1. KUMPULAN ARTIKEL
1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA
DASAR
2. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA : PENGERTIAN SERTA FAKTOR-
FAKTOR PENYEBABNYA
3. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG
INTERAKSI SOSIAL
4. HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
MEMUNCULAN BUDAYA
5. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,
GEMENSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)
Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Ilmu
Sosial Budaya Dasar (ISBD)
Dosen Pengampu :
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Disusun Oleh :
Nama : Ervina Handayani
NIM : K1A020017
Prodi/Kelas : Farmasi/A
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSTAS MATARAM
2021
2. 2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2
1. Pengertian, Konsep, Serta Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dssar
1.1 Pengertian Ilmu Sosial Budaya Dasar .................................................... 3
1.2 Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar ......................................................... 4
1.3 Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar.......................................................... 6
2. Perubahan Sosial Dan Budaya : Pengertian Serta Faktor-Faktor Penyebabnya
2.1 Perubahan Sosial..................................................................................... 9
2.2 Perubahan Budaya .................................................................................. 14
2.3 Faktor-faktor Perubahan Sosial Budaya ................................................. 17
3. Teori-Teori Kebudayaan Dan Teori-Teori Tentang Interaksi Sosial
3.1 Teori-Teori Kebudayaan......................................................................... 23
3.2 Interaksi sosial ........................................................................................ 30
4. Hirarkhi Kebutuhan Manusia Dan Kaitannya Dengan Memunculan Budaya
4.1 Teori Kebutuhan Manusia ...................................................................... 34
5. Solidaritas Sosial Kota Dan Desa (Mekanis-Organis, Gemeinschaft-Gesselschaft,
Paguyuban-Patembayan)
5.1 Pengertian Solidaritas Sosial .................................................................. 36
5.2 Solidaritas Mekanis dan Organis............................................................ 36
5.3 Gemeinschaft dan Gesselschaft .............................................................. 37
5.4 Perbedaan Paguyuban Dan Patembayan................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 41
3. 3
1. Pengertian, Konsep, Serta Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dssar
1.1 Pengertian Ilmu Sosial Budaya Dasar
Secara umum Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Dasar (ISBD) termasuk kelompok
pengetahuan, yakni mempelajari mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep hubungan antar manusia (sosial) dan budaya yg dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah kemanusiaan, sosial, dan budaya. Ilmu sosial budaya
dasar merupakan sebagai integarasidari ISD dan IBD yang memberikan dasar-dasar
pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa sehinggan mampu
mengkaji masalah social, kemanusian, dan budaya. Pendekatan Ilmu sosial budaya
dasar juga merupakan akan memperluas pandangan bahwa masalah social, kemanusian,
dan budaya dapat didekati dari berbagai sudut pandang. Dengan wawasan sehinggan
mampu mengkaji sebuah masalah kemasyarakat yang lebih kompleks,demikian pula
dengan solusi pemecahannya. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu
pengetahuan yang merupakan integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang
juga merupakan sosiologi (sosio: sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan
salah satu cabang dari ilmu sosial. Pengertian lebih lanjut tentang ilmu sosial adalah
cabang ilmu pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk
menanggapi masalah-masalah sosial, sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang
termasuk dalam pengetahuan budaya, mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.
Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial budaya dasar merupakan pengetahuan yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia
dan kebudayaan. Istilah ilmu sosial budaya dasar dikembangkan pertama kali di
Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa
Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa
latin humanus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the
humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya
dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa
menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa
dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo
humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus
mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan
4. 4
tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri. Untuk mengetahui lebih lanjut
tentang asal mula ilmu sosial dan budaya dasar, perlu diketahui pengelompokan ilmu
pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan
dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu; Ilmu-ilmu Alamiah (natural scince).
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam
alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan
menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan- keteraturan itu, lalu dibuat
analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian
digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Ilmu-ilmu sosial (social scince).
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat
dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah
sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil pengkajian ini lebih bersifat
kualitatif, sebab hal ini menyangkut pola perilaku dan tingkah laku manusia di
masyarakat yang cenderung berubah-ubah. Pengetahuan budaya (the humanities)
bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat
manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-
peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Jadi pengertian ilmu sosial budaya dasar adalah pembukaan wawasan terhadap
berbagai sisi kehidupan mengenai kebiasaan yang manusia lakukan, sisi ini
mencangkup tentang ekonomi, sosial, dan juga system pemerintahan. Sedangkan
pengertian ilmu sosial budaya dasar menurut para ahli, salah satunya diungkapkan oleh
Kian Amboro yang menyebutkan bahwa intisari dalam ISBD adalah ilmu pengetahuan
yang dinilai dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan pengetahuan dasar
yang mampu melakukan kajian pada masalah-masalah sosial kemanusiaan dan
kebudayaan.
1.2 Konsep Ilmu Sosial Budaya Dasar
Setiap manusia memiliki kebudayaannya masing- masing, dan masing-masing
manusia tersebut mewujudkan kebudayaannya dalam bentuk ide-ide, gagasan, nilai-
nilai, norma-norma, peraturan-peraturan yang ada pada masyarakat, dan suatu
kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat, serta benda-
benda hasil karya manusia. Wujud dari kebudayaan yang diungkapkan tersebut terdapat
5. 5
juga di dalam sistem religi (kepercayaan) yang ada pada setiap masyarakat, dan juga
merupakan kenyataan hidup dari masyarakat yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan
dan adat istiadat yang dimiliki oleh masyarakat merupakan alat pengatur dan memberi
arahan kepada setiap tindakan, prilaku dan karya manusia yang menghasilkan benda-
benda kebudayaan. Kebudayaan yang ada pada masyarakat juga mempengaruhi pola-
pola perbuatannya, bahkan juga cara berpikir dari setiap masyarakat. Manusia adalah
makhluk berbudaya dan budaya manusia penuh dengan simbol, sehingga dapat
dikatakan bahwa budaya manusia penuh diwarnai dengan simbolisme yaitu suatu tata
pemikiran atau paham yang menekankan atau mengikuti pola-pola yang mendasarkan
diri kepada simbol atau lambang. Simbol merupakan salah satu bentuk kebudayaan
yang terkandung sebuah makna yang dapat menjelaskan kebudayaan dari manusia.
Geertz ( 1992 ) berpendapat bahwa, hal-hal yang berhubungan dengan simbol yang
dikenal oleh masyarakat yang bersangkutan sehingga untuk mengetahui kebudayaan
dari masyarakat dapat dilihat dari simbol yang mereka gunakan, dan makna harus dicari
dalam fenomena budaya. Sehingga untuk memahami makna yang terdapat di dalam
simbol, harus mengetahui terlebih dahulu tentang pengetahuan dan pemahaman dari
masyarakat mengenai simbol - simbol kebudayan yang mereka wujudkan di dalam
tingkah laku dan perbuatannya. Manusia pada dasarnya hidup sebagai makhluk budaya
yang memiliki akal, budi dan daya untuk dapat membuahkan suatu gagasan dan hasil
karya yang berupa seni, moral, hukum, kepercayaan yang terus dilakukan dan pada
akhirnya membentuk suatu kebiasaan atau adat istiadat yang kemudian diakumulasikan
dan ditransmisikan secara sosial atau kemasyarakatan. Akal: kemampuan pikir manusia
sebagai kodrat alami yang dimiliki manusia. Berpikir adalah perbuatan operasional yang
mendorong untuk aktif berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup manusia.
Fungsi akal adalah untuk berfikir, kemampuan berfikir manusia mempunyai fungsi
mengingat kembali apa yang telah diketahui sebagai tugas dasarnya untuk memecahkan
masalah dan akhirnya membentuk tingkah laku Budi : akal yang merupakan unsur
rohani dalam kebudayaan. Budi diartikan sebagai batin manusia, panduan akal dan
perasaan yang dapat menimbang baik buruk segala sesuatu.
6. 6
1.3 Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar
1. Sebagai Pengetahuan, sebagai ilmu pengetahuan untuk membentuk dan
mengembangkan kepribadian serta memberikan kontribusi secara nyata dalam
perluasan wawasan yang diberikan oleh setiap insan.
2. Menjadikan mahasiswa agar lebih peka terhadap lingkungan budaya, sehingga
mereka mudah beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang
baru, terutama beradaptasi dengan hal-hal yang pentin profesi mereka nantinya.
3. Menjadikan mahasiswa memiliki wawasan yang lebih luas tentang permasalahan-
permasalahana kemánusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka
terhadap persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut melalui kesempatan-
kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa.
4. Menjadikan mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dan negara dengan masing-
masing keahlian sesuai bidangnya, serta menghindarkan diri agar tidak terjatuh ke
dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan dengan disiplin yang ketat. Upaya
tersebut terjadi sebab ruang lingkup pendidikan kita sangatlah sempit dan condong
menjadikan manusia spesialis yang berpandangan kurang luas. kedaerahan dan
pengkotakan disiplin ilmu yang ketat.
5. Menciptakan wahana komunikasi bagi para akademisi agar mereka memiliki
kemampuan yang lebih baik untuk berdialog satu sama lain, sehingga dengan
memiliki satu bekal yang sama, diharapkan para akademisi tersebut bisa lebih
lancar dalam berkomunikasi
6. Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang
keanekaragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia sebagai individu dan
makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
7. Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman,
kesederajatan, dan kemartabatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika, dan
moral dalam kehidupan bermasyarakat.
8. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada
mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan mahkluk
sosial yang beradabdalam mempraktikkan pengetahuan akademik dan keahliannya
dan mampu memecahkan masalah social budaya secara arif.
7. 7
9. Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-
masalah sosial yang ada dalam masyarakat.
10. Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-
usahamenanggulanginya.
11. Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu
bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya mempelajarinya) secara kritis-
interdisipliner.
12. Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat
berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang
timbul dalam masyarakat.
2. Perubahan Sosial Dan Budaya : Pengertian Serta Faktor-Faktor Penyebabnya
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan- perubahan.
Perubahan tersebut dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang
mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang
luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga yang
berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya akan dapat ditemukan oleh
seseorang yang sempat dalam meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada
suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat
tersebut pada waktu yang lampau. Seseorang yang tidak sempat menelaah susunan dan
kehidupan masyarakat desa di Indonesia misalnya akan berpendapat bahwa masyarakat
tersebut statis tidak maju dan tidak berubah. Pernyataan demikian didasarkan pada
pandangan sepintas yang tentu saja kurang mendalam dan kurang teliti. Karena tidak
ada satu masyarakat pun yang berhenti pada suatu titik tertentu sepanjang masa. Orang-
orang desa sudah mengenal perdagangan, alat transport modern, bahkan dapat
mengikuti berita-berita mengenai daerah lain melalui radio, televisi dan sebagainya
yang kesemuanya itu belum dikenal sebelumnya. Setiap kehidupan masyarakat manusia
senantiasa mengalami suatu perubahan. Perubahan-perubahan pada kehidupan
masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang wajar, oleh karena setiap manusia
mempunyai kepentingan yang tak terbatas. Perubahan-perubahan akan nampak setelah
tatanan sosial dan kehidupan masyarakat yang lama dapat dibandingkan dengan tatanan
kehidupan masyarakat yang baru. Kehidupan masyarakat desa dapat dibandingkan
8. 8
antara sebelum dan sesudah mengenal surat kabar, listrik dan televisi.Perubahan-
perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia dewasa ini merupakan gejala yang
normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia lain berkat
adanya komunikasi modern. Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi yang terjadi
di suatu tempat dengan cepat dapat diketahui oleh masyarakat lain yang berada jauh dari
tempat tersebut. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial,
norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan,
lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain
sebagainya. Karena luasnya bidang di mana mungkin terjadi perubahan-perubahan
tersebut, maka bilamana seorang hendak membuat penelitian perlu terlebih dahulu
ditentukan secara tegas perubahan apa yang dimaksudkan. Dasar penelitiannya mungkin
tak akan jelas apabila hal tersebut tidak dikemukakan terlebih dahulu. Dengan diakuinya
dinamika sebagai inti jiwa masyarakat banyak sosiologi modern yang mencurahkan
perhatiannya terhadap masalah-masalah perubahan sosial dan kebudayaan dalam
masyarakat. Masalah tersebut menjadi lebih penting lagi dalam hubungannya dengan
pembangunan ekonomi yang diusahakan oleh masyarakat negara-negara yang
memperoleh kemerdekaan setelah perang dunia kedua. Sebagian besar ahli ekonomi
mengira bahwa suatu masyarakat dapat membangun ekonominya dengan cepat apabila
telah mencukupi dan dipenuhi syarat-syarat yang khusus diperlukan dalam bidang
ekonomi, akan tetapi pergerakan mereka yang berniat untuk mengadakan pembangunan
ekonomi oleh masyarakat-masyarakat yang baru mulai dengan pembangunan terbukti
bahwa syarat-syarat ekonomi saja tak cukup untuk meluncurkan pembangunan. Di
samping itu, diperlukan pula perubahan-perubahan masyarakat yang dapat menetralisir
semua faktor kemasyarakatan yang mengalami perkembangan. Hal itu dapat
memperkuat atau menciptakan faktor-faktor yang dapat mendorong pembangunan
tersebut. Sebaliknya, perlu diketahui terlebih dahulu perubahan-perubahan di bidang
manakah yang akan terjadi sebagai akibat dari pembangunan ekonomi dalam
masyarakat. Perubahan-perubahan di luar bidang ekonomi tidak dapat dihindarkan
karena setiap perubahan dalam suatu lembaga kemasyarakatan akan mengakibatkan
pula perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan tersebut selalu terkait proses saling mempengaruhi
secara timbal balik. Para sosiolog pernah mengadakan klasifikasi antara masyarakat
9. 9
statis dan dinamis. Masyarakat yang statis yang dialami oleh masyarakat yang sedikit
sekali mengalami perubahan dan berjalan lambat. Masyarakat yang dinamis adalah
masyarakat yang mengalami berbagai perubahan yang cepat. Jadi, setiap masyarakat
pada suatu massa dapat dianggap sebagai masyarakat yang statis,sedangkan pada
masyarakat lainnya dianggap sebagai masyarakat yang dinamis. Perubahan-perubahan
bukanlah semata-mata berarti suatu kemajuan namun dapat pula berarti kemunduran
dari bidang-bidang kehidupan tertentu.
2.1 Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan gejala perubahan dari suatu keadaan sosial tertentu ke
suatu keadaan sosial lain. Perubahan sosial pasti memiliki suatu arah dan tujuan
tertentu. Pengaruh perubahan sosial hanya dapat diketahui seseorang yang sempat
mengadakan penelitian susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada saat tertentu,
yang kemudian dibandingkan dengan keadaan pada waktu lain. Perubahan sosial dapat
berupa suatu kemajuan (progress) atau sebaliknya dapat berupa suatu kemunduran
(regress). Perubahan sosial tidak hanya membawa pengaruh positif bagi kehidupan
masyarakat, tetapi juga berdampak negatif. Bagi seorang pendidik/guru, pengetahuan
tentang perubahan sosial dan pendidikan serta berbagai dinamika perubahan sosial
diperlukan sebagai upaya antisipatif dan responsif terhadap perubahan tersebut yang
diharapkan berdampak positif dalam proses pembelajaran. Perubahan-perubahan yang
terjadi bisa merupakan kemajuan atau mungkin justru suatu kemunduran. Unsur-unsur
kemasyarakatan yang mengalami perubahan biasanya adalah mengenai nilai-nilai sosial,
norma-norma sosial, pola-pola perikelakuan, organisasi sosial, lembaga-lembaga
kemasyarakatan, stratifikasi sosial, kekuasaan, tanggung jawab, kepemimpinan dan
sebagainya. Dalam masyarakat maju atau pada masyarakat berkembang, perubahan-
perubahan sosial dan kebudayaan selalu berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman soemardi bahwa perubahan-perubahan di luar
bidang ekonomi tidak dapat dihindarkan oleh karena setiap perubahan dalam suatu
lembaga kemasyarakatan akan mengakibatkan pula perubahan-perubahan di dalam
lembaga kemasyarakatan lainnya. Oleh karena antara lembaga-lembaga kemasyarakatan
tersebut selalu ada proses saling mempengaruhi secara timbal balik. Perubahan-
perubahan pada dewasa ini nampak sangat cepat sehingga semakin sulit untuk
mengetahui bidang-bidang manakah demikian secara umum perubahan-perubahan itu
10. 10
biasanya bersifat berantai dan saling berhubungan antara satu unsur dengan unsur
kemasyarakatan yang lainnya. Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud dengan
perubahan sosial itu adalah perubahan fungsi kebudayaan dan perilaku manusia dalam
masyarakat dari keadaan tertentu keadaan yang lain.Dalam penelaahan mengenai
perubahan-perubahan sosial yang relatif kompleks tersebut sering para ahli mengalami
kekaburan tertentu tentang ruang lingkup, batasan pengertian dan aspek-aspek yang
utama dalam perubahan tersebut. Untuk menghindari kesulitan tersebut, maka faktor
utama yang paling penting untuk diketahui dan dipahami adalah tentang batas
pengertian dari perubahan sosial itu sendiri.
1. William F. Ogburn, mengemukakan ruang lingkup perubahan-perubahan
meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial,
yang ditekankan adalah pengaruh besarnya perubahan kebudayaan material
terhadap unsur-unsur immaterial.
2. Kingsley Davis, mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan perubahan
yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat, misalnya timbulnya
pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis yang menyebabkan
perubahan-perubahan hubungan antara buruh dengan majikan dan seterusnya
yang menyebabkan perubahan perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.
3. Mac Iver lebih suka membedakan antara utilitarian dengan cultural
elementsyang didasarkan pada kepentingan-kepentingan manusia yang beriman
dan sekunder. Semua kegiatan ciptaan manusia dapat diklasifikasikan ke dalam
dua kategori tersebut yaitu primer dan sekunder. Mesin ketik, alat pencetak atau
keuangan merupakan utilitarian elements karena benda-benda tersebut tidak
langsung memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia tetapi dapat dipakai untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia. Unilitarian element disebutnya
civilization artinya suatu mekanisme dan organisasi yang dibuat manusia dalam
upaya menguasai kondisi-kondisi kehidupannya termasuk didalamnya sistem-
sistem organisasi sosial, teknik dan alat-alat material, yang akan berubah terlebih
dahulu dalam kehidupan masyarakat. Namun telepon, jalan kereta api, sekolah,
hukum dan seterusnya dimaksudkan ke dalam golongan tersebut. Culture
menurut Mac Iver adalah ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara-cara hidup dan
berfikir, pergaulan hidup, seni,kesusastraan, agama, rekreasi dan hiburan.
11. 11
Sebuah potret, novel, drama. film, permainan filsafat dan sebagainya termasuk
kultur karena hal hal ini secara langsung memenuhi kebutuhan manusia. Dengan
pernyataan itu, Mac Iver mengeluarkan unsur material dari ruang lingkup kultur.
Perubahan-perubahan sosial dikatakan sebagai perubahan-perubahan dalam
hubungan sosial dan sebagai perubahan terhadap keseimbangan hubungan
sosial.
4. Gillin dan Gillin menyatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variabel
dari cara-cara hidup yang telah diterima baik karena perubahan-perubahan
kondisi geografis, kebudayaan, material, komposisi penduduk, ideologi maupun
karena adanya difusi atau penemuan penemuan baru dalam masyarakat.
5. Samuel Koenig, mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada
modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
Modifikasi-modifikasi terjadi karena sebab-sebab Intern menuju sebab-sebab
ekstern.
6. Selo Soemardjan, rumusannya adalah segala perubahan-perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang
mempengaruhi sistem sosialnya termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap
dan pola perilaku di antara kelompok kelompok dalam masyarakat. Tekanan
pada definisi tersebut terletak pada lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai
bagai himpunan pokok manusia, perubahan-perubahan tersebut kemudian
mempengaruhi segi-segi struktur masyarakat lainnya.
7. Bruce Jenner dan Cohem, mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah
perubahan struktur sosial dan perubahan pada organisasi sosial.
Misalnya,perubahan dalam satu segi dari kehidupan sosial menunjukkan
perubahan karena terjadi perubahan dalam struktur sosial dan organisasi sosial,
yang merupakan syarat utama dalam perubahan itu adalah sistem sosial dalam
pergaulan hidup yang menyangkut nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat.
8. Roucek dan Warren, mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan
dalam proses sosial atau dalam struktur masyarakat.
9. Daniel Bell, menyebut adanya masyarakat post industrial dengan ciri
berorientasi pada orang yakni pelayanan jasa meningkatnya pekerjaan
profesional dan teknis misalnya hukum kedokteran konselor dan lain-lain.
12. 12
10. Karlmax, perubahan sosial terjadi karena perkembangan teknologi atau kekuatan
produktif dan hubungan antara kelas-kelas sosial yang berubah.
11. Everet M. Rogers , ada tiga macam perubahan sosial:
a. Immament change, suatu perubahan sosial yang berasal dari sistem itu
sendiri dengan sedikit atau tanpa inisiatif dari luar.
b. Selective contract change. suatu perubahan sosial yang terjadi apabila
outsder secara tidak sengaja dan spontan membawa ide-ide baru kepada
anggota dari suatu sistem sosial.
c. Direct contract change, suatu perubahan terjadi bila ide-ide atau cara-cara
baru di bawah secara sengaja oleh outsider.
12. M. Rogers, mengatakan perkembangan ekonomi adalah suatu tipe perubahan
sosial yang biasanya menyangkut kepada ketiga bentuk perubahan sosial di atas.
13. Menurut Munandar, perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam
struktur dan fungsi dari bentuk-bentuk masyarakat.
14. Macionis, perubahan sosial merupakan transformasi dalam organisasi
masyarakat, dalam pola pikir dan dalam perilaku pada waktu tertentu.
15. Ritzer, mengacu pada variasi hubungan antar individu, kelompok, organisasi
kultur dan masyarakat pada waktu tertentu.
16. Laurer, perubahan sosial dimaknai sebagai perubahan fenomena sosial di
berbagai tingkat kehidupan manusia mulai dari tingkat individu-individu sampai
dengan tingkat dunia.
17. Menurut Harper perubahan sosial didefinisikan sebagai pergantian atau
perubahan yang signifikan mengenai struktur sosial dalam kurun waktu tertentu.
Perubahan di dalam struktur ini mengandung beberapa tipe perubahan struktur
sosial yaitu:
a. Perubahan dalam personal yang berhubungan dengan perubahan-perubahan
peran dan individu-individu baru dalam sejarah kehidupan manusia yang
berkaitan dengan keberadaan struktur. Perubahan dalam tipe ini bersifat
gradual atau bertahap dan tidak terlalu banyak unsur-unsur baru maupun
unsur-unsur yang hilang. Perubahan ini dapat dilihat misalnya dalam
perubahan peran dan fungsi perempuan dalam masyarakat. Jika sebelumnya
perempuan diposisikan sebagai subjek yang memegang peran dan fungsi di
13. 13
wilayah domestik atau di dalam rumah, namun sebagaimana dapat dilihat
dalam wilayah pabrik yang sebelumnya hanya diduduki laki-laki. Tentu saja
perubahan ini membawa berbagai konsekuensi seperti dalam masalah
pengasuhan anak, harmonisasi keluarga dan sebagainya.
b. Perubahan dalam cara bagian-bagian struktur sosial berhubungan. Perubahan
ini misalnya terjadi dalam perubahan alur kerja birokrasi dalam lembaga
pemerintahan. Pada masa dulu cara kerja aparat pemerintah masih manual
maka sekarang dapat dilihat hampir berbagai sistem pelayanan pemerintahan
telah tergantikan secara mekanis menggunakan teknologi canggih sehingga
segala sesuatu menjadi serba online. Hal ini mempengaruhi perubahan cara
kerja aparat pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada publik.
c. Perubahan dalam fungsi-fungsi struktur berkaitan dengan apa yang
dilakukan masyarakat dan bagaimana masyarakat tersebut melakukannya.
Pada masyarakat tradisional keluarga memegang peran penting dalam
menjalankan fungsi pendidikan karena pada saat itu pendidikan masih
berkutat dalam masalah transfer nilai antara orang tua dengan anak. Seiring
perkembangan zaman peran untuk memberikan pendidikan telah tergantikan
lembaga pendidikan di luar keluarga yaitu sekolah. Sekolah menjadi sebuah
kebutuhan pokok bagi masyarakat modern.
d. Perubahan dalam hubungan struktur yang berbeda. Lembaga pendidikan
dalam masyarakat industri memiliki fungsi menyiapkan tenaga kerja untuk
kepentingan industri. Hal ini mengakibatkan adanya saling keterkaitan antara
lembaga pendidikan dengan dunia usaha, substansi pendidikan pada saat
sekarang lebih diarahkan untuk menyesuaikan kondisi atau kebutuhan dunia
kerja.
e. Kemunculan struktur baru yang merupakan peristiwa, munculnya struktur
baru untuk menggantikan struktur sebelumnya. Perubahan dalam hal ini
dapat dilihat misalnya munculnya Komisi Pemberantasan Korupsi.
Pemberantasan korupsi pada awalnya menjadi tugas kepolisian namun
dengan terbentuknya KPK peran kepolisian dalam melakukan penyelidikan
masalah korupsi telah tergantikan.
14. 14
2.2 Perubahan Budaya
Kebudayaan mengalami perkembangan atau dinamis seiring dengan perkembangan
manusia itu sendiri, oleh karenanya tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan
demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Ada lima faktor yang menjadi
penyebab perubahan kebudayaan yaitu:
1. Perubahan lingkungan alam.
2. Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan suatu kelompok lain.
3. Perubahan karena adanya penemuan atau discovery.
4. Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi
beberapa elemen kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa
lain di tempat lain.
5. Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidup dengan
mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru atau karena perubahan
dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas. Namun perubahan
kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa dan rasa manusia adalah tentu saja
perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia dan kemanusiaan, bukan
sebaliknya yaitu akan memusnahkan manusia sebagai pencipta kebudayaan
tersebut.
Perubahan sosial-budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola
budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum
yang terjadi sepanjang masa dalam setiap perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat
dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirscman
mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari
perubahan. Perubahan sosial adalah proses dimana terjadi perubahan struktur dan fungsi
suatu sistem sosial. Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses sosial. Dengan
perubahan sosial juga merupakan gejala yang melekat di masyarakat yang dapat
diketahui dengan membandingkan keadaan masyarakat pada suatu waktu dengan
keadaan masyarakat pada masa lampau. Misalnya di beberapa masyarakat Indonesia
umumnya (pada masa lalu), suami merupakan posisi yang sangat dominan dalam
berbagai urusan dalam kehidupan keluarga, sehingga apabila suami tidak bekerja atau
tidak mempunyai penghasilan suatu keluarga secara ekonomi akan mengalami lumpuh.
15. 15
Dalam perkembangannya, pada masyarakat modern sekarang suami tidak selalu
merupakan posisi yang menentukan jalannya kehidupan keluarga. Laju kecepatan
perubahan sosial tidak selalu sama antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain.
Misalnya antara masyarakat desa dengan masyarakat kota. Demikian juga antara
masyarakat yang terisolasi (terasing) dengan masyarakat terbuka mempunyai hubungan
sosial dengan masyarakat lain. Masyarakat terisolasi mempunyai laju perubahan yang
sangat lambat, sehingga sering disebut masyarakat statis. Disebut masyarakat statis
tentu saja bukan berarti tidak mengalami perubahan sama sekali atau mengalami
stagnasi (kemandegan), tetapi perubahan yang terjadi berlangsung dengan lambatnya
sehingga hampir tidak menunjukkan gejala perubahan. Sedangkan masyarakat yang
terbuka hubungannya dengan masyarakat luas mengalami perubahan yang berlangsung
dengan cepat, sehingga sering disebut masyarakat dinamis. Perubahan sosial yang
terjadi dalam masyarakat menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur sosial yang ada
dalam masyarakat. Dengan kata lain, perubahan sosial akan mengubah struktur dan
fungsi dari unsur-unsur sosial dalam masyarakat. Dengan demikian, perubahan sosial
dalam masyarakat mengandung pengertian ketidaksesuaian di antara unsur-unsur sosial
yang saling berbeda dalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan
yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.Struktur sosial
merupakan bentuk jalinan di antara unsur-unsur sosial yang pokok dalam masyarakat,
yang menunjukkan pada bentuk seluruh jaringan hubungan antar individu dalam
masyarakat dimana terjalin interaksi dan komunikasi sosial. Sedangkan sistem sosial
menunjukkan pada bagaimana hubungan antara unsur-unsur sosial dalam masyarakat
sehingga membentuk suatu kebulatan atau totalitas yang berfungsi.
1. Perubahan sosial dapat dikatakan bahwa perubahan pada segi struktural
masyarakat seperti, pola pola perilaku dan pola interaksi antar anggota
masyarakat.
2. Perubahan pada segi kultural masyarakat seperti nilai-nilai sikap-sikap serta
norma-norma sosial masyarakat.
3. Perubahan di berbagai tingkat kehidupan manusia mulai dari tingkat individual,
keluarga, masyarakat hingga ke tingkat masyarakat dunia.
4. Perubahan yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan dalam suatu sistem
masyarakat.Ahli sosiologi telah mengumpulkan dan menganalisis berbagai studi
16. 16
mengenai perubahan sosial. Dari berbagai studi tersebut dapat digolongkan
penelaahan perubahan sosial tersebut berputar kepada anak persoalan pokok
yaitu:
a. Apakah sebenarnya yang berubah? Pertanyaan ini tertuju kepada struktur
sosial yang mengalami berbagai perubahan. Struktur sosial misalnya
keluarga, lembaga-lembaga sosial, lembaga-lembaga keagamaan,
lembaga-lembaga politik, dan bermacam-macam jenis lembaga yang ada
di dalam suatu masyarakat. Perubahan tersebut ada yang lambat, ada pula
yangberjalan dengan cepat.
b. Bagaimana hal tersebut itu berubah? Perubahan sosial tersebut tentunya
mengambil berbagai bentuk perubahan sosial dengan kondisi di mana
perubahan terjadi.
c. Apa tujuan perubahan itu? Sudah tentu perubahan sosial yang terjadi
bukanlah suatu perubahan yang otomatis dan mekanistis tetapi tentunya
mempunyai suatu tujuan.
d. Seberapa cepat perubahan itu? Perubahan sosial ada yang secara
revolusioner, mungkin ada yang berjalan secara bertahap. Perubahan
secara bertahap ada yang cepat ada yang lambat.
e. Mengapa terjadi perubahan? Seperti yang telah kita lihat dalam
pertanyaan ketiga perubahan sosial selalu mempunyai tujuan. Oleh sebab
itu, tentunya ada sebab-sebab mengapa terjadi perubahan.
f. Faktor apa saja yang berperan di dalam perubahan? Suatu perubahan
sosial mengenai kehidupan bersama manusia tentunya mempunyai
berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri tetapi
merupakan suatu jaringan dari berbagai faktor yang telah menyebabkan
perubahan sosial tersebut. Pertanyaan kedua, ketiga dan keempat
memerlukan tinjauan historis. Dari sini tampak bahwa manusia adalah
faktor utama yang mempengaruhi terjadinya sebuah perubahan. Pada
dasarnya manusia tak lepas dari perkembangan individu baik karena
pergumulan atau interaksi antar sesama maupun proses belajar ataupun
mengajar. Misalnya, ketika seseorang mengenal komputer maka dia
menggunakan komputer sebagai alat menulis yang sebelumnya
17. 17
menggunakan mesin ketik manual. Dalam hal ini terjadi perubahan
seseorang setelah dia mengenal computer dia mulai melupakan mesin
ketik manual.
2.3 Faktor-faktor Perubahan Sosial Budaya
Untuk mempelajari perubahan masyarakat perlu diketahui sebab-sebab yang
melatari terjadinya perubahan itu, apabila dilihat lebih mendalam sebab terjadinya suatu
perubahan masyarakat mungkin karena adanya sesuatu yang dianggap sudah tidak lagi
memuaskan. Mungkin saja karena ada faktor yang lebih memuaskan masyarakat
sebagai pengganti faktor yang lama itu. Pada dasarnya perubahan sosial terjadi oleh
karena anggota masyarakat pada waktu tertentu merasa tidak puas lagi terhadap keadaan
kehidupan yang lama. Norma-norma dan lembaga-lembaga sosial atau sarana
penghidupan yang lama dianggap tidak memadai lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang baru. Mungkin juga masyarakat mengadakan perubahan karena terpaksa demi
untuk menyelesaikan satu faktor dengan faktor-faktor lain yang sudah mengalami
perubahan terlebih dahulu. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa sebab-sebab tersebut
mungkin sumbernya ada yang terletak dalam masyarakat itu sendiri, ada yang letaknya
di luar. Sebab-sebab yang bersumber dari masyarakat itu sendiri antara lain:
1. Bertambah dan berkurangnya penduduk
Pertambahan penduduk yang sangat cepat di Pulau Jawa menyebabkan terjadinya
perubahan dalam struktur masyarakat terutama lembaga-lembaga kemasyarakatan,
misal orang lantas mengenal hak milik individual atas tanah, sewa tanah dari tanah bagi
hasil dan selanjutnya sebelumnya tidak dikenal. Berkurangnya penduduk mungkin
disebabkan berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dari daerah-daerah lain
misalnya transmigrasi. Perpindahan penduduk mengakibatkan kekosongan, misalnya
dalam bidang pembagian kerja dan stratifikasi sosial yang mempengaruhi lembaga-
lembaga kemasyarakatan. Perpindahan penduduk telah berlangsung beratus-ratus tahun
lamanya di dunia ini. Hal itu adalah sejajar dengan bertambah banyaknya manusia
penduduk bumi ini. Pada masyarakat-masyarakat yang mata pencaharian utamanya
berburu, perpindahan seringkali dilakukan terutama bergantung dari persediaan hewan-
18. 18
hewan buruannya. Apabila hewan tersebut habis maka mereka akan berpindah ke
tempat-tempat lainnya.
2. Penemuan-penemuan baru. Menurut koentjaraningrat faktor-faktor yang
mendorong individu untuk mencari penemuan baru adalah sebagai berikut:
a. Kesadaran dari orang-perorangan akan kekurangan dalam kebudayaannya.
b. Kualitas dari ahli-ahli dalam suatu kebudayaan.
c. Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat.
Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar tetapi yang terjadi dalam jangka
waktu yang tidak terlalu lama adalah inovasi. Proses tersebut meliputi suatu penemuan
baru jalannya unsur kebudayaan baru, yang tersebar ke lain-lain bagian masyarakat dan
cara-cara unsur kebudayaan baru tadi diterima, dipelajari,dan akhirnya dipakai dalam
masyarakat yang bersangkutan. Penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya
perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pengertian-pengertian discovery atau
invention. Discovery adalah penemuan unsur yang diciptakan oleh seorang individu
atau serangkaian ciptaan para individu. Discovery baru menjadi invention kalau
masyarakat sudah mengakui menerima serta menerapkan penemuan baru itu. Seringkali
proses dari discovery sampai ke invention membutuhkan suatu rangkaian pencipta-
pencipta. Penemuan mobil misalnya, dimulai dari usaha seorang Austria yaitu S.
Marcus membuat motor gas yang pertama. Sebetulnya sistem motor gas tersebut juga
merupakan suatu hasil dari rangkaian ide yang telah dikembangkan sebelum Marcus.
Sungguhpun demikian, ialah yang telah membulatkan penemuan baru tersebut dan yang
untuk pertama kalinya menghubungkan motor gas dengan sebuah kereta sehingga dapat
berjalan tanpa seekor kuda. Itulah soalnya mobil menjadi discovery kemudian sesudah
suatu rangkaian sumbangan-sumbangan dari sekian banyak pencipta lain yang
menambah perbaikan mobil tersebut, barulah sebuah mobil dapat mencapai suatu
bentuk sehingga dapat dipakai sebagai alat pengangkutan oleh manusia dengan cukup
praktis dan aman. Bentuk mobil semacam itu mendapat paten di Amerika Serikat 1911,
dapat disebut sebagai keadaan permulaan dari kendaraan mobil yang pada masa
sekarang menjadi salah satu alat yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat
manusia. Dengan tercapainya bentuk itu, maka kendaraan mobil menjadi suatu
invention. Pada saat penemuan menjadi invensi proses inovasi belum selesai.
Sungguhpun kira-kira sesudah 1911 produksi mobil dimulai, tetapi mobil masih belum
19. 19
dikenal oleh seluruh masyarakat. Penyebab alat pengangkutan tersebut masih harus di
propagandakan kepada khalayak ramai. Kecuali itu biaya produksi mobil, demikian
tinggi sehingga hanya satu golongan sangat kecil saja yang dapat membelinya. Masih
diperlukan rangkaian penelitian lain dan penemuan-penemuan lain yang akan dapat
menekan biaya produksi. Satu persoalan lain yang juga harus dihadapi adalah apakah
masyarakat sudah siap untuk menerimanya oleh karena misalnya diperlukan pembuatan
jalan-jalan raya yang baru. Seluruh proses tersebut merupakan rangkaian proses inovasi
dari sebuah mobil. Di Indonesia banyak dijumpai persoalan-persoalan yang menyangkut
mobil. Walaupun masih ada yang belum mengenal mobil, tapi pada umumnya
masyarakat telah mengenal mobil dan bahkan sudah merasakan naik mobil. Akan tetapi,
mobil hanya dapat terbentuk oleh golongan tertentu saja kecuali itu masih dihadapi
persoalan-persoalan lain seperti pembuatan jalan raya dan pemeliharaan. Di samping
itu, diperlukan pula pengetahuan yang cukup tentang peraturan lalu lintas, perparkiran
seperti kota besar Jakarta dan seterusnya. Di dalam setiap masyarakat tentu ada individu
yang sadar akan adanya kekurangan dalam kebudayaan masyarakat. Di antara orang-
orang tersebut banyak yang menerima kekurangan-kekurangan tersebut sebagai suatu
hal yang harus diterima saja, lain orang mungkin tidak puas dengan keadaan akan tetapi
tidak mampu memperbaiki keadaan tersebut Keinginan akan kualitas juga merupakan
pendorong bagi terciptanya penemuan-penemuan baru. Keinginan untuk mempertinggi
kualitas suatu karya merupakan pendorong untuk meneliti kemungkinan-kemungkinan
catatan baru. Seringkali bagi mereka yang telah menemukan hal-hal yang baru diberikan
hadiah atau tanda jasa atau jerih payahnya. Hal ini merupakan pendorong bagi mereka
untuk lebih baik lagi. Perlu diketahui bahwa penemuan baru dalam kebudayaan
rohaniah dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan. Khusus mengenai
penemuan-penemuan baru dalam kebudayaan jasmani atau kebendaan, menunjukkan
adanya berbagai macam pengaruh pada masyarakat. Pertama-tama pengaruh suatu
penemuan baru tidak hanya terbatas pada suatu bidang tertentu saja, namun seringkali
meluas ke bidang-bidang lainnya misalnya penemuan radio menyebabkan perubahan-
perubahan dalam lembaga kemasyarakatan seperti pendidikan, agama, pemerintahan,
rekreasi dan seterusnya. Penemuan baru seperti radio akan memancarkan pengaruhnya
ke berbagai arah dan menyebabkan perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga
20. 20
kemasyarakatan dan adat istiadat. Kemungkinan lain adalah perubahan-perubahan yang
menjalar dari satu lembaga kemasyarakatan lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya.
Penemuan baru kapal terbang membawa pengaruh terhadap metode peperangan, yang
kemudian memperdalam perbedaan antara negara-negara besar dengan negara-negara
kecil. Pemakaian bom atom pada media perang dunia II telah mengubah metode perang
yang terbatas menjadi tidak terbatas. Beberapa jenis penemuan baru dapat
mengakibatkan suatu jenis perubahan seperti: misalnya penemuan mobil, kereta api dan
jalan kereta api, telepon dan sebagainya menyebabkan tumbuhnya lebih banyak pusat-
pusat kehidupan di daerah pinggiran kota yang dinamakan suburb. Di samping
penemuan-penemuan baru dibidang unsur-unsur kebudayaan jasmani terdapat pola
penemuan-penemuan baru dibidang unsur-unsur kebudayaan rohaniah, misalnya
ideologi baru, aliran-aliran kepercayaan baru, sistem hukum yang baru dan seterusnya.
Penemuan-penemuan baru yang oleh Ogburn dan Nimkoff dinamakan social invention
adalah penciptaan pengelompokan individu-individu yang baru atau penciptaan adat
istiadat baru ataupun satu perilaku sosial yang baru. Akan tetapi, yang terpenting adalah
akibatnya terhadap lembaga-lembaga kemasyarakatan dan akibat lanjutnya pada bidang-
bidang kehidupan lain misalnya dengan dikenalnya nasionalisme di Indonesia pada awal
abad ke-20, melalui mereka yang pernah mengalami pendidikan Barat. Timbulnya
gerakan gerakan yang menginginkan kemerdekaan politik. Gerakan mana kemudian
menimbulkan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang dikenal dengan partai politik.
3. Pertentangan
Pertentangan masyarakat mungkin pada dasarnya sebab terjadinya perubahan sosial
dan kebudayaan. Pertentangan-pertentangan mungkin terjadi antara individu dengan
kelompok, dan antar kelompok dengan kelompok. Umumnya masyarakat tradisional di
Indonesia bersifat kekeluargaan. Segala kegiatan didasarkan pada kepentingan
masyarakat. Kepentingan individu walaupun diakui tapi mempunyai fungsi sosial.
Tidak jarang timbul pertentangan antara kepentingan individu dan kepentingan
kelompoknya yang dalam hal-hal tertentu dapat menimbulkan perubahan-perubahan,
misalnya di masyarakat-masyarakat batak, terdapat sistem kekeluargaan patrilineal
murni. Terdapat adat istiadat bahwa apabila suami meninggal maka keturunannya
berada di bawah kekuasaan keluarga almarhum. Dengan terjadinya proses
individualisasi terutama pada orang orang Batak yang pergi merantau, kemudian terjadi
21. 21
penyimpangan. Anak tetap tinggal pada ibunya, walaupun hubungan antara si ibu
dengan keluarga almarhum suaminya telah putus karena meninggalnya suami. Keadaan
tersebut membuat perubahan besar pada peranan keluarga batih dan juga pada
kedudukan wanita yang selama ini dianggap tidak mempunyai hak apa-apa bila
dibanding dengan laki-laki. Pertentangan antarkelompok mungkin terjadi antara
generasi tua dan generasi muda. Pertentangan-pertentangan demikian itu kerap kali
terjadi apabila pada masyarakat yang sedang berkembang dari tradisional ke modern.
Generasi muda yang yang bebas terbentuk kepribadiannya lebih mudah menerima
unsur-unsur kebudayaan asing misalnya Kebudayaan barat yang dalam beberapa hal
mempunyai taraf yang lebih tinggi. Keadaan demikian menimbulkan perubahan-
perubahan tertentu dalam masyarakat. Misalnya, pergaulan yang lebih luas antara
wanita dan pria atau kedudukan mereka yang kian sederajat dalam masyarakat dan lain-
lainnya.
4. Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Revolusi yang meletus pada Oktober 1917 di Rusia telah menyulut terjadinya
perubahan-perubahan besar negara rusia yang mula-mula mempunyai bentuk kerajaan
absolut berubah menjadi diktator proletariat yang dilandaskan pada dokter Marxis.
Segenap lembaga kemasyarakatan mulai dari bentuk negara sampai keluarga mengalami
perubahan-perubahan yang mendasar. Suatu perubahan sosial budaya dapat bersumber
pada sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri, antara lain:
5. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar manusia
Terjadinya gempa bumi, taufan, banjir besar dan lain mungkin menyebabkan
masyarakat-masyarakat yang mendiami daerah-daerah tersebut terpaksa harus
meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat
tinggalnya yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam yang
baru tersebut. Kemudian hal tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan
pada lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Suatu masyarakat yang mula-mula hidup
dari berburu kemudian menetap di suatu daerah pertanian maka perpindahan itu akan
melahirkan perubahan-perubahan dalam diri masyarakat tersebut misalnya timbul
lembaga kemasyarakatan baru yaitu pertanian. Sebab yang bersumber pada lingkungan
alam fisik karena disebabkan oleh tindakan para warga masyarakat itu sendiri, misalnya
22. 22
penggunaan tanah secara sembrono tanpa memperhitungkan pelestarian tanah,
penebangan hutan tanpa memikirkan penanaman kembali dan lain sebagainya.
6. Peperangan
Peperangan dengan negara lain dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan karena biasanya negara yang menang akan memaksakan kebudayaan pada
negara yang kalah. Contohnya adalah negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia II,
banyak sekali mengalami perubahan dalam lembaga kemasyarakatan nya. Negara-
negara yang kalah dalam perang dunia ke-2 seperti Jerman dan Jepang mengalami
perubahan-perubahan besar dalam masyaraat.
7. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Apabila sebab-sebab perubahan bersumber pada masyarakat lain maka itu mungkin
terjadi karena kebudayaan dari masyarakat lain melancarkan pengaruhnya. Hubungan
yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan untuk
menimbulkan pengaruh timbal balik, artinya masing-masing masyarakat mempengaruhi
masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat lain itu. Namun
apabila hubungan tersebut berjalan melalui alat-alat komunikasi massa maka ada
kemungkinan pengaruh itu hanya datang dari satu pihak saja yaitu dari masyarakat
pengguna alat komunikasi tersebut. Sedang pihak lain hanya menerima pengaruh tanpa
mempunyai kesempatan memberikan pengaruh balik. Apabila pengaruh dari masyarakat
tersebut diterima tidak karena paksaan maka hasilnya dinamakan demonstration effect.
Proses penerimaan pengaruh kebudayaan asing di dalam antropologi budaya disebut
akulturasi. Di dalam pertemuan dua kebudayaan tidak selalu akan terjadi proses saling
mempengaruhi. Kadangkala pertemuan dua kebudayaan yang seimbang saling menolak.
Keadaan semacam itu dinamakan cultural animosity yang hingga kini adalah antara
Surakarta dan Yogyakarta yang dapat dikembalikan pada 1755 dan kemudian perjanjian
Salatiga pada 1757. Pertemuan kedua kebudayaan ini mula-mula diawali dengan
pertentangan fisik yang kemudian dilanjutkan dengan pertentangan-pertentangan dalam
segi kehidupan lainnya. Sampai sekarang corak pakaian kedua belah pihak tetap
berbeda, demikian pula tari-tariannya, seni, musik, karnaval, gelar-gelar kebangsaan dan
seterusnya. Padahal mereka berasal dari sumber dan dasar yang sama yaitu kebudayaan
Jawa. Apabila salah satu dua kebudayaan yang bertemu mempunyai teknologi yang
lebih tinggi maka yang terjadi adalah proses peniruan terhadap unsur-unsur kebudayaan
23. 23
lain. Mula-mula unsur-unsur tersebut ditambahkan pada kebudayaan asli akan tetapi
lambat laun unsur-unsur kebudayaan aslinya diubah dan diganti dengan unsur-unsur
kebudayaan asing tersebut. Menurut Mooris Ginsberg sebab-sebab terjadinya perubahan
sosial adalah sebagai berikut:
a. Keinginan individu dalam masyarakat untuk secara sadar mengadakan
perubahan.
b. Sikap-sikap pribadi yang dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang berubah.
c. Perubahan-perubahan struktural dalam bidang sosial ekonomi dan politik.
d. Pengaruh eksternal.
e. Munculnya pribadi-pribadi dan kelompok yang menonjol dalam masyarakat.
f. Munculnya peristiwa-peristiwa tertentu misalnya kekalahan dalam perang
seperti Kekalahan Jepang terhadap sekutu dalam perang dunia II menyebabkan
terjadinya perubahan ekonomi dan politik di Jepang.
g. Tercapainya konsensus dalam masyarakat untuk meraih suatu tujuan bersama
3 Teori-Teori Kebudayaan Dan Teori-Teori Tentang Interaksi Sosial
3.1 Teori-Teori Kebudayaan
1. Ki Hajar Dewantara: “Kebudayaan adalah buah budi manusia dalam hidup
bermasyarakat”
2. Koentjaraningrat, guru besar Antropologi di Universitas Indonesia:
“Kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan cara belajar”.
3. Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik
yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
4. Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat.
24. 24
5. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.
6. R. Linton (The Cultural Background of Personality) Kebudayaan adalah
konfigurasi dari tingkah laku dan hasil laku, yang unsur-unsur pembentukannya
didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu.
7. Melville J. Herskovits, Kebudayaan adalah “ Man made part of the environment
“ (bagian dari lingkungan manusia).
8. Dawson (Age of The Gods), Kebudayaan adalah cara hidup bersama (culture is
common way of life).
9. V.H. Deryvendak, Kebudayaan adalah kumpulan dari cetusan jiwa manusia
sebagai yang beraneka ragam berlaku dalam suatu masyarakat tertentu.
10. Sultan Takdir Alisyahbana, Kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir
11. Dr. Moh. Hatta, Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa
12. Mangunsarkoro, Kebudayaan adalah segala yang bersifat hasil kerja jiwa
manusia dalam arti yang seluas-luasnya
13. Drs. Sidi Gazalba, Kebudayaan adalah cara berfikir dan merasa yang
menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang
membentuk kesatuan sosial dengan suatu ruang dan suatu waktu.
14. Larry A. Samovar & Richard E. Porter, Kebudayaan dapat berarti simpanan
akumulatif dari pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna,
hirarki, agama, pilihan waktu, peranan, relasi ruang, konsep yang luas, dan objek
material atau kepemilikan yang dimiliki dan dipertahankan oleh sekelompok
orang atau suatu generasi.
15. Levo – Henriksson, Kebudayaan meliputi semua aspek kehidupan kita setiap
hari, terutama pandangan hidup – apapun bentuknya – baik itu mitos maupun
sistem nilai dalam masyarakat.
16. Rene Char, Kebudayaan adalah warisan kita yang diturunkan tanpa surat wasiat.
17. C. A. Van Peursen, Kebudayaan merupakan gejala manusia dari kegiatan
berfikir (mitos, ideology, dan ilmu), komunikasi (sistem masyarakat), kerja
(ilmu alam dan teknologi), dan kegiatan-kegiatan lain yang lebih sederhana.
25. 25
18. Dr. K. Kupper, Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman
dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu
maupun kelompok.
19. William H. Haviland, Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma
yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan
oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat
di terima oleh semua masyarakat.
20. M. Jacobs dan B.J. Stern,Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi
bentuk teknologi social, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang
kesemuanya merupakan warisan social.
21. Francis Merill, Pola-pola perilaku yang di hasilkan oleh interaksi social Semua
perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu
masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.
22. Bounded et.al , Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan
dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu,
misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk
mengalihkan keyakinan budaya di antara para anggota suatu masyarakat. Pesan-
pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di temukan di dalam media,
pemerintahan, intitusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu.
23. Mitchell (Dictionary of Soriblogy), Kebudayaan adalah sebagian perulangan
keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan produk yang dihasilkan
manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar di alihkan
secara genetikal.
24. Robert H Lowie, Kebudayaan adalah segala sesuatu yang di peroleh individu
dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic,
kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri
melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan
formal atau informal.
25. Arkeolog R. Seokmono, Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik
berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.
26. 26
26. Malinowski mengatakart bahwa kebudayaan merupakan kesatuan dari dua aspek
fundamental, kesatuan pengorganisasian yaitu tubuh artifak dan sistem adat
istiadat.
27. Clifford geertz, mnegartikan kebudayaan sebagai sebuah sistem berupa
konsepsi-2 yang diwariskan dalam bentuk simbolik sehingga dengan cara ini
manusia mampu berkomunikasi, melestarikan, mengembangkan pengetahuan
serta sikapnya terhadapkehidupan.
28. Ralph L. Beals dan Harry Hoijer menyatakan konsep kebudayaan ialah
mengenal pasti kelakuan yang biasa dipraktikkan, diperolehi melalui
pembelajaran oleh sesuatu kumpulan masyarakat.
29. Lucy Mair menyatakan bahawa kebudayaan ialah milik bersama sesuatu
masyarakat yang mempunyai tradisi yang sama.
30. Djojodigono memberikan defenisi mengenai kebudayaan dengan mengatakan
kebudayaan itu adalah daya dari budi, yang berupa cipta, karsa dan rasa.
31. Ralph Linton ( 1839-1953 ) memberikan definisi mengenai kebudayaan yaitu “
Man’s social heredi “ yang artinya sifat social yang dimiliki oleh manusia secara
turun temurun.
32. J.P.H. Dryvendaf memberikan pendapat mengenai definisi kebudayaan, bahwa
kebudayaan itu adalah kumpulan dari letusan jiwa manusia sebagai yang
beraneka ragam berlaku dalam suatu mansyarakat tertentu.
33. W.H.Kelly memberikan sebuah definisi bahwa kebudayaan itu adalah sebuah
pedoman yang potensial bagi tingkah laku manusia.
34. Hofstede (1984) menjelaskan budaya adalah “pemrograman kolektif terhadap
pikiran yang membedakan antara kelompok satu dengan lainnya.”kroeber dan
Kluckhohn Budaya terdiri dari pola, eksplisit dan implisit, dan untuk perilaku
yang diperoleh dan dan ditularkan oleh simbol, yang merupakan prestasi khas
dari kelompok manusia, termasuk perwujudan mereka di artefak, inti penting
dari budaya terdiri dari tradisional (yaitu historis berasal dan dipilih) ide-ide dan
terutama nilai-nilai yang melekat mereka, sistem kultur dapat, di satu sisi,
dianggap sebagai produk dari tindakan, di sisi lain sebagai elemen
pengkondisian tindakan lebih lanjut.
27. 27
35. Edward said: Kebudayaan adalah satu cara perjuangan melawan pemusnahan
dan pelenyapan. Kebudayaan adalah suatu bentuk ingatan melawan
penghapusan.
36. FUAD HASSAN, 1998. Kebudayaan adalah suatu kerangka acuan bagi
perikehidupan suatu masyarakat yang sekaligus untuk mengukuhkan jati diri
sebagai kebersamaan yang berciri khas.
37. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari
satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic.
38. C. Wisser, A.Davis & A. Hoebel, mereka semua mengartikan kebudayaan
sebagai “Perbuatan yang pada dasarnya merupakan insting selanjutnya
dimodifikasi / diperbaharui dan dikembangkan melalui suatu proses belajar”
39. Harjoso, mengemukakan inti kebudayaan adalah 1. Kebudayaan yang terdapat
didalam masyarakat berbeda antara satu dengan yang lain 2. Kebudayaan itu
dapat diteruskan dan dapat diajarkan 3. Kebudayaan itu terjabarkan dari
komponen-komponen biologis, psikologis, dan sosiologis dari
eksistensi/keberadaan manusia. 4. Kebudayaan itu berstruktur atau mempunyai
cara atau aturan tertentu 5. Kebudayaan terbagi atas berbagi aspek-aspek baik itu
social, psikologis 6. Kebudayaan itu bersifat dinamis atau selalu berubah 7.
Nilai-nilai dalam kebudayaan itu bersifat relative atau antara masyarakat yang
satu berbeda dengan denga masyarakat yang lain
40. Roucek & Warren, Kebudayaan itu terwujud bukan hanya seni tetapi juga
terwujud dalam benda-benda yang terdapat disekeliling maupun yang dibuat
oleh manusia, jadi menurut Roucek dan Warren Kebudayaan adalah ”cara hidup
yang dikembangkan oleh sebuah masyarakat guna memenuhi keperluan
dasarnya untuk dapat bertahan hidup, meneruskan keturunannya dan mengatur
pengalaman sosialnya”.
41. Abdul Syani, mengemukakan tiga hal yang terkandung dalam kebudayaan yakni
: kebudayaan hanya dimiliki oleh masyarakat manusia, kebudayaan itu
diturunkan melalui proses belajar dari tiap individu, kebudayaan merupakan
pernyataan perasaan dan pikiran manusia”.
28. 28
42. Sukidin, Basrowi & Agus Wijaka, mendefenisikan kebudayaan sebagai
“keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk
memenuhi kehidupannya dengan cara belajar.
43. Bekker mengartikan kebudayaan sebegai penciptaan, penerbitan dan pengolahan
nilai- nilai insani/manusiawi, tercakup didalamnya usaha membudayakan bahan
alam mentah serta hasilnya dimana hal ini dapat dilihat dari hasil kerajinan.
44. Haji Agus Salim, kebudayaan adalah merupakan persatuan istilah budi dan daya
menjadi makna sejiwa dan tidak dapat dipisah-pisahkan.
45. Elwood Menyatakan bahwa kebudayaan itu mencakup benda-benda material dan
spiritual, yang pada kedua-duanya diperoleh dalam interaksi kelompok atau
dipelajari dalam kelompok, kebudayaan mencakup kekuatan untuk menguasai
alam dan dirinya sendiri.
46. Edward Spranger, Kebudayaan sebagai segala bentuk atau ekspresi dari
kehidupan batin masyarakat. Sedangkan peradaban ialah perwujudan kemajuan
teknologi dan pola material kehidupannya.
47. Raymond Williams (1961: 16) Budaya adalah seluruh kehidupan, materi,
intelektual, dan spiritual
48. Larson dan Smalley (1972: 39)Kebudayaan sebagai “blue print” yang memandu
perilaku orang dalam suatu komunitas dan diinkubasi dalam kehidupan keluarga.
Ini mengatur perilaku kita dalam kelompok, membuat kita peka terhadap
masalah status, dan membantu kita mengetahui apa tanggung jawab kita adalah
untuk grup. budaya yang berbeda struktur yang mendasari yang membuat bulat
bulat masyarakat dan komunitas persegi persegi.
49. Nostrand (1989: 51)Mendefinisikan budaya sebagai sikap dan kepercayaan, cara
berpikir, berperilaku, dan mengingat bersama oleh anggota komunitas tersebut.
50. Richard brisling (1990: 11) Kebudayaan sebagai mengacu pada cita-cita
bersama secara luas, nilai, pembentukan dan penggunaan kategori, asumsi
tentang kehidupan, dan kegiatan goal-directed yang menjadi sadar tidak sadar
diterima sebagai “benar” dan “benar” oleh orang-orang yang mengidentifikasi
diri mereka sebagai anggota masyarakat.
29. 29
51. Croydon (1973: 4),Budaya adalah suatu sistem pola terpadu, yang sebagian
besar berada di bawah ambang batas kesadaran, namun semua yang mengatur
perilaku manusia sepasti senar dimanipulasi dari kontrol boneka gerakannya.
52. Effat al-Syarqawi yang mengartikan kebudayaan sebagai khazanah sejarah suatu
bangsa/masyarakat yang tercermin dalam pengakuan/kesaksiannya dan nilai-
nilainya, yaitu kesaksian dan nilai-nilai yang menggariskan bagi kehidupan
suatu tujuan ideal dan makna rohaniah yang dalam, bebas dari kontradiksi ruang
dan waktu
53. Parsudi Suparlan Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan
manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan
menginterprestasikan lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi landasan
bagi tingkah-lakunya
54. Wallace, Kebudayaan adalah perilaku yang memiliki kemungkinan tertinggi
dalam suatu masyarakat.
55. Lorenz K :Jenis tradisi di mana simbol diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya dengan pembelajaran sosial.
56. Kamus Ilmu Sosial, Kebudayaan adalah Totalitas perilaku yang dipelajari
diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya
57. J. Lewis, Kebudayaan adalah Semua yang diturunkan secara sosial dalam suatu
masyarakat
58. M. Harris, Kebudayaan adalah sebuah cara hidup
59. Ensiklopedi Indonesia (1982) Kebudayaan merupakan istilah untuk
menunjukkan segala hasil karya manusia yang berkaitan erat dengan
pengungkapan bentuk.
60. Ensiklopedi Nasional Indonesia (1990), Kebudayaan adalah himpunan
keseluruhan dari semua cara manusia berpikir, berperasaan, dan berbuat, serta
segala sesuatu yang dimiliki manusia sebagai anggota masayarakat, yang dapat
dipelajari, dan dialihkan dari suatu generasi ke generasi berikutnya.
61. Geza Roheim mengatakan bahwa Kebudayaan itu senantiasa berkaitan dengan
latar belakang masa kanak-kanak seseorang yang terlambat dan berfungsi
sebagai keamanan diri. Mekanisme kebudayaan manusia serupa Jaringan-
30. 30
jaringan yang maha besar dari percobaan-percobaan yang kurang lebih berhasil
untuk melindungi kemanusiaan dari kehilangan sesuatu.
62. White (1862) mengartikan kebudayaan sebagai tingkah laku yang dipelajari
63. Ibnu khaldun : kebudayaan adalah kondisi-kondisi kehidupan yang melebihi dari
apa yang diperlukan
64. Fizee (1982) memberi batasan pengertian dan cakupan kebudayaan sebagai
berikut: Kebudayaan dapat bererti: (1) Tingkat kecerdasan akal yang setinggi-
tingginya yang dihasilkan dalam suatu tempoh sejarah bangsa di puncak
perkembangannya; (2) Hasil yang dicapai sesuatu bangsa dalam lapangan
kesusastraan, falsafah, ilmu pengetahuan dan kesenian; (3) Dalam pembicaraan
politik, kebudayaan diberi erti sebagai way of life sesuatu bangsa, terutama
dalam hubungannya dengan adat istiadat, upacara keagamaan, penggunaan
bahasa dan kebiasaan hidup masyarakat.
3.2 Interaksi sosial
Teori Interaksi Sosial Menurut Ahli Sosiologi
Pembahasan terkait dengan interaksi sosial sudah dijelaskan oleh beberapa ahli
sosiologi pada era abad ke-19 dan awal 20. Di antaranya ialah George Herbert Mead
dan Erving Goffman. Keduanya menjelaskan interaksi sosial sebagai suatu bentuk
aktivitas individu yang dapat menjadi faktor pembentuk kepribadian dari setiap orang.
Kedua sosiolog itu juga merumuskan teori tentang interaksi sosial, yakni
Interaksionisme Simbolik dan Dramaturgi.
1. Teori Interaksionisme Simbolik Teori Interaksionisme Simbolik dikemukakan
oleh George Herbert Mead. Menurut pendapat Mead, interaksi sosial terjadi
karena penggunaan simbol-simbol yang memiliki makna. Simbol tersebut
menciptakan makna yang dapat memicu adanya interaksi sosial antar individu.
Contoh interaksionisme simbolik dalam aktivitas sehari-hari yaitu ketika kita
sedang melakukan aktivitas berbelanja di mana terdapat pelayan yang
menawarkan berbagai produk. Oleh karena itu dalam hal ini kita akan
menempatkan diri sebagai seorang konsumen. Interaksionisme simbolik pada
contoh ini memberikan makna atas suatu peran dan juga aktivitas pada setiap
individu.
31. 31
2. Teori Dramaturgi Teori Dramaturgi dikonsepsikan oleh Erving Goffman.
Menurut Goffman, interaksi sosial seperti suatu pertunjukan seni. Sebab, dalam
interaksi sosial ada dua jenis kehidupan, yaitu backstage (belakang panggung)
dan juga frontstage (depan panggung). Teori Goffman menggambarkan
kehidupan manusia yang memiliki perbedaan pola interaksi yang tergantung
pada situasi dan kondisi. Dalam kehidupan sehari-hari, dramaturgi dalam
interaksi sosial terlihat seperti dalam kehidupan seorang Ayah. Saat bekerja,
seorang ayah mungkin akan menjadi seorang bos yang akan bersikap tegas
kepada bawahannya di perusahaan. Sebaliknya, saat di rumah dan menjadi figur
ayah, sosok itu mungkin akan lebih ramah dan bersahabat kepada anak-anaknya.
Jenis-Jenis Interaksi Sosial :
1. Komunikasi Non-Verbal Proses komunikasi ini dilakukan tanpa adanya
aktivitas verbal antar individu. Jenis interaksi sosial seperti ini banyak
ditemukan dewasa ini seperti dalam aktivitas media sosial. Selain itu,
jenis komunikasi ini dapat disampaikan pula melalui pakaian dan gaya
kita. Sehingga dalam hal ini berkaitan dengan teori interaksionisme
simbolik.
2. Pertukaran Sosial Jenis interaksi sosial ini melakukan aktivitas
pertukaran yang mengarah pada hubungan antar individu. Munculnya
pertukaran didasarkan pada kepentingan satu sama lain dengan
membentuk suatu hubungan.
3. Kerja sama Proses ini merupakan suatu kegiatan kerja atau melakukan
sesuatu secara bersamaan antara dua orang individu atau lebih. Kerja
sama bisa terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu dipaksakan, sukarela, dan
tidak disengaja.
4. Konflik Dalam sosiologi, konflik dianggap sebagai hal yang normal
yang ada dalam suatu interaksi sosial. Hal tersebut dapat terjadi akibat
adanya kepentingan pribadi atau perebutan suatu kendali atas sumber
daya yang langka.
5. Kompetisi Kompetisi juga wajar dalam aktivitas interaksi sosial.
Kompetisi memicu terjadinya interaksi sosial satu sama lain dalam suatu
kelompok, yakni antar-individu, ataupun antarkelompok.
32. 32
4 Hirarkhi Kebutuhan Manusia Dan Kaitannya Dengan Memunculan Budaya
Tidak satupun pemikiran lahir dari ruang kosong, tanpa adanya sentuhan dengan
lingkungan sekitar. Begitu juga yang dialami oleh Maslow. Pemikirannya tentang
manusia sangat dipengaruhi oleh kehidupannya saat itu. Maslow lahir pada 1 April 1908
M. Pada masa kanak-kanak, ia menjadi satu-satunya anak laki-laki Yahudi yang hidup
di perkampungan non-Yahudi di Brooklyn, New York. Ia lalu tumbuh besar di sana,
dengan situasi yang sempit sehingga menjadikan pergaulannya pun cukup sulit. Maslow
merupakan anak tertua dari tujuh bersaudara dalam keluarga yang kurang harmonis.
Alhasil, ia menjadi anak yang sangat tidak bahagia. Ia mengungkapkan perasaan
tersebut dalam sebuah kalimat: Dulu saya terpencil dan tidak bahagia. Saya tumbuh di
ruang-ruang perpustakaan di antara buku-buku yang hampir tanpa teman.Namun
demikian, tidak seluruh tahun-tahun awal kehidupannya dihabiskan untuk menyendiri
dan belajar. Ia juga berpengalaman dalam dunia praktis. Bahkan sebagian dari
pengalaman inilah yang akhirnya menjadi sumber saran-saran praktis Maslow sesudah
ia tumbuh matang. Pada usia dini, Maslow sudah mulai bekerja. Pada mulanya ia
menjadi pengantar koran. Bahkan, liburan panasnya ia manfaatkan untuk bekerja pada
perusahaan milik keluarga. Di usia mudanya, tepatnya pada tahun 1928, ketika Maslow
berusia 20 tahun, ia menikah dengan perempuan yang masih saudara sepupunya
bernama Bertha. Perkawinan inilah yang seolah benar-benar membuka lembaran baru
kehidupan Maslow. Ia jauh lebih bahagia sehingga mempengaruhi perasaan dan cara
berpikir Maslow yang pada akhirnya berpengaruh juga terhadap konsep psikologinya.
Setelah menyelesaikan studinya di sekolah menengah, ia sempat tertarik pada bidang
hukum. Namun, ia memilih mengambil jurusan Psikologi di Universitas Wisconsin
dengan dua pertimbangan yaitu ketertarikannya pada masalah kemanusian, dan
ketidaksabarannya untuk segera mewujudkan sesuatu secara nyata. Ia banyak
mengagumi karya-karya filosof seperti, Whitehead, Henri Bergson, Thomas Jefferson,
Abraham Lincoln, Plato dan Spinoa. Di Wisiconsin, Maslow dibimbing oleh Prof.
Harry Harlow. Ia mempelajari primata dan menulis desertasinya tentang ciri-ciri seksual
serta sifat-sifat kuasa pada kera. Selain itu, ia bertemu juga dengan J.B. Watson dan
mempelajari Behavioris yang menekankan bahwa perilaku manusia bisa direncanakan
dan dilatih. Setelah itu, ia pergi ke Universitas Columbia untuk melanjutkan studi yang
33. 33
sama. Di sana ia bertemu dengan Alferd North yang merupakan teman Freud. Dari
sinilah ia banyak mempelajari psikologi Freud. Pada tahun 1937-1951, ia dan
keluarganya kembali ke New York dan menjadi professor psikologi di Brooklyn
College. Di sini ia bertemu dengan antropolog terkenal yaitu Ruth Bendict dan penemu
psikologi Gestalt, Max Whairthemer. Maslow sangat mengagumi kedua tokoh ini
sehingga akhirnya sangat mempengaruhi pemikirannya terutama tentang aktualisasi diri.
Pada perjalanan selanjutnya, pemahaman terhadap psikologi Freud dan Gestalt,
membuat antusias Maslow terhadap Behaviorisme mulai berkurang. Terlebih saat
kehadiran anak pertamanya yang sangat ia cintai. Perasaan ini mulai membuatnya
menyangkal pemikiran psikologi Behaviorisme yang menganggap manusia bisa
dibentuk menjadi apapun melalui latihan. Atau dengan kata lain, manusia seperti robot
yang bisa diprogram menjadi apapun. Manusia hanya korban pasif dari dorongan tidak
sadar atau pengaruh lingkungannya. Aliran psikologi yang lain juga tidak menyentuh
hal-hal spiritual yang justru menjadi fenomena yang tidak terpisahkan dari manusia.
Bagi Maslow, pemikiran semacam ini tidak memadai. Sebab, tidak menyertakan nilai-
nilai luhur yang dimiliki oleh manusia. Peristwa kelahiran anak pertama, membuatnya
tertarik untuk mempelajari sifat-sifat manusia yang lebih mulia dan luhur. Sehingga
muncullah kritik terhadap dua aliran psikologi sebelumnya yaitu Freud dan
Biehaviorisme. Dengan Psikologi humanistiknya, Maslow berusaha membawa
psikologi dengan fokus pada potensi manusia secara utuh. Maslow percaya bahwa
manusia adalah makhluk yang terintegrasi secara penuh. Ia mempunyai potensi untuk
mencapai tingkat yang paling tinggi sehingga disinilah posisi transendensinya. Manusia
dapat berkembang mencari batas kreativitasnya menuju pencapaian tertinggi dari
kesadaran dan kebijaksanaan. Faktor lain yang mempengaruhi pemikiran Maslow
adalah kondisi pasca Perang Dunia II yang membuatnya begitu sangat prihatin. Maslow
berpikir, seandainya psikologi dapat mempelajari manusia secara menyeluruh maka
perang mungkin bisa dihindari. Inilah yang mendorongnya untuk menemukan sebuah
teori psikologi yang dapat bermanfaat dan mendamaikan dunia. Karenanya, pusat dari
pemikiran Maslow tentang manusia adalah bagaimana mereka dapat mencapai
aktualisasi diri yang menjadi indeks pencapaian manusia pada level tertinggi.
Singkatnya, pemikiran Maslow didasarkan pada pertimbangan rasio semata dengan
34. 34
mengacu pada data empirik atau fakta yang terjadi di lapangan. Dalam hal ini adalah,
pengalaman hidup Maslow dan terjadinya perang dunia II.
4.1 Teori Kebutuhan Manusia
Membaca pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan, tidak bisa lepas dari teori
motivasi yang menjadi landasannya. Ada tujuh belas konsep dasar yang digunakan
Maslow dalam memahami manusia secara menyeluruh di antaranya adalah: Pertama,
manusia adalah individu yang terintegrasi penuh. Kedua, karakteristik dorongan atau
kebutuhan yang muncul tidak bisa dilokasikan pada satu jenis kebutuhan tertentu.
Ketiga, kajian tentang motivasi harus menjadi bagian dari studi tentang puncak tujuan
manusia. Keempat, teori motivasi tidak dapat mengabaikan tentang kehidupan bawah
sadar. Kelima, keinginan yang mutlak dan fundamental manusia adalah tidak jauh dari
kehidupan sehari-harinya. Keenam, keinginan yang muncul dan disadari, seringkali
merupakan pencetus dari tujuan lain yang tersembunyi. Ketujuh, teori motivasi harus
mengasumsikan bahwa motivasi adalah konstan dan tidak pernah berakhir, dan masih
ada beberapa konsep dasar lainnya. Teori motivasi Maslow ini berguna untuk
memberikan argumen yang kuat dalam penggunaan struktur kebutuhan sebagai
penggerak motivasi manusia secara menyeluruh. Inilah yang menjadi ciri khas
pemikiran Maslow sebelum ada filsafat manusia sebelumnya. Yaitu tentang kebutuhan
manusia. Struktur teori Maslow yang menyeluruh dibangun atas landasan hierarki
kebutuhan yang lain. Maslow membagi hierarki kebutuhan dalam lima tingkat dasar
kebutuhan yaitu:
a. Kebutuhan fisik (physiological needs)
Kebutuhan fisik adalah yang paling mendasar dan paling mendominasi kebutuhan
manusia. kebutuhan ini lebih bersifat biologis seperti oksigen, makanan, air dan
sebagainya. Pemikiran Maslow akan kebutuhan fisik ini sangat dipengaruhi oleh kondisi
pasca Perang Dunia II. Saat itu, manusia berada dalam kondisi yang begitu memilukan.
Salah satunya adalah dilandanya kelaparan. Oleh karena itu, Maslow menganggap
kebutuhan fisik adalah yang utama melebihi apapun.
b. Kebutuhan akan rasa aman ( Safety needs)
Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, manusia akan cenderung mencari rasa
aman, bisa berupa kebutuhan akan perlindungan, kebebasan dari rasa takut, kekacauan
35. 35
dan sebagainya. Kebutuhan ini bertujuan untuk mengembangkan hidup manusia supaya
menjadi lebih baik.
c. Kebutuhan akan kepemilikan dan cinta (The belongingness and love Needs)
Setelah kebutuhan fisik dan rasa aman terpenuhi, manusia akan cenderung mencari
cinta orang lain supaya bisa dimengerti dan dipahami oleh orang lain. Jadi, Kebutuhan
akan cinta tidak sama dengan kebutuhan akan seks. Sebaliknya, Maslow menegaskan,
kebutuhan akan seks justru dikategorikan sebagai kebutuhan fisik. Kebutuhan akan
cinta ini menguatkan bahwa dalam hidup, manusia tidak bisa terlepas dari sesama.
d. Kebutuhan untuk dihargai (The esteem Needs),
Setelah ketiga kebutuhan di atas terpenuhi, maka sudah menjadi naluri manusia
untuk bisa dihargai oleh sesama bahkan masyarakat. Maslow mengklasifikasikan
kebutuhan ini menjadi dua bagian yaitu, Pertama lebih mengarah pada harga diri.
Kebutuhan ini dianggap kuat, mampu mencapai sesuatu yang memadai, memiliki
keahlian tertentu menghadapi dunia, bebas dan mandiri. Sedangkan kebutuhan yang
lainnya lebih pada sebuah penghargaan. Yaitu keinginan untuk memiliki reputasi dan
pretise tertentu (penghormatan atau penghargaan dari orang lain). Kebutuhan ini akan
memiliki dampak secara psikologis berupa rasa percaya diri, bernilai, kuat dan
sebagainya.
e. Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization).
Kebutuhan inilah yang menjadi puncak tertinggi pencapaian manusia setalah
kebutuhan-kebutuhan di atas terpenuhi. Pencapaian aktualisasi diri ini berdampak pada
kondisi psikologi yang meninggi pula seperti perubahan persepsi, dan motivasi untuk
selalu tumbuh dan berkembang. Dengan kelima hierarki kebutuhan itulah yang menjadi
struktur kunci Maslow dalam menjelaskan manusia. Konsep fundamental dari pendirian
teori Maslow adalah:Manusia dimotivasikan oleh sejumlah kebutuhan dasar yang
bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah, dan berasal dari sumber genetis atau
naluriah. Menurutnya, kebutuhan juga bersifat psikologis, bukan semata-mata fisiologis.
Sebab, kebutuhan inilah yang menjadi inti dari kodrat manusia. Sedangkan sesuatu itu
disebut sebagai kebutuhan dasar apabila memenuhi beberapa syarat berikut yaitu:
a. Bila tidak terpenuhi dapat menimbulkan penyakit,
b. Memenuhinya dapat mencegah timbulnya penyakit,
c. Pemulihannya dapat menyembuhkan penyakit,
36. 36
d. Dalam situasi-situasi tertentu yang sangat kompleks, orang bebas memilih
(seseorang yang sedang kekurangan, akan cenderung memilih kebutuhan
dibanding kepuasan lainnya),
e. Kebutuhan itu tidak aktif, lemah atau secara fungsional tidak terdapat pada
orang yang sehat.
5 Solidaritas Sosial Kota Dan Desa (Mekanis-Organis, Gemeinschaft-
Gesselschaft, Paguyuban-Patembayan)
5.1 Pengertian Solidaritas Sosial
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian kata solidaritas adalah, sifat
(perasaan) solider, sifat satu rasa (senasip), perasaan setia kawan yang pada suatu
kelompok anggota wajib memilikinya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti
kata sosial adalah berkenaan dengan masyarakat, perlu adanya komunikasi dalam usaha
menunjang pembangunan, suka memperhatikan kepentingan umum. Pembagian kerja
memiliki implikasi yang sangat besar terhadap struktur masyarakat. Durkheim sangat
tertarik dengan perubahan cara di mana solidaritas sosial terbentuk, dengan kata lain
perubahan cara-cara masyarakat bertahan dan bagaimana anggotanya melihat diri
mereka sebagai bagian yang utuh. Untuk menyimpulkan perbedaan ini, Durkheim
membagi dua tipe solidaritas mekanis dan organis.
5.2 Solidaritas Mekanis dan Organis
Masyarakat yang ditandai oleh solidaritas mekanis menjadi satu dan padu karena
seluruh orang adalah generalis. Ikatan dalam masyarakat ini terjadi karena mereka
terlibat aktivitas dan juga tipe pekerjaan yang sama dan memiliki tanggung jawab yang
sama. Sebaliknya, masyarakat yang ditandai oleh solidaritas organis bertahan bersama
justru karena adanya perbedaan yang ada didalamnya, dengan fakta bahwa semua orang
memilki pekerjaan dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Durkheim berpendapat
bahwa masyarakat primitif memiliki kesadaran kolektif yang lebih kuat yaitu
pemahaman norma dan kepercayaan bersama.
Peningkatan pembagian kerja menyebabkan menyusutnya kesadaran kolektif.
Kesadaran kolektif lebih terlihat dalam masyarakat yang ditopang oleh solidaritas
mekanik daripada masyarakat yang ditopang oleh solidaritas organik. Masyarakat
37. 37
modern lebih mungkin bertahan dengan pembagian kerja dan membutuhkan fungsi-
fungsi yang yang dimiliki orang lain daripada bertahan pada kesadaran kolektif. Oleh
karena itu meskipun masyarakat organik memiliki kesadaran kolektif, namun dia adalah
bentuk lemah yang tidak memungkinkan terjadinya perubahan individual. Masyarakat
yang dibentuk oleh solidaritas mekanik, kesadaran kolektif melingkupi seluruh
masyarakat dan seluruh anggotanya, dia sangat diyakini, sangat mendarah daging, dan
isinya sangat bersifat religious. Sementara dalam masyarakat yang memiliki solidaritas
organik, kesadaran kolektif dibatasi pada sebagian kelompok, tidak dirasakan terlalu
mengikat, kurang mendarah daging, dan isinya hanya kepentingan individu yang lebih
tinggi dari pedoman moral. Masyarakat yang menganut solidaritas mekanik, yang
diutamakan adalah perilaku dan sikap. Perbedaan tidak dibenarkan. Menurut Durkheim,
seluruh anggota masyarakat diikat oleh kesadaran kolektif, hati nurani kolektif yaitu
suatu kesadaran bersama yang mencakup keseluruhan kepercayaan dan perasaan
kelompok, dan bersifat ekstrim serta memaksa. Solidaritas organik merupakan bentuk
solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks, yaitu masyarakat yang mengenal
pembagian kerja yang rinci dan dipersatukan oleh saling ketergantungan antar bagian.
Setiap anggota menjalankan peran yang berbeda, dan saling ketergantungan seperti pada
hubungan antara organisme biologis. Bisa dikatakan bahwa pada solidaritas organik ini
menyebabkan masyarakat yang ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya,
karena adanya saling ketergantungan ini maka ketidakhadiran pemegang peran tertentu
akan mengakibatkan gangguan pada sistem kerja dan kelangsungan hidup masyarakat.
Keadaan masyarakat dengan solidaritas organik ini, ikatan utama yang mempersatukan
masyarakat bukan lagi kesadaran kolektif melainkan kesepakatan yang terjalin diantara
berbagai kelompok profesi.
5.3 Gemeinschaft dan Gesselschaft
Istilah gemeinschaft dan gesellschaft sejatinya merupakan salah satu bentuk
kelompok sosial yang ada di masyarakat yang ditinjau dari longgarnya ikatan. Pencipta
konsep dalam istilah ini ialah Ferdinand Tonnies sebagai salah satu teori sosiologi dan
tokohnya yang termashur. Oleh sebab itulah untuk mengulasnya lebih dalam artikel ini
membagikan terkait pengertian beserta contoh gemeinschaft dan gesellschaft.
38. 38
Ferdinand Tonnies adalah pencipta konsep gemeinschaft dan gesellschaft yang
dikembangkan dalam arti kelompok sosial dengan ditinjau berdasarkan tingkat
kelonggaran ikatan yang dimiliki oleh setiap individu yang menjadi anggota di
dalamnya.
a. Pengertian Gemeinschaft
Gemeinschaft adalah ciri kelompok sosial yang anggotanya memiliki ikatan yang
erat, murni, kuat, alami. Biasanya dasar hubungan yang dimiliki kelompok ini adalah
rasa persatuan, rasa cinta, rasa solidaritas yang diperkuat dengan hubungan emosional
dan interaksi antar anggotanya. Kelompok Gemeinschaft bisa disebut juga dengan
paguyuban dan dapat dibedakan menjadi 3 kategori yakni;
1. Ikatan darah (Gemeinschaft of blood)
2. Kedekatan tempat (Gemeinschaft by place)
3. Kesamaan keahlian, cara berpikir, dan sejenisnya (Gemeinschaft of mind)
b. Pengertian Gesellschaft
Gesellschaft bisa dikatakan lawan dari Gemeinschaft, dimana anggotanya memiliki
ikatan yang didasarkan atas adanya kerjasama dalam hal tertentu. Kerjasama tersebut
biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing individu. Ikatan yang
tergolong sebagai miliki gesellschaft cenderung bersifat lemah, tidak berlangsung lama,
terdapat pembagian kerja, dan memiliki solidaritas yang rendah.
c. Contoh Gemeinschaft dan Gesellschaft
Contoh kelompok sosial dari gemeinschaft dan gesellschaft. Antara lain;
1. Contoh Gemeinschaft
Kelompok Gemeinschaft yang kesemuanya dibedakan menjadi 3 kategori yakni;
1. Berdasarkan ikatan darah (Gemeinschaft of blood) yang bisa dicontohkan
dengan ikatan keluarga
2. Berdasarkan kedekatan tempat (Gemeinschaft by place) yang bisa dicontohkan
seperti kelompok RT/RW yang ada di suatu masyarakat, kelompok ibu-ibu PKK
Desa, dan lain sebagainya
39. 39
3. Berdasarkan kesamaan keahlian, cara berpikir dan sejenisnya (Gemeinschaft of
mind) yang dapat dicontohkan seperti adanya kelompok ikatan pelajar sosiologi
dan bidang keilmuan lainnya
2. Contoh Gesellschaft
Sedangkan, gesellschaft bisa dikatakan lawan dari Gemeinschaft yang dapat
dicontohkan dengan adanya IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dimana dari IDI yang
keanggotannya sangat banyak namun ikatan yang dimiliki hanya sebatas pada ikatan
profesi dan tidak memiliki solidaritas yang kuat antar satu dengan yang lainnya.
5.4 Perbedaan Paguyuban Dan Patembayan
a. Paguyuban (Gemeinschaft)
Paguyuban (gemeinschaft) diartikan sebagai kelompok atau asosiasi, sedangkan
patembayan (gesellschaft) diartikan sebagaimasyarakat atau masyarakat modern.
Gemeinschaft merupakan situasi yang berorientasi nilai, aspiratif dan kadang sebagai
kebiasaan yang mendominasi kekuatan sosial. Jadi dapat dikatakan bahwa gemeinschaft
secara tidak langsung memiliki hubungan atau relasi yang didasarkan atas kemuan
individu tersebut. Gemeinschaft lebih didominasi atas dasar kekeluargaan dan hubungan
kerabat yang dekat.
Adapun menurut Soekanto, ia menjelaskan bahwa paguyuban adalah suatu bentuk
kehidupan dimana anggotanya memiliki hubungan yang erat satu sama lain. Hal
tersebut dikarenakan anggota- anggota yang diikat oleh ikatan hubungan batin yang
murni dan bersifat alamiah, hubungan ini memeiliki dasar rasa cinta dan rasa kesatuan
batin yang memang telah dikodratkan. Paguyuban dapat dilihat dengan nyata di dalam
suatu keluarga, kelompok kerabat, rukun tetangga dan lain sebagainya. Paguyuban
memiliki beberapa ciri menurut Tonnies yaitu:
1. Intimate, yaitu hubungan menyeluruh yang mesra dan kekal.
2. Private, yaitu hubungan yang bersifat pribadi, dan hanya khusus untuk beberapa
orang saja.
3. Exclusive, yaitu hubungan tersebut hanyalah untuk kita atau ditujupada orang-
orang tertentu saja.
Paguyuban merupakan suatu kehidupan yang anggota-anggotanya diikat oleh hubungan
batin yang erat. Oleh karena itu paguyuban biasanya terjadi dikeluarga, kelompok
40. 40
maupun rukun tetangga yang memiliki hubungan kekeluargaan yang erat antara satu
sama lainnya.
b. Patembayan (Gesellschaft)
Patembayan atau gesellschaft merupakan suatu yang berkembang, memiliki prilaku
yang rasional dalam kesehariannya, hubungan individu cenderung bersifat rendah,
lemah dan dangkal dan kadang antar individu pun tak saling mengenal. Patembayan
cenderung bersifat dalam jangka waktu yang pendek, patembayan bersifat sebagai suatu
bentuk dalam pikiran belaka (imaginary) dan struktur yang bersifat mekanis.
Patembayan umumnya terjadi karena adanya kepentingan timbal balik seperti ikatan
antara pedagang, organsasi dalam suatu pabrik atau industri dan lain sebagainya. Secara
sederhananya bahwa patembayan merupakan suatu kelompok yang ada karena adanya
kepentingan dari masing-masing individu. Selain itu patembayan juga dapat berupa
perjanjian dari individu yang menyebabkan adanya timbal balik antara satu sama
lainnya. Selain penjelasan tersebut Tonnies juga menjelaskan dua istilah dalam
kehidupan dengan dua bentuk kemauan asasi manusia yaitu wesenwille dan kurwille.
Adapun penjelasan mengenai kedua hal tersebut menurut Tonnies adalah sebagai
berikut. Wesenwille adalah suatu bentuk atas dasar kemauan yang dikodratkan yang
timbul dari keseluruhan kehidupan alami. Dalam wesenwille perasaan dan akal
merupakan kesatuan yang terikat pada kesatuan hidup yang alamiah. Sedangkan
kurwille merupakan kemauan yang didasari oleh cara berpikir yang didasarkan pada
akal kurwille ditunjukkan pada tujuan-tujuan tertentu dan bersifat rasional. Wesenwille
selalu menimbulkan paguyuban, sedangkan sebaliknya bahwa kurwille selalu
menimbulkan patembayan. Dalam paguyuban terdapat suatu kemauan bersama dan
adanya kaidah-kaidah yang timbul dengan sendirinya dari kelompok tersebut, jika
adanya pertentangan antara kelompok paguyuban maka pertentangan tersebut tidak
dapat diatasi dalam satu hal saja. Hal tersebut dikarenakan adanya hubungan yang
menyeluruh antar anggotanya. Beda dengan patembayan dimana hubungan yang
bersifat untuk semua orang, batas antara “kami” dan bukan “kami”.
41. 41
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2018, Juli 05). Ilmu Sosial Budaya Dasar : Pengertian, Ruang Lingkup dan
Tujuannya Lengkap. Retrieved Mei 26, 2021, from Ilmu Budaya.com:
https://www.ilmubudaya.com/2018/07/ilmu-sosial-budaya-dasar.html?m=1
andreaspramusinta. (2013, Januari 1). Definisi Kebudayaan Menurut Beberapa Ahli.
Retrieved Mei 29, 2021, from coretanandrea: https://coretanandrea-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/coretanandrea.wordpress.com/2013/11/03/definisi-
kebudayaan-menurut-beberapa-
ahli/amp/?amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D%
3D#aoh=16222025967861&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&a
Azzulfa, M. I. (2021, Februari 11). Jenis-jenis Interaksi Sosial & Teorinya Menurut
Para Ahli Sosiologi. Retrieved Mei 29, 2021, from Sosial Budaya:
https://tirto.id/jenis-jenis-interaksi-sosial-teorinya-menurut-para-ahli-sosiologi-
f8SZ
DosenSosiologi.com. (2020, Februari 9). Pengertian Gemeinschaft dan Gesselschaft
Serta Contohnya. Retrieved Mei 30, 2021, from DosenSosiologi.com:
https://dosensosiologi.com/gemeinschaft-dan-gesellschaft/
Life, C. Y. (2020, Desember 1). Tujuan Mempelajari Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar.
Retrieved Mei 28, 2021, from Create Your Life:
http://fachryys.blogspot.com/2014/12/tujuan-mempelajari-ilmu-sosial-
dan.html?m=1
M. CHAIRUL BASRUN UMANAILO, S. (2015). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Iqra
Buru: FAM PUBLISHING.
Rochmawati, A. (2021, Januari 1). Konsep Ilmu Sosial Budaya Dara. Retrieved Mei 27,
2021, from SCRIBD: https://www.scribd.com/doc/76548936/Konsep-Ilmu-
Sosial-Budaya-Dasar
SILVIA TABAH HATI, M. (2021). Sosial Budaya. PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA,
14-17.
Siti Muazaroh, S. (2019). Kebutuhan Manusia. Kebutuhan Manusia Dalam Pemikiran
Abraham Maslow (Tinjauan Maqasid Syariah), 22-29.
UMANAILO, M. B. (2014). Ilu Sosial Budaya Dasar. Iqra Buru: FAM PUBLISHING.
Yuliana, A. (2018). Teori Abraham Maslow . Teori Abraham Maslow Dalam Analisa
Kebutuhan Pemustaka, 350-353.