1. FAAL PERNAPASAN 5
Faisal Yunus
Departemen Pulmonologi dan Kedokteran
Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia – Rumah Sakit Rujukan Respirasi
Nasional Persahabatan, Jakarta
2. Pendahuluan
• Hipoksemia adalah kekurangan oksigen
di dalam darah
• Hjpoksia adalah kekurangan oksigen di
jaringan
• Anoksia adalah tidak ada oksigen di
jaringan
4. Hipoksemia
• Penurunan tekanan partial oksegen
darah arteri (PaO2) atau penurunan
saturasi oksigen darah arteri (SaO2)
• Untuk neonatus PaO2 < 59 mmHg, atau
SaO2 < 88%
• Untuk bayi, anak dan dewasa
• PaO2 < 60 mmHg, atau SaO2 < 90%
6. Pemakaian Oksigen
1. Metabolisme Aerobik
• Fosforilasi Oksidatif
• Glukosa CO2 + H2O + 38 ATP
2. Metabolisme Anaerob
• Glukosa Asam laktat + 2 ATP
H++ + Laktat-
7. Transpor Oksigen
Ada dua bentuk transpor oksigen dalam
darah:
• 1. Terlarut dalam plasma sebesar 3%
• 2. Berikatan dengan hemoglobin
sebesar 97%
8. Oksigen dalam Darah
PaO2 (Tekanan parsial O2 dalam darah arteri)
~ 98-100 mg
SaO2 (Saturasi O2 pada Hb darah arteri)
~ 100%
PvO2 (Tekanan parsial O2 dalam darah vena)
~ 40 mmHg
SvO2 (Saturasi O2 pada Hb darah vena)
~ 75%
9. Oksigen dalam Darah
Oksigen berikatan dengan hemoglobin:
~ Kapasitas ikatan O2 dengan Hb: 1,34 ml O2/g Hb
~ SO2: Saturasi oksigen pada Hb
Hb x 1,34 x SO2
Oksigen yang terlarut
• Kelarutan oksigen di plasma
~ Koefisien kelarutan 0,003 ml
• Tekanan parsial oksigen (PO2) dalam darah
0,003 x PaO2 mmHg
10. Oksigen dalam Darah
Kandungan oksigen arteri (CaO2)
Hb x 1,34 x Sa SO2 + 0,003 x PaO2 mmHg
Contoh orang normal
• Hb 14 g
• SaO2 100%
• PaO2 100 mmHg
O2 darah arteri = 14 g x 1,34 x 100% + 0,3 =
20 ml/100 ml darah
14. Hipoksia Hipoksik
PENYEBAB::
Udara kurang O2, hipoksik campuran gas
Ketinggian
Hipoventilasi
Pirau – gangguan septum
Gangguan difusi – pneumonia, kolaps lobus
15. Hipoksia Anemia
Kemampuan darah membawa oksigen berkurang:
• Anemia – hemoglobin
• Perubahan Hb
~ keracunan CO
~ metHb
• Orang normal menghirup 100% oksigen
(14 g x 1,34 ml) + 1,8 ml = 20.6 ml (1,8 adalah 9% 20,6)
• Pasien anemi menghirup 100% oksigen
7 g x 1,34 ml) + 1,8 ml =11,2 ml (1,8 adalah 25% dari 11,2)
17. Hipoksia Histotoksis
• Sel tidak dapat menggunakan O2 di jaringan:
• Sistem transfer eletrkon sitokrom oksidasi
lumpuh
• Misal. – keracunan sianida
18. Efek Hipoksia
• Hipoksia akut
~ gelisah
~ disorientasi, bingung
~ kurang kordinasi, gangguan penilaian
~ perubahan sirkulasi (takikardia bradi)
• HipoksiaKronik
~ Lelah, mengantuk, kapasitas kerja
~ kurang pehatian, apatis, waktu reaksi
lambat
19. Toleransi Jaringan
Terhadap Hipoksia
• Otak
• Ginjal dan hati
• Otot skelet
• Otot polos vaskular
Rambut dan kuku
• 3 menit
• 15 – 20 menit
• 60 – 90 menut
• 24 -72 jam
• Beberapa hari
20. Penilaian Klinis Hipoksia
ringan sampai sedang berat
SSP : gelisah somnolen, bingung
disorientasi gangguan penilaian
sakit kepala hilang kordinasi
status mental yang tumpul
Jantung : takikardia bradikardia, arithmia
hipertensi ringan hipotensi
vasokonstriksi perifer
Respirasi: dispnea dispnea mningkat,
takipnea takipnea, mungkin
napas dangkal dan bradipnea
berat
Kulit : pucat, dingin, sianosis
kaku
23. Definisi
• Terapi oksigen adalah pemberian
oksigen yang lebih besar dari
konsentrasi oksigen ruangan untuk
mengobati atau mencegah hipoksia
24. Tujuan Terapi Oksigen
• Meningkatkan saturasi oksigen di
jaringan bila tingkat saturasi oksigen
terlalu rendah akibat penyakit atau luka
• Mempertahankan PaO2 > 60 mmHg
atau saturasi >90% dengan FiO2
serendah mungkin
25. Tujuan Terapi Oksigen
• Meningkatkan kandungan oksigen darah
arteri untuk diantarkan ke jaringan guna
memfasilitasi metabolisme aerob
• Untuk mempertahankan PaO2 > 60 mmHg
atau saturasi oksigen >90%, untuk:
~ mencegah hipoksia sel dan jaringan
~ mengurangi kerja pernapasan
~ msngurangi kerja otot jantung
26. Nilai Acuan
Darah Arteri
pH 7,35 – 7,45
PCO2 35 – 45 mmHg
PO2 80 -100 mmHg
HCO3 22 -26 mM
Saturasi. 95 – 100%
Darah Vena
7,35 - 7.43
38 – 50 mmHg
30 – 50 mmHg
23 -27 mM
60 -85%
27. Nilai PaO2 dan SaO2 Dewasa
Kriteria
• Normal
• Kisaran normal
• Hipoksemi
~ Hipoksemia ringan
~ Hipoksemia sedang
~ Hipoksemia berat
PaO2 (mmHg). SaO2 (%)
97 87
> 80 > 90
< 80 < 95
60 – 79 90 – 94
40 – 59 75 – 89
< 40 < 75
28. Penilaian Kebutuhan
• Kebutuhan oksigen ditentukan oleh
pengukuran tekanan atau saturasi oksigen
secara invasif atau noninvasif dan/atau dari
gejala klinis
~ Analisis gas darah
~ Oksimetri nadi
~ Gambaran klinis
29. Indikasi Kebutuhan Oksigen
2. Situasi akut dan diduga terjadi hipoksemia
3. Trauma berat
4. Infark myokard akut
5. Terapi jangka pendek misal pada waktu
pemulihan dari anestesi
6. Peningkatan kebutuhan metabolism misal
pada luka bakar, fraktur multipel dan infeksi
berat
30. PaO2 Sebagai Indikator untuk
Terapi Oksigen
• PaO2 : 80 – 100 mm Hg : Normal
60 – 80 mm Hg : Ektremitas dingin, kaku
< 60 mm Hg : Sianosis
< 40 mm Hg : Defisiensi mental, hilang
ingatan
< 30 mm Hg : Bradikardia, henti jantung
PaO2 < 60 mm Hg adalah indikasi kuat untuk terapi
oksigen
31. Penilaian Oksigenisasi
Analisis gas darah
PaO2 = 100 mmHg
Oksimetri Nadi (Pulse oximetry)
SaO2 98-100%
• Terapi oksigen harus dilakukan apabila
• PaO2 < 60 mmHg atau SaO2 < 90%
32. Pemantauan Oksigen
• PiO2 = (760 -47) x 0,21 = 150 mmHg
• FiO2 2 = 0,21
• PAO2 = 100 mmHg
• PaO2 = 90 mmHg
• SaO2 = Saturasi O2 berasal dari kapiler
darah
• SpO2 = Saturasi oksigen dari oksimetri nadi
33. Kesalahan pada Oksimetri Nadi
• Kuku buatan
• Hiperpigmentasi
• Gangguan listrik
• Pewarnaan intra vena
• Pergerakan
• Cat kuku
• Sistem vena pulsatile
• Pemancaran cahaya
34. Penentuan Pemberian Oksigen
• PAO2 = (PB-PH2O) X FiO2 - (PaCO2 AGD x 1.25) =
• PAO2 = (750-47) x Fi O2 - (PCO2 AGD x 1.25)
• PaO2 = 713 x Fi O2 – 1.25 x PaCO2 AGD
• PaO2 AGD. = PaO2 yang diinginkan
• PAO2 yang didapat PAO2 yang baru
36. Nilai A-aDO2
• Normal < 20 mmHg
• Tidak seimbang V/Q 20 -40 mmHg
• Pirau 40 – 60 mmHg
• Gangguan difusi > 60 mmHg
37. Penggunaan A-aDO2
HASIL
KEMUNGKINAN PENYEBAB
HIPOKSEMIA
PaCO2 dan A-aDO2
normal
penurunan tekanan parsial oksigen
inspirasi
PaCO2 meningkat
dan A-aDO2 normal
hipoventilasi alveolar
PaCO2 normal atau
rendah dan A-aDO2
meningkat
ketidaksesuaian ventilasi perfusi,
gangguan difusi atau pirau
PaCO2 dan A-aDO2
sama-sama
meningkat
terjadi dua keadaan yaitu hipoventilasi
dan ketidaksesuaian ventilasi perfusi,
gangguan difusi atau pirau
Weinberger SE, Cockrill BA, Mandel J. Pulmonary anatomy and physiology: the basics. Principles of pulmonary medicine. 7th edition.
Philadelphia: Elsevier health sciences; 2018.p.15-18
38. Faktor Pertimbangan pada
Terapi Oksigen
1. Kenyamanan pasien
2 Kadar FiO2 yang diperlukan
3. Kebutuhan pemberian FiO2 dalam rentang
tertentu
4. Tingkat humidifikasi dan/atau nebulisasi
5. Tahanan minimal terhadap pernapasan
6. Penggunaan oksigen yang efisien dan
ekonomis
39. Jenis Terapi Oksigen
l. Terapi oksigen ortobatik adalah
Pemberian oksigen pada konsentrasi
lebih dari 21% pada tekanan 1 atmosfir
ll. Terapi oksigen hiperbarik adalah
pemberian oksigen pada konsentrasi
lebih dari 21% pada tekanan lebih dari 1
atmosfir
41. Perangkat Terapi Oksigen
Perangkat Kinerja bervariasi
Tanpa kapasitas kanula kateter hidung
Kapasitas kecil masker
Kapasitas besar masker dengan kantung
Perangkat Kinerja Tetap
High flow oxygen
~ Masker Venturi
~ Sirkuit anestesi
~ Ventilator
42. Perangkat Kinerja Variabel
FiO2 tergantung pada:
• Aliran oksigen
• Faktor pasien
• Faktor perangkat
• Contoh : ~ Kanula hudung
~ Masker sederhana
~ Masker sebagian rebreathing
~ Masker rebreathing
44. Kanula Hidung
KEUNTUNGAN
• Mudah
• Tangan tetap bebas
• Tidak mengganggu perawatan jalan napas
• Dipakai pada napas spontan maupun henti
napas
KERUGIAN
• Iritasi mukosa (tidak nyaman)
• Dilatasi lambung (terutama yang aliran tinggi)
45. Masker Sederhana
• Menempatkan
masker di wajah
pasien
meningkatkan
ukuran reservoir
oksigen melebihi
batas reservoir
anatomi: sebelum
FiO2 yang lebih
tinggi dapat
dikirimkan
46. Masker Sederhana
• KEUNTUNGAN
~ Sederhana
~ Ringan, FiO2 bisa sampai 0,60
• KERUGIAN
~ Harus dilepas ketika bicara, makan,
minum, muntah, berdahak dan
penghisapan
~ Pengeringan dan iritasi mata
49. Masker Sebagian Rebreathing
• KEUNTUNGAN
- Bisa memberikan FiO2 > 60% untuk hipoksia
berat
~ Oksigen yang dihembuskan dari ruang rugi
anatomi bisa disimpan
• KERUGIAN
~ Aliran yang kurang bisa menyebabkan
rebreathing CO2
~ Klaustrofobia
• ~ Pengeringan dan iritasi mata
53. Terapi Oksigen Hiperbarik
• Pajanan oksigen hiperbarik ( bernapas dengan
oksigen pada peningkatan tekanan ambien,
biasanya 2 - 3 atmosfer absolut),
menyebabkan peningkatan PaO2
54. Prinsip Terapi Oksigen Hiperbarik
Pemekaian udara bertekanan tinggi akan
memperkecil gelembung gas yang terbentuk
Pemberian oksigen hiperbarik:
~ mempercepat resolusi gelembung gas
~ merangsang pembentukan kapiler baru
~ menekan pertumbuhan kuman (Gram +/-)
~ meningkatkan efek fagosistosis lekosit
Djati W. Sejarah penyelaman & terapi oksigen hiperbarik. Buku ajar ilmu kesehatan penyelaman &
hiperbarik. Rev 2013.I:1-9.
55. Dasar Terapi Oksigen Hiperbarik
Pada tekanan atmosfir 1 ATA (atmosfir absolut),
PaO2 = 100 mmHg dan SaO2= 95%
100 mj darah mengandung 19 ml O2 yang berikatan
dengan Hb dan 0,32 ml terlarut dalam plasma
Jika O2 menjadi 100% O2 yang terikat dengan Hb ↑
samapai 2,09 ml
Pemberian oksigen hiperbarik Hb menjadi jenuh 100%
dan O2 yang terlarut ↑ darah bisa mencapai daerah
yang tidak bisa dilewati sel darah merah mengaktifkan
oksigenisasi di jaringan Gill AL, Bell CNA. Hyperbaric oxygen : its uses, mechanism of action
and outcome. Q J Med 2004;97:385-95.
56. Indikasi Terapi Hiperbarik
• Keracunan CO
• Preventif nekrosis
vaskular pasca ekstraksi
gigi
• Penyakit dekompresi
• Emboili gas
• Osteoradionekrosis
• Infeksi bakter anaerob/
campuran
• Lesi kaki diabetes
• Skin graft dan flap otot
• Proktitis/enteritis
akibat radiasi
• Lesi jaringan lunak
akibat radioterapi
• Operasi jaringan lunak
• Tuli mendadak
• Osteomielitis kronik
Welslau W. Physics of hyperbaric pressure. Handbook on
hyperbaric medicine 2006;I:15-23
57. Harap Diingat
• Bila konsentrasi oksigen yang diterima
oleh pasien tidak diketahui, hal itu mirip
dengan pemberian obat tidak diketahui
dosisnya, akan menyebabkan tidak
efektif kalau kekurangan dan keracunan
kalau kelebihan
58. Komplikasi Terapi Oksigen
1. Keracunan oksigen
2. Depresi ventilasi
3. Retinopati pada neonatus
4, Sistem respirasi: ~ kehilangan surfaktan
~ atelektasis
~ hipoventilasi pada PPOK
5. Sistem saraf pusat: ~ kejang
6. Bahaya kebakaran
59. Keracunan Oksigen
100%. Tidak lebih dari 12 jam
80%. Tidak lebih dari 24 jam
60%. Tidak lebih dari 36 jam
Gejala dan tanda
~ Nyeri substernal ireversibel
~ batuk
~ Sesak
~ Kapasitas vital
~ Komplain
~ Edema paru interstisial fibrosis
60. Keracunan Oksigen
Terutama mempengaruhi paru dan SSP
Dua faktor: PaO2 dan lama pajanan
Toksik terhadap SSP (Efek Paul Bert )
– terjadi pada menghirup O2 pada tekanan > 1 atm
– tremor, kedutan, kejang
61. Kesimpulan
Anoksia adalah tidak ada oksigen di
jaringan, Hipoksia adalah kekurangan
oksigen di jaringan dan hipoksemia adalah
kekurangan oksigen dalam darah
Mekanisme hiopoksemia adalah
~ Tidak seimbang ventilasi/perfusi (V/Q)
~ Hipoventilasi alveolar
~ Pirau
~ Gangguan difusi
62. Kesimpulan
Terapi oksigen adalah pemberian
oksigen yang lebih besar dari
konsentrasi oksigen ruangan untuk
mengobati atau mencegah hipoksia
Tujuanya adalah mempertahankan
PaO2 > 60 mmHg atau saturasi >90%
dengan FiO2 serendah mungkin