Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Longsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salam
1. LONGSORAN BAJI
(WEDGE FAILURE)
HTKB – 642/GEOTEKNIK TAMBANG TERBUKA
Romla Noor Hakim – Eko Santoso - Sari Melati
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2. Longsoran terjadi akibat
ketidakmenerusan yang
memotong kemiringan lereng
di mana sehingga terbentuk
baji yang bidang gelincirnya
berada pada perpotongan
antara dua bidang
ketidakmenerusan yang saling
berpotongan
Longsoran baji lebih mungkin
terjadi dibanding longsoran
bidang, jika ditinjau dari segi
geometri dan kondisi geologi,
sehingga kajian mengenai
kestabilan baji merupakan
suatu komponen penting
dalam rekayasa lereng batuan
KONDISI UMUM
strong, volcanic rock on
Interstate 5, near Grants Pass, Oregon
HTKB462 - Longsoran Baji 2
3. CONTOH LONGSORAN BAJI
Wedge
formed by
bedding (left)
and a
conjugate
joint set
(right); sliding
occurred on
bedding with
joints acting
as a release
surface
(bedded
shale, near
Helena,
Montana)
HTKB462 - Longsoran Baji 3
4. Dua bidang ketidakmenerusan harus saling berpotongan membentuk struktur garis.
Pada stereonet, garis perpotongan diwakili oleh titik di mana dua busur bidang
saling berpotongan.
Kedudukan garis perpotongan (arah dan kemiringan) dijelaskan dengan istilah trend
(αi) dan plunge (ψi.
Plunge garis perpotongan harus lebih landai dari kemiringan lereng dan lebih tegak
dari rata-rata sudut geser dalam kedua bidang ketidakmenerusan ψfi > ψi > φ.
PERSYARATAN GEOMETRI
HTKB462 - Longsoran Baji 4
5. Kemiringan lereng (ψfi) diukur dari sudut pandang kanan
terhadap garis perpotongan.
Ingat bahwa ψfi hanya akan sama dengan ψf (kemiringan lereng
sebenarnya), jika arah kemiringan garis perpotongan sama
dengan arah kemiringan lereng
Garis perpotongan harus memiliki arah kemiringan yang
memungkinkan ujung garis gelincir tampak di muka lereng. Trend
yang memungkinkan berkisar antara αi and α
PERSYARATAN GEOMETRI
HTKB462 - Longsoran Baji 5
8. Secara grafis dapat diukur
dengan stereonet
Dapat pula dihitung
menggunakan rumus
PENENTUAN TREND DAN PLUNGE
GARIS GELINCIR BAJI
αi= Arah garis peprotongan dua bidang (trend)
ψi= Kemiringan garis peprotongan dua bidang (plunge)
αA,αB = arah kemiringan dua bidang ketidakmenerusan (dip directions)
ψA,ψB = kemiringan dua bidang ketidakmenerusan (dip)
HTKB462 - Longsoran Baji 8
9. Faktor keamanan baji, jika diasumsikan gelinciran hanya
bergantung pada sudut gesek dalam φ dan nilainya sama
untuk kedua bidang adalah :
FAKTOR KEAMANAN (FS)
RA, RB = gaya normal kedua bidang
W = berat baji
HTKB462 - Longsoran Baji 9
10. RA dan RB ditentukan dengan
menyelesaikan dua persamaan.
Sudut ξ dan β diukur pada stereonet.
Untuk mencapai kesetimbangan,
komponen gaya normal harus bernilai
sama (pers.1)dan jumlah komponen
sejajar garis perpotongan harus sama
gaya berat yang bekerja searah garis
gelincir (pers.2)
PENENTUAN RA DAN RB
HTKB462 - Longsoran Baji 10
11. FAKTOR KEAMANAN
• Dari kedua persamaan
sebelumnya dapat ditentukan
rumus lain untuk
menentukan faktor
keamanan.
• FSW = faktor keamanan baji
yang hanya bergantung pada
gesekan saja
• FSP = faktor keamanan
longsoran baji untuk bidang
dengan sudut geser dalam φ
dan kemiringan garis
perpotongan ψi.
• K = faktor baji yang
bergantung pada sudut
antara dua bidang ξ dan
sudut kemiringan bidang β
HTKB462 - Longsoran Baji 11
13. Dua bidang membentuk baji,
dengan kemiringan bidang B
lebih besar dari A.
Keterangan garis-garis pada
gambar :
Garis 1 = perpotongan bidang A
dengan kemiringan lereng
Garis 2 = perpotongan bidang B
dengan kemiringan lereng
Garis 3 = perpotongan bidang A
dengan kemiringan lereng atas
Garis 4 = perpotongan bidang
Garis 5 = perpotongan bidang A
dan B
ANALISIS LONGSORAN BAJI DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN KOHESI, GESEKAN,
DAN TEKANAN AIR
HTKB462 - Longsoran Baji 13
14. Lereng di belakang crest memiliki kemiringan tertentu (lebih landai
dari lereng di bawahnya)
Tinggi total lereng dihitung dari dasar baji sampai puncak baji yang
tampak di muka lereng di belakang crest
Distribusi tekanan air dihitung dengan asumsi baji impermeable dan
air masuk dari atas sepanjang garis perpotongan 3 dan 4 dan keluar
dari muka lereng sepanjang garis perpotongan 1 dan 2. Hasilnya,
tekanan maksimum terjadi sepanjang garis perpotongan 5 dan bernilai
nol sepanjang garis 1, 2, 3 dan 4.
ANALISIS LONGSORAN BAJI DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN KOHESI, GESEKAN,
DAN TEKANAN AIR
Distribusi tekanan air
berpenampang segitiga dan
tekanan maksimum terjadi di
tengah lereng dengan nilai
sekitar 0.5γwH.
Distribusi tekanan air ini dapat
mewakili kondisi paling ekstrim
yang mungkin terjadi selama
hujan sangat lebat dan lereng
terjenuhkan
HTKB462 - Longsoran Baji 14
15. Dianggap longsoran baji terjadi pada garis 5, faktor
keamanannya adalah :
FAKTOR KEAMANAN (HOEK ET AL, 1973)
cA, cB = kohesi bidang A dan B
φA, φB = sudut geser dalam bidang A dan B
γr = bobot isi batuan
γw = bobot air
H = tinggi total baji
X,Y,A,B = faktor yang berkaitan dengan dimensi baji
HTKB462 - Longsoran Baji 15
16. ψa, ψb = kemiringan
bidang A dan B
Ψ5 = dip kemiringan
garis perpotongan
(garis 5)
Sudut-sudut dapat
diukur pada stereonet
FAKTOR A, B, X, Y
HTKB462 - Longsoran Baji 16
17. DATA CONTOH KASUS LONGSORAN BAJI
HTKB462 - Longsoran Baji 17
Tinggi total baji = 40 m
Bobot isi batuan = 25 kN/m3
Bobot isi air = 9.81 kN/m3
18. Gambar busur dan kutub
(pole) bidang
ketidakmenerusan A dan B
Gambar busur lereng dan
lereng atas
Beri nomor titik-titik yang
mewakili garis perpotongan
: 1 = perpotongan bidang A
dengan kemiringan lereng,
2 = perpotongan bidang B
dengan kemiringan lereng,
3 = perpotongan bidang A
dengan kemiringan lereng
atas, 4 = perpotongan
bidang, 5 = perpotongan
bidang A dan B
Ukur bearing 13 dan 35
pada bidang A. Ukur
bearing 24 dan 45 pada
bidang B
Tentukan arah longsoran
dengan menarik garis dari
pusat stereonet ke titik 5.
Ukur plunge (5). HTKB462 - Longsoran Baji 18
LANGKAH PENGERJAAN
19. Hubungkan kutub bidang A
(Na) dan kutub bidang B (Nb)
dalam busur yang sama,
gambar dengan garis putus-
putus. Ukur bearing na.nb
Hubungkan kutub bidang B
(Nb) dengan titik 1, gambar
dengan garis putus-putus.
Ukur bearing 1.nb
Hubungkan kutub bidang A
(Na) dengan titik 2, gambar
dengan garis putus-putus.
Ukur bearing 2.na
Masukkan nilai-nilai yang
diperoleh untuk menghitung
faktor A, B, X, dan Y
Hitung faktor keamanan (FS)
HTKB462 - Longsoran Baji 19
LANGKAH PENGERJAAN
21. Hoek, J. & Bray, E. 1981. Rock Slope Engineering.
London, Institution of Mining and Metallurgy.
Kliche, C.A. 1999. Rock Slope Stability. Littleton,
Society for Mining, Metallurgy, and Exploration, Inc.
(SME)
Wyllie, D.C. & Mah C.W. 2004. Rock Slope
Engineering. New York, Taylor & Francis.
REFERENSI
HTKB462 - Longsoran Baji 21