Modul ini membahas model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) yang menerapkan pembelajaran kooperatif dalam kelompok-kelompok kecil untuk belajar bersama dan berkompetisi dalam permainan tim."
1. 1
Modul Media Pembelajaran
MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS
(TGT)
OLEH :
SITTI KAMARIA
SITI NURHALISA
SRIGUSMALA
ELITA
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
KENDARI
2018
2. 2
KATA PENGANTAR
Atas ridho Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis telah
dapat menyelesaikan modul ini dengan judul “Model Pembelajaran Teams Games
Tournaments (TGT) “
Dalam memperlancar penyusunan modul ini, penulis telah banyak
memperoleh bantuan, bimbingan dari beberapa pihak dan penulis mengucapkan
banyak terimakasih. Penulis menyadari bahwa modul ini banyak kekurangan dan
kesalahan oleh karena itu demi sempurnanya, saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan.
Penulis berharap semoga modul ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca pada umumnya. Sekian dan terimakasih.
Kendari, 13 April 2018
penulis
3. 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 4
A. Latar Belakang..................................................................................................... 4
B. Standar Kompetensi............................................................................................. 6
C. Kompetensi Dasar................................................................................................ 6
D. Deskripsi Modul................................................................................................... 6
E. Rumusan Masalah................................................................................................ 6
F. Tujuan................................................................................................................... 7
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 8
A. Pengertian model pembelajaran kooperatif.......................................................... 8
B. Pengertian model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT).................. 9
C. Langkah-langkah model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT)....... 11
D. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Teams Games Tournaments
(TGT)................................................................................................................... 13
E. Rangkuman........................................................................................................... 15
EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi yang aktif dalam dunia pendidikan ataupun yang memiliki high
responsibility tinggi terhadap dunia pendidikan pasti akan selalu mempertanyakan
beberapa hal yang terkait langsung dengan dunia pendidikan, yaitu apa itu belajar,
mengajar dan pembelajaran ? apa sebenarnya belajar itu, sejak kapan manusia
belajar, dan bagaimana belajar terjadi ? secara sederhana Anthony Robbins,
mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu
(pengetahuan) yang baru. Dari defenisi ini dimensi belajar memuat beberapa
unsur, yaitu : (1). Penciptaan hubungan, (2) sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah
dipahami, dan (3) sesuatu (pengetahuan) yang baru. Jadi dalam makna belajar,
disini bukan berangkap dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui (nol),
tetapi merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan
pengetahuan baru.
Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak
disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan
pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku tetap
berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru
diperoleh oleh individu. Proses belajar ini tidak lain didukung oleh proses
pembelajaran yang didapatkan dari pemberi pelajaran.
Proses pembelajaran sampai saat ini masih memiliki banyak
permasalahan. Banyak faktor yang mempengaruhi keaktifan dan hasil belajar
siswa di kelas. Ketidaktertarikan pada mata pelajaran, siswa yang merasa cepat
bosan karena metode pembelajaran yang kurang menarik, partisipasi siswa yang
kurang dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran dan tidak adanya variasi dalam
5. 5
penyampaian materi pembelajaran. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut
guru dapat menggunakan metode dan model pembelajaran yang dapat dipadukan
dengan media pembelajaran inovatif untuk meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa.
Dalam pelaksanaan KTSP, terdapat lima pilar belajar yang perlu
ditegakkan, yaitu: belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha
Esa, belajar untuk memahami dan menghayati, belajar untuk melaksanakan dan
berbuat secara efektif, belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain,
belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran
yang efektif, aktif, kreatif, dan menyenangkan. Proses pembelajaran yang efektif,
aktif, kreatif, dan menyenangkan dapat dilaksanakan dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif.
Dalam model pembelajaran ini ditekankan keterlibatan aktif siswa secara
maksimal dalam proses belajar mengajar yaitu dengan cara siswa belajar
memecahkan masalah, mendiskusikan masalah dengan teman-temannya,
mempunyai keberanian menyampaikan ide atau gagasan dan mempunyai
tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Selain itu, model
pembelajaran kooperatif dapat menarik perhatian siswa terhadap berlangsungnya
proses pembelajaran, meningkatkan keterampilan bersosial, membantu
menyesuaikan diri, mengurangi perbedaan etnis dan meningkatkan rasa percaya
diri siswa. Pada pembelajaran kooperatif siswa harus aktif mencari, menemukan,
menyusun dan membentuk pengetahuan sendiri.
Pada model pembelajaran cooperative learning terdapat beberapa variasi,
yaitu terdapat empat pendekatan yang seharusnya merupakan bagian dari
kumpulan strategi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif. Yaitu
STAD, JIGSAW, iinvestigasi kelompok (Teams Games Tournaments atau TGT),
dan pendekatan structural yang meliputi Think Pair Share (TPS) dan Numbered
6. 6
Head Together (NHT). Pada makalah kali ini akan membahas tentang metode
pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT).
B. Standar Kompetensi
Menjelaskan metode pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT).
C. Kompetensi Dasar
Menjelaskan dan menguraikan model pembelajaran Teams Games
Tournaments (TGT).
D. Deskripsi Modul
Modul ini merupakan modul pembelajaran yang digunakan dalam
beberapa jenjang pendidikan khususnya dalam penerapan strategi pembelajaran
pada materi matematika, fisika, kimia, biologi dan yang lainnya.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas terdapat beberapa rumusan masalah
yang akan dibahas yaitu :
1. Bagimana pengertian model pembelejaran kooperatif?
2. Bagimana pengertian model pembelajaran Teams Games Tournaments
(TGT)?
3. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran Teams Games Tournaments
(TGT)?
4. Bagimana kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Teams Games
Tournaments (TGT)?
7. 7
F. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian model pembelajaran kooperatif
2. Mengetahui pengertian model pembelajaran Teams Games Tournaments
(TGT)
3. Mengetahui langkah-langkah model pembelajaran Teams Games
Tournaments (TGT)
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Teams Games
Tournaments (TGT)
8. 8
KEGIATAN PEMBELAJARAN I
Teams Games Tournament (TGT) dalam Pembelajaran
A. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning adalah salah satu
pembelajaran dengan cara peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil serta kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam
orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dalam pembelajaran
kooperatif akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan
komunikasi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik, peserta didik
dengan peserta didik,dan peserta didik dengan guru.
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam
kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan
pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar
pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru
mengelola kelas dengan lebih efektif. Dalam proses pembelajaran tidak harus
belajar dari guru kepada peserta didik. Pesrta didik dapat saling membelajarkan
sesame peserta didik lainnya.Pembelajaran oleh rekan sebaya lebih efektif dari
pada pembelajaran oleh guru (Trianto, 2015).
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik didalam kelompok, untuk
mencapai tujuan pembelajaran telah ditetapkan.Terdapat empat hal penting dalam
strategi pembelajaran kooperatif, yaitu: (1) adanya peserta didik dalam kelompok,
(2) adanya aturan main dalam kelompok, (3) adanya upaya belajar dalam
kelompok, (4) adanya kompetensi yang harus dicapai oleh kelompok.
Davidson (1991) memberikan sejumlah Implikasi positif dalam
pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar kooperatif, yaitu sebagai
berikut ;
1. Kelompok kecil memberikan dukungan sosial untuk belajar
9. 9
2. Kelompok kecil memberikan kesempatan untuk sukses bagi semua siswa
3. Suatu masalah idealnya cocok untuk didiskusikan secara kelompok, sebab
memiliki solusi yang dapat didemonstrasikan secara objektif.
4. Siswa dalam kelompok dapat membantu siswa lain untuk menguasai
masalah-masalah dasar dan prosedur perhitungan yang perlu dalam
kontekspermainan, teka-teki, atau pembahasan masalah-masalah yang
bermanfaat.
5. Ruang lingkup materi dipenuhi oleh ide-iide menarik dan menantang yang
bermanfaat bila didiskusikan (Trianto, 2012).
Situasi kooperatif merupakan bagian dari peserta didik untuk mencapai
tujuan kelompok, peserta didik harus merasakan bahwa mereka akan mencapai
tujuan, maka peserta didik lain dalam kelompoknya memiliki kebersamaan,
artinya tiap anggota kelompok bersikap kooperatif dengan sesame anggota
kelompoknya. Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa metode atau
pendekatan, diantaranya : STAD (Student Team Achievement Division),
Jigshaw, Investigasi Kelompok (Group Investigation), Model Make a Tach
(Membuat Pasangan), TPS (Think Pair And Share), TGT (Teams Games and
Tournament), NHT (Numbered Heads Together).
B. Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT)
Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)atau
pertandingan permainan tim dikembangkan secara asli oleh David De Vries dan
Keath Edward (1995). Pada model ini siswa memainkan permainan dengan
anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim
mereka. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga
diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas
kelompok mereka).
10. 10
Pembelajaran kooperatif dengan metode TGT ini memiliki kesamaan
dengan metode STAD dalam pembentukan kelompok dan penyampaian materi
kecuali satu hal, TGT menggunakan turnamen akademik dan menggunakan kuis-
kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para peserta didik berlomba
sebagai wakil tim mereka dengan tim lain yang kinerja akademik sebelumnya
setara mereka. Teman satu tim atau kelompok akan saling membantu dalam
mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan
menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu peserta didik sedang
bermain dalam game atau permainan, teman yang lain tidak boleh membantu, dan
guru perlu memastikan telah terjadi tanggung jawab individual. Dalam
pembelajaran kooperatif tipe TGT ini peserta didik sebelumnya telah belajar
secara individual, untuk selanjutnya belajar kembali dalam kelompok masing-
masing. Dan kemudian mengadakan turnamen atau lomba dengan anggota
kelompok lainnya sesuai dengan tingkat kemampuannya
TGT dapat digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran, dari ilmu-
ilmu eksak, ilmu-ilmu sosial maupun bahasa dari jenjang pendidikan dasar
(SD,SMP) hingga perguruan tinggi. TGT sangat cocok untuk mengajar tujuan
pembelajaran yang dirumuskan dengan tajam dengan satu jawaban benar. Meski
demikian, TGT juga dapat diadaptasi untuk digunakan dengan tujuan yang
dirumuskan dengan kurang tajam dengan menggunakan penilaian yang bersifat
terbuka, misalnya esai atau kinerja.
Menurut Slavib pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari lima
langkah tahapan, yaitu tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam
kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan
penghargaan kelompok (team recognition). Berdasarkan apa yang di ungkapkan
oleh Slavin, maka model pembelajaran Kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
11. 11
a. siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
b. games tournament
c. penghargaan kelompok
Kemudahan penerapan TGT ini disebabkan dalam pelaksanaanya tidaka
danya fasilitas pendukung yang harus tersedia seperti peralatan atau ruangan
khusus.Selain mudah diterapkan dalam penerapannya TGT juga melibatkan
aktivitas seluruh peserta didik untuk memperoleh konsep yang diinginkan
(Kinanti, 2014).
C. Langkah-Langkah Model Pembalajaran Teams Games Tournaments (TGT)
Secara umum ada 5 kelompok utama dalam penerapan model TGT, yaitu :
1. Penyajian Kelas (Class Presentation)
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian
kelas atau sering juga disebut dengan presentasi kelas (class presentations).
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, pokok materi dan penjelasan
singkat tentang LKS yang dibagikan kepada kelompok. Kegiatan ini biasanya
dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah yang dipimpin
oleh guru. Pada saat penyajian kelas ini peserta didik harus benar-benar
memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan
membantu peserta didik bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada
saat game atau permainan karena skor game atau permainan akan menentukan
skor kelompok.
2. Belajar dalam Kelompok (Teams)
Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok berdasarkan
kriteria kemampuan (prestasi) peserta didik dari ulangan harian sebelumnya,
jenis kelamin, etnik dan ras. Kelompok biasanya terdiri dari 5 sampai 6 orang
peserta didik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama
teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota
12. 12
kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game atau
permainan. Setelah guru memberikan penyajian kelas, kelompok (tim atau
kelompok belajar) bertugas untuk mempelajari lembar kerja. Dalam belajar
kelompok ini kegiatan peserta didik adalah mendiskusikan masalah-masalah,
membandingkan jawaban, memeriksa, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan
konsep temannya jika teman satu kelompok melakukan kesalahan.
3. Permainan (Games)
Game atau permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan
dengan materi, dan dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat
peserta didik dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game
atau permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Game
atau permainan ini dimainkan pada meja turnamen atau lomba oleh 3 orang
peserta didik yang mewakili tim atau kelompoknya masing-masing. Peserta
didik memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang
sesuai dengan nomor itu. Peserta didik yang menjawab benar pertanyaan itu
akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan peserta didik untuk
turnamen atau lomba mingguan.
4. Pertandingan atau Lomba (Tournaments)
Turnamen atau lomba adalah struktur belajar, dimana game atau
permainan terjadi. Biasanya turnamen atau lomba dilakukan pada akhir
minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan
kelompok sudah mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD). Turnamen
atau lomba pertama guru membagi peserta didik ke dalam beberapa meja
turnamen atau lomba. Tiga peserta didik tertinggi prestasinya dikelompokkan
pada meja I, tiga peserta didik selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
Dalam satu permainan terdiri dari : kelompok pembaca, kelompok
penantang I, kelompok penantang II, dan seterusnya sejumlah kelompok yang
ada. Kelompok pembaca, bertugas : (1) ambil kartu bernomor dan cari
pertanyaan pada lembar permainan, (2) baca pertanyaan keras-keras, dan (3)
13. 13
beri jawaban. Kelompok penantang I ertugas : menyetujui pembaca atau
memberi jawaban yang berbeda. Sedangkan kelompok penantang kedua : (1)
menyetujui pembaca atau memberi jawaban yang berbeda. Dan (2) cek lembar
jawaban. Kegiatan ini dilakukan secara bergiliran.
Gambar Rulersnya dapat dilihat seperti dibawah ini :
5. Penghargaan Kelompok (Team Recognition)
Setelah turnamen atau lomba berakhir, guru kemudian mengumumkan
kelompok yang menang, masing-masing tim atau kelompok akan mendapat
sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang telah
ditentukan. Tim atau kelompok mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata
skor 50 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 50-40 dan “Good
Team” apabila rata-ratanya 40 kebawah. Hal ini dapat menyenangkan para
peserta didik atas prestasi yang telah mereka buat (Hastuti, 2014).
D. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Teams Games
Tournaments (TGT)
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut :
1. Model TGT tidak hanya membuat peserta didik yang cerdas (berkemampuan
akademis tinggi) lebih menonjol dalam pembelajaran, tetapi peserta didik
pembaca
Penantang
pertama
p
p
Penantang
kedua
14. 14
yang berkemampuan akademi lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai
peranan yang penting dalam kelompoknya.
2. Dengan model pembelajaran ini, akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan
saling menghargai sesama anggota kelompoknya.
3. Dalam model pembelajaran ini, membuat peserta didik lebih bersemangat
dalam mengikuti pelajaran. Karena dalam pembelajaran ini, guru menjanjikan
sebuah penghargaan pada peserta didik atau kelompok terbaik.
4. Dalam pembelajaran peserta didik ini membuat peserta didik menjadi lebih
senang dalam mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan berupa
tournamen dalam model ini.
Kelemahan atau kekurangan dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT
adalah sebagai berikut :
1. Dalam model pembelajaran ini, harus menggunakan waktu yang sangat lama.
2. Dalam model pembelajaran ini, guru dituntut untuk pandai memilih materi
pelajaran yang cocok untuk model ini.
3. Guru harus mempersiapkan model ini dengan baik sebelum diterapkan.
Misalnya membuat soal untuk setiap meja turnamen atau lomba, dan guru
harus tahu urutan akademis peserta didik dari yang tertinggi hingga terendah.
15. 15
E. Rangkuman
Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning adalah salah
pembelajaran dengan cara peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil serta kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam
orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pembelajaran kooperatif
memiliki beberapa metode atau pendekatan, diantaranya:STAD (Student Team
Achievement Division), Jigshaw, Investigasi Kelompok (Group Investigation),
Model Make a Tach (Membuat Pasangan), TPS (Think Pair And Share), TGT
(Teams Games and Tournament), NHT (Numbered Heads Together).
TGT merupakan model pembelajaran dengan memainkan permainan
dengan anggota-amggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka
masing-masing. Setiap kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang peserta didik yang
memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru
menyajikan materi, dan peserta didik bekerja dalam kelompok mereka masing-
masing. Model pembelajaran TGT terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu tahap
penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permaianan
(games), pertandingan dan turnamen (tournament), dan penghargaan kelompok
(team recognition).
Dalam pelaksanaannya model pembelajaran TGT berjalan dengan baik
dan memberikan hasil yang positif terhadap hasil pembelajara. Model
pembelajaran TGT memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain
dapat menumbuhkan kerjasama antaranggota kelompok, lebih bersemangat dan
senang mengikuti pembelajaran. Sedangkan kekurangannya antara lain
membutuhkan waktu yang lama dan guru dituntut memilih materi yang cocok.
16. 16
EVALUASI
1. Jelaskan pengertian model pembelejaran kooperatif?
2. Jelaskan pengertian model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT)?
3. Menyebutkan dan menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran Teams
Games Tournaments (TGT)?
4. Menyebutkan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Teams Games
Tournaments (TGT)?
JAWABAN
1. Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning adalah salah satu pembelajaran
dengan cara peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
serta kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan
struktur kelompok yang bersifat heterogen.
2. Model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) adalah model
pembelajaran dimana siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim
lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.
3. 1. Penyajian Kelas (Class
Presentation)
2. Belajar dalam Kelompok
(Teams)
3. Permainan (Games)
4. Pertandingan atau Lomba
(Tournaments)
5. Penghargaan Kelompok
(Team Recognition)
4. Kelebihan
a. Siswa menjadi lebih cerdas
17. 17
b. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai
c. Meningkatkan semangat belajar siswa
d. Membuat pembelajaran lebih menyenangkan
Kekurangan
a. Membutuhkan waktu yang cukup lama
b. Sulit menentukan pembelajaran yang cocok dengan model pembelajaran TGT
c. Membutuhkan persiapan yang matang
18. 18
DAFTAR PUSTAKA
Hastuti, Budi, dkk. 2014. Evektivitas Model Pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT) Disertai Media Teka-Teki Silang Terhadap Prestasi
Belajar Pada Materi Minyak Bumi Siswa Kelas X SMA NEGERI 3
SUKAHARJO tahun pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK).
Vol.3, No. 2.
Kinanti, Wahyu Putri. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT) Dengan Permainan Teka-Teki Silang (TTS) Untuk
Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Biologi (Pokok Bahasan Ekosistem
di SMP NEGERI 14 JEMBER Tahun Pelajaran 2012/2013). Vol. 3, No 1.
Universitas Jember.
Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional guru.
Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Movatif-Progresif Konsep, Landasan
dan Implementasinya Pada Krikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Prenada Media Group.
Trianto. 2015. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual.
Jakarta : Prenada Media Group.