 134 + 40. The curve
havea superelevation of 0.06 ft/ft and its design for speed
80km/hour. Find is the station for CT.
No. 3.
A horizontal curve on single-lane freeway ramp is 400
meter long, and the design speed of the ramp is 60
km/hour. If the superelevation is 10% how much distance
much be cleared from thye centre of the lane to provide
adequate stopping sight distance.
No. 4.
Given a horizontal curve with 1250 meter radius. Estimate
the minimum length of spiral necessary for a smooth from
tangent alignment to the circular curve. The design speed
is 80km/hour.
No. 5.
Suatu jalan mempunyai data sebagai berikut:
V = 60 km/jam; e maks = 10%, β = 20 derajad;
lebar jalan = 2 x 3.75b m’ tanpa median.
Kemiringan normal jalan = 2%. Jalan berbelok ke kanan
direncanakan dengan menggunakan lengkung S-C-S
dengan Rc = 400 m’ dan Ls = 50 m’
Rencanakan jalan tersebut, gambar diagram
superelevasinya.
Contoh perhitungan:
V = 60km/jam: Es = 5.239 m’; Ls = 50 m’
β = 20°; Ts = 81.12 m’; Lc = 60.996 m’
Θs = 4.504°; L = 160.996 m’; p = 0.328 m’
Rc = 318 m’; e = 5.9%; k = 24.99 m’
Landai relatif (BM) = {0.02 + 0.059) x 3.75}/50 = 0.00593
Diagram superelevasi S-C-S
Landai relatif

More Related Content

Similar to Horizontal Alignment

Kinematika dua dimensi
Kinematika dua dimensiKinematika dua dimensi
Kinematika dua dimensijajakustija
 
alinemen verrtikal
alinemen verrtikalalinemen verrtikal
alinemen verrtikalaziiznurs
 
ALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptx
ALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptxALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptx
ALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptxFakhriWahidSanjaya
 
13016 1-711344437848
13016 1-71134443784813016 1-711344437848
13016 1-711344437848Ishak Enginer
 
Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatanAdunk Putra
 
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdf
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdfMATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdf
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdfAnanto6
 
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN DRAINASENYA PADA JALAN CINERE-JAGORAWI
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN DRAINASENYA PADA JALAN CINERE-JAGORAWIPERENCANAAN GEOMETRIK DAN DRAINASENYA PADA JALAN CINERE-JAGORAWI
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN DRAINASENYA PADA JALAN CINERE-JAGORAWIMurni Umiasih
 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanE Sanjani
 
Kinematika satu dimensi
Kinematika satu dimensiKinematika satu dimensi
Kinematika satu dimensijajakustija
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) NitaMewaKameliaSiman
 
2 grk parabola&melingkar
2 grk parabola&melingkar2 grk parabola&melingkar
2 grk parabola&melingkarAgus Purnomo
 
6.2 dan 6.3.docx
6.2 dan 6.3.docx6.2 dan 6.3.docx
6.2 dan 6.3.docxFrederiko1
 
Rumus gerak melingkar
Rumus gerak melingkarRumus gerak melingkar
Rumus gerak melingkarAde Hidayat
 

Similar to Horizontal Alignment (20)

Kinematika dua dimensi
Kinematika dua dimensiKinematika dua dimensi
Kinematika dua dimensi
 
alinemen verrtikal
alinemen verrtikalalinemen verrtikal
alinemen verrtikal
 
Kecepatan & Percepatan
Kecepatan & PercepatanKecepatan & Percepatan
Kecepatan & Percepatan
 
ALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptx
ALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptxALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptx
ALINEMEN-VERTIKAL-pak-iman-1.pptx
 
04 bab 3
04 bab 304 bab 3
04 bab 3
 
04 bab 3
04 bab 304 bab 3
04 bab 3
 
13016 1-711344437848
13016 1-71134443784813016 1-711344437848
13016 1-711344437848
 
Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatan
 
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdf
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdfMATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdf
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdf
 
F10 - Gerak Melingkar.pdf
F10 - Gerak Melingkar.pdfF10 - Gerak Melingkar.pdf
F10 - Gerak Melingkar.pdf
 
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN DRAINASENYA PADA JALAN CINERE-JAGORAWI
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN DRAINASENYA PADA JALAN CINERE-JAGORAWIPERENCANAAN GEOMETRIK DAN DRAINASENYA PADA JALAN CINERE-JAGORAWI
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN DRAINASENYA PADA JALAN CINERE-JAGORAWI
 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
 
Kinematika satu dimensi
Kinematika satu dimensiKinematika satu dimensi
Kinematika satu dimensi
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 
2 grk parabola&melingkar
2 grk parabola&melingkar2 grk parabola&melingkar
2 grk parabola&melingkar
 
6.2 dan 6.3.docx
6.2 dan 6.3.docx6.2 dan 6.3.docx
6.2 dan 6.3.docx
 
5. Aplikasi Limit.pptx
5. Aplikasi Limit.pptx5. Aplikasi Limit.pptx
5. Aplikasi Limit.pptx
 
X - Fisika - Gerak Lurus
X - Fisika - Gerak LurusX - Fisika - Gerak Lurus
X - Fisika - Gerak Lurus
 
Rumus gerak melingkar
Rumus gerak melingkarRumus gerak melingkar
Rumus gerak melingkar
 
GERAK MELINGKAR - BERPUTAR.pptx
GERAK MELINGKAR - BERPUTAR.pptxGERAK MELINGKAR - BERPUTAR.pptx
GERAK MELINGKAR - BERPUTAR.pptx
 

More from FerdianoYogi

filesoal17158291666928742-230504003742-ded7dc13.pptx
filesoal17158291666928742-230504003742-ded7dc13.pptxfilesoal17158291666928742-230504003742-ded7dc13.pptx
filesoal17158291666928742-230504003742-ded7dc13.pptxFerdianoYogi
 
SEMINAR KERJA PRAKTEK ARYA.pptx
SEMINAR KERJA PRAKTEK ARYA.pptxSEMINAR KERJA PRAKTEK ARYA.pptx
SEMINAR KERJA PRAKTEK ARYA.pptxFerdianoYogi
 
Tugas II Rekayasa Pondasi - 30201900009 - Abdulloh Mutholib.pptx
Tugas II Rekayasa Pondasi - 30201900009 - Abdulloh Mutholib.pptxTugas II Rekayasa Pondasi - 30201900009 - Abdulloh Mutholib.pptx
Tugas II Rekayasa Pondasi - 30201900009 - Abdulloh Mutholib.pptxFerdianoYogi
 
PRESENTASI KP FERDIANO YOGI PRADANA (30201900087).pptx
PRESENTASI KP FERDIANO YOGI PRADANA (30201900087).pptxPRESENTASI KP FERDIANO YOGI PRADANA (30201900087).pptx
PRESENTASI KP FERDIANO YOGI PRADANA (30201900087).pptxFerdianoYogi
 
Tugas Amdal - Kelompok 1.pptx
Tugas Amdal - Kelompok 1.pptxTugas Amdal - Kelompok 1.pptx
Tugas Amdal - Kelompok 1.pptxFerdianoYogi
 

More from FerdianoYogi (7)

PPT KP ANDRE.pptx
PPT KP ANDRE.pptxPPT KP ANDRE.pptx
PPT KP ANDRE.pptx
 
filesoal17158291666928742-230504003742-ded7dc13.pptx
filesoal17158291666928742-230504003742-ded7dc13.pptxfilesoal17158291666928742-230504003742-ded7dc13.pptx
filesoal17158291666928742-230504003742-ded7dc13.pptx
 
SEMINAR KERJA PRAKTEK ARYA.pptx
SEMINAR KERJA PRAKTEK ARYA.pptxSEMINAR KERJA PRAKTEK ARYA.pptx
SEMINAR KERJA PRAKTEK ARYA.pptx
 
Tugas II Rekayasa Pondasi - 30201900009 - Abdulloh Mutholib.pptx
Tugas II Rekayasa Pondasi - 30201900009 - Abdulloh Mutholib.pptxTugas II Rekayasa Pondasi - 30201900009 - Abdulloh Mutholib.pptx
Tugas II Rekayasa Pondasi - 30201900009 - Abdulloh Mutholib.pptx
 
PRESENTASI KP FERDIANO YOGI PRADANA (30201900087).pptx
PRESENTASI KP FERDIANO YOGI PRADANA (30201900087).pptxPRESENTASI KP FERDIANO YOGI PRADANA (30201900087).pptx
PRESENTASI KP FERDIANO YOGI PRADANA (30201900087).pptx
 
Tugas Irigas.pptx
Tugas Irigas.pptxTugas Irigas.pptx
Tugas Irigas.pptx
 
Tugas Amdal - Kelompok 1.pptx
Tugas Amdal - Kelompok 1.pptxTugas Amdal - Kelompok 1.pptx
Tugas Amdal - Kelompok 1.pptx
 

Recently uploaded

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 

Recently uploaded (8)

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 

Horizontal Alignment

  • 2. Concepts of Geometry • Alignment is a 3D problem broken down into two 2D problems – Horizontal Alignment (plan view) – Vertical Alignment (profile view) • Stationing – Along horizontal alignment – 12+00 = 1,200 ft (m). Piilani Highway on Maui
  • 3. Horizontal Alignment  Adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal. Dikenal juga dengan sebutan “situasi jalan” atau “trase jalan”  Terdiri dari garis-garis lurus yang dihubungkan dengan garis-garis lengkung. Garis lengkung dapat terdiri dari busur lingkaran ditambah busur peralihan, busur peralihan saja ataupun busur lingkaran saja.
  • 5. Stationing Horizontal Alignment Sta 1 + 00 Sta 2 + 00 Sta 1 + 100 Sta 1 + 200 Sta 1 + 300 dst Sta 1 + 900
  • 6. Horizontal Curve Fundamentals R T TC CT PI M E R Δ Δ/2 Δ/2 Δ/2 R R D   000 , 18 180 100         2 tan   R T D R L     100 180  L
  • 7. Horizontal Curve Fundamentals            1 2 cos 1 R E          2 cos 1 R M R T TC CT PI M E R Δ Δ/2 Δ/2 Δ/2 L
  • 8. Problem example A horizontal curve is designed with a 1500 ft. radius. The tangent length is 400 ft. and the PI station is 20+00. What are the TC and CT stations? Since we know R and T, we can calculate ∆ from the formula: T = R(tan∆/2) = tan ½ Δ = T/R = 0,267  Δ = 29.86 degrees L = (π/180) . R x Δ = (3.14/180) . 1500 x Δ = 0.0174 x 1500 Δ = 780 feet STA TC = (STA PI – 400 feet) = (20 + 000) – (0 + 400) = 19 + 600 STA CT = STA TC + L = 19 + 600 + (0 + 780) = 20 + 380 Diukur dari PI  STA CT = STA PI + (0 + 400) = (20 + 000) + (0 + 400) = 20 + 400
  • 9. Horizontal Curve Fundamentals Compound – two or more curves in succession, turning in the same direction.
  • 10. Horizontal Curve Fundamentals Reverse – two simple curves with equal radii turning in opposite directions with a common tangent.
  • 11. Horizontal Curve Fundamentals Spiral – also called transition curves; placed between tangents and circular curves or between two adjacent circular curves having substantially different radii.
  • 12. Horizontal Curve Fundamentals Spiral – also called transition curves; placed between tangents and circular curves or between two adjacent circular curves having substantially different radii.
  • 13. Horizontal Curve Formulas Degree of Curve (D) – angle subtended by 100 ft or 25 meter arc along horizontal curve. Measure of “sharpness” of curve.
  • 14. Gaya Sentrifugal  Apabila suatu kendaraan bergerak dengan kecepatan tetap V km/jam pada bidang datar atau miring dengan lintasan berbentuk suatu lengkung seperti lingkaran, maka pada kendaraan tersebut akan bekerja gaya kecepatan V dan gaya sentrifugal F. Gaya sentrifugal mendorong kendaraan secara radial keluar dari jalur jalannya berarah tegak lurus terhadap gaya kecepatan V. Gaya ini menimbulkan rasa tidak nyaman pada pengemudi.
  • 15. Gaya Sentrifugal (cont)  Gaya sentrifugal F = m . a; di mana m = masa = G/g  G = Berat kendaraan  g = gaya gravitasi bumi  a = percepatan sentrifugal = 𝑽𝟐 𝑹  V = kecepatan kendaraan  R = jari-jari lengkung lintasan
  • 16. Gaya Sentrifugal (cont)  Gaya sentrifugal F = m . a; di mana m = masa = G/g  G = Berat kendaraan  g = gayag ravitasi bumi  a = percepatan sentrifugal = 𝑽𝟐 𝑹  V = kecepatan kendaraan  R = jari-jari lengkung lintasan Dengan demikian gaya sentrifugal dapat ditulis sebagai: 𝑭 = 𝑮 𝒈 𝑽𝟐 𝑹
  • 17. Gaya Sentrifugal (cont)  Untuk dapat mempertahankan kendaraan tersebut tetap pada lajurnya, maka perlu adanya gaya yang dapat mengimbangi gaya tersebut sehingga terjadi suatu keseimbangan.  Gaya yang mengimbangi gaya sentrifugal berasal dari:  Gaya gesekan melintang antara ban kendaraan dengan permukaan jalan,  Komponen berat kendaraan akibat kemiringan melintang permukaan jalan.
  • 18. Gaya Sentrifugal (cont) Gaya sentrifugal pada lengkung horizontal
  • 19. Gaya Sentrifugal (cont) Gaya gesekan melintang (Fs) antara ban kendaraan dan permukaan jalan  Gaya gesekan melintang (Fs) adalah besarnya gesekan yang timbul antara ban dan permukaan jalan dalam arah melintang jalan yang berfungsi untuk mengimbangi gaya sentrifugal.  Perbandingan antara gaya gesekan melintang dan gaya normal yang bekerja disebut koefisien gesekan melintang  Besarnya koefisien gesekan melintang dipengaruhi oleh: jenis dan kondisi ban, tekanan udara dalam ban, kekasaran permukaan jalan, kecepatan kendaraan, dan keadaan cuaca.
  • 20. Gaya Sentrifugal (cont) Untuk perencanaan, disarankan mempergunakan nilai koefisien gesekan melintang dari grafik pada slide berikut:
  • 21. Gaya Sentrifugal (cont) Untuk V rencana < 80 km/j digunakan f = -0.00065 V + 0.192, dan untuk V = 80 – 112 km/j  f = - 0.00125 V + 0.24
  • 22. Superelevasi Komponen berat kendaraan untuk mengimbangi gaya sentrifugal diperoleh dengan membuat kemiringan melintang jalan, yang disebut dengan SUPERELEVASI. Superelevasi maksimum dibatasi oleh:  Keadaan cuaca,  Jalan yang berada di daerah yang sering turun hujan,  Keadaan medan (datar, berbukit-bukit, pegunungan)
  • 23. SUPERELEVATION cp f p F F W       cos sin cos sin 2 2 v v s gR WV gR WV W f W            α Fc W 1 ft e ≈ Rv W = berat kendaraan
  • 24. 𝑮 𝒔𝒊𝒏𝜶 + 𝑭𝒔 = 𝑮 𝒈 𝑽𝟐 𝑹 𝐜𝐨𝐬 𝜶 𝑮 𝐬𝐢𝐧 𝜶 + 𝒇 𝑮 𝐜𝐨𝐬 𝜶 + 𝑮 𝒈 𝑽𝟐 𝑹 𝐬𝐢𝐧 𝜶 = 𝑮 𝒈 𝑽𝟐 𝑹 𝐜𝐨𝐬 𝜶 𝑮 𝐬𝐢𝐧 𝜶 + 𝒇 𝑮 𝐜𝐨𝐬 𝜶 = 𝑮 𝒈 𝑽𝟐 𝑹 𝐜𝐨𝐬 𝜶 − 𝒇 𝐬𝐢𝐧 𝜶 𝑮 𝐬𝐢𝐧 𝜶 𝐜𝐨𝐬 𝜶 + 𝒇𝑮 = 𝑮 𝒈 𝑽𝟐 𝑹 𝟏 − 𝒇 𝒕𝒈 𝜶 𝒆 = 𝒕𝒈 𝜶 → 𝒆 + 𝒇 = 𝑽^𝟐 𝒈𝑹 𝟏 − 𝒆𝒇 → 𝒆 + 𝒇 𝟏 − 𝒆𝒇 = 𝑽𝟐 𝒈𝑹 Kecil
  • 25. Nilai ef kecil maka diabaikan sehingga: 𝒆 + 𝒇 = 𝑽𝟐 𝒈𝑹 Jika V dinyatakan dalam km/jam, 𝒈 = 𝟗. 𝟖𝟏 𝒎/𝒅𝒆𝒕𝟐 , dan R dalam m’, maka diperoleh: 𝒆 + 𝒇 = 𝑽𝟐 𝟏𝟐𝟕 𝑹 Ketajaman lengkung horizontal dinyatakan dengan besarnya radius dari lengkung tersebut atau dengan besarnya derajad lengkung. Derajad lengkung adalah besarnya sudut lengkung yang menghasilkan Panjang busur 25 meter.
  • 26. Semakin besar R semakin kecil D dan semakin tumpul horizontal rencana. Sebaliknya semakin kecil R, semakin besar D dan semakin tajam lengkung horisontal yang direncanakan. Ini berarti: 𝑫 = 𝟐𝟓 𝟐𝝅𝑹 𝒙 𝟑𝟔𝟎𝟎 𝑫 = 𝟏𝟒𝟑𝟐. 𝟑𝟗 𝑹 R dalam m’
  • 27. Radius minimum atauderajadlengkungmaksimum  Dari persamaan: 𝒆 + 𝒇 = 𝑽𝟐 𝟏𝟐𝟕𝑹 terlihat bahwa besarnya radius lengkung horizontal dipengaruhi oleh nilai e dan f serta nilai V rencana.  Ini berarti terdapat nilai radius minimum atau derajad lengkung maksimum untuk nilai superelevasi maksimum dan koefisien gesekan melintang maksimum.  Lengkung terebut dinamakan lengkung tertajam yang dapat direncanakan untuk satu nilai V rencana yang dipilih pada satu nilai superelevasi maksimum.
  • 28. R minimum dapat ditentukan dengan memperguna- kan rumus: 𝑹𝒎𝒊𝒏 = 𝑽𝟐 𝟏𝟐𝟕 𝒆𝒎𝒂𝒌𝒔 + 𝒇𝒎𝒂𝒌𝒔 Atau: 𝑫𝒎𝒂𝒌𝒔 = 𝟏𝟖𝟏𝟗𝟏𝟑, 𝟓𝟑 𝒆𝒎𝒂𝒌𝒔 + 𝒇𝒎𝒂𝒌𝒔 𝑽𝟐
  • 29. Tabel besarnya 𝑹𝒎𝒊𝒏 dan 𝑫𝒎𝒂𝒌𝒔untuk beberapa 𝑽𝒓𝒆𝒏𝒄𝒂𝒏𝒂
  • 30. Hubungan antara (e + f) dan R atau D untuk beberapa V rencana pada Superelevasi maksimum 8% dan 10%
  • 31. Distribusi nilai Superelevasi dan koefisien gesekan melintang.  Gaya sentrifugal yang timbul diimbangi bersama-sama oleh komponen berat kendaraan akibat adanya super- elevasi dan gaya gesekan melintang antara ban dan permukaan perkerasan.  Nilai ekstrim diperoleh untuk kondisi jalan lurus di mana radius lengkung adalah tak terhingga.  Nilai ekstrim yang lain adalah untuk kondisi lengkung tertajam untuk satu kecepatan rencana, yaitu untuk lengkung dengan radius minimum.  Berarti: 𝒆 + 𝒇 = 𝟎 → 𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒓𝒖𝒔, 𝑹 ~ 𝒆 + 𝒇 = 𝒆 + 𝒇 𝒎𝒂𝒌𝒔 → 𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒍𝒆𝒏𝒈𝒌𝒖𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑹 = 𝑹𝒎𝒊𝒏
  • 32.
  • 33. Metode pendistribusian nilai e dan f berdasarkan AASHTO’90 (contoh untuk kecepatan rencana 60km/jam dan e maksimum 10%) a b c A1 A2 A3
  • 34.  Bentuk hubungan garis lurus juga berlaku jika peninjauan dilakukan untuk kecepatan jalan rata-rata yang biasanya lebih rendah dari 𝑽𝒓 (𝑽 𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 = +𝟖𝟎% − 𝟗𝟎% 𝑽𝒓) (gambar c)  Sebagai contoh diambil Vr = 60km/jam dan e maks = 10%. Berdasarkan table atau gambar slide 19, diperoleh f maksimum = 0.153.  Titik A1 dan A2 dengan mempergunakan rumus berikut: 𝒆𝒎𝒂𝒌𝒔 + 𝒇𝒎𝒂𝒌𝒔 = 𝑽𝟐 𝟏𝟐𝟕 𝑹𝒎𝒊𝒏  Diperoleh Rmin = 112 m. Ini berarti untuk Vr = 60km/jam dan superelevasi e = 10% lengkung, tertajam yang diperkenankan adalah lengkung dengan R = 112 m atau Dmaks = 12.79 derajad. s.d .
  • 35. Jadi: A1 menunjukkan kondisi untuk 𝒆𝒎𝒂𝒌𝒔 = 𝟎. 𝟏𝟎; 𝑫𝒎𝒂𝒌𝒔 = 𝟏𝟐. 𝟕𝟗𝟎 A2 menunjukkan kondisi untuk 𝒇𝒎𝒂𝒌𝒔= 𝟎. 𝟏𝟓𝟑; 𝑫𝒎𝒂𝒌𝒔 = 𝟏𝟐. 𝟕𝟗𝟎 A1 diperoleh dengan mempergunakan kecepatan jalan rata-rata V jalan (Vj) diambil = 54 km/jam, jadi pada keadaan lengkung dengan R = Rmin = 112 m, dan e = e maks = 0.010, f yang diperlukan menjadi: 𝟎. 𝟏𝟎 + 𝒇 = 𝟓𝟒𝟐 𝟏𝟐𝟕 𝒙 𝟏𝟏𝟐 → 𝒇 = 𝟎. 𝟏𝟎 Berarti titik A3 menunjukkan kondisi dengan: E = e maks = 0.10; D = D maks = 12.79 derajad; f = 0.10
  • 37. Diagram superelevasi dengan sumbu jalan sebagai sumbu putar
  • 38. Diagram superelevasi dengan tepi dalam perkerasan sebagai sumbu putar pada jalan tanpa median
  • 39. Diagram superelevasi dengan tepi luar perkerasan sebagai sumbu putar pada jalan dengan median
  • 40. Superelevation Transition from the 2001 Caltrans Highway Design Manual FYI – NOT TESTABLE
  • 41. SUPERELEVATION TRANSITION from AASHTO’s A Policy on Geometric Design of Highways and Streets 2001 FYI – NOT TESTABLE
  • 42. BENTUK LENGKUNG HORIZONTAL • Lengkung busur lingkaran sederhana (circle) • Lengkung busur lingkaran dengan lengkung peralihan (spiral-circle-spiral) • Lengkung peralihan saja (spiral-spiral)
  • 43. Horizontal Curve Fundamentals R T TC CT PI M E R Δ Δ/2 Δ/2 Δ/2 R R D   000 , 18 180 100         2 tan   R T D R L     100 180  L
  • 44. LENGKUNG HORISONTAL SEDERHANA            1 2 cos 1 R E          2 cos 1 R M R T TC CT PI M E R Δ Δ/2 Δ/2 Δ/2 L
  • 45. LENGKUNG PERALIHAN Keuntungan:  Pengemudi dapat dengan mudah mengikuti lajur yang telah disediakan  aman & nyaman  Memungkinkan mengadakan perubahan dari lereng jalan normal ke superelevasi secara ber-angsur- angsur sesuai dengan F yang timbul.  Memungkinkan mengadakan peralihan pelebaran perkerasan yang diperlukan dari jalan lurus ke kebutuhan lebar perkerasan pada tikungan yang tajam.  Menambah keindahan bentuk jalan
  • 47. LENGKUNG SPIRAL-CIRCLE-SPIRAL Guna membuat ruangan untuk spiral sehingga lengkung lingkaran dapat di- tempatkan di ujung lengkung spiral, maka lengkung lingkaran tersebut digeser kedalam pada posisi FF’ di mana HF = H’F’ = p terletak sejauh k dari awal lengkung peralihan. Dari pers. 3.7 dan 3.8 telah ditentukan koordinat sembarang titik P pada spiral yaitu: 𝒙 = 𝑳 𝟏 − 𝑳𝟐 𝟒𝟎𝑹𝟐 ; 𝒚 = 𝑳𝟐 𝟔𝑹 Jika Panjang lengkung peralihan dari TS ke SC adalah Ls dan R pada SC adalah Rc, maka sesuai dengan pers. 3.9 dan 3.10: 𝑿𝒔 = 𝑳𝒔 𝟏 − 𝑳𝒔 𝟐 𝟒𝟎𝑹𝒄 ; 𝒀𝒔 = 𝑳𝒔 𝟐 𝟔𝑹𝒄 Hal. 29
  • 48. PANJANG LENGKUNG PERALIHAN Lengkung peralihan berbentuk spiral pada lengkung horizontal Persamaan 9 = Pers. 10
  • 49. LENGKUNG SPRIAL-CIRCLE-SPIRAL Selanjutnya lihat persamaan 3.11 s.d. 3.14 pada buku halaman 30 untuk besarnya sudut spiral sepanjang Ls
  • 50. PANJANG LENGKUNG PERALIHAN • Panjang lengkung peralihan minimum yang dibutuhkan menurut Bina Marga: 𝑒 + 𝑒𝑛 𝐿𝑠 ≤ 1 𝑚𝑚𝑎𝑘𝑠 𝐿𝑠 ≥ 𝑒 + 𝑒𝑛 𝐵 𝑥 𝑚𝑚𝑎𝑘𝑠
  • 51. PANJANG LENGKUNG PERALIHAN MENURUT “SHORT” Halaman 30 Rumus SHORT: Ls = 0.022 V^3/(R.C)  pers. 3.15
  • 52. PANJANG BAGIAN PERALIHAN PADA TANGEN DAN LENGKUNG • Bina Marga menempatkan 3/4 Ls’ di bagian lurus (kiri TC atau kanan CT) dan ¼ Ls’ ditempatkan di bagian lengkung (kanan TC atau kiri CT). • AASHTO menempatkan 2/3 Ls’ di bagian lurus (kiri TC atau kanan CT) dan 1/3 Ls’ di bagian lengkung (kanan TC atau kiri CT)
  • 53. PANJANG LENGKUNG PERALIHAN Panjang lengkung peralihan menurut Bina Marga dan AASHTO
  • 54. LANDAI RELATIF Landai relatif:  Besarnya kelandaian akibat perbedaan elevasi tepi perkerasan sebelah luar sepanjangl engkung peralihan.  Rumus Bina Marga untuk landau relatif: 1 𝑚 = ℎ 𝐿𝑠 = 𝑒 + 𝑒𝑛 𝐵 𝐿𝑠 1 𝑚 = 𝑙𝑎𝑛𝑑𝑎𝑖 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝐿𝑠 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑙𝑖ℎ𝑎𝑛 B = lebar jalur 1 arah (m) e = superelevasi (m/m) 𝑒𝑛 = 𝑘𝑒𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
  • 55. CONTOH SOAL LENGKUNG HORIZONTAL Contoh soal Suatu tikungan mempunyai data sbb: V = 60 km/jam; e-maks = 0.10 dan sudut β = 20° Labar jalan = 2 x 3.75 m’ tanpa median Kemiringan melintang normal = 2% Direncanakan lengkung berbentuk lingkaran sederhana dengan R = 716 m’ Penyelesaian: 𝑽𝑹 = 𝟔𝟎𝒌𝒎𝒋; 𝒆𝒎𝒂𝒌𝒔 = 𝟎, 𝟏𝟎; 𝑹 = 𝟕𝟏𝟔 𝒎′ e = 0.029 dan Ls = 50 m’ Halaman 36
  • 56. PENYELESAIAN SOAL Penyelesaian: 𝑽𝑹 = 𝟔𝟎𝒌𝒎𝒋; 𝒆𝒎𝒂𝒌𝒔 = 𝟎, 𝟏𝟎; 𝑹 = 𝟕𝟏𝟔 𝒎′ 𝒆 + 𝒇 = 𝑽𝟐 𝟏𝟐𝟕 𝑹 → 𝒆 + 𝟎. 𝟏𝟓𝟑 = 𝟑𝟔𝟎𝟎 𝟏𝟐𝟕 𝒙 𝟕𝟏𝟔 → 𝒆 = 𝟎. 𝟎𝟐𝟗
  • 60. Contoh perhitungan: Suatu jalan mempunyai data sbb: V = 60km/jam; e maks = 10%, β= 20°, lebar jalan 2 x 3.75 m’ tanpa median. Kemiringan melintang normal jalan = 2%. Jalan berbelok kekanan direncanakan dengan menggunakan lengkung S-C-S dengan Rc = 318 m’, Ls = 50 m’ Untuk metode Bina Marga dari persamaan diperoleh: 𝜽𝒔 = 𝑳𝒔 . 𝟗𝟎 𝝅. 𝑹 = 𝟓𝟎 𝒙 𝟗𝟎 𝟑. 𝟏𝟒 𝒙 𝟑𝟏𝟖 = 𝟒. 𝟓𝟎𝟒𝒐 𝜽𝒄 = 𝜷 − 𝟐𝜽𝒔 = 𝟐𝟎 − 𝟐 𝒙 𝟒. 𝟓𝟎𝟒 = 𝟏𝟎. 𝟗𝟗𝒐 𝑳𝒄 = 𝜽𝒄 𝟑𝟔𝟎 𝒙 𝟐𝝅𝑹𝒄 = 𝟏𝟎. 𝟗𝟗 𝟑𝟔𝟎 𝒙 𝟐𝝅𝟑. 𝟏𝟖 = 𝟔𝟎, 𝟗𝟗𝟔 𝒎 ( > 𝟐𝟎𝒎) 𝑳 = 𝑳𝒄 + 𝟐𝑳𝒔 = 𝟔𝟎. 𝟗𝟗𝟔 + 𝟏𝟎𝟎 = 𝟏𝟔𝟎. 𝟗𝟗𝟔 𝒎′ Dan seterusnya lihat buku, didapatkan data lengkung S-C-S sbb: Halamn 39 Halaman 41
  • 61. Contoh perhitungan: V = 60km/jam: Es = 5.239 m’; Ls = 50 m’ β = 20°; Ts = 81.12 m’; Lc = 60.996 m’ Θs = 4.504°; L = 160.996 m’; p = 0.328 m’ Rc = 318 m’; e = 5.9%; k = 24.99 m’ Landai relatif (BM) = {0.02 + 0.059) x 3.75}/50 = 0.00593
  • 63. Contoh perhitungan lengkung spiral - spiral: V = 60km/jam: Es = 3.29 m’; Ls = 55.50 m’ β = 20°; Ts = 55.90 m’; Lc = 0 m’ Θs = 10°; L = 111.0 m’; p = 0.82 m’ Rc = 159 m’; e = 9.1%; k = 27.72 m’ Landai relatif (BM) = {0.02 + 0.091) x 3.75}/55.50 = 0.0075
  • 64. Diagram superelevasi lengkung S – S dengan metode BM
  • 65. PELEBARAN PERKERASAN JALAN PADA TIKUNGAN
  • 66.
  • 67. JARAK PANDANG LENGKUNG HORIZONTAL Halaman 49
  • 70. No. 1. Two rural highway tangents intersecting in at an angle of 20 degrees are to be connected by circle horizontal curve have superelevation e = 6%. For a design speed of 80km/hour, find: a. Radius of the curve b. Length of the curve c. External distance d. Length of the tangent.
  • 71. No. 2. A horizontal curve on single-lane highway has its TC at station 124 + 10 and its PI at station 134 + 40. The curve havea superelevation of 0.06 ft/ft and its design for speed 80km/hour. Find is the station for CT.
  • 72. No. 3. A horizontal curve on single-lane freeway ramp is 400 meter long, and the design speed of the ramp is 60 km/hour. If the superelevation is 10% how much distance much be cleared from thye centre of the lane to provide adequate stopping sight distance.
  • 73. No. 4. Given a horizontal curve with 1250 meter radius. Estimate the minimum length of spiral necessary for a smooth from tangent alignment to the circular curve. The design speed is 80km/hour.
  • 74. No. 5. Suatu jalan mempunyai data sebagai berikut: V = 60 km/jam; e maks = 10%, β = 20 derajad; lebar jalan = 2 x 3.75b m’ tanpa median. Kemiringan normal jalan = 2%. Jalan berbelok ke kanan direncanakan dengan menggunakan lengkung S-C-S dengan Rc = 400 m’ dan Ls = 50 m’ Rencanakan jalan tersebut, gambar diagram superelevasinya.
  • 75. Contoh perhitungan: V = 60km/jam: Es = 5.239 m’; Ls = 50 m’ β = 20°; Ts = 81.12 m’; Lc = 60.996 m’ Θs = 4.504°; L = 160.996 m’; p = 0.328 m’ Rc = 318 m’; e = 5.9%; k = 24.99 m’ Landai relatif (BM) = {0.02 + 0.059) x 3.75}/50 = 0.00593