SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
LONGSORAN BAJI
(WEDGE FAILURE)
HTKB – 642/GEOTEKNIK TAMBANG TERBUKA
Romla Noor Hakim – Eko Santoso - Sari Melati
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
 Longsoran terjadi akibat
ketidakmenerusan yang
memotong kemiringan lereng
di mana sehingga terbentuk
baji yang bidang gelincirnya
berada pada perpotongan
antara dua bidang
ketidakmenerusan yang saling
berpotongan
 Longsoran baji lebih mungkin
terjadi dibanding longsoran
bidang, jika ditinjau dari segi
geometri dan kondisi geologi,
sehingga kajian mengenai
kestabilan baji merupakan
suatu komponen penting
dalam rekayasa lereng batuan
KONDISI UMUM
strong, volcanic rock on
Interstate 5, near Grants Pass, Oregon
HTKB462 - Longsoran Baji 2
CONTOH LONGSORAN BAJI
Wedge
formed by
bedding (left)
and a
conjugate
joint set
(right); sliding
occurred on
bedding with
joints acting
as a release
surface
(bedded
shale, near
Helena,
Montana)
HTKB462 - Longsoran Baji 3
 Dua bidang ketidakmenerusan harus saling berpotongan membentuk struktur garis.
 Pada stereonet, garis perpotongan diwakili oleh titik di mana dua busur bidang
saling berpotongan.
 Kedudukan garis perpotongan (arah dan kemiringan) dijelaskan dengan istilah trend
(αi) dan plunge (ψi.
 Plunge garis perpotongan harus lebih landai dari kemiringan lereng dan lebih tegak
dari rata-rata sudut geser dalam kedua bidang ketidakmenerusan ψfi > ψi > φ.
PERSYARATAN GEOMETRI
HTKB462 - Longsoran Baji 4
 Kemiringan lereng (ψfi) diukur dari sudut pandang kanan
terhadap garis perpotongan.
 Ingat bahwa ψfi hanya akan sama dengan ψf (kemiringan lereng
sebenarnya), jika arah kemiringan garis perpotongan sama
dengan arah kemiringan lereng
 Garis perpotongan harus memiliki arah kemiringan yang
memungkinkan ujung garis gelincir tampak di muka lereng. Trend
yang memungkinkan berkisar antara αi and α
PERSYARATAN GEOMETRI
HTKB462 - Longsoran Baji 5
GEOMETRI BAJI YANG BERPOTENSI
LONGSOR
HTKB462 - Longsoran Baji 6
GEOMETRI BAJI YANG TIDAK LONGSOR
HTKB462 - Longsoran Baji 7
 Secara grafis dapat diukur
dengan stereonet
 Dapat pula dihitung
menggunakan rumus
PENENTUAN TREND DAN PLUNGE
GARIS GELINCIR BAJI
αi= Arah garis peprotongan dua bidang (trend)
ψi= Kemiringan garis peprotongan dua bidang (plunge)
αA,αB = arah kemiringan dua bidang ketidakmenerusan (dip directions)
ψA,ψB = kemiringan dua bidang ketidakmenerusan (dip)
HTKB462 - Longsoran Baji 8
 Faktor keamanan baji, jika diasumsikan gelinciran hanya
bergantung pada sudut gesek dalam φ dan nilainya sama
untuk kedua bidang adalah :
FAKTOR KEAMANAN (FS)
RA, RB = gaya normal kedua bidang
W = berat baji
HTKB462 - Longsoran Baji 9
 RA dan RB ditentukan dengan
menyelesaikan dua persamaan.
 Sudut ξ dan β diukur pada stereonet.
 Untuk mencapai kesetimbangan,
komponen gaya normal harus bernilai
sama (pers.1)dan jumlah komponen
sejajar garis perpotongan harus sama
gaya berat yang bekerja searah garis
gelincir (pers.2)
PENENTUAN RA DAN RB
HTKB462 - Longsoran Baji 10
FAKTOR KEAMANAN
• Dari kedua persamaan
sebelumnya dapat ditentukan
rumus lain untuk
menentukan faktor
keamanan.
• FSW = faktor keamanan baji
yang hanya bergantung pada
gesekan saja
• FSP = faktor keamanan
longsoran baji untuk bidang
dengan sudut geser dalam φ
dan kemiringan garis
perpotongan ψi.
• K = faktor baji yang
bergantung pada sudut
antara dua bidang ξ dan
sudut kemiringan bidang β
HTKB462 - Longsoran Baji 11
FAKTOR BAJI (K)
HTKB462 - Longsoran Baji 12
 Dua bidang membentuk baji,
dengan kemiringan bidang B
lebih besar dari A.
 Keterangan garis-garis pada
gambar :
 Garis 1 = perpotongan bidang A
dengan kemiringan lereng
 Garis 2 = perpotongan bidang B
dengan kemiringan lereng
 Garis 3 = perpotongan bidang A
dengan kemiringan lereng atas
 Garis 4 = perpotongan bidang
 Garis 5 = perpotongan bidang A
dan B
ANALISIS LONGSORAN BAJI DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN KOHESI, GESEKAN,
DAN TEKANAN AIR
HTKB462 - Longsoran Baji 13
 Lereng di belakang crest memiliki kemiringan tertentu (lebih landai
dari lereng di bawahnya)
 Tinggi total lereng dihitung dari dasar baji sampai puncak baji yang
tampak di muka lereng di belakang crest
 Distribusi tekanan air dihitung dengan asumsi baji impermeable dan
air masuk dari atas sepanjang garis perpotongan 3 dan 4 dan keluar
dari muka lereng sepanjang garis perpotongan 1 dan 2. Hasilnya,
tekanan maksimum terjadi sepanjang garis perpotongan 5 dan bernilai
nol sepanjang garis 1, 2, 3 dan 4.
ANALISIS LONGSORAN BAJI DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN KOHESI, GESEKAN,
DAN TEKANAN AIR
 Distribusi tekanan air
berpenampang segitiga dan
tekanan maksimum terjadi di
tengah lereng dengan nilai
sekitar 0.5γwH.
 Distribusi tekanan air ini dapat
mewakili kondisi paling ekstrim
yang mungkin terjadi selama
hujan sangat lebat dan lereng
terjenuhkan
HTKB462 - Longsoran Baji 14
 Dianggap longsoran baji terjadi pada garis 5, faktor
keamanannya adalah :
FAKTOR KEAMANAN (HOEK ET AL, 1973)
cA, cB = kohesi bidang A dan B
φA, φB = sudut geser dalam bidang A dan B
γr = bobot isi batuan
γw = bobot air
H = tinggi total baji
X,Y,A,B = faktor yang berkaitan dengan dimensi baji
HTKB462 - Longsoran Baji 15
 ψa, ψb = kemiringan
bidang A dan B
 Ψ5 = dip kemiringan
garis perpotongan
(garis 5)
 Sudut-sudut dapat
diukur pada stereonet
FAKTOR A, B, X, Y
HTKB462 - Longsoran Baji 16
DATA CONTOH KASUS LONGSORAN BAJI
HTKB462 - Longsoran Baji 17
Tinggi total baji = 40 m
Bobot isi batuan = 25 kN/m3
Bobot isi air = 9.81 kN/m3
 Gambar busur dan kutub
(pole) bidang
ketidakmenerusan A dan B
 Gambar busur lereng dan
lereng atas
 Beri nomor titik-titik yang
mewakili garis perpotongan
: 1 = perpotongan bidang A
dengan kemiringan lereng,
2 = perpotongan bidang B
dengan kemiringan lereng,
3 = perpotongan bidang A
dengan kemiringan lereng
atas, 4 = perpotongan
bidang, 5 = perpotongan
bidang A dan B
 Ukur bearing 13 dan 35
pada bidang A. Ukur
bearing 24 dan 45 pada
bidang B
 Tentukan arah longsoran
dengan menarik garis dari
pusat stereonet ke titik 5.
Ukur plunge (5). HTKB462 - Longsoran Baji 18
LANGKAH PENGERJAAN
 Hubungkan kutub bidang A
(Na) dan kutub bidang B (Nb)
dalam busur yang sama,
gambar dengan garis putus-
putus. Ukur bearing na.nb
 Hubungkan kutub bidang B
(Nb) dengan titik 1, gambar
dengan garis putus-putus.
Ukur bearing 1.nb
 Hubungkan kutub bidang A
(Na) dengan titik 2, gambar
dengan garis putus-putus.
Ukur bearing 2.na
 Masukkan nilai-nilai yang
diperoleh untuk menghitung
faktor A, B, X, dan Y
 Hitung faktor keamanan (FS)
HTKB462 - Longsoran Baji 19
LANGKAH PENGERJAAN
LEMBAR PERHITUNGAN
KASUS LONGSORAN BAJI
HTKB462 - Longsoran Baji 20
 Hoek, J. & Bray, E. 1981. Rock Slope Engineering.
London, Institution of Mining and Metallurgy.
 Kliche, C.A. 1999. Rock Slope Stability. Littleton,
Society for Mining, Metallurgy, and Exploration, Inc.
(SME)
 Wyllie, D.C. & Mah C.W. 2004. Rock Slope
Engineering. New York, Taylor & Francis.
REFERENSI
HTKB462 - Longsoran Baji 21

More Related Content

Similar to Longsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salam

MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxZAIDSULAIMAN5
 
6.2 dan 6.3.docx
6.2 dan 6.3.docx6.2 dan 6.3.docx
6.2 dan 6.3.docxFrederiko1
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
MOMEN INERSIa copy.pptx
MOMEN INERSIa copy.pptxMOMEN INERSIa copy.pptx
MOMEN INERSIa copy.pptxBroleohood
 
MEKANIKA TANAH (CIV -205).pdf
MEKANIKA TANAH (CIV -205).pdfMEKANIKA TANAH (CIV -205).pdf
MEKANIKA TANAH (CIV -205).pdfJagadLangit1
 
mekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdfmekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdfNurlailah34
 
Distribusi tegangan sekitar terowongan
Distribusi tegangan sekitar terowongan Distribusi tegangan sekitar terowongan
Distribusi tegangan sekitar terowongan yuliadiyuliadi2
 
Presentasi materi-ajar1
Presentasi materi-ajar1Presentasi materi-ajar1
Presentasi materi-ajar1niwan21
 
Saluran terbuka-dan-sifat-sifatnya
Saluran terbuka-dan-sifat-sifatnyaSaluran terbuka-dan-sifat-sifatnya
Saluran terbuka-dan-sifat-sifatnyaSiti Tamara
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okkMekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okkMarfizal Marfizal
 
Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatanAdunk Putra
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
Jurnal mekanika tanah
Jurnal mekanika tanahJurnal mekanika tanah
Jurnal mekanika tanahSeno Leegunz
 

Similar to Longsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salam (16)

MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
 
6.2 dan 6.3.docx
6.2 dan 6.3.docx6.2 dan 6.3.docx
6.2 dan 6.3.docx
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
3 triaxial testing
3 triaxial testing3 triaxial testing
3 triaxial testing
 
MOMEN INERSIa copy.pptx
MOMEN INERSIa copy.pptxMOMEN INERSIa copy.pptx
MOMEN INERSIa copy.pptx
 
MEKANIKA TANAH (CIV -205).pdf
MEKANIKA TANAH (CIV -205).pdfMEKANIKA TANAH (CIV -205).pdf
MEKANIKA TANAH (CIV -205).pdf
 
mekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdfmekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdf
 
Distribusi tegangan sekitar terowongan
Distribusi tegangan sekitar terowongan Distribusi tegangan sekitar terowongan
Distribusi tegangan sekitar terowongan
 
Kuliah 1 sirkulasi
Kuliah 1  sirkulasiKuliah 1  sirkulasi
Kuliah 1 sirkulasi
 
Kuliah 1 sirkulasi
Kuliah 1  sirkulasiKuliah 1  sirkulasi
Kuliah 1 sirkulasi
 
Presentasi materi-ajar1
Presentasi materi-ajar1Presentasi materi-ajar1
Presentasi materi-ajar1
 
Saluran terbuka-dan-sifat-sifatnya
Saluran terbuka-dan-sifat-sifatnyaSaluran terbuka-dan-sifat-sifatnya
Saluran terbuka-dan-sifat-sifatnya
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okkMekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
 
Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatan
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Jurnal mekanika tanah
Jurnal mekanika tanahJurnal mekanika tanah
Jurnal mekanika tanah
 

More from tedy2629

14. Gemilang_Aptrindo_Benefit and Cost Pemanfaatan Jaringan Jalan bagi Pengu...
14. Gemilang_Aptrindo_Benefit  and Cost Pemanfaatan Jaringan Jalan bagi Pengu...14. Gemilang_Aptrindo_Benefit  and Cost Pemanfaatan Jaringan Jalan bagi Pengu...
14. Gemilang_Aptrindo_Benefit and Cost Pemanfaatan Jaringan Jalan bagi Pengu...tedy2629
 
(영문)[인니KCN] 중간보고 발표자료_v0.9_210205.pdf
(영문)[인니KCN] 중간보고 발표자료_v0.9_210205.pdf(영문)[인니KCN] 중간보고 발표자료_v0.9_210205.pdf
(영문)[인니KCN] 중간보고 발표자료_v0.9_210205.pdftedy2629
 
T.Kelompok 1(ganjil)-M.Kebencanaan-Teknik Sipil Reg A21.pptx
T.Kelompok 1(ganjil)-M.Kebencanaan-Teknik Sipil Reg A21.pptxT.Kelompok 1(ganjil)-M.Kebencanaan-Teknik Sipil Reg A21.pptx
T.Kelompok 1(ganjil)-M.Kebencanaan-Teknik Sipil Reg A21.pptxtedy2629
 
04.-231130_10.20_FKP-RPJPD-Provinsi-Jawa-Barat-2025-2045.pdf
04.-231130_10.20_FKP-RPJPD-Provinsi-Jawa-Barat-2025-2045.pdf04.-231130_10.20_FKP-RPJPD-Provinsi-Jawa-Barat-2025-2045.pdf
04.-231130_10.20_FKP-RPJPD-Provinsi-Jawa-Barat-2025-2045.pdftedy2629
 
T.Kelompok 1(GANJIL)-M.Kebencanaan-Teknik Sipil Reg A21).pptx
T.Kelompok 1(GANJIL)-M.Kebencanaan-Teknik Sipil Reg A21).pptxT.Kelompok 1(GANJIL)-M.Kebencanaan-Teknik Sipil Reg A21).pptx
T.Kelompok 1(GANJIL)-M.Kebencanaan-Teknik Sipil Reg A21).pptxtedy2629
 
menejemen kebencanaan kelompok dua dalam pemenuhan tugas
menejemen kebencanaan kelompok dua dalam pemenuhan tugasmenejemen kebencanaan kelompok dua dalam pemenuhan tugas
menejemen kebencanaan kelompok dua dalam pemenuhan tugastedy2629
 
Patologi Birokrasi (1) Ahmad Ulul Azmi_41715719.pptx
Patologi Birokrasi (1) Ahmad Ulul Azmi_41715719.pptxPatologi Birokrasi (1) Ahmad Ulul Azmi_41715719.pptx
Patologi Birokrasi (1) Ahmad Ulul Azmi_41715719.pptxtedy2629
 
Skdirjen687tahun2002
Skdirjen687tahun2002Skdirjen687tahun2002
Skdirjen687tahun2002tedy2629
 
Prakarsa juli-2010-ina-colour
Prakarsa juli-2010-ina-colourPrakarsa juli-2010-ina-colour
Prakarsa juli-2010-ina-colourtedy2629
 
Commuter rail study indonesian 0
Commuter rail study   indonesian 0Commuter rail study   indonesian 0
Commuter rail study indonesian 0tedy2629
 
Bes present english-61215
Bes present english-61215Bes present english-61215
Bes present english-61215tedy2629
 
2002, km 30 tahun 2002 perubahan km 69 1993 ttg penyelenggaraan angkutan bara...
2002, km 30 tahun 2002 perubahan km 69 1993 ttg penyelenggaraan angkutan bara...2002, km 30 tahun 2002 perubahan km 69 1993 ttg penyelenggaraan angkutan bara...
2002, km 30 tahun 2002 perubahan km 69 1993 ttg penyelenggaraan angkutan bara...tedy2629
 
2001, km 13 tahun 2001 ttg penetapan kelas jalan di p.sulawesi
2001, km 13 tahun 2001 ttg penetapan kelas jalan di p.sulawesi2001, km 13 tahun 2001 ttg penetapan kelas jalan di p.sulawesi
2001, km 13 tahun 2001 ttg penetapan kelas jalan di p.sulawesitedy2629
 
2000, km 53 tahun 2000 ttg perpotongan & persinggungan jalur ka dgn bangu...
2000, km 53 tahun 2000 ttg perpotongan & persinggungan jalur ka dgn bangu...2000, km 53 tahun 2000 ttg perpotongan & persinggungan jalur ka dgn bangu...
2000, km 53 tahun 2000 ttg perpotongan & persinggungan jalur ka dgn bangu...tedy2629
 
1999, km 70 tahun 1999 ttg pelaksanaan uji coba sim laka lalin di bali & ...
1999, km 70 tahun 1999 ttg pelaksanaan uji coba sim laka lalin di bali & ...1999, km 70 tahun 1999 ttg pelaksanaan uji coba sim laka lalin di bali & ...
1999, km 70 tahun 1999 ttg pelaksanaan uji coba sim laka lalin di bali & ...tedy2629
 
1995, km 5 tahun 1995 ttg penyelenggaraan penimbangan kendaraan bermotor di j...
1995, km 5 tahun 1995 ttg penyelenggaraan penimbangan kendaraan bermotor di j...1995, km 5 tahun 1995 ttg penyelenggaraan penimbangan kendaraan bermotor di j...
1995, km 5 tahun 1995 ttg penyelenggaraan penimbangan kendaraan bermotor di j...tedy2629
 
1993, km 60 tahun 1993 ttg marka jalan
1993, km 60 tahun 1993 ttg marka jalan1993, km 60 tahun 1993 ttg marka jalan
1993, km 60 tahun 1993 ttg marka jalantedy2629
 
Uu 22 tahun 2009 ttg llaj
Uu 22 tahun 2009 ttg llajUu 22 tahun 2009 ttg llaj
Uu 22 tahun 2009 ttg llajtedy2629
 
Km35tahun2003 penyelenggaraan angkutan orang di jalan dengan kendaraan umum
Km35tahun2003 penyelenggaraan angkutan orang di jalan dengan kendaraan umumKm35tahun2003 penyelenggaraan angkutan orang di jalan dengan kendaraan umum
Km35tahun2003 penyelenggaraan angkutan orang di jalan dengan kendaraan umumtedy2629
 

More from tedy2629 (20)

14. Gemilang_Aptrindo_Benefit and Cost Pemanfaatan Jaringan Jalan bagi Pengu...
14. Gemilang_Aptrindo_Benefit  and Cost Pemanfaatan Jaringan Jalan bagi Pengu...14. Gemilang_Aptrindo_Benefit  and Cost Pemanfaatan Jaringan Jalan bagi Pengu...
14. Gemilang_Aptrindo_Benefit and Cost Pemanfaatan Jaringan Jalan bagi Pengu...
 
(영문)[인니KCN] 중간보고 발표자료_v0.9_210205.pdf
(영문)[인니KCN] 중간보고 발표자료_v0.9_210205.pdf(영문)[인니KCN] 중간보고 발표자료_v0.9_210205.pdf
(영문)[인니KCN] 중간보고 발표자료_v0.9_210205.pdf
 
T.Kelompok 1(ganjil)-M.Kebencanaan-Teknik Sipil Reg A21.pptx
T.Kelompok 1(ganjil)-M.Kebencanaan-Teknik Sipil Reg A21.pptxT.Kelompok 1(ganjil)-M.Kebencanaan-Teknik Sipil Reg A21.pptx
T.Kelompok 1(ganjil)-M.Kebencanaan-Teknik Sipil Reg A21.pptx
 
04.-231130_10.20_FKP-RPJPD-Provinsi-Jawa-Barat-2025-2045.pdf
04.-231130_10.20_FKP-RPJPD-Provinsi-Jawa-Barat-2025-2045.pdf04.-231130_10.20_FKP-RPJPD-Provinsi-Jawa-Barat-2025-2045.pdf
04.-231130_10.20_FKP-RPJPD-Provinsi-Jawa-Barat-2025-2045.pdf
 
T.Kelompok 1(GANJIL)-M.Kebencanaan-Teknik Sipil Reg A21).pptx
T.Kelompok 1(GANJIL)-M.Kebencanaan-Teknik Sipil Reg A21).pptxT.Kelompok 1(GANJIL)-M.Kebencanaan-Teknik Sipil Reg A21).pptx
T.Kelompok 1(GANJIL)-M.Kebencanaan-Teknik Sipil Reg A21).pptx
 
menejemen kebencanaan kelompok dua dalam pemenuhan tugas
menejemen kebencanaan kelompok dua dalam pemenuhan tugasmenejemen kebencanaan kelompok dua dalam pemenuhan tugas
menejemen kebencanaan kelompok dua dalam pemenuhan tugas
 
Patologi Birokrasi (1) Ahmad Ulul Azmi_41715719.pptx
Patologi Birokrasi (1) Ahmad Ulul Azmi_41715719.pptxPatologi Birokrasi (1) Ahmad Ulul Azmi_41715719.pptx
Patologi Birokrasi (1) Ahmad Ulul Azmi_41715719.pptx
 
Vega
VegaVega
Vega
 
Skdirjen687tahun2002
Skdirjen687tahun2002Skdirjen687tahun2002
Skdirjen687tahun2002
 
Prakarsa juli-2010-ina-colour
Prakarsa juli-2010-ina-colourPrakarsa juli-2010-ina-colour
Prakarsa juli-2010-ina-colour
 
Commuter rail study indonesian 0
Commuter rail study   indonesian 0Commuter rail study   indonesian 0
Commuter rail study indonesian 0
 
Bes present english-61215
Bes present english-61215Bes present english-61215
Bes present english-61215
 
2002, km 30 tahun 2002 perubahan km 69 1993 ttg penyelenggaraan angkutan bara...
2002, km 30 tahun 2002 perubahan km 69 1993 ttg penyelenggaraan angkutan bara...2002, km 30 tahun 2002 perubahan km 69 1993 ttg penyelenggaraan angkutan bara...
2002, km 30 tahun 2002 perubahan km 69 1993 ttg penyelenggaraan angkutan bara...
 
2001, km 13 tahun 2001 ttg penetapan kelas jalan di p.sulawesi
2001, km 13 tahun 2001 ttg penetapan kelas jalan di p.sulawesi2001, km 13 tahun 2001 ttg penetapan kelas jalan di p.sulawesi
2001, km 13 tahun 2001 ttg penetapan kelas jalan di p.sulawesi
 
2000, km 53 tahun 2000 ttg perpotongan & persinggungan jalur ka dgn bangu...
2000, km 53 tahun 2000 ttg perpotongan & persinggungan jalur ka dgn bangu...2000, km 53 tahun 2000 ttg perpotongan & persinggungan jalur ka dgn bangu...
2000, km 53 tahun 2000 ttg perpotongan & persinggungan jalur ka dgn bangu...
 
1999, km 70 tahun 1999 ttg pelaksanaan uji coba sim laka lalin di bali & ...
1999, km 70 tahun 1999 ttg pelaksanaan uji coba sim laka lalin di bali & ...1999, km 70 tahun 1999 ttg pelaksanaan uji coba sim laka lalin di bali & ...
1999, km 70 tahun 1999 ttg pelaksanaan uji coba sim laka lalin di bali & ...
 
1995, km 5 tahun 1995 ttg penyelenggaraan penimbangan kendaraan bermotor di j...
1995, km 5 tahun 1995 ttg penyelenggaraan penimbangan kendaraan bermotor di j...1995, km 5 tahun 1995 ttg penyelenggaraan penimbangan kendaraan bermotor di j...
1995, km 5 tahun 1995 ttg penyelenggaraan penimbangan kendaraan bermotor di j...
 
1993, km 60 tahun 1993 ttg marka jalan
1993, km 60 tahun 1993 ttg marka jalan1993, km 60 tahun 1993 ttg marka jalan
1993, km 60 tahun 1993 ttg marka jalan
 
Uu 22 tahun 2009 ttg llaj
Uu 22 tahun 2009 ttg llajUu 22 tahun 2009 ttg llaj
Uu 22 tahun 2009 ttg llaj
 
Km35tahun2003 penyelenggaraan angkutan orang di jalan dengan kendaraan umum
Km35tahun2003 penyelenggaraan angkutan orang di jalan dengan kendaraan umumKm35tahun2003 penyelenggaraan angkutan orang di jalan dengan kendaraan umum
Km35tahun2003 penyelenggaraan angkutan orang di jalan dengan kendaraan umum
 

Recently uploaded

Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptab368
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfBekti5
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 

Recently uploaded (12)

Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 

Longsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salam

  • 1. LONGSORAN BAJI (WEDGE FAILURE) HTKB – 642/GEOTEKNIK TAMBANG TERBUKA Romla Noor Hakim – Eko Santoso - Sari Melati PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
  • 2.  Longsoran terjadi akibat ketidakmenerusan yang memotong kemiringan lereng di mana sehingga terbentuk baji yang bidang gelincirnya berada pada perpotongan antara dua bidang ketidakmenerusan yang saling berpotongan  Longsoran baji lebih mungkin terjadi dibanding longsoran bidang, jika ditinjau dari segi geometri dan kondisi geologi, sehingga kajian mengenai kestabilan baji merupakan suatu komponen penting dalam rekayasa lereng batuan KONDISI UMUM strong, volcanic rock on Interstate 5, near Grants Pass, Oregon HTKB462 - Longsoran Baji 2
  • 3. CONTOH LONGSORAN BAJI Wedge formed by bedding (left) and a conjugate joint set (right); sliding occurred on bedding with joints acting as a release surface (bedded shale, near Helena, Montana) HTKB462 - Longsoran Baji 3
  • 4.  Dua bidang ketidakmenerusan harus saling berpotongan membentuk struktur garis.  Pada stereonet, garis perpotongan diwakili oleh titik di mana dua busur bidang saling berpotongan.  Kedudukan garis perpotongan (arah dan kemiringan) dijelaskan dengan istilah trend (αi) dan plunge (ψi.  Plunge garis perpotongan harus lebih landai dari kemiringan lereng dan lebih tegak dari rata-rata sudut geser dalam kedua bidang ketidakmenerusan ψfi > ψi > φ. PERSYARATAN GEOMETRI HTKB462 - Longsoran Baji 4
  • 5.  Kemiringan lereng (ψfi) diukur dari sudut pandang kanan terhadap garis perpotongan.  Ingat bahwa ψfi hanya akan sama dengan ψf (kemiringan lereng sebenarnya), jika arah kemiringan garis perpotongan sama dengan arah kemiringan lereng  Garis perpotongan harus memiliki arah kemiringan yang memungkinkan ujung garis gelincir tampak di muka lereng. Trend yang memungkinkan berkisar antara αi and α PERSYARATAN GEOMETRI HTKB462 - Longsoran Baji 5
  • 6. GEOMETRI BAJI YANG BERPOTENSI LONGSOR HTKB462 - Longsoran Baji 6
  • 7. GEOMETRI BAJI YANG TIDAK LONGSOR HTKB462 - Longsoran Baji 7
  • 8.  Secara grafis dapat diukur dengan stereonet  Dapat pula dihitung menggunakan rumus PENENTUAN TREND DAN PLUNGE GARIS GELINCIR BAJI αi= Arah garis peprotongan dua bidang (trend) ψi= Kemiringan garis peprotongan dua bidang (plunge) αA,αB = arah kemiringan dua bidang ketidakmenerusan (dip directions) ψA,ψB = kemiringan dua bidang ketidakmenerusan (dip) HTKB462 - Longsoran Baji 8
  • 9.  Faktor keamanan baji, jika diasumsikan gelinciran hanya bergantung pada sudut gesek dalam φ dan nilainya sama untuk kedua bidang adalah : FAKTOR KEAMANAN (FS) RA, RB = gaya normal kedua bidang W = berat baji HTKB462 - Longsoran Baji 9
  • 10.  RA dan RB ditentukan dengan menyelesaikan dua persamaan.  Sudut ξ dan β diukur pada stereonet.  Untuk mencapai kesetimbangan, komponen gaya normal harus bernilai sama (pers.1)dan jumlah komponen sejajar garis perpotongan harus sama gaya berat yang bekerja searah garis gelincir (pers.2) PENENTUAN RA DAN RB HTKB462 - Longsoran Baji 10
  • 11. FAKTOR KEAMANAN • Dari kedua persamaan sebelumnya dapat ditentukan rumus lain untuk menentukan faktor keamanan. • FSW = faktor keamanan baji yang hanya bergantung pada gesekan saja • FSP = faktor keamanan longsoran baji untuk bidang dengan sudut geser dalam φ dan kemiringan garis perpotongan ψi. • K = faktor baji yang bergantung pada sudut antara dua bidang ξ dan sudut kemiringan bidang β HTKB462 - Longsoran Baji 11
  • 12. FAKTOR BAJI (K) HTKB462 - Longsoran Baji 12
  • 13.  Dua bidang membentuk baji, dengan kemiringan bidang B lebih besar dari A.  Keterangan garis-garis pada gambar :  Garis 1 = perpotongan bidang A dengan kemiringan lereng  Garis 2 = perpotongan bidang B dengan kemiringan lereng  Garis 3 = perpotongan bidang A dengan kemiringan lereng atas  Garis 4 = perpotongan bidang  Garis 5 = perpotongan bidang A dan B ANALISIS LONGSORAN BAJI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KOHESI, GESEKAN, DAN TEKANAN AIR HTKB462 - Longsoran Baji 13
  • 14.  Lereng di belakang crest memiliki kemiringan tertentu (lebih landai dari lereng di bawahnya)  Tinggi total lereng dihitung dari dasar baji sampai puncak baji yang tampak di muka lereng di belakang crest  Distribusi tekanan air dihitung dengan asumsi baji impermeable dan air masuk dari atas sepanjang garis perpotongan 3 dan 4 dan keluar dari muka lereng sepanjang garis perpotongan 1 dan 2. Hasilnya, tekanan maksimum terjadi sepanjang garis perpotongan 5 dan bernilai nol sepanjang garis 1, 2, 3 dan 4. ANALISIS LONGSORAN BAJI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KOHESI, GESEKAN, DAN TEKANAN AIR  Distribusi tekanan air berpenampang segitiga dan tekanan maksimum terjadi di tengah lereng dengan nilai sekitar 0.5γwH.  Distribusi tekanan air ini dapat mewakili kondisi paling ekstrim yang mungkin terjadi selama hujan sangat lebat dan lereng terjenuhkan HTKB462 - Longsoran Baji 14
  • 15.  Dianggap longsoran baji terjadi pada garis 5, faktor keamanannya adalah : FAKTOR KEAMANAN (HOEK ET AL, 1973) cA, cB = kohesi bidang A dan B φA, φB = sudut geser dalam bidang A dan B γr = bobot isi batuan γw = bobot air H = tinggi total baji X,Y,A,B = faktor yang berkaitan dengan dimensi baji HTKB462 - Longsoran Baji 15
  • 16.  ψa, ψb = kemiringan bidang A dan B  Ψ5 = dip kemiringan garis perpotongan (garis 5)  Sudut-sudut dapat diukur pada stereonet FAKTOR A, B, X, Y HTKB462 - Longsoran Baji 16
  • 17. DATA CONTOH KASUS LONGSORAN BAJI HTKB462 - Longsoran Baji 17 Tinggi total baji = 40 m Bobot isi batuan = 25 kN/m3 Bobot isi air = 9.81 kN/m3
  • 18.  Gambar busur dan kutub (pole) bidang ketidakmenerusan A dan B  Gambar busur lereng dan lereng atas  Beri nomor titik-titik yang mewakili garis perpotongan : 1 = perpotongan bidang A dengan kemiringan lereng, 2 = perpotongan bidang B dengan kemiringan lereng, 3 = perpotongan bidang A dengan kemiringan lereng atas, 4 = perpotongan bidang, 5 = perpotongan bidang A dan B  Ukur bearing 13 dan 35 pada bidang A. Ukur bearing 24 dan 45 pada bidang B  Tentukan arah longsoran dengan menarik garis dari pusat stereonet ke titik 5. Ukur plunge (5). HTKB462 - Longsoran Baji 18 LANGKAH PENGERJAAN
  • 19.  Hubungkan kutub bidang A (Na) dan kutub bidang B (Nb) dalam busur yang sama, gambar dengan garis putus- putus. Ukur bearing na.nb  Hubungkan kutub bidang B (Nb) dengan titik 1, gambar dengan garis putus-putus. Ukur bearing 1.nb  Hubungkan kutub bidang A (Na) dengan titik 2, gambar dengan garis putus-putus. Ukur bearing 2.na  Masukkan nilai-nilai yang diperoleh untuk menghitung faktor A, B, X, dan Y  Hitung faktor keamanan (FS) HTKB462 - Longsoran Baji 19 LANGKAH PENGERJAAN
  • 20. LEMBAR PERHITUNGAN KASUS LONGSORAN BAJI HTKB462 - Longsoran Baji 20
  • 21.  Hoek, J. & Bray, E. 1981. Rock Slope Engineering. London, Institution of Mining and Metallurgy.  Kliche, C.A. 1999. Rock Slope Stability. Littleton, Society for Mining, Metallurgy, and Exploration, Inc. (SME)  Wyllie, D.C. & Mah C.W. 2004. Rock Slope Engineering. New York, Taylor & Francis. REFERENSI HTKB462 - Longsoran Baji 21