Laporan ini membahas praktikum sistem informasi geografis menggunakan aplikasi Corel Draw. Laporan ini menjelaskan tentang kemiringan lereng di daerah Telitian dengan menghitung nilai kemiringannya melalui kontur pada peta topografi dan mengklasifikasikannya. Laporan ini juga menjelaskan penggunaan Corel Draw dalam membuat pemetaan geografi.
Laporan ini membahas praktikum sistem informasi geografis menggunakan aplikasi Corel Draw. Laporan ini menjelaskan tentang kemiringan lereng di daerah Telitian dengan menghitung nilai kemiringannya melalui kontur pada peta topografi dan mengklasifikasikannya. Laporan ini juga menjelaskan penggunaan Corel Draw dalam membuat pemetaan geografi.
Lokasi Pelan C merupakan rencana pembangunan penghadang pagar. Rencananya penghadang pagar akan dibangun untuk mencegah masuknya orang tidak bertanggung jawab.
Dokumen tersebut membahas tentang garis kontur, termasuk pengertian, sifat, interval, indeks, dan interpolasi garis kontur. Garis kontur digunakan untuk memperlihatkan ketinggian permukaan tanah pada peta dan memiliki beberapa sifat seperti berbentuk kurva tertutup dan tidak berpotongan. Interval kontur dan indeks kontur digunakan untuk menentukan kerapatan garis kontur.
Instrumen spatial literacy sistem informasi geografi revHugeng Dc
Dokumen tersebut berisi soal-soal ujian tentang Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk guru geografi. Soal-soal itu mencakup konsep dasar SIG seperti format data raster dan vektor, komponen SIG, tahapan proses SIG, serta aplikasi SIG meliputi digitasi, editing, analisis buffer dan overlay. Ada pula soal-soal yang menguji pemahaman tentang visualisasi dan analisis spasial seperti peta, kontur, dan model 3D.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
Lokasi Pelan C merupakan rencana pembangunan penghadang pagar. Rencananya penghadang pagar akan dibangun untuk mencegah masuknya orang tidak bertanggung jawab.
Dokumen tersebut membahas tentang garis kontur, termasuk pengertian, sifat, interval, indeks, dan interpolasi garis kontur. Garis kontur digunakan untuk memperlihatkan ketinggian permukaan tanah pada peta dan memiliki beberapa sifat seperti berbentuk kurva tertutup dan tidak berpotongan. Interval kontur dan indeks kontur digunakan untuk menentukan kerapatan garis kontur.
Instrumen spatial literacy sistem informasi geografi revHugeng Dc
Dokumen tersebut berisi soal-soal ujian tentang Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk guru geografi. Soal-soal itu mencakup konsep dasar SIG seperti format data raster dan vektor, komponen SIG, tahapan proses SIG, serta aplikasi SIG meliputi digitasi, editing, analisis buffer dan overlay. Ada pula soal-soal yang menguji pemahaman tentang visualisasi dan analisis spasial seperti peta, kontur, dan model 3D.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
Bab vi (perencanaan geometrik jalan raya)
1. 78
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
TIMBUNAN
GALIAN
a
b
c
L
x
BAB VI
PERHITUNGAN GALIAN (CUT) DAN TIMBUNAN (FILL)
Dari sketsa jalan yang telah ditentukan pada peta topografi, dapat dilihat
bagian timbunan maupun galian. Tampang galian dan timbunan dapat dihitung
dengan menentukan tampang melintang jalan. Pada bagian jalan yang terletak
pada bagian galian, bagian yang bersambung dapat dihitung volumenya secara
menyeluruh. Apabila diantara dua luas tampang tertentu, maka harus dihitung luas
tampang melintang rata-rata dan dikalikan jarak antara dua tampang yang
bersangkutan.
Lain halnya bila pias yang dihitung antara dua tampang yang berbeda,
yang satu galian dan yang lain timbunan. Maka harus dihitung titik potong muka
tanah dengan permukaan jalan, atau batas antara galian dan timbunan tersebut
seperti pada Gambar 6.1 di bawah ini.
Gambar 6.1 Batasa antara Galian dan Timbunan
a : b = ( L- x ) ( a+b) x = b.L
ax = b.L - b.x x =
ba
bxL
ax + bx = b.L
2. 79
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Dengan demikian dapat diketahui panjang bagian galian dan timbunan,
sehingga dapat dicari volumenya.
Penampang jalan yang direncanakan diperlihatkan pada Gambar 6.2 di
bawah ini.
Gambar 6.2 Potongan melintang jalan
Dimana lebar perkerasan jalan 2 3,75 m dengan kemiringan melintang
2 % dan bahu jalan 2 1,5 m dengan kemiringan melintangnya 4 %. Dimensi
saluran drainase direncanakan dengan talud 1 : 2, b1 = 50 cm, b2 = 150 cm dan h =
100 cm.
0,5 1,5 3,75 3,75 1,5 0,5
1,0
1,5
1,0
1,5
-2%-2%
-4% -4%
1:2 1:2
Badan jalanSaluran samping
Bahu jalan Jalur lalu lintas Bahu jalan
Saluran samping
Daerah manfaat jalan (Damaja)