SlideShare a Scribd company logo
1 of 63
FAAL PERNAPASAN 5
Faisal Yunus
Departemen Pulmonologi dan Kedokteran
Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia – Rumah Sakit Rujukan Respirasi
Nasional Persahabatan, Jakarta
Pendahuluan
• Hipoksemia adalah kekurangan oksigen
di dalam darah
• Hjpoksia adalah kekurangan oksigen di
jaringan
• Anoksia adalah tidak ada oksigen di
jaringan
Hipoksemia
Hipoksemia
• Penurunan tekanan partial oksegen
darah arteri (PaO2) atau penurunan
saturasi oksigen darah arteri (SaO2)
• Untuk neonatus PaO2 < 59 mmHg, atau
SaO2 < 88%
• Untuk bayi, anak dan dewasa
• PaO2 < 60 mmHg, atau SaO2 < 90%
Mekanisme Hipoksemia
 Tidak seimbang ventilasi-perfusi (V/Q
mismatch)
 Hipoventilasi alveolar
 Pirau
 Gangguan difusi
 Penurunan tekanan parsial oksigen
inspirasi (FiO2 )
Pemakaian Oksigen
1. Metabolisme Aerobik
• Fosforilasi Oksidatif
• Glukosa  CO2 + H2O + 38 ATP
2. Metabolisme Anaerob
• Glukosa  Asam laktat + 2 ATP
H++ + Laktat-
Transpor Oksigen
Ada dua bentuk transpor oksigen dalam
darah:
• 1. Terlarut dalam plasma sebesar 3%
• 2. Berikatan dengan hemoglobin
sebesar 97%
Oksigen dalam Darah
 PaO2 (Tekanan parsial O2 dalam darah arteri)
~ 98-100 mg
 SaO2 (Saturasi O2 pada Hb darah arteri)
~ 100%
 PvO2 (Tekanan parsial O2 dalam darah vena)
~ 40 mmHg
 SvO2 (Saturasi O2 pada Hb darah vena)
~ 75%
Oksigen dalam Darah
Oksigen berikatan dengan hemoglobin:
~ Kapasitas ikatan O2 dengan Hb: 1,34 ml O2/g Hb
~ SO2: Saturasi oksigen pada Hb
Hb x 1,34 x SO2
Oksigen yang terlarut
• Kelarutan oksigen di plasma
~ Koefisien kelarutan 0,003 ml
• Tekanan parsial oksigen (PO2) dalam darah
0,003 x PaO2 mmHg
Oksigen dalam Darah
Kandungan oksigen arteri (CaO2)
Hb x 1,34 x Sa SO2 + 0,003 x PaO2 mmHg
Contoh orang normal
• Hb 14 g
• SaO2 100%
• PaO2 100 mmHg
O2 darah arteri = 14 g x 1,34 x 100% + 0,3 =
20 ml/100 ml darah
Deteksi Hipoksemia
1.Gejala klinis: ~ Sesak napas, takipnea
~ Penggunaan otot bantu napas
~ Disorientasi
~ Kelelahan
~ Takikardia
2. AGD
3. Oksimetri
Hipoksia
Jenis Hipoksia
 Hipoksia hipoksik -- PaO2
 Hipoksia anemia– kandungan O2 , PaO2
normal
 Hipoksia stagnant
 Hipoksia histotoksik
Hipoksia Hipoksik
PENYEBAB::
 Udara kurang O2, hipoksik campuran gas
 Ketinggian
 Hipoventilasi
 Pirau – gangguan septum
 Gangguan difusi – pneumonia, kolaps lobus
Hipoksia Anemia
Kemampuan darah membawa oksigen berkurang:
• Anemia – hemoglobin
• Perubahan Hb
~ keracunan CO
~ metHb
• Orang normal menghirup 100% oksigen
(14 g x 1,34 ml) + 1,8 ml = 20.6 ml (1,8 adalah 9% 20,6)
• Pasien anemi menghirup 100% oksigen
7 g x 1,34 ml) + 1,8 ml =11,2 ml (1,8 adalah 25% dari 11,2)
Hipoksia Stagnant
Tidak adekuatnya perfusi jaringan
• Umum: ~ Hipovolemi
~ Stenosis mitral
~ Perikarditis
~ Iskemi myokard
• Hipoperfusi lokal: ~ Stenosis arteri, trombus,
edema
Hipoksia Histotoksis
• Sel tidak dapat menggunakan O2 di jaringan:
• Sistem transfer eletrkon sitokrom oksidasi
lumpuh
• Misal. – keracunan sianida
Efek Hipoksia
• Hipoksia akut
~ gelisah
~ disorientasi, bingung
~ kurang kordinasi, gangguan penilaian
~ perubahan sirkulasi (takikardia  bradi)
• HipoksiaKronik
~ Lelah, mengantuk, kapasitas kerja
~ kurang pehatian, apatis, waktu reaksi
lambat
Toleransi Jaringan
Terhadap Hipoksia
• Otak
• Ginjal dan hati
• Otot skelet
• Otot polos vaskular
Rambut dan kuku
• 3 menit
• 15 – 20 menit
• 60 – 90 menut
• 24 -72 jam
• Beberapa hari
Penilaian Klinis Hipoksia
ringan sampai sedang berat
SSP : gelisah somnolen, bingung
disorientasi gangguan penilaian
sakit kepala hilang kordinasi
status mental yang tumpul
Jantung : takikardia bradikardia, arithmia
hipertensi ringan hipotensi
vasokonstriksi perifer
Respirasi: dispnea dispnea mningkat,
takipnea takipnea, mungkin
napas dangkal dan bradipnea
berat
Kulit : pucat, dingin, sianosis
kaku
Manfaat Terapi O2 pada
Hipoksia
 Hipoksia hipoksik +++
 Hipoksia anemia +
 Hipoksia stagnant +
 Hipoksia histotoksik -
Terapi Oksigen
Definisi
• Terapi oksigen adalah pemberian
oksigen yang lebih besar dari
konsentrasi oksigen ruangan untuk
mengobati atau mencegah hipoksia
Tujuan Terapi Oksigen
• Meningkatkan saturasi oksigen di
jaringan bila tingkat saturasi oksigen
terlalu rendah akibat penyakit atau luka
• Mempertahankan PaO2 > 60 mmHg
atau saturasi >90% dengan FiO2
serendah mungkin
Tujuan Terapi Oksigen
• Meningkatkan kandungan oksigen darah
arteri untuk diantarkan ke jaringan guna
memfasilitasi metabolisme aerob
• Untuk mempertahankan PaO2 > 60 mmHg
atau saturasi oksigen >90%, untuk:
~ mencegah hipoksia sel dan jaringan
~ mengurangi kerja pernapasan
~ msngurangi kerja otot jantung
Nilai Acuan
Darah Arteri
pH 7,35 – 7,45
PCO2 35 – 45 mmHg
PO2 80 -100 mmHg
HCO3 22 -26 mM
Saturasi. 95 – 100%
Darah Vena
7,35 - 7.43
38 – 50 mmHg
30 – 50 mmHg
23 -27 mM
60 -85%
Nilai PaO2 dan SaO2 Dewasa
Kriteria
• Normal
• Kisaran normal
• Hipoksemi
~ Hipoksemia ringan
~ Hipoksemia sedang
~ Hipoksemia berat
PaO2 (mmHg). SaO2 (%)
97 87
> 80 > 90
< 80 < 95
60 – 79 90 – 94
40 – 59 75 – 89
< 40 < 75
Penilaian Kebutuhan
• Kebutuhan oksigen ditentukan oleh
pengukuran tekanan atau saturasi oksigen
secara invasif atau noninvasif dan/atau dari
gejala klinis
~ Analisis gas darah
~ Oksimetri nadi
~ Gambaran klinis
Indikasi Kebutuhan Oksigen
2. Situasi akut dan diduga terjadi hipoksemia
3. Trauma berat
4. Infark myokard akut
5. Terapi jangka pendek misal pada waktu
pemulihan dari anestesi
6. Peningkatan kebutuhan metabolism misal
pada luka bakar, fraktur multipel dan infeksi
berat
PaO2 Sebagai Indikator untuk
Terapi Oksigen
• PaO2 : 80 – 100 mm Hg : Normal
60 – 80 mm Hg : Ektremitas dingin, kaku
< 60 mm Hg : Sianosis
< 40 mm Hg : Defisiensi mental, hilang
ingatan
< 30 mm Hg : Bradikardia, henti jantung
PaO2 < 60 mm Hg adalah indikasi kuat untuk terapi
oksigen
Penilaian Oksigenisasi
 Analisis gas darah
PaO2 = 100 mmHg
 Oksimetri Nadi (Pulse oximetry)
SaO2 98-100%
• Terapi oksigen harus dilakukan apabila
• PaO2 < 60 mmHg atau SaO2 < 90%
Pemantauan Oksigen
• PiO2 = (760 -47) x 0,21 = 150 mmHg
• FiO2 2 = 0,21
• PAO2 = 100 mmHg
• PaO2 = 90 mmHg
• SaO2 = Saturasi O2 berasal dari kapiler
darah
• SpO2 = Saturasi oksigen dari oksimetri nadi
Kesalahan pada Oksimetri Nadi
• Kuku buatan
• Hiperpigmentasi
• Gangguan listrik
• Pewarnaan intra vena
• Pergerakan
• Cat kuku
• Sistem vena pulsatile
• Pemancaran cahaya
Penentuan Pemberian Oksigen
• PAO2 = (PB-PH2O) X FiO2 - (PaCO2 AGD x 1.25) =
• PAO2 = (750-47) x Fi O2 - (PCO2 AGD x 1.25)
• PaO2 = 713 x Fi O2 – 1.25 x PaCO2 AGD
• PaO2 AGD. = PaO2 yang diinginkan
• PAO2 yang didapat PAO2 yang baru
Penentuan Pemberian Oksigen
• FiO2 = 150 + A-aDO2 x 100% = %
760
• A-aDO2 = PAO2 – PaO2
• PAO2 = Tekanan parsial O2 di alveol
• PaO2 = Tekanan parsial O2 arteri ( dari AG)D)
Nilai A-aDO2
• Normal < 20 mmHg
• Tidak seimbang V/Q 20 -40 mmHg
• Pirau 40 – 60 mmHg
• Gangguan difusi > 60 mmHg
Penggunaan A-aDO2
HASIL
KEMUNGKINAN PENYEBAB
HIPOKSEMIA
PaCO2 dan A-aDO2
normal
penurunan tekanan parsial oksigen
inspirasi
PaCO2 meningkat
dan A-aDO2 normal
hipoventilasi alveolar
PaCO2 normal atau
rendah dan A-aDO2
meningkat
ketidaksesuaian ventilasi perfusi,
gangguan difusi atau pirau
PaCO2 dan A-aDO2
sama-sama
meningkat
terjadi dua keadaan yaitu hipoventilasi
dan ketidaksesuaian ventilasi perfusi,
gangguan difusi atau pirau
Weinberger SE, Cockrill BA, Mandel J. Pulmonary anatomy and physiology: the basics. Principles of pulmonary medicine. 7th edition.
Philadelphia: Elsevier health sciences; 2018.p.15-18
Faktor Pertimbangan pada
Terapi Oksigen
1. Kenyamanan pasien
2 Kadar FiO2 yang diperlukan
3. Kebutuhan pemberian FiO2 dalam rentang
tertentu
4. Tingkat humidifikasi dan/atau nebulisasi
5. Tahanan minimal terhadap pernapasan
6. Penggunaan oksigen yang efisien dan
ekonomis
Jenis Terapi Oksigen
l. Terapi oksigen ortobatik adalah
Pemberian oksigen pada konsentrasi
lebih dari 21% pada tekanan 1 atmosfir
ll. Terapi oksigen hiperbarik adalah
pemberian oksigen pada konsentrasi
lebih dari 21% pada tekanan lebih dari 1
atmosfir
Terapi Oksigen Ortobarik
Perangkat Terapi Oksigen
Perangkat Kinerja bervariasi
 Tanpa kapasitas  kanula kateter hidung
 Kapasitas kecil  masker
 Kapasitas besar  masker dengan kantung
Perangkat Kinerja Tetap
 High flow oxygen
~ Masker Venturi
~ Sirkuit anestesi
~ Ventilator
Perangkat Kinerja Variabel
FiO2 tergantung pada:
• Aliran oksigen
• Faktor pasien
• Faktor perangkat
• Contoh : ~ Kanula hudung
~ Masker sederhana
~ Masker sebagian rebreathing
~ Masker rebreathing
Kanula Hidung
Aliran Oksigen
(l/menit)
1
2
3
4
5
6
FiO2
0,24
0,28
0,32
0,36
0,40
0,44
Kanula Hidung
KEUNTUNGAN
• Mudah
• Tangan tetap bebas
• Tidak mengganggu perawatan jalan napas
• Dipakai pada napas spontan maupun henti
napas
KERUGIAN
• Iritasi mukosa (tidak nyaman)
• Dilatasi lambung (terutama yang aliran tinggi)
Masker Sederhana
• Menempatkan
masker di wajah
pasien
meningkatkan
ukuran reservoir
oksigen melebihi
batas reservoir
anatomi: sebelum
FiO2 yang lebih
tinggi dapat
dikirimkan
Masker Sederhana
• KEUNTUNGAN
~ Sederhana
~ Ringan, FiO2 bisa sampai 0,60
• KERUGIAN
~ Harus dilepas ketika bicara, makan,
minum, muntah, berdahak dan
penghisapan
~ Pengeringan dan iritasi mata
Masker Sederhana
Aliran Oksigen (l/menit)
5 – 6
6 -- 7
7 -- 8
FiO2
0,40
0,50
0,60
Masker Sebagian Rebreathing
Aliran oksigen (l/menit)
6
7
8
FiO2
0,60
0,70.
0,80
Masker Sebagian Rebreathing
• KEUNTUNGAN
- Bisa memberikan FiO2 > 60% untuk hipoksia
berat
~ Oksigen yang dihembuskan dari ruang rugi
anatomi bisa disimpan
• KERUGIAN
~ Aliran yang kurang bisa menyebabkan
rebreathing CO2
~ Klaustrofobia
• ~ Pengeringan dan iritasi mata
Sistem Pengantaran
Oksigen Aliran Tinggi
 Masker venturi
 Face tent
 Masker aerosol
 Trakeostomi
 T-piece
Masker Venturi
Warna
Biru
Putih
Oranye
Kuning
Merah
Hijau
FiO2 Aliran oksigen
24%. 2. l/menit
28%. 4 l/menit
31%. 6 l/menit
35% 8 l/menit
40%. 10 l/menit
60%. 15 l/menit
Terapi Oksigen Hiperbarik
Terapi Oksigen Hiperbarik
• Pajanan oksigen hiperbarik ( bernapas dengan
oksigen pada peningkatan tekanan ambien,
biasanya 2 - 3 atmosfer absolut),
menyebabkan peningkatan PaO2
Prinsip Terapi Oksigen Hiperbarik
 Pemekaian udara bertekanan tinggi akan
memperkecil gelembung gas yang terbentuk
 Pemberian oksigen hiperbarik:
~ mempercepat resolusi gelembung gas
~ merangsang pembentukan kapiler baru
~ menekan pertumbuhan kuman (Gram +/-)
~ meningkatkan efek fagosistosis lekosit
Djati W. Sejarah penyelaman & terapi oksigen hiperbarik. Buku ajar ilmu kesehatan penyelaman &
hiperbarik. Rev 2013.I:1-9.
Dasar Terapi Oksigen Hiperbarik
Pada tekanan atmosfir 1 ATA (atmosfir absolut),
PaO2 = 100 mmHg dan SaO2= 95%
100 mj darah mengandung 19 ml O2 yang berikatan
dengan Hb dan 0,32 ml terlarut dalam plasma
Jika O2 menjadi 100%  O2 yang terikat dengan Hb ↑
samapai 2,09 ml
Pemberian oksigen hiperbarik  Hb menjadi jenuh 100%
dan O2 yang terlarut ↑ darah bisa mencapai daerah
yang tidak bisa dilewati sel darah merah  mengaktifkan
oksigenisasi di jaringan Gill AL, Bell CNA. Hyperbaric oxygen : its uses, mechanism of action
and outcome. Q J Med 2004;97:385-95.
Indikasi Terapi Hiperbarik
• Keracunan CO
• Preventif nekrosis
vaskular pasca ekstraksi
gigi
• Penyakit dekompresi
• Emboili gas
• Osteoradionekrosis
• Infeksi bakter anaerob/
campuran
• Lesi kaki diabetes
• Skin graft dan flap otot
• Proktitis/enteritis
akibat radiasi
• Lesi jaringan lunak
akibat radioterapi
• Operasi jaringan lunak
• Tuli mendadak
• Osteomielitis kronik
Welslau W. Physics of hyperbaric pressure. Handbook on
hyperbaric medicine 2006;I:15-23
Harap Diingat
• Bila konsentrasi oksigen yang diterima
oleh pasien tidak diketahui, hal itu mirip
dengan pemberian obat tidak diketahui
dosisnya, akan menyebabkan tidak
efektif kalau kekurangan dan keracunan
kalau kelebihan
Komplikasi Terapi Oksigen
1. Keracunan oksigen
2. Depresi ventilasi
3. Retinopati pada neonatus
4, Sistem respirasi: ~ kehilangan surfaktan
~ atelektasis
~ hipoventilasi pada PPOK
5. Sistem saraf pusat: ~ kejang
6. Bahaya kebakaran
Keracunan Oksigen
 100%. Tidak lebih dari 12 jam
 80%. Tidak lebih dari 24 jam
 60%. Tidak lebih dari 36 jam
 Gejala dan tanda
~ Nyeri substernal ireversibel
~ batuk
~ Sesak
~ Kapasitas vital
~ Komplain
~ Edema paru interstisial  fibrosis
Keracunan Oksigen
 Terutama mempengaruhi paru dan SSP
 Dua faktor: PaO2 dan lama pajanan
 Toksik terhadap SSP (Efek Paul Bert )
– terjadi pada menghirup O2 pada tekanan > 1 atm
– tremor, kedutan, kejang
Kesimpulan
Anoksia adalah tidak ada oksigen di
jaringan, Hipoksia adalah kekurangan
oksigen di jaringan dan hipoksemia adalah
kekurangan oksigen dalam darah
 Mekanisme hiopoksemia adalah
~ Tidak seimbang ventilasi/perfusi (V/Q)
~ Hipoventilasi alveolar
~ Pirau
~ Gangguan difusi
Kesimpulan
Terapi oksigen adalah pemberian
oksigen yang lebih besar dari
konsentrasi oksigen ruangan untuk
mengobati atau mencegah hipoksia
Tujuanya adalah mempertahankan
PaO2 > 60 mmHg atau saturasi >90%
dengan FiO2 serendah mungkin
FY

More Related Content

What's hot (20)

Keperawatan ikhsanuddin2
Keperawatan ikhsanuddin2Keperawatan ikhsanuddin2
Keperawatan ikhsanuddin2
 
Gagal nafas
Gagal nafasGagal nafas
Gagal nafas
 
Oksigen terapi
Oksigen terapiOksigen terapi
Oksigen terapi
 
Oksigenasi
OksigenasiOksigenasi
Oksigenasi
 
Gagal Nafas
Gagal NafasGagal Nafas
Gagal Nafas
 
Gagal napas
Gagal napasGagal napas
Gagal napas
 
Fisiologi sistem respirasi
Fisiologi sistem respirasiFisiologi sistem respirasi
Fisiologi sistem respirasi
 
Terapi oksigen
Terapi oksigenTerapi oksigen
Terapi oksigen
 
Kebutuhan dasar oksigenasi
Kebutuhan dasar oksigenasiKebutuhan dasar oksigenasi
Kebutuhan dasar oksigenasi
 
Fisiologi respirasi
Fisiologi respirasiFisiologi respirasi
Fisiologi respirasi
 
Askep gagal nafas terbaru
Askep gagal nafas terbaruAskep gagal nafas terbaru
Askep gagal nafas terbaru
 
fisiologi sistem respiratori
fisiologi sistem respiratorifisiologi sistem respiratori
fisiologi sistem respiratori
 
asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2
 asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2 asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2
asuhan-keperawatan-pada-klien-pre-dan-post-operasi-sistem-pernafasan 2
 
Terapi oksigen
Terapi oksigenTerapi oksigen
Terapi oksigen
 
Fisiologi sistem respirasi
Fisiologi sistem respirasiFisiologi sistem respirasi
Fisiologi sistem respirasi
 
Kdk oksigenisasi1
Kdk oksigenisasi1Kdk oksigenisasi1
Kdk oksigenisasi1
 
Anatomi & fisiologi respirasi
Anatomi & fisiologi respirasi Anatomi & fisiologi respirasi
Anatomi & fisiologi respirasi
 
(Voice) oedem paru
(Voice) oedem paru(Voice) oedem paru
(Voice) oedem paru
 
Askep Gagal Nafas
Askep Gagal NafasAskep Gagal Nafas
Askep Gagal Nafas
 
Sistem Respiratori
Sistem RespiratoriSistem Respiratori
Sistem Respiratori
 

Similar to Faal Paru Kelima 2021

03. Dr. dr. Christrijogo, S., Sp An. KAR - Manajemen Cairan pada Pasien Sesak...
03. Dr. dr. Christrijogo, S., Sp An. KAR - Manajemen Cairan pada Pasien Sesak...03. Dr. dr. Christrijogo, S., Sp An. KAR - Manajemen Cairan pada Pasien Sesak...
03. Dr. dr. Christrijogo, S., Sp An. KAR - Manajemen Cairan pada Pasien Sesak...ErkaWahyuKinanda
 
TERAPI OKSIGEN.ppt
TERAPI OKSIGEN.pptTERAPI OKSIGEN.ppt
TERAPI OKSIGEN.pptTYASLARASATI
 
Pemeriksaan analisa gas darah
Pemeriksaan analisa gas darahPemeriksaan analisa gas darah
Pemeriksaan analisa gas darahDasuki Suke
 
Analisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptx
Analisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptxAnalisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptx
Analisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptxAzfahsyaRafifYusro
 
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.pptErik Efendi
 
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)dimar aji
 
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.ppt
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.pptTHERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.ppt
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.pptawaldarmawan3
 
Buku terapi-oksigen-perawat-ugd-rsrwm-(wong)
Buku terapi-oksigen-perawat-ugd-rsrwm-(wong)Buku terapi-oksigen-perawat-ugd-rsrwm-(wong)
Buku terapi-oksigen-perawat-ugd-rsrwm-(wong)fredywongkar75
 
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptx
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptxTugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptx
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptxCintaMeilika1
 
ANALISA GAS DARAH.ppt
ANALISA GAS DARAH.pptANALISA GAS DARAH.ppt
ANALISA GAS DARAH.ppteghaalkautsar
 
Mode Dan Setting Dasar Ventilator fix.pptx
Mode Dan Setting Dasar  Ventilator fix.pptxMode Dan Setting Dasar  Ventilator fix.pptx
Mode Dan Setting Dasar Ventilator fix.pptxbundathamrin
 
1. Kegawatdaruratan Respirasi.pdf
1. Kegawatdaruratan Respirasi.pdf1. Kegawatdaruratan Respirasi.pdf
1. Kegawatdaruratan Respirasi.pdfTheopilus Lay
 
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptmPemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptmIrene Rangin
 
Terapi Oksigen nori.pptx
Terapi Oksigen nori.pptxTerapi Oksigen nori.pptx
Terapi Oksigen nori.pptxKianiLaras2
 

Similar to Faal Paru Kelima 2021 (20)

03. Dr. dr. Christrijogo, S., Sp An. KAR - Manajemen Cairan pada Pasien Sesak...
03. Dr. dr. Christrijogo, S., Sp An. KAR - Manajemen Cairan pada Pasien Sesak...03. Dr. dr. Christrijogo, S., Sp An. KAR - Manajemen Cairan pada Pasien Sesak...
03. Dr. dr. Christrijogo, S., Sp An. KAR - Manajemen Cairan pada Pasien Sesak...
 
Terapi oksigen 1 AKPER PEMKAB MUNA
Terapi oksigen 1 AKPER PEMKAB MUNA Terapi oksigen 1 AKPER PEMKAB MUNA
Terapi oksigen 1 AKPER PEMKAB MUNA
 
GAGAL NAFAS.pptx
GAGAL NAFAS.pptxGAGAL NAFAS.pptx
GAGAL NAFAS.pptx
 
TERAPI OKSIGEN.ppt
TERAPI OKSIGEN.pptTERAPI OKSIGEN.ppt
TERAPI OKSIGEN.ppt
 
Pemeriksaan analisa gas darah
Pemeriksaan analisa gas darahPemeriksaan analisa gas darah
Pemeriksaan analisa gas darah
 
Analisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptx
Analisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptxAnalisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptx
Analisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptx
 
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt
12878839-2-Terapi-Oksigen-Dan-Penatalaksanaan-Jalan-Napas.ppt
 
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)
 
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.ppt
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.pptTHERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.ppt
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.ppt
 
Buku terapi-oksigen-perawat-ugd-rsrwm-(wong)
Buku terapi-oksigen-perawat-ugd-rsrwm-(wong)Buku terapi-oksigen-perawat-ugd-rsrwm-(wong)
Buku terapi-oksigen-perawat-ugd-rsrwm-(wong)
 
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptx
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptxTugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptx
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptx
 
ANALISA GAS DARAH.ppt
ANALISA GAS DARAH.pptANALISA GAS DARAH.ppt
ANALISA GAS DARAH.ppt
 
Mode Dan Setting Dasar Ventilator fix.pptx
Mode Dan Setting Dasar  Ventilator fix.pptxMode Dan Setting Dasar  Ventilator fix.pptx
Mode Dan Setting Dasar Ventilator fix.pptx
 
1. Kegawatdaruratan Respirasi.pdf
1. Kegawatdaruratan Respirasi.pdf1. Kegawatdaruratan Respirasi.pdf
1. Kegawatdaruratan Respirasi.pdf
 
SYOK.pdf
SYOK.pdfSYOK.pdf
SYOK.pdf
 
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptmPemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptm
 
Analisa gas darah.pptx
Analisa gas darah.pptxAnalisa gas darah.pptx
Analisa gas darah.pptx
 
asam basa I.ppt
asam basa I.pptasam basa I.ppt
asam basa I.ppt
 
Terapi Oksigen nori.pptx
Terapi Oksigen nori.pptxTerapi Oksigen nori.pptx
Terapi Oksigen nori.pptx
 
agd.pptx
agd.pptxagd.pptx
agd.pptx
 

Recently uploaded

456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 

Recently uploaded (18)

456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 

Faal Paru Kelima 2021

  • 1. FAAL PERNAPASAN 5 Faisal Yunus Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – Rumah Sakit Rujukan Respirasi Nasional Persahabatan, Jakarta
  • 2. Pendahuluan • Hipoksemia adalah kekurangan oksigen di dalam darah • Hjpoksia adalah kekurangan oksigen di jaringan • Anoksia adalah tidak ada oksigen di jaringan
  • 4. Hipoksemia • Penurunan tekanan partial oksegen darah arteri (PaO2) atau penurunan saturasi oksigen darah arteri (SaO2) • Untuk neonatus PaO2 < 59 mmHg, atau SaO2 < 88% • Untuk bayi, anak dan dewasa • PaO2 < 60 mmHg, atau SaO2 < 90%
  • 5. Mekanisme Hipoksemia  Tidak seimbang ventilasi-perfusi (V/Q mismatch)  Hipoventilasi alveolar  Pirau  Gangguan difusi  Penurunan tekanan parsial oksigen inspirasi (FiO2 )
  • 6. Pemakaian Oksigen 1. Metabolisme Aerobik • Fosforilasi Oksidatif • Glukosa  CO2 + H2O + 38 ATP 2. Metabolisme Anaerob • Glukosa  Asam laktat + 2 ATP H++ + Laktat-
  • 7. Transpor Oksigen Ada dua bentuk transpor oksigen dalam darah: • 1. Terlarut dalam plasma sebesar 3% • 2. Berikatan dengan hemoglobin sebesar 97%
  • 8. Oksigen dalam Darah  PaO2 (Tekanan parsial O2 dalam darah arteri) ~ 98-100 mg  SaO2 (Saturasi O2 pada Hb darah arteri) ~ 100%  PvO2 (Tekanan parsial O2 dalam darah vena) ~ 40 mmHg  SvO2 (Saturasi O2 pada Hb darah vena) ~ 75%
  • 9. Oksigen dalam Darah Oksigen berikatan dengan hemoglobin: ~ Kapasitas ikatan O2 dengan Hb: 1,34 ml O2/g Hb ~ SO2: Saturasi oksigen pada Hb Hb x 1,34 x SO2 Oksigen yang terlarut • Kelarutan oksigen di plasma ~ Koefisien kelarutan 0,003 ml • Tekanan parsial oksigen (PO2) dalam darah 0,003 x PaO2 mmHg
  • 10. Oksigen dalam Darah Kandungan oksigen arteri (CaO2) Hb x 1,34 x Sa SO2 + 0,003 x PaO2 mmHg Contoh orang normal • Hb 14 g • SaO2 100% • PaO2 100 mmHg O2 darah arteri = 14 g x 1,34 x 100% + 0,3 = 20 ml/100 ml darah
  • 11. Deteksi Hipoksemia 1.Gejala klinis: ~ Sesak napas, takipnea ~ Penggunaan otot bantu napas ~ Disorientasi ~ Kelelahan ~ Takikardia 2. AGD 3. Oksimetri
  • 13. Jenis Hipoksia  Hipoksia hipoksik -- PaO2  Hipoksia anemia– kandungan O2 , PaO2 normal  Hipoksia stagnant  Hipoksia histotoksik
  • 14. Hipoksia Hipoksik PENYEBAB::  Udara kurang O2, hipoksik campuran gas  Ketinggian  Hipoventilasi  Pirau – gangguan septum  Gangguan difusi – pneumonia, kolaps lobus
  • 15. Hipoksia Anemia Kemampuan darah membawa oksigen berkurang: • Anemia – hemoglobin • Perubahan Hb ~ keracunan CO ~ metHb • Orang normal menghirup 100% oksigen (14 g x 1,34 ml) + 1,8 ml = 20.6 ml (1,8 adalah 9% 20,6) • Pasien anemi menghirup 100% oksigen 7 g x 1,34 ml) + 1,8 ml =11,2 ml (1,8 adalah 25% dari 11,2)
  • 16. Hipoksia Stagnant Tidak adekuatnya perfusi jaringan • Umum: ~ Hipovolemi ~ Stenosis mitral ~ Perikarditis ~ Iskemi myokard • Hipoperfusi lokal: ~ Stenosis arteri, trombus, edema
  • 17. Hipoksia Histotoksis • Sel tidak dapat menggunakan O2 di jaringan: • Sistem transfer eletrkon sitokrom oksidasi lumpuh • Misal. – keracunan sianida
  • 18. Efek Hipoksia • Hipoksia akut ~ gelisah ~ disorientasi, bingung ~ kurang kordinasi, gangguan penilaian ~ perubahan sirkulasi (takikardia  bradi) • HipoksiaKronik ~ Lelah, mengantuk, kapasitas kerja ~ kurang pehatian, apatis, waktu reaksi lambat
  • 19. Toleransi Jaringan Terhadap Hipoksia • Otak • Ginjal dan hati • Otot skelet • Otot polos vaskular Rambut dan kuku • 3 menit • 15 – 20 menit • 60 – 90 menut • 24 -72 jam • Beberapa hari
  • 20. Penilaian Klinis Hipoksia ringan sampai sedang berat SSP : gelisah somnolen, bingung disorientasi gangguan penilaian sakit kepala hilang kordinasi status mental yang tumpul Jantung : takikardia bradikardia, arithmia hipertensi ringan hipotensi vasokonstriksi perifer Respirasi: dispnea dispnea mningkat, takipnea takipnea, mungkin napas dangkal dan bradipnea berat Kulit : pucat, dingin, sianosis kaku
  • 21. Manfaat Terapi O2 pada Hipoksia  Hipoksia hipoksik +++  Hipoksia anemia +  Hipoksia stagnant +  Hipoksia histotoksik -
  • 23. Definisi • Terapi oksigen adalah pemberian oksigen yang lebih besar dari konsentrasi oksigen ruangan untuk mengobati atau mencegah hipoksia
  • 24. Tujuan Terapi Oksigen • Meningkatkan saturasi oksigen di jaringan bila tingkat saturasi oksigen terlalu rendah akibat penyakit atau luka • Mempertahankan PaO2 > 60 mmHg atau saturasi >90% dengan FiO2 serendah mungkin
  • 25. Tujuan Terapi Oksigen • Meningkatkan kandungan oksigen darah arteri untuk diantarkan ke jaringan guna memfasilitasi metabolisme aerob • Untuk mempertahankan PaO2 > 60 mmHg atau saturasi oksigen >90%, untuk: ~ mencegah hipoksia sel dan jaringan ~ mengurangi kerja pernapasan ~ msngurangi kerja otot jantung
  • 26. Nilai Acuan Darah Arteri pH 7,35 – 7,45 PCO2 35 – 45 mmHg PO2 80 -100 mmHg HCO3 22 -26 mM Saturasi. 95 – 100% Darah Vena 7,35 - 7.43 38 – 50 mmHg 30 – 50 mmHg 23 -27 mM 60 -85%
  • 27. Nilai PaO2 dan SaO2 Dewasa Kriteria • Normal • Kisaran normal • Hipoksemi ~ Hipoksemia ringan ~ Hipoksemia sedang ~ Hipoksemia berat PaO2 (mmHg). SaO2 (%) 97 87 > 80 > 90 < 80 < 95 60 – 79 90 – 94 40 – 59 75 – 89 < 40 < 75
  • 28. Penilaian Kebutuhan • Kebutuhan oksigen ditentukan oleh pengukuran tekanan atau saturasi oksigen secara invasif atau noninvasif dan/atau dari gejala klinis ~ Analisis gas darah ~ Oksimetri nadi ~ Gambaran klinis
  • 29. Indikasi Kebutuhan Oksigen 2. Situasi akut dan diduga terjadi hipoksemia 3. Trauma berat 4. Infark myokard akut 5. Terapi jangka pendek misal pada waktu pemulihan dari anestesi 6. Peningkatan kebutuhan metabolism misal pada luka bakar, fraktur multipel dan infeksi berat
  • 30. PaO2 Sebagai Indikator untuk Terapi Oksigen • PaO2 : 80 – 100 mm Hg : Normal 60 – 80 mm Hg : Ektremitas dingin, kaku < 60 mm Hg : Sianosis < 40 mm Hg : Defisiensi mental, hilang ingatan < 30 mm Hg : Bradikardia, henti jantung PaO2 < 60 mm Hg adalah indikasi kuat untuk terapi oksigen
  • 31. Penilaian Oksigenisasi  Analisis gas darah PaO2 = 100 mmHg  Oksimetri Nadi (Pulse oximetry) SaO2 98-100% • Terapi oksigen harus dilakukan apabila • PaO2 < 60 mmHg atau SaO2 < 90%
  • 32. Pemantauan Oksigen • PiO2 = (760 -47) x 0,21 = 150 mmHg • FiO2 2 = 0,21 • PAO2 = 100 mmHg • PaO2 = 90 mmHg • SaO2 = Saturasi O2 berasal dari kapiler darah • SpO2 = Saturasi oksigen dari oksimetri nadi
  • 33. Kesalahan pada Oksimetri Nadi • Kuku buatan • Hiperpigmentasi • Gangguan listrik • Pewarnaan intra vena • Pergerakan • Cat kuku • Sistem vena pulsatile • Pemancaran cahaya
  • 34. Penentuan Pemberian Oksigen • PAO2 = (PB-PH2O) X FiO2 - (PaCO2 AGD x 1.25) = • PAO2 = (750-47) x Fi O2 - (PCO2 AGD x 1.25) • PaO2 = 713 x Fi O2 – 1.25 x PaCO2 AGD • PaO2 AGD. = PaO2 yang diinginkan • PAO2 yang didapat PAO2 yang baru
  • 35. Penentuan Pemberian Oksigen • FiO2 = 150 + A-aDO2 x 100% = % 760 • A-aDO2 = PAO2 – PaO2 • PAO2 = Tekanan parsial O2 di alveol • PaO2 = Tekanan parsial O2 arteri ( dari AG)D)
  • 36. Nilai A-aDO2 • Normal < 20 mmHg • Tidak seimbang V/Q 20 -40 mmHg • Pirau 40 – 60 mmHg • Gangguan difusi > 60 mmHg
  • 37. Penggunaan A-aDO2 HASIL KEMUNGKINAN PENYEBAB HIPOKSEMIA PaCO2 dan A-aDO2 normal penurunan tekanan parsial oksigen inspirasi PaCO2 meningkat dan A-aDO2 normal hipoventilasi alveolar PaCO2 normal atau rendah dan A-aDO2 meningkat ketidaksesuaian ventilasi perfusi, gangguan difusi atau pirau PaCO2 dan A-aDO2 sama-sama meningkat terjadi dua keadaan yaitu hipoventilasi dan ketidaksesuaian ventilasi perfusi, gangguan difusi atau pirau Weinberger SE, Cockrill BA, Mandel J. Pulmonary anatomy and physiology: the basics. Principles of pulmonary medicine. 7th edition. Philadelphia: Elsevier health sciences; 2018.p.15-18
  • 38. Faktor Pertimbangan pada Terapi Oksigen 1. Kenyamanan pasien 2 Kadar FiO2 yang diperlukan 3. Kebutuhan pemberian FiO2 dalam rentang tertentu 4. Tingkat humidifikasi dan/atau nebulisasi 5. Tahanan minimal terhadap pernapasan 6. Penggunaan oksigen yang efisien dan ekonomis
  • 39. Jenis Terapi Oksigen l. Terapi oksigen ortobatik adalah Pemberian oksigen pada konsentrasi lebih dari 21% pada tekanan 1 atmosfir ll. Terapi oksigen hiperbarik adalah pemberian oksigen pada konsentrasi lebih dari 21% pada tekanan lebih dari 1 atmosfir
  • 41. Perangkat Terapi Oksigen Perangkat Kinerja bervariasi  Tanpa kapasitas  kanula kateter hidung  Kapasitas kecil  masker  Kapasitas besar  masker dengan kantung Perangkat Kinerja Tetap  High flow oxygen ~ Masker Venturi ~ Sirkuit anestesi ~ Ventilator
  • 42. Perangkat Kinerja Variabel FiO2 tergantung pada: • Aliran oksigen • Faktor pasien • Faktor perangkat • Contoh : ~ Kanula hudung ~ Masker sederhana ~ Masker sebagian rebreathing ~ Masker rebreathing
  • 44. Kanula Hidung KEUNTUNGAN • Mudah • Tangan tetap bebas • Tidak mengganggu perawatan jalan napas • Dipakai pada napas spontan maupun henti napas KERUGIAN • Iritasi mukosa (tidak nyaman) • Dilatasi lambung (terutama yang aliran tinggi)
  • 45. Masker Sederhana • Menempatkan masker di wajah pasien meningkatkan ukuran reservoir oksigen melebihi batas reservoir anatomi: sebelum FiO2 yang lebih tinggi dapat dikirimkan
  • 46. Masker Sederhana • KEUNTUNGAN ~ Sederhana ~ Ringan, FiO2 bisa sampai 0,60 • KERUGIAN ~ Harus dilepas ketika bicara, makan, minum, muntah, berdahak dan penghisapan ~ Pengeringan dan iritasi mata
  • 47. Masker Sederhana Aliran Oksigen (l/menit) 5 – 6 6 -- 7 7 -- 8 FiO2 0,40 0,50 0,60
  • 48. Masker Sebagian Rebreathing Aliran oksigen (l/menit) 6 7 8 FiO2 0,60 0,70. 0,80
  • 49. Masker Sebagian Rebreathing • KEUNTUNGAN - Bisa memberikan FiO2 > 60% untuk hipoksia berat ~ Oksigen yang dihembuskan dari ruang rugi anatomi bisa disimpan • KERUGIAN ~ Aliran yang kurang bisa menyebabkan rebreathing CO2 ~ Klaustrofobia • ~ Pengeringan dan iritasi mata
  • 50. Sistem Pengantaran Oksigen Aliran Tinggi  Masker venturi  Face tent  Masker aerosol  Trakeostomi  T-piece
  • 51. Masker Venturi Warna Biru Putih Oranye Kuning Merah Hijau FiO2 Aliran oksigen 24%. 2. l/menit 28%. 4 l/menit 31%. 6 l/menit 35% 8 l/menit 40%. 10 l/menit 60%. 15 l/menit
  • 53. Terapi Oksigen Hiperbarik • Pajanan oksigen hiperbarik ( bernapas dengan oksigen pada peningkatan tekanan ambien, biasanya 2 - 3 atmosfer absolut), menyebabkan peningkatan PaO2
  • 54. Prinsip Terapi Oksigen Hiperbarik  Pemekaian udara bertekanan tinggi akan memperkecil gelembung gas yang terbentuk  Pemberian oksigen hiperbarik: ~ mempercepat resolusi gelembung gas ~ merangsang pembentukan kapiler baru ~ menekan pertumbuhan kuman (Gram +/-) ~ meningkatkan efek fagosistosis lekosit Djati W. Sejarah penyelaman & terapi oksigen hiperbarik. Buku ajar ilmu kesehatan penyelaman & hiperbarik. Rev 2013.I:1-9.
  • 55. Dasar Terapi Oksigen Hiperbarik Pada tekanan atmosfir 1 ATA (atmosfir absolut), PaO2 = 100 mmHg dan SaO2= 95% 100 mj darah mengandung 19 ml O2 yang berikatan dengan Hb dan 0,32 ml terlarut dalam plasma Jika O2 menjadi 100%  O2 yang terikat dengan Hb ↑ samapai 2,09 ml Pemberian oksigen hiperbarik  Hb menjadi jenuh 100% dan O2 yang terlarut ↑ darah bisa mencapai daerah yang tidak bisa dilewati sel darah merah  mengaktifkan oksigenisasi di jaringan Gill AL, Bell CNA. Hyperbaric oxygen : its uses, mechanism of action and outcome. Q J Med 2004;97:385-95.
  • 56. Indikasi Terapi Hiperbarik • Keracunan CO • Preventif nekrosis vaskular pasca ekstraksi gigi • Penyakit dekompresi • Emboili gas • Osteoradionekrosis • Infeksi bakter anaerob/ campuran • Lesi kaki diabetes • Skin graft dan flap otot • Proktitis/enteritis akibat radiasi • Lesi jaringan lunak akibat radioterapi • Operasi jaringan lunak • Tuli mendadak • Osteomielitis kronik Welslau W. Physics of hyperbaric pressure. Handbook on hyperbaric medicine 2006;I:15-23
  • 57. Harap Diingat • Bila konsentrasi oksigen yang diterima oleh pasien tidak diketahui, hal itu mirip dengan pemberian obat tidak diketahui dosisnya, akan menyebabkan tidak efektif kalau kekurangan dan keracunan kalau kelebihan
  • 58. Komplikasi Terapi Oksigen 1. Keracunan oksigen 2. Depresi ventilasi 3. Retinopati pada neonatus 4, Sistem respirasi: ~ kehilangan surfaktan ~ atelektasis ~ hipoventilasi pada PPOK 5. Sistem saraf pusat: ~ kejang 6. Bahaya kebakaran
  • 59. Keracunan Oksigen  100%. Tidak lebih dari 12 jam  80%. Tidak lebih dari 24 jam  60%. Tidak lebih dari 36 jam  Gejala dan tanda ~ Nyeri substernal ireversibel ~ batuk ~ Sesak ~ Kapasitas vital ~ Komplain ~ Edema paru interstisial  fibrosis
  • 60. Keracunan Oksigen  Terutama mempengaruhi paru dan SSP  Dua faktor: PaO2 dan lama pajanan  Toksik terhadap SSP (Efek Paul Bert ) – terjadi pada menghirup O2 pada tekanan > 1 atm – tremor, kedutan, kejang
  • 61. Kesimpulan Anoksia adalah tidak ada oksigen di jaringan, Hipoksia adalah kekurangan oksigen di jaringan dan hipoksemia adalah kekurangan oksigen dalam darah  Mekanisme hiopoksemia adalah ~ Tidak seimbang ventilasi/perfusi (V/Q) ~ Hipoventilasi alveolar ~ Pirau ~ Gangguan difusi
  • 62. Kesimpulan Terapi oksigen adalah pemberian oksigen yang lebih besar dari konsentrasi oksigen ruangan untuk mengobati atau mencegah hipoksia Tujuanya adalah mempertahankan PaO2 > 60 mmHg atau saturasi >90% dengan FiO2 serendah mungkin
  • 63. FY