SlideShare a Scribd company logo
FASILITAS ANGKUTAN
PENUMPANG DAN BARANG
CAVELL AULIA DEMITHA PUTRI
03111740000001
SOAL
1. Tampilkan foto satelit suatu kota kecil dari Google Earth, dan browsing perkiraan jumlah penduduknya.
2. Gambarkan jalur-jalur angkutan umum pada kota tersebut sesuai pola jaringan angkutan umum ideal
3. Sebutkan setiap rute mengikuti bentuk apa
4. Sebutkan moda-moda yang cocok untuk setiap rute
5. Pilih salah satu rute, dan tempatkan posisi pemberhentian-pemberhentian.
6. Hitung kapasitas jalur (Line Capacity) moda tersebut
7. Pilih salah satu pemberhentian, dan hitung dimensinya apabila demand di pemberhentian tersebut pada satu
arah adalah: Boarding X% dari line capacity dan Alighting Y% dari line capacity. (X adalah 10+a+b+c), dan Y
adalah 10+a+b+c)
8. Gambarkan cross section transitway pada 2 posisi: Posisi jalur tanpa pemberhentian dan pada posisi ada
pemberhentian.
9. Gamparkan layout transitway dengan pemberhentian.
PENYELESAIAN
Kota Yogya
Akan direncanakan suatu
angkutan umum di Kota
Yogyakarta, yaitu salah satu
kota yang berada di Provinsi
DIY Yogyakarta, dengan luas
46 km2 dan jumlah penduduk
sebanyak 388.627 jiwa
(tahun 2010)
sumber: google earth
Berdasarkan peta Kota Yogyakarta, maka terdapat beberapa rute atas moda angkutan umum yang
akan direncanakan, dan pada perencanaan ini, rute yang direncanakan termasuk kedalam “RUTE
LINGKAR” ataupun “RUTE TRUNK & FEEDER”, berdasarkan:
Maka, jalur yang direncanakan ialah:
RUTE 1
Pada rute ini, angkutan umum direncanakan dari
Jalan Imogiri Timur (perbatasan kota) sampai
dengan salah satu Pusat Kota Yogyakarta,
Malioboro, dengan panjang rute PP +- 14 km.
Untuk rute trunk, mengikuti bentuk radial,
sedangkan untuk feeder relative mengikuti
bentuk tangensial.
Mode yang cocok ialah BRT
rute trunk
rute feeder
rute feeder
rute feeder
rute feeder
RUTE 2
Rute 2 ini direncanakan atas moda
lingkar, “outer circle” atau
“periferi circumferential” dengan
tujuan memfasilitasi pengguna
transportasi angkutan umum yang
berada di perbatasan kota Yogya.
Bentuk rute ini dapat disebut
sebagai gabungan secan yang
menjadi circumference
Mode yang cocok untuk rute ini
ialah BRT
rute circle
Pada perencanaan ini, akan diambil RUTE 1 untuk dibahas lebih lanjut, lebih spesifiknya lagi
ialah perencanaan jalur trunk, yang direncanakan dari Jl. Imogiri Timur sampai dengan salah
satu pusat Kota Yogya, yaitu Malioboro
BRT (BUSS RAPID TRANSIT)
Untuk perencanaan jalur trunk terpilih (jalur trunk dari daerah Terminal Giwangan sampai dengan
daerah Malioboro, pusat kota), direncanakan moda transportasi BRT (Buss Rapid Transit)
PEMBERHENTIAN BRT
Pemberhentian BRT direncanakan dengan jarak
antar halte sekitar 500-1000m, yaitu :
 Jl. Imogiri Timur
 Jl. Pramuka
 Jl. Menteri Supeno
 Jl. Kolonel Sugiyono
 Jl. Brigjen Katamso
 Jl. Mayor Suryotomo
 Mataram St.
Jl. Jlagan Lor
(letak halte seperti pada titik merah pada pesta
disamping)
KAPASITAS JALUR
(LINE CAPACITY)
Perhitungan Kapasitas Jalur, menggunakan rumus:
C = Cv x f max x N
dimana: C = Kapasitas jalur (space/jam)
Cv = Kapasitas kendaraan (space/kendaraan)
f max = frekuensi maksimum kendaraan per jam
hmin = headway minimum (detik)
N = jumlah gerbong kendaraan
KAPASITAS KENDARAAN (CV)
Karena dalam perhitungan line capacity diperlukan data Cv, maka digunakan rumus:
Cv = m + m’
dimana : m = kapasitas tempat duduk
m’ = kapasitas tempat berdiri
Berdasarkan Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan
dalam Trayek Tetap dan Teratur
(SK.687/AJ.206/DRJD/2002) pada bab II,
Jumlah pendududuk Kota Yogya dapat
mengoperasikan Bus Besar.
KAPASITAS KENDARAAN
Atau, penentuan nilai kapasitas kendaraan dapat dilihat berdasarkan
pengertian Jenis Bus (Bab I) diatas, dapat diketahui bahwa untuk
bus besar memiliki kapasitas 79
KAPASITAS JALUR
(LINE CAPACITY)
Maka, perhitungannya adalah sebagai berikut:
 Cv = 79 space/kendaraan (bus)
 h min = (asumsi) 20 menit, sehingga 20 menit x 60 detik = 1200 detik
 f max =
3600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
1200 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 3 kendaraan/jam
 N = N atau jumlah gerbong, pada perencanaan ini direncanakan sebanyak 1 gerbong per bus
(sebenarnya ada rumus dalam pencarian N, namun pada perencanaan ini ditentukan bahwa N = 1)
Sehingga, kapasitas jalur ialah:
C = 79 space/kendaraan x 3 kendaraan/jam x 1
= 237 space/jam
PERHITUNGAN DIMENSI HALTE
Sebelum menghitung dimensi dari perencanaan halte, ditentukan dahulu posisi halte yang
direncanakan, pada perencanaan ini tidak menggunakan system NS, namun sebagai berikut:
bus dapat belok
ke kanan
HALTE
PERHITUNGAN DIMENSI HALTE
Berdasarkan soal, diberitahu bahwa data demand untuk satu arah ialah:
-Boarding = X% x line capacity, dimana X = 10 + 0 + 0 + 1 = 11%
= 11% x 237 space/jam
= 26,07 space/jam
-Alighting = Y% x line capacity, dimana Y = 10 + 0 + 0 + 1 = 11%
= 11% x 237 space/jam
= 26,07 space/jam
Berdasarkan perhitungan diatas, maka didapatkan volume halte yang
direncanakan ialah 52 space/jam (gabungan boarding dan alighting) untuk satu
arah.
LEVEL OF SERVICE (WAITING AREA)
LOS A LOS D
luas > 1,2 m2 / orang luas 0.3-0.7 m2/orang
jarak > 1,2 m jarak 0.6-0.9 m
berdiri dan sirkulasi bebas tanpa Tidak mungkin berdiri tanpa
mengganggu yg lain menyentuh orang lain
Sirkulasi terbatas
LOS B LOS E
luas 0,9 - 1,2 m2 / orang luas 0.2-0.3 m2/orang
jarak 1,1 - 1,2 m jarak < 0.6 m
berdiri dan sirkulasi tidak begitu bebas Berdiri dengan kontak fisik
agar tidak mengganggu yg lain Sirkulasi tidak mungkin
LOS C LOS F
luas 0.7-0.9 m2 / orang luas < 0.2 m2/orang
jarak 0.9-1.1 m m jarak: close contact
berdiri dan sirkulasi terbatas Berdesak-desakan
memungkinkan saling terganggu Potensial untuk panik
batas comfort minimum
Direncanakan halte yang menggunakan Level of Service pada kelas B, dimana luas atau
space ialah 0,9 – 1,2 m2/orang. Untuk waiting area, hanya memperhatikan kapasitas
boarding, atau orang yang menunggu untuk keberangkatan sehingga luas yang
dibutuhkan adalah (diambil koefisien 0,923 m2/orang):
Luas waiting area = 0,923 m2/orang x 26 orang
= 24 m2
Maka, direncanakan dimensi waiting area halte 12 m x 2 m.
LEVEL OF SERVICE (WALKING AREA)
Direncanakan halte yang menggunakan Level of Service pada kelas C, dimana luas atau
space ialah > 2,2 ft2/orang atau > 0.204387 m2/orang. Untuk walking area, digunakan
total volume boarding dan alighting 2 arah, yaitu 102
Luas walking area = 0,204387 m2/orang x 52 orang
= 10,63 m2 (dibulatkan menjadi 11 m2)
Maka, direncanakan luas walking area halte seminimalnya ialah 11 m2.
LOS A LOS D
space > 12,1 m2 / ped space > 1,4 sq ft / ped
flow rate < 6,1 ped/min/m flow rate < 45,7 ped/min/ft
Pejalan kaki bebas memilih ruang Konflik dengan pejalan kaki dari
Pejalan kaki bebas memilih kecepatan arah depan terganggu
Tidak bisa mendahului dengan bebas
LOS B LOS E
space > 3,7 sq ft / ped space > 0,6 sq ft / ped
flow rate < 21,3 ped/min/ft flow rate < 76,2 ped/min/ft
Pejalan kaki mulai harus memperhatikan Sangat sulit mendahului
pejalan kaki lain, tetapi masih bisa Dua arah sangan sulit
mendahului dengan bebas.
LOS C LOS F
space > 2,2 sq ft / ped space < 0,6 sq ft / ped
flow rate < 30,5 ped/min/ft flow rate : bervariasi
Kecepatan dan volume menurun Kontak dengan pejalan kaki lain
Mulai terganggu pejalan kaki dari Dua arah tidak mungkin
arah depan
TANGGA / ESKALATOR
Walau terdapat nilai LOS tangga dan escalator atas tabel:
Namun, dalam perencanaan ini tidak direncanakan escalator, hanya direncanakan tangga, yaitu
dengan lebar tangga 0,6 m.
LOKASI SALAH SATU HALTE
Salah satu perencanaan halte yaitu pada Jl. Brigjen Katamso, dengan lebar jalan eksisting yaitu 14 m
(berdasarkan google earth) dengan lebar kerb/trotorar masing-masing kanan dan kiri selebar 1m.
DIMENSI DAN LAYOUT HALTE
CROSS SECTION TRANSITWAY
SEBELUM ADA PEMEBERHENTIAN (HALTE)
CROSS SECTION TRANSITWAY
SETELAH ADA PEMEBERHENTIAN (HALTE)
*note:
keadaan eksisting jalan yang bertepatan di kanan/kirinya dibangun halte, dimodifikasi dengan mengambil sisi trotoar sebanyak 1 m dan
ditambah sebagian sisi jalan selebar 1,5 m (masing-masing ruas kanan dan kiri) dan sepanjang 10 m.
TERIMA
KASIH


More Related Content

Similar to FASILITAS ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG

Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanRekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Ali Asnan
 
Tugas perencanaan struktur geometri jalan
Tugas  perencanaan struktur geometri jalanTugas  perencanaan struktur geometri jalan
Tugas perencanaan struktur geometri jalan
Muhammad Ali
 
Volume lalu lintas rencana puslitbang jalan 1 maret 2017
Volume lalu lintas  rencana puslitbang jalan 1 maret 2017Volume lalu lintas  rencana puslitbang jalan 1 maret 2017
Volume lalu lintas rencana puslitbang jalan 1 maret 2017
Aji Aulia
 
Kapasitas jalan raya
Kapasitas jalan rayaKapasitas jalan raya
Kapasitas jalan raya
novirma_sari
 
Contoh proposal seminar judul
Contoh proposal seminar judul Contoh proposal seminar judul
Contoh proposal seminar judul
andika dika
 

Similar to FASILITAS ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG (20)

ST
STST
ST
 
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanRekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
 
Tugas perencanaan struktur geometri jalan
Tugas  perencanaan struktur geometri jalanTugas  perencanaan struktur geometri jalan
Tugas perencanaan struktur geometri jalan
 
Perbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut
Perbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambutPerbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut
Perbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut
 
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...
 
STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JL....
STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALU  LINTAS PADA PERSIMPANGAN JL....STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALU  LINTAS PADA PERSIMPANGAN JL....
STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JL....
 
Volume lalu lintas rencana puslitbang jalan 1 maret 2017
Volume lalu lintas  rencana puslitbang jalan 1 maret 2017Volume lalu lintas  rencana puslitbang jalan 1 maret 2017
Volume lalu lintas rencana puslitbang jalan 1 maret 2017
 
Prasarana
PrasaranaPrasarana
Prasarana
 
Kapasitas jalan raya
Kapasitas jalan rayaKapasitas jalan raya
Kapasitas jalan raya
 
Outline ta mardi
Outline ta mardiOutline ta mardi
Outline ta mardi
 
Contoh proposal seminar judul
Contoh proposal seminar judul Contoh proposal seminar judul
Contoh proposal seminar judul
 
Fstpt7 kanalisasi
Fstpt7 kanalisasiFstpt7 kanalisasi
Fstpt7 kanalisasi
 
Analisis antrian kendaraan di jl.ap.pettarani makassar
Analisis antrian kendaraan di jl.ap.pettarani makassarAnalisis antrian kendaraan di jl.ap.pettarani makassar
Analisis antrian kendaraan di jl.ap.pettarani makassar
 
Memahami kelas jalan update baru
Memahami kelas jalan update baruMemahami kelas jalan update baru
Memahami kelas jalan update baru
 
534 1877-1-pb
534 1877-1-pb534 1877-1-pb
534 1877-1-pb
 
Geometrik jalan raya
Geometrik jalan rayaGeometrik jalan raya
Geometrik jalan raya
 
Rekayasa Lalu Lintas 3.ppt
Rekayasa Lalu Lintas 3.pptRekayasa Lalu Lintas 3.ppt
Rekayasa Lalu Lintas 3.ppt
 
Menangani Kemacetan Jakarta dengan Bus Rapid Transit
Menangani Kemacetan Jakarta dengan Bus Rapid TransitMenangani Kemacetan Jakarta dengan Bus Rapid Transit
Menangani Kemacetan Jakarta dengan Bus Rapid Transit
 
6.2 dan 6.3.docx
6.2 dan 6.3.docx6.2 dan 6.3.docx
6.2 dan 6.3.docx
 
05.4 bab 4.pdf
05.4 bab 4.pdf05.4 bab 4.pdf
05.4 bab 4.pdf
 

Recently uploaded

Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 

Recently uploaded (20)

ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 

FASILITAS ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG

  • 1. FASILITAS ANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG CAVELL AULIA DEMITHA PUTRI 03111740000001
  • 2. SOAL 1. Tampilkan foto satelit suatu kota kecil dari Google Earth, dan browsing perkiraan jumlah penduduknya. 2. Gambarkan jalur-jalur angkutan umum pada kota tersebut sesuai pola jaringan angkutan umum ideal 3. Sebutkan setiap rute mengikuti bentuk apa 4. Sebutkan moda-moda yang cocok untuk setiap rute 5. Pilih salah satu rute, dan tempatkan posisi pemberhentian-pemberhentian. 6. Hitung kapasitas jalur (Line Capacity) moda tersebut 7. Pilih salah satu pemberhentian, dan hitung dimensinya apabila demand di pemberhentian tersebut pada satu arah adalah: Boarding X% dari line capacity dan Alighting Y% dari line capacity. (X adalah 10+a+b+c), dan Y adalah 10+a+b+c) 8. Gambarkan cross section transitway pada 2 posisi: Posisi jalur tanpa pemberhentian dan pada posisi ada pemberhentian. 9. Gamparkan layout transitway dengan pemberhentian.
  • 4. Kota Yogya Akan direncanakan suatu angkutan umum di Kota Yogyakarta, yaitu salah satu kota yang berada di Provinsi DIY Yogyakarta, dengan luas 46 km2 dan jumlah penduduk sebanyak 388.627 jiwa (tahun 2010) sumber: google earth
  • 5. Berdasarkan peta Kota Yogyakarta, maka terdapat beberapa rute atas moda angkutan umum yang akan direncanakan, dan pada perencanaan ini, rute yang direncanakan termasuk kedalam “RUTE LINGKAR” ataupun “RUTE TRUNK & FEEDER”, berdasarkan: Maka, jalur yang direncanakan ialah:
  • 6. RUTE 1 Pada rute ini, angkutan umum direncanakan dari Jalan Imogiri Timur (perbatasan kota) sampai dengan salah satu Pusat Kota Yogyakarta, Malioboro, dengan panjang rute PP +- 14 km. Untuk rute trunk, mengikuti bentuk radial, sedangkan untuk feeder relative mengikuti bentuk tangensial. Mode yang cocok ialah BRT rute trunk rute feeder rute feeder rute feeder rute feeder
  • 7. RUTE 2 Rute 2 ini direncanakan atas moda lingkar, “outer circle” atau “periferi circumferential” dengan tujuan memfasilitasi pengguna transportasi angkutan umum yang berada di perbatasan kota Yogya. Bentuk rute ini dapat disebut sebagai gabungan secan yang menjadi circumference Mode yang cocok untuk rute ini ialah BRT rute circle
  • 8. Pada perencanaan ini, akan diambil RUTE 1 untuk dibahas lebih lanjut, lebih spesifiknya lagi ialah perencanaan jalur trunk, yang direncanakan dari Jl. Imogiri Timur sampai dengan salah satu pusat Kota Yogya, yaitu Malioboro
  • 9. BRT (BUSS RAPID TRANSIT) Untuk perencanaan jalur trunk terpilih (jalur trunk dari daerah Terminal Giwangan sampai dengan daerah Malioboro, pusat kota), direncanakan moda transportasi BRT (Buss Rapid Transit)
  • 10. PEMBERHENTIAN BRT Pemberhentian BRT direncanakan dengan jarak antar halte sekitar 500-1000m, yaitu :  Jl. Imogiri Timur  Jl. Pramuka  Jl. Menteri Supeno  Jl. Kolonel Sugiyono  Jl. Brigjen Katamso  Jl. Mayor Suryotomo  Mataram St. Jl. Jlagan Lor (letak halte seperti pada titik merah pada pesta disamping)
  • 11. KAPASITAS JALUR (LINE CAPACITY) Perhitungan Kapasitas Jalur, menggunakan rumus: C = Cv x f max x N dimana: C = Kapasitas jalur (space/jam) Cv = Kapasitas kendaraan (space/kendaraan) f max = frekuensi maksimum kendaraan per jam hmin = headway minimum (detik) N = jumlah gerbong kendaraan
  • 12. KAPASITAS KENDARAAN (CV) Karena dalam perhitungan line capacity diperlukan data Cv, maka digunakan rumus: Cv = m + m’ dimana : m = kapasitas tempat duduk m’ = kapasitas tempat berdiri Berdasarkan Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur (SK.687/AJ.206/DRJD/2002) pada bab II, Jumlah pendududuk Kota Yogya dapat mengoperasikan Bus Besar.
  • 13. KAPASITAS KENDARAAN Atau, penentuan nilai kapasitas kendaraan dapat dilihat berdasarkan pengertian Jenis Bus (Bab I) diatas, dapat diketahui bahwa untuk bus besar memiliki kapasitas 79
  • 14. KAPASITAS JALUR (LINE CAPACITY) Maka, perhitungannya adalah sebagai berikut:  Cv = 79 space/kendaraan (bus)  h min = (asumsi) 20 menit, sehingga 20 menit x 60 detik = 1200 detik  f max = 3600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 1200 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 3 kendaraan/jam  N = N atau jumlah gerbong, pada perencanaan ini direncanakan sebanyak 1 gerbong per bus (sebenarnya ada rumus dalam pencarian N, namun pada perencanaan ini ditentukan bahwa N = 1) Sehingga, kapasitas jalur ialah: C = 79 space/kendaraan x 3 kendaraan/jam x 1 = 237 space/jam
  • 15. PERHITUNGAN DIMENSI HALTE Sebelum menghitung dimensi dari perencanaan halte, ditentukan dahulu posisi halte yang direncanakan, pada perencanaan ini tidak menggunakan system NS, namun sebagai berikut: bus dapat belok ke kanan HALTE
  • 16. PERHITUNGAN DIMENSI HALTE Berdasarkan soal, diberitahu bahwa data demand untuk satu arah ialah: -Boarding = X% x line capacity, dimana X = 10 + 0 + 0 + 1 = 11% = 11% x 237 space/jam = 26,07 space/jam -Alighting = Y% x line capacity, dimana Y = 10 + 0 + 0 + 1 = 11% = 11% x 237 space/jam = 26,07 space/jam Berdasarkan perhitungan diatas, maka didapatkan volume halte yang direncanakan ialah 52 space/jam (gabungan boarding dan alighting) untuk satu arah.
  • 17. LEVEL OF SERVICE (WAITING AREA) LOS A LOS D luas > 1,2 m2 / orang luas 0.3-0.7 m2/orang jarak > 1,2 m jarak 0.6-0.9 m berdiri dan sirkulasi bebas tanpa Tidak mungkin berdiri tanpa mengganggu yg lain menyentuh orang lain Sirkulasi terbatas LOS B LOS E luas 0,9 - 1,2 m2 / orang luas 0.2-0.3 m2/orang jarak 1,1 - 1,2 m jarak < 0.6 m berdiri dan sirkulasi tidak begitu bebas Berdiri dengan kontak fisik agar tidak mengganggu yg lain Sirkulasi tidak mungkin LOS C LOS F luas 0.7-0.9 m2 / orang luas < 0.2 m2/orang jarak 0.9-1.1 m m jarak: close contact berdiri dan sirkulasi terbatas Berdesak-desakan memungkinkan saling terganggu Potensial untuk panik batas comfort minimum Direncanakan halte yang menggunakan Level of Service pada kelas B, dimana luas atau space ialah 0,9 – 1,2 m2/orang. Untuk waiting area, hanya memperhatikan kapasitas boarding, atau orang yang menunggu untuk keberangkatan sehingga luas yang dibutuhkan adalah (diambil koefisien 0,923 m2/orang): Luas waiting area = 0,923 m2/orang x 26 orang = 24 m2 Maka, direncanakan dimensi waiting area halte 12 m x 2 m.
  • 18. LEVEL OF SERVICE (WALKING AREA) Direncanakan halte yang menggunakan Level of Service pada kelas C, dimana luas atau space ialah > 2,2 ft2/orang atau > 0.204387 m2/orang. Untuk walking area, digunakan total volume boarding dan alighting 2 arah, yaitu 102 Luas walking area = 0,204387 m2/orang x 52 orang = 10,63 m2 (dibulatkan menjadi 11 m2) Maka, direncanakan luas walking area halte seminimalnya ialah 11 m2. LOS A LOS D space > 12,1 m2 / ped space > 1,4 sq ft / ped flow rate < 6,1 ped/min/m flow rate < 45,7 ped/min/ft Pejalan kaki bebas memilih ruang Konflik dengan pejalan kaki dari Pejalan kaki bebas memilih kecepatan arah depan terganggu Tidak bisa mendahului dengan bebas LOS B LOS E space > 3,7 sq ft / ped space > 0,6 sq ft / ped flow rate < 21,3 ped/min/ft flow rate < 76,2 ped/min/ft Pejalan kaki mulai harus memperhatikan Sangat sulit mendahului pejalan kaki lain, tetapi masih bisa Dua arah sangan sulit mendahului dengan bebas. LOS C LOS F space > 2,2 sq ft / ped space < 0,6 sq ft / ped flow rate < 30,5 ped/min/ft flow rate : bervariasi Kecepatan dan volume menurun Kontak dengan pejalan kaki lain Mulai terganggu pejalan kaki dari Dua arah tidak mungkin arah depan
  • 19. TANGGA / ESKALATOR Walau terdapat nilai LOS tangga dan escalator atas tabel: Namun, dalam perencanaan ini tidak direncanakan escalator, hanya direncanakan tangga, yaitu dengan lebar tangga 0,6 m.
  • 20. LOKASI SALAH SATU HALTE Salah satu perencanaan halte yaitu pada Jl. Brigjen Katamso, dengan lebar jalan eksisting yaitu 14 m (berdasarkan google earth) dengan lebar kerb/trotorar masing-masing kanan dan kiri selebar 1m.
  • 22. CROSS SECTION TRANSITWAY SEBELUM ADA PEMEBERHENTIAN (HALTE)
  • 23. CROSS SECTION TRANSITWAY SETELAH ADA PEMEBERHENTIAN (HALTE) *note: keadaan eksisting jalan yang bertepatan di kanan/kirinya dibangun halte, dimodifikasi dengan mengambil sisi trotoar sebanyak 1 m dan ditambah sebagian sisi jalan selebar 1,5 m (masing-masing ruas kanan dan kiri) dan sepanjang 10 m.