Tiga kalimat:
Dokumen tersebut menjelaskan istilah-istilah penting yang digunakan dalam merencanakan kapal mulai dari garis air, garis dasar, garis muat, garis geladak tepi, hingga cara membuat lengkung geladak dengan menggunakan rumus dan metode tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang desain lambung kapal, termasuk definisi istilah-istilah yang digunakan dalam desain lambung kapal seperti panjang antara garis tegak, lebar kapal, tinggi kapal, sarat kapal, dan istilah geometri lainnya. Dokumen juga menjelaskan proses desain lambung kapal yang mempertimbangkan karakteristik seperti tahanan, manuverabilitas, stabilitas, dan volume di bawah geladak
Geladak adalah permukaan datar di atas ruangan kapal yang berfungsi untuk menjaga kekedapan, menempatkan kargo dan awak kapal, serta menambah kekuatan kapal. Konstruksi geladak terdiri dari balok, penumpu, dan pelat geladak yang disatukan. Ada beberapa jenis geladak seperti utama, antara, dan kekuatan, yang dibedakan berdasarkan letaknya.
Dokumen tersebut membahas proses pembuatan gambar rencana garis kapal, meliputi penentuan koefisien kapal, perencanaan kurva luas penampang, penggambaran garis air, shape control, body plan, dan proyeksi ke rencana lainnya. Langkah-langkahnya diawali dengan menentukan data kapal, menghitung koefisien, melukis kurva dan garis, serta melakukan koreksi sampai memenuhi toleransi.
Tugas ini membahas perencanaan propeler dan sistem poros untuk kapal tanker minyak bernama MT. Rhein. Langkah-langkahnya meliputi perhitungan tahanan kapal, daya mesin, pemilihan propeler dan sistem poros. Tahanan kapal dihitung menggunakan metode Harvald untuk menentukan daya mesin yang dibutuhkan. Propeler dan sistem poros dirancang untuk menyesuaikan daya mesin tersebut agar kapal dapat menc
Rencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal TankerHaqiqi Muchammad
Laporan ini membahas perancangan rencana garis untuk sebuah kapal. Dijelaskan definisi-definisi penting seperti panjang kapal, lebar, dan tinggi. Juga dijelaskan potongan-potongan badan kapal yang diperlukan dalam perancangan rencana garis. Langkah-langkah perhitungan dan penggambaran rencana garis akan dilakukan, termasuk perhitungan kurva luas potongan dan garis air.
Dokumen tersebut menjelaskan perhitungan beban pada kapal yang terdiri dari beban geladak, sisi, alas, dan alas dalam. Beban geladak dihitung dengan mempertimbangkan koefisien blok, jarak pusat beban dari garis dasar, sarat, dan tinggi kapal. Beban sisi dihitung dengan mempertimbangkan jarak pusat beban dari garis dasar, koefisien, dan apakah berada di atas atau di bawah garis
This document discusses key ship measurements and dimensions. It defines terms like LOA, LWL, LBP, draft, beam, depth, displacement, and various coefficient metrics used to characterize a ship's shape such as block coefficient. The document is a lecture on basic ship dimensions and was presented by Adi Wirawan Husodo in 2012. Key dimensions discussed include length, width, depth, draft locations, and coefficients used to quantify properties like waterplane area and midship section.
Dokumen tersebut membahas tentang desain lambung kapal, termasuk definisi istilah-istilah yang digunakan dalam desain lambung kapal seperti panjang antara garis tegak, lebar kapal, tinggi kapal, sarat kapal, dan istilah geometri lainnya. Dokumen juga menjelaskan proses desain lambung kapal yang mempertimbangkan karakteristik seperti tahanan, manuverabilitas, stabilitas, dan volume di bawah geladak
Geladak adalah permukaan datar di atas ruangan kapal yang berfungsi untuk menjaga kekedapan, menempatkan kargo dan awak kapal, serta menambah kekuatan kapal. Konstruksi geladak terdiri dari balok, penumpu, dan pelat geladak yang disatukan. Ada beberapa jenis geladak seperti utama, antara, dan kekuatan, yang dibedakan berdasarkan letaknya.
Dokumen tersebut membahas proses pembuatan gambar rencana garis kapal, meliputi penentuan koefisien kapal, perencanaan kurva luas penampang, penggambaran garis air, shape control, body plan, dan proyeksi ke rencana lainnya. Langkah-langkahnya diawali dengan menentukan data kapal, menghitung koefisien, melukis kurva dan garis, serta melakukan koreksi sampai memenuhi toleransi.
Tugas ini membahas perencanaan propeler dan sistem poros untuk kapal tanker minyak bernama MT. Rhein. Langkah-langkahnya meliputi perhitungan tahanan kapal, daya mesin, pemilihan propeler dan sistem poros. Tahanan kapal dihitung menggunakan metode Harvald untuk menentukan daya mesin yang dibutuhkan. Propeler dan sistem poros dirancang untuk menyesuaikan daya mesin tersebut agar kapal dapat menc
Rencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal TankerHaqiqi Muchammad
Laporan ini membahas perancangan rencana garis untuk sebuah kapal. Dijelaskan definisi-definisi penting seperti panjang kapal, lebar, dan tinggi. Juga dijelaskan potongan-potongan badan kapal yang diperlukan dalam perancangan rencana garis. Langkah-langkah perhitungan dan penggambaran rencana garis akan dilakukan, termasuk perhitungan kurva luas potongan dan garis air.
Dokumen tersebut menjelaskan perhitungan beban pada kapal yang terdiri dari beban geladak, sisi, alas, dan alas dalam. Beban geladak dihitung dengan mempertimbangkan koefisien blok, jarak pusat beban dari garis dasar, sarat, dan tinggi kapal. Beban sisi dihitung dengan mempertimbangkan jarak pusat beban dari garis dasar, koefisien, dan apakah berada di atas atau di bawah garis
This document discusses key ship measurements and dimensions. It defines terms like LOA, LWL, LBP, draft, beam, depth, displacement, and various coefficient metrics used to characterize a ship's shape such as block coefficient. The document is a lecture on basic ship dimensions and was presented by Adi Wirawan Husodo in 2012. Key dimensions discussed include length, width, depth, draft locations, and coefficients used to quantify properties like waterplane area and midship section.
Dokumen ini menjelaskan perhitungan tebal minimum plat kulit (shell plating) untuk berbagai bagian kapal seperti plat alas, bilga, lunas datar, dan sisi sesuai dengan SNI 06-1747-2002. Perhitungan mempertimbangkan faktor beban, jarak antar rangka (frame space), panjang kapal, dan faktor material dan korosi. Tebal minimum ditentukan berdasarkan rumus yang melibatkan beban alas dan faktor-faktor tersebut.
Dokumen ini membahas tentang dasar teori perhitungan kekuatan memanjang kapal, yang mencakup penjelasan tentang beban-beban yang bekerja pada kapal, sifat respon konstruksi kapal terhadap beban, dan pembebanan pada tahap pembuatan dan uji kapal. Dokumen ini juga menjelaskan konsep dasar perhitungan momen lengkung, gaya lintang, dan puntiran pada kapal."
Dokumen tersebut membahas berbagai aspek struktur sayap pesawat udara, termasuk jenis konstruksi sayap, bentuk sayap, variasi jumlah sayap, dan cara pemasangan sayap pada fuselage."
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis kapal dan bagian-bagiannya, termasuk jenis kapal berdasarkan bahan konstruksi, alat penggerak, muatan, dan kegunaan khusus. Dokumen ini menjelaskan berbagai macam kapal seperti kapal kayu, baja, kapal tanker, peti kemas, penangkap ikan, serta kapal khusus seperti kapal keruk dan tunda.
Tugas Merancang Kapal I (Container 7000 DWT)Yogga Haw
Dokumen tersebut merupakan bagian dari tugas merancang kapal container 7000 DWT yang membahas latar belakang, tujuan, batasan, prinsip perancangan, dan karakteristik kapal yang akan dirancang. Kapal container ini akan mengangkut muatan dalam bentuk peti kemas sepanjang rute pelayaran Tg. Priok - Tenau.
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)Yogga Haw
Dokumen tersebut membahas perhitungan beban konstruksi kapal untuk full container ship dengan kapasitas 504 TEUs. Terdapat perhitungan beban geladak cuaca, beban sisi kapal di bawah dan di atas garis air dengan mempertimbangkan lokasi daerah buritan, tengah, dan haluan kapal berdasarkan rumus-rumus yang ditetapkan.
Dokumen ini membahas tentang rencana garis kapal, yang merupakan representasi grafis dari bentuk lambung kapal. Rencana garis menunjukkan potongan lambung kapal pada tiga bidang ortogonal yaitu buttock planes, water planes, dan transverse section. Dokumen ini juga menjelaskan tabel offset yang berisi ukuran-ukuran bagian melintang kapal yang digunakan untuk mengetahui dimensi sebenarnya kapal.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah tekanan, energi kinetik, dan energi potensial berhubungan dengan kecepatan aliran cairan dalam pipa. Hukum ini digunakan untuk menjelaskan prinsip kerja alat seperti venturi dan sayap pesawat terbang.
Dokumen ini menjelaskan perhitungan tebal minimum plat kulit (shell plating) untuk berbagai bagian kapal seperti plat alas, bilga, lunas datar, dan sisi sesuai dengan SNI 06-1747-2002. Perhitungan mempertimbangkan faktor beban, jarak antar rangka (frame space), panjang kapal, dan faktor material dan korosi. Tebal minimum ditentukan berdasarkan rumus yang melibatkan beban alas dan faktor-faktor tersebut.
Dokumen ini membahas tentang dasar teori perhitungan kekuatan memanjang kapal, yang mencakup penjelasan tentang beban-beban yang bekerja pada kapal, sifat respon konstruksi kapal terhadap beban, dan pembebanan pada tahap pembuatan dan uji kapal. Dokumen ini juga menjelaskan konsep dasar perhitungan momen lengkung, gaya lintang, dan puntiran pada kapal."
Dokumen tersebut membahas berbagai aspek struktur sayap pesawat udara, termasuk jenis konstruksi sayap, bentuk sayap, variasi jumlah sayap, dan cara pemasangan sayap pada fuselage."
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis kapal dan bagian-bagiannya, termasuk jenis kapal berdasarkan bahan konstruksi, alat penggerak, muatan, dan kegunaan khusus. Dokumen ini menjelaskan berbagai macam kapal seperti kapal kayu, baja, kapal tanker, peti kemas, penangkap ikan, serta kapal khusus seperti kapal keruk dan tunda.
Tugas Merancang Kapal I (Container 7000 DWT)Yogga Haw
Dokumen tersebut merupakan bagian dari tugas merancang kapal container 7000 DWT yang membahas latar belakang, tujuan, batasan, prinsip perancangan, dan karakteristik kapal yang akan dirancang. Kapal container ini akan mengangkut muatan dalam bentuk peti kemas sepanjang rute pelayaran Tg. Priok - Tenau.
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)Yogga Haw
Dokumen tersebut membahas perhitungan beban konstruksi kapal untuk full container ship dengan kapasitas 504 TEUs. Terdapat perhitungan beban geladak cuaca, beban sisi kapal di bawah dan di atas garis air dengan mempertimbangkan lokasi daerah buritan, tengah, dan haluan kapal berdasarkan rumus-rumus yang ditetapkan.
Dokumen ini membahas tentang rencana garis kapal, yang merupakan representasi grafis dari bentuk lambung kapal. Rencana garis menunjukkan potongan lambung kapal pada tiga bidang ortogonal yaitu buttock planes, water planes, dan transverse section. Dokumen ini juga menjelaskan tabel offset yang berisi ukuran-ukuran bagian melintang kapal yang digunakan untuk mengetahui dimensi sebenarnya kapal.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah tekanan, energi kinetik, dan energi potensial berhubungan dengan kecepatan aliran cairan dalam pipa. Hukum ini digunakan untuk menjelaskan prinsip kerja alat seperti venturi dan sayap pesawat terbang.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis bentuk haluan dan kemudi kapal serta menjelaskan ukuran-ukuran penting sebuah kapal seperti panjang, lebar, dalam, sarat, dan berbagai jenis tonase."
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara menghitung beberapa kurva hidrostatis yang berkaitan dengan stabilitas kapal seperti luas bidang garis air, volume, dan deplasemen."
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara menghitung beberapa kurva hidrostatis yang berkaitan dengan stabilitas kapal seperti luas bidang garis air, volume, dan deplasemen."
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan volume tanah pada pekerjaan galian dan timbunan jalan. Metode perhitungan yang digunakan adalah Double End Areas yaitu dengan mengambil rata-rata luas penampang di dua stasiun dan dikalikan dengan jarak kedua stasiun. Diagram massa digunakan untuk menggambarkan pemindahan tanah antar stasiun dan menentukan volume overhaul. Pedoman rancangan alinyemen horizontal dan vertikal serta penentapan
Dokumen tersebut membahas tentang alur pelayaran kapal ke pelabuhan, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaannya seperti kedalaman, lebar, dan alat bantu pelayaran. Dokumen ini juga menjelaskan karakteristik berbagai jenis alat bantu pelayaran seperti rambu, pelampung, dan mercu suar."
Dokumen tersebut membahas mengenai momen inersia pada penampang kapal dan bagaimana menghitung momen inersia terhadap sumbu horizontal dan vertikal serta momen inersia polar. Juga dijelaskan bagaimana menghitung momen inersia untuk berbagai bentuk penampang seperti persegi panjang, segitiga, lingkaran, dan elips.
Dokumen tersebut membahas tentang poligon dan beberapa jenis poligon dua dimensi seperti segi empat, jajar genjang, dan layang-layang. Dijelaskan pula rumus-rumus untuk menghitung luas dan keliling poligon-poligon tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Tinggi air untuk operasi waduk dan volume waduk berdasarkan data topografi dan hidrologi.
2. Tinggi jagaan yang meliputi tinggi gelombang akibat angin dan banjir.
3. Metode perhitungan volume waduk, tinggi operasi, dan tinggi jagaan berdasarkan rumus dan data terkait.
1. Dokumen tersebut membahas perencanaan bendung tetap, termasuk pendefinisian bendung dan jenis-jenisnya, data yang dibutuhkan, pemilihan lokasi, penentuan ketinggian air, perhitungan debit banjir, dan komponen-komponen penting bendung seperti pintu pengambilan dan lebar efektif.
2. Langkah-langkah perencanaan bendung tetap mencakup analisis data topografi, hidrologi, geologi, dan lingkungan
Proses perlakuan panas atau heat treatment terdiri dari kombinasi pemanasan dan pendinginan logam padat untuk memperoleh sifat tertentu. Terdapat 2 pendekatan heat treatment, yaitu near equilibrium yang melunakkan struktur dan non-equilibrium untuk memperoleh kekerasan tinggi. Jenis-jenis heat treatment meliputi annealing, normalizing, hardening, dan surface hardening.
Dokumen tersebut menjelaskan metode Bambang dalam menggambar rencana garis kapal dengan 10 langkah, dimulai dari mempersiapkan kertas dan file AutoCAD, kemudian mengplot gambar, membuat garis acuan, menggunting bentuk, menambahkan tanda dan keterangan, hingga membuat tabel offset sebelum gambar selesai. Metode ini dianggap mudah dan efisien walaupun mengharuskan peralatan komputer dan gambar.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
10. Untuk membuat suatu kapal di
galangan maka pertama-tama yang
harus dikerjakan adalah memindahkan
gambar rencana garis (lines plan,
dalam skala tertentu) ke papan mould
loft dengan skala 1 : 1.
Dalam rencana garis (lines plan), ada
istilah-istilah penting yang
dipergunakan seperti diuraikan berikut
ini :
11. A. Garis Air (Water Line)
Diumpamakan kapal dipotong-potong
secara memanjang (mendatar horizontal).
Garis-garis potong yang mendatar tersebut
disebut garis air (water line). Dan dari
bawah diberi nama WL0, WL1, WL2, WL3,
WL4, dst.
Tiap-tiap penampang hasil potongan
disebut bidang garis air.
Bentuk bidang garis air sedapat mungkin
meruncing di kedua ujung (depan &
belakang).
12.
13.
14. B. Garis Dasar (Base Line)
Proyeksi base line adalah bidang garis air nol (WL0).
Garis dasar harus selalu datar.
Pada kapal yang direncanakan dalam keadaan datar
(even keel), garis dasar selalu berhimpit dengan garis
lunas (keel) yang paling bawah. Untuk kapal yang
direncanakan trim belakang, garis dasar menyudut
dengan lunas.
Kapal yang dibangun dengan trim belakang (umumnya
pada kapal kecil), agar dalam keadaan kosong (light
condition) baling-baling kapal tersebut masih tetap
berada di bawah garis air.
Garis-garis vertikal (station), harus selalu diambil tegak
lurus dengan garis dasar.
Dalam menggambar kapal, garis dasar harus selalu
lebih dulu ditentukan, sebelum menggambar bagian-
bagian lain.
15. C. Garis Muat (Load Water Line)
Adalah garis air (water line) yang paling
atas pada waktu kapal dimuati penuh
dengan muatan.
Dalam prakteknya, letak garis muat pada
kapal dapat dilihat dengan adanya tanda
lambung timbul (freeboard mark) pada
lambung kiri-kanan kapal lebih kurang di
tengah-tengah kapal.
Tinggi garis muat (T) diukur persis di
tengah-tengah kapal (midship).
16. D. Garis Geladak Tepi (Sheer Line)
Adalah garis lengkung dari tepi geladak (deck) yang
ditarik melalui ujung atas dari balok geladak.
Garis ini biasanya direncanakan melengkung
menanjak pada bagian haluan & buritan, hal ini untuk
menjaga agar air laut tidak mudah masuk deck.
Garis geladak tepi dapat direncanakan sesuai dengan
harga sheer standar :
Harga sheer standar :
AP = 25 (L/3 +10)
1/6L dari AP = 11,1(L/3 +10)
1/3L dari AP = 2,8 (L/3 + 10)
Midship = 0
1/3L dari FP = 5,6 (L/3 + 10)
1/6L dari FP = 22,2 (L/3 + 10),
FP = 50 (L/3 + 10)
17. Cara membuat garis geladak tepi (sheer line)
dengan sheer standar :
Panjang kapal (Lpp) dari AP sampai FP
dibagi menjadi 6 bagian yang sama yaitu : 1/6
L dari AP, 1/3 L dari AP, midship, 1/3 L dari
FP, 1/6 L dari FP. Selanjutnya pada midship
diukurkan tinggi kapal (H). Kemudian pada
ketinggian ini ditarik garis datar sejajar
dengan garis dasar (base line) sedemikian
rupa hingga memotong garis tegak yang
ditarik melalui titik AP, 1/6 L dari AP, 1/3 L dari
AP, midship, 1/3 L dari FP, 1/6 L dari FP dan
FP. Dari titik-titik perpotongan tersebut
diukurkanlah harga-harga dari sheer standar
di atas.
18.
19. E. Garis Geladak Tengah (Camber)
Adalah garis geladak yang diukur pada titik tengah
(centre line) kapal.
Dibuat/direncanakan melengkung setinggi 1/50 B
pada tiap-tiap titik seperti pada pembagian garis
geladak tepi (AP, 1/6L dr AP, 1/3L dr AP, midship,
dst), caranya : dari titik-titik pada garis geladak tepi
yang telah dibuat diukurkan keatas harga-harga
dari 1/50 B. B adalah lebar kapal setempat pada
potongan2 AP, 1/6 L dr AP, 1/3L dr AP, dst. Tinggi
lengkungan (1/50 B) dari garis geladak tepi diukur
pada centre line dari kapal disebut Camber.
Lengkungan camber sepanjang lebar kapal
disebut garis lengkung geladak.
20. F. Garis Kubu-kubu (Bulwark)
Disebut juga garis pagar, sesuai dengan
fungsinya sebagai pagar agar orang atau
awak kapal yang bekerja di atas geladak
tidak mudah jatuh ke laut.
21. G. Geladak Kimbul (Poop Deck)
- Adalah geladak dibagian belakang kapal yang
langsung terletak di atas geladak utama.
- Umumnya ruangan di bawah geladak kimbul ini
dipakai untuk ruangan akomodasi ABK.
- Tingginya diukur dari main deck berkisar antara 1,9 –
2,4 meter (tidak boleh lebih rendah dari tinggi orang).
- Lebar poop deck adalah sama dengan lebar geladak
yang ada dibawahnya, sedangkan panjangnya banyak
ditentukan oleh pertimbangan dari perencana
(designer kapal) dan diperhitungkan dalam
perhitungan lambung timbul.
- Pada kapal yang tidak ada bridge deck (geladak
jembatan) maka diatas poop deck diteruskan dengan
geladak sekoci (boat deck) dan diatasnya lagi
diteruskan dengan geladak navigasi (navigation deck).
22. H. Geladak Agil (Fore Castle Deck)
Adalah geladak bagian haluan kapal yang
langsung terletak di atas geladak utama.
Ruangan yang ada di bawah geladak ini
umumnya dipakai untuk gudang, bengkel dan
kadang juga untuk akomodasi ABK.
Pada geladak ini ditempatkan perlengkapan2
kapal untuk berlabuh dan tambat seperti :
Anchor Winch, bolder2, tali-temali, dsb.
Tingginya berkisar 1,9 – 2,4 meter.
Panjang geladak agil juga diperhitungkan
dalam perhitungan lambung timbul.
23. I. Geladak Jembatan (Bridge Deck)
Adalah geladak yang letaknya ditengah antara poop deck dan
forecastle deck.
Biasanya antara bridge deck dengan poop deck, juga antara
bridge deck dengan forecastle deck terdapat lubang palkah.
Kapal yang sekaligus memiliki poop deck, bridge deck dan
forecastle deck disebut kapal tiga pulau (three island) dan
umumnya tipe ini banyak dipakai untuk kapal-kapal
pengangkutan antar pulau.
Pada kapal three island ini, seringkali geladak seperti boat deck,
navigation deck langsung berada diatas bridge deck.
Tinggi bridge deck juga berkisar antara 1,9 – 2,4 meter.
Lebarnya sama dengan lebar deck yang ada dibawahnya dan
panjangnya juga tergantung designer sesuai dengan kebutuhan.
Dibawah bridge deck ini, umumnya juga dipakai untuk ruang
akomodasi ABK, gudang, dsb.
24. J. Garis Tegak Potongan
Memanjang (Buttock Line)
Adalah garis dimana diumpamakan suatu
kapal dipotong-potong secara tegak
memanjang.
Penampang kapal yang terjadi karena
pemotongan ini disebut bidang garis tegak
potongan memanjang.
Dari keselarasan jalannya garis tegak
potongan memanjang ini, dapat diketahui
apakah garis air yang kita rencanakan itu
sudah cukup baik atau tidak.
25.
26. K. Garis Tegak Potongan Melintang (Station
atau Ordinat)
- Adalah garis dimana diumpamakan suatu kapal
dipotong-potong secara tegak melintang.
- Penampang kapal yang terjadi karena
pemotongan ini disebut bidang garis tegak
melintang.
- Pada umumnya, jika merencanakan kapal, maka
panjang kapal ini dibagi menjadi 10 atau 20 bagian
yang sama sesuai dengan panjang yang
direncanakan. Garis-garis tegak yang membatasi
bagian-bagian ini disebut dengan gading ukur atau
yang umum disebut dengan station.
- Gading ukur (station) ini biasanya dimulai dari
kiri ke kanan atau dari AP ke FP.
27.
28. L. Garis Diagonal (Sent)
Adalah sebuah garis yang ditarik pada
salah satu atau beberapa titik yang ada
pada garis tengah (centre line) membuat
sudut denga garis tengah (centre line).
Kegunaannya adalah untuk mengetahui
kebenaran dari bentuk gading-gading ukur
ke arah diagonal.
Kalau sekiranya bentuk dari gading ukur
itu masih kurang baik atau kurang laras,
maka bentuk garis dari garis sent ini juga
kurang laras.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55. Dari geladak tepi setinggi H (tinggi kapal) kita
tarik garis tegak lurus centre line, dimana
garis ini adalah berarti setengah lebar gading
pada gading yang bersangkutan (B/2)
Tiap bagian adalah (1/8)B
Dari titik A yaitu perpotongan antara garis
centre line dengan garis datar yang ditarik
dari salah satu titik pada garis geladak tepi
dari gading yang bersangkutan kita membuat
setengah lingkaran dengan jari-jari (1/50)B (B
adalah lebar gading yang bersangkutan)
56.
57. Pada bagian ¼ lingkaran kita bagi menjadi
4 bagian yang sama, sehingga pada
gambar kita mendapatkan titik-titik 1, 2,
dan 3.
Selanjutnya, setengah lingkaran yang
berimpitan dengan garis datar yang ditarik
dengan centre line kita bagi menjadi 4
bagian yang sama juga, sehingga kita
dapatkan titik-titik a, b dan c.
Kemudian kita hubungkan titik-titik 1
dengan a, 2 dengan b, dan 3 dengan c
58. Pada titik-titik C, D dan E kita tarik garis
masing-masing sejajar dengan garis 1a, 2b,
dan 3c, dimana garis-garis ini kita sebut garis
dt, et dan f.
Selanjutnya, dari titik-titik 1, 2 dan 3 kita tarik
garis mendatar sejajar dengan garis datar
yang tegak lurus centre line tadi.
Garis-garis ini akan memotong masing-
masing garis d di C, garis e di H dan garis f di
I.
Garis lengkung geladak kita dapatkan apabila
titik-titik J, G, H, I dan F kita hubungkan.
Karena bentuk kapal adalah simetris maka
proses yang sama dapat kita kerjakan untuk
sisi lainnya.
59.
60. Dari geladak tepi setinggi H (tinggi kapal)
kita tarik garis tegak lurus terhadap centre
line.
Perpotongan garis ini dengan geladak tepi
masing-masing kita beri tanda A dan C,
sedang perpotongannya dengan centre
line kita beri tanda B
Pada centre line dari titik H kita ukurkan ke
atas garis HD, HD (1/25)B (B lebar gading
yang bersangkutan).
61. Selanjutnya, titik D kita hubungkan
masing-masing dengan titik-titik A dan C,
sehingga terbentuklah garis DA dan DC.
Pada garis DA dan DC kita adakan
pembagian yang sama. Banyak
pembagian minimum 5 bagian.
Titik-titik pada pembagian ini kita beri
nomer 1, 2, 3, dst dengan catatan bahwa
nomer 0 pada sisi lain dimulai dari bawah
dan pada gambar berimpit dengan titik A.
Sedangkan, nomer 0 untuk sisi lainnya lagi
dimulai dari atas (puncak) dan pada
gambar berimpit dengan titik C.
62. Kemudian kita hubungkan titik-titik 0
dengan titik 0, titik 1 dengan titik 1, titik 2
dengan titik 2, titik 3 dengan titik 3.
Seterusnya pada gambar perpotongan
garis 1 – 1 dengan 2 – 2 kita beri tanda E,
perpotongan garis 3 – 3 dengan 4 – 4 kita
beri tanda G, sedangkan HF adalah tinggi
camber (1/50)B.
Kalau titik-titik A, E, F, G dan C kita
hubungkan, maka terbentuklah lengkung
geladak yang kita inginkan untuk gading
yang bersangkutan.